ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: Fadla Nurmanila 1112046100163
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H /2016 M i
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Fadla Nurmanila
NIM
: 1112046100163
Jurusan
: Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli dan tanpa izin pemilik karya. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah saya bukan hasil karya asli saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya bersedia untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 13 Oktober 2016
Fadla Nurmanila
iv
ABSTRAK Fadla Nurmanila. NIM 1112046100163. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Program Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 1437 H / 2016 M. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Promosi, Inflasi, dan Equivalent Rate terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Data yang digunakan adalah data bulanan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam Statistik Perbankan Syariah periode Januari 2012 – Desember 2015. Metode yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara simultan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Promosi, Inflasi, dan Suku Bunga mampu menjelaskan serta mempunyai pengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia, dengan kekuatan nilai Adjusted R Square sebesar 97%. Secara simultan faktor internal (DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi) mempunyai pengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia, dengan kekuatan 96%. Secara simultan faktor eksternal (Inflasi dan Equivalent Rate) mempunyai pengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia, dengan kekuatan 67%. Secara pasial, DPK, NPF, dan Equivalent Rate mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. CAR mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap peyaluran pembiayaan. Biaya Promosi dan Inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank BPRS di Indonesia. Kata Kunci : Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate, Penyaluran Pembiayaan, Regresi Linier Berganda
Pembimbing : Edi Setiadi, SE.,MM.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Atas pertolongan-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia“. Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan Skripsi ini tidak dapat mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Adapun ungkapan terima kasih ini penulis tujukan kepada: 1.
Bapak AM. Hasan Ali, M.A, dan Bapak Dr. Abdurrauf, M.A, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Hj. Siti Hanna, S.Ag, Lc., MA, selaku dosen pembimbing akademik yang sudah memberikan bimbingan dari awal penulis memulai perkuliahan sampai dengan penyelesaian skripsi ini.
vi
3.
Bapak Edi Setiadi, SE, MM, selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah meluangkan waktunya dan dengan sabar memberikan pengarahan, saran dan bimbingan sehingga terselesaikan skripsi ini.
4.
Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat bermanfaat dunia dan akhirat.
5.
Segenap staf Perpustakaan Utama dan Perpustakan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanannya dalam pengumpulan literatur penelitian.
6.
Kedua orang tua, Ibu Misliah dan Alm.Bapak Nahrowi untuk doa, perjuangan, kesabaran, nasehat, cinta dan kasih sayang yang selalu tercurah sehingga penulis mempunyai kekuatan untuk menjalani kehidupan hingga hari ini.
7.
Syarifudin, Nazliyah, dan Abdul Basri selaku kakak serta adik penulis Vira Rizkiah yang sudah membantu dan mendoakan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.
8.
Sim Nabila Tanjung dan Suwita Nensi, sahabat karib penulis yang selalu setia menemani, membantu, mendukung, serta memotivasi penulis.
9.
Indri, Nadya, Desti, Putri, dan Suci, sahabat-sahabat yang selalu menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan. Terima kasih atas canda dan air mata yang telah kita rasakan bersama.
vii
10. Teman-Teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2012, terutama PSD 2012, Terima kasih untuk segala bantuan, kerjasama, dan kenangan yang telah kalian berikan. Semoga Allah memberikan barakah atas kebaikan dan jasa-jasa mereka semua dengan kebaikan yang berlimpah. Demikian semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Jakarta, 07 Dzulhijjah 1437 H 09 September 2016 M
Fadla Nurmanila
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN .............................................. LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ ABSTRAK .......................................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI ....................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................... DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... BAB I
i ii iii iv v vi ix xiii xiv xv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 8 C. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................................................... 8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................................... 9 E. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................................... 13 1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ............................................... 13 a. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ...................................... 12 b. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ............................................ 12 c. Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.............................. 13 2. Pembiayaan ................................................................................................ 16 a. Pengertian Pembiayaan ......................................................................... 16 b. Jenis-Jenis Pembiayaan di BPRS .......................................................... 16 3. Faktor Internal Bank ................................................................................. 19 4. Faktor Eksternal Bank ............................................................................... 20 5. Dana Pihak Ketiga (DPK) ......................................................................... 20 ix
a. Pengertian Dana Pihak Ketiga .............................................................. 20 b. Macam-Macam Dana Pihak Ketiga ...................................................... 20 c. Hubungan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan ......................... 22 6. Non Performing Financing (NPF) ............................................................. 22 a. Pengertian Non Performing Financing ................................................. 22 b. Kategori Pembiayaan Bermasalah ........................................................ 23 c. Hubungan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan .. 26 7. Capital Adequacy Ratio (CAR) ................................................................. 26 a. Pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR) .......................................... 26 b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Pembiayaan ....... 27 8. Biaya Promosi ............................................................................................ 27 a. Pengertian Biaya Promosi ..................................................................... 27 b. Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Pembiayaan .................................. 28 9. Inflasi ......................................................................................................... 28 a. Pengertian Inflasi .................................................................................. 28 b. Pengaruh Inflasi Terhadap Pembiayaan................................................ 30 10. Equivalent Rate ....................................................................................... 31 a. Pengertian Equivalent Rate ................................................................ 31 b. Pengaruh Equivalent Rate Terhadap Pembiayaan .............................. 32 B. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ............................................................. 32 C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 45 D. Hipotesis ......................................................................................................... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................................................ 48 B. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 48 C. Data dan Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 48
x
D. Sumber Data ................................................................................................... 49 E. Variabel dan Pengukuran Variabel ................................................................. 49 F. Metode Analisis Data ..................................................................................... 51 1. Statistik Deskriptif ..................................................................................... 51 2. Analisis Regresi Linier Berganda .............................................................. 51 3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 52 a. Uji Normalitas ....................................................................................... 53 b. Uji Autokorelasi ................................................................................... 53 c. Uji Multikoliniearitas ............................................................................ 54 d. Uji Heteroskedastisitas.......................................................................... 55 4. Koefisien Determinasi (R2)........................................................................ 56 5. Uji Hipotesis .............................................................................................. 56 a. Uji F-Statistik ........................................................................................ 57 b. Uji t-Statistik ......................................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Statistik .................................................................................... 60 1. Analisis Deskriptif ..................................................................................... 60 2. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 62 a. Hasil Uji Multikoliniearitas .................................................................. 63 b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 64 c. Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 64 d. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 65 3. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis a. Analisis Hasil Regresi ........................................................................... 66 b. Koefisien Determinasi (R2) ................................................................... 68 c. Hasil Uji F-Statistik .............................................................................. 69
xi
d. Hasil Uji t-Statistik ............................................................................... 70 B. Pembahasan…………………………………………………………………. 72 1. Pengaruh DPK Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada BPRS……....... 72 2. Pengaruh NPF Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada BPRS………… 73 3. Pengaruh CAR Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BPRS………… 73 4. Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BPRS. 74 5. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BPRS……….. 76 6. Pengaruh Equivalent Rate Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada BPRS 77
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………………. 78 B. Saran………………………………………………………………………... 80 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 83 LAMPIRAN…………………………………………………………………… 86
xii
DAFTAR TABEL No.
Keterangan
Halaman
1.1
Pembiayaan BPRS Berdasarkan Golongan
2
1.2
Pembiayaan BPRS Berdasarkan Sektor Ekonomi
3
2.1
Kriteria Kesehatan NPF Bank Syariah
23
2.2
Indikator Pembiayaan Bermasalah
24
2.3
Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
39
4.1
Statistik Deskriptif
60
4.2
Hasil Uji Multikolinieritas
63
4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
64
4.4
Hasil Uji Autokorelasi
64
4.5
Hasil Analisis Regresi
66
xiii
DAFTAR GAMBAR No
Keterangan
Halaman
1.1
Jumlah Bank dan kantor BPRS Di indonesia
1
2.1
Skema Kerangka Pemikiran
45
4.1
Hasil Uji Normalitas
65
xiv
DAFTAR LAMPIRAN No
Keterangan
Halaman
1
Data Variabel Penelitian
86
2
Hasil Uji Autokorelasi
87
3
Hasil Uji Multikolinieritas
88
4
Hasil Uji Normalitas
88
5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
89
6
Descriptive Statistics
90
7
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
90
8
Hasil Uji F Faktor Internal
91
9
Hasil Uji F Faktor Eksternal
91
10
Tabel Distribusi F
92
11
Tabel Distribus t
93
12
Tabel Distribusi Chi-Square
94
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan lembaga keuangan syariah cukup signifikan, seiring dengan tanggapan masyarakat yang sangat positif dengan keberadaan lembaga keuangan syariah yang ada. Hal tersebut memang tidak bisa dilepaskan dari peranan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Lembaga ini dapat menjangkau masyarakat kalangan ekonomi mikro, kecil, dan menengah. Salah satu yang termasuk ke dalam lembaga tersebut yaitu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) didirikan untuk melayani Usaha Mikro dan Kecil (UMK), salah satu tugasnya adalah menyalurkan pembiayaan untuk membantu perkembangan sektor rill. Gambar 1.1 Jumlah Bank dan kantor Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di indonesia 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
439 401
446
402
364 Jumlah Bank Jumlah Kantor 155
2011
158
2012
163
2013
163
2014
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
1
163
2015
2
Berdasarkan gambar 1.1, dapat dilihat perkembangan BPRS dari tahun 2011-2015. Pada akhir tahun 2011 ada 155 bank dan 364 kantor BPRS di seluruh Indonesia. Setiap tahun jumlahnya selalu mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu signifikan , pada akhir tahun 2015 jumlahnya mencapai 163 jumlah bank dan 446 jumlah kantor. Hal ini membuktikan bahwa BPRS mengalami pertumbuhan yang baik di masyarakat dengan dilihat dari jumlah bank dan jumlah kantor yang meningkat selama lima tahun terakhir ini. Di Indonesia jumlah unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tercatat yang paling besar dibanding dengan negara-negara lain. Pada tahun 2013 jumlahnya mencapai 57.895.721 unit atau 99,99%, dengan penyerapan jumlah tenaga kerja sebanyak 114.144.082 orang atau 96,99%.1 Hal ini mencerminkan bahwa UMKM mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia karena banyak berperan pada sektor riil. Dalam pelaksanaannya, sebagian besar pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS di Indonesia masuk ke dalam golongan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang tersebar ke dalam sektor rill maupun non rill. Tabel 1.1 Pembiayaan – Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan Golongan
Golongan Pembiayaan 2013 2014 Usaha Kecil dan Menengah 2.620.262 3.005.858 Selain Usaha Kecil dan Menengah 1.813.230 1.999.051 Total 4.433.492 5.004.909 Sumber: Statistik Perbankan Syariah Tahun 2015 1
2015 3.377.987 2.387.184 5.765.171
Dalam Jutaan Rupiah
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm, diakses tanggal 27 Januari 2016
3
Dari tahun ke tahun pembiayaan ke dalam golongan UMKM terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 pembiayaan yang disalurkan ke dalam golongan UMKM mencapai 59% dari total pembiayaan yang disalurkan. Tabel 1.2 Pembiayaan – Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan Sektor Ekonomi
Sektor Ekonomi Pertanian, kehutanan dan sarana pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, gas dan air Konstruksi Perdagangan, restoran dan hotel Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa dunia usaha Jasa sosial/masyarakat Lain-lain Total Sumber: Statistik Perbankan Syariah Tahun 2015
2013 389.336 6.004 39.681 7.312 157.138 1.443.921
2014 326.33 6.886 53.026 9.476 237.323 1.575.091
2015 356.632 9.561 50.331 10.957 339.756 1.696.081
70.748 338.85 365.005 1.615.497 4.433.492
83.283 491.775 458.242 1.763.477 5.004.909
88.405 566.188 550.037 2.097.224 5.765.171
Dalam Jutaan Rupiah
Dapat dilihat klasifikasi pembiayaan yang disalurkan BPRS banyak tersebar di beberapa sektor ekonomi. Kualitas pembiayaan syariah juga menunjukkan kinerja yang membaik dengan ditunjukkan oleh membesarnya porsi pembiayaan. Hingga tahun 2015, pembiayaan syariah mencapai Rp.5.765.171.000.000. Hal ini tentu saja diiringi dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga meningkatnya jumlah BPRS di Indonesia. Pembiayaan yang diberikan oleh BPRS diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memperoleh pendanaan untuk kegiatan ekonomi, karena BPRS dikhususkan untuk menjangkau masyarakat dalam kalangan ekonomi
4
mikro, kecil, dan menengah. Masyarakat yang seperti inilah yang memerlukan bantuan pendanaan dari BPRS dengan sistem bagi hasil dan bukan dengan sistem bunga yang sangat memberatkan masyarakat kecil. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah termasuk bank syariah yang lebih dekat dengan masyarakat menengah ke bawah seperti untuk kebutuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Sedangkan UMKM dan UKM adalah aktivitas perekonomian masyarakat mayoritas dilakukan di Indonesia yang tentunya sangat membutuhkan dukungan dari lembaga keuangan terutama dalam hal pendanaan, sehingga diharapkan
keberadaan
BPRS
mampu
meningkatkan
perekonomian
Indonesia. Oleh karena itu penting dilakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor yang berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Pembiayaan merupakan indikator utama untuk mengukur perkembangan dan pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah nasional. Perusahaan yang membutuhkan dana mempunyai beberapa pilihan jenis pembiayaan yang dapat disesuaikan dengan kondisi arus kas perusahaannya atau jangka waktu kebutuhan dan jumlah pinjamannya, sehingga perlu dikaji faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat oleh sebuah lembaga keuangan (perbankan syariah). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya pembiayaan yaitu faktor lingkungan yang secara umum dikelompokkan menjadi lingkungan umum dan lingkungan khusus. Faktor lingkungan umum yang mempengaruhi
5
kinerja perbankan syariah antara lain kondisi politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat, teknologi, kondisi lingkungan alamiah, dan keamanan lingkungan dan negara. Faktor lingkungan khusus yang berpengaruh antara lain adalah nasabah, penabung, pesaing, serikat pekerja, dan kebijakan bank sentral atau regulator. Kebijakan
penyaluran
dana
bank
untuk
kegiatan
pembiayaan
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal bank. Faktor internal bank antara lain berkaitan dengan persepsi bank terhadap prospek usaha debitur, rasio keuangan perusahaan perbankan seperti jumlah pembiayaan bermasalah (NPF), jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), kecukupan modal (CAR), dan biaya promosi yang digunakan untuk mengumpulkan dana pihak ketiga (Biaya Promosi). Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan kondisi perekonomian dan kondisi diluar bank seperti Inflasi dan Equivalent Rate bagi hasil. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan sudah banyak dilakukan. Pertama penelitian Mufqi Firaldi menjelaskan bahwa variabel DPK dan NPF mempunyai pengaruh jangka pendek terhadap total pembiayaan BPRS di Indonesia. Sedangkan variabel Inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap total pembiayaan.2 Kedua, penelitian Neil AL Muna menjelaskan bahwa variabel NPF dan FDR berpengaruh positif terhadap dan signifikan terhadap pembiayaan sektor 2
Mufqi Firaldi, “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), NonPerforming Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia (Periode Januari 2007- Oktober 2012),” Skripsi: S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. 107
6
pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Variabel dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Variable ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Dan variabel Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Ketiga, penelitian Sanjayadi menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif sangat kuat antara biaya promosi terhadap nilai kredit pada PT BPR Laksana Lestari Serpong pada periode 2004-2008.3 Selanjutnya, penelitian Reswanda, Wenda Wahyu C menjelaskan bahwa variabel DPK dan FDR berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS Lantabur. Sedangkan CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada PT. BPRS Lantabur.4 Dari penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan, memberikan bukti bahwa adanya faktor-faktor yang mempenyaruhi jumlah penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dengan diketahuinya faktor-faktor tersebut secara tidak langsung dapat berdampak positif terhadap perkembangan BPRS di Indonesia dan bisa menjadi bahan evaluasi untuk BPRS itu sendiri. Sehingga analis faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan perlu di kaji lebih dalam dengan memasukkan beberapa variabel.
3
Sanjayadi, “Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Nilai Kredit Pada PT BPR Laksana Lestari Serpong”, Skripsi: S1 Universitas Pamulang, 2011 4 Reswanda, Wahyu C, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada PT BPRS Lantabur Jombang,” Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen, 2013, h. 56
7
Disini peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut apa yang telah diteliti oleh Mufqi Firaldi. Dalam penelitiannya ia hanya memasukkan tiga variabel saja. Peneliti akan menambahkan faktor internal seperti CAR dan Biaya Promosi. Sedangkan faktor eksternalnya peneliti menambahkan Equivalent Rate. Peneliti akan menggunakan metode regresi linier berganda, dengan menggunakan populasi penelitian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di seluruh Indonesia dalam periode yang lebih up to date lagi yaitu periode 2013-2015. Berdasarkan pemaparan diatas, maka judul penelitian ini adalah “ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN PEMBIAYAAN PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA”.
8
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang dapat teridentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) memiliki peranan yang cukup penting dalam membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 2. Pembiayaan yang disalurkan BPRS banyak disalurkan ke dalam golongan UMKM dan sektor rill. 3. Ada faktor internal dan faktor eksternal yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi penyaluran pembiayaan BPRS. C. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi objek penelitian yaitu peneliti hanya berfokus pada BPRS yang ada di seluruh Indonesia (dalam skala nasional). Peneliti hanya membatasi pada beberapa faktor yang diprediksi dapat mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Faktor internal seperti DPK, NPF, CAR, dan biaya promosi. Sedangkan faktor ekternal seperti inflasi dan equivalent rate. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: a. Apakah DPK, NPF, CAR, dan biaya promosi berpengaruh secara parsial terhadap penyaluran pembiayaan BPRS ?
9
b. Apakah inflasi dan equivalent rate berpengaruh secara parsial terhadap penyaluran pembiayaan BPRS? c. Apakah DPK, NPF, CAR, dan biaya promosi berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran pembiayaan BPRS? d. Apakah inflasi dan equivalent rate berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran pembiayaan BPRS? e. Apakah DPK, NPF, CAR, biaya promosi, inflasi dan equivalent rate berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran pembiayaan BPRS? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui pengaruh DPK, NPF, CAR, dan biaya promosi terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS b. Mengetahui pengaruh inflasi dan equivalent rate terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS 2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu: a. Memberikan informasi kepada pihak manajeman Bank Pembiayaan Rakyat Syariah mengenai apa saja faktor yang mempengaruhi peningkatan penyaluran pembiayaan. b. Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para praktisi Lembaga Keuangan Syariah untuk merencanakan suatu inovasi baru
10
khususnya alokasi pembiayaan di sektor UMKM, serta peningkatan kinerja dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). c. Bagi pihak lain diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan dengan baik sebagai bahan referensi dan bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
11
E. Sistematika Penulisan Penyususan karya ilmiah ini akan dikelompokkan kedalam lima bab. Masing-masing bab akan dibagi ke dalam sub-sub bab dengan penyusunan sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini menyajikan pendahuluan dari seluruh penulisan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
manfaat
penelitian, hipotesis
serta
sistematika penulisan BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang landasan teori, kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu
BAB III
: METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data dengan menggunakan instrumen penelitian, teknik analisa data dan interpretasi hasil regresi.
BAB IV
: PEMBAHASAN
12
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan. untuk memperhitungkan kolerasi antar variabel independen terhadap variabel dependen, dilanjutkan dengan analisis regresi linier berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Serta melihat seberapa kuat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dengan melihat koefisien determinannya. Kemudian menginterpretasikan hasil analisis dan model yang telah terbentuk. BAB V
: PENUTUP Bab ini menguraikan tentang simpulan dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penulis serta saran-saran yang dianggap perlu untuk peningkatan pengetahuan pihak-pihak tertentu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) a. Pengertian Bank Pembiayaan Syariah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Secara teknis BPRS dapat diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah terutama bagi hasil. b. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bank pembiayaan rakyat sayariah (BPRS) didirikan dengan memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu: 1. Meningkatkan
kesejahteraan
ekonomi
umat
Islam
terutama
kelompok masyarakat ekonomi mikro, kecil, dsn menengah, yang pada umumnya berada di daerah pedesaan. Sasaran utama dari BPRS adalah umat Islam yang berada di pedesaan dan di tingkat kecamatan. Masyarakat yang berada di kawasan tersebut pada umumnya ternasuk pada masyarakat golongan ekonomi lemah. 2. Kehadiran
BPRS
bisa
menjadi
sumber
permodalan
bagi
pengembangan usaha masyarakat golongan ekonomi mikro, kecil,
13
14
3. dan menengah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahtertaan mereka. 4. Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka peningkatan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai c. Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Sebagai
lembaga
keuangan
syariah
pada
dasarnya
Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank-bank umum syariah. Namun demikian, sesuai UU Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008, Bank Permbiayaan Rakyat Syariah (BPRS) hanya dapat melaksanakan usahausaha sebagai berikut:5 a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk: 1. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lainyang tidak bertentangan dengan prinsip syariah 2. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain. b) Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk: 1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah 5
UU Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008, Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Pasal 21
15
2. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna 3. Pembiayaan berdasarkan akad qardh 4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atausewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bittamlik 5. Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah c) Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad wadi’ah atau
Investasi
berdasarkan akad
mudharabah dan/atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah d) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS e) Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank syariah lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia Dalam aktivitas operasional perbankannya berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008, Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) dilarang:6 a) Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip Syari’ah.
6
Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syari’ah Suatu Kajian Teoritis Praktis, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h. 200.
16
b) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. c) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang asing dengan izin Bank Indonesia. d) Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi Syari’ah. e) Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah. f) Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah diatur dalam Undang-Undang. 2. Pembiayaan a. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. b. Jenis - Jenis Pembiayaan di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di BPRS ada beberapa jenis produk pembiayaan, yaitu: 1) Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika bank sebagai pemilik dana/modal, biasa disebut shahibul maal
17
menyediakan modal (100%) kepada pengusaha sebagai pengelola (mudharib) untuk melakukan aktifitas produktif atau kegiatan usaha dengan syarat bahwa keuntungan yangdihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad. Apabila terjadi kerugian karena proses normal dariusaha dan bukan karena kelalaian atau kecurangan pengelola modal, maka erugian ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal. Apabila terjadi kerugian karena kelalaian dan kecurangan pengelola, maka pengelola bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerugian tersebut. 7 Pemilik modal disini hanya menyediakan modal dan tidak dibenarkan untuk ikut campur dalam kegiatan usaha yang dibiayainya. 2) Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika bank sebagai pemilik modal atau dana turut serta sebagai mitra usaha, membiayai investasi usaha pihak lain. Perjanjian antara pengusaha dengan bank, dimana modal kedua pihak digabungkan untuk sebuah usaha yang dikelola bersama-sama. Keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai kesepakatan awal. Musyarakah merupakan perjanjian yang berjalan terus sepanjang usaha yang dibiayai bersama terus beroperasi. 3) Pembiayaan Murabahah
7
Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2011), h. 344
18
Murabahah dalam teknis perbankan adalah akad jual-beli antara bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Pada pembiayaan ini bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli, harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan waktu pembayaran. 4) Pembiayaan Ijarah Ijarah adalah akad antara bank dengan nasabah untuk menyewa suatu barang atau objek sewa milik bank dan bank mendapat imbalan jasa atas barang yang disewanya, dan diakhiri dengan pembelian obyek sewa oleh nasabah.8 Dalam pembiayaan ini, bank bertindak sebagai penyedia dana. Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan objek sewa yang dipesan nasabah. Pengembaliaan atas penyediaan dana bank dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun sekaligus dan pengembalian atas penyediaan dana bank tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun dalam bentuk pembebasan utang.9 5) Pembiayaan Ishtishna Ishtishna yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli, dimana BPRS akan membelikan barang kebutuhan nasabah sesuai kriteria yang telah ditetapkan nasabah dan menjualnya kepada nasabah dengan harga jual sesuai kesepakatan kedua belah pihak dengan 8
DSN-MUI No.09 /DSN-MUI/IV/2000, Pembiayaan Ijarah Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.
9
52
19
jangka waktu serta mekanisme pembayaran atau pengembalian disesuaikan dengan kemampuan atau keuangan nasabah. 6) Pembiayaan As- Salam Menurut terminologi ilmu fiqih, as-salam artinya transaksi terhadap suatu barang yang digambarkan dan dalam kepemilikan dengan harga atau pembayaran dimuka pada saat waktu akad namun penyerahan barang tertunda atau setelahnya. As-salam termasuk salah satu bentuk jual beli, berbeda dengan jual beli lain, karena dengan system kontan plus tertunda, yakni dengan pembayaran kontan dan penyerahan barang tertunda. 7) Pembiayaan Qard Pembiayaan qard disebut juga dengan pinjaman kebaikan. Pembiayaan qard digunakan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan berjangka pendek. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq, dan sadaqah. 3. Faktor Internal Bank Faktor internal bank adalah faktor yang berkaitan dengan persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan rasio keuangan perusahaan perbankan seperti jumlah pembiayaan bermasalah (NPF), jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), kecukupan modal (CAR), dan biaya promosi yang digunakan untuk mengumpulkan dana pihak ketiga (Biaya Promosi).
20
4. Faktor Eksternal Bank Faktor eksternal bank adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi di luar perusahaan perbankan dan kondisi perekonomian Indonesia yang sedang terjadi seperti Inflasi dan Equivalent Rate bagi hasil. 5. Dana Pihak Ketiga (DPK) a. Pengertian Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional suatu bankdan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini.10 Komponen DPK ini terdiri dari giro, simpanan berjangka (deposito dan sertifikat deposito, tabungan dan kewajiban-kewajiban lainnya yang terdiri dari kewajiban segera yang dapat dibayar, surat-surat berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima setoran jaminan dan lainnya. Tidak termasuk dana yang berasal dari bank sentral.11 b. Macam-Macam Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga bank mempunyai beberapa macam bentuk, yaitu: 1) Tabungan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
10
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 64 Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006). h. 79 11
21
ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Produk
tabungan
ini
menggunakan
akad
wadi’ah
dan
mudharabah. Bagi nasabah yang bermotif hanya menyimpan saja, maka menggunakan produk tabungan wadiah. Sedangkan bagi nasabah yang bermotif investasi atau mencari keuntungan, maka menggunakan tabungan mudharabah yang sesuai. 2) Giro Giro bank syariah dapat memberikan jasa simpanan giro dalam bentuk rekening wadi’ah dan giro mudharabah. Dalam bentuk wadi’ah bank menggunakan prinsip wadi’ah yad dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagai kustodian harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi’ah. Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atas keuntungan apapun pada pemegang rekening wadi’ah, dan sebaliknya pemegang rekening juga tidak boleh mengharapkan atau meminta imbalan atau keuntungan atas rekening wadi’ah. Sedangkan giro mudharabah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah, baik mudharabah mutlaqah maupun mudharabah muqadayyah. Hal ini tergantung nasabah memilih dengan akad yang disepakati.
22
3) Deposito12 Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank atau pada saat jatuh tempo. Deposito merupakan produk dari bank yang memang ditujukan untuk kepentingan investasi dalam bentuk surat-surat berharga, sehingga dalam perbankan syariah akan memakai prinsip mudharabah. Berbeda dengan perbankan konvensional yang memberikan imbalan berupa bunga bagi nasabah deposan, maka dalam perbankan syariah imbalan yang diberikan kepada nasabah deposan adalah bagi hasil (profit sharing) sebesar nisbah yang telah disepakati di awal akad. c. Hubungan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan Pada umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran pembiayaan. Semakin besar Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dikumpulkan
maka
semakin
meningkatan
potensi
bank
dalam
penyediaan pembiayaan. 6. Non Performing Financing (NPF) a. Pengertian Non Performing Financing (NPF) NPF mencerminkan risiko kemungkinan kerugian yang akan timbul atas penyaluran dana oleh bank tingginya NPF membuat bank 12
Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), h. 93
23
perlu membentuk pencadangan atas kredit bermasalah yang lebih besar, hal ini akan menurunkan pendapatan bank. NPF adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat pembiayaan macet pada bank tersebut. NPF diketahui dengan cara menghitung: (
)
Rasio NPF ditunjukan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi bank syariah. Dimana semakin tinggi rasio ini menunjukkan kualitas pembiayaan syariah semakin buruk. Nilai rasio ini kemudian dibandingkan dengan kriteria kesehatan NPF bank syari’ah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tabel berikut: Tabel 2.1 Kriteria Kesehatan Non Performing Financing (NPF) Bank Syariah
No
Nilai NPF
Predikat
1
NPF = 2 %
Sehat
2
2% ≤ NPF < 5%
Sehat
3
5% ≤ NPF < 8 %
Cukup Sehat
4
8 % ≤ NPF < 12 %
Kurang Sehat
5
NPF ≥ 15%
Tidak Sehat
Sumber: SE BI No 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007
b. Kategori Pembiayaan Bermasalah Ketidak lancaran nasabah membayar angsuran maupun bagi hasil atau profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektibilitas
24
pembiayaan, secara umum kolektibilitas pembiayaan dikategorikan menjadi lima macam, yaitu:13 Tabel 2.2 Indikator Pembiayaan Bermasalah
No 1
Kualitas Pembiayaan Lancar
Kriteria a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bagi hasil tepat waktu. b. Memiliki rekening yang aktif. c. Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan agunan tunai (cash colateral).
2
Dalam Perhatian Khusus
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bagi hasil yang belum melampui 90 hari. b. Kadang-kadang
terjadi
cerukan
(overdraft) yaitu jumlah penarikan yang melebihi dana yang tersedia pada akun giro. c. Mutasi rekening relative aktif. d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrakyang diperjanjikan e. Didukung oleh pinjaman baru 3
Kurang Lancar
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi
hasil
yang telah
melampaui 90 hari b. Sering terjadi cerukan (overdraft) yaitu
13
jumlah
penarikan
yang
Veithzal Rivai dan Andria Permata, Credit Management Handbook: Teori, Konsep, Prosedur dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 42-47
25
melebihi dana yang tersedia pada akun giro. c. Frekuensi
mutasi
rekeningrelatif
rendah d. Terjadi
pelanggaran
terhadap
kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari. e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah. f. Dokumentasi pinjaman yang lemah 4
Diragukan
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan /atau bagi hasil yang melampaui 180 hari. b. Terdapat
cerukan
yang
bersifat
permanen c. Terdapat wanprestasi lebih dari 180 hari. d. Terdapat kapitalisasi bunga e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan maupun pengikatan jaminan. 5
Macet
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi
hasil
yang telah
melampaui 270 hari. b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru. c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar. Sumber: Dimodifikasi dari Rivai dan Veithzal, 2008
26
c. Hubungan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan Non Performing Financing (NPF) pada perbankan syariah yang tinggi dapat mengakibatkan tidak bekerjanya fungsi intermediasi bank secara optimal karena mengurangi atau menurunkan perputaran dana bank, sehingga memperkecil kesempatan bank memperoleh pendapatan. Apabila dana di bank berkurang maka akan mengurangi pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada masyarakat. 7. Capital Adequacy Ratio (CAR) a. Pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013, bank wajibmenyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang dinyatakan dalam rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio ini bertujuanuntuk memastikan bahwa jika dalam aktivitasnya bank mengalami kerugian, maka ketersediaan modal yang dimiliki oleh bank mampu mengcover kerugian tersebut. Rasio kecukupan modal tersebut dihitung dengan:
27
b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap pembiayaan Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio dari kecukupan modal.Dengan modal yang dimiliki, bank dapat menggunakannya untuk kegiatanoperasional. Salah satunya adalah menyalurkan pembiayaan. Ketika persediaan dana untuk menyalurkan pembiayaan mengalami kekurangan, maka dapat dibantu dengan modal. Begitupun ketika terjadi risiko pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing), dapat diatasi dengan modal tersebut. Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumberdaya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha danmengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran pembiayaan. 8. Biaya Promosi a. Pengertian Biaya Promosi Setiap perusahaan terutama bank terdapat kegiatan memasarkan produk dan jasanya, dalam kegiatan pemasaran ini akan ditemukan biaya promosi. Biaya promosi adalah seluruh biaya yang dihasilkan untuk mempromosikan produk atau jasa yang dimiliki oleh bank. Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan secara langsung menghubungi calon nasabah ataumelalui media komunikasi massa seperti koran, majalah, televisis, radio, bioskop, papan reklame, layar, dan gambar tempel. Selain itu kegiatan promosi penjualan ini juga dapat dilakukan dengan
28
mengadakan atau mengikuti pameran. Promosi bank bertujuan untuk menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru. Kemudian promosi juga berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra bank di mata para nasabahnya.14 b. Hubungan Biaya Promosi Terhadap Pembiayaan Semakin maksimal bank melakukan promosi maka semakin luas nasabah yang akan mengetahui produk atau jasa bank tersebut. Dengan banyaknya DPK yang terkumpul maka akan mempengaruhi total pembiayaan yang akan disalurkan oleh bank tersebut. Oleh karena itu biaya promosi berpengaruh positif terhadap pembiayan. 9. Inflasi a. Pengertian Inflasi Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum dan barang-barang secara terus menerus.15 Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin kenaikan terjadi tidak bersamaan, yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (walaupun dalam persentase yang besar) bukanlah termasuk inflasi.
14
Kasmir, Pemasaran Bank, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),
h.155 15
Noripin, Ekonomi Moneter, (Yogyakarta: BPFE, 2000), h. 25
29
Kenaikan harga diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada tiga macam indeks harga yang digunakan untuk menghitung laju inflasi, yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Produsen (IHP), dan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Dari definisi diatas, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi:16 1) Kenaikan Harga Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi dari pada harga periode sebelumnya. Misalnya harga sabun mandi 80 gram per buah kemarin adalah Rp1.000 hari ini menjadi Rp1.100. Berarti harga sabun per buah hari ini Rp100 lebih mahal dibanding harga kemarin. Dapat dikatakan telah terjadi kenaikan harga sabun. Perbandingan tingkat harga bisa dilakukan dengan jarak, waktu yang lebih panjang seminggu, sebulan, triwulan, dan setahun. 2) Bersifat Umum Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik. Harga buah mangga harum manis di Jakarta jika belum musimnya dapat menjadi Rp10.000 per kilogram. Tetapi jika sudah musimnya, dapat hanya dibeli dengan harga Rp4.000 – Rp5.000 per kilogram. Jadi harga mangga pada periode-periode tertentu akan mengalami kenaikan dua sampai tiga kali lipat. 16
Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro, (Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 203
30
Tetapi kenaikan mangga yang sangat tajam tersebut tidak menimbulkan inflasi, karena harga-harga komoditas lain tidak naik. Mangga harum manis bukanlah komoditas pokok, sehingga tidak memiliki dampak besar terhadap satabilitas harga. 3) Berlangsung Terus Menerus Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat umum dan terus menerus. Rentang waktu yang lebih panjang adalah triwulan dan tahunan. Jika pemerintah melaporkan bahwa inflasi tahun ini adalah 10%, berarti akumulasi inflasi adalah 10% per tahun. Inflasi triwulan ratarata 2,5% (10% : 4), sedangkan inflasi bulanan sekitar 0,83% (10% : 12).17 b. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Pembiayaan Inflasi adalah salah satu variabel ekonomi makro yang mempunyai pengaruh atas pembiayaan yang disalurkan bank. Sebab dengan meningkatnya inflasi, pemerintah akan mengambil kebijakan dengan menaikkan BI Rate yang berdampak pada kenaikan suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit bank umum.
17
Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro, (Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 155
31
Hal ini akan berpengaruh pada besaran pendapatan yang akan diperoleh oleh bank dan kemampuan nasabah dalam membayar pinjamannya.18 Oleh karena itu bank akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan dananya. 10. Equivalent Rate a. Pengertian Equivalent Rate Equivalent rate bagi hasil adalah indikasi tingkat imbalan dari suatu penanaman dana atau penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank. Equivalent rate juga berarti tingkat pengembalian atas investasi yang telah ditanamkan, yang menjadi pembanding antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan besarnya dana yang ditabung di perbankan syariah. Equivalent rate dikeluarkan oleh BI yang mana dijadikan acuan oleh bank syariah dalam menetapkan nisbah bagi hasil produkproduknya. Equivalent rate mempunyai peran sama dengan bunga pada bank konvensional, yaitu memberikan gambaran seberapa besar tingkat pengembalian atas investasi yang ditanam. Bedanya, bunga langsung diperjanjikan diawal kontrak sebelum investasi berjalan. Sedangkan equivalent rate dihitung oleh pihak bank setiap akhir bulan setelah investasi yang dijalankan memberikan hasil. Nasabah dapat melihat berapa equivalent rate bank bulan yang lalu untuk memberikan perkiraan berapa equivalent rate bank pada bulan berjalan.
18
Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.17
32
b. Pengaruh Equivalent Rate Terhadap Pembiayaan Equivalent rate bagi hasil pembiayaan mempunyai pengaruh yang cukup tinggi. Bagi nasabah Equivalent rate menjadi salah satu faktor pertimbangannya sebelum mengajukan pembiayaan pada bank syariah. Apabila tingkat Equivalent rate bagi hasil simpanan tinggi, secara langsung nasabah akan mengajukan pembiayaan di bank syariah, dan akan meningkatkan jumlah penyaluran pembiayaan di bank syariah.
B. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan sudah banyak dilakukan, diantaranya yaitu: 1. Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia.19 Mufqi dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas yaitu DPK, NPF, dan inflasi dengan variabel terikatnya total pembiayaan. Objek penelitiannya adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia dalam skala nasional. Ia memakai data time series (bulanan) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam statistik Perbankan Syariah periode Januari 2007 – Oktober 2012.
19
Mufqi Firaldi, Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), NonPerforming Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan RakyatSyariah (BPRS) Di Indonesia (Periode Januari 2007- Oktober 2012),”(Skripsi S1UIN Syarif hidayatullah Jakarta, 2013)
33
Dalam penelitiannya ia menggunakan analisis statistik regresi berganda dengan pendekatan Error Correction Model (ECM) untuk melihat hubungan jangka pendek dan menggunakan uji kointegrasi untuk melihat indikasi adanya hubungan jangka panjang. Dengan bantuan program Eviews 6. Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa Dana Pihak Ketiga mempuyai pengaruh signifikan jangka pendek terhadap total pembiayaan, non performing financing tidak mempunyai pengaruh jangka pendek dan mempunyai pengaruh negatif signifikan jangka panjang terhadap total pembiayaan, dan inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap total pembiayaan yang diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Sarana Pertanian pada BPRS di Indonesia.20 Neil Al Muna dalam penelitiannya menggunakan lima variabel bebas yaitu NPF khusus sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian, FDR, ROA, biaya promosi, dan inflasi dengan variabel terikat pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Objek penelitiannya adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia dalam skala nasional. Periode penelitiannya dari januari 2010 - Desember 2012. Ia menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan pendekatan OLS dibantu oleh program SPSS. 20
Neil AL Muna, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Sarana Pertanian pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia, (Skripsi S1 UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2013).
34
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel NPF khusus sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian dan FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Variabel CAR dan biaya promosi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Variabel ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Dan variabel inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,901 atau 90,1%. 3. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah.21 Wuri Arianti dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas yaitu DPK, CAR, NPF, dan ROA dengan variabel terikatnya pembiayaan perbankan syariah. Objek penelitiannya adalah Bank Muamalat Indonesia periode 2001 - 2011. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial hanya DPK yang berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan, sedangkan CAR, NPF, dan ROA tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Secara simultan variabel DPK, CAR, NPF, dan ROA berpengaruh signifikan 21
Wuri Arianti Novi Pratami, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah. (Skripsi S1 Institut Pertanian Bogor, 2011)
35
terhadap pembiayaan. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap pembiayaan adalah 98,9%. 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR Di Provinsi Bali.22 Gede Agus dan Ni Nyoman dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Suku Bunga Kredit (SBK) dan Non Performing Loan (NPL) dengan variabel terikatnya penyaluran kredit BPR diProvinsi Bali dalam periode triwulan IV tahun 2000 – 2011. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan DPK, PDRB, SBK, NPL berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011. Secara parsial DPK berpengaruh positif signifikan dan PDRB tidak berpengaruh signifikan, sedangkan variabel SBK berpengaruh negatif signifikan dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011. 5. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio, Financing to Deposit Ratio, dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada PT BPRS Lantabur Jombang.23
22
Gede Agus Dian Maha Yoga dan Ni Nyoman Yuliarmi, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR Di Provinsi Bali, (Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen.ISSN: 2303-0178, 2013) 23 Reswanda dan Wenda Wahyu C, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan
36
Reswanda dan Wenda dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas yaitu CAR, FDR, NPF dengan variabel terikatnya penyaluran pembiayaan. yang objek penelitian ini adalah PT BPRS Lantabur Jombang bulan Januari 2011 hingga bulan Desember 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa DPKdan FDR berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS Lantabur, sedangakan CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada PT. BPRS Lantabur dikarenakan permodalan PT BPRS Lantabur cukup kuat dan memiliki kemampuan manajemen yang baik dalam mengelola portofolio pembiayaan. 6. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah Tahun 2007/2008.24 Husnul dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas yaitu DPK, NPF, SWBI dengan variabel terikatnya penyaluran dana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah baik bank umum maupun unit usaha syariah. Sedangkan sampel penelitian yang dilakukan wawancara hanya satu bank yaitu Bank Muamalat Indonesia. Periode
Pada PT BPRS Lantabur Jombang, (Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen.ISSN: 14125366, 2013) 24 Husnul Khatimah, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah Tahun 2007/2008, ( Jurnal Optimal. Vol 3, No 1, 2009)
37
penelitian dari tahun 2004 – 2008.Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa DPK, NPF, dan SWBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan pembiayaan di bank syariah. Sebelum adanya kebijakan akselerasi perbankan syariah pembiayaan di bank syariah mengalami laju pertumbuhan yang cepat jika dibandingkan dengan setelah adanya kebijakan akselerasi. 7. Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank in Indonesia25 Irman dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas, yaitu total aset, BOPO, GDP, inflasi dengan variabel terikatnya pembiayaan bermasalah (NPF). Variable mediasi yang merupakan variabel perantara (intervening), meliputi likuiditas diukur dengan Finance to Deposit Ratio (FDR). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh BPRS yang ada di Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah dua macam. Pertama analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square/ OLS).
Sedangkan
analisis
kedua
menggunakan
sobel
test
dan
bootstraping. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa GDP dan Inflasi berpengaruh negatif terhadap pembiayaan bermasalah. Likuiditas (FDR) 25
Irman Firmansyah, Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank in Indonesia, (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17. Nomor 2)
38
berpengaruh positif terhadap pembiayaan bermasalah. BOPO tidak berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah pada BPRS. 8. Analisis
Variabel-Variabel
Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12.26 Mustika dan Osni dalam penelitiannya menggunakan empat variabel bebas, yaitu
DPK, Margin Keuntungan, NPF, FDR dengan
variabel terikatnya pembiayaan murabahah. Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Mandiri Syariah periode 2008 – 2011. Teknik analisis menggunakan analisis regresi linier berganda menggunakan model OLS (Ordinary Least Square) dan pelanggaran asumsi klasik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa margin keuntungan dan FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah. DPK berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan positif terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan murabahah. NPF berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah. DPK, Margin Keuntungan, NPF, FDR secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan
terhadap
penyaluran
pertumbuhan
pembiayaan
murabahah pada Bank Syariah Mandiri. 9. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007 - 2013.27
26
Mustika Rimadhani dan Osni Erza, Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12,(Media Ekonomi Vol. 19, No. 1, 2011) 27 Muhammad Luthfi Qolby, Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007 – 2013, (Jurnal Universitas Negeri Semarang. ISSN 2252-6889, 2013)
39
Muhammad Luthfi dalam penelitiannya menggunakan tiga variabel bebas, yaitu DPK, SWBI, dan ROA dengan variabel terikatnya pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Periode penelitian dari tahun 2007-2013. Metode analisis yang digunakan adalah OLS (ordinary least square) dengan menggunakan model koreksi kesalahan (error correction model). Penelitian ini dibantu oleh program Eviews 6. Pada jangka panjang secara bersama-sama DPK, SWBI dan ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembiayan. Pada jangka pendek ROA tidak berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan DPK dan SWBI berpengaruh secara statistik terhadap pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia. Tabel 2.3 Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
No
Judul Dan Nama Peneliti
1
Mufqi Firaldi/ 2013/ Skripsi Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat
Variabel
Variabel Dependen: Total Pembiayaan
Hasi penelitian
DPK mempunyai Pengaruh jangka pendek terhadap Total Pembiayaan, NPF Variabel mempunyai Independent: pengaruh jangka DPK, NPF, pendek terhadap Inflasi Total Pembiayaan, dan Inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap Total Pembiayaan yang diberikan Bank
Perbedaan Dengan Peneliti Perbedaannya terdapat pada variabel independent. Pada penelitian ini menulis memasukkan variabel DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate. Tahun penelitiannya
40
Syariah (BPRS) Di Indonesia (Periode Januari 2007- Oktober 2012) 2
Neil AL Muna/ 2013/ Skripsi Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian pada BPRS di Indonesia
3
Wuri Arianti Novi Pratami/ 2011/ Skripsi Analisis Pengaruh
Variabel Dependen: Pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian Variabel Independent: NPF khusus sektor pertanian, FDR, ROA, biaya promosi, dan inflasi Data sekunder dari 20102012
Variabel Dependen: Pembiayaan Pada Perbankan
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
juga berbeda, penelitian ini meneliti dari periode 20132015
NPF khusus sektor pertanian, dan FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. CAR dan biaya promosi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian. Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
Perbedaannya terdapat pada variabel independent dan dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini penyaluran pembiayaan pada BPRS di seluruh Indonesia dan untuk variabel independen yaitu DPK, NPF, CAR Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate
DPK yang berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan,
Perbedaannya terdapat pada variabel independent. Dalam
41
4
Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah
Syariah
Gede Agus Dian Maha Yoga & Ni Nyoman Yuliarmi/ 2013/ jurnal
Variabel Dependen: Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Bali
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR Di Provinsi Bali
Variabel Independent: DPK, CAR, NPF, ROA
Variabel Independent: Dana Pihak Ketiga (DPK), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Suku Bunga Kredit (SBK) dan Non Performing Loan (NPL)
sedangkan CAR, NPF, dan ROA tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Secara simultan variabel DPK, CAR, NPF, dan ROA berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan.
penelitian ini memasukan variabel makro ekonomi seperti Inflasi, dan equivalent rate Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS di seluruh Indonesia
Secara simultan DPK, PDRB, SBK, NPL berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011. Secara parsial DPK berpengaruh positif signifikan dan PDRB tidak berpengaruh signifikan sedangkan variabel SBK berpengaruh negatif signifikan dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap
Perbedaannya terdapat pada variabel independent dan dependen. Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS di seluruh Indonesia
42
penyaluran kredit BPR di Provinsi Bali triwulan IV tahun 2000 – 2011 5
Reswanda, Wenda Wahyu C/ 2013/ jurnal Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio Financing to Deposit Ratio, Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan PadaPT BPRS Lantabur Jombang
6
Husnul Khatimah/ 2009/ Jurnal Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi
Variabel Dependen: Penyaluran pembiayaan Variabel Independent: DPK, FDR,CAR, NPF
DPK dan FDR berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS Lantabur, sedangakan CAR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada PT. BPRS Lantabur.
Variabel Dependen: Penyaluran Dana
DPK, NPF, dan SWBI berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan pembiayaan di bank syariah. Sebelum adanya kebijakan akselerasi perbankan syariah
Variabel Independen: DPK, NPF, SWBI
Perbedaannya terdapat pada variabel Independent. Pada penelitian ini memasukan variabel independent seperti DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate. Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS di seluruh Indonesia Perbedaannya terdapat pada variabel Independent. Pada penelitian ini memasukan variabel independent seperti DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi,
43
7
Perbankan Syariah Tahun 2007/2008
pembiayaan di bank syariah mengalami laju pertumbuhan yang cepat jika dibandingkan dengan setelah adanya kebijakan akselerasi.
Inflasi, Equivalent Rate. Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS seluruh Indonesia (dalam skala nasional)
Irman Firmansyah/ Variabel 2014 Dependen:N on Determinant of Performing Non Performing Financing Loan: The Case of (NPF) Islamic Bank in Indonesia Variabel Independen: Total Aset, BOPO, GDP, Inflasi
GDP dan Inflasi berpengaruh negative terhadap pembiayaan bermasalah. BOPO tidak berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah (FDR), tidak memediasi pengaruh ukuran bank, BOPO, GDP dan inflasi terhadap pembiayaan bermasalah DPK, Margin Keuntungan, NPF, dan FDR secara bersamasama berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan murabahah pada Bank
Perbedaannya terdapat pada variabel Independent. Pada penelitian ini memasukan variabel independent seperti DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi, Inflasi, Equivalent Rate.
Variabel Mediasi: FDR
8
Mustika Rimadhani dan Osni Erza/ 2011/ Jurnal
Variabel Dependen: Pembiayaan Murabahah
Analisis VariabelVariabel Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12
Variabel Independen: DPK, Margin Keuntungan, NPF, FDR,
Perbedaannya terdapat pada variabel Independent. Pada penelitian ini memasukan variabel independent seperti DPK, NPF, CAR, Biaya Promosi,
44
Syariah Mandiri. Dan terbukti variabel DPK sebagai variabel yang dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah.
9
Muhammad Luthfi Qolby/2013/Jurnal Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007 - 2013
Inflasi, Equivalent Rate. Objek penelitian juga terdapat perbedaan, dalam penelitian ini objeknya BPRS seluruh Indonesia (dalam skala nasional) Variabel Pada jangka Perbedaannya Dependen: panjang secara terdapat pada Pembiayaan bersama-sama variabel Perbankan DPK, SWBI dan Independent. Syariah ROA berpengaruh Pada secara positif dan penelitian ini Variabel signifikan memasukan Independen: terhadap variabel DPK, SWBI, pembiayan. independent ROA Pada jangka seperti DPK, pendek ROA NPF, CAR, tidak berpengaruh Biaya secara statistik Promosi, terhadap Inflasi, pembiayaan pada Equivalent perbankan syariah Rate. di Indonesia. Objek Sedangkan DPK penelitian juga dan SWBI terdapat berpengaruh perbedaan, secara statistik dalam terhadap penelitian ini pembiayaan objeknya pada perbankan BPRS di syariah di seluruh Indonesia. Indonesia
45
C. Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia
Variabel Independen
Variabel Dependen
DPK (X1) NPF (X2) CAR (X3) Biaya Promosi (X4) Inflasi (X5) Equivalent Rate (X6)
Penyaluran Pembiayaan (Y)
Uji Asumsi Klasik: Uji Normalitas Uji Autokorelasi Uji Multikoliniearitas Uji Heteroskedastisitas
Regresi Linier Berganda Uji Signifikansi
Uji F
Uji t
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
Adjusted R2
46
D. Hipotesis Hipotesis disamakan dengan dugaan secara logis hubungan antara dua variabel atau lebih yang ditunjukkan dalam pernyataan yang diuji kebenarannya. Hipotesis selalu berupa kalimat deklaratif atau pernyataan.28 Hipotesis dalam penelitian kuantitatif di kembangkan dari telaah teoritis sehingga jawaban sementara dari masalah atau pernyataan memerlukan pengujian empiris. Berdasarkan kajian review terdahulu dan landasan teori diatas, maka peneliti akan mengajukan hipotesis atau dugaan sementara dari penelitian ini sebagai berikut: Hipotesis (1) H0 : Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. H1 : Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Hipotesis (2) H0 : Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. H1 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Hipotesis (3)
28
Toni Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 12
47
H0 : Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Hipotesis (4) H0 : Biaya Promosi
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap
penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. H1 : Biaya Promosi berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Hipotesis (5) H0 : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. H1 : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Hipotesis (6) H0 : Equivalent Rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. H1 : Equivalent Rate berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif yaitu metode yang didasarkan pada analisis dengan pendeskripsian faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah yang dimaksudkan sebagai pendukung untuk analisis metode kuantitatif. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka dan melalui analisis data dengan menggunakan statistik atau permodelan matematis. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah sekelompok individu–individu atau objek yang memiliki standar-standar tertentu dari ciri–ciri yang telah ditetapkan sebelumnya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh BPRS yang ada di Indonesia dalam periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. C. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil
48
49
pengelolaan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya, baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif.29 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: a) Studi kepustakaan yaitu berupa pengumpulan data dengan membaca buku-buku dari beberapa literatur, referensi, laporan-laporan keuangan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan penelitian ini. b) Men-Download data-data yang terkait melalui website dan blog, serta informasi yang terkait dengan penelitian ini, melalui search engine www.google.com D. Sumber Data Semua data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan publikasi Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu SPS (Statistik Perbankan Syariah). Data operasional yang digunakan adalah data berkala (time series), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu individu. Data diambil dalam bentuk bulanan dalam kurun waktu Januari 2013 sampai dengan bulan Desember 2015. Sedangkan untuk data makro ekonomi diambil dari laporan publikasi Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik serta sumber pendukung lainnya. Sumber penunjang lainnya berupa jurnal yang diperlukan, dan sumber-sumber lain yang dapat digunakan dalam penelitian ini. E. Variabel dan Pengukuran Variabel 29
Muhammad Teguh. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 121
50
1. Jenis Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel Terikat (Dependen) Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat
adalah penyaluran
pembiayaan. b. Variabel Bebas (Independen) Variabel bebas (independen) adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, baik secara positif maupun negatif. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah DPK, NPF, CAR, biaya promosi, inflasi, dan equivalent rate 2. Pengukuran Variabel Dalam penelitian kuantitatif variabel terikat (dependen) dilambangkan dengan huruf (Y), dalam penelitian ini Y = Penyaluran Pembiayaan Sedangkan untuk variabel bebas (independen) dilambangkan dengan huruf (X), dalam penelitian ini terdapat lima variabel bebas, oleh karena itu dilambangkan dengan X1, X2, X3, X4, X5, X6 dimana: X1 = Dana Pihak Ketiga (DPK) X2 = Non Performing Financing (NPF) X3 = Capital Adequacy Ratio(CAR) X4 = Biaya Promosi X5 = Inflasi
51
X6 = Equivalent Rate F. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan persamaan kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS). Analisis data dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer, program Eviews 8. 1. Statistika Deskriptif Statistika deskriptif memberikan informasi mengenai karakteristik variabel dan data penelitian. Statistik deskriptif pada penelitian ini akan menganalisis nilai rata-rata tertinggi, nilai terendah, serta standar deviasi dari masing-masing variabel yang diteliti.30 2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi diartikan sebagai suatu analisis tentang ketergantungan suatu variabel kepada variabel lain (yaitu variabel bebas) dalam rangka membuat estimasi katau prediksi dari nilai rata-rata variabel tergantung dengan diketahuinya nilai variabel bebas.31 Analisis regresi linier berganda adalah suatu model linier regresi yang variable terikatnya merupakan fungsi linier dari beberapa variabel bebas. Metode ini digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keakuratan hubungan antara
30
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), h. 9 31 Alfian Lains, Ekonometrika Teori dan Aplikasi Jilid I, (Jakarta:Pustaka LP3ES Indonesia, 2003), h.19
52
penyaluran pembiayaan (variable dependen) dengan DPK, NPF, CAR, biaya promosi, inflasi, equivalent rate (variabel independen). Persamaan regresi yang dibentuk adalah sebagai berikut:
Keterangan: Y
= Penyaluran Pembiayaan
a
= Konstanta
β1 – β6 = Koefisien regresi masing – masing variabel independen X1
= DPK (Dana Pihak Ketiga)
X2
= NPF (Non Performing Funancing)
X3
= Capital Adequacy Ratio(CAR)
X4
= Biaya Promosi
X5
= Inflasi
X6
= Equivalent Rate
e
= Variabel Gangguan / residual
3. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa autokorelasi, multikolinieritas, dan heterokedastisitas tidak terdapat dalam penelitian ini dan data yang dihasilkan berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah model regresi linier dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik atau tidak, maka harus memenuhi semua uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik terdiri dari:
53
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal. Untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan Uji Jarque-Bera. Rumus Jarque-Bera adalah sebagai berikut:32 JB = [
(
)
]
Dimana, n merupakan ukuran sampel, S menyatakan kemencengan, dan K menyatakan peruncingan. Uji normalitas dilakukan dengan membandingkan nilai JarqueBera dengan nilai Chi square tabel. Jika nilai Jarque-Bera < dari nilai Chi square tabel pada α = 5%, maka data berdistribusi normal. Hipotesis yang digunakan adalah: H0: Residual berdistribusi tidak normal H1: Residual berdistribusi normal b. Uji Autokorelasi Autokorelasi dalam konsep regresi linier berarti komponen error berkorelasi berdasarkan urutan waktu (pada data berkala). Apabila terjadi keterkaitan antara pengamatan yang satu dengan yang lain, atau
32
Damodar N.Gujarati, Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi Ketiga, (Jakarta: PT Gelora Akasara Pratama, 2006), h. 165
54
dengan kata lain terjadi ketergantungan antara error ke-i dengan error ke-j, maka autokorelasi akan terjadi.33 Tujuan dari uji ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan dengan periode t-1 (sebelumnya). Konsekuensi dari adanya autokolerasi adalah penaksiran menjadi tidak efisien dan Uji t serta Uji F yang biasa tidak valid walaupun hasil estimasi tidak bias. Dalam penelitian ini uji autokorelasi menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM) atau yang biasa dikenal dengan The Breusch-Godfrey (BG) Test. Uji BG dilakukan dengan melihat nilai probability atau pvalue pada Obs*R-squared dengan tingkat signifikan α = 0,05 (5%). Apabila nilai probability > 5% maka model tidak mengandung masalah autokorelasi. Hipotesis yang digunakan adalah: H0: Tidak terdapat masalah autokorelasi H1: Terdapat masalah autokorelasi c. Uji Multikoliniearitas Multikolinieritas adalah hubungan linier antar variabel bebas. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam membuat regresi berganda, variabel bebas yang baik adalah variabel
33
Setiawan dan Dwi Endah Kusrini, Ekonometrika, (Yogyakarta: C.V ANDI, 2010), h. 136
55
bebas yang mempunyai hubungan dengan variabel terikat, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya. Ada atau tidaknya multikolinieritas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variable bebas. Jika koefisien korelasi di antara masing-masing variable bebas lebih besar dari 0,8 maka terjadi multikolinieritas. Hipotesis yang digunakan adalah: H0: Tidak terjadi multikolinieritas H1: Terjadi multikolinieritas d. Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model bersifat BLUE adalah semua residual atau error mempunyai varian yang sama dan bersifat konstan atau disebut dengan homoskedastisitas. Sedangkan bila varian error-nya (Y) tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Heteroskedasitas muncul apabila nilai varian dari variabel teikat (Yi) meningkat sebagai meningkatnya varian dari variabel bebas (Xi), maka varian dari Yi adalah tidak sama.Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Data yang baik adalah data yang bersifat homoskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Uji White (White’s General Heteroscedasticity Test). Uji ini mengasumsikan bahwa varian error merupakan fungsi yang mempunyai
56
hubungan dengan variabel bebas, dan interaksi antar variabel bebas.34 Apabila nilai probabilitas Chi-Square pada Obs*R-squared lebih besar dari
α=
0,05
(5%)
dapat
diputuskan
bahwa
tidak
terdapat
heteroskedastisitas. Hipotesis yang digunakan adalah: H0: Tidak ada heteroskedastisitas H1: Ada heteroskedastisitas 4. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan dengan R2 ataupun Adjusted R2 adalah uji kecocokan model regresi yang dibentuk. Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui berapa besar peran atau kontribusi dari beberapa variabel bebas (independen) yang terdapat dalam persamaan regresi tersebut dalam menjelaskan nilai variabel terikat (dependen). Semakin besar nilai R2, semakin bagus atau semakin tepat atau cocok suatu garis regresi. Sebaliknya, semakin kecil maka semakin tidak tepat garis regresi tersebut untuk mewakili data hasil observasi. Nilai R2 terletak antara 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1).35 5. Uji Hipotesis Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksud dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan
34
Nachrowi dan Hardius, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h. 118 35 J.Supranto, Ekonometri, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 75
57
nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Ada beberapa jenis uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a. Uji F-Statistik Uji F digunakan untuk menguji hubungan semua variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara simultan apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan tingkat signifikan 0,05. Untuk menilai Ftabel digunakan rumus: ( (
) )
Keterangan: n = Jumlah observasi k = Variabel independen ditambah variabel dependen Jika Fhitung > Ftabel, menunjukkan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. Jika Fhitun < Ftabel, menunjukan tidak berpengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Adapun hipotesis dalam uji model ini adalah:
58
H0 : Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. H1 : Variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Uji t-statistik Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individual). Uji t juga dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Pengujian dilakukan dengan taraf signifikasi 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% menggunakan pengujian dua sisi (2-tailed). Adapun hipotesis dalam uji model ini adalah: H0
:
Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
H1
:
Variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menghitung ttabel digunakan rumus: (
)
Keterangan : n : Jumlah observasi k : Variabel independen ditambah variabel dependen Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:
59
1. H0 diterima dan H1 ditolak apabila tstatistik < ttabel. Berarti variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 2. H0 ditolak dan H1 diterima apabila tstatistik > ttabel. Berarti variabel independen dependen.
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
variabel
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Statistik 1. Analisis Deskriptif Berdasarkan dari hasil pengelolahan data diperoleh nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi (standard deviation) dari masing-masing variabel penelitian sebagai berikut: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Pembiayaan
DPK
NPF
CAR
Biaya Promosi
Inflasi
Equivalent Rate
Mean
6.676134
6.573712
0.0836
0.226083
3.974931
0.065892
0.071806
Median
6.685334
6.571878
0.0819
0.2237
4.071513
0.0681
0.075
Maximum
6.760812
6.681412
0.1036
0.2506
4.379849
0.0879
0.0775
Minimum
6.552123
6.474838
0.065
0.2071
3.159567
0.0335
0.0575
Std. Dev.
0.057804
0.052404
0.010048
0.011544
0.32904
0.01445
0.006644
Skewness
-0.358626
-0.01932
0.244106
0.634252
-0.892076
-0.364045
-1.511457
Kurtosis
2.325046
2.22582
1.98156
2.534875
2.885473
2.240316
3.566684
Jarque-Bera
1.455023
0.90127
1.913357
2.738165
4.794469
1.660849
14.18871
Probability
0.48311
0.637223
0.384167
0.25434
0.090969
0.435864
0.00083
240.3408
236.6536
3.0096
8.139
143.0975
2.3721
2.585
0.116946
0.096116
0.003534
0.004665
3.789357
0.007308
0.001545
36
36
36
36
36
36
36
Sum Sum Sq. Dev.
Observations
Sumber: Eviews 8 (data diolah)
Berdasarkan hasil olah data diatas dapat dilihat bahwa dengan N = 36 waktu amatan. Variabel dependen pembiayaan mempunyai nilai minimum
60
61
6,552123 , nilai maksimum 6,760812, nilai rata-rata (mean) sebesar 6,676134 dan nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,057804. Nilai rata - rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. Variabel independen Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki nilai minimum 6,474838, nilai maksimum 6,681412, nilai rata-rata (mean) sebesar 6,3712 dan nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,052404. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data pada variabel ini terdistribusi dengan baik. Variabel independen Non Performing Financing (NPF) memiliki nilai minimum sebesar 0,065, nilai maksimum sebesar 0,1036, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,0836 dan nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,01005 . Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data pada variabel ini terdistribusi dengan baik. Variabel independen Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai minimum sebesar 0,2071, nilai maksimum sebesar 0,2506 , nilai rata-rata (mean) sebesar 0,226083 dan nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,011544. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data pada variabel ini terdistribusi dengan baik.
62
Variabel independen biaya promosi memiliki nilai minimum sebesar 3,159567, nilai maksimum sebesar 4,379849 , nilai rata-rata (mean) sebesar 3,974931 dan nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,32904. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data pada variabel ini terdistribusi dengan baik. Variabel independen inflasi memiliki nilai minimum sebesar 0,0335, nilai maksimum sebesar 0,0879, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,065892 dan nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,01445 . Nilai ratarata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data pada variabel ini terdistribusi dengan baik. Variabel independen equivalent rate memiliki nilai minimum sebesar 0,0575, nilai maksimum sebesar 0,0775 , nilai rata-rata (mean) sebesar 0,071806 dan nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,006644. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi (standard deviation) menunjukkan bahwa data pada variabel ini terdistribusi dengan baik. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik Pengujian penyimpangan asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan lolos dari penyimpangan asumsi klasik. Uji
63
asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). a. Hasil Uji Multikolinieritas Interpretasi
dari
persamaan
regresi
ganda
secara
implisit
bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi.36 Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah diantara variabel bebas mempunyai hubungan (korelasi) atau tidak. Deteksi adanya multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel independen. Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinieritas DPK
NPF
CAR
Biaya Promosi
Inflasi
Equivalent Rate
DPK
1
0.792527
-0.45679
0.249799
-0.075035
0.764529
NPF
0.792527
1
-0.45499
0.071402
-0.191015
0.548512
CAR Biaya Promosi
-0.456787
-0.45499
1
-0.718788
0.068429
-0.311647
0.249799
0.071402
-0.71879
1
0.048149
0.369809
Inflasi Equivalent Rate
-0.075035
-0.19102
0.06843
0.048149
1
0.243808
0.764529
0.548512
-0.31165
0.369809
0.243808
1
Sumber: Eviews 8 (data diolah)
Apabila antara variabel bebasnya saling berkorelasi melebihi 0,8 atau r > 0,8,
maka dapat dikatakan terjadi multikolinearitas. Model
regresi yang baik adalah yang terhindar dari multikolinearitas. Hasil menunjukkan bahwa nilai korelasi antar variabel bebas lebih kecil dari
36
Nachrowi Djalal dan Hardius Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 118
64
0,8, maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas antar variabel-variabel tersebut. b. Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Data yang baik adalah data yang bersifat homoskedastisitas.
Tabel 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.791973 Obs*R-squared 23.91919 Scaled explained SS 16.83875
Prob. F(25,10) Prob. Chi-Square(25) Prob. Chi-Square(25)
0.6974 0.524 0.8876
Sumber: Eviews 8 (data diolah)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas dari ChiSquare sebesar 0,52 yang berarti lebih besar dari nilai α sebesar 0,05. Karena nilai probabilitas Chi-Square 0,52 > 0,05, maka H0 diterima. Dapat
disimpulkan
bahwa
dalam
model
tidak
ada
masalah
heterokedastisitas. c. Hasil Uji Autokorelasi Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.962744 Prob. F(2,27) Obs*R-squared 4.569615 Prob. Chi-Square(2) Sumber: Eviews 8 (data diolah)
0.16 0.1018
65
Uji autokorelasi menggunakan Uji Lagrange Multiplier (LM) atau yang dikenal dengan Uji The Breusch-Godfrey (BG) Test. Apabila nilai p-value < 0,05 (5%) berarti terdapat masalah autokorelasi dan sebaliknya. Hasil Menunjukkan bahwa
nilai Obs*R-squared
4,569
dengan probability atau p-value sebesar 0,10 > dari 0,05, maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak terdapat masalah autokorelasi. d. Hasil Uji Normalitas Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas 8
Series: Residuals Sample 2013M01 2015M12 Observations 36
7 6 5 4 3 2 1
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
- 1.37e- 15 - 0.000782 0.021540 - 0.013070 0.008118 0.757940 3.169713
Jarque-Bera Probability
3.490043 0.174641
0 -0.01
0.00
0.01
0.02
Sumber: Eviews 8 (data diolah)
Untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan membandingkan nilai Jarque-Bera (JB) dengan chi-square (X2) tabel pada α= 5%. Jika nilai Jarque-Bera < Chi-Square Tabel, maka residual berdistribusi normal.
66
Jika nilai Jarque-Bera > Chi-Square Tabel, maka residual berdistribusi tidak normal. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai jarque-bera 3,490. Dengan nilai chi-square tabel adalah 49,801. Nilai JB 3,490 < 49,801, maka H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal. 3. Analisis Regresi dan Hasil Pengujian Hipotesis a. Hasil Analisis Regresi Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Dependent Variable: PEMBIAYAAN Method: Least Squares Date: 10/12/16 Time: 04:34 Sample: 2013M01 2015M12 Included observations: 36 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C 2.290006 DPK 0.661510 NPF 1.204463 CAR -0.763958 BIAYA_PROMOSI 0.002075 INFLASI -0.030912 EQUIVALENT_RATE 1.439493
0.420968 0.064634 0.295317 0.257607 0.008728 0.123050 0.460819
5.439856 10.23468 4.078549 -2.965597 0.237725 -0.251218 3.123773
0.0000 0.0000 0.0003 0.0060 0.8138 0.8034 0.0040
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.980279 0.976199 0.008918 0.002306 122.7196 240.2526 0.000000
Sumber: Eviews 8 (data diolah)
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
6.676134 0.057804 -6.428865 -6.120959 -6.321397 1.515844
67
Persamaaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PEMBIAYAAN = 2.29000627448 + 0.661510331423*DPK + 1.20446339448*NPF - 0.763958112877*CAR + 0.0020749375055*BIAYA_PROMOSI - 0.0309123741223*INFLASI + 1.43949307869*EQUIVALENT_RATE Nilai koefisien dari konstanta sebesar 2,29000627448. Hal ini menunjukkan bahwa jika variabel DPK, CAR, biaya promosi, inflasi dan suku bunga bernilai 0 atau dalam keadaan konstan, maka rata-rata penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia sebesar 229%. Nilai koefisien dari variabel DPK sebesar 0,661510331423 dan bertanda positif. Nilai ini menunjukkan apabila nilai DPK mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan meningkatkan jumlah penyaluran pembiayaan BPRS sebesar 66%. Dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan. Nilai koefisien dari variabel NPF sebesar 1,20446339448 dan bertanda positif. Nilai ini menunjukkan apabila nilai NPF mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan meningkatkan jumlah penyaluran pembiayaan BPRS sebesar 120%. Dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan. Nilai koefisien dari variabel CAR sebesar -0.763958112877 dan bertanda negatif. Nilai ini menunjukkan apabila nilai CAR mengalami
68
kenaikan sebesar 1%, maka akan menurunkan jumlah penyaluran pembiayaan BPRS sebesar 76%. Dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan. Nilai koefisien dari variabel biaya promosi sebesar 0,002075 dan bertanda positif. Nilai ini menunjukkan apabila nilai biaya promosi mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan menaikkan jumlah penyaluran pembiayaan BPRS sebesar 0,2%. Dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan. Nilai koefisien dari variabel inflasi sebesar -0,0309123741223 dan bertanda negatif. Nilai ini menunjukkan apabila nilai inflasi mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan menurunkan jumlah penyaluran pembiayaan BPRS sebesar 3%. Dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan. Nilai koefisien dari variabel equivalent rate sebesar 1,43949307869 dan bertanda positif. Nilai ini menunjukkan apabila nilai suku bunga mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan meningkatkan penyaluran pembiayaan BPRS sebesar 143%. Dengan asumsi variabel lain bernilai konstan. b. Koefisien Determinasi (R2) Nilai Adjusted R-squared adalah 0,97 atau 97 %, menunjukkan bahwa kontribusi semua variabel bebas (DPK, NPF, CAR, biaya promosi, inflasi, dan equivalent rate) terhadap variabel terikat
69
(penyaluran pembiayaan) secara serentak adalah sebesar 97%. Dan 3% sisanya merupakan kontribusi dari variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. c. Hasil Uji F– Statistik 1) Hasil Uji F Faktor Internal dan Faktor Eksternal Dari Uji F, diketahui nilai Fstatistik sebesar 240,25. Sedangkan Ftabel dengan derajat kebebasan 0,05 (5%), dengan ketentuan numerator (pembilang = jumlah variabel – 1) atau 7 - 1 = 6; dan numerator (penyebut = jumlah observasi – jumlah variabel) atau 36 – 7 = 29. Maka diperoleh Ftabel = 2,43. Berdasarkan hasil perhitungan, niai Fstatistik 240,25 > Ftabel = 2,43. Maka H0 ditolak, H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa secara simultan semua variabel bebas (DPK, NPF, biaya promosi, inflasi dan equivalent rate) berpengaruh signifikan dan mampu menjelaskan variabel terikat (penyaluran pembiayaan). 2) Hasil Uji F Faktor Internal Dari Uji F, diketahui nilai Fstatistik sebesar 270,76. Sedangkan Ftabel dengan derajat kebebasan 0,05 (5%), dengan ketentuan numerator (pembilang = jumlah variabel – 1) atau 5 - 1 = 4; dan numerator (penyebut = jumlah observasi – jumlah variabel) atau 36 – 4 = 32. Maka diperoleh Ftabel = 2,67. Berdasarkan hasil perhitungan, niai Fstatistik 270,76 > Ftabel = 2,67. Maka H0 ditolak, H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa secara
70
simultan semua faktor internal atau variabel bebas (DPK, NPF, dan biaya promosi) berpengaruh signifikan dan mampu menjelaskan variabel terikat (penyaluran pembiayaan). Dengan nilai Adjusted Rsquared sebesar 96%. 3) Hasil Uji F Faktor Eksternal Dari Uji F, diketahui nilai Fstatistik sebesar 36,92. Sedangkan Ftabel dengan derajat kebebasan 0,05 (5%), dengan ketentuan numerator (pembilang = jumlah variabel – 1) atau 3 - 1 = 2; dan numerator (penyebut = jumlah observasi – jumlah variabel) atau 36 – 3 = 33. Maka diperoleh Ftabel = 3,28. Berdasarkan hasil perhitungan, niai Fstatistik 36,92 > Ftabel = 3,28. Maka H0 ditolak, H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa secara simultan semua faktor eksternal dari variabel bebas (inflasi dan equivalent rate) berpengaruh signifikan dan mampu menjelaskan variabel terikat (penyaluran pembiayaan). Dengan nilai Adjusted Rsquared sebesar 67%. d. Hasil Uji t- Statistik Dari uji t diketahui nilai ttabel adalah 1,699. Nilai ttabel diperoleh dengan menguji dua arah pada tingkat signifikansi (α = 0,05). Jika tstatistik > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika tstatistik < ttabel , maka H0 diterima dan H1ditolak. Berdasarkan
hasil
perhitungan,
diketahui
variabel
DPK
mempunyai nilai tstatistik 10,23468 > ttabel 1,699 dan nilai probabilitas
71
0,0000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Variabel NPF mempunyai nilai tstatistik 4,078549 > ttabel 1,699 dan nilai probabilitas 0.0003 < 0,05 , maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Variabel CAR mempunyai nilai tstatistik -2.965597 > ttabel 1,699 dan nilai probabilitas 0,0060 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan
bahwa
variabel
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Variabel Biaya Promosi mempunyai nilai tstatistik 0,237725 < ttable 1,699 dan nilai probabilitas 0,8138 > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya Promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Variabel Inflasi mempunyai nilai tstatistik -0,251218 < ttable 1,699 dan nilai probabilitas 0,8034 > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan. Variabel Equivalent Rate mempunyai nilai tstatistik 3.123773 > ttable 1,699 dan nilai probabilitas 0,0040 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
Equivalent
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.
Rate
72
B. Pembahasan 1. Pengaruh
Dana
Pihak
Ketiga
(DPK)
Terhadap
Penyaluran
Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia Bank dalam operasionalnya membutuhkan sumber dana yang cukup untuk dapat menjalankan tugasnya. Salah satu sumber dana bank yaitu berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Bank pembiayaan syariah (BPRS) adalah salah satu bank yang tidak mempunyai modal yang cukup besar secara langsung untuk memberikan pembiayaan kepada masyarakat mikro, kecil, dan menengah, jadi BPRS sangat membutuhkan dana pihak ketiga. Berdasarkan hasil penelitian,Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan dana pihak ketiga pada BPRS, maka akan meningkatkan jumlah penyaluran pembiayaan yang disalurkan. Hubungan yang positif ini dikarenakan DPK merupakan sumber pendanaan perbankan syariah yang paling utama. Semakin besar jumlah DPK yang dihimpun maka semakin besar pula pembiayaan yang akan diberikan BPRS kepada masyarakat. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wuri Arianti (2011) dan Gede Agus (2013). Hal ini dikarenakan salah satu tujuan bank adalah mendapatkan profit, sehingga bank tidak akan menganggurkan dananya begitu saja. Bank cendrung untuk
73
menyalurkan dananya semaksimal mungkin untuk memperoleh keuntungan yang maksimal pula. 2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia Keuntungan bank paling besar diperoleh dari penyaluran kredit atau pembiayaan yang disalurkannya. Apabila rasio pembiayaan bermasalah (NPF) suatu bank syariah tinggi maka secara tidak langsung akan mengakibatkan fungsi intermediasi bank tidak berjalan dengan optimal, karena mengurangi dan menurunkan perputarandana bank. Apabila dana bank berkurang maka akan mengurangi pembiayaan yangdiberikan oleh bank kepada masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, Non Performing Financing (NPF) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan NPF maka akan menaikan jumlah penyaluran pembiayaan yang disalurkan. Dapat disimpulkan bahwa apabila NPF naik tidak akan mengurangi jumlah pembiayaan yang disalurkan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Husnul Khatimah (2009). 3. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia
74
Modal bank adalah salah satu aspek yang penting, karena beroperasi tidaknya dan dipercayanya suatu bank, salah satunya dipengaruhi oleh kecukupan modal.Tingkat kecukupan modal bank memiliki kaitan dengan penyaluran pembiayaan. Semakin tinggi CAR maka semakin besar sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran pembiayaan. Berdasarkan hasil penelitian, Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan nilai CAR akan menurunkan jumlah penyaluran pembiayaan BPRS. Dapat disimpulkan bahwa apabila nilai CAR turun tidak akan mempengaruhi jumlah pembiayaan yang disalurkan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Neil Al Muna (2013). 4. Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Penyaluran Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia Biaya promosi dinilai mempunyai pengaruh yang baik bagi penyaluran pembiayaan BPRS, karena dengan biaya promosi yang besar, kegiatan pemasaran suatu bank akan lebih optimal dan apabila optimal secara langsung banyak masyarakat yang mengenal dan menggunakan produk-produknya sehingga dapat meningkatkan pendapatan bank dan bank
pun
akan
meningkatkan
memperoleh keuntungan.
penyaluran
pembiayaannya
untuk
75
Berdasarkan hasil penelitian, biaya promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Setiap kenaikan atau penurunan biaya promosi di BPRS tidak akan mempengaruhi jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Biaya promosi tidak berpengaruh bisa disebabkan oleh beberapa faktor, pertama BPRS tidak menerapkan sistem bunga melainkan sistem bagi hasil, yang mana pesaing BPRS seperti BPR menerapkan sistem bunga. Bagi masyarakat yang mengharapkan keuntungan, BPRS bukanlah menjadi pilihannya. Mereka akan memilih BPR yang jauh lebih menguntungkan. Kedua, jumlah biaya promosi perbankan syariah masih relatif kecil jika dibandingkan dengan biaya promosi perbankan konvensional. Berdasarkan data BI, biaya promosi dan belanja iklan industri perbankan syariah selama 2014 sebesar Rp.91,3 miliar. Biaya tersebut baru 1,9% dari biaya promosi bank konvensional. Kecilnya market share sebagian besar disebabkan karena sedikitnya alokasi dana untuk pengembangan bank syariah dari Bank Indonesia. Dibutuhkannya dana untuk edukasi dan pencerdasan masyarakat tentang bank syariah. Promosi, pendidikan dan pelatihan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya promosi pada BPRS Indonesia tidak mempunyai pengaruh yang cukup signifikan bagi kemajuan BPRS. Tetapi bagi BPRS di Indonesia harus tetap meningkatkan biaya promosinya agar produk-produk
76
BPRS dapat banyak dikenal dan digunakan dimasyarakat sehingga dapat memajukan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LMKS) di Indonesia. 5. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia Inflasi merupakan variabel ekonomi makro yang dapat dikatakan mempunyai pengaruh atas kredit yang disalurkan bank. Seba bdengan meningkatnya inflasi, pemerintah mengambil kebijakan dengan menaikkan BI Rate yang berdampak pada kenaikan suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit bank umum.Kenaikan suku bunga simpanan tersebut akan memacu keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank, selain itu peningkatan suku bunga pinjaman akan menghambat bank dalam menyalurkan kreditnya. Berdasarkan hasil penelitian, inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Setiap kenaikan maupun penurunan nilai inflasi tidak akan mempengaruhi jumlah penyaluran pembiayaan yang diberikan. Dalam hal ini BPRS tidak perlu mengkhawatirkan variabel inflasi, karena secara statistik terbukti bahwa disaat masyarakat menurun daya belinya ternyata tidak mengurangi masyarakat untuk mengajukan pembiayaan dan melaksanakan kewajibannya dalam melunasi hutang pembiayaannya. Hal ini membuktikan bahwa inflasi tidak mengganggu penyaluran pembiayaan pembiayaan sehingga jelas terbukti bahwa BPRS
77
dapat membantu masyarakat di saat masyarakat membutuhkan permodalan untuk usahanya. 6. Pengaruh Equivalent Rate Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia Tingkat Equivalent Rate mempunyai dampak dalam berbagai kegiatan perekonomian, salah satunya akan mempengaruhi kelangsungan usaha pihak bank syariah. Walaupun dalam pelaksanaan penyaluran pembiayan di BPRS tidak menggunakan bunga, tetapi dalam penentuan nisbah bagi hasil, equivalent rate masih digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, equivalent rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Setiap kenaikan equivalent rate, maka akan menaikkan jumlah penyaluran pembiayaan BPRS. Dapat disimpulkan bahwa equivalent rate menjadi faktor yang menentukan bagi penyaluran pembiayaan BPRS.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengaruh Faktor Internal Secara Parsial Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan jumlah DPK akan mempengaruhi kenaikan jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan nilai NPF akan mempengaruhi kenaikan jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan nilai CAR akan menurunkan jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Biaya Promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia.
78
79
Setiap kenaikan maupun penurunan biaya promosi di BPRS tidak akan mempengaruhi jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. 2. Pengaruh Faktor Eksternal Secara Parsial Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan maupun penurunan nilai inflasi tidak akan mempengaruhi penurunan jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Equivalent Rate mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Setiap kenaikan suku bunga, maka akan mempengaruhi kenaikan jumlah penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. 3. Pengaruh Faktor Internal Secara Simultan Secara simultan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan biaya promosi mampu menjelaskan serta mempunyai pengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Kekuatan variabel independen mempengaruhi variabel dependen yang dilihat dari nilai Adjusted Rsquared adalah sebesar 96%. 4. Pengaruh Faktor Eksternal Secara Simultan Secara Simultan inflasi dan equivalent rate mampu menjelaskan serta mempunyai pengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di
80
Indonesia. Kekuatan variabel independen mempengaruhi variabel dependen yang dilihat dari nilai Adjusted R-squared adalah sebesar 67%. 5. Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Secara Simultan Secara Simultan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), biaya promosi, inflasi, dan equivalent rate mampu menjelaskan serta mempunyai pengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada BPRS di Indonesia. Kekuatan variabel independen mempengaruhi variabel dependen yang dilihat dari nilai Adjusted R-squared adalah sebesar 97 %. B. Saran Setelah melakukan penelitian, peneliti akan memberikan saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan untuk menjadi bahan pertimbangan maupun masukan yang berguna bagi pihak-pihak yang terkait, antara lain sebagai berikut: 1. Bagi Pihak Perbankan (BPRS) Sesuai dengan fungsinya bahwa BPRS melayani pembiayaan masyarakat usaha mikro, kecil, dan menengah. Oleh karena itu, peningkatan jumlah BPRS di Indonesia harus dilakukan, mengingat di Indonesia
mayoritas
penduduknya
berkerja
di
sektor
UMKM.
Pembiayaannya juga harus di perhatikan dan diberikan dukungan penuh agar masyarakat kecil dan menengah dapat dengan mudah mendapatkan modal usaha.
81
Pihak BPRS juga harus memperhatikan rasio NPF, walaupun dalam penelitian ini NPF mempunyai pengaruh yang positif terhadap penyaluran pembiayaan, tetapi pembiayaan bermasalah yang tinggi tetap menjadi resiko bagi perbankan. Nilai NPF BPRS selama beberapa periode juga mempunyai nilai yang cukup tinggi, yaitu rata-rata di atas 5%, perlu menjadi perhatian agar dapat lebih meningkatkan produktifitas dan efektifitas. Biaya promosi dan CAR juga harus diperhatikan oleh BPRS, walaupun di dalam penelitian biaya promosi tidak berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan dan CAR berpengaruh negatif. Tetapi biaya promosi dan CAR sangat penting bagi perkembangan BPRS. Semoga dengan penelitian ini perbankan syariah dan para praktisi dapat lebih memperhatikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. 2. Bagi Para Nasabah Nasabah BPRS harus memperhatikan pembiayaan bermasalah karena berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan yang diberikan. Variabel ekonomi seperti inflasi dan suku bunga tidak perlu dijadikan acuan fundamental bagi nasabah dalam menggunakan semua produk di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian akan lebih baik lagi jika ditambahkan variabel lain yang pendukung penelitian ini dan periode penelitian lebih diperpanjang lagi. Penelitian selanjutnya bisa dilakukan dengan wawancara dengan pihak
82
manajeman ataupun stakeholders, sehingga dapat memahami lebih dalam penelitian ini dan dapat memberikan penelitian yang lebih akurat lagi.
DAFTAR PUSTAKA Darmawi, Hermawan. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Djalal, Nachrowi dan Usman, Hardius. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005. Gujarati, Damodar N. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi Ketiga. Jakarta: PT Gelora Akasara Pratama, 2006. Kasmir. Pemasaran Bank Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011. Lains, Alfian. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Jilid I. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2003. Laksmono, R. Didy. Suku Bunga Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi Inflasi. Jakarta: Buletin Ekonomi dan Perbankan Muhamad. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014. Nachrowi dan Hardius. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006. Rahardja, Pratama dan Manurung, Mandala. Teori Ekonomi Makro. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Rianto, Nur Al-Arif. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2011. Riyadi, Selamet. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006. Setiawan dan Kusrini, Dwi Endah. Ekonometrika. Yogyakarta: C.V ANDI, 2010. Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000. Supranto.J. Ekonometri. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005. Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
83
84
Wijaya, Tony. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013. Firaldi, Mufqi. “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia (Periode Januari 2007- Oktober 2012)”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Gede Agus Dian Maha Yoga & Ni Nyoman Yuliarmi. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit BPR Di Provinsi Bali”. Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen. ISSN: 2303-0178, 2013. Khatimah, Husnul. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah Tahun 2007/2008”. Jurnal Optimal. Vol 3, No 1, 2009. Firmansyah, Irman “Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank in Indonesia”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Vol 17. Nomor 2, 2014. Qolby, Muhammad Luthfi. “Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007 – 2013”. Jurnal Universitas Negeri Semarang. ISSN 2252-6889, 2013. Fahrudin, Muhammad Zakki. “Pengaruh Inflasi, CAR, Credit Risk, Dana Pihak Ketiga, dan Jaringan Terhadap Pembiayaan Pada Bank Umum Syariah Tahun 2006-2008”. Skripsi S1 UIN Sunan Kalijaga, 2009. Muna, Neil AL. “Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembiayaan sektor pertanian, kehutanan, dan sarana pertanian pada BPRS di Indonesia”. Skripsi S1 UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2013. Rimadhani, Mustika dan Erza, Osni. “Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12”. Media Ekonomi Vol. 19, No. 1, 2011. Nurhayati Siregar. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah di Indonesia”. Tesis S2 Universitas Sumatra Utara, 2005. Pratami, Wuri Arianti Novi. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah”. Skripsi S1 Institut Pertanian Bogor, 2011. Prattin dan Akhyar Adnan. “Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil Dan Markup Keuntungan Terhadap Pembiayaan Pada
85
Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia (BMI)”. Jurnal: Sinergi Edisi Khusus On Financing, 2005. Reswanda dan Wahyu C. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequecy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada PT BPRS Lantabur Jombang”. Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen. ISSN: 1412-5366, 2013. Sanjayadi. “Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Nilai Kredit Pada PT BPR Laksana Lestari Serpong”. Skripsi S1 Universitas Pamulang, 2011. Galih, Tito Adithya. “Pengaruh DPK, CAR, NPL, ROA, dan LDR Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit Pada Bank Di Indonesia (Studi Empiris: Bank Yang Terdaftar Di BEI)”. Skripsi S1 Universitas Diponegoro, 2009. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). http://www.depkop.go.id. diakses tanggal 27 Januari 2016 http://www.bi.go.id hhtp://bps.go.id
LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Variabel Penelitian Dalam Juta Rupiah
Periode
Pembiayaan
Biaya Promosi
DPK
NPF
Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13 Jul-13 Aug-13 Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15
3.565.521 3.657.567 3.749.205 3.891.842 4.032.718 4.160.304 4.260.883 4.240.623 4.315.666 4.354.183 4.414.984 4.433.492 4.422.674 4.538.689 4.635.162 4.726.792 4.788.995 4.845.333 4.850.077 4.845.573 4.918.284 4.947.756 4.980.312 5.004.909 5.004.436 5.093.212 5.216.058
1.734 2.752 4.994 6.467 7.632 9.664 11.804 13.804 15.620 17.674 19.833 22.303 2.803 5.287 6.828 9.388 11.776 13.333 15.052 16.880 18.899 20.716 22.189 23.980 1.444 2.624 4.283
2.984.272 3.061.863 3.132.989 3.176.886 3.215.790 3.209.453 3.240.056 3.340.032 3.411.188 3.457.890 3.538.801 3.666.174 3.669.308 3.710.588 3.765.463 3.734.325 3.681.411 3.598.842 3.591.662 3.728.581 3.752.963 3.801.904 3.852.613 4.028.415 4.052.117 4.082.765 4.152.997
5.911 7.162
4.204.807 4.193.194
6,91% 7,33% 7,21% 7,32% 7,69% 7,25% 7,35% 7,89% 7,58% 7,48% 7,34% 6,50% 7,77% 7,71% 7,74% 8,00% 8,23% 8,18% 8,62% 8,83% 8,68% 8,94% 8,81% 7,89% 8,97% 9,11% 10,36 % 9,33% 9,38%
Apr-15 May-15
5.326.101 5.435.635
86
Inflasi
Equivalent Rate Bagi Hasil
CAR
4,57% 5,31% 5,90% 5,57% 5,47% 5,90% 8,61% 8,79% 8,40% 8,32% 8,37% 8,38% 8,22% 7,75% 7,32% 7,25% 7,32% 6,70% 4,53% 3,99% 4,53% 4,83% 6,23% 8,36% 6,96% 6,29% 6,38%
5,75% 5,75% 5,75% 5,75% 5,75% 6,00% 6,50% 7,00% 7,25% 7,25% 7,50% 7,50% 7,50% 7,50% 7,50% 7,50% 7,50% 7,50% 7,50% 7,50% 7,50% 7,50% 7,75% 7,75% 7,75% 7,50% 7,50%
25,06% 24,45% 24,10% 22,76% 22,44% 22,40% 22,09% 22,10% 21,96% 22,40% 24,63% 22,08% 24,62% 23,78% 23,08% 22,78% 22,50% 22,21% 21,86% 21,78% 21,80% 22,22% 22,34% 22,77% 24,43% 24,67% 23,04%
6,79% 7,15%
7,50% 7,50%
22,53% 21,73%
87
Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15
5.561.698 5.553.840 5,614.726 5.655.380 5.683.299
8.767 10.771 13.095 14.555 16.112
4.099.039 4.192.498 4.309.645 4.380.037 4.467.490
Nov-15 Dec-15
5.741.115 5.765.171
17.803 19.766
4.569.375 4.801.888
9,25% 9,80% 9,74% 9,87% 10,01 % 9,69% 8,20%
7,26% 7,26% 7,18% 6,83% 6,25%
7,50% 7,50% 7,50% 7,50% 7,50%
21,73% 21,52% 20,85% 20,71% 20,93%
4,89% 3,35%
7,50% 7,50%
22,08% 21,47%
Lampiran 2 : Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
1.962744 4.569615
Prob. F(2,27) Prob. Chi-Square(2)
0.1600 0.1018
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 10/12/16 Time: 04:36 Sample: 2013M01 2015M12 Included observations: 36 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C DPK NPF CAR BIAYA_PROMOSI INFLASI EQUIVALENT_RATE RESID(-1) RESID(-2)
0.041567 -0.008088 0.058781 0.020323 0.000118 0.004480 0.018519 0.304148 -0.278268
0.473360 0.071246 0.299616 0.273605 0.008796 0.119185 0.468781 0.198820 0.212393
0.087812 -0.113526 0.196187 0.074281 0.013404 0.037586 0.039504 1.529765 -1.310155
0.9307 0.9105 0.8459 0.9413 0.9894 0.9703 0.9688 0.1377 0.2012
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.126934 -0.131753 0.008636 0.002014 125.1630 0.490686 0.852003
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-1.37E-15 0.008118 -6.453498 -6.057618 -6.315325 2.179387
88
Lampiran 3 : Hasil Uji Multikolinieritas
DPK DPK 1.000000 NPF 0.792527 CAR -0.456787 BIAYA_ PROMOSI 0.249799 INFLASI -0.075035 EQUIVALENT_ RATE 0.764529
NPF
CAR
BIAYA_ PROMOSI
INFLASI
EQUIVALENT_ RATE
0.792527 1.000000 -0.454989
-0.456787 -0.454989 1.000000
0.249799 0.071402 -0.718788
-0.075035 -0.191015 0.068429
0.764529 0.548512 -0.311647
0.071402 -0.191015
-0.718788 0.068429
1.000000 0.048149
0.048149 1.000000
0.369809 0.243808
0.548512
-0.311647
0.369809
0.243808
1.000000
Lampiran 4 : Hasil Uji Normalitas 8
Series: Residuals Sample 2013M01 2015M12 Observations 36
7 6 5 4 3 2 1 0 -0.01
0.00
0.01
0.02
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-1.37e-15 -0.000782 0.021540 -0.013070 0.008118 0.757940 3.169713
Jarque-Bera Probability
3.490043 0.174641
89
Lampiran 5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
0.791973 23.91919 16.83875
Prob. F(25,10) Prob. Chi-Square(25) Prob. Chi-Square(25)
0.6974 0.5240 0.8876
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 10/12/16 Time: 04:35 Sample: 2013M01 2015M12 Included observations: 36 Collinear test regressors dropped from specification Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C DPK^2 DPK*NPF DPK*CAR DPK*BIAYA_PROMOSI DPK*INFLASI DPK*EQUIVALENT_RATE NPF^2 NPF*CAR NPF*BIAYA_PROMOSI NPF*INFLASI NPF*EQUIVALENT_RATE NPF CAR^2 CAR*BIAYA_PROMOSI CAR*INFLASI CAR*EQUIVALENT_RATE CAR BIAYA_PROMOSI^2 BIAYA_PROMOSI*INFLASI BIAYA_PROMOSI*EQUIVALENT_RATE BIAYA_PROMOSI INFLASI^2 INFLASI*EQUIVALENT_RATE INFLASI EQUIVALENT_RATE^2
0.794531 -0.014593 -1.641999 1.058315 0.022315 -0.365587 0.363977 1.584411 -0.744574 0.040255 -2.339510 11.59354 9.862960 2.045953 0.091064 2.006027 -6.437165 -7.895821 0.002002 0.056576 -0.091422 -0.184664 -1.374582 3.898705 1.817205 -13.04189
0.505860 0.014656 0.779649 0.852822 0.015435 0.320066 0.229700 1.553766 6.291011 0.160238 1.588445 6.981537 5.764981 1.191781 0.066738 1.316538 3.530910 4.952191 0.001282 0.039026 0.128845 0.089262 0.668573 2.264769 2.243747 5.220214
1.570656 -0.995695 -2.106076 1.240957 1.445726 -1.142223 1.584574 1.019723 -0.118355 0.251220 -1.472830 1.660600 1.710840 1.716719 1.364503 1.523713 -1.823090 -1.594410 1.560846 1.449692 -0.709549 -2.068791 -2.055995 1.721458 0.809898 -2.498345
0.1473 0.3429 0.0614 0.2429 0.1789 0.2800 0.1441 0.3319 0.9081 0.8067 0.1716 0.1278 0.1179 0.1168 0.2023 0.1586 0.0983 0.1419 0.1496 0.1778 0.4942 0.0654 0.0668 0.1159 0.4368 0.0315
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic
0.664422 -0.174523 0.000104 1.08E-07 302.2324 0.791973
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
6.41E-05 9.57E-05 -15.34625 -14.20259 -14.94708 2.577803
90
Prob(F-statistic)
0.697445
Lampiran 6 : Descriptive Statistics Date: 10/12/16 Time: 04:39 Sample: 2013M01 2015M12
PEMBIAYAAN
DPK
NPF
CAR
BIAYA_PRO MOSI
INFLASI
EQUIVALENT_ RATE
6.676134 6.685334 6.760812 6.552123 0.057804 -0.358626 2.325046
6.573712 6.571878 6.681412 6.474838 0.052404 -0.019315 2.225820
0.083600 0.081900 0.103600 0.065000 0.010048 0.244106 1.981560
0.226083 0.223700 0.250600 0.207100 0.011544 0.634252 2.534875
3.974931 4.071513 4.379849 3.159567 0.329040 -0.892076 2.885473
0.065892 0.068100 0.087900 0.033500 0.014450 -0.364045 2.240316
0.071806 0.075000 0.077500 0.057500 0.006644 -1.511457 3.566684
Jarque-Bera Probability
1.455023 0.483110
0.901270 0.637223
1.913357 0.384167
2.738165 0.254340
4.794469 0.090969
1.660849 0.435864
14.18871 0.000830
Sum Sum Sq. Dev.
240.3408 0.116946
236.6536 0.096116
3.009600 0.003534
8.139000 0.004665
143.0975 3.789357
2.372100 0.007308
2.585000 0.001545
Observations
36
36
36
36
36
36
36
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
Lampiran 7 : Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Dependent Variable: PEMBIAYAAN Method: Least Squares Date: 10/12/16 Time: 04:34 Sample: 2013M01 2015M12 Included observations: 36 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C DPK NPF CAR BIAYA_PROMOSI INFLASI EQUIVALENT_RATE
2.290006 0.661510 1.204463 -0.763958 0.002075 -0.030912 1.439493
0.420968 0.064634 0.295317 0.257607 0.008728 0.123050 0.460819
5.439856 10.23468 4.078549 -2.965597 0.237725 -0.251218 3.123773
0.0000 0.0000 0.0003 0.0060 0.8138 0.8034 0.0040
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.980279 0.976199 0.008918 0.002306 122.7196 240.2526 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
6.676134 0.057804 -6.428865 -6.120959 -6.321397 1.515844
91
Lampiran 8 : Hasil Uji F Faktor Internal
Dependent Variable: PEMBIAYAAN Method: Least Squares Date: 10/12/16 Time: 04:41 Sample: 2013M01 2015M12 Included observations: 36 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C DPK NPF CAR BIAYA_PROMOSI
1.359251 0.796135 1.332166 -0.407420 0.016116
0.354681 0.057522 0.326371 0.267096 0.008684
3.832320 13.84052 4.081751 -1.525369 1.855915
0.0006 0.0000 0.0003 0.1373 0.0730
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.972174 0.968583 0.010246 0.003254 116.5223 270.7654 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
6.676134 0.057804 -6.195684 -5.975751 -6.118922 1.019756
Lampiran 9 : Hasil Uji F Faktor Eksternal Dependent Variable: PEMBIAYAAN Method: Least Squares Date: 10/12/16 Time: 04:41 Sample: 2013M01 2015M12 Included observations: 36 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C INFLASI EQUIVALENT_RATE
6.213470 -1.082735 7.436850
0.061690 0.399022 0.867798
100.7206 -2.713474 8.569792
0.0000 0.0105 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.691172 0.672455 0.033082 0.036116 73.19971 36.92772 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
6.676134 0.057804 -3.899984 -3.768024 -3.853926 0.163953
92
Lampiran 10 : Tabel Distribusi F Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05 df untuk penyebut (N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
df untuk pembilang (N1) 1 161 18.51 10.13 7.71 6.61 5.99 5.59 5.32 5.12 4.96 4.84 4.75 4.67 4.60 4.54 4.49 4.45 4.41 4.38 4.35 4.32 4.30 4.28 4.26 4.24 4.23 4.21 4.20 4.18 4.17 4.16 4.15 4.14 4.13 4.12 4.11 4.11 4.10 4.09 4.08 4.08 4.07 4.07 4.06 4.06
2 199 19.00 9.55 6.94 5.79 5.14 4.74 4.46 4.26 4.10 3.98 3.89 3.81 3.74 3.68 3.63 3.59 3.55 3.52 3.49 3.47 3.44 3.42 3.40 3.39 3.37 3.35 3.34 3.33 3.32 3.30 3.29 3.28 3.28 3.27 3.26 3.25 3.24 3.24 3.23 3.23 3.22 3.21 3.21 3.20
3 216 19.16 9.28 6.59 5.41 4.76 4.35 4.07 3.86 3.71 3.59 3.49 3.41 3.34 3.29 3.24 3.20 3.16 3.13 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01 2.99 2.98 2.96 2.95 2.93 2.92 2.91 2.90 2.89 2.88 2.87 2.87 2.86 2.85 2.85 2.84 2.83 2.83 2.82 2.82 2.81
4 225 19.25 9.12 6.39 5.19 4.53 4.12 3.84 3.63 3.48 3.36 3.26 3.18 3.11 3.06 3.01 2.96 2.93 2.90 2.87 2.84 2.82 2.80 2.78 2.76 2.74 2.73 2.71 2.70 2.69 2.68 2.67 2.66 2.65 2.64 2.63 2.63 2.62 2.61 2.61 2.60 2.59 2.59 2.58 2.58
5 230 19.30 9.01 6.26 5.05 4.39 3.97 3.69 3.48 3.33 3.20 3.11 3.03 2.96 2.90 2.85 2.81 2.77 2.74 2.71 2.68 2.66 2.64 2.62 2.60 2.59 2.57 2.56 2.55 2.53 2.52 2.51 2.50 2.49 2.49 2.48 2.47 2.46 2.46 2.45 2.44 2.44 2.43 2.43 2.42
6 234 19.33 8.94 6.16 4.95 4.28 3.87 3.58 3.37 3.22 3.09 3.00 2.92 2.85 2.79 2.74 2.70 2.66 2.63 2.60 2.57 2.55 2.53 2.51 2.49 2.47 2.46 2.45 2.43 2.42 2.41 2.40 2.39 2.38 2.37 2.36 2.36 2.35 2.34 2.34 2.33 2.32 2.32 2.31 2.31
7 237 19.35 8.89 6.09 4.88 4.21 3.79 3.50 3.29 3.14 3.01 2.91 2.83 2.76 2.71 2.66 2.61 2.58 2.54 2.51 2.49 2.46 2.44 2.42 2.40 2.39 2.37 2.36 2.35 2.33 2.32 2.31 2.30 2.29 2.29 2.28 2.27 2.26 2.26 2.25 2.24 2.24 2.23 2.23 2.22
8 239 19.37 8.85 6.04 4.82 4.15 3.73 3.44 3.23 3.07 2.95 2.85 2.77 2.70 2.64 2.59 2.55 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40 2.37 2.36 2.34 2.32 2.31 2.29 2.28 2.27 2.25 2.24 2.23 2.23 2.22 2.21 2.20 2.19 2.19 2.18 2.17 2.17 2.16 2.16 2.15
9 241 19.38 8.81 6.00 4.77 4.10 3.68 3.39 3.18 3.02 2.90 2.80 2.71 2.65 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.39 2.37 2.34 2.32 2.30 2.28 2.27 2.25 2.24 2.22 2.21 2.20 2.19 2.18 2.17 2.16 2.15 2.14 2.14 2.13 2.12 2.12 2.11 2.11 2.10 2.10
10 242 19.40 8.79 5.96 4.74 4.06 3.64 3.35 3.14 2.98 2.85 2.75 2.67 2.60 2.54 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.32 2.30 2.27 2.25 2.24 2.22 2.20 2.19 2.18 2.16 2.15 2.14 2.13 2.12 2.11 2.11 2.10 2.09 2.08 2.08 2.07 2.06 2.06 2.05 2.05
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
11 243 19.40 8.76 5.94 4.70 4.03 3.60 3.31 3.10 2.94 2.82 2.72 2.63 2.57 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.28 2.26 2.24 2.22 2.20 2.18 2.17 2.15 2.14 2.13 2.11 2.10 2.09 2.08 2.07 2.07 2.06 2.05 2.04 2.04 2.03 2.03 2.02 2.01 2.01
12 244 19.41 8.74 5.91 4.68 4.00 3.57 3.28 3.07 2.91 2.79 2.69 2.60 2.53 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.25 2.23 2.20 2.18 2.16 2.15 2.13 2.12 2.10 2.09 2.08 2.07 2.06 2.05 2.04 2.03 2.02 2.02 2.01 2.00 2.00 1.99 1.99 1.98 1.97
13 245 19.42 8.73 5.89 4.66 3.98 3.55 3.26 3.05 2.89 2.76 2.66 2.58 2.51 2.45 2.40 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18 2.15 2.14 2.12 2.10 2.09 2.08 2.06 2.05 2.04 2.03 2.02 2.01 2.00 2.00 1.99 1.98 1.97 1.97 1.96 1.96 1.95 1.94
14 245 19.42 8.71 5.87 4.64 3.96 3.53 3.24 3.03 2.86 2.74 2.64 2.55 2.48 2.42 2.37 2.33 2.29 2.26 2.22 2.20 2.17 2.15 2.13 2.11 2.09 2.08 2.06 2.05 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.99 1.98 1.97 1.96 1.95 1.95 1.94 1.94 1.93 1.92 1.92
Page 1
15 246 19.43 8.70 5.86 4.62 3.94 3.51 3.22 3.01 2.85 2.72 2.62 2.53 2.46 2.40 2.35 2.31 2.27 2.23 2.20 2.18 2.15 2.13 2.11 2.09 2.07 2.06 2.04 2.03 2.01 2.00 1.99 1.98 1.97 1.96 1.95 1.95 1.94 1.93 1.92 1.92 1.91 1.91 1.90 1.89
93
Lampiran 11 : Tabel Distribusi t Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40) 0.25
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
1
1.00000
3.07768
6.31375
12.70620
31.82052
63.65674
318.30884
2
0.81650
1.88562
2.91999
4.30265
6.96456
9.92484
22.32712
3
0.76489
1.63774
2.35336
3.18245
4.54070
5.84091
10.21453
4
0.74070
1.53321
2.13185
2.77645
3.74695
4.60409
7.17318
5
0.72669
1.47588
2.01505
2.57058
3.36493
4.03214
5.89343
6
0.71756
1.43976
1.94318
2.44691
3.14267
3.70743
5.20763
7
0.71114
1.41492
1.89458
2.36462
2.99795
3.49948
4.78529
8
0.70639
1.39682
1.85955
2.30600
2.89646
3.35539
4.50079
9
0.70272
1.38303
1.83311
2.26216
2.82144
3.24984
4.29681
10
0.69981
1.37218
1.81246
2.22814
2.76377
3.16927
4.14370
11
0.69745
1.36343
1.79588
2.20099
2.71808
3.10581
4.02470
12
0.69548
1.35622
1.78229
2.17881
2.68100
3.05454
3.92963
13
0.69383
1.35017
1.77093
2.16037
2.65031
3.01228
3.85198
14
0.69242
1.34503
1.76131
2.14479
2.62449
2.97684
3.78739
15
0.69120
1.34061
1.75305
2.13145
2.60248
2.94671
3.73283
16
0.69013
1.33676
1.74588
2.11991
2.58349
2.92078
3.68615
17
0.68920
1.33338
1.73961
2.10982
2.56693
2.89823
3.64577
18
0.68836
1.33039
1.73406
2.10092
2.55238
2.87844
3.61048
19
0.68762
1.32773
1.72913
2.09302
2.53948
2.86093
3.57940
20
0.68695
1.32534
1.72472
2.08596
2.52798
2.84534
3.55181
21
0.68635
1.32319
1.72074
2.07961
2.51765
2.83136
3.52715
22
0.68581
1.32124
1.71714
2.07387
2.50832
2.81876
3.50499
23
0.68531
1.31946
1.71387
2.06866
2.49987
2.80734
3.48496
24
0.68485
1.31784
1.71088
2.06390
2.49216
2.79694
3.46678
25
0.68443
1.31635
1.70814
2.05954
2.48511
2.78744
3.45019
26
0.68404
1.31497
1.70562
2.05553
2.47863
2.77871
3.43500
27
0.68368
1.31370
1.70329
2.05183
2.47266
2.77068
3.42103
28
0.68335
1.31253
1.70113
2.04841
2.46714
2.76326
3.40816
29
0.68304
1.31143
1.69913
2.04523
2.46202
2.75639
3.39624
30
0.68276
1.31042
1.69726
2.04227
2.45726
2.75000
3.38518
31
0.68249
1.30946
1.69552
2.03951
2.45282
2.74404
3.37490
32
0.68223
1.30857
1.69389
2.03693
2.44868
2.73848
3.36531
33
0.68200
1.30774
1.69236
2.03452
2.44479
2.73328
3.35634
34
0.68177
1.30695
1.69092
2.03224
2.44115
2.72839
3.34793
35
0.68156
1.30621
1.68957
2.03011
2.43772
2.72381
3.34005
36
0.68137
1.30551
1.68830
2.02809
2.43449
2.71948
3.33262
37
0.68118
1.30485
1.68709
2.02619
2.43145
2.71541
3.32563
38
0.68100
1.30423
1.68595
2.02439
2.42857
2.71156
3.31903
39
0.68083
1.30364
1.68488
2.02269
2.42584
2.70791
3.31279
40
0.68067
1.30308
1.68385
2.02108
2.42326
2.70446
3.30688
Pr df
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010
Page 1
94
Lampiran 12 : Tabel Distribusi Chi-Square (X2) Titik Persentase Distribusi Chi-Square untuk d.f. = 1 – 50 Pr
0.25
0.10
0.05
0.010
0.005
0.001
1
1.32330
2.70554
3.84146
2
2.77259
4.60517
5.99146
6.63490
7.87944
10.82757
9.21034
10.59663
3
4.10834
6.25139
13.81551
7.81473
11.34487
12.83816
4
5.38527
16.26624
7.77944
9.48773
13.27670
14.86026
5
18.46683
6
6.62568
9.23636
11.07050
15.08627
16.74960
20.51501
7.84080
10.64464
12.59159
16.81189
18.54758
22.45774
7
9.03715
12.01704
14.06714
18.47531
20.27774
24.32189
8
10.21885
13.36157
15.50731
20.09024
21.95495
26.12448
9
11.38875
14.68366
16.91898
21.66599
23.58935
27.87716
10
12.54886
15.98718
18.30704
23.20925
25.18818
29.58830
11
13.70069
17.27501
19.67514
24.72497
26.75685
31.26413
12
14.84540
18.54935
21.02607
26.21697
28.29952
32.90949
13
15.98391
19.81193
22.36203
27.68825
29.81947
34.52818
14
17.11693
21.06414
23.68479
29.14124
31.31935
36.12327
15
18.24509
22.30713
24.99579
30.57791
32.80132
37.69730
16
19.36886
23.54183
26.29623
31.99993
34.26719
39.25235
17
20.48868
24.76904
27.58711
33.40866
35.71847
40.79022
18
21.60489
25.98942
28.86930
34.80531
37.15645
42.31240
19
22.71781
27.20357
30.14353
36.19087
38.58226
43.82020
20
23.82769
28.41198
31.41043
37.56623
39.99685
45.31475
21
24.93478
29.61509
32.67057
38.93217
41.40106
46.79704
22
26.03927
30.81328
33.92444
40.28936
42.79565
48.26794
23
27.14134
32.00690
35.17246
41.63840
44.18128
49.72823
24
28.24115
33.19624
36.41503
42.97982
45.55851
51.17860
25
29.33885
34.38159
37.65248
44.31410
46.92789
52.61966
26
30.43457
35.56317
38.88514
45.64168
48.28988
54.05196
27
31.52841
36.74122
40.11327
46.96294
49.64492
55.47602
28
32.62049
37.91592
41.33714
48.27824
50.99338
56.89229
29
33.71091
39.08747
42.55697
49.58788
52.33562
58.30117
30
34.79974
40.25602
43.77297
50.89218
53.67196
59.70306
31
35.88708
41.42174
44.98534
52.19139
55.00270
61.09831
32
36.97298
42.58475
46.19426
53.48577
56.32811
62.48722
33
38.05753
43.74518
47.39988
54.77554
57.64845
63.87010
34
39.14078
44.90316
48.60237
56.06091
58.96393
65.24722
35
40.22279
46.05879
49.80185
57.34207
60.27477
66.61883
36
41.30362
47.21217
50.99846
58.61921
61.58118
67.98517
37
42.38331
48.36341
52.19232
59.89250
62.88334
69.34645
38
43.46191
49.51258
53.38354
61.16209
64.18141
70.70289
39
44.53946
50.65977
54.57223
62.42812
65.47557
72.05466
40
45.61601
51.80506
55.75848
63.69074
66.76596
73.40196
41
46.69160
52.94851
56.94239
64.95007
68.05273
74.74494
42
47.76625
54.09020
58.12404
66.20624
69.33600
76.08376
df
95
43
48.84001
55.23019
59.30351
67.45935
70.61590
77.41858
44
49.91290
56.36854
60.48089
68.70951
71.89255
78.74952
45
50.98495
57.50530
61.65623
69.95683
73.16606
80.07673
46
52.05619
58.64054
62.82962
71.20140
74.43654
81.40033
47
53.12666
59.77429
64.00111
72.44331
75.70407
82.72042
48
54.19636
60.90661
65.17077
73.68264
76.96877
84.03713
49
55.26534
62.03754
66.33865
74.91947
78.23071
85.35056
50
56.33360
63.16712
67.50481
76.15389
79.48998
86.66082
Diproduksi oleh: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com)
Page 2