e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
ANALISIS TINGGINYA REALISASI BIAYA OPERASIONAL (SEBUAH KAJIAN DARI PERSFEKTIF MANAJEMEN KEUANGAN) I Gusti Ngurah Agung Dwipayana, I Wayan Bagia, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected] ,
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan deskriptif mengenai (1) penyebab tingginya biaya operasional, (2) dampak tingginya biaya operasional terhadap kesejahteraan anggota dan kinerja koperasi, dan (3) upaya yang dilakukan untuk menurunkan biaya operasional. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi yang selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penyebab tingginya biaya operasional adalah: modal luar besar, tidak mencari sumber dana dari luar yang murah, adanya pengeluaran yang kurang riil, beberapa pos-pos biaya meningkat, selisih bunga simpanan dengan bunga pinjaman tipis, pembagian SHU kurang seimbang, bertambahnya tuntutan anggota, dan kurangnya pengembangan produk usaha dagang koperasi (2) tingginya biaya operasional berdampak terhadap kesejahteraan anggota, yaitu penurunan penerimaan SHU yang diperoleh anggota dan berdampak pula pada kinerja koperasi, yaitu kemampuan koperasi memupuk modal sendiri akan kecil, (3) upaya yang dilakukan untuk menurunkan biaya operasional, yaitu meningkatkan modal sendiri, mencari sumber dana murah, biaya-biaya diluar kegiatan operasional dihilangkan, menekan biaya, menaikkan suku bunga pinjaman, menyeimbangkan pembagian SHU, mengurangi tuntutan anggota, dan mengembangkan produk dari usaha dagang yang dimiliki koperasi. Kata Kunci: biaya operasional, manajemen keuangan
ABSTRACT This research aimed to obtain descriptive finding about (1) the caused of the high operating cost, (2) the impact of the high operating cost to the welfare of the member and cooperative performance, and (3) efforts have to do to decrease operating cost. This research is a descriptive research with qualitative approach. This data where collected using observation, in-depth interviews, and documentations, and it is analysed using descriptive qualitative technique. The result of this study indicates that (1) causes high operating costs are: outside capital is too large, do not look for cheap external sources fund, the expenditure is less real, some of costs increased, the interest margin is small, SHU sharing less balanced, the increasing demands of its members, and the less of development of products trading business cooperative (2) high operating costs have an impact on the welfare of members, which is decrease in revenues SHU received by members, and impact too the performance of cooperative, which is the ability of cooperatives to cultivate their own capital will be small, (3) the efforts made to reduce costs operations, which increase their own capital, looking for cheap external sources fund, costs outside of operations is eliminated, reducing costs, raising loan interest rates, balancing the sharing of SHU, reducing the demands of members, and developing product from trading businesses owned cooperative . Keywords: operating cost, financial management
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) PENDAHULUAN Berbagai program telah diupayakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik oleh pemerintah, maupun oleh organisasi non pemerintah. Dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga pelaku ekonomi yaitu BUMN, Swasta, dan koperasi. Pengelolaan BUMN sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah sehingga dapat dikatakan BUMN tidak hanya berperan sebagai usaha bisnis semata namun juga merupakan bagian dari aparatur negara. Adapun pihak swasta, dalam kegiatannya lebih menekankan pada usaha mencari laba. Berbeda dengan kedua pelaku ekonomi yang lain, koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang berlandaskan pada prinsip kekeluargaan. Dalam upaya mencapai tujuannya, koperasi melakukan berbagai bidang usaha seperti usaha simpan pinjam, usaha konsumi, dan usaha produksi. Selain itu koperasi juga digolongkan berdasarkan latar belakang anggotanya, salah satunya adalah Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPN adalah organisasi koperasi sebagai suatu sistem sosial ekonomi yang beranggotakan pegawai negeri sipil. Dalam perjalanannya Koperasi Pegawai Negeri disebut juga Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI). KPRI merupakan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri baik pegawai pusat maupun daerah. Koperasi ini didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri. KPRI Kuwera Undiksha Singaraja merupakan Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang beranggotakan dosen dan pegawai di lingkungan Undiksha yang bergerak dibidang usaha simpan pinjam. Setiap kegiatan usaha koperasi, tentunya tak lepas dari biaya operasional sebagai akibat dari usaha yang dilakukan, yang selanjutnya bertujuan untuk memperoleh sisa hasil usaha. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu periode akuntansi setelah dikurangi penyusutan dan biaya-biaya dari periode akuntansi yang bersangkutan (Sudarsono dan Edilius, 2005: 112). SHU
tidak hanya mempunyai peran dan fungsi secara ekonomi, namun juga secara sosial. SHU yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan dalam prosentase tertentu akan dibagikan untuk dana sosial. Oleh karenanya, hal-hal yang mempengaruhi SHU seperti biaya operasional perlu diperhatikan koperasi. Realita yang terjadi pada KPRI Kuwera Undiksha Singaraja adalah adanya ketidaksesuaian antara rencana dengan realisasi biaya operasional pada periode 2014. Berdasarkan data yang diperoleh dari KPRI Kuwera Undiksha diperoleh data perbandingan antara rencana dengan realisasi anggaran biaya operasional pada tahun 2014, dimana anggaran yang dibuat yaitu sebesar Rp. 603.225.124,00 namun realisasinya sebesar Rp. 4.954.984.197,00. Mengingat tingginya biaya operasional yang dikeluarkan yang tidak sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dipandang perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis atau menemukan jawaban mengenai penyimpangan yang terjadi terhadap rencana biaya operasional selama tahun 2014, serta menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yang dituangkan dalam judul “Analisis Tingginya Realisasi Biaya Operasional pada KPRI Kuwera Undiksha Singaraja Periode 2014 (Sebuah Kajian dari Persfektif Manajemen Keuangan)” Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk mengembangkan ilmu khususnya manajemen keuangan dan menghasilkan teori atau proposisi hipotesis yang dapat diuji pada penelitian selanjutnya. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran kepada pengelola KPRI Kuwera Undiksha untuk menurunkan atau menekan biaya operasional dan meningkatkan sisa hasil usaha. Menurut Jusuf (2008: 33) biaya operasional atau biaya usaha (operating
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) expenses) adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Nizar (2000: 256) menambahkan biaya operasional adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan administratif dan penjualan dari suatu perusahaan. Hal tersebut dipertegas oleh Supriyono (2000: 185) yang mengemukakan biaya operasional merupakan suatu pengeluaran yang masa manfaatnya tidak lebih dari satu tahun atau pengeluaran yang dikaitkan secara langsung dengan pendapatan dalam satu periode tertentu atau dengan kata lain merupakan biaya yang dikeluarkan yang pada hakekatnya dianggap terpakai dalam masa satu tahun. Sujana (2003: 1) menyatakan bahwa, manajemen keuangan merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Hal ini didukung oleh pendapat Nilasari dan Wiludjeng (2006: 146) yang mendefinisikan manajemen keuangan sebagai aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola assets sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Fuad (2005: 222) yang menyatakan manajemen keuangan adalah aktivitas yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian perolehan serta pendistribusian aset-aset keuangan perusahaan, aktivitas yang dilakukan perusahaan pada umumnya berhubungan dengan penentuan keputusan investasi jangka panjang, perolehan dana serta pelaksanaan kegiatan operasional. Suwendra, dkk. (2012: 63) menyatakan bahwa, manajemen keuangan koperasi adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan dana atau mengalokasikan dana tersebut dalam koperasi. Hal itu juga dipertegas oleh Budiwati (2010) yang mengatakan bahwa manajemen keuangan koperasi adalah
aktivitas pencarian dana dengan cara yang paling menguntungkan dan aktivitas penggunaan dana dengan cara efektif dan efisien dengan memperhatikan prinsip ekonomi dan prinsip koperasi. Senada dengan pendapat tersebut Sukamdiyo (1996: 75) menyatakan bahwa manajemen keuangan koperasi merupakan semua aktivitas koperasi untuk mencari atau memperoleh dana yang dibutuhkan dan menggunakannya secara efisien. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, sampel sumber data dipilih secara purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti menjadi instrumen penelitian dalam mengumpulkan data, kemudian data dianalisis secara deskriptif kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan maka ditemukan penyebab dari selisih yang begitu signifikan antara angggaran rencana dengan realisasi biaya operasional koperasi yaitu penyebabnya adalah dalam pembuatan anggaran biaya pengurus belum memasukkan anggaran biaya bunga untuk simpanan sukarela, sehingga hal inilah yang menyebabkan antara anggaran dengan realisasi biaya selisihnya sangat signifikan, namun walaupun sudah ditemukan penyebab dari penyimpangan tersebut tetap saja biaya operasional yang mencapai Rp. 4.954.984.197,00 dapat dikatakan tinggi, maka dari itu selain mengungkap mengenai penyebab dari timpangnya antara anggaran rencana dengan realisasi biaya operasional koperasi, peneliti juga mengungkap mengenai faktor-faktor dari penyebab tingginya biaya operasional koperasi, dampak tingginya biaya operasional bagi
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) kesejahteraan anggota dan kinerja, serta koperasi. Hal tersebut secara ringkas dapat upaya untuk menurunkan biaya operasional dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Penyebab, Dampak, dan Upaya Menurunkan Biaya Operasional Penyebab Tingginya Biaya Operasional
Dampak Tingginya Biaya Operasional
Besarnya modal luar yang berasal dari simpanan sukarela. Tidak mencari sumber dana eksternal yang lebih murah. Adanya pengeluaran koperasi yang kurang riil. Beberapa pos-pos biaya mengalami peningkatan. Selisih bunga simpanan dengan pinjaman tipis. Pembagian sisa hasil usaha yang kurang seimbang. Bertambahnya tuntutan dari anggota. Kurangnya pengembangan produk dari usaha dagang yang dimiliki koperasi.
Tingginya biaya operasional berdampak terhadap kesejahteraan anggota yaitu penurunan sisa hasil usaha yang dihasilkan koperasi secara otomatis menyebabkan penurunan sisa hasil usaha yang didapat oleh anggota, selain itu tingginya biaya operasional koperasi juga berdampak terhadap kinerja dari koperasi, dikarenakan berkurangnya pendapatan atau sisa hasil usaha dari koperasi maka secara otomatis berdampak pada pemupukan modal sendiri yang sedikit.
Upaya Menurunkan Biaya Operasional Meningkatkan modal sendiri.
Mencari sumber dana eksternal yang lebih murah. Biaya-biaya diluar kegiatan operasionalisasi dihilangkan. Menekan biaya seperti biaya bunga dan biaya RAT. Menaikkan suku bunga pinjaman. Menyeimbangkan pembagian sisa hasil usaha. Anggota mengurangi tuntutannya. Mengembangkan produk usaha dagang yang dimiliki koperasi.
(Sumber: Hasil olah peneliti) Pembahasan (1) Faktor Penyebab Tingginya Biaya Operasional Pertama tingginya biaya operasional disebabkan karena modal luar yang terlalu besar. Modal luar yang dimaksud adalah yang berasal dari simpanan sukarela anggota. Simpanan sukarela dari anggota yang besar jelas menimbulkan pembebanan biaya bunga yang besar. Hal ini sejalan dengan teori dari Faisal (2005) yang menyatakan faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dana yaitu struktur sumber dana. Struktur sumber dana dimaksudkan komposisi dana berdasarkan dari mana dana tersebut diperoleh baik dari sumber modal sendiri, pinjaman, maupun sumber dana dari masyarakat. Apabila komposisi dana menunjukan bagian terbesar merupakan dana yang bersumber dari dana yang memiliki labilitas rendah (lebih lama tersimpan pada bank), maka semakin tinggi biaya dana. Demikian sebaliknya, semakin
labil dana maka semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dana. Kedua, yang menyebabkan biaya operasional tinggi adalah karena koperasi tidak mencari sumber dana murah. Sumber permodalan hanya terpaku pada modal dari anggota saja. Modal tersebut dalam bentuk simpanan sukarela dari anggota dalam wujud tabungan yang dibungai 1% dari jumlah kekayaan yang dimiliki anggota. Jika dilihat pada UU No. 25/1992 sumber modal koperasi bisa didapat dari luar koperasi misalnya saja dari lembaga keuangan yang menawarkan dana murah dibandingkan dengan bunga 1% yang harus dibayarkan koperasi. Selain itu dalam AD/ART dijelaskan bahwa koperasi harus terus menerus memupuk permodalannya baik secara intern maupun ekstern. Jadi selain dari dalam, koperasi bisa mencari sumber
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) dana dari luar, jika koperasi bisa mendapatkan sumber dana murah dari luar maka biaya operasionalpun bisa ditekan terutama biaya bunga. Penelitian ini sejalan dengan teori Prawironegoro (2007) yang menyatakan bahwa manajemen keuangan merupakan aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Ketiga, yang dapat menyebabkan tingginya biaya operasional karena adanya pengeluaran yang kurang riil. Adapun biaya kurang riil yang dikeluarkan koperasi seperti biaya untuk voucher belanja dan door prise Hp Samsung yang dikeluarkan koperasi pada saat RAT, ini dimaksudkan agar para anggota lebih bersemangat datang pada saat RAT, namun hal tersebut dirasa berlebihan karena jumlah uang hadir para anggota sudah ditambah. Penelitian ini sejalan dengan teori dari Riyanto (2001: 4) yang menyatakan bahwa fungsi penggunaan dana harus dilakukan secara efisien, bahwa halnya setiap rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keutungan investasi atau rentabilitas yang maksimal. Keempat, yang menyebabkan tingginya biaya operasional karena beberapa pos-pos biaya mengalami peningkatan yang tinggi diantaranya meningkatnya biaya RAT karena adanya kenaikan jumlah uang hadir anggota, dan juga kenaikan pengeluaran pajak disebabkan karena tahun 2014 koperasi dikenakan pajak pasal 25 secara penuh. Berbeda pada tahun sebelumnya, koperasi masih dikenakan PPh Final 1%. Semakin tinggi biaya-biaya yang dikeluarkan koperasi maka akan mengurangi jumlah SHU yang didapat, dengan berkurangnya SHU yang didapat tentunya pemupukan modal sendiri semakin sedikit, untuk itu koperasi perlu menurunkan biaya. Kelima, hal yang mengakibatkan tingginya biaya operasional koperasi adalah
selisih antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman tipis hanya 0,1%. Hal ini mengakibatkan pendapatan koperasi menjadi sedikit, belum lagi ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran yang ditanggung koperasi tinggi, tentunya hal tersebut berpengaruh terhadap pemupukan modal sendiri yang akan sedikit. Jika modal sendiri dari koperasi sedikit, maka otomatis koperasi membutuhkan dana dari luar yang besar untuk kegiatan operasionalisasi koperasi sehingga sudah pasti akan menimbulkan beban bunga yang besar. Keenam, yang menyebabkan tingginya biaya operasional adalah pembagian SHU yang kurang seimbang. Dana SHU yang dibagikan dengan dana SHU yang disimpan untuk penambahan modal kurang seimbang. Pembagian hasil untuk dibagi lebih tinggi jika dibandingkan untuk dana cadangan. Setidaknya jika pembagian hasil diseimbangkan, maka pembagian untuk dana cadangan akan bertambah, sehingga koperasi bisa mempuk modal sendiri lebih banyak lagi, dan harapannya ketergantungan terhadap modal luar bisa dikurangi, karena modal dari luar menimbulkan pembebanan biaya bunga. Hal ini sejalan dengan teori Sukamdiyo (1996) yang menyatakan suatu bagian yang besar dari modal internal koperasi, yaitu yang berasal dari bagian SHU yang tidak dibagikan kepada anggota dan dimasukkan sebagai cadangan. Ketujuh, hal yang menyebabkan tingginya biaya operasional adalah bertambahnya tuntutan dari para anggota, dalam hal ini pengurus hanya menjalankan apa yang menjadi kesepakatan dari anggota, seperti halnya meningkatkan biaya RAT, kemudian pada tahun berikutnya anggota meminta untuk dibagikan uang THR. Bertambahnya tuntutan anggota apabila disepakati bersama maka biaya pun akan bertambah. Anggota seharusnya bersama-sama memikirkan nasib koperasi yang salah satu caranya bisa dilakukan dengan mengurangi tuntutan-tuntutan tersebut demi memupuk modal sendiri, sehingga mengurangi ketergantungan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) koperasi terhadap modal luar dan dapat menekan biaya bunga. Kedelapan, yang menjadi salah satu faktor tingginya biaya operasional adalah barang-barang yang disediakan dari usaha dagang yang dimiliki koperasi masih sangat minim, serta tidak ada usaha lain di dalamnya yang menunjang sehingga keuntungan usaha dagang pun tidak terlalu besar. Kurangnya produk atau jasa yang ditawarkan merupakan faktor yang menyebabkan anggota memilih untuk berbelanja di luar daripada di koperasi, sehingga pendapatan dari usaha dagang tidak terlalu besar. Saat ini koperasi harus melakukan pengembangan terhadap usaha dagang yang dimiliki, agar koperasi memiliki penghasilan tambahan selain dari usaha simpan pinjam yang dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri sehingga ketergantungan terhadap modal luar bisa ditekan. Hal ini sejalan dengan teori dari Fuad, dkk (2005) yang menyatakan jika dilihat dari tugasnya, pemasaran berfungsi menemukan barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen serta menjual barang dan jasa tersebut dengan harga yang terjangkau tetapi tetap menguntungkan bagi perusahaan yang memasarkan. (2) Dampak Tingginya Biaya Operasional Terhadap Kesejahteraan Anggota dan Kinerja Koperasi Tingginya biaya operasional jika dilihat dari kinerja koperasi dampak tersebut terlihat pada komponen-komponen laporan keuangan yang kurang bagus, karena biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan sangat tinggi, hal tersebut juga berpengaruh terhadap berkurangnya sisa hasil usaha yang dihasilkan oleh koperasi dan berakibat pada pemupukan modal sendiri yang sedikit. Menurunnya sisa hasil usaha yang dihasilkan koperasi, otomatis berdampak pada sisa hasil usaha yang diterima anggota menurun, hal ini sejalan dengan teori dari Razi (2008) yang menyatakan bahwa meningkatnya biaya ternyata makin mengurangi kemungkinan untuk memperoleh laba.
(3) Upaya Menurunkan Tingginya Biaya Operasional Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan biaya operasional adalah dengan meningkatkan modal sendiri, dapat dilakukan dengan menyeimbangkan pembagian SHU untuk memupuk modal sendiri, sehingga ketergantungan terhadap modal luar bisa ditekan. Berikutnya koperasi bisa mencari sumber dana murah dari luar, kemudian menekan biaya-biaya yang dianggap tidak perlu, sehingga dapat mempengaruhi pengeluaran koperasi selama satu tahun, seperti misalnya menghilangkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk hadiah-hadiah kepada anggota seperti voucher belanja dan juga door prise. Selain itu biaya yang dirasa terlalu tinggi seperti biaya RAT juga sebaiknya perlu ditekan guna menurunkan biaya operasional koperasi. Berikutnya menaikkan suku bunga pinjaman menjadi 1,2% atau 1,3%, agar pendapatan semakin besar, kemudian anggota mengurangi tuntutannya terhadap koperasi, dan terakhir koperasi mengembangkan produk atau jasa pada usaha dagang yang dimiliki, hal ini sejalan dengan teori Ernawati (2000) yang menyatakan pengurangan biaya ditujukan pada usaha-usaha untuk mengurangi atau menekan biaya melalui penyempurnaan metode-metode yang digunakan, pendekatan-pendekatan baru dan pengaturan kerja yang lebih baik agar diperoleh hasil produksi yang lebih bermutu. Maka dari hasil penelitian ini, diperoleh pengembangan teori dari Jusuf (2004) yang menyatakan bahwa “Bila perusahaan dapat menekan biaya operasi, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba, demikian juga sebaliknya bila terjadi pemborosan biaya akan mengakibatkan menurunnya laba. Oleh karena itu, agar laba tetap terpelihara sehingga perusahaan dapat tetap hidup dan beroperasi, maka manajemen harus mengurangi dan mengendalikan biaya”. Keterkaitan teori ini yaitu apabila pihak koperasi mengeluarkan dana-dana untuk
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) hal-hal yang kurang penting atau di luar operasionalisasi kegiatan koperasi maka manajemen koperasi belum melakukan pengendalian terhadap biaya, sehingga berakibat pada tingginya biaya operasional. Selain itu modal luar yang besar, tidak mencari sumber dana murah, selisih bunga simpanan dengan bunga pinjaman sangat tipis hanya 0,1%, pembagian SHU yang kurang seimbang, bertambahnya tuntutan para anggota, kurangnya produk atau jasa yang ditawarkan pada usaha dagang yang dimiliki koperasi juga akan mempengaruhi tingginya biaya operasional, maka penting bagi koperasi untuk mengendalikan biaya dengan mencari alternatif lain sebagai solusi untuk menurunkan tingginya biaya operasional. Adapun proposisi hipótesis yang dihasilkan dari penelitian ini yang nantinya dapat diuji pada penelitian berikutnya, yaitu sebagai berikut. (1) Jika modal luar besar, maka biaya operasional tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat modal sendiri lebih besar dari pada modal luar. (2) Jika tidak mencari sumber dana eksternal yang lebih murah, maka biaya operasional tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat sumber dana internal lebih murah. (3) Jika terjadi pengeluaran yang kurang riil atau diluar rencana anggaran biaya operasionalisasi kegiatan koperasi, maka biaya operasional akan tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat pengeluaran koperasi sesuai dengan anggaran biaya koperasi. (4) Jika beberapa pos-pos biaya operasional meningkat maka biaya operasional akan tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat penggunaan biaya sudah sesuai dengan stándar koperasi. (5) Jika selisih dari bunga simpanan dengan bunga pinjaman sangat tipis hanya 0,1%, maka biaya operasional tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat selisih dari
bunga simpanan dengan bunga pinjaman besar. (6) Jika pembagian SHU tidak seimbang, maka biaya operasional tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat pembagian SHU sama rata antara untuk dibagi dan untuk disimpan untuk memupuk modal sendiri. PENUTUP Berdasarkan analisis yang dilakukan pada hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. (1) Penyebab tingginya biaya operasional adalah (a) modal luar yang besar yang berasal dari simpanan sukarela anggota. (b) koperasi tidak mencari sumber dana murah. (c) adanya pengeluaran yang kurang riil. (d) beberapa pos-pos biaya mengalami peningkatan yang tinggi. (e) selisih dari bunga simpanan dengan bunga pinjaman sangat tipis (f) bertambahnya tuntutan para anggota. (g) kurangnya produk atau jasa yang ditawarkan dari usaha dagang yang dimiliki koperasi. (2) Tigginya biaya operasional jika dilihat dari kinerja koperasi dampak tersebut terlihat pada komponen-komponen laporan keuangan yang kurang bagus, karena biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan sangat tinggi, hal tersebut berpengaruh terhadap berkurangnya sisa hasil usaha yang dihasilkan koperasi dan berakibat pada pemupukan modal sendiri yang sedikit. Menurunnya sisa hasil usaha koperasi, berdampak pada sisa hasil usaha yang diterima anggota menurun, namun walaupun demikian kesejahteraan masih tetap juga dirasakan anggota. Biaya-biaya yang dikeluarkan koperasi juga diperuntukkan untuk anggota, misalnya peningkatan biaya RAT dan bunga simpanan yang cukup tinggi. Jadi selain berdampak negatif, dampak positif juga serta merta dirasakan oleh anggota.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) (3) Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan biaya operasional adalah dengan meningkatkan modal sendiri, yaitu dapat dilakukan dengan cara menyeimbangkan pembagian SHU untuk memupuk modal sendiri, sehingga ketergantungan terhadap modal luar bisa ditekan. Berikutnya koperasi bisa mencari sumber dana murah dari luar, kemudian menekan biaya-biaya yang dirasa tidak perlu, seperti misalnya menghilangkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk hadiah-hadiah kepada anggota seperti voucher belanja dan juga door prise. Selain itu biaya yang dirasa terlalu tinggi seperti biaya RAT juga sebaiknya perlu ditekan guna menurunkan biaya operasional koperasi. Berikutnya menaikkan suku bunga pinjaman menjadi 1,2% atau 1,3%, agar pendapatan semakin besar, kemudian anggota mengurangi tuntutannya terhadap koperasi, dan terakhir koperasi mengembangkan produk atau jasa pada usaha dagang yang dimiliki. DAFTAR RUJUKAN Abdullah, M. Faisal. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan Kelima. Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah. Afdi, Nizar. 2000. Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: Balai Pustaka. Budiwati, Neti. 2010. Harmoni Ekonomi. Bandung: Sinergi Pustaka Darsono, Prawironegoro. 2007. Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua. Jakarta: Mira Wacana Media. Ernawati, Zuni Dwi. 2000. Pengendalian Biaya Operasional Dalam Upaya Meningkatkan Laba Operasi Pada PT. BPR Pulau Intan Sejahtera Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar. Skripsi. Universitas Muhammadiyah, Malang.
Fathor, Razi. 2008. Pengendalian Biaya Operasional Guna Meningkatkan Laba Usaha Pada Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Malang Periode 2005-2007. Skripsi. Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Fuad, Christine, Nurlela, Sugiarto, dan Paulus. 2005. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng. 2006. Pengantar Bisnis, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Jopie, Jusuf. 2008. Analisis Kredit Untuk Account Officer. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE. Sujana. 2003. Manajemen Keuangan. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. Sukamdiyo. 1996. Manajemen Koperasi. Jakarta: Erlangga. Supriyono, R.A. 2000. Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Suwendra, Kirya, Suwarna, dan Agus Jana. 2012. Buku Ajar Manajemen Koperasi. Singaraja: Undiksha