PENGARUH EDUKASI DIET DAN TERAPI OBAT TERHADAP PENGETAHUAN, PERILAKU DIET DANKEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI DI POS PEMBINAAN TERPADU KELURAHAN MOJOROTO KOTA KEDIRI JAWA TIMUR Anik Nuridayanti1, Nurul Makiyah2, Rahmah2 ABSTRAK Latar Belakang : Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah dan bila berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menimbulkankomplikasi. Hipertensi tidak dapat disembuhkan namun dapat dikendalikan melalui kontrol kesehatan secara rutin, melakukan diet rendah garam, rendah kolesterol, rendah kalori, tinggi serat dan mengkonsumsi obat secara teratur. Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap pengetahuan, perilaku diet dan kepatuhan minum obat penderita hipertensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. Metode Penelitian: Desain penelitian ini quasi experiment dengan pre test and post test non-equivalent control group. Sampel 42 responden terdiri dari 21 intervensi dan 21 kontrol dengan total sampling. Instrumen pada penelitian ini untuk pengetahuan dan perilaku diet dengan menggunakan kuesioner, untuk kepatuhan minum obat mnggunakan lembar catatan minum obat dan mengukur tekanan darah dengan spygnomanometer dan stetoskop. Hasil penelitian ini dianalisis dengan uji independent sampel t tes. Hasil Penelitian:Setelah dilakukan edukasi diet dan terapi obat penderita hipertensi tidak ada perbedaan pengetahuan yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok intervevsi, tetapi ada perbedaan yang signifikan untuk perilaku diet, kepatuhan minum obat dan penurunan tekanan darah. Kesimpulan:Tidak adapengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap pengetahuan penderita hipertensi, tetapi ada pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap perilaku diet, kepatuhan minum obat dan tekanan darah penderita hipertensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. Kata kunci : Edukasi, Pengetahuan, Perilaku Diet, Kepatuhan minum obat, Tekanan darah. 1Mahasiswa 2Dosen
KeperawatanUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
INFLUENCE OF DIETARY EDUCATION AND MEDICATION THERAPY TOWARDS KNOWLEDGE, DIETARY BEHAVIOR AND OBEDIENCE OF TAKING MEDICINE TO PATIENTS WITH HYPERTENSION IN POS PEMBINAAN TERPADU KELURAHAN MOJOROTO KEDIRI EAST JAVA
Anik Nuridayanti1, Nurul Makiyah2, Rahmah3 ABSTRACT Background: Hypertension cannot be cured but can be controlled through routine health controls, low-salt diet, low-cholesterol diet, low-calory diet, high-fiber diet and taking medicine regularly. Objective: To determine the influence of dietary education and medication therapy towards knowledge, dietary behavior and compliance of taking medicine to patients with hypertension in Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri, East Java. Methods: Research design was quasy experiment with pre test and post-test non-equivalent control group. Samples were 42 respondents using total sampling. Instrument Knowledge and dietary behavior were assessed using questionnaire. Obedience of taking medicine used sheet of taking medicine record. Blood pressure was measured using sphygmomanometer and stethoscope. Data were analyzed by independent sample t-test. Results: After conducted dietary education and medication therapy, there was no difference significantly towards knowledge (p=0.305), but there was different significantly towards dietary behaviors (p = 0.034), obedience of taking medicine (p = 0.001) and decreasing blood pressure to control group and intervention group (p = 0.005). Conclusion: Dietary education and medication therapy did not influence knowledge, but influenced dietary behavior, obedience of taking medicine and patient’s blood pressure with hypertension. Keywords: Education, Knowledge, Dietary Behavior, Obedience of taking medicine, blood pressure. ¹Student of Nursing Master, University of Muhammadiyah Yogyakarta. ² Lecturer of Post-Graduate Program, University of Muhammadiyah Yogyakarta. ³ Lecturer of Post-Graduate Program, University of Muhammadiyah Yogyakarta.
PENDAHULUAN
Kediri pada tanggal 20 Maret 2016 jumlah
Hipertensi dikenal secara luas sebagai
kunjungan pasien hipertensi selama 1 tahun
penyakit kardiovaskular. Pada kebanyakan
pada
kasus, hipertensi tidak terdeteksi sehingga
kunjungan.
sering disebut sebagai “silent killer”. Di
Puskesmas
Indonesia,
kunjungan (19,7%).
dengan
tingkat
kesadaran
tahun
2015
mencapai
Kunjungan Sukorame
25640
tertinggi
di
sebanyak
5071
kesehatan yang rendah dan dalam era
Hipertensi adalah tekanan darah yang
globalisasi terjadi perubahan gaya hidup dan
meningkat. Peningkatan tekanan darah yang
pola makan. Banyak
berlangsung dalam jangka waktu lama dapat
menyadari
menderita
menimbulkan kerusakan ginjal, penyakit
hipertensi sehingga tidak memperhatikan
jantung koroner dan menyebabkan stroke
makanan yang di konsumsi. Hipertensi
bila tidak dideteksi secara dini. Keberhasilan
merupakan kondisi yang sering ditemukan
pengobatan tergantung perilaku diet dan
pada pelayanan kesehatan primer.
kepatuhan
World
bahwa
pasien yang tidak
Health
dirinya
Organization
minum
obat
seseorang.
(WHO)
Seseorang yang paham tentang hipertensi
menyatakan bahwa sampai
tahun 2030
dan berbagai penyebabnya maka akan
penyebab kematian
satu
adalah
melakukan tindakan sebaik mungkin agar
data
Riset
penyakitnya
(Riskesdas,
2013)
komplikasi (Setiawan, 2008).
nomer
hipertensi.
Berdasarkan
Kesehatan
Dasar
prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia
Edukasi
tidak
berlanjut
merupakan
suatu
kearah
bentuk
termasuk tinggi yaitu sebesar 25,8% dan di
tindakan
Jawa Timur berada di urutan ke- 6
membantu
(Kemenkes
individu, kelompok, maupun masyarakat
RI,
2013).
Hasil
studi
pendahuluan di Dinas Kesehatan Kota
mandiri
keperawatan
penderita
untuk
hipertensi
dalam mengatasi masalah kesehatannya.
baik
Untuk itu Puskesmas sebagai fasilitas
penderita untuk menjalankan diet dan
pelayanan kesehatan dasar perlu melakukan
pengobatan dengan benar dan tekun serta
pencegahan primer
yaitu kegiatan untuk
mematuhi nasehat dokter maupun tenaga
menghentikan atau mengurangi faktor risiko.
kesehatan. Diet hipertensi dan pengobatan
Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan
diarahkan untuk mengontrol tekanan darah
yang dekat dengan masyarakat dan mudah
sehingga tercapai tekanan yang normal.
terjangkau. Sebelum penyakit hipertensi
Kemenkes
terjadi
perawat
kearah
komplikasi,
pemberian
(2011) sebagai
menyatakan pemberi
peran
pendidikan
pendidikan kesehatan untuk meningkatkan
kesehatan kepada pasien hipertensi dapat
pengetahuan penderita hipertensi tentang
menambah pengetahuan dan bisa merubah
diet rendah garam, rendah kolesterol, rendah
perilaku pasien untuk berhidup sehat dan
kalori, tinggi serat dengan cara melakukan
berkualitas.
pola makan sehat adalah “gizi seimbang”,
METODE PENELITIAN
dan
memeriksakan tekanan darah secara
teratur,
untuk
mencegah
peningkatan
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen with Pre test and post non-equivalent Control Group. Pada desain
tekanan darah. melakukan
ini peneliti melakukan intervensi pemberian
pencegahan sekunder yang lebih ditujukan
edukasi diet dan terapi obat pada kelompok
pada
untuk
intervensi dan kelompok kontrol mendapat
menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus,
informasi sesuai SOP dari Puskesmas.
maka dapat dilakukan
pencegahan tersier
Pengetahuan diukur 2 minggu setelah
yaitu pengobatan dini untuk mencegah
edukasi, perilaku diet diukur 30 hari setelah
terjadinya kearah komplikasi.
Diet
edukasi, kepatuhan minum obat diukur 28
hipertensi
hari setelah edukasi dan tekanan darah
dilakukan oleh penderita selama hidupnya
diukur satu minggu 1x selama 4 minggu.
sehingga dituntut kerelaan dan kepatuhan
Sampel yang digunakan dalam penelitian
Puskesmas
kegiatan
hipertensi
dan
juga
perlu
deteksi
dini
pengobatan
adalah berjumlah 42 responden dengan
HASIL PENELITIAN
kriteria inklusi
1. Karakteristik responden
penderita
hipertensi yang
bersedia jadi responden, yang datang rutin di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur, penderita hipertensi berusia > 35 tahun, penderita hipertensi yang
Karakteristik
minum obat hipertensi.
Kemudian dibagi menjadi dua kelompok intervensi 21 responden
dan kelompok
kontrol juga 21 responden. Pengambilan sampel dengan total sampling. Data
pengetahuan
penderita hipertensi
dan
perilaku
diet
dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner, kepatuhan minum obat dengan catatan minum obat dan tekanan darah dengan
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan IMT, Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur (Pada bulan Juni 2016, n = 21)
spignomanometer
dan
stetoskop.
Kuesioner pengetahuan diet dan terapi obat yang digunakan telah melalui uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan kepada 20 penderita hipertensi dan dianalisis dengan tehnik korelasi Pearson Product Moment dengan hasil r tabel > .444 serta diuji reliabilitas dengan cronbach 0,963. Instrument perilaku diet dan terapi obat yang digunakan telah melalui uji contruct validity yang dilakukan kepada 20 penderita hipertensi dan dianalisis dengan tehnik korelasi Pearson Product Moment dengan hasil r tabel > .444 serta diuji reliabilitas dengan cronbach 0,956.
Kontrol N %
Intervensi N %
IMT 0 0 1 - Kurus 18 85,7 15 - Normal 3 14,3 5 - Gemuk Usia 2 9,5 0 - 36 – 44 tahun 7 3,3 10 - 45 – 59 tahun 12 57.2 11 - 60 – 74 tahun Jenis kelamin 7 33,3 4 - Laki-laki 14 66,7 17 - Perempuan Pendidikan 12 37,1 2 - SD 7 33,3 18 - SMP – SMA 2 9,5 1 - PT - Pekerjaan 1 4,8 0 - PNS 2 9,5 2 - Wiraswasta 4 19,0 1 - Pensiunan 14 66,7 18 - Tidak bekerja Sumber : Data primer 2016 n = responden
4,8 71,4 23,8 0 47,6 52,4 19 81 9,5 85,7 4,8 0 9,5 4,8 85,7
2. Perbedaan pengetahuan diet dan terapi obat penderita hipertensi sebelum dan sesudah edukasi
pada
kelompok
kontrol
dan
intervensi Tabel 2 Hasil Uji Beda Skor Pengetahuan Responden Penderita Hipertensi Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur (Pada bulan Juli 2016, n = 21) Pengetahuan Intervensi Sebelum Sesudah
Rerata+SD 16,05+ 1,431 17,95+ 1,244
p-value 0,000*
Kontrol Sebelum 15,62+ 1,431 Sesudah 17,19+ 1,244 p-value< 0,05 based on paired t-test
3. Perbedaan
perilaku
diet
0,000*
5. Perbedaan tekanan darah sistole penderita hipertensi sebelum dan sesudah edukasi pada
penderita
hipertensi sebelum dan sesudah edukasi pada kelompok kontrol dan intervensi Tabel 3 Hasil Uji Beda Perilaku Diet Responden Penderita Hipertensi Sebelum dan Sesudah Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur (Pada bulan Juni-Juli 2016, n = 21) Perilaku Rerata+SD p-value diet Intervensi 0,000* Sebelum 53.76+ 4.449 Sesudah 60.62+5.500 Kontrol 0,000* Sebelum 51.90+3.168 Sesudah 56.29+ 4.221 p-value< 0,05 based on paired t-test 4. Perbedaan kepatuhan minum obat penderita hipertensi sebelum dan sesudah edukasi pada kelompok kontrol dan intervensi Tabel 4 Hasil Uji Bedaskor Kepatuhan Minum Obat Responden Penderita Hipertensi Obat Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi Di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur (Pada bulan Juni-Juli 2016, n = 21) Kepatuhan Rerata+ s.d p-value Minum obat Intervensi 0,000* Sebelum 5.10 + 1.338 Sesudah 25.76 + 1.700 Kontrol 0,000* Sebelum 5.05 + 1.499 Sesudah 23.00+ 2.864 p-value< 0,05 based on paired t-test
kelompok kontrol dan intervensi Tabel 5 Hasil uji beda skor tekanan darah sistole sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur (pada bulan Juni-Juli 2016, n =21) TD sistole Rerata+SD p-value Intervensi 0,000* Sebelum 146.05+6.453 Sesudah 134.48+ 8.097 Kontrol 0,000* Sebelum 148.62+ 8.040 Sesudah 141.81+ 7.195 p-value< 0,05 based on paired t-test 6. Perbedaan tekanan darah diastole penderita hipertensi sebelum dan sesudah edukasi pada kelompok kontrol dan intervensi Tabel 6 Hasil Uji Beda Skor Tekanan Darah Diastole Responden Penderita Hipertensi Sebelum dan sesudah pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur (Pada bulan Juni-Juli 2016, n = 21) TD diastole Rerata+ s.d Intervensi Sebelum 95.43 + 6.013 Sesudah 85.43 + 4.081 Kontrol Sebelum 94.48 + 5.056 Sesudah 91.90+ 5.069 p-value< 0,05 based on paired t-t
p-value 0,000* 0,000*
7. Pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap pengetahuan Tabel 7 Hasil Uji Beda Skor Pengetahuan Responden Penderita Hipertensi Sesudah Edukasi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa
Timur (Pada bulan Juni-Juli 2016, n = 21) Kelompok Rerata+ SD P* Intervensi 17,95+ 1,244 Kontrol 17.19 +1,401 0.305 p-value< 0,05 based on independent sample ttest 8. Pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap perilaku diet Tabel 8 Hasil Uji Beda Skor Perilaku Diet Responden Penderita Hipertensi Sesudah edukasi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur (Pada Bulan Juni-Juli 2016, n = 21) Kelompok Rerata+ SD P* Intervensi 60,62 + 5,500 Kontrol 56,29 + 4,221 0.034 p-value< 0,05 based on independent sample ttest 9. Pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap kepatuhan minum obat Tabel 9 Hasil Uji Beda Skor Kepatuhan Minum Obat Responden Penderita Hipertensi Sesudah Edukasi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur (Pada Bulan Juni-Juli 2016, n = 21) Kelompok Rerata+ SD P* Intervensi 25,76 + 1,700 Kontrol 23,00 + 2,864 0.001 p-value< 0,05 based on independent sample ttest 10. Pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap tekanan darah sistole Tabel 10 Hasil Uji Beda Skor Tekanan Darah Sistole Responden Penderita Hipertensi Sebelum dan Sesudah Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur (Pada Bulan Juni-Juli 2016, n = 21)
11. Pengaruh edukasi diet dan terapi obat terhadap darah diastole Tabel 11 Hasil Uji Beda Skor Tekanan Darah Diastole Responden Penderita Hipertensi Sesudah Edukasi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur (Pada Bulan Juni-Juli 2016, n = 21) Kelompok Intervensi
Rerata+ SD 85,43 +4,081
P*
Kontrol 91,90+5,069 0.000 p-value< 0,05 based on independent sample ttest PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang disajikan pada Tabel
2
rerata
pengetahuan
skor
menunjukkan bahwa responden
penderita hipertensi pada kelompok kontrol mengalami peningkatan dari 15,62 menjadi 17,19 dengan perbedaan rerata 1,905. Rerata skor pengetahuan responden
penderita
padakelompok
hipertensi
intervensi
sesudah
mendapat edukasidiet dan terapi obat mengalami
peningkatan
dari
16,05
menjadi 17,95 dengan perbedaan rerata 1,571. Ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah edukasi pada kelompok
kontrol
dan
kelompok
intervensi dengan p-value (0,000). Kelompok Rerata+ SD P* Intervensi 134,48 + 8,097 Kontrol 141,81+ 7,195 0.005 p-value< 0,05 based on independent sample ttest
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan
pada kelompok kontrol dan kelompok
ini menghasilkan tindakan yang baru
intervensi dengan p-value = 0.305
yang lebih baik. Dengan mendapatkan
dengan perbedaan rerata 0,286.
informasi
yang
benar,
diharapkan
Penelitian edukasi diet dan terapi
penderita hipertensi mendapat bekal
obat yang dilakukan pada bulan Juni-
pengetahuan yang cukup untuk dapat
Juli 2016 pada kelompok intervensi
melaksanakan pola hidup sehat dan
dengan menggunakan metode ceramah
dapat
dan pemberian leaflet dilakukan satu kali
komplikasi (Sutrisno, 2013).
pada
penderita
hipertensi
resiko
terjadi
Pos
Notoatmodjo (2007), menyatakan
Pembinaan Terpadu Kota Kediri Jawa
bahwa manfaat pemberian pendidikan
Timur meningkatkan pengetahuan diet
bagi pasien antara lain meningkatkan
dan terapi obat penderita hipertensi.Hal
pengetahuan,
ini sesuai dengan penelitian Susanti
keterampilan pasien dan keluarga dalam
(2012) tentang pengaruh pendidikan
upaya
kesehatan tentang hipertensi terhadap
meningkatkan kesehatan, meningkatkan
perubahan pengetahuan dan sikap di
kepuasan pasien terhadap pelayanan
Puskesmas
keperawatan dan mencegah komplikasi
Pandanaran
di
menurunkan
Semarang.
kesadaran
mempertahankan
Penelitian ini dilakukan 19 Desember
penyakit.
2011 – 20 Januari 2012 dengan hasil
Pada
penelitian
ini
tidak
dan
dan
ada
sebelum
dilakukan
pendidikan
perbedaan pengetahuan diet dan terapi
kesehatan
pengetahuan
responden
obat
pada kelompok kontrol
dan
cukup baik dan setelah dilakukan
kelompok intervensi secara signifikan
pendidikan
hal ini dikarenakan pada saat setelah
kesehatan
pengetahuan
responden baik. Pengetahuan
edukasi peneliti melakukan pengukuran seseorang
tekanan darah satu minggu satu kali di
dalam
mana semua responden mempunyai
kehidupannya maka akan lahir sikap
kesempatan untuk menanyakan tentang
positif yang nantinya kedua komponen
diet dan terapi obat hipertensi sehingga
terhadap
objek
baik baru
pengetahuan
setelah
edukasi
kelompok
kontrol
dan
intervensi
meningkat.
baik
kelompok Selain
menjadi 56,29 dengan perbedaan rerata 6,857.
Rerata
skor
pengetahuan
itu
responden penderita hipertensi pada
responden berada dalam satu wilayah
kelompok intervensi sesudah mendapat
kelurahan yang sama dan berada di
edukasi diet dan terapi obat mengalami
wilayah Puskesmas perkotaan, dimana
peningkatan dari 53,76 menjadi 60,62
informasi tentang hipertensi sangat
dengan perbedaan rerata 4,381.Ada
mudah di dapatkan dari media massa.
perbedaan yang signifikan sebelum dan
Pendidikan kesehatan merupakan
sesudah edukasi pada kelompok kontrol
media apabila diberikan secara berkala
dan kelompok intervensi dengan p-value
dan terus menerus karena informasi diet
(0,000).
dan terapi obat bagi penderita hipertensi sangat
penting
karena
penyakit
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa
ada perbedaan perilaku diet
hipertensi merupakan penyakit yang
pada kelompok kontrol dan kelompok
tidak bisa disembuhkan tetapi tekanan
intervensi dengan p-value = 0.0,034
darah bisa di normalkan. Pengetahuan
dengan perbedaan rerata 2,524.
yang
baik
akan
meningkatkan
kemandirian dalam hal mengkonsumsi makanan yang sehat dan minum obat rutin mencegah terjadinya komplikasi hipertensi.
perilaku diet penderita hipertensi Hasil penelitian yang disajikan pada 3 menunjukkan bahwa
rerata
skor perilaku diet responden penderita hipertensi mengalami
obat yang dilakukan di Pos Pembinaan Terpadu Kota Kediri Jawa Timur meningkatkan perilaku diet penderita hipertensi.
2. Pengaruh edukasi diet terhadap
tabel
Penelitian edukasi diet dan terapi
pada
kelompok
peningkatan
dari
kontrol 51,90
Hal
ini
sesuai
dengan
penelitian Penelitian Umah et,al. (2012) pengaruh
pendidikan
kesehatan
terhadap perilaku diet rendah garam pada
pasien
hipertensi
Penelitian
dilaksanakan pada bulan Februari 2012, dengan analisis wilcoxon signed rank di dapatkan hasil ada pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap perilaku pada pasien
kesehatan
hipertensi.
tindakannya sendiri.
Edukasi
merupakan
satu
bentuk
yang
3. Pengaruh
optimal
edukasi
melalui
terapi
obat
tindakan mandiri keperawatan untuk
terhadap kepatuhan minum obat
membantu
penderita hipertensi
klien
baik
individu,
kelompok, maupun masyarakat dalam
Dari hasil penelitian yang disajikan
mengatasi masalah kesehatannya melalui
pada Tabel
kegiatan
pembelajaran,
di
rerata skor kepatuhan minum obat
dalamnya
perawat
perawat
responden penderita hipertensi pada
perilaku
kelompok
pendidik.Untuk
yang
sebagai
merubah
4 menunjukkan bahwa
kontrol
mengalami
biasanya ada beberapa faktor yang
peningkatan dari 5,05 menjadi 23,00
sangatmempengaruhi,
satunya
dengan perbedaan rerata 17,952. Rerata
adalah pengetahuan seseorang tentang
skor kepatuhan minum obatresponden
objek barutersebut (Sutrisno, 2010).
penderita hipertensi pada kelompok
Edukasi
diet
salah
dan
terapi
obat
intervensi
sesudah
mendapat
mempunyai peranan penting dalam
edukasidiet dan terapi obat mengalami
merubah
penderita
peningkatan dari 5,10 menjadi 25,76
hipertensi karena edukasi merupakan
dengan perbedaan rerata 20,667. Ada
proses
perilaku
interaktif
terjadinya
diet
yang
mendorong
perbedaan yang signifikan
pembelajaran,
menambah
terhadap perilaku diet pada kelompok
pengetahuan baru, merubah sikap, serta
kontrol
ketrampilan melalui penguatan praktik
dengan p-value (0,000).
dan pengalaman tertentu. Memberikan
Tabel 9 menunjukkan bahwa
edukasi merupakan salah satu fungsi
perbedaan kepatuhan minum obat pada
penting perawat dalam membantu dan
kelompok
memenuhi kebutuhan pasien terhadap
intervensi dengan p-value = 0.0,001
informasi
dengan perbedaan rerata 2,905.
untuk
mencapai
tingkat
dan
kelompok
edukasi
kontrol
dan
intervensi Berdasarkan ada
kelompok
Penelitian edukasi diet dan terapi
mempunyai
pengaruh
terhadap
obat yang dilakukan di Pos Pembinaan
kepatuhan minum obat, kepatuhan
Terpadu Kota Kediri Jawa Timur
terhadap
meningkatkan kepatuhan minum obat
tingkatan perilaku dimana penderita
penderita
ini
menggunakan obat, mentaati semua
dilakukan dengan menggunakan catatan
aturan dan nasihat yang dianjurkan oleh
minum
tenaga kesehatan.
hipertensi.Penelitian
obat
penderita
hipertensi
pengobatan
merupakan
.Catatan minum obat dilihat 7 hari
Perawat mempunyai peranan yang
sebelum edukasi dan 28 hari setelah
penting dalam memberikan pelayanan
edukasi.
kesehatan. Tappen (2009), menyatakan
Rerata
kepatuhan
sebelum
kelompok
edukasi
kontrol
dan
bahwa salah
satu
kelompok intervensi sama yaitu 5. Dan
seorang
ada perbedaan
educator.Perawat
rerata setelah edukasi
peran penting
perawat
adalah
sebagai
harus
mampu
untuk kelompok kontrol 23,00 dan
memberikan pendidikan kesehatan pada
untuk
penderita
kelompok
Penelitian
intervensi
sesuai dengan penelitian
Norman (2012) pengaruh kesehatan
25,76.
terhadap
ceramah
kepatuhan
pencegahan
hipertensi
dalam
penyakit
hal
pemulihan
penyakit dan memberikan informasi
dan
yang tepat tentang kesehatan. Edukasi
tekanan darah pasien hipertensi di
kesehatan yang diberikan oleh perawat
Puskesmas
akan
Kecamatan
Beji
Kota
meningkatkan
Depok. Penelitian ini menggunakan
penderita
ceramah untuk waktu post test setelah
menngkatkan pemahan dan kesadaran
ceramah
penderita hipertensi terhadap kepatuhan
2
minggu
dengan
hasil
hipertensi
pengetahuan
penelitian ceramah memiliki pengaruh
terhadap
terhadap peningkatan kepatuhan minum
pengendalian hipertensi.
obat dan penurunan tekanan darah.
program
Melalui kegiatan
sehingga
terapi
akan
dan
edukasi yang
Hasil penelitian ini mengatakan
dilaksanakan secara rutin serta adanya
bahwa edukasi diet dan terapi obat
kegiatan pengontrolan konsumi obat
pada penderita hipertensi secara tidak
diastole
langsung
meningkatkan
kelompok intervensi dengan p-value =
penderita
hipertensi
kesadaran
untuk
tetap
menjaga pola hidup yang sehat dan mengontrol
konsumsi
obat
yang
diberikan oleh tenaga kesehatan.
terhadap
tekanan
darah
Dari hasil penelitian yang disajikan pada Tabel
5 menunjukkan bahwa
rerata
tekanan
darah
sistole
responden penderita hipertensi pada kelompok
kontrol
mengalami
penurunan dari 141,81 menjadi 148,62 dengan perbedaan rerata 6,810. Rerata skor tekanan darah sistole responden penderita hipertensi pada kelompok intervensi sesudahmendapat edukasidiet dan terapi obat mengalami penurunan dari 146,05 menjadi 134,48 dengan perbedaan rerata 11,571. Ada perbedaan yang signifikan
edukasi terhadap
perilaku diet pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan p-value
pada Tabel
6 menunjukkan bahwa
responden penderita hipertensi pada kelompok
kontrol
mengalami
dengan perbedaan rerata 2,571. Rerata skor tekanan darah diastole responden penderita hipertensi pada kelompok intervensi sesudah mendapat edukasi diet dan terapi obat
mengalami
penurunan dari 95,43 menjadi 85,43 dengan perbedaan rerata 10,000. Ada perbedaan yang signifikan
edukasi
terhadap perilaku diet pada kelompok kontrol
dan
kelompok
dengan p-value (0,000).
intervensi Berdasarkan
Tabel 11 menunjukkan bahwa
ada
perbedaan tekanan darah sistole pada kelompok
kontrol
dan
kelompok
intervensi dengan p-value = 0.0,000 dengan perbedaan rerata 7,476. Penelitian edukasi diet dan terapi
(0,000). Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa
Dari hasil penelitian yang disajikan
penurunan dari 94,48 menjadi 91,90
penderita hipertensi
skor
0,005 dengan perbedaan rerata 4,905.
rerata skor tekanan darah diastole
4. Pengaruh edukasi diet dan terapi obat
pada kelompok kontrol dan
ada perbedaan tekanan darah
obat yang dilakukan di Pos Pembinaan Terpadu Kota Kediri Jawa Timur
menurunkan tekanan darah sistole dan
menyatakan bahwa pelaksanaan diet
diastole penderita hipertensi. Hal ini
hipertensi untuk menurunkan tekananan
sesuai dengan penelitian Norman (2012)
darah.
tentang pengaruh ceramah kesehatan
yang baik dalam menjalankan terapi
terhadap kepatuhan dan tekanan darah
dapat mempengaruhi tekanan darah dan
pasien
dapat
hipertensi
di
Puskesmas
Kepatuhan serta pemahaman
mencegah
terjadi komplikasi
Kecamatan Beji Kota Depok. Penelitian
(Depkes, 2006). Sukmayanti, Evadewi
ini menggunakan ceramah untuk waktu
(2013) menyatakan
post test setelah
pengobatan pada penderita hipertensi
dengan
hasil
ceramah 2 minggu ceramah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
terhadap
satu di antaranya adalah kepatuhan
peningkatan kepatuhan minum obat dan
dalam mengonsumsi obat, sehingga
penurunan tekanan darah.
pasien hipertensi dapat mengendalikan
memiliki
penelitian
keberhasilan
pengaruh
Pada penelitian ini tekanan darah dilakukan pengukuran 1 kali dalam 1
tekanan darah dalam batas normal. Pemberian edukasi diet dan terapi
minggu sebelum edukasi dan 4 kali
obat
dalam
edukasi.
,kepatuhan minum obat, dan penurunan
rutin
tekanan darah penderita hipertensi.
mengetahui
Proses edukasi tidak terlepas dari pesan
peningkatan tekanan darah yang tidak
seorang perawat atau tenaga kesehatan
dirasakan oleh penderita hipertensi.
sebagai pemberi informasi pada tatanan
Seseorang
primer
4
Pengukuran dilakukan
pendidikan
minggu
setelah
tekanan untuk
yang kesehatan
darah
mendapatkan dan
mempengaruhi
dalam
upaya
perilaku
diet
meningkatkan
mau
pengetahuan dan merubah perilaku diet
melakukan diet dan mengkonsumsi obat
sehat dan meningkatkan kepatuhan
secara teratur maka asupan natrium di
minum
dalam tubuh berkurang menyebabkan
menjadikan tekanan darah menjadi
keseimbangan cairan terjaga sehingga
normal.
tekanan darah normal. Soenardi (2008)
obat
hipertensi,
sehingga
KESIMPULAN 1) Tidak ada pengaruh edukasi diet dan terapi
obat
terhadap
pengetahuan
penderita hipertensi di PosPembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. 2) Ada
pengaruh positip edukasi diet
yang terhadap perilaku diet penderita hipertensi di PosPembinaan Terpadu Kelurahan
Mojoroto
Kota
Kediri
JawaTimur. 3) Ada pengaruh positip edukasi terapi obat yang terhadap kepatuhan minum obat
penderita
PosPembinaanTerpadu
hipertensi
di
Kelurahan
Mojoroto Kota Kediri JawaTimur. 4) Ada pengaruh positip edukasi diet dan terapi obat yang terhadap tekanan darah penderita hipertensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri JawaTimur. DAFTAR PUSTAKA Anggara, Prayitno,(2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah di puskesmas telaga murni Cikarang Barat tahun 2012. Jakarta. Jurnal ilmiah kesehatan. 5(1):20-25. Aspuah (2013). Kumpulan Kuesioner Instrumen Penelitian Kesehatan, cetakanpertama ,Yogyakarta ; Penerbit Nuha Medika
Aswan Zain, Syaiful Bahri Djamarah, Drs (2002). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rinka Cipta Astawan M (2004). Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. http://www.depkes.go.id/index.php. (14Februari 2016) Almatsier .S (2004). Penuntun diet, Jakarta : PT GramediaPustakaUtama Atika.P.W.,(2012). Analisis efektivitas pemberian booklet terhadap tingkat kepatuhan ditinjau dari kadar hemoglobin terglikasi (Hb A1C) dan Morisky Medication Adherence scale (MMAS) – 8 Padapasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Jati Jaya Kota Depok. Tesis Universitas Indonesia, Jakarta Beckerman, James (2014). "DASH Diet and High Blood Pressure". http://www.webmd.com hypertension-high-blood-pressure/ guide/dash-diet diakses 15 Februari 2016 Casey, G (2011). Blood and hypertension; the damage of too much pressure. CPD + nurses Kai Tiakinew Zealand Corwin E.J (2009). Handbook of pathophysiologi , Jakarta : Penerbit buku Kedokteran EGC Departemen Kesehatan RI (2006). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik; Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Hidayat, A (2007). Metode Penelitian dan Tehnik Analisa Data, Jakarta :Salemba Medika IONI (2000). Departemen Kesehatan Republik Indonesia direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makan , Jakarta : CV Agungseto KelanaD.K. (2011) Metodologis Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian) cetakan Pertama Jakarta: CV.Trans info Media Kalzung, B.G (2011). Basic & Clinical pharmacology, Edisi 10 Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC
Lewa, (2010). Faktor-faktor risiko hipertensi sistolik terisolasi pada lanjut usia. Berita Kedokteran Masyarakat. 26 (4) : 171-178 Mursiyam. (2009). Hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah dan golongan darah di kelurahan mersi kecamatan puwekerto timur (http://jos.unsoed.ac.id/index.php/keper awatan/article/viewfile/180/45 diakses tanggal 2 februari 2016)
Nugraheni (2012) pengaruh penyuluhan tentang diet hipertensi terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Osterberg, Lars, Blashke, Terrence, (2005). adherence to edication. The new England Journal of medecine, 97, 353-487
Nursalam, (2001). Metodologi Riset Keperawatan infomedika, Jakarta
Pondaag, Rompas, Runtukahu (2015). Analisis factor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan melaksanakan diet pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas wolaang kecamatan langowanTimur, e-Journal Keperawatan vol 3, No 2
Nursalam, Efendy (2012). Pendidikan dalam Keperawatan, Jakarta :Salemba Medika
Palmer.A&Williams.B ((2007). Tekanan darah tinggi, Jakarta : Penerbit Erlangga
Nursalam (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis, Edisi 3, Jakarta :Salemba Medika
Price. S.A & Wilson, L.M (1995). Pathophysiology clinical concepts of deseases process, Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC
NHLBI, (2016). “ What is the DASH Eating Plan?” http://www.nhlbi.nih.gov/health/healttopics/topics/dash/diakses 20 Februari 2016 Notoatmodjo.S. (1997). Ilmu Kesehatan masyarakat, Jakarta : PT. Rineka Cipta,
Purwati, Bidjuni, Babakal, (2014) pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan perilaku klien hipertensi di Puskesmas Bahu Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado
Niven, N. (2002). Psikologi kesehatan pengantar untuk perawat dan profesional kesehatan lain. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Notoatmodjo, S (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan ,Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo.S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo.S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo.S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi Jakarta : PT Rineka Cipta Notoatmodjo Soekidjo (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan cetakan ke2 Jakarta: PT Rineka Cipta Norman (2012) pengaruh ceramah kesehatan terhadap kepatuhan dan tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas Kecamatan Beji Kota Depok. Universitas Indonesia
Ramayulis. (2008). Menu dan Resep untuk penderita hipertensi, Jakarta :Penebar Plus Riskesdas, (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Rista. (2012). Asupan protein, lemak jenuh, natrium, serat dan imt terkait dengan tekanan darah pasien hipertensi di rsud tugurejo semarang (http://eprints.undip.ac.id/38392/1/440_rista_ emiria_afrida_apriany_g2c008061.pdf diakses tanggal 2 februari 2016) Riyan, Sunarti,Agrina (2011). Kepatuhan lansia penderita Hipertensi dalam pemenuhan diet Hipertensi, e-Journal Keperawatan vol 6 no 1, 46-53 Riyanto ,Budiman (2014). Kapita selekta Kuesioner Pengetahuan dan sikap dalam penelitian Kesehatan, Jakarta: Saleman Medika
Sigarlaki (2006) Karakteristik dan faktor berhubungan dengan hipertensi di desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, eJournal kesehatan. 10 (2): 78-88 Sunardi, (2008). Hidangan sehat untuk penderita Hipertensi Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Supariasa, Nyoman. (2012). Penilaian status gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Sutono, Budi (2008). Menu sehat penakluk hipertensi, Jakarta : De Media Sutrisno, Khoiriyati, Wibowo, (2013). Pengaruh Edukasi Perawat terhadap penurunan Tekanan Darah pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Purwodadi Kabupaten Grobogan. Tesis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Suliha,.Herawati,,Sumiati, & Yeti Resnayati, (2002). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan, Jakarta , Penerbit EGC. Smeltzen S and Brenda G .B (2009). Keperawatan Medikal Bedah, Lippincot-Raven Publisher : Washington, Philadephia Tappen (2009), Nursing leadership and management : concepts and practice (revised). Publisher davis company, f. A. Suddarth & Brunner (2015). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12, Jakarta: Buku Kedokteran EGC Sukmayanti, Evadewi.(2003). Kepatuhan mengkonsumsi obat pasien Hipertensi di Denpansar ditinjau Dari Kepribadian Tipe A dan Tipe B, Jurnal Psikologi Udayana vol 1, No 1 32-42 Utami, Prapti. (2009). Solusi sehat mengatasi hipertensi, Jakarta : Agro Media Pustaka Umah, Madyastuti, Risqiyah, (2012) pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku diet rendah garam pada pasien hipertensi UNIGRES Wawan A &Dewi M. (2010). Teori dan pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku manusia,Yogyakarta, Nuha Medika
Waren (2008). faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berobat di poliklinik dewasa puskesmas bangkinang. Diakses pada Februari 2016. Widyasari, Candrasari (2010), pengaruh pendidikan tentang hipertensi terhadap perubahan pengetahuan dan sikap lansia di Desa Makamhaji Kartasura Sukoharjo. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta