ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DAN FAKTOR INTERNAL EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHINYA
Skripsi
Oleh: Nuryana Sari NIM : 106081002476
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
Identitas Pribadi 1. Nama
: Nuryana Sari
2. Tempat & tanggal lahir
: Jakarta, 18 Desember 2010
3. Alamat
: Jl. Karang Tengah Rt.007/ 08 No. 03 Lebak Bulus, Cilandak, Jak- Sel
4. Anak ke-
: 10 dari 10 bersaudara
II. Pendidikan 1. SD
: SD Negeri 05 Pagi Lebak Bulus
2. SMP
: SMP Negeri 226 Jakarta
3. SMA
: SMA Negeri 66 Jakarta
4. SI
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. Pengalaman Organisasi Paskibraka SMA 66 Jakarta
: Bendahara
BEM Manajemen
: Sekretaris Divisi Lit-bang
IV. Latar Belakang Keluarga 1. Ayah
: Naumar
2. Ibu
: Masiti
3. Alamat
: Jl. Karang Tengah Rt.007/08 No.03 Lebak Bulus, Cilandak, Jak- Sel
iv
ABSTRACT
This study examines the efficiency of Islamic banking and the determinant factors of internal external which effected. This study using the DEA as a tool of bank efficiency analysis because of its the eminence to analyze the level of banking efficiency. Then proceed with an analysis fixed effects regression method (MET) to analyze the determinant factors of internal and external Islamic banking efficiency, that is profitability, size, market power, capitalization, SBI, inflation and economic growth. The results proved that based on the production approach, intermediation approach, and asset approaches the average level relative efficiency of Islamic Banking less than 100%. Then The panel data regression model proved that based on production approaches, profitability variable effects Islamic Banks efficiency levels. Beside that the result also proved variable size effect efficiency level of Islamic Banks and variable profitability effect efficiency level of Syariah Business Unit by the intermediation approach. While the asset approach, proved variable size effect level of efficiency Islamic Banks and variable market power and size effect level efficiency of Syariah Business Unit. Keywords: Efficiency, DEA (Data Envelopment Analysis) and regression panel.
v
ABSTRAK
Penelitian ini mambahas efisiensi perbankan syariah dan faktor internal eksternal yang mempengaruhinya. Dengan keunggulan- keunggulan yang dimiliki DEA sebagai alat analisis efisiensi bank, maka penelitian ini menggunakan DEA dalam mengukur tingkat efisiensi perbankan syariah. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis regresi metode efek tetap (MET) untuk menganalisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal perbankan syariah yaitu, profitabilitas, size, market power, kapitalisasi, SBI, inflasi, dan economic growth. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan pendekatan produksi, pendekatan intermediasi, dan pendekatan aset rata- rata tingkat efisiensi relatif Perbankan Syariah kurang dari 100%. Dengan analisis regresi model panel data, penelitian ini berhasil membuktikan bahwa berdasarkan pendekatan produksi terdapat pengaruh variabel profitabilitas terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah. Dengan pendekatan intermediasi terbukti adanya pengaruh variabel size untuk tingkat efisiensi Bank Umum Syariah dan variabel profitabilitas untuk tingkat efisiensi Unit Usaha Syariah. Sedangkan dengan pendekatan aset, terbukti terdapat pengaruh variabel size untuk tingkat efisiensi Bank Umum Syariah dan variabel market power dan size untuk tingkat efisiensi Unit Usaha Syariah. Kata kunci: Efisiensi, DEA (Data Envelopment Analysis) dan regresi panel.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa memberikan curahan rahmat dan hidayah beserta nikmat yang tiada tara, terutama nikmat sehat wal afiat, nikmat iman dan Islam sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah dan Faktor Internal Eksternal yang Mempengaruhinya” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SWA yang telah membawa kita dari jaman kegelapan sampai jaman yang terang- benderang seperti saat ini dengan segala ilmu pengetahuan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Ekonomi Strata Satu (SI), Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak- pihak yang telah berkenan memberikan bantuan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain kepada: 1.
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui dan memberikan izin kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2.
Indo Yama Nasarudin, SE, MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen yang telah memberikan persetujuan dalam penyusunan skripsi ini.
3.
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4.
Murdiyah Hayati. S. Kom., MM, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
vii
5.
Untuk kedua orang tuaku, yang terus memberikan doa, kasih sayang, perhatian, dan perjuangan mereka untuk tetap membiayai kuliahku, semoga kelulusan ini menjadi kado terindah dan dapat sedikit membalas kasih sayangmu.
6.
Abang- abang, kakak ipar, dan keponakanku tersayang, yang selalu memberikan semangat dan perhatiannya untuk kelancaran skripsi ini, selalu menghibur dikala kejenuhan datang menyapa.
7.
Untuk `gajaH ku,,makasiE selama ini selalu ada untuk `kutU, g’ pernah ninggalin `kutU walaupun selalu jadi tempat marah- marah tapi tetap sabar dan tetap sayang sama `kutU,,semoga ini jadi awal yang menggembirakan untuk kita dan bisa jadi sedikit bukti cinta `kutU ke `gajaH.
8.
Teman- teman D’TroC, Manajemen Perbankan, Keuangan, dan Pemasaran 2006, terutama untuk `Anak tiri` dan `Tante tiri`, yang selalu siap untuk diminta bantuannya dan selalu memberi semangat serta doa untuk kelancaran penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak- pihak lain yang membutuhkan.
Jakarta, 07 Juni 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan........................................................................................... i Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................. ii Lembar Komprehensif ....................................................................................... iii Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... iv Abstrak . ............................................................................................................ v Abstract ........................................................................................................... vi Kata Pengantar ............................................................................................... vi Daftar Isi ....................................................................................................... viii Daftar Tabel .................................................................................................... ix Daftar Gambar ............................................................................................... xi Daftar Lampiran ............................................................................................ xii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 12 A. Landasan Teori ........................................................................... 12 1.
Karakteristik Dasar Perbankan Syariah ................................. 12
2.
Konsep Pengukuran Efisiensi Perbankan .............................. 14
3.
Metode Pengukuran Efisiensi ............................................... 17
4.
Data Envelopment Analysis (DEA) ...................................... 23
5.
Hubungan Input dan Output Variabel Pengukuran Efisiensi . 25
6.
Determinan Tingkat Efisiensi ............................................... 26
B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 30 C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 33 D. Hipotesis Penelitian..................................................................... 36
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 38 A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 38 B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 38 C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 39 D. Metode Analisis .......................................................................... 40 E. Operasional Variabel Penelitian .................................................. 47 1.
Definisi Variabel Input dan Output Penelitian ...................... 47
2.
Definisi dan Operasionalisasi Faktor Determinan Tingkat Efisiensi ............................................................................... 51
3.
Spesifikasi Variabel Input dan Output Pengukuran Tingkat Efisiensi ............................................................................... 53
4.
Alat Bantu Pengolahan Data ................................................. 56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................. 57 A. Gambaran Umum ........................................................................ 57 B. Hasil Pengukuran Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah ............... 64 1.
Hasil Perhitungan Efisiensi Pendekatan Produksi ................. 66
2.
Hasil Perhitungan Efisiensi Pendekatan Intermediasi ............ 68
3.
Hasil Perhitungan Efisiensi Pendekatan Aset ........................ 69
C. Peringkat Skor Efisiensi .............................................................. 71 1.
Peringkat Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Produksi .......... 71
2.
Peringkat Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Intermediasi .... 72
3.
Peringkat Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Aset................. 73
D. Pergerakan Skor Efisiensi ........................................................... 74 1.
Pergerakan Skor Efisiensi Pendekatan Produksi ................... 74
2.
Pergerakan Skor Efisiensi Pendekatan Intermediasi .............. 75
3.
Pergerakan Skor Efisiensi Pendekatan Aset .......................... 76
E. Pengujian Hipotesis Efisiensi ...................................................... 77 F. Analisis Regresi Metode Efek Tetap (MET) ................................ 79 1.
Hasil Regresi Pendekatan Produksi ...................................... 79
2.
Hasil Regresi Pendekatan Intermediasi ................................. 82
x
3. BAB V
Hasil Regresi Pendekatan Aset ............................................. 85
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 90 A. Kesimpulan ................................................................................. 90 B. Saran- saran ................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 94 LAMPIRAN ................................................................................................... 97
xi
DAFTAR TABEL
Keterangan
Tabel 3. 1
Spesifikasi Variabel Input dan Output Pendekatan Produksi
3. 2
54
Spesifikasi Variabel Input dan Output Pendekatan Intermediasi
3. 3
Hal
55
Spesifikasi Variabel Input dan Output Pendekatan Aset
55
4. 1
Perkembangan Aset Perbankan Syariah 2005- 2009
60
4. 2
Perkembangan DPK Perbankan Syariah 2005- 2009
62
4. 3
Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah 2005- 2009
63
4. 4
Skor Efisiensi Berdasarkan Orientasi Input
71
4. 5
Peringkat Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Produksi
4. 6
72
Peringkat Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Intermediasi
73
4. 7
Peringkat Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Aset
73
4. 8
Pergerakan Skor Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Produksi
4. 9
75
Pergerakan Skor Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Intermediasi
4. 10
76
Pergerakan Skor Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Aset
77
4. 11
Rata- rata Efisiensi Seluruh Bank
78
4. 12
Rata- rata Skor Efisiensi Perbankan Syariah
78
xii
DAFTAR GAMBAR
Keterangan
Gambar
Hal
2. 1
Kerangka Pemikiran
35
3. 2
Efficient Frontier Model CCR
42
3. 3
Efficient Frontier Model BCC
43
4. 1
Perkembangan Aset Perbankan Syariah 2005- 2009
61
4. 2
Perkembangan DPK Perbankan Syariah 2005- 2009
62
4. 3
Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah 2005- 2009
64
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Keterangan
Hal
1
Indeks Periode Penelitian
97
2
Kode Decision Making Unit (DMU)
98
3
Variabel Input Output Pendekatan Produksi
100
4
Variabel Input Output Pendekatan Intermediasi
102
5
Variabel Input Output Pendekatan Aset
104
6
Data Faktor Internal dan Eksternal
106
7
Output Hasil Uji Efisiensi Perbankan Syariah
108
8
Output Hasil Uji Regresi MET
124
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Kinerja industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang surut dalam beberapa dekade terakhir. Pada umumnya, kinerja perbankan Indonesia sebelum terjadinya krisis ekonomi cukup baik dan menunjukkan kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari mobilisasi dana pada tahun 1996 mencapai Rp. 414 trilliun, dana pihak ketiga, giro, tabungan dengan deposito serta kredit mengalami kenaikan menjadi Rp. 304 trilliun dari Rp. 266 trilliun. Efisiensi pada tahun tersebut juga masih dapat dikatakan baik. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional menunjukkan nilai 92 %, ROE 16,96 %, CAR menunjukkan peningkatan (rata- rata) 12,10%. Namun sejak terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 perbankan swasta maupun persero banyak yang mengalami kesulitan keuangan, sehingga pada 1 Nopember 1997 16 bank dilikuidasi, 7 bank dibekukan operasinya pada April 1998 dan pada 13 Maret 1999 terdapat 38 bank yang dilikuidasi. Pada saat bank konvensional mengalami penurunan pendapatan, justru perbankan syariah mengalami peningkatan pendapatan. Perbankan syariah masih dapat memenuhi kinerja yang relatif lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari relatif rendahnya penyaluran pembiayaan yang bermasalah (non performing loan) pada perbankan syariah dan tidak terjadinya negatif spread 1 1
dalam kegiatan operasionalnya. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi terutama berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank. Selain itu, sistem bagi hasil perbankan syariah yang diterapkan dalam produkproduknya menyebabkan bank tersebut relatif mempertahankan kinerjanya dan tidak hanyut oleh tingkat suku bunga simpanan yang melonjak sehingga beban operasional lebih rendah dari bank konvensional (Novita Wulandari, 2004). Oleh karena itu, perbankan syariah mampu menyediakan modal investasi dengan biaya modal investasi yang relatif lebih rendah dibanding perbankan konvensional kepada masyarakat Indonesia. Belajar dari pengalaman buruk saat krisis keuangan melanda Indonesia pada tahun 1998 yang banyak memakan korban perbankan di Indonesia, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2001 (Lembaran Republik Indonesia Tahun 2001 No. 71) yang bertujuan menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan. Selain PP tersebut bertujuan menciptakan industri perbankan yang kuat dan daya saing tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko. PP tersebut tidak hanya mengatur tentang perbankan konvensional tetapi mengatur tentang perbankan di Indonesia secara keseluruhan termasuk perbankan syariah di dalamnya. Karena itu, industri perbankan syariah walaupun terbukti lebih tahan menghadapi krisis pada tahun 1998 juga tetap
2
diharapkan dapat menjalankan aktivitasnya dengan mengacu kepada prinsip prudential banking. Seiring dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian makro dan semakin kompetitifnya persaingan dalam industri perbankan, perbankan syariah dituntut memiliki tingkat efisiensi dan daya saing yang tinggi. Efisiensi merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, dalam hal ini industri perbankan baik secara makro ataupun secara mikro. Dari sisi makro terkait dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, perbankan yang efisien sangat diperlukan untuk menunjang tercapainya stabilitas harga dan akan memberikan dampak positif pada sektor-sektor
lain.
Sedangkan
dari
sisi
mikro
tingkat
efisiensi
menggambarkan kemampuan bank mengelola input dan outputnya. Sehingga pengukuran efisiensi dan analisa terhadap determinan atau faktor-faktor menjadi hal yang sangat penting untuk mengevaluasi seberapa efisien operasional dari perbankan syariah dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi tersebut, sehingga perbankan syariah dapat meningkatkan efisiensinya. Otoritas perbankan di Indonesia, dalam hal ini Bank Indonesia sangat menaruh perhatian terhadap tingkat efisiensi industri perbankan.. Bank sentral sangat berkepentingan terhadap terciptanya suatu sistem perbankan yang sehat dan efisien untuk menopang program-program stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi makro. Oleh karena itu pengukuran efisiensi dibutuhkan untuk menilai efektifitas transmisi kebijakan moneter terhadap
3
perkembangan perbankan termasuk perbankan syariah. Peningkatan efisiensi operasi dan daya saing industri perbankan syariah merupakan fokus kegiatan yang penting dalam pengembangan dan pengaturan perbankan syariah nasional sebagaimana tercermin dalam misi pengembangan perbankan syariah nasional. Bank Muamalat Indonesia yang merupakan bank syariah pertama di Indonesia yang berdiri pada tahun 1992 kini bukanlah pemain tunggal dalam persaingan merebut potensi keuangan syariah yang ada di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir jumlah bank yang menawarkan jasa perbankan syariah bertambah dari hanya 5 bank yang diantaranya terdapat dua bank umum syariah pada tahun 2000 menjadi 166 yang terdiri dari 5 bank umum, 24 unit usaha syariah 137 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah pada akhir tahun 2009 (Statistik Perbankan Syariah: 2009). Masih merujuk pada Statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan oleh Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, pada tahun 2009 jumlah asset perbankan syariah mencapai 2,5% dari total asset perbankan nasional, yaitu mencapai Rp 59,996 triliun. Total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sejumlah Rp 46,539 triliun pada September 2009 dan perbankan syariah telah menyalurkan dalam berbagai bentuk pembiayaan sebesar Rp 46,046 triliun. Melalui Financing to Deposit Ratio atau Loan to Deposit Ratio Bank umum dan unit usaha syariah yang mencapai 98,11%
kemudian disusul Bank
Pembiayaan Rakyat syariah sebesar 131,55% mencerminkan fungsi intermediasi yang dilaksanakan dengan baik bahkan lebih baik jika
4
dibandingkan dengan perbankan secara keseluruhan yang hanya mencapai 65,24%. Walaupun
perkembangan
perbankan
syariah
sebagai
lembaga
intermediasi di Indonesia sepuluh tahun terakhir semakin pesat dan mulai diperhitungkan ternyata perbankan syariah masih belum mampu berperan besar dalam industri perbankan nasional yang menganut sistem dual banking. Kontribusi atau share perbankan syariah terhadap perbankan nasional sebesar 2,5% pada akhir tahun 2009 relatif belum dapat diperhitungkan sebagai lembaga yang dapat mempengaruhi indikator-indikator ekonomi makro, sebaliknya tidak dapat dipungkiri variabel makro seperti inflasi, dan pergerakan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mempengaruhi operasional dan efisiensi perbankan syariah baik secara langsung maupun tidak langsung, meskipun pengaruhnya bersifat umum, yaitu berdampak terhadap seluruh bank. Oleh karena itu untuk internal bank penelitian mengenai pengaruh variabel makro seperti tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi dan kebijakan moneter seperti tingkat bunga Sertifikat bank Indonesia (SBI) dan variabel mikro seperti tingkat profitabilitas, kapitalisasi, dan Market Power diperlukan untuk mengetahui besarnya dampak variabel makro dan mikro tersebut terhadap tingkat efisiensi bank sehingga manajemen bank dapat menyusun program-program perbaikan peningkatan efisiensi (performance) dan mengantisipasi pengaruh yang merugikan bank. Terkait dengan efisiensi perbankan, nasabah bank sebagai pengguna jasa keuangan sangat berkepentingan dengan efisiensi lembaga perbankan karena
5
mereka terkait langsung dengan risiko dan biaya yang akan mereka tanggung dan manfaat yang akan mereka peroleh dari melakukan transaksi dengan suatu bank. Bank yang efisien pada umumnya cenderung dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para nasabahnya dengan tarif yang lebih kompetitif. Dilain pihak, bank yang tidak efisien biasanya cenderung menetapkan pricing dalam bentuk ínterest margin dan biaya transaksi yang tinggi. Hal ini jelas kurang menguntungkan bagi nasabah pengguna jasa perbankan. Pada dasarnya tingkat kesehatan suatu bank, termasuk tingkat efisiensinya dapat dinilai dengan menggunakan berbagai indikator, salah satu sumber yang dapat dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan dari bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan lembaga perbankan dapat dikalkulasikan sejumlah rasio keuangan yang dapat dimanfaatkan untuk memprediksi tingkat keuntungan, memprediksi masa depan, dan untuk mengantisipasi kondisi di masa depan (Vicky Rahma Putri dan Niki Lukviarman : 2004). Namun, pendekatan analisis ini memiliki kelemahan yang disebabkan oleh kesulitan dan validitas hasil perhitungan rasio keuangan melalui perbandingan dua perusahaan yang secara relative memiliki karakteristik berbeda. Dalam mengevaluasi kinerja lembaga perbankan dapat digunakan rasio keuangan dengan mengkombinasikannya dengan teknik nonparametrik sehingga menjadi saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
6
Salah satu teknik non-parametrik yang telah banyak digunakan dalam penelitian lain untuk mengukur efisiensi di berbagai bidang atau industri adalah teknik Data Envelopment Analysis (Jibendu Kumar Mantri: 2008). Priyonggo Suseno (2008) meneliti efisiensi dan skala ekonomi pada industri perbankan syariah di Indonesia dengan teknik DEA. Input variabel yang digunakan adalah biaya bagi hasil, biaya lainnya dan asset. Sedangkan variable output adalah pendapatan bunga, pendapatan lainnya dan volume kredit. Dengan sampel 10 bank, penelitian ini menyimpulkan bahwa secara umum perbankan syariah di Indonesia tahun 1999-2004 cukup efisien dan tidak terdapat skala ekonomis di dalamnya. Vicky Rahma Putri dan Niki Lukviarman (2008) mengukur kinerja bank komersil dengan analisis DEA. Variabel yang digunakan adalah efisiensi yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 17 bank yang dijadikan sampel penelitian, tidak ditemukan bank yang konsisten beroperasi secara efisien selama 3 tahun periode penelitian. Margaretha Tri Utami (2008) meneliti faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank syariah selama 3 (tiga) tahun. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa pendapatan negara dan equity to total assets yang baik akan berpengaruh secara positif terhadap kinerja. Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki DEA sebagai alat analisis efisiensi bank, penulis akan menggunakan DEA dalam mengukur tingkat efisiensi perbankan syariah. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan
7
analisis regresi metode efek tetap (MET) untuk menganalisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal perbankan syariah yaitu, profitabilitas, size, market power, kapitalisasi, SBI, inflasi dan economic growth. Dengan penambahan beberapa faktor internal dan eksternal penelitian ini akan melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya yang menganalisis efisiensi perbankan di Indonesia, antara lain Surifah (2002) yang meneliti kinerja perbankan swasta nasional dengan menggunakan CAMEL, Priyonggo Suseno (2008) yang meneliti efisiensi perbankan syariah dikaitkan dengan besarnya asset yang dimiliki, Zaenal Abidin (2007) yang meneliti efisiensi pada bank umum dan Donsyah Yudhistira (2003) yang meneliti tingkat efisiensi 18 bank syariah di berbagai Negara. Maka penulis mengangkat judul “Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah dan Faktor Internal Eksternal yang Mempengaruhinya”. Penulis
melakukan
pembatasan
masalah
dengan
tujuan
dalam
pembahasan selanjutnya tidak mengalami perluasan. Adapun batasan masalah tersebut adalah : 1.
Penelitian ini dilakukan pada perbankan syariah di Indonesia.
2.
Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu triwulan I tahun 2006 sampai dengan triwulan II tahun 2009.
8
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisa: 1.
Bagaimana tingkat efisiensi perbankan syariah dilihat dari pendekatan produksi, pendekatan intermediasi, dan pendekatan asset?
2.
Apakah faktor internal bank seperti kapitalisasi, tingkat profitabilitas, market power, size dan faktor eksternal bank seperti, economic growth, inflasi, dan pergerakan tingkat suku bunga Surat Berharga Bank Indonesia (SBI) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah?
3.
Apakah faktor internal bank seperti kapitalisasi, tingkat profitabilitas, market power, size dan faktor eksternal bank seperti, economic growth, inflasi, dan pergerakan tingkat suku bunga Surat Berharga Bank Indonesia (SBI) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat efisiensi Unit Usaha Syariah?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah : 1.
Menganalisis tingkat efisiensi perbankan syariah dilihat dari pendekatan produksi, pendekatan intermediasi, dan pendekatan aset.
2.
Menganalisis
faktor
internal
bank
seperti
kapitalisasi,
tingkat
profitabilitas, market power, size dan faktor eksternal bank seperti, economic growth, inflasi, dan pergerakan tingkat suku bunga Surat
9
Berharga Bank Indonesia (SBI) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah. 3.
Menganalisis
faktor
internal
bank
seperti
kapitalisasi,
tingkat
profitabilitas, market power, size dan faktor eksternal bank seperti, economic growth, inflasi, dan pergerakan tingkat suku bunga Surat Berharga Bank Indonesia (SBI) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat efisiensi Unit Usaha Syariah.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Bagi Perbankan Syariah Informasi tentang hal-hal yang berkaitan tentang evaluasi kinerja terlebih tentang efisiensi dalam beroperasi sangat penting untuk manajemen. Dengan informasi tersebut, manajemen dapat merancang strategi operasi yang efisien untuk meningkatkan kinerja dan daya saing dengan perusahaan yang lain.
2.
Pemerintah dan Bank Indonesia Bagi pemerintah dan juga Bank Indonesia tentu saja sangat berkepentingan dengan informasi tentang pengaruh kebijakan-kebijakan yang mereka buat. Apakah kebijakan tersebut efektif mendorong pertumbuhan perbankan syariah atau sebaliknya kontraproduktif dengan pertumbuhan perbankan syariah.
10
3.
Peneliti/Akademisi Penelitian ini dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya tentang efisiensi perbankan di Indonesia pada umumnya dan sektor perbankan syariah secara khusus.
4.
Masyarakat Masyarakat luas mendapat penjelasan tentang efisiensi perbankan, sebagai bahan pertimbangan dalam hal menitipkan dana mereka. Dengan mengetahui baik tidaknya kinerja bank, masyarakat akan terhindar dari resiko yang tidak diinginkan pada saat mereka menitipkan dananya ke bank.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Karakteristik Dasar Perbankan Syariah Bank
Syariah
adalah
bank
yang
beroperasi
dengan
tidak
mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, Bank Islam (Bank Syariah) adalah
lembaga
keuangan
yang
usaha
pokoknya
memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2004; 1). Bank Syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil (Y. Sri Susilo, 2000; 110). Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa- jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan prinsip- prinsip syariah (Heri Sudarsono, 2003; 18). Antonio dan Perwaatmadja membedakan bank syariah menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah (1) bank yang beropeasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam; (2) adalah bank yang tata cara
12 12
12
beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Quran dan Hadis. Sementara bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Dalam
tata
cara
bermuamalat
ini
menghindari
praktek
yang
dikhawatirkan mengandung unsur riba dan diisi dengan kegiatankegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan (Muhammad, 2004; 1). Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi Islam dengan karakteristik, yakni : a.
Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya.
b.
Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money).
c.
Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas.
d.
Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif.
e.
Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang.
f.
Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad. Oleh karena itu, dalam operasinya perbankan syariah tidak
menerapkan sistem bunga seperti bank konvensional tetapi menerapkan sistem bagi hasil. Hal ini sesuai dengan fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 yang menggolongkan bunga bank termasuk riba, dan menurut AlQur`an riba adalah haram.
13
2.
Konsep Pengukuran Efisiensi Perbankan Kinerja merupakan status organisasi secara keseluruhan dibanding pesaingnya, atau terhadap suatu standar, baik internal maupun standar eksternal. Kinerja organisasi bersifat multidimensional, oleh sebab itu harus ditentukan atas dasar berbagai profil ukuran. Profil ukuran yang populer antara lain: ekonomi, efektifitas, dan efisiensi. Penelitian ini memfokuskan pada pengukuran efisiensi (Priyonggo Suseno: 2008). Efisiensi adalah suatu istilah yang sifatnya relatif, yaitu selalu harus dikaitkan dengan kriteria tertentu. Ahli ekonomi melihat efisiensi dari dua sudut pandang, sudut pandang positif dan normatif. Pandangan positif didasarkan pada prilaku manusia yang selalu mencari peningkatan nilai atau value (utility maximization dan profit maximization theory). Pencarian value adalah pendorong terciptanya mekanisme pasar. Jika tercapai suatu situasi dimana masih ada value yang belum tereksploitasi, prilaku manusia adalah selalu berusaha mencari jalan untuk mencapai value tersebut. Pandangan normatif berakar dari keinginan untuk membuat kebijakan. Untuk menilai apakah kebijakan yang satu lebih baik dari pada kebijakan yang lainnya, dibutuhkan suatu dasar untuk perbandingan (Surifah: 2002). Konsep efisiensi diawali dari konsep teori produksi yang menjelaskan hubungan teknis antara faktor input dan faktor output. Fungsi produksi menggambarkan proses pentransformasian input menjadi output pada satu periode tertentu. Salah satu model yang
14
digunakan untuk menjelaskan fungsi produksi adalah model fungsi production frontier. Garis ini menggambarkan hubungan antara input dan output dalam proses produksi. Garis frontier produksi ini mewakili tingkat output maksimum dari setiap penggunaaan input yang mewakili penggunaan teknologi dari suatu perusahaan atau industri. Keunggulan dari model fungsi produksi frontier adalah kemampuannya untuk menganalisa keefisienan dan ketidakefisienan teknis suatu proses produksi (Cinca C. Serrano: 2002). Ditinjau dari teori ekonomi ada dua macam pengertian efisiensi, yaitu efisiensi teknis dan efisiensi ekonomi. Efisiensi teknis mempunyai sudut pandang mikroekonomi, sedangkan efisiensi ekonomi mempunyai sudut pandang makroekonomi. Pengukuran efisiensi teknis cenderung terbatas pada hubungan teknis dan operasional dalam proses konversi input menjadi output. Sedangkan dalam efisiensi ekonomi, harga tidak dapat dianggap sudah ditentukan (given), karena harga dapat dipengaruhi oleh kebijakan makro (Donsyah Yudhistira: 2003). Berkaitan dengan hal ini, Farrel (1957) telah mengemukakan bahwa efisiensi sebuah perusahaan terdiri dari dua komponen yaitu: (1) technical efficiency dan (2) allocative efficiency. Technical efficiency menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memilih kombinasi input yang optimal pada tingkat harga dan teknologi tertentu. Efisiensi teknis (technical perusahaan
efficiency)
memusatkan
menggunakan
input
perhatian dalam
pada
kemampuan
menghasilkan
output
15
dibandingkan dengan best practise. Sedangkan efisiensi alokatif (allocative efficiency) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan inputnya, dengan struktur harga dan teknologi produksinya. Kedua ukuran ini yang kemudian dikombinasikan menjadi efisiensi ekonomi (economic efficiency). Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien secara ekonomi jika dapat meminimalkan biaya produksi untuk menghasilkan output tertentu dengan suatu tingkat teknologi yang umumnya digunakan serta harga pasar yang berlaku. Menurut Lovell (1994), efisiensi teknis hanya merupakan salah satu komponen dari efisiensi ekonomi secara keseluruhan. Namun dalam rangka mencapai efisiensi ekonominya suatu perusahaan harus efisien secara teknis. Dalam rangka mencapai tingkat keuntungan (profit) yang maksimal, perusahaan harus memproduksi output yang maksimal dengan input tertentu (efisien teknis) dan memproduksi output dengan kombinasi yang tepat dengan tingkat harga tertentu (efisiensi alokatif). Di
sektor
perbankan,
pengukuran
efisiensi
(performance
measurement) juga merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan untuk mengetahui kinerja dari sistem perbankan tersebut. Dapat dikemukakan tiga alasan penting mengapa studi mengenai efisiensi di sektor perbankan amat penting dilakukan yaitu: pertama, industri perbankan memegang peranan yang sangat krusial dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Disamping sebagai produsen jasa
keuangan,
industri
ini
juga
berperan
sebagai
penggerak
16
pembangunan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja sebagai sumber pendapatan masyarakat. Dalam kaitan ini, sistem perbankan masih merupakan pemain utama dalam intermediasi antara pihak-pihak yang membutuhkan dana, sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan produktifitas sumber-sumber keuangan (financial resources) masyarakat. Kedua, lembaga perbankan menghadapi tantangan globalisasi dan persaingan internasional yang semakin tajam. Persaingan tidak hanya terjadi antara sesama bank domestik tetapi juga antara bank domestik dengan bank asing. Dengan kondisi persaingan yang semakin terbuka tersebut maka bank-bank domestik yang kurang efisien, misalnya biaya operasinya tinggi, sangat mungkin akan tersingkir dari pasar. Ketiga, konsep dan informasi hasil penelitian dapat menjadi masukan penting bagi berbagai pihak terkait dengan industri perbankan. Para pimpinan bank dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja bank sementara para investor dapat menggunakannya untuk mengambil keputusan investasi. Demikian pula dengan otoritas moneter dan perbankan yang juga mempunyai kepentingan terhadap efisiensi perbankan karena kinerja dari sektor perbankan bisa berpengaruh terhadap kinerja sektor-sektor ekonomi lainnya. 3.
Metode Pengukuran Efisiensi Terdapat beberapa metode untuk mengukur kinerja suatu organisasi baik standard internal maupun eksternal, antara lain dengan analisis rasio dan analisis frontier.
17
a.
Analisis Rasio Analisis Rasio ini merupakan pendekatan tradisional dengan menggunakan rasio-rasio keuangan seperti pengukuran Return on Asets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasi/ Pendapatan Operasi (BOPO). Untuk pengukuran efisiensi suatu unit kegiatan ekonomi multi ouput dan multi output biasanya dipergunakan
analisis
rasio
secara
bersamaan.
Kelemahan
pendekatan rasio adalah kesulitan untuk menentukan unit kegiatan ekonomi mana yang paling efisien apabila analisis dilakukan terhadap sejumlah unit kegiatan ekonomi yang memiliki bidang usaha yang sama. b. Analisis Efisien Frontier Menurut Berger, A. N. Dan Humprey D.B (1997), beberapa tahun terakhir ini perhitungan kinerja lembaga keuangan lebih difokuskan kepada efisien frontier atau X-efficiency, yang mengukur penyimpangan dari lembaga keuangan berdasarkan ‘best practice’ atau berlaku umum pada frontier efisiensinya. Jadi analisis efisien frontier dari suatu lembaga keuangan diukur melalui bagaimana kinerja lembaga keuangan tersebut relatif terhadap perkiraan kinerja lembaga keuangan terbaik dari industri tersebut, dengan catatan semua lembaga keuangan tersebut menghadapi kondisi pasar yang sama.
18
Analisis efisien frontier cukup superior bagi sebagian besar standar rasio keuangan yang digunakan oleh regulator, manager lembaga keuangan atau konsultan industri dalam menganalisa kinerja keuangan. Efisien frontier superior karena ukuran dari efisien frontier menggunakan teknik pemrogaman atau statistik yang menghilangkan pengaruh dari perbedaan dalam harga input dan faktor pasar eksogen lainnya yang mempengaruhi kinerja standar atau rasio dalam rangka mendapatkan estimasi yang terbaik berdasarkan kinerja para manager. Analisis rasio dan analisis frontier merupakan alat analisis yang dapat digunakan sesuai kebutuhan analisa dan penelitian. Analisis rasio merupakan pendekatan parsial sedangkan analisis frontier bersifat lebih menyeluruh (total faktor productivity measures). Dalam perkembangannya, analisis frontier ini lebih diutamakan karena hasil pengukurannya lebih objektif, bisa didapatkan dari ukuran-ukuran
numerik,
ukuran
kinerja
relatif
yang
bisa
memasukkan banyak faktor seperti faktor biaya (input), keuntungan (output) dan faktor-faktor lainnya untuk menghitung efisiensi relatif dibandingkan dengan kinerja terbaik institusi pada industri sejenis. Berbagai informasi mengenai struktur dari frontier dan efisiensi relatif dari unit ekonomi mengandung berbagi kebijakan terapan, dimana hal ini sesuai diterapkan untuk pengukuran efisiensi bank syariah. Pendekatan frontier seperti DEA sebenarnya bertitik tolak
19
dari analisis rasio yaitu rasio output terhadap input (output/input), perbedaannya adalah DEA mengkombinasikan seluruh input dan output secara terintegrasi. c.
Pendekatan Parametrik dan Non parametrik Untuk analisis frontier ada dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan non-parametrik dan parametrik. Pendekatan menggunakan
parametrik ekonometrik
melakukan yang
pengukuran
stokastik
dan
dengan berusaha
menghilangkan gangguan dari pengaruh ketidakefisienan. Metode parametrik meliputi Stochastic Frontier Approach (SFA), Thick Frontier Approach (TFA), dan Distribution Free Approach (SFA). Metode non parametrik dengan program linier (Non parametric Linear Progamming Approach) melakukan pengukuran
non
parametrik dengan menggunakan pendekatan yang tidak stokastik dan cenderung mengkombinasikan gangguan dan ketidakefisienan. Metode non parametrik meliputi Free Disposal Hull (FDH) dan Data Envelopment Analysis (DEA). Perbedaan antara pendekatan parametrik dan non parametrik, prosedur parametrik untuk melihat hubungan antara input dan output diperlukan informasi yang akurat untuk harga input dan variabel eksogen lainnya. Pengetahuan mengenai bentuk fungsi yang tepat dari frontier dan struktur dari an on-sided error (jika digunakan), dan ukuran sampel yang cukup dibutuhkan untuk menghasilkan
20
kesimpulan secara statistika (statistical inferences). Pendekatan non parametrik tidak menggunakan informasi, sehingga sedikit data yang dibutuhkan, lebih sedikit asumsi yang diperlukan dan sampel yang lebih sedikit dapat dipergunakan. Namun demikian, kesimpulan secara statistika tidak dapat diambil jika menggunakan metode non parametrik. Untuk mengatasi hal ini, salah satu cara yang digunakan adalah analisa regresi yang dikenal dengan ”two step procedure”. Ide dasar dari metode ini yaitu memperlakukan nilai-nilai efisiensi (efficiency score) yang dihasilkan oleh model DEA sebagai data atau indeks
dan
kemudian
menggunakan
analisa
regresi
untuk
menjelaskan variasi yang terjadi diantara nilai-nilai efisiensi tersebut. Pendekatan parametrik dan non parametrik mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh suatu frontier yang akurat. Namun demikian, kedua pendekatan menggunakan metode yang berbeda untuk mencapai tujuan tersebut. Pendekatan parametrik menghasilkan stochastic frontier sedangkan pendekatan parametrik menghasilkan production frontier. Perbedaan utama lainnya adalah bahwa pendekatan parametrik memasukkan random error pada frontier, sementara pendekatan non parametrik tidak memasukkan random error. Sebagai konsekwensinya, pendekatan non parametrik tidak dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti perbedaan harga antar daerah, perbedaan peraturan, perilaku baik buruknya data,
21
observasi yang ekstrim, dan lain sebagainya sebagai faktor-faktor ketidakefisienan. Dengan demikian, pendekatan non parametrik dapat digunakan untuk mengukur inefisiensi secara lebih umum. Kelemahan dari pendekatan non parametrik adalah satu outlier dapat secara signifikan mempengaruhi perhitungan dari efisiensi dari setiap perusahaan. Namun demikian, hal tersebut tidak terlalu merisaukan karena kedua pendekatan akan menghasilkan hasil yang mirip. Hal ini akan terjadi jika sampel yang dianalisis merupakan unit yang sama dan menggunakan proses produksi yang sama. Pendekatan non parametrik mempunyai beberapa keuntungan relatif dibandingkan dengan teknik parametrik. Dalam mengukur efisiensi, pendekatan non parametrik mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai referensi yang dapat membantu untuk mencari penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan, yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial. Selain itu, pendekatan non parametrik tidak memerlukan spesifikasi yang lengkap dari bentuk fungsi yang menunjukkan hubungan produksi dan distribusi dari observasi. Selain itu pendekatan parametrik sangat tergantung pada asumsi mengenai data produksi dan distribusi. Dengan referensi penelitian sebelumnya, penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dan analisis regresi model panel data dengan menggunakan software
22
DEA Frontier dan software EViews. Model DEA dipilih karena mampu mengukur efisiensi dengan lebih umum, telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian efisiensi sebelumnya dan menggunakan software yang digunakan untuk pemrosesan data relatif mudah diperoleh dan dioperasionalkan. Sedangkan, analisis regresi model panel data dipilih karena jenis data yang digunakan adalah data panel. Disamping itu, software DEA Frontier dan EViews yang akan digunakan untuk pemrosesan data relatif mudah diperoleh dan dioperasionalkan. 4.
Data Envelopment Analysis (DEA) Data
Envelopment
Analysis
(DEA)
adalah
sebuah
teknik
pemrograman matematis yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi relatif dari sebuah kumpulan unit- unit pembuat keputusan atau Decision Making Units (DMU) dalam mengelola sumber daya (input) dengan jenis yang sama sehingga menjadi hasil (output) dengan jenis yang sama pula, di mana hubungan bentuk fungsi dari input ke output tidak perlu diketahui. Metode DEA pertama kali ditemukan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada tahun 1978. Model yang berorientasi pada input berdasarkan asumsi Constant Return to Scale sehingga dikenal dengan model CCR. Dalam model CCR setiap DMU akan dibandingkan dengan seluruh DMU yang ada di sampel dengan asumsi bahwa kondisi internal dan eksternal DMU adalah sama. Kritik terhadap asumsi CCR bahwa
23
asumsi ini hanya sesuai untuk kondisi di mana seluruh DMU beroperasi pada skala optimal. Namun dalam kenyataanya, meskipun DMU tersebut beroperasi dengan sumber daya (input) yang sama dan menghasilkan output yang sama pula tetapi kondisi internal dan eksternalnya mungkin berbeda yang bisa mengakibatkan sebuah DMU tidak beroperasi pada skala optimal, misalnya kondisi persaingan yang tidak sempurna. Model CCR lebih tepat digunakan untuk menganalisis kinerja pada perusahaan manufaktur, karena dalam pendekatan CCR ini mengikuti konsep Constant Returns to Scale, artinya penambahan satu input harus menambah satu output. Jika asumsi CCR tetap digunakan untuk DMU yang tidak beroperasi secara optimal maka akan timbul ketidakjelasan inefficiency yang disebabkan technical efficiency dan bercampur dengan scale efficiency. Sehubungan dengan kelemahan asumsi CCR tersebut, muncul asumsi alternatif variable return to scale, yang dikenal dengan model BCC (Banker, Charnes, dan Coopers). Model BCC merupakan pengembangan dari model CCR untuk memenuhi kebutuhan penelitian. Perbedaan utama model CCR dengan BCC adalah model pertama menghasilkan evaluasi terhadap overall efficiency sementara model kedua telah dapat memisahkan technical efficiency dengan scale efficiency. Variable return to scale berarti bahwa penambahan input sebesar x kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar x kali, bisa lebih
24
kecil atau lebih besar x kali. Pendekatan BCC ini relatif lebih tepat digunakan dalam menganalisis efisiensi kinerja pada perusahaan jasa, dalam hal ini bank syariah. Karena dalam perusahaan jasa, faktor dari sumber daya manusia lebih signifikan peranannya dibandingkan dengan faktor- faktor lainnya, seperti kas, modal, dan lain- lain. a.
Pengukuran Berorientasi Input (Input Oriented Measure) Pengukuran berorientasi input menunjukkan sejumlah input dapat dikurangi secara proporsional tanpa mengubah jumlah output yang dihasilkan.
b. Pengukuran Berorientasi Output (Output Oriented Measure) Orientasi
output
mengukur
apabila
sejumlah
output
dapat
ditingkatkan secara proporsional tanpa mengubah jumlah output yang digunakan. 5.
Hubungan Input dan Output Variabel Pengukuran Efisiensi Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan input dan output yang digunakan untuk pengukuran efisiensi dari institusi keuangan, yaitu pendekatan produksi (production approach), pendekatan intermediasi (intermediation approach) dan pendekatan asset (asset approach). a.
Pendekatan Produksi (Production Approach) Pada bank syariah pendekatan produksi melihat aktivitas bank sebagai sebuah produksi jasa bagi para pemilik dana (shohibul mal) dan pengelola dana (mudharib). Pendekatan ini mendefinisikan
25
output sebagai penjumlahan dari rekening-rekening pendapatan utama dari operasional bank, pendapatan non-operasional dan pendapatan lainnya. Sedangkan input institusional adalah biaya tenaga kerja dan modal serta pembayaran nisbah bagi hasil. b. Pendekatan Intermediasi (Intermediation Approach) Pada bank syariah pendekatan ini menerangkan aktivitas perbankan sebagai pentransformasian dana yang dimiliki yang berasal dari giro wadiah, tabungan dan deposito mudharabah (dana pihak ketiga) menjadi dana yang digunakan untuk pembiayaan oleh mudharib. Output dalam pendekatan ini diukur melalui pembiayaan mudharabah, murabahah, ijarah, istishna dan salam. Sedangkan input dalam pendekatan ini dihitung dari jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal pada aktiva tetap dan material lainnya. c.
Pendekatan Aset (Asset Approach) Pada bank syariah pendekatan asset pada bank syariah mengukur
kemampuan
perbankan
dalam
menanamkan
atau
mengelola dana dalam bentuk pembiayaan, surat-surat berharga, alternatif pengelolaan asset lainnya dan aktiva lancar yang dimiliki sebagai output. Sedangkan untuk inputnya diukur dari total asset yang dimiliki bank. 6.
Determinan Tingkat Efisiensi Setelah penentuan variabel- variabel input dan output untuk mengukur tingkat efisiensi, langkah selanjutnya adalah meneliti variabel-
26
variabel yang diduga memiliki hubungan terhadap tingkat efisiensi. Determinan yang mempengaruhi efisiensi di mana manajemen bank tidak dapat mengontrol faktor tersebut dapat dilihat dari aspek internal bank dan aspek eksternal bank. a.
Faktor Internal Faktor internal mencerminkan kondisi di dalam perbankan atau karakteristik dari bank itu sendiri seperti kapitalisasi, size (ukuran bank), profitabilitas, market power, dan lain- lain. 1) Kapitalisasi Kapitalisasi menunjukkan kemampuan modal yang dimiliki oleh bank untuk mengakumulasikan asset yang dimiliki oleh bank. Kapitalisasi ini sangat penting karena bank sebagai lembaga intermediasi harus bisa meningkatkan kapitalisasinya untuk melakukan pembiayaan sekaligus memperkecil resiko dari penarikan dana besar- besaran oleh nasabah (rush). 2) Size (Ukuran bank) Besarnya
tingkat
kapitalisasi
yang
dimiliki
bank
merefleksikan size (ukuran) yang dimiliki oleh suatu bank. Size yang dipresentasikan oleh total asset merupakan variabel yang sangat umum digunakan dalam penelitian tingkat efisiensi bank. Dasar pertimbangan penggunaan size adalah untuk melihat apakah terdapat economic of scale pada bank- bank anggota sample yang diobservasi. Dengan kata lain, apakah peningkatan
27
jumlah aset bank dapat menaikkan tingkat efisiensi atau tingkat produktifitasnya. 3) Profitabilitas Profitabilitas merupakan salah satu ukuran bagi perusahaan untuk
menilai
efektifitas
manajemen
perusahaan
dalam
menghasilkan laba perusahaan. Tingkat profitabilitas dihitung dari perbandingan net income (laba bersih) yang diperoleh bank dibandingkan Total Aset yang dimiliki oleh bank. 4) Market Power Market Power diukur dari penghimpunan dana bank terhadap penghimpunan dana suatu negara pada tiap tiap periode. Market Power yang dicerminkan oleh rasio Dana Pihak Ketiga (DPK) bank syariah dengan total DPK perbankan nasional. Data Market Power dihitung dari perbandingan dana pihak ketiga Bank Umum Syariah dengan total dana pihak ketiga perbankan di Indonesia dengan menggunakan software Microsoft Excel. b. Faktor Eksternal Faktor- faktor eksternal juga diperkirakan berpengaruh terhadap tingkat efisiensi bank, meskipun pengaruhnya bersifat umum, yaitu berdampak terhadap seluruh bank. Faktor eksternal yang mempunyai korelasi yang kuat dengan operasional perbankan antara lain kondisi ekonomi yang dicerminkan oleh tingkat inflasi, dan kebijakan
28
moneter yang dicerminkan oleh tingkat bunga bank sentral dan pergerakan nilai tukar. 1) Tingkat Inflasi Dalam operasional perbankan, tingkat inflasi berpengaruh terhadap meningkatnya komponen biaya operasional seperti biaya gaji karyawan atau biaya personalia. Inflasi yang tinggi memberi dampak turunnya efisiensi perekonomian termasuk efisiensi sektor perbankan. Selain itu, inflasi yang sangat tinggi akan mengakibatkan kepercayaan pada lembaga keuangan dan perbankan akan turun. 2) Economic Growth (Pertumbuhan Ekonomi) Economic Growth atau pertumbuhan ekonomi diukur dari pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto). Peningkatan pertumbuhan
ekonomi
dapat
dilihat
dari
peningkatan
pendapatan yang pada umumnya akan menyebabkan tabungan masyarakat juga meningkat. Dengan kata lain, hal ini menyebabkan jumlah tabungan atau dana masyarakat (dana pihak ketiga) yang disimpan di bank juga akan meningkat. Peningkatan
DPK
perbankan.
Semakin
akan
berimplikasi
besar
DPK
terhadap
yang
efisiensi
dikelola
bank
menyebabkan cost of fund yang aharus dibayar juga ikut meningkat. Dan hal ini juga akan mempengaruhi tingkat
29
efisiensi bank akibat dari peningkatan cost of fund yang harus dikeluarkan bank. 3) Kebijakan Moneter Di dalam pasar keuangan, sumber ekspektasi utama adalah kebijakan bank sentral khususnya suku bunga pasar uang. Di Indonesia, suku bunga yang menjadi acuan bagi bank adalah BIRate dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Tidak dapat dipungkiri SBI menjadi salah satu indikator bagi bank dalam menentukan tingkat bunga tabungan, deposito dan investasi. Efisiensi perbankan syariah dapat diakibatkan oleh faktor- faktor eksternal seperti pergerakan tingkat SBI karena fungsi yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari perbankan syariah adalah fungsi dari input dan output bank seperti harga tenaga kerja, modal fisik dan pendanaan.
B. Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian tentang pengukuran efisiensi perbankan telah dilakukan. Pendekatan yang digunakan mulai dari yang sederhana, yaitu rasio antara output-input, pendekatan analisis input-output atau pendekatan analisis stokastik. Priyonggo Suseno (2008) meneliti efisiensi dan skala ekonomi pada industri perbankan syariah di Indonesia dengan teknik DEA. Variabel yang digunakan terdiri dari berbagai variabel yang diambil dari laporan keuangan
30
masing- masing bank konvensional dan bank murni syariah, yaitu terdiri dari input dan output yang diambil dari Bank Indonesia. Untuk bank umum syariah, inputnya berupa biaya bagi hasil, biaya lainnya dan asset. Outputnya terdiri dari pendapatan bunga, pendapatan lainnya dan volume kredit. Untuk UUS, inputnya berupa biaya bunga, biaya lainnya dan asset, outputnya terdiri dari pendapatan utama, pendapatan lainnya dan volume pembiayaan.Dengan sampel 10 bank, penelitian ini menyimpulkan bahwa secara umum perbankan syariah di Indonesia tahun 1999-2004 cukup efisien yang ditunjukkan dengan tingkat in-efisiensi rata- rata mencapai hanya sekitar 7%. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi perbankan umum syariah dengan bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah. Di sisi lain, ditemukan bahwa tidak terdapat skala ekonomis dalam perbankan syariah di Indonesia. Vicky Rahma Putri dan Niki Lukviarman (2008) mengukur kinerja bank komersil dengan analisis DEA. Variable yang digunakan adalah efisiensi yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang paling mencerminkan pencapaian efisiensi bank komersil, yaitu rasio efisiensi dan rasio rentabilitas. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 17 bank yang dijadikan sampel penelitian, tidak ditemukan bank yang konsisten beroperasi secara efisien selama 3 tahun periode penelitian. Hanya ada satu bank (Bank Lippo) yang konsisten beroperasi secara efisien pada 2 tahun penelitian (2003 dan 2004). Hanya terdapat sebagian kecil bank komersil di Indonesia yang mampu berkinerja baik dan dapat digolongkan ke dalam bank yang relative efisien.
31
Margaretha Tri Utami (2008) meneliti faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank syariah selama 3 (tiga) tahun. Variable yang diteliti terdiri dari variable dependen yaitu Before Tax Profit, Return On Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE). Sedangkan variable independennya adalah Non-Interest Margin. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa pendapatan negara dan equity to total assets yang baik akan berpengaruh secara positif terhadap kinerja. Sedangkan inflasi, liabilities to total assets akan berpengaruh secara negative terhadap kinerja bank. Tetapi, overhead mempengaruhi secara positif terhadap Non Interest Margin. Wibowo (2003) mengukur efisiensi perbankan syariah di Indonesia tahun 2002-2003 dengan analisis DEA. Jumlah bank yang dijadikan sampel sebanyak 2 bank murni syariah dan 8 bank konvensional dengan unit usaha syariah. Variabel inputnya yaitu bunga, biaya lainnya dan asset. Sedang outputnya yaitu pendapatan bunga, pendapatan lainnya dan kredit. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 10 bank tersebut, bank umum syariah
merupakan
bank
yang
paling
efisien
dalam
menjalankan
operasionalnya bahkan apabila dibanding dengan bank konvensional yang lainnya tidak kalah baik kinerjanya. Yudistira (2003) meneliti tingkat efisiensi 18 perbankan syariah di berbagai Negara tahun 1997- 2000. Input variabel yang digunakan terdiri dari upah tenaga kerja, asset tetap, dan total deposito sedangkan outputnya terdiri dari total pinjaman, pendapatan lainnya dan asset liquid. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa tahun 2000 merupakan tahun yang paling efisien.
32
Industri perbankan syariah yang telah berpengalaman menunjukkan efisiensi pada tahun 1998 dan 1999 rata- rata sebesar 0,870 dan 0,897 dibandingkan dengan tahun 1997 dan 2000 yang besarnya rata-rata 0,902 dan 0,909. Besarnya efisiensi pada tahun 1998 lebih berpengaruh kepada efisiensi secara teknis daripada skala efisiensi yang ada. Untuk menganalisis besarnya hubungan efisiensi dan skala, bank-bank Islam yang memiliki total asset lebih dari $600 miliar dikategorikan sebagai bank besar dan bank-bank yang memiliki total asset di bawah $600 miliar dapat dikategorikan sebagai bankbank sedang dan kecil. Apabila dilihat dari skala efisiensi, dapat terlihat jelas bahwa skala inefisiensi terjadi pada bank-bank besar, sedang skala terendah yang bernilai 0,915 pada tahun 1998.
C. Kerangka Pemikiran Dari Gambar. 2. 1 dapat dilihat hubungan antar variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Ada dua hubungan yang dapat diterangkan dari gambar tersebut. Pertama, bersumber pada laporan keuangan Perbankan Syariah yang telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia, didapatlah posisi neraca dan laporan laba rugi bank yang bersangkutan. Selanjutnya dengan menggunakan teknik DEA (Data Evelopment Analysis), akan dilihat hubungan variable input dan output yang dibedakan atas tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, intermediasi, dan pendekatan aset dalam menentukan skor efisiensi. Hubungan yang kedua adalah melihat hubungan
33
dan pengaruh variabel determinan yang terdiri dari variabel internal dan eksternal yang mempengaruhi efisiensi perbankan syariah.
34
Gambar. 2. 1 : Kerangka Pemikiran Perbankan Syariah
Laporan Keuangan
Lap. Laba dan Rugi
Neraca
DEA Pengukuran Efisiensi Orientasi Input
Pendekatan Produksi Input - Nisbah bagibhasil - Biaya personalia - Biaya operasional lainnya Output - Pendapatan operasional utama - Pendapatan lainnya
Pendekatan Intermediasi Input - Biaya personalia - Fixed asset - DPK Output - Murabahah - Mudharabah
Pendekatan Aset Input - Total asset Output - Murabahah - Mudharabah - Aktiva lancar
EFISIENSI
DETERMINAN EFISIENSI
Faktor Internal
- Kapitalisasi - Profitabilitas - Size - Market Power
Faktor Eksternal - Kebijakan Moneter (SBI) - Kondisi Ekonomi (Growth & Inflasi)
35
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan asumsi-asumsi di atas penulis melakukan rumusan hipotesa penelitian sebagai berikut: 1.
Tingkat efisiensi perbankan syariah: H0 : Rata- rata perbankan syariah relatif tidak beroperasi secara efisien. Ha : Rata- rata perbankan syariah relatif beroperasi secara efisien.
2.
Hubungan faktor internal bank kapitalisasi, tingkat profitabilitas, market power, size dan faktor eksternal bank economic growth, inflasi, dan pergerakan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan efisiensi Bank Umum Syariah: H0 : Kapitalisasi, tingkat profitabilitas, market power, size, economic growth, inflasi, dan pergerakan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah. Ha : Kapitalisasi, tingkat profitabilitas, market power, size, economic growth, inflasi, dan pergerakan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah.
3.
Hubungan faktor internal bank kapitalisasi, tingkat profitabilitas, market power, size dan faktor eksternal bank economic growth, inflasi, dan pergerakan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan efisiensi Unit Usaha Syariah:
36
H0
:
Kapitalisasi, tingkat profitabilitas, market power, size, economic
growth, inflasi, dan pergerakan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat efisiensi Unit Usaha Syariah. Ha : Kapitalisasi, tingkat profitabilitas, market power, size, economic growth, inflasi, dan pergerakan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat efisiensi Unit Usaha Syariah.
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dalam penelitian ini yaitu Bank Syariah yang ada di wilayah hukum Republik Indonesia yang berdiri dan beroperasi berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Dalam hal ini perbankan syariah yang berdiri dan beroperasi pada periode Maret 2006 sampai dengan Juni 2009.
B. Metode Penentuan Sampel Pengambilan sampel untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu, pengambilan sampel yang dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik dengan kriteria sampel. Maka didapatlah sampel penelitian yang berjumlah lima bank, yang terdiri dari tiga Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia. Sedangkan dua Unit Usaha Syariah yang diteliti yaitu Bank Jabar dan Banten, dan Bank Permata. Bersumber dari bank- bank tersebut dikumpulkan data- data tentang laporan keuangan yang menjadi sampel penelitian. Semua data- data tersebut merupakan data triwulanan laporan keuangan Bank Syariah.
38 38
C. Metode Pengumpulan Data 1.
Library research Library research atau riset kepustakaan yaitu data yang kami peroleh dari buku- buku, jurnal serta bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam hal ini mengutip beberapa teori yang membantu pembahasan dalam penelitian ini.
2.
Sumber data Data bank yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari
publikasi bank berupa neraca dan
laporan laba rugi dari setiap bank yang dijadikan sampel penelitian yang sudah dipublikasikan di website Bank Indonesia dan website Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tersebut selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Data- data untuk faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi terdiri dari data faktor internal dan faktor eksternal. Data faktor internal seperti kapitalisasi, profitabilitas, market power dan size diperoleh dari perhitungan menggunakan software Microsoft Excel. Data untuk faktor eksternal tingkat inflasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Sedangkan data pergerakan suku bunga Bank Indonesia diperoleh dari data tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) juga diperoleh dari data SBI satu bulan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
39
D. Metode Analisis 1.
Deskripsi data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas mungkin mengenai hubungan satu variabel dengan beberapa variabel lainnya. Sedangkan penelitian korelasi adalah penelitian yang ingin melihat hubungan antar variabel. Dua atau lebih variabel diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi diantara mereka.
2.
Analisis data a.
Analisis dengan Teknik Data Envelopment Analysis (DEA) Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik Data Envelopment Analysis (DEA) sebagai teknik nonparametrik untuk mengukur efisiensi sektor perbankan syariah Indonesia. Pada dasarnya prinsip kerja model DEA adalah membandingkan data input dan output dari suatu organisasi data (Decision Making Unit, DMU) dengan data input dan output lainnya pada DMU yang sejenis. DMU adalah sebuah sumber daya, dalam hal ini adalah perbankan syariah. Operasionalisasi teknik DEA dalam mengevaluasi sebuah DMU sebagai sesuatu yang efisien secara teknis jika hal itu memiliki rasio yang baik dari setiap output dan juga setiap input. Rangkain kegiatan
40
tersebut mampu menunjukkan signifikansi dari hubungan outputinput yang akan di ukur. Efisiensi =
jumlah tertimbang input jumlah tertimbang output
n
∑µ
k
Efficiency of DMU0 =
yrj
k =1 m
∑v x i
ij
i −1
Dimana: k = DMU yang akan dievaluasi m = jumlah input n = jumlah output xij = nilai input ke-i DMU j yrj = nilai output ke-r DMU j µ k = bobot DMU k untuk DMU yang dievaluasi vi = bobot DMU j untuk DMU yang dihitung Model DEA yang digunakan dalam penelitian ini adalah model constant return to scale dan variable return to scale. Model constant return to scale dikembangkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes dan disebut
juga
model
CCR
pada
tahun
1978.
Model
ini
mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input dan output adalah sama, artinya jika ada penambahan input sebesar x kali, maka output akan meningkat sebesar x kali juga (Gambar. 3. 2). Asumsi
41
lain yang digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap perusahaan atau DMU beroperasi secara optimal.
Gambar. 3. 2 : Efficient Frontier Model CCR
output
input Sumber: Centre for Efficiency and Productivity Analysis Working Papers
Model variable return to scale dikembangkan oleh Banker, Charnes, dan Rhodes (model BCC) pada tahun 1984 dan merupakan pengembangan dari model CCR. Model ini beranggapan bahwa perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang optimal. Asumsi dari model ini adalah rasio antara penambahan input dan output tidak sama. Artinya, penambahan input sebesar x kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar x kali, bias lebih kecil atau lebih besar dari x kali (Gambar 3. 3).
42
Gambar. 3. 3: Efficient Frontier Model BCC output
input Sumber: Centre for Efficiency and Productivity Analysis Working Papers
Pendekatan BCC lebih baik dalam menghitung tingkat efisiensi teknis yang sebenarnya tanpa dibatasi kendala apapun, karena pendekatan BCC menghitung tingkat efisiensi secara lokal bukan secara global. b. Analsis Regresi Model Panel Data (Metode Efek Tetap) Untuk melihat pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap tingkat efisiensi Bank Syariah di Indonesia dilakukan analisis regresi dengan Metode Efek Tetap (MET). Alasan penggunaan metode Metode Efek Tetap ini karena data yang digunakan adalah data panel, tujuannya adalah untuk memungkinkan adanya perubahan α pada setiap i dan t. Model matematis panel data untuk pengujian pengaruh faktor internal dan eksternal dibagi dua yaitu model panel data untuk Bank
43
Umum Syariah dan model panel data untuk Unit Usaha Syariah. Untuk model panel data Bank Umum Syariah dapat dituliskan sebagai berikut: EFFit = α+β1SBIit+ SIZEit+ β3EGit+ β4Inflasiit+ β5Kapitalit
+
β6Profitit+ β1MrkPwrit+ γ2W2t + γ3W3t + …+ γNWNt + δ2Zi2 + δ3Zi3 +…+ δNZiN + εit Dimana: EFF
= Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah
SBI
= Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
SIZE
= Total Asset yang Dimiliki Bank Syariah
EG
= Economic Growth
Inflasi
= Tingkat Inflasi
Kapital
= Rasio Equitas Terhadap Modal
Profit
= Tingkat profitabilitas bank
MrkPwr = Market Power a
=Konstanta
ε
=Error term
i
=DMU ke-i
t
=Periode ke-t
W&Z
=Variabel Dummy yang didefinisikan sebagi berikut:
Wit
= 1 ; untuk BMI; i=1(BMI),2(BSM), 3(BMS), = 0 : lainnya
Zit
=1 ; untuk peride triwulan I-2006; t=1, 2,…,12
44
= 0 : lainnya Sedangkan untuk model panel data unit usaha syariah dapat dituliskan sebagai berikut: EFFit = α+β1SBIit+ SIZEit+ β3EGit+ β4Inflasiit+ β5Kapitalit
+
β6Profitit+ β1MrkPwrit+ γ2W2t + γ3W3t + …+ γNWNt + δ2Zi2 + δ3Zi3 +…+ δNZiN + εit Dimana: EFF
= Tingkat Efisiensi Unit Usaha Syariah
SBI
= Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
SIZE
= Total Asset yang Dimiliki Bank Syariah
EG
= Ecomic Growth
Inflasi
= Tingkat Inflasi
Kapital
= Rasio Equitas Terhadap Modal
Profit
= Tingkat profitabilitas bank
MrkPwr = Market Power a
=Konstanta
ε
=Error term
i
=DMU ke-i
t
=Periode ke-t
W&Z
=Variabel Dummy yang didefinisikan sebagi berikut:
Wit
= 1 ; untuk BP; i=1(BP),2(BJB) = 0 : lainnya
Zit
=1 ; untuk peride triwulan I-2006; t=1, 2,…,12
45
= 0 : lainnya Model panel data mempunyai beberapa kelebihan yaitu dapat membedakan efek individual dan efek waktu, dan MET juga tidak perlu mengasumsikan komponen error tidak berkorelasi dengan variabel bebas yang mungkin sulit dipenuhi. Pertimbangan lain menggunakan model panel data ini adalah karena jumlah waktu (T) lebih besar dibandingkan jumlah individu (N) (Nachrowi dan Usman, 2006). Dalam hal ini jumlah T model panel data Bank Umum Syariah sama dengan 14 sedangkan jumlah N hanya tiga dan jumlah T model panel data Unit Usaha Syariah sama dengan 14 dan jumlah N hanya dua. Oleh karena itu model panel data sesuai digunakan dalam penelitian ini. Jadi dalam penelitian ini kita akan menganalisis bagaimana pengaruh beberapa faktor internal dan eksternal yang menjadi variabel bebas (SBI, Economic Growth, Inflasi, Kapital (rasio equitas terhadap modal), Profit, Size dan MP) terhadap tingkat efisiensi 3 Bank Umum Syariah dan 2 Unit Usaha Syariah di Indonesia selama 14 periode, triwulan I-2006 sampai dengan triwulan II-2009 dengan alat bantu menggunakan software EViews. Analisis pengaruh ini akan dilihat dari tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan intermediasi dan pendekatan aset.
46
E. Operasional Variabel Penelitian 1.
Definisi Variabel Input dan Output Penelitian Definisi dari masing- masing variabel input dan output penelitian untuk efisiensi Perbankan Syariah dengan pendekatan non parametrik Data Envelopment Analysis (DEA) adalah sebagai berikut : a.
Biaya Nisbah Bagi Hasil (X1) sebagai Variabel Input Biaya nisbah bagi hasil adalah biaya yang dibayarkan bank kepada pemegang dana yang menempatkan uangnya di bank syariah dalam berbagai bentuk produk antara lain giro, tabungan, dan deposito. Nisbah bagi hasil merupakan hak pihak ketiga atas hasil pengelolaan dana mereka oleh bank. Biaya nisbah bagi hasil merupakan komponen biaya operasional terbesar bagi bank yang diperoleh dari laporan laba rugi bank syariah dan unit syariah.
b. Biaya Personalia (X2) sebagai Variabel Input Biaya personalia digunakan sebagai proksi dari pemakaian tenaga kerja sebagai faktor produksi. Masing- masing bank mempunyai kebijakan tersendiri mengenai bentuk dan struktur fasilitas yang diberikan kepada pegawainya. Walaupun demikian gaji masih tetap merupakan komponen utama biaya personalia sebuah lembaga perbankan secara umum. Biaya personalia merupakan bagian dari biaya operasional dan dicantumkan dalam laporan laba rugi. 47
c.
Biaya Lainnya (Diluar Biaya Personalia) (X3) sebagai Proksi dari Variabel Input Physical Capital Physical Capital merupakan salah satu variable input yang sangat
penting
perannya
dalam
menghasilkan
output yang
diinginkan. Terdapat banyak sekali komponen modal fisik yang dipergunakan bank dalam kegiatan- kegiatan menghasilkan output tersebut seperti gedung, perangkat computer, kendaraan, berbagai bentuk pelayanan nasabah dan sebagainya. Besarnya pemakaian variable input ini tergambar dari besarnya jumlah biaya operasional lainnya di luar biaya personalia yang dikeluarkan bank pada suatu periode tertentu. Biaya operasional lainnya diambil dari laporan laba rugi bank. d. Aktiva Tetap / Fixed Asset (X4) sebagai Variabel Input Aktiva tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi biaya penyusutan, kecuali hak atas tanah dan bangunan yang telah dinilai
kembali
dengan
harga
pasar
berdasarkan
peraturan
pemerintah. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus. Posisi aktiva tetap yang dimiliki oleh bank pada suatu periode tertentu diambil dari laporan neraca bank.
48
e.
DPK (X5) sebagai Variabel Input Dana pihak ketiga terdiri dari simpanan giro wadiah pihak ketiga, pihak ketiga yang mempunyai hubungan istimewa, investasi tidak terikat dengan bank berupa tabungan mudharabah dan deposito mudharabah.
f.
Total Aset (X6) sebagai Variabel Input Total asset atau total aktiva terdiri dari kas, penempatan pada Bank Indonesia, Giro pada bank lain, surat berharga yang dimiliki bank, piutang bank terdiri dari piutang murabahah, piutang istishna, piutang pendapatan ijarah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pinjaman qardh, aktiva yang diperoleh untuk ijarah, aktiva istishna dalam penyelesaian, aktiva pajak tangguhan, aktiva tetap dan aktiva lain- lain bersih.
g.
Pendapatan Operasional Utama (Y1) sebagai Variabel Output Pendapatan operasi utama terdiri dari pendapatan jual beli yang terdiri dari pendapatan margin murabahah, pendapatan bersih salam paralel, pendapatan bersih istishna paralel, dan pendapatan sewa dari pendapatan bersih ijarah. Pendapatan bagi hasil terdiri dari pendapatan bagi hasil mudharabah dan pendapatan bagi hasil musyarakah.
49
h. Pendapatan Operasi Lainnya (Y2) sebagai Variabel Output Pendapatan operasi utama lainnya terdiri dari pendapatan dari bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), penempatan pada bank syariah lain, dan surat berharga syariah lainnya. i.
Pembiayaan Mudharabah (Y3) sebagai Variabel Output Pembiayaan
mudharabah
yang
diberikan
merupakan
pembiayaan yang diberikan bank selain pembiayaan murabahah yaitu pembiayaan salam, pembiayaan istishna, pembiayaan ijarah (sewa menyewa), pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Posisi pembiayaan mudharabah yang diberikan pada suatu periode tertentu diambil dari laporan neraca bank. j.
Pembiayaan Murabahah (Y4) sebagai Variabel Output Pembiayaan murabahah diambil dari posisi piutang murabahah yang timbul dari transaksi jual beli berdasarkan akad murabahah. Posisi piutang murabahah yang diberikan pada suatu periode tertentu diambil dari laporan neraca bank.
k. Aktiva Lancar (Y5) sebagai Variabel Output Aktiva lancar terdiri dari kas yang dimiliki bank, penempatan pada Bank Indonesia, Giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, surat- surat berharga yang dimiliki bank, piutang murabahah,
50
pembiayaan
istishna,
ijarah,
pembiayaan
musyarakah
dan
pembiayaan mudharabah yang diberikan bank. Posisi aktiva lancar yang dimiliki bank pada suatu periode tertentu diambil dari laporan neraca bank. 2.
Definisi dan Operasionalisasi Faktor Determinan Tingkat Efisiensi Setelah penilaian tingkat efisiensi bank- bank yang menjadi objek penelitian, langkah berikutnya adalah melakukan pengujian terhadap pengaruh beberapa variabel penjelas yang diduga mempunyai pengaruh terhadap tingkat efisiensi. Operasionalisasi dari faktor- faktor yang akan dimasukkan dalam model regresi linier berganda sebagai berikut: a.
Tingkat Efisiensi sebagai Variabel Dependent (EFF) Tingkat efisiensi merupakan nilai efisiensi yang dihitung dengan software DEA. Nilai efisiensi yang menjadi variabel bebas merupakan nilai efisiensi model BCC yang berorientasi input yang diuji berdasarkan tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan intemediasi dan pendekatan aset.
b. Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai Variabel Independent Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang menjadi variabel independent penelitian ini adalah tingkat suku bunga SBI satu bulan periode Maret 2006 sampai dengan periode Juni 2009.
Data SBI satu bulan diperoleh dari website Bank
Indonesia.
51
c.
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi sebagai Variabel Independent (Economic Growth) Tingkat
pertumbuhan
ekonomi
yang
menjadi
variabel
independent penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi Maret 2006 sampai dengan Juni 2009. Tingkat pertumbuhan ekonomi ini dihitung berdasarkan perubahan PDB berdasarkan harga berlaku. Data pertumbuhan ekonomi diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. d. Tingkat Inflasi sebagai Variabel Independent (Inflasi) Tingkat inflasi yang menjadi variabel independent penelitian ini adalah tingkat inflasi Maret 2006 sampai dengan Juni 2009. Data inflasi diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. e.
Kapitalisasi sebagai Variabel Independent (Capital) Kapitalisasi menunjukkan kemampuan modal yang dimiliki oleh bank untuk mengakumulasikan aset yang dimiliki oleh bank. Kapitalisasi dihitung dari perbandingan jumlah modal yang dimiliki bank terhadap total aset yang dimiliki. Data kapitalisasi dihitung dari data modal dan total aset yang dimiliki bank dari laporan neraca bank dengan menggunakan software Microsoft Excel.
f.
Profitabilitas sebagai Variabel Independent (Profit) Profitabilitas merupakan salah satu ukuran bagi perusahaan untuk
menilai
efektifitas
manajemen
perusahaan
dalam
52
menghasilkan
laba
perusahaan.
Profitabilitas
dihitung
dari
perbandingan net income atau laba bersih yang diperoleh bank dengan Total Aset yang dimiliki oleh bank dari laporan laba rugi dan neraca dengan menggunakan software Microsoft Excel. g.
Market Power sebagai Variabel independent (MrkPwr) Market Power diukur dari penghimpunan dana bank terhadap penghimpunan dana suatu negara pada tiap tiap periode. Market Power yang dicerminkan oleh rasio Dana Pihak Ketiga (DPK) bank syariah dengan total DPK perbankan nasional. Data Market Power dihitung dari perbandingan dana pihak ketiga Bank Umum Syariah dengan total dana pihak ketiga perbankan di Indonesia dengan menggunakan software Microsoft Excel.
3.
Spesifikasi Variabel Input dan Output Pengukuran Tingkat Efisiensi Penelitian ini menggunakan metode DEA dengan model CCR dan BCC dengan orientasi input dan output. Pendekatan yang digunakan untuk mengukur efisensi tersebut adalah pendekatan produksi, asset, dan intermediasi. Oleh karena itu, variable input dan output yang digunakan terdiri dari tiga jenis berdasarkan pendekatan efisiensi. a.
Spesifikasi Variabel Input dan Output Pendekatan Produksi Pendekatan produksi melihat aktivitas bank sebagai sebuah produksi jasa bagi para shohibul mal dan mudharib. Pendekatan ini mendefinisikan output sebagai penjumlahan dari rekening- rekening pendapatan
utama
dari
operasional
bank,
pendapatan
non
operasional dan pendapatan lainnya. Sedangkan input institusional 53
adalah biaya tenaga kerja dan mopdal serta pembayaran nisbah bagi hasil. Dengan menggunakan pendekatan produksi, spesifikasi input dan output sebagai berikut : Tabel. 3. 1: Spesifikasi Variabel Input dan Output Pendekatan Produksi Input (X) X1 X2 X3 Output (Y) Y1 Y2
Definisi
Sumber
Biaya Nisbah Bagi Hasil Biaya Personalia Biaya Operasional Lainnya
Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi
Pendapatan Operasional Utama Pendapatan Operasional Lainnya
Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi
b. Spesifikasi Variabel Input dan Output Pendekatan Intermediasi Pendekatan intermediasi menerangkan aktivitas perbankan sebagai pentransformasian dana yang dimiliki shohibul mal menjadi dana yang digunakan untuk pembiayaan oleh mudharib. Output dalam pendekatan ini diukur melalui pembiayaan mudharabah, murabahah, ijarah, istishna, dan pembiayaan salam. Sedangkan input dalam pendekatan ini dihitung dari jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal pada aktiva tetap dan material lainnya. Dengan menggunakan pendekatan intermediasi, spesifikasi input dan output sebagai berikut :
54
Tabel. 3. 2: Spesifikasi Variabel Input dan Output Pendekatan Intermediasi
Input (X) X1 X2 X3 Output (Y) Y1 Y2
c.
Definisi
Sumber
Biaya Personalia Fixed Asset (Aktiva Tetap) Dana Pihak Ketiga
Laporan Laba Rugi Neraca Neraca
Piutang Murabahah Piutang Mudharabah
Neraca Neraca
Spesifikasi Variabel Input dan Output Pendekat Aset Pendekatan aset mengukur kemampuan perbankan dalam menanamkan atau mengelola dana dalam bentuk pembiayaan, suratsurat berharga, alternatif pengelolaan aset lainnya dan aktiva lancar yang dimiliki sebagai output.
Input diukur dari total aset yang
dimiliki bank. Dengan menggunakan pendekatan aset, spesifikasi input dan output adalah sebagai berikut : Tabel. 3. 3: Spesifikasi Variabel Input dan Output Pendekatan Aset
Input (X) X1 Output (Y) Y1 Y2 Y3
Definisi
Sumber
Total Aset
Neraca
Piutang Murabahah Piutang Mudharabah Aktiva Lancar
Neraca Neraca Neraca
55
4.
Alat Bantu Pengolahan Data Dalam melakukan pengolahan data, penelitian ini menggunakan software Microsoft Excel, DEA, dan EViews. Microsoft Excel digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan definisi yang telah ditetapkan, software DEA digunakan untuk menghitung nilai efisiensi masingmasing bank dengan metode DEA, sedangkan software EViews digunakan untuk melakukan regresi terhadap model persamaan pengaruh faktor internal dan eksternal bank terhadap tingkat efisiensi.
56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Pada tahun 1998 diberlakukan Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan sebagai pengganti Undang-undang No.7 tahun 1992. Dengan adanya Undang-undang tersebut perbankan syariah di Indonesia mendapatkan
kesempatan
yang
lebih
luas
untuk
berkembang,
menyelenggarakan kegiatan usaha, termasuk pemberian kesempatan kepada bank
umum
konvensional
untuk
membuka
kantor
cabang
yang
melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip syariah. Jika pada tahun 1992 – 1998 hanya ada satu bank syariah, maka pada Juli 2009 (berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia) jumlah bank syariah telah mencapai 29 unit yang terdiri atas 5 Bank Umum Syariah dan 24 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 134 unit pada periode yang sama. Berdasarkan Laporan Perkembangan Perbankan Syariah - Bank Indonesia, tahun 2005 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri perbankan syariah nasional, khususnya berkaitan dengan kondisi makro ekonomi yang ditandai oleh tingkat suku bunga dan inflasi yang relatif tinggi. Namun, karena optimisme yang tinggi dari para pemangku kepentingan (stakeholders) perbankan syariah, maka pertumbuhan volume
57
57
kepentingan (stakeholders) perbankan syariah, maka pertumbuhan volume usaha perbankan syariah mampu mencapai angka 36,4%. Dan pelaksanaan fungsi intermediasi bank syariah masih baik dengan posisi financing to deposit ratio (FDR) sebesar 97,8% dengan tingkat pembiayaan bermasalah (NPF-Gross) di bawah 3%. Secara kualitatif, pada tahun 2005 juga telah terjadi kecenderungan peningkatan pembiayaan berbasis bagi hasil, yaitu sebesar 33% dibandingkan tahun 2004 (29%). Sejalan dengan bertambahnya jaringan kantor bank, industri perbankan syariah mampu meningkatkan pangsa total aset perbankan syariah dalam industri perbankan nasional dari 1,26% pada akhir tahun 2005 menjadi 2.5% pada akhir 2009. Di sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga menunjukkan peningkatan sebesar Rp 3,7 triliun (31,4%) menjadi Rp 43,004 triliun. Meskipun demikian, tren meningkatnya suku bunga menyebabkan adanya peningkatan risiko displacement (pengalihan dana dari bank syariah ke bank konvensional) yang dihadapi perbankan syariah. Sementara itu, kegiatan penyaluran dana melalui pembiayaan yang diberikan (PYD) juga menunjukkan peningkatan sebesar Rp 3,7 triliun (32,6%) menjadi Rp 42,828triliun. Peningkatan tersebut mampu menaikkan pangsa pembiayaan perbankan syariah terhadap total kredit perbankan nasional dari 2,05% pada akhir tahun 2005 menjadi 2,19% pada akhir 2009. Pertumbuhan pembiayaan yang masih cukup tinggi dalam kondisi sektor riil yang kurang kondusif akibat meningkatnya tekanan inflasi, berdampak pada meningkatnya jumlah pembiayaan bermasalah (non performing financing).
58
Namun, dengan meningkatkan kehati-hatian dan fokus serta intensitas penanganan risiko pembiayaan, pada akhir 2009 konsentrasi pembiayaan bermasalah dapat dipertahankan pada level yang terkendali yaitu dengan rasio NPF (gross) sebesar 5,15%. Pada tahun 2009, secara umum kondisi industri perbankan nasional masih relatif baik. Industri perbankan secara umum memiliki kualitas aset dan tingkat keuntungan yang cukup baik. Pencapaian LDR lebih mendorong perbankan untuk meningkatkan ekspansi penyaluran dana, meskipun dengan tetap memperhatikan prinsip kehatihatian, terutama ditunjang dengan penerapan manajemen risiko bank yang lebih baik. 1.
Perkembangan Asset Perkembangan asset perbankan syariah pada kurun waktu tahun 2005 – 2009 sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1 Perkembangan asset perbankan syariah mempunyai kecenderungan yang terus meningkat hingga Juli 2009. Tingkat pertumbuhan aset tertinggi selama periode tersebut adalah pada tahun 2007 sebesar 36.73%. Sedangkan tingkat pertumbuhan terendah terjadi pada Juli 2009 sebesar 0.67%. Trend pertumbuhan aset perbankan syariah beberapa tahun terakhir memang sejalan dengan pertumbuhan aset keuangan syariah di dunia. Disamping itu hal ini juga didorong oleh berbagai kebijakan yang memudahkan bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah, maupun perizinan pembukaan bank umum ataupun bank pembiyaan rakyat syariah. Sehingga tercatat yang tadinya hanya 5 bank yang
59
diantaranya terdapat dua bank umum syariah pada tahun 2000 menjadi 166 yang terdiri dari 5 bank umum, 24 unit usaha syariah, dan 137 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah pada akhir tahun 2009. Ini tentu saja berpengaruh terhadap pertumbuhan aset perbankan syariah secara Nasional. Karena dengan bertambahnya jumlah bank syariah yang beroperasi otomatis menambah cakupan luas operasi dan diversifikasi penghimpunan dana masyarakat yang berujung pada pertumbuhan aset perbankan syariah yang sangat signifikan.
Tabel. 4. 1: Perkembangan Asset Perbankan Syariah 2005-2009
Periode 2005 2006 2007 Mar-08 Jun-08 Sep-08 Des-08 Mar-09 Jun-09 Jul-09
Jumlah Aset (milliar Pertumbuhan rupiah) 20,880 26,722 27.98% 36,538 36.73% 38,344 4.94% 42,981 12.09% 45,857 6.69% 49,555 8.06% 51,678 4.28% 55,238 6.89% 55,610 0.67%
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bulan Juli 2009
60
Gambar. 4. 1: Perkembangan Asset Perbankan Syariah 2005-2009 60 50 40 30
Jumlah Aset
20 10 0 2005
2.
2006
2007 Mar-08 Jun-08 Sep-08 Des-08 Mar-09 Jun-09 Jul-09
Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Tabel 4.2 menunjukkan perkembangan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah pada tahun 2005 – 2009. Jumlah nominal DPK dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Misal, DPK pada tahun 2006 sebesar Rp 20,672 milliar dan Maret 2009 sudah mencapai Rp 38,04 milliar. Hal ini merupakan indikasi yang cukup baik bagi perbankan syariah untuk terus melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat akan manfaat yang diperoleh dari jasa perbankan. Tingkat pertumbuhan DPK tertinggi selama periode tersebut adalah pada tahun 2007 sebesar 35.51%. Sedangkan tingkat pertumbuhan terendah terjadi pada Juli 2009 sebesar 2.14%.
61
Tabel. 4. 2: Perkembangan DPK Perbankan Syariah 2005-2009
Periode 2005 2006 2007 Mar-08 Jun-08 Des-08 Mar-09 Jun-09 Jul-09
Jumlah DPK (milliar rupiah) 15,584 20,672 28,012 29,552 33,048 36,852 38,040 42,103 43,004
Pertumbuhan
32.65% 35.51% 5.50% 11.83% 11.51% 3.22% 10.68% 2.14%
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bulan Juli 2009
Gambar. 4. 2: Perkembangan DPK Perbankan Syariah 2005-2009 50 40 30 DPK 20 10 0 2005
2006
2007
Mar-08
Jun-08
Des-08
Mar-09
Jun-09
Jul-09
Perkembangan pendanaan/pembiayaan perbankan syariah yang berasal dari dana pihak ketiga pada tahun 2005 – 2009 dapat dilihat pada Tabel 4. 3. Pada sisi pembiayaan dari Desember 2005 hingga Juli 2009 dapat dilihat bahwa pembiayaan didominasi oleh pembiayaan berprinsip jual beli yaitu pembiayaan yang cenderung digunakan oleh nasabah peminjam untuk tujuan konsumtif, walaupun tidak menutup
62
kemungkinan ada juga yang dimanfaatkan untuk tujuan usaha produktif. Terlihat pembiayaan perbankan syariah sangat ekspansif sekali, dimana pada tahun 2005, dari jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan sebesar 15,584 triliun bank syariah memberikan pembiayaan sebesar 15, 232. Jumlah tersebut sebesar 97,74%. Kemudian pada tahun 2006 jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sebesar 20,672 triliun dan melakukan pembiyaan sebesar 20,445 atau sebesar 98,90% atau naik sebesar 1,16% dari tahun sebelumnya. Kemudian terakhir pada juli 2009 dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sebesar 43,004 triliun dan pembiayaan yang dilakukan sebesar 42,828 triliun atau 99,59% dari total dana pihak ketiga. Dari data tersebut bisa dikatakan perbankan syariah melakukan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dengan sangat baik. Tabel. 4. 3: Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah 2005-2009 Periode 2005 2006 2007 Mar-08 Jun-08 Sep-08 Des-08 Mar-09 Jun-09 Jul-09
Jumlah Pembiayaan (milliar rupiah) 15,232 20,445 27,944 29,629 34,100 37,681 38,195 39,308 42,195 42,828
Pertumbuhan
34.22% 36.68% 6.03% 15.09% 10.50% 1.36% 2.91% 7.34% 1.50%
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bulan Juli 2009
63
Gambar. 4. 3: Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah 2005-2009 50 40 30 Jumlah Pembiayaan 20 10 0 2005
2006
2007
Mar-08 Jun-08 Sep-08 Des-08 Mar-09 Jun-09 Jul-09
B. Hasil Pengukuran Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Efisiensi perbankan syariah dihitung dengan menggunakan metode DEA untuk setiap tahun selama empat tahun mulai tahun 2006 sampai dengan 2009. Output dari DEA menghasilkan skor efisiensi berdasarkan orientasi input, dimana suatu bank dikatakan efisien apabila memiliki skor efisiensi sama dengan 100%, dan belum efisien jika skor efisiensi kurang dari 100%. Dari output DEA tersebut kita dapat mengetahui suatu bank pada periode tertentu yang telah efisien dan belum efisien. Disamping itu juga dapat diketahui tingkat efisiensi masing- masing input dan output yang dianalisis berdasarkan model BCC untuk setiap pendekatan. Skor efisiensi yang telah diperoleh harus diklasifikasikan untuk tiap perbankan syariah berdasarkan masing- masing pendekatan produksi, pendekatan intermediasi dan pendekatan aset dilihat dari orientasi input. Tahap ini untuk melihat perbankan syariah yang paling efisien dan rata- rata efisiensi perbankan syariah di Indonesia berdasarkan pendekatan produksi, intermediasi, dan aset.
64
Selanjutnya adalah analisis terhadap pergerakan skor efisiensi perbankan syariah berdasarkan masing- masing pendekatan. Hal ini bertujuan untuk melihat tren yang dibentuk oleh skor efisiensi selama periode waktu penelitian. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis rata- rata tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia untuk masing- masing pendekatan. Terakhir adalah melakukan analisis regresi untuk melihat pengaruh faktor internal dan eksternal yang menjadi variabel bebas dalam analisis regresi linier berganda terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah. Software Data Envelopment Analysis (DEA) Frontier merupakan software yang digunakan untuk menghasilkan nilai efisiensi dilihat dari orientasi input. DEA Frontier juga menyediakan informasi skor efisiensi berdasarkan model CCR dan BCC. Model CCR mengikuti konsep constant return to scale, artinya penambahan satu input akan menambah satu output. Sedangkan model BCC menggunakan asumsi variable return to scale, artinya penambahan input sebesar x kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar x kali, bisa lebih kecil atau lebih besar x kali. Dalam hal ini hanya akan dilakukan pengukuran tingkat efisiensi perbankan dengan pendekatan BCC. Orientasi input menghitung tingkat efisiensi bank apabila input dapat digunakan seminimum mungkin tanpa mengurangi output yang dihasilkan. Dengan kata lain orientasi input dilakukan dengan meminimalkan input sementara output given. Suatu DMU dikatakan efisien apabila rasio perbandingan input/ output = 1 atau 100%; artinya DMU tersebut tidak lagi
65
melakukan pemborosan dalam penggunaan input dan outputnya atau sudah mampu mencapai tingkat output yang efisien. Untuk lebih memudahkan analisis, penulisan periode penelitian diberi indeks pada Lampiran 1. Sedangkan penulisan kode DMU yang menjadi sampel penelitian ini dituliskan dengan singkatan sebagai berikut: 1.
Bank Muamalat Indonesia dengan kode BMI
2.
Bank Syariah Mandiri dengan kode BSM
3.
Bank Syariah Mega Indonesia dengan kode BSMGI
4.
Bank Permata dengan kode BP
5.
Bank Jawa Barat dan Banten dengan kode BJB
Sehingga kode DMU untuk BMII_06 dapat diartikan menjadi Bank Muamalat Indonesia periode triwulan I tahun 2006, untuk lebih lengkapnya penulisan kode DMU ini dapat dilihat pada Lampiran 2. 1.
Hasil Perhitungan Efisiensi Pendekatan Produksi Hasil perhitungan skor efisiensi dengan pendekatan produksi model BCC yang berorientasi input (lihat Lampiran 7) diketahui bahwa terdapat 25 bank yang belum efisien, yaitu: Bank Muamalat Indonesia Triwulan II_07
(BMIII_07),
Bank
Muamalat
Indonesia
Triwulan
III_07
(BMIIII_07), Bank Muamalat Indonesia Triwulan I_08 (BMII_08), Bank Muamalat Indonesia Triwulan I_09 (BMII_09), Bank Muamalat Indonesia Triwulan II_09 (BMIII_09), Bank Syariah Mandiri Triwulan IV_06 (BSMIV_06), Bank Syariah Mandiri Triwulan I_07 (BSMI_07), Bank Syariah Mandiri Triwulan II_07 (BSMII_07), Bank Syariah
66
Mandiri Triwulan II_08 (BSMII_08), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan I_06 (BSMGII_06), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan II_06 (BSMGIII_06), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan III_06 (BSMGIIII_06), (BSMGII_08),
Bank Bank
Syariah Syariah
Mega Mega
Indonesia Indonesia
Triwulan Triwulan
I_08 II_08
(BSMGIII_08), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan III_08 (BSMGIIII_08), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan IV_08 (BSMGIIV_08), (BSMGII_09),
Bank Bank
Syariah Syariah
Mega Mega
Indonesia Indonesia
Triwulan Triwulan
I_09 II_09
(BSMGIII_09), Bank Permata Triwulan II_06 (BPII_06), Bank Permata Triwulan III_06 (BPIII_06), Bank Permata Triwulan IV_06 (BPIV_06), Bank Permata Triwulan III_07 (BPIII_07), Bank Permata Triwulan IV_07 (BPIV_07), Bank Jawa Barat dan Baten Triwulan II_07 (BJBII_07), dan Bank Jawa Barat dan Baten Triwulan III_07 (BJBIII_07). Sedangkan bank yang sudah efisien berjumlah.45 bank. Secara teknis bank yang memiliki skor efisiensi dengan pendekatan produksi model BCC orientasi input sama dengan 100% berarti efisien, sedangkan skor efisiensi kurang dari 100% berarti tidak efisien. Sebagai contoh skor efisiensi BMII_07 adalah sebesar 75,2%, angka ini menunjukkan pada periode Juni 2007 terjadi pemborosan input sebesar 24,8%. Pemborosan penggunaan input terjadi pada biaya operasional lain (X3) yang digunakan, dimana inefisiensi penggunaan input X3 tersebut
67
sebesar 97,53% (100%- 2,47%). Skor efisiensi terendah dimiliki oleh Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan I-2009 sebesar 36,23%.
2.
Hasil Perhitungan Efisiensi Pendekatan Intermediasi Hasil perhitungan skor efisiensi dengan pendekatan intermediasi model BCC yang berorientasi input (lihat Lampiran 7) diketahui terdapat 12 bank yang belum beroperasi secara efisien, yaitu: Bank Syariah Mandiri Triwulan III_07 (BSMIII_07), Bank Syariah Mandiri Triwulan IV_08 (BSMIV_08), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan I_06 (BSMGII_06),
Bank
Syariah
Mega
Indonesia
Triwulan
II_06
(BSMGIII_06), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan III_06 (BSMGIIII_06), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan III_07 (BSMGIIII_07), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan IV_07 (BSMGIIV_07), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan II_08 (BSMGIII_08), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan III_08 (BSMGIIII_08), Bank Permata Triwulan IV_06 (BPIV_06), Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan IV_06 (BJBIV_06), dan Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan IV_07 (BJBIV_07). Sedangkan bank yang sudah beroperasi secara efisien berjumlah 58 bank. Sebagai contoh skor efisiensi BSMIII_07 adalah sebesar 69,1%, angka ini menunjukkan pada periode September 2007 terjadi pemborosan input sebesar 30,9%. Pemborosan penggunaan input terjadi pada fixed asset (X2) dan DPK (X3)yang digunakan, dimana inefisiensi penggunaan input X2 tersebut sebesar 88,82% (100%- 11,18%) dan input X3 sebesar
68
354,18 (100%- 454,18). Skor efisiensi terendah dimiliki oleh Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan IV-2006 sebesar 59,8%.
3.
Hasil Perhitungan Efisiensi Pendekatan Aset Hasil perhitungan skor efisiensi dengan pendekatan aset model BCC yang berorientasi input (lihat Lampiran 7) diketahui terdapat 32 bank yang belum beroperasi secara efisien, yaitu: Bank Muamalat Indonesia Triwulan II_06 (BMIII_06), Bank Muamalat Indonesia Triwulan III_06 (BMIIII_06), Bank Muamalat Indonesia Triwulan I_07 (BMII_07), Bank Muamalat Indonesia Triwulan II_07 (BMIII_07), Bank Muamalat Indonesia Triwulan IV_07 (BMIIV_07), Bank Muamalat Indonesia Triwulan I_08 (BMII_08), Bank Muamalat Indonesia Triwulan II_08 (BMIII_08), Bank Muamalat Indonesia Triwulan IV_08 (BMIIV_08), Bank Syariah Mandiri Triwulan I_06 (BSMI_06), Bank Syariah Mandiri Triwulan I_07 (BSMI_07), Bank Syariah Mandiri Triwulan I_08 (BSMI_08), Bank Syariah Mandiri Triwulan I_09 (BSMI_09), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan III_06 (BSMGIIII_06), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan II_07 (BSMGIII_07), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan III_07 (BSMGIIII_07), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan IV_07 (BSMGIIV_07), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan II_08 (BSMGIII_08), Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan III_08 (BSMGIIII_08), Bank Permata Triwulan IV_06 (BPIV_06), Bank Permata Triwulan IV_07 (BPIV_07), Bank Permata Triwulan I_08 (BPI_08), Bank Permata Triwulan II_08 (BPII_08), Bank
69
Permata Triwulan IV_08 (BPIV_08), Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan I_06 (BJBI_06), Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan II_06 (BJBII_06), Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan III_06 (BJBIII_06), Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan IV_06 (BJBIV_06), Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan I_07 (BJBI_07), Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan II_07 (BJBII_07), Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan IV_07 (BJBIV_07), Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan III_08 (BJBIII_08), dan Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan II_09 (BJBII_09). Sedangkan bank yang sudah beroperasi secara efisien berjumlah 38 bank. Sebagai contoh skor efisiensi BSMGIIV_07 adalah sebesar 80,9%, angka ini menunjukkan pada periode Desember 2007 terjadi pemborosan input sebesar 19,1%. Pemborosan penggunaan output terjadi pada pembiayaan mudharabah (Y1) dan aktiva lancar (Y3) yang digunakan, dimana inefisiensi penggunaan input Y1 tersebut sebesar 82,93% (100%17,07%) dan output Y3 sebesar 227,36 (100%- 327,36). Skor efisiensi terendah dimiliki oleh Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan I-2006 sebesar 82,5%. Dari hasil perhitungan skor efisiensi perbankan syariah berdasarkan model BCC yang berorientasi input pada Tabel. 4. 4 berikut dapat dilihat kompilasi skor efisien bank yang efisien dan yang belum efisien berdasarkan pendekatan produksi, pendekatan intermediasi dan pendekatan aset.
70
Tabel. 4. 4: Skor Efisiensi berdasarkan Orientasi Input Jenis Pendekatan Pendekatan Produksi Pendekatan Intermediasi Pendekatan Aset
Bank yang Efisien Bank yang Belum Efisien Bank yang Efisien Bank yang Belum Efisien Bank yang Efisien Bank yang Belum Efisien
Model BCC Orientasi Input 45
Persentase (%) 64%
25 58
36% 83%
12 38
17% 54%
32
46%
Sumber: Data DEA yang diolah
Dari tabel di atas terlihat bahwa skor efisiensi model BCC berorientasi input dengan pendekatan intermediasi menghasilkan jumlah bank yang efisiensi yang paling maksimal. Hasil tersebut sesuai dengan fungsi bank itu sendiri sebagai lembaga intermediasi.
C. Peringkat Skor Efisiensi Pada tahap ini akan dilihat peringkat perbankan syariah yang paling efisien dilihat dari nilai rata- rata efisiensi perbankan syariah di Indonesia berdasarkan pendekatan produksi, intermediasi, dan aset berdasarkan model BCC. 1.
Peringkat Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Produksi Tabel 4. 5 berikut memperlihatkan peringkat bank dengan skor efisiensi
terbaik
berdasarkan
pendekatan
produksi.
Bank
yang
mempunyai peringkat paling tinggi adalah Bank Jawa Barat dan Banten, dengan rata- rata skor efisiensi selama periode penelitian sebesar 99,75%
71
model BCC, diikuti oleh Bank Syariah Mandiri pada peringkat kedua, Bank Permata pada peringkat ketiga, Bank Muamalat Indonesia pada peringkat keempat, dan peringkat terakhir pada Bank Syariah Mega Indonesia. Tabel. 4. 5: Peringkat Efisiensi berdasarkan Pendekatan Produksi Model BCC Peringkat Nama Bank 1 BJB 2 BSM 3 BP 4 BMI 5 BSMGI
Rata- rata Skor Efisiensi 99.75% 95.00% 89.50% 84.00% 76.50%
Sumber: Data DEA yang diolah
2.
Peringkat Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Intermediasi Tabel 4. 6 berikut memperlihatkan peringkat bank dengan skor efisiensi terbaik berdasarkan pendekatan intermediasi. Bank yang mempunyai peringkat paling tinggi adalah Bank Muamalat Indonesia, dengan rata- rata skor efisiensi selama periode penelitian sebesar 100% model BCC, diikuti oleh Bank Syariah Mandiri pada peringkat kedua, Bank Permata pada peringkat ketiga, Bank Jawa Barat dan Banten pada peringkat keempat, dan peringkat terakhir pada Bank Syariah Mega Indonesia.
72
Tabel. 4. 6: Peringkat Efisiensi berdasarkan Pendekatan Intermediasi Model BCC Peringkat Nama Bank 1 BMI 2 BSM 3 BP 4 BJB 5 BSMGI
Rata- rata Skor Efisiensi 100.00% 99.00% 99.00% 96.25% 95.00%
Sumber: Data DEA yang diolah
3.
Peringkat Efisiensi Berdasarkan Pendekatan Aset Tabel 4. 7 berikut memperlihatkan peringkat bank dengan skor efisiensi terbaik berdasarkan pendekatan aset. Bank yang mempunyai peringkat paling tinggi adalah Bank Syariah Mandiri, dengan rata- rata skor efisiensi selama periode penelitian sebesar 98.75% model BCC, diikuti oleh Bank Muamalat Indonesia pada peringkat kedua, Bank Permata pada peringkat ketiga, Bank Syariah Mega Indonesia pada peringkat keempat, dan peringkat terakhir pada Bank Jawa Barat dan Banten. Tabel. 4. 7: Peringkat Efisiensi berdasarkan Pendekatan Aset Model BCC Peringkat Nama Bank 1 BSM 2 BMI 3 BP 4 BSMGI 5 BJB
Rata- rata Skor Efisiensi 98.75% 98.50% 98.25% 97.50% 94.00%
Sumber: Data DEA yang diolah
73
D. Pergerakan Skor Efisiensi Analisis pergerakan skor efisiensi dimaksudkan untuk melihat tren atau arah dari pergerakan nilai rata- rata efisiensi perbankan syariah selama masa pengamatan. Analisis ini dilakukan berdasarkan masing- masing pendekatan produksi, intermediasi, dan aset dilihat dari orientasi input model BCC. 1.
Pergerakan Skor Efisiensi Pendekatan Produksi Tabel 4. 8 berikut memperlihatkan pergerakan skor efisiensi seluruh Perbankan Syariah selama periode penelitian dilihat dari model BCC. Secara keseluruhan, selama periode penelitian triwulan I :2006 sampai dengan triwulan II:2009, tingkat efisiensi Perbankan Syariah berdasarkan pendekatan produksi memperlihatkan keadaan
tingkat efisiensi yang
tetap yaitu sebesar 100%.
74
Tabel. 4. 8: Pergerakan Skor Efisiensi berdasarkan Pendekatan Produksi Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Skor Efisiensi Model BCC 100% 91% 98% 47% 100% 86% 97% 100% 87% 100% 80% 39% 72% 86% 100% 100% 100% 99% 100% 100%
Sumber: Data DEA yang diolah
2.
Pergerakan Skor Efisiensi Pendekatan Intermediasi Tabel 4. 9 berikut memperlihatkan pergerakan skor efisiensi seluruh Perbankan Syariah selama periode penelitian dilihat dari model BCC. Secara keseluruhan, selama periode penelitian triwulan I :2006 sampai dengan triwulan II:2009, tingkat efisiensi Perbankan Syariah berdasarkan pendekatan intermediasi memperlihatkan keadaan tingkat efisiensi yang tetap yaitu sebesar 100%.
75
Tabel. 4. 9: Pergerakan Skor Efisiensi berdasarkan Pendekatan Intermediasi Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Skor Efisiensi Model BCC 100% 100% 100% 100% 100% 99% 97% 100% 90% 94% 96% 100% 96% 100% 100% 100% 89% 96% 100% 100%
Sumber: Data DEA yang diolah
3.
Pergerakan Skor Efisiensi Pendekatan Aset Tabel
4. 10 berikut memperlihatkan pergerakan skor efisiensi
seluruh Perbankan Syariah selama periode penelitian dilihat dari model BCC. Secara keseluruhan, selama periode penelitian triwulan I :2006 sampai dengan triwulan II:2009, tingkat efisiensi Perbankan Syariah berdasarkan pendekatan intermediasi memperlihatkan keadaan tingkat efisiensi yang menurun yaitu dari 99% menjadi 93%.
76
Tabel. 4. 10: Pergerakan Skor Efisiensi berdasarkan Pendekatan Aset Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Skor Efisiensi Model BCC 99% 96% 99% 100% 99% 98% 99% 99% 99% 94% 97% 100% 98% 97% 98% 100% 89% 95% 99% 93%
Sumber: Data DEA yang diolah
E. Pengujian Hipotesis Efisiensi Berdasarkan pendekatan DEA sebuah DMU (Decision Making Unit) dikatakan efisien adalah apabila rasio perbandingan input/ output = 1 atau 100%; artinya DMU tersebut tidak lagi melakukan pemborosan dalam penggunaan input dan outputnya. Sedangkan sebuah DMU dikatakan kurang efisien apabila rasio perbandingan output/ input bernilai antara 0
77
inputnya dan atau belum mampu memanfaatkan secara optimal potensial kemampuan produksi yang dimiliki.
Tabel. 4. 11: Rata- Rata Efisiensi Seluruh Bank Rata- rata Efisiensi Pendekatan Produksi Pendekatan Intermediasi Pendekatan Aset
BMI
BSM
BSMGI
BP
BJB
Seluruh Bank
84.00%
95.00%
76.50%
89.50%
99.75%
88.95%
100%
99.00%
95.00%
99.00%
96.25%
97.85%
98.50%
98.75%
97.50%
98.25%
94.00%
97.40%
Sumber: Data DEA yang diolah
Dapat disimpulkan bahwa baik dengan pendekatan produksi, pendekatan intermediasi, maupun dengan pendekatan aset skor rata-rata efisiensi Perbankan Syariah lebih kecil dari 100%. Dengan kata lain secara produksi, intermediasi, dan aset Bank Umum Syariah di Indonesia belum beroperasi secara efisien.
Tabel. 4. 12: Rata- Rata Skor Efisiensi Perbankan Syariah
Skor Efisiensi Skor Inefisiensi
Pendekatan Produksi 88.95% 11.05%
Pendekatan Intermediasi 97.85% 2.15%
Pendekatan Aset 97.40% 2.60%
Sumber: Data DEA yang diolah
Berdasarkan pengujian hipotesis di atas didapat kesimpulan bahwa baik dengan pendekatan produksi, pendekatan intermediasi dan pendekatan aset mendapatkan kesimpulan bahwa Perbankan Syariah belum beroperasi secara efisien dengan kata lain bahwa masih terdapat inefisiensi atau pemborosan dalam operasional Perbankan Syariah. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat inefsiensi atau pemborosan rata-rata di Perbankan Syariah berkisar antara 2.15%
78
sampai dengan 11.05%. Kesimpulan ini menjawab tujuan penelitian yang pertama.
F. Analisis Regresi Metode Efek Tetap (MET) 1.
Analisis Regresi Pendekatan Produksi a.
Hasil Regresi MET Bank Umum Syariah Setelah dilakukan estimasi dengan menggunakan model panel data (Lampiran 5), R2 (R-squared) yang dihasilkan sebesar 52.75%, artinya model sudah cukup baik. Variasi dari tingkat efisiensi Bank umum Syariah dapat diterangkan oleh variasi pergerakan tingkat bunga SBI, Economic Growth (pertumbuhan ekonomi), tingkat inflasi, Kapital (rasio ekuitas terhadap modal), Size, Profit dan Market Power sebesar 52.75 %. Sisanya sebesar 47.25% diterangkan oleh variabel lain. Sedangkan secara sendiri-sendiri terlihat bahwa hanya variabel Profitabilitas yang signifikan secara statistik pada α = 5%. Sedangkan variabel SBI, Economic Growth, Inflasi, Kapital, Size dan Market Power tidak mempengaruhi tingkat efisiensi Bank Umum
Syariah
diinterperetasikan
secara bahwa
signifikan. variabel
Dengan
demikian
profitabilitas
dapat
berpengaruh
signifikan terhadap effisiensi Bank Umum Syariah secara positif, artinya jika profitabilitas Bank Umum Syariah meningkat sebesar 1 rupiah akan menyebabkan peningkatan effisiensi Bank Umum Syariah sebesar 9.32 rupiah. 79
Secara matematis menurut hasil output (lihat Lampiran 8) model panel data tingkat efisiensi pendekatan produksi dan koefisienkoefisiennya dapat dituliskan kembali sebagai berikut: Model efisiensi pendekatan produksi untuk Bank Muamalat Indonesia : EFF_BMI = 0.761+ 9.320* PROF_BMI+ 3.994* INF_BMI+ 2.591* SBI_BMIKAPT_BMI+
28.183* 0.278*
MPWR_BMIEG_BMI+
0.019* 2.466e-05*
SIZE_BMI Model efisiensi pendekatan produksi untuk Bank Syariah Mandiri : EFF_BSM = 0.821+ 9.320* PROF_BSM+ 3.994* INF_BSM+ 2.591* SBI_BSM- 28.183* MPWR_BSM- 0.019* KAPT_BSM+
0.278*
EG_BSM+
2.466e-05*
SIZE_BSM Model efisiensi pendekatan produksi untuk Bank Mega Syariah Indonesia : EFF_BSMGI
=0.819+
9.320*
PROF_BSMGI+
3.994*
INF_BSMGI+ 2.591* SBI_BSMGI - 28.183* MPWR_BSMGI – 0.019* KAPT_BSMGI + 0.278* EG_BSMGI + 2.466e-05* SIZE_BSMGI
80
b. Hasil Regresi MET Unit Usaha Syariah Setelah dilakukan estimasi dengan menggunakan model panel data menggunakan α = 10% (lihat Lampiran 8), R2 (R-squared) yang dihasilkan sebesar 46.36%, artinya model sudah cukup baik. Variasi dari tingkat efisiensi dapat diterangkan oleh variasi pergerakan tingkat bunga SBI, Economic Growth (pertumbuhan ekonomi), tingkat inflasi, Kapital (rasio ekuitas terhadap modal), Size, Profit dan Market Power sebesar 46.36 %. Sisanya sebesar 53.64% diterangkan oleh variabel lain. Sedangkan secara sendiri-sendiri terlihat bahwa variabel Profitabilitas, SBI, Economic Growth, Inflasi, Kapital, Size dan Market Power tidak mempengaruhi tingkat efisiensi Unit Usaha Syariah secara signifikan. Secara matematis menurut hasil output (lihat Lampiran 8) model panel data tingkat efisiensi pendekatan produksi dan koefisienkoefisiennya dapat dituliskan kembali sebagai berikut: Model efisiensi pendekatan produksi untuk Unit Usaha Syariah Bank Permata : EFF_BP = -0.070+ 0.530* PROF_BP+ 10.589* INF_BP - 3.103* SBI_BP - 4.501* MPWR_BP - 1.98* KAPT_BP 0.556* EG_BP + 0.001* SIZE_BP
81
Model efisiensi pendekatan produksi untuk Unit Usaha Syariah Bank Jawa Barat dan Banten: EFF_BJB = 0.070 + 0.530* PROF_BJB + 10.589* INF_BJB 3.103* SBI_BJB - 4.501* MPWR_BJB - 1.984* KAPT_BJB - 0.556* EG_BJB + 0.001* SIZE_BJB 2.
Analisis Regresi Pendekatan Intermediasi a.
Hasil Regresi MET Bank Umum Syariah Setelah dilakukan estimasi dengan menggunakan model panel data (lihat Lampiran 8), R2 (R-squared) yang dihasilkan sebesar 47.99%, artinya model sudah cukup baik. Variasi dari tingkat efisiensi dapat diterangkan oleh variasi pergerakan tingkat bunga SBI, Economic Growth (pertumbuhan ekonomi), tingkat inflasi, Kapital (rasio ekuitas terhadap modal), Size, Profit dan Market Power sebesar 47.99 %. Sisanya sebesar 52.01% diterangkan oleh variabel lain. Sedangkan secara sendiri-sendiri terlihat bahwa hanya variabel Size yang signifikan secara statistik pada α = 5%. Sedangkan variabel Profitabilitas, SBI, Economic Growth, Inflasi, Kapital dan Market Power tidak mempengaruhi tingkat efisiensi Bank Umum Syariah secara signifikan. Dengan demikian dapat diinterperetasikan bahwa variabel Size berpengaruh signifikan terhadap effisiensi bank umum syariah secara negatif, artinya jika Size bank umum syariah
82
meningkat sebesar 1 rupiah akan menyebabkan penurunan effisiensi bank umum syariah sebesar 1.85 rupiah. Secara matematis menurut hasil output (lihat Lampiran 8) model panel data tingkat efisiensi pendekatan intermediasi dan koefisienkoefisiennya dapat dituliskan kembali sebagai berikut: Model efisiensi pendekatan intermediasi untuk Bank Muamalat Indonesia : EFF_BMI = 0.944 + 0.365* PROF_BMI - 6.652* INF_BMI + 1.101* SBI_BMI + 9.351* MPWR_BMI - 0.750* KAPT_BMI
+
0.359*
EG_BMI
-
1.085e-05*
SIZE_BMI Model efisiensi pendekatan intermediasi untuk Bank Syariah Mandiri : EFF_BSM = 0.957+ 0.365* PROF_BSM - 6.652* INF_BSM + 1.101* SBI_BSM + 9.3518* MPWR_BSM - 0.750* KAPT_BSM + 0.359* EG_BSM - 1.0856e-05* SIZE_BSM Model efisiensi pendekatan produksi untuk Bank Mega Syariah Indonesia : EFF_BSMGI
=
0.814+
0.365*
PROF_BSMGI
-
6.652*
INF_BSMGI + 1.101* SBI_BSMGI + 9.351* MPWR_BSMGI - 0.750* KAPT_BSMGI + 0.359* EG_BSMGI - 1.0856e-05* SIZE_BSMGI
83
b. Hasil Regresi MET Unit Usaha Syariah Setelah dilakukan estimasi dengan menggunakan model panel data (lihat Lampiran 8), R2 (R-squared) yang dihasilkan sebesar 57.30%, artinya model sudah cukup baik. Variasi dari tingkat efisiensi dapat diterangkan oleh variasi pergerakan tingkat bunga SBI, Economic Growth (pertumbuhan ekonomi), tingkat inflasi, Kapital (rasio ekuitas terhadap modal), Size, Profit dan Market Power sebesar 57.30 %. Sisanya sebesar 42.70% diterangkan oleh variabel lain. Sedangkan secara sendiri-sendiri terlihat bahwa hanya variabel profitabilitas yang signifikan secara statistik pada α = 5%. Sedangkan variabel Size, SBI, Economic Growth, Inflasi, Kapital dan Market Power tidak mempengaruhi tingkat efisiensi Unit Usaha Syariah secara signifikan. Dengan demikian dapat diinterperetasikan bahwa variabel Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap effisiensi
Unit
Usaha
syariah
secara
negatif,
artinya
jika
Profitabilitas Unit Usaha Syariah meningkat sebesar 1 rupiah akan menyebabkan penurunan effisiensi Unit Usaha Syariah sebesar 6,3 rupiah. Secara matematis menurut hasil output (lihat Lampiran 8) model panel data tingkat efisiensi pendekatan intermediasi dan koefisienkoefisiennya dapat dituliskan kembali sebagai berikut:
84
Model efisiensi pendekatan produksi untuk Unit Usaha Syariah Bank Permata : EFF_BP = 1.142- 6.330* PROF_BP + 22.753* INF_BP - 2.161* SBI_BP + 2.195* MPWR_BP - 1.187* KAPT_BP + 0.222* EG_BP - 1.021e-05* SIZE_BP Model efisiensi pendekatan produksi untuk Unit Usaha Syariah Bank Jawa Barat dan Banten : EFF_BJB = 1.218- 6.330* PROF_BJB + 22.753* INF_BJB - 2.161* SBI_BJB + 2.195* MPWR_BJB - 1.187* KAPT_BJB + 0.222* EG_BJB - 1.021e-05* SIZE_BJB 3.
Hasil Analisis Regresi Pendekatan Aset a.
Hasil Regresi MET Bank Umum Syariah Setelah dilakukan estimasi dengan menggunakan model panel data (lihat Lampiran 8), R2 (R-squared) yang dihasilkan sebesar 43.96%, artinya model sudah cukup baik. Variasi dari tingkat efisiensi dapat diterangkan oleh variasi pergerakan tingkat bunga SBI, Economic Growth, tingkat inflasi, Kapital (rasio ekuitas terhadap modal), Size, Profit dan Market Power sebesar 43.96 %. Sisanya sebesar 56.04% diterangkan oleh variabel lain. Sedangkan secara sendiri-sendiri terlihat bahwa hanya variabel Size yang signifikan secara statistik pada α = 5%. Sedangkan variabel Profitabilitas, SBI, Economic Growth, Inflasi, Kapital dan Market Power tidak mempengaruhi tingkat efisiensi Bank Umum
85
Syariah secara signifikan. Dengan demikian dapat diinterperetasikan bahwa variabel Size berpengaruh signifikan terhadap effisiensi Bank Umum Syariah secara positif, artinya jika size Bank Umum Syariah meningkat sebesar 1 rupiah akan menyebabkan peningkatan effisiensi Bank Umum Syariah sebesar 1.54 rupiah. Secara matematis menurut hasil output (lihat Lampiran 8) model panel data tingkat efisiensi pendekatan intermediasi dan koefisienkoefisiennya dapat dituliskan kembali sebagai berikut: Model efisiensi pendekatan aset untuk Bank Muamalat Indonesia: EFF_BMI = -0.008- 0.277* PROF_BMI + 3.968* INF_BMI 0.406* SBI_BMI - 9.470* MPWR_BMI - 0.304* KAPT_BMI + 0.226* EG_BMI + 1.535e-05* SIZE_BMI Model efisiensi pendekatan aset untuk Bank Syariah Mandiri: EFF_BSM = -0.084- 0.277* PROF_BSM + 3.968* INF_BSM 0.406* SBI_BSM - 9.470* MPWR_BSM - 0.304* KAPT_BSM + 0.226* EG_BSM + 1.535e-05* SIZE_BSM Model efisiensi pendekatan aset untuk Bank Mega Syariah Indonesia : EFF_BSMGI
=
0.092-
0.277*
PROF_BSMGI
+
3.968*
INF_BSMGI - 0.406* SBI_BSMGI - 9.470*
86
MPWR_BSMGI - 0.304* KAPT_BSMGI + 0.226* EG_BSMGI + 1.535e-05* SIZE_BSMGI b. Hasil Regresi MET Unit Usaha Syariah Setelah dilakukan estimasi dengan menggunakan model panel data (lihat Lampiran 8), R2 (R-squared) yang dihasilkan sebesar 69.89%, artinya model sudah cukup baik. Variasi dari tingkat efisiensi dapat diterangkan oleh variasi pergerakan tingkat bunga SBI, Economic Growth, tingkat inflasi, Kapt (rasio ekuitas terhadap modal), Size, Profit dan Market Power sebesar 69.89 %. Sisanya sebesar 30.11% diterangkan oleh variabel lain. Sedangkan secara sendiri-sendiri terlihat bahwa variabel market power dan Size Unit Usaha Syariah yang signifikan secara statistik pada α = 5%. Sedangkan variabel SBI, Economic Growth, Inflasi dan Kapital tidak mempengaruhi tingkat efisiensi Unit Usaha Syariah secara signifikan. Dengan demikian dapat diinterperetasikan bahwa masing-masing variabel market power berpengaruh signifikan terhadap effisiensi Unit Usaha Syariah secara positif, artinya jika market power Unit Usaha Syariah meningkat sebesar 1 rupiah akan menyebabkan peningkatan effisiensi Unit Usaha Syariah sebesar 20.12
rupiah dan Size Unit Usaha Syariah berpengaruh secara
negatif terhadap efisiensi Unit Usaha Sariah yaitu, jika Size Unit Usaha Syariah meningkat 1 rupiah akan menurunkan tingkat efisiensi Unit Usaha Syariah sebesar 0.00013 rupiah.
87
Secara matematis menurut hasil output (lihat Lampiran 8) model panel data tingkat efisiensi pendekatan intermediasi dan koefisienkoefisiennya dapat dituliskan kembali sebagai berikut: Model efisiensi pendekatan aset untuk Unit Usaha Syariah Bank Permata : EFF_BP = 0.782 - 0.126* PROF_BP + 0.959* INF_BP + 0.850* SBI_BP + 20.127* MPWR_BP - 1.922* KAPT_BP + 0.241* EG_BP - 0.001* SIZE_BP Model efisiensi pendekatan aset untuk Unit Usaha Syariah Bank Jawa Barat : EFF_BJB =
0.738 - 0.126* PROF_BJB + 0.959* INF_BJB + 0.850* SBI_BJB + 20.127* MPWR_BJB - 1.922* KAPT_BJB + 0.241* EG_BJB - 0.001* SIZE_BJB
Dari hasil pengujian pengaruh variable makro dan variable mikro terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah diatas diketahui bahwa berdasarkan pendekatan intermediasi Variabel Size berpengaruh secara negatif juga
88
terhadap Bank Umum Syariah, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Donsyah Yudhistira (2003). Hal yang diluar perkiraan adalah variabel profit yang mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi aset Unit Usaha Syariah di Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan untuk meningkatkan efisiensinya bank harus meningkatkan tingkat profitnya. Hasil penelitian yang berbeda ini dapat diakibatkan karena variabel tingkat profitabilitas yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini diambil dari pendapatan bersih operasional dibandingkan dengan total aset yang dimiliki bank, sementara keuntungan bank dapat diperoleh dari pendapatan operasional lainnya. Hal tersebut menjawab hipotesis penelitian kedua dan ketiga.
89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini mempelajari beberapa aspek penting dari tingkat efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia. Berikut dapat dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan temuan-temuan penelitian dan pembahasanpembahasan yang telah dilakukan.
A.
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan pendekatan produksi, pendekatan intermediasi, dan pendekatan aset rata-rata tingkat efisiensi relatif Perbankan Syariah kurang dari 100%. Artinya masih terdapat inefisiensi atau pemborosan dalam operasional Perbankan Syariah. Dengan kata lain, Perbankan Syariah belum beroperasi secara efisien baik secara produksi, secara intermediasi dan secara aset. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat inefsiensi atau pemborosan rata-rata di Perbankan Syariah berkisar antara 2.15% sampai dengan 11.05%.
Secara keseluruhan, selama periode penelitian triwulan I :2006 sampai dengan triwulan II:2009, tingkat efisiensi Perbankan Syariah berdasarkan pendekatan produksi dapat dikatakan berada pada keadaan tingkat efisiensi yang stabil yaitu sebesar 100%, walaupun pada pertengahan periode penelitian terjadi inefisiensi. Namun
tingkat efisiensi Perbankan Syariah
berdasarkan pendekatan aset memperlihatkan keadaan tingkat efisiensi yang menurun yaitu dari 99% menjadi 93%.
90
90
Dengan analisis regresi model panel data penelitian ini berhasil membuktikan bahwa secara simultan adanya pengaruh faktor internal kapital, size, profitabilitas dan faktor eksternal inflasi, economic growth dan SBI terhadap tingkat efisiensi bank. Dari hasil analisis regresi model panel data juga diketahui bahwa berdasarkan pendekatan produksi, pendekatan intermediasi dan pendekatan aset secara sendiri-sendiri variabel SBI dan inflasi secara statistik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Demikian juga halnya dengan variabel economic growth atau pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
B. Saran-saran Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat efisiensi dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Jika faktor internal dapat dikelola sendiri oleh manajemen bank, maka faktor eksternal seperti SBI, Inflasi dan Economic Growth memerlukan peranan otoritas perbankan. Sehubungan dengan hal tersebut maka saran-saran untuk perbaikan tingkat efisiensi Perbankan Syariah dapat ditujukan kepada dua pihak yaitu pihak pemilik dan manajemen Perbankan Syariah dan otoritas perbankan yaitu Bank Indonesia.
91
1.
Saran Untuk Pemilik Bank dan Manajemen Perbankan Syariah Beberapa saran yang dapat digunakan manajemen Perbankan Syariah untuk meningkatkan tingkat efisiensinya sebagai berikut: a.
Manajemen bank disarankan untuk mencoba melakukan pengukuran efisiensi banknya dengan metode penilaian yang objektif dan terintegrasi seperti analisis frontier pendekatan parametrik atau non parametrik seperti metode (Data Envelopment Analysis) DEA yang lebih superior dibandingkan analisis rasio.
b.
Peningkatan modal dengan memperhatikan kualitas aktiva yang dimilki bank disarankan untuk dimasukkan sebagai salah satu rencana strategis jangka panjang perusahaan mengingat faktor Size terbukti mempunyai pengaruh terhadap tingkat efisiensi.
2.
Saran Untuk Otoritas Perbankan Kebijakan dari otoritas perbankan dapat membantu memperbaiki tingkat efisiensi bank secara umum walaupun kebijakan yang dilakukan oleh otoritas perbankan dapat menimbulkan dampak yang berbeda pada masing-masing bank, tergantung pada respon bank yang bersangkutan terhadap kebijakan tersebut. Beberapa saran untuk otoritas perbankan antara lain: a.
Otoritas perbankan disarankan untuk mendorong Perbankan Syariah untuk go public untuk meningkatkan modal, mengingat faktor kapitalisasi mempunyai pengaruh terhadap tingkat efisiensi bank.
92
b.
Otoritas perbankan juga diharapkan dapat terus mengembangkan kebijakan dan instrumen moneter seperti pasar uang syariah, pasar obligasi syariah sebagai alternatif untuk optimalisasi dana idle (dana diam) Perbankan Syariah sebagaimana instrumen moneter di bank konvensional.
93
DAFTAR PUSTAKA
Ade, Arthesa dan Edia Handiman, “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”, Indeks, Jakarta, 2006. Adiwarman, A. Karim, “Bank Islam”, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004. Amir, Mahmud, “Bank Syariah”, Erlangga, Jakarta, 2010. Ascarya, “Akad & Produk Bank Syariah”, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007. Berger, A. N dan Humprey D. B., “Efficiency of Financial Institution: International Survey and Direction for Future Research”, European Journal Operational Research, 1997. Bank Indonesia (2001), Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, diambil 15 Oktober 2005, dari http//:www.bi.go.id _____________ (2005), Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2005, diambil 24 Agustus 2006, dari http//:www.bi.go.id _____________ (2006), Booklet Perbankan Indonesia 2006: edisi Maret 2006, diambil 28 Juli 2006, dari http//:www.bi.go.id _____________ (2006), Statistik Perbankan Syariah: Januari 2003- Desember 2006, diambil 5 Februari 2007, dari http//:www.bi.go.id Cinca, C. Serrano, dkk, “Behind DEA Efficiency in Financial Institutions”, Univ. Zaragoza, SPAIN, 2002. Dahlan, Siamat, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, LPFEUI, Jakarta, 2000. Donsyah, Yudistira, “Effiency in Islamic Banking: an Empirical Analysis of 18 Banks”, Loughborough University, United Kingdom, 2003. Freixas, Xavier, dan Jean Charles Rochet, “Microeconomics of Banking”, MIT Press, Massachusetts, 1997. Gujarati, Damodar, “Basic Economefrics”, McGraw-Hill Book Company, New York 1978. Jaffer, Sohail, “Islamic Retail Banking and Finance: Global Challenges and Opportunities”, Euromoney Books, London, 2005.
94
Jonni, J. Manurung, Adler H. Manurung dan Ferdinand D. SaragiH, “Ekonometrika: Teori dan Aplikasi”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005. Kasmir, “Dasar- Dasar Perbankan” Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008. M. Algaoud, Latifa dan Mervyn K. Lewis, “Perbankan Syariah”, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2001. Mantri, Jibendu Kumar, “Research Methodology on Data Envelopment Analysis (DEA)”, Universal Publisher, Florida, 2008. Mohamed, Ariff, “Islamic Banking in Southeast Asia: Islam and Economic development of Southeast Asia”, Institute of Southeast Asian Studies, Pasir Panjang, 1992. Muchdarsyah, Sinungan, “Strategi Manajemen Bank”, Rineka Cipta, 1994. Muhammad, “Lembaga Ekonomi Syari’ah”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007. Muhammad, “Manajemen Dana Bank Syariah”, Ekonisia, Yogyakarta, 2004. Muhammad, Syafi’i Antonio, “Bank Syariah”, Gema Insan Press, Jakarta, 2006. Mullineux, A. W. dan Victor Murinde, “Handbook of International Banking”, Edward Elgar Publishing Limited, Massachusetts, 2003. Nachrowi, D. Nachrowi dan Hardius Usman, ”Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika : untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”, LPFEUI, Jakarta, 2006. Priyonggo, Suseno, “Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi pada Industri Perbankan Syariah di Indonesia”, Journal of Islamic and Economics, Vol. 2 No. 1, 2008. Sjahdeini, Sutan Remy, “Perbankan Islam ; dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia”, PT. Kreatama, Jakarta, 2005. Suad, Husnan, “Manajemen Keuangan”, BPFE, Yogyakarta, 1997. Surifah, “Kinerja Keuangan Perbankan Swasta Nasional Indonesia Sebelum dan Setelah Krisis Ekonomi”, JAAI Vol. 6 No. 2, 2002.
95
T.J., Coelli,” A Guide to DEAP Version 2.1: A Data Envelopment Analysis (Computer) Program”, Centre for Efficiency and Productivity Analysis Working Papers, Armidale, 1996. Totok, Budisantoso dan Sigit Triandaru, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Vicky, Rahma Putri dan Niki Lukviarman, ”Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi: Studi Terhadap Perbankan Go-Public di Indonesia”, JAAI Vol 12No 1, Juni 2008. Zainal, Abidin, ”Kinerja Efisiensi pada Bank Umum”, Proceeding PESAT, Jakarta, 2007. Zainul, Arifin, ”Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah”, Pustaka Alvabet Jakarta, 2005. Zulkarnain, Sitompul, “Problematika Perbankan”, BooksTerrace & Library, Bandung, 2006.
96
Lampiran 1 : Indeks Periode Penelitian
Periode I_06 II_06 III_06 IV_06 I_07 II_07 III_07 IV_07 I_08 II_08 III_08 IV_08 I_09 II_09
Keterangan Triwulan I 2006 Triwulan II 2006 Triwulan III 2006 Triwulan IV 2006 Triwulan I 2007 Triwulan II 2007 Triwulan III 2007 Triwulan IV 2007 Triwulan I 2008 Triwulan II 2008 Triwulan III 2008 Triwulan IV 2008 Triwulan I 2009 Triwulan II 2009
97
Lampiran 2 : Kode Decision Making Unit (DMU) No.
Kode DMU
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
BMII_06 BMIII_06 BMIIII_06 BMIIV_06 BSMI_06 BSMII_06 BSMIII_06 BSMIV_06 BSMGII_06 BSMGIII_06 BSMGIIII_06 BSMGIIV_06 BPI_06 BPII_06 BPIII_06 BPIV_06 BJBI_06 BJBII_06 BJBIII_06 BJBIV_06 BMII_07 BMIII_07 BMIIII_07 BMIIV_07 BSMI_07 BSMII_07 BSMIII_07 BSMIV_07 BSMGII_07 BSMGIII_07 BSMGIIII_07 BSMGIIV_07 BPI_07 BPII_07 BPIII_07
Bank Muamalat Indonesia Triwulan I Tahun 2006 Bank Muamalat Indonesia Triwulan II Tahun 2006 Bank Muamalat Indonesia Triwulan III Tahun 2006 Bank Muamalat Indonesia Triwulan IV Tahun 2006 Bank Syariah Mandiri Triwulan I Tahun 2006 Bank Syariah Mandiri Triwulan II Tahun 2006 Bank Syariah Mandiri Triwulan III Tahun 2006 Bank Syariah Mandiri Triwulan IV Tahun 2006 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan I Tahun 2006 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan II Tahun 2006 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan III Tahun 2006 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan IV Tahun 2006 Bank Permata Triwulan I Tahun 2006 Bank Permata Triwulan II Tahun 2006 Bank Permata Triwulan III Tahun 2006 Bank Permata Triwulan IV Tahun 2006 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan I Tahun 2006 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan II Tahun 2006 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan III Tahun 2006 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan IV Tahun 2006 Bank Muamalat Indonesia Triwulan I Tahun 2007 Bank Muamalat Indonesia Triwulan II Tahun 2007 Bank Muamalat Indonesia Triwulan III Tahun 2007 Bank Muamalat Indonesia Triwulan IV Tahun 2007 Bank Syariah Mandiri Triwulan I Tahun 2007 Bank Syariah Mandiri Triwulan II Tahun 2007 Bank Syariah Mandiri Triwulan III Tahun 2007 Bank Syariah Mandiri Triwulan IV Tahun 2007 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan I Tahun 2007 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan II Tahun 2007 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan III Tahun 2007 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan IV Tahun 2007 Bank Permata Triwulan I Tahun 2007 Bank Permata Triwulan II Tahun 2007 Bank Permata Triwulan III Tahun 2007
98
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
BPIV_07 BJBI_07 BJBII_07 BJBIII_07 BJBIV_07 BMII_08 BMIII_08 BMIIII_08 BMIIV_08 BSMI_08 BSMII_08 BSMIII_08 BSMIV_08 BSMGII_08 BSMGIII_08 BSMGIIII_08 BSMGIIV_08 BPI_08 BPII_08 BPIII_08 BPIV_08 BJBI_08 BJBII_08 BJBIII_08 BJBIV_08 BMII_09 BMIII_09 BSMI_09 BSMII_09 BSMGII_09 BSMGIII_09 BPI_09 BPII_09 BJBI_09 BJBII_09
Bank Permata Triwulan IV Tahun 2007 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan I Tahun 2007 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan II Tahun 2007 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan III Tahun 2007 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan IV Tahun 2007 Bank Muamalat Indonesia Triwulan I Tahun 2008 Bank Muamalat Indonesia Triwulan II Tahun 2008 Bank Muamalat Indonesia Triwulan III Tahun 2008 Bank Muamalat Indonesia Triwulan IV Tahun 2008 Bank Syariah Mandiri Triwulan I Tahun 2008 Bank Syariah Mandiri Triwulan II Tahun 2008 Bank Syariah Mandiri Triwulan III Tahun 2008 Bank Syariah Mandiri Triwulan IV Tahun 2008 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan I Tahun 2008 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan II Tahun 2008 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan III Tahun 2008 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan IV Tahun 2008 Bank Permata Triwulan I Tahun 2008 Bank Permata Triwulan II Tahun 2008 Bank Permata Triwulan III Tahun 2008 Bank Permata Triwulan IV Tahun 2008 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan I Tahun 2008 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan II Tahun 2008 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan III Tahun 2008 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan IV Tahun 2008 Bank Muamalat Indonesia Triwulan I Tahun 2009 Bank Muamalat Indonesia Triwulan II Tahun 2009 Bank Syariah Mandiri Triwulan I Tahun 2009 Bank Syariah Mandiri Triwulan II Tahun 2009 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan I Tahun 2009 Bank Syariah Mega Indonesia Triwulan II Tahun 2009 Bank Permata Triwulan I Tahun 2009 Bank Permata Triwulan II Tahun 2009 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan I Tahun 2009 Bank Jawa Barat dan Banten Triwulan II Tahun 2009
99
Lampiran 3 : Variabel Input Output Pendekatan Produksi (dalam jutaan rupiah) DMU BMII_06 BMIII_06 BMIIII_06 BMIIV_06 BSMI_06 BSMII_06 BSMIII_06 BSMIV_06 BSMGII_06 BSMGIII_06 BSMGIIII_06 BSMGIIV_06 BPI_06 BPII_06 BPIII_06 BPIV_06 BJBI_06 BJBII_06 BJBIII_06 BJBIV_06 BMII_07 BMIII_07 BMIIII_07 BMIIV_07 BSMI_07 BSMII_07 BSMIII_07 BSMIV_07 BSMGII_07 BSMGIII_07 BSMGIIII_07 BSMGIIV_07 BPI_07 BPII_07 BPIII_07
X1 132,210 271,483 420,977 570,047 112,673 223,094 337,559 455,490 16,939 37,330 66,219 109,366 1,238 3,599 6,359 9,873 0,698 1,639 2,555 4,214 129,135 251,528 372,243 500,151 109,113 235,143 361,246 511,873 49,015 92,201 125,768 155,141 3,178 6,210 11,049
X2 14,452 51,345 59,638 128,363 35,936 76,937 117,469 148,279 4,042 8,147 12,496 16,966 1,170 2,508 3,896 6,407 1,589 4,305 7,678 11,219 27,310 64,071 104,694 161,982 40,955 87,343 137,271 207,798 4,798 10,700 17,446 25,081 1,534 3,066 4,930
100
X3 24,869 7,986 89,981 22,061 25,375 47,321 77,424 26,592 2,490 4,977 8,746 13,076 0,235 0,551 1,674 2,827 0,656 1,623 3,085 4,343 25,238 51,033 91,888 38,535 27,101 57,403 22,450 20,202 4,394 8,568 13,395 19,297 0,558 1,164 1,440
Y1 249,966 478,014 773,361 1.009,370 181,450 377,234 663,166 825,108 30,047 75,167 144,539 242,292 3,488 8,266 19,737 24,963 9,581 21,006 32,880 45,632 277,126 787,897 856,256 1.105,741 260,512 528,950 734,457 1.131,219 108,393 205,366 295,789 381,126 6,028 11,051 20,552
Y2 8,589 16,754 26,835 39,939 30,816 58,429 31,164 109,313 0,807 0,811 0,811 1,058 1,785 4,406 1,890 4,336 1,355 3,001 4,346 6,251 18,423 37,171 48,756 59,579 21,360 43,407 109,497 66,054 0,102 0,560 1,216 3,626 9,910 63,379 11,097
BPIV_07 BJBI_07 BJBII_07 BJBIII_07 BJBIV_07 BMII_08 BMIII_08 BMIIII_08 BMIIV_08 BSMI_08 BSMII_08 BSMIII_08 BSMIV_08 BSMGII_08 BSMGIII_08 BSMGIIII_08 BSMGIIV_08 BPI_08 BPII_08 BPIII_08 BPIV_08 BJBI_08 BJBII_08 BJBIII_08 BJBIV_08 BMII_09 BMIII_09 BSMI_09 BSMII_09 BSMGII_09 BSMGIII_09 BPI_09 BPII_09 BJBI_09 BJBII_09
16,839 3,029 5,838 8,211 10,785 118,130 227,005 356,914 515,423 168,825 344,665 544,982 793,049 24,990 47,086 72,450 116,738 7,959 21,927 36,243 56,988 2,603 2,923 8,429 11,150 167,883 361,483 239,854 466,821 63,072 120,603 22,051 40,664 2,653 2,973
6,529 2,733 5,899 9,015 12,490 35,195 91,034 148,839 136,813 65,052 141,758 215,199 297,805 9,418 22,440 50,323 88,912 1,747 3,669 6,394 9,675 3,319 6,855 12,089 19,156 41,575 89,187 77,343 164,469 36,250 78,543 2,628 5,478 4,064 6,237
101
3,425 1,198 2,429 3,918 5,529 29,232 66,958 120,027 56,070 11,632 36,998 139,390 75,317 5,513 10,764 17,007 26,923 1,289 3,735 5,619 8,414 1,759 6,323 6,285 9,045 79,408 269,844 12,467 105,021 10,651 23,587 1,762 3,589 2,639 2,677
33,983 12,045 23,935 36,837 50,923 310,950 634,873 983,411 1.280,203 577,028 782,813 1.244,537 1.797,598 69,484 132,080 203,839 311,662 19,089 40,465 69,103 106,675 13,869 27,103 47,210 69,126 357,444 748,145 1.397,927 919,436 139,829 305,488 36,232 73,656 22,704 35,938
11,594 2,919 6,207 9,897 13,087 19,360 32,267 36,371 40,702 19,433 36,882 53,472 62,441 6,717 13,555 17,510 19,595 9,495 17,774 25,598 34,802 4,267 8,866 14,158 13,344 15,289 34,205 68,765 69,065 3,277 5,729 12,020 23,821 3,715 8,314
Lampiran 4 : Variabel Input Output Pendekatan Intermediasi (dalam jutaan rupiah) DMU BMII_06 BMIII_06 BMIIII_06 BMIIV_06 BSMI_06 BSMII_06 BSMIII_06 BSMIV_06 BSMGII_06 BSMGIII_06 BSMGIIII_06 BSMGIIV_06 BPI_06 BPII_06 BPIII_06 BPIV_06 BJBI_06 BJBII_06 BJBIII_06 BJBIV_06 BMII_07 BMIII_07 BMIIII_07 BMIIV_07 BSMI_07 BSMII_07 BSMIII_07 BSMIV_07 BSMGII_07 BSMGIII_07 BSMGIIII_07 BSMGIIV_07 BPI_07 BPII_07 BPIII_07
X1 14,452 51,345 59,638 128,363 35,936 76,937 117,469 148,279 4,042 8,147 12,496 16,966 1,170 2,508 3,896 6,407 1,589 4,305 7,678 11,219 27,310 64,071 104,694 161,982 40,955 87,343 137,271 207,798 4,798 10,700 17,446 25,081 1,534 3,066 4,930
X2 X3 109,486 5.419,571 114,072 5.831,903 119,429 6.354,609 126,309 6.837,431 226,434 7.039,882 228,459 7.397,275 235,229 7.569,592 241,577 6.400,143 20,179 697,027 20,424 1.039,827 25,080 1.567,691 27,102 2.158,104 1,137 72,227 1,163 113,615 1,282 147,403 1,334 212,585 7,830 62,748 10,783 67,892 11,998 78,762 14,107 141,805 128,375 7.069,942 129,286 7.523,357 130,863 7.980,621 147,888 8.691,329 245,040 8.788,944 251,460 8.851,332 259,032 10.323,120 262,933 11.105,978 27,703 2.319,115 42,250 2.059,756 46,419 2.108,488 58,227 2.169,456 1,402 205,360 0,856 254,807 0,856 283,950
102
Y1 2.971,031 3.232,237 3.276,947 3.117,971 4.063,566 4.530,380 4.281,430 4.188,687 475,607 812,538 1.366,660 1.944,482 107,243 154,879 163,244 145,858 189,456 196,110 202,197 201,938 3.030,947 3.629,865 3.938,015 4.063,092 4.122,663 4.456,992 4.649,681 5.179,318 2.111,174 1.930,842 1.875,642 1.744,128 138,035 163,678 335,523
Y2 3.130,634 3.125,289 3.265,343 3.524,395 2.076,521 2.394,619 2.855,360 2.776,508 243,238 222,508 193,426 165,716 19,591 18,997 18,681 18,208 51,146 56,733 66,373 62,895 3.373,449 3.667,953 4.151,123 4.248,998 3.303,850 3.789,505 4.149,170 4.656,133 141,855 108,143 102,238 98,559 18,208 17,576 14,999
BPIV_07 BJBI_07 BJBII_07 BJBIII_07 BJBIV_07 BMII_08 BMIII_08 BMIIII_08 BMIIV_08 BSMI_08 BSMII_08 BSMIII_08 BSMIV_08 BSMGII_08 BSMGIII_08 BSMGIIII_08 BSMGIIV_08 BPI_08 BPII_08 BPIII_08 BPIV_08 BJBI_08 BJBII_08 BJBIII_08 BJBIV_08 BMII_09 BMIII_09 BSMI_09 BSMII_09 BSMGII_09 BSMGIII_09 BPI_09 BPII_09 BJBI_09 BJBII_09
6,529 2,733 5,899 9,015 12,490 35,195 91,034 148,839 136,813 65,052 141,758 215,199 297,805 9,418 22,440 50,323 88,912 1,747 3,669 6,394 9,675 3,319 6,855 12,089 19,156 41,575 89,187 77,343 164,469 36,250 78,543 2,628 5,478 4,064 6,237
1,217 14,488 14,593 14,565 14,881 150,822 157,538 167,945 179,005 267,591 271,519 275,502 383,037 62,881 64,523 63,155 68,888 1,351 1,351 1,432 2,205 15,049 15,679 16,094 23,601 204,033 254,201 393,359 405,785 69,353 93,579 2,437 2,454 25,062 26,523
103
398,112 123,474 115,220 125,457 179,973 9.134,198 9.341,601 9.783,836 10.073,953 12.245,787 14.189,879 13.786,760 14.796,479 1.802,916 1.882,302 2.208,250 2.626,471 575,086 865,078 901,714 1.070,158 141,369 184,726 217,191 258,514 10.824,597 12.379,938 15.593,304 16.240,690 2.662,761 3.171,804 978,322 865,439 225,458 266,781
490,617 213,565 227,440 231,579 231,294 3.987,991 4.525,901 4.835,304 4.892,711 5.419,180 6.262,122 7.015,862 6.766,301 1.492,036 1.391,657 1.650,650 1.957,787 597,902 747,540 873,400 911,941 240,092 392,144 415,869 419,158 4.610,212 4.546,191 6.757,480 7.256,892 2.282,695 2.533,339 1.000,588 1.080,022 429,756 440,354
15,186 59,576 72,408 95,890 93,652 4.611,057 4.886,054 5.424,947 5.471,528 5.275,569 6.093,700 6.287,809 5.914,704 137,224 242,003 209,053 174,521 104,979 103,792 104,831 148,259 95,681 132,879 145,569 174,374 5.850,046 6.339,398 5.744,445 6.317,913 140,540 169,581 153,443 133,061 176,173 177,968
Lampiran 5 : Variabel Input Output Pendekatan Aset (dalam jutaan rupiah) DMU BMII_06 BMIII_06 BMIIII_06 BMIIV_06 BSMI_06 BSMII_06 BSMIII_06 BSMIV_06 BSMGII_06 BSMGIII_06 BSMGIIII_06 BSMGIIV_06 BPI_06 BPII_06 BPIII_06 BPIV_06 BJBI_06 BJBII_06 BJBIII_06 BJBIV_06 BMII_07 BMIII_07 BMIIII_07 BMIIV_07 BSMI_07 BSMII_07 BSMIII_07 BSMIV_07 BSMGII_07 BSMGIII_07 BSMGIIII_07 BSMGIIV_07 BPI_07 BPII_07 BPIII_07
X1 7.004,686 7.636,618 8.070,740 8.370,595 8.227,635 8.713,649 8.903,521 9.554,967 804,644 1.184,241 1.803,577 2.352,180 201,141 246,856 249,268 313,114 386,186 369,539 385,511 489,653 8.702,725 9.238,544 9.722,749 10.569,078 10.377,459 10.438,352 11.540,418 12.885,390 2.532,327 2.337,453 2.406,008 2.597,188 322,382 330,240 452,025
Y1 2.971,031 3.232,237 3.276,947 3.117,971 4.063,566 4.530,380 4.281,430 4.188,687 475,607 812,538 1.366,660 1.944,482 107,243 154,879 163,244 145,858 189,456 196,110 202,197 201,938 3.030,947 3.629,865 3.938,015 4.063,092 4.122,663 4.456,992 4.649,681 5.179,318 2.111,174 1.930,842 1.875,642 1.744,128 138,035 163,678 335,523
104
Y2 3.130,634 3.125,289 3.265,343 3.524,395 2.076,521 2.394,619 2.855,360 2.776,508 243,238 222,508 193,426 165,716 19,591 18,997 18,681 18,208 51,146 56,733 66,373 62,895 3.373,449 3.667,953 4.151,123 4.248,998 3.303,850 3.789,505 4.149,170 4.656,133 141,855 108,143 102,238 98,559 18,208 17,576 14,999
Y3 6.888,460 7.501,282 7.904,871 8.224,904 8.082,322 8.651,591 9.175,808 9.344,755 777,193 1.385,488 1.758,746 2.625,578 202,945 257,821 253,416 318,178 328,851 367,483 382,695 485,403 8.481,566 8.953,170 9.925,310 9.816,346 10.056,933 10.337,541 11.393,838 12.416,260 3.447,113 3.027,259 3.135,462 2.503,800 333,457 341,760 467,376
BPIV_07 BJBI_07 BJBII_07 BJBIII_07 BJBIV_07 BMII_08 BMIII_08 BMIIII_08 BMIIV_08 BSMI_08 BSMII_08 BSMIII_08 BSMIV_08 BSMGII_08 BSMGIII_08 BSMGIIII_08 BSMGIIV_08 BPI_08 BPII_08 BPIII_08 BPIV_08 BJBI_08 BJBII_08 BJBIII_08 BJBIV_08 BMII_09 BMIII_09 BSMI_09 BSMII_09 BSMGII_09 BSMGIII_09 BPI_09 BPII_09 BJBI_09 BJBII_09
711,843 492,564 492,714 503,762 556,589 11.062,620 11.227,007 12.101,842 12.596,715 14.031,239 16.285,555 16.539,350 17.063,838 2.112,049 2.183,709 2.658,546 3.096,201 958,227 1.204,622 1.194,264 1.297,678 538,632 675,666 728,970 743,659 13.393,419 14.819,668 17.704,474 18.684,103 3.321,456 3.642,622 1.530,275 1.497,713 716,080 841,075
490,617 213,565 227,440 231,579 231,294 3.987,991 4.525,901 4.835,304 4.892,711 5.419,180 6.262,122 7.015,862 6.766,301 1.492,036 1.391,657 1.650,650 1.957,787 597,902 747,540 873,400 911,941 240,092 392,144 415,869 419,158 4.610,212 4.546,191 6.757,480 7.256,892 2.282,695 2.533,339 1.000,588 1.080,022 429,756 440,354
105
15,186 59,576 72,408 95,890 93,652 4.611,057 4.886,054 5.424,947 5.471,528 5.275,569 6.093,700 6.287,809 5.914,704 137,224 242,003 209,053 174,521 104,979 103,792 104,831 148,259 95,681 132,879 145,569 174,374 5.850,046 6.339,398 5.744,445 6.317,913 140,540 169,581 153,443 133,061 176,173 177,968
727,623 489,124 491,751 503,206 556,589 10.610,844 10.593,998 11.444,858 11.847,628 13.585,132 15.979,816 16.149,000 16.586,084 2.310,625 2.199,163 2.608,680 3.006,337 973,862 1.253,872 1.209,830 1.304,356 538,853 676,596 728,214 739,510 12.465,127 13.904,366 17.045,264 18.091,250 3.207,398 3.497,050 1.532,660 1.499,351 710,005 708,206
Lampiran 6 : Data Faktor Internal dan Eksternal (dalam jutaan rupiah) DMU BMII_06 BMIII_06 BMIIII_06 BMIIV_06 BMII_07 BMIII_07 BMIIII_07 BMIIV_07 BMII_08 BMIII_08 BMIIII_08 BMIIV_08 BMII_09 BMIII_09 BSMI_06 BSMII_06 BSMIII_06 BSMIV_06 BSMI_07 BSMII_07 BSMIII_07 BSMIV_07 BSMI_08 BSMII_08 BSMIII_08 BSMIV_08 BSMI_09 BSMII_09 BSMGII_06 BSMGIII_06 BSMGIIII_06 BSMGIIV_06 BSMGII_07 BSMGIII_07 BSMGIIII_07
SIZE 7.004,686 7.636,618 8.070,740 8.370,595 8.702,725 9.238,544 9.722,749 10.569,078 11.062,620 11.227,007 12.101,842 12.596,715 13.393,419 14.819,668 8.227,635 8.713,649 8.903,521 9.554,967 10.377,459 10.438,352 11.540,418 12.885,390 14.031,239 16.285,555 16.539,350 17.063,838 17.704,474 18.684,103 804,644 1.184,241 1.803,577 2.352,180 2.532,327 2.337,453 2.406,008
PROF KAPT MPWR 0,053 0,117 0,013 0,012 0,101 0,014 0,016 0,100 0,015 0,013 0,094 0,016 0,008 0,098 0,017 0,014 0,090 0,017 0,017 0,089 0,018 0,019 0,087 0,019 0,008 0,084 0,020 0,014 0,081 0,022 0,018 0,081 0,021 0,016 0,077 0,021 0,007 0,079 0,021 0,008 0,067 0,023 0,002 0,079 0,013 0,004 0,076 0,014 0,005 0,076 0,015 0,007 0,073 0,016 0,003 0,071 0,017 0,006 0,073 0,017 0,008 0,068 0,018 0,009 0,063 0,019 0,003 0,061 0,020 0,006 0,062 0,022 0,009 0,064 0,021 0,011 0,071 0,021 0,004 0,078 0,021 0,007 0,077 0,023 0,002 0,082 0,013 0,008 0,073 0,014 0,016 0,075 0,015 0,023 0,073 0,016 0,013 0,075 0,017 0,028 0,094 0,017 0,041 0,106 0,018
106
SBI 0,1273 0,1250 0,1125 0,0975 0,0900 0,0850 0,0825 0,0800 0,0796 0,0873 0,0971 0,1083 0,0821 0,0695 0,1273 0,1250 0,1125 0,0975 0,0900 0,0850 0,0825 0,0800 0,0796 0,0873 0,0971 0,1083 0,0821 0,0695 0,1273 0,1250 0,1125 0,0975 0,0900 0,0850 0,0825
GROWTH 0,01502 0,02041 0,03773 -0,0185 0,02024 0,02627 0,03717 -0,0253 0,02407 0,02794 0,03698 -0,0365 0,01691 0,02396 0,01502 0,02041 0,03773 -0,0185 0,02024 0,02627 0,03717 -0,0253 0,02407 0,02794 0,03698 -0,0365 0,01691 0,02396 0,01502 0,02041 0,03773 -0,0185 0,02024 0,02627 0,03717
Inflasi 0,0131 0,0129 0,0121 0,0055 0,0054 0,0048 0,0058 0,0055 0,0068 0,0092 0,0101 0,0092 0,0066 0,0030 0,0131 0,0129 0,0121 0,0055 0,0054 0,0048 0,0058 0,0055 0,0068 0,0092 0,0101 0,0092 0,0066 0,0030 0,0131 0,0129 0,0121 0,0055 0,0054 0,0048 0,0058
BSMGIIV_07 BSMGII_08 BSMGIII_08 BSMGIIII_08 BSMGIIV_08 BSMGII_09 BSMGIII_09 BPI_06 BPII_06 BPIII_06 BPIV_06 BPI_07 BPII_07 BPIII_07 BPIV_07 BPI_08 BPII_08 BPIII_08 BPIV_08 BPI_09 BPII_09 BJBI_06 BJBII_06 BJBIII_06 BJBIV_06 BJBI_07 BJBII_07 BJBIII_07 BJBIV_07 BJBI_08 BJBII_08 BJBIII_08 BJBIV_08 BJBI_09 BJBII_09
2.597,188 2.112,049 2.183,709 2.658,546 3.096,201 3.321,456 3.642,622 201,141 246,856 249,268 313,114 322,382 330,240 452,025 711,843 958,227 1.204,622 1.194,264 1.297,678 1.530,275 1.497,713 386,186 369,539 385,511 489,653 492,564 492,714 503,762 556,589 538,632 675,666 728,970 743,659 716,080 789,026
0,050 0,055 0,016 0,014 0,005 0,002 0,007 0,013 0,013 0,012 0,006 0,005 0,005 0,006 0,005 0,007 0,009 0,010 0,009 0,007 0,003 0,016 0,030 0,041 0,044 0,011 0,018 0,031 0,038 0,013 0,016 0,026 0,031 0,014 0,017
0,110 0,126 0,127 0,105 0,084 0,080 0,079 0,076 0,078 0,098 0,100 0,094 0,094 0,098 0,100 0,097 0,093 0,095 0,098 0,083 0,086 0,102 0,085 0,090 0,087 0,096 0,084 0,085 0,097 0,087 0,091 0,094 0,095 0,116 0,086
107
0,019 0,020 0,022 0,021 0,021 0,021 0,023 0,013 0,014 0,015 0,016 0,017 0,017 0,018 0,019 0,020 0,022 0,021 0,021 0,021 0,023 0,013 0,014 0,015 0,016 0,017 0,017 0,018 0,019 0,020 0,022 0,021 0,021 0,021 0,023
0,0800 0,0796 0,0873 0,0971 0,1083 0,0821 0,0695 0,1273 0,1250 0,1125 0,0975 0,0900 0,0850 0,0825 0,0800 0,0796 0,0873 0,0971 0,1083 0,0821 0,0695 0,1273 0,1250 0,1125 0,0975 0,0900 0,0850 0,0825 0,0800 0,0796 0,0873 0,0971 0,1083 0,0821 0,0695
-0,0253 0,02407 0,02794 0,03698 -0,0365 0,01691 0,02396 0,01502 0,02041 0,03773 -0,0185 0,02024 0,02627 0,03717 -0,0253 0,02407 0,02794 0,03698 -0,0365 0,01691 0,02396 0,01502 0,02041 0,03773 -0,0185 0,02024 0,02627 0,03717 -0,0253 0,02407 0,02794 0,03698 -0,0365 0,01691 0,02396
0,0055 0,0068 0,0092 0,0101 0,0092 0,0066 0,0030 0,0131 0,0129 0,0121 0,0055 0,0054 0,0048 0,0058 0,0055 0,0068 0,0092 0,0101 0,0092 0,0066 0,0030 0,0131 0,0129 0,0121 0,0055 0,0054 0,0048 0,0058 0,0055 0,0068 0,0092 0,0101 0,0092 0,0066 0,0030
Lampiran 7: Output Efisiensi Model BCC Pendekatan Aset 2006 Inputs Outputs Total Asset Mudharabh Murabahah Aktiva Lancar InputOriented
VRS DMU No.
DMU Name
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
BMII_06 BMIII_06 BMIIII_06 BMIIV_06 BSMI_06 BSMII_06 BSMIII_06 BSMIV_06 BSMGII_06 BSMGIII_06 BSMGIIII_06
Efficiency
1,00000 0,98801 0,98978 1,00000 0,96528 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 0,96519
Optimal Lambdas with Benchmarks 1,000 0,681 0,351 1,000 0,395 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,379
BMII_06 BMII_06 BMII_06 BMIIV_06 BSMII_06 BSMII_06 BSMIII_06 BSMIV_06 BSMGII_06 BSMGIII_06 BSMGII_06
0,12 0,47
BMIIV_06 BMIIV_06
0,20 0,18
0,47
BSMIII_06
0,14 BSMGIIV_06
0,61 BSMGIIV_06
108
0,01
BSMIII_06 BSMIII_06
BPIII_06
12 13 14 15 16 17 18 19 20
BSMGIIV_06 BPI_06 BPII_06 BPIII_06 BPIV_06 BJBI_06 BJBII_06 BJBIII_06 BJBIV_06
1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 0,94834 0,82529 0,92975 0,93560 0,89035
1,000 BSMGIIV_06 1,000 BPI_06 1,000 BPII_06 1,000 BPIII_06 0,097 BSMGIII_06 0,093 BSMGII_06 0,005 BMII_06 0,008 BMII_06 0,239 BSMGIII_06
0,90 0,05 0,11 0,11 0,76
109
BPI_06 BSMGIII_06 BSMGIII_06 BSMGIII_06 BPI_06
0,67 0,88 0,89
BPI_06 BPI_06 BPI_06
0,18 BPIII_06
Model BCC Pendekatan Intermediasi Tahun 2006 Inputs Outputs By. Persnlia Mudharabah Fixed Asset Murabahah DPK Input-Oriented VRS DMU No.
DMU Name
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
BMII_06 BMIII_06 BMIIII_06 BMIIV_06 BSMI_06 BSMII_06 BSMIII_06 BSMIV_06 BSMGII_06 BSMGIII_06 BSMGIIII_06 BSMGIIV_06 BPI_06 BPII_06
Efficiency
1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 0,80180 0,86729 0,96524 1,00000 1,00000 1,00000
Optimal Lambdas with Benchmarks 1,000 BMII_06 1,000 BMIII_06 1,000 BMIIII_06 1,000 BMIIV_06 1,000 BSMI_06 1,000 BSMII_06 1,000 BSMIII_06 1,000 BSMIV_06 0,075 BMII_06 0,045 BMII_06 0,022 BMII_06 1,000 BSMGIIV_06 1,000 BPI_06 110 1,000 BPII_06
0,045 BSMGIIV_06 0,284 BSMGIIV_06 0,635 BSMGIIV_06
0,020 BPI_06 0,030 BPII_06 0,187 BJBI_06
0,860 0,641 0,156
BJBI_06 BJBI_06 BJBII_06
15 16 17 18 19 20
BPIII_06 BPIV_06 BJBI_06 BJBII_06 BJBIII_06 BJBIV_06
1,00000 0,86812 1,00000 1,00000 1,00000 0,59814
1,000 0,189 1,000 1,000 1,000 0,003
BPIII_06 BPI_06 BJBI_06 BJBII_06 BJBIII_06 BMII_06
Model BCC Pendekatan Produksi Tahun 2006 Inputs Outputs By. Basil Pd. Oprs Ut By. Persnlia Pd. Lain By. Oprs Lain InputOriented VRS DMU No.
1 2 3 4 5 6
DMU Name
BMII_06 BMIII_06 BMIIII_06 BMIIV_06 BSMI_06 BSMII_06
Efficiency
1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000
Optimal Lambdas with Benchmarks 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
BMII_06 BMIII_06 BMIIII_06 BMIIV_06 BSMI_06 BSMII_06 111
0,811
BPII_06
0,001 BSMGIIV_06
0,940 BJBI_06
0,055 BJBIII_06
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
BSMIII_06 BSMIV_06 BSMGII_06 BSMGIII_06 BSMGIIII_06 BSMGIIV_06 BPI_06 BPII_06 BPIII_06 BPIV_06 BJBI_06 BJBII_06 BJBIII_06 BJBIV_06
1,00000 1,00000 0,71944 0,83378 0,93992 1,00000 1,00000 0,58516 0,73491 0,56621 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000
1,000 BSMIII_06 1,000 BSMIV_06 0,008 BMII_06 0,017 BMIII_06 0,011 BMIII_06 1,000 BSMGIIV_06 1,000 BPI_06 0,008 BMII_06 0,005 BMIII_06 0,041 BSMGIIV_06 1,000 BJBI_06 1,000 BJBII_06 1,000 BJBIII_06 1,000 BJBIV_06
112
0,093 BSMGIIV_06 0,235 BSMGIIV_06 0,535 BSMGIIV_06
0,524 0,627 0,227
BPI_06 BJBI_06 BJBI_06
0,375 BJBI_06 0,121 BJBIII_06 0,227 BJBIII_06
0,549 BPI_06 0,023 BSMGIIV_06 0,438 BJBI_06
0,442 BJBI_06 0,860 BJBI_06 0,521 BJBII_06
0,113 BJBIII_06
Model BCC Pendekatan Aset Tahun 2007 Inputs Outputs Total Asset Mudharabah Murabahah Aktiva Lancar Input-Oriented
VRS DMU No.
DMU Name
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
BMII_07 BMIII_07 BMIIII_07 BMIIV_07 BSMI_07 BSMII_07 BSMIII_07 BSMIV_07 BSMGII_07 BSMGIII_07 BSMGIIII_07 BSMGIIV_07 BPI_07 BPII_07
Efficiency
0,94227 0,94834 1,00000 0,97792 0,95996 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 0,99298 0,96057 0,80945 1,00000 1,00000
Optimal Lambdas with Benchmarks 0,808 0,881 1,000 0,806 0,412 1,000 1,000 1,000 1,000 0,898 0,900 0,793 1,000 1,000
BMIIII_07 BMIIII_07 BMIIII_07 BMIIII_07 BMIIII_07 BSMII_07 BSMIII_07 BSMIV_07 BSMGII_07 BSMGII_07 BSMGII_07 BSMGII_07 BPI_07 BPII_07
113
0,128 BSMGII_07 0,068 BSMGII_07
0,064 0,051
BPI_07 BPIII_07
0,194 0,496
BSMIV_07 BSMIII_07
0,092 BSMGII_07
0,102 0,100 0,207
BPIII_07 BPI_07 BPIII_07
15 16 17 18 19 20
BPIII_07 BPIV_07 BJBI_07 BJBII_07 BJBIII_07 BJBIV_07
1,00000 0,89026 0,92816 0,95442 1,00000 0,94640
1,000 BPIII_07 0,087 BSMGII_07 0,009 BMIIII_07 0,013 BMIIII_07 1,000 BJBIII_07 0,018 BMIIII_07
0,913 BPIII_07 0,021 BSMGII_07 0,008 BSMGII_07
0,970 0,060
BPI_07 BPI_07
0,017 BSMGII_07
0,965
BPI_07
Model BCC Pendekatan Intermediasi Tahun 2007 Inputs Outputs By. Persnlia Mudharabah Fixed Asset Murabahah DPK Input-Oriented VRS DMU No.
1 2 3 4 5 6 7
DMU Name
BMII_07 BMIII_07 BMIIII_07 BMIIV_07 BSMI_07 BSMII_07 BSMIII_07
Efficiency
1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 0,96916
Optimal Lambdas with Benchmarks 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,131
BMII_07 BMIII_07 BMIIII_07 BMIIV_07 BSMI_07 BSMII_07 BMIIII_07
0,509 BSMII_07
114
0,361 BSMIV_07
0,919 BPII_07
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
BSMIV_07 BSMGII_07 BSMGIII_07 BSMGIIII_07 BSMGIIV_07 BPI_07 BPII_07 BPIII_07 BPIV_07 BJBI_07 BJBII_07 BJBIII_07 BJBIV_07
1,00000 1,00000 1,00000 0,94668 0,85044 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 0,86831
1,000 BSMIV_07 1,000 BSMGII_07 1,000 BSMGIII_07 0,962 BSMGIII_07 0,875 BSMGIII_07 1,000 BPI_07 1,000 BPII_07 1,000 BPIII_07 1,000 BPIV_07 1,000 BJBI_07 1,000 BJBII_07 1,000 BJBIII_07 0,002 BMIIII_07
115
0,038 0,100
BPIV_07 BPIV_07
0,025
BJBIII_07
0,118
BPI_07
0,025
BPIII_07
0,854 BJBIII_07
Model BCC Pendekatan Produksi Tahun 2007 Inputs Outputs By. Basil Pd. Oprs Ut By. Persnlia Pd. Lain By. Oprs Lain InputOriented VRS DMU No.
DMU Name
Efficiency
Optimal Lambdas with Benchmarks
1 2
BMII_07 BMIII_07
0,75200 1,00000
0,271 1,000
BMIII_07 BMIII_07
0,573
3 4
BMIIII_07 BMIIV_07
0,88927 1,00000
0,681 1,000
BMIII_07 BMIIV_07
0,230
5 6
BSMI_07 BSMII_07
0,72845 0,72018
0,286 0,664
BMIII_07 BMIII_07
7 8
BSMIII_07 BSMIV_07
1,00000 1,00000
1,000 1,000
BSMIII_07 BSMIV_07
9 10
BSMGII_07 BSMGIII_07
1,00000 1,00000
1,000 1,000
BSMGII_07 BSMGIII_07
11 12
BSMGIIII_07 BSMGIIV_07
1,00000 1,00000
1,000 1,000
BSMGIIII_07 BSMGIIV_07
13 14
BPI_07 BPII_07
1,00000 1,00000
1,000 1,000
BPI_07 BPII_07
15
BPIII_07
0,78025
0,008
BSMIV_07
0,029
BPI_07
BMIIV_07
0,089
BSMIII_07
0,028 0,285
BPII_07 BPII_07
0,687 0,051
BJBIV_07 BJBIV_07
0,028
BSMGII_07
0,486
BPI_07
116
BSMGII_07
0,126
BPII_07
0,072
BPII_07
0,406
BJBI_07
16
BPIV_07
0,68744
0,019
BMIII_07
0,002
BSMIV_07
0,049
BSMGII_07
0,133
BPII_07
17 18
BJBI_07 BJBII_07
1,00000 0,98729
1,000 0,001
BJBI_07 BSMIV_07
0,007
BPII_07
0,719
BJBI_07
0,272
BJBIV_07
19
BJBIII_07
0,99542
0,001
BSMIV_07
0,010
BPII_07
0,368
BJBI_07
0,621
BJBIV_07
20
BJBIV_07
1,00000
1,000
BJBIV_07
0,797
BJBI_07
Model BCC Pendekatan Aset Tahun 2008 Inputs Outputs Total Asset Mudharabah Murabahah Aktiva Lancar Input-Oriented VRS DMU No.
1 2 3 4 5 6 7
DMU Name
BMII_08 BMIII_08 BMIIII_08 BMIIV_08 BSMI_08 BSMII_08 BSMIII_08
Efficiency
0,99918 0,99343 1,00000 0,98980 0,98997 1,00000 1,00000
Optimal Lambdas with Benchmarks 0,552 0,870 1,000 0,899 0,142 1,000 1,000
BMIIII_08 BMIIII_08 BMIIII_08 BMIIII_08 BMIIII_08 BSMII_08 BSMIII_08
117
0,263 0,013
BSMII_08 BSMII_08
0,186 0,011
BJBI_08 BSMIII_08
0,097 0,737
BSMII_08 BSMII_08
0,003 0,066
BJBI_08 BSMGII_08
0,105 BSMGII_08
0,056
BJBIV_08
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
BSMIV_08 BSMGII_08 BSMGIII_08 BSMGIIII_08 BSMGIIV_08 BPI_08 BPII_08 BPIII_08 BPIV_08 BJBI_08 BJBII_08 BJBIII_08 BJBIV_08
1,00000 1,00000 0,94856 0,93184 1,00000 0,98023 0,97474 1,00000 0,99582 1,00000 1,00000 0,99385 1,00000
1,000 BSMIV_08 1,000 BSMGII_08 0,022 BMIIII_08 0,011 BSMIII_08 1,000 BSMGIIV_08 0,167 BSMGII_08 0,400 BSMGII_08 1,000 BPIII_08 0,008 BMIIII_08 1,000 BJBI_08 1,000 BJBII_08 0,024 BSMGII_08 1,000 BJBIV_08
Model BCC Pendekatan Intermediasi Tahun 2008 Inputs Outputs By. Persnlia Mudharabah Fixed Asset Murabahah DPK Input-Oriented VRS DMU No.
1
DMU Name
BMII_08
Efficiency
1,00000
Optimal Lambdas with Benchmarks 1,000
BMII_08
118
0,700 BSMGII_08 0,778 BSMGII_08
0,279 BPIII_08 0,211 BSMGIIV_08
0,046 0,559
BPIII_08 BJBI_08
0,787 0,040
BJBII_08 BJBII_08
0,011 BSMGII_08
0,981
BPIII_08
0,001
BJBIV_08
0,087
0,507
BJBII_08
0,381
BJBIV_08
BJBI_08
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
BMIII_08 BMIIII_08 BMIIV_08 BSMI_08 BSMII_08 BSMIII_08 BSMIV_08 BSMGII_08 BSMGIII_08 BSMGIIII_08 BSMGIIV_08 BPI_08 BPII_08 BPIII_08 BPIV_08 BJBI_08 BJBII_08 BJBIII_08 BJBIV_08
1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 0,89455 1,00000 0,91101 0,96215 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000
1,000 BMIII_08 1,000 BMIIII_08 1,000 BMIIV_08 1,000 BSMI_08 1,000 BSMII_08 1,000 BSMIII_08 0,951 BSMIII_08 1,000 BSMGII_08 0,020 BMIIII_08 0,011 BMIIII_08 1,000 BSMGIIV_08 1,000 BPI_08 1,000 BPII_08 1,000 BPIII_08 1,000 BPIV_08 1,000 BJBI_08 1,000 BJBII_08 1,000 BJBIII_08 1,000 BJBIV_08
119
0,049 BSMGIIV_08 0,826 0,518
BSMGII_08 BSMGII_08
0,154 BJBIII_08 0,379 BSMGIIV_08
0,091 BPIII_08
Model BCC Pendekatan Produksi Tahun 2008 Inputs Outputs By. Basil Pd. Oprs Ut By. Persnlia Pd. Lain By. Oprs Lain InputOriented
VRS DMU No.
DMU Name
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
BMII_08 BMIII_08 BMIIII_08 BMIIV_08 BSMI_08 BSMII_08 BSMIII_08 BSMIV_08 BSMGII_08 BSMGIII_08 BSMGIIII_08 BSMGIIV_08 BPI_08
Efficiency
0,94718 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 0,90978 1,00000 1,00000 0,85685 0,78976 0,78843 0,78709 1,00000
Optimal Lambdas with Benchmarks 0,035 BMIIV_08 1,000 BMIII_08 1,000 BMIIII_08 1,000 BMIIV_08 1,000 BSMI_08 0,052 BMIIII_08 1,000 BSMIII_08 1,000 BSMIV_08 0,093 BSMI_08 0,176 BSMI_08 0,256 BSMI_08 0,466 BSMI_08 1,000 BPI_08
0,346 BSMI_08
0,618
0,360 BSMI_08
0,272 BSMIV_08
0,628 0,129 0,121 0,159
0,279 0,569 0,622 0,375
120
BPI_08 BPIII_08 BPIV_08 BPIV_08
BPIV_08
BJBI_08 BJBII_08 BJBIV_08 BJBIV_08
0,315
BPIV_08
0,126 BJBIII_08
14 15 16 17 18 19 20
BPII_08 BPIII_08 BPIV_08 BJBI_08 BJBII_08 BJBIII_08 BJBIV_08
1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000
1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
BPII_08 BPIII_08 BPIV_08 BJBI_08 BJBII_08 BJBIII_08 BJBIV_08
Model BCC Pendekatan Aset Tahun 2009 Inputs Outputs Total Asset Mudharabah Murabahah Aktiva Lancar Input-Oriented VRS DMU No.
DMU Name
1 2 3 4 5 6
BMII_09 BMIII_09 BSMI_09 BSMII_09 BSMGII_09 BSMGIII_09
Efficiency
1,00000 1,00000 0,99413 1,00000 1,00000 1,00000
Optimal Lambdas with Benchmarks 1,000 BMII_09 1,000 BMIII_09 0,937 BSMII_09 1,000 BSMII_09 1,000 BSMGII_09 1,000 BSMGIII_09
0,063
121
BPI_09
7 8 9 10
BPI_09 BPII_09 BJBI_09 BJBII_09
1,00000 1,00000 1,00000 0,87035
1,000 1,000 1,000 0,000
BPI_09 BPII_09 BJBI_09 BMII_09
0,014 BPII_09
Model BCC Pendekatan Intermediasi Tahun 2009 Inputs Outputs By. Persnlia Mudharabah Fixed Asset Murabahah DPK Input-Oriented VRS DMU No.
DMU Name
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI_09 BMII_09 BSMI_09 BSMII_09 BSMGII_09 BSMGIII_09 BPI_09 BPII_09 BJBI_09 BJBII_09
Efficiency
1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000
Optimal Lambdas with Benchmarks 1,000 BMI_09 1,000 BMII_09 1,000 BSMI_09 1,000 BSMII_09 1,000 BSMGII_09 1,000 BSMGIII_09 1,000 BPI_09 1,000 BPII_09 1,000 BJBI_09 1,000 BJBII_09
122
0,986 BJBI_09
Model BCC Pendekatan Produksi Tahun 2009 Inputs Outputs By. Basil Pd. Oprs Ut By. Persnlia Pd. Lain By. Oprs Lain Input-Oriented
VRS DMU No.
DMU Name
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI_09 BMII_09 BSMI_09 BSMII_09 BSMGII_09 BSMGIII_09 BPI_09 BPII_09 BJBI_09 BJBII_09
Efficiency
0,48713 0,46745 1,00000 1,00000 0,36236 0,42642 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000
Optimal Lambdas with Benchmarks 0,236 BSMI_09 0,523 BSMI_09 1,000 BSMI_09 1,000 BSMII_09 0,085 BSMI_09 0,206 BSMI_09 1,000 BPI_09 1,000 BPII_10 1,000 BJBI_09 1,000 BJBII_10
0,764 0,477
BPI_09 BPI_09
0,915 BJBI_09 0,794 BJBI_09
123
Lampiran 8: Output Hasil Uji Regresi MET (Metode Efek Tetap) REGRESI MET EFFISIENSI BCC PENDEKATAN ASSET BANK UMUM Dependent Variable: EFF? Method: Pooled Least Squares Date: 05/29/10 Time: 04:33 Sample: 2006Q1 2009Q2 Included observations: 14 Cross-sections included: 3 Total pool (balanced) observations: 42 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
PROF? INF? SBI? MPWR? KAPT? GROWTH? SIZE? Fixed Effects (Cross) _BMI--C _BSM--C _BSMGI--C
-0.277789 3.968712 -0.406822 -9.470322 -0.304036 0.226580 1.54E-05
0.672773 4.833511 1.132496 4.812344 0.633696 0.147338 4.90E-06
-0.412902 0.821083 -0.359226 -1.967923 -0.479782 1.537817 3.132030
0.6824 0.4177 0.7218 0.0578 0.6346 0.1339 0.0037
-0.008641 -0.084250 0.092891 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.439699 0.282115 0.036872 0.043504 84.72847 2.790244 0.015519
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.963677 0.043517 -3.558499 -3.144768 -3.406850 2.513449
REGRESI MET EFFISIENSI BCC PENDEKATAN ASSET UUS Dependent Variable: EFF? Method: Pooled Least Squares Date: 05/26/10 Time: 10:49 Sample: 2006:1 2009:2 Included observations: 14 Number of cross-sections used: 2 Total panel (balanced) observations: 28 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
PROF? INF? SBI? MPWR? KAPT? GROWTH?
-0.126044 0.959980 0.850163 20.12713 -1.922672 0.241996
0.796774 4.527637 1.093121 4.694610 0.731011 0.132826
-0.158192 0.212027 0.777740 4.287286 -2.630153 1.821897
0.8760 0.8343 0.4463 0.0004 0.1165 0.0843
124
SIZE? Fixed Effects _BP--C _BJB--C R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Log likelihood Durbin-Watson stat
-0.000103
3.03E-05
-3.390365
0.0031
0.782858 0.738773 0.698949 0.572191 0.029330 64.51491 1.911288
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid F-statistic Prob(F-statistic)
0.971186 0.044842 0.016344 5.514031 0.001084
REGRESI MET EFFISIENSI BCC PENDEKATAN INTERMEDIASI BANK UMUM Dependent Variable: EFF? Method: Pooled Least Squares Date: 05/26/10 Time: 10:51 Sample: 2006:1 2009:2 Included observations: 14 Number of cross-sections used: 3 Total panel (balanced) observations: 42 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
PROF? INF? SBI? MPWR? KAPT? GROWTH? SIZE? Fixed Effects _BMI--C _BSM--C _BSMGI--C
0.365621 -6.652376 1.101171 9.351113 -0.750771 0.359986 -1.09E-05
0.784110 4.689808 1.251292 4.651686 0.554117 0.249855 5.03E-06
0.466287 -1.418475 0.880027 2.010263 -1.354896 1.440778 -2.160166
0.6442 0.1657 0.3854 0.0529 0.1849 0.1594 0.0384
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Log likelihood Durbin-Watson stat
0.944488 0.957918 0.814069 0.479992 0.333740 0.037873 83.60287 1.779551
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid F-statistic Prob(F-statistic)
0.980198 0.046399 0.045900 3.281945 0.006128
REGRESI MET EFFISIENSI BCC PENDEKATAN INTERMEDIASI UUS Dependent Variable: EFF? Method: Pooled Least Squares Date: 05/26/10 Time: 10:54 Sample: 2006:1 2009:2 Included observations: 14 Number of cross-sections used: 2 Total panel (balanced) observations: 28 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
PROF? INF? SBI?
-6.330143 22.75395 -2.161608
2.718165 12.95862 2.465717
-2.328829 1.755893 -0.876665
0.0311 0.0952 0.3916
125
MPWR? KAPT? GROWTH? SIZE? Fixed Effects _BP--C _BJB--C R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Log likelihood Durbin-Watson stat
2.195849 -1.187851 0.222930 -1.02E-05
9.763484 0.895933 0.136973 4.73E-05
0.224904 -1.325826 1.627545 -0.216065
0.8245 0.2006 0.1201 0.8312
1.142231 1.218480 0.573015 0.393232 0.063674 42.80975 2.188930
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid F-statistic Prob(F-statistic)
0.976235 0.081743 0.077034 3.187259 0.018123
REGRESI MET EFFISIENSI BCC PENDEKATAN PRODUKSI BANK UMUM Dependent Variable: EFF? Method: Pooled Least Squares Date: 05/26/10 Time: 10:56 Sample: 2006:1 2009:2 Included observations: 14 Number of cross-sections used: 3 Total panel (unbalanced) observations: 41 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
PROF? INF? SBI? MPWR? KAPT? GROWTH? SIZE? Fixed Effects _BMI--C _BSM--C _BSMGI--C
9.320049 3.994112 2.591941 -28.18308 -0.019386 0.278860 2.47E-05
2.697222 15.63884 3.565440 14.62531 1.957755 0.338971 1.56E-05
3.455425 0.255397 0.726962 -1.927007 -0.009902 0.822667 1.584298
0.0016 0.8001 0.4727 0.0632 0.9922 0.4170 0.1233
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Log likelihood Durbin-Watson stat
0.761010 0.821286 0.819286 0.527537 0.390370 0.139060 28.44172 1.297817
126
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid F-statistic Prob(F-statistic)
0.887939 0.178103 0.599472 3.845950 0.002343
REGRESI MET EFFISIENSI BCC PENDEKATAN PRODUKSI UUS Dependent Variable: EFF? Method: Pooled Least Squares Date: 05/29/10 Time: 04:54 Sample: 2006Q1 2009Q2 Included observations: 14 Cross-sections included: 2 Total pool (balanced) observations: 28 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C PROF? INF? SBI? MPWR? KAPT? GROWTH? SIZE? Fixed Effects (Cross) _BP--C _BJB--C
1.291229 0.530961 10.58963 -3.103470 -4.501055 -1.984281 -0.556776 0.000179
0.559471 3.155431 17.93061 4.329040 18.59187 2.894994 0.526027 0.000120
2.307946 0.168269 0.590590 -0.716896 -0.242098 -0.685418 -1.058456 1.492438
0.0324 0.8682 0.5618 0.4822 0.8113 0.5014 0.3031 0.1520
-0.070925 0.070925 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.463612 0.237764 0.116153 0.256337 25.97826 2.052764 0.094687
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
127
0.940596 0.133041 -1.212733 -0.784524 -1.081825 2.156985