ANALISIS USAHATANI KEDELAI DIKECAMATAN PEKAITAN KABUPATEN ROKAN HILIR Analysis of Soybean Farming in Pekaitan District Rokan Hilir Regency
Misfar, Evy Maharani dan Eliza Jurusan Agribisnis Falcultas Pertanian Universitas Riau Jl. Bina Widya No.30 Simpang Baru Keeamatan Tampan Pekanbaru (28293) Telepon: 0761-63270-63271, Fax: 0761-63270
[email protected] 085357756613
ABSTRACT: Soybean is one of principal commodity from beans\that became national mainstay because vegetable protein source for fbod diversification in national food endurance support. Soybean production has not been yet capable to sufficient national needs now. So sustainability soybean commodity is very important by effort of soybean farming. This research aims to analyze the soybean . farming in Pekaitan district Rokan Hilir Regency. The data used were secondary and primary data. Primary data was obtained from respondents trough personal
interview using questionnaires which was supplied with business owners and their labor. Secondary data obtained from agency who are related with this research. Based from the result farming analyzed, soybean production cost in one planted season per land work on extensive was Rp 8.951.321,66 kg with variable cost Rp 8.824.913,16 and fixed cost Rp. 126.408,50. Soybean production 3.077,63 kg per land work on extensive per planted season. Gross income Rp. 21.543.421,05 per land work on extensive per planted season, while net income Rp 12.492.099,39 per land work on extensive per planted season with RCR 2,41. Keywords: Clappers, Efficiency, Income
PENDAHULUAN
pertumbuhan sektor industri yang kuat
Pembangunan pertanian pakan salah .satu kunci
merudalam
perekonoinian yang dilaksanakan secara herkesinambungan dan juga mempunyai peran
strategis
dalam
pembangunan
pedesaan. Titik berat pembangunan jangka panjang ekonomi dengan sasaran utama pencapaian
keseimbangan antara
bidang pertanian dengan industri. Untuk itu diperlukan kekuatan dan kemampuan sektor pertanian sehingga akan tercipta
dan maju (Syahza„ 2001). Sektor pertanian yang mempunyai peranan yang strategis dan pentingr adalah sektor tanaman pangan. Sektor tanaman adalah sebagai pangan penghasil bahan makanan pokok. bagi penduduk Indonesia, sehingga peranan
ini tidak dapat disubstimsi secara penult oleh sektor lain kecuali impor pangan. Tanaman pangan merupakan tanaman untuk mementthi yang dibudidayakan kebutuhan makrb manusia terhadap
Jurnal Sistem Agribisnis, Volume 6 Nomor 1, Juni 2015;
ISSN 2086-8367
Misfar, Evy Maharani dan Eliza
petani kurang termotivasi untuk berukarbohidrat, lemak, dan protein yang berasal dan i bahan pangan nabati. sahatni kedelai. Disisi lain, banyaknya Tanaman pangan meliputi padi, jagung, kedelai impor yang masuk ke dalam negeri dengan harga lebih murah dani serelia, ubi-ubian dan kacang-kacangan kedelai dalam negeri. seperti kedelai, kacang hijau, kacang
tanah, kacang tunggak dan kacang koro (Meryani, 2008). Kedelai adalah salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung. Kedelai merupakan bahan pangan yang mengandung protein nabati yang sangat tinggi nilai gizinya, mengandung zat anti oksidan yang tinggi sehingga sangat berrnanfaat bagi kesehatan dan banyak dikonsumsi oleh penduduk Indonesia. Konsumsi penduduk Indonesia terhadap kedelai
berupa
hasil
olahan
(seperti
terripe, tahu, kecap, tauco, susu kedelai, oncom, yogurt, mentega, minyak, keripik), dan bahan baku pakan ternak (Meryani, 2008). Produksi kedelai di Indonesia masih relatif rendah dan masih belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen
Tabel 1. Produksi Kedelai di Indonesia Tahun 2010-2012 Tabun 2010 2011 2012
Luas Panen (Ha) 660.823,00 622.254,00\ 567.624,00
Produksi (Ton) 907.031,00 851.286,00 843.153,00
Sumber: BPS Indonesia 2013
Provinsi Riau merupakan salah kedelai di satu Provinsi penghasil Indonesia. Produksi kedelai di Provinsi Riau masih belurn bisa menculcupi
kebutuhan kedelai di Indonesia. Produksi kedelai pada tahun 2010 sebanyak 5.830 ton, tahun 2011 naik menjadi 7.100 ton, dan pada tahun 2012 turun menjadi 4.182 ton (BPS Riau 2013). Penuninan produk-
yang cenderung terus meningkat. Masih rendahnya produksi kedelai ini disebab-
si kedelai tersebut disebabkan kurangnya minat petani untuk melakukan usahatani
kan oleh berbagai faktor antara lain, seperti teknologi bercocok tanam yang masih kurang baik, kesiapan dan keterampilan petani kedelai yang masih
kedelai, Kabupaten Rokan Hilir merupakan daerah sentra produksi kedelai di kedelai Riau Provinsi Riau. Produksi 2.658 ton terbesar yaitu men capai
kurang, penyediaan sarana produksi yang
dengan luas panen 1.796 Hektar (Dinas Pertanian Kabupaten Rokan Hilir, 2013). permodalan petani kedelai untuk melaksanakan proses produksi sampai Ice Perkembanuan produksi kedelai Rokan pemasaran hasil. Perkembangan luas Hilir dalam tiva tahun terakhir dimulai dan i tahun 2010 hingga 2012 menualarni panen dan produksi kedelai Indonesia pasang surut, dapat dilihat pada Tabel 2. disajikan pada Tabel 1. masih
belum
tepat
serta
kurangnya
Berdasarkan Tabel 1 luas panen kedelai mengalami penurunan yang, dikuti oleb penurunan produksi kedelai Indonesia. Penurunan luas panen clan produksi kedelai disebabkan rendahnya harga kedelai dalam negeri sehingga 14
Analisis
U L sahatani Kedelai di Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan
Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Tana-
man Kedelai Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2010 - 2012 Luas Panen (Ha) 2.061 2.435 1.796
T Taahh uun
22001100 220 01111
22001122
Produksi (Ton) 2.283 2.776 2.658
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Rokan Hilir 2013
Kecamatan Pekaitan menipakan sentral produksi kedelai di Kabupaten
Rokan Hilir. Usahatani kedelai di Kecamatan Pekaitan telah lama berkembang,
pembuatan proposal, penyusunan laporan. Sumber data
pelaksanaan dan yang
digunakan
dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dani responden melalui wawancara langsung dengan pedoman pada daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disediakan dengan pemilik usaha dan tenaga kerjanya. Data sekunder diperoleh dan i instansi yang terkait dengan penelitian ii. Data yang dilanjutkan telah ditabulasi kemudian dengan analisis secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian. usahatani Pendapatan kedelai dianalisis dengan menggunakan minus
namun sampai sekarang masili belum bisa memenuhi kebutuhan kedelai di menurut Soekartawi (1995) yaitu: Kecamatan Pekaitan. Usahatani kedelai ir = TR —T C di Kecamatan Pekaitan ditujukan untuk = Y.Py —( TVC + TFC) meningkatkan pendapatan masyarakat, 7r = Y.Py —( X1-Pxi X2-Px2 pendapatan rumah tangga petani dan X.Px n + D) menciptakan ketersediaan bahan pangan dimana: secara internal dan eksternal yang 7r =P endapatan bersih kedelai (Rp/MT mampu mensuplai kebutuhan kedelai di Y =J umlah produksi kedelai( Kg/MT) Kecamatan Pekaitan dan sekitarnya Py = Harga produksi kedelai (Rp/Kg) untuk memenuhi permintaan pasar. Oleh TC= Total cost ( Rp/M T) karena itu perlu dikaji tentang usahatani TR= Total revenue (Rp/M T) (on farm). Adapun tujuan penelitian =B iaya variabel (Rp/Kg/ MT) adalah untuk menganalisis usahatani Px1..Px5 = Harga faktor produksi kedelai di Kecamatan Pekaitan Kabu(Rp/Unit) paten Rokan Hilir. D =N ilaip enyusutan (Rp/MT)
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir dengan tersebut
pertimbangan bahwa daerah sentra produksi kedelai di
Biaya penyusutan yang dipakai dalam usahatani kedelai selama kurang dan i lima tahun dalam bernsahatani digunakan metode garis lurus (straight line methode) (Suratiyah, 2006) dengan
Kabupaten Rokan Hilir yaitu Desa Teluk Bano II, Desa Suak Temungguniz dan
MMUS:
Desa Pedamaran. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret
NP=
NB—NS UE
sampai Juni 2014, dengan tahapan kerja
15
Misfar, Evy Maharani dan
Eliza
Dimana:
Luas Lahan Petani Responden
NP = Nilai penyusutan alat
Berdasarkan basil penelitian luas lahan yang digunakan untuk usahatani kedelai yaitu 1-2 hektar pada petani responden di Kecamatan Pekaitan yang dapat dilihat pada Tabel 4.
(Rp/unit/proses produksi)
NB = Nilai beli alat (Rp/unit) NS = Nilai sisa (Rp/unit) dengan taksiran 20% dan i harga beli
UE = Umur ekonomis (tahun)
Tabel 4. Jumlah
Menghitung efisiensi usahatani kedelai digunakan analisis Return Cost Ratio (RCR) dengan rumus menurut Hemanto (1991): RCR = T—R TC
dimana: RCR = Return Cost ratio • TR = Pendapatan kotor (Rp/luas lahan) TC = Biaya produksi (Rp/luas lahan) Dengan Kriteria : RCR>1 = Berarti usahatani kedelai menguntungkan.
RCR<1 = Berarti usahatani kedelai tidak m engun tun gk an .
RCR=1= Berarti usahatani kedelai terletak pada titik impas.
Petani Kedelai
Ber-
dasarkan Luas Lahan di Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2014 Luas Lahan (Ha) 1 1.5 2 Jumlah
Jumlah 21 4 13 38
55.26 10.53 34.21 100.00
Usahatani Kedelai
Di Kecamatan Pekaitan tanam yang diterapkan adalah
pola padi-
kedelai-kedelai, kedelai banyak ditanam pada bulan Juni-Oktober setelah panen ditanam padi. Kedelai musim utama hujan mengikuti padi sawah musim
karena musim itulah yang terbaik untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Petani Responden Hasil penelitian yang dilakukan dilapangan menunjukkan bahwa tingkat umur petani responden berkisar antara 25-58 tahun, dengan •jumlah terbanyak berumur 37-42 tahun (31%). Tingkat pendidikan petani responden rata -rata adalah Sekolah Dasar (SD) yaitu 23 orang (60%). Pengalaman berusahatani
kedelai. Penanaman di lahan sawah lebih banyak diminati petani karena lebih tinggi hasilnya dan karena penanaman kedelai setelah padi, memungkinkan cara kerja yang sederhana sehingga lebih hemat tenaga dan biaya. Penyiapan lahan untuk bertanam cukup hanya dengan pembuatan pant dangkal berdiameter 40x80 cm clan tanpa pengolahan lahan. Pengendalian gulma
dilakukan dua kali yaitu awal pembukaan
rata -rata 5-6 tahun yaitu 17 orang (44%). Jumlah tanggungan keluarga rata -rata 2-
lawan dan penyiangan. Di Kecamatan Pekaitan, pcnanaman kedelai dilakukan
3 orang yaitu 21 orang (55%). jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.
dengan cara penuaalan benih pada lahan
16
Lebih
sawah yang sudah kebanyakan tanpa
dibabat jeraminya, pengolahan tanah.
Analisis Usahatani Kedelai di Kecainatan Pekaitan Kabupaten Rattan Hair
Tabel 3. Identitas Petani Tabun 2014
Kedelai di Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir Keterangan
No 1.-Umur petani (Tabun)
responden
2. Tingkat pertdidikan
3. Pengalaman Usahatani (Tabun)
4. Jumlah Tanggungan
Keluarga (Orang)
25-30 31-36 37-42 43-48 49-54 55- 60 SD SLTP
3 8 12 4 7 4 23
SLTA
10 15 17 4 2 21 11 6
3-4 5-6 7-8 9 - 10 2-3 4-5 6-7
Penanaman benih menggunakan tugal dengan jarak tanam adalah 20 x 30 cm. Penanaman dengan cara tugal lebih baik karena jtimlah tanamannya lebih besardan tersebar lebih merata.
Pada umumnya petani di Kecamatan Pekaitan bertanam kedelai di lahan bekas padi sawah tanpa didahului pengolahan tanah. Tanah yang
semasa padi sawah digenangi air serta berlumpur tersebut, sewaktu kering temyata cukup baik struktumya untuk mendukung pertumbuhan kedelai tanpa pengolahan tanah sebelum tanam. Bahkan
penyiangan
pun
Frekuensi
dilakukan
secara minim. Gulma yang lain cukup dikendalikan dengan membakar jerami yang dihamparkan. Kedelai merupakan tanaman semusim sehingaa kebutuhan N, P dan K relatif besar, Kedelai yang ditanam
Persentase (%) 7.89 21.05 31.58 10.53 18.42 10.53 60.53 13.16 26.32 39.47 44.74 10.53 5.26 55.26 28.95 15.79
dalam pola bergiliran dapat memanfaatkan sisa pupuk yang tidak digu-
nakan tanaman sebelumnya. Di Kecamatan Pekaitan, kegiatan pemupukan antara satu petani dengan petani yang lain relatif sama, hanya -waktu pemupukannya saja yang berbeda. Selain kegiatan pemupukan, petani juga melakukan kegiatan pengendalian
HPT.
Hama
yang sering kedelai adalah ulat grayak (pernakan daun) dan Kecamatan penggerek polong. Di Pekaitan, pengendalian HPT Umumnya petani melakukan penyemprotan sesuai dengan intensitas serangan,
menyerang tanaman
rata -rata penyemprotan dilakukan satu sampai 2 kali per musim tanam. Untuk penyiangan gulma sebagian menggunakan semprotan dan sebagian menggunakan pestisida clan sebagian
17
Misfar, Evy Maharani dan Eliza
petani menggunakan parang dan cangkul untuk membersihkan gulma. Saat panen ditentukan berdasarkan umur tanaman, ciri-ciri penampakan
m ar,
dan
dipengaruhi
oleh
ketinggian tempat penanaman. Setiap varietas kedelai memiliki umur yang berbeda, sehingga waktu panennya hams menyesuaikan dengan umur tanaman. Varietas
yang ditanami di
Kecamatan Pekaitan umumnya adalah varietas Anjasmoro (90 hari). Ciri-ciri umum tanaman kedelai sudah saatnya dipanen adalah polong secara merata sudah berwarna lcuning kecoklatan, batang-batangnya sudah kering, dan sebagian daun sudah kering dan rontok. Cara panen kedelai dilakukan dengan memotong pangkal- tanaman dengan sabit atau menggunakan
parang. Pangkal batang dan akar-akar tanaman
kedelai bermanfaat
sebagai
sumber Nitrogen dan penyubur tanah untuk tanaman musim berikutnya. Setelah panen, kegiatan selanjutnya adalah pengeringan
tujuannya
untuk menurunkan kadar air dan i biji sampai batas aman untuk disimpan atau memudahkan penanganan selan-
kg per luas lahan garapan per musim tanam,
dengan harga
yang
berasal
luar keluarga. digunakan dalam kedelai tenaga
usahatani
kerja, benih, alat-alat pertanian, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Biaya tunai yang paling besar digunakan untuk upah tenaga kerja m ar keluarga. Hal ini disebabkan
Lamanya penjemuran rata -rata dilakukan sekitar 3-6 hari. Perontokan atau polong kedelai hams pengupasan segera dilakukan setelah pengeringan. Keterlambatan dapat menyebabkan polong menjadi basah kembali dan menyulitkan dalam pengelupasan biji dan i polong. Rata -rata produksi kedelai di
Kecamatan Pekaitan, sebesar 3.077,63 Is
tenaga kerja
dalam
keluarga sangat minim. Benih
Penanaman kedelai dilakukan dengan menggunakan biji. Biji/benih kedelai yang ditanam didaerah penelitian pada umumnya menggunakan varietas Anjasmoro. Penggunaan benih kedelai per
luas lahan
garapan per
musim tanam disajikan pada label 5. Penggunaan Benih Kedelai
Tabel 5.
per Luas Lahan Garapan per Musim Tanam Petani
menjemur brangkasan kedelai di badengan cara lantai jemur.
dan i
Sumberdaya yang
jutnya. Pengeringan dilakukan dengan wah terik matahari dihamparkan di atas
jual rata -rata
Rp7.000,00 per kilogram. Jenis pembiayaan usahatani kedelai terdiri atas pengadaan benih, pupuk, alat-alat dan pestisida, upah tenaga kerja, dan pajak lahan. Besamya biaya yang dikeluarkan oleh petani disebabkan petani banyak menggunakan tenaga kerja
Responden Tahun 2014 Jumlah Penggunaan Benih
No
Kg/L2 (Ha) 1 2 3 4 5 6
30-38 39-47 48-56 57-65 66-74 75-83
Jumlah
Jumlah Petani 19 3
(%) 50.00 7.89
5.26 4 4 6 38
10.53 10.53 15:79 100
Analisis Usahatani Kedelai di Kecamakin Pekaitan Kalnpaten Rokan Hilir
Pup u k
Pupuk yang digunakan oleh petani responden di Kecamatan Pekaitan adalah pupuk kimia yaitu Dolomit, KCL, NPK Phonska, Agrobos dan Sprint (perangsang buah). Jumlah pengunaan pupuk pada petani kedelai untuk masing-masing jenis pupuk dapat dilihat pada Tabel 6. Penggunaan dan Jenis Pupuk per Luas Garapan per Musim Tanam Petani Res-ponden Tahun 2014
-Label 6. Rata -rata
No
Jenis Pupuk
1
Dolomit
2 3
KCL NPK Agrobos (Liter) Sprint (Liter) Jumlah
4
540.789,47 dan yang terkecil adalah sprint dengan biaya Rp 28.121,05.
Pestisida Pestisida digunakan petani untuk membasmi hama dan penyakit kedelai. yang menyerang tanaman Pestisida yang digunakan petani responden adalah Spontan, Prepaton,
Decis dan Akodan (untuk hama), Gramaxon, Indofos, dan Parathop (untuk gulma). Penggunaan dan \biaya pestisida per luas garapan per musim tanam disajikan pada Tabel 7.
Jml (ha) 360,53 46,76 61,84
Biaya (Rp/kg/ha) 540.789,47
Peralatan
154.318,42 111.315,79
ini tidak berbeda dengan peralatan yang digunakan untuk bertani bagi komoditi lainnya, yaitu seperti cang-
0,95
56.842,11
1,08
28.121,05 891.386,84
kul, parang, tugal, sprayer alat perontok dan mesin pemotong =put. Sebagian besar petani tidak membeli alat pertanian setiap musim tanamnya karena peralatan tersebut dapat digu-
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa penggunaan pupuk yang beragam. digunakan petani Penggunaan pupuk yang terbesar adalah dolomite dengan baiya sebesar Rp
Peralatan pertanian yang digu-
nakan petani dalam usahatani kedelai
nakan beberapa kali, bahkan sainpai lima tahun. Data penggunaan alat
usahani kedelai di Kecamatan Pekaitan disajikan pada Tabel 8.
Tabel 7. Rata -Rata Penggunaan dan Biaya Pemakaian Pestisida per Luas Lahan
Garapan per Musim Tanam pada Usahatani Kedelai Tahun 2014 No 1 2 3 •4
5 6 7 Jumlah
Jumlah Ltr/Lg (Ha) 0,23 0,14 0,04 0,07 0,24 1,95 0,21
Jenis Pestisida Spontan Prevaton Decis Akodan Gramaxon Indofos Paratop -
2,88 -
Biaya Rp/Lg(Ha) 56.250,00 41.052,63 8.684,21 20.526,32 10.894,74 117.157,89 11.578,95 266.144,74
19
Misfar, Evy Maharani clan Eliza
Tabel 8. Rata -rata Penyusutan Peralatan
Usahatani Kedelai di
Kecamatan
Pekaitan per Luas Lahan Garapan per Musim Tanam Tahun 2014 No 1 2 3 4 5 Jumlah
Jenis Alat Pertanian
Biaya Penyusutan Rp/Lg (Ha)/Mt 4.543,59 16.835,09 3.459,65 7.087,72 86.578,95 118.504.99
Canglcul Sprayer Parang Tugal Mesin Rumput
Penggunaan Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam usahatani, disamping benih, pupuk, pestisida dan peralatan pertanian. Input tenaga kerja berperan
sebagai peng-
gerak input lainnya untuk menghasilkan produksi. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani kedelai di Kecamatan Pekaitan terdiri dan i tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK) dengan satuan hitungnya menggunakan Hari Orang Kerja (HOK).
Pengadaan tenaga
kerja dani
Keluarga biasanya berasal dan i seluruh anggota keluarga (baik istri maupun anak
serta
saudara
yang tinggal
serumah). Pengadaan tenaga kerja dani
luar keluarga cukup tersedia disebabkan cukup banyaknya penduduk yang menjadi buruh tani. Upah untuk satu hari kerja adalah Rp.60.000,00 per HOK, sementara untuk panen tenaga kerja luar keluarga (TKLK) dibayar
dengan persenan yaitu 20 persen dani hasil produksi.
Tabel 9. Rata -Rata Jumlah dan Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Pada Petani
Responden per Luas Lahan Garapan per Musim Tanam Tahun 2014 Jenis Kegiatan Pengolahan Lahan Penanaman Pemupukan Penyulaman Pengendalian Hama Penendalian Gulma Panen Jumlah
20
Total HOK Lg (Ha) 5,18 17,39 6,60 3,45 1,52 5,14 6,45 45,73
Biaya Rp/Lg (Ha) 310.855,26 1.043.684,21 395.921,05 206.842,11 91.381,58 308.486,84 386.842,11 4.308.684,21 7.052.697.37
Analisis Usahatani Kedelai di Kecamatan Pekaitan KaImpaten Rokan Hilir
Tenaga kerja luar keluarga lebih banyak digunakan untuk pekerjaan seperti penanaman dan pemanenan, untuk pengolahan lahan dan Pemeli-
haraan rata -rata petani responden lebih memilih untuk melakukannya sendiri daripada di upahkan, tujuannya agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar dalam melalukan usahatani kedelai tersebut, disamping itu petani
juga ikut dalam melakukan penanaman serta pemanenan. Penggunaan tenaga kerja per luas lahan garapan dalam usahatani kedelai di Kecamatan Pekaitan dapat dilihat pada Tabel 9. An alisis Biaya Besa -rnya input yang akan digu-
nakan dalam suatu proses usaha akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan dan juga penerimaan yang akan diperoleh pengusaha. Adapun biaya yang akan dikeluarkan dalam usahatani ini adalah biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat Tabel 10. Dan i Tabel 10 usahatani kedelai per musim tanam terdiri dan i biaya variabel dan biaya tetap. Biaya
kedelai di Kecamatan Pekaitan adalah berdasarkan luas lahan produksi yang diperoleh sebesar 3.007.63 kg per harga jual musim tanam, dengan adalah Rp.7.000,00 per kg (lihat Tabel 10).
Pendapatan Menghitung penjualan merupakan salah satu cara untuk me1ihat imbalan yang diperoleh\ dad penggunaan faktor produksi dalam proses
produksi. Ada dua bentuk pendapatan yang dianalisis dalam
penelitian ini
yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor dan pendapatan bersih dan i usahatani kedelai dapat dilihat pada Tabel 10. Hasil pendapatan kotor yang diterima oleh Rp. petani kedelai adalah sebesar
21.543.421,05 per Was lahan garapan per musim tanam, sedangkan pendapatan bersih
diperoleh adalah
Rp.
12.592.099,39 per Was lahan garapan biaya per musim tanam dengan produksi sebesar Rp. 8.951.321,66 per luas lahan garapan per musim tanam.
variabel meliputi biaya benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, baiya oh i dan BBM, sedangkan biaya temp terdiri
dan i biaya penyusutan. Biaya variabel yang terbesar dihabiskan untuk biaya tenaga kerja dan pupuk.
Produksi usahatani Rata -rata produksi kedelai yang dihasilkan oleh petani
21
Misfar, Evy Maharani dan Eliza
Tabe110.
Analisis
Pendapatan
Usahatani Kedelai
di Kecamatan
Pekaitan
Kabupaten Rokan Hilir Per Luas Lahan Garapan Per Musim Tanam Tahun 2014 No
Uraian
A 1
Biaya produksi Biaya variabel Benih (Anjasmoro)/ kg Pupuk a. Dolomit/ kg b. KCL/ kg
.
c. NPK Phonska/ kg d. Agrobos/ liter e. Sprint/ liter Pestisida a. Spontan/ liter b. Prevathon/ liter
Jumlah Lg (ha)
Harga (Rp)
48,58
10.000,00
360,53 46,76 61,84 0,95 1,08
1.500,00 1.800,00 60.000,00 26.000,00
0,23 0,14 0,04 0,07 0,24 1,95 0,21
250.000,00 300.000,00 200.000,00 300.000,00 45.000,00 60.000,00 55.000,00
c. Decis/ liter d. Akodan/ liter e. Gramaxon/ liter f. Indofos/ liter g. Parathop/ liter Upah tenaga kerja
3.300,00
Biaya oh i bersih/ liter Biaya bensin/ liter
Total biaya variabel 2
B C D E
Biaya tetap Penyusutan alat pertanian Pajak lahan Total biaya tetap Total biaya (1+2) Pro duksi
Pendapatan kotor
485.789,47 891.386,84 540.789,47 154.318,42 111.315,79 56.842,11
28.121,05 266.144,74 56.250,00 41.052,63 8.684,21
20.526,32 10.894,74 117.157,89 11.578,95 7.052.697,37 39.736,84 89.157,89 8.824.913,16 118.504,99 7.903,51
126.408,50 8.951.321,66 3.077,63 3.077,63
Pendapatan bersih Efisiensi (RCR)
Efisiensi kedelai usahatani Efisiensi diketahui ciengan membandingkan kotor yang diperoleh pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan pada proses produksi atau biaya produksi
22
Biaya Rp/T4 (ha)
7.000,00
21.543.421,05 12.592.099,39 2,41
yang dikeluarkan. Hasil penelitian diketahui bahwa nilai Return Cost
Ratio(RCR) yang diperoleh usahatani kedelai di Kecamatan Pekaitan adalah 2,41. Maksudnya adalah setiap saw rupiah biaya yang dikeluarkan dalam
Analisis Usahatani Kedelai di Kecarnatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir
Saran usahatani kedelai memperoleh pendaDiharapkan bagi petani untuk patan sebesar Rp.2,41, dan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1,41 lebih meningkatkan pengetahuan dan (Tabel 10). Dengan kata lain usahatani ketrampilan dalam berusahatani kedekedelai menguntungkan dan layak lai, agar dalam pelaksanaannya lebih untuk dilanjutkan. Berdasarkan hasil efektif dan efisien sehingga biaya yang penelitian, produksi kedelai di Keca- dikeluarkan dapat diminimalisasi dan yang lebih matan Pekaitan cukup tinggi jika memperoleh keuntungan besar. dibandingkan dengan produksi daerah lain. Perbandingan RCR dengan penelitian
Retno yang berjudul
Analisis
Perbandingan Pendapatan Petani Kedelai Pengguna Herbisida dan Non Herbisida di Desa Tambahmulyo Kecamatan Gabus Kabupaten Pati dengan RCR yang diperoleh yaitu pengguna herbisida sebesar 1,5 dan pengguna non herbisida sebesar 1,4, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dengan penelitian ini yaitu RCR 2.41.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap petani kedelai di Kecamatan Pekaitan Kabu-
paten Rokan Hilir bahwa dapat disimpulan bahwa biaya produksi kedelai per luas lahan garapan dalam satu sebesar musim tanam adalah
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 24113. Sensus Pertanian 2013. Pekanbaru. Data Monografi Kecamatan Pekaitan. 2013. Kabupaten Rokan Hilir, Bagan Siapi-api. Dinas Pertanian Pertanian Kabupaten
Rokan Hilir. 2013. Rancanangan Penyuluhan Pertanian Rokan Hilir. Bagan Siapi-sapi. Hemanto. F. 1991. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.
Meryani, N. 2008. Analisis Usahatani dan Tataniaga Kedelai di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Cianjur. Soekartawi. 1995. Pembangunan Per-
tanian. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta. Rp.8.951.321,66 dengan biaya variabel Syahza, A. 2001. Peneliti dan Pengembiaya tetap dan Rp.8.824.913,16 bangan Agribisnis di Kabupaten kedelai Produksi Rp.126.408,50. Karimun. Unri Press, Pekan3.077,63 kg per luas lahan garapan per baru Pendapatan musim tanam. kotor Retno, W. S. 2012. Analisis Perbansebesar Rp.21.543.421,05 per luas dingan Pendapatan Petani Kedelahan garapan per musim tanam, Herbisida dan lai Penggunaan sedangkan pendapatan bersih sebesar Non Herbisida di Desa Tambahper luas lahan Rp.12.592.099.39 mulyo Kecamatan Gabus Kabugarapan per musim tanam, dengan paten Pan. Jurnal Agromedia, RCR sebesar 2,41. 30(1):31-49.
23