perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011)
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh:
PAUL VICKO OKTOVIANUS NIM. F0108099
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (Studi kasus pada PT. BPR Nguter Solo: 2009-2011)
PAUL VICKO OKTOVIANUS NIM. F0108099 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank salah satu bpr di kota solo yaitu PT. BPR Nguter Solo. Adapun data yang digunakan berupa laporan keuangan BPR Nguter tahun 2009-2011 dan wawancara kepada direksi bank terkait. Sebagai acuan digunakan ketetapan Peraturan Bank Indonesia yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan metode CAMEL. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan tingkat kesehatan PT BPR Nguter tergolong dalam kategori sehat. Faktor permodalan, faktor kualitas aktiva produktif, dan faktor likuiditas selama periode tahun 2009- 2011 menunjukkan hasil yang sangat bagus, dengan nilai kredit sebesar 100, dan berpredikat sehat. Faktor manajemen dan faktor rentabilitas selama tahun 2009-2011 mengalami penurunan, tetapi manajemen telah mampu memperbaiki dan meningkatkan pada tahun 2009. Walaupun demikian, secara keseluruhan, tingkat kesehatan BPR Nguter Surakarta pada tahun 2009-2011 ditinjau dari faktor kesehatan bank dan penilaian kesehatan Bank Umum dapat dikatakan sehat. Saran yang dapat dikemukakan sehubungan dengan penelitian ini adalah (1) peningkatan pada semua faktor-faktor permodalan dengan penerbitan saham baru penjualan obligasi (2) peningkatan aktiva produktif, dengan memperkecil kredit bermasalah dan penanaman aktiva produktif (3) peningkatan manajemen dengan meningkatkan kepatuhan kepada BI serta menjaga reputasi dan hubungan baik dengan nasabah (4) peningkatan rentabilitas, dengan cara meningkatkan pendapatan dan memperkecil beban operasional (5)peningkatan likuiditas, dengan cara mengurangi pasiva lancer dan jalan melakukan pinjaman jangka panjang sekaligus membuat budget kas. Bank bisa masuk PUAB untuk mendapat pinjaman, melakukan transaksi repot dengan mengagunkan aset seperti Surang Utang Negara atau Sertifikat Bank Indonesia ke BI. Kata kunci: Laporan Keuangan, Kesehatan Bank, Analisis CAMEL, Predikat Kesehatan
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
ANALYSIS OF HEALTH LEVEL IN MASS CREDITAL BANK (Case Study in PT. BPR Nguter Solo: 2009-2011)
PAUL VICKO OKTOVIANUS NIM. F0108099 This research aimed to detect bank’s health level in one of bpr in Solo City that is BPR Nguter Solo. The database used is finance report of BPR Nguter in 2009-2011 period and interview to the bank director. As a reference used the determination Indonesia Bank Regulation that have been decided of Indonesia Bank as Central Bank. The bank’s health level can be known with CAMEL method. The result of that calculation shows health level in BPR Nguter appertain in the health condition. Capital factors,productive asset quality factors,and the liquidity factors during 2009-2011 periods shows the excellent conditions with the credit value as 100 and predicated health. Management factors and earning factors during 2009-2011 periods has descreased but the management has been able to improve and increase in 2009. Although thus on totally,health level in BPR Nguter Surakarta observed into bank health level and assessment Common Bank health can be said that’s health. Advise that can be suggested in connection with this research is (1) an increase in all factors of capital by issuing new shares of the bond sale (2) an increase in earning assets, to reduce non-performing loans and investment earning assets (3) increased with increasing adherence to the management of BI and maintain the reputation and good relations with customers (4) increase profitability by increasing revenue and reducing operating expenses (5) an increase in liquidity, by reducing liabilities lancer and the way to borrow long term and make the cash budget. Interbank Bank can go to get a loan, make a deal with the hassle of assets such as mortgages Surang Bond or Certificate of Bank Indonesia to BI. Key words: Financial Statements, Health Bank, CAMEL Analysis, Health Predicate
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan untuk: ·
Papi JC, you are my everything in my life.
·
Untuk ibu dan bapakku tercinta,orang tua terhebat yang selalu ada untukku.
Terimakasih
atas
semua
kasih
sayang,
bimbingan,doa,dukungan,perhatian, kesabaran dan pengertiaannya selama ini. ·
My Brother. Terima kasih sudah menjadi kakak yang mau membimbing adikmu ke arah yang lebih takut akan Tuhan.
·
Kekasih hatiku qPutriaji. Terima kasih sudah sabar menemani dan bantu aku selama pengerjaan skripsi ini.
·
Teman-teman pelayananan mahasiswa Perkantas Solo. Terima kasih atas doa dan dukungannya.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN MOTTO
Sebagian besar hal penting di dunia diraih oleh orang-orang yang terus mencoba ketika tampak tak ada harapan sama sekali. (Dale Carnegie)
Setiap hari lakukan sesuatu yang membuat anda lebih dekat ke hari esok yang lebih baik (Doug Firebaugh)
Energi dan kegigihan menaklukan segalanya (Benjamin franklin)
Optimisme artinya mengharapkan yang terbaik, tapi percaya pada diri sendiri (Benjamin franklin)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan kepada Yesus Kristus atas segala pertolongan dan karuniaNya yang melimpah, sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS
TINGKAT KESEHATAN BANK
PERKREDITAN RAKYAT” (Studi Kasus PT. BPR Nguter Solo: 20092011). Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis hadapi. Namun seeiring dengan berlalunya waktu serta usaha yang tidak kenal lelah , kendala yang muncul bisa teratasi. Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuannya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. Siti Aisyah T.R, S.E, M.Si, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan bijak telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, Ms, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntu ilmu di Fakultas Ekonomi UNS. commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Bapak Drs. Supriyono, MEP, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi UNS. 4. Bapak Drs. Sutomo, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan. 5. Bapak Sri Dadi Wibowo, selalu Komisaris PT. BPR Nguter Surakarta yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan bimbingan, arahan dan pelayanan kepada penulis. 7. Bapak dan Ibuku tercinta yang senantiasa membiayai dan memberikan fasilitas-fasilitas selama menuntut ilmu dari kecil hingga sekarang. 8. Kakakku (Vector) dan seluruh keluarga tercinta yang memberikan dukungan dan semangat. 9. Anak-anak pelayanan Mahasiswa Perkantas Solo, pelayanan dan canda tawa saat bersama kalian tak pernah kulupakan. 10. Teman-teman
seperjuangan
EP
Reguler
2008,
Himpunan
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan (HMJEP) tetap kompak ,semangat dan lanjutkan terus. 11. Teman-teman Joko, Jaka, Hanafi,Ali, Ridwan, Aris,Isnan, canda tawa saat bersama kalian tak pernah kulupakan. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini.
Semoga skripsi ini bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Saran serta kritik akan penulis terima,sebagai bahan evaluasi bagi penulis.
Surakarta, Agustus 2012
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i ABSTRAKSI ......................................................................................................... ii ABSTRACT .......................................................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7 A. Bank dan Fungsinya ............................................................................ 7 1. Pengertian Bank .............................................................................. 7 2. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya ............................................... 7 3. Fungsi Bank .................................................................................... 8 B. Bank Perkreditan Rakyat ..................................................................... 9 1. Sejarah Singkat BPR ...................................................................... 9 2. Definisi ............................................................................................ 10 3. Kegiatan Usaha BPR ...................................................................... 10 4. Ketentuan-Ketentuan Pokok BPR ................................................. 11 commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Konsep dan Rasio CAMEL ................................................................. 17 D. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 22 E. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 24
III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 25 A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 25 B. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 25 C. Definisi Operasional Variabel ............................................................. 27 D. Metode Analisis Data .......................................................................... 29 E. Interprestasi Pemecahan Masalah ....................................................... 37
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................ 39 A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 39 1. Penjelasan Umum ........................................................................... 39 2. Visi dan Misi ................................................................................... 40 3. Perijinan dan Legalitas Usaha ....................................................... 40 4. Kepemilikan Saham ....................................................................... 41 5. Permodalan ..................................................................................... 41 6. Susunan Pengurus ........................................................................... 42 B. Analisis Data ........................................................................................ 46 1.Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2009 ..... 46 a. Capital Adequancy ................................................................... 46 b. Asset Quality ............................................................................ 48 c. Management ............................................................................. 51 d. Earning ...................................................................................... 53 e. Liquidity ................................................................................... 55 2.Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2010 .... 59 a. Capital Adequancy ................................................................... 59 b. Asset Quality ............................................................................ 61 c. Management ............................................................................. 64 d. Earning ...................................................................................... 65 e. Liquidity ................................................................................... 67 commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2011 .... 71 a. Capital Adequancy ................................................................... 71 b. Asset Quality ............................................................................ 73 c. Management ............................................................................. 76 d. Earning ...................................................................................... 77 e. Liquidity ................................................................................... 79 Pembahasan ............................................................................................... 83
V. Penutup ........................................................................................................ 87 A. Kesimpulan ............................................................................................ 87 B. Saran ...................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 90 LAMPIRAN .......................................................................................................... 92
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1. Perkembangan BPR di Provinsi Jawa Tengah ........................................ 2 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya BPR .............................................................. 9 2.2. Nomor Nilai Kredit Predikat .................................................................... 21 2.3. Faktor dan Komponen Nomor Nilai Kredit Predikat .............................. 21 3.1. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan.................................................... 31 3.2. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio PPAYD ................... 32 3.3. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kualitas Aktiva Produktif.. 32 3.4. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Faktor Manajemen ............ 33 3.5. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional.................. 35 3.6. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar ............................................ 36 3.7. Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Kredit Terhadap Dana yang Diterima ........................................... 37 3.8. Kategori Tingkat Kesehatan Bank ........................................................... 37 3.9. Kategori Bobot dan Komponen Tingkat Kesehatan Bank ...................... 38 4.1. Pemegang Saham PT. BPR Nguter Surakarta ......................................... 42 4.2. Perhitungan Rasio Modal Tahun 2009 ..................................................... 47 4.3. Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2009 ............................... 49 4.4. Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2009 ..................................................... 50 4.5. Perhitungan Manajemen Tahun 2009 ...................................................... 52 4.6. Perhitungan Rentabilitas Tahun 2009 ...................................................... 53 4.7. Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2009 ........................... 55 4.8. Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima ................................................ 57 4.9. Perhitungan Faktor LDR ........................................................................... 57 commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.10. Perhitungan Rasio Modal Tahun 2010 .................................................. 59 4.11. Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2010 ............................. 61 4.12. Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2010 ................................................... 62 4.13. Perhitungan Manajemen Tahun 2010 .................................................... 64 4.14. Perhitungan Rentabilitas Tahun 2010 .................................................... 65 4.15. Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2010 ......................... 67 4.16. Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima Tahun 2010 ......................... 69 4.17. Perhitungan Faktor LDR Tahun 2010 .................................................... 69 4.18. Perhitungan Rasio Modal Tahun 2011 .................................................. 71 4.19. Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2011 ............................. 73 4.20. Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2011 ................................................... 74 4.21. Perhitungan Manajemen Tahun 2011 .................................................... 76 4.22. Perhitungan Rentabilitas Tahun 2011 .................................................... 77 4.23. Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2011 ......................... 79 4.24. Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima Tahun 2011 ......................... 81 4.25. Perhitungan Faktor LDR Tahun 2011 .................................................... 81 4.26. Perbandingan Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ...................... 83 4.27. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ........................................................ 86
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 24 Gambar 3.1 Struktur Susunan Pengurus PT BPR Nguter Solo ........................... 45
commit to user
xvi
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bank adalah lembaga intermediasi keuangan yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan dananya untuk mendukung kestabilan sistem keuangannya. Pengelolaan dana tersebut harus ditunjang dengan kegiatan usaha bank seperti penarikan simpanan maupun permintaan kredit yang mampu menjaga agar spread bank tidak mencapai posisi negatif. Pengelolaan dana ditunjukkan pula untuk menjaga kestabilan likuiditasnya agar tetap mampu menyediakan dana untuk memenuhi kegiatan usaha bank tersebut. UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan dituliskan menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Peraturan Bank Indonesia No. 8/26/PBI/2006). BPR sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, BPR harus menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat dalam mengelola dana mereka. Perwujudan dari kesungguhan BPR dalam commit to dengan user menjaga kesehatan kinerjanya mengelola dana masyarakat adalah
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena kesehatan kinerja sangat penting bagi suatu lembaga usaha. Dengan mengetahui tingkat kesehatan saja, para stakeholders dapat dengan mudah menilai kinerja lembaga tersebut. Kebijakan- kebijakan di sektor keuangan sejak 1 Juni 1983 telah mendorong dunia perbankan untuk berkembang dengan pesat dari sisi jumlah bank, jumlah kantor bank sampai ke jumlah BPR. Berdasarkan Data Statistik Perbankan Indonesia Tahun 2007-2011, Bank Indonesia mencatat perkembangan jumlah BPR dan Kantor BPR di Jawa Tengah yang semakin meningkat seperti terlihat pada tabel 1.1 yaitu: Tabel 1.1 Perkembangan BPR di Provinsi Jawa Tengah Bank Perkreditan Rakyat Jumlah Bank Jumlah Kantor
2007
2008
2009
2010
2011
326 660
298 689
-
264 718
263 723
Sumber : Laporan Bank Indonesia, 2012
Berdasarkan tabel 1.1 bisa dilihat bahwa jumlah bank perkreditan rakyat (BPR) terus mengalami penyusutan dari waktu ke waktu. Terus berkurangnya jumlah BPR tersebut menunjukkan indikasi industri ini dikategorikan sebagai BPR-BPR yang tidak sehat. Namun, di sisi lain, kinerja BPR secara industri terus mengalami pertumbuhan, oleh karena itu dalam melakukan aktivitas operasionalnya, pihak bank dituntut dan harus melakukan suatu manajemen perbankan yang profesional agar bank tetap dalam kondisi sehat. Perbankan Indonesia sebagian besar masih menggantungkan sumber pendapatannya dari sektor kredit, sedangkan resiko timbulnya kredit bermasalah selalu mengancam industri perbankan. commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perkembangan BPR di Jawa Tengah yang sangat pesat seharusnya juga diikuti oleh sumber daya manusia sebagai pengelola lembaga tersebut.
Sumber
daya
manusia
penting
sehubungan
dengan
keberlangsungan usaha lembaga ini yang memiliki peran sangat penting dalam
membantu
meningkatkan
perekonomian
nasional. Harapan
pemerintah BPR dapat memberikan kontribusi dan berperan aktif dalam menata perekonomian nasional yang lebih baik dengan ikut menunjang modernisasi pedesaan dan memberikan bagi golongan ekonomi menengah ke bawah yang bergerak dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Banyaknya BPR di Jawa Tengah mengakibatkan persaingan yang kurang sehat. Seringkali manajemen BPR mengambil jalan pintas dalam memenangkan persaingan, salah satunya adalah kelonggaran-kelonggaran yang diberikan kepada nasabah dalam pengajuan kredit. Persaingan dalam penyaluran kredit mendorong perlombaan dalam kecepatan proses pemutusan pemberian kredit, sehingga aspek-aspek analisis kredit cenderung dilakukan
secara terburu-buru. Kemudahan pemutusan
pemberian kredit akan menyebabkan masalah kredit macet yang dapat mengakibatkan bank menjadi tidak sehat. Pemerintah menegaskan pentingnya penilaian tingkat kesehatan bank yang dituangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 pasal 29 ayat 2 yang menyatakan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas bank juga mengeluarkan peraturan mengenai penilaian kinerja BPR yang tertuang dalam SK DIR BI No.30/12/KEP/DIR/1997 tanggal 30 April 1997 yang didasarkan pada lima indikator penilaian yaitu: Capital, Assets, Management, Earning dan Liquidity (CAMEL). Pada metode CAMEL ada batasan-batasan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia adalah tentang seberapa besar prosentase kinerja keuangan yang memenuhi persyaratan bank tersebut untuk dinyatakan sehat, serta tidak membahayakan/ merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1998 tanggal 14 Mei 1998 menjelaskan bahwa PT BPR Nguter Surakarta merupakan lembaga perbankan milik swasta yang kegiatan usahanya melaksanakan dan memperluas pemberian pinjaman bagi pedagang, pengusaha golongan ekonomi lemah yang produktif dan pegawai negeri maupun swasta serta para bakul di pasar-pasar, petani, nelayan. Pemberian pinjaman kredit oleh pihak BPR tersebut diharapkan masyarakat ekonomi lemah dan menengah dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan kredit guna menjalankan usahanya sehingga taraf hidup masyarakat dapat meningkat. Peningkatan asset yang baik saat ini juga tetap harus selalu disikapi oleh pihak managemen PT BPR Nguter Surakarta, BPR ini tetap harus lebih berhati-hati dalam menganalisis pemberian kredit. Kesungguhan commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam menerapkan prosedur pemberian kredit yang sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan adalah mutlak dilakukan agar terhindar dari permasalahan yang dahulu pernah BPR ini alami yaitu tingginya kredit macet yang dapat mengakibatkan bank menjadi tidak sehat. Tingkat kesehatan perbankan penting artinya untuk meningkatkan efisiensi dalam menjalankan
usahanya
keuntungan dapat
sehingga
ditingkatkan
kemampuan dan
untuk
memperoleh
menghindari adanya potensi
kebangkrutan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat “ ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011).
B. Perumusan Masalah Latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana tingkat kesehatan bank PT. BPR Nguter Kota Solo menurut perhitungan metode Camel?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang diangkat , maka tujuan penelitian ini adalah: Mengetahui tingkat kesehatan bank PT. BPR Nguter Kota Solo menurut perhitungan metode Camel.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pihak manajemen PT. BPR Nguter Kota Solo: a. Memberikan masukan kepada PT. BPR Nguter agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kinerja bank. b. Sebagai tolak ukur bagi perbaikan kinerja manajemen PT. BPR Kota Solo dalam pengelolaan bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Bagi Akademisi Hasil
penelitian
ini
dapat
dijadikan
referensi
dan
bisa
dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti yang akan melakukan penelitian dalam bidang atau masalah yang sama.
commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank dan Fungsinya 1. Pengertian Bank Berdasarkan UU No 10/ 1998, bank didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya. Dewasa ini banyak sekali produk-produk yang diluncurkan oleh berbagai bank untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam melakukan transaksi ekonomi. Penggunaan kartu kredit dan kartu debit adalah salah satu bentuk transaksi ekonomi tersebut. 2. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya a. Bank Sentral Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia.Bank Indonesia
adalah
lembaga
negara
yang
independen
dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam UU No.10/1998 tentang Perbankan. b. Bank Umum Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank). c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau
berdasarkan
prinsip
syariah
yang
dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
3. Fungsi Bank Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan. Tetapi sebenarnya fungsi bank dapat dijelaskan dengan lebih spesifik seperti yang diungkapkan oleh Susilo,Triandaru, dan Santoso (2006), yaitu sebagai berikut : a. agent of trust (agen kepercayaan) Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. b. agent of development (agen pengembangan) Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. agent of service (agen pelayanan) Selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat seperti jasa pengiriman uang , jasa penitipan barang berharga, dll.
B. Bank Perkreditan Rakyat 1. Sejarah Singkat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Berawal dari keinginan untuk membantu para petani, pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat pelepas uang (rentenir) yang memberikan kredit dengan bunga tinggi, lembaga perkreditan rakyat mulai didirikan. Sekilas dapat dipaparkan runtutan sejarah BPR: Tabel 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya BPR
Abad ke-19 Pasca kemerdekaan Indonesia
awal 1970an
1988
1992
dibentuk Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank Dagang Desa. didirikan Bank Pasar, Bank Karya Produksi Desa (BKPD) didirikan Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP) oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 (PAKTO 1988) melalui Keputusan Presiden RI No.38 yang menjadi momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan tersebut memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha “Bank Perkreditan Rakyat” atau BPR Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, BPR diberikan landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain Bank Umum. PP No.71/1992 Lembaga Keuangan Bukan Banktoyang commit usertelah memperoleh izin usaha dari
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menteri Keuangan dan lembaga-lembaga keuangan kecil seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, LPN, LPD, BKD, BKK, KURK, LPK, BKPD, dan lembagalembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu dapat diberikan status sebagai BPR dengan memenuhi persyaratan dan tata cara yang ditetapkan untuk menjadi BPR dalam jangka waktu sampai dengan 31 Oktober 1997. Sumber : Bank Indonesia (2004:11)
2. Definisi Landasan Hukum BPR adalah UU No.7/1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10/1998. Dalam UU tersebut secara tegas disebutkan bahwa BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Bentuk hukum BPR dapat berupa Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah atau Koperasi.
3. Kegiatan Usaha BPR a. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR : 1) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan
dan/atau
dipersamakan dengan itu.
commit to user
bentuk lainnya yang
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) memberikan kredit, Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada Bank lain.
b. Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh BPR : 1) menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. 2) melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pedagang valuta asing (dengan izin Bank Indonesia). 3) melakukan penyertaan modal. 4) melakukan usaha perasuransian.
4. Ketentuan-Ketentuan Pokok BPR Pengaturan dan pengawasan BPR dilakukan oleh Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Kewenangan pengaturan dan pengawasan BPR oleh Bank Indonesia meliputi kewenangan memberikan izin (right to license), kewenangan untuk mengatur (right to regulate), kewenangan untuk mengawasi (right to control) dan kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to impose sanction). Pengaturan dan pengawasan BPR oleh Bank Indonesia diarahkan untuk mengoptimalkan
fungsi
BPR
sebagai
lembaga kepercayaan
masyarakat yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah pedesaan. Dengan demikian pengaturan dan commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengawasan BPR yang dilakukan disesuaikan dengan karakteristik operasional BPR namun tetap menerapkan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking) agar tercipta sistem perbankan yang sehat.
a. Ketentuan Kelembagaan 1) Pendirian BPR BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki dengan izin Dewan Gubernur Bank Indonesia oleh : Warga Negara Indonesia; Badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia; Pemerintah Daerah; atau Dua pihak atau lebih. Modal disetor untuk mendirikan BPR : Rp 5.000.000.000,00 untuk BPR yang didirikan di wilayah DKI Jakarta; Rp 2.000.000.000,00 untuk BPR yang didirikan di wilayah ibukota provinsi di pulau Jawa dan Bali dan di wilayah Kabupaten atau Kotamadya Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi; Rp 1.000.000.000,00 untuk BPR yang didirikan di ibukota provinsi di luar pulau Jawa dan Bali dan di wilayah pulau Jawa dan Bali di luar wilayah sebagaimana disebut dalam huruf a dan b; Rp 500.000.000,00 juta untuk BPR yang didirikan di wilayah lain di luar wilayah.
2) Kepemilikan BPR Pemilik BPR adalah pihak-pihak yang (BI, 2004): a) tidak termasuk dalam daftar orang-orang tercela di bidang perbankan. commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) memiliki integritas, antara lain memiliki akhlak dan moral yang baik, bersedia mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bersedia mengembangkan operasional BPR secara sehat.
Sumber dana yang digunakan untuk kepemilikan BPR dilarang berasal dari (BI,2004) : a) pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan atau pihak lain (kecuali berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). b) berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang. c) bagi pemegang saham pengendali, wajib memenuhi persyaratan bahwa yang bersangkutan bersedia untuk mengatasi kesulitan permodalan dan likuiditas yang dihadapi bank dalam menjalankan kegiatan usahanya dan memenuhi persyaratan kelayakan keuangan sesuai dengan ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) BPR.
3) Kepengurusan BPR Kepengurusan BPR terdiri dari Direksi dan Komisaris. Anggota Direksi dan dewan Komisaris wajib memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) BPR untuk menilai integritas, kompetensi dan reputasi keuangan. Anggota Direksi paling sedikit commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berjumlah 2 orang dan memiliki sertifikat kelulusan dari lembaga sertifikasi.
b. Ketentuan Kehati-Hatian Dalam BPR 1) Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Capital Adequacy Ratio menurut Dendawijaya (2000:122) adalah ” Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana–dana dari sumber–sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain–lain. BPR diwajibkan untuk memenuhi rasio KPMM (CAR) minimal 8% yang dihitung dari perbandingan antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Komponen modal terdiri atas modal inti dan modal pelengkap dimana modal pelengkap maksimum sebesar 100% dari modal inti. Modal inti terdiri dari modal disetor, agio, dana setoran modal, modal sumbangan, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan (setelah diperhitungkan pajak), laba tahun-tahun lalu (setelah diperhitungkan pajak) dan laba tahun berjalan (sebesar 50% setelah taksiran pajak). Faktor pengurang pada modal inti berupa goodwill, disagio, rugi tahun-tahun lalu dan rugi tahun berjalan. Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, PPAP umum (maksimum sebesar 1,25% dari ATMR), modal commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pinjaman (hybrid/quasi capital), pinjaman subordinasi (maksimum sebesar 50% dari modal inti). ATMR terdiri dari aktiva neraca BPR yang diberikan bobot sesuai dengan kadar risiko yang melekat pada setiap pos aktiva.
2) Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) BMPK adalah batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan untuk dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau kelompok peminjam tertentu. a) Pelampauan BMPK adalah selisih lebih sesuai dengan
rumus
sebagai berikut:
b) Pelanggaran BMPK adalah selisih lebih sesuai dengan
rumus
sebagai berikut :
BMPK untuk satu peminjam maupun satu kelompok peminjam yang tidak terkait dengan BPR ditetapkan setinggi tingginya 20% dari modal BPR. BMPK bagi pihak yang terkait dengan BPR secara individu maupun secara keseluruhan ditetapkan setinggi-tingginya sebesar 10% dari modal BPR.
commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Kualitas Aktiva Produktif Aktiva produktif adalah penanaman dana BPR dalam bentuk Kredit, SBI dan Penempatan Dana Antar Bank dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dimana pengurus BPR wajib menilai, memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar kualitas Aktiva Produktif senantiasa Lancar. Kualitas Aktiva Produktif dalam bentuk Kredit ditetapkan dalam 4 golongan, yaitu Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet yang penilaiannya berdasarkan ketepatan membayar dan/atau kemampuan membayar kewajiban oleh debitur.
c. Ketentuan mengenai Tingkat Kesehatan BPR Tingkat kesehatan BPR dinilai dengan berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu BPR, yang meliputi aspek Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas, dan Likuiditas, (CAMEL) serta mempertimbangkan faktorfaktor yang lain yang dapat menurunkan dan atau menggugurkan TKS. Hal-hal yang terkait dengan penilaian tersebut antara lain : 1) Hasil penilaian ditetapkan dalam empat predikat yaitu: Sehat, Cukup Sehat,Kurang Sehat dan Tidak Sehat. 2) Bobot setiap faktor CAMEL adalah : Permodalan 30%, Kualitas Aktiva Produktif 30%, Manajemen 20%, Rentabilitas 10%, Likuiditas 10%. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
3) Pelaksanaan ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan BPR meliputi pelanggaran dan atau pelampauan terhadap ketentuan BMPK, pelanggaran ketentuan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC), pelanggaran ketentuan transparansi informasi produk BPR dan penggunaan data pribadi nasabah. 4) Faktor-faktor yang dapat menggugurkan penilaian tingkat kesehatan BPR menjadi Tidak Sehat yaitu perselisihan intern, campur tangan pihak di luar manajemen BPR, window dressing, praktek Bank dalam bank, kesulitan keuangan, praktek perbankan lain yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR.
C. Konsep dan Rasio CAMEL Kamus Perbankan (Insitut Barkir Indonesia,1999) menyatakan bahwa CAMEL adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank, mempengaruhi pula tingkat kesehatan bank, CAMEL serta merupakan tolok yang menjadi obyek pemeriksaan bank yang dilakukan oleh pengawas bank. CAMEL terdiri atas lima kriteria yaitu modal, aktiva, manajemen, pendapatan dan likuiditas. Kamus Perbankan (Institut Bankir Indonesia,1999) menyatakan bahwa peringkat CAMEL dibawah 81 memperlihatkan kondisi keuangan yang lemah yang ditunjukan oleh neraca bank, seperti rasio kredit tak lancar terhadap total aktiva yang meningkat, apabila hal tersebut tidak diatasi akan mengganggu kelangsungan usaha bank, bank yang terdaftar pada pengawasan dianggap sebagai bank bermasalah dan diperiksa lebih sering oleh pengawas commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bank jika dibandingkan dengan bank yang tidak bermasalah. Bank dengan peringkat CAMEL diatas 81 adalah bank dengan pendapatan yang kuat dan aktiva tak lancar sedikit, peringkat CAMEL tidak pernah diinformasikan secara luas. Rasio CAMEL adalah menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank.
kriteria bank yang sehat menurut penilaian Bank Indonesia harus memenuhi tiga faktor, yaitu : 1. dapat memelihara kepentingan masyarakat dengan baik. 2. berkembang secara wajar. 3. bermanfaat bagi perekonomian Indonesia.
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 menjelaskan tentang cara penilaian tingkat kesehatan Bank Umum, pasal 2 dijelaskan bahwa sebagai berikut. 1. Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. 2. Pendekatan kualitatif sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan penilaian terhadap faktor-faktor seperti; permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Faktor-faktor yang dinilai seperti yang dijelaskan di atas dikenal dengan istilah CAMEL (capital, asset, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas) adalah sebagai berikut. 1. Capital (Permodalan) Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Terimbang Menurut Resiko (ATMR). Sedangkan penilaian terhadap Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank ditetapkan sebagai berikut : a.
Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat “sehat” dengan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0, 1% dari pemenuhan KPMM sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimal 100.
b.
Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0, 1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7, 9% nilai kredit dikurangi 1 dengan minimal 0.
2. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Penilaian terhadap KAP didasarkan atas 2 (dua) rasio, yaitu : a.
Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif sebesar 15,5% atau lebih diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,5% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100.
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk oleh Bank terhadap penyisihan aktiva produktif yang dibentuk oleh Bank commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebesar 0% diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1% dimulai dari 0, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100. 3. Manajemen Penilaian terhadap manajemen mencakup 2 (dua) komponen, yaitu manajemen umum dan manajemen resiko, dengan menggunakan daftardaftar pertanyaan. 4. Rentabilitas Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada 2 (dua) rasio, yaitu: a.
rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama.
b. rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama. 5. Likuiditas Rasio untuk penilaian likuiditas dibagi atas 2 (dua ), yaitu : a. rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar dalam rupiah. b. rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh Bank dalam rupiah dan valas.
Faktor-faktor rasio likuiditas yang dinilai, diperoleh nilai gabungan. Nilai gabungan setelah dikurangi dengan nilai kredit diperoleh hasil penilaian tingkat kesehatan. Sedangkan tingkat kesehatan ditetapkan dalam 4 (empat) golongan predikat sebagai berikut : commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.2 Nomor Nilai Kredit Predikat Nomor
Nilai Kredit
Predikat
01
81 < Kr < 100
Sehat
02
02 66 < Kr < 81
Cukup sehat
03
03 51 < Kr < 66
Kurang Sehat
04
04 Kr < 51
Tidak Sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP, 2004
Untuk lebih jelasnya faktor dan komponen pada penjelasan di atas diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan bank seperti pada tabel berikut : Tabel 2.3 Faktor dan Komponen Nomor Nilai Kredit Predikat FaktorNomor faktor yang Urut dinilai 01
02
03
04
05
Komponen
Bobot
Rasio modal terhadap aktiva terimbang 25% menurut rasio. Rasio aktiva produktip yang di klasifikasikan terhadap aktiva produktif. Kualitas Rasio penyisihan penghapusan aktiva Aktiva 25% produktip yang dibentuk terhadap Produktif penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk. Manajemen umum. Manajemen 10% Manajemen resiko. Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha. Rentabilitas 5% Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio kewajiban bersih call money terhadap lancer dalam rupiah. Likuiditas 5% Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank dalam rupiah & valas. Jumlah 100% Permodalan
Sumber : Bank Indonesia (2004:12)
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Penelitian Terdahulu Surifah
(2004),
menguji
manfaat
rasio
keuangan
dalam
memprediksi kebangkrutan bank menggunakan model CAMEL sesuai SE BI no.30/11/KEP/DIR tanggal 30 april 1997. Sampel terdiri atas 52 bank. Rasio CAMEL dikelompokkan menjadi capital (7 rasio), kualitas aktiva (2 rasio), management (9 rasio), earning/rentabilitas (5 rasio), likuiditas (5 rasio) dengan periode amatan 1993-1997. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) rata-rata rasio CAMEL bank tidak gagal lebih besar dibanding rata-rata rasio CAMEL bank yang gagal pada tahun-tahun sebelum mengalami kegagalan maupun ketidakgagalan. (b) rasio keuangan digunakan sebagai alat prediksi kegagalan suatu bank. Aryati dan Manao (2007), meneliti tentang perbedaan rata-rata yang signifikan tingkat kesehatan bank yang diukur menurut rasio CAMEL antara bank sehat dengan bank gagal, dengan metode pengujiannya, yaitu univariate dan multivariate discriminan analysis. Sampel yang digunakan pada bank swasta nasional yang dilakukan pada periode 1993-1997 terhadap kepailitan bank pada tahun 1999. Hasil penelitian tersebut menunjukkan signifikan bahwa data untuk 5 tahun sebelum gagal dengan CAR , RORA , ROA, rasio kewajiban berisi call money terhadap aktiva lancar dan rasio kredit terhadap dana dapat diterima sedangkan NPM, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional tidak signifikan. Untuk satu tahun sebelum gagal, variabel yang signifikan adalah rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional, rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar, rasio kredit terhadap dana yang diterima, ROA, RORA. commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Agustin dan Kussusyardana (2007), melakukan studi mengenai penilaian tingkat kesehatan bank ini, dengan judul “Analisi Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Pada PD BPR BKK Sragen Kota Kabupaten Sragen Tahun 2003-2005”. Analisis penelitian masalah ini menggunakan rasio keuangan dengan penilaian CAMEL untuk mengetahui bank tersebut sehat atau tidak. Studi ini menganalisis kondisi keuangan BPR BKK Sragen Kota yang mana predikat untuk masing-masing faktor :permodalan, kualitas, aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas pada BPR BKK Sragen Kota periode tahun 2003-2005 menunjukkan predikat yang sesuai dengan nilai-nilai standart kesehatan BPR sehingga BPR tersebut “sehat”. Venny (2008), menilai tingkat kesehatan bank-bank pemerintah dengan metode CAMEL. Rasio yang digunakan terdiri dari CAR , KAP , ROA , BOPO ,dan LDR. Hasil yang didapat adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri jika dilihat dari kelima aspek CAMEL tersebut. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri masingmasing mendapatkan predikat sehat.
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Kerangka Pemikiran Bank Perkreditan Rakyat Nguter yang berada di Kota Solo diamati dengan melihat laporan keuangan yang dikeluarkan pada setiap tahunnya yang berupa neraca dan laporan laba rugi. Pengamatan ini untuk mengetahui tingkat kesehatan BPR. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui PT BPR Nguter Surakarta termasuk dalam kategori bank yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan menggunakan metode analisis CAMEL, sebagai akronim Capital Adequacy Ratio, Asset, Quality, Management Risk, Earning dan Liquidity dan rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio efisiensi usaha dan rasio resiko usaha. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Laporan Keuangan SK DIR BI No.30/11/KEP/DIR SE BI No.30/2/UPPB Neraca
Laporan Laba Rugi
Analisis Camel dan Rasio Kinerja Keuangan
Tidak Sehat Penilaian Tingkat Kesehatan bank
Kurang Sehat Cukup Sehat
commit to user
Sehat
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan pada suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu objek. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan dari tahun 2009 sampai 2011. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada PT. BPR Nguter Kota Solo. B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. data kualitatif, yaitu data yang berisikan gambaran umum PT. BPR Nguter Kota Solo. b. data kuantitatif, yaitu data laporan keuangan PT. BPR Nguter Kota Solo yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca. 2. Sumber Data a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian. Data ini diperoleh dengan cara observasi, wawancara.
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan berbentuk dokumen yaitu berbentuk neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2009-2011. c. Teknik Pengumpulan Data 1) Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yaitu penulis mengumpulkan data sekunder berupa laporan neraca dan laba rugi per tahun yang di peroleh dari PT. BPR Nguter Kota Solo. 2) Metode
Wawancara,
pengumpulan
data dilakukan
dengan
melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan pada PT. BPR Nguter Kota Solo. 3) Metode Kepustakaan, metode ini
dilakukan
dengan
cara
mempelajari majalah, buku-buku, referensi, laporan-laporan, peraturan-peraturan, catatan-catatan, kuliah,jurnal dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang
diperlukan
terutama
dalam
pembahasan
dan
untuk
membandingkan dengan permasalahan yang sebenarnya sehingga penulis memiliki landasan teori yang cukup kuat dalam menarik kesimpulan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
C. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kesehatan Bank Adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan baik, dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. 2. Metode CAMEL Tahap pertama dengan cara mengkuantitatifkan komponenkomponen yang ada dalam faktor dimaksud. Faktor dan komponen tersebut diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan bank. Penilaian terhadap faktor dan komponen dilakukan dengan sistem kredit (Reward System) yang dinyatakan dengan angka 0 sampai 100. Hasil Penelitian atas bobot komponen dan faktor dapat dikurangi dengan nilai kredit atas ketentuan pelaksanaan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan BPR. (Taswan,2010:509)
Definisi untuk rasio keuangan CAMEL yaitu: a. Capital Adequency (Permodalan) Kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh suatu bank sebagai suatu proporsi tertentu dari Total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan metode CAR (Capital Adequency Ratio) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang.
b. Asset Quality (Kualitas Aktiva) Penanaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan. Faktor ini digunakan untuk rasio-rasio kualitas aktiva. c. Management (Manajemen) Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis. Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu: 1) Manajemen Umum 2) Manajemen Resiko Manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau pernyataan yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan atau pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan manajemen resiko. d. Earning (Rentabilitas) Kemampuan bank untuk memperoleh laba. Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat dari kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Untuk Penilaian Rentabilitas dilakukan terhadap dua rasio yaitu: ROA (Return On Asset Ratio) dan rasio BOPO.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
e. Liquidity (Likuiditas) Kemampuan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus segera dibayar. Penilaian terhadap faktor likuiditas ini dilakukan dengan dua rasio, yaitu Cash Ratio dan Loan to Deposit Ratio.
D. Metode Analisis Data Teknik dan langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesehatan PT. BPR Nguter Solo adalah sebagai berikut: Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia nomor 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang cara penilaian tingkat kesehatan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Penilaian kesehatan BPR, pada dasarnya menggunakan pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan kuantitatif tersebut dilakukan terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas,likuiditas dan selanjutnya faktor tersebut disingkat menjadi CAMEL. (Taswan: 2010:509) 1. Capital ( Permodalan) Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequency Ratio) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah commit to user perbandingan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menentukan Nilai Kredit (NK) rasio kecukupan modal dengan rumus :
2. Asset Quality ( Penilaian Kualitas Aktiva Produktif) Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan. Penghasilan didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang diukur ada dua macam yaitu: a. Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap total Aktiva Produktif (Rasio KAP)
Kualitas Aktiva Produktif merupakan alokasi dari dana yang telah berhasil dihimpun dalam berbagai bentuk aktiva. Menentukan nilai kredit ratio KAP dalam Rumus:
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.1 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan
Bobot (a) 25%
(b) 7,5 s/d < 10,35 10,35 s/d < 12,60
Nilai Kredit Standar (c) 81-100 66-<81
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen (d=a x c) 20,25 s/d 25,00 16,50 s/d <20,25
12,60 s/d < 14,85
51-<66
12,75 s/d <16,50
14,85 s/d < 22,50
0-<51
0,00 s/d <12,75
Nilai Kredit Faktor
S
Predikat
Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Sumber: Taswan (2010,513)
b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva yang wajib Dibentuk (Rasio PPAP)
Menghitung besarnya nilai kredit rasio PPAP dengan rumus:
(Ketentuan Kenaikan 1%) Menentukan Nilai Kredit Faktor, Dengan Rumus: NK Faktor = Angka Rasio PPAP X Bobot Ratio PPAP
(Bobot Ratio PPAP: 5%) commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.2 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio PPAYD Bobot Nilai Kredit Faktor (a) 5%
(b) 81 s/d 100 66 s/d <81 51 s/d <66 0 s/d <51
Nilai Kredit Standar (c) 81-100 66-<81 51-<66 0-<51
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen (d=a x c) 4,05 s/d 5,00 3,30 s/d <4,05 2,55 s/d <3,30 0,00 s/d <2,55
Predikat
Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Sumber: Taswan (2010,513)
Tabel 3.3 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kualitas Aktiva Produktif Bobot (a) 30%
Nilai Kredit Standar (c) 81 s/d 100 66 s/d <81 51 s/d <66
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen (d=a x c) 24,30 s/d 30,00 19,80 s/d <24,30 15,30 s/d <19,80
0 s/d <51
0 s/d <15,30
Predikat Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Sumber:Taswan (2010,513)
3. Management ( Manajemen) Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis. Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu: a.
Manajemen Umum
b.
Manajemen Resiko Manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau pernyataan yang
diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak commit to user25 yang terdiri dari 10 pertanyaan
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atau pertanyaan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan manajemen resiko. Daftar 25 pertanyaan atau pernyataan tersebut telah dicantumkan pada lampiran. Skala penilaian untuk setiap pertanyaan atau pernyataan ditetapkan antara 0 sampai dengan 4 dengan kriteria: a.
Untuk nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah
b.
Nilai 1,2,3 mencerminkan kondisi antara
c.
Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik
Menghitung Nilai Kredit Faktor Manajemen, dengan rumus:
(Ketentuan Kenaikan:0,4) Tabel 3.4 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Faktor Manajemen
Bobot (a) 20%
Nilai Kredit Faktor (b) 81-100 66-<81 51-<66 0-<51
Nilai Kredit Standar (c) 81-100 66-<81 51-<66 0-<51
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen (d=a x c) 16,20-20,00 13,20-<16,20 10,20-<13,20 0,00-<10,20
Predikat
Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Sumber: Taswan,(2010:516)
4. Earning (Rentabilitas) Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat dari kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Rentabilitas suatu commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bank dalam analisa CAMEL ini adalah meliputi besarnya rasio laba sebelum pajak diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio beban operasional
terhadap pendapatan operasional bank (BOPO). Penilaian
terhadap faktor ini dibagi menjadi 2. a. ROA Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Menghitung Nilai Kredit Rasio ROA,dengan rumus:
(Ketentuan Kenaikan: 0,015%) b. BOPO Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank sebagai berikut:
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menghitung Nilai Kredit Rasio BOPO dengan rumus:
(Ketentuan Penurunan: 0,08%) Tabel 3.5 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
Bobot (a) 5%
Nilai Kredit Faktor (b) 92,00-93,52 93,52-<94,72 94,72-<95,92 95,92-<100
Nilai Kredit Standar (c) 81-100 66-<81 51-<66 0-<51
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen (d = a x c) 4,05-5,00 3,30-<4,05 2,55-<3,30 0,00-<2,55
Predikat
Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Sumber: Taswan,(2010:518)
5. Liquidity (Likuiditas) Likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus segera dibayar. Penilaian didasarkan kepada dua macam rasio yaitu: a. Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar (Cash Ratio) Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya.
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio, dengan rumus:
(Ketentuan Kenaikan: 0,05%) Tabel 3.6 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar
Bobot Rasio (a) 5%
(b) 4,05-5,00 3,30-<4,05 2,55-<3,30 0,00-<2,55
Nilai Kredit Standar (c) 81-100 66-<81 51-<66 0-<51
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen (d=a x c) 4,05-5,00 3,30-<4,05 2,55-<3,30 0,00-<2,55
Predikat
Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Sumber: Taswan,(2010:519)
b. Rasio Kredit Terhadap Dana yang Diterima oleh Bank (LDR) LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank membayar kembali kewajiban kepada nasabahnya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya.
Menghitung Nilai Kredit LDR dengan rumus:
commit to user ( Ketentuan Rasio NK LDR: 115% dan Ketentuan Kenaikan: 1)
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.7 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Kredit Terhadap Dana Yang Diterima
Bobot
Rasio
(a) 5%
(b) 89,00-93,75 93,75-<97,50 97,50-<101,25 101,25-<115
Nilai Kredit Standar (c) 81-100 66-<81 51-<66 0-<51
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen (d=a x c) 4,05-5,00 3,30-<4,05 2,55-<3,30 0,00-<2,55
Predikat
Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Sumber; Taswan ,(2010:519)
E. Intrepretasi Pemecahan Masalah Intrepretasi Pemecahan masalah disini menjelaskan tentang kriteria dua bobot dari faktor CAMEL dan kategori tingkat kesehatan bank. Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kesehatan Bank Nilai Kredit Camel 81-100 66-<81 51-<66 0-<51
Predikat Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Sumber : Dendawijaya, (2005:150)
Secara ringkas faktor-faktor CAMEL yang dinilai dan bobotnya adalah sebagai berikut menurut SK DIR BI no 30/12/KEP DIR tanggal 30 April 2007.
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.9 Kategori Bobot dan Komponen Tingkat Kesehatan Bank Faktor Yang Dinilai Modal
Komponen yang dinilai
Kualitas Aktiva Produktif
Rasio aktiva produktif terhadap total aktiva produktif Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk terhadap Penyisihan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk Manajemen Umum Manajemen Resiko Rasio Laba terhadap rata-rata volume usaha. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
Manajemen Rentabilitas
Likuiditas
Rasio/Modal/terhadap/ATMR
Rasio alat Likuid terhadap hutang lancer Rasio kredit terhadap dana yang diterima
Bobot 30% 25% 5%
30% 10% 10% 5% 5% 5% 5%
Sumber : Dendawijaya, (2005:150)
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Penjelasan Umum PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nguter Surakarta pertama kali didirikan di Desa Nguter, Sukoharjo dengan anggaran dasar awal yang dibuat oleh Notaris Nur Fariah Latif Sarjana Hukum, Notaris di Karanganyar, tanggal 2 Maret 1994 dengan akte No: 12, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana
terdapat
dalam
Surat
Keputusan
nomor
C2-
16.782.HT.01.01.Th 1994 tertanggal 8 November 1994. Dengan berbagai pertimbangan antara lain sarana yang lebih memadai ,dan lokasi yang lebih strategis dan mudah dijangkau oleh nasabah, maka sejak tanggal 15 April 2001 lokasi PT BPR Nguter dipindahkan ke Jl. Sutami 118 A Surakarta. Kemudian pada tanggal 20 Desember 2005, lokasi PT BPR Nguter Surakarta dipindahkan lagi ke Jl. Honggowongso No.69 Surakarta, hal ini dimaksudkan agar lokasinya lebih strategis dan lebih dekat dengan nasabah potensial. Meskipun PT BPR Nguter Surakarta berlokasi di pusat Kota Solo, namun BPR Nguter Surakarta tidak hanya mengandalkan wilayah kerja di sekitar eks Karesidenan Surakarta, seperti Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Karanganyar, Wonogiri dan Sragen namun meliputi wilayah di commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
luar karesidenan Surakarta PT BPR Nguter Surakarta terus melakukan pengembangan dan perluasan wilayah kerja sehingga pada tanggal 24 Januari 2011 telah membuka Kantor Cabang Magelang yang beralamat di Ruko Metro Square Blok C No. 5 Jl. Mayjen Bambang Soegeng, Mertoyudan, Magelang dengan wilayah kerja yang meliputi Kabupaten Magelang, Temanggung, Wonosobo, dan sekitarnya. 2. Visi dan Misi PT. BPR NGUTER SURAKARTA mempunyai Visi yaitu : “ Menjadi BPR Berkelas Nasional (National Class Finance Company)” Sedangkan Misinya adalah : “ Membantu mewujudkan sesuatu yang sangat didambakan dan diperlukan masyarakat agar kehidupannya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera”. 3. Perijinan dan Legalitas Usaha Perijinan dan legalitas dalam menjalankan usaha adalah sebagai berikut : a. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas dari Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dengan nomor TDP 11 16 165 00824 berlaku s/d tanggal 13 Juni 2006 diperbaharui dengan nomor TDP 11.16.1.65.00824 berlaku s/d tanggal 13-06-2011. Dan terakhir telah diperbaharui dengan nomor TDP 11.16.1.65.00824 berlaku s/d tanggal 13-06-2016. b. Nomor Pokok wajib Pajak (NPWP) yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Klaten dengan nomor NPWP 1.545.687.4-525.000 dan nomor register 007703-5253 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor Kep. 100/KM.17/1996 tentang Pemberian Izin Usaha PT. Bank Perkreditan Rakyat Nguter Sukoharjo yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Maret 1996. 4. Kepemilikan Saham Pada tanggal 22 Juni 2000 telah terjadi perubahan kepemilikan dari pemilik lama kepada pemilik baru yaitu: - Tn. Djoko P. Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60% - Ny. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 35% - Ny. Dwi Esti Nastiti dengan komposisi saham sebesar 5% Kemudian Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 30 juni 2009 diputuskan dan disetujui pengalihan saham milik Nyonya Dwi Esti Nastiti kepada Nyonya Augustine Esther, Sarjana Hukum, Berdasarkan Akte Notaris Agus Subyanto No. 37 Tgl 30 Juni 2009 sehingga komposisi pemegang saham tersebut berubah menjadi sebagai berikut : - Tn. Djoko P. Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60% - Ny. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 40% 5. Permodalan Untuk memenuhi peraturan pemerintah tentang CAR minimal 8% PT. BPR Nguter Surakarta telah melakukan perubahan modal dasar sebanyak 2 kali, dimana perubahan tersebut dilaksanakan sebagai berikut. - Tahun 2005 terjadi perubahan modal dasar dari Rp 1.600.000 menjadi Rp 6.400.000 Dan modal yang disetor juga mengalami perubahan dari Rp. 1.600.000 menjadi sebesar Rp 2.820.000. commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Pada bulan Februari 2006 telah dilakukan perubahan modal dasar menjadi Rp 10.000.000 yang terbagi atas 20.000 lembar saham masing-masing saham bernilai sebesar Rp 500.000. Modal dasar tersebut ditempatkan dan disejumlah 41% atau sejumlah 8.200 lembar saham dengan nominal seluruhnya sebesar Rp 4.100.000. - Pada bulan Maret 2011 telah dilakukan perubahan modal yang ditempatkan dan disetor dari sebelumnya Rp 4.100.000 menjadi sebesar Rp 5.000.000 yang terbagi atas 10.000 lembar saham. Dari Modal dasar tersebut telah ditempatkan oleh para pemegang saham yaitu: Tabel 4.1 Pemegang Saham PT. BPR Nguter Surakarta Pemegang Saham Tn. Joko Pong Sugoto Ny. Augustine Ester Jumlah
Lembar Saham Jumlah 6.000 Lembar Rp 3.000.000.000 4.000 Lembar Rp 2.000.000.000 10.000 Lembar Rp 5.000.000.000
Prosentase 60% 40% 100%
Sumber : Sejarah PT BPR Nguter Surakarta,hal 9
Hal ini merupakan wujud dari komitmen pemegang saham untuk selalu memperkuat permodalan bank. 6. Susunan Pengurus Setelah terjadi akuisisi, maka BPR Nguter juga melakukan perubahan pengurus seluruhnya. Untuk memenuhi Undang-Undang Perseroan Terbatas tentang jumlah direksi harus 2 orang, maka RUPS memutuskan mengangkat 1 orang direktur yang telah mengikuti fit and proper test di Bank Indonesia pada bulan Mei 2004.
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Susunan pengurus yang baru sejak bulan Mei 2004 sebagai berikut :
Tn. Anta Winanta
: Komisaris Utama
Tn. Djoko Pong Sugoto SE,MBA
: Komisaris
Ny. Dwi Esti Nastiti SE
: Direktur Utama
Tn. Hendrardi, SE
: Direktur
Pada
bulan
Maret
2005
Direktur,
Sdr
Hendrardi,
SE.
mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan demikian jabatan Direktur untuk sementara kosong. Namun pada bulan Oktober 2005, setelah melalui fit and proper test di Bank Indonesia dan telah dinyatakan lulus, maka dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk mengangkat Sdri Lusiawati Oeyeng sebagai Direktur di PT. BPR Nguter Surakarta. Sehingga susunan pengurus yang baru sejak bulan November 2005 sebagai berikut:
Tn. Anta Winanta
: Komisaris Utama
Tn. Djoko Pong Sugoto SE,MBA
: Komisaris
Ny. Dwi Esti Nastiti SE
: Direktur Utama
Ny. Dra Lusiawati Oeyeng
: Direktur
Kemudian pada tanggal 28 Juni 2007 melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa disetujui pengunduran diri Direktur Utama Dwi Esti Nastiti dan Komisaris Sdr. Djoko Pong Sugoto dengan Akta Notaris Drajad Uripno SH. No. 42 tertanggal 29 Juni 2007. commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Susunan pengurus yang baru sejak bulan Juni 2007 adalah sebagai berikut: Tn. Anta Winarta
: Komisaris
Ny. Dra. Lusiawati Oeyeng
: Direktur
Bank Indonesia dan Undang-Undang Perseroan Terbatas membuat ketentuan bahwa pengurus BPR harus terdiri dari 2 orang komisaris dan 2 orang direktur, maka dilaksanakan RUPS berdasar Akta Notaris Drajad Uripno, SH. No. 03 Tanggal 11 November 2008 memutuskan mengangkat 1 orang komisaris dan 1 orang direktur yang telah mengikuti fit dan proper test di Bank Indonesia pada tanggal 22 September 2008 dan sudah dinyatakan lulus oleh Bank Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Analisis Data Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.30/2/UPPB dan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 bahwa untuk menilai tingkat kesehatan bank adalah dengan menggunakan analisis CAMEL. (Capital adequency, Asset quality, Management, Earning ability, Liquidity). Analisis data merupakan pembahasan masalah tingkat kesehatan bank yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang dikemukakan dalam BAB 1. Data yang dibutuhkan dalam penilaian kesehatan bank adalah data primer untuk penilaian manajemen dan data sekunder yaitu data laporan keuangan BPR Nguter Surakarta yang terdiri dari Neraca dan laporan Laba / Rugi serta laporan Kolektibilitas selama tiga tahun berjalan yaitu tahun 2009,2010,2011. Pemecahan
masalah
menggunakan
analisis
CAMEL
(Capital
adequency, Asset quality, Management, Earning ability, Liquidity). Data yang dianalisis adalah laporan keuangan PT BPR Nguter Surakarta. Berikut data yang akan dianalisis: 1. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2009 a.
Capital Adequancy (Permodalan) Penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2 Perhitungan Rasio Modal Tahun 2009 (Ribuan Rp) I
II
III
Komponen ATMR Nominal Kas 147.189 Antar bank aktiva 6.454.358 Kredit yang diberikan 20.442.906 Aktiva tetap dan inventaris 974.634 Rupa-rupa aktiva 121.872 Jumlah ATMR Modal inti Modal disetor Cadangan umum Cadangan tujuan Laba/rugi tahun lalu Laba tahun berjalan Jumlah modal inti Modal pelengkap Penyisihan penghapusan aktiva produktif (1,25% dari ATMR) Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal pelengkap Jumlah modal
Bobot 0% 20% 100% 100% 100%
ATMR 0 1.290.872 20.442.906 974.634 121.872 22.708.412 5.900.000 10.000 0 0 812.070 6.722.070 283.855
283.855 7.005.925
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
Modal minimum (8% dari ATMR)
= 1.816.673
Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat edarannya.
1)
Rasio (CAR) =
Jumlah Modal X 100% AktivaTertimbangMenurut Re siko (ATMR)
=
7. 055.925 X 100% 22.708.412
commit to user = 31,07 %
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rasio permodalan PT. BPR Nguter Surakarta pada tahun 2009 sebesar 31,07 %.
2)
NK Rasio Modal =
=
AngkaRasioCAR +1 Ketentuan Kenaikan
31,07% +1 0,1%
= 311,7 Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit rasio kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio kecukupan modal 311,7 dianggap 100. 3)
Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot faktor modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 30%. NKF Kecukupan Modal
= 100 X 30% = 30
Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PT BPR Nguter Surakarta untuk tahun 2009 adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30. b. Asset Quality (Aktiva produktif) Penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua rasio yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasika (APYD) terhadap commit to user aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPYWD) 1) Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tabel 4.3 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2009 Kolektibilitas
Jumlah aktiva produktif
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah APYD Aktiva Produktif Kredit yang diberikan Antar bank aktiva Giro/aktiva produktif lainnya Jumlah aktiva produktif
Bobot
44.575.489 1.206.368 664.484 314.417
0% 50% 75% 100%
(Ribuan Rp.) Aktiva Produktif yang dihasilkan 0 603.184 498.363 314.417 1.415.964
208.622 20.442.906 6.454.358 27.105.886
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
Rasio KAP
x 100% x100%
5,22 %
Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009 sebesar 5,22% a) Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas aktiva produktif. NK KAP
= 115,2 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PT BPR Nguter Surakarta sebesar 115,2. Berdasarkan ketentuan nilai kredit maksimal adalah 100, maka nilai kredit 115,2 dianggap 100. b) Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25% c) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan bobot faktor komponen KAP. NKF
= 100 X 25% = 25
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva produktifnya sebesar 25.
2) Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Tabel 4.4 Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2009 (Ribuan Rp.) Kolektibilitas Jumlah aktiva Bobot Penghapusan produktif aktiva produktif yang wajib di bentuk Lancar 44.575.489 0,50% 228.877 Kurang lancar 1.206.368 10% 120.637 Diragukan 664.484 50% 332.242 Macet 314.417 100% 314.417 Jumlah 996.173 Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
a)
Rasio PPAP =
= 26,92%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk PT BPR Nguter Surakarta sebesar 26,92%. b) Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan ketentuan kenaikan 1%. NK Rasio PPAP
=
c) Menentukan Nilai Kredit Faktor Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5%. NKF
= 26,92 X 5% = 1,35%
d) Menentukan NKF keseluruhan Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva produktif dengan nilai kredit faktor PPAP. NKF
= 25 + 1,35 = 26,35
Predikat untuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30. c.
Management (Manajemen) Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun manajeman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.5 Perhitungan Manajemen Tahun 2009 No 1
II
Komponen Penilaian Manajemen Umum Strategi/sasaran Struktur Sistem Kepemimpinan Sub jumlah Manajemen Resiko Resiko likuiditas Resiko kredit Resiko operasional Resiko hokum Resiko pemilik dan pengurus Sub jumlah Jumlah
Jumlah Pertanyaan
Jumlah Nilai
1 2 4 3 10
4 7 11 12 34
2 3 3 3 4 15 25
8 9 10 11 14 52 86
Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
1) NK Faktor Manajemen
=
86 x 1 = 215 0,4
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah 215.
2) NKF
= 86 x 20% = 17,2%
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun 2009 sebesar 17,2%. Predikat faktor manajemen PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2009 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20 < NKF ≤ 20.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Earning (Rentabilitas) Penilaian terhadap faktor rentabilitas diperlukan untuk menghitung atau mempertimbangkan kebijakan bank agar tidak mengalami kerugian. Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Tabel 4.6 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2009 (Ribuan Rp.) No I a. b. II. a. b.
Komponen Penilaian Rasio laba terhadap rata-rata total asset (ROA) Laba sebelum pajak Total aktiva Rasio (a:b) Rasio Operasional terhadap Pendapatan Beban Operasional Pendapatan Operasional Rasio (a:b)
Jumlah 812.070 27.251.068 2,98% 4.584.992 5.514.268 83,15 %
Sumber: Data sekunder laporan keuangan BPR Nguter yang telah diolah (2009)
1)
Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA) a) ROA
=
Laba Sebelum Pajak X 100% Total Aktiva
=
8.112.070 X 100% = 2,98 % 27.251.068
Berdasarkan perhitungan rasio ROA yang diperoleh sebesar 2,98%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) NK Rasio ROA
=
Angka Rasio ROA KetentuanKenaikan
=
2,98 = 198,67 0,015
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar 198,67, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 198,67 dianggap 100. c) Menentukan NKF NKF
= Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA = 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit faktor ROA sebesar 5. 2)
Rasio BOPO a)
b)
BOPO
=
Beban Operasional X 100% Pendapatan Operasional
=
4. 584.992 X 100 % 5.514.268
= 83,15%
Menghitung Nilai Kredit BOPO NK BOPO
= Ketentuan Rasio Kredit BOPO - Angka Rasio BOPO Ketentuan Penurunan
=
100 - 83,15 = 210,62 0,08
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar 210,62, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 210,62 dianggap 100. c)
Menghitung NK Faktor BOPO NKF
d)
= 100 x 5% = 5
Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan Ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA dengan nilai kredit faktor BOPO. Total NKF
= 5 + 5 = 10
Faktor Rentabilitas PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009 adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10. e. Liquidity (Likuiditas) Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR) / rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke-3 terhadap masing-masing rasio. Tabel 4.7 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2009 Komponen 1. Aktiva Lancar a. Kas b. Sertifikat Bank Indonesia c. Antar Bank Indonesia Jumlah Aktiva Lancar 2. Hutang Lancar a. Kewajiban yang segeracommit dibayarto user
(Ribuan Rp.) Jumlah 147.189 0 6.454.358 6.601.547 36.241
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Tabungan c. Deposito Berjangka d. Bank Indonesia e. Antar Bank Indonesia Jumlah Hutang Lancar Rasio a:b
1.158.842 20.988.581 0 0 22.183.664 29,75%
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
1) Cash Ratio (Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar) a)
Cash Ratio
=
100%
=
= 29,75%
Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009 adalah sebesar 29,75%.
b)
Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio NK Cash Ratio
= =
= 595
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio sebesar 595 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 595 dianggap 100.
c.
Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio NKF Cash Ratio
= 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai kredit faktor Cash Ratio sebesar 5. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.8 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima
Komponen Dana pihak ketiga a. Tabungan b. Deposito c. Bank Indonesia d. Antar Bank Pasiva e. Modal Inti Jumlah dana yang diterima
(Ribuan Rp.) Jumlah 1.158.842 20.988.581 0 0 10.000.000 32.147.423
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
Tabel 4.9 Perhitungan Faktor LDR (Ribuan Rp.) Komponen
Jumlah
a. Aktiva b. Hutang Lancar c. Jumlah Kredit yang diberikan d. Jumlah dana yang diterima
6.601.547 22.183.664 20.442.906 32.147.423
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2009), diolah
2) Loan to Deposit Ratio (LDR) a) LDR
= =
= 63,59%
Rasio LDR bank pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009 adalah 63,59%.
b) Menghitung Nilai Kredit LDR NK LDR
= commit = to user
= 205,64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR sebesar 450,29 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 205,64 dianggap 100. c) Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR NKF LDR
= NK LDR x Bobot = 100 x 5% =5
d) Total NKF
= NKF Cash Ratio + NKF LDR =5+5 = 10
Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2009 adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2010 a.
Capital Adequancy (Permodalan) Adalah penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR). Tabel 4.10 Perhitungan Rasio Modal Tahun 2010
I
II
III
Komponen ATMR Nominal Bobot Kas 8.435 0% Antar bank aktiva 3.907.570 20% Kredit yang diberikan 45.150.758 100% Aktiva tetap dan inventaris 1.135.549 100% Rupa-rupa aktiva 3.377.015 100% Jumlah ATMR Modal inti Modal disetor Cadangan umum Cadangan tujuan Laba/rugi tahun lalu Laba tahun berjalan Jumlah modal inti Modal pelengkap Penyisihan penghapusan aktiva produktif (1,25% dari ATMR) Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal pelengkap Jumlah modal
(Ribuan Rp.) ATMR 0 781.514 45.150.758 1.135.549 3.377.015 50.444.836 5.900.000 25.000 0 0 2.263.650 8.188.650 630.560
630.560 8.819.210
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
Modal minimum (8% dari ATMR)
= 4.035.587
Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat edarannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jumlah Modal X 100 % AktivaTertimbangMenurut Re siko (ATMR)
1) Rasio (CAR) =
=
8.819 .210 X 100 % = 17,48 % 50.444.836
Rasio permodalan PT BPR Nguter Surakarta pada tahun 2010 sebesar 17,48 %.
2) NK Rasio Modal
=
AngkaRasioCAR +1 Ketentuan Kenaikan
=
17,48% + 1 = 175,8 0,1%
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit rasio kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio kecukupan modal 175,8 dianggap 100. 3) Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot faktor modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 30%. NKF Kecukupan Modal = 100 X 30% = 30
Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PT BPR Nguter Surakarta untuk tahun 2010 adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Asset Quality (KAP) Asset Quality (Aktiva produktif) Penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua rasio yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPYWD). 1) Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tabel 4.11 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2010
Kolektibilitas Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah APYD Aktiva Produktif Kredit yang diberikan Antar bank aktiva Giro/aktiva produktif lainnya Jumlah aktiva produktif
Jumlah aktiva produktif 44.575.489 1.206.368 664.484 314.417
Bobot 0% 50% 75% 100%
(Ribuan Rp.) Aktiva Produktif yang dihasilkan 0 603.184 498.363 314.417 1.415.964
848.893 45.150.758 3.907.570 49.907.221
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
a) Rasio KAP
x 100%
x100%
2,83 %
Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010 sebesar 2,83 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas aktiva produktif. NK KAP
= 131,1
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PT BPR Nguter Surakarta sebesar 131,1. Berdasarkan ketentuan nilai kredit maksimal adalah 100, maka nilai kredit 131,1 dianggap 100. c) Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25%. d) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan bobot faktor komponen KAP. NKF
= 100 X 25% = 25
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva produktifnya sebesar 25. 2) Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Tabel 4.12 Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2010
Kolektibilitas
Jumlah aktiva produktif
Bobot
Lancar Kurang lancar Diragukan Macet
44.575.489 1.206.368 commit to 664.484 user 314.417
0,50% 10% 50% 100%
(Ribuan Rp.) Penghapusan aktiva produktif yang wajib di bentuk 228.877 120.637 332.242 314.417
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jumlah
996.173
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
a)
Rasio PPAP
=
= 64,51% Rasio
penyisihan
penghapusan
aktiva
produktif
terhadap
penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk PT BPR Nguter Surakarta sebesar 64,51%.
b)
Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan ketentuan kenaikan 1%. NK Rasio PPAP
c)
=
= 64,51%
Menentukan Nilai Kredit Faktor Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5% NKF
d)
= 64,51 X 5% = 3,23%
Menentukan NKF keseluruhan Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva produktif dengan nilai kredit faktor PPAP. NKF
= 25 + 3,23 = 28,23 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Predikat untuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
c.
Management (Manajemen) Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun manajemen. Tabel 4.13 Perhitungan Manajemen Tahun 2010
No 1
II
Komponen Penilaian Manajemen Umum Strategi/sasaran Struktur Sistem Kepemimpinan Sub jumlah Manajemen Resiko Resiko likuiditas Resiko kredit Resiko operasional Resiko hukum Resiko pemilik dan pengurus Sub jumlah Jumlah
Jumlah Pertanyaan
Jumlah Nilai
1 2 4 3 10
4 7 14 11 36
2 3 3 3 4 15 25
7 10 9 11 15 52 88
Sumber: Data primer wawancara BPR Nguter yang telah diolah (2010)
1) NK Faktor Manajemen
=
88 x 1 = 220 0,4
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah 220.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) NKF
= 88 x 20% = 17,6%
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun 2010 sebesar 17,6%. Predikat faktor manajemen PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2010 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20 < NKF ≤ 20. f.
Earning (Rentabilitas) Penilaian
terhadap
faktor rentabilitas
diperlukan
untuk
menghitung atau mempertimbangkan kebijakan bank agar tidak mengalami kerugian. Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Tabel 4.14 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2010
No Komponen Penilaian I Rasio laba terhadap rata-rata total asset (ROA) a. Laba sebelum pajak b. Total aktiva Rasio (a:b) II. Rasio Operasional terhadap Pendapatan a. Beban Operasional b. Pendapatan Operasional Rasio (a:b) Sumber: Laporan Keuangan BPR commit toNguter user (2010), diolah
(Ribuan Rp.) Jumlah
2.263.650 52.193.832 4,34% 7.533.807 10.287.772 73,23%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA) a) ROA =
=
Laba Sebelum Pajak X 100% Total Aktiva 2.263.650 X 100% = 4,34 % 52.193.832
Berdasarkan perhitungan rasio ROA yang diperoleh sebesar 4,34%.
b) NK Rasio ROA
=
Angka Rasio ROA KetentuanKenaikan
=
4,34 = 289.33 0,015
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar 289,33, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 289,33 dianggap 100. c) Menentukan NKF NKF
= Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA = 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit faktor ROA sebesar 5. 2) Rasio BOPO a) BOPO
=
Beban Operasional X 100% Pendapatan Operasional
=
7.533 .807 X 100% = 73,23% commit to user 10.287.772
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Menghitung Nilai Kredit BOPO NK BOPO = Ketentuan Rasio Kredit BOPO - Angka Rasio BOPO Ketentuan Penurunan
=
100 - 73,23 = 334,62 0,08
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar 334,62, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 334,62 dianggap 100. c) Menghitung NK Faktor BOPO NKF
= 100 x 5% = 5
d) Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan, ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA dengan nilai kredit faktor BOPO. Total NKF
= 5 + 5 = 10
Faktor Rentabilitas PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010 adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10. g.
Liquidity (Likuiditas) Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR) / rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke -3 terhadap masing-masing rasio.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.15 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2010 (Ribuan Rp.) Komponen Jumlah 1. Aktiva Lancar a. Kas 8.435 b. Sertifikat Bank 0 Indonesia c. Antar Bank Indonesia 3.907.570 Jumlah Aktiva Lancar 3.916.005 2. Hutang Lancar a. Kewajiban yang segera 59.072 dibayar b. Tabungan 1.386.164 c. Deposito Berjangka 34.613.093 d. Bank Indonesia 0 e. Antar Bank Indonesia 0 Jumlah Hutang Lancar 36.058.329 Rasio a:b 10,86% Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
1)
Cash Ratio (Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar) a) Cash Ratio
=
100% X 100%
= 10,86% Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010 adalah sebesar 10,86%. b) Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio NK Cash Ratio
= = = 217,2
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio commit to user sebesar 217,2 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 217,2 dianggap 100. c) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio NKF Cash Ratio
= 100 x 5% =5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai kredit faktor Cash Ratio sebesar 5. Tabel 4.16 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima (Ribuan Rp.) Komponen Jumlah Dana pihak ketiga a. Tabungan 1.386.164 b. Deposito 34.613.093 c. Bank Indonesia 0 d. Antar Bank Pasiva 0 e. Modal Inti 10.000.000 Jumlah dana yang diterima 45.999.257 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
Tabel 4.17 Perhitungan Faktor LDR Komponen a. Aktiva b. Hutang Lancar c. Jumlah Kredit yang diberikan d. Jumlah dana yang diterima
(Ribuan Rp.) Jumlah 3.916.005 22.183.664 36.058.329 45.999.257
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
2)
Loan to Deposit Ratio (LDR) a) LDR
= = to user commit
= 78,39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rasio LDR bank pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010 adalah 78,39%. b) NK LDR
= =
= 146,44
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR sebesar 146,44 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 146,4 dianggap 100. c) Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR NKF LDR
= NK LDR x Bobot = 100 x 5% = 5
d) Total NKF
= NKF Cash Ratio + NKF LDR = 5 + 5 = 10
Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2010 adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2011 a. Capital Adequancy (Permodalan) Adalah penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR).
Tabel 4.18 Perhitungan Rasio Modal Tahun 2011
I
II
III
Komponen ATMR
Nominal
Bobot
(Ribuan Rp) ATMR
Kas Antar bank aktiva Kredit yang diberikan Aktiva tetap dan inventaris Rupa-rupa aktiva Jumlah ATMR Modal inti Modal disetor Cadangan umum Cadangan tujuan Laba/rugi tahun lalu Laba tahun berjalan Jumlah modal inti Modal pelengkap Penyisihan penghapusan aktiva produktif (1,25% dari ATMR) Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal pelengkap
241.474 8.769.633 75.328.358 1.445.029
0% 20% 100% 100%
0 1.753.927 75.328.358 1.445.029
4.222.099
100%
4.222.099 82.749.413 5.000.000 49.000 0 0 2.410.228 7.459.228 1.034.368
1.034.368 Jumlah modal
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
Modal minimum (8% dari ATMR) commit to user
= 6.619.953
8.493.596
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat edarannya. 1) Rasio (CAR) =
=
Jumlah Modal X 100% AktivaTertimbangMenurut Re siko (ATMR)
8.493.596 X 100% = 10,26 % 82.749.413
Rasio permodalan PD BPR Bank Daerah Karanganyar pada tahun 2007 sebesar 31,07 %.
2) NK Rasio Modal =
=
AngkaRasioCAR +1 Ketentuan Kenaikan
10,26 % + 1 = 103,6 0,1%
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit rasio kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio kecukupan modal 103,6 dianggap 100. 3) Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot faktor modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 30%. NKF Kecukupan Modal = 100 X 30% = 30 Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PT BPR Nguter Surakarta untuk tahun 2011 adalah sehat karena terletak commit to user pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Asset Quality (Aktiva produktif) Penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua rasio yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPYWD) 1) Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tabel 4.19 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2011 Kolektibilitas Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah APYD Aktiva Produktif Kredit yang diberikan Antar bank aktiva Giro/aktiva produktif lainnya Jumlah aktiva produktif
Jumlah aktiva Bobot produktif 77.189.815 0% 1.360.908 50% 1.025.787 75% 932.882 100%
(Ribuan Rp.) Aktiva Produktif yang dihasilkan 0 680.454 769.340 932.882 2.382.676
1.698.132 75.328.358 8.769.633 85.796.123
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
a) Rasio KAP x 100%
2,78 %
Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011 sebesar 2,78%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas aktiva produktif. NK KAP
= 131,5
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PT BPR Nguter Surakarta sebesar 131,5. Berdasarkan ketentuan nilai kredit maksimal adalah 100, maka nilai kredit 131,5 dianggap 100. c) Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25% d) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan bobot faktor komponen KAP. NKF
= 100 X 25% = 25
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva produktifnya sebesar 25. 2) Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Tabel 4.20 Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Tahun 2011
Kolektibilitas
Jumlah aktiva produktif
Lancar Kurang lancar Diragukan Macet Jumlah
77.189.815 1.360.908 1.025.787 932.882
(Ribuan Rp.) Bobot Penghapusan aktiva produktif yang wajib di bentuk 0,50% 385.949 10% 136.091 50% 512.893 100% 932.882 1.967.815
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Rasio PPAP
= =
= 66,03 %
Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk PT BPR Nguter Surakarta sebesar 66,03 %. b) Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan ketentuan kenaikan 1%.
=
NK Rasio PPAP
,03
c) Menentukan Nilai Kredit Faktor Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5% NKF
= 66,03 X 5% = 3,3 %
d) Menentukan NKF keseluruhan Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva produktif dengan nilai kredit faktor PPAP. NKF
= 25 + 3,3 = 28,3
Predikat utnuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Management (Manajemen) Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun manajeman. Tabel 4.21 Perhitungan Manajemen Tahun 2011
No 1
II
Komponen Penilaian Manajemen Umum Strategi/sasaran Struktur Sistem Kepemimpinan Sub jumlah Manajemen Resiko Resiko likuiditas Resiko kredit Resiko operasional Resiko hukum Resiko pemilik dan pengurus Sub jumlah Jumlah
Jumlah Pertanyaan
Jumlah Nilai
1 2 4 3 10
4 8 15 11 38
2 3 3 3 4 15 25
7 11 12 12 16 58 96
Sumber: Data primer wawancara BPR Nguter yang telah diolah (2011)
1) NK Faktor Manajemen
=
96 x 1 = 240 0,4
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah 240. 2) NKF
= 96 x 20% = 19,2% commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun 2011 sebesar 19,2%. Predikat faktor manajemen PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2011 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20 < NKF ≤ 20. d. Earning (Rentabilitas) Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Tabel 4.22 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2011 No Komponen Penilaian I Rasio laba terhadap rata-rata total asset (ROA) a. Laba sebelum pajak b. Total aktiva Rasio (a:b) II. Rasio Operasional terhadap Pendapatan a. Beban Operasional b. Pendapatan Operasional Rasio (a:b)
(Ribuan Rp.) Jumlah
2.410.228 87.937.358 2,74% 14.200.231 17.139.282 82,85%
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
1) Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA) a) ROA = =
Laba Sebelum Pajak X 100% Total Aktiva 2.410.228 X 100% = 2,74 % 87. 937.358
Berdasarkan perhitungan rasio ROA yang diperoleh sebesar 2,74%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) NK Rasio ROA
=
Angka Rasio ROA KetentuanKenaikan
=
2,74 0,015
= 182,67
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar 182,67, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 182,67 dianggap 100. c) Menentukan NKF NKF
= Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA = 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit faktor ROA sebesar 5. 2) Rasio BOPO a) BOPO
=
Beban Operasional X 100% Pendapatan Operasional
=
14.200 .231 X 100% = 82,85% 17.139.282
b) Menghitung Nilai Kredit BOPO NK BOPO = Ketentuan Rasio Kredit BOPO - Angka Rasio BOPO Ketentuan Penurunan
=
100 - 82,85 = 214,37 0,08
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar 214,37, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 214,37 dianggap 100. c) Menghitung NK Faktor BOPO NKF
= 100 x 5%
=5
d) Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan Ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA dengan nilai kredit faktor BOPO. Total NKF = 5 + 5 = 10 Faktor Rentabilitas PT BPR Nguter Surakarta tahun adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10.
e.
2011
Liquidity (Likuiditas) Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR) / rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke-3 terhadap masing-masing rasio.
Tabel 4.23 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2011 (Ribuan Rp.) Komponen 1. Aktiva Lancar a. Kas b. Sertifikat Bank Indonesia c. Antar Bank Indonesia Jumlah Aktiva Lancar commit to user
Jumlah 241.474 0 8.769.633 9.011.107
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hutang Lancar a. Kewajiban yang segera dibayar b. Tabungan c. Deposito Berjangka d. Bank Indonesia e. Antar Bank Indonesia Jumlah Hutang Lancar Rasio a:b
78.522 1.630.976 47.279.368 0 0 48.988.866 18,39%
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
1) Cash Ratio (Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar)
a. Cash Ratio
= =
= 18,39%
Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011 adalah sebesar 18,39% b. Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio NK Cash Ratio
=
=
= 367,8
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio sebesar 367,8 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 367,8 dianggap 100. c. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio NKF Cash Ratio
= 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai kredit faktor Cash Ratio sebesar 5. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.24 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima (Ribuan Rp.) Jumlah
Komponen Dana pihak ketiga a. Tabungan b. Deposito c. Bank Indonesia d. Antar Bank Pasiva e. Modal Inti Jumlah dana yang diterima
1.630.976 47.279.368 0 0 10.000.000 58.910.344
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
Tabel 4.25 Perhitungan Faktor LDR (Ribuan Rp.) Jumlah 9.011.107 48.988.866 75.328.358 85.910.344
Komponen a. Aktiva b. Hutang Lancar c. Jumlah Kredit yang diberikan d. Jumlah dana yang diterima Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
2) Loan to Deposit Ratio (LDR) a) LDR
=
=
= 87,68%
Rasio LDR bank pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011 adalah 87,68% b) NK LDR
=
=
= 109,28%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR sebesar 109,28 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 109,28 dianggap 100. c) Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR NKF LDR
= NK LDR x Bobot = 100 x 5% = 5
d) Total NKF
= NKF Cash Ratio + NKF LDR = 5 + 5 = 10
Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2011 adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pembahasan
Tabel 4.26 Perbandingan Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Bank No 1 2
Faktor yang Dinilai
Tahun 2010
Tahun 2011
Rasio
Indikator
Rasio
Indikator
Rasio
Indikator
Capital (Permodalan) Kualitas Aktiva Produktif
31,1%
Sehat
17,48%
Sehat
10,26%
Sehat
a. Rasio KAP
5,2%
2,83%
26,9%
Sehat Cukup Sehat
2,78%
b. Rasio PPAP
Sehat Kurang Sehat
Sehat Cukup Sehat
64,51%
66,03%
86
Sehat
88
Sehat
96
Sehat
a. ROA
2,98%
Sehat
4,34%
Sehat
2,74%
Sehat
b. BOPO
83.15%
Sehat
73,23%
Sehat
82,85%
Sehat
a. Cash Ratio
29,75%
Sehat
10,86%
Sehat
18,39%
Sehat
b. LDR
63,59%
Sehat
78,39%
Sehat
87,68%
Sehat
3
Manajemen
4
Rentabilitas
5
Tahun 2009
Likuiditas
Sumber : Laporan Keuangan BPR Nguter, diolah
Dari Tabel 4.33 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Capital Adequency Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa rasio permodalan tahun 2009 sebesar 31,1 %, pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 17,48 %, serta pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan menjadi 10,26, artinya disini bahwa PT BPR Nguter Surakarta lebih fokus dalam memberikan pinjaman bagi kreditor daripada menyimpan modal untuk kas tiap tahunnya dan dari tabel ini juga dapat dilihat bahwa bank ini mampu untuk mempertahankan pengelolaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap modal sendiri dan aktiva-aktiva yang mengandung resiko serta mampu menutup kerugian atas kredit yang diberikan sebab masih tergolong dalam kategori sehat. 2. Kualitas Aktiva Produktif Rasio KAP tahun 2009 sebesar 5.2% ke tahun 2010
mengalami
penurunan menjadi 2,83% , mengalami penurunan kembali pada tahun 2011 sebesar 2.78 artinya PT BPR Nguter Surakarta mampu untuk mengatasi resiko usaha yang terkandung pada komponen kredit yang diterima dari bank. Sedangkan untuk rasio PPAP yang dihasilkan pada tahun 2009 adalah sebesarr 26,9% dan mengalami peningkatan di tahun 2010 sebesar 64,51% kemudian ditahun 2011 mengalami peningkatan kembali sebesar
66,03% artinya PT. BPR Nguter Surakarta berhasil
dalam analisis kredit yaitu layak atau tidaknya kredit diajukan kepada masyarakat. 3. Manajemen Rasio manajemen tahun 2009 sebesar 86, mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi
88, dan ditahun 2011 mengalami peningkatan
menjadi 96. Hal ini berarti terjadi peningkatan kinerja manajemen dalam mengatur strategi dalam usaha pencapaian tujuan PT BPR Nguter Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Rentabilitas Penilaian faktor rentabilitas didasarkan pada 2 rasio yaitu ROA dan BOPO. Rasio ROA pada tahun 2009 sebesar
2,98%, mengalami
peningkatan ditahun 2010 menjadi 4,34% ditahun 2011 mengalami penurunan lagi menjadi 2,74% , artinya keuntungan yang dicapai PT BPR Nguter Surakarta mengalami penurunan. Sedangkan untuk rasio BOPO pada tahun 2009 sebesar 83,15%mengalami penurunan ditahun 2009 menjadi 73,23% ,tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 81%, artinya pendapatan operasional yang dihasilkan PT BPR Nguter Surakarta lebih besar dari pada biaya operasional yang ditanggung oleh PT BPR Nguter Surakarta. 5. Likuiditas Likuiditas diukur dengan dua rasio yaitu cash ratio dan LDR. Komponen Cash Rasio yang meliputi alat likuid mengalami penurunan yang cukup signifikan. Rasio Cash Ratio ditahun 2009 sebesar 29,75% mengalami penurunan ditahun 2010 menjadi 10,86%, pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 18,39% dan , artinya dalam pengelolaan asset yang digunakan untuk membayar kewajiban yang harus dibayar menurun. Sedangkan rasio LDR mengalami peningkatakan di tiga tahun terakhir. Pada tahun 2009 sebesar 63,59%, di tahun 2009 menjadi menjadi 78,39% ,ditahun 2011 menjadi 87,68% . Hal ini berarti dana yang diterima oleh PD BPR Bank Daerah Karanganyar mengalami peningkatan, baik dari tabungan, deposito berjangka, modal inti yang berarti kemampuan dalam commit to user menyalurkan kreditnya meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.27 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank No
Faktor yang Dinilai
1 2
Capital (Permodalan) Kualitas Aktiva Produktif a. Rasio KAP b. Rasio PPAP 3 Manajemen 4 Rentabilitas a. ROA b. BOPO 5 Likuiditas a. Cash Ratio b. LDR Nilai akhir tingkat kesehatan bank
NKF Tahun Tahun Tahun 2009 2010 2011 30 30 30 25
25
25
1.35 17.2 5 5
3.23 17.6 5 5
3.3 19.2 5 5
5 5 93.55
5 5 95.83
5 5 97.5
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter, diolah
Dari tabel 4.34 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan tingkat kesehatan bank setelah dihitung menggunakan CAMEL adalah sehat karena terletak pada nilai 81 < NKF ≤ 100. Pada tahun 2009 sebesar 93,55, tahun 2010 sebesar 95,83, tahun 2011 sebesar 97,5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian mengenai analisis tingkat kesehatan bank PT. BPR Nguter Kota Solo menurut perhitungan metode Camel mempunyai kesimpulan sebagai berikut. 1. Faktor permodalan PT BPR Nguter Kota Solo memiliki nilai CAR yang mengalami naik turun dari tahun 2009-2011 tetapi hal ini tetap menunjukkan bahwa bank ini tergolong sehat karena memiliki nilai CAR lebih dari 8% dimana hal itu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa PT BPR Nguter Kota Solo mampu untuk mempertahankan pengelolaan terhadap modal sendiri dan aktiva-aktiva yang mengandung resiko. 2. Faktor Kualitas Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap total aktiva produktif dan rasio maka PT BPR Nguter Kota Solo di kategorikan berpredikat sehat, Hal ini menunjukkan Fluktuasi kinerja yang stabil dalam analisis kredit yang disalurkan kepada masyarakat. 3. Faktor manajemen PT BPR Nguter Kota Solo pada tahun 2009-2011 sebesar 86, 88 dan 96 hal ini menunjukkan keberhasilan pihak manajemen dalam upaya peningkatan kondisi keuangan PT BPR Nguter Kota Solo. 4. Penilaian faktor rentabilitas PT BPR Nguter Kota Solo tahun 2009-2011 adalah berpredikat sehat, ini berarti rasio rentabilitasnya yang dicapai adalah tinggi dan menunjukkan efektifnya penggunaan dana pada sisi aktiva dalam menghasilkan laba. 5. Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2009-2011 termasuk dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kriteria sehat, berarti PT BPR Nguter Surakarta memiliki kemampuan dalam mengelola asset yang digunakan untuk membayar kewajiban yang harus dibayar pada waktunya. Rasio LDR pada PT BPR Nguter Surakarta mengalami kecenderungan peningkatan selama tahun 2009-2011 sehingga dana yang diterima oleh PT BPR Nguter Surakarta mengalami kenaikan baik dari tabungan, deposito berjangka, modal inti yang berarti kemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya meningkat.
B. Saran Penilaian tingkat kesehatan PT BPR Nguter Surakarta secara keseluruhan dari tahun 2009-2011 adalah berpredikat sehat. Berdasarkan pada kesimpulan penelitian, maka penulis menyajikan saran-saran sebagai berikut. 1. Perlunya peningkatan pada semua faktor-faktor permodalan, dengan penerbitan saham baru, penjualan obligasi.
2. Perlunya peningkatan aktiva produktif, dengan memperkecil kredit bermasalah dan penanaman aktiva produktif. 3. Perlunya peningkatan manajemen, dengan meningkatkan kepatuhan kepada BI, menjaga reputasi dan hubungan baik dengan nasabah. 4. Perlunya peningkatan rentabilitas, dengan cara meningkatkan pendapatan dan memperkecil beban operasional. 5. Perlunya peningkatan likuiditas, dengan cara mengurangi pasiva lancar dan jalan melakukan pinjaman jangka panjang sekaligus membuat budget kas. Bank bisa masuk ke PUAB untuk mendapatkan pinjaman, melakukan transaksi repot dengan menggunakan asset seperti Surat Utang Negara atau commit Sertifikat Bank Indonesia ke BI. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ASPEK ASPEK MANAJEMEN YANG DINILAI
Berikut ini merupakan aspek-aspek yang dinilai dalam menghitung tingkat kesehatan manajemen, skala penilaian untuk setiap pertanyaan ditetapkan antara 0-4 dengan criteria sebagai berikut:
Nilai 0 mencerminkan kondisi lemah. Nilai 1,2,3 mencerminkan kondisi antara. Nilai 4 mencerminkan sangat baik.
No I
Daftar Pertanyaan 0 Manajemen Umum a. Strategi / Sasaran 1. Rencana kerja tahunan bank digunakan sebagai dasar acuan kegiatan usaha bank selama satu tahun. b. Struktur 2. Bagan organisasi yang ada telah mencerminkan seluruh kegiatan bank dan tidak terdapat jabatan kosong atau perangkapan jabatan yang dapat mengganggu kelancaraan pelaksanaan tugas. 3. Bank memiliki batasan tugas dan wewenang yang jelas untuk masingmasing karyawannya yang tercermin pada kegiatan operasionalnya. c. Sistem 4. Kegiatan operasional pemberian kredit telah dilaksanakan sesuai dengan sistem dan prosedur tertulis. 5. Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara akurat dan laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. 6. Bank mempunyai sistem pengamanan yang baik terhadap semua dokumen penting. commit to user 7. Pimpinan senantiasa melakukan
1
2
3
4
Nilai
perpustakaan.uns.ac.id
II
pengawasan terhadap perkembangan dan pelaksanaan kegiatan bawahannya. d. Kepemimpinan 8. Pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat operasional dilakukan oleh direksi secara independen. 9. Pimpinan bank komit untuk menangani permasalahan bank yang dihadapi serta senantiasa melakukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. 10. Direksi dan karyawan memiliki tertib kerja yang meliputi disiplin kerja serta komitmen dan didukung sarana kerja yang memadai dalam melaksanaan pekerjaan. Jumlah Nilai Untuk Manajemen Umum Manajemen Resiko a. Resiko Likuiditas 11. Bank Melakukan pemantauan dan pencatatan tagihan dan kewajiban. 12. Bank Senantiasa memelihara likuiditas dengan baik yang jatuh tempo untuk mencegah kemungkinan timbulnya likuiditas. b. Resiko Kredit 13. Dalam memberikan kredit bank melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. 14. Setelah kredit diberikan bank melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit, serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalan memenuhi kewajibannya. 15. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan. c. Resiko Operasional 16. Bank menerapkan kebijakan pembentukan penyisihan penghapusan piutang berdasarkan prinsip kehatihatian. 17. Bank tidak menetapkan persyaratan yang lebih ringan kepada pemilik / pengurus bank untuk memperoleh fasilitas dari bank. 18. Pimpinan senantiasa melakukan tindak lanjut secara efetif terhadap temuan hasil pemeriksaan oleh Bank Indonesia. commit to user
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Resiko Hukum 19. Perjanjian kredit telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 20. Bank telah memastikan bahwa agunan yang diterima telah memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku. 21. Bank menatausahakan secara baik dan aman blangko bilyet deposito dan buku tabungan yang belm dunakan dan blangko bilyet deposito telah dicairkan dananya serta tabungan yang telah dikembalikan kepada bank karena rekeningnya telah ditutup. e. Resiko Pemilik dan Pengurus 22. Pemilik bank tidak mencampuri kegiatan operasional sehari-hari yang cenderung menguntungkan kepentingan sendiri, keluarga atau grupnya sehingga merugikan bank. 23. Pemilik bank mempunyai kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan permodalan bank sehingga senantiasa memenuhi ketentuan yang berlaku. 24. Direksi bank dalam melaksanakan kegiatan operasional cenderung menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan grupnya, atau berpotensi akan merugikan bank. 25. Dewan Komisaris melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas direksi dalam batasan tugas dan wewenang yang jelas dilakukan. Jumlah Nilai Manajemen Resiko Jumlah Nilai Faktor Manajemen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT. BPR Nguter Surakarta JL. HONGGOWONGSO NO.69 JAYENGAN SERENGAN Periode: Desember - 2009 LAPORAN NERACA (Ribuan Rp.) Posisi Desember 2009
Posisi Desember 2008
147,189
0
0
0
a. Pada bank umum
5,454,358
0
b. Pada BPR
1,000,000
0
298,254
0
20,144,652
0
268,215
0
0
0
a. Tanah dan gedung
0
0
b. Akumulasi penyusutan gedung -/-
0
0
c. Inventaris
663,796
0
d. Akumulasi penyusutan inventaris -/-
310,838
0
Aktiva Lain-lain
121,872
0
27,251,068
0
Posisi Desember 2009
Posisi Desember 2008
36,241
0
25,623
0
1,133,219
0
113,000
0
No
Pos-Pos AKTIVA
1
Kas
2
Sertifikat Bank Indonesia
3
Antarbank Aktiva
4
Kredit yang diberikan a. Pihak terkait b. Pihak tidak terkait
5
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/-
6
Aktiva dalam valuta asing
7
Aktiva tetap dan inventaris
8
Jumlah Aktiva
No
Pos-Pos PASSIVA
1
Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar
2
Tabungan a. Pihak terkait b. Pihak tidak terkait
3
Deposito berjangka a. Pihak terkait
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Pihak tidak terkait
20,875,581
0
4
Kewajiban kepada Bank Indonesia
0
0
5
Antarbank pasiva
0
0
6
Pinjaman yang diterima
0
0
7
Pinjaman subordinasi
0
0
8
Rupa-rupa Pasiva
144,293
0
9
Ekuitas : 10,000,000
0
5,900,000
0
c. Agio
0
0
d. Disagio -/-
0
0
e. Modal sumbangan
0
0
f. Modal pinjaman
0
0
g. Dana setoran modal
0
0
h. Cadangan revaluasi aktiva tetap
0
0
i. Cadangan umum
10,000
0
j. Cadangan tujuan
0
0
1,041
0
812,070
0
27,251,068
0
a. Modal dasar b. Modal yang belum disetor -/-
k. Laba yang ditahan l. Saldo Laba (Rugi) tahun berjalan Jumlah Pasiva
Laporan Laba Rugi (Ribuan Rp.) No
Pos-Pos
Posisi Desember 2009
Posisi Desember 2008
4,702,205
0
1
Pendapatan Operasional
2
- Bunga
3
- Provisi dan Komisi
226,514
0
4
- Lainnya
585,549
0
5
Jumlah Pendapatan Operasional
5,514,268
0
6
Pendapatan Non Operasional
73,832
0
7
Jumlah Pendapatan
5,588,100
0
8
Beban Operasional
9
- Beban Bunga
1,778,919
0
542,534
0
1,347,518
0
208,622
0
10 - Beban Administrasi dan Umum 11 - Beban Personalia 12 - Penyisihan Aktiva Produktif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 - Beban Operasional Lainnya
707,399
0
4,584,992
0
45,195
0
4,630,187
0
17 Laba/Rugi sebelum Pajak Penghasilan (PPh)
957,913
0
18 Taksiran Pajak Penghasilan
145,843
0
19 Laba/Rugi Tahun Berjalan
812,070
0
14 Jumlah Beban Operasional 15 Beban Non Operasional 16 Jumlah Beban
Laporan Komitmen dan Kontinjensi (Ribuan Rp.) No
Pos-Pos
Posisi Desember 2009
Posisi Desember 2008
1
Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum ditarik
0
0
2
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
0
0
3
Lain-Lain
0
0
Jumlah Komitmen
0
0
1
Pendapatan bunga dalam penyelesaian
0
0
2
Lain-Lain
954,357
0
Jumlah Kontinjensi
954,357
0
Laporan Kualitas Aktiva Produktif & Informasi Lainnya (Ribuan Rp.) Keterangan 1. Penempatan pada bank lain
L
KL
D
M
Jumlah
1,610,000
0
0
0
1,610,000
2. Kredit yang diberikan
0
0
0
0
0
a. Kepada pihak terkait
0
0
0
0
0
b. Kepada pihak tidak terkait
42,965,489 1,206,368 664,484 314,417 45,150,758
3. Jumlah aktiva produktif
44,575,489 1,206,368 664,484 314,417 46,760,758
4. NPL net (%)
-
-
-
-
3.91
5. Rasio KPMM (%)
-
-
-
-
12.87
6. Loan to Deposit Ratio / LDR (%)
-
-
-
-
90.56
7. Return on Asset / ROA (%)
-
-
-
-
7.09
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGURUS BANK PEMILIK BANK Dewan Komisaris: Pemegang Saham: Direksi: Pemegang Saham Pengendali: * Laporan Keuangan Publikasi ini belum diaudit * Informasi keuangan di atas telah disusun untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia No.8/20/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/30/DPBPR tanggal 12 Desember 2006 perihal Laporan tahunan dan laporan Keuangan Publikasi BPR * Laporan Keuangan Publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Direksi BPR * Bagi BPR dengan total asset Rp.10 Milyar atau lebih wajib mencantumkan nama Kantor Akuntan Publik dan nama Akuntan Publik yang bertanggungjawab terhadap audit (partner incharge) * Laporan Keuangan Publikasi ini belum sepenuhnya mengacu pada Pedoman Akuntansi BPR Provinsi Jawa Tengah, 31 - Desember – 2009 DIREKSI PT. BPR Nguter Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT. BPR Nguter Surakarta JL. HONGGOWONGSO NO.69 JAYENGAN SERENGAN Periode: Desember - 2010
LAPORAN NERACA (Ribuan Rp.) Posisi Desember 2010
Posisi Desember 2009
8,435
147,189
0
0
a. Pada bank umum
2,907,570
5,454,358
b. Pada BPR
1,000,000
1,000,000
0
298,254
45,150,758
20,144,652
642,859
268,215
0
0
a. Tanah dan gedung
0
0
b. Akumulasi penyusutan gedung -/-
0
0
c. Inventaris
764,231
663,796
d. Akumulasi penyusutan inventaris -/-
371,318
310,838
Aktiva Lain-lain
3,377,015
121,872
Jumlah Aktiva
52,193,832
27,251,068
Posisi Desember 2010
Posisi Desember 2009
59,072
36,241
0
25,623
1,386,164
1,133,219
57,000
113,000
34,556,093
20,875,581
0
0
No
Pos-Pos AKTIVA
1
Kas
2
Sertifikat Bank Indonesia
3
Antarbank Aktiva
4
Kredit yang diberikan a. Pihak terkait b. Pihak tidak terkait
5
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/-
6
Aktiva dalam valuta asing
7
Aktiva tetap dan inventaris
8
No
Pos-Pos PASSIVA
1
Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar
2
Tabungan a. Pihak terkait b. Pihak tidak terkait
3
Deposito berjangka a. Pihak terkait b. Pihak tidak terkait
4
commit Kewajiban kepada Bank Indonesia
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Antarbank pasiva
5,740,000
0
6
Pinjaman yang diterima
2,860,000
0
7
Pinjaman subordinasi
0
0
8
Rupa-rupa Pasiva
1,145,812
144,293
9
Ekuitas : 10,000,000
10,000,000
5,900,000
5,900,000
c. Agio
0
0
d. Disagio -/-
0
0
e. Modal sumbangan
0
0
f. Modal pinjaman
0
0
g. Dana setoran modal
0
0
h. Cadangan revaluasi aktiva tetap
0
0
i. Cadangan umum
25,000
10,000
j. Cadangan tujuan
0
0
1,041
1,041
2,263,650
812,070
52,193,832
27,251,068
a. Modal dasar b. Modal yang belum disetor -/-
k. Laba yang ditahan l. Saldo Laba (Rugi) tahun berjalan Jumlah Pasiva
Laporan Laba Rugi (Ribuan Rp.) No
Pos-Pos
Posisi Desember 2010
Posisi Desember 2009
9,411,036
4,702,205
1
Pendapatan Operasional
2
- Bunga
3
- Provisi dan Komisi
129,816
226,514
4
- Lainnya
746,920
585,549
5
Jumlah Pendapatan Operasional
10,287,772
5,514,268
6
Pendapatan Non Operasional
54,948
73,832
7
Jumlah Pendapatan
10,342,720
5,588,100
8
Beban Operasional
9
- Beban Bunga
3,591,275
1,778,919
812,048
542,534
1,308,748
1,347,518
12 - Penyisihan Aktiva Produktif
848,893
208,622
13 - Beban Operasional Lainnya
972,843
707,399
7,533,807
4,584,992
10 - Beban Administrasi dan Umum 11 - Beban Personalia
14 Jumlah Beban Operasional
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 Beban Non Operasional
8,481
45,195
16 Jumlah Beban
7,542,288
4,630,187
17 Laba/Rugi sebelum Pajak Penghasilan (PPh)
2,800,432
957,913
536,782
145,843
2,263,650
812,070
18 Taksiran Pajak Penghasilan 19 Laba/Rugi Tahun Berjalan
Laporan Komitmen dan Kontinjensi (Ribuan Rp.) No
Pos-Pos
Posisi Desember 2010
Posisi Desember 2009
1
Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum ditarik
0
0
2
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
2,956,000
0
3
Lain-Lain
0
0
Jumlah Komitmen
2,956,000
0
1
Pendapatan bunga dalam penyelesaian
1,659,000
0
2
Lain-Lain
1,417,000
954,357
Jumlah Kontinjensi
3,076,000
954,357
Laporan Kualitas Aktiva Produktif & Informasi Lainnya (Ribuan Rp.) Keterangan
L
1. Penempatan pada bank lain
KL
D
M
Jumlah
1,610,000
0
0
0
1,610,000
2. Kredit yang diberikan
0
0
0
0
0
a. Kepada pihak terkait
0
0
0
0
0
b. Kepada pihak tidak terkait
42,965,489 1,206,368 664,484 314,417 45,150,758
3. Jumlah aktiva produktif
44,575,489 1,206,368 664,484 314,417 46,760,758
4. NPL net (%)
-
-
-
-
3.91
5. Rasio KPMM (%)
-
-
-
-
12.87
6. Loan to Deposit Ratio / LDR (%)
-
-
-
-
90.56
7. Return on Asset / ROA (%)
-
-
-
-
7.09
PENGURUS BANK Dewan Komisaris: BAMBANG SUBARTONO, SE DRS SRI DADI WIBOWO, MM Direksi: FRANSISCA PERMATA DEWI, SE.MM YUSAK ADI NUGROHO, SE
PEMILIK BANK Pemegang Saham: AUGUSTINE ESTHER (40.00%) Pemegang Saham Pengendali: DJOKO PONG SUGOTO
* Laporan Keuangan Publikasi ini telah diaudit oleh RACHMAD WAHYUDI commit to user * Informasi keuangan di atas telah disusun untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
No.8/20/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/30/DPBPR tanggal 12 Desember 2006 perihal Laporan tahunan dan laporan Keuangan Publikasi BPR * Laporan Keuangan Publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Direksi BPR * Bagi BPR dengan total asset Rp.10 Milyar atau lebih wajib mencantumkan nama Kantor Akuntan Publik dan nama Akuntan Publik yang bertanggungjawab terhadap audit (partner incharge) * Laporan Keuangan Publikasi ini belum sepenuhnya mengacu pada Pedoman Akuntansi BPR Provinsi Jawa Tengah, 31 - Desember - 2010 DIREKSI PT. BPR Nguter Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT. BPR Nguter Surakarta JL. HONGGOWONGSO NO.69 JAYENGAN SERENGAN Periode: Desember - 2011
LAPORAN NERACA (Ribuan Rp.) No
Posisi Desember 2011
Pos-Pos
Posisi Desember 2010
AKTIVA 1 Kas
241,474
8,435
0
0
a. Pada bank umum
7,519,633
2,907,570
b. Pada BPR
1,250,000
1,000,000
288,497
185,613
75,039,861
44,965,145
1,299,265
642,859
0
0
a. Tanah dan gedung
0
0
b. Akumulasi penyusutan gedung -/-
0
0
1,060,044
764,231
384,985
371,318
4,222,099
3,377,015
87,937,358
52,193,832
2 Sertifikat Bank Indonesia 3 Antarbank Aktiva
4 Kredit yang diberikan a. Pihak terkait b. Pihak tidak terkait 5
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/-
6 Aktiva dalam valuta asing 7 Aktiva tetap dan inventaris
c. Inventaris d. Akumulasi penyusutan inventaris -/8 Aktiva Lain-lain Jumlah Aktiva
No
Posisi Desember 2011
Pos-Pos PASSIVA
commit to user
Posisi Desember 2010
perpustakaan.uns.ac.id
1
digilib.uns.ac.id
Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar
78,522
59,072
107,326
34,801
1,523,650
1,351,363
926,000
878,000
46,353,368
33,735,093
0
0
9,600,000
5,740,000
20,318,603
2,860,000
0
0
1,569,620
1,145,812
10,000,000
10,000,000
5,000,000
5,900,000
c. Agio
0
0
d. Disagio -/-
0
0
e. Modal sumbangan
0
0
f. Modal pinjaman
0
0
g. Dana setoran modal
0
0
h. Cadangan revaluasi aktiva tetap
0
0
i. Cadangan umum
49,000
25,000
j. Cadangan tujuan
0
0
1,041
1,041
2,410,228
2,263,650
87,937,358
52,193,832
2 Tabungan a. Pihak terkait b. Pihak tidak terkait 3 Deposito berjangka a. Pihak terkait b. Pihak tidak terkait 4 Kewajiban kepada Bank Indonesia 5 Antarbank pasiva 6 Pinjaman yang diterima 7 Pinjaman subordinasi 8 Rupa-rupa Pasiva 9 Ekuitas : a. Modal dasar b. Modal yang belum disetor -/-
k. Laba yang ditahan l. Saldo Laba (Rugi) tahun berjalan Jumlah Pasiva
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Laporan Laba Rugi (Ribuan Rp.) No
Pos-Pos
Posisi Desember 2011
Posisi Desember 2010
1 Pendapatan Operasional 2 - Bunga
14,942,626
9,411,036
273,614
129,816
1,923,042
746,920
17,139,282
10,287,772
147,165
54,948
17,286,447
10,342,720
9 - Beban Bunga
7,028,979
3,591,275
10 - Beban Administrasi dan Umum
1,242,272
812,048
11 - Beban Personalia
2,234,626
1,269,167
12 - Penyisihan Aktiva Produktif
1,698,132
848,893
13 - Beban Operasional Lainnya
1,996,222
1,012,424
14,200,231
7,533,807
15,890
8,481
14,216,121
7,542,288
3,070,326
2,800,432
660,098
536,782
2,410,228
2,263,650
3 - Provisi dan Komisi 4 - Lainnya 5 Jumlah Pendapatan Operasional 6 Pendapatan Non Operasional 7 Jumlah Pendapatan 8 Beban Operasional
14 Jumlah Beban Operasional 15 Beban Non Operasional 16 Jumlah Beban 17
Laba/Rugi sebelum Pajak Penghasilan (PPh)
18 Taksiran Pajak Penghasilan 19 Laba/Rugi Tahun Berjalan
Laporan Komitmen dan Kontinjensi (Ribuan Rp.) No
Pos-Pos
Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum ditarik commit to user 2 Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum 1
Posisi Desember 2011
Posisi Desember 2010 0
0
5,713,484
2,956,000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ditarik 3 Lain-Lain Jumlah Komitmen 1 Pendapatan bunga dalam penyelesaian 2 Lain-Lain Jumlah Kontinjensi
0
0
5,713,484
2,956,000
807,699
1,659,000
2,459,493
1,417,000
3,267,192
3,076,000
Laporan Kualitas Aktiva Produktif & Informasi Lainnya (Ribuan Rp.) Keterangan
L
1. Penempatan pada bank lain
5,181,034
0
0
0
5,181,034
0
0
0
0
0
288,497
0
0
0
288,497
2. Kredit yang diberikan a. Kepada pihak terkait
KL
D
M
Jumlah
b. Kepada pihak tidak terkait
71,720,284 1,360,908 1,025,787 932,882 75,039,861
3. Jumlah aktiva produktif
77,189,815 1,360,908 1,025,787 932,882 80,509,392
4. NPL net (%)
-
-
-
-
3.19
5. Rasio KPMM (%)
-
-
-
-
9.19
6. Loan to Deposit Ratio / LDR (%)
-
-
-
-
88.53
7. Return on Asset / ROA (%)
-
-
-
-
4.23
PENGURUS BANK PEMILIK BANK Dewan Komisaris: Pemegang Saham: BAMBANG SUBARTONO,SE AUGUSTINE ESTHER (40.00%) DRS SRI DADI WIBOWO,MM Direksi: Pemegang Saham Pengendali: FRANSISCA PERMATA DEWI,SE.MM DJOKO PONG SUGOTO YUSAK ADI NUGROHO,SE * Laporan Keuangan Publikasi ini telah diaudit oleh RACHMAD WAHYUDI commit to user * Informasi keuangan di atas telah disusun untuk memenuhi Peraturan Bank
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Indonesia No.8/20/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/30/DPBPR tanggal 12 Desember 2006 perihal Laporan tahunan dan laporan Keuangan Publikasi BPR * Laporan Keuangan Publikasi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Direksi BPR * Bagi BPR dengan total asset Rp.10 Milyar atau lebih wajib mencantumkan nama Kantor Akuntan Publik dan nama Akuntan Publik yang bertanggungjawab terhadap audit (partner in-charge) * Laporan Keuangan Publikasi ini belum sepenuhnya mengacu pada Pedoman Akuntansi BPR Provinsi Jawa Tengah, 31 - Desember - 2011 DIREKSI PT. BPR Nguter Surakarta
commit to user