Manajemen dan Manajemen Akuntansi dan Akuntansi Vol.2 No.2 Tahun 2016 Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah
ISSN : 2460-5891
13 PENGARUH SISTEM PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PUSKESMAS SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT
Cut Hamdiah 1) Rahmah Yulianti 2) 1, 2)
Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Makkah Banda Aceh
[email protected]),
[email protected])
Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengaruh pemberian kompensasi dalam rangka peningkatan produktivitas pegawai. Penelitian ini dilakukan pada Puskesmas Samatiga di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat, maka untuk mendapatkan data yang diperlukan maka digunakan tehnik wawancara, observasi dan penyebaran angket berupa kuisioener kepada para pegawai Puskesmas yang respondennya sebanyak 30 orang. Tehnik analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif yakni dengan menggunakan regresi berganda dengan rumus Y=b 1 x1 +b2 x2 sedangkan untuk melihat berapa besar pengaruh kompensasi terhadap produktivitas pegawai menggunakan koefisien determinasi kemudian hasil regresi terhadap hipotesis menggunakan T atau F-test. Berdasarkan hasil olahan data didapat hasil Y=1.525 + 0,255x1 + 0,186x2 dengan korelasi r sebesar 0.890. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh kompensasi terhadap produktivitas pegawai. Dari koefisien korelasi diperoleh nilai koefisien determiasi (r2) sebesar 0,792 atau 79,2%, ini berarti kompensasi langsung (X 1) dan kompensasi tidak langsung (X2) mempengaruhi produktivitas pegawai sebesar 79,2 % dan sisanya 20,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah bahwa kompensasi yang ada pada Puskesmas Samatiga Kecamatan Samatiga berpengaruh secara positif terhadap produktivitas pegawai. Kata Kunci : Produktifitas, Konpensasi Langsung, Konpensasi Tidak Langsung
rangka menggerakkan sumber daya manusia dalam
PENDAHULUAN Berkembangnya suatu organisasi baik
suatu organisasi untuk bekerja lebih produktif,
instansi pemerintahan maupun swasta sangat
dengan kata lain kompensasi mempunyai pengaruh
bergantung pada berbagai kebijaksanaan yang
terhadap pendayagunaan pegawai dan pencapaian
ditempuh oleh pimpinan dalam mencapai tujuan
efektivitas dan produktivitas yang tinggi.
yang direncanakan. Untuk mencapai tujuan inilah
Semakin
tinggi
pengorbanan
yang
perlu didukung oleh berbagai tuntutan diantaranya
diberikan pegawai maka semakin tinggi pula
kemampuan dan dedikasi yang tinggi dari
kompensasi yang harus diberikan dan begitu pula
pelaksana tugas. Dengan demikian sangat dirasakan
sebaliknya agar tercapai titik keseimbangan yang
sekali
saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
tuntutan
akan
perlu
adanya
tenaga
kerja/pegawai yang memiliki kemampuan sumber
Suatu organisasi atau instansi harus cukup
daya manusia yang berkemampuan tinggi dan
menyadari bahwa pemberian kompensasi kepada
punya rasa tanggung jawab sehingga mempunyai
pegawai secara langsung telah memenuhi keinginan
efisiensi, efektivitas serta produktivitas yang
pegawai, oleh karena itu suatu organisasi harus
merupakan sasaran dan tujuan yang direncanakan
benar
oleh suatu organisasi akan dapat tercapai.
pemberian
–
benar
memperhatikan
kompensasi
untuk
manajemen terciptanya
Sasaran organisasi akan mudah tercapai
produktivitas yang diinginkan. Demikian pula
apabila diiringi dengan kebijaksanaan kompensasi
halnya dengan Puskesmas Samatiga Kecamatan
yang benar, karena sistim kompensasi merupakan
Samatiga, dimana dalam menjaga kesejahteraan dan
salah satu faktor yang sangat membantu dalam
produktivitas kerja pegawai Puskesmas selalu
ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016
13
Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah
14 memperhatikan sistim pemberian kompensasi yang
menerapkan
seimbang dan sesuai dengan pengorbanan pegawai
sumber daya manusianya dapat meningkat.
Puskesmas
yang
telah
dicurahkan
kebijaksanaan
kompensasi
agar
kepada
Dalam hubungan produktivitas kerja
kepentingan instansi/ perusahaan baik swasta
pegawai Puskesmas, maka fungsi pemberian
maupun pemerintah.
kompensasi adalah salah satu faktor yang sangat
Produktivitas kerja pegawai Puskesmas
penting dan tercapainya produtivitas yang tinggi.
Samatiga Kecamatan Samatiga sekarang tampak
Penggunaan
lebih
suatu
kemampuan dan keterampilan yang tinggi / khusus
organisasi tentunya terdiri dari orang yang harus
sangat menetukan bagi tercapainya produktivitas
bekerja sama antara satu sama lainnya untuk dapat
kerja.Untuk mendapatkan tenaga kerja yang
lebih meningkatkan produktivitas kerja. Pelayanan
produktif inipun tidaklah mudah. Namun perlu
kesehatan terhadap masyarakat umum yang tujuan
perhatian yang cukup serius penanganannya melalui
utamanya adalah pencapaian tujuan pemerintah
pengembangan pegawai Puskesmas itu sendiri yang
dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
tidak lepas dari sifat manusia yang selalu ingin maju
serta peningkatan pelayanan bagi masyarakat luas,
dan meningkatkan kesejahteraan yang lebih tinggi.
maka
meningkat,
erat
sebagaimana
kaitannya
halnya
dengan
fungsi
yang
teoritis
dan
tenaga
kerja
yang
memiliki
LANDASAN TEORITIS Pengertian Organisasi Sebagai sehubungan
landasan
dengan
dibahas
beberapa
permasalahan seperti yang dikemukakan pada
Menurut Manulang (1981:69) mengemukakan bahwa organisasi: -
Organisasi dalam arti badan adalah
latar belakang permasalahan, maka kiranya
sekelompok orang yang bekerjasama
perlu dikemukakan beberapa pengertian yang
untuk mencapai suatu atau beberapa
bersifat teoritis tentang organisasi secara umum
tujuan tertentu.
yang akan menjadi acuan bagi penulis dalam membahas
masalah
kompensasi
-
dan
Organisasi dalam arti bagian atau struktur
adalah
gambaran
secara
produktivitas.
skematis tentang hubungan kerjasama
Siagian, (1995 : 116) menyatakan bahwa
dari orang–orang yang terdapat dalam
organisasi didefinisikan sebagai berikut :
rangka usaha mencapai suatu tujuan.
“Setiap bentuk persekutuan antara dua orang
Dari definisi diatas suatu organisasi terdiri dari
atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai
3 ( tiga ) cirri yaitu:
suatu tujuan bersama dan terikat secara formal
-
Adanya sekelompok orang – orang.
dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu
-
Antar hubungan terjadi dalam suatu
terdapat
hubungan
antara
seseorang
atau
sekelompok orang yang disebut pimpinan dan
kerjasama yang harmonis. -
Kerjasama
didasarkan
seorang atau sekelompok orang lain yang
kewajiban
atau
disebut bawahan”.
masing-masing pencapaian tujuan.
ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016
atas
hak,
tanggung
jawab
orang
dalam
Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah
15 Berhasil atau tidaknya suatu organisasi Batasan tersebut menunjukkan adanya
sangat tergantung pada pengorganisasian yang
suatu ikatan formal yang mendukung kerjasama
telah ditetapkan dan dijalankan dengan tepat
untuk
mencapai
pengorganisasian
tujuan.
Fungsi
dimana sumber daya manusia, alat–alat tugas,
merupakan
proses
wewenang
serta
tanggung
jawab
diatur
menciptakan hubungan antar fungsi personalia
sedemikian rupa sehingga mempermudah gerak
dan faktor fisik agar kegiatan yang dilaksanakan
pencapaian
dan diarahkan pada tujuan bersama.
sebelumnya.
tujuan
yang
telah
digariskan
Pengertian Sumber Daya Manusia. Dalam pengkajian manajemen sumber
dapat
dicapai
oleh
manajemen
dengan
daya manusia maka terlebih dahulu ditinjau
melaksanakan fungsi manajemen pada berbagai
tentang pendapat para ahli mengenai definisi
bidang. Dalam hal ini penulis membatasi
manajemen, terdapat beberapa pandangan dari
pembahasan pada bidang “ Manajemen Sumber
para ahli manajemen tersebut yakni menurut
Daya Manusia “.
Terry, disadur Manullang, (1981 : 15 ) yaitu
Flippo ( 1992 : 5 ) mengemukakan :
sebagai berikut :
“Personnel Manajemen is the planning,
“Manajemen adalah pencapaian tujuan yang
diterapkan
terlebih
dahulu
dengan
organizing,
directing
procurement,
and
controling
development,
of
cimpensations,
mempergunakan orang lain. Jadi pencapaian
integration and maintenance of the people for
tujuan
the purpuse to the organizational individual and
tidak
mungkin
dilakukan
oleh
perorangan, tetapi lebih dari satu orang atau
social goal “.
kelompok sehingga semakin banyak orang yang
Manajemen sumber
manusia
terlibat dalam proses pencapaian tujuan maka
adalah
makin besar dan penting peranan manajemen”.
pengarahan dan pengendalian dari pengadaan,
Menurut Stoner (1996 : 9) manajemen adalah :
perencanaan,
daya
pengembangan,
pengorganisasian,
pemberian
kompensasi,
pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga kerja “Proses
pengorganisasian,
perencanaan, kepemimpinan
dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”. Untuk memperoleh sukses, manajemen membutuhkan integritas dari pengetahuan dan keterampilan
sumber
daya
manusia
yang
dipercayai untuk melaksanakan. Tujuan tersebut
Kompensasi a. Pengertian Kompensasi
ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016
dengan tujuan membantu tujuan organisasi dan masyarakat.
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah
16 Kompensasi merupakan salah satu
Bagi pegawai Puskesmas kompensasi
faktor penentu bagi pegawai pada sebuah
yang diberikan tidak saja merupakan balas jasa
instansi/perusahaan untuk meningkatkan hasil
bagi pekerjaan yang telah dilaksanakan. Tetapi
kerjanya. Apabila pegawai Puskesmas merasa
penting juga bagi mereka sebagai suatu individu
puas akan kompensasi yang diberikan instansi/
karena besarnya kompensasi mencerminkan
perusahaan yang diberikan kepadanya, maka
ukuran
akan terlihat jelas dari produktivitas kerja yang
Puskesmas itu sendiri, keluarga dan masyaratkat
meningkat, kecintaan dan tanggung jawab akan
serta perusahaan.
nilai
mereka
diantara
pegawai
tinggi terhadap sasaran–sasaran perusahaan, namun apabila kompensasi yang diberikan perusahaan/instansi
dirasakan
tidak
Handoko ( 1985 : 115 – 116 ) secara
sesuai
dengan pengorbanan yang diberikan ataupun tidak memadai maka prestasi, motivasi dan kepuasan serta produktivitas kerja pegawai
rinci menggambarkan tujuan dari pemberian kompensasi adalah sebagai berikut : “Memperoleh personalia yang qualifeat, dalam rangka mencari pelamar tenaga kerja.
Puskesmas akan menurun. Sehubungan
b. Tujuan Kompensasi
dengan
hal
ini,
Notoatmodjo ( 1991 : 142 ) mendefinisikan kompensasi adalah suatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
Mempertahankan pegawai yang telah ada sekarang, bila tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya pegawai yang baik akan keluar. Menjamin
Berdasarkan definisi diatas bahwa kompensasi
menyangkut
segala
pemberian
perusahaan terhadap pegawai Puskesmas, tetapi disini gaji atau insentif pegawai Puskesmas adalah sangat diutamakan, sebab masalah kompensasi ini menyangkut dengan kehidupan pegawai Puskesmas secara langsung. Definisi
pengupahan,
penggajian
memenuhi
prinsip
“Kompensasi adalah imbalan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan pada pegawai yang uang
atau
mempunyai
kecendrungan diberikan secara tetap”.
mendorong
berusaha
keadilan,
serta
pegawai
Puskesmas
dapat
berprestasi dalam bekerja dan memenuhi peraturan yang legal. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa
pegawai
Siswanto
(1987:116)
mendefinisikan kompensasi adalah:
tersebut telah memberikan sumbangan tenaga pikiran demi kemajuan, kontinutas perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan.
berperan
untuk
semangat, rajin dan penuh percaya diri. Apabila kompensasi dirasakan pegawai tidak
layak
maka
akan
menyebabkan rendahnya moral pegawai serta mengurangi disiplin kerja. Flippo (1992 : 4) mengemukakan
“Imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja, karena tenaga
Puskesmas
meningkatkan moral dan bekerja lebih
Puskesmas Berikutnya
dan
pemberian kompensasi yang layak kepada
menyebutkan bahwa:
dengan
administrasi
menghargai perilaku yang diinginkan yaitu
lain diberikan oleh Nitiseomito (1987:149)
dinilai
keadilan
program kompensasi pegawai Puskesmas dirancang untuk melakukan tiga hal : 1.
Untuk menarik para pegawai ke dalam
organisasi.
Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah
17 2.
Untuk memotivasi mereka mencapai
lingkungan kerja yang menyenangkan
prestasi yang unggul.
dan secara tidak langsung berkaitan
3.
dengan prestasi kerja.
Untuk menciptakan masa dinas yang
panjang.
Sehubungan hal ini Handoko ( 1995 : 135 ) mengemukakan :
c. Jenis – Jenis Kompensasi
“Tipe kompensasi pelengkap sering
Untuk memotivasi agar merasa tidak
disebut “ fringle benfit “ adalah untuk
jenuh dan bekerja lebih rajin diberikan
mempertahankan pegawai perusahaan
berbagai kompensasi dalam bentuk moneter
dalam jangka panjang. Kompensasi
(uang), agar dapat menjamin mereka betah
pelengkap ini berbentuk penyediaan “
tinggal dan bekerja dalam instansi tersebut.
benefit “ dan program pelayanan
Kompensasi
terbagi
dua
yaitu
kesejahteraan pegawai. Benefit dan
kompensasi finansial dan kompensasi non
pelayanan
finansial, kompensasi finansial terbagi lagi
kompensasi tidak langsung karena
yaitu
biasanya diperlukan sebagai upaya
kompensasi
langsung
dan
tidak
langsung. 1.
merupakan
penciptaan kondisi dan lingkungan
Kompensasi Finansial Langsung
kerja yang menyenangkan dan secara
Yaitu merupakan kompensasi yang
tidak
diberikan secara tetap, yang terdiri dari
langsung
berkaitan
dengan
prestasi
kerja.
Kompensasi
dalam
bayaran upah, gaji, bonus dan komisi,
bentuk
upah
dan
yang mana menurut Malayu S.P
kompensasi langsung karena hal ini
Hasibuan ( 1994, 133 ) :
didasarkan
“balas jasa yang dibayar secara
pekerjaan kritis”.
periodik dengan tetap serta mempunyai
2.
tersebut
atas
gaji
faktor
disebut –
faktor
Pendapat lain dikemukakan
jaminan yang pasti. Sedangkan upah
oleh
Flippo
(1988:56)
adalah balas jasa yang dibayar pada
menyebutkan jenis–jenis kompensasi
kerja harian dengan berpedoman atas
yang bersifat tunjangan ( insentif )
perjanjian yang disepakati”.
adalah :
Kompensasi Tidak Langsung
“Pembayaran
untuk
yang
waktu
tidak
Merupakan jenis kompensasi
bekerja, contohnya dalam bidang ini
yang diberikan perusahaan kepada
akan mencakup periode istirahat yang
pegawai
tidak
dibayar seperti istirahat makan siang,
akan
hari libur, cuti dan alasan pribadi
tetapi mempengaruhi kesejahteraannya.
lainnya. Perlindungan terhadap bahaya
Kompensasi tidak langsung ini sering
dan hal–hal yang tidak terelakkan :
disebut dengan kompensasi lengkap (
sakit, cedera, utang, usia lanjut dan
Fringle benefit ) atau kompensasi
kematian
tambahan. Kompensasi ini sebagai
demikian harus diberikan insentif.
Puskesmas
diterimanya
upaya
secara
penciptaan
yang langsung
kondisi
Produktivitas ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016
dan
dimana
dalam
keadaan
Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah
18 a. Pengertian Produktivitas Dalam usaha mempertinggi standar hidup
berperan dalam peningkatan produktivitas kerja
maka haruslah diikuti pula oleh produktivitas
adalah kemampuan manajemen dalam mengatur
yang tinggi dalam lingkungan kerja, ini berarti
dan menciptakan suasana kerja.
organisasi harus bekerja secara efesien atau
Siagian, (1994:125) mengemukakan tentang
harus memiliki produktivitas yang tinggi.
faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas
Hidayat ( 1986 : 126 ) bahwa produktivitas
tenaga kerja adalah:
dapat diartikan sebagai sikap mental manusia
“Dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang
untuk membuat hari esok lebih baik dari
berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri
sekarang dan membuat hari ini lebih baik dari
maupun faktor-faktor lainnya, seperti : motifasi,
hari kemarin. Menurut Hasibuan ( 1996 : 126 )
pendidikan, disiplin kerja, ketrampilan, sikap
bahwa produktivitas adalah:
etika
“Perbandingan antara output ( hasil ) dengan
penghasilan, lingkungan kerja dan iklim kerja,
input ( masukan ), jika produktivitas naik ini
tekhnologi, sarana produksi, jaminan sosial,
hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan
manajemen, kesempatan berprestasi”.
efisiensi ( waktu, bahan, tenaga
c. Pengukuran produktivitas
dan sistem
kerja,
gizi
dan
kesehatan,
tingkat
kerja, tehnik produksi dan adanya peningkatan Produktivitas merupakan pengukuran sejauh
keterampilan dari tenaga kerjanya”. Selanjutnya menurut Cahyono ( 1990 : 281 ) bahwa produktivitas merupakan perbandingan
mana sumber daya yang ada berperan optimal dalam
organisasi
dan
digunakan
untuk
atau rasio output terhadap input. Penggunaan rasio ini perlu memperhatikan baik aspek
mencapai tujuan. Sampai sejauh mana sumber
pegawai ( kwalitas dan kuantitas ) aspek
daya yang ada dapat dikombinasikan dan
pimpinan ( pengaruh dan pembinaan ) maupun
dimanfaatkan dengan membandingkan besaran
aspek rumusan sasaran kerja yang harus dicapai disamping kapasitas mesin pengolahannya (
atau jumlah sumber daya yang sering disebut sebagai input.
tehnologi ). Berdasarkan pendapat tersebut maka konsep
Dalam pengukuran produktivitas tenaga
produktivitas dikembangkan untuk mengukur besarnya kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah
atas
komponen
masukan
yang
kerja
biasanya
hasil
Menurut Yang
masukan
dinyatakan dalam waktu.
digunakan. b. Faktor-faktor
maupun
Kamaruddin
(1986:125)
produktivitas
itu
Mempegaruhi menyatakan
Produktivitas Kerja Setiap perubahan atau dinamika pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, demikian
agar
dinyatakan output dan input harus dapat diukur dan diperbandigkan.
juga masalah produktivitas ini, faktor yag lebih Ratio ini mejadi ukuran indeks produktivitas (IP) : IP =
Output yang diperoleh Input yang dikeluarkan
ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016
dapat
=
Hasil yang diperoleh Sumber daya yang digunakan
Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah
19 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek
yang
penelitian yang dapat memberikan data yang relatif dengan topik permasalahan. Pengambilan
pegawai
Puskesmas
Puskesmas
yang
ada
hubungannya dengan penulisan skripsi. 3.3 Metode Analisis
sampel dilakukan secara random, maka yang menjadi populasi adalah 20 dari 35 orang
diperlukan
Dalam menganalisa data, metode yang digunakan adalah metode analisa deskriptif
Samatiga kualitatif dan kuantitatif sederhana. Analisa
Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.
kualitatif adalah data yang telah dikumpulkan
3.2 Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data metode yang
dalam Bab penelitian yang kemudian dibahas
digunakan adalah sebagai berikut : a.
Data
primier
dikumpulkan komunikasi
adalah dengan
langsung
data
yang
mengadakan pada
pihak
dan didukung oleh pendapat para ahli sebagai landasan
teoritis
dalam
bab
pembahasan.
Sedangkan analisa kuantitatif adalah metode
terkait dalam penulisan skripsi ini. b.
Data sekunder adalah data yang telah terkomendasi
yang
berhubungan
yang mendukung analisa kualitatif antara lain sebagai berikut :
langsung dengan penulisan skripsi ini. c.
Observasi
adalah
mengadakan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data
Produktifitas
=
Output Input
Output =
merupakan total pendapatan yang dicapai
Input
= merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai
Analisa Regresi Berganda : Y
= a + b1 x1 + b2 x2 + e
Diamana : Y a b X1 X2 e b1 b2
= = = = = = = =
Variabel terikat ( Produktifitas ) Bilangan Konstanta Koefisiensi x Kompensasi langsung Kompensasi tidak langsung Standar Error dimana : Koefisien Regresi y Koefisien Regresi y
ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016
dengan X1 dengan
X2
Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah
20 ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari data 30 orang responden pegawai
yang dapat dituliskan dalam bentuk tabel
Puskesmas Samatiga yang di kumpulkan,
berikut ini :
diperoleh perhitungan regresi linear berganda Tabel 1 Pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat VariNama Variabel abel Konstanta A1 Kompensasi langsung X1 Kompensasi tidak langsung X2 Koefisien Korelasi (R) =0,890 Koefisien Determinasi (R2)=0,792 F=17.221 Ftabel =3,354 Sig F -0,000a Sumber : Data Primer 2008 (diolah)
β 1,525 0,255 0,186
Std Eror 0,290 0,093 0,086
Nilai t
t-tabel
Sig
5,253 2,745 2,572
2,045 2,045 2,045
0,000 0,001 0,003
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
berpengaruh terhadap produktifitas pegawai
SPSS seperti terlihat pada tabel di atas, maka
Puskesmas (Y).
diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :
b.
Variabel kompensasi tidak langsung (X2) mempunyai
hubungan
positif
dengan
produktifitas perusahaan dimana memiliki
Y=1.525+0.255
koefisien sebesar 0.186 artinya setiap
(X1)=0.186(X2) Dari dua variabel diatas, maka faktor
penambahan X2, sebesar 100% maka
yang paling mempengaruhi adalah variabel
penambahan
kompensasi
Puskesmas (Y) sebesar 1.86% perunit pada
langsung
(X1)
dan
kemudian
variabel kompensasi tidak langsung (X2). a.
Variabel
kompensasi
pegawai
keadaan variabel lain tidak berubah. Pada (X1),
variabel kompensasi tidak langsung secara
dengan
parsial mempunyai nilai t hitung sebesar
produktifitas pegawai Puskesmas, hal ini
2.572 dengan sig-t sebesar 0.003 yang
terindikasi dengan besaran koefisien regresi
berarti secara parsial kompensasi tidak
variabel kompensasi langsung (X1) = 0.255,
langsung berpengaruh signifikan terhadap
yang
produktifitas pegawai Puskesmas (Y).
mempunyai
yang
menjelaskan
langsung
produktifitas
signifikan
setiap
peningkatan
kompensasi langsung sebesar 100% akan diikuti dengan peningkatan produktifitas
Untuk mengetahui hubungan positif dan
pegawai Puskesmas sebesar 2.25% pada
negative pengaruh kompensasi langsung dan
keadaan
berubah,
tidak langsung maka digunakan koefisiensi
pengaruh variabel kompensasi langsung
korelasi ® yang dihasilkan adalah 0.890, hal ini
terhadap produktifitas perusahaan adalah
menunjukkan bahwa hubungan yang dihasilkan
signifikan t sebesar 0.001, hal ini berarti
adalah
secara
lemahnya pengaruh kompensasi langsung dan
variabel
parsial
lain
tidak
kompensasi
langsung
positif.
kompensasi ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016
Untuk
tidak
mengetahui
langsung
kuat
terhadap
Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah
21 produktifitas pegawai Puskesmas digunakan
Dari uraian diatas, jika dikatakan dengan
koefisien korelasi r2 =792 atau 79.2%, hal ini
masalah
menunjukkan bahwa persentase kompensasi
Puskesmas
langsung
langsung
kompensasi langsung dan tidak langsung tidak
pegawai
mempengaruhi
dan
kompensasi
mempengaruhi
tidak
produktifitas
Puskesmas, sedangkan faktor lainnya yang tidak
penurunan yang
produktifitas terjadi
maka
penurunan
pegawai pengaruh
terhadap
produktifitas kegiatan di Puskesmas Samatiga.
diteliti dalam penelitian ini adalah sebesar 20.8%. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
produktivitas pegawai Puskesmas sebesar
dengan melakukan penyebaran kuisioner dan
18,6% dengan asumsi variabel lainnya tetap.
wawancara
terhadap
30
orang
pegawai
d. Nilai r sebesar 0,890% menunjukkan adanya
Puskesmas Samatiga, maka dapat disimpulkan :
korelasi atau hubungan yang kuat dan positif
a. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan
antara kompensasi langsung dan kompensasi
dalam penelitian ini yakni faktor kompensasi
tidak
langsung dan kompensasi tidak langsung
pegawai Puskesmas.
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
langsung
terhadap
e. Nilai koefisiendeterminasi
produktivitas (R2)
sebsesar
produktifitas pegawai Puskesmas, setelah
0,792 atau 79,2% menunjukkan bahwa
diadakan
produktivitas pegawai Puskesmas dapat
penelitian
hipotesis
tersebut
terbukti kebenarannya.
dijelaskan dengan model regresi sebesar
b. Dari hasil regresi berganda, perhitungan korelasi
dan
determinasi
bahwa
kompensasi
79,2% sementara sisanya sebesar 20,8%
membuktikan
langsung
kompensasi tidak langsung
dijelaskan oleh
dan
variabel diluar penelitian
ini.
mempunyai
f. Pengujian secara keseluruhan (over all test)
hubungan yang relatif kuat (positif) terhadap
digunakan F pada level of signifikan 95%
produktivitas
serta
dalam hal ini Fhitung diperoleh sebesar 17,221
mempunyai pengaruh yang relatif besar
sedangkan Ftabel sebesar 3,354 pada taraf
terhadap peningkatan produktivitas pegawai
nyata α =5%, yang berarti menerima H1 dan
Puskesmas.
menolak H0 yang berarti kompensasi yang
pegawai
Puskesmas
c. Di lihat dari perhitungan produktivitas pegawai
Puskesmas
persamaan
yang
(Y)
diberikan
diperoleh
menunjukkan
mempengaruhi
produktifitas
pegawai Puskesmas Samatiga Kecamatan
apabila
Samatiga.
kompensasi langsung (X1) terjadi perubahan sebesar
100%
peningkatan
maka produktivitas
menyebabkan pegawai
Saran-saran a.
Disarankan kepada Kepala Puskesmas
Puskesmas sebesar 25,5% dan juga apabila
Samatiga agar mempertahankan masalah
kompensasi tidak langsung (X2) terjadi
pemberian
perubahan atau kenaikan sebesar 100%
mempertahankan
maka
produktivitas yang tinggi. Disamping itu
akan
mengakibatkan
peningkatan
kompensasi
agar
produktivitas
dapat dan
perlu juga mempertahankan faktor-faktor ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016
Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah
22
b.
lain yang mempengaruhi produktivitas
pegawai
pegawai Puskesmas.
meningkatkan
Berhubungan
dengan
kompensasi
produktivitas
Puskesmas
c.
pegawai,
hendaknya
lebih
para
pegawai
terhadap
kebutuhan
fisik
pegawai
Dengan adanya kompensasi hendaknya
ini
Puskesmas
loyalitas
dan
kelangsungan
dapat dedikasi kegiatan
minimum.
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di
Sebaiknya kompensasi yang diberikan
Kecamatan Samatiga, untuk itu Kepala
memenuhi kebutuhan dan keinginan serta
Puskesmas
kepuasan pegawai Puskesmas, karena itu
mengadakan pendekatan dengan memberi
perlu dilakukan penelitian selanjutnya
motivasi,
mengenai tanggapan pegawai Puskesmas
kepada bawahan agar dapat berkerja
terhadap
pemberian
dengan lebih dan penuh rasa tanggung
dapat
meningkatkan
kompensasi agar produktivitas
pegawai Puskesmas. d.
e.
meningkatkan
dibawah
produktivitas
untuk
lebih meningkat lagi.
meningkatkan kompensasi yang selama masih
serta
Puskesmas dimasa yang akan datang agar
langsung dan kompensasi tidak langsung mempengaruhi
Puskesmas
Kebijaksanaan
jawab
hendaknya
bimbingan
sehingga
produktivitas
pemberian
kompensasi
dan
dapat
kerja
lebih sering
pengarahan
meningkatkan para
pegawai
Puskesmas.
yang diberikan selama ini agar lebih disempurnakan kembali dalam rangka pemerataan dan peningkatan produtivitas DAFTAR PUSTAKA Cahyono, B.T, (1996). Manajemen Sumber
pengukurannya.
Daya Manusia. IPWI, Jakarta.
Nopember 1986.
Flippo,
(1988).
Manajemen
Personalia.
Erlangga, Jakarta.
No.11
Kamaruddin, (1986). Manajemen Pegawai dan Kualitas Terpadu. Rajawali Pers,
Handoko, (1987). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Jakarta Manullang,(1981).Dasar-dasar
Liberti, Yogyakarta
Manajemen.
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Hasibuan,H.MSP, Organisasi dan Motivasi : Dasar Peningkatan Produktivitas, Cetakan
Prisma
Pertama,
Bumi
Aksara
Jakarta.
Mandar Maju, Bandung. Siswanto, (1987). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta.
Hidayat, (1996), Konsep Dasar dan Pengertian Produktivitas
Moekijat,(1989). Manajemen Kepegawaian,
serta
Interprestasi
ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016
Stoner,J.F (1996).
Pengantar Manajemen.
Erlangga, Jakarta.
Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah
23 Siagian,S.P (1994). Manajemen Personalia, Erlangga, Jakarta. Edwin B.Flippo, Manajemen Personalia, Edisi ke enam, jilid 2, Erlangga, Jakarta, 1992.
ISSN 2460-5891@JEMSI Vol.2 No.2 Tahun 2016
Cahyono,B.T,
Manajemen
Jakarta 1989
SDM,
IPWI,