THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet) DAN SERBUK IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP UDEM TELAPAK KAKI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Nurul Maharani1), Muhtadi2) Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta (penulis 1) email:
[email protected] 2 Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta (penulis 2) email:
[email protected] 1
Abstract Rhizome of Zingiber zerumbet contains zerumbon and flavonoids. Snakehead fish contains albumin, fatty acid, amino acid and zinc. Its potentially have activity anti-inflammatory. The purpose of this research was to know anti-inflammatory activity of Zingiber zerumbet and snakehead fish on foot edema male rats wistar strain induced by carrageenan.This study used a post-test only design with 5 treatment groups. Each treatment group consisted of five mice. Group 1 had been given CMC 0,5%, group 2 had been given suspension of sodium diclofenac dose of 0,9 mg/200g BB, group 3 had been given snakehead fish dose of 150 mg/kg, group 4 had been given extract Zingiber zerumbet dose of 150 mg/kg and group 5 had been combination extract. Each of them were given orally 30 min before carrageenan induced (0,2 ml 2% b/v). The results showed percentage inhibition of paw edema of combination extract 36,56 ± 7,22. Inhibit of antiinflammatory were generated by a combination of the extract was not different (p > 0,05) to that produced by a single extract of snakehead fish or Rhizome of Zingiber zerumbet. The combination of extracts did not produce a greater antiinflammatory activity compared to single extract. Keywords: Antiinflammatory, Channa striata, Zingiber zerumbet. PENDAHULUAN Inflamasi merupakan respon dari sistem kekebalan tubuh bawaan karena adanya trauma, infeksi, paparan bahan kimia atau panas yang berlebihan. Terdapat beberapa tanda terjadinya inflamasi yaitu kemerahan, bengkak, panas, nyeri dan hilangnya fungsi jaringan atau organ (Colville and Bassert, 2016). Inflamasi dapat diobati menggunakan beberapa jenis tanaman dan hewan yang berada di Indonesia, salah satunya yaitu rimpang lempuyang gajah dan ikan gabus. Di Indonesia, lempuyang gajah
memiliki nama daerah lempuyang kebo (Jawa) dan lempuyang paek (Madura) (DepKes RI, 1978). Rimpang lempuyang gajah memiliki beberapa aktivitas farmakologi diantaranya yaitu antiinflamasi, antioksidan, antidiabetes, analgetik dan gastroprotektif (Koga et al., 2016;
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Sidahmed et al., 2015). Senyawa yang ditemukan dalam ekstrak etanol lempuyang gajah yaitu zerumbon dan flavonoid (Yob et al., 2011). Jenis flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etanol lempuyang gajah yaitu kaempferol dan kuersetin (Chang et al., 2012; Nag et al., 2013). Ekstrak ikan gabus memiliki efek sebagai antiinflamasi. Kandungan asam lemak seperti EPA, DHA, asam palmitat, asam oleat dan asam stearat dalam ikan gabus dapat memodulasi metabolisme prostaglandin, neutrofil dan mengurangi gejala inflamasi (Mat Jais, 2007; Zakaria et al., 2007). Kandungan albumin dalam ikan gabus berperan dalam menghambat pembentukan sitokin proinflamasi yaitu TNF-α dan IFN-γ (Wiedermann, 2007).
152
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Penelitian yang dilakukan Khan et al. (2014), ekstrak air ikan gabus memiliki efek gastroprotektif terhadap tikus yang diinduksi aspirin. Penelitian mengenai kombinasi dari kedua bahan tersebut sebagai agen antiinflamasi belum ada. Zerumbon dan flavonoid yang terkandung dalam lempuyang gajah memiliki aktivitas dalam melemahkan iNOS dan COX-2 sehingga menghambat produksi NO dan prostaglandin E2. NO dan prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator, meningkatkan permeabilitas kapiler, meningkatkan aliran darah, dan meningkatkan sensitivitas neuron yang mengakibatkan terjadinya tanda-tanda inflamasi yaitu bengkak, kemerahan dan nyeri (Ricciotti and Fitzgerald, 2011; Salvemini et al., 1996). Adanya penghambatan produksi NO dan prostaglandin E2 dapat mengurangi tandatanda inflamasi. Kandungan albumin dan asam lemak pada ikan gabus dapat mengurangi produksi sitokin proinflamasi yaitu TNF-α dan IFN-γ (Wiedermann, 2007). Sitokin proinflamasi berperan sebagai mediator aktifnya enzim COX-2, iNOS dan perekrutan leukosit PMN (Annamalai and Thangam, 2016). Penghambatan perekrutan leukosit PMN dapat mencegah pelepasan ROS, RNS dan protease spesifik yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan (Ashley et al., 2012). Adanya perbedaan mekanisme aksi dari kedua ekstrak tersebut, diduga kombinasi ekstrak berpotensi memiliki efek antiinflamasi yang lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antiinflamasi kombinasi ekstrak rimpang lempuyang gajah dan serbuk ikan gabus dengan aktivitas antiinflamasi dari ekstrak rimpang lempuyang gajah dan ikan gabus yang diberikan tunggal.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
METODE PENELITIAN
Alat Timbangan analitik, alat-alat gelas, rotary evaporator, Waterbath, Buchner, bejana maserasi, pletismometer, spuit injeksi. Bahan Serbuk ikan gabus (Channa striata) produksi CV. Jadiid Herbal Solo, rimpang lempuyang gajah, etanol 96%, aquadest, tablet natrium diklofenak ( PT. First Medipharma), karaginan sigma, NaCl 0,9% otsuka dan CMC 0,5%. Jalannya penelitian Kelayakan kode etik Penelitian ini lolos kelayakan kode etik yang dinyatakan dalam surat kelayakan etik no. 345/A.1/KEPK-FKUMS/X/2016 yang diterbitkan oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pembuatan ekstrak lempuyang gajah Pembuatan ekstrak etanol rimpang lempuyang gajah dengan menggunakan pelarut etanol 96% dan metode maserasi. Sebanyak 3 Kg simplisia kering rimpang lempuyang gajah yang telah diserbuk haluskan direndam dengan 6 L etanol 96% selama 4 hari. Maserat yang dihasilkan dipisahkan dengan ampas dengan cara disaring menggunakan buchner. Maserat diuapkan dengan Rotary Evaporator dengan suhu 60˚C. Hasil penguapan dipekatkan diatas Waterbath dengan suhu 60˚C sampai diperoleh ekstrak kental. Orientasi volume karaginan 2% Uji volume karaginan yang menggunakan 3 kelompok perlakuan (masing-masing kelompok terdiri dari 3 tikus). Pada masing-masing kelompok diinduksi karaginan 2% dengan volume 0,2 mL; 0,3 mL dan 0,4 mL (Apriyani, 2011).
153
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Orientasi waktu pemberian natrium diklofenak Orientasi waktu pemberian natrium diklofenak menggunakan 4 kelompok perlakuan yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 tikus. Kelompok pertama diberikan kontrol negatif (CMC 0,5%), kelompok kedua, ketiga dan keempat masing-masing diberikan natrium diklofenak dengan variasi waktu pemberian 30, 60 dan 90 menit. Orientasi dosis ekstrak lempuyang gajah Orientasi dosis ekstrak lempuyang gajah dan ikan gabus menggunakan 3 kelompok perlakuan yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 tikus. Masing-masing kelompok diberikan ekstrak lempuyang gajah dengan dosis 150, 300 dan 600 mg/KgBB 30 menit sebelum diinduksi karaginan. Orientasi dosis ikan gabus Orientasi dosis serbuk ikan gabus menggunakan 3 kelompok perlakuan yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 tikus. Masing-masing kelompok diberikan ekstrak ikan gabus dengan dosis 150, 300 dan 600 mg/KgBB 30 menit sebelum diinduksi karaginan.
Orientasi waktu pemberian kombinasi ekstrak Orientasi waktu pemberian kombinasi ekstrak menggunakan 3 kelompok perlakuan yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 tikus. Masing-masing kelompok diberikan kombinasi ekstrak dengan variasi waktu pemberian yaitu 30, 60 dan 90 menit.
Kelompok V: kombinasi ekstrak etanol lempuyang gajah dan ikan gabus dengan perbandingan dosis 150 : 150 mg/KgBB. Setelah 30 menit perlakuan, diinjeksi dengan 0,2 ml karaginan 2% secara subplantar. Volume udem kaki tikus diukur dengan pletismometer tiap 1 jam selama 6 jam. Analisis data Dihitung volume udem yaitu selisih volume kaki tikus pada waktu t dengan volume kaki tikus sebelum induksi dengan rumus :
Vu = Vt – V0 Keterangan : Vu : volume udem pada waktu t Vt : volume telapak kaki tikus pada waktu t V0 : volume telapak kaki tikus sebelum diinduksi karaginan 2%
Hasil dari nilai volume udem tersebut dapat dihitung nilai AUC (Area Under the Curve). AUC yaitu luas daerah di bawah kurva antara rata-rata volume udem terhadap waktu pengamatan. Perhitungan nilai AUC menggunakan rumus : tn
AUCtn−1=
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Vtn−1+ Vtn 2
× (tn – tn-1)
Keterangan : Vtn-1 : rata-rata volume udem pada waktu tn-1 Vtn : rata-rata volume udem pada waktu tn
Dihitung pula % daya antiinflamasi (%DAI) dengan rumus :
Uji aktivitas antiinflamasi Sebanyak 25 ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok, kaki tikus diberi tanda batas, volume kaki tikus diukur dengan pletismometer. Masing-masing kelompok diberi perlakuan dengan : Kelompok I : CMC 0,5% (kontrol negatif ) Kelompok II : Na diklofenak 0,9 mg/200g (kontrol positif) Kelompok III : ekstrak etanol lempuyang gajah 150 mg/KgBB. Kelompok IV: serbuk ikan gabus 150 mg/KgBB.
UAD, Yogyakarta
%DAI =
𝐴𝑈𝐶𝑘 − 𝐴𝑈𝐶𝑝 𝐴𝑈𝐶𝑘
× 100%
Keterangan : AUCk : rata-rata nilai AUC kontrol negatif AUCp : rata-rata nilai AUC perlakuan
Data nilai AUC antara rata-rata volume udem terhadap waktu pengamatan yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan program SPSS versi 23. Uji normalitas pada data menggunakan One-Sample
154
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Kolmogorov-Smirnov test, sedangkan pengujian homogenitas data digunakan Levene test. Analisis dengan One Way ANOVA menggunakan LSD untuk membandingkan perbedaan mean antara 2 kelompok dengan nilai α= 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi lempuyang gajah Ekstraksi rimpang lempuyang gajah menggunakan metode maserasi. Maserasi merupakan metode ekstraksi yang sering digunakan, sederhana dan mudah. Pelarut yang digunakan yaitu etanol 96%. Etanol dipilih karena memiliki kelarutan yang tinggi dan bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan komponen lain. Etanol juga memiliki titik didih yang cukup rendah sehingga mempermudah dalam proses evaporasi (Susanti et al., 2012). Hasil ekstraksi 3 Kg rimpang lempuyang gajah dengan 6 L pelarut etanol 96% diperoleh ekstrak kental sebanyak 98,3 gram (rendemen 3,277 %). Diperoleh hasil rendemen yang rendah dikarenakan tidak dilakukan remaserasi dan jumlah pelarut yang kurang (rasio ekstrak : pelarut yaitu 1:2). Orientasi volume karaginan 2% Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil uji statistik dari ketiga volume pemberian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna, maka penggunaan karaginan 2% pada uji selanjutnya menggunakan volume 0,2 mL. Beberapa literatur tentang uji aktivitas antiinflamasi terhadap tanaman yang berpotensi sebagai antiinflamasi memiliki perbedaan konsentrasi dan volume karaginan yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati et al (2008) menggunakan 0,1 mL karaginan 1% dan Apriyani (2011) 0,4 mL karaginan 2%. Adanya perbedaan penggunaan konsentrasi dan volume karaginan disebabkan karena efek udem atau inflamasi yang dihasilkan oleh karaginan dipengaruhi oleh jenis karaginan, usia dan berat badan hewan uji. (Posadas et al., 2004). Tabel 1. Data orientasi volume karaginan 2%
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
Perlakuan
Rata-rata AUC (ml.jam) (±SEM)
Karaginan 2% 0,2 ml
3,65 ± 0,15
Karaginan 2% 0,3 ml
3,30 ± 0,06
Karaginan 2% 0,4 ml
3,96 ± 0,39
Orientasi waktu pemberian natrium diklofenak Hasil uji waktu pemberian natrium diklofenak dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil uji statistik dari ketiga pemberian natrium diklofenak terhadap kontrol negatif (CMC 0,5%) menunjukan hanya pemberian 30 menit sebelum induksi yang memiliki perbedaan yang bermakna (p < 0,05). Pada Tabel 2 terlihat bahwa natrium diklofenak yang memiliki efek penghambatan volume udem yang paling baik yaitu pemberian 30 menit sebelum induksi. Natrium diklofenak yang diberikan 30 menit sebelum induksi juga memiliki % daya antiinflamasi yang paling tinggi yaitu sebesar 47,28% ± 4,33. Tabel 2. Data orientasi waktu pemberian natrium diklofenak 0,9 mg/KgBB Perlakuan Rata-rata Rata-rata AUC %DAI (mL.jam) (±SEM) (±SEM) Kontrol negatif 2,88 ± 0,12 Na Diklofenak 1,52 ± 0,12 47,28 ± 4,33 30 menit sebelum induksi Na Diklofenak 2,14 ± 0,34 25,55 ± 11,93 60 menit sebelum induksi Na Diklofenak 3,53 ± 0,77 -22.62 ± 90 menit 26,87 sebelum induksi Hasil percobaan ini dipengaruhi oleh waktu paruh eliminasi dan waktu mencapai kadar maksimum natrium diklofenak. Diklofenak memiliki waktu paruh eliminasi 2 jam dan pada tablet salut enterik memiliki waktu mencapai kadar maksimum selama 2 jam (APhA, 2007). Pada pemberian 60 dan 90 menit sebelum induksi diduga ketika hewan uji
155
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
mengalami udem terdapat natrium diklofenak yang sudah termetabolisme sehingga tidak aktif. Selang waktu pemberian natrium diklofenak dengan induksi karaginan yang semakin besar dapat mengakibatkan durasi efek antiinflamasi pada hewan uji berkurang. Orientasi dosis ekstrak lempuyang gajah Hasil orientasi dosis ekstrak etanol lempuyang gajah dapat dilihat pada Tabel 3. Dilihat dari % daya antiinflamasi lempuyang gajah dengan dosis 150 mg/KgBB memiliki % daya antiinflamasi yang paling besar yaitu 46,93 % ± 9,27 (Tabel 3). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rata-rata AUC yang dihasilkan oleh ekstrak lempuyang gajah 150 mg dengan 300 mg/KgBB (p > 0,05). Adanya pertimbangan tidak diketahuinya toksisitas dan efek samping dari kombinasi ekstrak etanol lempuyang gajah dan ikan gabus maka dosis yang dipilih untuk kombinasi yaitu 150 mg/KgBB. Tabel 3. Data Rata-rata AUC dan %DAI orientasi dosis ekstrak lempuyang gajah Perlakuan Rata-rata Rata-rata AUC %DAI (ml.jam) (±SEM) (±SEM) Kontrol negatif 2,88 ± 0,12 Na Diklofenak 1,52 ± 0,12 47,28 ± 4,33 0,9 mg/200 g Lempuyang 1,53 ± 0,27 46,93 ± 9,27 gajah 150 mg/KgBB Lempuyang 1,81 ± 0,14 37,14 ± 4,74 gajah 300 mg/KgBB Lempuyang 2,42 ± 0,21 15,82 ± 7,33 gajah 600 mg/ KgBB Orientasi dosis serbuk ikan gabus Hasil orientasi dosis serbuk ikan gabus dapat diihat pada Tabel 4. Dilihat dari %DAI yang dihasilkan, %DAI antara dosis 150 dan 300 mg/KgBB memiliki selisih yang sedikit yaitu 150 mg menghasilkan %DAI 51,97 ± 6,70 sedangkan 300 mg sebesar 53,01 ± 6,59.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
Berdasarkan hasil uji statistik tidak terdapat perbedaan antara dosis 150 dan 300 mg/KgBB (p > 0,05). Pertimbangan tidak diketahuinya toksisitas dan efek samping dari kombinasi ekstrak etanol lempuyang gajah dan ikan gabus maka dosis yang dipilih untuk kombinasi yaitu dosis yang terkecil (150 mg/KgBB). Tabel 4. Data rata-rata AUC dan %DAI orientasi dosis ekstrak ikan gabus Perlakuan Rata-rata Rata-rata AUC %DAI (mL.jam) (±SEM) (±SEM) Kontrol 2,88 ± 0,12 negatif Na Diklofenak 1,52 ± 0,12 47,28 ± 4,33 0,9 mg/200 g Ikan gabus 1,38 ± 0,19 51,97 ± 6,70 150 mg/KgBB Ikan gabus 1,35 ± 0,19 53,01 ± 6,59 300 mg/KgBB Ikan gabus 2,38 ± 0,14 17,27 ± 4,93 600 mg/ KgBB
Orientasi pemberian kombinasi ekstrak Hasil orietasi waktu pemberian kombinasi ekstrak dapat dilihat pada tabel 5. Berdasarkan nilai rata-rata %DAI (Tabel 5), waktu pemberian yang memberikan %DAI tertinggi yaitu 90 menit sebelum induksi. Jika dilihat nilai masing-masing SEM (standar eror of mean) dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata %DAI dari ketiga waktu pemberian hampir sama. Hasil uji statistik ketiga waktu pemberian kombinasi ekstrak (30, 60 dan 90 menit) juga menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna (p > 0,05). Berdasarkan uji statistik yang menunjukkan bahwa AUC dari ketiga pemberian waktu kombinasi hampir sama maka dipilih waktu pemberian kombinasi 30 menit sebelum induksi. Tabel 5. Data rata-rata AUC dan %DAI orientasi waktu pemberian kombinasi ekstrak
156
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Perlakuan
Kontrol negatif (CMC 0,5%) Kombinasi 30 menit sebelum induksi Kombinasi 60 menit sebelum induksi Kombinasi 90 menit sebelum induksi
18 February 2017
Rata-rata AUC (mL.jam) (±SEM) 2,88 ± 0,12
Rata-rata %DAI (±SEM)
1,69 ± 0,13
41,31 ± 4,54
1,56 ± 0,20
45,71 ± 6,83
1,44 ± 0,22
50,00 ± 7,67
-
Uji aktivitas antiinflamasi Setelah dilakukan beberapa uji pendahuluan dilanjutkan dengan uji sebenarnya dengan menggunakan 5 kelompok uji. Setiap kelompok diberikan perlakuan 30 menit sebelum induksi dan diinduksikan dengan karaginan 2% 0,2 ml. Kelompok uji terdiri dari kelompok kontrol negatif, kontrol positif, ekstrak lempuyang gajah dosis 150 mg/KgBB, ekstrak ikan gabus 150 mg/KgBB dan kombinasi ekstrak dengan perbandingan 1:1. Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil uji aktivitas antiinflamasi kombinasi ekstrak etanol lempuyang gajah dan ikan gabus pada Tabel 6 menunjukkan bahwa setiap kelompok uji memiliki nilai AUC yang lebih rendah dari kontrol negatif. Berdasarkan hasil uji statistik ekstrak tunggal dan kombinasi ekstrak memiliki perbedaan yang bermakna dengan kontrol negatif (p < 0,05) dan tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif (p > 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak tunggal dan kombinasi memiliki efek antiinflamasi yang sama dengan natrium diklofenak. Dilihat dari %DAI kombinasi ekstrak tidak menunjukkan peningkatan aktivitas antiinflamasi. Hal tersebut didukung dengan hasil uji statistik antara kombinasi ekstrak dengan masing-masing ekstrak tunggal yang nenunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05).
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
Tabel 6. Data rata-rata AUC dan %DAI uji aktivitas antiinflamasi kombinasi ekstrak Perlakuan Rata-rata Rata-rata AUC %DAI (ml.jam) (±SEM) (±SEM) Kontrol negatif 2,38 ± 0,32 (CMC 0,5%) Na Diklofenak 1,52 ± 0,07 36,10 ± 2,89 Lempuyang 1,43 ± 0,17 40,01 ± 7,19 gajah 150 mg/KgBB Ikan gabus 150 1,54 ± 0,20 35,25 ± 8,48 mg/KgBB Kombinasi 1,51 ± 0,17 36,56 ± 7,22 lempuyang gajah : ikan gabus (150 : 150) Lempuyang gajah dosis 150 mg/KgBB memberikan %DAI yang paling besar diantara perlakuan lainnya yaitu sebesar 40,01% ± 7,19. Hal tersebut dapat disebabkan karena lempuyang gajah memiliki beberapa senyawa yang berkhasiat sebagai antiinflamasi. Senyawa utama lempuyang gajah yang memberikan efek antiinflamasi yaitu zerumbon. Zerumbon dapat menghambat produksi NO (nitrit oksida) dan prostaglandin E2. Terdapat pula senyawa flavonoid yaitu kaempferol dan kuersetin yang juga memiliki antivitas antiinflamasi. Kaempferol dan kuersetin memiliki aktivitas menghambat sinyal tranduser dan faktor aktivasi transkripsi 1 yang penting untuk iNOS. Adanya penghambatan sinyal tersebut dapat mengganggu pembentukan NO (Hämäläinen et al., 2007). Pemberian kapsul ikan gabus (albumin) dapat menghambat pembentukan sitokin proinflamasi yaitu IFN-γ dan TNF-α (Paliliewu et al., 2013). Kandungan zinc dalam ikan gabus berperan dalam pengobatan inflamasi. Seseorang yang mengalami inflamasi dapat menderita defisiensi zinc. Defisiensi zinc dikaitkan dengan perubahan sistem kekebalan tubuh seperti penurunan fungsi sel B dan T, reaksi hipersensitivitas, fagositosis, dan produksi sitokin. Zinc memiliki peran dalam
157
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
sintesis protein dan perbanyakan sel. Pada kasus inflamasi, zinc dapat berperan untuk mempercepat perbaikan jaringan yang rusak (Mustafa et al., 2012). Kandungan asam lemak seperti asam stearat, asam palmitat dan asam oleat telah dilaporkan dapat melemahkan aktivitas leukosit polimorfonuklear (PMN) sehingga mampu menghambat pelepasan ROS, RNS dan protease spesifik yng dapat menyebabkan kerusakan jaringan (Zakaria et al., 2007; Abedi et al., 2012) Penggabungan efek antiinflamasi ekstrak lempuyang gajah dengan ikan gabus tidak menunjukkan adanya peningkatan aktivitas antiinflamasi dibandingkan dengan ekstrak tunggalnya. Efek yang tidak meningkat dari kombinasi kedua ekstrak dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama yaitu adanya efek antagonis antara senyawa yang terkandung dalam lempuyang gajah dengan senyawa dalam ikan gabus. Efek antagonis dihasilkan oleh zerumbon yang terkandung dalam lempuyang gajah dan arginin yang terkandung dalam ikan gabus. Zerumbon memiliki efek menghambat produksi NO (nitrit oksida) dengan melemahkan aktivitas iNOS sedangkan argininin merupakan substrat untuk iNOS dalam memproduksi NO (Chien et al., 2008; Stechmiller et al., 2005). Faktor yang kedua yaitu adanya interaksi antara albumin yang terkandung dalam ikan gabus dan flavonoid (kuersetin) yang terkandung dalam lempuyang gajah. Afinitas ikatan yang terjadi antara albumin dan kuersetin terbilang cukup kuat (Papadopoulou et al., 2005). KESIMPULAN Kombinasi ekstrak etanol lempuyang gajah dan ekstrak ikan gabus dengan perbandingan dosis 150 : 150 mg/KgBB memiliki aktivitas antiinflamasi. Persentase daya antiinflamasi yang dihasilkan sebesar 36,56 ± 7,22. Aktivitas antiinflamasi dari kombinasi ekstrak tidak menunjukkan adanya peningkatan efek antiinflamasi dibandingkan dengan ekstrak tunggal lempuyang gajah 150 mg/KgBB dan ikan gabus 150 mg/KgBB. Ekstrak tunggal dan kombinasi ekstrak memiliki aktivitas yang setara dengan kontrol positif (natrium diklofenak).
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
REFERENSI Abedi S., Far F.E., Hussain M.K., Ahmad Z. and Mat Jais a. M., 2012, Effects of Haruan (Channa striatus) Based Cream on Acute Inflammation in Croton Oil Induced Mice Ear Edema Model, Research Journal of Biological Sciences, 7 (4), 181 – 187. Annamalai P. and Thangam E.B., 2016, Local and Systemic Profiles of Inflammatory Cytokines in Carrageenan-induced Paw Inflammation in Rats, Immunological Investigations, 0139 (December), 1–10. APhA, 2007, Drug Information Handbook, 17th ed. Lacy, C. F. et al., eds., Lexi-comp, Hudson, Ohio. Apriyani D.R., 2011, Uji Efek Antiinflamasi Kombinasi Ekstrak Air Akar Tanaman Akar Kucing (Acalypha indica Linn.) dan Ekstrak Etanol 70% Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Udem Telapak Kaki Tikus yang Diinduksi Karaginan, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Farmasi, Universitas Indonesia, Depok. Ashley N.T., Weil Z.M. and Nelson R.J., 2012, Inflammation : Mechanisms , Costs , and Natural Variation, Annual Review of Ecology, Evaluation, and Systematics, 43, 385–406. Chang C.J., Tzeng T.F., Liou S.S., Chang Y.S. and Liu I.M., 2012, Regulation of lipid disorders by ethanol extracts from Zingiber zerumbet in high-fat diet-induced rats, Food Chemistry, 132 (1), 460–467. Chien T.Y., Chen L.G., Lee C.J., Lee F.Y. and Wang C.C., 2008, Anti-Inflammatory Constituents of Zingiber zerumbet, Food Chemistry, 110, 584–589. Colville T. and Bassert J.M., 2016, Clinical Anatomy and Physiology for Veterinary Technicians - Thomas P. Colville, Joanna M. Bassert - Google Books, 3rd ed. Colville, T. & Bassert, J. M., eds., Elsevier, Canada.
158
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
DepKes RI., 1978, Materia Medika, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Hämäläinen M., Nieminen R., Vuorela P., Heinonen M. and Moilanen E., 2007, Antiinflammatory effects of flavonoids: Genistein, kaempferol, quercetin, and daidzein inhibit STAT-1 and NF-κB activations, whereas flavone, isorhamnetin, naringenin, and pelargonidin inhibit only NF-κB activation along with their inhibitory effect on i, Mediators of Inflammation, 10. Hidayati N.A., Listyawati S. and Setyawan A.D., 2008, Kandungan Kimia dan Uji Antiinflamasi Ekstrak Etanol Lantana camara L . pada Tikus Putih ( Rattus norvegicus L .) Jantan, Bioteknologi, 5 (1), 10–17. Jais
A.M.M., 2007, Pharmacognosy and pharmacology of Haruan ( Channa striatus ), a medicinal fish with wound healing properties, BLACPMA, 6 (3), 52–60.
Khan M.S.A., Jais A.M.M., Hussain J., Siddiqua F., Reddy A.G., Shivakumar P. and Madhuri D., 2014, Gastroprotective Effect of Freeze Dried Stripped Snakehead Fish (Channa striata Bloch.) Aqueous Extract against Aspirin Induced Ulcerogenesis in Pylorus Ligated Rats, Hindawi Publishing Corporation, ISRN Pharmacology, 2014, 8. Koga A.Y., Beltrame F.L. and Pereira A. V., 2016, Several aspects of Zingiber zerumbet: A review, Brazilian Journal of Pharmacognosy, 26 (3), 385–391. Mustafa A., Widodo M.A. and Kristianto Y., 2012, Albumin And Zinc Content Of Snakehead Fish ( Channa striata ) Extract And Its Role In Health, International Journal of Science and Technology, 1 (2), 1–8. Nag A., Bandyopadhyay M. and Mukherjee A., 2013, Antioxidant Activities and Cytotoxicity of Zingiber zerumbet ( L .) Smith Rhizome, Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 2 (3),
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
102–108. Paliliewu N., Datau E.A., Matheos J.C. and Surachmanto E.E., 2013, Channa striatus capsules induces cytokine conversion in pulmonary tuberculosis patients, Journal of Experimental and Integrative Medicine, Volume| (3), 237–242. Papadopoulou A., Green R.J. and Frazier R.A., 2005, Interaction of the Flavonoids with bovine serum albumin: A fluorescence quenching study, Journal of Agricultural and Food Chemistry, 53, 158–163. Posadas I., Bucci M., Roviezzo F., Rossi A., Parente L., Sautebin L. and Cirino G., 2004, Carrageenan-induced mouse paw oedema is biphasic, age-weight dependent and displays differential nitric oxide cyclooxygenase-2 expression., British journal of pharmacology, 142 (2), 331–8. Ricciotti E. and Fitzgerald G.A., 2011, Prostaglandins and inflammation, Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology, 31 (5), 986–1000. Salvemini D., Wang Z.Q., Wyatt P.S., Bourdon D.M., Marino M.H., Manning P.T. and Currie M.G., 1996, Nitric oxide: a key mediator in the early and late phase of carrageenan-induced rat paw inflammation., British journal of pharmacology, 118 (4), 829–838. Sidahmed H.M.A., Hashim N.M., Abdulla M.A., Ali H.M., Mohan S., Abdelwahab S.I., Taha M.M.E., Fai L.M. and Vadivelu J., 2015, Antisecretory, gastroprotective, antioxidant and anti-helicobcter pylori activity of zerumbone from zingiber zerumbet (L.) smith, PLoS ONE, 10 (3), 1– 21. Stechmiller J.K., Childress B. and Cowan L., 2005, Arginine Supplementation and Wound Healing, Nutricion in Clinical Practice, 20 (52) Susanti A.D., Ardiana D., Gumelar G. and Bening Y., 2012, Polaritas Pelarut sebagai Pertimbangan dalam Pemilihan Pelarut untuk Ekstraksi Minyak Bekatul dari Bekatul Varietas Ketan (Oriza Sativa
159
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Glatinosa), Simposium Nasional RAPI XI FT UMS, 8–14. Wiedermann C.J., 2007, Anti-Inflammatory Activity of Albumin, Critical Care Medicine, 35 (3), 994–95. Yob N.J., Jofrry S.M., Affandi M.M.R.M.M., Teh L.K., Salleh M.Z. and Zakaria Z.A., 2011, Zingiber zerumbet (L.) Smith: A review of its ethnomedicinal, chemical, and pharmacological uses, Evidence-based Complementary and Alternative Medicine, 2011 Zakaria Z.A., Mat Jais A.M., Goh Y.M. and Somchit M.N., 2007, Amino Acid and Fatty Acid Composition Of An Aqueous Extract Of Channa striatus (Haruan) That Exhibits Antinociceptic Activity, Clinical and Experimental Pharmacology and Physiology, 34, 198–204.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
160
ISBN 978-979-3812-42-7