JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Pengaruh Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi Dan Bisnis Siswa Kelas X Smk Ardjuna 02 Arjosari Tahun Ajaran 2015/2016
Anggun Yulia Rina Putri Prih Hardinto Mardono
Abstrak Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Ardjuna 02 Arjosari pada mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis salah satunya diukur melalui motivasi belajar, kecerdasan emosional dan lingkungan keluarga,. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar, kecerdasan emosional dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis. Metode yang digunkan adalah kuantitatif eksplanasi dengan jumlah populasi 77 dengan sampel menggunakan proportional random sampling sebanyak 65 siswa. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan signifikasi uji t motivasi belajar sebesar 0,003, kecerdasan emosional sebesar 0,001 dan lingkungan keluarga sebesar 0,004. Sedangkan uji f sebesar 0,000 terhadap hasil belajar. Sehingga ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar, kecerdasan emosional dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis. Kata Kunci: Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional, Lingkungan Keluarga, Hasil Belajar Abstract: In order to improve the result of class X student of SMK Ardjuna 02 Arjosari on subject Introduction to Economics and Bussiness is measured through learning motivation, emotional intelligence and family environments. This study aims to determine the effect of learning motivation, emotional intelligence and family environment on learning outcomes in subject Introduction Economics and Business. The method is used mainly quantitative explanation by the number 77 with a sample population using proportional random sampling as much as 65 students. The test results demonstrate the significance of the t test hypotheses learning motivation of 0,003, emotional intelligence of 0,001 and family environment of 0,004. While testing f 0,000 on learning outcomes. So there is a significant relationship between learning motivation, emotional intelligence and family environment on learning outcomes in subject Introduction Economics and Business. Key Words: Learning Motivation, Emotional Intelligence, Family Environment, Learning outcomes
Pendidikan merupakan salah satu cara
manusia yang berkualitas sehingga mampu
untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai
bersaing dengan negara lain yang telah maju.
dengan pembukaan Undang Undang Dasar
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat
1945 alinea ke-4, serta untuk mencapai
penting dalam menciptakan sumber daya
tujuan pendidikan nasional. Perkembangan
manusia yang berkualitas. Pendidikan yang
jaman saat ini menuntut adanya sumber daya
Alamat Korespondensi: Anggun Yulia Rina Putri Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UM E-mail:
[email protected]
63
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
berkualitas akan berpengaruh pada kemajuan
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
diberbagai bidang.
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari segi
Pendidikan juga merupakan salah satu sektor
yang
paling
penting
guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
dalam
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan
belajar meruapakan berakhirnya pengajaran
melalui sektor pendidikan dapat dibentuk
dari puncak proses belajar”. Sehingga dengan
manusia yang berkualitas, seperti yang
adanya hasil belajar yang baik dalam proses
disebutkan dalam Undang-Undang No.20
belajar maka akan mencipatakan manusia
Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Bab II Pasal
yang berkualitas.
3 bahwa:
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh
Pendidikan nasional berfungsi
beberapa faktor. Menurut Slameto (2010:54)
mengembangkan
faktor-faktor
kemampuan
mempengaruhi
belajar
peradaban
bangsa
yang
golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor
bermartabat
dalam
rangka
ekstern. Faktor interen adalah faktor yang
mencerdaskan kehidupan bangsa,
berasal dari dalam diri individu yang sedang
bertujuan untuk berkembangnya
belajar, seperti faktor kesehatan, motivasi
potensi
peserta
didik
agar
dan kecerdasan. Sedangkan faktor ekstern
menjadi
yang
beriman
dan
adalah faktor yang ada di luar individu yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang
sedang belajar, seperti faktor keluarga,
Maha Esa, berakhlak mulia,
sekolah dan masyarakat. Belajar merupakan
sehat, berilmu, cakap, kretif,
proses yang kompleks. Semua faktor yang
mandiri, dan menjadi warga
ada akan saling terkait dalam mempengaruhi
negara yang demokratis serta
kesuksesan belajar siswa. Tidak hanya faktor
bertanggung jawab.
dari dalam diri siswa, faktor dari luar diri
membentuk
manusia
yang
berkualitas maka diperlukan hasil belajar
dibedakan
menjadi
hasil
dan membentuk watak serta
Untuk
dapat
yang
dua
siswa juga sangat mempengaruhi kesuksesan belajar siswa
yang baik dalam pendidikan. Hasil belajar
Untuk memperoleh hasil belajar yang
siswa merupakan alat ukur yang digunakan
baik maka perlu adanya motivasi belajar yang
untuk melihat keberhasilan siswa dalam
baik pula. Dari pemaparan di atas maka,
belajar. Jika hasil belajar siswa rendah, hal ini
dapat diketahui bahwa hasil belajar dapat
menandakan adanya masalah yang harus
dipengaruhi oleh motivasi siswa dalam
segera
belajar.
dicarikan
solusinya..
Menurut
Dimyanti dan Mujiono (2006:3-4), “hasil 64
Menurut
Sardiman
(2001:73),
“Motivasi belajar adalah merupakan faktor
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
psikis yang bersifat non-intelektual”. Dengan
satunya
adanya motivasi belajar dalam diri peserta
keberhasilan seseorang, karena ada faktor
didik, dapat menimbulakn rasa senang dan
lain
semangat untuk belajar. Peserta didik yang
(2003:44) menyatakan bahwa kecerdasan
memiliki motivasi belajar yang kuat, akan
intelektual (IQ) hanya menyumbang 20%
mempunyai banyak energi untuk melakukan
bagi kesuksesan, sedangkan 80 % di
kegitan belajar. Sehingga dengan adanya
pengaruhi oleh faktor lain. Adapun faktor
motivasi belajar dalam diri peserta didik akan
lain ini salah satunya adalah kecerdasan
dapat mendorong hasil belajar yang baik.
emosional atau Emotional Quotient (EQ).
Selain
dipengaruhi
oleh
motivasi
faktor
yang
yang
menentukan
mempengaruhi.
Goleman
Goelman (2003 : 45) mendefinisikan
belajar, hasil belajar juga dapat dipengaruhi
bahwa,
oleh kecerdasan siswa dalam proses belajar.
kemampuan
seperti
Kecerdasan yang dimiliki oleh siswa dapat
memotivasi
diri
dibedakan menjadi tiga golongan yaitu,
menghadapi
kecerdasan
dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan
inetelektual,
kecerdasan
emosioanal dan kecerdasan spiritual.
“Kecerdasan
emosional
adalah
kemampuan
untuk
sendiri
frustasi;
dan
bertahan
mengendalikan
kesenangan; mengatur suasana hati dan
Selama ini, banyak orang beranggapan
menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan
untuk sukses dalam belajar dan mendapatkan
kemampuan berpikir; berempati dan berdoa”.
hasil yang optimal diperlukan Intellectual
Sehingga dalam kecerdasan emosional dalam
Quotient (IQ) yang tinggi. Hal ini karena IQ
diri siswa yakni meliputi kemampuan
merupakan bekal potensial
memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi,
memudahkan
dalam
belajar
yang akan dan
pada
mengontrol desakan hati, mengatur suasana
gilirannya akan menghasilkan hasil belajar
hati (mood), berempati serta kemampuan
yang optimal. Kenyataannya, dalam proses
untuk bekerja sama.
pembelajaran di sekolah sering ditemukan
Kecerdasan emosional (EQ) memiliki
siswa yang tidak dapat memperoleh hasil
peran penting dalam belajar karena belajar
belajar yang setara dengan kemampuan
tidak hanya menyangkut siswa dengan buku
intelektualnya. Ada siswa yang mempunyai
saja, tetapi juga melibatkan siswa dengan
kemampuan
siswa lain, dan siswa dengan guru. Guru
intelektual
tinggi
tetapi
memperoleh hasil belajar yang relatif rendah,
sering
melupakan
bahwa
proses
namun ada siswa yang walaupun kemampuan
pembelajaran di sekolah merupakan proses
intelektualnya relatif rendah, dapat meraih
yang sifatnya kompleks dan menyeluruh.
hasil belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya
Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi
taraf intelektual bukan merupakan satu-
itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat 65
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
berfungsi dengan baik tanpa partisipasi
akan menyebabkan pembentukan pribadi
penghayatan
mata
atau watak yang baik pula. Dan juga
pelajaran yang disampaikan di sekolah.
sebaliknya, jika pembelajaran awal dalam
Namun biasanya kedua inteligensi itu saling
kelurga sudah tidak baik, maka pembentukan
melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan
pribadi atau watak pada diri anak juga tidak
EQ merupakan kunci keberhasilan belajar
akan baik.
emosional
terhadap
siswa di sekolah. Pendidikan di sekolah
Pendidikan dalam lingkungan keluarga
bukan hanya perlu mengembangkan IQ,
merupakan awal dan sentral bagi seluruh
tetapi
mengembangkan
pertumbuhan dan perkembangan anak untuk
atau
menjadi individu yang dewasa dan memiliki
juga
kecerdasan
perlu
emosional
Emotional
Quontient (EQ) siswa.
kepribadian yang baik. Menurut Ki Hajar
Kecerdasan emosional dan motivasi belajar siswa sangat
dipengaruhi
oleh
Dewantara (dalam Tirtarahardja, 2008:169) menyatakan bahwa,”Keluarga itu tempat
lingkungan, tidak bersifat menetap dan dapat
pendidikan
berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan
wujudnya untuk melangsungkan pendidikan
lingkungan keluarga terutama orang tua pada
ke arah pembentukan pribadi yang utuh, tidak
masa kanak-kanak sangat mempengaruhi
saja bagi kanak-kanak tapi juga bagi para
dalam pembentukan kecerdasan emosional.
remaja”. Dalam lingkungan keluarga yang
Dengan kata lain, kecerdasan emosional
disebut
dapat dibentuk dan dilatih. Menurut Goleman
informal, orang tua secara naluri merasa
(2003:268) “kehidupan keluarga merupakan
berkepentingan dan berharap agar kelak
sekolah pertama kita untuk mempelajari
anak-anaknya menjadi orang yang mampu
emosi”. Lingkungan keluarga merupakan hal
mandiri dan berhasil dalam kehidupannya.
yang paling berpengaruh dalam membangun
yang
dengan
sempurna
lembaga
sifat
dan
pendidikan
Lingkungan keluarga merupakan satu
kecerdasan emosional dan motivasi belajar
dari
siswa. Menurut Tirtarahardja (2008:170),”Di
mempengaruhi hasil belajar. Tirtarahardja
lingkungan kelurgalah tempat menanam
(2008:170) menyatakan bahwa,”Lingkungan
dasar
Keluarga
pembentukan
watak
anak-anak”.
banyak
faktor
eksternal
sungguh-sungguh
pusat
bermacam bermacam hal. Tidak hanya dari
menentukan, karena itu tugas pendidikan
yang ia dengar, tapi juga dari perilaku yang
adalah mencari cara, membantu para ibu
diperlihatkan dan ditanamkan orang tua pada
dalam tiap keluarga agar dapat mendidik
anaknya.
anak-anaknya dengan optimal”. Cara orang
dengan
adanya
pembelajaran awal yang baik pada diri anak 66
tua
dalam
yang
meruapakan
Dalam lingkungan keluarga, anak belajar
Sehingga,
pendidikan
yang
mendidik
penting
anak,
dan
seperti
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
memberikan arahan, dorongan belajar kepada
yang disampaikan oleh guru, terkandang dia
anak dan komunikasi yang baik akan
asyik bermain HP. Namun ada juga siswa
mempengaruhi perkembangan emosi anak.
yang pasif akan tetapi apabila diberi
Begitu juga dengan adanya relasi yang baik
pertanyaan bisa menjawabnya dan dia juga
antar anggota keluarga, suasana rumah,
membuat catatan yang diberikan oleh guru.
keadaan ekonomi kelurga, pengertian orang
Sehingga, dari pemaparan tersebut dapat
tua dan latar belakang pendidikan orang tua.
dikatakan bahwa motivasi belajar dan
Apabila semua unsur tersebut dapat terpenuhi
kecerdasan emosional yang dimiliki antar
dengan baik, maka anak akan tumbuh dengan
siswa berbeda-beda yang akan berdampak
keadaan emosional yang baik. Dengan
pada hasil belajar yang berbeda-beda.
demikian lingkungan keluarga memiliki
Selain motivasi belajar dan kecerdasan
peran yang sangat penting dalam membentuk
emosional, hasil belajar yang berbeda-beda
kecerdasan emosional dan motivasi belajar
di
siswa yang pada akhirnya akan berpengaruh
dipengaruhi juga dari lingkungan keluarga
terhadap hasil belajar siswa.
yang berbeda-beda setiap siswa. Hal tersebut
SMK
Ardjuna
02
Arjosari
dapat
Hasil belajar siswa di SMK Ardjuna 02
salah satunya dapat dilihat dari adanya
Arjosari berbeda antara satu dengan yang
perhatian orang tua terhadap waktu belajar
lainnya. Motivasi belajar dan kecerdasan
anak. Ada orang tua yang mengikutkan
emosional siswa di SMK Ardjuna 02 Arjosari
anakanya untuk bimbingan belajar sehingga
juga berbeda antara satu dengan yang
waktu belajar anak teratur. Namun, ada juga
lainnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya
orang tua yang hanya menyuruh anak belajar
siswa yang selalau aktif dalam proses belajar
dirumah. Dan disisi lain ada juga orang tua
belajar dan ada juga siswa yang pasif dalam
yang sama sekali tidak mengatur waktu
proses belajar. Siswa yang aktif dalam proses
belajar anak, anak akan belajar atau tidak di
belajar belajar contohnya seperti bertanya
rumah orang tua tidak memperdulikannya.
tentang materi yang belum dimengerti dan
Berdasarkan uraian yang telah di
selalu angkat tangan saat guru memberikan
paparkan diatas, peneliti bermaksud untuk
pertanyaan. Selain itu siswa yang aktif
mengkaji lebih jauh apakah ada pengaruh
tersebut selalu membuat catatan saat guru
antara
menjelaskan
pemebelajaran.
emosional dan lingkungan keluarga terhadap
Sedangkan siswa yang pasif contohnya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran
mereka selalu diam dan apabila diberi
Pengantar Ekonomi dan Bisnis. Sehingga
pertanyaan tidak dapat menjawabnya, disisi
peneliti mengambil judul dalam penelitian ini
lain dia tidak membuat catatan tentang materi
yaitu,“Pengaruh
materi
motivasi
belajar,
Motivasi
kecerdasan
Belajar, 67
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Kecerdasan Emosional dan Lingkungan
eksplanasi.
Tujuan
penlitian
eksplanasi
Keluarga Terhadap Hasil Belajar pada Mata
adalah untuk menjelaskan ada tidaknya
Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis
pengaruh variabel bebas terhadap variabel
Siswa Kelas X SMK Ardjuna 02 Arjosari
terikat.
Tahun Ajaran 2015/2016”.
ini adalah motivasi belajar (X1), kecerdasan
Variabel bebas dalam penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan di
emosional (X2), dan lingkungan keluarga
atas, maka peneliti menentukan rumusan
(X3). Sedangkan variabel terikat dalam
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas
berikut: (1) Apakah ada pengaruh motivasi
X SMK Ardjuna 02 Arjosari pada mata
belajar terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis.
pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X SMK Ardjuna 02 Arjosari
seluruh siswa kelas X SMK Ardjuna 02
tahun ajaran 2015/2016?. (2) Apakah ada
Arjosari tahun ajaran 2015/2016 yang
pengaruh kecerdasan emosional terhadap
berjumlah 77 siswa dengan klasifikasi
hasil belajar pada mata pelajaran Pengantar
sebagai berikut:
Ekonomi dan Bisnis siswa kelas X SMK Ardjuna
02
Arjosari
tahun
ajaran
Tabel Jumlah Populasi Penelitian
2015/2016?. (3) Apakah ada pengaruh
No
Kelas
Jumlah Siswa
lingkungan keluarga terhadap hasil belajar
1
X AK
23
pada mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan
2
X APK
32
Bisnis siswa kelas X SMK Ardjuna 02
3
X PMS
22
Arjosari tahun ajaran 2015/2016?. (4)
Jumlah
77
Apakah ada pengaruh motivasi belajar,
(Sumber : Daftar Absensi Kelas X SMK
kecerdasan
Ardjuna 02 Arjosari)
emosioanal
dan
lingkungan
keluarga terhadap hasil belajar pada mata
Sampel yang akan digunakan dalam
pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis
penelitian ini adalah proportional random
siswa kelas X SMK Ardjuna 02 Arjosari
sampling. Dikatakan proportional karena
tahun ajaran 2015/2016?.
teknik
pengambilan
sampelnya
harus
seimbang atau sebanding dengan banyaknya METODE
subjek dalam masing-masing kelas. Random
Ditinjau dari permaslahan yang ada,
artinya pengambilan subjek secara acak
maka rancangan penelitian yang digunakan
sehingga
dalam penelitian ini
proportional ini dipilih dengan asumsi bahwa
adalah
penelitian
kuantitatif dengan menggunakan penelitian 68
dianggap
sama.
Sampel
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
peneliti mengambil sampel secara random
variabel
dari jumlah responden yang ada berdasarkan
penelitian
presentase jumlah siswa pada setiap kelas.
memperoleh data dari responden tentang
Penentuan
sampel
ini
penelitian. berupa
Instrumen
angket
untuk
dalam
motivasi belajar, kecerdasan emosional dan
penelitian ini menggunakan rumus Slovin
lingkungan keluarga sedangkan hasil belajar
(Sujarweni & Endrayanto, 2012:17) sebagai
siswa
berikut:
Ekonomi
𝒏=
jumlah
dalam
pada
mata
dan
pelajaran
Bisnis
Pengantar
diperoleh
dari
dokumentasi yang berupa nilai raport ujian
𝑵 (𝟏 + 𝑵𝒆𝟐 )
akhir semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Sebuah penelitian kuantitatif yang
Keterangan : n
= Jumlah sampel
menggunakan teknik pengumpulan data
N
= Ukuran populasi
dengan angket, maka melakukan uji validitas
e
=Persen kelonggaran ketidaktelitian
merupakan suatu keharusan. Tujuan uji
karena kesalahan sampel yang dapat
vaiditas
ditolerir 5%
mengetahui apakah angket yang digunakan
Dari perhitungan rumus Slovin dapat
benar-benar valid untuk mengukur variabel
diketahui bahwa sampel yang dibutuhkan
yang diteliti. Adapun teknik uji validitas yang
sebanyak 65 responden dengan prosentasi
digunakan dalam penelitian ini adalah uji
perhitungan sebagai berikut :
internal angket melalui analisa butir soal. Rumus
No Kelas Jumlah Persen Jumlah
X AK
23
23/77
adalah
untuk
product
moment
(Arikunto,
2002:146) sebagai berikut:
Siswa 1
umum
yang digunakan adalah rumus
korelasi
Tabel Jumlah Sampel Penelitian
secara
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
19
√𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 . √𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2
x 65 2
X
32
APK 3
X
27
x 65 22
PMS Total
32/77
23/77
19
rxy
x 65 77
Keterangan : : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
65
(Sumber: Hasil perhitungan menggunkan
x
: skor item
rumus Slovin)
y
: skor total
n
: banyaknya subjek
Instrumen
yang
digunakan
untuk
memperoleh data yang benar mencerminkan 69
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Uji Validitas ini menggunakan bantuan program SPSS 21 for windows. Dasar
Selain valid, instrumen penelitian harus
pengambilan keputusan dalam uji validitas
reliabel. Oleh karena itu instrumen dalam
adalah sebagai berikut :
penelitian ini juga dilakukan reabilitasnya
a)
Jika nilai r hitung > r tabel, maka item
untuk mengetahui apakah instrumen tersebut
pertanyaan atau pernyataan dalam
benar-benar dapat mengungkap data-data
angket berkorelasi signifikan terhadap
yang diperlukan dalam suatu penelitian.
skor
Sedangkan angket dikatakan reliabel jika
b)
total
(artinya
item
angket
dinyatakan valid).
jawaban seseorang terhadap pertanyaan
Jika nilai r hitung < r tabel, maka item
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
pertanyaan atau pernyataan dalam
waktu.
angket tidak berkorelasi signifikan
Uji
reliabilitas
digunakan
untuk
terhadap skor total (artinya item angket
mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
dinyatakan tidak valid).
pengukur yang digunakan dapat diandalkan
Pada
penelitian
ini
menggunakan
dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut
N=65, maka derajat bebasnya adalah N-3=
diulang. Dalam penelitian ini rumus yang
65-3 = 62. Nilai rtabel pada df=62 dengan
digunakan adalah dengan menggunakan
p=0,05, adalah 0,246. Kesimpulan hasil uji
motode Alpha Cronbach’s. Sebab rumus ini
validitas adalah sebagai berikut:
digunakan instrumen
Variabel
Jumlah
Keterangan
18
r hitung >
X3
19
meruapakan
2002:171) adalah sebagai berikut: 𝑟11 = [
(VALID) 36
skornya
reabilitas
rentangan antara beberapa nilai dalm bentuk
0,246
X2
yang
mencari
skala. Adapun rumus Alpha (Arikunto,
Pernyataan X1
untuk
r hitung >
∑ 𝑎𝑏2 𝑘 ] [1 − 2 ] 𝑘−1 𝑎1
Keterangan :
0,246
r11
: reabilitas instrumen
(VALID)
k
: banyak item pertanyaan
r hitung >
∑ 𝑎𝑏2
: jumlah varian butir
0,246
𝑎12
: varian total
(VALID) (Sumber:
Hasil
menggunakan SPSS 21)
70
perhitungan
Selanjutnyua
uji
reabilitas
ini
menggunakan bantuan program SPSS 21 for
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
windows. Koefisien reabilitas yang diperoleh
apabila
dibandingkan dengan alpha min 0,60.
diagonal, maka korelasi memenuhi syarat
Kriteria penggunaan rumus ini, apabila ralpha
asumsi normalitas dan apabila data jauh dari
< rtabel, maka butir soal instrumen tersebut
garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
dikatakan tidak reliabel, dan sebaliknya.
garis diagonal, maka model korelasi tidak
Item-item
memenuhi
instrumen
yang
dinyatakan
data
menyebar
syarat
disekitar
asumsi
normalitas
realibel berarti sudah menandai untuk
(Santoso,
digunakan memperoleh data penelitian.
normalitas dilakukan dengan menggunakan
Tabel Kesimpulan Uji Coba Reabilitas
SPSS
Variabel
α
Alpha
Keterangan
2010:46).
garis
21
for
Perhitungan
windows
Kolmogorov-Smirnov.
uji
dengan
Dengan
uji
pedoman
pengambilan keputusan untuk uji ini adalah
Cronbach X1
.884
0,6
Reliabel
jika
X2
.901
0,6
Reliabel
berdestribusi normal, jika nilai signifikansi <
X3
.919
0,6
Reliabel
0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
(Sumber:
Hasil
perhitungan
signifikansi
>
0,05
maka
data
Dalam penelitian ini untuk melihat apakah ada pengaruh antara motivasi belajar,
menggunakan SPSS 21) Analisis data yang digunakan penulis
kecerdasan
emosional
dan
lingkungan
dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif
keluarga terhadap hasil belajar siswa, maka
yang bertujuan untuk menganalisis data
dipakai
dengan
atau
berganda. Analisis regresi linier berganda
menggambarkan data yang telah terkumpul
adalah hubungan secara linear antara dua atau
sebagaiamana
bermaksud
lebih variabel independen (X1, X2,….Xn)
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
dengan variabel dependen (Y). Analisis ini
umum atau generalisasi. Untuk menentukan
untuk mengetahui arah hubungan antara
klasifikasi kondisi tiap-tiap variabel terlebih
variabel
dahulu ditentukan perhitungan panjang kelas
dependen apakah masing-masing variabel
interval.
independen berhubungan positif atau negatif
cara
mendeskripsikan
adanya
tanpa
metode
analisis
independen
regresi
dengan
linier
variabel
untuk
dan untuk memprediksi nilai dari variabel
menguji kenormalan sebuah data, yakni
dependen apabila nilai variabel independen
apakah dalam sebuah korelasi, variabel
mengalami kenaikan atau penurunan. Data
dependent dan independentnya mempunyai
yang digunakan biasanya berskala interval
ditribusi
Dasar
atau rasio. Rumus perhitungannya adalah
pengambilan keputusan uji normalitas adalah
sebagai berikut (Sujarweni & Endrayanto,
Uji
normalitas
normal
digunakan
atau
tidak.
2012:88): 71
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Keterangan 𝑌 = 𝑏:0 + 𝑏1 𝑥1 + 𝑏2 𝑥2 + 𝑏3 𝑥3 + 𝑒
pasti antar beberapa atau semua variabel-
Y
: Hasil Belajar
varibel bebas yang diteliti regresi dalam
X1
: Motivasi Belajar
mode.
X2
: Kecerdasan Emosional
multikolinearitas dapat dilihat dari VIF
X3
: Lingkungan Keluarga
(Variance Inflation Factor). Pengujian ada
b1,2,3
: Bilangan korfisien prediktor yang
atau tidaknya multikolinearitas dalam model
menunjukkan eratnya hubungan antar
regresi linier juga dapat dilihat apabila nilai
variabel
VIF < 10 dan mempunyai angka tolerance
b0
: Bilangan Konstanta
mendekati > 0,1.
e
: Faktor lain di luar rancangan penelitian
Untuk
mendeteksi
adanya
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t dan uji f. Uji t berfungsi untuk mengetahhi pengaruh
Selanjutnya adalah uji asumsi klasik
parsial antara variable bebas (X) dan variabel
dengan menggunakan uji heterokesdastisitas.
terikat (Y). Uji t dapat dilakukan dengan
Deteksi heterokesdastisitas dapat diketahui
rumus sebagai berikut:
dengan melihat ada tidaknya pola grafik. Adapun
pengambilan
mendeteksi
keputusan
heterokendastisitas
𝑡=
untuk adalah
𝑏𝑖 − 𝐵𝑖 𝑆𝑏𝑖
Keterangan :
sebagai berikut:
bi
: nilai koefisen regresi
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
Bi
:
yang ada membentuk suatu pola tertentu
populasi
(bergelombang,
Sbi
meyempit)
melebar
maka
telah
kemudia terjadi
nilai
koefisien
regresi
untuk
: kesalahan baku koefisien regresi Setelah dilakukan analisis data dan
diketahui hasil perhitungannya, selanjutnya
heterokendastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel
titik menyebar di atas dan di bawah angka
atau signifikansi t
lebih kecil dari 0,05.
0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Kriteria untuk penerimaan dan penolakan
heterokendastisitas.
suatu hipotesis adalah : uji
Nilai thitung < ttabel atau signifikansi t > 0,05
heterokendastisitas selanjutnya adalah uji
maka hipotesis nol (Ho) tidak ditolak dan
asumsi kalasik dengan menggunakan uji
hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
Setelah
multikolinearitas
dilakukan
untuk
mengidentifikasi
adanya hubungan linier yang sempurna atau
72
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Nilai thitung > ttabel atau signifikansi t < 0,05
untuk
mengetahui
besarnya
presentase
maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan
pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai
hipotesis alternatif (Ha) tidak ditolak.
variabel
Uji F dilakukan untuk mengetahui
terikat.
Besarnya
koefisien
determinasi dari 0 sampai dengan 1. Semakin
pengaruh secara bersama-sama atau simultan
mendekati
antara variabel bebas (X) dan variabel terikat
determinasi suatu persamaan regresi, maka
(Y). Uji F dapat dilakukan dengan rumus
semakin kecil pula pengaruh semua variabel
sebagai berikut:
bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya
𝑅 2 ⁄𝑘 𝐹= 2 (1 − 𝑅 )⁄(𝑛 − 𝑘 − 1)
nol
besarnya
koefisien
semakin mendekati 1, besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi maka
Keterangan :
semakin besar pula pengaruh variabel bebas
R
: Koefisien regresi
terhadap variabel terikat. Besaran pengaruh
N
: jumlah rata-rata sampel
semua variabel yang ditunjukkan oleh
R2
: banyaknya variabel bebas
koefisien determinasi (R2) diperoleh dengan menggunakan bantuan komputer SPSS 21 for
Setalah dilakukan analisis data dan
windows.
diketahui perhitungannya, maka langkah selanjutnya dalah membandingkan nilai
HASIL
Fhitung dengan Ftabel atau bisa juga dengan
Hasil data yang diperoleh dengan
memperhatikan signifikansi F < 0,05 atau
menggunakan angket dan dokumetasi yang
signifikansi F > 0,05. Dari keterangan diatas
diperoleh dari nilai UAS selanjutkan akan
, maka dapat diambil kesimpulan apakah Ho
didiskripsi dengan menggunakan analasis
atau Ha tersebut ditolak atau tidak ditolak.
diskriptif sebagai berikut:
Kriteria untuk penerimaan atau penolakan
Tabel
suatu hipotesis dalam uji F adalah sebagai
Belajar Siswa
berikut:
N
Nilai Fhitung < Ftabel atau signifikansi F >
o
0,05 maka Ho tidak ditolak dan Ha
1
ditolak.
Distribusi
Frekuensi
Kriteri Interva a Sangat Tinggi
Motivasi
F
f%
78-92
25
38,46%
l
Nilai Fhitung > Ftabel atau signifikansi F <
2
Tinggi
63-77
36
55,38%
0,05 maka Ho ditolak dan Ha tidak
3
Sedang
48-62
4
6,15%
33-47
0
0,00%
ditolak. Analisis data yang terakhir adalah
4
Renda h
koefisien determinasi (R2) yang digunakan 73
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Sangat 5
Renda
18-32
0
0,00%
h Jumlah
65
100%
1
Tinggi
152-180
36
55,38%
2
Tinggi
123-151
28
43,07%
3
Sedang
94-122
1
1,54%
4
Rendah
65-93
0
0,00%
36-64
0
0,00%
65
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 38,46% responden yang terdiri dari 25
Sangat
5
Sangat Rendah
siswa yang menyatakan motivasi belajarnya
Jumlah
sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari skor jawaban yang berada pada interval 78-92.
Berdasarkan
tabel
diatas
dapat
Sedangkan pada interval 63-77 dengan
diketahui bahwa 55,38% responden yang
kategori motivasi belajar yang tinggi sebesar
terdiri dari 36 orang siswa yang memiliki
55,38% yang terdiri dari 36 siswa. Siswa
kecerdasan emosional yang sangat tinggi, hal
yang memiliki motivasi belajar dalam
tersebut dapat dilihat dari hasil skor
intensitas
48-62
pernyataan yang berada pada interval 152-
sebanyak 6,15% yang terdiri dari 4 siswa.
180. Kemudian 43,07% responden yang
Sedangkan siswa yang tergolong memiliki
terdiri dari 28 siswa memiliki kecerdasan
motivasi belajar pada kategori rendah dan
emosional dalam kategori tinggi, hal tersebut
sangat rendah sebesar 0% atau dapat
dapat dilihat dari hasil skor pernyataan yang
dikatakan tidak ada siswa yang memiliki
berada pada interval 123-151. Siswa yang
motivasi belajar yang rendah atau sangat
memiliki
rendah. Berdasarkan analisis diatas, dapat
kategori sedang sebesar 1,54% dengan
disimpulkan bahwa 93,84% motivasi belajar
jumlah siswa sebanyak 1 orang siswa, hal
siswa kelas X di SMK Ardjuna 02 Arjosari
tersebut dikategorikan dalam kecerdasan
berada pada golongan tinggi ke atas. Jadi bisa
emosional sedang karena dilihat dari hasil
dikatakan bahwa motivasi belajar siswa kelas
skor pernyataan terletak pada interval 94-
X di SMK Ardjuna Arjosari mayoritas tinggi.
122. Selanjutnya, siswa yang memiliki
Tinggi disini yang dimaksud adalah dalam
kecerdasan emosional dalam kategori rendah
kategori baik.
dan sangat rendah sebesar 0% atau dapat
sedang
pada
interval
kecerdasan
emosional
dalam
dikatakan bahwa tidak ada siswa yang Tabel Distribusi Frekuensi Kecerdasan
memiliki kecerdasan emosional yang rendah
Emosional Siswa
atau sangat rendah. Berdasarkan hasil
No
74
Kriteria
Interval
F
f%
analisis distribusi frekuensi tersebut, siswa
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
rata-rata memiliki kecerdasan emosional dari
pada interval 51-66. Selanjutnya, siswa yang
sedang sampai tinggi atau baik.
memiliki
lingkungan
keluarga
dalam
kategori rendah atau kurang baik sebesar Tabel Distribusi Frekuensi Lingkungan
3,08% dengan jumlah siswa sebanyak 2
Keluarga Siswa
orang siswa, hal tersebut termasuk kedalam
N o 1
kategori lingkungan keluarga rendah atau Kriteria
Interval
F
83-98
29
Sangat Tinggi
f%
kurang baik karena hasil skor pernyataanya
44,61
berada pada interval 35-50. Siswa yang
%
termasuk memiliki lingkungan keluarga
46,15
dalam kategori sangat rendah atau tidak baik
%
sebesar 0,00% atau dapat dikatakan tidak ada
2
Tinggi
67-82
30
3
Sedang
51-66
4
6,15%
siswa yang memiliki lingkungan keluarga
4
Rendah
35-50
2
3,08%
yang sangat rendah atau sangat tidak baik, hal
19-34
0
0,00%
65
100%
5
tersebut termasuk dalam lingkungan keluarga
Sangat Rendah Jumlah
kategori sangat rendah atau tidak baik dapat dilihat dari hasil skor pernyataan yang berada pada inteval 19-34. Berdasarkan hasil
dapat
analisis distribusi frekuensi maka dapat
diketahui bahwa 44,61% responden yang
disimpulkan bahwa sebagain besar siswa
terdiri dari 29 orang siswa yang memiliki
memiliki
lingkungan keluarga yang sangat tinggi atau
kategori sedang keatas.
Berdasarkan
tabel
diatas
lingkungan
keluarga
dalam
sangat baik, hal tersebut dapat dilihat dari hasil skor pernyataan yang berada pada
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
interval 83-98. Kemudian 46,15% responden
Siswa
memiliki
N
lingkungan keluarga dalam kategori tinggi
o
yang
terdiri
dari
30
siswa
atau baik, hal tersebut dapat dilihat dari hasil
1
skor pernyataan yang berada pada interval 67-82. Siswa yang memiliki lingkungan
Kriteria
Interval
F
f%
91-100
0
0,00%
Sangat Baik
98,46
2
Baik
75-90
64
6,15% dengan jumlah siswa sebanyak 4
3
Sedang
60-74
1
1,54%
orang siswa, hal tersebut dikategorikan
4
Rendah
< 59
0
0,00%
65
100%
keluarga dalam kategori sedang sebesar
dalam lingkungan keluarga sedang karena
Jumlah
%
dilihat dari hasil skor pernyataan terletak 75
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
(Sumber:
Panduan
Penilaian
SMK
Ardjuna 02 Arjosari)
(Sumber:
Hasil
perhitungan
menggunakan SPPSS 21)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil pengujian normalitas
sebagian besar siswa memiliki hasil belajar
pada tabel uji asumsi kalsik normalitas
yang termasuk dalam kriteria tinggi atau baik
diketahui bahwa nilai signifikansi pada
yaitu sebesar 98,46% yang terdiri dari 64
variabel dependen dan independen lebih
orang siswa, hal tersebut dapat dilihat dari
besar dari taraf nyata 5% sehingga dapat
hasil belajar siswa yang termasuk dalam
dikatakan bahwa asumsi normalitas data
interval nilai 75-90. Sedangkan 1,54% yang
penelitian terpenuhi.
terdiri dari 1 orang siswa yang termasuk dalam kriteria nilai cukup dengan interval nilai 60-74. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMK Ardjuna 02 Arjosari rata-
Tabel. Analisis Linier Regresi Berganda
rata memiliki hasil belajar yang baik pada
Unstandardized Coefficients
mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan
(B)
Variabel
Bisnis. Karena mungkin para siswa disana sudah menerapkan salah satu variabel pada
(Constant
penlitian ini.
)
B
Std. error
59,258
2,779
X1
𝒀 = 𝒃𝟎 + 𝒃𝟏 𝒙0,090 𝒆 𝟏 + 𝒃𝟐 𝒙𝟐 + 𝒃𝟑 𝒙𝟑 + 0,029
Tabel Uji Asumsi Normalitas Varia bel Penel itian X1
X2
X3
Y
76
Kolmogoro v-Smirnov Z
0,804
0,834
0,940
1,333
Y= 59,258 + 0,090X1 + 0,056X2 + 0,060X3 X2
Nilai
Keteranga
sig.
n
0,538
0,489
0,340
0,057
Menyebar Normal
X3
0,056
0,016
0,060
0,020
(Sumber:
Hasil
perhitungan
menggunakan SPPSS 21)
Menyebar Normal Menyebar
Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah:
Normal Menyebar Normal
Adapun interpretasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut: a.
bo = 59,258
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Nilai konstan ini menunjukkan bahwa
peningkatan
Hasil
Belajar
apabila tidak ada variabel Motivasi Belajar,
Variabel
Nilai
Kecerdasan Emosional dan Lingkungan
bebas
tolerance
X1
0,900
1,112
X2
0,870
1,150
X3
0,848
1,179
Keluarga maka variabel Hasil Belajar adalah
VIF
sebesar 59,258. Dalam arti kata Hasil Belajar akan bernilai sebesar 59,258 sebelum atau tanpa adanya variabel Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Keluarga (dimana X1, X2, X3 = 0). b.
dibutuhkan
Keterangan Non multikolinearitas Non multikolinearitas Non multikolinearitas
b1 = 0,090
variable Lingkungan Keluarga sebesar 0,060
Nilai parameter atau koefisien regresi
dengan asumsi variabel bebas yang lain tetap
b1 ini menunjukkan bahwa setiap variable
(X1, X2 = 0).
Motivasi Belajar meningkat 1 kali, maka Hasil Belajar akan meningkat sebesar 0,090
Tabel. Uji Asumsi Multikolinearitas
kali atau dengan kata lain setiap peningkatan
(Sumber: Hasil perhitungan
Hasil Belajar dibutuhkan variabel Motivasi
menggunakan SPPSS 21)
Belajar sebesar 0,090 dengan asumsi variabel bebas yang lain tetap (X2, X3 = 0).
Berdasarkan tabel diatas
diketahui
b2 = 0,056
variabel bebas dalam penelitian ini memiliki
Nilai parameter atau koefisien regresi
nilai VIF<10 atau nilai tolerance > 0,1,
b2 ini menunjukkan bahwa setiap variable
sehingga dapat dikatakan tidak terdapat
Kecerdasan Emosional meningkat 1 kali,
gejala multikolinearitas antara varibel bebas
maka Hasil Belajar akan meningkat sebesar
dalam penelitian ini.
c.
0,056 kali atau dengan kata lain setiap peningkatan
Hasil
Belajar
dibutuhkan
variable Kecerdasan Emosional sebesar 0,056 dengan asumsi variabel bebas yang lain tetap (X1, X3 = 0). d.
b3 = 0,060 Nilai parameter atau koefisien regresi
b2 ini menunjukkan bahwa setiap variable Lingkungan Keluarga meningkat 1 kali,
Berdasarkan grafik scatterplot pada
maka Hasil Belajar akan meningkat sebesar
model regresi terlihat bahwa titik-titik
0,060 kali atau dengan kata lain setiap 77
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
menyebar secara acak serta tersebar baik di
memperlihatkan bahwa variabel Lingkungan
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu
Keluarga
Y. Dengan demikian dapat disimpulkan
signifikan terhadap Hasil Belajar.
secara
parsial
berpengaruh
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Tabel. Sumbangan Efektif Masing-
Tabel. Uji Hipotesis t
masing Variabel
Variabel
t hitung
Sig.
Varia
Zero-
Juml
X1
3,083
0,003
bel
order X
ah
X2
3,598
0,001
X3
3,005
0,004
Beta X1
(Sumber: Hasil perhitungan X2
menggunakan SPPSS 21)
0,468 x
0,140
14,04%
0,300
4
0,526 x
0,187
18,7%
0,503 x
0,151
15,14%
0,301
4
0,356
Hasil uji t mengenai pengaruh Motivasi Belajar (X1) terhadap Hasil Belajar (Y)
%
X3
diperoleh nilai signifikansi (0,003) yang lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1
0,479
47,9%
(Pemb
(Pembulta
bahwa variabel Motivasi Belajar secara
ultan
n dari
parsial berpengaruh signifikan terhadap Hasil
dari
47,88%)
Jumlah R2
tidak ditolak. Hasil ini memperlihatkan
Belajar. Hasil
0,478 uji
t
mengenai
pengaruh
8)
Kecerdasan Emosional (X2) terhadap Hasil
(Sumber:
Belajar (Y) diperoleh nilai signifikansi
menggunakan SPSS 21)
Hasil
perhitungan
(0,001) yang lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 tidak ditolak. Hasil ini
Dari hasil perhitungan diatas maka
memperlihatkan bahwa variabel Kecerdasan
dapat
Emosional
pengaruh terbesar dari variabel independen
secara
parsial
berpengaruh
signifikan terhadap Hasil Belajar. Hasil
uji
t
mengenai
ketahui
bahwa
sumbangan
terhadap variabel dependen adalah dari pengaruh
Lingkungan Keluarga (X3) terhadap Hasil Belajar (Y) diperoleh nilai signifikansi (0,004) yang lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 tidak ditolak. Hasil ini
78
kita
variabel X2 (Kecerdasan Emosional) sebesar 18,7%.
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
yang cukup kuat antara Motivasi Belajar (X1), Kecerdasan Emosional (X2) dan Lingkungan Keluarga (X3) terhadap Hasil
Tabel . Uji Hipotesis F Sum of Model
Square s
Regressio 191,51 n
1
Residual
d f
3
207,93 6 5
1
Belajar (Y). Koefisien determinasi (R2)
Mean Squar
F
Sig.
Belajar (Y) berkorelasi dengan variasi atau
e 63,83 18,72 0,00 7
7
0
6
(Sumber:
turunnya
Motivasi
Belajar
(X1),
Kecerdasan Emosional (X2) dan Lingkungan
dengan 47,9%. Sedangkan sisanya sebesar 0,521 atau sama dengan 52,1% merupakan variasi atau naik turunnya Hasil Belajar (Y)
4 Hasil
perhitungan
tabel
berkorelasi dengan variasi atau naik turunnya variabel lain diluar variabel yang digunakan
menggunakan SPPSS 21) Berdasarkan
naik
Keluarga (X3) sebesar 0,479 atau sama 3,409
399,44 6
Total
merupakan variasi atau naik turunnya Hasil
diatas
dapat
dalam penelitian.
diketahui bahwa uji F menghasilkan F-hitung sebesar 18,727 dan nilai signifikansi sebesar
PEMBAHASAN
0,000. Karena nilai F-hitung lebih besar dari
Dari hasil analisis yang telah dilakukan
F-tabel (2,755) atau nilai signifikansi lebih
dalam penelitian dapat dilihat bahwa terdapat
kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 tidak
pengaruh positif dan signifikan antara
ditolak. Artinya, variabel Motivasi Belajar
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa
(X1), Kecerdasan Emosional (X2) dan
kelas X SMK Ardjuna 02 Arjosari pada mata
Lingkungan Keluarga (X3) secara simultan
pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis.
berpengaruh
Pernyataan ini dibuktikan dengan hasil
signifikan
terhadap
Hasil
signifikansi uji t sebesar 0,003 yang mana
Belajar (Y).
hasil tersebut lebih kecil dari nilai alpha sebesar 0,05. Adanya pengaruh positif dan
Tabel. Koefisien Determinasi Model
R
R Square
signifikan motivasi belajar terhadap hasil
1
0,692
0,479
belajar siswa dapat ditinjau dari tingkat
(Sumber:
Hasil
perhitungan
menggunakan SPPSS 21)
motivasi instrinsik dan ekstrinsik siswa yang tinggi. Hasil penelitian ini juga didukung
Berdasarkan tabel diatas diketahui
oleh pendapat Purwanto (2013:105) ”karena
koefisien korelasi (R) yang dihasilkan
belajar itu adalah suatu proses yang timbuk
sebesar 0,692 yang artinya terdapat pengaruh
dari dalam, maka faktor motivasi memegang 79
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
peran pula. Jika guru atau orang tua dapat
belajar
siswa
karena
anak-anak
memberikan motivasi yang baik pada anak-
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi
anak timbullah dalam diri anak itu dorongan
lebih bertanggungjawab, mampu memuaskan
dan hasrat untuk belajar lebih baik”. Hasil
perhatian pada tugas yang dikerjakan dan
penlitian ini juga didukung oleh penelitian
menaruh
perhatian
terdahulu yang dialakukan oleh Dirgantara
impulsive,
lebih
(2015) “bahawa hasil belajar yang baik dapat
mempengaruhi siswa dan mempunyai hasil
diperoleh melalui motivasi belajar yang
belajar yang tinggi (Goelman, 2003). Hasil
tinggi, baik melalui motivasi instrinsik
penelitian ini juga didukung oleh beberapa
maupun motivasi ekstrinsik”. Oleh karena itu
penelitian terdahulu, yaitu peneliti dari
motivasi belajar siswa kelas X SMK Ardjuna
Arisandy (2014) yang menyatakan bahwa
02 Arjosari yang tinggi perlu dijaga dan
kecerdasan emosional
ditingkatkan lagi agar dapat memperoleh
berdampak pada hasil belajar siswa yang baik
hasil belajar yang lebih baik lagi.
juga. Oleh karena itu kecerdasan emosional
kepadanya, menguasai,
yang
kurang mampu
yang baik akan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan
sebaiknya tetap dijaga dan ditingkatkan agar
dalam penelitian dapat dilihat bahwa terdapat
hasil belajar pada mata pelajaran Pengantar
pengaruh positif dan signifikan antara
Ekonomi dan Bisnis para siswa semakin baik.
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar
Aspek-aspek yang kurang dalam kecerdasan
siswa kelas X SMK Ardjuna 02 Arjosari pada
emosional juga perlu ditingkatkan.
mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan
Berdasarkan penelitian yang telah
Bisnis. Pernyataan ini dibuktikan dengan
dilakukan dan analisis data yang telah
hasil signifikansi uji t sebesar 0,001 yang
dijabarkan pada Bab IV, terbukti bahwa ada
mana hasil
tersebut lebih kecil dari nilai
pengaruh yang positif dan signifikan antara
alpha sebesar 0,05. Adanya pengaruh positif
lingkungan keluarga terhadap hasil belajar
dan
emosional
siswa kelas X SMK Ardjuna 02 Arjosari pada
terhadap hasil belajar siswa dapat disebabkan
mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan
karena tingkat mengenali emosi diri yang
Bisnis. Pernyataan ini dibuktikan dengan
baik, pengelolaan emosi diri yang tinggi,
hasil signifikansi uji t sebesar 0,004 yang
dapat memotivasi diri sendiri, mengenali
mana hasil tersebut lebih kecil dari nilai alpha
emosi orang lain yang baik dan membina
sebesar 0,05. Pernyataan tersebut sesuai
hubungan dengan orang lain. Menurut
dengan keadaan dilapangan yang diperoleh
penelitian Goelman pada tahun 2000 yang
melalui hasil angket yang telah diisi oleh
menyebutkan
siswa
signifikan
kecerdasan
bahwa
terdapat
penguruh
antara kecerdasan emosional dengan hasil 80
yang
menunjukkan
lingkungan
keluarga mereka cukup mendukung. Dengan
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
adanya perhatian orang tua terhadap waktu
simultan berpengaruh terhadap hasil belajar
belajar anak, berusaha memenuhi kebutuhan
siswa kelas X SMK Ardjuna 02 Arjosari pada
belajar, kenyamanan susasana belajar di
mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan
rumah, seluruh anggota keluarga yang mau
Bisnis. Pernyataan ini dibuktikan dengan
membantu satu sama lain dan adanya
hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa
dorongan belajar oleh orang tua. Dengan
taraf signifikansi F yang lebih kecil dari 0,05
terpenuhinya
yaitu
hal
tersebut
maka
akan
sebesar
0,000.
dikarenakan
memperoleh hasil yang baik. Hasil penelitian
motivasi belajar yang dimiliki siswa dengan
ini juga didukung oleh pendapat yang
kecerdasan
disampaikan oleh Slameto (2003:61) ”orang
keluarga
tua yang kurang atau tidak memperhatikan
menghasilkan suatu tujuan yaitu hasil belajar.
pendidikan anaknya, tidak memperhatikan
Motivasi belajar dan kecerdasan emosional
sama sekali akan kepentingan-kepentingan
yang baik juga dapat dibentuk melalui
dan
dalam
lingkungan keluarga yang baik. Sehingga
belajar, tidak mengatur waktu belajarnya,
jika lingkungan keluarga siswa baik maka
tidak memperhatikan anaknya belajar atau
akan dapat menciptakan motivasi belajar dan
tidak, tidak mau tau bagaimana kemajuan
kecerdasan emosional anak dengan baik pula.
belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang
Untuk menciptakan motivasi belajar dan
dialami dalam belajar dan lain-lain dapat
kecerdasan emosional yang baik pada siswa
menyebabkan anak tidak/kurang berhasil
maka
dalam belajarnya”. Hasil penelitian ini
keluarga yaitu kontrol dari orang tua dalam
didukung juga dengan penelitian terdahulu
kehidupan sehari-hari siswa baik pada hal
yang dilakukan oleh Iksan (2014) yang
yang
menunjukkan bahwa, lingkungan kelauarga
pembelajaran maupun yang non proses
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
pembelajaran di sekolah. Dengan terciptanya
belajar siswa. Oleh karena itu hubungan
motivasi belajar, kecerdasan emosional, dan
antara siswa dengan lingkungan keluarga
lingkungan keluarga yang baik maka akan
harus tetap dijaga keharmonisannya agar
dapat berdampak pada hasil belajar yang baik
dapat berpengaruh secara positif dalam
bagi siswa.
anak
simbiosis
ini
merangsang hasil belajar siswa disekolah
kebutuhan-kebutuhan
adanya
Pengaruh
emosional siswa
perlu
dan
yang
adanya
berhubungan
antara
lingkungan baik
peran
untuk
lingkungan
dengan
proses
proses belajar siswa di sekolah. Hasil analisis dapat membuktikan bahwa
motivasi
belajar,
kecerdasan
KESIMPULAN
emosional, dan lingkungan keluarga secara 81
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Berdasarkan penjabaran hasil analisis
peneliti bermaksud ingin menyampaikan
dan pembahasan, maka secara garis besar
saran-saran dengan harapan penelitian ini
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1)
memiliki manfaat yang sangat berarti bagi
Ada pengaruh positif dan signifikan motivasi
banyak pihak. Berikut saran dari peneliti: (1)
belajar terhadap hasil belajar siswa kelas X
Sekolah hendaknya mengoptimalkan kualitas
SMK Ardjuna 02 Arjosari pada mata
pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis
pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis,
dan pemahaman konsep Pengantar Ekonomi
dimana semakin tinggi tingkat motivasi
dan Bisnis sebagai upaya peningkatan
belajar, maka semkin tinggi pula hasil belajar
kualitas
siswa. (2) Ada pengaruh positif dan
meningkatkan motivasi belajar siswa yang
signifikan kecerdasan emosional terhadap
baik. Sekolah juga dapat mengadakan tes
hasil belajar siswa kelas X SMK Ardjuna 02
kecerdasan emosioanal setiap tahunnya, agar
Arjosari pada mata pelajaran Pengantar
sekolah bisa mengetahui tingkat kecerdasan
Ekonomi dan Bisnis, dimana semakin tinggi
emosional
tingkat kecerdasan emosional, maka semkin
meningkatkan hasil belajar yang baik dan
tinggi pula hasil belajar siswa. (3) Ada
output sekolah yang baik pula. Disamping itu
pengaruh positif dan signifikan lingkungan
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
keluarga terhadap hasil belajar siswa kelas X
wacana
SMK Ardjuna 02 Arjosari pada mata
dikomunikasikan dengan pihak orang tua
pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis,
siswa, agar tecipta hubungan yang baik di
dimana semakin baik tingkat lingkungan
lingkungan
keluarga, maka semkin tinggi hasil belajar
melakukan kontrol orang tua yang baik
siswa. (4) Ada pengaruh positif dan
kepada
signifikan motivasi belajar (X1), kecerdasan
meningkatkan kualitas pembelajaran dan
emosional (X2), dan Lingkungan Keluarga
memberikan arahan pada siswa tentang
(X3) terhadap hasil belajar (Y), variabel-
materi pembelajaran dan pemahaman serta
variabel
bersama-sama
penerapnnya pada kehidupan sehari-hari,
mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X
bukan hanya menekankan pada teori di buku
SMK Ardjuna 02 Arjosari pada mata
saja yang mebuat siswa bosan dan tidak
pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis.
tertarik. Sehingga dapat mengurangi motivasi
tersebut
secara
output
siswa
bagi
sekolah
setiap
pihak
keluarga
siswa.
(2)
dan
tahun
sekolah
siswa
Guru
dapat
untuk
untuk
dengan
hendaknya
belajar siswa pada mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis. Guru juga dapat
SARAN Dengan
memperhatikan
hasil
penelitian ini, maka dalam kesempatan ini 82
memberikan materi disertai studi kasus untuk merangsang
bekerjanya
kecerdasan
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
emosional siswa. Disamping itu sebagai pendidik merupakan tugas guru untuk membimbing siswa agar dapat bersikap hatihati dalam interaksi dengan lingkungan sosial, dan mempertahankan kepribadiannya. (3) Disarankan bagi peneliti selanjutnya
2003. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Goelman, Daniel. 1999. Working with Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Terjemahan Widodo Alex Tri Kantjono. 2005. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
untuk dapat memperluas variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini, karena pada dasarnya masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Iksan, Ahmad. 2014. Pengaruh Kebiasaan Belajar, Lingkungan Keluarga, dan Fasilitas Belajar di Rumah terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ilmu Sosial SMA Negeri 1 Lawang. Skripsi ini tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto,S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arisandy,O.W. 2014. Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Presepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 10 Malang Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi ini tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Dimyanti, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dirgantara,W.A. 2015. Pengaruh Minat, Motivasi, Tingkat Intelegensi, Keadaan Ekonomi Keluarga dan Fasilitas Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Batu Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi ini tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Goelman, Daniel. 1994. Kecerdasan Emosional, Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ. Terjemahan T. Hermaya.
Purwanto, Ngalim. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sujarweni, V.W. & Endrayanto, P. 2012. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tim Penyusun Pedoman Karya Ilmiah (PPKI). 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skirpsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang. Tirtarahardja, Umar & La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
83
JPE-Volume 9, Nomor 1, 2016
Undang-Undang R.I Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang
84
Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar. 2014. Bandung: Citra Umbara.