ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN TOKO ANANDA KOTA TANGERANG
OKKY VIARA PURNOMO
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi Bauran Pemasaran Toko Ananda Kota Tangerang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2015
Okky Viara Purnomo NIM H24110011
ABSTRAK OKKY VIARA PURNOMO. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Toko Ananda Kota Tangerang. Dibimbing oleh MA’MUN SARMA. Toko Ananda merupakan suatu bisnis dalam bidang pakaian. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis bauran pemasaran yang ada pada Toko Ananda, dan (2) Menyusun strategi bauran pemasaran yang diterapkan. Berdasarkan analisis IFE dan EFE, Toko Ananda berada pada posisi kuat dan berdasarkan analisis IE Toko Ananda pada sel kedua, yaitu tumbuh dan membangun. Hasil analisis SWOT diperoleh berbagai alternatif strategi yang kemudian diolah menggunakan AHP. Hasil analisis AHP menunjukkan strategi bauran pemasaran paling dipengaruhi oleh faktor lokasi strategis (0.304). Aktor yang dominan dalam penyusunan strategi ini adalah pemilik (0.506). Tujuan yang paling ingin dicapai dalam penerapan strategi ini adalah memperluas pasar (0.305), strategi bersaing yang seharusnya menjadi prioritas utama adalah tetap memberikan produk dengan harga yang terjangkau kepada konsumen (0.393). Kata kunci: AHP, bauran pemasaran, SWOT, toko baju.
ABSTRACT OKKY VIARA PURNOMO. Analysis of Marketing Mix at the Ananda Store Tangerang. Supervised by MA’MUN SARMA. Ananda Store is a retail store focused on selling fashion. This research was aimed to analyze (1) Store marketing mix themself on their customer’s mind, and (2) formulate a marketing mix strategy based on Ananda Store’s. Based on IFE and EFE analysis, Ananda Store was having a strong position and IE analysis resulted that Ananda Store was on second cell, which means it was still developing its business. SWOT analysis was used to formulate strategies, which will be processed through AHP. The AHP results showed that marketing mix strategies are mostly affected by strategic location (0,304). The most dominan actor in strategies formulation was the owner (0,506). The most wanted goal to be achieved was market expansion (0,305), and the competitive strategy that must be priotized most was offering affordable-priced product to Ananda‘s customers (0,393). Keywords: AHP, fashion store, marketing mix, SWOT.
ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN TOKO ANANDA KOTA TANGERANG
OKKY VIARA PURNOMO
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
-----
Judul Skripsi : Analisis Strategi BaUJ·an Pemasaran Toko Ananda Kota Tangerang. Nama : Okky Viara Purnomo NIM :H24110011
Disetujui oleh
Dr Ir Ma ' mun Sarma, MS, MEc Pembimbing
Diketahui oleh
' I
",J
.~'
•
Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
1 B A: G 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2015 ini ialah Bauran Pemasaran dengan judul Analisis Strategi Bauran Pemasaran Toko Ananda, Kota Tangerang. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir Ma’mun Sarma, MS, MEc, selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan arahannya dalam pelaksanaan penelitian ini. Penulis juga berterimakasih kepada seluruh pihak Toko Ananda Bapak Erwin Mardiwinata, ST, Bapak Sri Yanto, Bapak Sajimun, Karyawan toko, Bapak Fahmi Imam WB SAB, MSi selaku Kepala Seksi Perdagangan dalam Negeri Kota Tangerang atas Data dan Informasi Kajian Minimarket, Toko Modern dan Pusat Perbelajaan di Kota Tangerang, para Staff Sekretariat Tata Usaha serta Komisi Akademik Departemen Manajemen. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, adik saya Risma Devi P, Bergas Romi Hutomo, seluruh keluarga, serta teman-teman atas segala doa dan dukungannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2015 Okky Viara Purnomo
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
4
Pemasaran
4
Bauran Pemasaran
5
Penelitian Terdahulu
6
METODE
7
Kerangka Pemikiran Penelitian
7
Lokasi dan Waktu Penelitian
8
Jenis dan Sumber Data
8
Metode Pengambilan Sampel
9
Metode Pengolahan dan Analisis Data
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
Gambaran Umum
12
Analisis STP
14
Analisis Bauran Pemasaran Toko Ananda
15
Analisis Lingkungan Eksternal
17
Perumusan strategi STP dan Bauran Pemasaran
19
Analisis SWOT
23
Hasil AHP Secara Horizontal
25
Hasil AHP Secara Vertikal
28
Implikasi Manajerial
30
SIMPULAN DAN SARAN
32
DAFTAR PUSTAKA
32
LAMPIRAN
35
RIWAYAT HIDUP
41
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Penelitian terdahulu Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Matriks EFE (External Factor Evaluation) Skala penilaian perbandingan berpasangan Harga produk Toko Ananda Hasil matriks IFE Jumlah konsumen berkunjung dan membeli produk Ananda Hasil matriks EFE Hasil matriks SWOT Prioritas dan bobot level faktor terhadap goal secara horizontal Prioritas dan bobot level aktor terhadap faktor secara horizontal Prioritas dan bobot level tujuan terhadap aktor secara horizontal Prioritas dan bobot level strategi terhadap tujuan secara horizontal Prioritas dan bobot level faktor secara vertikal Prioritas dan bobot level aktor secara vertikal Prioritas dan bobot level tujuan secara vertikal Prioritas dan bobot level alternatif secara vertikal
6 9 10 11 16 20 21 22 24 26 26 27 27 29 39 30 30
DAFTAR GAMBAR 1 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kota Tangerang tahun 2010-2012 2 Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota Tangerang 3 Jumlah pasar modern di kecamatan Kota Tangerang 2012 4 Kerangka pemikiran penelitian 5 Struktur organisasi Toko Ananda 6 Matriks IE (Internal-External) 7 Hasil hierarki perhitungan AHP
1 1 2 8 13 23 28
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4
Nama - nama produk Toko Ananda Hasil perhitungan IFE dan EFE Pengolahan AHP secara horizontal Pengolahan AHP Secara vertikal
34 35 37 39
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tangerang merupakan salah satu kota dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di Indonesia. Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kota Tangerang pada tahun 2010 sampai 2012 dapat dilihat pada Gambar 1.
2010
1,918,556
Jumlah
2011
938,230
980,326
1,847,341
901,250
Penduduk Perempuan
946,091
877,558
921,043
1,798,601
Penduduk Laki-laki
2012
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang (%)
Gambar 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Tangerang Tahun (2010-2012). Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Tahun (2013). Jumlah penduduk Kota Tangerang pada tahun 2012 berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) berjumlah 1 918 556 jiwa, yang terdiri dari 980 326 jiwa laki-laki dan 938 230 jiwa perempuan (Disperindagkop Kota Tangerang 2013). Kesempatan ini dimanfaatkan oleh produsen dalam menjual beraneka macam produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Adapun untuk memenuhi kebutuhannya, konsumen melakukan pembelian yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang menduduki angka yang meningkat dan menurun seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang
2009
2010
2011
2012
2013
Kota Tangerang
5.74
6.68
6.84
6.41
6.02
Provinsi Banten
4.82
6.11
6.56
6.15
5.86
Nasional
4.71
6.22
6.98
6.81
5.71
Gambar 2 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang. Sumber: (ILPPD) Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (2013).
2
Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang pada Tahun 2013 sebesar 6.02%, lebih tinggi dari LPE Banten sebesar 5.86% dan LPE Nasional sebesar 5.72%. Jika dilihat dari kecenderungannya, LPE Kota Tangerang dari tahun 2009 sampai 2013 relatif stabil seiring dengan LPE Provinsi Banten dan LPE Nasional. Pertumbuhan sektor terbesar dan terkecil adalah sektor Jasa-jasa sebesar 18.92% dan sektor Bangunan sebesar -5.85%, sedangkan kontribusi terbesar dan terkecil adalah sektor Perdagangan, Jasa, dan Restoran sebesar 30.70% dan Sektor Pertanian 0.15%. Kontribusi terbesar LPE kota Tangerang salah satunya pada sektor perdagangan yang melibatkan kegiatan berbelanja. Belanja merupakan aktivitas manusia sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan hampir setiap manusia dalam masyarakat melakukannya. Kegiatan berbelanja saat ini juga menjadi kegiatan wisata atau hiburan masyarakat kota, dimana dengan adanya budaya konsumerisme yang sudah menjadi kehidupan vital warga kota (Disperindag Kota Tangerang 2013). Salah satu lokasi berbelanja bagi masyarakat yaitu di pasar, pasar modern dan pasar tradisional. Pasar modern antara lain mall, supermarket, departement store, shopping centre, waralaba, mini market, swalayan, pasar serba ada, toko serba ada dan sebagainya. Adapun jumlah pasar modern di setiap kecamatan kota Tangerang dapat dilihat pada Gambar 3.
Jumlah Pasar Modern di Setiap Kecamatan
60
53
50 37
40
28 30 29
30 20
39
36
33 23
17 16
14
10 0
39
Batuceper Benda Cibodas Ciledug Cipondoh Jatiuwung Karang Tengah Karawaci Larangan Neglasari Periuk Pinang Tangerang
Kecamatan
Gambar 3 Jumlah Pasar Modern di Kecamatan Kota Tangerang (2012). Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2014 dan Data Disperindagkop Kota Tangerang (2012). Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa di Kecamatan Ciledug paling banyak terdapat pasar modern, yakni sebanyak 53 unit, sedangkan kecamatan yang sedikit jumlah pasar modernnya adalah Kecamatan Periuk, yakni sebanyak 14 unit. Hal ini menjadi salah satu strategi pemasaran yang dimanfaatkan oleh produsen untuk mengembangkan bisnis di daerah tersebut, salah satunya Toko Ananda yang melihat peluang pasar pada sektor perdagangan di Kecamatan Ciledug. Semakin banyaknya toko-toko yang menawarkan produk sejenis membuat setiap produsen harus lebih gesit dalam menjalankan strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan. Mereka dituntut untuk merancang strategi pemasaran yang tepat guna mempertahankan atau merebut pangsa pasar.
3
Ketatnya dunia persaingan membuat perusahaan-perusahaan dengan produk sejenis berlomba-lomba menawarkan produk berkualitas demi tercapainya kepuasan konsumen (Karase 2014). Strategi pemasaran diarahkan untuk meningkatkan kemungkinan atau frekuensi perilaku konsumen, seperti peningkatan kunjungan pada toko tertentu atau pembelian produk tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang diarahan pada pasar sasaran yang dipilih. Suatu bauran pemasaran terdiri dari elemen produk, promosi, distribusi dan harga (Setiadi 2003). Toko Ananda adalah toko yang menjual beraneka macam produk seperti pakaian, sepatu, tas dan pelengkap lainnya. Toko Ananda memiliki cabang di beberapa kota, dan salah satunya di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Letak Toko Ananda di setiap cabang berada di sekitar pasar tradisional dan keberagaman produk dilakukan oleh para pesaing pasar. Pesaing yang memiliki keberagaman produk yang sama seperti Toko Ananda pada Kecamatan Ciledug yaitu Ria Busana, Mall CBD, dan tambahan Plaza Baru (Hasil Survey Lapangan Disperindagkop Kota Tangerang 2014). Hal ini yang membuat Toko Ananda harus memiliki ketepatan strategi bauran pemasaran, agar Toko Ananda dapat bersaing dan lebih unggul dari produk pesaing sejenisnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Strategi Bauran Pemasaran Toko Ananda Tangerang. Diharapkan dapat dijadikan acuan dan membantu mengetahui bauran pemasaran pada produk yang diterapkan. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, permasalahan yang diteliti adalah: (1) Bagaimana bauran pemasaran yang di Toko Ananda Tangerang; (2) Alternatif strategi bauran pemasaran seperti apa yang efektif dan efisien untuk diterapkan. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis bauran pemasaran di Toko Ananda Tangerang; (2) Menyusun strategi bauran pemasaran yang efektif dan efisien untuk diterapkan. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi yang dapat digunakan oleh berbagai pihak yang membutuhkan yaitu: (1) Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi arahan dan masukan dalam menerapakan strategi bauran pemasaran; (2) Bagi pembaca penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan informasi dan pengetahuan serta dapat menjadi bahan refrensi dalam penerapan penelitian selanjutnya.
4
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada analisis bauran pemasaran pada Toko Ananda Tangerang. Objek penelitian ini adalah Owner Toko Ananda, General Manager, Manajer Toko Ananda, Kepala Seksi Perdagangan dalam Negeri Kota Tangerang, dan akademisi. Penelitian ini menggunakan tahapan masukan, tahap pencocokan dan tahap keputusan. Tahap masukan menggunakan faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam perumusan strategi bauran pemasaran Toko Ananda dengan menggunakan matriks IFE, EFE. Tahap pencocokan menggunakan Matirks IE, dan menyusun alternatif yang sesuai berdasarkan kondisi dan tujuan perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT dan tahapan keputusan menggunakan AHP.
TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran Marketing atau pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan (Kotler dan Keller 2009). Pemasaran memiliki empat langkah utama dalam merancang strategi pemasaran, bauran pemasaran atau marketing mix (Shykla et all 2014) yaitu (4P) Price, Place, Product, Promotion (Yang H 2013). Kotler dan Armstrong (2009) menyatakan bahwa segmentasi pasar (market segmentation) mencakup pembagaian pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang lebih kecil dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran tersendiri. Adapun variabelnya: 1. Geografis Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan membagi-bagi pasar dalam beberapa unit geografis yang berbeda-beda seperti wilayah dunia, wilayah Negara, ukuran kota atau metropolitan, kepadatan dan iklim. 2. Demografis Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan membagi-bagi pasar dalam beberapa grup dengan basis-basis variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kebangsaan. Kasali (2003) menyatakan bahwa segmentasi berdasarkan demografis pada dasarnya adalah segmentasi yang didasarkan oleh peta kependudukan. 3. Psikografis Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan membagi konsumen atas beberapa grup yang berbeda-beda dengan basis variabel pengelompokan berdasarkan kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian.
5
4. Perilaku Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan membagi konsumen atas grup-grup yang berbeda dengan basis variabel seperti pengelompokan berdasakan situasi, manfaat, status pengguna, tingkat pengguna, status loyalitas, tahap kesiapan, dan sikap terhadap produk. Targetting. Sebelum menentukan segmen mana yang dipilih, perusahaan perlu mengevaluasi setiap segmen terlebih dahulu. Tentu, perusahaan akan memilih segmen yang paling menarik. Setelah mengetahui potensi setiap segmen, barulah perusahaan menentukan segmen yang akan dilayani (Setiadi 2010). Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasarnya, perusahaan harus memutuskan berapa banyak dan segmen pasar mana yang dibidik. Pemasar lama-kelamaan mulai menggabungkan beberapa variabel dalam usahanya mengidentifikasi kelompok sasaran yang lebih kecil dan didefinisikan dengan lebih baik. Positioning. Setiadi (2010) menyatakan bahwa product positioning adalah tempat produk yang berbeda, jelas, dan memiliki nilai lebih secara relatif dibanding produk pesaing di dalam benak konsumen. Positioning bukan hal yang kita lakukan pada produk, tetapi sesuatu yang dilakukan terhadap otak calon pelanggan. Pada proses ini diharapkan responden dapat memposisikan produk dan atribut sehingga responden memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasi dirinya terhadap produk tersebut (Yanti 2015). Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa positioning terdiri dari pengaturan penawaran pasar untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda, dan diinginkan dibandingkan produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran. Bauran Pemasaran Menurut Kotler dan Armtrong (2008) bauran pemasaran atau marketing mix adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan di pasar sasaran. Menurut Lovelock dan Wright (2007), bauran pemasaran adalah perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan pemasaran, operasi dan sumber daya manusia yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa. 1. Produk. Produk adalah semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Manajer harus memilih fitur-fitur produk inti (baik barang maupun jasa) dan beberapa elemen jasa pelengkap yang mengelilinginya dengan merujuk manfaat yang diinginkan pelanggan dan seberapa tinggi daya saing produk tersebut. 2. Tempat dan Waktu. Tempat dan waktu adalah keputusan manajemen tentang kapan, dimana dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan. Pengiriman elemen produk ke pelanggan melibatkan keputusan tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan saluran distribusi fisik atau elektronik. Perusahaan dapat mengirimkan jasa kepada pelanggan secara langsung atau melalui organisasi perantara. 3. Harga dan Biaya Jasa Lainnya. Harga dan biaya jasa lainnya adalah pengeluaran uang, waktu dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. Harga dan komponen biaya jasa lainnya memperlihatkan
6
4.
5.
6.
7.
8.
kepada manajemen berbagai biaya yang ditimbulkan pelanggan dalam memperoleh manfaat suatu produk jasa. Promosi. Promosi dan edukasi adalah semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa. Proses. Proses adalah metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Sebuah proses menjelaskan metode dan urutan kerja dari sistem. Bukti fisik. Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Gedung, tanah, kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, anggota staf, tanda-tanda, barang cetakan dan petunjuk yang terlihat lainnya yang member bukti atas kualitas jasa. Manusia. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut. Produktifitas dan Kualitas. Produktifitas adalah seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan. Kualitas adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka.
Penelitian Terdahulu Penelitian berikut merupakan penelitian terdahulu yang dapat menjadi referensi dan sumber informasi, adapun penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Penelitian Terdahulu No
Judul Penelitian
1
Primandhani (2014) dalam Skripsi Analisis Strategi Pemasaran Restoran Momomilk Bogor.
2
Hernadi (2014) dalam Skripsi Analisis Segmentasi, Penentuan Target dan Posisi Pasar Minuman Lidah Buaya My Koki di Jawa Timur
Jumlah Responden tiga responden
Teknik Sampling dan Alat Analisis Purposive sampling dengan metode IFE, EFE, SWOT, AHP, dengan alat analisis data menggunakan Software Microsoft Excel 2007 dan Software Expert Choice 1.
34 responden
Convenience sampling dengan metode klaster, deskriptif, kuadran. Alat analisis SPPS
Hasil Hasil yang diperoleh dari matriks IFE (3,135) dan matriks EFE (2,373), posisi restoran Momomilk berada di sel IV pada matriks IE, dengan tipe strategi tumbuh dan membangun. Alternatif strategi yang menjadi prioritas utama bagi pemasaran restoran Momomilk adalah meningkatkan efektifitas promosi. Hasil analisis segmentasi yang didapatkan, terdapat 2 klaster minuman My Koki yaitu klaster Simply People dan klaster Family People. Setelah dilakukan penentuan target pasar sesuai
7 Lanjutan Tabel 1 No
3
Judul Penelitian
Sugeng (2007) dalam Skripsi Analisis Strategi Pemasaran Domestik PT. Cipta Teras Adi Busana, Jakarta Utara
Jumlah Responden
Empat responden
Teknik Sampling dan Alat Analisis
Purposive sampling dengan metode IFE, EFE, SWOT dan QSPM
Hasil dengan kriteria, maka dipilih klaster Family People sebagai target pasar. Posisi produk dari My Koki yang didapatkan dari pencitraan klaster Family People yaitu minuman yang mudah dikonsumsi, praktis, bermanfaat, dan selalu ada di tempat Penjualan. Hasil analisis pada matriks QSPM menunjukkan bahwa strategi yang paling menarik untuk dilakukan oleh PT. Cipta Teras Adi Busana saat ini adalah meningkatkan kegiatan promosi, baik melalui media cetak, elektronik, maupun internet untuk memperluas pangsa pasar, sehingga produk perusahaan lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan jumlah TAS 5.971.
METODE Kerangka Pemikiran Penelitian Kecamatan Ciledug kota Tangerang merupakan kecamatan yang paling banyak terdapat pasar modern, yakni sebanyak 53 unit. Peluang dan persaiangan yang semakin ketat ini dihadapi oleh seluruh Kecamatan yang berada di Kota Tangerang, dan salah satunya adalah Toko Ananda di Kecamatan Ciledug, untuk itu Toko Ananda harus mengetahui kondisi pasar yang terjadi saat ini dengan menetapkan strategi bauran pemasaran agar bisa menentukan ketepatan strategi yang relevan terhadap keberlangsungan Toko Ananda. Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka pemikiran pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 4.
8 Toko Ananda Strategi bauran pemasaran
Lingkungan Internal : Segmentation, Targeting, Positioning Bauran Pemasaran - Produk - Harga - Tempat - Promosi - Proses - Bukti Fisik - Manusia - Produktifitas dan kualitas
Lingkungan Eksternal : Lingkungan Jauh Lingkungan Industri
Matriks SWOT Metode AHP
Alternatif strategi bauran pemasaran pada toko Ananda Tangerang
Implikasi Manajerial
Gambar 4 Kerangka Pemikiran Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa setiap Toko Ananda melakukan pendirian lokasi dekat dengan pasar kaki lima, mall dan ingin mengetahui bauran pemasaran pada Toko Ananda. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April 2015. Jenis dan Sumber Data Data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah menggunakan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi, indepth interview, dengan menggunakan instrumen pertanyaan wawancara Toko Ananda serta menggunakan kuesioner SWOT yng didalamnya menggunakan
9
matriks IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (External Factor Evaluation) dan AHP terhadap Owner, General Manager, Manajer, Kepala Seksi Perdagangan dalam Negeri kota Tangerang, dan Akademisi. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang, serta Studi Literatur, internet, buku, skripsi, thesis, disertasi dan jurnal yang relevan terkait dengan penelitian ini. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability atau dengan pengambilan sampel secara tidak acak menggunakan teknik purposive sampling atau teknik yang didasarkan pada syarat-syarat tertentu, diantaranya sampel yang diambil didasarkan pada tujuan peneliti, yaitu pemilihan sampel dilakukan dengan alasan dapat mewakili perusahaan dan memiliki wewenang serta pengetahuan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penelitian. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah IFE, EFE, IE SWOT, dan AHP. Perumusan strategi yang tepat diintegrasikan ke dalam kerangka kerja pengambilan keputusan tiga tahap (David 2009). Tiga tahapan tersebut, yaitu tahap masukan IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (External Factor Evaluation). Tahap pencocokan menggunakan Matirks IE (Internal External), dan menyusun alternatif yang sesuai berdasarkan kondisi dan tujuan perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT yang terdiri dari kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), Ancaman (Threath) dan tahapan keputusan menggunakan menggunakan AHP. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) David (2009), menyatakan bahwa matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Adapun matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Matriks IFE Faktor-faktor Internal Utama A. Kekuatan Dst B. Kelemahan Dst Total
Bobot
Peringkat
3–4 1–2
Skor Bobot
10
Matriks EFE (External Factor Evaluation) David (2009), menyatakan bahwa matriks EFE memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi lingkungan mikro dan makro. Adapun matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Matriks EFE Faktor-faktor Internal Utama
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
A. Peluang Dst B. Ancaman Dst Total
Matriks IE (Internal External) Matriks IE adalah gabungan dari matriks IFE dan EFE. David (2009) menyatakan bahwa matriks IE merupakan matriks yang meringkas hasil evalusi faktor internal dan eksternal yang menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi dari sembilan sel, dimana setiap sel merupakan kondisi atau langkah yang harus ditempuh perusahaan. Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci, yaitu total skor IFE pada sumbu X dan total skor EFE pada sumbu Y. Pada sumbu X dari IE matriks, memiliki tiga skor yaitu skor 1.0 - 1.99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2.0 - 2.99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3.0 - 4.0 adalah kuat. Pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE matriks, memiliki tiga bagian skor yang sama dengan IFE matriks. Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda yaitu: 1. Perusahaan yang berada pada sel I, II, IV dapat digambarkan sebagai grow dan built (tumbun dan membangun). Strategi- strategi yang cocok bagi perusahaan adalah strategi intensif yaitu market penetration, market development dan product development. 2. Perusahaan yang berada pada sel III, V, VII dapat digambarkan sebagai Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara) dapat dikendalikan dengan strategi market penetration dan product penetration. 3. Perusahaan yang berada pada sel VI, VIII, IX dapat digambarkan sebagai harvest atau divestiture (panen atau divestasi), dapat dikendalikan menggunakan strategi divestasi, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi. Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2005), lingkungan organisasi atau perusahaan terbagi menjadi dua, lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal terdiri dari kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threath). Di dalam menentukan suatu indikator, dibutuhkan sasaran strategi yang
11
menyangkut kombinasi antara kekuatan-peluang, kelemahan-peluang, kekuatantantangan, dan kelemahan-tantangan yang kemudian dibentuk dalam suatu matriks. Metode AHP (Analytical Hierarchy process) Menurut Marimin dan Maghfiroh (2010), proses Hierarki Analitik merupakan suatu metode untuk mengorganisir informasi dan pendapat ahli (judgment) dalam memilih alternatif yang paling disukai. Langkah–langkah pemecahan masalah dengan pendekatan AHP adalah sebagai berikut: 1. Definisikan persoalan dan rinci pemecahan yang diinginkan. 2. Struktur hierarki dari sudut pandang manajerial menyeluruh (dari tingkattingkat puncak sampai ke tingkat dimana dimungkinkan campur tangan untuk memecahkan persoalan itu). 3. Buatlah sebuah matriks banding berpasang untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada setingkat di atasnya. 4. Dapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat matriks di langkah 3. 5. Setelah mengumpulkan semua data banding berpasang itu dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta entri bilangan 1 sepanjang diagonal utama, prioritas dicari dan konsistensi diuji. 6. Laksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hierarki itu. 7. Gunakan komposisi secara hierarkis (sintesis) untuk membobotkan vektorvektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan jumlahkan semua entri prioritas terbobot yang bersangkutan dengan entri prioritas dan tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. 8. Evaluasi konsistensi untuk seluruh hierarki dengan mengalikan setiap indeks konsisitensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Menurut Saaty (2008) dalam Marimin dan Maghfiroh 2013, perbandingan berpasangan tergantung pada penilaian seorang ahli atau pakar dalam menentukan skala prioritas. Informasi yang bersifat intangible digunakan untuk mengukur secara absolut seberapa besar suatu elemen mendominasi selem yang lain. Level penilaian rasio pada model AHP dapat dilihat di Tabel 4. Tabel 4 Skala penilaian perbandingan berpasangan Saaty (2008) Nilai 1 3
Definisi Sama penting Sedikit lebih penting
5
Lebih penting
7
Sangat lebih penting
Keterangan Dua kegiatan berkontribusi sama terhadap tujuannya Pengalaman dan penilaian suatu kegiatan sedikit berkontribusi atas yang lain Pengalaman dan penilaian suatu kegiatan berkontribusi sangat kuat atas yang lain, menunjukkan dominasinya atas praktek Suatu kegiatan yang favorit berkontribusi sangat kuat atas yang lain; menunjukkan dominasinya dalam praktek.
12 Lanjutan Tabel 4 Nilai
Definisi
9
Mutlak penting
Bukti yang menguntungkan satu kegiatan di atas yang lain merupakan kemungkinan urutan afirmasi tertinggi
Untuk kompromi antara nilai-nilai di atas
Kadang-kadang perlu melakukan interpolasi penilaian kompromi secara numeric kerna tidak ada istilah yang tepat unruk menggambarkan hal tersebut
2, 4, 6, 8
Keterangan
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Toko Ananda merupakan sebuah toko dalam bisnis pakaian. Awal mula toko ini berdiri pemilik menyewa satu ruko di daerah Cempaka Putih pada tahun 1950-an, Setelah usahanya berkembang pemilik melakukan pelebaran toko, dari sepuluh ruko dijadikan satu Toko Ananda. Semakin maju usaha tersebut, pemilik melakukan pelebaran toko sekitar JOBOTABEK (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi), Jawa Barat dan Lampung, saat ini Toko Ananda memiliki 27 toko diantaranya berada di daerah Bogor, Sukabumi, Tasik, Garut, Cianjur, Sumedang, Bandung Ujung Berung, Pondok Gede, Bekasi, Cengkareng, Kebayoran, Ciledug, Tanjung Periuk, Cempaka Putih, Ciputat, Tanjung Priuk, Cibinong, Keramat Jati, Pasar Minggu, Cikarang, Pulogadung, Serang, Lampung. Toko Ananda dalam penelitian ini berlokasi di Jalan Hoscokroaminoto No 20, Kelurahan Sudimara Barat, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Pemilik memilih penempatan lokasi toko berada dekat pasar kaki lima dengan produk yang ditawarkan pada Toko Ananda mulai dari pakaian balita, pakaian dewasa dan pelengkap lainnya. Seiring dengan perkembangan usaha, Toko Ananda melakukan variasi produk seperti tas, sepatu, jaket, pakaian dalam wanita dan pria, perlengkapan balita, dompet, sendal hal ini dilakukan oleh pihak Toko Ananda untuk menghindari kebosanan bagi konsumennya. Harga produk cukup terjangkau untuk kalangan masyarakat menengah kebawah, kisaran harga produk mulai dari Rp 5 000 sampai Rp 650 000. Toko Ananda memberikan kenyamanan dan keamanan pada konsumennya dengan adanya AC (Air Conditioner), cctv, kamar pass, kantong untuk belanja, ruangan belanja yang cukup luas membuat konsumen lebih lama untuk memilih pakaian atau produk yang sedang dilihatnya. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang diterapkan oleh Toko Ananda disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas di Toko Ananda. Struktur organisasi Toko Ananda Kecamatan Ciledug Kota Tangerang dapat dilihat pada Gambar 5.
13
Owner General Manager Manager Wakil Manager
Kepala Kasir
Supervisor Area 1, 2, 3
Staff
Staff
Superviosor Monitoris Stock Staff
Teknisi
Kordinator Security
OB
Staff
Staff
Staff
Gambar 5 Struktur Organisasi Toko Ananda Tangerang Sumber : Toko Ananda Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang (2015) Berdasarkan struktur organisasi Toko Ananda, maka tugas dan wewenang setiap jabatan adalah : 1. Pemilik Sebagai pemimpin dalam menjalankan usaha pada Toko Ananda. Wewenang pemilik pada toko ini adalah menetapkan gaji karyawan, menentukan seluruh harga produk yang dijual, menentukan produk-produk yang dijual pada Toko Ananda, menentukan kenaikan jabatan karyawan, berhak mengetahui laporan pertanggung jawaban dari seluruh cabang Toko Ananda dan membuat keputusan-keputusan penting yang terkait dengan keberlangsungan Toko Ananda. 2. General Manager General manager pada Toko Ananda memiliki wewenang untuk mengkoordinir seluruh manajer cabang Toko Ananda dan bertugas mengambil keputusan atas tata letak penempatan seluruh produk yang ada pada Toko Ananda. 3. Manager Manager pada Toko Ananda mengkontrol seluruh bidang yang ada pada struktur organisasi. Bertanggungjawab memberikan pengarahan dan masukan kepada karyawan. 4. Wakil Manager Wakil kepala Toko Ananda bertugas membantu manager dan bertanggungjawab menggantikan kewenangan manager apabila manager berhalangan hadir. 5. Kepala Kasir Bertugas mengelola keuangan hasil penjualan produk Ananda, mengkordinir bonus, uang makan untuk karyawan.
14
6. Supervisor Area 1, 2 dan 3 Supervisor area 1, 2 dan 3 memiliki tugas yang sama yaitu mengawasi kinerja dan melakukan kontrol seluruh bagian produk yang ditangani staff-staffnya. Adapaun tugas staff area 1, 2 dan 3 yaitu : a. Staff area 1 berada pada bagian produk blazer wanita, celana wanita, pakaian dalam wanita, baju tidur, kemeja wanita b. Staff area 2 pada bagian produk pakaian bayi, seragam sekolah, celana anak, celana cewek, setelah kemeja cewek, setelan baju anak, setelan kaos anak. c. Staff area 3 pada bagian produk celana cowok, kaos, kemeja cowok, pakaian dalam cowok dan handuk, celana hawai, sepatu, tas. Bagaian staff atau SPG/SPB (Sales Promotion Gils/Sales Promotion Boy) bertugas untuk melayani konsumen dengan 3 S (Senyum, Sapa, Sopan), menguasai seluruh nama produk dan merapihkan produk. 7. Supervisor Monitoring Stock Supervisor Monitoring Stock bertugas mengatur keluar masuknya produk. 8. Teknisi Teknisi bertugas untuk mengatur data pada Toko Ananda dan mengatur jaringan pada komputer. 9. Koordinator Security Koordinator security mengawasi kinerja staffnya dan menjaga kemanan Toko Ananda. 10. OB (Office Boy) Bertugas untuk memberisihkan area sekitar Toko Ananda. Analisis STP Analisis lingkungan internal digunakan untuk melihat bagaimana kondisi internal dengan menggunakan analisis STP (Segmentation, Targetting dan Positioning) dan analisis Bauran Pemasaran 4P (Product, Price, Place and Promotion). 1. Segmentation Menurut Kotler dan Amstrong (2008) menyatakan bahwa variabel utama yang dapat digunakan untuk mensegmentasi pasar konsumen, antara lain segmentasi geografis, segmentasi demografis, segmentasi psikografis, segmentasi perilaku dan individual. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh Toko Ananda berdasarkan segmentasi geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Segmentasi pasar berdasarkan geografis adalah konsumen yang berada di daerah Tangerang. Kecematan Ciledug Kota Tangerang dipilih menjadi salah satu cabang Toko Ananda karena lokasi yang dekat dengan pasar kaki lima, pasar modern dan mall untuk mencari celah masyarakat yang dapat membeli produk sesuai dengan keuangannya masing-masing. Segmentasi demografis pada Toko Ananda yaitu konsumen berdasarkan pendapatan, yaitu pendapatan dari masyarakat kalangan menengah ke bawah. Segmentasi psikografis berdasarkan gaya hidup. Toko Ananda menetapkan segmen pasar mereka melalui gaya hidup konsumen dan mendasarkan strategi pemasaran mereka berdasarkan penampilan, Toko Ananda menawarkan
15
nuansa gaya hidup casual dikarenakan hasil penjualan kaos, kemeja dan celana yang lebih banyak dibeli oleh konsumen, serta produk tersebut yang banyak terpajang dan dijual pada Toko Ananda. Segmentasi berdasarkan perilaku yaitu konsumen yang berkunjung dan membeli produk di Toko Ananda memiliki respon bahwa produk-produk yang dijual pada Toko Ananda murah dan memiliki model produk yang bervariasi. 2. Targeting Target pasar utama Toko Ananda adalah untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah. Target pasar ini dipilih oleh Toko Ananda karena dianggap sebagai konsumen yang dapat membeli produk-produk Toko Ananda dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan segmentasi Toko Ananda. 3. Positioning Positioning yang ingin ditanamkan dibenak konsumen pada Toko Ananda adalah menempatkan posisi sebagai toko dengan harga yang murah dan variasi produk yang beragam dibandingkan dengan pesaing. Pesaing utama Toko Ananda secara keseluruhan dengan produk yang sejenis yaitu Ria Busana, Ceria Busana dan Victoria Busana. Pesaing yang berdekatan lokasi penjualannya dan harga produk yang tidak jauh berbeda. Strategi yang dilakukan Toko Ananda dalam hal ini memberikan variasi produk yang tidak dimiliki oleh pesaingnya. Beberapa contoh produk yang tidak dimiliki oleh pesaing yaitu tas gunung, bantal, guling, kereta bayi. Positioning ini dilakukan oleh pihak toko karena celah konsumennya adalah masyarakat yang dapat membeli produk sesuai dengan keuangannya masing-masing atau kalangan masyarakat menengah ke bawah. Analisis Bauran Pemasaran Toko Ananda Sebuah perusahaan baik jasa maupun industri akan menggunakan berbagai strategi dalam memasarkan produknya (Fadmawati 2011). 1. Produk Produk utama yang ditawakan Toko Ananda adalah pakaian. Terdapat variasi produk setelah adanya produk utama yang dilakukan Toko Ananda. Variasi model pakaian yang ditawarkan seperti kemeja, blus, baju tidur, gamis, dress, daster. Variasi pelengkap lainnya yaitu pakaian dalam wanita/pria, ikat pinggang, tas, koper, perlengkapan bayi, dompet, sepatu, sandal, dasi, payung, topi, jaket, kaos kaki, sarung tangan, celana, handuk, perlengkapan pramuka, seragam sekolah, spray, selimut, sarung, mukenah, sajadah, peci, jas hujan, baju muslim, bantal, guling, jilbab. Adapun produk-produk pada Toko Ananda secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. Produk yang banyak terjual yaitu pakaian harian seperti kaos, celana pendek, pakaian dalam wanita/pria, dan sandal. Variasi produk dilakukan oleh Toko Ananda guna memberikan banyak pilihan bagi konsumen. Adanya variasi produk ini menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki oleh Toko Ananda. 2. Harga Penetapan harga yang dilakukan oleh Toko Ananda atas dasar perhitungan biaya pembelian produk ditambah dengan keuntungan yang diinginkan pihak pemilik. Harga produk pada Toko Ananda bervariasi mulai dari Rp 5 000
16
sampai Rp. 650 000. Adapun harga produk Toko Ananda dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Harga produk Toko Ananda No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Produk Pakaian dalam wanita Kaos Tas dan ransel Gamis Dress Kaos pria remaja dan dewasa Kemeja pria Jaket pria Batik Pria Baju muslim anak Koleksi kasur dan tas bayi Koleksi baju anak cewek Baju tidur Kaos wanita Blus wanita remaja dan dewasa Kemeja wanita Koleksi jaket dan switer wanita dewasa Batik couple
Harga Rp. 5 000 - Rp. 39 000 Rp. 10 000 - Rp. 20 000 Rp. 199 000 - Rp. 229 000 Rp. 49 500 - Rp. 149 000 Rp. 20 000 - Rp. 79 500 Rp. 29 500 - Rp. 42 500 Rp. 45 500 - Rp. 99 000 Rp. 99 000 - Rp. 179 000 Rp. 45 500 - Rp. 49 500 Rp. 32 500 - Rp. 99 000 Rp. 59 000 - Rp. 369 000 Rp. 13 000 - Rp. 59 500 Rp. 20 000 - Rp. 89 000 Rp. 13 000 - Rp. 20 000 Rp. 59 500 Rp. 20 000 - Rp. 79 500 Rp. 59 500 - Rp. 159 000 Rp. 139 000
Sumber : Toko Ananda Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang (2015). Pihak pemilik Toko Ananda memiliki pertimbangan dalam penetapan harga karena disesuaikan dengan segmentasi dan target pasar yaitu untuk kalangan menengah ke bawah. 3. Tempat Toko Ananda berlokasi di Jalan Hoscokroaminoto nomor 20, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Lokasi Toko Ananda strategis karena berada pada mall, pedagang kaki lima, pemberhentian terakhir kendaraan umum seperti angkutan, kopaja, dari Jakarta Selatan - Ciledug, dekat dengan mall dan pedagang kaki lima sesuai dengan target utama Toko Ananda untuk konsumen yang mencari pakaian keseharian. Waktu operasional Toko Ananda buka hari senin sampai minggu pada pukul 09.00 WIB s/d 21.15 WIB. 4. Promosi Pemasaran didefinisikan sebagai tindakan mempromosikan dan menjual produk dan jasa (Hayrynen 2014). Promosi yang dilakukan oleh Toko Ananda adalah menempatkan koleksi produk terbaru dengan menggunakan patung, memperlihatkan harga murah beserta produk yang diletakkan di depan toko, memberikan tulisan koleksi terbarunya pada produk dan adanya sistem obral. Hal ini dilakukan pihak toko agar dapat dilihat oleh masyarakat yang melintas di Toko Ananda dan dapat berkunjung untuk membelinya. 5. Proses Strategi proses yang dilakukan oleh Toko Ananda berupa proses pelayanan yang baik kepada konsumen dari mulai keramahan saat konsumen datang, kecepatan dalam merespon permintaan konsumen dalam menanyakan ukuran produk yang diinginkan. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan karyawan sehingga konsumen datang kembali ke Toko Ananda.
17
6. Orang Orang merupakan karyawan yang terlibat dalam pemberian jasa dan mewujudkan jasa yang dikehendaki oleh konsumen. Saat ini Toko Ananda memiliki 40 karyawan dengan waktu kerja tujuh hari kerja dimana dalam satu hari kerja berlangsung dua belas jam kerja aktif dengan waktu istirahat selama 1 jam kerja. Karyawan yang bekerja di Toko Ananda minimal memiliki pendidikan terakhir SMA. 7. Bukti Fisik Bukti fisik berhubungan dengan petunjuk visual yang memberi bukti atas kualitas jasa yang diberikan oleh Toko Ananda seperti adanya persyaratan fisik umum dan persyaratan fisik perlengkapan/peralatan. Persyaratan fisik umum yaitu berbentuk bangunan dan penataan ruang. Persyaratan fisik perlengkapan/peralatan yaitu pengaturan mesin kasir, cctv, ruang pencobaan pakaian, pendingin ruangan, ruang karyawan. Persyaratan fisik tersebut bertujuan untuk menciptakan kenyamanan dan kepuasan bagi konsumen. Area parkir yang digunakan Toko Ananda untuk kendaraan bermotor hanya dapat menampung kurang lebih dua puluh sampai dua puluh lima motor. Kurangnya area parkir yang tidak memadai ini merupakan salah satu kelemahan dalam memenuhi kenyamanan konsumen. 8. Produktivitas dan kualitas Produktivitas dapat dikatakan tinggi ketika banyaknya konsumen yang datang ke Toko Ananda, terjadi pada hari sabtu dan minggu serta hari-hari besar lainnya seperti Hari Raya Idul Fitri. Aktivitas karyawan juga terlihat pada waktu yang cukup ramai dikunjungi konsumen sehingga karyawan harus bisa mengatur pelayanan konsumen dalam hal melayani pertanyaan seputar produk karena hal tersebut berhubungan dengan kualitas pelayanan jasa yang diberikan karyawan terhadap konsumen. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal digunakan untuk melihat bagaimana kondisi eksternal dari Toko Ananda untuk menentukan variabel peluang dan ancaman. Kotler dan Keller (2008) menyatakan bahwa faktor eksternal dalam perusahaan yang dikaji berdasarkan lingkungan jauh dan lingkungan industri. 1. Lingkungan Jauh: faktor politik, faktor ekonomi, faktor budaya, faktor teknologi. Faktor politik memiliki pengaruh dalam menjalankan kegiatan usaha, diantaranya arah, kebijakan, peraturan-peraturan dan stabilitas politik. Situasi politik yang kondusif dapat memberikan dampak yang positif dalam dunia usaha. Peraturan pemerintah yang dilaksanakan pada Toko Ananda untuk membangun usahanya yaitu adanya SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), TDP (Tanda Daftar Perusahaan), HO (Surat Izin Gangguan), SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha), NPWP (Nomer Pokok Wajib Pajak). Pada surat izin membangun yaitu Surat Izin Lingkungan dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Faktor ekonomi yang dirasakan oleh pihak Toko Ananda adalah dengan kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Kondisi ini berpengaruh terhadap bisnis yang dijalankan dan berhubungan dengan biaya operasional
18
dalam pengiriman produk. Namun sejauh ini kenaikan BBM berpengaruh kecil terhadap Toko Ananda, dikarenakan Toko Ananda memiliki gudang untuk penyimpanan produk-produknya di dalam toko. Faktor Sosial Budaya. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang pada Tahun 2009 sampai 2013 kontribusi terbesar berada pada sektor perdagangan, jasa dan restoran sebesar 30.70 %. Hal ini menjadi salah satu perubahan gaya hidup masyarakat karena sektor perdagangan, jasa dan restoran mencapai kontribusi terbesar dan kegiatan berbelanja saat ini juga menjadi kegiatan wisata atau hiburan masyarakat kota, dimana dengan adanya budaya konsumerisme yang sudah menjadi kehidupan vital warga kota (DisperindagKota Tangerang 2013), dan Toko Ananda pada bulan April 2015 mencapai 19 955 konsumen yang berkunjung untuk membeli produk. Adanya budaya konsumerisme saat ini menjadi perubahan gaya hidup masyarakat dan dijadikan peluang bagi Toko Ananda untuk usahanya. Faktor teknologi, perkembangan teknologi khususnya dalam bidang informasi saat ini merupakan hal yang penting. Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Toko Ananda melakukan teknologi modern, salah satu teknologi yang dilakukan dengan mengunakan mesin kasir dalam transaksi pembelian produk, komputer pada ruang manajer, cctv dalam pemantauan produk. Penggunaan teknologi informasi berupa software jitsi yaitu program yang menghubungkan seluruh manajer cabang Toko Ananda berfungsi untuk telpon, chatting. Peran internet bukan hanya sebagai sarana mencari informasi tetapi juga mempunyai potensi besar sebagai media perdagangan (Mujiana et all 2012). 2. Lingkungan Industri: Ancaman Masuk Pendatang Baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, ancaman produk pengganti. Munculnya pendatang baru dalam hal ini dapat memperketat persaingan pada usaha sejenis maupun tidak sejenis. Melihat jumlah pasar modern di Kota Tangerang di setiap kecamatan. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk membangun suatu usaha. Persaingan yang semakin tinggi membuat Toko Ananda harus menentukan alternatif strategi agar dapat mempertahankan konsumen dan menarik konsumen baru untuk berbelanja di Toko Ananda. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri. Pesaing utama Toko Ananda dengan produk yang sejenis yaitu Ria Busana, Ceria Busana dan Victoria Busana. Pesaing yang berdekatan lokasi penjualannya dengan Toko Ananda, harga produk yang tidak jauh berbeda. Strategi yang dilakukan Toko Ananda dalam hal ini memberikan variasi produk yang tidak dimiliki oleh pesaingnya. Beberapa contoh produk yang tidak dimiliki oleh pesaing yaitu tas mendaki, bantal, guling, kereta bayi. Kekuatan tawar menawar pembeli konsumen sangat tinggi, tempat penjualan pakaian disekitar Toko Ananda, seperti Ria Busana, Mall Ramayana, Matahari, pedangan kaki lima, konsumen dapat membeli sesuai keinginannya. Hal ini membuat pihak Toko Ananda berusaha mengikuti keinginan konsumen dengan menjual produk dengan harga yang murah, variasi produk
19
yang beragam, kenyamanan toko yang membuat konsumen membeli di Toko Ananda. Kekuatan tawar menawar pemasok pada Toko Ananda dapat dilihat pada penentuan harga produk – produk yang dijual melibatkan pihak penting yaitu pemilik dengan pemasok. Pemilik menentukan harga penjualan 10 sampai 20 persen dari harga yang ditetapkan oleh pemasok. Ancaman Produk Pengganti. Toko Ananada merupakan toko yang menawarkan produk pakaian sebagai produk utama. Banyaknya toko dengan produk substitusi membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk membeli produk lainnya seperti kemeja, jaket dan perlengkapan lain. Hal ini mendorong Toko Ananda untuk melakukan penambahahan variasi produk, memberikan pelayanan baik yang bertujuan agar konsumen Toko Ananda tidak beralih ke Toko lain. Perumusan Strategi Bauran Pemasaran Toko Ananda Perumusan strategi bauran pemasaran terdapat tiga tahap, yaitu tahap masukan, tahap pencocokan dan tahap keputusan. Pada tahap masukan menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE), pada tahap pencocokan peneliti menggunakan matriks IE dan SWOT sedangkan pada tahap keputusan menggunakan metode AHP. 1. Analisis Matriks IFE Analisis lingkungan internal Toko Ananda memiliki enam kekuatan dan tiga kelemahan. Identifikasi kekuatan dan kelemahan dijelaskan sebagai berikut : Identifikasi Kekuatan a. Harga produk yang terjangkau Harga pada produk Toko Ananda menjadi salah satu faktor kekuatan karena harga yang diberikan pihak toko untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah yang sesuai dengan budget keuangan masing-masing dalam membeli produk di Toko Ananda. b. Variasi produk Variasi produk yang diberikan Toko Ananda kepada konsumennya cukup beragam tidak hanya pakaian, akan tetapi produk pelengkap lainnya untuk bayi, remaja dan dewasa seperti daster, baju hamil, gamis, dress, kaos kaki, dompet, gesper, sepatu, sandal, tas, perlengkapan pramuka, seraga sekolah dan lain sebagainya. Variasi produk bertujuan agar konsumen dapat memilih beragam produk-produk yang sejenis. c. Lokasi Strategis Lokasi yang didirikan untuk membangun cabang baru didaerah Kecamatan Ciledug, memiliki lokasi yang strategis karena dekat dengan pedagang kaki lima, mall dan pemberhentian terakhir angkutan umum seperti kopaja dan bus dari arah Jakarta Selatan. d. Display produk baru Display produk baru yang dilakukan pihak toko ketika ada produk dengan model baru, produk tersebut langusung dipajang kebagian depan toko agar dapat terlihat.
20
Identifikasi Kelemahan a. Lokasi Parkir Lokasi parkir Toko Ananda tidak cukup luas untuk area motor, lokasi yang berada di depan toko ini hanya dapat ditempatkan motor berjumlah kurang lebih dua puluh sampai dua puluh lima kendaraan bermotor, sedangkan konsumen yang datang ke Toko Ananda setiap harinya mencapai ratusan konsumen yang berbelanja ke Toko Ananda. b. Kurang optimalnya kegiatan promosi Toko Ananda menerapkan sistem promosi dengan memberikan display produk baru di depan toko dan memperlihatkan produk dengan harga-harga yang murah, hal ini dapat dikembangkan lagi dengan mempromosikan produknya oleh para karyawan di depan toko dengan menggunakan pengeras suara. c. Produk mudah ditiru Seluruh produk dapat tiru oleh pesaing dan dijual dengan produk yang sama. Hal ini yang menjadi salah satu kelemahan Toko Ananda. Berdasarkan identifikasi Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) tersebut dapat diketahui faktor-faktor kekuatan dan kelemahan Toko Ananda yang dianggap penting. Adapun hasil pengolahan data IFE yang berisi perhitungan pembobotan dan rating dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil Matriks IFE Ananda No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Faktor Internal Kekuatan Harga produk yang terjangkau Variasi produk Lokasi strategis Kenyamanan toko Pelayanan toko Display produk baru Kelemahan Lokasi parkir tidak memadai Kurang optimalnya kegiatan promosi Produk mudah ditiru Total
Bobot
Rating
Total
0.126 0.128 0.121 0.110 0.117 0.121
4.000 3.000 3.600 3.600 3.800 3.800
0.503 0.385 0.437 0.397 0.446 0.461
0.088
1.400
0.124
0.098 0.089 1.000
1.200 1.200
0.117 0.107 2.977
Sumber: Data diolah (2015) Hasil matriks IFE dalam pembobotan dan rating pada Tabel 6 menunjukan bahwa kekuatan yang paling berpengaruh terhadap faktor internal Toko Ananda adalah harga produk yang terjangkau dengan hasil perhitungan sebesar 0.503. Hal ini dikarenakan pihak toko melakukan segmentasi demografis dengan membidik masyarakat kalangan menengah ke bawah. Kekuatan ini harus tetap dipertahankan dan dikembangkan untuk tetap mencapai keinginan konsumen. Kelemahan utama pada faktor internal Toko Ananda adalah lokasi parkir tidak luas dengan hasil perhitungan sebesar 0.124. Hal ini dikarenakan lokasi parkir yang disediakan tidak terlalu luas sehingga sering menggunakan ruang milik jalan. Kondisi ini membuat konsumen yang membawa kendaraan bermotor sulit untuk memarkirkan kendaraannya, jika Toko Ananda sedang banyak dikunjungi oleh konsumen.
21
Berdasarkan hasil perhitungan Matriks IFE Toko Ananda memiliki total skor sebesar 2.977 menunjukan bahwa faktor internal tersebut kuat. Hal ini dikarenakan skor tersebut lebih besar dari skor rata-rata sebesar 2.5. Skor di bawah 2.5 mencirikan organisasi yang lemah secara internal. 2. Analisis Matriks EFE Analisis lingkungan eksternal Toko Ananda memiliki tiga peluang dan tiga ancaman. Identifikasi peluang dan ancaman dijelaskan sebagai berikut : Identifikasi Peluang a. Perubahan gaya hidup masyarakat Kontribusi terbesar LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi) Kota Tangerang adalah sektor Perdagangan, Jasa, dan Restoran sebesar 30.70% hal ini menjadi salah satu perubahan gaya hidup masyarakat karena sektor perdagangan, jasa dan restoran mencapai kontribusi terbesar dan kegiatan berbelanja saat ini juga menjadi kegiatan wisata atau hiburan masyarakat kota, dimana dengan adanya budaya konsumerisme yang sudah menjadi kehidupan vital warga kota (DisperindagKota Tangerang 2013), dan Toko Ananda pada bulan April 2015 mencapai 19 955 konsumen yang berkunjung untuk membeli produk. Adanya budaya konsumerisme saat ini menjadi perubahan gaya hidup masyarakat dan dijadikan peluang bagi Toko Ananda untuk usahanya. b. Konsumen yang loyal Salah satu peluang yang dilihat oleh pihak Toko Ananda adalah konsumen yang loyal, dapat dilihat pada Tabel 7 jumlah konsumen yang berkunjung dan membeli produk di Toko Ananda pada bulan Maret sampai Mei 2015. Tabel 7 Jumlah konsumen berkunjung dan membeli produk Toko Ananda No. 1 2 3
Bulan Maret April Mei
Jumlah Produk 19 854 45 943 17 764
Jumlah Konsumen 8 777 19 955 7 531
Sumber: Toko Ananda Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang (2015). c. Jumlah penduduk Kota Tangerang yang semakin meningkat Jumlah penduduk yang semakin meningkat. Pada tahun 2010 berjumlah 1 798 601 jiwa sampai tahun 2012 mencapai 1 918 556 jiwa. Hal ini menjadi salah satu peluang untuk Toko Ananda dalam meningkatkan usahanya di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Identifikasi Ancaman a. Pencurian produk Pencurian produk terjadi di Toko Ananda seseorang yang menyamar sebagai konsumen menyembunyikan produk dan mengambilnya tanpa membayar terlebih dahulu ke kasir, jika pencurian produk diketahui pihak toko maka dikenai denda dengan membayar lima kali lipat dari harga produk aslinya. b. Munculnya pesaing Munculnya pesaing yang semakin meningkat. Hal ini menjadi salah satu ancaman bagi pihak Toko Ananda, dapat diketahui dari jumlah pasar modern yang semakin banyak di Kota Tangerang terdapat di Kecamatan Ciledug yakni sebanyak 53 unit.
22
c. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Ancaman yang terjadi ketika kenaikan harga BBM, pada biaya distribusi stock barang-barang ke Toko Ananda. Ancaman sedikit berpengaruh terhadap keberlangsungan toko Ananda. Berdasarkan identifikasi Matriks EFE tersebut dapat diketahui faktorfaktor peluang dan Ancaman toko Ananda yang dianggap penting. Adapun hasil pengolahan data EFE yang berisi perhitungan pembobotan dan rating dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Hasil Matriks EFE toko Ananda No. 1 2 3
4 5 6
Faktor Eksternal Peluang Perubahan gaya hidup masyarakat Konsumen yang loyal Jumlah penduduk Kota Tangerang yang semakin meningkat Ancaman Pencurian produk Munculnya pesaing Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) Total
Bobot
Rating
Total
0.217 0.183
3.400 3.800
0.737 0.697
0.193
3.200
0.619
0.147 0.150
3.600 3.800
0.528 0.570
0.110 1.000
2.600
0.286 3.436
Sumber: Data diolah (2015) Hasil matriks EFE dalam pembobotan dan rating pada Tabel 8 menunjukan bahwa peluang yang paling besar terhadap faktor eksternal toko Ananda adalah perubahan gaya hidup masyarakat dengan hasil perhitungan sebesar 0.737, Toko Ananda pada bulan April 2015 mencapai 19 955 konsumen yang berkunjung untuk membeli produk. Adanya budaya konsumerisme saat ini menjadi perubahan gaya hidup masyarakat dan dijadikan peluang bagi Toko Ananda untuk usahanya, dan ancaman utama adalah munculnya pesaing dengan hasil perhitungan sebesar 0.570. Pesaing sejenis Toko Ananda adalah Ria Busana yang lokasinya berdekatan dengan Toko Ananda. Ancaman ini dapat dihadapi dengan memberikan pelayanan dan kenyamanan yang baik bagi konsumen dibanding pesaing. Berdasarkan hasil perhitungan Matriks EFE Toko Ananda memiliki total skor sebesar 3.436 menunjukan bahwa faktor internal tersebut berada pada posisi kuat. Dengan kata lain, mampu memanfaatkan peluang yang ada atau menghindari dan mengatasi ancaman yang muncul. Lampiran perhitungan IFE dan EFE terlampir pada lampiran 2. Tahap pencocokan menggunakan Matriks IE (Internal-External), dan menyusun alternatif yang sesuai berdasarkan kondisi dan tujuan perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT yang terdiridari kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), Ancaman (Threath).
23
1. Matriks IE (Internal – External) Berdasarkan hasil dari matriks Internal Factor Evaluation dan External Factor Evaluation terdapat total nilai skor. Faktor-faktor strategis internal Toko Ananda mendapatkan skor sebesar 2.977. Hal ini dapat diartikan bahwa faktor-faktor internal Toko Ananda memiliki pengaruh yang lebih kecil dibandingkan faktor strategis eksternal sebesar 3.436. Kedua matriks IFE dan EFE dapat dicocokan dalam matriks IE. Adapun Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6. Kuat 3.0 – 4.0
Rata-rata 2.0 – 2.99
Lemah 1.0 – 1.99
I
II
III
Kuat 3.0 – 4.0
IV
V
VI
Rata-rata 2.0 – 2.99
VII
VIII
IX
Lemah 1.0 – 1.99
Gambar 6 Matriks IE (Internal-External) Toko Ananda Hasil dari matrik IE pada Gambar 6 menunjukan bahwa Toko Ananda berada pada sel II, dapat digambarkan sebagai grow dan built (tumbun dan membangun). Strategi - strategi yang cocok bagi perusahaan adalah strategi intensif yaitu market penetration, market development dan product development. Strategi penetrasi pasar dilakukan untuk meningkatkan pangsa pasar yang dapat dicapai melalui usaha pemasaran yang gencar, melakukan promosi dengan mengunakan media sosial, brosur, melakukan promosi dengan memberikan pengumuman harga dan koleksi terbaru melalui pengeras suara. Strategi pengembangan pasar untuk memperluas jangkauan pasar, memperkenalkan produk yang ada saat ini kepada pasar baru melalui perluasan segmentasi geografis, misal pembuatan pasar baru. Strategi pengembangan produk untuk meningkatkan penjualan melalui perbaikan dan modifikasi produk atau jasa dapat dilakukan dengan penambahan multimerek sejenis yang berbeda dari produk sebelumnya. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threath) Analisis SWOT dilakukan setelah mengetahui posisi Toko Ananda saat ini dengan menggunakan Matiks IE. Hasil Matriks IE didapatkan dari identifikasi faktor internal melalui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Toko Ananda dan faktor eksternal perusahaan melalui peluang dan ancaman yang dihadapi. Melalui Matriks SWOT dapat menghasilkan alternatif yang sesuai dengan kondisi Toko Ananda untuk dapat diterapkan. Adapun Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 9.
24
Tabel 9 Analisis Strategi Matriks SWOT Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) 1. Harga produk yang 1. Lokasi parkir yang tidak terjangkau memadai 2. Variasi produk yang 2. Kurang optimalnya beragam kegiatan promosi 3. Lokasi strategis 3. Produk mudah ditiru oleh 4. Kenyamanan toko pesaing 5. Pelayanan toko 6. Display produk baru
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O 1 Perubahan gaya 1. Tetap memberikan 1. Meningkatkan hidup masyarakat produk dengan harga penggunaan teknologi 2 Konsumen yang yang terjangkau oleh informasi pada media loyal konsumen (S1, S2, S5, sosial dalam kegiatan 3 Jumlah penduduk S6, O2) usaha pada Toko Ananda Kota Tangerang yang (W2, W3, O1,O3) semakin meningkat Ancaman (Threath) Strategi S-T 1. Pencurian produk 1. Melakukan penambahan 2. Munculnya pesaing multimerek agar 3. Kenaikan harga BBM konsumen memiliki (Bahan Bakar banyak pilihan terhadap Minyak) suatu produk yang sejenis (S2, S3, S4, S6, T2)
Strategi W-T 1. Melakukan strategi pengembangan pasar dengan membuka toko baru dengan lahan parkir yang luas (W1, T2, T3)
Sumber: Data diolah (2015) Berdasarkan matriks SWOT, dihasilkan beberapa alternatif strategi pemasaran pada Toko Ananda sebagai berikut : 1. Strategi SO Strategi SO adalah jenis strategi dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Berikut ini merupakan alternatif strategi yang dapat direkomendasikan untuk Toko Ananda yaitu dengan tetap memberikan produk dengan harga yang terjangkau oleh konsumen (S1, S2, S5, S6, O2). Strategi ini dilakukan agar konsumen tetap loyal membeli produk di Toko Ananda, sesuai dengan segmentasi demografisnya yaitu untuk kalangan menengah ke bawah. 2. Strategi WO Strategi WO adalah jenis strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat direkomendasikan untuk Toko Ananda, yaitu meningkatkan penggunaan teknologi informasi pada media sosial dalam kegiatan usaha pada Toko Ananda (W2, W3, O1, O3). Pada era globalisasi saat ini media sosial berperan penting untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan promosi seperti akun facebook, twitter, instagram, dan lain sebagainya.
25
3. Strategi ST Strategi ST adalah jenis strategi dengan menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman internal. Alternatif strategi yang dapat direkomendasikan untuk Toko Ananda, yaitu melakukan penambahan multimerek agar konsumen memiliki banyak pilihan terhadap suatu produk yang sejenis (S2, S3, S4, S6, T2). Hal ini dilakukan agar konsumen tidak bosan dan dapat memilih berbagai model produk yang sejenis. 4. Strategi WT Strategi WT adalah jenis strategi bertahan dengan meminimalkan kelemahan internal guna menghindari berbagai ancaman yang muncul. Alternatif strategi yang direkomendasikan untuk Toko Ananda adalah melakukan strategi pengembangan pasar dengan membuka toko baru dengan lahan parkir yang luas (W1, T2, T3). Tahap keputusan merupakan tahap akhir untuk menentukan strategi alternatif terbaik untuk dipilih oleh perusahaan dengan menggunakan metode AHP dan software Expert Choice. Seluruh elemen yang berpengaruh pada matriks SWOT disusun menjadi struktur AHP yang dinilai oleh pakar. Pakar yang menilai struktur dalam penelitian ini mempunyai pandangan dan penilaian yang berbeda sehingga penggabungan penilaian dari pakar akan menghasilkan penilaian yang objektif. Struktur hierarki disusun ke dalam lima level hierarki dan penyusunan tersebut berdasarkan hal-hal yang saling terkait dan sangat penting dalam rangka mencapai tujuan atau fokus. Tingkatan hierarki tersebut meliputi: 1. Level pertama ditetapkan sebagai Goal/Fokus yang ingin dituju yaitu strategi bauran pemasaran ada Toko Ananda Kota Tangerang. 2. Level kedua adalah faktor yaitu harga, variasi produk, pesaing, lokasi strategis, dan kondisi toko. 3. Level ketiga adalah Aktor yaitu Pemilik, General Manager, Manager, Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Kota Tangerang, dan Akademisi. 4. Level keempat adalah Tujuan yang ingin dicapai yang terdiri dari Meningkatkan daya saing, meningkatkan keuntungan, memperluas pasar dan mempertahankan loyalitas konsumen. 5. Level kelima ditetapkan sebagai Alternatif Strategi yaitu meningkatkan penggunaan Teknologi Informasi pada media sosial dalam kegiatan usaha pada Toko Ananda (MTI), melakukan strategi pengembangan pasar dengan membuka toko baru dengan lahan parkir yang luas (SPPP), melakuan penambahan multimerek agar konsumen memiliki banyak pilihan terhadap suatu produk yg sejenis (MPM), dan tetap memberikan produk dengan harga yang terjangkau kepada konsumen (TPK). Hasil Pengolahan Data dengan AHP Secara Horizontal Hasil pengolahan AHP horizontal menunjukkan hubungan antara elemenelemen dalam satu tingkat hierarki dengan elemen-elemen lainnya di tingkat hierarki yang berbeda satu tingkatan diatasnya. Struktur hierarki terdiri dari lima tingkat antara lain goal pada tingkat pertama, faktor yang mempengaruhi pada tingkat kedua, aktor yang berpengaruh pada tingkat tiga, tujuan yang ingin dicapai
26
pada tingkat empat, dan alternatif strategi bersaing pada tingkat lima. Dari pengolahan data secara horizontal, akan terlihat pengaruh antar suatu elemen atau faktor pada satu tingkat terhadap sejumlah faktor lainnya pada tingkat hierarki di bawahnya. Prioritas dan Bobot Level Faktor Terhadap Goal Berdasarkan hasil pengolahan AHP secara horizontal, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing faktor terhadap goal. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Prioritas dan Bobot Level Faktor terhadap goal Elemen Faktor
Bobot
Prioritas
Harga yang terjangkau
0.267
2
Varias produk
0.173
4
Pesaing
0.069
5
Lokasi strategis
0.304
1
Kondisi toko
0.186
3
Sumber: Data diolah (2015) Hasil dan bobot variabel faktor pada Tabel 10 menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah lokasi strategis dengan bobot sebesar 0.304. Lokasi yang dibidik oleh Toko Ananda selalu berada di antara pedagang kaki lima dan mall, dengan target konsumennya adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah. Hal ini membuktikan bahwa lokasi Toko Ananda mempengaruhi bauran pemasaran. Pesaing menjadi prioritas terakhir dengan bobot sebesar 0.069 dikarenakan saat ini pesaing yang dominan belum mendirikan tokonya Tangerang. Prioritas dan Bobot Level Aktor Terhadap Faktor Berdasarkan hasil pengolahan AHP secara horizontal, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing aktor terhadap faktor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Prioritas dan Bobot Level Aktor terhadap Faktor Elemen Aktor Harga Pemilik General Manager Manager
0.592 0.181 0.227
Variasi Produk 0.370 0.158 0.472
Elemen Faktor Pesaing Lokasi Strategis 0.343 0.694 0.236 0.167 0.139 0.421
Kondisi Toko 0.264 0.363 0.373
Sumber: Diolah (2015) Hasil dan bobot variabel aktor pada Tabel 11 menunjukkan bahwa aktor yang paling berpengaruh terhadap faktor harga adalah pemilik sebesar 0.592. Hal ini dikarenakan pemilik Toko Ananda merupakan pihak yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan terkait penetapan harga, harga yang ditetapkan oleh pemilik untuk seluruh produknya sepuluh sampai dua puluh persen dari harga produk awal. Elemen aktor yang paling berpengaruh terhadap variasi produk adalah Manager sebesar 0.472. Hal ini dikarenakan manager merupakan pihak yang memiliki wewenang dalam menampilkan variasi poduk pada Toko Ananda. Elemen aktor yang paling berpengaruh terhadap pesaing adalah Manager sebesar
27
0.421. Hal ini dikarenakan manager yang berhadapan langsung oleh pesaing pada lokasi yang sama sehingga mengetahui kondisi pesaing. Elemen aktor yang paling berpengaruh terhadap lokasi strategis adalah Pemilik sebesar 0.694. Hal ini dikarenakan pemilik Toko Ananda merupakan pihak yang paling berpengaruh terkait lokasi-lokasi yang akan dijadikan tempat pendirian Toko Ananda berhubungan dengan kondisi segementasi demografis di daerah tersebut, diikutin General Manager sebesar 0.167 dikarenakan pihak yang membantu pemilik dalam pencarian lokasi untuk pendirian Toko Ananda. Elemen aktor yang paling berpengaruh pada kondisi toko adalah Manger sebesar 0.373 dikarenakan manager merupakan pihak yang selalu berada di toko Anada dan mengetahui kondisi toko setiap harinya. Prioritas dan Bobot Level Tujuan Terhadap Aktor Berdasarkan hasil pengolahan AHP secara horizontal, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing tujuan terhadap aktor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Prioritas dan Bobot Level Tujuan terhadap Aktor Elemen Tujuan Pemilik Meningkatkan daya saing Meningkatkan keuntungan Memperluas pasar Mempertahankan loyalitas konsumen
0.171 0.215 0.366 0.249
Aktor General Manager 0.233 0.161 0.322 0.283
Manager 0.284 0.223 0.160 0.333
Sumber: Data diolah (2015) Hasil dan bobot variabel aktor pada Tabel 12 menunjukan perbandingan antara masing-masing elemen tujuan terhadap aktor. Prioritas elemen tujuan utama terhadap Pemilik dan General Manager adalah memperluas pasar sebesar 0.366 dan 0.322, hal ini dibuktikan dengan pendirian toko yang sedang dibangun di daerah Lampung, dikarenakan pemilik menginginkan konsumen yang cakupannya lebih luas dan General Manager memiliki wewenang untuk membantu pemilik mencari lokasi strategis untuk Toko Ananda. Prioritas dan Bobot Level Strategi Terhadap Tujuan Berdasarkan hasil pengolahan AHP secara horizontal, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing alternatif terhadap tujuan. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Prioritas dan Bobot Level Tujuan terhadap Aktor Elemen Alternatif MTI SPPP MPM TPK
MDS 0.095 0.197 0.254 0.454
MKK 0.072 0.168 0.317 0.443
Tujuan MPP 0.065 0.350 0.237 0.348
MLK 0.140 0.154 0.295 0.411
Sumber: Data diolah (2015) Hasil dan bobot variabel aktor pada Tabel 13 menunjukan perbandingan antara masing-masing elemen alternatif terhadap tujuan. Prioritas elemen strategi terhadap tujuan meningkatkan daya saing adalah tetap memberikan produk dengan harga yang terjangkau kepada konsumen dengan bobot 0.454. Hal ini
28
dikarenakan dengan tetap memberikan harga yang terjangkau terhadap konsumen maka akan berdampak terhadap konsumen yang secara kontinyu membeli produk pakaian dan pelengkapnya di Toko Ananda. Prioritas elemen strategi terhadap tujuan meningkatkan keuntungan adalah tetap memberikan produk dengan harga yang terjangkau kepada konsumen dengan bobot 0.443, dengan adanya alternatif ini konsumen memilih untuk berbelanja di Toko Ananda dengan harga yang murah dan tambahan variasi produk yang beragam. Prioritas elemen strategi terhadap tujuan memperluas pasar adalah melakukan strategi pengembangan pasar dengan membuka toko baru dengan lahan parkir yang luas dengan bobot 0.350, dengan adanya alternatif ini maka dapat menambah konsumen baru pada Toko Ananda dengan cakupan area yang lebih luas dan memberikan kenyamanan dengan parkir yang luas. Prioritas elemen strategi terhadap tujuan mempertahankan loyalitas konsumen adalah tetap memberikan produk dengan harga yang terjangkau kepada konsumen dengan bobot 0.411, sama halnya dengan tujuan meningkatkan daya saing, meningkatkan keuntungan yaitu dengan adanya alternatif ini konsumen memilih untuk berbelanja di Toko Ananda dengan harga yang murah dan tambahan variasi produk yang beragam. Pengolahan perhitungan horizontal terlampir pada lampiran 3. Hasil Pengolahan Data dengan AHP Secara Vertikal Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun dan melihat prioritas menyeluruh elemen-elemen pada tingkat tertentu terhadap sasaran utama hierarki. Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks pendapat gabungan diolah secara horizontal dan telah memenuhi persyaratan inkonsistensi yaitu sebesar < 10 persen. Hierarki hasil pengolahan secara vertikal dapat dilihat pada Gambar 7. Strategi Bauran Pemasaran Toko Ananda Tangerang
Goal
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternatif
HR (0.267)
VP (0.173)
PM (0.506)
MDS (0.226)
MTI (0.088)
PS (0.069)
HR (0.210)
MKK (0.204)
SPPP (0.221)
KT (0.186)
LS (0.304)
HR (0.283)
MPP (0.305)
MLK (0.228)
MPM (0.262)
TPK (0.393)
29
Gambar 7 Hierarki AHP secara Vertikal Prioritas dan Pembobotan Pada Level Faktor Pengolahan pada level faktor menunjukan tingkat pengaruh faktor terhadap strategi bauran pemasaran Toko Ananda Tangerang. Hasil pengolahan vertikal pada level faktor dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Prioritas dan Bobot Level Faktor Elemen Faktor
Bobot
Prioritas
Harga yang terjangkau
0.267
2
Varias produk
0.173
4
Pesaing
0.069
5
Lokasi strategis
0.304
1
Kondisi toko
0.186
3
Sumber: Data diolah (2015) Hasil dan bobot variabel faktor pada Tabel 14 menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah lokasi strategis dengan bobot sebesar 0,304. Lokasi yang dibidik oleh Toko Ananda selalu berada di antara pedagang kaki lima dan mall, dengan target konsumennya adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah. Hal ini membuktikan bahwa lokasi Toko Ananda mempengaruhi bauran pemasaran. Pesaing menjadi prioritas terakhir dengan bobot sebesar 0.069 dikarenakan saat ini Toko Ananda masih unggul dalam menarik minat konsumen untuk membeli produknya. Prioritas dan Pembobotan pada Level Aktor Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner AHP, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing aktor pada Toko Ananda. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Prioritas dan Bobot Level Aktor Elemen Pemilik General Manager Manager
Bobot 0.506 0.210 0.283
Prioritas 1 3 2
Sumber: Data diolah (2015) Hasil dan bobot variabel aktor pada Tabel 15 menunjukkan bahwa aktor yang paling berpengaruh terhadap Toko Ananda adalah Pemilik dengan bobot sebesar 0.506. Hal ini dikarenakan pemilik Toko Ananda merupakan pihak yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pada Toko Ananda. General Manager merupakan prioritas terakhir dikarenakan General manager dinilai tidak terlalu berkontribusi dalam proses pengembangan toko di Toko Ananda secara langsung. Prioritas dan pembobotan pada Level Tujuan Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner AHP, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing tujuan pada Toko Ananda. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 16.
30
Tabel 16 Prioritas dan Bobot Level Tujuan Elemen Meningkatkan Daya saing Meningkatkan Keuntungan Memperluas pasar Mempertahankan loyalitas konsumen
Bobot 0.226 0.204 0.305 0.228
Prioritas 3 4 1 2
Sumber: Data diolah (2015) Hasil dan bobot variabel tujuan pada Tabel 16 menunjukkan bahwa tujuan yang paling ingin dicapai adalah memperluas pasar sebesar 0.305. Untuk dapat menambah konsumen baru dengan segmentasi demografis Toko Ananda bertujuan untuk memperluas pasar. Meningkatkan keuntungan menjadi prioritas terakhir dikarenakan Toko Ananda memiliki beberapa cabang Toko Ananda yang tersebar dibeberapa kota. Prioritas dan pembobotan pada Level Alternatif Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner AHP, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing alternatif pada Toko Ananda. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Prioritas dan Bobot Level Alternatif Elemen Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4
Bobot 0.088 0.221 0.262 0.393
Prioritas 4 3 2 1
Sumber: Data diolah (2015) Tabel 17 memperlihatkan bahwa alternatif strategi bauran pemasaran yang paling banyak dipilih oleh para pakar responden Toko Ananda yaitu tetap memberikan produk dengan harga yang terjangkau kepada konsumen sebesar 0.393. Hal ini dikarenakan Toko Ananda merupakan toko yang masih tumbuh dan membangun sehingga diperlukan tetap memberikan harga yang terjangkau untuk konsumen Toko Ananda sehingga konsumen tidak beraling dengan merek produk lainnya. Pengolahan perhitungan vertikal terlampir pada lampiran 4 dan dokumentasi Toko Ananda dapat dilihat pada lampiran 5. Implikasi Manajerial Menurut hasil penelitian mengenai bauran pemasaran pada Toko Ananda, didapatkan beberapa informasi bagi pihak Ananda sebagai rekomendasi untuk penyusunan strategi bauran pemasaran. Faktor yang paling berpengaruh adalah lokasi strategis. Aktor yang paling berperan adalah pemilik Toko Ananda. Tujuan yang paling ingin dicapai adalah memperluas pasar. Alternatif strategi dengan bobot paling tinggi adalah tetap memberikan produk dengan harga yang terjangkau kepada konsumen. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi manajerial pada Toko Ananda pada bauran pemasaran yaitu pihak toko dapat mengadakan kerjasama dengan beberapa pemasok yang memiliki brand merek berkualitas sehingga dapat meningkatkan kualitas produk yang ada pada Toko Ananda, mengadakan diskon produk pada hari-hari tertentu seperti weekend, awal bulan dan hari-hari besar seperti hari Raya Idul Fitri atau akhir tahun, toko
31
Ananda dapat merencanakan strategi dengan meningkatkan efektifitas promosi yang lebih gencar melalui promosi di depan toko yang dilakukan oleh karyawan Toko Ananda dengan menggunakan pengeras suara atau mic.
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bauran pemasaran pada Toko Ananda adalah pada produk memiliki banyak variasi yaitu peralatan bayi, seragam sekolah, baju muslim, baju kantor dan baju dengan bermacam model lainnya. Harga produk yang ditetapkan oleh Toko Ananda mulai harga 5 000 hingga 650 000. Toko Ananda berlokasi di Jalan Hoscokroaminoto nomor 20, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Promosi yang dilakukan oleh Toko Ananda menempatkan koleksi produk terbaru dengan menggunakan patung, memperlihatkan harga murah, memberikan tulisan koleksi terbarunya dan adanya sistem obral. Strategi proses yang dilakukan oleh Toko Ananda berupa proses pelayanan yang baik kepada konsumen dari mulai keramahan dan kecepatan dalam merespon permintaan konsumen. Orang pada Toko Ananda merupakan karyawan yang terlibat dalam pemberian jasa dan mewujudkan jasa yang dikehendaki oleh konsumen. Bukti fisik pada Toko Ananda berupa persyaratan fisik umum yaitu berbentuk bangunan dan penataan ruang dan persyaratan fisik perlengkapan/peralatan yaitu pengaturan mesin kasir, cctv, ruang pencobaan pakaian, pendingin ruangan, ruang karyawan. Produktivitas dapat dikatakan tinggi ketika banyaknya konsumen yang datang ke Toko Ananda, terjadi pada hari sabtu dan minggu serta harihari besar lainnya seperti Hari Raya Idul Fitri. Aktivitas karyawan juga terlihat pada waktu yang cukup ramai dikunjungi konsumen sehingga karyawan harus bisa mengatur pelayanan konsumen dalam hal melayani pertanyaan seputar produk karena hal tersebut berhubungan dengan kualitas pelayanan jasa yang diberikan karyawan terhadap konsumen. 2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Toko Ananda, diperoleh alternatif strategi bauran pemasaran Toko Ananda berdasarkan dari prioritas utama yaitu tetap memberikan produk dengan harga yang terjangkau kepada konsumen sebesar 0.393, melakuan penambahan multimerek agar konsumen memiliki banyak pilihan terhadap suatu produk yg sejenis sebesar 0.262, melakukan strategi pengembangan pasar dengan membuka toko baru dengan lahan parkir yang luas sebesar 0.221, dan meningkatkan penggunaan Teknologi Informasi pada media sosial dalam kegiatan usaha pada Toko Ananda sebesar 0.088
32
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Toko Ananda, maka saran yang dapat disampaikan kepada Toko Ananda yaitu: 1. Melakukan digital Marketing untuk mempromosikan produk-produk Toko Ananda ke media sosial, seperti facebook (Pechrova 2015). 2. Melakukan multimerek. Melakukan multimerek yang sejenis namun berbeda dari pesaing Toko Ananda seperti koleksi khusus baju sepak bola, voli, basket dan baju olahraga lainnya agar dapat lebih unggul dari pesaing. 3. Perusahaan terus mempertahankan dan meningkatkan mutu, baik dari segi bahan, model produk, dan harga produk yang kompetitif, dengan mempertahankan hubungan baik dengan pemasok dan pemanfaatan teknologi secara optimal untuk mempertahankan posisi perusahaan di pasar dan untuk meningkatkan persaingan.
DAFTAR PUSTAKA David F R. 2009. Manajemen Strategi : Konsep Edisi Dua Belas. Jakarta (ID): Salemba Empat. [DISPERINDAG] Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang. 2013. Kajian Minimarket, Toko Modern dan Pusat Perbelanjaan di Kota Tangerang. Tangerang (ID): DISPERINDAG Kota Tangerang. Fadmawati D K. 2011. Reformulasi strategi pemasaran untuk meningkatkan occupancy room rate di hotel four seasons resort Jimbaran Bali [tesis]. Bali (ID): Universitas Udayana. Hayrynen K. 2014. It’s All About Marketing. International Journal of Metalcasting. 8 (3). Hernadi T. 2014. Analisis segmentasi, penentuan target, dan posisi pasar minuman lidah buaya My Koki di Jawa Timur [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Karase H. 2014. Strategi segmentasi pasar terhadap volume penjualan busana muslim Pada Cv Rabbani Asysa Makassar [skripsi]. Makasar (ID): Universitas Hasanuddin. Kasali R. 2003. Membidik Pasar Indonesia Segmentasi, Targeting, Positioning. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Bob Sabran, penerjemah. Adi M, Devri B, Wibi H, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: principles Of Marketing. Ed ke-12. Kotler P, Keller K L. 2010. Manajemen Pemasaran. Bob Sabran, penerjemah. Adi Maulana, Wibi Hardani, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Marketing Management. Ed ke-13. Lovelock C H, Wright L K. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa (terjemahan). Jakarta (ID): Indeks. Marimin M. 2013. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor (ID): IPB Press.
33
Mujiana, Sularto L, Mukhyi A. 2012. Pengaruh Penerapan Periklanan di Internet dan Pemasaran Melalui E-mail Produk UMKM Di Wilayah Depok. Jurnal Manajemen Universitas Gunadarma. 7 (3). Primandhani A. 2014. Analisis strategi pemasaran restoran momomilk Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rangkuti F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Saaty T. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Jakarta: Pustaka Binama Pressindo. Saaty T L. 2008. Decision Making with The Analytic Hierarchy Process. Internasional Journal Service Sciences. 1 (1) : 83-98. Setiadi N J. 2010. Perilaku Konsumen : Perspektif Kontemporer pada Motif Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta (ID): Prenada Media Group. Setiadi N J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implementasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta (ID): Prenada Media. Shykla R, Chaudkari B, Joshi G, Leua, Thakkar R. 2014. An Analysis Of Marketing Mix Of Various Mango Pilp Brands in South Gujarat. Asian Journal of Navsari Agricultural University. 33 (3) : 209-214. Pechrova M, Lohar P, Havlicek. 2015. Social Media For Organic Products Promotion. Czech University of Life Sciences Prague. (7): 41-50. Sugeng E. 2007. Analisis strategi pemasaran domestik PT. Cipta Teras Adi Busana, Jakarta Utara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Yanti Y. 2015. Analisis antara positioning dosen dan segmentasi mahasiswa dalam pemilihan pembimbing karya ilmiah [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Yang, H, Ge Y, BaizhouLi. 2013. Analysis of entrepreneurial marketing strategy on functional beverage based on the 4P theory in China: A case study on Red Bull. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research. 5 (12): 1152-1154.
34
Lampiran 1 Produk-produk Toko Ananda No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Produk Koleksi tas kerja, tas sekolah, tas pesta Kaos pria remaja dan dewasa Celana pria dan kemeja Sepatu baby Tas wanita Koleksi tas sekolah Aneka kemeja batik pria dewasa Jaket pria, remaja dan dewasa Baju anak ukuran 2 sampai dengan 7 tahun Stelan kaos pria Blus, kaos dan celana anak cewek Koleksi baju muslim anak Kemeja, kaos dan celana anak cowok Koleksi gamis wanita dewasa Daster dan stelan baju tidur wanita Celana dan rok wanita dewasa Koleksi baju hamil Koleksi dress Koleksi jilbab Blus batik wanita remaja dan dewasa Blus wanita remaja dan dewasa Pakaian dalam wanita dan anak Jaket dan switer wanita Koper Koleksi gasper Perlengakapan bayi Koleksi dompet pria/wanita Koleksi Sepatu pria/wanita Koleksi sandal pria/wanita Koleksi dasi Koleksi handuk Perlengkapan pramuka Seragam sekolah Sprei Selimut Sarung Mukenah Sajadah Peci Jas hujan Koleksi baju muslim Bantal Guling Payung Topi Boneka Kaos kaki Sarung tangan Kereta bayi Koleksi Kasur dan tas baby Koleksi baju hamil
35
Lampiran 2 Hasil Perhitungan IFE dan EFE IFE (Internal Factor Evaluation) Bobot SIMBOL A B C D E F G H I
B1 0.153 0.160 0.139 0.125 0.118 0.097 0.083 0.069 0.056
B2 0.160 0.118 0.104 0.125 0.132 0.111 0.111 0.083 0.056
BOBOT B3 B4 0.124 0.055 0.124 0.130 0.159 0.068 0.103 0.082 0.124 0.096 0.152 0.137 0.083 0.110 0.076 0.164 0.055 0.158
B5 0.137 0.110 0.137 0.116 0.116 0.110 0.055 0.096 0.123 Total
RATAAN 0.126 0.128 0.121 0.110 0.117 0.121 0.088 0.098 0.089 1.000
Rating R1 4 3 3 3 3 3 1 2 2
R2 4 3 3 4 4 4 2 1 1
R3 4 3 4 3 4 4 2 1 1
RATING R4 4 3 4 4 4 4 1 1 1
R5 4 3 4 4 4 4 1 1 1
RATAAN 4.000 3.000 3.600 3.600 3.800 3.800 1.400 1.200 1.200 Total
SKOR 0.503 0.385 0.437 0.397 0.446 0.461 0.124 0.117 0.107 2.977
2.629
0.348
36
Lanjutan lampiran 2 EFE (External Factor Evaluation) Bobot SIMBOL B1 0.250 0.217 0.183 0.150 0.117 0.083
A B C D E F
B2 0.217 0.217 0.217 0.133 0.133 0.083
BOBOT B3 B4 0.217 0.183 0.217 0.083 0.167 0.167 0.117 0.217 0.167 0.167 0.117 0.183
B5 0.217 0.183 0.233 0.117 0.167 0.083 Total
RATAAN 0.217 0.183 0.193 0.147 0.150 0.110 1.000
Rating R1 3 4 3 3 4 2
R2 3 3 3 4 3 1
R3 3 4 4 3 4 2
RATING R4 R5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
RATAAN 3.400 3.800 3.200 3.600 3.800 2.600 Total
SKOR 0.737 0.697 0.619 0.528 0.570 0.286 3.436
2.052
1.384
37
Lampiran 3 AHP Hasil Pengolahan Horizontal
38 Lanjutan Lampiran 3
39
Lampiran 4 Pengolahan AHP Perhitungan vertikal terhadap aktor yang berperan dalam pengambilan keputusan Variasi Lokasi Kondisi Faktor Harga produk Pesaing strategis toko Bobot aktor VP faktor 0.267 0.173 0.069 0.304 0.186 0.592 0.370 0.343 0.694 0.264 Pemilik 0.506 0.181 0.158 0.236 0.167 0.363 GM 0.210 0.472 0.421 0.139 0.373 Manager 0.227 0.283 Perhitungan vertikal tujuan yang paling ingin dicapai dalam pengambilan keputusan Aktor Pemilik GM Manager Bobot tujuan VP Aktor 0.506 0.210 0.283 0.171 0.233 0.319 T1 0.226 0.215 0.161 0.217 T2 0.204 0.366 0.322 0.183 T3 0.305 0.249 0.283 0.151 T4 0.228 Perhitungan vertikal alternatif yang paling efektif dalam pengambilan keputusan Tujuan VP Tujuan ALT1 ALT2 ALT3 ALT4
T1
T2
T3
T4
0.226 0.095 0.197 0.254 0.454
0.204 0.072 0.168 0.317 0.443
0.305 0.065 0.350 0.237 0.348
0.228 0.140 0.154 0.295 0.411
Bobot alternative 0.088 0.221 0.262 0.393
40
Lampiran 5 Dokumentasi Toko Ananda
41
RIWAYAT HIDUP Penulis dengan nama lengkap Okky Viara Purnomo lahir di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1993 merupakan putri pertama dari tiga bersaudara, pasangan dari Bapak Endro Purnomo dan Ibu Tjasri. Sebelum terdaftar sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2011, Penulis menempuh pendidikan SD Negeri Sudimara 1 Kota Tangerang, SMP Budi Luhur Kota Tangerang, dan SMA Negeri 12 Kota Tangerang. Penulis berhasil memasuki IPB dengan mayor Departemen Manajemen melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan. Selama di IPB, Penulis telah mengikuti beberapa organisasi yaitu UKM Musik MAX IPB 2012, Staff Apresiasi dan Olahraga BEM KM (Badan Ekskutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa) periode 2013, Staff Public Relation Himpunan Profesi Departemen Manajemen Centre of Management Periode 2013-2014, mengikuti kepanitiaan menjadi Ketua Divisi Acara Festival Kampus Dies Natalis IPB ke-50, Sekretaris PDD (Publikasi, Dekorasi, Dokumentasi) Olimpiade Mahasiswa IPB 2013. Beberapa prestasi telah diraih penulis, diantaranya lolos paper ilmiah yang dilaksanakan ICBE Universitas Andalas, Padang. Prestasi Non Akademik juara 1 lari estafet dan juara 3 lari sprint cabang atletik The 8th Sportakuler FEM 2014.