ANALISIS STRUKTUR PERSAINGAN INDUSTRI JASA PENDIDIKAN TINGGI KOMPUTER UNTUK MENENTUKAN MODEL STRATEGI BERSAING Harjanto Prabowo1; Bahtiar Saleh Abbas2; Margaret3
ABSTRACT The purposes of this research is to know how high is the competition level in a computer high education service industry. Based on analysis, it can be concluded that the competition level in a computer high education service industry in Java Island is increasing in the future. But, the bargaining power in a computer high education service industry is getting weaker to the customer. Based on the competition level, the right strategy to perform is differentiate strategy focus. Keywords: competition, education, competition strategy model
ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat persaingan dalam industri jasa pendidikan tinggi komputer. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kondisi persaingan industri jasa perguruan tinggi komputer di Pulau Jawa di masa yang akan datang akan semakin meningkat. Namun, kekuatan menawar perguruan tinggi komputer akan semakin lemah terhadap konsumennya. Berdasarkan kondisi persaingan tersebut, strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan adalah strategi fokus strategi diferensiasi. Kata kunci: persaingan, pendidikan, model strategi bersaing
1&2 3
Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UBiNus, Jakarta Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UBiNus, Jakarta
Analisis Struktur Persaingan Industri… (Harjanto Prabowo; dkk)
157
PENDAHULUAN
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak meningkatkan kepemilikan apa pun. Produksi jasa mungkin atau tidak, tidak berkaitan dengan produk fisik. Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, variabilitas, dan tidak tahan lama. Karakteristik penting dalam jasa pada lembaga pendidikan tinggi, antara lain sebagai berikut. 1. Perguruan tinggi termasuk ke dalam kelompok jasa murni (pure services) dan pemberian jasa yang dilakukan didukung alat kerja atau sarana pendukung semata, seperti, ruangan kelas, kursi, meja, dan buku. 2. Jasa yang diberikan membutuhkan kehadiran pengguna jasa (mahasiswa). Jadi, disini pelanggan yang mendatangi lembaga pendidikan tersebut untuk mendapatkan jasa yang diinginkan (meskipun dalam perkembangannya ada juga yang menawarkan program distance learning, universitas terbuka, kuliah jarak jauh, dan lain-lain). 3. Penerima jasa adalah orang. Jadi, merupakan pemberian jasa yang berbasis orang sehingga berdasarkan hubungan dengan pengguna jasa (pelanggan/mahasiswa) adalah high contact system, yaitu hubungan pemberian jasa dengan pelanggan tinggi. Pelanggan dan penyedia jasa terus berinteraksi selama proses pemberian jasa berlangsung. Untuk menerima jasa, pelanggan harus menjadi bagian dari sistem jasa tersebut. 4. Hubungan dengan pelanggan adalah berdasarkan member relationship dan pelanggan telah menjadi anggota lembaga pendidikan tersebut, sistem pemberian jasanya secara terus-menerus dan teratur sesuai kurikulum yang telah ditetapkan. Menurut Hunger dan Wheelen (2001:245), strategi bersaing adalah strategi bisnis yang berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa perusahaan dalam industri atau segmen pasar tertentu yang dilayani perusahaan dan mengatasi masalah bagaimana perusahaan dan unitnya dapat bersaing dalam bisnis dan industri. Menurut Rangkuti (2003:5), keunggulan bersaing merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Cravens (1996:31) dalam buku Pemasaran Strategis, mengutip pendapat Day dan Wensley yang mengemukakan bahwa keunggulan bersaing seharusnya dipandang sebagai suatu proses dinamis daripada hasil akhir. Prosesnya terdiri atas sumber keunggulan, keunggulan posisi, dan prestasi hasil akhir suatu investasi laba untuk mempertahankan keunggulan.
158
INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004: 157-175
1. Sumber Keunggulan Analisis keunggulan bersaing menunjukkan perbedaan dan keunikannya di antara para pesaing. Sumber keunggulan bersaing itu sebagai berikut. a. Keterampilan. b. Sumber daya. c. Pengendalian yang superior.
Sumber Keunggulan
Keunggulan Posisi
Prestasi Hasil Akhir
- Keterampilan superior - Sumber daya superior
- Nilai konsumen superior - Biaya yg relatif rendah
- Kepuasan - Kesetiaan
- Pengendalian superior
- Pangsa pasar - Kemampuan menghasilkan laba
Investasi laba untuk mempertahankan keunggulan
Gambar 1 Proses Keunggulan Bersaing Sumber: Cravens, 1996
2. Keunggulan Posisi Keunggulan posisi merupakan hasil produksi dengan biaya rendah (cost leadership) atau diferensiasi yang memberikan keunggulan nilai bagi konsumen. Biaya yang lebih rendah memungkinkan perusahaan memberikan nilai yang superior dengan pemberian harga yang lebih rendah daripada pesaing untuk produk yang sama. Perbedaan penampilan produk yang sesuai dengan preferensi pembeli menghasilkan manfaat unik yang dapat menutupi harga tinggi. Faktor penting dalam mencari keunggulan adalah bagaimana mengambil keputusan dan bersaing. 3. Prestasi Hasil Akhir Pada saat keterampilan organisasi, sumber daya, dan pengendalian digunakan untuk memperoleh nilai dan atau efisiensi biaya, keunggulan posisi telah menuju pada prestasi hasil akhir (kepuasan konsumen, kesetiaan terhadap merek, pangsa pasar, dan kemampuan mendapatkan laba).
Analisis Struktur Persaingan Industri… (Harjanto Prabowo; dkk)
159
4. Investasi Laba Keunggulan bersaing merupakan sarana yang selalu berubah. Oleh karena itu, harus mempergunakan sebagian labanya untuk mempertahankan keunggulan tersebut. Jadi, keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya yang lebih dari biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menciptakannya. Keunggulan bersaing bersumber dari banyak ragam kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mendesain, membuat, memasarkan, mendistribusikan, dan mendukung produknya. Dalam buku Manajemen Strategis, David (2002:129) menguraikan tentang model lima kekuatan Michael E. Porter, sebagai berikut.
Pendatang Baru
Supplier
Rivalitas dalam industri
Pembeli/ Konsumen
Substitusi
Gambar 2 Five Force Analysis Sumber: David, 2002
Menurut Robinson (1997), strategi generik sebagai strategi keunggulan bersaing (competitive advantage) dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, berdasarkan skema yang dikembangkan oleh Michael E. Porter, sebagai berikut. 1. Mencapai kepemimpinan biaya menyeluruh (overall cost leadership) dalam industri. 2. Menciptakan dan memasarkan produk unik (khas) bagi berbagai kelompok pelanggan melalui diferensiasi (differentiation). 3. Melayani kebutuhan khusus satu atau beberapa kelompok konsumen atau pembeli industrial, dengan fokus biaya dan fokus diferensiasi.
160
INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004: 157-175
TINGKAT STRATEGIS
KEUNGGULAN STRATEGIS Biaya Rendah
Diferensiasi
Sasaran luas 1. Keunggulan biaya
2. Diferensiasi
3A. Fokus biaya
3B. Fokus Diferensiasi
Cakupan Persaingan Sasaran sempit
Gambar 3 Tiga Strategi Generik Sumber: Porter, 1994
Jadi, strategi bersaing Porter merupakan hierarki business level strategy yang memfokuskan bagaimana perusahaan bersaing dalam industrinya dan bila perusahaan ingin menjadi produsen biaya rendah maka perusahaan dapat menggunakan kepemimpinan biaya menyeluruh (overall cost leadership). Bila perusahaan ingin menjadi unik dan berbeda dari pesaing, dapat menggunakan diferensiasi (differentiation). Jika perusahaan ingin menggarap segmen pasar tertentu saja, perusahaan dapat menggunakan fokus (focus). Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa perguruan tinggi dapat berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas. Pendidikan tinggi itu dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, dalam hal ini Perguruan Tinggi Negeri-PTN, departemen atau lembaga pemerintah yang lain (Perguruan Tinggi Kedinasan-PTK), atau oleh masyarakat (Perguruan Tinggi Swasta-PTS). Awal tahun 1990, Perguruan Tinggi (PT) Komputer menemukan masa keemasan, jumlah peminat sangat tinggi sehingga jumlah PT Komputer berkembang sangat pesat. Pada pertengahan tahun 2002, jumlah PT Komputer (PTN dan PTS) mencapai 150-an dengan jumlah mahasiswa mencapai 200.000. Diperkirakan pada 5 tahun ke depan, jumlah PT Komputer akan mencapai 350 dan menampung hampir 450.000 mahasiswa. Jumlah PT Komputer yang besar dan mahasiswa yang banyak bukanlah jaminan mutu pendidikan komputer di Indonesia, banyak faktor lain yang menentukannya dan disadari bahwa mutu pendidikan komputer di PT Komputer merupakan salah satu dari sekian faktor yang harus diperhatikan dalam menghadapi persaingan di masa depan. Beberapa pertanyaan mendasar yang akan dihadapi industri jasa pendidikan tinggi komputer adalah sebagai berikut.
Analisis Struktur Persaingan Industri… (Harjanto Prabowo; dkk)
161
1. Dalam level perguruan tinggi komputer (sebagai sebuah firm). a. Berapa besar tingkat daya serap pasar (employability) terhadap lulusan perguruan tinggi komputer dalam lima tahun mendatang. b. Berapa lama waktu tunggu seorang lulusan perguruan tinggi komputer untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai atau usaha mandiri yang sesuai. c. Faktor yang mempengaruhi tingkat employability perguruan tinggi komputer sehingga jika diketahui faktor tersebut maka dapat dilakukan usaha untuk meningkatkannya. 2. Dalam level industri. a. Bagaimana ukuran tingkat keunggulan bersaing untuk industri jasa pendidikan komputer? b. Faktor yang mempengaruhi tingkat keunggulan bersaing tersebut. c. Upaya, baik dari pengelola perguruan tinggi komputer maupun pemerintah, dalam meningkatkan keunggulan bersaing sehingga mampu bersaing dengan pendidikan tinggi lainnya maupun pendidikan tinggi komputer dari negara lain. Dalam menjawab pertanyaan mendasar tersebut, diperlukan analisis struktur industri jasa pendidikan tinggi komputer sehingga model uji untuk keunggulan bersaing dapat dirumuskan untuk level industri maupun level perguruan tinggi. Penelitian bertujuan untuk melakukan hal berikut. Melakukan analisis struktur industri jasa pedidikan tinggi komputer di Indonesia. Mengetahui kondisi 5 (lima) komponen keunggulan bersaing dari Michael Porter terhadap struktur industri pendidikan tinggi komputer untuk 5 tahun mendatang. 3. Memberikan rekomendasi untuk rancangan model uji Compettive Advantage pendidikan komputer pada level industri dan level perguruan tinggi. 1. 2.
Hasil penelitian akan memberikan manfaat sebagai berikut. Sebagai model dalam penyusunan strategi bersaing bagi perguruan tinggi komputer, dengan menambahkan informasi kekuatan internal yang dimilikinya. 2. Rekomendasi model uji competitive advantage akan digunakan untuk penelitian selanjutnya atau pengembangan ilmu. 1.
Objek penelitian adalah Perguruan Tinggi Komputer di pulau Jawa dengan tujuan ingin mendapatkan deskripsi tentang struktur industri jasa pedidikan tinggi komputer di Pulau Jawa dan mengetahui kondisi 5 (lima) komponen keunggulan bersaing dari Michael Porter terhadap struktur industri pendidikan tinggi komputer untuk 5 tahun mendatang. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian descriptive survey. Unit analisis yang diambil adalah organisasi perguruan tinggi komputer di pulau Jawa. Operasionalisasi variabel secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut.
162
INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004: 157-175
Tabel 1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Perseteruan diantara perusahaan yang bersaing
Konsep Variabel Pengukuran tingkat Persaingan antar PT Komputer
-
Potensi pengembangan produk pengganti Masuknya pesaing baru
Kekuatan menawar dari konsumen
Kekuatan menawar dari pemasok
Informasi tentang substitusi Pendidikan komputer yang dapat dilakukan peserta didik Informasi tentang peluang masuknya PT Komputer baru dalam persaingan Informasi tentang mahasiswa baru, prestasi akademik, peraturan akademik Informasi tentang kualitas tenaga pengajar dan dihubungkan dengan tingkat ketergantungan PT Komputer terhadap dosen
-
Indikator Pertumbuhan jumlah PT Komputer terhadap jumlah Peminat Ragam produk program yang ditawarkan Tingkat substitusi dalam peta product-market Daftar program Jumlah PT Komputer baru Tingkat "barrier to entry"
- Tingkat keberhasilan studi, kegagalan studi - Tingkat kompetisi dalam seleksi mahasiswa baru - Jumlah dosen dan Komposisinya - Prestasi akademik dosen
Jenis dan sumber data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder, seperti dalam Tabel 2. Tabel 2 Jenis dan Sumber Data Jenis data Profile peguruan tinggi komputer Profile manajer perguruan tinggu Penggunaan teknologi informasi Profile lulusan dan penyerapan di pasar tenaga kerja Kondisi perkuliahan, praktikum, dan ujian Informasi mengenai kurikulum Informasi penerimaan mahasiswa baru Informasi kegiatan dosen selain mengajar
Sumber data Profile perguruan tinggi didalam dokumen masing-masing perguruan tinggi Buku katalog masing-masing perguruan tinggi Pengelola perguruan tinggi Perguruan tinggi masing-masing Perguruan tinggi masing-masing Buku katalog masing-masing perguruan tinggi Perguruan tinggi masing-masing Perguruan tinggi masing-masing
Analisis Struktur Persaingan Industri… (Harjanto Prabowo; dkk)
163
Tabel 2 Jenis dan Sumber Data (lanjutan) Informasi layanan akademik dan non akademik Renstra PT komputer Informasi mengenai biaya pendidikan dari PT Komputer dan biaya pendidikan dari mahasiswa selama studi Policy pemerintah
Perguruan tinggi masing-masing Perguruan tinggi masing-masing Perguruan tinggi masing-masing, dan melakukan survey awal kepada sampel mahasiswa untuk mendapatkan komponen biaya studi Undang-undang, SK, Surat Edaran yang pernah dikeluarkan pemerintah
Dalam penelitian ini digunakan kombinasi teknik pengumpulan data yang terdiri dari sebagai berikut. 1. Penyebaran kuesioner kepada pimpinan perguruan tinggi komputer. 2. Wawancara dengan pimpinan perguruan tinggi komputer yang dipilih secara random dari populasi yang ada. Observasi dilakukan terhadap sumber data sesuai dengan unit observasi/analisis yang telah disebutkan dan juga didapatkan data sekunder dari berbagai sumber, seperti Biro Pusat Statistik (BPS), Departemen Pendidikan Nasional (DepDikNas), Perguruan Tinggi Komputer yang bersangkutan, informasi dari internet, dan sumber lainnya. Tahap analisis dimulai dari pengenalan faktor yang mempengaruhi tingkat keunggulan bersaing kemudian mengukur tingkat keunggulan bersaing untuk industri jasa pendidikan komputer menggunakan “Five Force Analysis’’ dari Michael E. Porter.
PEMBAHASAN Perguruan tinggi komputer saat ini memiliki banyak pilihan program studi, antara lain sebagai berikut. 1. Ilmu KomputerTeknik Informatika 2. Sistem Informasi/Manajemen Informatika 3. Sistem Komputer/Teknik Komputer 4. Komputerisasi Akuntansi Di beberapa perguruan tinggi komputer yang ada di Pulau Jawa, program studi komputer tersebut disertai dengan program peminatan yang berbeda-beda. Program peminatan yang berbeda-beda tersebut merupakan salah satu bentuk keunggulan yang dapat ditunjukkan oleh masing-masing perguruan tinggi sehingga mampu menarik perhatian para calon mahasiswa.
164
INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004: 157-175
Analisis Persaingan Model Michael Porter 1. Rivalitas/Perseteruan di Antara Perguruan Tinggi Komputer yang Bersaing Berdasarkan data syang telah dikumpulkan, jumlah Perguruan Tinggi Komputer di Pulau Jawa sampai tahun 2002 mencapai 134 perguruan tinggi dengan daya tampung 319.876 mahasiswa yang tersebar di lima wilayah Pulau Jawa, yaitu 42 Perguruan Tinggi Komputer di DKI Jakarta, 31 di Jawa Barat, 18 di Jawa Tengah, 26 di Jawa Timur, dan 17 Perguruan Tinggi Komputer di DI Yogyakarta. Dengan semakin banyaknya Perguruan Tinggi Komputer yang ada di Pulau Jawa maka tingkat persaingan yang terjadi di antara Perguruan Tinggi tersebut akan semakin ketat. Tingkat persaingan antar PT Komputer yang ada di Pulau Jawa dapat diukur dari pertumbuhan jumlah PT Komputer terhadap jumlah peminatnya, dengan indikator perbandingan jumlah pendaftar dengan jumlah kapasitas yang tersedia (daya tampung). Selain itu, tingkat persaingan antar PT Komputer tersebut juga dapat diukur dari ragam produk program yang ditawarkan, yaitu dengan melihat banyaknya program studi yang ditawarkan disertai peminatan yang bervariasi di masing-masing PT Komputer. Data yang dapat dikumpulkan selama penelitian sebagai berikut.
Tabel 3 Rasio Mahasiswa Mendaftar dengan Daya Tampung Parameter
Keterangan
Rasio mahasiswa mendaftar dengan daya tampung
pendaftar / target
Kondisi Program S1 Total 1 2 3 4 100% 21 30% 90- 15 22% 80- 24 35% <80% 9 13% : 100% : 90% : : 69
Kondisi Program D3 Total 1 2 3 4 100% 14 20% 90- 17 25% 80- 28 41% <80% 10 14% 69 : 100% : 90% : : Sumber: Seminar Nasional Fakultas Ilmu Komputer dan Rapat Nasional APTIKOM, 2003
Analisis Struktur Persaingan Industri… (Harjanto Prabowo; dkk)
165
Gambar 4 Grafik Rasio Mahasiswa Pendaftar dengan Daya Tampung
Dari data tersebut terlihat bahwa persentase terbanyak untuk rasio jumlah pendaftar terhadap jumlah kapasitas yang tersedia (target) sebesar 35% pada jenjang S1 dan 41% pada jenjang D3. Hal itu menggambarkan bahwa total target atau kapasitas yang tersedia di PT Komputer secara keseluruhan masih lebih besar dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang mendaftar. Hal itu akan mengakibatkan tingkat persaingan yang tinggi diantara PT Komputer yang ada di Pulau Jawa, dengan tingkat persaingan yang terjadi saat ini adalah sebesar 80%-90%. Dengan jumlah mahasiswa pendaftar yang masih lebih kecil dibandingkan daya tampung yang tersedia, juga menyebabkan setiap PT Komputer harus semakin gencar dalam mempromosikan perguruan tinggi mereka. 2. Potensi Ancaman Pengembangan Produk Pengganti (Substitusi) Substitusi yang dimaksud adalah program studi selain program studi komputer yang dapat dijadikan sebagai program pengganti bagi para calon mahasiswa, bila mereka merasa tidak terlalu berminat ataupun tidak berhasil diterima di program studi komputer. Tabel 4 Jumlah Mahasiswa di Pulau Jawa Mahasiswa PT Komputer : - Program studi komputer - Program studi non komputer PT Non Komputer
Tahun 2002 319.876 96.968 1.595.571
2.012.415 Sumber: Biro Pusat Statistik
166
INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004: 157-175
Tabel 4 menunjukkan total mahasiswa komputer dan total mahasiswa secara keseluruhan yang terdaftar di Pulau Jawa pada tahun 2002. Total mahasiswa program studi komputer adalah 319.876 mahasiswa dan total mahasiswa keseluruhan di Pulau Jawa adalah 2.012.415 mahasiswa. Jumlah mahasiswa komputer yang hanya mencapai 15,9% dari total seluruh mahasiswa di Pulau Jawa menggambarkan bahwa tingkat substitusi cukup tinggi. Hal itu ditandai dengan banyaknya jumlah mahasiswa yang memilih program studi nonkomputer, seperti Manajemen, Akuntansi, Hukum, Desain Grafis, dan lain sebagainya. 3. Potensi Ancaman Masuknya Pesaing Baru Seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya di bidang komputerisasi dan banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang komputer, mendorong berdirinya PT Komputer baru. Alasan lainnya yang juga mendorong berdirinya PT Komputer baru adalah banyaknya minat dari calon konsumen, yaitu para calon mahasiswa yang memilih program studi komputer. Pertumbuhan jumlah PT Komputer baru terlihat pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5 Pertumbuhan PT Komputer di Pulau Jawa Tahun DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Yogyakarta Total 1990 2 2 2 2 8 8 1991 1 2 3 11 1992 2 3 3 8 19 1993 5 3 4 2 2 16 35 1994 1 3 2 6 41 1995 4 3 3 10 51 1996 3 1 1 5 56 1997 3 1 1 5 61 1998 2 1 1 1 5 66 1999 1 1 1 3 69 Sumber: www.dikti.org
Analisis Struktur Persaingan Industri… (Harjanto Prabowo; dkk)
167
80
70 60
Jumlah
50 40
30 20
10 0 1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
Tahun
Tingkat Pertumbuhan
Gambar 5 Pertumbuhan Perguruan Tinggi komputer di Pulau Jawa
Berdasarkan Gambar 5, terlihat bahwa pertumbuhan PT Komputer baru yang semakin meningkat. Hal itu ditunjukkan dengan jumlah PT Komputer yang semakin meningkat selama tahun 1990 sampai tahun 1999. 4. Kekuatan Menawar dari Konsumen Tingkat kekuatan menawar konsumen dapat diukur berdasarkan seleksi dalam penerimaan mahasiswa baru, yaitu menggunakan indikator perbandingan total mahasiswa yang mendaftar ulang dengan total mahasiswa yang diterima. Berikut ini merupakan data yang telah dikumpulkan. Tabel 6 Rasio Mahasiswa yang Daftar Ulang dengan yang Diterima Sumber: Seminar Nasional Fakultas Ilmu Komputer dan Rapat Nasional APTIKOM, 2003 Parameter
Kondisi Program S1
Keterangan
Rasio calon mhs. 90mahasiswa Daftar ulang 100% : diterima / lulus test dengan yang masuk mendaftar
1 20 29%
Total
2 3 4 80- 26 38% 70- 14 20% 70% 9 13% 90% : 80% : : 69
Kondisi Program D3
Total
1 2 3 4 9020 29% 80- 24 35% 70- 17 25% 70% 8 12% 69 100% : 90% : 80% : :
168
INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004: 157-175
2003 Gambar 6 Grafik Rasio Mahasiswa yang Daftar Ulang dengan yang Diterima
Berdasarkan tabel tersebut, rasio yang paling besar adalah 80-90%. Rasio tersebut menyatakan bahwa tingkat kekuatan menawar konsumen saat ini masih cukup kuat. Akan tetapi, jika rasio mencapai 100% maka kekuatan konsumen akan lemah yang ditandai dengan total jumlah mahasiswa yang diterima sebanding dengan total jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang. Sebagai calon mahasiswa, seseorang dapat memilih lebih dari satu perguruan tinggi. Dalam hal ini, kekuatan konsumen akan lebih kuat jika calon mahasiswa tersebut telah diterima di lebih dari satu perguruan tinggi karena mahasiswa tersebut mempunyai kebebasan untuk mendaftar ulang di perguruan tinggi pilihannya. Untuk itu, bila seorang calon mahasiswa telah menentukan pilihannya maka tindakan selanjutnya yang akan dilakukan oleh calon mahasiswa tersebut adalah mendaftar ulang pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Simpulan yang didapat adalah jika rasio pada tabel tersebut semakin kecil maka kekuatan konsumen akan semakin kuat. Dalam artian calon mahasiswa tersebut lebih memilih perguruan tinggi lain sebagai tempat kuliahnya. Dengan cukup kuatnya daya tawar konsumen, menunjukkan bahwa kekuatan menawar perguruan tinggi lemah. Selain itu, tingkat kekuatan menawar konsumen juga dapat diukur dari pertumbuhan kenaikan biaya pendidikan setiap tahunnya yang berdasarkan data tersebut maka dapat dilihat besarnya rata-rata persentase kenaikan biaya kuliah mencapai 33%.
Analisis Struktur Persaingan Industri… (Harjanto Prabowo; dkk)
169
5. Kekuatan Menawar Pemasok Dalam industri jasa perguruan tinggi komputer, dosen merupakan pemasok utama yang mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar di sebuah perguruan tinggi. Berikut ini adalah data yang berhasil dikumpulkan mengenai rasio jumlah mahasiswa terdaftar dan dosen tetap. Tabel 7 Rasio Mahasiswa Terdaftar dengan Dosen Tetap Parameter Keterangan Rasio mahasiswa jumlah terdaftar / mahasiswa Dosen tetap terdaftar dan dosen tetap
Kondisi Program S1
Total
1 2 3 4 1-15 : 21 30% 16-30 : 14 20% 31-45 : 18 26% > 45 16 23% : 69
Kondisi Program D3
Total
1 2 3 4 1-15 : 21 30% 16-30 : 25 36% 31-45 : 12 17% > 45 11 16% 69 : Sumber: Seminar Nasional Fakultas Ilmu Komputer dan Rapat Nasional APTIKOM, 2003
• •
Jenjang S1, Questioner disebar ke 69 responden Jenjang D3, Questioner disebar ke 69 responden Gambar 7 Grafik Rasio Mahasiswa Terdaftar dengan Dosen Tetap
Dengan melihat data yang ditampilkan pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa persentase terbesar untuk rasio jumlah mahasiswa terdaftar terhadap jumlah dosen tetap yang mengajar sebesar 30% pada jenjang S1 dan 36% pada jenjang D3. Jumlah dosen tetap yang cenderung sedikit, menandakan bahwa kekuatan menawar dari pemasok yang
170
INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004: 157-175
kuat. Dengan kata lain, kekuatan menawar perguruan tinggi terhadap tingkat kebutuhan tenaga pengajar masih lemah. Selain itu, pendidikan seorang dosen juga mempengaruhi kekuatan menawar dari pemasok. Kualitas seorang dosen biasanya dapat dilihat dari prestasi akademik yang telah dicapainya, baik S1, S2, maupun S3. Semakin tinggi gelar seorang dosen, dapat dikatakan bahwa kualitas dosen tersebut akan semakin tinggi. Dengan demikian, hal itu akan meningkatkan kekuatan menawar dari pemasok.
Peta Kondisi Persaingan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan model “Five Force Analysis” dari Michael E. Porter, dapat disimpulkan bahwa kondisi persaingan diantara PT Komputer saat ini semakin tinggi. Kondisi persaingan yang semakin tinggi pada industri jasa perguruan tinggi komputer di Pulau Jawa dapat dilihat melalui tabel berikut. Tabel 8 Peta Persaingan Kekuatan
Tingkat
Persaingan di antara perusahaan yang bersaing Ancaman potensi pengembangan produk pengganti
Tinggi Cukup Tinggi
Ancaman masuknya pesaing baru
Tinggi
Daya tawar dari konsumen
Tinggi
Daya tawar dari pemasok
Lemah
Perkiraan Kondisi untuk 5 Tahun ke Depan Tabel 9 Peta Persaingan 5 Tahun ke Depan Kekuatan
Tingkat
Persaingan di antara perusahaan yang bersaing
Tinggi
Ancaman potensi pengembangan produk pengganti
Tinggi
Ancaman masuknya pesaing baru
Tinggi
Daya tawar dari konsumen
Lemah
Daya tawar dari pemasok
Cukup Tinggi
Peramalan kondisi persaingan industri PT Komputer di atas dilakukan secara kualitatif dengan melihat perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun, baik dari jumlah mahasiswa secara keseluruhan yang semakin meningkat, jumlah tenaga pengajar tetap
Analisis Struktur Persaingan Industri… (Harjanto Prabowo; dkk)
171
yang semakin banyak, maupun pertumbuhan jumlah perguruan tinggi yang semakin pesat di berbagai propinsi di Indonesia.
Usulan Strategi Keunggulan Bersaing PT Komputer harus memilih strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan semakin meningkat di antara PT Komputer yang ada. Berdasarkan kondisi persaingan tersebut, strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan adalah strategi fokus diferensiasi. Pada situasi persaingan di masa mendatang, PT Komputer yang ada di Pulau Jawa harus berfokus pada target pasar yang berada di Pulau Jawa karena diperkirakan di masa mendatang PT Komputer di luar Pulau Jawa akan semakin meningkat. Selain melakukan strategi fokus, PT Komputer juga harus melakukan strategi diferensiasi. Strategi diferensiasi dapat digunakan karena tingkat kebutuhan konsumen akan produk yang lebih bervariasi semakin tinggi sehingga PT Komputer dapat mencapai keunggulan kompetitif. PT Komputer harus mampu melakukan diferensiasi pada produk yang ditawarkannya. Untuk melakukan diferensiasi tersebut, terdapat beberapa atribut diferensiasi yang harus diperhatikan, yaitu diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi personal, diferensiasi saluran, dan diferensiasi citra. Diferensiasi produk yang dapat dilakukan oleh PT Komputer adalah dengan menciptakan program peminatan baru yang merupakan pengembangan program studi yang sudah ada. Diferensiasi pelayanan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas layanan terhadap mahasiswa, misalnya dengan menciptakan sistem pembelajaran secara on-line atau dengan memberikan fasilitas yang dapat mendukung proses perkuliahan. Diferensiasi personel dilakukan dengan cara mempekerjakan orang-orang yang lebih baik dari pesaing mereka, khususnya tenaga pengajar. Diferensiasi saluran dapat dilakukan dengan cara menjalin kerja sama dengan perusahaan agar para lulusan PT Komputer dapat disalurkan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Diferensiasi citra yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan citra yang berbeda dari pesaingnya. PT Komputer harus mampu menghasilkan lulusan yang terbaik sehingga membentuk citra yang baik di masyarakat.
Usulan Model Uji Keunggulan Bersaing Berdasarkan struktur industri, frame work “competitive advantage” dan tantangan PT Komputer, dikembangkan model “competitive advantage” untuk industri jasa pendidikan tinggi komputer di Indonesia serta untuk tingkat lembaga (perguruan tinggi). Model itu merupakan model uji yang perlu diteliti lebih lanjut. 1. Model “Competitive Advantage” Perguruan Tinggi Komputer Berdasarkan frame-work “competitive advantage”, ditekankan pada faktor “Value Created Relative to Competitor”, yaitu kemampuan memberikan benefit dan efisiensi biaya yang lebih baik dibandingkan kompetitor.
172
INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004: 157-175
Paradigma atau model keterkaitan masing-masing employability, seperti gambar di bawah ini.
faktor
dengan
tingkat
dengan
tingkat
Curriculum & Teaching Materials
Quality of academic atmosphere
Teaching/Learning Process Quality of academic management & services
Employability
Ratio & distributing entrance
Gambar 8 Model Employability Perguruan Tinggi Komputer
2. Model “Competitive Advantage” Industri Jasa Pendidikan Komputer Paradigma atau model keterkaitan masing-masing employability, seperti gambar di bawah ini.
faktor
Strategi produk
Employability
Ratio & distributing entrance
Competitive advantage level
Cost structure
On time delivery
Gambar 9 Model Competititive Advantage PT Komputer
PENUTUP Kondisi persaingan diantara PT Komputer saat ini semakin tinggi. Perseteruan diantara perguruan tinggi yang bersaing semakin meningkat disebabkan oleh semakin banyaknya perguruan tinggi baru yang didirikan akhir-akhir ini dan pada tahun mendatang. Hal tersebut juga menyebabkan potensi pengembangan produk pengganti
Analisis Struktur Persaingan Industri… (Harjanto Prabowo; dkk)
173
semakin tinggi karena perguruan tinggi tersebut akan menjadi pesaing yang memiliki keunggulan yang berbeda-beda, seperti program peminatan yang semakin beragam. Namun, kekuatan menawar perguruan tinggi komputer akan semakin lemah terhadap konsumennya. Hal itu karena semakin banyaknya PT Komputer yang berdiri dengan menawarkan ragam PS yang berbeda sehingga konsumen memiliki banyak pilihan. Kekuatan menawar PT Komputer terhadap tenaga pengajar tetap akan semakin kuat karena semakin banyaknya pemasok yang berasal dari para lulusan PT Komputer pada tahun sebelumnya. Berdasarkan kondisi persaingan tersebut, strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan adalah strategi fokus diferensiasi. Pada situasi persaingan di masa mendatang, PT Komputer di Pulau Jawa harus berfokus pada target pasar yang berada di Pulau Jawa karena diperkirakan di masa mendatang PT Komputer di luar Pulau Jawa akan semakin meningkat. Semakin meningkatnya jumlah PT Komputer di luar Pulau Jawa akan menyebabkan semakin berkurangnya target pasar PT Komputer yang ada di Pulau Jawa. Selain melakukan strategi fokus, PT Komputer juga harus melakukan strategi diferensiasi agar mampu bertahan pada kondisi persaingan yang semakin tinggi di masa mendatang. Strategi diferensiasi dapat digunakan karena tingkat kebutuhan konsumen akan produk yang lebih bervariasi semakin tinggi sehingga PT Komputer dapat mencapai keunggulan kompetitif. PT Komputer harus mampu melakukan diferensiasi pada produk yang ditawarkannya. Untuk melakukan diferensiasi tersebut, terdapat beberapa atribut diferensiasi yang harus diperhatikan, yaitu diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi personal, diferensiasi saluran, dan diferensiasi citra. Berdasarkan struktur industri, frame work “competitive advantage” dan tantangan PT Komputer yang telah dijelaskan, maka akan dikembangkan model “competitive advantage” untuk industri jasa pendidikan tinggi komputer di Indonesia serta untuk tingkat lembaga (perguruan tinggi). Model itu merupakan model uji yang perlu diteliti lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. Brosur Biaya Pendidikan Universitas Bina Nusantara. 2003/2004. Jakarta. _______. Brosur Biaya Pendidikan Universitas Bina Nusantara. 2004/2005. Jakarta. _______. Brosur Biaya Pendidikan Universitas Tarumanagara. 2003/2004. Jakarta. _______. Brosur Biaya Pendidikan Universitas Tarumanagara. 2004/2005. Jakarta. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. 2000. Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
174
INASEA, Vol. 5 No. 2, Oktober 2004: 157-175
Biro Pusat Statistik. 2000. Statistik Indonesia: Statistical Year Book of Indonesia 2000. Jakarta. _______. 2001. Statistik Indonesia: Statistical Year Book of Indonesia 2001. Jakarta. _______. 2002. Statistik Indonesia: Statistical Year Book of Indonesia 2002. Jakarta.
Cravens, David W. 1996. Pemasaran Strategis. Edisi Keempat. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. David, Fred R. 2002. Manajemen Strategis: Konsep. Jakarta: Prenhallindo. Hunger, D. and Thomas L. Wheelen. 2001. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium 1. Jakarta: Prenhallindo. _______. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium 2. Jakarta: Prenhallindo. Porter, Michael E. 1992. Strategi Pesaing. Jakarta: Erlangga.
Bersaing:
Teknik
Menganalisis
Industri dan
_______. 1994. Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta: Binarupa Aksara. Prabowo, Harjanto. 2003. “Seminar Nasional Fakultas Ilmu Komputer dan Rapat Nasional.” APTIKOM. Jakarta. Purnama, Lingga. 2002. Strategic Marketing Plan: Panduan Lengkap dan Praktis Penyusunan Rencana Pemasaran yang Strategis dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rangkuti, Freddy. 2003. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis – Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Robinson, Pearce. 1997. Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara. Umar, Husein. 2001. Strategic Management In Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Analisis Struktur Persaingan Industri… (Harjanto Prabowo; dkk)
175