ANTROPOLOGI DAN PSIKIATRI
OLEH Dr. VITA CAMELLIA, SpKJ
DEPARTEMEN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA/ RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN
Vita Camellia : Antropologi Dan Psikiatri
ANTROPOLOGI DAN PSIKIATRI Dr. Vita Camellia,SpKJ Staff Pengajar Departemen Psikiatri FK USU
I.
PENDAHULUAN Antropologi dan Psikiatri, keduanya mempermasalahan perilaku
manusia.
Pelajaran
antropologi,
diantarnya
mengenai
asal
dan
penyebaran dari manusia dan menyelidiki fisik manusia, lingkungan dan hubungan sosial dan kultur mereka1 Dimana kultur didefenisikan sebagai ekspresi eksternal kehidupan mental individu yang diwakili oleh cara, kebiasaan, keterampilan, bahasa, interaksi orangtua, anak, kepercayaan dan kehidupan sosial.1,2 Kultur-kultur
menunjukkan
variasi
yang
berbeda
tentang
definisi
kesehatan, penyakit, tentang keyakinan dalam mebesarkan anak, peran wanita dan pria, pertukaran benda-benda dan hampir setiap aspek kehidupan lainnya.1 Antropologi dan psikiatri telah terkait menurut sejarah sejak akhir abad 19. Ketika W.H.R. River, seorang psikiater yang bergabung dengan beberapa dokter lainnya pada ekspedisi ke Selat Torres. Etnografis dan keahlian klinis dari River tidak hanya pada studi lintas kulturalnya pada penyembuhan yang bersifat keagamaan dan pada rasa sakit tapi juga dalam bentuk psikoterapi dimana pada akhirnya dia mengembangkan pengobatan untuk tentara yang mengalami gangguan saraf karena pertempuran selama Perang Dunia I.3 Tulisan ini akan membahas sejarah dan teori psikoanalitik, unsur universal dan perbedaan dalam pertumbuhan psikososial dan psikiatri kultural.
SEJARAH Pada awal tahun 1930-an Margaret Mead, Edward Sapir dan Ruth Benedict tertarik pada hubungan antara kebudayaan dan kepribadian,
Vita Camellia : Antropologi Dan Psikiatri
mengajukan berbagai pertanyaan dan menguji hipotesa dengan data dari sejumlah masyarakat.4,5 Dari tahun 1936 hingga 1940, Psikiater Abraham Kardiner dalam kerjasama dengan sekelompok ahli antropologi termasuk Cora Du Bois, Ralph Linton Edward Sapir dan Ruth Benedict mengajukan suatu seminar mengenai kebudayaan dan kepribadian.4 Edward Sapir (1938) dalam tulisannya mengenai masalah pertama psikiatri, dia mempertimbangkan bahwa antropologi memerlukan psikiatri untuk memahami intrakultural, perbedaan keyakinan dan perilaku yang dihasilkan dari perbedaan antara individu, yang pasti akan ditemui pada kepribadian yang berberda.5
TEORI PSIKOANALITIK Dimulai oleh Sigmund Freud, ahli psikoanalisa telah menerapkan pandangannya terhadap data kultural. Di tahun 1913 dalam Totem and Taboo, Freud menggambarkan manusia pertama sebagai kelompok bersaudara yang membunuh dan menghabisi ayah kandung mereka yang kejam. Tindakan kriminal tersebut yang disebut makanan Totem, menyebabkan kelompok bersaudara tersebut merasa bersalah. Sebagai akibatnya mereka membuat peraturan sehingga tindakan yang mirip tidak pernah terjadi lagi, aturan tersebut adalah awal dari organisasi sosial.1 Erik Erickson terkenal atas biografi psikokulturalnya tentang Mohandas Gandhi dan Martin Luther dan untuk bukunya Childhood and Society (1950), dimana ia berusaha mengintegrasikan perkembangan psikoseksual individu dengan pengaruh kultural. George Devereux mempelajari American Plains Indian dan memberikan pandangannya tentang masalah yang timbul dalam menghadapi pasien dari latar belakang etnik yang berbeda. Di Tahun 1930-an dan 1940-an. Abraham Kardiner menyatakan bahwa masing-masing kultur disertai dengan struktur kepribadian yang umum (atau sekurang-kurangnya terbagi secara luas). Ruth Benedict dalam Pattern’s of Culture, tipe kepribadian dapat mencerminkan suatu konfigurasi kultur karena orang dapat ditundukkan
Vita Camellia : Antropologi Dan Psikiatri
dan mereka menerima suatu pola perilaku yang diharapkan oleh masyarakat.1 Bronislow Malinowski dan Margaret Mead adalah salah satu ahli antropologi yang meneliti konsep psikoanalisis bahwa kepribadian dewasa dan fungsi mental adalah sangat ditentukan selama masa anak-anak. Malinowski meneliti seksualitas masa anak-anak dan dewasa di penduduk Trobriand dan menyatakan bahwa ia tidak menemukan bukti kompleks oedipus, yang pada saat itu dipercayai sebagai universal. Margaret Mead meneliti perilaku jenis kelamin dan peranan seks. Mead percaya kompleks oedipus merupakan konsep yang berguna dalam arti luas dimana semua orang dewasa dalam masyarakat terlibat dalam sikap seksual anak-anak yang sedang tumbuh. Khususnya terhadap orangtua dengan jenis kelamin yang berlawanan.1
UNSUR
UNIVERSAL DAN PERBEDAAN DALAM PERTUMBUHAN
PSIKOSEKSUAL Pengaruh dari pengalaman kehidupan awal pada kesehatan mental dewasa dan penjelasan untuk perilaku yang menyimpang dan maladaptif masih merupakan masalah yang kontroversial. Dokter dan ahli teori psikiatrik psikodinamik mempercayai data sejarah mengenai pengalaman yang merugikan untuk menjelaskan perilaku selanjutnya, tapi penelitian terakhir menunjukkan bahwa beberapa pengalaman adalah irreversibel.1 Dalil
Freud,
terdapat
urutan
universal
dari
perkembangan
emosional. Diluar beberapa elemen yang sangat umum (keberadaan dari seksual infantil, pembentukan perlekatan terhadap pengaruh utama khususnya ibu, keberadaan dari konflik dan kecemburuan pada keluarga dijumpai dimana-mana) urutan universal yang diduga kebanyakan orang ini, tidak pernah mendukung secara empiris pada penelitian lintas kultural dari perkembangan psikologi pelaku manusia.1 Diantara unsur universal lintas kultural yang tidak dapat dipungkiri dari perkembangan psikososial adalah berhubungan dengan peristiwa
Vita Camellia : Antropologi Dan Psikiatri
maturasi syaraf dan neuroendokrin yang melatarbelakanginya. Berikut ini dilambangkan oleh.1 -
Senyum sosial selama 4 bulan pertama awal kehidupan setara dengan maturasi ganglia basalis dan sirkuit kortikal motorik.
-
Timbulnya perlekatan yang kuat seperti juga perpisahan dan pengenalan orang asing setara dengan maturasi serat utama traktus sistim limbik.
-
Timbulnya bahasa selama tahun kedua dan seterusnya setara dengan maturasi dari proyeksi talamus ke korteks pendengaran diantara sirkuit-sirkuit lainnya.
-
Timbulnya keadaan dari jenis kelamin yang berbeda dalam agresif dari anak peremuan, satu akibat dalam bagian androgenisasi prenatal dari hipotalamus.
-
Munculnya motivasi seksual dewasa dan penggunaannya pada masa dewasa setara dengan maturasi berikutnya dari aksis hypothalamic-pituitary-gonadal pada masa pubertas.
Sebagai pengaruh dari pengalaman selama awal kehidupan pada perkembangan psikologis, penelitian terakhir telah menunjukkan fakta yang berbeda. Pada penelitian (kembar, adopsi dan keluarga) mengenai perbedaan kepribadian seperti juga kemampuan mental dapat dibagi secara statistik diantara bermacam-macam sumber. Hasilnya mencatat adanya sejumlah besar perbedaan dari pengaruh lingkungan (secara kasar separuh dari jumlah penelitian) dan pengaruh hubungan keluarga terhadap kepribadian dan kemampuan mental terlihat minimal.1
PSIKIATRI KULTURAL Faktor kultural memegang peranan dalam menentukan pola pikiran, modulasi dan ekspresi emosi dan cara komunikasi dan perilaku dalam kesehatan dan penyakit mental individual. Pengenalan dari hubungan faktor kultural dalam penilaian psikiatrik, diagnosis dan penatalaksanaan membawa kepada munculnya subspesialis yang disebut psikiatri kultural.2
Vita Camellia : Antropologi Dan Psikiatri
Penilaian Pasien dari Pandangan Lintas Kultural. Pada Penilaian lintas kultural, penuntun umum diterapkan untuk memperoleh sejarah munculnya penyakit, ringkasan gejala, evaluasi fisik dan laboratorium. Hal-hal yang memerlukan pertimbangan khusus selama penilaian: suku, ras, asal negara, bahasa akulturasi, jenis kelamin, usia, sejarah migrasi, keyakinan agama dan spiritual, kelas sosial-ekonomi dan pendidikan.2,3,6 Pengaruh Kultur terhadap Pasien dan Dokter Sebagai bagian dari kultur, seluruh masyarakat mempunyai sistem kedokteran yang membantu masyarakat dalam urusan pengalaman yang universal dari penyakit (disease) dan kematian. Sistem ini juga mengandung teori penjelasan penyebab penyakit (illness) cara
mendiagnosis
dan
penatalaksanaannya.
seperti juga
Beberapa
sistem
kedokteran ini dikaitkan sangat erat dengan sistem kultur dari agama, keyakinan, dan beberapanya, seperti di Amerika Serikat tidak terkait.6 Keberadaan kedokteran sebagai bagian dari kultur yang lebih luas begitu dipengaruhi oleh penilaian dan keyakinan dari keadaan sosial. Defenisi penyakit (disease) dan apa yang akan dilakukan mengenai hal itu adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh kultur.6 Definisi pasien dan dokter dari kesehatan mental dan penyakit (disease) memiliki pengaruh yang sangat besar pada setiap stadium dari penyakit pasien (Patient’s illness). Interaksi yang tergabung dari difenisi ini akan menentukan motivasi pasien untuk mencari perawatan, kebutuhan dengan yang mereka cari itu, jenis dari pandangan penyedia perawatan, kebutuhan dengan yang mereka cari itu, jenis dari pandangan penyedia perawatan, sifat dari diagnosis dan perawatan yang ditawarkan, perluasan pada pilihan pasien untuk bergabung pada penatalaksanaan dan akhirnya kemanjuran dari proses penyembuhan (Healing Process).2 Pemisahan antara disease dan illnes yang sering terdapat pada literatur antropologi kedokteran adalah sangat membantu dan dalam memperjelas proses ini dimasa akan datang. Disease mengacu kepada pemahaman dari profesional dari proses yang merupakan patofisiologis
Vita Camellia : Antropologi Dan Psikiatri
dari tanda dan gejala sementara illness mengacu kepada pengenalan pasien dan keluarga, penamaan dan pengalaman dari proses ini sebagai abnormal atau sebagai hal biasa dari kesehatan.3,6. Penilaian dan penatalaksanaan psikiatrik yang kompeten dan peka memerlukan pertimbangan dan eksplorasi dari sosial dan kultural asal pasien. Ketepatan diagnosis adalah pada saat mencanangkan formulasi rencana penatalaksanaan yang paling sesuai dan keterikatan pada pasien yang sukses dalam hubungan terapetik.3 Kleinman dkk pada tahun 1978 memperluas pemahaman pengaruh kultur pada catatan antara dokter dan pasien dengan Explanatory model ( model penjelasan) dimana pasien membawa pengaruh timbal balik.6 Konsep ini dikembangkan untuk menunjukkan bentuk pengalaman, ide dan harapan atas satu penyakit.2,3 Pengalaman penyakit adalah hampir selalu dibentuk oleh sekitar satu model informasi yang bersifat kultural dari apa dasar kehidupan keluarga atau pasien sendiri dan bagaimana penyakit akan berkembang dari masalah-masalah ditempat itu terhadap individu dan secara kelompok.3 Pemahaman pasien dari penyebab penyakit adalah juga dibentuk besarnya pemahaman dari kelompokk kultur pasien.2 Model penjelasan dari penyakit mengijinkan seseorang untuk mengerti penyakitnya dan menyatukan hal itu kedalam kehidupan mereka dengan penuh pengertian.3 Model ini juga adalah sering bersifat kultural,khususnya sebagai contoh pada penyakit kultur yang khusus adalah dikaitkan pada kedatangan roh jahat atau satu episode nervious dikaitkan pada stress yang disebabkan oleh keadaan hidup yang sulit-tapi mereka juga membagi tema sentral. Tema-tema ini termasuk ide tentang sifat dasar masalah (seperti yang bersifat kedokteran, moral atau agama) dan bagaimana mempengaruhi tubuh dan pengertian diri (Contoh bagaimana seriusnya masalah, yang mana bagian tubuh terlibat).3 Tugas dari perolehan model penjelasan pasien untuk penyakit pasien adalah bagian penting dari beberapa wawancara terutama pentingnya keadaan lintas kultural. Penempatan gejala pasien kedalam
Vita Camellia : Antropologi Dan Psikiatri
keadaan sosial dan latar belakang kultural dan keyakinan pasien adalah bukan masalah ekspresi sederhana yang sesuai dengan keingintahuan, pengambilan
pandangan
holistik
terhadap
pasien
atau
praktek
berhubungan dengan pasien. Ini juga masalah pada diagnosis lengkap, tidak adanya pendekatan ini dapat membawa kesalahpahaman atau kebingungan tentang kondisi pasien dengan akibat serius yang sering.2 Ketaatan pada rencana penatalaksanaan juga dipengaruhi oleh perbedaan sistem keyakinan kultural terhadap ilmu kedokteran dan penyakit mental (mental illness) dan oleh harapan tentang perilaku para klinisi yang seharusnya tampak. Sikap terhadap psikiatri dan penyakit mental pada khususnya dibebani masalah-masalah karena pasien dan anggota keluarga dari seluruh kultur begitu juga Amerika Serikat. Orangorang takut dinamai sebagai ”gila” atau sebagai ” kasus mental”. Lebih jauh lagi banyak kultur tidak membedakan penyakit kedalam kategori psikiatrik atau non psikiatrik, dan pasien tidak dapat memahami kehadiran dari dokter yang berbeda yang memiliki fungsi untuk mengevaluasi dan mengobati kondisi yang terkait stress.2 Di luar kepatuhan dengan dokter adalah sering dihadapi dalam menangani pasien dari kultur non-western. Aspek yang dangkal dan ketakutan dapat menyamarkan ketidakpercayaan yang dipertahankan kuat dari proses medis. Pasien seharusnya didorong untuk menyuarakan model penjelasan mereka sendiri dari penyakit mereka.2 Isi pokok utama dari model penjelasan diringkas pada tabel 1. dibawah ini.3 Tabel 1.Pengertian dan perhatian mengenai keadaan penyakit (Illness) yang ditekankan oleh Model Penjelasan Apakah masalah ini? Bagaimana hal itu mempengaruhi tubuh? Apa yang dapat diharapkan terjadi selanjutnya? Apa yang menjadi outcome jangka panjang? Apa yang paling menakutkan dengan kondisi ini? Pengobatan apakah yang paling sesuai? Apakah yang paling menakutkan mengenai pengobatan? Dikutip dari Becker AE. Kleinman A. “ Anthropology and Psychiatry “ In Sadock BJ. Sadock VA eds. th Kaplan & Sadock’s Comprehensive Text Book of psychiatry. 7 Edition. Volume I. USA. Lippincott William & Wilkins. 2000
Vita Camellia : Antropologi Dan Psikiatri
Saat model ini telah dijelaskan, ketajaman dokter kemudian membandingkan dengan milik pasien, untuk mendeteksi masalah dari pencegahan komunikasi yang salah pada pengobatan, pencarian pertolongan yang tidak sesuai, tidak patuh pada penatalaksanaan dan frustrasi dokter dan pasien.2
Kultur dari Kedokteran Barat (Western) Dasar dari perhatian lintas kultural pada kedokteran menduga bahwa para dokter berusaha untuk memahami perbedaan antara dua perbedaan sistem kultural. Secara tradisional ini membawa kepada perhatian latarbelakang etnis pasien dengan anggapan bahwa uji coba ilmiah dari dokter pada kedokteran bagaimanapun juga mengatasi bias kultur melalui pandangan terhadap illness, disease, dan perilaku manusia. Tapi dugaan ini diabaikan oleh penilaian, pandangan, anggapan para dokter sendiri. Model penjelasan dari penyakit dan peran serta hak dari pasien dan para penyembuh (headers) adalah aspek penting dari banyak masyarakat dan menggambarkan keyakinan kultural yang dipegang dengan kuat.2 Kedokteran barat telah menjadi bentuk yang kuat dari dasar biomedisin. Lebih dari 150 tahun telah menunjukkan sukses yang dramatis dari model biologik dari penyakit (disease), termasuk penemuan mikroskop, teori jamur dan pengobatannya, neuroleptik, antidepresi dan penemuan DNA sebagai molekular unik kehidupan. Model penyakit (illness) dari barat cenderung meletakkan pada penjelasan fisik.2 Seperti depresi disebabkan ketidakseimbangan neurotramsniter dalam sistem saraf puasat. Faktor biologik terlihat sebagai sangat penting daripada psikologikal dan pertimbangan sosial.2,3 Peran dokter dalam hubungan dokter-pasien telah berubah pada pertengahan abad ke dua puluh, dari figur ahli yang memberi perintah kepada pasien menjadi rekan yang sangat terlatih dan rekan informasi yang akan mendidik dan membimbing pasien dalam membuat keputusan yang rasional.2
Vita Camellia : Antropologi Dan Psikiatri
Kritik dari perhatian biomedisin atas peran kecil yang diberikan terhadap masalah psikologis, sosial dan spiritual dalam pemahaman sehat dan penyakit (illnes). Kekhususan pada penelitian dan percobaan ilmu kedokteran membawa perhatian lebih pada organ dari pada keseluruhan pasien, peran pasien pada keadaan sosial-keluarga, tempat kerja dan masyarakat adalah diabaikan.2
Kultur dan Diagnosis Psikiatrik Pada Diagnostical Statistical Manual Of Mental Disorder, fourth edition (DSM IV) berisi petunjuk penilaian pengaruih kultural termasuk identias kultural pasien berdasarkan atas sejarah migrasi dan identitas suku. Ini memasukkan model penjelasan pasien untuk penyakitnya dan norma kultural dari perilaku mencari pertolongan.2 Faktor-faktor kultural berhubungan dengan perkembangan pasien, seperti juga stressor psikososial dan dukungan yang digunakan untuk menggolongkan tingkat fungsi pasien.2,3 Diagnosis psikiatrik seharusnya terlihat dalam istilah barat dan kategori diagnosis dari kultur milik pasien dengan eksplorasi dari bagaimana etnis pasien dapat mempengaruhi diagnosis dan rencana penatalaksanaan. Dalam usaha untuk menilai pengaruh yang kuat dari kultur pasien atas
penyakit
psikiatrik
dan
penatalaksanaannya,
DSM
IV
menyumbangkan lampiran garis pedoman dokter untuk membuat perumusan kultural
3,5,6
untuk menyertai penilaian diagnostik atau aksis
yang melengkapi evaluasi klinis6 dan lampiran juga berisi sindromasindroma terkait kultur.5
Pertimbangan Kultural dalam Penatalaksanaan Psikiatrik Setelah penilaian dan pembentukan keluhan penyakit pasien sesuai untuk keadaan individu, sosial dan kultural, satu eksplorasi informasi secara kultur dari harapan pasien berkenaan penatalaksanaan akan mengenalkan modalitas penatalaksanaan yang sesuai.3 Jika ada
Vita Camellia : Antropologi Dan Psikiatri
indikasi, psikoterapi akan sesuai untuk menyatukan individu dan agenda kultural pada pasien.3 Manajemen pengobatan pada penyakit mental tergantung keadaan biologik suku tertentu. Ditemui bukti bahwa farmakokinetik dari beberapa jenis pengobatan psikotropik bervariasi diantara kelompok suku yang berbeda, sebagai tambahan volume distribusi, respon reseptor otak yang berbeda dan pemaparan terhadap faktor lngkungan (seperti pengobatan herbal) yang mempengaruhi metabolisme obat yang dapat juga menyumbangkan pada perbedaan inter-etnik dalam merespon terhadap pengobatan psikotropik.3
KESIMPULAN 1.
Pelajaran antropologi diantaranya mengenai asal dan penyebaran manusia dan menyelidiki fisik, lingkungan dan hubungan sosial dan kultur manusia.
2.
Antropologi dan psikiatri, keduanya mempermasalahkan perilaku manusia.
3.
Pada taun 1930-an, dimulai oleh Margaret Mead, Edward Sapir dan Ruth Benedict, yang tertarik pada hubungan antara kebudayaan dan kepribadian.
4.
Teori psikoanalitik mengenai kepribadian dan kebudayaan dimulai oleh Freud kemudian Erik Erickson, George Devereux, Abraham Kardiner, Ruth Benedict Mallinowski, Margaret Mead.
5.
Unsur universal lintas kultural yang tidak dapat dipungkiri dari perkembangan psikososial adalah berhubungan dengan peristiwa maturasi saraf dan neuroendokrin yang melatarbelakanginya.
6.
Psikiatri kultural adalah pengenalan dari hubungan faktor kultural dalam penilaian, diagnosis dan penatalaksanaan psikiatrik.
Vita Camellia : Antropologi Dan Psikiatri
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kaplan H I, and Sadock BJ, Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/ Clinical Psychiatry. 8th Edition, USA: Lippincott William & Wilkins, 1998: 168-71.
2.
Elkin GD. Lee E. Sorrel A, et al. “ Cross-Cultural Issues in Psychiatry” Introduction to Clinical Psychiatry Eds. Elkin GD. USA. Appleton &Lange, 1999 : 266-77.
3.
Becker AE. Kleinman A. “ Anthrophology and Psychiatry “ dalam Sadock BJ. Sadock VA eds Kaplan & Sadock’s Comprehensive Text Book of Psychiatry .7th Edition. Volume I. USA. Lippincott William & Wilkins. 2000: 463-76
4.
Foster GM. Aderson BG. Antropologi Kesehatan, Trans. Suryadarma PP. Swasono MFH. Jakarta. UI Press. 1986:97-103.
5.
Kleinman A. “ Why Psychiatry and Cultural Anthoropology Still Need Each Other” .Psychiatry : Spring 2001. 26 Jan. 2004.
6.
Hunt GJ, Snowden L.“Social & Cultural Aspect of Health, Illness & Treatment” Review of General Psychiatry eds. Goldman HH. 5th Edition. USA. McGraw-Hill Companies. 2000: 95-104.
Vita Camellia : Antropologi Dan Psikiatri