Andi Syahputra Harahap: Pengembangan Bahan Ajar…(43-52)
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP BAGI SISWA KELAS XI MAS ISLAMIC CENTRE MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Andi Syahputra Harahap Abstrak. Tujuan kajian ini adalah: (1) Menghasilkan bahan ajar pada pembelajaran unsur intrinsik cerpen yang layak, mudah dan menarik digunakan, (2)Mengetahui kelayakan produk bahan ajar pada pembelajaran unsur intrinsik cerpen. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan produk Brog and Gel yang dipadu dengan model pengembangan pembelajaran Dick and Carey. Model pengembangan produk pembelajaran ini merupakan model yang disusun secara terprogram dengan urutan yang sistematis dan memenuhi karakteristik siswa dalam belajar. Model ini meliputi enam tahap yakni: : (1) melakukan penelitian pendahuluan, (2) pembuatan desain sofware, (3) pengumpulan bahan, (4) membuat dan memproduksi media pembelajaran interaktif, dan (5) review atau uji lapangan dalam rangka evaluasi formatif dan revisi produk. Evaluasi pormatif terus berlangsung selama proses pengembangan mulai dari tahap analisi, desain, produksi maupun implementasi sampai diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, (6) uji efektifitas. Subjek uji coba terahir dari dua ahli materi mata pelajaran bahasa indonesia, dua ahli desain pembelajaran, tiga siswa untuk uji perorangan, 9 siswa untuk uji kelompok kecil dan 35 siswa untuk uji lapangan. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan dengan angket. Data-data yang dikumpul dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian hasil penelitian menunjukkan : (1) uji ahli materi unsur intrinsik cerpen termasuk dalam kategori sangat baik, (2) uji ahli desain pembelajaran dalam penilaian dengan kategori sangat baik, (3) uji perorangan berada dalam kualitas sangat baik, (4) uji kelompok kecil berada dalam kualitas sangat baik dan penilaian terahir uji lapangan dalam kualitas sangat baik. Disimpulkan bahwa bahan ajar pada pembelajaran unsur intrinsik cerpen sangat layak dan mudah digunakan pada pembelajaran analisis unsur intrinsik cerpen di SMA/MA kelas XI. Hasil pengujian kelayakan terdapat perbedaan yang signifikan yaitu siswa yang belajar menggunakan bahan ajar (Handout) yaitu 81,91 dengan hasil belajar siswa sebelum menggunakan bahan ajar (Handout) yaitu 71,71. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar pada pembelajaran unsur intrinsik cerpen efektif digunakan. Kata Kunci: Bahan ajar unsur intrinsik cerpen, strategi pembelajaran peta konsep, pembelajaran analisis unsur intrinsik cerpen.
Jurnal Edukasi Kultura
43
Andi Syahputra Harahap: Pengembangan Bahan Ajar…(43-52)
2006 yang mencakup adanya kompetensi
PENDAHULUAN Undang-Undang
Nomor
20
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
secara terpadu (Kemendikbud, 2013:
Nasional pada Pasal 3 menetapkan
71).
bahwa pendidikan nasional berfungsi
Dalam
Kurikulum
Tingkat
untuk mengembangkan kemampuan dan
Satuan Pendidikan (KTSP) bidang studi
membentuk
peradaban
Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI
bangsa yang bermartabat dalam rangka
terdapat standar kompetensi no.13.1
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
yaitu memahami pembacaan cerpen
bertujuan untuk berkembangnya potensi
dengan kompetensi dasar no.13.1 yaitu
peserta didik agar menjadi manusia yang
mengidentifikasikan alur, penokohan,
beriman dan bertakwa kepada Tuhan
dan latar dalam cerpen yang dibacakan.
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
Berdasarkan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
tersebut,
menjadi warga negara yang demokratis
memahami
serta bertanggung jawab (Depdikbud,
unsur-unsur dalam cerpen tersebut.
watak
serta
2013: 112).
tuntutan
siswa
Undang-undang
diharapkan
dan
Dalam
kurikulum
dapat
mampu
menganalisis
perbincangan
dan
Nomor
20
pengamatan terhadap beberapa guru
Ayat
(19)
bahasa Indonesia, diperoleh informasi
menjelaskan bahwa “Kurikulum adalah
tentang kekurangmampuan siswa dalam
seperangkat rencana dan pengaturan
menganalisis
mengenai
bahan
cerpen. Hal tersebut didukung oleh
pelajaran serta cara yang digunakan
penelitian yang dilakukan oleh Melisa
sebagai
penyelenggaraan
Sitompul (2013). Hasil dari penelitian ini
kegiatan pembelajaran untuk mencapai
menunjukkan bahwa kemampuan siswa
tujuan
tertentu.”
mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik
2013
cerpen siswa dalam kategori masih
Tahun
2003
Pasal
tujuan,
1
isi,
pedoman
dan
pendidikan
Pengembangan
Kurikulum
unsur-unsur
intrinsik
merupakan
langkah
lanjutan
rendah. Skor rata-rata yang diperoleh
Pengembangan
Kurikulum
Berbasis
dalam mengidentifikasi unsur intrinsik
Kompetensi yang telah dirintis pada
cerpen adalah 63,2.
tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat
Penelitian ini juga dikuatkan oleh
Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun
Salim (2002; 17) dalam jurnal yang
Jurnal Edukasi Kultura
44
Andi Syahputra Harahap: Pengembangan Bahan Ajar…(43-52)
mengatakan bahwa kurangnya minat
menjadi lemah, dalam aspek kognitif,
siswa terhadap cerpen. Akibatnya, tujuan
afektif, maupun psikomotorik. Selain itu,
pembelajaran
penyajian
cerpen tidak
tercapai.
materi
ajar
yang
lebih
Berdasarkan kenyataan, lebih dari 70%
menekankan pada teorinya juga dapat
siswa kelas X-C di SMA N 2 Rawalo
membuat siswa kurang mampu untuk
kurang
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
berminat
membaca
cerpen,
kurang mampu dalam mengidentifikasi,
Oleh karena itu, dalam hal ini
dan menganalisis unsur intrinsik cerpen.
dibutuhkan upaya pengembangan materi
Hal ini disebabkan materi pembelajaran
menganalisis unsur instrinsik yang tepat
yang
untuk membuat siswa tidak jenuh, selalu
digunakan
oleh
guru
dalam
pembelajaran masih kurang memadai. Materi pembelajaran merupakan
bersemangat, terinspirasi, dan percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya
salah satu komponen di dalam sistem
baik
secara
tertulis
maupun
pembelajaran yang memegang peran
Sehingga mampu mengantarkan siswa
penting dalam membantu siswa untuk
pada ketercapaian kompetensi dasar dan
mencapai kompetensi dasar dan inti yang
inti dengan lebih optimal.
terdapat di dalam kurikulum. Menurut
Pengajaran
cerita
lisan.
pendek
(Zulaeha dkk dalam Toni, 2013: 1)
(cerpen) yang dilakukan dengan benar
Materi pelajaran bahasa Indonesia terdiri
dapat menyediakan kesempatan bagi
atas komponen kemampuan berbahasa,
siswa
yaitu
kemampuan-kemampuan
adanya
aspek
mendengarkan,
untuk
mengembangkan tertentu,
berbicara, membaca, dan menulis serta
sehingga pengajaran dalam arti yang
bersastra.
sesungguhnya. Namun, kenyataannya itu
Materi atau bahan ajar yang
dihadapkan pada masalah klasik yang
menggunakan komunikasi searah dapat
selalu dipertanyakan, yaitu menentukan
membuat siswa menjadi jenuh, tidak
bagaimana pengajaran cerpen dapat
bersemangat, dan tidak berkembang
memberikan sumbangan secara utuh
karena tidak dapat memberikan sebuah
pendidikan.
gagasan.
Pembelajaran
yang
hanya
Adapun tujuan pengajaran cerita
terpusat pada guru dan mengabaikan
pendek
pentingnya materi ajar yang efektif,
memiliki pengetahuan, kecakapan, dan
kreatif, dan inovatif juga membuat siswa
dapat menghayati karya-karya cerpen;
Jurnal Edukasi Kultura
(cerpen)
agar
siswa
dapat
45
Andi Syahputra Harahap: Pengembangan Bahan Ajar…(43-52)
memiliki
kepekaan
emosional,
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar
imajinatif, dan estetik terhadap nilai
menganalis unsur-unsur intrinsik. Peta
artistic yang terwujud dalam unsur-unsur
konsep
intrinsic
menangkap butir-butir pokok informasi
cerpen;
dan
memiliki
adalah
suatu
untuk
kemampuan, keterampilan menanggapi
didalam
dan menilai secara kritis unsur-nunsur
signifikan. Materi pembelajaran dengan
artistik
Dengan
menggunakan peta konsep mempunyai
demikian, pengajaran cerpen di SMA
banyak keuntungan, diantaranya adalah
pada dasarnya bertujuan agar siswa
siswa
memiliki rasa peka terhadap karya sastra
informasi yang diberikan oleh guru,
yang
kemudian
cerpen
tersebut.
berharga
sehingga
merasa
sebuah
cara
pembelajaran
dapat
yang
menangkap
siswa
dapat
seluruh
menyusun
terdorong dan tertarik membacanya.
kembali informasi yang diberikan oleh
Dengan membaca cerpen diharapkan
guru secara praktis, siswa dapat dengan
siswa memperoleh pengertian yang baik
mudah
melihat
tentang
antar
informasi,
manusia
dan
kemanusiaan,
hubungan-hubungan praktis
mengenai nilai-nilai dan mendapat ide-
penggunaannya,
ide baru. Dengan kata lain, tujuan
mengingat atau memehami pembelajran
pengajaran
lebih
cerpen
adalah
untuk
mudah.
dan
dalam
Materi
siswa
dapat
ajar
dengan
mencapai kemampuan apresiasif kreatif.
menggunakan peta konsep diharapkan
Dalam kegiatan belajar-mengajar yang
dapat keefektifan belajar siswa di dalam
dapat cerpen,
mencapai
tujuan
pengajaran
kelas dalam menentukan unsur-unsur
akan
mengalami
instrinsik dalam cerpen.
pendidik
permasalahan
yaitu
melaksanakan
cara
bagaimana proses
cara
belajar-
Berdasarkan
uraian
di
atas,
peneliti mengadakan penelitian dengan
mengajar tersebut. Oleh karena itu,
memanfaatkan
diperlukan
sumber belajar siswa yang digunakan
kemampuan
guru
dalam
bahan
sebagai
menentukan materi ajar yang tepat agar
untuk
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
berpikir dengan memperkaya masalah-
Materi ajar yang efektif sangat
meningkatkan
ajar
kemampuan
masalah nyata dalam kehidupan sehari-
dibutuhkan agar proses belajar tidak
hari
monoton dan tidak membuat siswa bosan
lingkungan sekolah sehingga diharapkan
dikarenakan materi yang kurang sesuai.
dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Jurnal Edukasi Kultura
khususnya
masalah
dalam
46
Andi Syahputra Harahap: Pengembangan Bahan Ajar…(43-52)
pada
materi
instrinsik tertarik
menganailisis
cerpen.
unsur
Sehingga
melakukan
Bahan ajar berdasarkan kriteria
peneliti
kesesuaian
yang
kurikulum
penelitian
buku serta
berbasis berpedoman
pada pada
berjudul “Pengembangan Bahan Ajar
silabus. Tampilan dan desain menarik
Unsur Intrinsik Cerpen dengan Strategi
berdasarkan kriteria yang ditentukan.
Pembelajaran Peta Konsep bagi Siswa
Ketertarikan bahan ajar dinilai melalui
Kelas XI MAS Islamic Centre Medan
penilaian angket terhadap bahan ajar
Tahun Pembelajaran 2016/2017.”
yang telah dikembangkan. Efektivitas dan kelayakan bahan ajar berdasarkan penilaian angket dari guru dan siswa
METODE PENELITIAN Penelitian
merupakan
yang dilanjutkan dengan uji pengaruh
research and development yaitu strategi
terhadap penggunaan bahan ajar Analisis
untuk
Unsur Intrinsik Cerpen dengan Strategi
dapat
ini
mengembangkan
suatu
produk pendidikan (Setyosari, 2010).
Pembelajaran Peta Konsep.
Pengemabangan yang dilakukan adalah
Populasi dalam penelitian ini
Bahan Ajar Unsur Intrinsik Cerpen
adalah siswa kelas XI MAS Islamic
dengan
Centre Medan Tahun Ajaran 2016/2017.
Strategi
Pembelajaran
Peta
Konsep.
Adapun jumlah populasi 117 yang terdiri
Bahan
Ajar
Intrinsik
dari 3 kelas. Sampel dalam penelitian ini
Cerpen dengan Strategi pembelajaran
adalah 2 (dua) orang guru bidang studi
Peta Konsep berkaitan dengan penyiapan
bahasa Indonesia dan 35 siswa MAS
perangkat pembelajaran berupa bahan
Islamic Centre Medan semester genap
ajar
tahun pelajaran 2016/2017.
yang
Unsur
diperlukan
menyelenggarakan
untuk
pembelajaran
Data yang akan digunakan dalam
Analisis Unsur Intrinsik Cerpen. Bahan
penelitian
ajar
pembelajaran isi, kelayakan penyajian
yang
dikembangkan
dianalisis
ini
ajar
adalah:
dan
(1)
aspek
aspek
menggunakan validasi tim ahli materi,
bahan
strategi
desain bahan ajar serta penilaian guru
pembelajaran peta konsep terdapat pada
dan siswa menggunakan rubrik yang
bahan ajar yang diperoleh dari ahli
dikembangkan oleh peneliti dengan
materi dan ahli desain pembelajaran, (2)
memodifikasi pendapat ahli.
kualitas tampilan serta penyajian materi yang diperoleh dari uji coba perorangan,
Jurnal Edukasi Kultura
47
Andi Syahputra Harahap: Pengembangan Bahan Ajar…(43-52)
uji coba kelompok kecil serta uji coba
mengembangkan bahan ajar analisis
kelompok lapangan.
unsur
Data yang diperoleh merupakan
data
pokok
dikumpulkan
melalui
angket
dengan
strategi
pembelajaran peta konsep.
data deskriptif kuantitatif. Data tersebut merupakan
intrinsik
Analisis
Deskriptif;
Data
yang
dihimpun menggunakan angket penilaian
dalam
tertutup dan penilaian terbuka untuk
bentuk Skala Likert. Adapun penilaian
memberikan kritik, saran, dan masukan
dari Skala Likert adalah 1 (satu) sampai
perbaikan.
Data
dengan 4 (empat), dimana 1 (sangat
berbentuk
angka-angka
kurang). 2 (kurang baik), 3 (baik), dan 4
kualitatif yang berbentuk kata dan
(sangat
dalam
simbol. Data kualitatif akan dianalisis
penilaian bahan ajar meliputi kelayakan
secara logis dan bermakna, sedangkan
isi, kelayakan penyajian, dan kebahasan.
data kuantitatif akan dianalisis dengan
baik).
Data dikumpulkan
Komponen
yang
diperoleh
dan
deskriptif
selain
data
deskriptif
deskriptif
kuantitatif
persentase. ini
dan
yang data
Hasil
analisis
digunakan
untuk
kuantitatif, juga diperoleh data kualitatif
menentukan tingkat
keefektifan dan
berupa uraian saran dan masukan tertulis
kemenarikan bahan ajar ini.
oleh responden sebagai data tambahan.
Penilaian bahan ajar oleh guru
Data yang diperoleh adalah data
bahasa Indonesia dan siswa berupa data
tentang bahan ajar analisis unsur intrisik
deskriptif melalui penelitian angket.
dengan strategi pembelajaran peta
Penilaian atau uji coba kelompok kecil
konsep kelas XI semester II yang akan
dan
dikembangkan. Data ini dikumpulkan
menggunakan skala likert.
uji
kelompok
besar
dengan
melalui validasi tim ahli, guru, dan angket yang dibagikan pada siswa. Analisis
Materi;
HASIL
Dilakukan
dengan analisis pengelompokkan untuk
DAN
PEMBAHASAN
PENELITIAN Dalam
proses
pelaksanaan
merumuskan tujuan pembelajaran bahasa
pengembangan bahan ajar ini dilakukan
Indonesia berdasarkan kompetensi inti
secara bertahap, proses pertama yang
serta
materi
terdapat dalam pengembangan ini adalah
pembelajaran. Hasil dari analisis ini
melakukan analisis kebutuhan di MAS
kemudian dipakai sebagai dasar untuk
Islamic Centre Medan dengan cara
menata
organisasi
Jurnal Edukasi Kultura
isi
48
Andi Syahputra Harahap: Pengembangan Bahan Ajar…(43-52)
menebar angket kepada 35 siswa dan 2
jumlah siswa (sampel) yaitu 2867 : 35 =
guru
81.91.
disekolah
tersebut
dengan
menguraikan defenisi dari bahan ajar
Berdasarkan nilai kemampuan
unsur intrinsik cerpen dengan strategi
analisis unsur intrinsik cerpen tersebut
peta konsep pada angket agar responden
diperoleh penyebaran nilai 50 sampai 85.
memiliki gambaran tentang pertanyaan
Nilai terendah 50 dan tertinggi 85.
dalam
disampaikan.
Berdasarkan tabel tersebut diketahui
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 1
nilai rata-rata hasil belajar analisis unsur
september 2016. Hasil penelusuran dari
intrinsik cerpen tidak menggunakan
angket yang ditebar ditemukan bahwa
bahan ajar (Handout) adalah 71,71 yang
100% dari 40 responden menyatakan
diperoleh dari jumlah total nilai secara
membutuhkan bahan ajar unsur intrinsik
keseluruhan
cerpen dengan strategi peta konsep.
(sampel) yaitu 2571 : 35 = 71.71.
angket
yang
Berdasarkan
penelitian
yang
dibagi
jumlah
siswa
Dengan demikian hasil analisis unsur
telah dilakukan terhadap hasil belajar
intrinsik
unur intrinsik cerpen pada siswa yang
menggunakan bahan ajar unsur intrinsik
menggunakan bahan ajar unsur intrinsik
cerpen berada pada kategori
cerpen (Handout) ditemukan bahwa
dengan nilai rata-rata 71,71.
hasil
skor
belajar
siswa
dari
35
cerpen
Produk
dengan
pengembangan
tidak
Baik
bahan
responden tersebar pada rentang 60-95
ajar
dari hasil perhitungan menunjukkan
analisis
bahwa skor terendah 60 dan tertinggi 95.
merupakan materi unsur intrinsik cerpen
Berdasarkan nilai kemampuan siswa
menganalisis
unsur
intrinsik
yang
(Handout) pada pembelajaran unsur
telah
intrinsik
cerpen
dikembangkan
dengan
memperhatikan aspek pembelajaran dan
cerpen tersebut diperoleh penyebaran
desain
nilai 60 sampai 995. Nilai terendah 60
pengembangan produk yang dilakukan
dan tertinggi 95. Berdasarkan tabel
ini diarahkan untuk menghasilkan suatu
tersebut diketahui nilai rata-rata hasil
produk berupa bahan ajar
belajar unsur intrinsik cerpen dengan
pada
menggunakan bahan ajar (Handout)
intrinsik cerpen untuk peserta didik
adalah 81,91 yang diperoleh dari jumlah
MAS Islamic Centre Medan kelas XI
total nilai secara keseluruhan dibagi
yang digunakan untuk meningkatkan
Jurnal Edukasi Kultura
pembelajaran.
pembelajaran
Penelitian
(Handout)
analisis
unsur
49
Andi Syahputra Harahap: Pengembangan Bahan Ajar…(43-52)
proses pembelajaran maupun kompetensi
tidak menimbulkan kebosanan karena
peserta
dalam
dilengkapi dengan dengan materi, contoh
dilakukan
analisis dan soal-soal latiahan. Adapun
pendahuluan.
pengulangan yang harus dilakukan saat
bahan
ajar,
melihat skor yang diperoleh menjadikan
melakukan validasi produk, melakukan
peserta didik lebih memahami materi.
revisi dan penyempurnaan berdasarkan
Bahan ajar ini juga dapat digunakan
analisis data validasi dari ahli materi,
sebagai alternative bahan ajar Secara
ahli desain bahan ajar, yang dilanjutkan
klasikal maupun individual.
dengan uji coba perorangan, uji coba
Berdasarkan
didik.
prosesnya dengan
Karena
penelitian diawali
Kemudian
itu
ini
studi
mendesain
efektifitas
kelompok kecil, dan uji coba lapangan
produk
sehingga dihasilkan media pembelajaran
penghitungan efektifitas (Sugiono), hasil
yang layak digunakan sesuai dengan
pengolahan
data
karakteristik bidang studi dan siswa
dilakukan,
terdapat
sebagai penggguna.
belajar analisis unsur intrinsik cerpen
Aspek
yang
direvisi
dan
siswa,
yang
uji
menggunakan
antara
penelitian
siswa
hasil
rumus
yang
perbedaan
yang
belajar
disempurnakan berdasarkan analisi data
menggunakan bahan ajar unsur intrinsik
dan uji coba serta masukan dari ahli
cerpen (Handout) dengan siswa yang
materi, ahli desain bahan ajar dan peserta
belajar tidak menggunakan bahan ajar
didik selaku pengguna bahan ajar ini.
unsur intrinsik cerpen (Handout) dapat
Variable-variabel bahan ajar memiliki
dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar
nilai rata-rata sangat baik. Adapun
menggunakan bahan ajar unsur intrinsik
variable bahan ajar yang nilai meliputi
cerpen (Handout)
kelayakan isi, penyajian, kebahasaan,
sedangkan hasil nilai rata-rata siswa yg
dan kegrafikan.
belajar tidak menggunakan bahan ajar
Manfaat
yaitu sebesar 81,91
yang diperoleh dari
unsur intrinsik cerpen (Handout) 71,71.
penggunaan bahan ajar adalah konsep
Dari data ini dapat membuktikan bahwa
yang
penggunaan bahan ajar unsur intrinsik
disajikan
mudah
dipelajarri,
dipahami dan sistematis. Bahan ajar
cerpen (Handout)
lebih efektif dalam
memberi kesempatan pada peserta didik
pembelajaran analisis unsur intrinsik
untuk belajar sesuai dengan kecepatan
cerpen.
masing-masing, belajar lebih cepat dan Jurnal Edukasi Kultura
50
Andi Syahputra Harahap: Pengembangan Bahan Ajar…(43-52)
dari
PENUTUP Berdasarkan hasil
dan
rumusan,
pembahasan
tujuan,
penelitian
nilai
rata-rata
hasil
belajar
menggunakan bahan ajar unsur intrinsik cerpen (Handout)
yaitu sebesar 81,91
pengembangan bahan ajar (Handout)
sedangkan hasil nilai rata-rata siswa yg
yang dikemukakan sebelumnya maka
belajar tidak menggunakan bahan ajar
dapat disimpulkan sebagai berikut; Hasil
unsur intrinsik cerpen (Handout) 71,71.
Pengujian
ajar
Dari data ini dapat membuktikan bahwa
(Handout) yang dikembangkan, Sangat
penggunaan bahan ajar unsur intrinsik
efektif dan layak digunakan dalam
cerpen (Handout)
pembelajaran unsur
pembelajaran analisis unsur intrinsik
kelayakan
dibandingkan
buku
bahan
intrinsik cerpen paket
yang
lebih efektif dalam
cerpen.
digunakan dalam pembelajaran analisis unsur intrinsik cerpen.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil validasi dari ahli materi, ahli desain pembelajaran, tanggapan uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan terhadap bahan ajar (Handout) pada pembelajaran unsur
intrinsik
dikembangkan
cerpen
yang
menunjukkan
bahwa
seluruh aspek penilaian bahan ajar pada pelajaran yang dikembangkan Secara keseluruhan termasuk dalam kategori “sangat
baik”
dan
sesuai
dengan
kebutuhan siswa. Terdapat hasil perbedaan belajar analisis unsur intrinsik cerpen siswa, antara siswa yang belajar menggunakan bahan
ajar
unsur
intrinsik
cerpen
(Handout) dengan siswa yang belajar tidak menggunakan bahan ajar unsur
Anonim. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Aziez, F dan A Hasim. 2010. Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia Belawati, T. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka Borg and Gall. 1983. Educational Research, An Introduction. New York and London. Longman Inc Chrichards, B, C. 2001. Cuririculum Development In Language Teaching. Newyork Cambredge Davies, C B Clara, dan Melissa Highton. 2006. From Module Outline to Effective Teaching. Routledge. New York Depdiknas. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Dick, W And Carey, L. 2005. The Sistematic Desain Of Instruktional. Allyn And Bacon, Boston
intrinsik cerpen (Handout) dapat dilihat Jurnal Edukasi Kultura
51
Andi Syahputra Harahap: Pengembangan Bahan Ajar…(43-52)
Haninah. 2013. Jurnal: Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Kelas X MAS Raudhatul Ulum. Pontianak: Universitas Tanjung Pura Hartono. 2011. Metodologi Penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishing Kosasih, E. 2011. Ketatabahasaan dan Kesusastraan (Cermat Berbahasa Indonesia). Bandung: CV Yrama Widya Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Napayi, L. 2013. Jurnal: Kemampuan Siswa Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen Kelas V SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo. Gorontalo: UNG Nurgiyantoro, B. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Mursini. 2011. Pembelajaran Apresiasi Prosa Fiksi dan Puisi Anak-anak. Medan: UNIMED Press Mursini. 2012. Pengembangan Bahan Ajar dan Sastra Indonesia. Medan: UNIMED Press Pannen, P dkk. 2001. Mengajar di Perguruan Tinggi: Konstrukktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Panenen, P dan Purwanto. 2004. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press Salim. 2002. Jurnal: Peningkatan Apresiasi Cerpen Melalui Teknik Analisis Unsur-unsur Intrinsik. Rawalo
Jurnal Edukasi Kultura
Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Malang: Prenadamedia Group Sitompul, M. 2013. Skripsi: Pengaruh Metode Kuantum (Quantum Learning) terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerpen. Kabanjahe Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakarya Sugihastuti. 2003. Teori dan Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sumardjo, J dan Saini. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Suryabrata. 2013. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: PT. Rajagrafindo Persada Syarif S, M. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Tarigan, H, G. 1985. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Wiyatmi. 2009. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher
52