TESIS
ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS DAN DAYA SAING PROGRAM REVITALISASI PASAR TRADISIONAL DI PASAR AGUNG PENINJOAN DESA PEGUYANGAN KANGIN
MADE SANTANA PUTRA ADIYADNYA
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
TESIS
ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS DAN DAYA SAING PROGRAM REVITALISASI PASAR TRADISIONAL DI PASAR AGUNG PENINJOAN DESA PEGUYANGAN KANGIN
MADE SANTANA PUTRA ADIYADNYA NIM : 1291462005
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
i
ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS DAN DAYA SAING PROGRAM REVITALISASI PASAR TRADISIONAL DI PASAR AGUNG PENINJOAN DESA PEGUYANGAN KANGIN
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Study Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana Universitas Udayana
MADE SANTANA PUTRA ADIYADNYA NIM : 1291462005
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
ii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 9 MARET 2015
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE., MS NIP. 19530730 198303 1 001
Dr. Ni Nyoman Yuliarmi, SE, MP NIP. 19600706 198601 2 001
Mengetahui, Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana
Direktur Program Pascasarjana Univeritas Udayana
Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE., MS Prof. Dr. dr. A. A Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP. 19530730 198303 1 001 NIP. 19590215 198510 2 001
iii
Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 9 Maret 2015
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No : 0627/UN.14.4/HK/2015, Tanggal : 2 Maret 2015
Ketua
: Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE., MS
Anggota : 1. Dr. Ni Nyoman Yuliarmi, SE, MP 2. Dr. Ida Ayu N Saskara, SE., M.Si 3. Dr. I Gede Sudjana Budiasa, SE., M.Si 4. Dr. I Gst Wayan Murjana Yasa, SE., M.Si
iv
Surat Pernyataan Bebas Plagiat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Made Santana Putra Adiyadnya
NIM
: 1291462005
Program Studi
: Magister Ilmu Ekonomi
Judul Tesis
: Analisis Tingkat Efektivitas dan Daya Saing Program Revitalisasi Pasar Tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 9 Maret 2015 Yang membuat pernyataan
Made Santana Putra Adiyadnya NIM. 1291462005
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Tingkat Efektivitas dan Daya Saing Program Revitalisasi Pasar Tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin”. Penulis menyadari, bahwa tesis ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan tesis ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE., MS selaku Pembimbing I dan Ketua Program Magister Ilmu Ekonomi serta Dr. Ni Nyoman Yuliarmi, SE, MP sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dorongan serta bantuan yang sangat berguna bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. A. A. I. N. Marhaeni, SE, MS sebagai Sekretaris Program Magister Ilmu Ekonomi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD KEMD., dan Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. vi
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Dr. I Gst Wayan Murjana Yasa, SE., M.Si., Dr. Ida Ayu N Saskara, SE., M.Si., Dr. I Gede Sudjana Budiasa, SE., M.Si sebagai penguji tesis ini. Keluarga tercinta, Drs. I Putu Yadnya, MM., Ni Luh Putu Tirtayadi, S.Sos dan kakak (Putu Nugrahini Widiyadnya) serta kekasih tersayang Ni Wayan Gita Cintya Purnama, S.Pd., M.Pd yang selalu menemani dalam pembuatan tesis ini, beserta keluarga lain yang sangat penulis hormati yang selalu memberikan dukungan, dorongan dan doa serta bantuan moral maupun material kepada penulis selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian, tesis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.
Denpasar, 9 Maret 2015
Penulis
vii
ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS DAN DAYA SAING PROGRAM REVITALISASI PASAR TRADISIONAL DI PASAR AGUNG PENINJOAN DESA PEGUYANGAN KANGIN
ABSTRAK Pembangunan merupakan suatu proses secara terstruktur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan program-program yang telah ditentukan sebelumnya. Pembangunan ekonomi mengarah pada kebijakan yang diambil pemerintah guna mencapai tujuan ekonomi yang mencakup dalam pengendalian inflasi, kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pasar sangat berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna menunjang pembangunan perekonomian suatu daerah. Peran pasar tradisional dari waktu ke waktu semakin menurun hingga sekarang. Berkurangnya peran pasar tradisional akan mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan untuk masyarakat dengan perekonomian menengah ke bawah. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk menganalisis tingkat efektivitas pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan, Desa Peguyangan Kangin dan 2) untuk menganalisis tingkat daya saing Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin setelah program revitalisasi pasar tradisional. Hasil yang diperoleh dari proses tabulasi, dianalisis dengan bantuan program SPSS dalam rangka menjawab semua permasalahan penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan menggunakan uji statistik beda rata-rata sampel berpasangan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah 1) Koefisien hasil penghitungan efektivitas pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin adalah sebesar 81,66 persen yang termasuk dalam kategori sangat efektif dan 2) Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara secara mendalam dan terstruktur kepada pengelola pasar dan pedagang pasar setelah program revitalisasi pasar tradisional, bahwa daya saing Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin dilihat dari pengelolaan internal pasar, kualitas produk dan pangsa pasar adalah terdapat peningkatan daya saing setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Kata Kunci : Pembangunan ekonomi, revitalisasi pasar tradisional, efektivitas
viii
ANALYSIS ON THE IMPACT OF TRADITIONAL MARKET REVITALIZATION, THE LEVEL OF EFFECTIVENESS AND COMPETITIVENESS OF THE AGUNG PENINJOAN MARKET OF PEGUYANGAN KANGIN VILLAGE
ABSTRACT Development is a structured process to achieve the goals and programs that have been planned in advance. Economic development leads to policies taken by the government in order to achieve economic goals that include: controlling inflation, employment and sustainable economic growth. The market is closely related to local revenue (the PAD) to support the economic development of a region. The role of traditional market from time to time keeps on decreasing up to the present day. The diminishing role of traditional markets will result in the loss of jobs for the middle and lower class. The purpose of this study was 1) to analyze the effectiveness of the implementation of the program of revitalization of traditional markets in the Agung Peninjoan Traditional Market of Peguyangan Kangin village and 2) to analyze the level of competitiveness of the Agung Peninjoan Traditional Market of Peguyangan Kangin village, after the traditional market revitalization program. The results of the tabulation process were analyzed by SPSS in order to figure out the answers to all of the research problems. The analysis tool used was descriptive analysis and by using a paired sample t-test . The research results indicated that 1) the coefficient of calculation results of the effectiveness of the implementation of the traditional markets revitalization program of the Agung Peninjoan Traditional Market of Peguyangan Kangin village was at 81,66percent that can be categorized to be very effective and 3) Based on the results of the questionnaire and an in-depth systematic interviews to the market managers and the traders after the market revitalization program, that there was an increase in competitiveness of the Agung Peninjoan Traditional Market of Peguyangan Kangin village, seen from the internal management of market, product quality and market share. Keywords:
economic development, effectiveness
revitalization
ix
of
traditional
markets,
DAFTAR ISI Halaman JUDUL .......................................................................................................... i PERSYARATAN GELAR .......................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI .......................................................... iv SURAT PERNYATAAN ............................................................................ v UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................. x DAFTAR TABEL .................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 1.3 Manfaat Penelitian .................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ........................................................................ 2.1.1 Konsep Pasar Tradisional dan Pembangunan Ekonomi ......................................................................... 2.1.2 Jenis-jenis Pasar …....................................................... 2.1.3 Fungsi Pasar …............................................................. 2.1.4 Konsep Pasar Tradisional ............................................ 2.1.5 Konsep Pajak dan Retribusi ......................................... 2.1.6 Konsep Revitalisasi ...................................................... 2.1.7 Konsep Efektivitas Program ........................................ 2.1.8 Konsep Pendapatan ..................................................... 2.1.9 Konsep Daya Saing ..................................................... 2.2 Keaslian Penelitian .................................................................
1 13 13 13
15 15 18 21 23 25 27 29 30 31 33
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir ................................................................... 37 3.2 Konsep Penelitian ..................................................................... 39 3.3 Hipotesis Penelitian ............................................................... 43
x
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 4.2 Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian ......................... 4.3 Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 4.4 Definisi Operasional Variabel ................................................... 4.5 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 4.6 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 4.6.1 Data Menurut Jenisnya ................................................ 4.6.2 Data Menurut Sumbernya ........................................... 4.7 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 4.8 Teknik Analisis Data ............................................................... BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 5.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................ 5.3 Pembahasan ................................................................................ 5.3.1 Uji Beda Dua Rata-rata Sampel Berpasangan ............. 5.3.2 Analisis Efektivitas Program Revitalisasi Pasar Tradisional ................................................................... 5.3.2.1 Analisis Efektivitas Variabel Input ............. 5.3.2.2 Analisis Efektivitas Variabel Proses ............ 5.3.2.3 Analisis Efektivitas Variabel Output ........... 5.3.3 Daya Saing Pasar Setelah Revitalisasi Pasar Tradisional
44 45 46 46 49 52 52 52 53 54
58 60 65 65 67 67 71 75 78
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ................................................................................... 6.2 Saran .........................................................................................
85 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................
88 92
xi
DAFTAR TABEL No.
Tabel
2.1
Kriteria Efektivitas
4.1
Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian
5.1
Hasil Analisis Uji Beda Dua Rata-rata Sampel Berpasangan
…...
66
5.2
Pendapat Responden Mengenai Ketepatan Sasaran Program Revitalisasi Pasar Tradisional …………………………………....
68
Pendapat Responden Mengenai Sosialisasi Program Revitalisasi Pasar Tradisional …………………………………………….....
69
Pendapat Responden Mengenai Tujuan Program Revitalisasi Pasar Tradisional …………………………………………….....
70
Pendapat Responden Mengenai Respon Petugas Pasar Dalam Program Revitalisasi Pasar Tradisional ……………………....
72
Pendapat Responden Mengenai Monitoring Program Revitalisasi Pasar Tradisional ………………………………………………....
73
Pendapat Responden Mengenai Evaluasi Program Revitalisasi Pasar Tradisional ………………………………………………....
74
Pendapat Responden Mengenai Pendapatan Pedagang Setelah Pelaksanaan Program Revitalisasi Pasar Tradisional ………....
76
Pendapat Responden Mengenai Pengelolaan Internal Pasar Program Revitalisasi Pasar Tradisional …………………......
79
Pendapat Responden Mengenai Kualitas Produk Program Revitalisasi Pasar Tradisional …………………….……....
80
Pendapat Responden Mengenai Pangsa Pasar Program Revitalisasi Pasar Tradisional ……………………....
81
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
5.11
Halaman ………………………………………………
29
…….…………………...
50
xii
DAFTAR GAMBAR No.
Gambar
2.1
Lima Kekuatan Strategi Pembentuk Persaingan Industri
3.1
Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional, Tingkat Efektivitas dan Daya Saing di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin …………………
38
Kerangka Konsep Penelitian Analisis Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional, Tingkat Efektivitas dan Daya Saing di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin ………………………….
40
Rancangan Penelitian Analisis Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional, Tingkat Efektivitas dan Daya Saing di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin .........................................
43
Struktur Organisasi Pengelola Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin ....................................................................
59
Karakteristik Responden Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Berdasarkan Kelompok Umur ...................
60
Karakteristik Responden Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Berdasarkan Jenis Kelamin …...................
61
Karakteristik Responden Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Berdasarkan Pendidikan Terakhir .............
62
Karakteristik Responden Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Berdasarkan Status Kawin ........................
63
Karakteristik Responden Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Berdasarkan Lama Dagang …....................
64
3.2
4.1
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
Halaman
xiii
……
32
DAFTAR GRAFIK No.
Gambar
1.1
Lima Besar Omset Penjualan Per Bulan Pasar Desa Adat Kota Denpasar tahun 2013 …………………………………….……
5
Jumlah Pedagang Menurut Lokasi Usaha Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin ………….………………
8
Perkembangan Penerimaan PasarAgung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin …………………..……………………….
10
Jumlah Pengunjung Berdasarkan Kendaraan Roda Dua dan Roda Empat ………………..………………………………….
11
1.2
1.3
1.4
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN No.
Lampiran
1.
5 Besar Omset Penjualan Perbulan Pasar Desa Adat Kota Denpasar Tahun 2013 ....................................................................................... 92
2.
Jumlah Pedagang Menurut Lokasi Usaha Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin ................................................................ 93
3.
Perkembangan Penerimaan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin .................................................................
94
Jumlah Pengunjung Berdasarkan Kendaraan Roda Dua dan Roda Empat ...................................................................................
95
4.
Halaman
5.
Tabel Jumlah Pedagang Menurut Lokasi Jualan dan Jenis Dagangan yang Terdaftar pada Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin............................................................................................ 96
6.
Penghitungan Populasi dan Sampel Jumlah Pedagang Menurut Lokasi Jualan dan Jenis Dagangan ..................................................
97
Jumlah Sampel Pedagang Menurut Lokasi Jualan dan Jenis Dagangan pada Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin ...........
100
Hasil Uji Beda Rata-rata Sampel Berpasangan
101
7.
8.
xv
…………..................
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya
meningkatkan pembangunan ekonomi untuk mewujudkan masyarakat demokratis yang berkeadilan dan sejahtera. Witjaksono (2009) mendefinisikan pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu negara/daerah dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah setempat. Pembangunan ekonomi mengarah pada kebijakan yang diambil pemerintah guna mencapai tujuan ekonomi yang mencakup dalam pengendalian inflasi, kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pengendalian kesempatan kerja dapat diwujudkan dalam pemanfaatan pasar sebagai tempat penyerapan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran. Pasar dapat dikatakan sebagai pusat pembangunan perekonomian karena mampu menciptakan kesempatan kerja. Pasar merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah hak dari Pemerintah Daerah yang dapat diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam suatu periode pemerintahan yang bersangkutan. Defitri (2011) Menyebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber PAD yang salah satunya
berasal dari retribusi pelayanan pasar. Peran pasar sangat berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna menunjang pembangunan perekonomian suatu daerah sehingga keberadaan pasar harus mendapat perhatian khusus oleh pemerintah daerah setempat. Pasar dianggap sebagai suatu tempat untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat untuk bertahan hidup dalam pola konsumsi masyarakat pada sepuluh tahun kebelakang. WJ Stanton dalam Sudirmansyah (2011) berpendapat bahwa pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk berbelanja serta kemauan untuk membelanjakannya. Pasar adalah tempat dimana calon pembeli dan penjual melakukan transaksi untuk memperoleh suatu barang dan jasa dengan sejumlah pengorbanan. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli yang mempunyai syarat adanya barang yang diperjualbelikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun (Fadly, 2009). Transaksi dapat terjadi karena permintaan barang atau jasa oleh konsumen dan penawaran berupa barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen atau distributor saling bertemu. Peran pasar sangat penting dalam perekonomian karena mampu menunjang pembangunan negara. Kottler (2005) menjelaskan bahwa pasar merupakan kumpulan seluruh pembeli dan potensial atas tawaran pasar tertentu. Pasar dapat membantu pembangunan dengan menyediakan barang dan jasa bagi produsen, konsumen maupun pemerintah. Pasar dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara yang berasal dari pajak dan retribusi. Penyerapan tenaga kerja dapat mengurangi 2
pengangguran yang merupakan keuntungan lainnya yang diperoleh negara dengan keberadaan pasar. Pasar tradisional adalah pasar yang dikelola oleh pemerintah daerah. Peran pasar tradisional dari waktu ke waktu semakin menurun hingga sekarang. Berkurangnya peran pasar tradisional akan mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan untuk masyarakat dengan perekonomian menengah ke bawah. Masyarakat Indonesia sebagian besar tergolong dalam ekonomi menengah kebawah, jadi seharusnya peran pasar tradisional kembali diaktifkan. Mengaktifkan kembali peran pasar tradisional, diharapkan mampu menggalakkan pembangunan ekonomi. Ayuningsasi (2010) menggambarkan pasar tradisional identik dengan kondisi yang kumuh, kotor, dan bau, sehingga memberikan atmosfer yang tidak nyaman dalam berbelanja. Ini merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional. Sebaliknya, pusat perbelanjaan modern memberikan suasana berbelanja yang nyaman serta dilengkapi pendingin ruangan dengan fasilitas belanja yang bersih dan higienis, maka tidak salah apabila konsumen lebih memilih berbelanja di pusat perbelanjaan modern dibandingkan pasar tradisional. Keberadaan pasar tradisional terancam oleh keberadaan pasar modern
dengan keunggulan yang dimiliki. Eksistensi pasar modern menimbulkan persaingan antara kedua pasar tersebut. Perkembangan pasar modern semakin pesat, bukan hanya di daerah kota tapi hingga ke pelosok desa. Supermarket, hypermarket, minimarket dan lain sebagainya begitu menjamur di kalangan masyarakat. Keunggulan pasar modern dengan lingkungan yang bersih serta ditunjang fasilitas lainnya seperti toilet, tempat parkir
3
yang memadai sehingga memberikan kenyamanan berbelanja kepada konsumen. Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih memilih bertransaksi di pasar modern menyebabkan
peran
pasar
tradisional
dalam
kehidupan
masyarakat
mulai
terpinggirkan. Masitoh (2013) menjelaskan saat ini pasar tradisional tengah mengalami banyak tantangan. Ekspansi besar-besaran pasar modern di daerah-daerah telah menghadapkan para pedagang kecil pada persaingan terbuka yang keras. Persaingan menjadi tidak seimbang karena perbedaan modal antara pedagang di pasar tradisional dengan peritel modern. Pasar modern dan pasar tradisional mempunyai perbedaan yang mendasar. Perbedaan dalam menentukan harga menjadi hal yang mencolok dalam perbedaannya. Tawar menawar harga barang masih sering dijumpai di pasar tradisional, sebaliknya di pasar modern harga barang ditandai dengan label sehingga tidak bisa ditawar lagi. Teknologi yang digunakan juga menjadi faktor pembeda, dimana pasar tradisional tanpa menggunakan teknologi modern yang bertolak belakang dengan pasar modern. Program revitalisasi pasar tradisional bertujuan untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional itu sendiri sehingga dapat bersaing dengan pasar modern. Program revitalisasi pasar tradisional yang dikelola oleh desa adat diharapkan mampu meningkatkan omset penjualan pedagang di pasar tradisional untuk meningkatkan pendapatan pedagang. Grafik 1.1 menunjukkan lima besar omset penjualan perbulan pasar desa adat di Kota Denpasar tahun 2013.
Grafik 1.1 4
Lima Besar Omset Penjualan Perbulan Pasar Desa Adat Kota Denpasar Tahun 2013
Pasar Agung Peninjoan
Pasar Desa Nyanggelan
Pasar Intaran
Pasar Gunung Sari
Pasar Tradisional Kesiman
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar Tahun 2013
Lima besar omset penjualan perbulan pasar desa adat Kota Denpasar tahun 2013 yang ditunjukkan oleh Grafik 1.1 menunjukkan bahwa Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin memperoleh omset penjualan yang paling tinggi diantara pasar desa adat lainnya di Kota Denpasar. Omset Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin mencapai Rp 13.200.000.000. Program revitalisasi pasar yang dilaksanakan di Pasar Agung terkait tata kelola, kebersihan serta kualitas barang berpengaruh terhadap omset pasar. Efektivitas program revitalisasi diharapkan mampu menambah daya saing pasar tradisional terhadap pasar modern. Perkembangan pasar modern memberikan dampak negatif bagi keberadaan pasar tradisional. Pedagang di pasar tradisional yang kurang memiliki pengetahuan
5
mengenai perilaku konsumen semakin memperburuk keadaan. Pasar tradisional sebagai pusat pembangunan perekonomian, diharapkan mampu bertahan bahkan terus berkembang menghadapi dunia persaingan untuk merebut konsumen. Pasar tradisional harus bersaing dengan pasar modern dan usaha ritel dimana keduanya merupakan usaha yang sangat diminati karena perannya yang sangat strategis. Peran pemerintah menjadi sangat penting guna mengatasi permasalahan ini. Segmen pasar tradisional dan pasar modern secara konseptual, banyak yang beranggapan memiliki segmen pasar yang berbeda. Realitanya, segmen pasar tradisional sama dengan segmen yang dimiliki oleh pasar modern sehingga kedua pasar bersaing secara bebas. Akibat persaingan bebas antara pasar modern dan pasar tradisional menurut Susilo (2012) adalah pasar tradisional yang kalah karena beberapa keunggulan yang ada pada pasar modern seperti bisa menjual produk dengan harga yang lebih murah, kualitas produk terjamin, kenyamanan berbelanja, dan banyaknya pilihan cara pembayaran. Pasar modern yang mempunyai beberapa keunggulan tersebut dianggap mampu mengungguli persaingan dengan pasar tradisional. Pemerintah seharusnya membuat kebijakan tertentu untuk melindungi eksistensi pasar tradisional. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern dan Peraturan Menteri Perdagangan nomor 53/MDag/Per/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern, merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi persaingan yang tidak 6
seimbang antara pasar tradisional dengan pasar modern. Regulasi yang dikeluarkan pemerintah diharapkan benar-benar dilaksanakan dengan tepat khusunya oleh pelaku dalam pasar modern. Pasar tradisional dikelola tanpa inovasi yang berarti yang mengakibatkan pasar menjadi tidak nyaman dan kompetitif (Kasali, 2007). Revitalisasi pasar merupakan salah satu bentuk dari program yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan pengembangan pembangunan Kota Denpasar. Program revitalisasi dikeluarkan untuk menghapus citra kurang baik yang biasanya melekat pada pasar tradisional. Kelemahan-kelemahan yang ada di pasar tradisional berusaha untuk diperbaiki sehingga pengunjung pasar tradisional meningkat. Tata kelola pasar yang menjadi titik lemah harus diperbaiki untuk menambah jumlah konsumen di pasar tradisional. Keberadaan pasar tradisional yang berada tepat di Kota Denpasar, resmi dibuka untuk umum pasca revitalisasi yang dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2010 oleh Menteri Perdagangan Marie Eka Pangestu didampingi oleh Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, Walikota Rai Dharmawijaya Mantra, I.B. dan Sekretaris Daerah Denpasar Rai Iswara, A.A.N serta beberapa pimpinan instansi terkait. Program ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung sepenuhnya keberadaan pasar tradisional sebagai pusat pembangunan perekonomian. Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin merupakan salah satu pasar tradisional yang merasakan dampak revitalisasi pasar dari Pemerintah Kota Denpasar. Program revitalisasi Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk mengubah citra masyarakat 7
mengenai keadaan pasar tradisional. Perbaikan tata kelola, kualitas barang dan kebersihan menjadi faktor utama yang diperhatikan dalam program revitalisasi di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Grafik 1.2 berikut ini menunjukkan jumlah pedagang menurut lokasi usaha Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin sebelum program revitalisasi. Grafik 1.2 Jumlah Pedagang Menurut Lokasi Usaha Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin
Sumber : Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Tahun 2013 (Data diolah)
Grafik 1.2 menggambarkan penggolongan jumlah pedagang menurut lokasi usaha di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin sebelum revitalisasi yang didominasi oleh usaha los sebesar 45 persen yaitu sejumlah 153 usaha yang kemudian
8
meningkat menjadi 175 setelah revitalisasi. Jenis dagangan dari usaha los antara lain, alat upacara, slip daging ikan tempe dan tahu, buah, sembako, jajan, makanan, sayur mayu serta snack. Sukriswanto (2012) menjelaskan pasar tradisional mempunyai peran strategis dalam perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa sehingga tidak mampu menggeser peran pasar tradisional bagi masyarakat. Peran pasar tradisional terhadap pendapatan pedagang pasar seharusnya meningkat karena masyarakat di sekitar Pasar Agung Peninjoan sudah terbiasa melakukan transaksi di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Perkembangan Penerimaan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin dapat dilihat pada Grafik 1.3
Grafik 1.3 menjelaskan perkembangan penerimaan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Tahun 2007-2013. Perkembangan penerimaan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin secara umum berfluktuasi. Sebelum adanya revitalisasi yaitu pada tahun 2010 hingga 2011 penerimaan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin mengalami penurunan yang signifikan. Adanya program revitalisasi pada tahun 2011 ternyata berdampak terhadap penerimaan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin yang meningkat dengan sangat signifikan. Penerimaan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin tahun 2012 meningkat sebesar 297,96 persen dari tahun sebelumnya. Program revitalisasi di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin ternyata memang diperlukan untuk meningkatkan penerimaan di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Hasil penerimaan
9
akan diserahkan ke Desa Adat Pekraman Peninjoan sebesar 70 persen dan 30 persen ke Desa Dinas.
Grafik 1.3 Perkembangan Penerimaan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin
Sumber : Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin 2007-2013(Data diolah)
10
Tingkat efektivitas dari program revitalisasi pasar tradisional meliputi variabel input, variabel proses dan variabel output. Subagyo (2000) menjelaskan efektivitas adalah kesesuaian antara output dan tujuan yang ditetapkan. Variabel input diukur dengan tingkat ketepatan sasaran, sosialisasi program dan tujuan program revitalisasi pasar tradisional. Variabel proses dapat diukur dengan tingkat kecepatan respon petugas pasar, tingkat monitoring dan evaluasi program revitalisasi pasar tradisional, dan tingkat output dinilai dari tingkat pendapatan pedagang. Peningkatan efektivitas dari masing-masing variabel diharapkan mempu mempengaruhi jumlah pengunjung pasar tradisional sehingga dapat menambah pendapatan pedagang pasar tradisional. Jumlah pengunjung Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin berdasarkan angkutan roda dua dan roda empat dapat dilihat pada grafik 1.4 Grafik 1.4 Jumlah Pengunjung Berdasarkan Kendaraan Roda Dua dan Roda Empat
11
Sumber : Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin 2007-2013(Data diolah) Grafik 1.4 menunjukkan perkembangan jumlah pengunjung berdasarkan kendaraan roda dua dan roda empat yang diperoleh dari kontribusi parkir terhadap penerimaan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Perkembangan jumlah pengunjung baik kendaraan roda dua maupun roda empat tahun 2010 hingga 2011 mengalami penurunan yang cukup tajam dimana pengunjung masih dikenakan biaya sebesar Rp 500. Setelah revitalisasi tahun 2011 dimana pengunjung dikenakan biaya parkir sebesar Rp 1000 terjadi peningkatan yang sangat siginifikan, akan tetapi kemudian jumlah pengunjung kembali menurun pada tahun 2013. Fenomena ini menunjukkan bahwa program revitalisasi ternyata tidak berpengaruh terhadap jumlah pengunjung Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Tingkat efektivitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam upaya merealisasikan program revitalisasi pasar tradisional yang ditetapkan dan kemudian dibandingkan dengan target yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat efektivitas dari program revitalisasi pasar tradisional yang diukur dari variabel input, proses dan output setiap tahunnya diharapkan terus meningkat. Tingkat efektivitas yang meningkat diharapkan dapat meningkatkan kualitas pasar baik dari sisi pengelolaan pasar maupun tata kelola pasar dan berpengaruh terhadap kepuasan bagi staf pasar, pedagang maupun bagi konsumen pasar tersebut. Peningkatan efektivitas diharapkan akan berpengaruh terhadap daya saing pasar, baik dari sisi pengelolaan pasar, kualitas produk dan pangsa pasar. Peningkatan
12
daya saing pasar mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan persaingan pasar tradisional. Daya saing yang meningkat diharapkan mampu memberi keunggulan komparatif bagi pasar tradisional. Program revitalisasi pasar bertujuan untuk meningkatkan daya saing pasar dan mengaktifkan kembali kegiatan pasar tradisional agar dapat bersaing dengan pasar modern sehingga bukan hanya meningkatkan pendapatan pedagang tapi juga
meningkatkan daya saing untuk
memperluas pangsa pasar.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka pokok permasalahan
yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1)
Bagaimanakah tingkat efektivitas pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin?
2)
Adakah peningkatan daya saing di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah:
13
1)
Untuk menganalisis tingkat efektivitas pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan, Desa Peguyangan Kangin.
2)
Untuk menganalisis tingkat daya saing Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin setelah program revitalisasi pasar tradisional.
1.4
Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kegunaan sebagai berikut:
1)
Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ayuningsasi (2010) yang menyatakan bahwa dengan adanya program revitalisasi pasar tradisional dapat meningkatkan pendapatan pedagang. Penelitian ini juga mendukung teori yang diungkapkan oleh Barney (2001) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keuntungan kompetitif yang berkelanjutan adalah kualitas barang yang diproduksi, promosi yang meluas, tenaga kerja yang terampil dan kreativitas serta motivasi yang tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional.
2)
Kegunaan Praktis 14
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil langkah-langkah kebijakan dalam bidang pelaksanaan program revitalisasi dan menjadi media untuk memberikan pikiran dan pengembangan bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan berbagai temuan dilapangan yang terkait dengan program revitalisasi pasar tradisional pada khususnya.
15
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Konsep Pasar Tradisional dan Pembangunan Ekonomi Kemampuan masyarakat yang meningkat dalam memenuhi kebutuhan pokok
serta kemampuan masyarakat dalam memilih serta harga diri masyarakat yang terus meningkat merupakan salah satu cerminan kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat dan dalam pembangunan perekonomian negara. Pembangunan merupakan suatu proses secara terstruktuk untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan program-program yang telah ditentukan sebelumnya. Adam Smith dalam Adisasmita (2005) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Kemajuan ekonomi merupakan komponen utama dari suatu pembangunan, tetapi bukan satu-satunya komponen pembangunan negara. Pembangunan ekonomi dapat diukur dari tingkat kemajuan struktur produksi serta penyerapan tenaga kerja. Todaro (2006) mengungkapkan indeks ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan pembangunan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita) atau GNI per kapita dengan mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat daripada tingkat pertumbuhan penduduknya. Pembangunan perekonomian
merupakan tujuan dari seluruh negara tanpa terkecuali Negara Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang. Tujuan dari pembangunan ekonomi antara lain meningkatkan taraf hidup dari masyarakat suatu negara, selain meningkatkan pendapatan per kapita dan menciptakan lapangan kerja, serta menyediakan pendidikan yang lebih bermutu dan perhatian yang lebih terhadap nilai-nilai budaya dan kemanusiaan yang ada. Pembangunan perekonomian secara keseluruhan akan memperbaiki kesejahteraan dari kehidupan masyarakat dan menghasilkan rasa percaya diri masing-masing individu sebagai suatu bangsa. Tingkat kemakmuran sangat berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Nehen (2012) menjelaskan komponen utama pertumbuhan ekonomi antara lain : a) Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk investasi baru yang ditambahkan pada tanah, peralatan fisik dan modal atau sumber daya manusia, b) Pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja dan c) Kemajuan teknologi Salah
satu
sektor
yang
memberikan
dampak
signifikan
terhadap
pembangunan perekonomian adalah sektor industri. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, sektor industri merupakan sektor yang menjadi prioritas utama dalam pembangunan perekonomian. Pasar merupakan tempat berkumpulnya banyak industri sehingga sangat penting untuk menjaga dan mengembangkan keberadaan pasar tradisional untuk meningkatkan pembangunan perekonomian negara.
17
Kegiatan ekonomi masyarakat baik dalam hal produksi, distribusi dan konsumsi sangat berkaitan dengan kegiatan pasar. Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Stanton (2006) mengungkapkan bahwa pasar sebagai orang-orang yang mempunyai kebutuhan untuk dipuaskan, mempunyai uang untuk dibelanjakan dan kemauan untuk membelanjakan uang. Pasar sangat penting perannya dalam pembangunan perekonomian. Kottler (2002) melihat arti pasar dalam beberapa sisi, antara lain: 1) Dalam pengertian aslinya, pasar adalah suatu tempat fisik di mana pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa, 2) Bagi seorang ekonom, pasar mengandung arti semua pembeli dan penjual yang menjual dan melakukan transaksi atas barang/jasa tertentu. Dalam hal ini para ekonom memang lebih tertarik akan struktur, tingkah laku dan kinerja dari masing-masing pasar ini serta 3) Bagi seorang pemasar pasar adalah himpunan dari semua pembeli nyata dan pembeli potensial dari pada suatu produk. Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang melakukan tawar-menawar hingga terjadi transaksi. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli yang mempunyai syarat adanya barang yang diperjualbelikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun (Fadly, 2009). Keberadaan pasar akan mempermudah seseorang untuk memperoleh barang dan jasa kebutuhannya sehari-hari. Pasar tradisional memiliki perbedaan yang mendasar dibandingkan dengan pasar modern. Tawar menawar harga yang merupakan ciri dari suatu pasar masih dapat dilakukan di pasar tradisional, sedangkan pada pasar 18
modern harga barang sudah ditentukan dan tidak bisa ditawar kembali. Mudrajad Kuncoro (2008) memaparkan mengenai isu utama yang berkaitan dengan perkembangan pasar tradisional adalah sebagai berikut : a) Jarak antara pasar tradisional dengan hypermarket yang saling berdekatan, b) Tumbuh dengan pesatnya minimarket (yang dimiliki pengelola jaringan) ke wilayah pemukiman, c) Penerapan berbagai macam syarat perdagangan oleh ritel modern yang memberatkan pemasok barang. d) Kondisi pasar tradisional secara fisik sangat tertinggal, maka perlu ada program kebijakan untuk melakukan pengaturan. Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007, menyebutkan bahwa pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu, baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Kesimpulan penting dari definisi pasar yang harus dicermati adalah : (1) tempat bertemunya penjual dan pembeli, (2) penjual dan pembeli saling membutuhkan dan (3) terjadi interaksi dan dan kesepakatan antara penjual dan pembeli 2.1.2
Jenis-jenis Pasar M. Fuad, dkk (2008), memaparkan bahwa secara garis besar, pasar dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu: pasar menurut jenis barang yang diperjualbelikan, waktu bertemunya penjual dan pembeli, luas kegiatan distribusi, fisik pasar serta menurut bentuk dan strukturnya. Pasar menurut sifat atau jenis barang yang diperjualbelikan dibedakan menjadi dua macam, yaitu pasar konkrit dan pasar nyata. Pasar konkret (pasar nyata) adalah 19
tempat pertemuan antara pembeli dan penjual melakukan transaksi secara langsung. Barang yang diperjualbelikan juga tersedia di pasar. Contohnya, pasar sayuran, buahbuahan, dan pasar tradisional sedangkan pasar abstrak (pasar tidak nyata) adalah terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli hanya melalui telepon, internet, dan lain-lain berdasarkan contoh barang. Contohnya telemarket dan pasar modal. Pasar menurut waktu bertemu antara penjual dan pembeli dibedakan menjadi lima jenis, antara lain: a) Pasar harian adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung setiap hari dan sebagian barang yang diperjualbelikan adalah barang kebutuhan sehari-hari. b) Pasar mingguan adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung seminggu sekali. Biasanya terdapat di daerah yang belum padat penduduk dan lokasi pemukimannya masih berjauhan. c) Pasar bulanan adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung sebulan sekali. Biasanya barang yang diperjualbelikan barang yang akan dijual kembali (agen/grosir). d) Pasar tahunan adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung setahun sekali, misalnya PRJ (Pasar Raya Jakarta). Pasar menurut barang yang diperjualbelikan dibedakan menjadi dua, yaitu pasar barang konsumsi dan pasar sumber daya produksi. Pasar barang konsumsi adalah pasar yang memperjualbelikan barang-barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
Pasar
sumber
daya
produksi
adalah
pasar
yang
memperjualbelikan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, tenaga ahli, mesin20
mesin, dan tanah. Kedua jenis pasar tersebut mempunyai peran yang sama pentingnya dalam kegiatan perekonomian. Pasar menurut area luas kegiatannya dapat dibagi menjadi : (a) Pasar setempat adalah pasar yang penjual dan pembelinya hanya penduduk setempat, (b) Pasar daerah atau pasar lokal adalah pasar di setiap daerah yang memperjualbelikan barang-barang yang diperlukan penduduk derah tersebut, (c) Pasar Nasional adalah pasar yang melakukan transaksi jual beli barang mencakup satu negara dan (d) Pasar Internasional adalah pasar yang melakukan transaksi jual beli barang-barang keperluan masyarakat internasional. Transaksi internasional meliput kegiatan ekspor dan impor. Dalam aktivitas pasar, tanpa disadari bentuk setiap pasar berbeda-beda. Pasar menurut bentuknya dapat dibagi menjadi enam, yaitu: a) Pasar monopoli adalah pasar yang penjual suatu barang di pasar hanya satu orang. Contohnya PT Kereta Api Indonesia. b) Pasar duopoli adalah pasar yang penjualnya hanya dua orang dan menguasai penawaran suatu barang dan mengendalikan harga barang. c) Pasar oligopoli adalah pasar yang di dalamnya terdapat beberapa penjual dengan dipimpin oleh salah satu dari penjual tersebut mengendalikan tingkat harga barang. Contohnya perusahaan otomotif Astra Indonesia. d) Pasar monopsoni adalah pasar yang pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh satu orang atau sekelompok pembeli. e) Pasar duopsoni adalah pasar pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh dua orang atau dua kelompok pembeli. 21
f) Pasar oligopsoni adalah pasar yang pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh beberapa orang atau beberapa kelompok pembeli. Fungsi dan peran pasar sangat strategis dalam peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, maka dalam pembangunan dari sektor perdagangan pasar merupakan salah satu prioritas pemerintah yang harus dikembangkan. 2.1.3
Fungsi Pasar Pasar mempunyai fungsi yang sangat penting dalam dalam aktivitas transaksi
antara produsen dan konsumen. Pasar merupakan tempat untuk mempermudah proses distribusi barang hasil produksi bagi produsen, sedangkan untuk konsumen, dengan adanya pasar akan memudahkan memperoleh barang dan jasa untuk kebutuhan seharihari. Pasar secara umum mempunyai tiga fungsi utama antara lain sebagai sarana distribusi, sebagai pembentukan harga, dan sebagai tempat promosi (Fadly, 2008). a) Pasar sebagai sarana distribusi, berfungsi memperlancar proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya kepada konsumen. Pasar dikatakan berfungsi baik jika kegiatan distribusi barang dan jasa dari produsen ke konsumen berjalan lancar. Sebaliknya, pasar dikatakan tidak berfungsi baik, jika kegiatan distribusi seringkali macet. b) Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Di pasar tersebut penjual menawarkan barangbarang atau jasa kepada pembeli. Pembeli yang membutuhkan barang atau jasa akan berusaha menawar harga dari barang atau jasa tersebut, sehingga terjadilah tawarmenawar antara kedua belah pihak. Setelah terjadi kesepakatan, maka terbentuklah 22
harga. Dengan demikian, pasar berfungsi sebagai pembentuk harga. Harga yang telah menjadi kesepakatan tersebut, tentunya telah diperhitungkan oleh penjual dan pembeli. Penjual tentu telah memperhitungkan laba yang diinginkannya, sedangkan pembeli telah memperhitungkan manfaat barang atau jasa serta keadaan keuangannya. c) Pasar sebagai sarana promosi artinya pasar menjadi tempat memperkenalkan dan menginformasikan suatu barang/jasa tentang manfaat, keunggulan, dan kekhasannya pada konsumen. Promosi dilakukan untuk menarik minat pembeli terhadap barang atau jasa yang diperkenalkan. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain, memasang spanduk, menyebarkan brosur, pameran, dan sebagainya. Banyaknya cara promosi yang dilakukan oleh produsen, membuat konsumen lebih selektif dalam memilih barang yang akan dibeli. Biasanya produsen yang menawarkan barang dengan harga murah dan kualitasnya bagus akan menjadi pilihan konsumen. Pasar merupakan tempat terjadi proses pertukaran yaitu proses mendapatkan produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya kepada pihak lain. Supaya muncul potensi pertukaran, ada beberapa syarat harus dipenuhi (Kotler, 2003): sekurang-kurangnya ada dua pihak, masing-masing pihak memiliki sesuatu yang bisa bernilai bagi pihak lain, masing-masing pihak mampu mengkomunikasikan dan menyerahkan sesuatu, masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak imbalan pertukaran, serta masing-masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain merupakan tindakan yang tepat dan diinginkan. 2.1.4
Konsep Pasar Tradisional
23
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 112 Tahun 2007, definisi pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Syarat-syarat pasar tradisional menurut peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007, tentang pembangunan, penataan dan pembinaan pasar tradisional, adalah: 1) Aksesibilitas, yaitu kemungkinan pencapaian dari dan ke kawasan,dalam kenyataanya ini berwujud jalan dan transportasi atau pengaturan lalu lintas, 2) Kompatibilitas, yaitu keserasian dan keterpaduan antara kawasan yang menjadi lingkungannya, 3) Fleksibilitas, yaitu kemungkinan pertumbuhan fisik atau pemekaran kawasan pasar dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana dan 4) Ekologis, yaitu keterpaduan antara tatanan kegiatan alam yang mewadahinya. Pembentukan harga dalam pasar tradisional secara turun-temurun tercipta dari prosos tawar menawar yang dilakukan antara penjual dan calon pembeli. Fasilitas yang tersedia di pasar tradisional adalah kios, toko, los, gudang dan toilet umum yang berada di sekitar pasar. Pasar tradisional tidak terlapas dari isu negatif mau pun isu positif. Mudrajad Kuncoro (2008), menjelaskan isu utama yang berkaitan dengan perkembangan pasar tradisional adalah sebagai berikut: a) Jarak antara pasar 24
tradisional dengan hypermarket yang saling berdekatan, b) Tumbuh dengan pesatnya minimarket (yang dimiliki pengelola jaringan) ke wilayah pemukiman, c) Penerapan berbagai macam syarat perdagangan oleh ritel modern yang memberatkan pemasok barang serta d) Kondisi pasar tradisional secara fisik sangat tertinggal, maka perlu ada program kebijakan untuk melakukan pengaturan. Pasar modern yang berkembang secara pesat, perlahan mengurangi peran pasar tradisional di masyarakat. Keberadaan pasar modern dapat dikatakan mengancam keberadaan pasar tradisional. Hasbiah (2006) menjelaskan ada beberapa factor yang mengancam kelangsungan pasar tradisional. Ancaman yang dihadapi berkaitan dengan peran dari pasar tradisional di masyarakat adalah sebagai berikut : 1) Pasar tradisional belum dapat dibebaskan dari cintra negatif sebagai tempat yang kumuh, semrawut, becek, kotor, kriminal tinggi, tidak nyaman, fasilitas minim (tempat parkir terbatas, toilet tidak terawat, tempat sampah yang bau, instalasi listrik yang gampang terbakar, dan lorong yang sempit), 2) Pasar tradisional masih dipenuhi oleh para pedagang informal yang sulit diatur dan mengatur diri. Pengelola pasar masih mengalami kesulitan untuk melakukan penataan yang lebih tertib terhadap mereka. Kondisi ini membuat pasar tradisional menjadi semrawut dan tidak nyaman untuk dikunjungi dan 3) Pasar dengan pola pengelolaan modern semakin banyak bermunculan sebagai salah satu alternatif tempat berbelanja yang tidak semrawut dan nyaman. Penduduk yang berpenghasilan tinggi menyambut gembira kedatangan pasar modern yang jumlahnya semakin banyak tersebar di berbagai wilayah dan berlokasi ditempat yang mudah di jangkau. 25
Persamaan peran yang dimiliki oleh pasar modern serta pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing. Pasar tradisional merupakan pusat perdagangan Indonesia, dimana didalam pasar tradisional terdapat interaksi antara pedagang dan pembeli, yang tidak dapat ditemui di pasar modern yaitu proses tawar-menawar. Pentingnya keberadaan pasar tradisional harus mendapat perhatian dan perlingdungan dari pemerintah agar dapat bersaing dengan pasar modern karena masyarakat Indonesia yang sebagian besar tergolong dalam ekonomi menengah kebawah, jadi seharusnya peran pasar tradisional kembali diaktifkan. Peran pasar tardisional yang strategis diperlukan untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional. 2.1.5
Konsep Pajak dan Retribusi Pajak merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah kepada setiap orang atau badan usaha. Adriani dalam Yunita Liliyana (2010) menjelaskan pengertian pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan. Pajak yang dipungut dapat digunakan sebagai sumber dana bagi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk membiayai segala pengeluarannya serta sebagai alat ukur yang digunakan untuk mengatur dalam pelaksanaan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. 26
Sama halnya dengan pajak, retribusi dikelola oleh pemerintah kota atupun pemerintah pusat. Zorn dalam Silalahi, Hasudungan (2008) menjelaskan terdapat tiga syarat penting yang harus dipenuhi sebelum retribusi dikenakan untuk membiayai pengadaan barang dan jasa, yaitu pemisahan kenikmatan, dapat dikenakan pungutan dan sukarela. Retribusi yang dikenakan terhadap pedagang di pasar tradisional haruslah dipergunakan untuk memperbaiki fasilitas di lingkungan pasar tradisional, sehingga dampak dari retribusi yang dikeluarkan oleh pedagang dapat dirasakan secara langung oleh pedagang di lingkungan pasar itu sendiri. Pemerintah harus memiliki peran yang aktif dalam hal pengendalian dan pengawasan retribusi khususnya di lingkungan pasar tradisional. Perbaikan maupun penambahan fasilitias guna menunjang kenyaman konsumen serta pedagang harus dilakukan sebagai timbal balik dari pembayaran wajib retribusi yang dikeluarkan oleh pedagang. 2.1.6
Konsep Revitalisasi Revitalisasi adalah suatu proses yang harus dilalui oleh pasar tradisional
dalam persaingan era globalisasi. Banyaknya pasar modern dengan fasilitas yang memadai
akan mengurangi peran pasar tradisional. Revitalisasi merupakan suatu
upaya yang dilakukan untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah hidup, namun mengalami degradasi oleh perkembangan jaman, menurut Danisworo (2000). Program revitalisasi diharapkan meningkatkan persaingan pasar tradisional agar tidak kalah bersaing dengan pasar modern. Kuncoro (2008) menjelaskan permasalah umum yang dihadapi pasar tradisional antara lain banyaknya pedagang yang tidak tertampung, pasar tradisional 27
mempunyai kesan kumuh, dagangan yang bersifat makanan siap saji mempunyai kesan kurang higienis, pusat perbelanjaan modern yang banyak tumbuh dan berkembang merupakan pesaing serius pasar tradisional, rendahnya kesadaran pedagang untuk mengembangkan usahanya dan menempati tempat dasaran yang sudah ditentukan, banyaknya pasar yang tidak beroperasi maksimal, rendahnya kesadaran membayar retribusi dan masih ada pasar yang kegiatannya hanya pada hari pasaran. Pemerintah sebagai pihak yang berhak mengeluarkan kebijakan, harus dapat melindungi peran pasar tradisonal dengan memperhatikan beberapa hal. Revitalisasi pasar tradisional yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya memerhatikan kondisi pasar, volume perdagangan dalam pasar, ketersediaan lahan yang digunakan untuk perbaikan pasar, dan desain rencana perbaikan pasar, selain itu perlu membatasi pertumbuhan pasar modern merupakan hal pertama yang harus diperhatikan. Revitalisasi pasar tradisional tanpa membatasi pertumbuhan pasar modern tidak ada akan berpengaruh signifikan apabila program revitalisasi yang dikeluarkan pemerintah hanya dalam bentuk berupa perbaikan fisik tanpa memperbaiki regulasi. Program revitalisasi ini hanya akan mematikan sektor usaha riil dari masyarakat kecil. Kedua, pemerintah daerah harus berani menata keberadaan pasar modern. Lokasi pasar modern harus jauh dari keberadaan pasar tradisional. Ketiga, pemerintah perlu memerhatikan persaingan harga. Persaingan harga perlu dikelola dengan sedemikian rupa agar tidak pihak yang dirugikan. Revitalisasi dapat dilaksanakan apabila semua pihak yang terkait saling mendukung, baik pihak pemerintah, pedagang hingga pembeli. Aspek fisik, aspek 28
ekonomi serta aspek sosial menjadi perhatian yang utama dalam melaksanakan revitalisasi. Kenyamanan dalam aktivitas ekonomi merupakan target yang ingin dicapai, sehingga diharapkan akan memberi keuntungan bagi semua pihak yang terlibat. Tujuan akhir yang ingin dicapai dengan adanya revitalisasi adalah mencapai kesejahteraan untuk seluruh masyarakat. Masyarakat harus menyadari bahwa berbelanja di pasar tradisional tidak lagi dianggap ketinggalan zaman. Berbelanja di pasar tradisional merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap produk diri sendiri serta menguji kemampuan berkomunikasi. Keberadaan pasar tradisional sudah saatnya dilestarikan untuk menunjang pembangunan perekonomian dari masingmasing daerah. 2.1.6
Konsep Efektivitas Program Efektivitas dalam penggunaan pendapatan merupakan salah satu tolak ukur
kemajuan ekonomi masayarakat yang sering digunakan dalam melihat keberhasilan suatu proses pembangunan. Sugiyono (2004) menjelaskan efektivitas adalah kesesuaian antara output dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tingkat efektivitas digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
pemerintah
daerah
dalam
upaya
merealisasikan program yang ditetapkan dan kemudian dibandingkan dengan target yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat efektivitas program revitalisasi pasar tradisional menggunakan kriteria efektivitas Litbang Depdagri (1991). Kriteria tersebut dapat dilihat dari tabel berikut.
29
Tabel 2.1 Kriteria Efektivitas No Kriteria 1 Koefisien efektivitas bernilai kurang dari 40 % 2 Koefisien efektivitas bernilai 40 % - 59,99 % 3 Koefisien efektivitas bernilai 60 % - 79,99 % 4 Koefisien efektivitas bernilai diatas 79,99 % Sumber: Litbang Depdagri, 1991
Keterangan Sangat tidak efektif Tidak efektif Cukup efektif Sangat efektif
Nilai koefisien efektivitas yang lebih kecil dari 40 persen berarti program yang dilakukan oleh pemerintah sangat tidak efektif. Koefisien efektivitas yang memiliki nilai 40 – 59,99 persen, maka ini berarti program yang laksanakan tidak efektif. Nilai koefisien efektivitas yang memiliki nilai 60 – 79,99 persen, menandakan program yang dilakukan dapat dikatakan cukup efektif, dan apabila nilai koefisien efektivitas lebih dari 79,99 persen dapat dikategorikan dalam sangat efektif. 2.1.7
Konsep Pendapatan Pendapatan
nasional
merupakan
salah
satu
indikator
pertumbuhan
perekonomian suatu negara. Hasanah dan Danang (2013) menjelaskan pengertian pendapatan nasional (National Income) secara definitive merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam suatu Negara, dalam kurun waktu tertentu prinsip ini mewakili konsep Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB). PDB dan PNB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dari sebuah struktur ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
30
Pendapatan merupakan suatu bentuk balas jasa yang diterima suatu pihak atas keikut sertaannya dalam proses produksi barang dan jasa. Sukirno (2000), mengungkapkan bahwa pendapatan individu merupakan pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran ke atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya dan dari sumber lain. Putong (2000), memaparkan konsep perhitungan pendapatan dapat dihitung melalui tiga pendekatan, yaitu: a) Pendekatan produksi (production approach), yaitu dengan menghitung seluruh nilai tambah produksi barang atau jasa yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, b) Pendekatan pendapatan (income approach), yaitu dengan menghitung seluruh nilai balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi dalam kurun waktu tertentu dan c) Pendekatan pengeluaran (expenditures approach), yaitu dengan menghitung seluruh pengeluaran dalam kurun waktu tertentu Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemajuan perekonomian masyarakat yang digunakan untuk menghitung keberhasilan proses pembangunan suatu daerah ataupun suatu negara. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penghasilan dapat digunakan beberapa cara, antara lain: (a) pemanfaatan waktu luang, dimana suatu individu mampu memanfaatkan waktu luang yang dimiliki dari pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya yang kemudian menjadi kesempatan yang baru untuk menambah penghasilan, (b) kreatifitas dan inovasi, suatu individu mampu berpikir kreatif dan inovatif untuk menciptakan terobosan-terobosan baru yang berarti untuk mendapatkan kebutuhan yang dirasakan masih kurang atau belum terpenuhi. 31
2.1.8
Konsep Daya Saing Faktor
keunggulan
komparatif
(comparative
adventage)
dan
faktor
keunggulan kompetitif (competitive advantage) merupakan dua faktor utama yang menjadi faktor penentu dalam meningkatkan daya saing. Porter (2008) menjelaskan mengenai Lima Kekuatan Strategi Pembentuk Persaingan Industri dimana lima faktor yang menentukan kekuatan persaingan dalam suatu industry adalah; (1) ancaman dari produk pengganti, (2) ancaman pesaing lainnya, (3) ancaman yang berasal dari pendatang baru, (4) daya tawar pemasuk, serta (5) daya tawar yang dimiliki oleh konsumen. Cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi para pesaing salah satunya adalah dengan menaikkan atau menurunkan harga barang untuk mendapatkan keuntungan, akan tetapi keuntungan tersebut hanya bersifat sementara. Menurut Amir (1992), daya saing ekspor adalah kemampuan suatu komoditi untuk memasuki pasar luar negeri dan kemampuan untuk dapat bertahan dalam pasar itu. Daya saing suatu produk dapat diukur dengan membandingkan pangsa pasar suatu komoditi pada kondisi yang tetap. Analisis industri serta analisis pengembangan strategis bisnis perlu dilakukan untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif merupakan usaha perusahaan untuk membedakannya dari perusahaan pesaing yang lainnya. Barney (2001) memaparkan mengenai indikator empiris yang memiliki potensi sumber daya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan adalah nilai, kelangkaan, sulit ditiru oleh persusahaan pesaing dan keberadaan barang pengganti. Faktor-faktor yang harus dimiliki untuk mencapai keunggulan komparatif adalah teknologi, produktivitas yang 32
tinggi, tingkat entrepreneurship yang tinggi, kualitas barang yang diproduksi, promosi meluas yang gencar, tenaga kerja terampil yang profesional, kreativitas dan motivasi yang tinggi.
Gambar 2.1 Lima Kekuatan Strategi Pembentuk Persaingan Industri
Keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif menjadi faktor penentu untuk meningkatkan daya saing suatu produk. Hamdy (2001) menjelaskan bahwa penentuan keunggulan komparatif pola perdagangan suatu negara bermula pada harga suatu produk yang merupakan refleksi dari teknologi yang digunakan dengan permintaan dan penawaran faktor – faktor produksi. Daya saing produk yang dimiliki oleh suatu negara akan sangat bergantung pada kemampuan inovasi dalam pengembangannya sebagai produk unggulan. Penilaian daya saing dalam penelitian ini dilakukan dengan proses wawancara secara terinci dan mendalam. Nilai daya saing
33
dalam peneliian ini diperoleh berdasarkan tiga faktor yaitu, pengelolaan internal pasar, kualitas produk dan pangsa pasar. Dengan memperhatikan ketiga faktor tersebut, diharapkan program revitalisasi pasar tradisional mampu meningkatkan daya saing Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. 2.2
Keaslian Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan mengacu pada penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan memberi dasar yang kuat dalam penyajian materi, baik dari segi variabel maupun konsep umum yang dipakai. Penelitian sebelumnya yang digunakan antara lain: Penelitian oleh Ayuningsasi (2010), dengan judul „Analisis Persepsi Pedagang dan Pembeli Sebelum dan Sesudah Program Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota Denpasar‟. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana persepsi pedagang dan pembeli di Pasar Sudha Merta Desa Sidakarya Denpasar sebelum dan sesudah program revitalisasi pasar. Berdasarkan hasil analisis, simpulan secara umum bahwa program revitalisasi pasar mendapat respon yang positif dari masyarakat, baik pedagang maupun pembeli berkaitan dengan keindahan, kebersihan dan kenyamanan sebelum dan sesudah program revitalisasi berbeda secara signifikan. Penilaian yang diberikan oleh pedagang dan pembeli untuk ketiga aspek meningkat dari sebelum dilakukan program revitalisasi pasar. Dari hasi analisis juga dapat diketahui bahwa persepsi pedagang tidak berbeda secara signifikan dengan persepsi pembeli berkaitan
34
dengan keindahan dan kebersihan, namun pedagang dan pembeli memiliki persepsi yang berbeda berkaitan dengan kenyamanan di Pasar Sudha Merta. Penelitian oleh Nahdliyul Izza (2010), dengan judul „Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap Perekonomian Pedagang Pasar Desa Caturtunggal Nologaten Depo Sleman Yogyakarta‟. Penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pasar modern terhadap pasar tradisional di Pasar Desa Caturtunggal Nologaten Depo Sleman Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis, simpulan secara umum adalah bahwa timbulnya pasar modern bagi para pedagang di Pasar Caturtunggal dalam hal pendapatan bervariasi, terdapat kelompok yang menanggapi secara positif dan negatif. Para pedagang yang merasa pendapatannya menurun semenjak dibukanya pasar modern di Pasar Caturtunggal, dikarenakan keadaan pasar modern begitu aman dan nyaman. Pedagang yang merasa mengalami penurunan pendapatan adalah pedagang sembako, buah, ikan, sepatu, dan pakaian. Bagi pedagang yang merasakan keuntungan dengan adanya pasar modern dikarenakan adanya diskon di pasar modern sehingga pedagang memanfaatkan hal tersebut untuk membelinya dan dijual kembali di pasar desa. Pedagang yang merasakan keuntungan adalah pedagang makanan ringan, bumbu pawon, sayur mayor, roti, plastik dan perutan. Keberadaan pasar Caturtunggal masih berdiri dan bertahan hingga sekarang dikarenakan beberapa factor, yaitu: (1) aspek karakter (tawar menawar), (2) pasar tradisional wajib ada untuk menyerap produksi, (3) aspek khas (praktis), (4) adanya revitalisasi pasar tradisional dan (5) penambahan jumlah dan ragam komoditas para pedagang. 35
Penelitian pendapatan pedagang di Pasar tradisional dilakukan oleh Galih Suryananto (2005), di Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh jam berdagang, modal dagang, pengalaman berdagang terhadap pendapatan pedagang konveksi di Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta baik secara parsial maupun simultan. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa modal dagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang konveksi. Modal adalah faktor yang sangat penting bagi pedagang konveksi semakin banyak modal yang digunakan maka dagangan akan semakin bermacam dan semakin banyak pula pendapatan yang akan diperoleh. Jam berdagang tidak berpengaruh atau signifikan terhadap pendapatan pedagang konveksi. Hal ini disebabkan karena didalam pasar seorang pedagang satu dengan yang lain berbeda dalam membuka dagangannya mungkin ada yang membuka pada waktu pengunjung ramai dan ada juga yang mungkin pedagang pada waktu membuka dagangnnya pada waktu sepi. Jam berdagang tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang. Semakin lama pedagang membuka dagangannya, maka kemungkinan meningkatkan pendapatan akan semakin tinggi. Pengalaman berdagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang konveksi. Hal ini disebabkan dengan pengalaman berdagang yang semakin lama, maka pedagang akan semakin mengetahui karakter dan perilaku konsumen, sehingga relatif lebih baik dalam menawarkan barang dagangannya dan akan meningkatkan pandapatan bagi pedagang. Secara bersamasama modal dagang, jam berdagang, dan pengalaman berdagang sangat mempengaruhi
36
pendapatan pedagang konveksi atau secara serentak berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang konveksi. Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian diatas adalah penilaian efektivitas pasar yang diukur dari tiga variabel meliputi variabel input yang dinilai dari tingkat ketepatan sasaran, sosialisasi program dan tujuan program. Variabel kedua adalah variabel proses yang terdiri dari tingkat kecepatan respon petugas, tingkat monitoring dan tingkat evaluasi, sedangkan variabel ketiga adalah variabel output yang dilihat dari tingkat pendapatan pedagang di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Penelitian ini juga mengukur tingkat daya saing pasar setelah program revitalisasi pasar tradisional yang penilaiannya dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada pedagang dan petugas pasar.
37
38
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1
Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian Kesamaan fungsi yang dimiliki oleh Pasar modern dan pasar tradisional
memunculkan persaingan antara keduanya yang juga menimbulkan modernisasi dari pasar tradisional menuju pusat perbelanjaan modern. Dawasa ini, perlahan-lahan peran pasar tradisional mulai tersisihkan oleh keberadaan pasar modern. Menurut Kuncoro (2008), permasalah umum yang dihadapi pasar tradisional antara lain banyaknya pedagang yang tidak tertampung, pasar tradisional mempunyai kesan kumuh, dagangan yang bersifat makanan siap saji mempunyai kesan kurang higienis, pusat perbelanjaan modern yang banyak tumbuh dan berkembang merupakan pesaing serius pasar tradisional, rendahnya kesadaran pedagang untuk mengembangkan usahanya dan menempati tempat dasaran yang sudah ditentukan, banyaknya pasar yang tidak beroperasi maksimal, rendahnya kesadaran membayar retribusi dan masih ada pasar yang kegiatannya hanya pada hari pasaran. Permendag No. 53 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern; Peraturan Pemerintah No. 112 Tahun 2008 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisinal, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern; dan Peraturan Wali Kota Denpasar No. 9 tahun 2009 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, dilakukan dalam upaya perlindungan dan pemberdayaan pedagang kecil dan menengah, yang
selanjutnya dilakukan penataan dan pembinaan pasar tradisional dengan program revitalisasi pasar tradisional, dimana variabel yang diteliti adalah efektivitas dan dampak dari program tersebut.
1. Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 2. Permendag No. 53 tahun 2008 3. Perwali Kota Denpasar No 9 Tahun 2009
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional
Program Revitalisasi Pasar Tradisional
Efektivitas Program Revitalisasi
Pendapatan Pedagang
Daya Saing Pasar Tradisional
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional, Tingkat Efektivitas dan Daya Saing di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin
Program revitalisasi pasar tradisional yang dikeluarkan oleh pemerintah merupakan suatu bentuk upaya yang memberikan kesempatan untuk pedagang kecil dan menengah untuk bersaing dengan pasar modern. Pasar tardisional adalah pasar 39
yang dikelola pemerintah daerah yang bekerja sama dengan pihak swasta dengan membentuk unit usaha kecil berupa toko, kios dan los yang didalamnya terjadi pembentukan harga melalui proses tawar menawar. Pasar tradisional sebagai pusat pembangunan perekonomian sudah saatnya diperhatikan dan dikembangkan untuk menunjang pembangunan daerah. Gambar 3.1 merupakan gambar kerangka berpikir guna mempermudah proses penelitian Variabel efektivitas dapat diukur dengan beberapa indikator. Variabel input diukur dari tingkat ketepatan sasaran program, sosialisasi program, dan tujuan program, sedangkan variabel proses diukur dengan tingkat kecepatan respon petugas, tingkat monitoring dan tingkat evaluasi. Variabel output dinilai melalui peningkatan pendapatan pedagang dan daya saing Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin tersebut. Daya saing pasar dalam hal ini, terbatas dalam pengelolaan internal pasar, kualitas produk yang dijual dan pangsa pasar yang dicapai setelah program revitalisasi pasar tradisional. 3.2
Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian mengenai Analisis Dampak Revitalisasi Pasar
Tradisional, Tingkat Efektivitas dan Daya Saing di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin dapat dilihat pada Gambar 3.2. analisis program revitalisasi pasar digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Dampak efektivitas program
40
revitalisasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari pendapatan pedagang dan daya saing pasar. Revitalisasi Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin
Variabel Input
Variabel Proses
1) Tingkat Ketepatan Sasaran Program 2) Sosialisasi Program 3) Tujuan Program
1) Tingkat Kecepatan Respon Petugas 2) Tingkat Monitoring 3) Tingkat Evaluasi
Variabel Output
Tingkat Pendapatan Pedagang
Daya Saing 1) Pengelolaan Internal Pasar 2) Kualitas Produk 3) Pangsa Pasar
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Analisis Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional, Tingkat Efektivitas dan Daya Saing di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin
Todaro (2006) mengungkapkan indeks ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan pembangunan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita) atau GNI per kapita dengan mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat daripada tingkat pertumbuhan penduduknya. Pembangunan perekonomian harus dimulai dari pasar, khususnya pasar tradisional. Penduduk Indonesia sebagian besar berada dalam perekonomian menengah kebawah sehingga baik pendapatan maupun alat untuk 41
memenuhi kebutuhannya sangat bergantung pada aktivitas pasar tradisional. Program revitalisasi pasar tradisional diharapkan mampu meningkatkan daya saing pasar tradisional dalam persaingannya dengan pasar modern. Porter (2008) menjelaskan mengenai Lima Kekuatan Strategi Pembentuk Persaingan Industri dimana lima faktor yang menentukan kekuatan persaingan dalam suatu industry adalah; (1) ancaman dari produk pengganti, (2) ancaman pesaing lainnya, (3) ancaman yang berasal dari pendatang baru, (4) daya tawar pemasuk, serta (5) daya tawar yang dimiliki oleh konsumen. Pasar tradisional sebagai roda penggerak pembangunan perekonomian harus mampu meningkatkan kembali daya saingnya melalui program revitalisasi pasar tradisional. Program revitalisasi pasar bertujuan untuk meningkatkan daya saing pasar dan mengaktifkan kembali kegiatan pasar tradisional agar dapat bersaing dengan pasar modern sehingga bukan hanya meningkatkan pendapatan pedagang tapi juga
meningkatkan daya saing untuk
memperluas pangsa pasar. Peningkatan efektivitas diharapkan akan berpengaruh terhadap daya saing pasar, baik dari sisi pengelolaan pasar, kualitas produk dan pangsa pasar. Peningkatan daya saing pasar mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan persaingan pasar tradisional. Daya saing yang meningkat diharapkan mampu memberi keunggulan komparatif bagi pasar tradisional. Efektivitas program revitalisasi pasar tradisional dapat dinilai dari variabel input, variabel proses dan variabel output. Variabel input dinilai berdasarkan tiga indikator yaitu: a) Tingkat ketepatan sasaran program maksudnya adalah persepsi responden mengenai tepat atau tidaknya diberikannya program revitalisasi pasar 42
tradisional oleh pemerintah daerah di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin dan dapat diukur dengan satuan orang, b) Sosialisasi program persepsi responden mengenai sosialisasi program yang merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk memberikan pemahaman dan pengertian kepada para pedagang dan diukur dalam satuan kali, dan c) Tujuan program persepsi responden mengenai hasil yang diharapkan oleh pemerintah dari adanya pelaksanaan program revitalisasi di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin serta diukur dalam satuan orang Penilaian untuk variabel proses berdasakan tiga variabel, antara lain: a) persepsi responden mengenai tingkat kecepatan respon petugas maksudnya adalah kecepatan dalam daya tangkap petugas terhadap berbagai keluhan yang disampaikan pedagang pasar dan dihutung dengan satuan orang, b) Tingkat monitoring merupakan persepsi responden mengenai proses pengumpulan data, analisis data, dan informasi yang dilakukan oleh petugas dalam bentuk pemantauan langsung maupun tidak langsung dengan dihitung dalam satuan orang, serta c) Tingkat evaluasi merupakan persepsi responden mengenai proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah dalam pelaksanaan program revitalisasi pasar guna memberikan umpan balik dan peningkatan kualitas kinerja program dengan dihitung dalam satuan orang. Penilaian variabel output dinilai berdasarkan persepsi responden mengenai pendapatan yang diperoleh para pedagang Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin setelah adanya program revitalisasi pasar tradisional dan dalam satuan rupiah, sedangkan penilaian daya saing dibatasi hanya pada pengelolaan internal pasar, 43
peningkatan kualitas produk dan pangsa pasar yang dicapai setelah program revitalisasi berjalan. Efektivitas program revitalisasi pasar bertujuan untuk meningkatkan daya saing pasar dan mengaktifkan kembali kegiatan pasar tradisional sehingga pendapatan pedagang meningkat. Hubungan tingkat efektivitas program revitalisasi pasar tradisional berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan pedagang di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Program revitalisasi pasar tradisional diharapkan dapat bersaing dengan pasar modern sehingga bukan hanya meningkatkan pendapatan pedagang tapi juga
meningkatkan daya saing untuk memperluas pangsa pasar.
Tingkat efektivitas yang meningkat diharapkan dapat meningkatkan kualitas pasar dan kepuasan bagi staf pasar, pedagang maupun konsumen. 3.3
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diambil dari pokok
permasalahan yang kemudian akan di uji kebenarannya. Dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan pendapatan setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin.
44
45
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian Masalah : 1)
Bagaimanakah tingkat efektivitas pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin?
2)
Adakah peningkatan daya saing di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional?
Populasi dan Sampel Metode Pengumpulan Data 1) Observasi 2) Wawancara & Kuesioner 3) Wawancara Mendalam Metode Analisis Data 1) Efektivitas : Metode Statistik Sederhana 2) Dampak Program : Uji Beda Dua Rata – rata Sampel Berpasangan Simpulan Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Analisis Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional, Tingkat Efektivitas dan Daya Saing di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin
Data utama dalam penelitian ini adalah dalam bentuk angka/numerik, oleh karena itu penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Daya Saing dalam penelitian ini menggunakan tetode pengumpulan data dengan teknik wawancara dan dibatasi pada pengelolaan internal pasar, peningkatan kualitas produk pasar dan pangsa pasar yang telah dicapai setelah program revitalisasi pasar tradisional berjalan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: (1) Metode Statistik sederhana dan (2) Uji Beda Dua Rata-rata Sampel Berpasangan. Rancangan penelitian ditunjukkan oleh Gambar 4.1. 4.2
Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin dipilih dalam penelitian ini
karena pasar tradisional tersebut merupakan salah satu pasar yang mendapat bantuan dari pemerintah daerah berupa pelaksanaan program revitalisasi pasar. Program revitalisasi pasar bertujuan untuk meningkatkan daya saing pasar dan mengaktifkan kembali kegiatan pasar tradisional agar dapat bersaing dengan pasar modern. Menurut Menteri Perdagangan, Gita Wiryawan, omset Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin meningkat dua kali lipat setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar dan merupakan yang tertinggi di Indonesia. Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin dianggap cocok sebagai contoh pasar yang memperoleh dampak dari adanya program revitalisasi pasar tradisional sebagai lokasi dalam penelitian ini karena peningkatan omset yang tajam semenjak program revitalisasi pasar tradisional dilaksanakan.
46
4.3
Identifikasi Variabel Penelitian Analisis
data
dan
uji
hipotesis
yang
dilakukan
penelitian
perlu
mengiidentifikasi variabel-variabel yang akan dipergunakan dalam model penelitian ini. variabel yang dianalisis adalah sebagai berikut: 1) Variabel Input a) Tingkat Ketepatan Sasaran Program b) Sosialisasi Program c) Tujuan Program 2) Variabel Proses a) Tingkat Kecepatan Respon Petugas b) Tingkat Monitoring c) Tingkat Evaluasi 3) Variabel Output : Tingkat Pendapatan Pedagang 4) Daya Saing Pasar 4.4
Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional dari masing-masing variabel yang dimaksud pada
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Variabel Input i. Tingkat ketepatan sasaran program maksudnya adalah tepat atau tidaknya diberikannya program revitalisasi pasar tradisional oleh pemerintah daerah di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin terkait dengan kebutuhan
47
lokasi program. Indikator ketepatan sasaran program dapat diukur dengan menghitung banyaknya responden atau pedagang yang merasa tepat atau tidaknya sasaran program revitalisasi Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin dalam satuan orang. ii.
Sosialisasi program merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk memberikan pemahaman dan pengertian kepada para pedagang sebagai calon penerima program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin sebelum diberikannya bantuan. Indikator sosialisasi program dapat diukur dengan menghitung banyaknya upaya sosialisasi program revitalisasi ini yang dilakukan oleh petugas dalam satuan kali.
iii. Tujuan program adalah hasil yang diharapkan oleh pemerintah dari adanya pelaksanaan program revitalisasi di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin yaitu diperolehnya pengetahuan responden mengenai tujuan diberikannya bantuan program revitalisasi pasar tradisional. Indikator tujuan dari program ini dapat diukur dengan menghitung banyaknya jumlah responden yang mengetahui tujuan program revitalisasi dalam satuan orang. 2)
Variabel Proses i. Tingkat kecepatan respon petugas maksudnya adalah kecepatan dalam daya tangkap petugas terhadap berbagai keluhan yang disampaikan pedagang pasar sebagai peserta program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Indikator kecepatan respon dari petugas 48
diukur dengan menghitung banyaknya jumlah responden yang merasa cepat atau tidaknya respon petugas serta dinyatakan dalam satuan orang. ii. Tingkat monitoring merupakan proses pengumpulan data, analisis data, dan informasi yang dilakukan oleh petugas dalam bentuk pemantauan langsung maupun tidak langsung yang sistematis serta berkelanjutan tentang program revitalisasi pasar agar dapat dilakukan tindakan koreksi guna penyempurnaan program. Indikator monitoring program dapat diukur dengan menghitung banyaknya jumlah responden yang mengetahui ada atau tidaknya kegiatan monitoring sebelum dan setelah program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin berlangsung dalam satuan orang. iii. Tingkat evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah dalam pelaksanaan program revitalisasi pasar guna memberikan umpan balik dan peningkatan kualitas kinerja program. Indikator tingkat evaluasi diukur dengan cara menghitung banyaknya responden yang mengetahui ada atau tidaknya kegiatan evaluasi sebelum dan setelah program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin berlangsung dalam satuan orang. 3)
Variabel output Tingkat Pendapatan Pedagang maksudnya adalah peningkatan pendapatan yang diperoleh para pedagang Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin setelah adanya program revitalisasi pasar tradisional dan dalam satuan rupiah. 49
4)
Daya Saing Pasar Daya Saing yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi hanya pada pengelolaan internal pasar, peningkatan kualitas produk dan pangsa pasar yang dicapai setelah program revitalisasi berjalan.
4.5 Populasi dan Sampel Penelitian Sugiyono (2006) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pedagang di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki (Nata Wirawan, 2001). Sampel yang diambil dalam suatu penelitian harus representative terhadap jumlah populasi sehingga kesimpulan yang diambil dapat berlaku bagi populasi tersebut. Agar memastikan populasi benar-benar dapat terwakili dan dapat menggambarkan secara tepat sifat-sifat populasi yang heterogen pada Pasar Agung Desa Peguyangan Kangin, maka pengambilan sampel dapat dibagi dalam strata yang seragam atau homogen sehingga dari masing-masing strata ataupun lapisan dapat diambil sampel secara random. Populasi serta sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 4.1
50
Tabel 4.1 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian
NO
LOKASI JUALAN
KIOS
EMPER
LOS
TENDA
JUMLAH
TOKO
JENIS DAGANG
1
Alat Upacara
17 (9)
35 (18)
59 (32)
2
Makanan
3 (1)
5 (3)
11 (6)
111 (59) 20 (10)
39 (20)
Daging, Ikan, 3
1 (1)
30 (16)
31 (17)
Tempe dan Tahu 4
Pakaian
27 (14)
5
Sembako
13 (7)
14 (7)
27 (14)
6
Buah
4 (2)
20 (10)
24 (12)
7
Snack
13 (7)
6 (3)
19 (10)
8
Sayur Mayur
11 (6)
17 (9)
9
Bumbu
5 (3)
7 (4)
12 (7)
10
Jajan
1 (1)
11 (6)
12 (7)
11
Lain-lain
12 (6)
1 (1)
5 (3)
11 (6)
29 (16)
96 (51)
49 (26)
174 (93)
31 (16)
350 (186)
TOTAL
Ket ( ) Sumber
2 (1)
6 (3)
29 (15)
: : Jumlah sampel : Pasar Agung Desa Adat Peninjoan Peguyangan Kangin (data diolah)
Penentuan sampel dan responden dalam penelitian ini melalui dua metode yaitu :
51
1.
Ukuran sampel yang diambil dalam penelitian yang dilakukan pada pedagang
di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2004) dengan rumus sebagai berikut :
=
=
= 186,17 = 186
Keterangan : n : ukuran sampel N : ukuran populasi e : nilai kritis (5%) 2.
Setelah memperoleh sampel berdasarkan lokasi dagang, langkah berikutnya
adalah menentukan responden penelitian berdasarkan jenis dagangan yang akan diperoleh melalui teknik proportionate stratified random sampling (penarikan sampel acak secara proporsional) dengan rumus:
Keterangan : n1
: responden (hasil penghitungan terlampir/lampiran 6)
n
: ukuran sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan strata berdasarkan lokasi dagang dan jenis dagangan dari populasi. Diharapkan dengan demikian setiap sampel dapat merepresentasikan setiap populasi. 3.
Langkah selanjutnya adalah Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel
dengan memilih responden yang kebetulan ditemui dengan syarat sampel tersebut 52
harus termasuk dalam anggota setiap kelompok yang berdasarkan atas lokasi dagang dan jenis dagangan. 4.6
Jenis dan Sumber Data
4.6.1
Data Menurut Jenisnya Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperjelas dalam
pemahaman tentang masing-masing variabel adalah sebagai berikut 1) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung (Sugiyono, 2004). Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini seperti jumlah pedagang (orang) pada Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin, Penerimaan Pasar (Rp), Jumlah Pedagang (orang) menurut lokasi usaha di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin serta omset pasar (Rp) desa adat di Kota Denpasar. 2) Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, skema dan gambar (Sugiyono, 2004). Data kualitatif yang digunakan dalam penelian ini misalnya sosialisasi program, ketepatan sasaran program, monitoring, evaluasi, baik, buruk dan lain-lain. 4.6.2
Data Menurut Sumbernya Data dalam penelitian ini merupakan data yang berasal dari pihak lain atau orang lain berupa data sekunder dan data primer baik dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari pengelola Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin, sedangkan data primer diperoleh dari jawaban responden yang sudah ditetapkan sebagai sampel atas 53
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti dengan metode pengumpulan data melalui wawancara. 4.7
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : 1) Observasi non perilaku, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung kepada objek penelitian. 2) Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada para responden berupa kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menulis semua jawaban atas pertanyaan yang telah disiapkan. Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala likert. Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa skala likert adalah sekala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pemberian skor dalam penelitian adalah sebagai berikut : Jawaban Responden
Skor
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sumber : Sugiyono, 2009
5 4 3 2 1
54
3) Wawancara mendalam (in-depth interview) yaitu suatu proses untuk memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab guna mencapai tujuan penelitian.
Esterberg
(2002)
mendefinisikan
wawancara
mendalam
merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara mendalam yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan kepada pedagang pasar dan petugas pasar mengenai tingkat daya saing yang diukur melalui pengelolaan internal pasar, kualitas produk dan pangsa pasar. 4.8
Teknik Analisis Data Berdasarkan wawancara yang sudah tertulis pada kuesioner, maka tahap
selanjutnya yang dilakukan adalah proses tabulasi. Kemudian hasil yang diperoleh dari proses tabulasi, dianalisis dengan bantuan program SPSS dalam rangka menjawab semua permasalahan penelitian. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam rumusan masalah yang meliputi: 1) Uji Beda Dua Rata-rata Sampel Berpasangan Analisis dampak program revitalisasi pasar tradisional terhadap pendapatan pedagang dilakukan dengan menggunakan pengujian statistik yaitu uji beda dua ratarata sampel berpasangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data berpasangan yaitu pendapatan sebelum dan sesudah program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin dan dengan 55
menggunakan sampel yang sama. Gujarati (2006), menjelaskan bahwa uji beda ratarata sampel berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Data dalam penelitian ini dianalisis dengan bantuan program SPSS dalam rangka menjawab semua permasalahan penelitian. Ciri-ciri yang sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai dua buah perlakuan yang berbeda, walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua (Kurniawan, 2008). Tahap-tahap pengujian statistik uji beda dua rata-rata sampel berpasangan adalah sebagai berikut : (1)
Merumuskan hipotesis
H0 : µd = 0; tidak terdapat peningkatan pendapatan setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. H1 : µd> 0; terdapat peningkatan pendapatan setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. (2)
Menghitung nilai statistik (uji t) menggunakan rumus sebagai berikut.
56
Keterangan: d = n = Sd =
nilai beda rata-rata pengamatan berpasangan simpangan baku perbedaan yang dihasilkan suatu perlakuan (standar deviasi) dapat dihitung dengan rumus :
) Keterangan: d =
n di df
beda rata-rata pendapatan per bulan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. = banyaknya pasangan data = beda pengamatan pasangan ke-i = derajat bebas Uji beda dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
peningkatan pendapatan pedagang setelah program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Peningkatan pendapatan pedagang yang diperoleh menunjukkan dampak positif dan signifikan dari pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional. Pengujian secara statistik yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata (level of significant) sebesar 5 persen dengan kriteria uji satu sisi, yaitu uji sisi kanan. Bila Uji t lebih kecil dari t tabel maka H0 diterima, yang berarti program revitalisasi pasar tradisional tidak berdampak terhadap pendapatan pedagang di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Sebaliknya, apabila Uji t lebih besar dari t table maka H0 ditolak yang artinya program revitalisasi pasar tradisional berdampak
57
positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. 2) Analisis Deskriptif Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis efektivitas program revitalisasi pasar tradisional dan daya saing dapat menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dengan rumus adalah sebagai berikut:
Keterangan: Realisasi Target
= pencapaian pelaksanaan program = seluruh anggota kelompok yang mengikuti program
Pengukuran tingkat efektivitas pada variabel input, variabel
proses, dan
variabel output akan dilakukan pada indikator sosialisasi program, tingkat pencapaian tujuan program, tingkat ketepatan sasaran, tingkat kecepatan respon petugas terhadap keluhan, serta monitoring dan evaluasi. Tingkat efektivitas dan daya saing yang didapatkan dari masing-masing indikator pada variabel input, proses dan output, serta indikator daya saing yang dinilai berdasarkan pengelolaan internal pasar, kualitas produk dan angsa pasar kemudian dilakukan pengklasifikasian tingkat efektivitas sesuai dengan kriteria dari Litbang Depdagri (1991).
58
59
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Peguyangan merupakan salah satu wilayah di Kecamatan
Denpasar Utara. Kelurahan Peguyangan terdiri dari dua desa yaitu Desa Peguyangan Kangin dan Desa Peguyangan Kaja. Desa Peguyangan Kangin memiliki batas wilayah yaitu sebelah timur dibatasi oleh Kota Gianyar, sebelah barat dibatasi oleh Kelurahan Sempidi, sedangkan sebelah utara dibatasi oleh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung dan sebelah selatan dibatasi oleh wilayah Kecamatan Denpasar Timur. Berdasarkan profil Pasar Agung Peninjoan tahun 2014, Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin didirikan pada tahun 1996 dengan sumber dana dari Pemerintah Pusat sebesar Rp 1.500.000, APBD I
sebesar Rp 47.000.000,
swadaya masyarakat berupa 2 unit los dan 1 blik kios. Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin mulai beroperasi pada tanggal 2 Januari 1997. Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin berada di alamat Jalan Cekomaria No. 1 Desa Pakraman Peninjoan, Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara dengan luas tanah 8390 m2 dan luas bangunan 3375,44 m2. Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin mendapat bantuan dari Kementrian Perdagangan RI pada tahun 2011 sebesar Rp 7.500.000.000 untuk merevitalisasi bangunan di Pasar Agung Peninjoan serta bantuan dari Kementrian Kesehatan RI sebesar Rp 45.000.000 pada tahun 2012. Keberadaan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin secara
tidak langsung mempunyai peran yang penting dalam interaksi social dan kesejahteraan masyarakat di Desa Peguyangan Kangin. Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin merupakan pasar tradisional terbesar yang berada di Kecamatan Denpasar Utara dan merupakan pusat aktifitas penduduk di wilayah Desa Peguyangan Kangin. Pengelolaan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin menggunakan struktur organisasi garis dimana pemimpin tertingga dalam aktifitas pasar adalah pengelola pasar. Struktur organisasi Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin dapatdilihat pada gambar 5.1 Badan Pengawas
Kepala Pasar
Sekretaris
Bendahara
Ketertiban & Kemanan
Pemeliharaan
Perlengkapan
Retribusi
Administrasi
Teknisi
Kerohanian
Sumber : Kantor Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Gambar 5.1 Struktur Organisasi Pengelola Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin
60
Kebersihan
5.2
Deskripsi Data Hasil Penelitian Karakteristik responden Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin
yang menjadi responden penelitian ini adalah sebanyak 186 responden, yang dikelompokkan berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, status perkawinan dan lama berdagang adalah sebagai berikut:
Gambar 5.2 Karakteristik Responden Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Berdasarkan Kelompok Umur
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Gambar 5.2 menjelaskan bahwa jumlah responden yang didominasi oleh kelompok umur 40 – 49 tahun, yaitu sebesar 59 persen. Data tersebut menunjukkan 61
bahwa sebagian besar responden di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin masih berada dalam usia produktif sehingga mampu menjalankan aktifitas berdagang dengan baik untuk meningkatkan pendapatan responden itu sendiri. Usia lebih dari 60 tahun menjadi jumlah responden terendah yakni sebesar 3 persen, hal ini dikarenakan responden tersebut bukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan melainkan hanya untuk mengisi waktu senggangnya. Karakteristik responden selanjutnya berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5.3 Gambar 5.3 Karakteristik Responden Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Gambar 5.3 menggambarkan persentase responden penelitian berdasarkan jenis kelamin. Perempuan menjadi mayoritas responden di Pasar Agung Peninjoan
62
Desa Peguyangan dengan persentase 65 persen. Menambah penghasilan suami untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari menjadi alasan utama para responden perempuan untuk berdagang, sehingga sebagian besar berdagang bukan merupakan mata pencaharian utama responden perempuan di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Gambar 5.4 Gambar 5.4 Karakteristik Responden Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Gambar 5.4 menggambarkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir responden. Pendidikan terakhir responden di Pasar Agung
63
Peninjoan Desa Peguyangan Kangin didominasi oleh tamat SMP yaitu sebesar 42 persen yang diiukuti oleh Tamat SMA dan Tamat SD, masing-masing sebesar 29 persen dan 19 persen. Besarnya persentase tersebut menunjukkan bahwa responden di pasar tidak buta huruf dan angka sehingga memiliki capital yang cukup sebagai modal dasar untuk melakukan transaksi dalam suatu aktifitas berdagang, sehingga dengan adanya sosialisasi mengenai revitalisasi dapat tersampaikan dengan baik kepada para responden. Karakteristik responden berdasarkan status kawin responden dapat dilihat pada Gambar 5.5 Gambar 5.5 Karakteristik Responden Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Berdasarkan Status Kawin
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
64
Gambar 5.5 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan status kawin. Sebanyak 90 persen responden memiliki status kawin, sedangkan 8 persen memiliki status janda/duda dan sisanya sebesar 2 persen memiliki status belum/tidak kawin. Persentase tersebut terkait dengan motivasi responden dalam melakukan aktivitas transaksi untuk memperoleh keuntungan guna memenuhi kebutuhan maupun untuk menambah atau menunjang penghasilan suami. Karakteristik responden berdasarkan lama dagang dapat dilihat pada Gambar 5.6 Gambar 5.6 Karakteristik Responden Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Berdasarkan Lama Dagang
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Gambar 5.6 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan lama dagang di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kagin. Sebesar 50 persen responden berdagang 5-6 tahun. Hampir seluruh jumlah responden tersebut merasakan sendiri 65
perbedaan sebelum dan sesudah program revitalisasi pasar tradisional dilaksanakan di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Persentase tersebut akan memudahkan evaluasi yang dilakukan pemerintah dalam menghitung efektivitas program revitalisasi pasar tradisional. 5.3
Pembahasan
5.3.1
Analisis Efektivitas Program Revitalisasi Pasar Tradisional
5.3.1.1 Analisis Efektivitas Variabel Input Pengukuran efektivitas variabel input dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yaitu tingkat ketepatan sasaran program, sosialisasi program dan tujuan program, sebagai berikut: a)
Tingkat Ketepatan Sasaran Program Tabel 5.2 Pendapat Responden Mengenai Ketepatan Sasaran Program Revitalisasi Pasar Tradisional
No
Jawaban Responden
Nilai
1 2 3 4 5
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
Jumlah
Jumlah Responden Persentase Orang Total Nilai (%) Setuju 23 115 158 632 80,32 4 12 1 2 0 0 186
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
66
761
Tabel 5.2 menjelaskan bahwa koefisien nilai efektivitas untuk indikator ketepatan sasaran cukup tinggi yaitu sebesar 80,32 persen sedangkan sisanya sebesar 19,68 persen berpendapat tidak setuju mengenai ketepatan sasaran program revitalisasi pasar tradisional. Hal ini dikarenakan dengan adanya perpindahan tempat berjualan akan menyebabkan para pelanggan tidak menemukan lokasi pedagang yang baru sehingga omset pendapatan menurun. Sasaran program akan membantu pemerintah dalam mensosialisasikan program kepada para responden agar program tersebut dapat terlaksana dengan baik seperti yang diharapkan yaitu untuk meningkatkan pendapatan responden pada khususnya serta menambah omset pasar pada umumnya. b)
Sosialisasi Program Tabel 5.3 Pendapat Responden Mengenai Sosialisasi Program Revitalisasi Pasar Tradisional
No
Jawaban Responden
Nilai
1 2 3 4 5
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
Jumlah Responden Orang Total Nilai 20 100 161 644 5 15 0 0 0 0
Jumlah
186
Persentase (%) Setuju
80,00
759
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Sebelum pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional, diadakan sosialisasi mengenai program revitalisasi pasar tradisional kepada para responden di lingkungan pasar. Persentase sosialisasi program revitalisasi pasar tradisional yang
67
ditunjukkan oleh Tabel 5.3 cukup tinggi yaitu sebesar 80,00 persen yang berarti responden mengetahui adanya sosialisasi program revitalisasi pasar tradisional sedangkan sisanya sebesar 20,00 persen responden tidak tahu mengenai sosialisasi program revitalisasi pasar tradisional yang akan dilaksanakan di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyngan Kangin. Terkait dengan ketepatan program revitalisasi pasar tradisional, akan memudahkan sosialisasi yang dilakukan Pemerintah terhadap pedagang di lingkungan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin untuk menyampaikan wacana hingga tujuan yang ingin dicapai terkait dengan adanya program revitalisasi itu pasar tradisional itu sendiri. c)
Tujuan Program
No 1 2 3 4 5
Tabel 5.4 Pendapat Responden Mengenai Tujuan Program Revitalisasi Pasar Tradisional Jumlah Responden Persentase Jawaban Responden Nilai Orang Total Nilai (%) Setuju Sangat Setuju 5 53 265 Setuju 4 126 504 82,69 Kurang Setuju 3 6 18 Tidak Setuju 2 1 2 Sangat Tidak Setuju 1 0 0 Jumlah
186
789
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Tabel 5.4 menunjukkan persentase pendapat responden mengetahui tujuan program revitalisasi pasar tradisional. 81,00 persen responden mengetahui tujuan dari program revitalisasi pasar tradisional, dan 19,00 persen berpendapat tidak tahu mengenai tujuan program revitalisasi pasar tradisional. Fenomena ini terjadi
68
dikarenakan responden tidak benar-benar menyimak sosialisasi program yang dilaksanakan dan hanya sekedar mengikuti program yang dilaksanakan pemerintah atau mengikuti program tersebut karena responden lainnya juga ikut dalam program revitalisasi pasar tradisional tanpa mengetahui tujuan program. Berdasarkan tiga indikator dari variable input tersebut, maka nilai efektivitas pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin adalah sebagai berikut:
= = 81,00 % Koefisien hasil penghitungan variable input menunjukkan 81,00 persen yang berarti tingkat efektivitas variable input dari program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin termasuk dalam kategori sangat efektif, karena nilai yang dihasilkan lebih tinggi dari pada 79,99 persen. Sebesar 81,00 persen dari jumlah responden berpendapat bahwa, variabel input dari pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin sangat efektif. 5.3.1.2 Analisis Efektivitas Variabel Proses Pengukuran efektivitas variable proses dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yaitu respon petugas pasar, monitoring pelaksanaan program serta evaluasi program, sebagai berikut:
69
a)
Respon Petugas Pasar Persentase pendapat responden mengenai kecepatan respon petugas pasar
terhadap masalah atau keluhan baik mengenai fasilitas, keamanan hinggal kebersihan lingkungan dari responden pasar dapat ditunjukkan pada tabel 5.5. Setelah pelaksanaan program revitalisasi tentu akan ada banyak keluhan yang disampaikan responden terkait fasilitas, lingkungan ataupun persaingan responden, oleh karena itu petugas pasar dituntut untuk cepat tanggap terhadap keluhan yang disampaikan oleh responden, sehingga pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional dapat berlangsung dengan baik. Tabel 5.5 Pendapat Responden Mengenai Respon Petugas Pasar dalam Program Revitalisasi Pasar Tradisional
No
Jawaban Responden
Nilai
1 2 3 4 5
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
Jumlah Responden Orang Total Nilai 50 250 117 468 12 36 7 14 0 0
Jumlah
186
Persentase (%) Setuju
77,20
768
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Hasil yang diperoleh adalah sebesar 77,20 persen responden berpendapat respon petugas pasar sudah baik sedangkan sisanya sebesar 22,80 persen menyatakan respon petugas pasar kurang baik. Respon petugas yang lambat dirasakan langsung oleh pedagang dalam hal memperbaiki fasilitas lokasi dagang yang bocor, keadaan
70
lingkungan yang kurang bersih hingga keluhan terhadap persaingan antar pedagang dan sampai penelitian ini dibuat belum juga mendapatkan respon dari petugas pasar. Respon petugas pasar harus segera diperbaiki karena hal tersebut merupakan hal yang penting dalam menunjang keberhasilan program revitalisasi pasar tradisional, bukan hanya dari pendapatan responden yang tinggi tapi juga dari pelayanan terhadap responden di sekitar lingkungan dari Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. b)
Monitoring Pelaksanaan Program Monitoring merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memantau aktifitas
perdagangan responden dalam hal ini responden pasar setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional. Persentase pendapat responden dalam kegiatan monitoring yang dilakukan petugas untuk menilai pelaksanaan program revitalisasi dapat dilihat pada Tabel 5.6 Tabel 5.6 Pendapat Responden Mengenai Monitoring Program Revitalisasi Pasar Tradisional
No
Jawaban Responden
Nilai
1 2 3 4 5
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
Jumlah Responden Persentase (%) Orang Total Nilai Setuju 50 250 132 528 83,66 4 12 0 0 0 0
Jumlah
186
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
71
790
Tabel 5.6 menunjukkan persentase responden yang berpendapat bahwa monitoring dilakukan secara rutin sebesar 83,66 persen dan 16,34 persen menyatakan sebaliknya bahkan tidak pernah ada monitoring, hal tersebut terjadi kemungkinan dikarenakan saat petugas melakukan monitoring responden tersebut tidak ada ditempat berdagang. Persentase menunjukkan monitoring sudah dilaksanakan dengan baik dan dilakukan secara rutin dan berkala. Monitoring dilaksanakan agar dalam pelaksanaan revitalisasi telah berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. c)
Evaluasi Program Tabel 5.7 Pendapat Responden Mengenai Evaluasi Program Revitalisasi Pasar Tradisional
No
Jawaban Responden
Nilai
1 2 3 4 5
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
Jumlah Responden Persentase (%) Orang Total Nilai Setuju 49 245 128 512 81,40 8 24 1 2 0 0
Jumlah
186
783
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Evaluasi program revitalisasi pasar tradisional merupakan hal yang paling penting untuk menunjukkan tingkat keberhasilan maupu kekurangan yang ditemukan dari pelaksanaan program. Evaluasi harus dilakukan secara berkala agar terus dapat memperbaiki kekurangan dari program revitalisasi pasar tradisional sehingga bukan hanya mampu meningkatkan pendapatan responden pasar tapi juga mampu untuk
72
meningkatkan omset pasar tradisional itu sendiri dan dapat meningkatkankan jumlah pengunjung pasar. Tabel 5.7 menunjukkan evaluasi program telah dilaksanakan secara berkala dengan baik, hal tersebut dapat dilihat pada persentase pendapat responden yaitu sebesar 81,40 persen menyatakan ada evaluasi program secara berkala telah dilakukan oleh petugas pasar maupun pemerintah. Evaluasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan dari program revitalisasi pasar tradisional dinilai seperti hal-hal kecil misalnya posisi barang dagangan sesuai pada tempat yang ditentukan, kebersihan lingkungan pasar, pelarangan masuk bagi pedagang acung atau pedagang yang tidak medapatkan ijin berjualan di sekitar Pasar Agung Peninjoan hingga posisi parkir kendaraan. Berdasarkan tiga indikator dari variable proses tersebut, maka nilai efektivitas pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin adalah sebagai berikut:
= = 80,75 % Koefisien hasil penghitungan variable proses menunjukkan 80,75 persen yang berarti tingkat efektivitas variable proses dari program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin termasuk dalam kategori sangat efektif, namun perlu ditingkatkan dalam indikator respon petugas pasar karena persentase
73
yang ditunjukkan masih kurang dari 79,99 persen. Sehingga indikator tersebut seharusnya mendapat perhatian lebih dari pengelola pasar. 5.3.1.3 Analisis Efektivitas Variabel Output Analisis efektivitas variabel output diukur berdasarkan ada atau tidaknya peningkatan pendapatan yang diperoleh responden atau responden pasar setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional. Pendapat responden mengenai peningkatan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 5.8 Tabel 5.8 Pendapat Responden Mengenai Pendapatan Dagang Setelah Pelaksanaan Program Revitalisasi Pasar Tradisional
No
Jawaban Responden
Nilai
1 2 3 4 5
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
Jumlah Responden Orang Total Nilai 78 390 96 384 12 36 0 0 0 0
Jumlah
186
Persentase (%) Setuju
83,23
810
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Tabel 5.8 menunjukkan bahwa persentase pendapat responden yang merasa pendapatannya meningkat setelah program revitalisasi pasar tradisional sebesar 83,23 persen. Program revitalisasi pasar tradisional terbukti mampu meningkatkan pendapatan responden dan telah berjalan cukup baik akan tetapi perlu ditingkatkan karena persentase responden yang merasa pendapatannya tidak meningkat bahkan menurun sebesar 16,77 persen, hal ini dikarenakan beberapa responden merasa dengan
74
pengelompokan responden berdasakan jenis dagangan dan lokasi dagang akan mengakibatkan persaingan harga barang dagang dan kualitas barang akan semakin ketat sehingga akan mengurangi pendapatan yang biasanya diterima oleh responden tersebut. Penghitungan kumulatif efektivitas dari pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin, adalah sebagai berikut:
= = 81,66 % (sangat efektif) Koefisien hasil penghitungan efektivitas pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin adalah sebesar 81,66 persen yang termasuk dalam kategori sangat efektif. Ini berarti 81,66 persen dari jumlah responden berpendapat bahwa, pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin menunjukkan hasil yang sangat efektif. Akan tetapi perlu diperhatikan pada variable proses dimana indikator respon petugas pasar terhadap keluhan pedagang perlu ditingkatkan karena pedagang pasar sebagai responden dalam penelitian ini berpendapat bahwa keluhan yang disampaikan responden kepada petugas pasar tidak mendapat tanggapan dari petugas pasar. Penelitian ini mendukung penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Masitoh (2013) yang berjudul “Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional; Studi
75
Revitalisasi Pasar Piyungan Bantul”, bahwa penilaian efektivitas program revitalisasi sangat penting dilakukan karena hal tersebut sangat terkait dengan dampak yang akan dirasakan oleh pedagang. Hal yang diperhatikan dalam penelitian tersebut antara lain penataan dagangan, kebersihan lingkungan sekitar pasar, kesehatan pasar serta layanan sosial sehingga akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima oleh pedagang pasar. 5.3.2
Uji Beda Dua Rata-rata Sampel Berpasangan Hipotesis alternatif (H1) menyatakan program revitalisasi pasar tradisional
berdampak positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Untuk menguji hipotesis ini, akan dilakukan uji beda dua rata-rata sampel berpasangan (paired t-test), tahapannya adalah sebagai berikut. a)
Merumuskan Hipotesis
H0 : µd = 0; tidak terdapat peningkatan pendapatan setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. H1 : µd> 0; terdapat peningkatan pendapatan setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. b)
Menentukan taraf nyata, α = 5 % = 0,05
c)
Menentukan daerah kritis Daerah kritis α = 5 %, df = n – 1 = 185. Nilai ttabel = 1,65 Jadi daerah kritisnya adalah daerah sebelah kanan yaitu t = 1,65 76
d)
Penghitungan Tabel 5.1 menunjukkan rata-rata penjualan sebelum pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional dan setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional. Sebelum pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional rata-rata pendapatan pedagang pasar adalah Rp 487,10 per hari kemudian setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional rata-rata pendapatan yang diterima pedagang meningkat sebesar Rp 678,12 per hari. Hal ini berarti secara nyata, program revitalisasi pasar tradisional dapat meningkatkan pendapatan pedagang pasar di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Tabel 5.1 Hasil Analisis Uji Beda Dua Rata-rata Sampel Berpasangan
Keterangan Sebelum Revitalisasi Setelah Revitalisasi
Mean
Correlation
t
Sig
.907
12,976
.000
487,10 678,12
Sumber : lampiran 7 e)
Simpulan Nilai thitung adalah sebesar 12,98 > ttabel 1,65 dengan sig 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, yang artinya terdapat peningkatan pendapatan setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. Perbaikan tata kelola, kebersihan hingga keamanan melalui program revitalisasi pasar tradisional dapat meningkatkan
77
pendapatan pedagang. Program revitalisasi pasar tradisional harus diikuti oleh peningkatan kualitas pelayanan pedagang terhadap konsumen untuk menjaga kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan, kejujuran pedagang dan kualitas produk merupakan faktor yang menentukan dalam menjaga kepuasan konsumen. Hasil tersebut didukung oleh wawancara secara mendalam terhadap Artini, Sri sebagai salah satu konsumen di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin yang menyatakan bahwa: “Suasana pasar juga sudah lebih bersih jadi gak merasa risih atau jijik jika belanja. Jadi saya merasa lebih nyaman berbelanja. Selain itu, sekarang lebih gampang berbelanja karena sudah dikelompokkan. Bila harganya terlalu mahal bisa langsung cari barang yang diperlukan ditempat lain. Lokasinya gak jauh dari tempat awal belanja kok.” Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ratna Devi, L.V (2012) mengenai Revitalisasi Pasar Tradisional pada Masyarakat Modern yang mengungkapkan bahwa dengan adanya pelaksanaan revitalisasi pasar tradisional akan meningkatkan pendapatan pedagang, karena dengan adanya revitalisasi pasar tradisional dapat mengatasi kelemahan utama dari pasar tradisional yaitu kenyamanan pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi. Penelitian Ayuningsasi (2010), yang berjudul “Analisis Persepsi Pedagang dan Pembeli Sebelum dan Sesudah Program Revitalisasi Pasar Tradisional Kota Denpasar” menyatakan bahwa pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional mendapat respon yang positif dari masyarakat terbukti sesuai dengan hasil penelitian. Dari hasi analisis juga dapat diketahui bahwa persepsi pedagang tidak berbeda secara signifikan dengan persepsi pembeli berkaitan dengan keindahan dan kebersihan.
78
5.3.3
Daya Saing Pasar Setelah Program Revitalisasi Pasar Tradisional Analisis daya saing pasar setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar
tradisional diukur dengan memberikan kuesioner kepada responden pasar dan wawancara secara mendalam dengan pengelola pasar mengenai pengelolaan internal pasar, kualitas produk dan pangsa pasar di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. 1)
Pengelolaan Internal Pasar Setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional, pengelolaan pasar
secara internal menjadi lebih baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas dan tegas kepada setiap anggota pengelola pasar dan setiap fungsi manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya. Pendapat responden mengenai pengelolaan internal pasar dapat dilihat pada tabel 5.9 Pendapat responden mengenai baik atau buruknya pengelolaan internal pasar ditunjukkan oleh Tabel 5.9. Persentase pendapat responden mengenai pengelolaan internal pasar yang menyatakan sudah baik adalah 73,55 persen yang termasuk dalam kategori cukup efektif. Pengelolaan internal pasar harus ditingkatkan misalnya dalam hal penanganan keluhan responden baik dalam hal fasilitas pasar, lingkungan, kebersihan hingga persaingan antar responden. Program revitalisasi pasar tradisional diharapkan bukan hanya meningkatkan pendapatan responden, tapi juga meningkatkan pelayanan pengelola pasar terhadap responden di lingkungan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin.
79
Tabel 5.9 Pendapat Responden Mengenai Pengelolaan Internal Pasar Program Revitalisasi Pasar Tradisional
No
Jawaban Responden
Nilai
1 2 3 4 5
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
Jumlah Responden Persentase (%) Setuju Orang Total Nilai 80 400 71 284 73,55 34 102 1 2 0 0
Jumlah
186
788
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Diharapkan dengan adanya program revitalisasi pasar tradisional, mampu melayani kebutuhan pedagang pasar dan menertibkan sistem administrasi pasar. Hal ini mendukung pendapat Julinadi, Ni Komang yang menyatakan bahwa: “Setelah adanya revitalisasi, masing-masing petugas pasar diberikan tugas dan wewenangnya sendiri sehingga pengelolaan pasar menjadi lebih baik. Setiap hal termasuk pengeluaran harus ada laporan pertanggungjawaban sehingga tidak boleh main-main. Ini menuntut setiap petugas pasar menjadi lebih disiplin sampai kehadiran di kantor pengelolaanpun dinilai. Awalnya sulit membiasakan diri dengan peraturan yang baru dan ketat, tapi lama-kelamaan terbiasa karena ada juga tim yang memantau kinerja petugas pasar” Pendapat Juliani, Ni Made sebagai salah satu petugas pengelola di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin yang merasakan secara langsung dampak dari adanya revitalisasi pasar tradisional dimana program revitalisasi pasar tradisional bukan hanya memperbaiki infrastruktur maupun tata kelola pasar, tapi juga mencakup system administrasi pasar tradisional. Sehingga petugas pengelola pasar dituntut untuk lebih professional dan mampu mengatasi setiap keluhan yang disampaikan baik dari
80
pedagang pasar maupun membeli. Sehingga petugas pengelola pasar bukan hanya mengawasi, tapi juga ikut mengelola dan berperan aktif dalam lingkungan sekitar pasar. 2)
Kualitas Produk Sosialisasi mengenai program revitalisasi pasar tradisional bukan hanya
mencakup tata kelola responden, kebersihan maupun lingkungan, tapi juga mencakup kualitas produk yang diperdagangkan. Kualitas produk memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap jumlah pendapatan pedagang, karena konsumen akan sangat memperhatikan kualitas produk untuk dikonsumsi oleh komsumen itu sendiri. Perbaikan dalam kualitas produk diharapkan mampu meningkatkan pendapatan responden hingga meningkatkan omset pasar tradisional itu sendiri. Pendapat responden mengenai kualitas produk ditunjukkan pada tabel 5.10 Tabel 5.10 Pendapat Responden Mengenai Kualitas produk Program Revitalisasi Pasar Tradisional
No
Jawaban Responden
Nilai
1 2 3 4 5
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
Jumlah Responden Orang Total Nilai 75 375 106 424 4 12 1 2 0 0
Jumlah
186
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
81
813
Persentase (%) Setuju
85,91
Tabel 5.10 menggambarkan persentase responden yang berpendapat kualitas produk pasar sudah baik yaitu sebesar 85,91 persen. Selain persaingan harga, kualitas produk dan pelayanan dari pedagang merupakan hal yang sangat penting yang diperhatikan oleh konsumen. Kualitas barang yang diperdagangkan akan sangat berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen untuk bertransaksi. Sosialisasi telah dilakukan oleh pengelola pasar maupun pihak terkait mengenai pentingnya peningkatan kualitas produk ataupun barang yang diperdagangkan untuk menarik lebih banyak pengunjung. Salah satu pedagang pasar Rajasih, Ketut memaparkan mengenai kualitas produk: “Sosialisasi dari pengelola pasar memang ada supaya kualitas barang dagangan tetap bagus, bila barang sudah bagus pasti pemasukan bertambah. Tapi seharusnya pedagang harus baik dengan pembeli, supaya pembelinya tidak pindah ke pedagang lain. Pedagang harus ramah dan sering senyum bila ada pembeli datang. Jadi kalo kita sudah baik, pasti pembeli akan merasa nyaman berbelanja. Gak usah disuruh terus belanja disini, dia juga akan tetap belanja sama kita”. Dari pernyataan tersebut, kualitas produk sangat menentukan pilihan konsumen yang akan mempengaruhi jumlah pendapatan yang diperoleh pedagang pasar. Dapat disimpulkan bahwa kualitas produk yang baik, akan meningkatkan pendapatan pedagang secara signifikan. Akan tetapi, kualitas produk yang tidak meningkat akan menyebabkan pendapatan pedagang tidak meningkat secara signifikan. Selain menjaga kualitas produk, peningkatan pelayanan pedagang terhadap konsumen juga menjadi faktor yang penting untuk menjaga kepuasan konsumen sehingga dapat mengatasi pemasalahan persaingan antar pedagang di lingkungan pasar.
82
3)
Pangsa Pasar Perbaikan fisik bangunan dan tata kelola lokasi responden secara umum dapat
dilihat lebih baik semenjak pelaksanaan revitalisasi pasar tradisional. Kebersihan dan kenyamanan konsumen menjadi hal yang sangat diperhatikan sehingga diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar. Pendapat responden mengenai pangsa pasar dapat dilihat pada tabel 5.11 Tabel 5.11 menunjukkan persentase pendapat responden mengenai pangsa pasar di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin yaitu sebesar 81,18 persen yang berarti program revitalisasi pasar tradisional telah efektif dalam meningkatkan pangsa pasar. Pihak pengelola pasar telah melakukan beberapa langkah untuk meningkatkan pangsa pasar, misalnya dengan mempublikasikan kegiatan pasar melalui media televisi dan media cetak. publikasi yang dilakukan diharapkan mampu meningkatkan pangsa pasar tradisional khususnya di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin.
No 1 2 3 4 5
Tabel 5.11 Pendapat Responden Mengenai Pangsa Pasar Program Revitalisasi Pasar Tradisional Jumlah Responden Persentase Jawaban Responden Nilai Orang Total Nilai (%) Setuju Sangat Setuju 5 59 295 Setuju 4 115 460 81,18 Kurang Setuju 3 9 27 Tidak Setuju 2 3 6 Sangat Tidak Setuju 1 0 0 Jumlah
186
Sumber : Hasil Penelitian, 2014
83
788
Penelitian ini mendukung teori dari Barney (2001), yang memaparkan mengenai faktor-faktor yang harus dimiliki untuk mencapai keunggulan komparatif adalah teknologi, produktifitas yang tinggi, tingkat entrepreneurship yang tinggi, kualitas barang yang tinggi, promosi meluas yang gencar, tenaga kerja terampil yang professional, kreativitas dan motivasi yang tinggi dimana termasuk dalam faktor yang menentukan daya saing dalam penelitian ini. Hal ini mendukung pendapat Julinadi, Ni Komang mengenai pangsa pasar yaitu: “Logikanya sih mudah. Lihat saja dari jumlah pengunjung jumlahnya meningkat. Artinya pangsa pasar juga lebih beragam. Mungkin salah satu penyebabnya perbaikan dari tata kelola, kebersihan dan keamanan pasar sudah lebih baik. Bapak kepala juga sering tampil di tv, mungkin skalian promosi jadi lebih banyak pembelinya. Apalagi pasar memperoleh banyak penghargaan. Bagus untuk pedagang di pasar, pembelinya semakin banyak”.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional yang mencakup perbaikan tata kelola, infrastruktur, kebersihan hingga keamanan pasar akan mendukung kenyamanan konsumen untuk melakukan kegiatan transaksi. Hal ini ditunjang dengan beberapa penghargaan yang diraih oleh Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin yang dipublikasikan melalui media elektronik dan cetak sehingga mengundang ketertarikan calon konsumen untun berkunjung. Semakin banyak pengunjung akan mempengaruhi pangsa pasar semakin luas. Dengan demikian, pedagang pasar akan memperoleh keuntungan dengan pangsa pasar yang semakin beragam. Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin disimpulkan ada peningkatan daya saing dengan memperhatikan faktor pengelolaan internal pasar, 84
kualitas produk dan pangsa pasar. Pengelolaan internal pasar perlu ditingkatkan karena masih banyak keluhan dari pedagang selaku responden penelitian terkait dengan persaingan antar pedagang dan keluhan mengenai fasilitas pasar yang tersedia di lingkungan pasar. Daya saing yang semakin meningkat, diharapkan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif dibandingkan pasar modern yang sudah semakin banyak. Dengan demikian, keberadaan pasar tradisional tidak hilang akibat ancaman yang ditimbulkan oleh menjamurnya pasar modern, sehingga bukan hanya tempat transaksi tradisional tapi juga mampu menunjang kelangsungan hidup para pedagang pasar untuk memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
85
86
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan Hasil analisis dengan teknik analisis Uji Beda Dua Rata-rata Sampel Berpasangan dan Analisis Efektivitas Program Revitalisasi Pasar Tradisional telah diuji, dari analisis yang telah dilakukan terhadap data yang dikumpulkan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1)
Koefisien hasil penghitungan efektivitas pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin termasuk dalam kategori sangat efektif. Akan tetapi perlu diperhatikan pada variable proses dimana indikator respon petugas pasar terhadap keluhan pedagang perlu ditingkatkan karena pedagang pasar berpendapat keluhannya tidak mendapat tanggapan dari petugas pasar. Sehingga pengawasan dan respon petugas pasar terhadap keluhan pedagang baik terkait dengan kebersihan hingga fasilitas penunjang di lingkungan pasar harus mendapat perhatian khusus dari pengelola pasar.
2)
Daya saing Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin setelah pelaksanan program revitalisasi pasar tradisional dilihat dari pengelolaan internal pasar, kualitas produk dan pangsa pasar adalah terdapat peningkatan daya saing setelah
pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin. 6.2 Saran 1) Pemerintah hendaknya dapat memberikan sosialisasi yang lebih baik dan mendalam kepada penerima program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin dengan mengacu pada manfaat program, sehingga program revitalisasi pasar tradisional dapat berjalan dengan baik. Adapun mengenai para pedagang yang belum mendapatkan sosialisasi hendaknya dilakukan
sosialisasi
ulang
atau
mendatangi
masing-masing
pedagang
bersangkutan. 2) Respon petugas pasar setelah dilakukannya program revitalisasi pasar tradisional dilaksanakan secara tegas karena banyak keluhan pedagang yang lambat ditanggapi oleh petugas pasar, sehingga dengan respon yang cepat dapat mengetahui segala kekurangan dalam pemberian program ini dan pemerintah dapat memperbaiki kekurangan tersebut. 3) Peningkatan pelayanan pedagang terhadap konsumen harus ditingkatkan untuk mengatasi persaingan antar pedagang agar pelanggan tidak beralih ke pedagang lainnya. Kualitas pelayanan, kejujuran pedagang dan kualitas produk merupakan faktor yang menentukan kepuasan konsumen. Dengan menjaga kepuasan konsumen maka pendapatan pedagang akan meningkat.
87
4) Program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin berdampak positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang, sehingga disarankan kepada Pemerintah agar melanjutkan pelaksanaan dan meningkatkan kinerja program revitalisasi pasar tradisional di pasar tradisional yang lain guna mencapai pembangunan ekonomi.
88
DAFTAR PUSTAKA Amir, M.S. 1992. Ekspor Impor. Jakarta: PT. Kerta Mandiri Abadi Aritonang. 2007. Validitas Dan Reliabilitas. Diakses dari http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html. Diunduh tanggal 12 November 2014) Ayuningsasi, Anak Agung Ketut. 2010. Analisis Persepsi Pedagang dan Pembeli Sebelum dan Sesudah Program Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota Denpasar. Buletin Studi Ekonomi. Volume 16. Nomor 2. Agustus. 2011. Danisworo, Mohammad & Widjaja Martokusumo. 2000. Revitalisasi Kawasan Kota Sebuah Catatan dalam Pengembangan dan Pemanfaatan Kawasan Kota. Diakses dari www.urdi.org (urban and reginal development institute, 2000. Diunduh tanggal 22 Maret 2014). Fadly, Firman. 2008. Fungsi Pasar. Diakses dari: http://www.scribd.com/doc/ Diunduh tanggal 30 maret 2014. Fadly, Firman. 2009. Pengertian dan Macam-macam Pasar. Diakses dari: http://www.gexcess.com/. Diunduh tanggal 30 maret 2014. Galih Suryananto. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Konveksi (Studi Kasus di Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta :Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Gujarati, Damodar. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga Hamdy, Hady. 2001. Teori dan Kebijakan Perdagangan Ekonomi Internasional. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hasanah, Erni Umi dan Danang Sunyoto. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta : Center for Academic Pubishing Service (CAPS) Hasbiah, Sitti. 2004. Model Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota Makassar. Majalah Manajemen dan Usahawan Indonesia. Desember 2004. Izza, Nahdliyul. 2010. Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi Pengaruh Ambarukmo Plaza Terhadap Perekonomian Pedagang Pasar Desa Caturtunggal Nologaten Depo Sleman Yogyakarta. Jurnal. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta : 29 Juli 2010
89
Kasali, Renald 2007. Manajemen Perilklanan : Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Pusaka Utama Grafiti. Kotler, Philip. Alih Bahasa: Benyamin Molan. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas Jilid 1. PT. Intan Sejati Klaten. Jakarta. Kottler, Philip and Gary Amstrong. 2002. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Penerbit PT Erlangga. Kuncoro, Mudradjad. 2008. Strategi Pengembangan Pasar Modern dan Tradisional, Gramedia Pustaka Utama Kurniawan, Deny. 2008. Uji t berpasangan (paired t-test). Diakses dari: http://ineddeni.files.wordpress.com/2008/03/uji-t-berpasangan.pdf. Diunduh tanggal 12 Juni 2014 Liliyana, Yunita. 2010. Evaluasi Penerimaan Pajak Restoran dan Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Litbang Depdagri. 1991. Pengukuran Kemampuan Daerah Tingkat II Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Nyata dan Bertanggungjawab. Jakarta M. Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, dan Paulus Y.E.F. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Diakses dari www.pengertianahli.com (pengertian-pasar-dan-jenis-jenis-pasar.html. Diunduh tanggal 7 Juli 2014) Masitoh, Eis Al. 2013. Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional : Studi Revitalisasi Pasar Piyungan Bantul. Jurnal. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah, UIN Sunan Kalijaga. Metro Bali. 2012. Omset Pasar Agung Denpasar Tertinggi Nasional. Diakses dari: http://metrobali.com/2012/12/07/omset - pasar - agung – denpasar – capai – rp – 20 – m – tertinggi - nasional/. Diunduh tanggal 7 Juli 2014 Nata Wirawan, I Gusti Putu. 2002. Statistik 2 (Statistik Inferensia). Edisi Kedua. Denpasar: Keraras Emas. Nehen, Ketut. 2012. Perekonomian Indonesia. Udayana University Press. Denpasar Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern . URL : www.bpkp.go.id 90
Peraturan Presiden Republik Indonesia. 2007. Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Diakses dari http://desaku.blogdetik.com Porter, M.E.1979. How competitive forces shape strategy, Harvard Business Review. Jurnal. March/April 2008. Putong, Iskandar. 2000. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Ghali Indonesia. Jakarta. Defitri, Siska Yulia. 2011. Pengaruh Retribusi Pelayanan Pasar Terhadap Retribusi Daerah Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Solok. Jurnal. Jurusan Akuntansi UMMY. Silalahi, Hasudungan. 2008. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang Dikelola dan dipungut oleh Pemerintah Kota Tanggerang Tahun Anggaran 1997/1998-2002. Jurnal. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia Stanton, William J, 2006, Prinsip Pemasaran, Jilid I (Edisi Ketujuh), Erlangga, Jakarta. Sudirmansyah, 2011. Pengertian dan Jenis-Jenis Pasar. Diakses dari http:// www.sudirmansyah.com/artikel-ekonomi/pengertian-dan-jenis-jenispasar.html. Diunduh tanggal 30 maret 2014. Sugiyono, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis Bandung : CV .Alfabeta Sugiyono, 2006. Metodologi Penelitian Bisnis Bandung : CV .Alfabeta Sugiyono. 2007. Metode Penulisan Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung,Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT. Raharja Grafindo Persada Sukriswanto, Ucang. 2012. Analisis Kelayakan Revitalisasi Pasar Umum Gubug Kabupaten Grobogan. Tesis. Program Magister Teknik Sipil Universitas Diponogoro Semarang. Suryabrata, Sumadi. Diakses dari http://teorionline.wordpress.com/category/tutorialstatistik/reliabilitas-dan-validitas/. Diunduh tanggal 12 November 2014 91
Susilo, Dwi. 2012. Dampak Operasi Pasar Modern Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional di Kota Pekalongan. Jurnal. Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan. Tambunan, Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran. Jakarta : Pustaka LP3ES. Todaro, Michael P dan Stephen C Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi (Edisi Kesembilan). Erlangga. Jakarta Umar, Husein. 2004. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Witjaksono, Mit. 2009. Pembangunan Ekonomi dan Ekonomi Pembangunan : Telaah Istilah dan Orientasi dalam Konteks Studi Pembangunan. Jurnal. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.
92
Lampiran 1
5 Besar Omset Penjualan Perbulan Pasar Desa Adat Kota Denpasar Tahun 2013 NO
NAMA PASAR
LOKASI PASAR
OMSET (000)
1
Pasar Agung Peninjoan
Jl. Cekomaria No. 1 Peguyangan Kangin, Denpasar Utara
Rp
13,200,000
2
Pasar Desa Nyanggelan
Jl. Tukad Pakerisan No. 55 A Kel. Panjer, Denpasar Selatan
Rp
3,000,000
3
Pasar Intaran
Jl. Pejang Sari Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan
Rp
513,000
4
Pasar Gunung Sari
Jl. Siulan No. 130 Desa Penatih Dangin Puri, Denpasar Timur
Rp
112,500
5
Pasar Tradisional Kesiman
Jl. Waribang Desa Kesiman Petilan, Denpasar Timur
Rp
60,000
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar Tahun 2013 (data diolah)
93
Lampiran 2
Jumlah Pedagang Menurut Lokasi Usaha Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Lokasi Usaha
Sebelum Revitalisasi
Sesudah Revitalisasi
Kios
61
90
Los
153
175
Tenda
34
35
Pedasaran
50
50
Emperan
40
TOTAL
338
350
Sumber : Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin (data diolah)
94
Lampiran 3
Perkembangan Penerimaan Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Tahun
Pendapatan
Perkembangan
2007
Rp
110,093,756
-
2008
Rp
76,578,778
-30.44
2009
Rp
127,036,531
65.89
2010
Rp
179,857,069
41.58
2011
Rp
105,111,465
-41.56
2012
Rp
418,300,386
297.96
2013
Rp
501,513,543
19.89
Sumber : Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin (data diolah)
95
Lampiran 4
Jumlah Pengunjung Berdasarkan Kendaraan Roda Dua dan Roda Empat
TAHUN
TARIF PARKIR
RODA 2 (Rp)
RODA 4 (Rp)
JUMLAH PENGUNJUNG RODA 2 (Unit)
JUMLAH PENGUNJUNG RODA 4 (Unit)
2007
Rp
500
Rp
167,858,000
Rp
28,960,000
335,716
57,920
2008
Rp
500
Rp
203,448,000
Rp
29,925,000
406,896
59,850
2009
Rp
500
Rp
246,013,500
Rp
34,212,000
492,027
68,424
2010
Rp
500
Rp
294,805,000
Rp
36,907,000
589,610
73,814
2011
Rp
500
Rp
264,822,000
Rp
30,712,000
529,644
61,424
2012
Rp
1,000
Rp
822,392,000
Rp
61,409,000
822,392
61,409
2013
Rp
1,000
Rp
737,025,000
Rp
57,374,000
737,025
57,374
Sumber : Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin (data diolah)
96
Lampiran 5 Tabel 4.1 Tabel Jumlah Pedagang Menurut Lokasi Jualan dan Jenis Dagangan yang Terdaftar pada Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin LOKASI JUALAN
NO
KIOS
LOS
EMPER TOKO
JENIS DAGANGAN
TENDA
JUMLAH 111
1
Alat Upacara
17
59
35
2
Makanan
3
11
5
3
Daging, Ikan, Tempe dan Tahu
1
30
4
Pakaian
27
5
Sembako
13
14
27
6
Buah
4
20
24
7
Snack
13
6
19
8
Sayur Mayur
9
Bumbu
5
7
12
10
Jajan
1
11
12
11
Lain-lain
12
5
1
11
29
96
174
49
31
350
TOTAL Sumber
20
31 29
2
11
17
6
: Pasar Agung Desa Adat Peninjoan Peguyangan Kangin (data diolah)
97
39
Lampiran 6 Penghitungan Populasi dan Sampel Jumlah Pedagang Menurut Lokasi Jualan dan Jenis Dagangan
I.
Slovin
: =
II.
Penarikan sampel acak berstrata I.I
Kios
:
:
x 186 = 51,02 = 51
a. Alat Upacara :
x 51 = 9,03 = 9
b. Makanan
:
x 51 = 1,59 = 1
c. Daging, Ikan,
:
x 51 = 0,53 = 1
d. Pakaian
:
x 51 = 14,34 = 14
e. Sembako
:
x 51 = 6,90 = 7
f. Buah
:
x 51 = 2,12 = 2
g. Snack
:
x 51 = 6,90 = 7
h. Bumbu
:
x 51 = 2,65 = 3
i. Jajan
:
x 51 = 0,53 = 1
j. Lain-lain
:
x 51 = 6,37= 6
Tempe dan Tahu
98
=
= 186,17 = 186
I.II
Emper Toko :
x 186 = 26,04 = 26
a. Alat Upacara :
x 26 = 18,57 = 18
b. Makanan
:
x 26 = 2,65 = 3
c. Pakaian
:
x 26 = 1,06 = 1
d. Sayur Mayur :
x 26 = 3,18 = 3
e. Lain-lain
x 26 = 0,53 = 1
I.III
Los
:
:
x 186 = 92,46 = 93
a. Alat Upacara :
x 93 = 31,53= 32
b. Makanan
:
x 93 = 5,88 = 6
c. Daging, Ikan,
:
x 93 = 16,03 = 16
d. Sembako
:
x 93 = 7,48 = 7
e. Buah
:
x 93 = 10,69 = 10
f. Snack
:
x 93 = 3,21 = 3
g. Sayur Mayur :
x 93 = 5,88 = 6
h. Bumbu
:
x 93 = 3,74 = 4
i. Jajan
:
x 93 = 5,88 = 6
j. Lain-lain
:
x 93 = 2,67 = 3
Tempe dan Tahu
99
I.IV
Tenda
:
x 186 = 16,47 = 16
a. Makanan
:
x 16 = 10,32 = 10
b. Lain-lain
:
x 16 = 5,67 = 6
100
Lampiran 7 Tabel 4.2 Tabel Jumlah Sampel Pedagang Menurut Lokasi Jualan dan Jenis Dagangan pada Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin LOKASI JUALAN
NO
KIOS
EMPER TOKO
LOS
JENIS DAGANGAN
TENDA
JUMLAH 59
1
Alat Upacara
9
18
32
2
Makanan
1
3
6
3
Daging, Ikan, Tempe dan Tahu
1
4
Pakaian
14
5
Sembako
7
7
14
6
Buah
2
10
12
7
Snack
7
3
10
8
Sayur Mayur
6
9
9
Bumbu
3
4
7
10
Jajan
1
6
7
11
Lain-lain
6
1
3
6
16
51
26
93
16
186
TOTAL
10
17
16
15
1
3
Sumber : Peneliti (Hasil Penghitungan Populasi dan Sampel Jumlah Pedagang Menurut Lokasi Jualan dan Jenis Dagangan)
101
20
Lampiran 8 Hasil Uji Beda Rata-rata Sampel Berpasangan Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
sebelum_revitalisasi
487.10
186
450.92-
25.149
setelah_revitalisasi
678.12
186
342.982
33.063
Paired Samples Correlations N Pair 1
sebelum_revitalisasi & setelah_revitalisasi
Correlation 186
Sig.
.907
.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Mean Pair 1 setelah_revitalisasi sebelum_revitalisasi
Error
Deviation Mean
191.022 200.777 14.722
102
Interval of the Difference
Sig. (2-
Lower
Upper
t
161.978
220.065 12.976
df 185
tailed) .000
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS DAN DAYA SAING PROGRAM REVITALISASI PASAR TRADISIONAL DI PASAR AGUNG PENINJOAN DESA PEGUYANGAN KANGIN
Dengan hormat, Bersama dengan ini saya: Nama
: Made Santana Putra Adiyadnya
Mahasiswa
: Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
NIM
: 1291 462 005
Sedang melakukan penelitian mengenai “Analisis Tingkat Efektivitas dan Daya Saing Program Revitalisasi Pasar Tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin”. Terkait dengan hal tersebut, saya sangat mengharapkan bantuan dari bapak/ibu/saudara/i untuk bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya guna hasil penelitian yang sesuai. Atas kesediaan dan jawaban dari bapak/ibu/saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Berikan jawaban atas pertanyaan di bawah ini dengan mengisi titik-titik atau menyilang jawaban yang telah tersedia. A.
IDENTITAS RESPONDEN 1. Nomor Responden : 2. Nama Responden : 3. Alamat Tempat Tinggal : 4. Umur : 5. Tempat dagang : (1) Kios (3) Los (2) Emper Toko (4) Tenda 6. (X1) Jenis Kelamin : (1) Laki-laki (2) Perempuan 7. (X2) Pendidikan Terakhir : (1) Tidak tamat SD (5) D1 – D3 / akademi (2) Tamat SD (6) S1 (3) Tamat SMP (7) S2 (4) Tamat SMA 8. (X3) Status Perkawinan : (1) Belum/Tidak kawin (3) Janda/Duda (2) Kawin 9. (X4) Sudah berapa lama bapak/ibu/saudara/i menekuni usaha/pekerjaan ini? (1) Kurang dari 1 tahun (4) 5-6 tahun (2) 1 – 2 tahun (5) Lebih dari 6 tahun (3) 3 – 4 tahun 10. (X5) Jenis barang yang diperdagangkan: (1) Alat Upacara (7) Snack (2) Makanan (8) Sayur Mayur (3) Daging, Ikan, dan Tahu (9) Bumbu (4) Pakaian (10) Jajan (5) Sembako (11) Lain-lain (6) Buah sebutkan, ……………………….