ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K. (14019) 6.Ratna A. (14024) 7.Tetie (14026)
ADAPTASI BAYI SEGERA SETELAH LAHIR
Setelah lahir BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Pada saat setelah lahir bayi mengalami periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan diluar rahim berlangsung 1 bulan atau lebih.
A. Adaptasi Pernafasan • Sistem pernafasan merupakan penyesuaian paling kritis. • Janin memulai gerakan nafas pada trimester II. • Organ yang bertanggung jawab terhadap pertukaran O2 dalam tubuh janin selama kehamilan adalah plasenta. • Setelah janin lahir akan mendapatkan O2 melalui paru-paru. • Alveolus berkembang sepanjang kehamilan, seiring kemampuan janin memproduksi surfaktan. • Alveolus berkembang -> usia hamil 28 minggu. • Surfaktan paru meningkat jumlahnya -> usia kehamilan 32 minggu.
lanjutan • Setelah lahir cairan paru digantikan dengan udara. 12-24 jam setelah lahir, seluruh cairan dalam alveolus terdorong keluar dan di serap pembuluh limfe dan darah pulmoner. • Pernafasan I bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik pertama setelah lahir.
Perubahan Sistem Pernafasan 1. Perkembangan paru-paru 2. Awal adanya nafas 3. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas 4. Dari cairan menuju udara 5. Fungsi sistem pernafasan dalam kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
B. Adaptasi Peredaran Darah • Setelah lahir, darah BBL harus melewati paru-paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan di luar rahim, harus terjadi 2 perubahan besar : 1. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung 2. Penutupan ductus arteriosus antara paru-paru dan aorta
BBL belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stres dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Setelah lahir bayi akan berada di lingkungan yang lebih dingin. Suhu yang lebih dingin menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi.
Neonatus dapat menghasilkan panas dengan:
1. Menggigil 2. Aktivitas volunter otot 3. Termogenesis bukan melalui mekanisme menggigil (penggunaan lemak coklat)
Penyebab BBL Mudah Terjadi Hipotermi • Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna • Luasnya permukaan kulit bayi berbanding besar dengan massa tubuh bayi yang akan menyebabkan panas potensial • Tubuh bayi terlalu kecil memproduksi & menyimpan panas • Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh & pakaiannya saat kedinginan
Mekanisme Hilangnya Panas Tubuh dari BBL ke Lingkungannya 1. 2. 3. 4.
Konduksi Konveksi Radiasi Evaporasi
Upaya untuk Mencegah Hilangnya Panas • Keringkan bayi secara seksama • Selimuti bayi dengan kain bersih dan hangat • Selimuti bagian kepala bayi • Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya • Jangan segera menimbang BBL • Memandikan BBL 6 jam setelah lahir • Tempatkan bayi dilingkungan hangat
Setelah kelahiran neonatus normal, sekresi lendir yang berlebihan dari mulut dapat dibersihkan dengan lembut. Meskipun cairan paru terdapat di mulut sebagian besar bayi dapat mencapai jalan nafas yang bersih tanpa bantuan.
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan 1. Membersihkan jalan nafas, menggunakan handuk atau kain kassa bersih dan kering untuk membuang sekresi dari faring lewat mulut. 2. Menjaga bayi tetap hangat 3. Menggosok punggung bayi secara lembut 4. Mengatur posisi bayi yaitu letakkan bayi dengan posisi terlentang dengan leher sedikit ekstensi di perut ibu
Bantuan Pembersihan Jalan Nafas Jika diperlukan bantuan membersihkan jalan nafas dengan bantuan kateter penghisap. Pada penghisapan yang berlebihan dpat mengakibatkan stimulasi gagal dengan spasme larik dan bradikardi.
KESIMPULAN Perjuangan seorang bayi baru lahir sangatlah besar karena dia harus beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda dengan keadaan rahim sebelumnya. Jadi, bidan dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir berupa adaptasi bayi baru lahir harus selalu mengawasi dan memperhatikan agar tidak terjadi masalah hipotermi, hipoglikemia, dan hipoksia yang dapat merugikan bayi di kemudian hari.
Thank You, Tante Bidan..!!!