PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN ZAKAT (STUDY PADA LAGZIS PEDULI CABANG JAKARTA)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun Oleh: SUMARNI 107046302042 PROGRAM STUDI MU’AMALAT JURUSAN MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M i
PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN ZAKAT (STUDY PADA LAGZIS PEDULI CABANG JAKARTA) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: SUMARNI NIM. 1070 4630 2042
Di Bawah Bimbingan :
Dwi Nur’aini Ihsan, SE. MM
Dr. H. Fuad Thohari, M. Ag NIP. 197003232000031001
PROGRAM STUDI MUAMALAT KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
ii
ii iii
LEMBAR PERNYATAAN
Nama
: Sumarni
Nim
: 107046302042
Judul Skripsi
: PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN ZAKAT PADA LAGZIS PEDULI CABANG JAKARTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,30 September 2011 M 02 Dzulqa’dah 1432 H
Penulis
iv iii
KATA PENGANTAR
Dengan Rahmat Allah SWT, dan didorong oleh keinginan yang luhur, Alhamdulillah penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN ZAKAT (STUDY PADA LAGZIS PEDULI CABANG JAKARTA)”. Sebagai suatu syarat untuk mendapatkan derajat sarjana S-1 pada Program Studi Muamalat Jurusan Manajemen ZISWAF UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan baik sumbangan pemikiran maupun tenaga yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh keikhlasan untuk menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada : 1. Kedua orang tuaku, ayahanda Suhaimi dan ibunda Rosnah yang selama ini telah membesarkan dan melahirkanku. Memberikan do’a serta dorongan baik berupa materil maupun non materil. Pengorbanan yang kalian berikan sangat berharga bagiku dan semoga Allah mengizinkan aku untuk membalas kebaikan kalian. Kemudian tuk keluarga besarku: ayok ut (almarhumah), ayok nut, abang pan, abang bi, dek ria, dek amrul, delvi, algis, fila, yuk pit n bang pian makase ok.
iv
2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M., sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan motivasi kepada seluruh mahasiswa di Fakultas Syariah dan Hukum, baik semasa perkuliahan berlangsung, ataupun pada saat penyelesaian tugas akhir. 3. Ibu Dr. Euis Amalia, M.A., sebagai Ketua Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk selalu giat dalam mengikuti perkuliahan. 4. Bapak Dr. H. Fuad Thohari, M.Ag, sebagai Dosen Pembimbing I skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya, dan perhatian membantu penulis dalam memberikan pengarahan dan petunjuk tata cara penulisan skripsi. 5. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, SE. MM, sebagai Dosen Pembimbing II skripsi yang sangat memaafkan kesalahan penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. Bimbingan, arahan serta motivasi ibu menjadi pengalaman berharga bagi penulis, juga bersedia meluangkan waktu, kontribusi pikiran dan perhatian sangat membantu penulis dalam memahami tata cara penulisan skripsi. 6. Bapak Afwan Faizin, MA, sebagai Pembimbing Akademik yang juga senantiasa mengingatkan dan mengarahkan penulis semasa mengikuti perkuliahan hingga akhirnya menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Pemimpin dan Direktur Lagzis Peduli, Bapak Deddy Wahyudi dan Cristiana Tinto Dewi. Segenap para Pengurus Lagzis Peduli Jakarta yang telah memberikan v
izin untuk melakukan penelitian dan wawancara serta banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini khusunya kepada Bapak Johan Eko Prabowo, Ibu Dewi Malihatus Subkhi, Bapak Zainal Abidin dan Ibu Sifa, serta rekan kerja Invol (Indonesia Volunteer) dan KM (Komunitas Mandiri) yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di Lagzis Peduli Cabang Jakarta. 8. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan ilmu yang tidak ternilai harganya, hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Kepada perpustakaan FSH dan Umum UIN serta kawan-kawan ku sewaktu di (Ziswaf’07,KKN, Aspi, Kosan dan Pamalayu) semuanya thanks a million. Semua pihak yang terkait yang tidak disebutkan diatas, penulis hanya mampu berharap semoga bantuan yang telah diberikan dalam bentuk apapun dapat menjadi amal baik yang diterima disisi Allah SWT. Semoga skripsi yang sederhana dan masih jauh dari sempurna ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak. Penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini di masa mendatang. Jakarta, 30 September 2011 M 02 Dzulqa’dah 1432 H
Penulis vi
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
iv
DAFTAR ISI .........................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................
ix
DAFTAR GRAFIK ..............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................
5
D. Review Studi Terdahulu .................................................................
7
E. Kajian Pustaka................................................................................
8
F. Metode Penelitian...........................................................................
11
G. Sistematika Penulisan......................................................................
14
LANDASAN TEORI A. Manajemen Zakat ...........................................................................
16
B. Kegiatan Perencanaan Operasional Lembaga Amil Zakat ...........
31
C. Manajemen Keuangan Zakat .........................................................
39
vii
BAB III
GAMBARAN UMUM LAGZIS PEDULI CABANG JAKARTA A. Sejarah ............................................................................................
51
B. Visi dan Misi ..................................................................................
52
C. Struktur Organisasi ........................................................................
53
D. Program-Program Pemberdayaan Dhuafa......................................
54
E. Mekanisme Biaya Pengelolaan Operasional ..................................
65
F. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba ........................................................ BAB IV
67
PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN ZAKAT PADA LAGZIS PEDULI CABANG JAKARTA A. Manajemen Biaya Pengelolaan Operasional Lagzis Peduli Jakarta ............................................................................................
71
B. Penerapan Ketentuan Hak Amil Dalam Manajemen Zakat di Lagzis
BAB V
Peduli ............................................................................................
89
C. Ketentuan Biaya Operasional Pada Lagzis Peduli .........................
92
PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................
95
B. Saran-Saran ...................................................................................
98
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Rasio Keuangan......................................................................
72
Tabel 4.2 Rasio Aspek Finansial ..........................................................................
72
Tabel 4.3 Konversi Nilai Kinerja Keuangan ........................................................
73
Tabel 4.4 Rasio biaya program (program expenses ratio) pada Lagzis Peduli Jakarta ..................................................................................................
75
Tabel 4.5 Total biaya program dari penggunaan dana pada laporan aktivitas .....
76
Tabel 4.6 Total pengeluaran dari penggunaan dana pada laporan aktivitas.........
77
Tabel 4.7 Rasio biaya operasional (operational expenses ratio) pada Lagzis Peduli Jakarta .......................................................................................
80
Tabel 4.8 Rasio penerimaan dana utama dari zakat (primary revenue ratio) pada Lagzis Peduli Jakarta ...................................................................
82
Tabel 4.9 Pertumbuhan penerimaan dana Ziswaf pada Lagzis Peduli Jakarta ....
85
Tabel 4.10 Pertumbuhan dana ziswaf pada laporan aktivitas ................................
86
Tabel 4.11 Rasio pertumbuhan biaya program ......................................................
88
Tabel 4.12 Ketentuan hak amil pada Lagzis Peduli Jakarta...................................
91
Tabel 4.13 Ketentuan Biaya operasional pada Lagzis Peduli Jakarta ....................
93
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rasio biaya program (program expenses ratio) pada Lagzis Peduli Jakarta ..................................................................................................
76
Grafik 4.2 Total biaya program dari penggunaan dana pada laporan aktivitas .....
76
Grafik 4.3 Total pengeluaran dari penggunaan dana pada laporan aktivitas.........
77
Grafik 4.4 Rasio biaya operasional (operational expenses ratio) pada Lagzis Peduli Jakarta .......................................................................................
80
Grafik 4.5 Rasio penerimaan dana utama dari zakat (primary revenue ratio) pada Lagzis Peduli Jakarta ...................................................................
83
Grafik 4.6 Pertumbuhan penerimaan dana Ziswaf pada Lagzis Peduli Jakarta ....
85
Grafik 4.7 Pertumbuhan dana ziswaf pada laporan aktivitas ................................
86
Grafik 4.8 Rasio pertumbuhan biaya program ......................................................
88
Grafik 4.9 Ketentuan hak amil pada Lagzis Peduli Jakarta ..................................
91
Grafik 4.10 Ketentuan Biaya operasional pada Lagzis Peduli Jakarta ..................
94
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara teoritis zakat, disamping ZIS lainnya, sangat potensial untuk dijadikan salah satu penopang perekonomian. Dimana fakta membuktikan bahwa Ekonomi Islam mampu mensejahterakan rakyatnya lebih dari 14 abad pada masa kekhilafahan Islam. Allah telah mewajibkan umatnya untuk membayar zakat yang akan diambil dari orang kaya diantara mereka dan memberikannya kepada orang miskin diantara mereka (QS. Al-Baqarah: 110) kemudian Allah mensyari’atkan wakaf sebagai salah satu cara mendekatkan diri kepada-Nya. Wakaf (wakaf uang) merupakan harta yang tertahan dan kepemilikan bersama dengan mengambil pemanfaatannya saja. Dalam Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat dan pada Undang-undang RI. Nomor 41 tahun 2004 Tentang Wakaf, bukti kalau pemerintah masih “melirik” keberadaan ZISWAF dan akan memberikan peluang. Hal yang menggembirakan adalah kesadaran berzakat dikalangan kaum muslimin di Indonesia telah mengalami kemajuan. Ini dapat dilihat dengan munculnya lembagalembaga atau badan amil zakat, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Namun perkembangan yang menggembirakan ini belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat kaum muslimin.1
1
Fakhruddin, fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia, cet 1 (UIN Malang Press : 2008 ), h.
310.
1
2
Dengan dikeluarkan undang-undang tersebut juga memberikan “angin segar” untuk lembaga-lembaga pengelola zakat yang ada di Indonesia untuk lebih concern dalam pengelolaan dana ZISWAF berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahik dan lebih leluasa dalam mengeluarkan ide-ide baru serta strategi baru dalam meningkatkan kinerja pengelolaan ZISWAF. Hal yang perlu ditata ulang terkait dengan zakat adalah SDM yang handal dan tentu saja pemahaman keagamaannya. Apabila zakat dikelola dengan benar seharusnya dalam kurun waktu tertentu terjadi pergeseran dari mustahik menjadi muzakki. Oleh karenanya, masalah pengelolaan juga menjadi titik krusial lain yang perlu ditata dan dibenahi. Diperlukan perangkat yang modern untuk mengelola zakat agar bisa efektif, baik dari sisi manajemen, akuntansi serta strategi pengumpulan dan pendistribusian. Sebut saja salah
satu
lembaga pengelola zakat Lagzis Peduli Cabang Jakarta. Lagzis Peduli adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (zakat, infaq, shadaqah, wakaf), serta dana lainya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga. Sebuah lembaga amil zakat yang berdiri tanggal 09 September 1999 merupakan penggagasan dari Alumni Lembaga Zakat Universitas Brawijaya Malang menjadi pionir bagi para mahasiswa dalam solusi pemberdayaan umat.2 Seiring dengan pertumbuhan Lagzis Peduli pada tahun 2008 membuka kantor cabang di Jakarta. Saat ini ternyata banyak program pemberdayaan yang diminati 2
”Sejarah Lagzis Peduli”,diakses 20 Mei 2011 dari www.Lagzispeduli.or.id
3
masyarakat adalah semisal sekolah mandiri, sehat mandiri, ternak peduli, tani nelayan mandiri, komunitas peduli, masjid peduli dan komunitas mandiri yang menjadi program membangun ekonomi produktif dan pemberdayaan. Sehingga nanti ketika membuat penawaran untuk melakukan aktivitas fundraising, program dan aktifitasnya di sekitar program ini saja karena bisa diterima masyatakat seluruhnya. Secara sosiologis masyarakat Indonesia mudah sekali menderma, lalu akan membantu ketika programnya jelas dan terlihat, benar-benar ada dan dirasakan. Di samping apa yang dikemukakan diatas, pengorganisian zakat perlu pula diatur sebaik-baiknya agar pelaksanaan zakat dapat dikoordinasikan dan diarahkan. Ini perlu memantapkan kepercayaan masyarakat dan wajib zakat. Peranan pemerintah diperlukan dalam hal ini, disamping keikutsertaan pemimpin-pemimpin agama. Sistem administrasi, penyusunan personalia harus didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen yang sehat agar pelaksanaan zakat dapat berjalan dengan sebaikbaiknya.3 Lagzis Peduli melakukan aktifitas fundraising karena pada dasarnya lembaga membutuhkan biaya oprasional. Lalu tanpa dana, lembaga tidak bisa beroperasi. Bagi LAZ, harus mempunyai dana supaya bisa meningkatkan sarana dan kualitas pengembangan program. Lalu juga ketika lembaga banyak dana uangnya dan potensi dana zakat sangat besar, tentu kuantitas para mustahik (benefisiaris).
3
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam; Zakat dan Wakaf, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 1988, Cet.1, h. 65.
4
Tingginya animo dan kepercayaan masyarakat terhadap aneka program yang dilaksanakan Lagzis Peduli baik bersifat generik, seperti program pengumpulan ZISWAF dan Ternak Mandiri ataupun program inovasi yang diwujudkan melalui kerja sama kelembagaan jejaring mandiri Lagzis Peduli termasuk kiprah cabang Lagzis Peduli di Jakarta. Dari seluruh prosedur pada lembaga terlihat bahwa total pengelolaan dana masyarakat yang terhimpun melalui Lagzis Peduli telah mengalami kemajuan yang sangat signifikan dalam solusi pemberdayaan umat.4 Apalagi untuk sebuah lembaga pengelola zakat seperti Lagzis Peduli cabang Jakarta yang merupakan salah satu lembaga penghimpun dana ZISWAF dan salah satu lembaga yang memegang “amanah” dari para muzakki untuk diberikan kepada para mustahik. Bagaimana suatu lembaga tersebut untuk selalu eksistensi dan berdedikasi
tinggi
dihati
para
muzakki
tentu
adanya
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengelolaan biaya operasional dan manajemen yang baik didalamnya. Hal ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk membahas masalah tersebut dengan judul: ” PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN ZAKAT PADA LAGZIS PEDULI CABANG JAKARTA.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, jika dibahas secara keseluruhan didalam penulisan ini tentu akan sangat luas dan banyak faktor yang mempengaruhi 4
”Program Lagzis Peduli”,diakses 20 Mei 2011 dari www.Lagzispeduli.or.id
5
pengelolaan biaya operasional dalam lembaga amil zakat. Agar pembahasan lebih terfokus, maka penulis membatasi masalah tersebut sebagai berikut : 1. Lembaga amil zakat hanya dibatasi pada Lagzis Peduli yang berkantor di Jl. Mampang Prapatan Raya No.28 Gedung Fuyinto Lt. 4, Jakarta Selatan. 2. Ketentuan pengelolaan biaya operasional dalam manajemen zakat pada lembaga amil zakat tersebut. 3. Efektifitas ketentuan hak amil dan biaya operasional dalam pelaporan keuangan pada lembaga amil zakat tersebut. Dari pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengelolaan biaya operasional dalam manajemen zakat pada Lagzis Peduli ? 2. Bagaimana penerapan ketentuan hak amil dalam manajemen zakat di Lagzis Peduli ? 3. Bagaimana ketentuan yang diterapkan oleh lembaga sebagai biaya operasional ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk menjelaskan bagaimana pengelolaan biaya operasional dalam manajemen zakat pada Lagzis Peduli Cabang Jakarta.
6
b. Untuk menjelaskan penerapan ketentuan hak amil dalam manajemen zakat pada Lagzis Peduli Cabang Jakarta. c. Untuk menjelaskan ketentuan yang diterapkan oleh Lagzis Peduli Cabang Jakarta sebagai biaya operasional. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan penulis tentang Pengelolaan Biaya Operasional dalam Manajemen Zakat pada Lembaga Amil Zakat. b. Bagi Lagzis Peduli dapat meningkatkan mutu dan menanamkan kepercayaan yang lebih baik dihati para masyarakat muzakki dan lebih kreatif lagi dalam mengkemas program penyaluran kepada para masyarakat mustahik. c. Bagi akademisi, memperkaya konsep dan teori yang menyokong tentang Pengelolaan Biaya Oprasional dalam sebuah langkah awal untuk membangun Lembaga Amil Zakat. d. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang selama ini belum memahami Pengelolaan Biaya Operasional dalam manajemen Zakat pada Lembaga Amil Zakat, kemudian dapat menyalurkan ZISWAFnya sesuai dengan ketentuan syari’at Agama.
7
D. Review Studi Terdahulu Nama/ Judul Penelitian/ Tahun 1) Maliatu Fitriah Analisa Pelaksanaan Hak Amil Zakat pada Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid (DPU DT) Jakarta (Kosentrasi Perbankan Syariah, Prodi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1427 H / 2006 M.) 2) Intan Fajar Sari Nim (104053002017) Sistem Pelatihan Amil Zakat pada Kantor Departemen Agama Jakarta Utara (Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1429 H/ 2008 M. 3) Marpuji Ali Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat Profetika Jurnal Studi Islam Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia vol.8 No. 1, januari 2006
Isi Penelitian
Beda dengan penulis
Objek pada DPU DT Jakarta sebagai LAZ yang modern, membuat kebijakan bagi amil untuk mengambil upah dari dana zakat, dengan syarat tidak melebihi batas maksimal yang telah ditentukan 12,5% / 1/8. Penelitian ini merupakan data kualitatif.
Objek penelitian penulis pada LAZ Lagzis Peduli dengan meneliti manajemen biaya pengelolaan yang ada didalamnya termasuk hak amil, tetapi lebih kepada keseluruhan biaya operasionalnya.
Objek pada Kantor Departemen Agama Jakarta Utara sebagai wadah pelatihan amil zakat. Sistem pelatihan memiliki konsep yang jelas dan terarah, unsure-unsur pelatihannya bertujuan meningkatkan kualitas amil dengan cara ceramah, Tanya jawab dan berkoordinasi. Penelitian ini merupakan data kualitatif.
Objek penelitian penulis pada LAZ Lagzis Peduli dengan meneliti manajemen biaya pengelolaan yang ada didalamnya termasuk kriteria amil dilembaga tersebut. Amil disini berfungsi untuk manajemen zakat, tetapi tetap mengarah pada biaya operasionalnya.
Penelitian ini memilih model pendekatan penglihatan dari hukum positif, ketentuan hukumnya mengikat para pihak yang bersentuhan dengan wakaf di Negara Indonesia. Tiap komunitas muslim menjalankan perwakafan sesuai dengan pemahaman hukum dan mampu memberdayakan ekonomi umat.
Pemberdayaan ekonomi umat masih berpengaruh dengan biaya pengelolaan operasional lembaga sebagai kelompok komunitas muslim untuk manajemen dari sisi operasionalnya, namun skripsi ini tidak terkait dalam pemberdayaan ekonomi umat dengan wakaf.
8
E. Kajian Pustaka Adapun kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah : 1. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Hukum Zakat, membahas mengenai hukumhukum perzakatan dari segala bidang, secara mendalam dan terperinci. Zakat adalah manifestasi dari keadilan sosial, tidak ada penjelasan secara rinci bagaimana pendayagunaan zakat yang dapat mencapai keadilan sosial tersebut.5 2. Didin Hafidhuddin dalam disertasinya mengenai Zakat Dalam Perekonomian Modern. Dalam disertasinya ini lebih banyak membahas tentang penggalian sumber zakat (jenis harta/ usaha yang wajib dizakatkan), sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan ekonomi umat.6 3. H. mohammad Daud Ali dalam bukunya Sistem Ekonomi Islam: Zakat Dan Wakaf membahas mengenai cara memanfaatkan harta melalui zakat sebagai sarana distribusi pendapatan dan pemerataan rizki dan wakaf sebagai sarana berbuat kebajikan bagi kepentingan masyarakat yang merupakan nilai instrument sistem ekonomi islam.7 4. Igbal Setyarso dalam bukunya Manajemen Zakat berbasis Korporat memaparkan apa adanya, bagaimana institusi zakat memutar roda organisasinya, merawat kepercayaan dan akhirnya perlahan-lahan memberi 5 6
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, (terjemah) Jakarta: Litera Antar Nusa, 1987. Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern.cet III, (Jakarta: Gema Insani,
2004) 7
Muhammad Daud Ali. Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf. Cet.1. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 1988.
9
kontibusi konkret bagi sebuah fase penting perubahan sosial di Indonesia contohnya tiga Laz Pulau Sumatra: YAZRI di Palembang, BDI PT Arun di Lhokseumawe dan LAZ Semen Padang.8 5. Sudirman dalam bukunya Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas membahas mengenai sisi modernitas zakat dalam pengelolaan modern melalui apresiasi umat muslim dalam menggunakan zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak
mendapat
porsi
yang
signifikan
dan
juga
dijabarkan
cara
menghitungnya.9 6. Muhammad Taufik Ridho dalam bukunya Zakat Profesi dan Perusahaan membahas mengenai langkah awal untuk memahami apa yang dimaksud dengan zakat profesi dan zakat perusahaan, baik dari sisi pandang umum yang berlaku maupun dari sisi tinjauan syariah atau fikihnya dan cara perhitungannya.10 7. Muhammad Zen dalam bukunya 24 Hours of Temporary Zakat membahas mengenai tanya jawab seputar keseharian zakat dan jawaban khas atas problem zakat di Indonesia.11
8
Iqbal Setyarso. Manajemen Zakat Berbasis Korporat; Kiprah Lembaga Pengelola Zakat Pulau Sumatra (Jakarta: Khairul Bayan Press, 2008). 9 Sudirman. Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas, (UIN Malang Press, 2007). 10 Muhammad Taufik Ridho. Zakat Profesi dan Perusahaan. cet. I, (Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2007). 11 Muhammad Zen. 24 Hours of Temporary Zakat : Tanya Jawab Seputar Keseharian Zakat, cet. 1, ( Penerbit IMZ, 2010).
10
8. Sondang P. Siagian dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia menjelaskan bahwa sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional merupakan kunci utama dalam tumbuh kembangnya sebuah organisasi.12 9. Didin Hafidhuddin, dkk. Dalam bukunya The Power Of Zakat: Study Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara membahas mengenai bahan diskusi dan wacana pengembangan zakat di Asia Tenggara dengan membandingkan ciri khas yang dimiliki tiap-tiap Negara, dari bahasa yang digunakan mengembangkan keragaman kultur dalam cara pengelolaan zakat dan kebangkitan ekonomi islam.13 10. Institut Manajemen Zakat dalam buku yang berjudul Profil 7 BAZ Daerah dan Kabupaten Potensial di Indonesia menjelaskan tentang data perolehan penghimpunan dan pendayagunaan dana zakat kemudian beragam program penghimpunan dan pendayagunaan yang khas pada setiap lembaga. Menyingkap peta perkembangan zakat di Indonesia, terutama ditingkat provinsi dan kabupaten yang ternyata mampu terus berupaya melaju menyaingi pusat.14 Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, bahwa menurut penulis penelitian dan penulisan karya tulis ini sangat penting karena sesuai dengan kondisi suatu lembaga yang harus berkembang. 12
Sondang P. Siagian. Manajemen Sumber Daya Manusia. cet. 15.( Jakarta: Bumi Aksara,
2008). 13
Didin, Hafidhuddin. dkk. The Power Of Zakat: Studi Perbandigan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara. cet. I (UIN Malang Press, 2008). 14 Institut Manajemen Zakat (IMZ). Profil 7 Badan Amil Zakat Daerah Provinsi dan Kabupaten Potensial di Indonesia. cet. I (Jakarta: IMZ, 2009).
11
Masalah Biaya Operasional belum secara umum disajikan oleh beberapa badan atau lembaga amil Zakat di Indonesia dalam peningkatan perkembangan badan atau lembaga amil zakat. Dalam penelitian ini tampaknya masih kurang mendapatkan perhatian dari para peneliti, untuk tidak mengatakan belum pernah diteliti sama sekali.
F. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang ada di lapangan akan dianalisis berupa konsep-konsep biaya pengelolaan operasional dalam manajemen zakat yang diterapkan pada Lembaga Amil Zakat Lagzis Peduli Jakarta. 1. Jenis penelitian Pada dasarnya penelitian ini bersifat teoritik atau penelitian kepustakaan (library research). Namun demikian, untuk mendukung hasil penelitian, penulis tetap membutuhkan penelitian lapangan (field research) yakni penelitian yang mengumpulkan data-data dengan wawancara serta bahan pustaka yang dilakukan dengan cara meneliti objek penelitian (Lagzis Peduli Jakarta) 2.
Sumber Data Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data: 1) Data Primer
12
Berupa data subyek yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yang berupa data mengenai struktur organisasi, aktivitas operasional yang terjadi serta gambaran umum organisasi. 2) Data Sekunder Berupa data internal yang diperoleh dari Lagzis Peduli yang diteliti (dokumen akuntansi dan operasi yang dikumpulkan, dicatat dan disimpan oleh Lagzis Peduli Jakarta) yaitu berupa laporan keuangan periode 31 Desember 2007 dan 2006, 31 Desember 2009 dan 2008 serta PSAK 45 dan PSAK 109. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini didasarkan pada riset pustaka dan lapangan sekaligus yakni proses pengidentifikasian secara sistematis penemuan-penemuan lapangan dan analisa dokumen-dokumen yang membuat informasi berkaitan dengan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Studi lapangan (Field Research) yaitu pengumpulan data skunder yang diperoleh dari laporan keuangan pada Lagzis Peduli Jakarta dan wawancara yaitu melakukan Tanya jawab dengan karyawan atau pejabat dari Lagzis Peduli jakarta yang berkenaan dengan penelitian ini b. Studi kepustakaan (Library Research) yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisa data-data dari literatur yang berkenaan dengan biaya pengelolaan operasional dalam manajemen zakat baik berupa
13
buku, jurnal, majalah, artikel dan lain-lain. Kemudian dilengkapi dengan dokumen yaitu mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan biaya pengelolaan operasional dalam manajemen zakat. 4. Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah karakter manajemen zakat sesuai dengan ketentuan syariah dalam biaya pengelolaan operasional. Sedangkan objek penelitiannya adalah Lagzis Peduli Jakarta yang beralamat
di Jl. Mampang
Prapatan Raya No.28 Gedung Fuyinto Lt. 4, Jakarta Selatan. 5. Teknik Pengolahan Data Data-data yang telah terkumpul akan diklasifikasikan sesuai kebutuhan. Kemudian data-data tersebut digunakan sebagai bahan analisis. Data yang berupa bahan dokumen dan bahan pustaka diberi kode untuk memudahkan penulis dalam penyusunan dan merangkai data tersebut agar sistematis. Untuk data yang diperoleh melalui wawancara, hasilnya akan dituangkan dalam bentuk narasi berupa teks yang dapat dipahami. Semua data tersebut akan diolah secara manual. 6. Metode Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang mencoba untuk menggambarkan objek-objek serta fakta-fakta yang terdapat di lapangan yang kemudian dari hasil-hasilnya di deskripsikan ke dalam suatu bentuk penjabaran. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan ( deskripsi) secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Alasan penulis menggunakan penelitian analisis deskriptif
14
dengan studi kasus, karena penulis melakukan penelitian terhadap masalahmasalah berupa fakta-fakta yang ada di instansi saat ini. Adapun penelitian dilakukan dengan menganalisis data-data yang berbentuk penerapan biaya pengelolaan operasional dalam manajemen zakat serta berusaha mencari jawaban terhadap masalah yang ditemukan. Secara teknis, penulis melakukan penelitian dengan jalan terjun langsung ke dalam lokasi penelitian guna mendapatkan data-data yang diperlukan oleh penulis. Tempat yang dipilih sebagai sample penelitian adalah Lagzis Peduli Jakarta. Sehingga nantinya akan diperoleh data maupun fakta yang relevan dengan topik permasalahan yaitu analisa biaya pengelolaan operasional dalam manajemen zakat yang benar. 7. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini mengacu pada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah Dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007”. Sedangkan untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjadi dalil dalam skripsi ini, penulis menggunakan Al-Qur’an dan Terjemahnya yang dikeluarkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia. G. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan ini oleh penulis akan dibagi menjadi lima bab pembahasan, yaitu:
15
BAB I PENDAHULUAN yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Review Studi Terdahulu, Kajian Pustaka, Metode Penelitian menjelaskan Jenis Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Objek Penelitian, Teknik Pengolahan Data, Metode Analisa Data dengan Teknik Penulisan mengunakan Pedoman penulisan Skripsi Fakultas dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007 kemudian Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI yang meliputi : Manajemen Zakat, Kegiatan Perencanaan Operasional Lembaga Amil Zakat dan Manajemen Keuangan Zakat.
BAB III GAMBARAN UMUM LAGZIS PEDULI CABANG JAKARTA yang meliputi : Sejarah Pendirian, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Program-Program Pemberdayaan Dhuafa, Mekanisme Biaya Pengelolaan Operasional dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba.
BAB IV PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN ZAKAT PADA LAGZIS PEDULI JAKARTA yang meliputi : Manajemen Biaya Pengelolaan Operasional Lagzis Peduli Jakarta, Ketentuan Hak Amil Lagzis Peduli Jakarta dan Ketentuan Biaya Operasional Lagzis Peduli Jakarta.
BAB V PENUTUP yang meliputi : Kesimpulan dan Saran-Saran
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Zakat 1. Kefardhuan Zakat Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang lima. Zakat juga merupakan salah satu kewajiban yang ada didalamnya. Zakat diwajibkan di Madinah pada bulan syawal tahun kedua hijriyah. Pewajibannya terjadi setelah pewajiban puasa Ramadhan dan zakat fitrah. Tetapi, zakat tidak diwajibkan atas para nabi. Pendapat yang terakhir ini disepakati para ulama karena zakat dimaksudkan sebagai penyucian untuk orang-orang yang berdosa, sedangkan para nabi terbebas dari hal demikian. Lagi pula, mereka mengemban titipan-titipan Allah, disamping itu tidak memiliki harta dan tidak diwarisi.1 Zakat diwajibkan dalam Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma’ ulama. Dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
)60 : 9/(التوبة Artinya: ”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
1
Wahbah Al-Zahayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab,. (Bandung :PT. Remaja Rosdakarya Offset,1997), cet III, h.24.
16
17
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”(At-Taubah : 60).
)19 : 51/ (الذاريات Artinya: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”(Az-Dzariyat: 19). Muncul dari Rasulullah Saw sejumlah hadist tentang kefardhuan zakat, namun yang akan dipaparkan disini hanya dua hadist saja:2 a. Dari Ibn Umar, Rasulullah bersabda,”Islam dibangun atas pada lima hal: syahadat “Tiada Tuan selain Allah, dan Muhammad utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa dibulan Ramadhan”. b. Dari Ibn Abbas, bahwa Nabi mengutus Muadz ke Yaman, dan berkata,”Ajaklah mereka kepada syahadat “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan-Nya”. Jika mereka mematuhinya, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu pada setiap hari dan malam. Jika mereka mematuhinya pula, beritahukan kepada mereka sesungguhnya Allah mewajibkan zakat pada harta-harta mereka, yang diambil dari orang-orang kaya dan dibagikan kepada orangorang fakir. Dengan demikian, zakat diwajibkan melalui undang-undang langit ketika batasan maksimum dari apa yang dinyatakan oleh sumber pendapatan umum saat ini seperti pajak yang merupakan representasi rakyat. Dalam sistem keuangan Islam, 2
Qutb Ibrahim Muhammad, Bagaimana Rasulullah Mengelola Ekonomi, Keuangan dan Sistem Administrasi diterjemahkan dari kiatab al-Siyasah al-Maliyah li al-Rasul, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), h. 63.
18
yang menentukan sumber-sumber pendapatan adalah Allah. Khusus tentang pensyariatan zakat, dengan jenis-jenisnya yang cukup banyak (zakat pertanian, zakat peternaka, zakat profesi dan lain-lain), juga mengisyaratkan peduli dan antusiasme Islam terhadap aktifitas ekonomi dan keuangan.3 2. Prinsip Kerja Lembaga Pengelola Zakat Pemikiran ulama klasik imam abu yusuf uraiannya dalam masalah zakat banyak menyinggung persoalan keadilan secara umum. Disatu sisi Negara harus memungut zakat dari rakyat, namun caranya harus tetap memperhatikan prinsip keadilan sehingga tidak membebani para pembayar zakat.4 a. Prinsip kerja Setiap lembaga pengelola zakat dalam operasional kegiatannya perlu menerapkan prinsip kerja lembaga yang intinya tercermin dalam tiga kata kunci : Amanah, Profesional dan Transparan. Amanah adalah memiliki sifat jujur, dapat dipercaya dan bertanggung jawab atas tugas yang diembannya. Sifat amanah merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap amil zakat. Sebaik apapun sistem ekonomi yang ada, akan hancur juga jika pelakunya tidak memiliki sifat amanah. Terlebih dana yang dikelola pengelola zakat itu adalah dana umat. Dana yang dikelola itu secara esensi adalah dana mustahiq. Dan muzakki setelah memberikan zakatnya kepada
3
Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat, Ekonomi & Keuangan Islam, (Jakarta: Kholam Publising, 2008) , cet 1, h. 429. 4 Ikhwan Abidin Basri, Menguak Ekonomi Ulama Klasik, ( Aqwam Jembatan Ilmu: 2007) h. 48
19
pengelola zakat, tidak ada keinginan sedikitpun untuk mengambil dananya itu lagi. Kondisi ini menuntut dimilikinya sifat amanah dari para amil zakat. Profesional
adalah
kemampuan
yang
merupakan
perpaduan
antara
pengetahuan, ketrampilan dan sikap seorang amil dalam mengemban suatu tugas tertentu dan dilaksanakan secara penuh waktu, penuh kreatifitas dan inovatif. Hanya dengan profesionalitas yang tinggi, dana zakat yang dikelola akan menjadi efektif dan efisien, apalagi jika profesionalitas itu diimbangi dengan sifat amanah. Transparan adalah sifat terbuka dalam pengelolaan melalui penyertaan semua unsur dalam pengambilan keputusan dan proses pelaksanaan kegiatan. Dengan transparannya pengelola zakat, maka dapat diciptakan suatu system kontrol yang baik, karena tidak hanya melibatkan pihak intern organisasi saja, tetapi akan melibatkan juga pihak ektern seperti para muzakki maupun masyarakat secara luas. Dengan transparansi ini akan meminimalkan rasa curiga dan ketidak percayaan masyarakat.5 b. Manajemen sumber daya manusia Sumber daya manusia merupakan asset yang paling berharga karena sangat menentukan keberhasilan suatu profesi, termasuk pengelolaan zakat. Pengelolaan zakat yang saat ini mengalami perubahan dari paradigma tradisional menuju paradigma modern sesuai tuntunan perubahan zaman. Paradigma tradisional dengan ciri-ciri antara lain sebagai pekerjaan sampingan, pekerjaan paruh waktu,
5
Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Zakat, Manajemen Pengelolaan Zakat, 2007, h. 20.
20
pengelolanya tidak digaji, kualitas pengelola seadanya dan seterusnya, agaknya sudah harus ditinggalkan dan dirubah menjadi paradigma modern dengan ciri-ciri antara lain sebagai suatu pekerjaan penuh waktu, sebagai suatu profesi, memiliki kualitas tertentu, digaji secara layak dan seterusnya sehingga dapat mencurahkan segajala potensinya untuk melaksanakan zakat secara profesional. Jika kita mengacu ke zaman Rasulullah SAW, orang yang dipilih dan diangkat sebagai amil zakat merupakan orang-orang pilihan dan memiliki kualifikasi tertentu, seperti muslim, amanah dan paham fiqh zakat. Berikut kriteria pengelola zakat :6 1) Pimpinan a) Bersifat amanah dan jujur b) Memiliki kemampuan sebagai pemimpin (leadership) c) Mempunyai kemampuan manajerial d) Memahami fiqh zakat e) Bersifat inovatif dan kreatif f) Mampu menjalin hubungan dengan berbagai lembaga g) Mampu bekerjasama dalam tim 2) Bagian pengumpulan a) Bersifat amanah dan jujur b) Berlatar belakang atau memiliki kecenderungan atau mempunyai pengalaman dibidang marketing c) Mempunyai communication skill yang baik 6
Ibid., h. 22.
21
d) Mampu bekerjasama dalam tim 3) Bagian keuangan a) Bersifat amanah dan jujur b) Berlatar belakang atau mempunyai pengalaman di bidang akuntansi dan manajemen keuangan c) Harus cermat dan teliti d) Mampu bekerjasama dalam tim c. Pengadaan sumber daya manusia Pengadaan didasarkan pada kebutuhan baik yang bersifaat permanen, tetap atau seterusnya, bisa juga yang hanya bersifat musiman , insidentil atau tidak tetap seperti sukarelawan. Dalam rekruitmen bisa juga diambil secara waiting list dari berkasnya yang disimpan dalam file agar diperoleh calon yang betul-betul sesuai dengan kualitas yang diinginkan, maka diberlakukan katagori-katagori :7 1) Memenuhi syarat formil, artinya diambil dari pelamar golongan pengalaman/ pendidikan yang lebih tinggi dari yang diminta. 2) Yang memenuhi syarat formil saja atau dari yang tidak memenuhi syarat formil tetapi telah lama menjadi sukarelawan. d. Rekruitmen Rekruitmen adalah suatu proses pengalokasian sumber daya manusia. Agar efektif, rekruitmen sukarelawan oleh organisasi pengelola zakat (OPZ) sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan waktu, energi dan biaya yang tersedia untuk
7
Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Zakat, Panduan Organisasi Pengelola Zakat, 2007, h. 26.
22
menjalankan proses tersebut. Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah kemampuan OPZ dalam mengelola para sukarelawan yang direkrutnya. Bila OPZ terlalu banyak menerima sukarelawan, maka utilisasi kemampuan sukarelawan akan lebih rendah dari potensinya sehingga berkemungkinan memicu adanya penurunan motivasi. Sementara itu, bila OPZ terlalu banyak menolak sukarelawan, hal ini pun berpotensi untuk menimbulkan kekecewaan bagi calon sukarelawan tersebut. Untuk mengatasi hal ini setidaknya ada 3 metode yang dapat
digunakan
oleh
OPZ
dalam
melakukan
rekruitmen
terhadap
sukarelawannya dalam berbagai kondisi.8 1) Rekruitmen episodik Metode rekruitmen semacam ini dapat dilakukan apabila posisi relawan dapat diisi oleh banyak orang untuk mengerjakan sesuatu kegiatan yang berjangka waktu singkat, misalnya sukarelawan untuk evakuasi bencana alam. Rekruitmen untuk sukarelawan dalam konteks ini dapat dilakukan melalui diseminasi sederhana seperti pengumuman pada waktu tertentu, poster, penyebaran brosurdan berita dari mulut ke mulut. 2) Rekruitmen dengan target Metode rekruitmen ini dilakukan bila posisi sukarelawan hanya dapat diisi oleh orang-orang dengan keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh orang kebanyakan, misalnya dokter, perawat, psikiater (untuk merawat korban 8
Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ), Menggagas Arsitektur Zakat Indonesia; Menuju Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Sipil Dalam Pengelolaan Zakat Nasional (Jakarta: IMZ, 2009), h. 196-197.
23
gempa) serta ahli bela diri (untuk memecahkan bangunan sisa gempa) dan sebagainya. Untuk melakukannya, OPZ dapat menyampaikan informasi ke media-media yang biasa diakses oleh target sukarelawan. 3) Rekruitmen melalui lingkaran konsentrasi Metode rekruitmen ini dilakukan bila sukarelawan yang sudah berada dalam lingkungan OPZ atau telah memiliki kontak secara langsung maupun tidak langsung kepada OPZ. Metode rekruitmen yang dapat dijalankan lebih mudah, misalnya melalui informasi dari rekan atau kerabat calon sukarelawan yang telah memiliki kedekatan dengan OPZ, sehingga kedekatan yang dilakukan bisa lebih persuasif. e. Sistem penggajian amil/ pegawai/ karyawan Faktor dasar yang dipakai sebagai pertimbangan dalam pemberian gaji bagi pegawai/karyawan antara lain:9 1) Salary market, maksudnya penetapan gaji selalu disesuaikan dengan keadaan pasar, atau dengan kata lain disesuaikan dengan “permintaan” dan “penawaran”. 2) Job value, yaitu nilai daripada pekerjaan atau jabatan. Tiap pekerjaan pada dasarnya dapat diukur dan diberikan nilai. Pengukuran dilakukan dengan metode-metode tertentu bersifat relatif dan subyektif. Poin penilaian
9
Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Zakat, Panduan Organisasi Pengelola Zakat, 2007, h. 46.
24
ditentukan dengan metode-metode tertentu, besar kecilnya gaji yang diterima berdasarkan besar kecilnya poin. 3) Performance, atau prestasi ialah dasar penggajian yang sampai berapa jauh prestasi seseorang, bila ia dapat prestasi tinggi maka ia akan dapat gaji yang tinggi, begitu sebaliknya. Jadi dasarnya bukan karena pendidikan atau pengalaman seseorang, sarjana atau bukan, tetapi semata-mata karena prestasi. Prinsip semacam ini pada umumnya dipakai pada perusahaanperusahaan. 4) Kualifikasi ialah mendasarkan pada pendidikan dan pengalaman seseorang, sedangkan job value maupun prestasi tidak menjadi faktor yang utama. Dasar semacam inilah yang dipakai pada organisasi pemerintahan atau departemen-departemen serta perusahaan-perusahaan negara. Seorang pegawai/karyawan dengan pendidikan yang cukup tinggi dan pegalaman kerja yang cukup lama akan mendapat gaji yang tinggi betapapun prestasi yang diperhatikannya sebenarnya kurang memuaskan atau kurang memenuhi
standar
performance.
Dasar
semacam
ini
sebenarnya
mengandung kelemahan yang prinsipil terutama jika terdapat pegawai yang relatif masih muda dan potensial, ia akan menilai akan pengalamannya relatif sedikit dengan sendirinya gajinya sedikit, untuk apa ia masih bekerja keras dan penuh dedikasi. Ia juga merasa gajinya akan naik dengan sendirinya bila masa kerjanya telah cukup banyak.
25
3. Sistem Alokasi Dana Zakat a. Faktor penentu alokasi dana Dalam pengalokasian dana yang dilakukan OPZ
sangat ditentukan oleh
beberapa faktor, yaitu :10 1) Panduan syari’at yang digunakan oleh OPZ Rujukan syari’at yang digunakan oleh OPZ akan sangat mempengaruhi dalam hal penentuan batas kegiatan dan jumlah penggunaan dana yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. 2) Visi, misi dan tujuan OPZ Visi, misi dan tujuan OPZ sangat menentukan metode, pola dan bentuk serta konsentrasi pilihan atau fokus program yang akan dilakukan dan seberapa besar dana yang diperoleh OPZ akan digunakan. Visi, misi dan tujuan OPZ juga mengatur program-program yang perlu dilakukan dan yang tidak perlu dilakukan. 3) Situasi dan kondisi yang terjadi disekitar OPZ Situasi dan kondisi yang terjadi disekitar OPZ akan menentukan pilihan program dan aktifitas yang dilakukan. Misalnya kejadian bencana yang berdampak luar biasa, bisa mengakibatkan OPZ membuat program baru penanganan bencana dengan pengalokasian dana yang besar, meskipun program tersebut pada awalnya belum direncanakan.
10
Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Zakat, Manajemen Pengelolaan Zakat, 2007, h. 92-93.
26
4) Kemampuan dan posisi kelembagaan OPZ OPZ yang masih kecil dengan OPZ yang sudah agak besar, tentu berbeda dalam menentukan porsi alokasi dana yang dilakukan. Bagi OPZ yang masih kecil, kendala operasional masih sangat membebani. Sedangkan OPZ yang sudah besar relatif lebih bisa berkonsentrasi pada pengembangan dan peningkatan kualitas program. 5) Program dan prioritas kegiatan yang sedang dan akan dilakukan Program dan prioritas kegiatan yang sedang dan akan dilakukan oleh OPZ akan mempengaruhi alokasi dana yang dilakukan OPZ, karena konsentrasi program juga umumnya diikuti dengan pengerahan sumber daya termasuk dana yang memadai pada bidang program dan kegiatan yang sedang menjadi prioritas OPZ. b. Pola pengalokasian dana Selain menggunakan dasar jenis sumber dana, pengalokasian dana juga dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pengelompokan atau klasifikasi jenis program pemberdayaan mustahik yang akan dilakukan. Jika pengalokasian dana menggunakan pengelompokan program, maka kita bisa mengelompokannya atas:11 1) Program karitas dan hibah: bantuan hidup langsung, bantuan bencana, bantuan dakwah, termasuk penyediaan fasilitas umum untuk pelayanan kebutuhan pokok mustahik. 11
Ibid., h. 96.
27
2) Program pengembangan SDM : beasiswa, pelatihan kerja dan bantuan pendidikan. 3) Program pengembangan ekonomi : perintisan dan fasilitas usaha baru, pendampingan usaha, pembiayaan usaha dan pengembangan jaringan usaha. Dari pengelompokan program seperti diatas, maka kita bisa mengalokasikan dana dengan proporsi sebagai berikut : 12 1) Program karitas dan hibah
: 25%
2) Program pengembangan SDM
: 37,5%
3) Program pengembangan ekonomi
: 37,5%
Tentu saja pengalokasian dana diatas adalah pengalokasian dana program, artinya jika yang dialokasikan adalah dana zakat, maka sebelumnya dana zakat itu sudah dikurangi 1/8 untuk operasional amil. Sisa setelah dikurang alokasi amil itulah yang dibagi dengan proporsi jenis program seperti diatas. Pengalokasian dana seperti diatas, juga menggunakan asumsi bahwa OPZ lebih berkonsentrasi untuk
mengembangkan
program
yang
besifat
jangka
panjang
(yaitu
pengembangan SDM dan pengembangan ekonomi) dengan memberi alokasi dana yang cukup besar. Akan tetapi apabila OPZ ingin memberi alokasi dana yang besar pada program karitas dan hibah, maka proporsi alokasi dananya juga mengalami perubahan.
12
Ibid., h. 97.
28
Pemanfaatan zakat dapat digolongkan dalam empat katagori pendayagunaan yaitu :13 1) Konsumtif tradisional: zakat yang dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang diberikan kepada korban bencana alam. 2) Konsumtif kreatif: zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula misalnya diwujudkan dalam bentuk alat-alat sekolah, beasiswa dan lain-lain. 3) Produktif tradisisonal: zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif. Misalnya kambing, sapi, mesin jahit, alat-alat pertukangan dan sebagainya. 4) Produktif kreatif: zakat yang diwujudkan dalam bentuk modal yang dapat dipergunakan baik untuk membangun proyek sosial maupun menambah modal pedagang kecil. c. Pola penghitungan zakat 1) Pada dasarnya muzakki melakukan penghitungan sendiri atas harta dan kewajiban zakatnya sesuai hukum dan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, namun apabila muzakki mengalami kesulitan penghitungan zakatnya dapat meminta bantuan kepada Badan/Lembaga Amil Zakat.
13
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 1988, cet 1, h. 62-63.
29
2) Zakat yang diterima oleh Badan/Lembaga Amil Zakat tidak termasuk sebagai objek pajak Pajak Penghasilan. 3) Zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayar oleh wajib pajak pribadi pemeluk agama Islam dan Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agaa Islam boleh dikurangkan dari penghasilan kena pajak dari Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan menggunakan bukti setoran yang sah. 4) Semua bukti setoran zakat atas penghasilan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi pemeluk agama Islam dan Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam dapat diperhitungkan sebagai pengurang penghasilan kena pajak pada akhir tahun melalui Surat Pemberitahuan
Tahunan
Pajak
Penghasilan
Wajib
Pajak
yang
bersangkutan pada saat dibayarnya zakat tersebut. 14 Contoh: Pak Hasan adalah pegawai dengan penghasilan Rp 3.000.000,per bulan. Ia mempunyai istri dan dua orang anak. Cara penghitungannya adalah :15
14
Penghasilan bruto 12 x Rp 3.000.000,-
Rp 36.000.000,-
Biaya jabatan 5% x Rp 36.000.000,-
Rp 1.800.000,-
Penghasilan netto sebelum zakat
Rp 34.200.000,-
Departemen Agama RI, Direktorat pemberdayaan zakat, Manajemen Pengelolaan Zakat, 2007, h. 32. 15 Sudirman, Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas, (UIN Malang Press, 2007), h. 145-146.
30
Zakat yang dapat dikurangkan adalah 2,5% x Rp 34.200.000,Penghasilan netto setelah zakat
Rp
855.000,-
Rp 33.345.000,-
PTKP (K/2) (12.000.000 + 1.200.000 + 2.400.000 )
Rp 15.600.000,-
Penghasilan kena pajak
Rp 17.745.000,-
Pph. Terutang 5% x Rp 17.745.000,Rp
887.250,-
Ibadah ini harus dijalankan bagi mereka yang telah memenuhi persyaratan putaran (haul) dan jumlah (nisab) yang ditentukan. Misalnya 2,5% dari emas, perak dan perdagangan, 5% sampai 10% dari hasil pertanian dan perkebunan.16 Terkait dengan perhitungan diatas, perlu dipahami bahwa ada peraturan baru tentang Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebagaimana tertera dalam buku petunjuk pengisian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi yang dikeluarkan oleh Direktorat pajak tahun 2005. Pada angka 10 dijabarkan bahwa besarnya PTKP adalah sebagai berikut : a) Rp 12.000.000,- untuk wajib pajak b) Rp 12.000.000,- tambahan untuk wajib pajak yang kawin c) Rp 12.000.000,- tambahan untuk seorang istri (hanya seorang istri) yang diberikan apabila ada penghasilan istri yang digabungkan dengan penghasilan suami
16
Didin Hafidhuddin. dkk. The Power Of Zakat: Studi Perbandigan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara, (UIN Malang Press, 2008), cet I, h. 4.
31
d) Rp 12.000.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah (misalnya ayah, ibu, atau anak kandung) dan semenda (misalnya mertua atau anak tiri) dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungannya, paling banyak tiga orang untuk setiap keluarga Sifat zakat ini sama dengan teori produksi dalam sistem pajak modern yang menyatakan bahwa biaya pengeluaran untuk pengumpulan zakat harus lebih sedikit persentasenya bila dibandingkan dengan hasil pajak yang dikumpulkan.17
B. Kegiatan Perencanaan Operasional Lembaga Amil Zakat Setiap organisasi pengelola zakat sebaiknya membuat perencanaan. Perencanaan diwujudkan dengan adanya rencana strategis lembaga yang diturunkan ke dalam misi, visi dan tujuan lembaga serta sasaran jangka panjang, jangka menengah serta jangka pendek. Sasaran jangka pendek diturunkan setiap tahun dengan membuat rencana anggaran dan kegiatan. Dengan adanya rencana anggaran dan kegiatan tahunan maka OPZ mempunyai target-target yang jelas untuk dicapai dan dalam pelaksanaannya dapat membantu kinerja organisasi. Prinsip-prinsip operasionalisasi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) antara lain.18 Pertama, Aspek kelembagaan. Sebuah OPZ seharusnya memerhatikan berbagai faktor, yaitu: visi dan misi, kedudukan dan sifat lembaga, legalitas dan 17
M. Arif Mufraini, Akuntansi & Manajemen Zakat : Mengkomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008), Edisi I. cet I, h. 194. 18 Ibid., h. 198.
32
struktur organisasi, aliansi strategis. Kedua, Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan asset yang paling berharga. Sehingga pemilihan siapa yang akan menjadi amil zakat harus dilakukan dengan hati-hati. Untuk itu perlu diperhatikan faktor perubahan paradigma bahwa amil adalah sebuah profesi dan kualifikasi SDM-nya. Ketiga, sistem pengelolaan. OPZ harus memiliki sistem pengelolaan yang baik, unsur-unsur yang harus diperhatikan adalah : memiliki sistem, prosedur dan aturan yang jelas, manajemen terbuka, memiliki sistem akuntansi dan manajemen keuangan, diaudit, publikasi dan terus-menerus. 1. Bidang sasaran program Agar lebih efektif dan tepat sasaran, maka organisasi perlu menentukan bidang sasaran program yang menjadi fokus organisasi. Bidang sasaran tersebut misalnya adalah bidang pendidikan, ekonomi, dakwah dan kesehatan. Kebijakan bidang sasaran ini perlu dibuat oleh OPZ mengingat selain untuk efektivitas dan ketapatan sasaran juga karena keterbatasan sumber daya organisasi (sumber dana maupun sumber daya manusianya). Dalam menentukan bidang sasaran program, perlu diperhatikan kebutuhan riil penerima dana disekitar OPZ, skala prioritas penerima yang perlu dibantu dan jenis bantuan yang dibutuhkan, kemampuan sumber dana dan sumber daya manusia, serta positioning organisasi. 19 2. Bentuk dan sifat penyaluran Penyaluran dana ZIS dapat berupa bantuan langsung (sesaat) dan dengan model pemberdayaan. Bantuan langsung adalah penyaluran kepada mustahik yang
19
Departemen Agama RI, Direktorat pemberdayaan zakat, Manajemen Pengelolaan Zakat, 2007, h. 121.
33
membutuhkan bantuan tanpa ada target-target tertentu untuk mengubah kondisi ekonomi mustahik, misalnya menjadi lebih mandiri. Target dari model penyaluran ini adalah lebih agar mustahik terlepas dari kesulitan yang menghimpit saat itu atau memang ditujukan untuk terus membantu mustahik yang memang tidak bisa menopang kehidupannya, misalnya orang jompo atau orang gila. Penyaluran seperti ini idealnya dananya bersifat hibah. Penyaluran model pemberdayaan adalah penyaluran dana ZIS (atau dana lain) kepada mustahik yang membutuhkan dengan target mengubah keadaan penerima zakat menjadi mandiri. Penyaluran jenis ini biasanya membutuhkan kemampuan dan usaha
yang
lebih,
yaitu
kemampuan
mengemas
program,
memonitoring,
mengevaluasi, memahami kondisi mustahik, dan kemampuan membina dan mendampingi mustahik agar target kemandirian tercapai. Sifat penyaluran dana dari model pemberdayaan bisa bersifat hibah, dana bergulir ataupun pinjaman. Harap diperhatikan sumber dana yang digunakan, bila sumber dananya adalah dana zakat maka sebaiknya dana yang disalurkan adalah berupa hibah atau paling banter berupa pinjaman qordhul hasan (bergulir). Sebaiknya dana zakat tidak disalurkan berupa pembiayaan atau investasi sehingga ada ikatan shohibul maal dan mudhorib antara amil dan mustahik. Hal ini mengingat masih adanya perbedaan pendapat tentang pendayagunaan dana zakat yang diproduktifkan, meskipun dalam pelaksanaannya adalah tergantung kebijakan syariah yang ditentukan oleh dewan syariah masing-masing OPZ. 20
20
Ibid., h.123-124.
34
3. Penerima dana Dalam surat at-taubah ayat 60 disebutkan bahwa golongan yang berhak menerima zakat (mustahik) adalah terdiri dari 8 (delapan) golongan/asnaf, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqob, ghorimin, fisabilillah serta ibnu sabil. Baik dalam AlQur’an ataupun Al-Hadist tidak ada ketentuan yang menyebutkan bahwa kedelapan golongan tersebut harus mendapatkan bagian yang sama. Penerima dana non-zakat bersifat lebih fleksibel dibandingkan mustahik zakat, kecuali bila ada persyaratan dari donatur yang disepakati ketika menyerahkan dana. Meskipun demikian, sebaiknya penyalurannya tetap mengacu kepada ke-delapan asnaf tersebut, terlebih dalam konteks Indonesia yang masih sangat banyak penduduk miskinnya. 4. Pengeluaran dana Kebijakan dan prosedur tentang pengeluaran dana perlu dibuat oleh setiap OPZ karena ketiadaan kebijakan dan prosedur yang mengatur bisa menimbulkan peluang-peluang penyimpangan dana yang tidak diinginkan. Prosedur sebaiknya dibuat agar tidak menyulitkan dan membuat birokrasi yang panjang sehingga menghambat pelaksanaan program. Kebijakan dan prosedur sebaiknya dibuat untuk memudahkan sepanjang memenuhi kaidah-kaidah pengendalian internal yang baik. Kebijakan tentang pengeluaran dana sebaiknya memuat tentang siapa yang berhak mengajukan pengeluaran dana, siapa yang berhak mengotorisasi serta batasan (plafon) otorisasinya, siapa yang berhak memverifikasi serta siapa yang berhak merealisasikan pengeluaran dananya. Sedangkan prosedur pengeluaran dana urutan
35
proses dari permintaan pengeluaran dana, persetujuan (otorisasi) pengeluaran dana, verifikasi pengeluaran dana serta realisasi pengeluaran dana. 5. Pengelolaan saldo dana Dalam operasional OPZ, dana yang sudah terhimpun seringkali harus mengendap terlebih dahulu sebelum disalurkan, misalnya pada setiap bulan ramadhan dana yang terkumpul besar sementara secara perencanaan jadwal penyalurannya dibagi untuk beberapa bulan. Atau misalnya ada OPZ yang model pengelolaannya adalah hasil penghimpunan tahun lalu baru disalurkan pada tahun ini, sehingga ada jeda waktu penghimpunan dan penyaluran. Dengan demikian terlihat adanya jumlah fisik kas (tunai dan bank) atau saldo dana dalam jumlah besar. Untuk itu perlu dibuat kebijakan bagaimana memperlakukan atau mengelola saldo dana tersebut. Dalam mengelola saldo dana tersebut, sebaiknya ditentukan jumlah minimum kas yang harus tersedia untuk keberlangsungan organisasi. Kelebihan jumlah minimum kas inilah yang merupakan kas yang masih menganggur (idle cash) yang kemudian harus ditentukan kebijakan penggunaannya. Kebijakan yang dibuat untuk pemanfaatan idle cash adalah misalnya boleh disimpan dalam bentuk deposito dengan jatuh tempo maksimal adalah 3 (tiga) bulan serta harus jelas sumber dananya sehingga bila status bagi hasilnya jelas juga, misalnya sumber dana adalah zakat, maka bagi hasilnya adalah kembali lagi ke dana zakat. Selain itu juga perlu ditentukan kebijakan penyimpanan kas. Misalnya adalah berapa jumlah maksimal yang diperbolehkan untuk menyimpan dana di brangkas (cash on hand) serta bagaimana mengatur saldo dana di sejumlah rekening di bank.
36
Jumlah maksimal penyimpanan kas ditentukan sesuai dengan kebutuhan dana operasional dan kegiatan OPZ. Setiap model penyimpanan kas harus jelas pertanggungjawabnya sehingga dapat meminimalisir adanya kesalahan penggunaan. 6. Dana pengelola Untuk menjalankan tugas ke-amilan-nya, OPZ memerlukan dana operasional atau sering disebut dengan dana pengelola. Dana ini digunakan untuk keseluruhan biaya operasional organisasi, misalnya adalah untuk gaji /honor, pembelian inventaris kantor, baya sosialisasi dan promosi, biaya perjalanan, biaya umum dan administrasi serta biaya-biaya lain yang terkait operasional organisasi. Dana untuk kebutuhan operasional ini harus ditentukan kebijakannya agar penggunaan dana operasional dapat lebih terkendali serta untuk lebih dapat menilai kinerja pengelola (amil) dalam mengelola dana. Dana pengelola adalah dana yang menjadi hak pengelola yang berasal dari bagian amil dalam zakat, bagian tertentu dari infaq/shodaqoh atau dana lainnya, hasil pengusahaan dana pengelola, dan atau hibah/pinjaman dari pihak lain. Dengan demikian sumber dana pengelola adalah terdiri dari : a. Bagian amil dari dana zakat b. Bagian tertentu dari dana selain zakat c. Hasil pengusahaan dana pengelola, misalnya bagi hasil dari investasi yang modalnya berasal dari saldo dana pengelola d. Hibah langsung dari orang atau organisasi lain e. Pinjaman dari orang atau organisasi lain
37
Untuk menentukan bagian amil dari dana zakat, bisa digunakan berdasarkan prosentase atau berdasarkan kecukupan kebutuhan. Bila berdasarkan prosentase, maka bagian yang diambil sebesar 12,5% (1/8 bagian) sehingga ada kemungkinan OPZ mengalami kekurangan atau kelebihan dana. Sementara bila berdasarkan kecukupan, maka dana tidak ditentukan dengan proporsi tertentu namun sebesar dana yang dibutuhkan untuk operasional. Konsekuensinya, pengelola tidak mempunyai kelebihan atau kekurangan dana. Meskipun berdasarkan kecukupan, sebaiknya tetap tidak melebihi 1/8 bagian. Untuk organisasi yang baru berdiri, sering terjadi permasalahan kekurangan dana operasional karena dana yang dihimpun belum memadai. Untuk BAZ mungkin tidak terlalu menjadi masalah, karena BAZ mendapatkan alokasi dana dari APBD untuk menopang operasional, akan tetapi untuk LAZ perlu ada kebijakan khusus. Misalnya dari pendiri perlu mengalokasikan dana khusus untuk operasioanal untuk waktu tertentu (misalnya tahun pertama operasi) sehingga pengelola dapat berkonsentrasi penuh dalam pengembangan organisasi. Pada dasarnya anggaran operasional pengelolaan zakat terdapat dalam sumber zakat itu sendiri. Berapa jumlah dana untuk amilin sangat tergantung kepada kebutuhan dan pertimbangan yang wajar. Dalam keadaan normal, biaya pengelolaan zakat secara keseluruhan tidak boleh lebih dari 1/8 hasil pengumpulan zakat. Akan tetapi bilamana kondisi zakat memburuk, demi terlaksananya
pengelolaan zakat
secara baik, prosentase anggaran operasional pengelolaan zakat dapat dinaikan sampai 50% dari hasil pendapatan zakat, tidak boleh lebih dari itu.21
21
Sjechul Hadi Permono, Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan Nasional, Persamaan dan Perbedaan dengan Pajak, ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992), h. 59-61.
38
7. Pertanggungjawaban Setiap penggunaan dana harus ada pertanggungjawaban secara tertulis lengkap dan sah. Dalam lingkup kegiatan pertanggungjawaban dibuat sebagai laporan kegiatan, dalam lingkup organisasi laporan dibuat berupa laporan keuangan secara periodik. Setiap pertanggungjawaban harus sesuai dengan syariah dan aturan lembaga. Agar lebih terkontrol perlu ditetapkan batasan waktu pertanggungjawaban penggunaan dana. 8.
Analisis anggaran Salah satu praktek manajerial dalam semua jenis organisasi adalah keharusan
bagi para pemimpin berbagai satuan kerja untuk menyusun rancangan anggaran belanja bagi satuan kerja yang dipimpinnya. Rancangan anggaran belanja demikian berlaku untuk satu tahun anggaran yang bisa sama dengan satu takwim, tetapi dapat pula berbeda tergantung pada kebiasaan yang berlaku bagi organisasi yang bersangkutan.22 Pada dasarnya manajemen merupakan suatu rangkaian cara beraktivitas. Bagi seorang muslim manajemen bisa menjadi wahana amal kebajikan. Disitu ada kesadaran untuk mengaplikasikan cara-cara bekerja dengan landasan ajaran Islam.23
22
Sondang P Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. 15, h. 64-65. 23 Eri Sudewo, Manajemen Zakat “Tinggalkan 15 tradisi, Terapkan 4 prinsip dasar”.. (Jakarta: IMZ, 2004), cet 1, h. 77.
39
C. Manajemen Keuangan Zakat Manajemen keuangan pada dasarnya merupakan salah satu unsur penting dalam menjalankan keputusan-keputusan keuangan. Oleh karenanya, secara umum manajemen keuangan dapat digunakan setiap organisasi berdasarkan konsep dan teori keputusan-keputusan keuangan. Keputusan itu biasanya dilakukan dalam lingkup organisasi atau lembaga yang bertujuan untuk memperoleh laba. 24 Bagaimana dengan lembaga non profit seperti lembaga amil zakat yang sumber pendapatan keuangannya didapat dari kesadaran zakat para muzakki, dana yang ada bukan dikonsumsikan untuk mencari laba tetapi lebih ditekankan pada pendayagunaan, misalnya untuk peningkatan keahlian dan ketrampilan para asnaf agar nantinya lebih berdaya dan produktif. Pada prinsipnya, konsep dan teori yang ada dapat diaplikasikan dalam organisasi pengelola zakat, yang signifikan membedakan adalah manajemennya diisi oleh ruh syari’ah yang orientasinya mengutamakan terwujudnya kesalehan sosial bagi kebajikan para mustahik yang terdiri dari 8 asnaf. 1. Pengertian manajemen keuangan Manajemen keuangan adalah segala aktifitas yang berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan pengolahan aktiva atau bisa juga diartikansebagai manajemen
dana,
baik
yang
berkaitan
dengan
pengalokasian
maupun
penghimpunannya. Salah satu fungsi dari manajemen keuangan meliputi 2 hal yaitu
24
Institut Manajemen Zakat (IMZ), Manajemen Zakat Gaya BUMN: Praktik Pengelolaan zakat Baitul Maal Pupuk Kujan, (Jakarta: IMZ, 2006), cet I, h. 41.
40
kegiatan menggunakan dana dan mencari dana (kegiatan memenuhi kebutuhan dana).25 Oleh karena itu, pengelola keuangan OPZ haruslah benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan dikelola secara tepat. Pengelolaan yang tidak tepat akan mengakibatkan tidak sampainya dana sesuai amanah donatur (muzakki) atau tidak cukupnya dana untuk kebutuhan program dan operasional. Agar pengelolaan dana dipertanggungjawabkan dan dikelola secara tepat maka harus ada manajemen pengelolaan yang baik dan profesional. Salah satu bentuk manajemen pengelolaan ini adalah adanya manajemen keuangan yang baik.26 Manajemen keuangan secara umum adalah seluruh aktivitas perusahaan yang ditunjukan untuk memperoleh dana dengan biaya yang murah serta bagaimana mendayagunakan dana tersebut dengan cara yang efisien. Untuk organisasi pengelola zakat (OPZ) tentu manajemen keuangan yang lebih dari sekedar yang berlaku didalam perusahaan. Karena OPZ adalah organisasi/lembaga yang sumber dananya adalah dana zakat, infaq-shodaqah, wakaf dan lain-lain yang berasal dari masyarakat dan harus disalurkan kembali kepada masyarakat. Dan karena sifat dananya maka ketentuan syari’ah menjadi suatu yang wajib diperhatikan. Oleh karena itu, pengertian manajemen keuangan untuk OPZ adalah didefinisikan sebagai perencanaan, pengelolaan dan pengendalian dana untuk memenuhi ketentuan syar’i
25
Moeljadi, Manajemen Keuangan; Pendekatan Kuantitatif dan kualitatif (Jakarta: Bayu Media, 2007) h. 7. 26 Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Zakat. Manajemen Pengelolaan Zakat, 2007, h. 109.
41
dan pembatasan dari donatur serta terwujudnya efisiensi dan efektivitas dana. Definisi diatas mengandung pengertian sebagai berikut : 27 a. Bahwa ketentuan syari’ah menjadi landasan dalam keseluruhan aktivitas OPZ b. OPZ harus membuat perencanaan untuk seluruh aktivitasnya, yaitu berapa dana yang akan dikumpulkan, bagaimana mengelola dana yang telah terhimpun dan belum disalurkan serta berapa dan bagaimana akan menyalurkan. c. OPZ harus mampu mengelola, mengendalikan serta menyalurkan dana yang telah terhimpun sesuai dengan ketentuan syari’ah serta bila ada, sesuai dengan pembatasan dari donatur. Pembatasan dari donatur dimungkinkan ada, misalnya adalah bila donatur menghendaki penyaluran dananya diserahkan untuk suatu program tertentu atau untuk asnaf tertentu dan OPZ menyanggupi untuk menyalurkan sesuai ketentuan dari donatur tersebut. d. OPZ harus memperhatikan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana. Efisiensi dan efektivitas dikehendaki baik dalam operasional pengelolaan OPZ maupun operasional program. Terkadang dalam pelaksanaan program antara efisiensi dan efektivitas sering bersinggungan, karena program menghendaki agar lebih efektif, artinya dana lebih tepat sasaran dan berdaya guna, sementara dari segi pembiayaan menghendaki efisiensi 27
Ibid., h. 110.
42
yaitu bisa digunakan biaya sekecil mungkin untuk menghasilkan program yang optimal. e. Untuk memperoleh efektivitas pengelolaan dana, maka OPZ harus mampu membuat skala prioritas dalam penyaluran, baik dari sisi pemilhan program maupun pemilihan asnaf sehingga dapat memberikan efek manfaat dan berdaya guna lebih luas (multiplier effect). f. Untuk memperoleh efisiensi pengelolaan dana, maka OPZ harus sangat memperhatikan proporsi dana operasional dan dana dalam setiap program serta dana operasional pengelola. Dengan kata lain, dalam setiap program, baik operasional pengelolaan maupun program harus mempertimbangkan unsur biaya (cost) dan manfaat (benefit). 2. Ruang lingkup manajemen keuangan Pada hakikatnya, OPZ dinilai mampun menjalankan fungsinya sebagai pengelola dana ZIS dan mampu mendistribusikan (menyalurkan) dana yang diamanahkan
dengan
cara
dan
kepada
sasaran
yang
tepat
serta
dapat
mempertanggungjawabkannya. Dengan melihat fungsi tersebut, maka lingkup manajemen keuangan OPZ adalah mencakup beberapa hal : a. Perencanaan keuangan OPZ, yaitu diwujudkan dengan membuat rencana anggaran dan kegiatan ( RAKT) OPZ secara periodik, misalnya tahunan. RAKT mencakup :
43
1) Berapa dan jenis sumber dana yang ditargetkan akan dihimpun, berapa biaya yang dibutuhkaan untuk menghimpun (misalnya biaya promosi dan sosialisasi). 2) Berapa dana yang akan disalurkan, biaya penyaluran serta mustahik (asnaf) yang akan menerimanya. 3) Berapa saldo dana minimum yang harus tersedia untuk menjaga kelangsungan organisasi. 4) Berapa dana operasional pengelola (amil) yang dibutuhkan untuk menjalankan keseluruhan aktivitas organisasi. b. Pengelolaan keuangan Adanya kebijakan yang dibuat sebagai pedoman yang harus ditaati oleh seluruh anggota organisasi dalam menjalankan seluruh aktivitas pengelolaan dana (penerimaan, penyaluran, pengelolaan saldo dana). c. Pengendalian (control) 1) Adanya
pengendalian
terhadap
seluruh
aktivitas
penerimaan,
penyaluran serta pengelolaan saldo dana, diwujudkan dengan adanya system dan prosedur yang harus ditaati oleh seluruh anggota organisasi. 2) Adanya pengendalian untuk memantau dan mengevaluasi target yang dibuat serta realisasinya. 3) Adanya pengendalian untuk memantau dan mengevaluasi ketaatan anggota organisasi pada kebijakan yang telah ditetapkan dan diberlakukan.
44
4) Adanya mekanisme pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu misalnya donatur (muzakki), masyarakat, manajemen, anggota organisasi, pemerintah dan pihak-pihak lain yang terkait. 3. Alokasi Dana Zakat Cara sederhana untuk dana zakat adalah membagi rata total dana zakat yang diperoleh dengan jumlah mustahik yang 8 bagian.
28
Sehingga masing-masing
mustahik mendapatkan 1/8 bagian pengalokasian. Akan tetapi pola alokasi seperti ini terkesan tidak mempertimbangkan situasi dan kondisi saat ini dan kadang kurang mempertimbangkan prioritas kepentingan. Pada dasarnya 8 mustahik yang menjadi alokasi dana zakat, untuk kondisi saat ini dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Mustahik kritis darurat
: fakir dan miskin
b. Mustahik strategis
: amil
c. Mustahik penting
: mualaf, ghorimin, fisabilillah dan Ibnu sabil
d. Mustahik tak mendesak
: budak
Dengan posisi kondisi 8 mustahik seperti diatas, maka alokasi dananya adalah:29 a. Mustahik kritis
: porsi alokasi paling besar, misalkan 4/8 (setengah)
28
Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Zakat , Manajemen Pengelolaan Zakat, 2007, h. 94. 29 Ibid., h. 95.
45
b. Mustahik strategis
: 1/8
c. Mustahik penting
: diakumulasikan, misalnya menjadi 2/8
d. Mustahik tak mendesak
: 1/8
Bisa juga porsi mustahik penting dan mustahik tak mendesak dijadikan satu, misalnya 3/8. Dengan demikian, maka alokasi bagi salah satu mustahik yang termasuk dalam katagori mustahik penting atau mustahik tak mendesak menjadi lebih leluasa. Para petugas zakat berhak mendapat bagian zakat dari kuota amil yang diberikan oleh pihak yang mengangkat mereka dengan cacatan bagian tersebut tidak melebihi dari upah sekadarnya dan bahwa kuota tersebut tidak melebihi dari seperdelapan (1/8) zakat (12,5%).30 Karena amil hanya mendapatkan porsi 1/8 dari dana zakat, maka apabila besarnya biaya operasional alokasinya masih dirasakan kurang, maka porsi amil ditambah dari dana infaq-sedekah umum. Porsi infaq dan sedekah yang dialokasikan untuk amil selayaknya jangan melebihi 30% dari total dana infaq sedekah yang diperoleh OPZ. Porsi alokasi untuk amil juga bukan hanya digunakan untuk gaji atau upah pengelola saja, akan tetapi juga digunakan untuk biaya operasional secara umum.31
30
M. Arif Mufraini, Akuntansi & Manajemen Zakat; Mengkomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) Edisi I, cet I, h. 199. 31 Departemen Agama RI, Direktorat pemberdayaan zakat , Manajemen Pengelolaan Zakat, 2007, h. 95.
46
Amil adalah orang yang bekerja atau pihak yang bekerja dan terlibat langsung maupun tidak langsung dalam hal pengelolaan zakat. Imam syafi’i membolehkan pengambilan upah sebesar 1/8 dari total dana zakat yang terkumpul.32 Gaji dan upah untuk amil seharusnya dibayar dengan standar cukup atau memadai sesuai dengan kelayakan, tidak semata-mata dihargai dengan pola kerja sosial yang cenderung sukarela. Akan tetapi apabila porsi alokasi amil sudah mencapai batas maksimal, maka setiap amil juga dituntut untuk memiliki semangat pengabdian dalam bekerja dan bersedia mendapatkan balas jasa sesuai dengan pertumbuhan dan kemampuan OPZ. 4. Alokasi Dana Selain Zakat Pada prinsipnya bahwa alokasi dana selain zakat, lebih leluasa, kecuali yang diperuntukan secara khusus karena akad penyerahan atau tujuan penyaluran yang dikomunikasikan kepada donatur atau dinyatakan oleh donatur secara khusus. Apabila tidak dinyatakan secara khusus, maka dapat digunakan secara umum, baik untuk membiayai program kegiatan dalam rangka pemberdayaan mustahik maupun dalam rangka membiayai operasional OPZ. Khusus untuk dana wakaf, maka pokok (asal) dari dana wakaf harus dapat dipertahankan sehingga bersifat lebih tetap. Jadi yang digunakan dari dana wakaf adalah hasil pengelolaannya. Alokasi dana dari masing-masing sumber dana dapat dicontohkan sebagai berikut:33 a. Infaq – shodaqah 32
: 70% untuk program dan 30% untuk operasional
Muhammad Zen, 24 Hours of Temporary Zakat ; Tanya Jawab Seputar Keseharian Zakat, (Jakarta: IMZ, 2010) cet 1, h. 29. 33 Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Zakat , Manajemen Pengelolaan Zakat, 2007, h. 96.
47
b. Wakaf
: 90% untuk program dan 10% untuk operasional
c. Bantuan pemerintah : 30% untuk program dan 70% untuk operasional d. Bantuan masyarakat : 50% untuk program dan 50% untuk operasional 5. Pengelolaan Keuangan Bentuk pengelolaan keuangan adalah diwujudkan dengan membuat kebijakankebijakan terkait dengan seluruh aktivitas organisasi, yaitu menyangkut kebijakan penerimaan dana dari aktivitas penghimpunan, penggunaan dana dari aktivitas penyaluran, serta pengelolaan saldo dana. Kebijakan mencakup kebijakan umum serta petunjuk teknis pelaksanaannya. Dari kebijakan tersebut yang kemudian diturunkan dalam suatu rangkaian sistem dan prosedur secara lebih detailnya. a. Penghimpunan Kebijakan dari aktivitas penghimpunan mencakup jenis serta cara dana yang diterima. Organisasi pengelola zakat harus menentukan jenis dana yang akan diterima, karena setiap dana mempunyai karakteristik dan konsekuensi pengendalian yang berbeda. Jenis dana yang dapat diterima oleh organisasi pengelola zakat menurut undang-undang nomor 38 tahun 1999, selain zakat adalah :34 1) Infaq 2) Shodaqoh 3) Wasiat 4) Kafarat
34
Ibid., h. 119.
48
5) Hibah lembaga lain 6) Hibah dari pemerintah 7) Hibah dari luar negeri Masing-masing jenis, cara dan bentuk dana diterima membutuhkan pengendalian yang berbeda. Dalam pemilihan jenis, cara dan bentuk dana, OPZ sebaiknya memperhatikan segi kemudahan donatur (muzakki), efektivitas penghimpunan, serta efisiensi biaya penghimpunan. Setiap OPZ dapat menentukan jenis, cara dan bentuk dana diterima sesuai dengan karakteristik, target muzakki yang dibidik, konsentrasi program penyaluran serta tempat kedudukan OPZ. b. Penyaluran Umumnya, kebijakan untuk penyaluran dana membutuhkan panduan yang cukup luas karena luasnya cakupan serta kebutuhan pengendalian penyaluran. Kebijakan ini setidaknya meliputi penerima dana, ruang lingkup bidang sasaran, sifat penyaluran, pengeluaran dana, serta pertanggungjawaban penggunaan dana.35 6. Pengendalian Keuangan Pengendalian dalam aktivitas manajemen sangat diperlukan agar keseluruhan aktivitas berjalan sesuai rencana dan sesuai tujuan organisasi serta untuk menjaga dan menghindarkan dari adanya penyimpangan.
35
Ibid., h. 120.
49
Berikut unsur-unsur pengendalian yang bisa diterapkan oleh organisasi pengelola zakat: Adanya pemisahan fungsi penanggung jawab keuangan, yaitu adanya pemisahan fungsi antara fungsi pengeluaran dan fungsi otorisasi dan fungsi pencatatan. Untuk organisasi yang masih kecil, sering menghadapi kendala karena jumlah amilnya sedikit sehingga kesulitan memisahkan fungsi tersebut. Untuk kasus seperti ini, yang penting adalah bahwa tidak diperkenankan keseluruhan fungsi tersebut melekat pada satu orang, setidak-tidaknya fungsi otorisasi dan fungsi pengeluaran harus terpisah. 36 a. Adanya sistem dan prosedur yang tertulis dan ditaati oleh seluruh anggota organisasi. Dengan adanya prosedur, maka diharapkan seluruh transaksi keuangan dapat tercatat dan bisa ditelusuri serta sesuai peruntukkannya. b. Adanya kebijakan yang jelas, sehingga dapat meminimalisir penggunaan dana oleh pihak-pihak yang tidak berhak. Setiap anggota organisasi harus mengacu pada kebijakan yang dibuat. c. Adanya anggaran yang dibuat, ditetapkan dan dilaksanakan secara konsisten. Anggaran dapat dijadikan pedoman pelaksanaan kerja serta dapat dijadikan tolak ukur dalam mengukur kinerja organisasi. d. Adanya sistem pencacatan dan pelaporan, sehingga seluruh transaksi keuangan tercatat dan dapat dilaporkan serta dipertanggungjawabkan sesuai dengan kaidah-kaidah pencatatan dan pelaporan yang berlaku
36
Ibid., h. 127-128.
50
umum. Dengan adanya pelaporan, maka pengendalian juga melibatkan pihak eksternal untuk menilai kinerja organisasi. e. Pengelola yang amanah dan profesional menjadi syarat mutlak organisasi dalam pengendalian. Karena sebaik apapun unsur-unsur pengendalian yang lain, tidak akan berarti bila pengelolanya tidak amanah. f. Adanya audit internal yang dapat menghindarkan dari penyimpanganpenyimpangan karena kelalaian, karena kesalahan prosedur baik disengaja maupun tidak.
BAB III GAMBARAN UMUM LAGZIS PEDULI CABANG JAKARTA
A. Sejarah Berawal dari Tahun 1991 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ikut mengatasi Kristenisasi di Malang Selatan. Tahun 1994 Mendirikan Lembaga Swadaya untuk Mendanai dai-dai di Pedesaan. Tahun 1995 Mengelola Lembaga Zakat Universitas Brawijaya Malang Lembaga Zakat Pertama di PTN. Tanggal 09 September 1999 Alumni Lembaga Zakat Universitas Brawijaya Mendirikan Lagzis meneruskan kegiatan ketika mahasiswa dan tidak beraliansi kemanapun. Tahun 2004 mengembangkan ke Pasuruan, Blitar, Tulung-agung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, dan Kediri. Tahun 2005 mengembang-kan ke Banyuwangi dan Bali.1 Tahun 2006 mengembang-kan ke Surabaya Yogyakarta, dan Makassar. Tahun 2008 mengembang-kan ke Jakarta dan Pekanbaru. Dengan melayani 5 Propinsi dan 12 kota Lagzis Peduli telah dipercaya oleh donator sebanyak 20.000 orang dan menghimpun dana sebesar Rp 450 juta / bulan untuk pemberdayaan umat. Adapun mahasiswa pendiri dari Lagzis Peduli yaitu : 1. Deddy Wahyudi
: Dari Surabaya
2. Christiana Dewi (Tinto)
: Dari Magelang
1
Lagzis Peduli, Company Profil, http://www.lagzispeduli.org.co.id diakses pada tanggal 10
juni 2011
51 51
52
3. Gita Maharani
: Dari Riau
4. Muhammad Junaedi
: Dari Kediri
5. Hidayatul Iryanah
: Dari Gresik
B. Visi dan Misi Motto : Tumbuh dan mandiri bersama Visi
: menjadi lembaga yang memimpin pemberdayaan umat
Misi
: 1. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat a. Membangun kelembagaan dan kemandirian sosial dalam keberdayaan masyarakat. b. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas produktif bagi dhuafa. c. Mendapatkan akses sumberdaya alam dan mengelolanya dengan lebih bertanggungjawab. 2. Mendidik dan menebarkan kepedulian kepada masyarakat a. Menebarkan kepedulian kepada sesama manusia b. Mengajak berderma yang lebih mengutamakan keberdayaan masyarakat c. Mengelola derma masyarakat lebih bertanggungjawab dan berdayaguna.
53
C. Struktur Organisasi Bagan 3.1 Struktur Organisasi Lagzis Peduli Jakarta LAGZIS .NET HROM
KEUANGAN
LAZ
INVOL
KEPALA KOTA
ADM
KM
GASIBU
FDR
PT. MUZAKKI
PROGRAM
Sumber : Dewi Malihatus Subkhi selaku Head Program City. Jakarta, 20 Mei 2011 Keterangan: INVOL (Indonesia Volunteer), KM (Komunitas Mandiri), GASIBU (Graha Kasih Ibu), ADM (adminitrasi) dan FDR (Fundraising). 1. Penasehat Syariah a. Prof. Dr. Didin Hafizuddin b. Ust. Zubeir Suryadi, LC 2. Pembina Manajemen Dr. Ir. Sahri Muhammad 3. Direktur Deddy Wahyudi, SP.MM
54
D. Program-Program Pemberdayaan Dhuafa 1. Komunitas Mandiri merupakan wadah untuk memberdayakan dhuafa baik individu dan kelompok atau lembaga yang memiliki kemauan dan keinginan untuk menjadi mandiri dan mau di bina dalam jangka waktu tertentu (pengembangan usaha mikro, pemberian modal dan sarana usaha). Slogan fundraisingnya: “partisipasi anda sangat bermanfaat bagi pemberdayaan ekonomi dalam membangun kemandirian dhuafa”. Tujuan : 2 a. Dhuafa mampu dan memiliki kesadaran untuk mengelola potensi dirinya untuk memiliki usaha sendiri b. Dhuafa mampu membangun komitmen dan kemauan untuk bekerjasama dalam tim di dalam kelompok mandiri c. Dhuafa mampu mengembangkan usahanya menjadi lebih baik Mekanisme kelompok mandiri : a. Pelatihan awal untuk menarik anggota yang berminat dan memiliki kemauan untuk memiliki usaha atau mengembangkan usaha b. Membentuk kelompok minimal 5 orang di area yang sama dan diberi modal usaha atau sarana usaha atau sarana kerja c. Minimal 2 kelompok terbentuk akan di latih dan di bina secara rutin.
2
”Komunitas Mandiri”, Lagzis Pedul diakses dari www.lagzispeduli.org.co.id
55
Kontribusi bagi donatur : a. Lembaga atau perusahaan dapat bekerjasama untuk menyalurkan dana CSR perusahaan b. Anda baik individu atau lembaga atau perusahaan dapat menyalurkan dana sosialnya baik zakat, infaq, sedekah, dll. c. Anda baik individu atau lembaga atau perusahaan dapat memilih program komunitas mandiri di dekat area yang dipilih d. Anda baik secara individu atau lembaga atau perusahaan dapat ikut berpartisipasi langsung dalam penyerahan bantuan. Cara berpartisipasi : 1. Telpon langsung kekantor Lagzis Peduli yang terdekat 2. Kirim pesan lewat sms ke nomer 08553522500 3. Kirim email ke
[email protected] 2. Masjid Peduli yaitu mengajak takmir dan pengurus masjid untuk memberdayakan dan memberikan modal usaha atau sarana usaha bagi masyarakat miskin yang tinggal di sekitar masjid (pembinaan usaha kecildan pemberian modal usaha).3 Slogan fundraisingnya : ”partisipasi anda sangat bermanfaat bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin di sekitar masjid”.
3
”Masjid Peduli”, Lagzis Peduli diakses dari www.lagzispeduli.org.co.id
56
Tujuan : a. Memberikan pelatihan bagi pengurus dan takmir masjid agar mampu melatih dan membina dhuafa dalam menjalankan usaha b. Memberikan modal atau sarana usaha bagi dhuafa yang bertempat tinggal di sekitar masjid c. Membina secara berkelanjutan dhuafa yang telah dibantu Pembentukan masjid peduli : a. Pelatihan awal yang di ikuti oleh pengurus, takmir masjid dan relawan masjid b. Memberikan modal atau sarana usaha yang diperuntukkan bagi dhuafa di sekitar masjid c. Pembinaan dan pertemuan rutin yang di ikuti oleh pengurus, takmir masjid dan relawan masjid. Kontribusi bagi donatur : a. Lembaga atau perusahaan dapat bekerjasama untuk menyalurkan dana CSR perusahaan b. Anda baik individu atau lembaga atau perusahaan dapat menyalurkan dana sosialnya baik zakat, infaq, sedekah, dll. c. Anda baik individu atau lembaga atau perusahaan dapat memilih program masjid peduli di dekat area yang dipilih d. Anda baik secara individu atau lembaga atau perusahaan dapat ikut berpartisipasi langsung dalam penyerahan bantuan.
57
Cara berpartisipasi : 1. Telpon langsung kekantor Lagzis Peduli yang terdekat 2. Kirim pesan lewat sms ke nomer 08553522500 3. Kirim email ke
[email protected] 3. Sehat Mandiri adalah kegiatan yang mengajak partisipasi dari masyarakat untuk menanamkan prinsip penyadaran tentang kesehatan dan pencegahan penyakit bagi keluarga dan lingkungan (penyuluhan, klinik keliling, pelatihan bidan/tenaga kesehatan, pemberian makanan bergizi dan pengobatan). Slogan fundraisingnya: “partisipasi dan bantuan anda sangat bermanfaat bagi pemberdayaan kesehatan untuk dhuafa”.4 Tujuan : a. Mengajarkan dan melatih hidup sehat dan higienis bagi keluarga dan lingkungan b. Mengadakan pengobatan dan klinik keliling bagi masyarakat miskin c. Kerjasama dengan lembaga atau instansi atau institusi dalam rangka keberdayaan pentingnya hidup sehat dan mandiri. Kegiatan : a. Pelatihan kelompok sehat b. Pengobatan dan klinik keliling kerjasama dengan institusi terkait c. Pemberdayaan sosial dan ekonomi agar kelompok sehat menjadi mandiri d. Pembinaan berkelanjutan bagi kelompok sehat. 4
”Sehat Mandiri”, Lagzis Peduli diakses dari www.lagzispeduli.org.co.id
58
Kontribusi bagi donatur : a. Lembaga atau perusahaan dapat bekerjasama untuk menyalurkan dana CSR perusahaan b. Anda baik individu atau lembaga atau perusahaan dapat menyalurkan dana sosialnya baik zakat, infaq, sedekah, dll. c. Anda baik individu atau lembaga atau perusahaan dapat memilih program sehat mandiri di dekat area yang dipilih d. Anda baik secara individu atau lembaga atau perusahaan dapat ikut berpartisipasi langsung dalam penyerahan bantuan Cara berpartisipasi : 1. Telpon langsung kekantor Lagzis Peduli yang terdekat 2. Kirim pesan lewat sms ke nomer 08553522500 3. Kirim email ke
[email protected] 4. Sekolah Mandiri ialah kegiatan yang mengajak partisipasi dari masyarakat untuk menanamkan pendidikan baik ketrampilan, akhlaq, pengetahuan dan wawasan untuk menjadi keluarga dan lingkungan yang cerdas dan produktif (sekolah, pelatihan kewirausahaan, kursus keahlian). Slogan fundraisingnya :” Kekuatan Partisipasi anda sangat bermanfaat bagi pendidikan komunitas miskin dan memberdayakan mereka”.5 Tujuannya : 1.
5
Melatih dan mengenalkan tentang kemandirian
”Sekolah Mandiri”, Lagzis Peduli diakses dari www.lagzispeduli.org.co.id
59
2.
Memberikan pendidikan non akademik untuk mengarahkan agar menjadi lebih mandiri dan lebih berdaya
3.
Memberikan pendidikan secara akademik dengan fasilitas dan biaya pendidikan secara gratis
Berbagai Sekolah Mandiri 1.
Sekolah Kemandirian yaitu mengajak dan mengenalkan secara langsung jiwa entrepreneurship, jiwa social kemasyarakatan maupun jiwa mengenal kemampuan dan potensi diri
2.
Sekolah Ketrampilan yaitu melatih ketrampilan sesuai dengan minat dan potensi dhuafa
3.
Sekolah Akademik yaitu memberikan dan mendukung bagi dhuafa untuk pendidikan secara akademik sesuai dengan program pemerintah pendidikan nasional
Kontribusi bagi Donatur: 1.
Lembaga atau Perusahaan dapat bekerjasama untuk menyalurkan dana CSR perusahaan
2.
Anda baik secara individu atau lembaga atau perusahaan dapat menyalurkan dana sosialnya baik zakat, infaq, sedekah, dll
3.
Anda baik individu atau lembaga atau perusahaan dapat memilih Sekolah Mandiri di dekat area yang dipilih
4.
Anda baik individu atau lembaga atau perusahaan dapat ikut berpartisipasi langsung dalam penyerahan bantuan
60
Cara Berpartisipasi : 1.
Telepon langsung ke kantor Lagzis yang terdekat
2.
Kirim pesan lewat sms ke nomer 08553522500
3.
Kirim email ke
[email protected] [email protected]
5. Ternak Peduli yaitu beternak dengan memberikan contoh atau sample ternak yang unggul serta melatih peternak untuk memiliki kemampuan dan kepedulian dalam menerapkan teknik budidaya ternak sehingga memberikan hasil ternak yang sehat, sesuai syariah dan bernilai ekonomis tinggi (breeding, fatting, pemberdayaan dan ketrampilan peternak). Slogan fundraisingnya :” partisipasi anda sangat bermanfaat bagi pemberdayaan ekonomi dalam memandirikan peternak miskin”.6 Tujuan ; a. Melatih dan mengenalkan pengembangbiakan dan pemeliharaan ternak yang baik dan sesuai syariah b. Menawarkan kepada donatur atau masyarakat umum agar mau membeli ternak sambil beramal c. Bekerjasama dengan pihak terkait agar mampu menghasilkan ternak yang unggul dan berkualitas. Kegiatan : a. Pelatihan bagi peternak miskin agar mampu budidaya dan beternak yang baik 6
”Ternak Peduli”, Lagzis Peduli diakses dari www.lagzispeduli.org.co.id
61
b. Breeding atau peranakan agar tercapai ternak yang unggul c. Penggemukan ternak yang sehat dan bernilai ekonomis tinggi d. Pembinaan berkelanjutan bagi peternak. Kontribusi bagi donatur : a. Lembaga atau perusahaan dapat bekerjasama untuk menyalurkan dana CSR perusahaan b. Anda baik individu atau lembaga atau perusahaan dapat menyalurkan dana sosialnya baik qurban, infaq, sedekah, dll. c. Anda baik secara individu atau lembaga atau perusahaan dapat ikut berpartisipasi langsung dalam penyerahan bantuan. Cara berpartisipasi : 1. Telpon langsung kekantor Lagzis Peduli yang terdekat 2. Kirim pesan lewat sms ke nomer 08553522500 3. Kirim email ke
[email protected] 6. Tani Nelayan Mandiri adalah kegiatan yang membuat petani maupun nelayan untuk unggul dalam menerapkan pertanian/peternakan/perikanan yang berwawasan lingkungan sehingga memberikan hasil pertanian yang melimpah, sehat dan ekonomis (budidaya, pemasaran, pengemasan dan distribusi). Slogan fundraisingnya : “partisipasi anda sangat bermanfaat bagi
62
pemberdayaan ekonomi dalam membangun petani dan nelayan menjadi mandiri”.7 Tujuan : a. Melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada kelompok tani/ peternak/ nelayan dalam mengembangkan pertanian/peternakan/ perikanan yang berwawasan lingkungan b. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait guna pengembangan ekonomi masyarakat tani/ peternak/ nelayan c. Membangun etos kerja dan kesadaran spritual melalui kecintaan kepada alam dan lingkungan sekitar. Kegiatan : a. Pengadaan dan distribusi benih, pupuk dan obat-obatan pertanian organik b. Sekolah lapang, pelatihan dan transfer teknologi budidaya pertanian organik c. Budidaya pertanian/ peternakan/ perikanan organik d. Membangun rantai distribusi hasil pertanian organik yang berpihak pada kepentingan petani e. Membangun wisata dan publikasi agroekologi, yaitu budidaya pertanian/ peternakan/ perikanan yang berdimensi pelestarian alam f. Mengajarkan kecintaan pada alam dan eksistensinya sejak dini.
7
”Tani Nelayan Mandiri”, Lagzis Peduli diakses dari www.lagzispeduli.org.co.id
63
Kontribusi bagi donatur : a. Lembaga atau perusahaan dapat bekerjasama untuk menyalurkan dana CSR perusahaan b. Anda baik individu atau lembaga atau perusahaan dapat menyalurkan dana sosialnya baik zakat, infaq, sedekah, dll. c. Anda baik secara individu atau lembaga atau perusahaan dapat memilih program tani nelayan mandiri di dekat area yang dipilih. Cara berpartisipasi : 1. Telpon langsung kekantor Lagzis Peduli yang terdekat 2. Kirim pesan lewat sms ke nomer 08553522500 3. Kirim email ke
[email protected] 7. Komunitas Peduli yaitu kegiatan yang merupakan wadah untuk menampung aspirasi individu dan lembaga atau perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap dhuafa dan mempunyai minat untuk berpartisipasi dalam kegiatan kepedulian
dan
mengenalkan
kemandirian
kepada
sesama.
Slogan
fundraisingnya: “Anda tidak sekedar berderma, bergabunglah menjadi anggota komunitas peduli untuk berpartisipasi dalam tindakan amal dan pemberdayaan terhadap dhuafa”.8 Tujuan : a. Menyediakan wadah untuk menampung komunitas masyarakat yang mempunyai kepekaan dan kepedulian terhadap dhuafa 8
”Komunitas Peduli”, Lagzis Peduli diakses dari www.lagzispeduli.org.co.id
64
b. Meningkatkan kesadaran anggota komunitas peduli melalui kegiatankegiatan kepedulian c. Sebagai sarana CSR bagi lembaga atau perusahaan yang memiliki kepedulian d. Melahirkan individu dan lembaga atau perusahaan yang mampu menjadi pionir (agen of change) kepedulian di masyarakat. Mekanisme keanggotaan: a. Kegiatan komunitas bersifat swadaya dan swadana dan otomatis bila menjadi donatur Lagzis Peduli b. Anda yang sudah menjadi komunitas peduli, dapat berperan aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Kontribusi bagi donatur : a. Anda dapat berperan dalam memberikan dukungan sukarela berupa donasi, tenaga maupun keahlian untuk upaya kepedulian sesama b. Anda akan mendapat souvenir dan atribut komunitas peduli bagi anggota yang berpartisipasi langsung dalam tindakan kepedulian c. Anda akan menjadi mail-list komunitas peduli dan berperan aktif dalam mengelola komunitas serta kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan berpartisipasi langsung dalam penyerahan bantuan. Cara bergabung : Kirim sms ke nomer 08553522500 Ketik : reg kp/nama lengkap/tanggal lahir/alamat dan kodepos/besar donasi
65
Contoh : reg kp/ Dewi Prasetya/11-07-81/Matahari Dept Store Jl. Pasar Besar Jakarta 60125/200.000 8. Pengelolaan Media merupakan mengelola media untuk menunjang kegiatan dan komunikasi (majalah muzakki, buku, bulletin, dll).
E. Mekanisme Biaya Pengelolaan Operasional Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Namun demikian dalam praktik organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk sehingga seringkali sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya. Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut, seperti kreditur dan pemasok dana lainnya.9
9
PSAK 45
66
Organisasi semacam ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya. Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai: a) Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut b) Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer. Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut. Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas harus menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih.
67
F. Pernyataan
Standar
Akuntansi
Keuangan
No.
45
Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 terdiri: 1. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Laporan Keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan. 2. Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut: a. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo. b. Mengelompokan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka panjang. c. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh temponya kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan keuangan. 3. Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
68
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. 4. Laporan Aktivitas a. Tujuan dan Fokus Laporan Aktivitas Laporan aktivitas difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan. b. Perubahan Kelompok Aktiva Bersih Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. c. Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat. Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
69
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika pengunaannya dibatasi. 5. Informasi Pendapatan dan Beban Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi, dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 6. Informasi Pemberian Jasa Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. 7. Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. 8. Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tantang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:
a. Aktivitas pendanaan: 1) penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
70
2) penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaanya
dibatasi
untuk
pemerolehan,
pembangunan
dan
pemeliharaan aktiva tetap atau peningkatan dana abadi (endowment). 3) bunga dan dividen yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang. b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi. 9. Tanggal Berlaku Efektif Pernyataan ini efektif berlaku untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2000. Penerapan lebih dini sangat dianjurkan. PSAK No. 45 tentang PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA telah disetujui dalam rapat Komite Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 20 Desember 1997 dan telah disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 23 Desember 1997.
BAB IV PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN ZAKAT PADA LAGZIS PEDULI JAKARTA
A. Pengelolaan Biaya Operasional Dalam Manajemen Zakat Lagzis Peduli Tingkat kepercayaan muzakki merupakan indikator utama dari dukungan dan legitimasi sosial OPZ. Legitimasi sosial ini banyak terkait dengan kinerja keuangan OPZ. Transparansi laporan keuangan, efisiensi operasional dan inovasi program, merupakan faktor-faktor kunci pembentuk kepercayaan publik terhadap OPZ. Untuk mengukur atau mengevaluasi kinerja lembaga, terutama berkenaan dengan kesehatan finansial lembaga, kita dapat melihatnya dari dua sisi, pertama efisiensi organisasi dan kedua kapasitas organisasi. Kita dapat menggunakan rasio finansial untuk mengukur kedua rasio tersebut, kemudian mengeluarkan nilai rating yang mengkombinasikan kedua area tersebut. Dengan ini kita bisa melihat seberapa efisienkah lembaga dalam mengelola dana yang mereka miliki dan sampai sejauh apa dana tersebut digunakan dalam menjalankan program-program yang mereka lakukan serta berbagai macam pelayanan yang mereka adakan. Penilaian ini memudahkan para muzakki dan donatur dalam menentukan OPZ mana yang lebih efektif dalam memonitor diri mereka sendiri. 1
1
Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ), Menggagas Arsitektur Zakat Indonesia; Menuju Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Sipil Dalam Pengelolaan Zakat Nasional,(Jakarta: IMZ, 2009), h. 105.
86 71
72
Seluruh rasio keuangan beserta formula perhitungannya serta konversi dan nilai kinerja keuangan disajikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Definisi Rasio Keuangan
Tabel 4.2 Rasio Aspek Finansial
73
Tabel 4.3 Konversi Nilai Kinerja Keuangan Konversi Nilai * Kinerja Keuangan Rasio biaya program (%) Rasio biaya operasional (%) Rasio pendapatan utama dari dana zakat (%) Pertumbuhan biaya program (%)
1
2
3
4
5
<70.00 >29.99
70.00-74.99 29.00-29.99
75.00-79.99 28.00-28.99
80.00-84.99 27.00-27.99
>84.99 <27.00
<10.00
10.00-14.99
15.00-19.99
20.00-24.99
>24.99
<10.00
10.00-14.99
15.00-19.99
20.00-24.99
>24.99
*) Arti dari Nilai 5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup baik, 2 = kurang baik, 1 = belum baik.
Sumber: Analisis PEBS- FEUI 1. Meningkatkan efisiensi OPZ Menganalisa efisiensi OPZ memperhatikan seberapa baikkah fungsi OPZ berjalan dari hari ke hari. OPZ yang efesiensi menghabiskan sedikit biaya untuk mendapatkan penghimpunan dana ZIS yang lebih banyak. Usaha penghimpunan dana ZIS (funraising efforts) harus sejalan dengan program-program dan palayananpelayanan OPZ. Biaya administrasi yang dikeluarkan harus berada pada batas yang wajar, dalam hal ini manajemen biaya pengelolaan operasional yang diterapkan pada Lagzis Peduli Jakarta yaitu menggunakan 18% untuk biaya operasional dari total akumulatif penerimaan dana infaq/shodaqah atau dana sumbangan, khusus untuk total akumulatif dari penerimaan dana zakat, Lagzis Peduli Jakarta tidak menggunakan sedikitpun untuk pembiayaan operasional karena aturan zakat itu sudah jelas ditujukan untuk 8 asnaf. Kemudian dari 18% itu disebarkan ke kantor-kantor cabang dalam 1 tahun diturunkan kedalam 1 bulan diturunkan lagi kedalam 1 minggu yang
74
penggunaannya dipantau oleh independen keuangan pusat dengan pelaporannya.2 Mayoritas pengeluaran dipergunakan untuk pelaksanaan program-program dan pelayanan-pelayanan yang mereka jalankan. Hal ini dapat kita lihat dengan memeriksa data historis laporan keuangan yang dimiliki masing-masing OPZ. Kita dapat melihat perubahan-perubahan atau peningkatan-peningkatan dalam beberapa periode, selain itu kita dapat mengukur sejauh mana efisiensi pengelolaan keuangan lembaga. Hal ini tentu saja akan sangat membantu OPZ dalam meningkatkan kepercayaan publik agar menyalurkan dananya kepada OPZ tersebut. Selain itu, muzakki dan donatur akan merasa tenang karena tahu bahwa dana yang mereka sumbangkan akan dikelola secara benar pada kegiatan yang membawa manfaat untuk masyarakat. Untuk mengukur efisiensi dan kapasitas OPZ, terdapat tiga macam katagori pengukuran yaitu rasio biaya program (program expenses ratio), rasio biaya operasional (operational expenses ratio) dan rasio pendapatan utama dari dana zakat (primary revenue ratio).3 a. Rasio biaya program (program expenses ratio) OPZ didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial bagi masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu melalui program-program yang tepat target dan tujuan. Merupakan salah satu inefisiensi apabila pengeluaran
2
Wawancara pribadi dengan bapak Johan Eko Prabowo, staff accounting finance Lagzis Peduli Jakarta pada tanggal 20 Mei 2011. 3 Kriteria penilaian kinerja keuangan ini diadaptasikan dari lembaga rating independen charity navigator diakses melalui situsnya www.charitynavigator.com pada tanggal 25 Mei 2011.
75
dalam program pendayagunaan dana ZIS lebih besar dibandingkan manfaat dari program yang dirasakan mustahik. Oleh karena itu perlu dikalkulasi seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk implementasi program-program sebuah OPZ. Yang dimaksud dengan rasio biaya program yakni rasio pengeluaran dalam suatu program atau proyek secara relatif terhadap total pengeluaran dalam kurun waktu satu tahun. Rasio ini mengindikasikan berapa banyak dana yang dikeluarkan untuk memberdayakan mustahik atau dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar fokus OPZ terhadap penggunaan dana ZIS yang diperoleh OPZ untuk para mustahiknya. Semakin rendah rasio biaya program, maka semakin kecil fungsi kerja yang dihasilkan oleh OPZ. Berdasarkan laporan ini, proporsi rata-rata rasio biaya program adalah dalam kisaran 70-85% dari total pengeluaran OPZ per tahun. Makin besar persentase total biaya fungsional yang dikeluarkan untuk pelaksanaan program dan pelayanan maka kinerja OPZ tersebut makin baik karena banyak program yang berhasil didanai oleh OPZ. Tabel 4.4 rasio biaya program (program expenses ratio) pada Lagzis Peduli Jakarta
Tahun
Total biaya program PE
Total pengeluaran TE
Rasio biaya program PE/TE x 100%
2006
Rp 2.682.790.271,-
Rp 3.244.003.856,-
82.69%
Baik
2007
Rp 2.983.559.409,-
Rp 3.836.113.973,-
77.77%
Cukup baik
2008
Rp 3.643.376.674,-
Rp 4.683.542.909,-
77.79%
Cukup baik
2009
Rp 3.845.157.693,-
Rp 5.184.251.473,-
74.16%
Kurang baik
Konversi nilai kinerja keuangan
76
Grafik 4.1 rasio biaya program (program expenses ratio) pada Lagzis Peduli Jakarta 84 82 80 78 76 74 72 70 68
Persentase
2006
2007
2008
2009
Keterangan: 1) Total biaya program diambil dari penjumlahan penggunaan dana pada laporan aktivitas seperti tabel dibawah ini: Tabel 4.5 total biaya program dari penggunaan dana pada laporan aktivitas Tahun
Zakat
Infaq
Majalah
Dana solidaritas
Total biaya program
2006
Rp 895.891.978,-
Rp 973.687.772,-
Rp 753.125.636,-
Rp 60.084.885,-
Rp 2.682.790.271,-
2007
Rp 1.089.225.103,-
Rp 917.656.036,-
Rp 973.124.020,-
Rp 3.554.250,-
Rp 2.983.559.409,-
2008
Rp 719.665.530,-
Rp 1.987.572.535,-
Rp 936.138.609,-
Rp 0,-
Rp 3.643.376.674,-
2009
Rp 990.180.672,-
Rp 2.163.856.165,-
Rp 579.303.456,-
Rp 111.817.400,-
Rp 3.845.157.693,-
Grafik 4.2 total biaya program dari penggunaan dana pada laporan aktivitas 4500000000 4000000000 3500000000 3000000000 2500000000 2000000000 1500000000 1000000000 500000000 0
zakat infaq majalah dana solidaritas total biaya program
2006
2007
2008
2009
77
2) Total pengeluaran diambil dari penjumlahan seluruh penggunaan dana pada laporan aktivitas seperti tabel dibawah ini: Tabel 4.6 total pengeluaran dari penggunaan dana pada laporan aktivitas
Tahun
Zakat
Infaq
Dana solidaritas
Majalah
Jumlah penggunaan dana
Dana non syariah
Dana pengelola
2006
Rp 895.891.978,-
Rp 973.687.772,-
Rp 753.125.636,-
Rp 60.084.885,-
Rp 561.213.585,-
-
Rp 3.244.003.856,-
2007
Rp 1.089.225.103,-
Rp 917.656.036,-
Rp 973.124.020,-
Rp 3.554.250,-
Rp 852.554.564
-
Rp 3.836.113.973,-
2008
Rp 719.665.530,-
Rp 1.987.572.535,-
Rp 936.138.609,-
Rp 0,-
Rp 1.037.742.235,-
Rp 2.424.000,-
Rp 4.683.542.909,-
2009
Rp 990.180.672,-
Rp 2.163.856.165,-
Rp 579.303.456,-
Rp 111.817.400,-
Rp 1.337.193.780,-
Rp 1.900.000,-
Rp 5.184.251.473,-
Grafik 4.3 total pengeluaran dari penggunaan dana pada laporan aktivitas 6000000000 5000000000 4000000000
dana pengelola
3000000000
dana non syariah
2000000000
total pengeluaran
1000000000 0 2006
2007
2008
2009
Analisa berdasarkan rasio biaya program diatas bahwa Lagzis Peduli Jakarta di tahun 2006 rasio biaya program sebesar 82.69% dengan konversi nilai kinerja keuangan predikat baik dibanding dengan tahun sesudahnya berpredikat cukup baik pada tahun 2007 dan 2008 kemudian kurang baik ditahun 2009 karena dilhat dari total biaya program dan total pengeluaran lebih sedikit dibandingkan tahun
78
sesudahnya. Sehingga upaya Lagzis Peduli Jakarta dalam meningkatkan efisiensi rasio biaya program tercapai baik ditahun 2006 dalam manajemennya semakin kecil total pengeluaran untuk biaya program maka disesuaikan dengan penghimpunan dananya masih kecil dalam hal ini masih mudah pengelolaannya. Sebaliknya semakin tinggi total pengeluaran untuk biaya program disesuaikan dengan penghimpunan dana meningkat dan aktivitas program dapat berjalan karena adanya penghimpunan dana seperti tahun sesudahnya total biaya program meningkat seiring dengan total pengeluaran yang meningkat maka manajemen pengelolaannya semakin sulit karena semakin besar total biaya program dan total pengeluaran
semakin besar pula petanggungjawabannya. Pada konversi nilai
kinerja keuangan semaikin tinggi total pengeluaran untuk biaya program maka dinilai sangat baik kinerjanya dalam sebuah organisasi nirlaba. b. Rasio biaya operasional (operational expenses ratio) Seperti organisasi lainnya, OPZ yang efektif harus merekrut, mengembangkan dan mempertahankan SDM terbaik yang mereka miliki. Pada saat yang sama, mereka harus memastikan bahwa biaya administrasi yang mereka keluarkan tetap berada pada batasan yang wajar dan sesuai atau searah dengan biaya fungsional organisasi. Rasio biaya operasi merupakan rasio dari pengeluaran OPZ untuk kegiatan operasional, secara relatif terhadap total pengeluaran selama satu tahun. Rasio ini menunjukkan prosentase pengeluaran OPZ yang berkenaan dengan keperluan operasional dan administratif baik itu, administrasi lembaga maupun pelaksanaan program-programnya. Biaya operasional memang diperlukan karena
79
bila terabaikan, program-program OPZ akan menjadi terhambat, meskipun demikian harus disadari bahwa bagaimanapun juga biaya operasional haruslah tetap terkontrol serta harus dibatasi untuk keperluan yang ada. Apabila biaya administrasi terlalu besar akan merugikan dalam pencapaian target dari pelaksanaan program-program OPZ. Rasio ini diperoleh dengan menghitung total biaya operasional dan membandingkannya dengan total pengeluaran OPZ per tahun, diluar dana/ gaji untuk amil. Hal ini karena diasumsikan bahwa gaji untuk amil, sebagai salah satu dari delapan asnaf, di peroleh dari dana zakat. Sehingga, alokasi dana/ gaji untuk amil, digolongkan ke dalam biaya program. Sebagai contoh pada Lagzis Peduli Jakarta manajemen biaya pengelolaan operasional adalah dengan mengambil 18% dari total akumulaif penerimaan dana infaq/ shodaqoh/ sumbangan secara keseluruhan kemudian diturunkan ke masing-masing kantor cabang per tahun diturunkan lagi menjadi perbulan lalu dibuat penyusunan anggaran yang dikontrol langsung oleh independen pusat.4 Nilai dari persentase biaya operasional yang dikeluarkan oleh manajemen OPZ, semakin rendah maka nilainya semakin baik. Artinya OPZ mampu melakukan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya, yang ditunjukan dengan proporsinya yang kecil terhadap keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh OPZ. Apabila persentase biaya ini besar bisa dimaknai bahwa OPZ tersebut kurang efisien dalam mengelola masalah yang terkait administratif, sehingga menimbulkan biaya yang cukup besar.
4
Wawancara pribadi dengan bapak Johan Eko Prabowo, staff accounting finance Lagzis Peduli Jakarta pada tanggal 20 Mei 2011.
80
Tabel 4.7 rasio biaya operasional (operational expenses ratio) pada Lagzis Peduli Jakarta Total biaya operasional OE
Tahun
Total pengeluaran TE
Rasio biaya operasional OE/TE x 100%
Konversi nilai kinerja keuangan
2006
Rp
561.213.585,-
Rp 3.244.003.856,-
17.3%
Sangat baik
2007
Rp
852.554.564,-
Rp 3.836.113.973,-
22.22%
Sangat baik
2008
Rp 1.037.742.235,-
Rp 4.683.542.909,-
22.15%
Sangat baik
2009
Rp 1.337.193.780,-
Rp 5.184.251.473,-
25.79%
Sangat baik
Grafik 4.4 rasio biaya operasional (operational expenses ratio) pada Lagzis Peduli Jakarta 30 25 20 15
Persentase
10 5 0 2006
2007
2008
2009
Keterangan: 1) Total biaya operasional diambil dari dana pengelola pada laporan aktivitas yang dapat dilihat di table 4.6 dan grafik 4.3 2) Total pengeluaran diambil dari penjumlahan seluruh penggunaan dana pada laporan aktivitas yang dapat dilihat di tabel 4.6 dan grafik 4.3 Analisa berdasarkan rasio biaya operasional diatas bahwa Lagzis Peduli Jakarta pada konversi nilai kinerja keuangan dari tahun 2006 sampai 2009 dinilai
81
sangat baik dan telah berhasil meningkatkan efisiensi keuangan karena persentasenya tidak melebihi 27% meskipun berfluktuasi dari tahun ketahun hal ini mungkin disebabkan karena dana pengelola/total biaya operasional dan total pengeluaran tahun 2006 sampai tahun 2009 mengalami peningkatan akan tetapi masih dalam garis normal untuk jangka pendek hal ini bisa meningkatkan efektivias kerja amil dan untuk jangka panjang mampu memperluas cabangnya. Total
pengeluaran
untuk
biaya
operasional
meningkat
seiring
dengan
penghimpunan dana yang meningkat dari tahun ketahun. c. Rasio pendapatan utama dari dana zakat (primary revenue ratio) Sesuai dengan namanya, Organisasi Pengelola Zakat memiliki tugas utama untuk menghimpun dan kemudian mendistribusikan atau mendayagunakan dana zakat dari dan untuk umat. Selain itu, sebagai lembaga filantropi, OPZ juga berhak untuk menerima pendapatan dalam bentuk lain, seperti infaq/shodaqoh, bahkan wakaf dan bagi hasil atas usaha bisnis yang dijalankannya. Namun, dengan menjaga penggunaan dananya agar tetap berada dalam koridor syariat. Meski begitu, sudah sewajarnya jika sebagai lembaga penghimpun, penyalur dan pendayaguna zakat, OPZ menjadikan zakat sebagai fokus kegiatan organisasi, baik dalam hal penghimpunan ataupun pendistribusian dan pendayagunaan. Sehingga, menjadi penting untuk mengukur mengenai seberapa besar proporsi/rasio penerimaan dana zakat oleh OPZ terhadap total penerimaan per tahun. Hal ini dapat menjadi suatu parameter apakah OPZ menjalankan fungsi utamanya sebagai lembaga zakat, atau sebagai lembaga filantropi umum lainnya.
82
Terlebih, kriteria ini akan membedakan OPZ dari Lembaga Swadaya Masyarakat, atau bahkan dari lembaga filantropi Islam lainnya, seperti yayasan pendidikan Islam. Secara sederhana, nilai rasio ini dapat di peroleh dengan membagi besaran nilai penerimaan dana zakat terhadap total dana yang diperoleh OPZ untuk tahun yang bersangkutan. Tabel 4.8 rasio penerimaan dana utama dari zakat (primary revenue ratio) pada Lagzis Peduli Jakarta
Tahun
(Total penerimaan dana zakat tahun berjalan-total penerimaan dana zakat sebelumnya/total dana zakat tahun sebelumnya)
Rasio penerimaan dana utama dari zakat (Z n-Z n-1/ Z n-1 ) x 100%
Konversi nilai kinerja keuangan
2007-2006
(Rp 1.241.456.187 – Rp 909.037.580) /Rp 909.037.580
36.5%
Sangat baik
2008-2007
(Rp 1.411.620.707 Rp 1.241.456.187) / Rp 1.241.456.187
31.7%
Sangat baik
2009-2008
(Rp 1.715.786.179 Rp1.411.620.707) /Rp 1.411.620.707
21.5%
Baik
83
Grafik 4.5 rasio penerimaan dana utama dari zakat (primary revenue ratio) pada Lagzis Peduli Jakarta
40 30 20
Persentase
10 0 2007-2006
2008-2007
2009-2008
Keterangan : rasio penerimaan dana utama dari zakat diambil dari total penerimaan dana zakat tahun berjalan dan total penerimaan dana zakat tahun sebelumnya pada laporan aktivitas. Analisa berdasarkan rasio penerimaan dana utama dari zakat diatas bahwa Lagzis Peduli Jakarta pada konversi nilai kinerja keuangan dari 2 tahun periode dinilai sangat baik meskipun 1 tahun periode dinilai baik dilihat periode tahun 2007-2006 (36.5%), tahun 2008-2007 (31.7%) dan tahun 2009-2008 (21.5%) karena penerimaan dana utama dari zakat dari tahun ketahun mengalami kenaikan, walaupun persentase periode tahun 2007-2006 lebiih tinggi dibandingkan periode tahun 2008-2007 dan periode tahun 2009-2008 kemudian periode tahun 2008-2007 lebih tinggi dibandingkan periode tahun 2009-2008 hal ini mungkin dikarenakan penggabungan penerimaan dana utama dari zakat pertahun mengalami kenaikan dan penurunan.
84
2. Kapasitas OPZ yang terukur Sebuah OPZ perlu dianalisa untuk menentukan seberapa jauh keberlangsungan program dan pelayanan yang dilakukan oleh OPZ, dan apakah OPZ dapat mempertahankan keberlangsungan tersebut meskipun kehilangan muzakki dan donatur atau dalam kondisi perekonomian yang memburuk. Dengan melakukan analisa ini, para penyandang dana dapat melihat sejauh mana posisi OPZ dalam mencapai tujuan jangka panjang serta kemampuannya dalam menghadapi perubahan yang sistematis. OPZ yang menunjukkan pertumbuhan konsisten dan mampu menjaga stabilitas finansial akan lebih menjanjikan dalam beberapa tahun ke depan. OPZ ini memiliki fleksibilitas untuk melakukan perencanaan strategis dan mencapai tujuan jangka panjang. Terdapat 2 macam katagori dalam mengukur kapasitas OPZ, yakni pertumbuhan penerimaan dana zakat (primary Revenue Growth) dan pertumbuhan biaya program. a. Pertumbuhan penerimaan dana zakat (primary Revenue Growth) Opz sebagai lembaga filantropi harus berkembang seiring dengan berjalannya waktu agar keberlangsungan program dan aktivitas pelayanan mereka lebih terjamin. Hal ini didorong dengan pertama, pertumbuhan penerimaan baik berupa zakat, infaq, shodaqoh maupun donasi atau sumbangan yang berasal dari macam sumber. Kedua, pertumbuhan dalam hal aktivitas pelayanan dan programprogram yang dijalankan OPZ. OPZ yang menunjukkan pertumbuhan yang konsisten setiap tahunnya baik pada penerimaan dan pengeluaran untuk program
85
dan aktivitas pelayanan akan menjamin keberlangsungan programnya dari tahun ke tahun. Untuk menganalisa kedua hal tersebut, laporan ini menggunakan publikasi data finansial lembaga selama 5 tahun berturut-turut. Secara garis besar, penerimaan OPZ terdiri dari zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf serta penerimaan tambahan yang berasal dari diversifikasi penghasilan misalnya hasil investasi unit-unit bisnis yang dimiliki oleh OPZ, jasa sewa, acara-acara khusus seperti penyelenggaraan kursus, training atau workshop berbayar bagi para amil, penjualan inventori dan pendapatan yang tidak berhubungan dengan bisnis. Tabel 4.9 pertumbuhan penerimaan dana Ziswaf pada Lagzis Peduli Jakarta Tahun
Penerimaan dana ziswaf
Persentase pertumbuhan
2007-2006
(Rp 5.249.101.257 - Rp 3.726.547.604) / Rp 3.726.547.604
40.85%
2008-2007
(Rp 5.509.629.412-Rp 5.249.101.257) / Rp 5.249.101.257
4.96%
2009-2008
(Rp 6.247.709.352 - Rp 5.509.629.412) / Rp 5.509.629.412
13.39%
Grafik 4.6 Pertumbuhan penerimaan dana Ziswaf pada Lagzis Peduli Jakarta 50 40 30 persentase pertumbuhan 20 10 0 2007-2006
2008-2007
2009-2008
86
Keterangan: pertumbuhan dana ziswaf ini diambil dari penerimaan dana pada laporan aktivitas sebagai berikut: Tabel 4.10 Pertumbuhan dana ziswaf pada laporan aktivitas Tahun
Zakat
Infaq
Majalah
Dana solidaritas
Dana wakaf
Dana pengelola
Dana non syariah
2006
Rp 930.395.760,-
Rp 2.234.915.866,-
Rp 385.170.300,-
Rp 42.924.775,-
Rp 13.850.000,-
Rp 2.766.248,-
Rp 225.185,-
2007
Rp 1.178.568.833,-
Rp 2.796.920.156,-
Rp 1.120.558.850,-
Rp 0,-
Rp 3.001.000,-
Rp 2.007.886
Rp 723.428,-
2008
Rp 1.549.114.207,-
Rp 2.455.180.493,-
Rp 523.695.663,-
Rp 53.000
-
Rp 941.707.424,-
Rp 39.878.625
2009
Rp 1.955.254.483,-
Rp 2.857.441.824,-
Rp 558.366.485,-
Rp 14.710.000,-
-
Rp 857.232.547,-
Rp 4.704.013,-
Grafik 4.7 Pertumbuhan dana ziswaf pada laporan aktivitas
3500000000 3000000000 2500000000 2000000000 1500000000 1000000000 500000000 0
zakat infaq majalah dana solidaritas dana wakaf dana pengelola 2006
2007
2008
2009
dana non syariah
Analisa berdasarkan pertumbuhan dana ziswaf diatas bahwa pada Lagzis Peduli Jakarta diikuti oleh dana zakat dari tahun 2006 sampai tahun 2009 meningkat, dana infaq pada tahun 2006 meningkat ditahun 2007 tetapi mengalami penurunan ditahun 2008 kemudian dari tahun 2008 naik lagi di tahun 2009 sehingga kenaikannya lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada tahun 2007, dana
87
majalah pada tahun 2006 naik ditahun 2007 dan turun ditahun 2008 dengan tahun 2009, dana solidaritas ada ditahun 2006, 2007 dan 2009 walaupun mengalami penurunan akan tetapi ditahun 2008 tidak ada dana, dana wakaf ada pada tahun 2006 dan 2007 tetapi mengalami penurunan pada tahun 2008 dan 2009 tidak ada dana,dana pengelola tahun 2006 turun ditahun 2007 kemudian naik ditahun 2008 dan mengalami penurunan yang tidak signifikan pada tahun 2009. Kemudian dilihat pertumbuhan dana ziswaf dari periode 2007-2006 maka terdapat persentasenya 40.85% tertinggi dibandingkan periode 2008-2007 dengan persentase 4.96% terendah dan periode 2009-2008 dengan persentase 13.39% lebih tinggi dari periode 2008-2007 dan lebih rendah dari periode 2007-2006. b. Pertumbuhan biaya program Pertumbuhan penerimaan dana ZIS harus sejalan dengan pertumbuhan program pemberdayaan mustahik yang berhasil dilakukan oleh OPZ. Biaya program merefleksikan prosentase dari total pengeluaran dana pada programprogram dan pelayanan-pelayanan yang dilakukan. Dengan membagi biaya program lembaga dengan total biaya yang dikeluarkan oleh OPZ akan menghasilkan prosentase/rasio dari biaya program ini. Sedangkan yang dimaksud dengan pertumbuhan biaya program adalah penghitungan pertumbuhan biaya program ini dapat diperoleh melalui formula berikut (PE n –Pe n-1/Pe n-1) x 100%, dimana Pe n-1 merupakan total biaya program pada tahun sebelumnya, sedangkan PEn merupakan pengeluaran biaya program pada tahun berjalan.
88
Tabel 4.11 Rasio pertumbuhan biaya program
Tahun
Rasio (Total biaya program pertumbuhan tahun berjalan-total biaya program biaya program tahun dasar/total biaya (PE n-Pe n-1/ Pe n-1 ) program tahun dasar) x 100%
Konversi nilai kinerja keuangan
2007-2006
(Rp 2.983.559.409 – Rp 2.682.790.271) / Rp 2.682.790.271
11.21%
Kurang baik
2008-2007
(Rp 3.643.376.674-Rp 2.983.559.409)/ Rp 2.983.559.409
22.11%
baik
2009-2008
(Rp 3.845.157.693– Rp 3.643.376.674)/ Rp 3.643.376.674
15.53%
Cukup baik
Grafik 4.8 Rasio pertumbuhan biaya program 25 20 15 Persentase 10 5 0 2007-2006
2008-2007
2009-2008
Keterangan: rasio pertumbuhan biaya program diambil dari total biaya program tahun berjalan dan total biaya program tahun dasar pada laporan aktivitas dapat dilihat pada tabel 4.4 dan dan grafik 4.1 sebelumnya. Menentukan target penghimpunan lebih dulu, kemudian target penyaluran ditentukan berdasarkan
89
target penghimpunan. Dengan cara ini, maka target penyaluran sangat tergantung pada target penghimpunan sehingga program-program penyaluran bisa jadi menjadi sangat konservatif. Analisa berdasarkan rasio pertumbuhan biaya program diatas bahwa pada Lagzis Peduli Jakarta diperiode tahun 2007-2006 dengan konversi nilai kinerja kurang baik, periode tahun 2008-2007 predikat baik dan periode tahun 2009-2008 predikat cukup baik, karena hal ini diiringi dengan rasio biaya program pada Lagzis Peduli Jakarta di tahun 2006 dengan konversi nilai kinerja keuangan predikat baik dibanding dengan tahun sesudahnya berpredikat cukup baik pada tahun 2007 dan 2008 kemudian kurang baik ditahun 2009 karena dilhat dari total biaya program dan total pengeluaran lebih sedikit dibandingkan tahun sesudahnya.
B. Penerapan Ketentuan Hak Amil Dalam Manajemen Zakat di Lagzis Peduli Kepuasan amil akan meningkatkan produktivitas sekaligus profesionalitas dalam bekerja. Karena amil mendapat gaji yang layak, maka tingkat bertahan amil (retensi) dalam OPZ tersebut semakin besar. Artinya amil akan bersedia mengabdikan dirinya untuk melayani masyarakat melalui OPZ tersebut tanpa perlu berfikir mencari usaha sampingan atau mencari pekerjaan yang lebih baik. Sedangkan yang dimaksud dengan beban pengelolaan amil terdiri dari beban langsung penyaluran dana zakat dan dana infaq/shodaqoh serta beban langsung penerimaan dan operasional entitas amil. Beban langsung penyaluran dana zakat dan
90
dana infaq/shodaqoh diakui sebagai beban (peengurang) dana dana zakat dan dana infaq/shodaqoh. Sedangkan beban langsung penerimaan dana zakat dan dana infaq/shodaqoh dan operasional entitas amil diakui sebagai beban amil (dana amil). Beban yang terjadi akibat pengelolaan dan operasional amil seharusnya tidak lebih dari porsi amil dari dana zakat yaitu 12,5%. Kebijakan pengalokasian dana merupakan suatu analisis yang akan menentukan kemana dana-dana zakat, infaq, shodaqah dan lain-lain akan disalurkan. Dalam rangka menentukan arah kebijakan tentu tidak terlepas daripada faktor-faktor penentu kebijaksanaan. Secara umum sudah pasti bahwa kebijakannya adalah perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. Untuk penyaluran dana zakat, infaq, shodaqah dan wakaf harus sesuai dengan dengan kriteria dan tujuan hakiki. Disamping itu tentu harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Arah kebijakannya tentu melihat atau berdasarkan visi-misi dan tujuan didirikannya organisasi pengelola zakat. Kebijakan yang diambil pada Lagzis Peduli untuk penerimaan dana zakat itu biasanya disalurkan pada bantuan karikatif saja karena peraturan sangat ketat dan tidak boleh melebihi koridor dari 1/8 (12,5%) sebagai hak amil.5
5
Wawancara pribadi dengan Bapak Zainal Abidin selaku Finance Division Lagsis Peduli Jakarta pada tanggal 20 Mei 2011.
91
Tabel 4.12 Ketentuan hak amil pada Lagzis Peduli Jakarta Penerimaan dana zakat
Tahun 2006 2007 2008 2009
Rp 909.037.580,Rp 1.241.456.187,Rp 1.411.620.707,Rp 1.715.786.179,-
Penggunaan dana amil Rp 116.299.470,Rp 147.321.104,Rp 193.639.276,Rp 0,-
Porsi dana amil 1/8 (12,5%) Rp 113.629.697,5 Rp 155.182.023,4 Rp 176.452.588,4 Rp 214.473.272,4
Persentase penggunaan dana amil 12.8% 11.8% 13.7% 0%
Grafik 4.9 Ketentuan hak amil pada Lagzis Peduli Jakarta 15 10 Persentase 5 0 2006
2007
2008
2009
Keterangan: penerimaan dana zakat dan penggunaan dana amil yang merupakan ketentuan hak amil diambil dari laporan aktivitas pada Lagzis Peduli Jakarta. Analisa berdasarkan data diatas bahwa pada Lagzis Peduli Jakarta ketentuan 1/8 (12.5%) untuk dana amil itu tidak diterapkan hal tersebut dapat dilihat di tahun 2006 penggunaan dana amil (12.8%) melebihi porsi amil sebesar Rp 2.669.772,5. Ditahun 2007 penggunaan dana amil (11.8%) tidak melebihi porsi amil dengan selisih sebesar Rp 7.860.919,4. Ditahun 2008 penggunaan dana amil (13.7%) kembali melebihi porsi amil sebesar Rp 17.186.687,6. Kemudian ditahun 2009 tidak ada penggunaan dana amil (0%) meskipun ada porsi amil sebesar Rp 214.473.272,4. Dalam analisa ini kembali pada kebijakan Lagzis Peduli Jakarta bahwa untuk penyalurannya banyak perbedaan pendapat ulama, ada ulama yang mengatakan semua harus dibagi rata 1/8 dan ada pula ulama yang mengatakan bahwa boleh dibagikan hanya ke beberapa asnaf saja, karena sesuai perkembangan zaman seperti masa sekarang ini sangat sulit
92
untuk mencari seperti ghorimin, budak dan ibnu sabil. Maka dari itu kebijakan yang diambil pada Lagzis Peduli untuk penerimaan dana zakat itu biasanya disalurkan pada bantuan karikatif saja karena peraturan sangat ketat dan tidak boleh melebihi koridor dari 1/8 (12,5%) sebagai hak amil.6
C. Ketentuan Biaya Operasional Pada Lagzis Peduli Seluruh beban yang dikeluarkan untuk operasional maupun pengelolaan sebuah OPZ harus termonitor dengan baik. Harus ada sistem kontrol mengenai besarnya beban operasional baik dari internal maupun eksternal OPZ. Struktur keuangan terdiri atas dua bidang yaitu bendahara dan akuntansi. Tugas bendahara yaitu mengadakan verifikasi keuangan dalam penerimaan dan pengeluaran dana. Verifikasi penerimaan dimulai sejak dana ditransfer hingga masuk ke lembaga zakat, termasuk penempatannya diberbagai bank dan jumlah yang cash di brankas. Verifikasi pengeluaran dana harus dicermati sejak diajukan hingga pencairan dananya. Bidang akuntansi melakukan tugas pencatatan keluar masuknya uang. Pencatatan ini diinput dalam jurnal harian. Setelah itu di posting ke dalam buku besar. Usai pencacatan, bukti-bukti tersebut disusun sebagai arsip-arsip keuangan. Penyesuaian pencacatan dilakukan sebelum bagian akuntansi membuat laporan keuangan lembaga yang
6
Wawancara pribadi dengan Bapak Zainal Abidin selaku Finance Division Lagsis Peduli Jakarta pada tanggal 20 Mei 2011.
93
dibutuhkan masyarakat untuk mengetahui keuangan susungguhnya.7 Ketentuan biaya operasional pada Lagzis Peduli Jakarta yaitu 18% .8 Tabel 4.13 Ketentuan biaya operasional pada Lagzis Peduli Jakarta
Penerimaan dana infaq/ shodaqoh
Tahun
Biaya operasional pengelola
Persentase biaya operasional (18%) upaya yang diterapkan
Ketentuan 30% untuk biaya operasional dari infaq/shodaqoh
Persentase biaya operasional pengelola
2006
Rp 3.726.547.604,-
Rp 561.213.585,-
Rp 670.778.568,7
Rp 1.117.964.281,-
15.05%
2007
Rp 5.249.101.257,-
Rp 852.554.564,-
Rp 944.838.226,3
Rp 1.574.730.377,-
16.24%
2008
Rp 5.509.629.412,-
Rp 1.037.742.235,-
Rp 991.733.294,2
Rp 1.652.888.824,-
18.83%
2009
Rp 6.247.709.352,-
Rp 1.337.193.780,-
Rp 1.124.587.683,-
Rp 1.874.312.806,-
21.4%
7
Eri Sudewo, Manajemen Zakat “Tinggalkan 15 tradisi,Terapkan 4 prinsip dasar”, (Jakarta: IMZ, 2004), cet 1, h. 213. 8 Wawancara pribadi dengan Bapak Zainal Abidin selaku Finance Division Lagsis Peduli Jakarta pada tanggal 20 Mei 2011.
94
Grafik 4.10 Ketentuan biaya operasional pada Lagzis Peduli Jakarta 25 20 15
Persentase
10 5 0 2006
2007
2008
2009
Keterangan: penerimaan dana infaq/shodaqoh dan biaya operasional pengelola yang merupakan ketentuan biaya operasional diambil dari laporan aktivitas pada Lagzis Peduli Jakarta. Analisa berdasarkan data diatas bahwa upaya Lagzis Peduli Jakarta untuk menekan biaya operasional seminim mungkin telah tercapai dengan upaya ketentuan persentase 18 % dari total penerimaan dana infaq/ shodaqoh untuk biaya operasional meskipun pada tahun 2006 (15.05%) dan 2007 (16.24%) dibawah ketentuan 18% dan pada tahun 2008 (18.83%) dan 2009 (21.4%) diatas ketentuan 18%, dalam hal ini proses penekanannya masih berfluktuasi, namun ketentuan 30% untuk biaya operasional dari infaq/shodaqoh boleh diterapkan dengan catatan tidak melebihinya, maka pada Lagzis Peduli Jakarta tidak menerapkan 30% akan tetapi dengan upaya ketetapan 18% saja, itupun masih berupaya untuk menekan biaya operasional seminimal mungkin.
95
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Demikianlah, analisa biaya pengelolaan operasional dalam manajemen zakat pada Lagzis Peduli cabang Jakarta, dari pemaparan dan uraian dari bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa analisa biaya pengelolaan operasional dalam manajemen zakat pada Lagzis Peduli cabang Jakarta meliputi: 1. Pengelolaan biaya operasional dalam manajemen zakat pada Lagzis Peduli Jakarta dapat diukur dalam kinerja keuangan yang dapat dihat dari laporan keuangan : a. Rasio biaya program di tahun 2006 sebesar 82.69% dengan konversi nilai kinerja keuangan predikat baik dibanding dengan tahun sesudahnya berpredikat cukup baik pada tahun 2007 dan 2008 kemudian kurang baik ditahun 2009 karena dilhat dari total biaya program dan total pengeluaran lebih sedikit dibandingkan tahun sesudahnya. b. Rasio biaya operasional pada konversi nilai kinerja keuangan dari tahun 2006 sampai 2009 dinilai sangat baik dan telah berhasil meningkatkan efisiensi keuangan karena persentasenya tidak melebihi 27% meskipun berfluktuasi dari tahun ketahun hal ini mungkin disebabkan karena dana pengelola/total biaya operasional dan total pengeluaran tahun 2006 sampai tahun 2009 mengalami peningkatan akan tetapi masih dalam garis normal,
95
96
total pengeluaran untuk biaya operasional meningkat seiring dengan penghimpunan dana yang meningkat dari tahun ketahun. c.
Rasio pendapatan utama dari dana zakat pada konversi nilai kinerja keuangan dari dari 2 tahun periode dinilai sangat baik meskipun 1 tahun periode dinilai baik dilihat periode tahun 2007-2006 (36.5%), tahun 20082007 (31.7%) dan tahun 2009-2008 (21.5%) karena penerimaan dana utama dari zakat dari tahun ketahun mengalami kenaikan, walaupun persentase periode tahun 2007-2006 lebiih tinggi dibandingkan periode tahun 2008-2007 dan periode tahun 2009-2008 kemudian periode tahun 2008-2007 lebih tinggi dibandingkan periode tahun 2009-2008 hal ini mungkin dikarenakan penggabungan penerimaan dana utama dari zakat pertahun mengalami kenaikan dan penurunan.
Dalam meningkatkan efisiensi keuangan pada Lagzis Peduli Jakarta telah tercapai dengan melihat kapasitas yang terukur dari: a. Pertumbuhan penerimaan dana ziswaf meningkat dilihat dari persentase tahun 2006 (3.72%), tahun 2007 (5.24%), tahun 2008 (5.5%) dan tahun 2009 (6.24%) b. Pertumbuhan biaya program diperiode tahun 2007-2006 dengan konversi nilai kinerja kurang baik, periode tahun 2008-2007 predikat baik dan periode tahun 2009-2008 predikat cukup baik, karena hal ini diiringi dengan rasio biaya program pada Lagzis Peduli Jakarta di tahun 2006 dengan konversi nilai kinerja keuangan predikat baik dibanding dengan
97
tahun sesudahnya berpredikat cukup baik pada tahun 2007 dan 2008 kemudian kurang baik ditahun 2009 karena dilhat dari total biaya program dan total pengeluaran lebih sedikit dibandingkan tahun sesudahnya. 2.
Penerapan ketentuan hak amil pada Lagzis Peduli Jakarta bahwa ditahun 2006
persentasenya 12.8%, ditahun 2007 persentasenya 11.8%, diitahun 2008 persentasenya 13,7% dan ditahun 2009 tidak ada penggunaan dana amil. Untuk spesifik organisasi nirlaba seperti Lagzis Peduli Jakarta lebih kepada pemberdayaan mustahik maka untuk ketentuan hak amil 1/8 (12.5%) naik dan turun bahkan tidak digunakan sebagai porsi amil ketentuan ini di kembalikan lagi pada kebijakan Lagzis Peduli Jakarta mungkin boleh dilakukan menimbang sulitnya membagi rata ke 8 asnaf seperti pada masa sekarang ini. 3.
Ketentuan yang diterapkan oleh lembaga sebagai biaya operasional bahwa
upaya Lagzis Peduli Jakarta untuk menekan biaya operasional seminim mungkin telah tercapai dengan menetapkan ketentuan persentase 18 % dari total penerimaan dana infaq/ shodaqoh untuk biaya operasional namun pada tahun 2006 (15.05%) dan 2007 (16,24%) dibawah ketentuan 18% dan pada tahun 2008 (18.83%) dan 2009 (21.4%) diatas ketentuan 18%, dalam hal ini proses penekanannya masih berfluktuasi, namun ketentuan 30% untuk biaya operasional dari infaq/shodaqoh boleh diterapkan dengan catatan tidak melebihinya.
98
B. Saran-Saran Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran bahwa: 1. Dalam manajemen biaya pengelolaan operasional agar lebih ditingkatkan kualitas dalam penghimpunan dana serta penyaluran dana ZISWAFnya dan loyalitas pengelola dengan konversi nilai kinerja keuangan dinilai sangat baik dari semua aspek finansial dalam meningkatkat efisiensi di Lagzis Peduli Jakarta. Kemudian pertumbuhan penerimaan dana ziswaf terus ditingkatkan seiring dengan pertumbuhan biaya program yang dinilai sangat baik dari konversi nilai kinerja keuangan dari periode tahun ke tahun demi menciptakan kapasitas Lagzis Peduli Jakarta yang terukur. 2. Pada ketentuan hak amil yang diterapkan oleh Lagzis Peduli Jakarta perlu adanya upaya bagi lembaga untuk pengunaan dana tidak melebihi 1/8 porsi amil dan menjaga porsi tersebut meskipun 8 asnaf ada beberapa asnaf yang susah dicari porsi tersebut hendaknya selalu diimbangi dengan spesifik program pemberdayaan mustahik. Kemudian banyaknya ikhtilaf para ulama tentang porsi amil tersebut ikutilah mazhab yang paling banyak diikuti umat seperti di Indonesia banyak pengikut mazhab syafi’i. 3. Ketika kententuan biaya operasional diterapkan maka hendaknya Lagzis Peduli Jakarta selalu memantau agar tidak mengalami kelebihan atau kekurangan dari ketentuan tersebut. Kemudian aktivitas operasional yang membutuhkan biaya banyak bisa seimbang dengan aktivitas program banyak.
DAFTAR PUSTAKA Al- Qur’anul Karim. Abidin Basri,ikhwan MA. Menguak Ekonomi Ulama Klasik. Aqwam Jembatan Ilmu, 2007. Al-Hamid, Dr. Abdul. Al-Ba’ly, Mahmud. Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian Moneter dan keuangan syariah. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Al-Zahayly, Dr. Wahbah. Zakat kajian Berbagai Mazhab. cet.III. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya Offset,1997. Ali, Muhammad Daud. Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf. Cet.1, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 1988. Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. cet. XIII. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006. Direktorat pemberdayaan zakat. Manajemen Pengelolaan Zakat, 2007. ------------------------------- . Panduan Organisasi Pengelola Zakat, 2007. Fakhruddin, fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia, cet 1. UIN Malang Press : 2008. Hafidhuddin, Didin. dkk. The Power Of Zakat: Studi Perbandigan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara. cet. I. UIN Malang Press, 2008. Hafidhuddin, Didin dan Tanjung, Hendri. Manajemen Syari’ah Dalam Praktik. cet. II. Jakarta: Gema Insani, 2005. Hafidhuddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. cet.III. Jakarta: Gema Insani, 2004. Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ). Menggagas Arsitektur Zakat Indonesia: Menuju Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Sipil Dalam Pengelolaan Zakat Nasional. Jakarta: IMZ, 2009. Institut Manajemen Zakat (IMZ). Manajemen Zakat Gaya BUMN: Praktik Pengelolaan zakat Baitul Maal Pupuk Kujang. cet I. Jakarta: IMZ, 2006. Institut Manajemen of Zakat (IMZ). Profil 7 Badan Amil Zakat Daerah Provinsi dan Kabupaten Potensial di Indonesia. cet. I. Jakarta: IMZ, 2009. 116 99
100
Mufraini, M. Arif, Lc., M.si. Akuntansi & Manajemen Zakat : Mengkomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan. Edisi I. cet. I. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008 Majalah FOZ, edisi 11 th VI Maret-April 2011. Sumber: Ahmad Juwaini Muhammad,Qutb Ibrahim. Bagaimana Rasulullah Mengelola Ekonomi, Keuangan dan Sistem Administrasi diterjemahkan dari kiatab al-Siyasah al-Maliyah li al-Rasul. Jakarta: Gaung Persada Press, 2007. Moeljadi,” Manajemen Keuangan” Pendekatan Kuantitatif dan kualitatif. Jakarta: Bayu Media, 2007. Permono,Sjechul Hadi. Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan Nasional, Persamaan dan Perbedaan dengan Pajak. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992. Qardhawi, Yusuf. Hukum Zakat (terjemah). Jakarta: Litera Antar Nusa, 1987. Ridho, Muhammad Taufik. Zakat Profesi dan Perusahaan. cet. I. Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2007. Setyarso, Iqbal. Manajemen Zakat Berbasis Korporat: Kiprah Lembaga Pengelola Zakat Pulau Sumatra. Jakarta: Khairul Bayan Press, 2008. Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian Praktis Untuk Peneliti Pemula. cet.II. Yogyakarta: Gajah Mada University, Juni 2004. Sugiono, metode penelitian bisnis. Bandung : CV. Alfabeta, 1999 dan 2007. Suma, Muhammad Amin. Menggali Akar Mengurai Serat, Ekonomi & Keuangan Islam. cet. 1. Jakarta: Kholam Publising, 2008. Sudirman, MA. Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas. UIN Malang Press, 2007. Soekanto, Soejono dan Mujdi, Sri. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: PT raja Grafindo, 2003. Sudewo Eri. Manajemen Zakat “Tinggalkan 15 tradisi,Terapkan 4 prinsip dasar”. cet 1. Jakarta: IMZ, 2004. Siagian, Prof. Dr. Sondang P, M.P.A. Manajemen Sumber Daya Manusia. cet. 15. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
101
Wawancara pribadi dengan Bapak Johan Eko Prabowo selaku Manager Accounting Lagzis Peduli. Jakarta, 20 Mei 20011 Wawancara pribadi dengan Ibu Syfa Rachmawati selaku Staff HRD Lagzis Peduli. Jakarta, 20 Mei 20011 Wawancara pribadi dengan Bapak Zainal Abidin selaku Finance Division Lagzis Peduli. Jakarta, 20 Mei 20011 Wawancara pribadi dengan Ibu Dewi Malihatus Subkhi selaku Head Program City. Jakarta, 20 Mei 2001 Zen,Muhammad, MA. 24 Hours of Temporary Zakat : Tanya Jawab Seputar Keseharian Zakat, cet 1. Penerbit IMZ, 2010. Wibesite: www.lagzispeduli.org.co.id
Hasil Wawancara Pada Lagzis Peduli Cabang Jakarta Responden
: Bapak Johan Eko Prabowo
Jabatan
: Staff Accounting Finance
Tanggal
: 20 Mei 2011
1. Bagaimana manajemen biaya pengelolaan operasional pada Lagzis Peduli Jakarta ? Responden : Lagzis Peduli Jakarta itu hanya merupakan kantor pusat, jadi tidak ada independen di kantor atau independen pengelolaan keuangan dikantor masing-masing cabang, pastinya semua itu terpusat di pusat. Jadi letaknya memang ditempatkan di Jakarta, maksudnya Lagzis Jakarta itu sendiri sebenarnya ikut independen pengelolaan keuangan pusat. Kalau untuk mengelola itu manajemennya adalah kita menggunakan 18% untuk biaya operasional dari total akumulatif penerimaan dana infaq/shodaqah atau dana sumbangan, khusus untuk total akumulatif dari penerimaan dana zakat, kita tidak menggunakan sedikitpun untuk pembiayaan operasional karena aturan zakat itu sudah jelas ditujukan untuk 8 asnaf. Kemudian dari 18% itu disebarkan ke kantor-kantor cabang dalam 1 tahun diturunkan kedalam 1 bulan diturunkan lagi kedalam 1 minggu yang penggunaannya dipantau oleh independen keuangan pusat dengan pelaporannya. 2. Berapa besar biaya pengelolaan operasional yang dibutuhkan untuk strategi fundraising lembaga dalam 1 tahun ? Responden : kalau dalam 1 tahun, khusus fundraising saja, itu hanya sekitar kalau dijumlah akumulatif paling sebesar Rp 50 juta/ bulan, itu tidak termasuk posting perlengkapansperti cetak brosur dan sebagainya, karena termasuk ke program. Kalau termasuk fundraising yaitu kegiatan fundraising-fundraising yang mendukungnya semacam sosialisasi budidaya lele sangkuriang. Akan tetapi itu bisa melonjak ketika bulan Ramadhan tergantung dari target, kalau target pada bulan Ramadhan itu 1 milyar,
maka biaya pengelolaan operasionalnya ¼ dari target tersebut. Target itu sendiri adalah apa yang kita inginkan, istilahnya apa yang kita keluarkan itu bisa menghasilkan dengan maksimal misalnya empat kali lipat dari biaya operasionalnya untuk diberdayakan. 3. Bagaimana dampak dari biaya pengelolaan operasional itu bagi Lagzis Peduli Jakarta ? Responden : Pasti dampaknya positif, dalam hal ini kita ingin terus menekan biaya operasional terutama dalam kegiatan rutinitas lembaga, untuk efek dari biaya pengelolaan operasional itu sendiri tidak ada dampak yang signifikan karena biaya pengelolaan operasional itu sudah ada ketentuannya dalam plafon setiap lembaga sesuai dengan PSAK 45 yang digunakan dalam pelaporan keuangan Lagzis Peduli Jakarta.
Hasil Wawancara Pada Lagzis Peduli Cabang Jakarta Responden
: Ibu Syfa Rachmawati
Jabatan
: Staff HRD
Tanggal
: 20 Mei 2011
1. Ada berapa banyak amil yang ada di Lagzis Peduli Jakarta ? Responden : ada 33 orang itu terdiri dari amil tetap, amil penuh waktu dan amil paruh waktu : A. Kalau Amil Tetap itu terdiri dari 1 orang dengan jabatan Direktur dan 3 orang Fundraising dengan jabatan Accounting, Kepala Kota dan Treasure. B. Amil Penuh Waktu ada 9 orang yaitu 2 orang jabatan HRD, 3 orang bagian Keuangan terdiri dari bagian Administrasi Jakarta, Database dan Accounting. Kemudian 3 orang majalah muzakki yaitu bagian Distribusi dan Iklan, bagian Redaktur dan Sekretaris Redaktur. C. Amil Paruh Waktu ada 20 orang terdiri dari 9 orang sebagai Indonesia Volunteer, 4 orang sebagai Komunitas Mandiri dan 7 orang sebagai Reporter Majalah Muzakki. 2. Bagaimana manajemen rekruitmen yang ada di Lagzis Peduli Jakarta ? Responden : Pertama kita melihat komposisi SDM di setiap kota, khususnya Jakarta ada yang Pusat terdiri dari : Direktur, HRD dan Keuangan. Kemudian kota cabang Jakarta yaitu terdiri dari 1 orang sebagai Kepala Kota, 2 orang sebagai Fundraising, 1 orang bidang Bantuan dan 2 orang bidang Administrasi. Kedua kita melihat dari program yang akan dijalankan, biasanya setiap 3 bulan sekali. Adapun langkah-langkah Rekruitmen nya yaitu : Teman atau saudara Pasang iklan di koran Republika dengan masa tunggu selama 2 minggu
Data pelamar direkap melalui penyeleksian Administrasi atau kelulusan Administrasi Kemudian dipanggil untuk tes baca Qur’an dan tes wawancara (interview) Merekap yang lulus tes kemudian diumumkan selama 2 minggu Dipanggil lagi untuk pembekalan awal (mengkomunikasikan visi dan misi Lagzis, sejarah Lagzis dan job desc karyawan) Karyawan mengalami job training 3 bulan Setelah 3 bulan, dievaluasi apakah tetap menjabat posisi job training dan menjabat posisi lain. Untuk yang relawan biasanya kita buat pelatihan, job descnya ada yang bagian fundraising dan ada yang dibantuan Pada Lagzis itu sendiri juga terdapat larangan-larangan yang harus diperhatikan oleh para Karyawan dan Relawan : a) Tidak boleh merokok b) Tidak boleh berpacaran dan berboncengan motor c) Tidak boleh berambut gondrong bagi yang cowok d) Tidak boleh memfitnah e) Tidak boleh menyalahgunakan uang dan menipu f) Tidak boleh merusak nama baik lembaga
Hasil Wawancara Pada Lagzis Peduli Cabang Jakarta Responden
: Bapak Zainal Abidin
Jabatan
: Finance Division
Tanggal
: 20 Mei 2011
1. Berapa banyak penghimpunan dana dalam satu bulan Pada Lagzis Peduli Jakarta ? Responden : kalau di kota cabang Jakarta itu sendiri penghimpunan dananya sekitar kurang lebih sebesar Rp 18 juta/ bulan dan untuk akumulatif penghimpunan dana dari Lagzis Peduli itu sekitar Rp 490 juta sampai Rp 500 jutaan / bulan. 2. Apakah ketentuan 1/8 (12,5%) dari dana zakat dan 30% dari dana infaq/shodaqoh itu diterapkan sebagai hak amil dan biaya operasional lembaga ? Responden : iya, bahwasanya 1/8 (12,5%) dari zakat itu diterapkan sebagai hak amil karena amil termasuk ke dalam 8 asnaf sesuai dengan ketentuan Al_Qur’an surat AtTaubah ayat 60 yaitu zakat disalurkan kepada fakir, miskin, amil, muallaf, budak, ghorimin,ibnu sabil dan fisabilillah. Akan tetapi untuk penyalurannya banyak perbedaan pendapat ulama, ada ulama yang mengatakan semua harus dibagi rata 1/8 dan adapula ulama yang mengatakan bahwa boleh dibagikan hanya ke beberapa asnaf saja, karena sesuai perkembangan zaman seperti masa sekarang ini sangat sulit untuk mencari seperti ghorimin, budak dan ibnu sabil. Maka dari itu kebijakan yang diambil pada Lagzis Peduli untuk penerimaan dana zakat itu biasanya disalurkan pada bantuan karikatif saja karena peraturan sangat ketat dan tidak boleh melebihi koridor dari 1/8 (12,5%) sebagai hak amil. Kemudian untuk penerimaan dana infaq/shodaqoh, kita mengambil 18% untuk biaya operasional, untuk itu maka setiap pengeluaran-pengeluaran kita harus membuat anggaran pembiayaan yang dilaporkan setiap satu minggu sekali dan kita pantau dari penggunaannya itu terdapat kelebihan atau tidak sesuai ketentuan yang ditetapkan.
3. Apakah biaya pengelolaan operasional pada Lagzis Peduli Jakarta berjalan dengan efektif dan efisien ? Responden : Tentu, anggaran yang sesuai koridor 1/8 (12,5%) dari dana zakat yang ditentukan sebagai hak amil dan 18 % dari dana infaq/shodaqoh itu untuk biaya operasional kita mengantisipasinya agar tidak melebihi dari ketentuan itu dengan berupaya menekan pembiayaan dari pembuatan anggaran-anggaran yang di laporkan per minggu dan sesuai dengan perkembangan laporan keuangan pertahun yang telah diaudit.
Hasil Wawancara Pada Lagzis Peduli Cabang Jakarta Responden
: Ibu Dewi Malihatus Subkhi
Jabatan
: Head Program City
Tanggal
: 20 Mei 2011
1. Kapan Lagzis Peduli Jakarta didirikan ? Responden : Awalnya pada tahun 2008 hanya mengirimkan relawan saja. Untuk berkantornya pada januari 2009. 2. Bagaimana struktur organisasi Lagzis Peduli Jakarta ? Responden yang baru itu :
LAGZIS .NET HROM
KEUANGAN
LAZ
KEPALA KOTA
INVOL
KM
GASIBU
ADM
FDR
PT. MUZAKKI
PROGRAM
3. Bagaimana mekanisme biaya pengelolaan operasional di Lagzis Peduli Jakarta ? Responden : untuk mekanisme nya sesuai dengan plafon yang ditentukan dalam PSAK 45 yang digunakan oleh Lagzis Peduli.
MTffi ffieffiE'T}-{$MA$.DEWI
T { E GI S T I ] R E D P I . g JLIC ACCOUN TANTS
I-ErktgACA ZAKAT, IF.tFAe,tlAH SHODAq{}H {tACZrs} LAFSEAIq
I{ETiAFf*AI!F
3r .)fSEutBERZOS?DA*r zffi I} A I!$
LAFORAFS AUBIT$R
,i ii':i1iii.i::':i:';:i:i --,i* ,i :,ii;i';3fu4y3 ;: r..t.iiiil.ll til5; :; ,,1:!'ii€il jj-ij.$
e Jl. ft.ftrsrrvra*! Fds}" S ffialang F S341 3fS 9i:3 F 034,! 33"! *3S
Tlt€BgFEi€$EltI
e J?. Dr" tlip€,er$€o,4. Surabay* P *3{ 563 .!*3S F $3'C5€3 3344
s RerksGe{der"r$+sievard *i2* EISO,Serpong, Teergerang F 021 684? 0C5? P O?1531607S5 F 02t 5316 s?s.4 ,{a, KEF-435,$(tl. *?S$5
h,{ T MADE'THOMAS.DEWI R E G I S T E R E DP U B L I c A c c o U N T A N I - S
LEMBAGAZAKAT,INFAQ,DAN SHODAQOH (LACZ|S)
LAPoRA NTo-s r;J,HNi o* flf
Keterangan
598.552.243 / 188.988.334
too.uru.ru, 8.333.333
787.54A.577
308.870.200
i.857.876.784I
933.s59.876
ASET TIDAK LANCAR: Aset Tetap setelahdikur.angidengan Akumulasi penyusutan JUMLAH ASET
2.655.417.361
1.242.430.076
ASET BERSIH: Tidak Terikat TerikatTemporer Terikat Permanen
| i
JUMLAH KEWAJIBAN DAN ASET BERSII{
1. 8 0 0 . 0 4 5 . 4 1 8 (200.21s.s28) (s80.76s.342) 26.'ts1.000 2 3 . 1s 0 . 0 0 0
i 2:6ss.417.361 1.242.430.O76
Catatanatas laporan keuanganmerupakarrbagiarr y a n g t i d a k t e r p i s a h k a nd a r i l a p o r a nk e u a n g a ns e c a r a keselur.uhan
-3-
MT MADE.THOMAS"DEWI R E G I S Tt s R E DI I U B L I C A C C O U N T A N l ' S
LEMBAGAZAKAT/INFAQ,DAN SHODAQOH (LAGZIS)
LAPORANAKTIVITAS U N T U KT A H UN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2OO7 Terikat Temporer
Keterangan
Pendapatan, penghasilan, dan Sumbangan: PenerimaanZakat: Zakat Anak Asuh Qurban Fitrah Fidyah B u k aP u a s a Paket Hari Raya PenerimaanInfaq: lnfaq Majalah Wakaf
U
0 0 0 0 0 0
1.211.456.i87 5 1. 3 3 4 . 0 0 0 20.637.000 5 . 4 3.12 5 0 2.701.500 2.130.000 2.200.000
0 0 0 0 0
1.241 .456.187 51.334.000 20.637.000 5.431.250 2.701.500 2.130.000 2.200.000
2.796.920.156 0 0 2.796.920.156 0 1.120.s58.850 0 1. 12 0 . 5 5 8 . 8 5 0 0 0 3.001.000 3.001.000
P e n e r i m a a nD a n a p e n q e l o l a : Bagiandari Infaq
2.007.886
2.007.886
P e n e r i m a a nD a n a N o n - H a l a l : Dana Non Syariah
723.428
723.428
J u m l a hP e n d a p a t a np, e n g h a s i l a nd a n S u m b a n g a n
446.448.787
Pernanfaatan dan penyaluran: Zakat: F a k i rM i s k i n : Pendidikan Kesehatan Pangan 5abilillah: Tunjangan Pelatihan Fasilitas Mu'alaf Amil Infaq: Ekonomi: SaranaUsaha
t/iKz
Dakwah: Aktivitas Pemasyarakatan Zis: PromosiZis Alat Promosi PelayananDonatur M a j a l a hD o n a t u r M a j a l a hM u z a k k i B e n c a n a& p e r a n g : Jawa D a n aP e n g e l o l a
0 0 0
123.643.442 136.277.432 46.919.368
0 0 0
123.643.442 136.277.432 46.919.368
s10.600.986 68.480.171 55.200.400 782.2C0 1 4 7 . 3 2.11 0 4
0 0 0 0
510.600.986 68.480.171 55.200.400 782.200 147.321.104
U
55.340.0C0 27.932.100
0
n
n
0
55.340.000 27.932.100
36.753.448
0
0
36.753.448
36.470.000 50.430.900 5 5 s. 8 7 . 8 7 5 9.593.500 0
n 0 0 0 20
0 0 U
36.470.000 50.430.900 55.587.875 9.698.600 973.124.020
0 645.443.113
3 . 55 4 . 25 0
0
_--:t_
U
0
3.554.250 645.443.113
berlanjut...
-4-
h{T MADE"THOMAS.DEWI R E GI S T E R ED P t J B L I c A c c o I . J I { T A N . I . s
Keterangan
Gaji Bagian Administrasidan Umum Tunjanganiabatan THR AsuransiPensiun Sarana Persediaan Transportasi Komunikasi
Listrik& Air Pemeliharaan B i a y aL i n g k u n g a n J a s aB a n k Sewa Gedung Pajak Beban Penyusutan
344.849.918 1 2 . 11 5 . 0 0 0 1 5 . 11 0 . 5 0 0 23.215.770 3s.504.560 77.606.791 9.559.637 7 5 . 9 5 3 .916 14.890.290 8.846.619 905.000 4.632.244 64.145.000 5.236.647 159.983.392
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 |
0 0 0 0
| | i |
0 |
3M.W9.918
12.115.000 15.110.500 23.215.770 3s.504.s60 77.606.791
0| 0I 0|
9.559.637 75.953.196 14.890.290
0 |
8.846.619
0i 0| 0|
905.000 4.632.244 64.145.000
0 |
5.236.647
0|
159.983.392
Jumlah Pemanfaatandan penyaluran PerubahanAset Bersih
1.029.440.870
Aset BersihAwal Tahun
1.800.045.419
Aset Bersih Akhir Tahun
3 8 0 . 5 4 s - 4 1 4 1 3 - 0 0 1 . 0 0 0 '1.412.987.2_a4 .76s.342)l 23.150.000 1.242.430.078
2.a29.4a6.2a9 (2OO.219.928) 2 6 . 1 5 1 . O 0 0 2.655.417.361
Catatanatas laporan keuanganmerupakan bagian yang tidak terpisahkandari laporankeuangan secarakeseluruhan
-5
M,'-ffi-"j[) MADE.THOMAS.
DEWI
RECISTER,EP DU B L I CA C C O U N T A N T S
TEMBAGAZAKAT,|NFAQ, DAN SHODAQOH (tAGZtS)
LAPORANARUSKAS
U N T U K T A H U N YANC BERAKHIR 31 DESEM BER 2OO7 2007 (Rp)
Keterangan
lArus
Kas Diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas operasi:
Zakat: lPenerimaan I Zakat I Anak Asuh I Qurban I Fitrah I Fidyah I Buka Puasa I Paket Hari Raya
1.241.456.187 51.334.000 20.637.000 5.431.250 2.701.500 2.130.000 2.200.000
I
f Penerimaantnfaq: I Infaq I Majalah I Wakaf
2.796.920.156 1. 1 2 0 . 5 5 8 . 8 5 0 3.001.000
PenerimaanDana pengelola: B a g iH a s i l
2.007.886
PenerimaanDana trlon-Halal: Dana Non Syariah
723.428
JumlahArus Kaspenerimaan
5.249.101.257
Pemanfaatan: Zakat: Fakir Miskin: Pendidikan Kesehatan Pangan Sabililiah: Tunjangan Pelatihan Fasilitas Mu'alaf Amil Infaq: Ekonomi: SaranaUsaha [/KZ Dakwah: Aktivitas
(123.643.442) (136.277.432) (46.91e.368) (s10.600.986) (68.480.171)
(ss.200.400) (782.200) (147.321 .104)
(ss.340.000) (27.932.100i (36.7s3.448) berlanjut.........
-6-
,',.7 TUADE.THOMAS.
DEWI
R E G I S T E R E DP U B L I C A C C O U N T A N T S
Keterangan Pemasyarakatan Zis: PromosiZis Alat Promosi PelayananDonatur Majalah Donatur tvlajalahMuzakki Bencana& Perang: Jaula Dana Pengelola Gaji BagianAdminlstrasidan Umum TunjanganJabatan THR AsuransiPensiun Sarana Persediaan Transportasi Komunikasi Listrik& Air Pemeliharaan B i a y aL i n g k u n g a n J a s aB a n k SewaGedung Pajak
(36.470.000) (s0.430.900) (ss.s87.B7s) (9.698.600) (973.124.020)
(3.ss4.2s0) (64s.443.113) (344.849.918) (12.11s.000) ( 1 s .1 0 . s 0 0 ) (23.21s.770) (35.s04.s60) (77.606.791) (9.ss9.637) (7s.9s3.i 96) (14.890.290) (8.846.619) (e0s.000) (4.632.744) (244.800.000) (s.236.647)
Arus KasBersihDiperoleh Dari AktivitasOperasi
1.392.315.676
Arus Kas diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Investasi: PenambahanAset Tetap
1.094.300.300
KenaikanBersihKasdan SetaraKas
298.01s.376
Kasdan SetaraKasAwal Tahun
300.536.867
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
s98.552.243
Catatanatas laporan keuanganmerupakan bagian yang tidak terpisahkandari raporankeuangansecara lieseluruhan
-7 -
NNADE.THOMAS.DEWI REGISTERBDPUBLIC ACCOUNTANTS
3. KAS DAN SETARA KAS 2007 (Rp)
Kas: K a sT u n a i
2.996.782
Bank: BSM Infaq BSMZakat BSIr4Wakaf Muamalat Zakat M u a m a l a tl n f a q MandiriZakat M a n d i r ii n f a q BCA ZaKat BCA Infaq BRIZakat BRIInfaq BTN Syariahlnfaq BNt infaq BNt lnfaq B N IO p e r a s i o n a l B N IZ a k a t Bukopin SyariahInfaq Permata Syariah lnfaq Niaga Syariahlnfaq
93.750.150 46.335.922 1.312.292 141.866.207 35.943.210 37.282.377 17.610.798 58.164.118 15.482.162 16.149.329 6.392.776 10.841.065 74.558.424 't .547.122 1.187.'/32 1.268.052 10.7',t7 .547 10.0't4.000 5.'t32.178
J u m l a hB a n k '
2006 (RP)
Jumlah Kasdan SetaraKas
0
3.756.045 r12.333.123 21.143.052 0 0 0 0 0 59.890.382 29.OO7.371 68.339.302 6.067.592 0 0 0 0 0 0 0
s95.555.461
300.536.867
598.552.243
300.536.867
4. UANG MUKA 20(J7 (RP)
Sewa Gedung: Denpasar Surabaya Makassar Blitar J u m l a hS e w aG e d u n g Arnoftisasi Biaya Sewa Gedung: Denpasar Surabaya Makassar Blitar Jumlah AmortisasiBiayaSewa Gedung J u m l a hU a n g M u k a
12.500.000 16s.000.000 72.000.000 7.800.000
12.s00.000 0 0 0
257.300,000
12.500.000
(8.333.333) (34.37s.000) (24.000.000) (1.603.333)
(4.166.667) 0 0 0
(68.311.566)
(4.166.667)
188.988.334
-10-
2006 (RP)
8.333.333
MADE"THOMAS.DEWI R E G I S T E R E DP U B L I C A C C O U N T A N T S
5. ASET TETAP Keterangan
lHarga Ferolehan: Tanah Bangunan InventarisKantor Kendaraan J u m l a hH a r g ap e r o l e h a n
5aldo 2006 (Ro)
Mutasi Pengurangan (Ro)
Penambahan {Ro)
192.000.000 0 479.000.000 420.000.000 294.963.450 168.869.300 1 4 2 . 4 0 .15 0 0 50s.43'l.000
1. 1 0 8 . 3 6 4 . 9 s1.094.300.300 0
0 0
Saldo 2A07 (Rpl
0
192.000.000 899.000.000 463.832.7s0 647.832.500
0
2.202.665.250
o 0 o
33.550.000 207.181.961 94.056.505
0
334.788.466
o
1.467.875.7A4
o
Akumulasi penyusutan: Bangunan I n v e n t a r i sK a n t o r Kendaraan
20.350.000 125.437.600 29.O17.474
J u m l a hA k u m u l a s ip e n y u s u t a n
174.805.074
Nilai Buku
13.200.000 e1.744.361 65.039.031 159.983.392
933,559.876
R i n c i a na s e tt e t a p d a n a k u m u r a s p i e n y u s u t a nd a p a t d i r i h a tp a d a r a m p i r a n . 6.
PENERTMAAN
zooT (Rp)
Zakat: Zakat Anak Asuh Qurban Fitrah Fidyah Buka Puasa P a k e tH a r i R a y a Jumlah lnfaq: Infaq Majalah: Majalah
2006 (Rp)
1.241.456.187 51.334.000 20.637.000 5.43'1.250 2.701.500 2.130.000 2.200.000 ' t. 17 8 . 5 6 8 . 8 3 3
930.395.760
2.796.920.156
2.234.915.866
1.120.5s8.850
385.170.300
DanaSolidaritas: 5olidaritas
909.037.580 52.197.000 59.385.500 10 . 13 2 .15 0 2.252.s00 10.978.500 2.712.QOO
42.924.775
Dana Wakaf: Wakaf DanaPengelola: B a g iH a s i l DanaNon-syariah: Dana Non Syariah J u m l a hP e n g h a s i l adna n S u m b a n g a n
3.001.000
13.850.000
2.007.886
2.766.248'.
723.428
2 2 5 . 18 5
5.249.'t01.257
- 1 1-
3.726.547.604
MADE.THOMAS.
DEWI
R E C I S T E R E DP U B L I C A C C O U N T A N T S
7.
PENGGUNAAN DANA 2007 (RP)
Zakat: F a k i rM i s k i n : Pendidikan Kesehatan Pangan Sabilillah: Tunjangan Pelatihan Fasilitas Mu'alaf Amil Jumlah Infaq: Ekonomi: S a r a n aU s a h a MKZ Dakwah: Aktivitas PemasyarakatanZis: Buletin PromosiZis Aiat Prornosi P e l a y a n a nD o n a t u r M a j a l a hD o n a t u r Danapengelola Jumlah Majalah: M a j a l a hM u z a k k i Dana Solidaritas: B e n c a n a& p e r a n g : Jawa Sulawesi
2006 (Rp)
123.643.442 136.277.432 46.919.368
84.494.990 5 3 . 18 9 . 9 9 7 149.839.438
s 10.600.986 68.480.17'l 55.200.400 782.200 147.321.104
418.026.663 62.708.220 7.956.000 3.367.200 116.299.470
1. 0 8 9 . 2 2 5 . 1 0 3
895.891.978
55.340.000 27.932.100
4.603.975 5.450.000
36.753.448
31.266.0s5
36.470.000 50.430.900 s5.587.875 9.698.600 0 645.M3.113
38.991.000 25.731.100 2.5C0.000 65.042.247 284.353.580 5 15 . 7 4 9 . 8s1
917.656.036
973.687.772
973.124.O20
753.125.636
3.554.250
o
Jumlah Dana Pengelola: G a j i B a g i a nA d m i n i s t r a sdi a n U m u m TtrnjanganJabatan THR A s u r a n sp i ensiun Sarana Persediaan Transportasi Komunikasi Listrik & Air Pemeliharaan B i a y aL i n g k u n g a n J a s aB a n k BiayaSew.aGedung Pajak PenyusutanAset Tetap Jumlah J u m i a h P e n g g u n a a nD a n a
3.5s4.2s0
60.084.88s
344.849.918 12 . 115 . 0 0 0 15 . 1' t0 . 5 C 0 23.215.770 35.504.560 77.606.791 9.559.637 75.953.196 14.890.290 8.846.619 905.000 4.632.244 64.145.000 5.236.647 159.983.392
286.787.500 0 0 19.245.650 41.320.165 45.647.470 4.657.O43 50.136.943 10.679.250 5.513.450 9s3.000 3.238.804 4.166.667 2.574.520 86.293.123
852.554.s64
561.213.585
3.836.113.973
-12
56.219.s85 3.865.300
3.244.003.856
MTH} MADE.THOMAS'DEWI R E G I S T [ , RE D P L J B LCI A C C O U N ' T A N l ' S
LEMBAGAZAKAT,INFAQ,DAN SHODAQOH(LACZ|S) LAPORAN I(EUANGAN 31 DESEMBER 2OO9DAN 2OO8
DAN
I
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
. Jl.KayoonNo.20J Surabaya P03153257s3 F 031547,{285
. Jl. Dorowati No. 8 Malang P 0341 326 913 F 0341321929
. Jl. Dr.CiptoNo.4 Surabaye P 03't5631234 F 0315633344
Ruko GoldenBoulevardU / No. 9 BSD, Serpong,Tangerang P 021 68470957 P 02153160705 F 021 5316 0704 No. KEP-436/l<M.5/2005
No. REP.435/XM.5/2005
MTT}
MADE . THOMAS
DEWI
RFGIS'I'F]RR P IU) B I I C A C C O I J Nr A N l ' S
LEMBACA ZAKAT, tNFAQ,DANSHODAQOH (LAGZ|S) L A P O R A NP O S I SK I EUANCAN 3 1 D E S E M B E2RO O 9D A N 2 O O 8 Keterangan
Catatan
ASET ASET LANCAR: K a sd a n S e t a r aK a s U a n gM u k a S e w a
2.167.246.771 2 4 1. 8 0 5 . 8 7 5
Jum(ah Aset Lancar
949.676.298 178.158.883
2.409.A52.646 1 . 1 2 7 . 8 3 5 . 1 8 1
A S E TT I D A K L A N C A R : A s e tT e t a ps e t e l a hd i k u r a n g id e n g a n A k u m u l a spi e n y u s u t a n
2 . 3 1 8 . 1 8 9 . 5 1 42.342.564.232 4.726.654.160 3 . 4 6 9 . 8 1 1 . 4 1 4
A S E TB E R S I H : T i d a kT e r i k a t TerikatTemporer T e r i k a tp e r m a n e n
3 . 8 1 7 . 6 A 0 . 2 2 0 3.393.076.914 882.902.940 50.583,500 2 6 . 15 1 . 0 0 0 26.'l51.000
JTJMLAHKEWAJIBAN DAN ASET BERSIH
4.726.654.160 3.469.811.414
C a t a t a na t a s l a p o r a nk e u a n g a nm e r u p a k a n bagian y a n g t i d a k t e r p i s a h k a nd a r i l a p o r a n k e u a n g a ns e c a r ak e s e l u r u h a n
-3
MADE.THOMAS.DE\A1I R F G I S IF t R F . p t )U B t t ( ' A C ' C O { t Nt , \ N t S
L E M B A CZAA K A T , I N F AD QA, NS H O D A Q O (HL A G Z I S ) L A P O R A NA K T I V I T A S U N T U KT A H U NY A N CB E R A K H 3 I R1 D E S E M B E R O9 2O Iidak Terikat
Keterangan
(Ro)
Terikat Temporer (Rp)
Terikat Permanen (Ro)
Jumlah (Rp)
penghasilan, dan 5umbangan: lPendapatan, I P e n e r i m a a n Zakat: I
I zatat 0 1.715.786.179 I A n a kA s u h 0 51.786.304 lQurban 0 89.772.000 lFitrah 0 9.590.000 I Fidyah 0 6.730.000 I B u k aP u a s a n 49,240.000 PakerHariRaya I 0 32.350.000 I l P e n e r i m a aI nnf a q : I infaq 2 . 8 5 7. 4 4 1. 8 2 4 0 lMajalah 0 55 8 . 36 6 . 4 8 5 Solidaritas ,l 14.710.000 0 I P e n e r i m a €Dna n ap e n g e l o l a 857.232.547 I 0 I l P e n e r i m a aDna n aN o n _ H a l a l : DanaNonSyariah I 4.70i.0i3 0 I l u m l a hP e n d a p a t apne, n g h a s i l adna n5 u m b a n Q a n J4.U8E.384 z . > I f 968 I Pemanfaatandan penyaluran: I I IZakat: FakirMiskin: Pendidikan 0 173.750.475 Kesehatan U 365.097.829 Fisabililla h Umum: Tunjangan 0 73.027.900 Pelatihan 0 1 9 1 . 1.5011 8 Fasilitas 0 348.750 Khusus 0 186.804.700
lnfaq: "
Ekonomi: MKZ
ModaA l l Q o r d h uH l asan ModaA l manah F i s a b i i i l tB ah inaan Aktivitas Sarana SewaGedung Permasyarakatan Zis: Euletin Alat promosi Felayanan Donatur MajalahDonatur MajalahMuzakki Reportase Bencana & peranq: ' sumatera DanaPengelola
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0
I 17 1 s . 7 8 6 . 1 7 9 sr.786.304 I 89.772.000 I 9.590.000 I 6.730.000 I 49.240.000 32.350.000 ]
I
2.857.441 .824I s s 8 . 3 6 6 . 4I 8 s 14.710.000 l 8s7.232.s47 |
I
0
4 . 7 0 4 . 0 1 3| 6)
0 0
173.750.475 36s.097.829
0 0 0 0
73.027.900 1 9 1 . 1.5011 8 348.750 186.804,700
0I 0I 0j 0l 0| 0 I I 0| 0I 0| 0| 0I 0|
11 . 9 1 9 . 3 s 0 67.188.17s 420.7s6.114 t96.150.64s 131.125.3,15 306.047.87s
I
I I
I 11. 9 1 9 . 3 5 0 0 I 67.188.775 0 I 420.756.114 0 I 196.150.545 0 I ' l 3t . I 2 6 . 3 1 5 0 I 305.047.875 U I I 78.114.967 n I 43.727.500 0 I 24.451.077 I 27.141.000 0 I 0 s 7 6 .616 . 4 0 1 I 0 3 . 13 7 . 0 s 5 I I 0 111.817.400 I 857.232.547 U d
I
ol 0|
78.114.967 43.727500 24,451.077 ,27.141.000 s76.166.401 3.,137.0ss 111.817,400 857,232.547
berlanjut.
-4-
MADE
THOMAS. DEWI
R E C t S tt R F : t )p u B l t ( ' A ( . C O r j Nt
N . tS
la njuta n Keterangan
6 a j i .B a g i a nA d r n i n i s t r a sdi a n u m u m T u n j a n g a nJ a b a t a n THR A s u r a n s iP e n s i u n Jamsostek P e r s e d iaan I ransportasi Komunikasi L i s t r i k& A i r Pemeliharaan B i a y aL i n g k u n g a n . l a s aB a n k Pajak B e b a nP e n y u s u t a n B a n t u a n ; N oS nyariah
Iidak Terikat
624.056.487 3 3 . 2 45 . 0 6 6 6 3 . 6 6 2 . 381 8.227.456 29 . 36 8 , 910 79.921.566 9 . 4 2 7. 1 1 5 147.924.389 2 0 . 15 1 . 5 01 19.747.968 1.469.000 8.005.054 61.506.382 23 0 . 4 8 0 .5 9 1.900.000
J u m l a hP e m a n f a a t adna n p e n y a l u r a n P e r u b a h a nA s e t B e r s i h P e n y e s u a i aUna n g M u k a S e w aG e d u n g )ebelumnya A s e t B e r s i hA w a l T a h u n Aset Bersih Akhir Tahun
Terikat Temporer
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 n 0 0 0 0 0 0 0 0
1 . 6 81 . 3 01. 5 2 8 2 31 .13 8 . 4 3 9
5 .18 4 . 2 51 . 4 7 3
8 3 2 . 3 19 . 4 4 0
1.063.457.879
19 3 . 3 8 4 . 8 6 7
193.384.867
3.393.076.9 I4 3.817.500.220
624.056,487 33.245.066 6 3 . 66 2 . 318 8.227.456 2 9 . 3 6 8 . 901 7 9 . 9 21. 5 6 6 9.427.115 147.924.389 2 0 .1 5 1. 5 1 0 19 . 7 4 7 . 9 6 8 1.469.000 8.005.054 61.506.382 230.480.559 1.900.000
3.469.811.414 26.151.000
C a t a t a na t a sl a p o r a nk. e u a n g a n: n e r u p a k a n y a n g t i d a k t e r p i s a h k a nd a r i r a p o r a n - k e u a n g a n b a g i a n s e c a r ak e s e r u r u h a n
MADE
THOMAS
DEWI
R F G I 5 l ' I R N I )P U B TI C A C C O I I NI A N ' I S
TEMBACA ZAKAT,tNFAQ,DAN SHODAQOH(LACZts) L A P O R A NA R U S K A S U N T U KT A H U NY A N CB E R A K H I3R1 D E S E M B E R 2OO9 Keterangan Arus Kas Diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Operasi: P e n e r i m a aZna k a t : Zakat A n a kA s u h Qurban Fi t r ah Fidyah, B u k aP u a s a P a k e tH a r i R a y a P e n e r i m a a nl n f a q : Infaq Solidar'itas Majalah
1.715.786.179 5 1. 7 8 6 . 3 0 4 89.772.A00 9.590.000 6.730.000 49.240.000 ' 32.350.000 2.857.441.824 '14.710.000 558.366.485
P e n e r i m a aD n a n ap e ng e l o l a : B a g iH a s i D l a r i D a n al n f a q
857.232.s47
P e n e r i m a aD n a n aN o n _ H laa l : D a n aN o n S y a r i a h
4.704.013
i u m l a hA r u sK a sp e n e r i m a a n
6.247.709.352
Pemanfaatan: Zakat: F a k i rM i s k i n : Pendidikan Kesehatan F i s a b i l i l l aUhm u m : Tunjangan Pelatihan Fasilitas Khusus
(173.75A.475) (36s.097.82e) (73.027.900) (191.1s1.018) (348.750) (185.804.700) (11.919.3s0) (67.188.775) (420.756.114) berlanjut.... .
-6-
MTD MADE
]HOh4AS
DEWI
R F G I S ' I ' E RI )t . ':[ J B LI ( ' A C C O I I NI ' A N S
tot'Jurott.-...
Keterangan Dakwah Aktivitas Sarana S e w aG e d u n g P e m a s y a r a k a t aZni s : Bu l e t i n Alat Promosi l k l an M a j a l a hD o n a t u r M a j a l a hM u z a k k i Reportase B e n c a n a& P e r a n g : 5 u ma t r a D a n aP e n g e l o l a G a j iB a g i a nA d m i n i s t r a sdia n U m u m T u n j a n g a nJ a b a t a n THR A s u r a n sP i ensiun Jamsostek Persediaan Transportasi Komunikasi Listrik& Air Pemeliharaan B i a y aL i n g k u n g a n J a s aB a n k Pajak B a n t u a nN o n S y a r i a h
( ' r9 6 .15 0 . 6 4 5 ) (131 . 1 2 6 . 351) ( 17 6 . 3r 0 . 0 0 0 ) ( 78 . 1 1 4 . 9 6 7 ) (43.72t.500) (24.451.071) (27.141.000) (s76.166.401) (3.137.0ss)
:
A r u s K a sB e r s i hD i p e r o l e hD a r i A k t i v i t a sO p e r a s i
( 11 1 . 8 1 7 . 4 0 0 ) (857.232.s47) (624.056.487) (33.24s.066) (63.662.318) (8.221.456) ( 2 9 . 3 6 8 . 901) (79.921.s66) (9.427.115) (147.924.389) (20.1s1.s10) (19.747.968) (1.469.000)
(8.oos.os4) (51.506.382) (1.900.000)
(4.824.033.03e)
Arus Kas diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Investasi: Penambahan A s e tT e t a p K e n a i k a nB e r s i hK a sd a n S e t a r aK a s K a sd a n S e t a r aK a sA w a l T a h u n Kas dan Setara Kas l\khir Tahun
(206.1 0s,840) 1.217.570.473 949.676.798
2.167.246.771
C a t a t a na t a s l a p o r a nk e u a n g a nm e r u p a k a nb a g i a n y a n gt i d a k t e r p i s a h k a d n a r i l a p o r a nk e u a n g a ns e c a r ak e s e l u r u h a n
MADE.THOMAS.DEWI R E C i I S ' I ' H R FP,IIJ) B II.C A ( ] C O I J NI ' A N l S
3 . K A S D A N S E T A R AK A S Kas: K a sT u n a i Bank: B S MI n f a q 85MZakar B S MW a k a f M u a m a l a tZ a k a t M u a m a l a tI n f a q M a n d i r iZ a k a t M a n d i r iI n f a q B C AZ a k a t B C AI n f a q B R IZ a k a t B R tI n f a q B T NS y a r i a hI n f a q B N II n f a q B N II n f a q B N IO p e r a s i o n a l B N IZ a k a t B u k o p i nS y a r i a hl n f a q P e r m a t aS y a r i a hI n f a q N i a g a5 y a r i a hI n f a q
2009 (Rp)
2008 (Rp)
14.678.545
3.263.601
187.319.224 385.027.825 2.635.779 314.560.438 290.437.374 152.399.147 1 3 9 . 8 27 . 9 7 3 4 1 5 . 5 2.15 71 128.468.581 23.769.845 I r.O)).clYfl
13.284.739 53.264.871 0 0 0 1 2 . 5 8 05. 18 12.171.709 9.598.298
J u m l a hB a n k J u m l a hK a sd a n S e t a r aK a s
253.607.035 111.719.408 2 . 0 71. 6 11 s6.808.009 5 7. s 9 8 . 2 6 2 7 6 . 0 8 3 .418 56.008.236 1 9 5. 6 4 0. 711 43.507.649 20.019.059 7.092.517 12.304.610 21.610.818 1.31 9.062 906.610 1 . 0 3 7. 6 4 6 '1 r.955.591 10 . 0 0 2. 0 0 0 7. 1 2 0 . 7 1 5
z. t)2.>o6.zt6
946.412.697
2.167.246.771
949.676.298
4. UANG MUKA
2009 (Rp)
Sewa Gedung: Denpasar Surabaya Makassar Bl i t ar Jakarta Pekanbaru
2008 (Rp)
129.000.000 '165.000.000 72.000.000 7.800.000 85.292.000 45.000.000
--
J u m l a hS e w aG e d u n g
504.092.000
Arnortisasi Biaya Sewa Gedung: Denpasar Surabaya M a k a s s ra Bl i t a r Jakarta Pekanbaru
(43.000.000) (103.12s.000) (72.000.000) (4.810.000) (16.101.12s) (23.2s0.000)
J u m l a hA m o r t i s a s B i i a y aS e w aG e d u n g J u m l a hU a n g M u k a
- 10-
n U
165.000.000 72.000.000 7.800.000 37.982.000 45.000.000
3nJn.ooo (12.s00.000) (68.7s0.000) (48.000.000) (3,206.667) (18.041.4s0) ( 11 . 6 2 s . 0 0 0 )
(262.286.12s)
(162.123.117)
241.80s.875
178.1s8.883
I,IADE
THOMAS
DEWI
R E ( 'I S 1 ' ER F ] I )P UB t I C A C C O { . N J I' NI'S
5 . A S E TT E T A P
Harga Perolehan: Tanah Ban g u n a n l n v e n t a r i sK a n t o r K e n d ar a a n
192.000.000 1.406.550.125 640.381.300 647.832.500
J u m l a hH a r g ap e r o l e h a n
192.000.000 1 . 5 2 5 . 5 5102.5 727.487.140 647.832.500 206.1 05.840
3.092.869.765
Bangunan I n v e n t a r i sK a n t o r K e n d ar a an
4 6 . 75 0 . 0 0 0 13.200.000 322.414.125 1 3 6 . 3 0.14 9 6 17 5 . 0 3 5 . 5 6 8 8 0 . 9 7 9 . 0 6 3
s9.950.000 458.715.621 2s6.014.630
J u m l a hA k u m u l a s p i enyusutan
544.199.693
774.680.251
LOOO./OJ,yl>
Akumulasi penyusutan:
Nilai Buku
2 3 0 . 4 8 0 .559
.342.564.232
2.318.189.514
R i n c i a na s e tt e t a p d a n a k u m u l a s p i e n y u s u t a nd a p q t d i l i h a tp a d a l a m p i r a n . 6.
PENERIMAAN 2009 (Rp)
Zakat: Zakat AnakAsuh Qurban Fitrah Fidyah E u k aP u a s a Paket Hari Raya
1.715.786.179 51.786.304 89.772.000 9.590.000 6.730.000 49.240.000 32.350.000
2008 (Rp) 1.411.620.707 41.257.000 42.514.000 14.922.500 6.980.000 21.060.000 10.760.000
'1.955.254.483--Ttmrl':f
Jumlah l n fa q : Infaq Majalah: Majalah D a n aS o l i d a r i t a s : 5 o l i d ar i t a s D a n aP e n g e l o l a : B a g iH a s i l D a n aN o n - s y a r i a h : Dana Non Syariah Dana Kupon Syariah
2.857.441 .824
2 . 4 5 51. 8 0 . 4 9 3
5 5 8 . 3 6 6 . 458
5 2 3 . 659. 6 6 3
14.70 'l.000
53.000
857.232.547
941.707.424
4.704.013 0
1,498.625 38.380.000
Jumlah
39.878.62s
J u m l a hP e n g h a s i l adna n S u m b a n o a n
6:247.709.352
11
5.509.529.412
MADE
THOMAS
DEWI
R E ( ; I S lE R l i r )t ' U B t | ( ' A ( c o l J t ! t , \ t * t \
7. eEN_gs_qNAAnr la$A 2009 (RP)
Zakat: F a k i rM i s k i n : Pendidikan K e s eh a t an S a b i l i l hl a: Tunjangan P el a t i ha n F a si l i t as
.
Khusus Amil
2008 (Rp)
173.750.475 36s.097.829
108.813.200 175.752.704
73.427.900 191.151.018 348.750
77.185.400 57.054.600 13.450.000
186.804.700
9 3 . 7 7 0 .530
0
Jumlah
193.639.276
990.1 80.672
719.665.530
Infaq: Ekonomi: S a r a n aU s a h a MKZ: M o d a lA l e o r d h u l H a s a n M o d a lA m a n a h
.
0
82.148.085
11 . . 9 1 9 . 3 5 0 67.188.775
U
S a b i l i l l aB h inaan
420.756.114
616.830.746
Dakwah: Aktivitas S a r a na S e w aG e d u n g
196.150.645 1 3 1. 1 2 6 . 3 1 5 306.047.875
105.517.860 24.535.860 82.982.000
78.114.967 0 43.727.500 24.451.077
51.950.000 67.634.600 5s.458,686 0
27.141.QA} 0 857.232.547
1 3 3 .1s 2 . 3 5 0 18.934.200 748.068.148
P e m a s y a r a k a t aZni s : Buletin P r o m o sZ i is Alat Promosi lklan M a j a l a hD o n a t u r K o m u n i t a sp e d u l i D a n aP e n g e l o l a Jumlah
2l6asE6l6t
-l.e8737r.s3t
Majalah: M a j a l a hM u z a k k i Reportase
576.166.401 3.137.055
936.139.609 0
Jumlah
s79.303.456
936.138.609
12-
MADE
THOMAS
DE W I
R E G I S l ' E R F ,PI )U B TI C A C C O ( J NI ' A N 1 ' S
Dana Solidaritas: B e n c a n a& P e r a n g ; 5umatra
111 . 8 1 7 . 4 0 0
Dana Pengelola: G a j iB a g i a nA d m i n i s t r a sdi a n U m u m T u n j a n g a nJ a b a t a n THR A s u r a n sPi e n s i u n Sarana Persediaan Transportasi Komunikasi L i s t r i k& A i r Pemeliharaan B i a y aL i n g k u n g a n J a s bB a n k Pajak PenyusutaA n s e tT e t a p
624.056.487 33.245.066 63.662.318 8.227.456 29.368.910 79.921.566 9.427.115 147.924.389 2 0 . 15 l . 5 1 0 19.747.968 'r.469.000 8.005.054 6 1. 5 0 6 . 3 8 2 230.480.559
Jumlah
1. 3 3 7 . 1 9 73 8 0
477.378.707 17.622.500 27.838.750 1 8 . 8 7.14 9 3 0 83.690.047 8.180.080 138.833.640 18,920.910 12.371.870 2,426.000 . 7.305.734 t).too.ttt
209.136.227
1.037.742.235
Dana Non Syariah: B a n t u a nN o n S y a r i a h
1.900.000
J u m l a hP e n g g u n a a D n ana
5.184.251.473
-- oOo ---
13-
2.424.000 4.683.542.909