Antropologi dan Pembangunan
Pertemuan ke-15
Latar Belakang • Dalam perspektif Antropologi, pembangunan adalah bagian dari kebudayaan. • Pembangunan adalah eksistensi dari sejumlah tindakan manusia. Sementara, kebudayaan merupakan pedoman bagi tindakan manusia. • Dengan demikian berdasarkan pemahaman antropologi, pembangunan beorientasi dan bertu juan untuk membangun masyarakat dan peradaban umat manusia.
Antropologi mencakup perhatian kepada kajian-kajian tentang: • Seluruh variasi masyarakat di seluruh dunia. • Masyarakat dalam seluruh periode waktu yang dimulai dari perkembangan manusia jutaan tahun silam sampai melacak perkembangannya pada kondisi kekinian. • Masyarakat yang dikategorikan karena perkembangan kategorikal peradaban, sehingga membentuk suatu masyarakat kota dan masyarakat pedesaan.
Konsep Pembangunan • Pembangunan berisi suatu kompleks tindakan manusia yang cukup rumit yang melibatkan sejumlah pranata dalam masyarakat. • Pembangunan dapat diartikan sebagai proses menata dan mengembangkan pranata-pranata dalam masyarakat, yang di dalam pranata tersebut berisi nilai-nilai dan norma-norma untuk mengatur dan memberi pedoman bagi eksistensi tindakan masyarakat. • Menurut Koentjaraningrat (1980), bahwa hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan. Dalam pembangunan, masyarakat menjadi pelaku dan sekaligus objek dari aktivitas pembangunan.
• Secara teoritis, konsep pembangunan dibangun dari pandangan teori Modernisasi pada era tahun 1950an. • Periode awal pembangunan negara-negara postkolonial merupakan kontestasi antara kekuatan ideologi pembangunan modernisme dan kekuatan ideologi pembangunan sosialis-komunisme.
Mentalitas Pembangunan • Di dalam kebudayaan, tatanan nilai menjadi inti dan basis bagi tindakan manusia. • Fungsi elemen nilai (cultural value) bagi pembangunan adalah untuk mengevaluasi proses pembangunan agar tetap sesuai dengan standar dan kadar manusia. • Manusia menjadi fokus bagi proses pelaksanaan pembangunan Salah satu yang utama dari proses tersebut adalah terbentuknya mentalitas pembangunan yang dapat mendorong secara positif gerak pembangunan. • Menurut Koentjaraningrat (1990) bahwa mentalitas pembangunan ini terwujud karena berbasiskan nilai budaya yang luhur, positif dan inovatif bagi pemunculan ide-ide dan gerak pembangunan.
Pembangunan Berwawasan Kebudayaan • Pembangunan dan kebudayaan sangat erat terkait dan berhubungan satu sama lain, maka terdapat suatu konsep yang cukup ber hembus semenjak lama, yaitu pembangunan berwawasan kebudayaan. • Di dalam pengertian ini, pelaku pembangunan diingatkan untuk tidak melepaskan diri dari konteks kebudayaan untuk merancang, melaksanakan dan menghasilkan tindakan pembangunan.
KONSEP PEMBANGUNAN BERWAWASAN BUDAYA Ke Dalam Dua Pengertian. (1) Pembangunan berwawasan budaya adalah pembangunan yang tidak menghilangkan nilai-nilai budaya dan tetap mementingkan wujud-wujud budaya di dalam setiap aspek yang dibangun di dalam masyarakat. (2) Pembangunan berwawasan budaya adalah pembangunan yang dilaksanakan tidak bertentangan dengan kebudayaan, karena kalau terjadi pertentangan, maka pembangunan akan merugikan masyarakat. Hal ini berarti, pembangunan tersebut dianggap gagal. Dengan demikian, secara normatif, pembangunan mestinya berpijak kepada ide dan kebutuhan masyarakat.
Antropologi Pembangunan • Antropologi pembangunan memanfaatkan disiplin antropologi di luar batas-batas disiplin akademis yang umum untuk memecahkan problemproblem praktis di dalam pembangunan, melalui penyediaan informasi, penciptaan kebijakan atau langsung melakukan suatu aksi (practicing anthropology). • Antropologi selain menganalisa fenomena pembangunan, juga langsung praktek menerapkan ilmu di bidangbidang tertentu pembangunan seperti kesehatan, pendidikan, pembinaan masyarakat dan lain-lain. • Dengan kata lain, pembangunan akan menyinggung isu pemeliharaan nilai dan norma masyarakat, namun sekaligus membuka ruang bagi isu perubahan sosial. Hal ini logis, karena setiap kegiatan dari pembangunan akan menuntut dan mengadopsi berbagai kondisi kemapanan yang telah diciptakan oleh masyarakat untuk terus dinamis.
• Dalam konteks ini, antropologi dapat berperan penting dalam pembangunan melalui penelitian terapan dan intervensi. • Melalui dua metode ini, antropologi dapat menolong menginformasikan proses pembangunan bagi pemerintah dan juga masyarakat, khususnya dalam aspek kebijakan, dan mengevaluasi dampak atau keputusan suatu kebijakan, dan menjembatani antara pola pikir pemerintah dan budaya masyarakat lokal.
Bahan Bacaan • Marzali, Amri. 2005. Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: Prenada Media