ANALISIS SOLOW-SWAN SWAN MODEL TERHADAP PEREKONOMIAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 1988-2011 19 Nurjannatin Naim ((
[email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Drs. Obeth Bani, M.Si Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Juliansyah Roy, SE. M.Si Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Abstrak Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi provinsi Kalimantan Timur dengan menggunakan analisis Solow-Swan Swan model. Penelitian ini menggunakan metode time series data yang meliputi 24 tahun penelitian dari periode 1988--2011. Dari hasil analisis pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode tersebut di atas diperoleh kesimpulan bahwa dari dua faktor input utama utama, tenaga kerja memiliki dampak yang positif dan signifikan an terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Timur. Sedangkan di sisi lain, kapital sebagai sumber pertumbuhan jangka menengah walaupun menunjukkan hubungan yang postif terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur, namun sayangnya hubungan ini tidak signifi signifikan kan baik pada level 10%, 5%, ataupun 1%. Lemahnya pengaruh kapital dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi juga dipercaya membawa efek domino pada kegagalan peran variabel kemajuan teknologi sebagai sumber pertumbuhan jangka panjang dalam penelitian ini. Kata kunci: Solow-Swan Swan model, tenaga kerja, investasi, pertumbuhan ekonomi Abstract The purpose of this study was to analyze the economic growth in East Kalimantan province by using the Solow SolowSwan model analysis. This study uses time series data covering 24 years from the period 1988 1988-2011. From the analysis of economic growth in East Kalimantan, it is concl concluded uded that from the two main input factors, labor has a positive and significant impact on economic growth of East Kalimantan. While on the other hand, although capital as a source of medium-term term growth showing a positive relationship to economic growth, bu but unfortunately this relationship is not significant either at the level of 10%, 5%, or 1%. The weakness influence of capital in affecting economic growth in this study is also believed to bring a domino effect on the failure of technological progress variable able as a long long-term source of growth. Keywords: Solow-Swan Swan model, labor, investment, economic growth
1
I. Pendahulan A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi menurut Boediono (2009) secara singkat didefinisikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Dengan melihat definisi diatas artinya menurut Boediono (2009) terdapat tiga penekanan yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yakni : proses, kenaikan output per kapita, dan jangka panjang. Kemudian untuk memahami perihal pertumbuhan ekonomi, tidak hanya diperlukan pemahaman mengenai kegunaan dan kebenaran yang terkandung pada pertumbuhan ekonomi itu sendiri namun juga diperlukan pemahaman akan sebab sebab-sebab mengapa terdapat perbedaan pendapatan antar daerah. Kemudia Kemudian n tidak sedikit pula ekonom yang mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dianggap terjadi bila memiliki kecenderungan (misalnya output per kapita) bersumber dari proses internal perekonomian suatu negara, bukan dari luar yang bersifat sementara. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan diangkat adalah sebagai berikut : 1. Apakah investasi, tenaga kerja dan kemajuan teknologi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur? 2. Mana diantara faktor input yang diteliti memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Kalimantan Timur? 3. Berapa besar skala produksi provinsi Kalimantan Timur? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah : 1. Menginvestigasi pengaruh investasi, tenaga kerja, dan kemajuan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Kalimantan Timur. 2. Menginvestigasi variabel mana yang lebih dominan pengaruhnya dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomiprovinsi Kalimantan Timur. 3. Mengivestigasi bentuk skala produksi provinsi Kalimantan Timur. II. KAJIAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Ekonomi Sebagaimana telah diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi secara singkat didefinisikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Jika kita melihat lebih dalam mengenai definisi diatas kita dapat menggambarkan definisi pertumbuhan ekonomi kedalam tiga kata kunci, yakni ni proses, kenaikan output per kapita, dan jangka panjang. Pertama adalah proses. Proses disini diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis, dimana perekonomian berkembang dari waktu ke waktu. Artinya terdapat perkembangan ngan atau perubahan pada perekonomian itu sendiri. Kedua adalah kenaikan output per kapita, kenaikan output disini merupakan sebuah ciri dari adanya pertumbuhan ekonomi dalam suatu daerah tertentu yang mana mengindikasikan naiknya kesejahteraan masyarakatnya. ya. Terdapat dua komponen yang menentukan kenaikan output per kapita, yakni: 1. Sisi output total, pada sisi ini cenderung berkaitan dengan Gross Domestic Product (GDP) atau Gross National Product (GNP). 2. Sisi jumlah penduduk. Jadi, output per kapita adalah output total dibagi dengan jumlah penduduk (komponen pertama dibagi dengan komponen kedua). Sehingga untuk menganalisa kenaikan output 2
perkapita maka harus menganalisa kenaikan output total disatu pihak dan kenaikan jumlah penduduk di pihak lainnya. Ketig Ketigaa adalah penekanan pada dimensi waktu yakni “jangka panjang”, pertumbuhan ekonomi dianggap tercipta jika berlangsung dalam kurun waktu yang panjang, bukan bersifat jangka pendek. Pertumbuhan ekonomi kadang kala memerlukan waktu yang sangat panjang bahkan llebih ebih dari 50 tahun lamanya.Hal ini dikarenakan pertumbuhan jangka pendek tidak cukup memberikan penjelasan yang baik kepada kita mengenai kondisi ekonomi yang diinginkan oleh setiap negara. Setiap negara menginginkan perekonomian yang terus tumbuh dalam ja jangka ngka panjang, oleh karena itulah mengapa negaranegara negara yang telah maju dan negara sedang berkembang terus berusaha mendapatkan pertumbuhan ekonominya. Dalam definisi yang lebih ketat, pertumbuhan ekonomi juga sering ditafsirkan sebagai kenaikan output per kapita dalam jangka panjang yang mana kenaikan ini bersumber dari kekuatan-kekuatan kekuatan dari dalam perekonomian itu sendiri ((intern intern). Jadi pada dasarnya tujuan utama dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri ialah bagaimana meningkatkan kesejahteraan per kapita dalam am jangka panjang. B. Dasar Teori 1. Solow-Swan Model Teori pertumbuhan ini ditemukan oleh Robert Solow dari Masachusset Institute Technology (MIT) dan Trevor Swan dari Australian National University. Mereka berdua secara sendiri-sendiri sendiri mengembangkan model per pertumbuhan tumbuhan ini sehingga sampai akhirnya terkenal dan lebih familiar dengan sebutan model pertumbuhan Neoklasik. Ketenaran model Solow-Swan Swan ini lebih diakibatkan oleh kemudahan dalam manipulasi secara aljabar dan adanya keluwesan dibanding teori pertumbuhan sebelumnya. Keluwesan ini diindikasikan dengan kemungkinan subsitusi antar input dalam persamaan fungsi produksi, yakni antara input kapital dan tenaga kerja. Secara umum bentuk dari model Solow Solow-Swan Swan ini sering dituliskan dengan persamaan dasar: Q = f (K, L) .............................................. (1) Dimana: Q = output K = kapital L = labor Dengan hadirnya kemungkinan subsitusi ini, maka terdapat konsekuensi penting yang mendasari dalam aplikasi model pertumbuhan di atas yaitu selalu terpakainya/digunakannya faktor faktor-faktor faktor input (K dan L) dalam proses produksi. Artinya berapapun kapital (K) dan labor (L) yang tersedia maka dapat selalu dikombinasikan dalam proses produksi, hal inilah yang kemudian menjadikan model pertumbuhan ini dinilai lebih stabil dibanding model pertumbuhan sebelumnya (Contoh model Harrod HarrodDomar dan model Lewis). 2.
Kerangka Konsep dan Model Penelitian Solow mengemukakan hipotesis penting bahwa suatu negara memerlukan akumulasi investasi (K) yang mencukupi untuk mencapai pertumbuhan. Dengan akumulasi investasi maka dipercaya dapat mengingkatkan pertumbuhan ekonomi. Begitu pula dengan jumlah tenaga kerja dimana pertumbuhan populasi penduduk turut memainkan peran penting dalam pencapaian pertumbuhan. Namun satu temuan Solow yang sangat penting ialah perlunya kemajuan teknologi (A) sebagai sumber pertumbuhan jangka panjang (Long Run Ru Economic Growth) sehingga diharapkan dengan peningkatan investasi (X1) dan tenaga kerja (X2), serta kemajuan teknologi (A) yang eksogen maka akan dapat mengakibatkan peningkatan pertumbuhan ekonomi (Y). Untuk menggambarkan hubungan variabel variabel-variabel variabel diat diatas akan dijelaskan pada kerangka konsep berikut: 3
Gambar 2.1 Kerangka Konsep 3.
Pengembangan Hipotesis Berbicara mengenaihipotesis penelitian ini maka tidak dapat melepaskannya dari apa yang pernah dikemukakan oleh Solow mengenai teori pertumbuhan jangka panjangnya. Salah satu hipotesis yang cukup terkenal yang pernah dikemukakannya ialah bahwa negara dengan denga kapital yang sedikit (kelangkaan kapital) akan mendapatkan return (pengembalian) yang lebih besar dari negara yang memiliki kapital yang melimpah. Artinya disini bahwa negara sedang berkembang dan negara miskin yang mengalami kelangkaan kapital akan memiliki memi peluang yang lebih besar untuk menjadi kaya dan setara dengan negara negara-negara negara yang telah maju sebelumnya (negara dengan kapital yang melimpah). Oleh karena itu model Solow Solow-Swan terus menganjurkan adanya injeksi investasibagi suatu negara untuk mencapai pertumbuhannya. Kalimantan Timur sebagai salah satu provinsi dengan sumber daya alam yang melimpah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang telah menjadi “target” bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Masalahnya ialah apakah aliran masuk investasi ((capital inflow)) yang cukup besar ini telah memberikan penjelasan yang diharapkan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur, teori Solow-Swan Swan pada beberapa kasus telah memberikan arah dan prediksi yang tepat mengenai hipotesis yang g pernah dikemukakannya. Terlepas dari itu semua satu alasan mengapa model Solow banyak diterapkan pada studi studi-studi studi pertumbuhan di banyak negara adalah karena model ini cukup sederhana serta mengizinkan adanya subtitusi antar faktor produksi kapital dan tenaga naga kerja. Sehingga dari hipotesis teoritis dan permasalahan dalam penelitian ini, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diduga bahwa investasi, tenaga kerja, dan kemajuan teknologi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Kalimantan Timur. 2. Diduga bahwa investasi (PMA dan PMDN) mempunyai pengaruh yang dominan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Kalimantan Timur. 3. Diduga kondisi PDRB di Kalimatan Timur berada dalam keadaan “Increasing Return to Scale”. 4
III. Metode Penelitian A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, adapun definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tenaga kerja (X1) yang dimaksud disini adalah jumlah (orang) tenaga kerja provinsi Kalimantan Timur yang terserap selama 24 tahun (1987-2010). 2. Investasi (X2) yang dimaksud disini adalah penjumlahan antara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan P Penanaman enanaman Modal Asing (PMA) pada seluruh sektor di provinsi Kalimantan Timur selama 24 tahun (1987-2010). 3. PDRB yang dimaksud disini adalah jumlah PDRB provinsi Kalimatan Timur berdasarkan atas dasar harga konstan selama 24 tahun (1988-2011). B. Populasi dan Sampel Sehubungan dengan judul yang telah dikemukakan dalam penelitian, maka data yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data mengenai PDRB provinsi Kalimantan Timur Tahun 1988 19 8-2011 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). 2. Data mengenai tenaga kerja provinsi Kalimatan Timur Tahun 19 1987 87-2010 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). 3. Data Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) provinsi Kalimatan Timur Tahun 19 1987-2010 2010 yang dipublikasikan dipub oleh Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Kalimantan Timur. C. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilaksanakan di provinsi Kalimatan Timur dengan mengumpulkan data datadata tenaga kerja dari tahun 1987 87-2010, data realisasi Investasi selama 1987-2010, 2010, serta data mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur dari tahun 1988-2011. 2011. Alasan pemilihan provinsi ini karena provinsi Kalimantan Timur yang dianggap mempunyai data dan informasi yang cukup dalam rangka menjawab rumusan ma masalah penelitian yang pada gilirannya dapat memperlancar kegiatan penelitian. D. Metode Pengumpulan Data Untuk keperluan penelitian ini sepenuhnya data berasal dari data sekunder, pengumpulan data sekunder dilakukan dengan metode pengumpulan dan pencatatan ssecara ecara langsung yang diambil dari berbagai sumber, dimana data diperoleh melalui buku buku-buku, buku, literatur-literatur, literatur laporan-laporan laporan ilmiah dan laporan resmi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun data berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) prov provinsi insi Kalimantan Timur, serta sumber data lainnya yang dapat menunjang penelitian ini. E. Analisis Data Dalam rangka pengujian hipotesis seperti yang telah dikemukakan pada bab II, serta untuk mencari hubungan fungsional terhadap variabel terkait, maka berdas berdasarkan arkan persamaan standar Solow-Swan, Swan, kita dapat menuliskan sebagai berikut: Y = f (A, L1-α , Kα) .......................................... (2) Dimana: Y = pertumbuhan ekonomi A = kemajuan teknologi K = modal L = tenaga Kerja 1-α = share variabel tenaga kerja 5
α = share variabel modal/kapital Kemudian untuk mempermudah perhitungan koefisien, maka persamaan di atas dapat dikuantifikasikan dengan menggunakan bantuan persamaan cob cob-douglas douglas sehingga kita dapat menuliskan ulang persamaan maan (2) menjadi: Y = AL1-αKα ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,...........,, (3) Y = A α(K) 1-α(L) α(L) ......................... (4) Jika A=b0, α=b1, dan 1-α=b2, α=b2, =b2, maka rumus diatas dapat diubah menjadi persamaan ekonometrika dengan menggunakan metode linear bergan berganda (multiple multiple linear regression regression) dan dengan mengambil logaritma natural dari persamaan asli Solow Solow-Swan Swan maka akan menghasilkan: Log Y = Log Y =
+ +
Log K + Log L ...................... Log X1 + Log X2 + ε...............
(5) (6)
Dimana: Y X1 X2 ε
= PDRB = kapital = tenaga kerja = error term
F.
Menetukan koefisiensi , , Untuk menentukan koefisien masing masing-masing masing variabel maka digunakan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square/OLS) /OLS) yang menghasilkan persamaan norma normall sebagai berikut :
(∑x )(∑x y)−(∑x y)(∑x x ) b= (∑x )(∑x ) −(∑x x )
(7)
(∑x ) (∑x y)−(∑x y)(∑x x ) (∑x )(∑x ) −(∑x x )
(8)
2 2
2
1
1
2 1
b2 =
2 1
−
2 2
2
2 1
−
1 2
2
1 2
1
2 2
1 2
2
1 2
−
b 0 = Y − b1 X 1 − b2 X 2
(9)
G. Menentukan Uji Simultan (Uji F) Untuk menguji koefisien regresi secara keseluruhan maka akan digunakan uji F atau yang dikenal pula dengan uji simultan/uji serempak. uji ini digunakan dengan pengujian hipotesis uji F pada tingkat kepercayaan 95%. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, uji F dapat kita tuliskan sebagai berikut: F
= (1 -
/ (k – 1) )(n – k)
(10)
Dimana : k = jumlah variabel independen n = jumlah tahun = koefisien determinasi 6
Adapun hipotesis yang digunakan pada uji F adalah H0 : b = 0, Ha : b ≠ 0. Jika: Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima Hipotesis H0 : b = 0, artinya variabel bebas secara bersama bersama-sama sama tidak mempengaruhi variabel tak bebas dan hipotesis penelitian. Sedangkan Ha : b ≠ 0 artinya variabel bebas secara bersama-sama sama mempengaruhi variabek tak bebas. H. Menentukan Koefisien Korelasi (R), Koefisien Determinasi ( ) dan Koefisien Determinasi yang Disesuaikan ) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi akan menjelaskan an seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel lain dalam persamaan. Jika nilai (R square) mendekati 1, maka dapat diartikan secara bersama bersama-sama sama variabel independen berpengaruh kuat terhadap variabel dependen dan apabila mendekati angka nol, maka secara bersama bersamasama variabel independen berpengaruh tidak nyata terhadap variabel dependen. Ja Jadi, semakin besar nilai , maka semakin besar pengaruh antara X1 dan X2 terhadap Y. Berdasarkan Sumodiningrat (2007), koefisien determinasi dinyatakan dengan rumus: (11) =
Persamaan (11) di atas jika dituliskan secara sederhana maka akan berbentuk: =
=
(12)
merupakan sebuah fungsi yang tidak dapat menurun (non Perlu diketahui bahwa decreasing) dari jumlah variabel bebas yang terdapat dalam regresi. Artinya dengan bertambahnya variabel bebas maka nilai selalu meningkat/naik dan tidak pernah menurun. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, ersebut, disesuaikan dengan memasukkan derajat bebas agar kekakuan (ilusi) yang ditimbulkan dapat dihilangkan. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus: (13)
=1I. Menentukan Uji t
Setelah menguji variabel secara keseluruhan, untuk melakukan pengujian masing-masing masing variabel, maka kita dapat uji t dengan rumus: a. Untuk uji t (X1) / β1 Sb1 Dimana : Sb1 = =( th1 =
(14)
/(
)(
)–(
)
=
n-k 7
- b1
=
Y – b2
Y
Rumusan hipotesis H0 : = 0, berarti variabel X1 tidak mempengaruhi variabel Y. Dan jika H0 : 0, berarti variabel X1 mempengaruhi variabel Y. b. Untuk uji t (X2) th2 = - β2 Sb2 (15) Dimana : Sb2 = =
(
)(
)–(
)
Y – b2
Y
= n–k =
- b1
Rumusan hipotesisnya adalah jika H0 : = 0, maka berarti variabel X2 tidak mempengaruhi variabel Y. Dan jika H0 : 0, berarti variabel X2 mempengaruhi variabel Y. IV. Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur Letak Geografi Wilayah Kalimantan Timur dengan luas mencapai 20.865.774 Ha atau satu setengah kali pulau Jawa dan Madura, sebagian besar merupakan daratan yakni 19.844.117 Ha. (95,1%), sedangkan lautan (4-12 (4 12 Mil) hanya 1.021.657 Ha. (4,9%). Daerah ini mempunyai beberapa aliran sungai dan delta yang tersebar di hampir semua kabupaten dan kota dengan sungai terpanjang Sungai Mahakam. Demografi Jumlah penduduk Kalimantan Timur di tahun 2003 tercatat 2.704.851 jiwa, hingga pada tahun 2010 jumlah penduduk mencapai 3.553.143 jiwa. Dengan demikian dalam kurun waktu tersebut jumlah penduduk Kalimantan Timur meningkat sebesar 848.292 jiwa, dengan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya rata-rata rata rata 3,82 persen. Adapun komposisi penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2010 terdiri da dari ri penduduk laki-laki laki 1.871.690 jiwa (52,68 persen) dan penduduk perempuan 1.681.453 jiwa (47,32 persen). Karakteristik Iklim Provinsi Kalimantan Timur termasuk iklim Tropika Humida dengan curah hujan berkisar antara 1500-4500 4500 mm per tahun. Temperatur uudara minimum rata-rata rata 21°C dan maksimum 34°C dengan perbedaan temperatur siang dan malam antara 5° 5°7°C.Temperatur minimum umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai Januari, sedangkan temperatur maksimum terjadi antara bulan Juli sampai dengan Agustus. Berdasarkan dasarkan gambaran umum provinsi Kalimantan Timur di atas, kemudian adapun perkembangan masing-masing masing variabel yang diteliti dalam skripsi ini dapat dilihat pada sub bab di bawah.
8
B. Gambaran Umum Variabel Penelitian 1. Perkembangan PDRB provinsi Kalimantan Timur Perkembangan PDRB provinsi Kalimantan Timur selama periode 1987 1987-2011 menunjukkan tren yang positif dimana laju pertumbuhan rata rata-rata rata selama periode 1987-2011 1987 adalah sebesar 0,57% per tahun. Secara rata rata-rata rata jika dilihat dari data BPS, PDRB provinsi Kalimantan tan Timur selama periode 1987 1987-2011 (25 tahun) mencapai angka 42.470.548 juta rupiah. Kemudian berdasarkan data PDRB harga konstan, PDRB provinsi Kalimantan Timur pada tahun 1987 tercatat sebesar 5.314.936 juta rupiah, dan kemudian mencapai 115.240.000 juta rupiah pada tahun 2011. Artinya jika kita lihat lebih jauh dari angka yang tersaji di atas, maka perkembangan PDRB Kalimantan Timur selama 25 tahun telah naik menjadi 26 kali lipat dari tahun dasar penelitian. Berdasarkan rata rata-rata rata pertumbuhan PDRB provinsi provin Kalimantan Timur selama 25 tahun juga ditemukan kesimpulan bahwa rata-rata rata rata pertumbuhan output (PDRB) tertinggi berada pada tahun 1990an dimana mencapai anga 1,07%. Berikut data perkembangan PDRB provinsi Kalimantan Timur selama periode 1987 1987-2011: 2011: Tabel 4.1. Perkembangan PDRB provinsi Kalimantan Timur Tahun 19871987 2011 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Tahun
PDRB (Juta Rp.)
1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Pertumbuhan
5.314.936 5.309.166 5.444.642 5.811.982 6.186.611 6.613.558 15.708.418 17.445.037 1.827.658 19.792.193 20.672.725 20.514.623 21.481.648 21.889.882 23.513.548 24.622.494 25.211.691 91.050.000 93.938.000 96.613.000 98.386.000 103.102.000 105.494.000 110.579.888 115.240.000 0,57%
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur Pada tahun 1990 produk domestik regional bruto (PDRB) nonmigas Propinsi Kalimantan Timur atas dasar harga konstan tahun 1983 adalah sebesar Rp 2,3 triliun. Jika dilihat dari sumbangan sektoral terhadap pembentukan PDRB nonmigas, sektor perdagangan, 9
hotel dan an restoran memberikan sumbangan tertinggi (29,3 persen), diikuti oleh sektor pertanian (22,6 persen), sektor industri pengolahan (21,2 persen), serta sektor pengangkutan dan komunikasi (8,1 persen). Selanjutnya apabila dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan tahun 1983 pada tahun 1990 sebesar Rp5,8 triliun, terlihat bahwa peranan dan sumbangan sektor minyak dan gas bumi (migas) terhadap pembentukan PDRB Propinsi Kalimantan Timur sangat berarti. Propinsi ini mengekspor komoditas migas dalam bentuk minyak mentah dan gas alam cair, yang memberikan sumbangan terbesar dalam nilai total ekspor daerah dan memberi sumbangan yang berarti bagi perekonomian nasional. Sedangkan berdasarkan harga konstan 2000, PDRB Kaltim terakhir dengan migas pada triwulan III 2012 sebesar Rp29,8 triliun, atau lebih rendah ketimbang triwulan II 2012 yang sebesar Rp30 triliun. Sedangkan PDRB konstan tanpa migas senile Rp21,1 triliun. Sedangkan untuk sektor yang berkontribusi paling besar adalah sektor pertambangan dan penggalian yang memberikan andil cukup besar yakni mencapai Rp48,910 triliun. 2. Perkembangan Investasi Provinsi Kalimantan Timur Untuk investasi, provinsi Kalimantan Timur dalam 24 tahun terakhir mengalami perkembangan yang konstan pada sisi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan fluktuatif pada sisi Penanaman Modal Asing (PMA).Terhitung Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terbesar berada pada tahun 2006 yakni sebesar 53796300 juta rupiah, sedangkan puncak Penanaman Modal Asing (PMA) terjadi pada tahun 2002 yakni sebesar 21928000 juta rupiah. Sedangkan jika kita lihat, untuk rata rata-rata rata pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) periode 1987-2011 2011 adalah sebesar 5,44%, dimana pertumbuhan PMDN terbesar terjadi pada tahun 2010 yang mencapai 94,88%. Sedangkan untuk rata-rata rata pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA) pada periode yang sama adalah sebesar 5,48%, dimana angka tertinggi per pertumbuhan tumbuhan terjadi pada tahun 1992 yang mencapai 72%. Jika kita lihat dari data perkembangan investasi selama periode 1987 1987-2011, 2011, terlihat bahwa di Kalimantan Timur PMDN memainkan peran yang cukup besar dalam penyediaan dana untuk pembangunan ekonomi. Terhitung Terhitung perbandingan antara jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) selama periode 1987-2011 1987 adalah sebesar 1,25:1. Hal ini terjadi karena selama periode tersebut di atas, aliran PMA terlihat lebih fluktuatif dan tidak menentu menentu dibandingkan dengan pergerakan aliran PMDN yang terbilang lumayan konstan antar waktu. Berikut perkembangan jumlah aliran modal yang masuk ke provinsi Kalimantan Timur selama 1987 1987-2011: Tabel 4.2. Jumlah Modal Provinsi Kalimantan Timur Tahun 1987 1987-2011 No.
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8
1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994
PMDN (Juta Rp.) 528.688 515.293 308.314 3.313.886 1.232.482 2.216.153 1.989.265 2.017.136 10
PMA (Juta Rp.) 34650 309.712 1.054.248 1.063.609 7968 588.583 40733 206.250
Jumlah Modal (juta Rp) 1.388.343.312 343.312 2.187.567.687 567.687 5.7400.57.875 57.875 5.617.945.5 945.5 4.045.186.466 186.466 4.834.735.016 735.016 4.253.384.55 384.55
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Total
2.044.726 2.953.875 7.221.987.336 987.336 2.975.526 5.170.495 13.144.622.52 622.52 4.236.531 2.691.466 15.074.018.69 018.69 1.815.700 3.977.000 12.720.697.5 697.5 1.165.000 442.000 7.399..700 1.013.300 559.000 3.179..300 3.414.100 1.986.000 6.972..400 1.909.800 21.928.000 29.23.7900 7900 2.135.800 9.793.000 35.766..600 1.913.100 962.000 14.803..900 2.035.800 5.614.000 10.524..900 53.796.300 6.923.000 68.369..100 440.000 1.520.000 62.679..300 298.700 126.000 2.384..700 82200 799.000 1.305..900 78.813.00 10.922.000 1.9684..500 16.210.000 12.220.000 47.233..300 115.489.100 91.892.589 207.381..689 Rata-rata 4.619.564 3.675.703.56 1.595.2437.62 2437.62 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur
3 . Kondisi Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Timur Kondisi ketenagakerjaan provinsi Kalimantan Timur dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup stabil. Pada tahun 2011, jumlah tenaga kerja yang berumur lebih dari 15 tahun dengan status bekerja adalah sebanyak 1.591 ribu orang. Pertumbuhan rata rata-rata tenaga kerja di provinsi nsi Kalimantan Timur selama periode 1987-2011 1987 2011 adalah sebesar 0,04%. Berikut gambaran perkembangan tenaga kerja di provinsi Kalimantan Timur selama periode 1987-2011: Tabel 4.3. Jumlah Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Timur Tahun 1987-2011 1987 2011 No.
Tahun
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998
645 629 685 711 748 797 854 879 913 968 1013 1073 11
13 14 15 16 17 18 19
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
20 21 22 23 24 25
2006 2007 2008 2009 2010 2011
1039 1030 1041 1014 1115 1041 1078 1146 1091 1259 1302 1481 1591
Rata-rata
1005.72
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan data BPS 2011, penyerapan tenaga kerja terbesar berada pada sektor pertanian. Penyerapan tenaga kerja per Agustus 2011 pada sektor ini adalah sebesar 28,55%, kemudian disusul oleh sektor jasa sebesar 19,35%. Sedangkan sektor yang paling kecil ddalam hal penyerapan tenaga kerja di provinsi Kalimantan Timur adalah sektor listrik, gas, dan air sebesar 0,44% serta sektor keuangan sekitar 3,03%. Sedangkan masih menurut data BPS per Agustus 2011, status pekerjaan, penduduk yang bekerja di provinsi Kali Kalimantan mantan Timur terbanyak memiliki status pekerjaan sebagai karyawan/buruh. Banyaknya tenaga kerja Kalimantan Timur yang memiliki status pekerjaan tersebut di atas adalah sebesar 49,78% dari total pekerja. 4. Analisis dan Hasil Pembahasan Pada bab III telah dijelaskan bahwa alat analisis yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb Douglas dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS). Untuk memperoleh hasil maka kita dapat mengestimasi persamaan standar Solow-Swan Solow Swan dengan dua kemungkinan kondisi, disi, yakni dengan restriksi dan tanpa restriksi. Persamaan tanpa restriksi artinya kita mengestimasi persamaan Solow Solow-Swan Swan tanpa adanya kendala skala pengembalian yang bersifat CRTS (Constant Constant Return to Scale Scale). ). Sedangkan dengan restriksi artinya kita mengestimasi timasi persamaan dengan kendala CRTS. Seperti dituliskan sebelumnya persamaan yang akan kita estimasi adalah sebagai berikut: Q = AL1-αKα Dimana : Q = PDRB
(16)
L
= Tenaga Kerja
K
= Kapital
A
= Konstanta atau koefisien teknologi
1-α = share variabel tenaga kerja 12
α
= share variabel modal/kapital
Untuk dapat menghitung koefisien ((α), dan (1-α) yaitu dengan mengubah persamaan fungsi produksi Cobb Douglass menjadi persamaan regresi linear berganda dengan melogaritmakan semua variabel yaitu: Log Q =
+
Log K +
Log L
(17)
Bila : Log Q = Y Log K = X1 Log L = X2 = konstanta =α = 1-α Tabel 4.4.
No.
Hasil Logaritma PDRB (Q), Modal (K), dan Tenaga Kerja (L)
Tahun
1 1988 2 1989 3 1990 4 1991 5 1992 6 1993 7 1994 8 1995 9 1996 10 1997 11 1998 12 1999 13 2000 14 2001 15 2002 16 2003 17 2004 18 2005 19 2006 20 2007 21 2008 22 2009 23 2010 24 2011 Sumber : Diolah dari tabel 4.1, 4.2, 4.3.
Log Q
Log K
Log L
6.7251 6.7359 6.7643 6.7914 6.8204 7.1961 7.2416 7.2618 7.2964 7.3153 7.3121 7.3321 7.3402 7.3713 7.3913 7.4016 7.9592 7.9728 7.9851 7.9929 8.0132 8.0232 8.0436 8.0616
6.1424 6.3399 6.7589 6.7495 6.6069 6.6843 6.6287 6.8586 7.1187 7.1782 7.1045 6.8692 6.5023 6.8433 7.4659 7.5534 7.1703 7.0222 7.8348 7.7971 6.3774 6.1159 7.2941 7.6742
6.105 6.119 6.145 6.164 6.189 6.218 6.239 6.253 6.274 6.297 6.319 6.324 6.315 6.316 6.313 6.328 6.333 6.326 6.347 6.349 6.371 6.408 6.444 6.487
13
Estimasi menggunakan bantuan SPSS versi 15.0 (Statistic Statistic Program for Social Science) Science guna memenuhi metodologi penelitian seperti yang dijabarkan dalam bab III. Adapun berturut-turut turut tahapan analisis diuraikan sebagai berikut: 5. Koefisiensi , , , , merupakan koefisien persamaan Solow yang harus dicari untuk menentukan signifikansi dari masing-masing masing faktor input, kemudian melalui koefisien ini pula dapat diketahui share (pengembalian) dari setiap faktor input. Dengan mengestimasi persamaan (16) dengan bantuan SPSS diperoleh persamaan regresi tanpa restriksi (kendala) sebagai berikut1: Y = -19,918 + 0,01X1 + 44,336X2* + ε (18) Ket: * Signifikan pada 1%. Karena Y = Log Q X1 = Log K X2 = Log L Maka persamaan menjadi: Log Q = -19,918 + 0,01 Log K + 4,336 Log L Jika diantilogkan menjadi: Q = 8,27E-20K0,01 L4,336 Dari persamaan hasil olahan SPSS diatas, diperoleh hasil bahwa dari dua variabel ((X1 dan X2) yang diamati pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi disimpulkan bahwa kedua variabel independen yakni investasi dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur Timur. Namun dari kedua variabel di atas, hanya variabel tenaga kerja saja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur, ur, dimana pengaruh ini signifikan pada level 1%. Berdasarkan Berdasarkan hasil pengolahan kita juga dapat menyimpulkan bahwa jika terdapat kenaikan 1% investasi maka akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,01%. Dan setiap kenaikan 1% tenaga kerja maka akan menghasilkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,425% 4,425%. Sedangkan untuk kamajuan teknologi, walaupun signifikan pada level 1%, namun hubungan antara kemajuan teknologi dan pertumbuhan disimpulkan masih harus diinvestigasi lebih jauh. 6. Koefisien Korelasi lasi Berganda dan Koefisien Determinasi Korelasi berganda merupakan alat untuk mengukur hubungan atau tingkat asosiasi antara variabel-variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y) secara simultan. Berikut koefisien korelasi dan koefisien determina determinasi dari hasil pengolahan: Tabel 4.5 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary(b) Mode Adjusted Std. Error of l R R Square R Square the Estimate 1 .907(a) .823 .806 .206479110 a Predictors: (Constant), TK, Kapital b Dependent Variable: PDRB 3
Tabel terlampir
14
Berdasarkan hasil output SPSS dapat dilihat pada tabel Sumarry diperoleh koefisien korelasi (R) sebesar 0,907 artinya bahwa korelasi atau hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan dua variabel independennya dalam hal ini tenaga kerja da dann modal memiliki hubungan yang erat dan positif dalam mendorong perekonomian yakni sebesar 90,7%. Sedangkan koefisien determinasi adjusted R square (R2) sebesar 0,806 menjelaskan bahwa variabel independen dalam hal modal dan tenaga kerja dapat menjelaskan besarnya pembentukan Produk Domestik Regional Bruto sebesar 80,6%, sedangkan sisanya 19,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar model seperti insti institusi, tusi, kondisi sosial budaya, pendidikan, dll. 7. Uji F Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel variabel variabel independen dalam hal ini modal dan tenaga kerja terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau bersama-sama. Adapun hasil asil uji F yang diperoleh dalam penelitian skripsi ini adalah: Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji F ANOVA(b)
Sum of Squares Regression 4.1 4.160 Residual .89 .895 Total 5.055 a Predictors: (Constant), TK, Kapital b Dependent Variable: PDRB Model 1
df 2 21 23
Mean Square 2.080 .043
F 48.786
Sig. .000(a)
Dalam tabel 4.6 diperoleh nilai Fhitung sebesar 48,786 dan nilai signifikansinya 0,000 lebih kecil dari nilai alphanya = 5 % (0,05), maka dapat disimpulkan berdasarkan nilai Ftabel yaitu F {( α : (k) : (n-k-1)} 1)} = {0,05 : 3 : (24 (24-3-1)} = { 0,05 : (3) : (20), Ft = 3,1 dan Fhitung = 48,786, maka Fhitung > Ft = 48,786 > 3,1, disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima H1, artinya tenaga kerja dan modal secara bersama bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan ifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Kemudian untuk menguji masing masing-masing masing koefisien b1 dan koefisien b2 terhadap Y dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan α = 0,05 maka dapat dilakukan uji t. 8. Uji t Uji t ialah uji yang biasanya digunakan un untuk tuk menguji hipotesis tentang koefisienkoefisien koefisien slope dari regresi secara individual. Uji t mudah digunakan karena menjelaskan perbedaan unit pengukuran variabel variabel-variabel variabel dari deviasi standar dari koefisien koefisien-koefisien yang diestimasi, uji t tepat dilakuk dilakukan jika nilai-nilai nilai residualnya terdistribusi secara normal.
15
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji t Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model 1
(Constant) Kapital TK
B -19.918 .010 4.336
Standardized Coefficients
Std. Error 2.937 .102 .514
Beta
t
Tolerance -6.782 -.011 .102 .902 8.431
Sig.
Collinearity Statistics
VIF .000 .920 920 .000
Tolerance
Std. Error
.738 .738
1.356 1.356
a Dependent Variable: PDRB Berdasarkan tabel uji perhitungan t diperoleh hasil untuk pengujian th1 sebagai berikut: b − β1 th1 = 1 Sb1 th1 = 0,102 tt1 = 1,721 Dari perhitungan diatas diperoleh th1 0,102 < tt1 = 1,721. Karena rumusan hipotesisnya sebagai berikut : Ho : β1 = 0, berarti variabel modal (X1) tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Y). Ho : β1 ≠ 0, berarti variabel modal (X1) ada pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Y). Maka , Ho ditolak jika th > tt dan Ho diterima jika th ≤ tt. Berdasarkan rumusan hipótesis diatas, karena th1 < tt1 maka Ho diterima dan menolak H1, artinya variabel modal (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Kalimantan Timur (Y). Kemudian untuk pengujian th2 sebagai berikut:
th2 =
b2 − β 2 Sb2
th2 = 8,431 tt2 = 1,721 Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: Ho : β2 = 0, berarti variabel tenaga kerja (X2) tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Y). Ho : β2 ≠ 0, berarti variabel tenaga kerja (X2) ada pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Y). Maka, Ho ditolak jika th > tt dan Ho diterima jika th ≤ tti. Karena th2 > tt2 maka Ho ditolak dan menerima H1, artinya variabel tenaga kerja (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomii Kalimantan Timur (Y).
16
9. Pembahasan Sebagaimana hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur sedikit banyak dapat dianalisis dengan menggunakan model Solow-Swan. Solow Hasil juga memperlihatkan kepada kita bahwa selama periode 198 1987-2011 1 di provinsi Kalimantan Timur ternyata investasi walaupun memiliki hubungan yang postif namun investasi tidak memerankan fungsinya dengan baik seperti apa yang pernah dihipotesiskan oleh Solow. perekonomian Kalimantan Timur lebih banyak dijelaskan oleh peran faktor tenaga kerja selama periode tersebut. Kurang baiknya peran kapital pada satu sisi dan besarnya kontribusi variabel tenaga kerja pada sisi lainnya dapat digambarkan pada tingkat signifikasi masing-masing masing variabel terhadap variabel terikat (dalam hal ini pertumbuhan ekonomi). Kemudian besarnya pengaruh variabel independen dalam hal ini yaitu investasi (X1) dan tenaga kerja (X2) terhadap variabel dependen juga terlihat pada nilai ko koefisien 2 determinasi (adjusted R ) sebesar 0,806. Angka ini menunjukkan bahwa 80,6 % variasi pembentukan PDRB di Provinsi Kalimantan Timur dapat dijelaskan oleh sumbangan variasi variabel tenaga kerja dan modal secara bersama bersama-sama. Sedangkan besarnya koe koefisien korelasi (R) sebesar 0,907 menggambarkan keeratan hubungan antara variabel dependen, yakni pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dan variabel independen yaitu modal dan tenaga kerja. Kemudian dari uji F (Fisher) dapat disimpulkan bahwa modal dan te tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut Jhingan (2000) bahwa tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah untuk membangun peralatan modal dalam skala yang cukup untuk meningkatkan produktivitas. Hal ini dapat tterjadi jika laju pembentukan modal di dalam negeri cukup cepat, yaitu jika bagian dari pendapatan atau output dari masyarakat yang ada hanya sedikit saja dipergunakan untuk konsumsi dan sisanya ditabung dan diinvestasikan dalam peralatan modal. Investasii dalam modal fisik tidak saja meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja. Pembentukan investasi menghasilkan kemajuan teknik yang menunjang tercapainya ekonomi produksi skala luas dan meningkatkan spesialisasi. Jadi pembentukan investasi juga menguntungkan enguntungkan bagi tenaga kerja. Dari uji parsial variabel tenaga kerja erja diperoleh hasil bahwa variabel tenaga kerja erja berpengaruh signifikan terhadap variasi pembentukan PDRB dengan nilai sebesar 8,431,, kemudian hal ini dapat digambarkan lebih jauh dari nilai koefisien regresi tenaga kerja sebesar 4,33 berarti setiap ada kenaikan sebesar 1% dari tenaga kerja akan menyebabkan peningkatan PDRB Kalimantan Timur sebesar 4, 4,33% 3% dengan asumsi faktorfaktor faktor lain tetap (konstan). Artinya nilai diatas menggambarkan bah bahwa wa kenaikan tenaga kerja di berbagai sektor di Kalimantan Timur akan memberikan sumbangan besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Untuk nilai elastisitasnya variabel ini saja sudah cukup mengantarkan pada kondisi increasing return to scale. Bandingkan jika kita melihat besaran nilai yang disumbangkan oleh variabel investasi yang tercermin dari uji parsial variabel yang bersangkutan dimana hasil analisis menunjuk menunjukkan an bahwa variabel modal memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,01 yang berarti setiap ada kenaikan 1% dari investasi/modal maka akan menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur sebesar 0,01% dengan asumsi faktor lain tetap (konstan). (konstan). Hal ini sekaligus membantah hipotesis Solow bahwa modal mempunyai pengaruh terhadap perekonomian Kalimantan Timur. Adanya fenomena ini dapat disebabkan oleh fluktuasi investasi yang tidak menentu seiring waktu. Berdasarkan data yang diperoleh pada pada Badan Pusat Statistik Daerah Kalimantan Timur, besarnya penyerapan Investasi di Provinsi Kalimantan Timur baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) cenderung terlihat lebih stabil perkembangannya selepas tahun 1989, fflukstuasi lukstuasi dari kedua jenis investasi 17
ini tidak banyak mengalami perubahan sampai dengan krisis moneter pada tahun 1998. Walaupun mengalami penurunan pada dua sampai tiga tahun berikutnya, namun adanya pemulihan kondisi perekonomian nasional telah memacu me meningkatnya ningkatnya aliran masuk investasi luar negeri (PMA) ke Kalimantan Timur selepas tahun 2001. Sayangnya capital inflow ini lebih terlihat seperti “roller “ coaster” pada periode-periode periode selanjutnya, sedangkan investasi dalam negeri cenderung stabil sampai dengan dengan tahun 2005 dan kembali berfluktuasi sampai dengan tahun 2011. Angka-angka Angka angka investasi tinggi diperoleh pada tahun 2002 untuk PMA dan tahun 2006 untuk PMDN. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terus berkembang selepas tahun 2000 sampai titik ttertingginya ertingginya pada tahun 2006 yang tercatat 53796300 juta rupiah. Gambar 4.1 merupakan kondisi fluktuasi aliran modal baik PMDN maupun PMA selama periode 1987 sampai dengan 2011. Kemudian fluktuatifnya PMDN dan PMA di Provinsi Kalimantan Timur ini juga tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi Kalimantan Timur, antara lain : 1. Kondisi investasi Indonesia Kondisi investasi sangat menentukan bagi Investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dimana na kondisi investasi yang kondusif akan mendorong para investor untuk menanamkan investasinya investasinyanya pada daerah-daerah daerah yang mampu menghasilkan return yang tinggi. Keadaan ekonomi yang turun naik menyebabkan investor lebih berhati-hati hati untuk berusaha di Indon Indonesia, esia, terlebih setelah krisis tahun 1998 dimana Indonesia dimasukan dalam kategori negara yang high risk dalam berinvestasi. Terlihat setelah adanya krisis tahun 1998, investasi asing di Kalimantan Timur turun drastis dibanding tahun tahun-tahun sebelumnya, padahal ahal empat sampai lima tahun sebelumnya kondisi investasi di Kalimantan Timur mulai menunjukan peningkatan yang cukup menggembirakan. Baru pada awal tahun 2000an investasi mulai merangkak naik hingga mencapai level tertingginya. 2. Regulasi pemerintah Regulasi atau kebijakan pemerintah dalam berinvestasi merupakan hal yang menentukan dalam perkembangan investasi di Kalimantan Timur. Berbelit Berbelit-belitnya prosedur dan banyaknya “meja” yang harus dilalui menjadi alasan mengapa para investor asing kurang antu antusias sias untuk berinvestasi di Indonesia. Seperti diketahui sektor-sektor sektor potensial di Kalimantan Timur seperti pertambangan saat sekarang ini dan sektor kehutanan pada tahun 1990an merupakan sektor sektor-sektor sektor yang paling banyak diminati dan di “explore explore” oleh investor-investor investor asing dari Korea, Jepang, dan kawasan Asia lainnya. Prosedur yang memakan waktu dan high cost akan menyebabkan perkembangan investasi nvestasi dalam pembentukan PDRB Kalimantan Timur berjalan lambat tidak sesuai dengan perkembangan tenaga kerja yang tersedia. 60100000 50100000 40100000 30100000 20100000
PMDN (juta Rp) PMA (juta Rp)
1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011
10100000 100000
18
Gambar 4.1 Gambaran Capital Inflow Kalimantan Timur 198 1987-2011
3. Kondisi sosial masyarakat Kondisi sosial masyarakat disini secara tidak langsung juga turut menentukan perkembangan Investasi di Indonesia. Dengan kondisi masyarakat yang kurang kondusif dan tidak ada jaminan keamanan dalam berusaha maka akan menurunkan minat pihak luar untuk mena menanamkan investasinya di Kalimantan Timur. Kemudian jika dilihat dari sisi ketenagakejaan, signifikansi yang cukup besar dari variabel tenaga kerja dapat diakibatkan oleh karakteristik sektor padat modal seperti sektor industri yang sebagai sektor modern memiliki miliki kecenderungan melibatkan investasi yang besar dengan menyerap jumlah tenaga kerja yang berkualitas. Banyaknya tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan (skill)) yang baik mengakibatkan produktivitas mereka meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan gkatkan produk barang dan jasa yang dihasilkan. Tidak hanya itu, sumbangan signifikansi yang besar dari variabel tenaga kerja tidak semata-mata mata dipengaruhi oleh tenaga kerja yang terampil dan punya skill tinggi tetapi juga turut dipengaruhi oleh banyaknya tenaga kerja siap pakai yang tak terdidik dan tak terlatih sebagai akibat arus migrasi dari daerah lain dalam mencari lapangan pekerjaan yang baru di provinsi Kalimantan Timur. Tenaga kerja seperti ini biasanya ditempatkan pada posisi posisi-posisi posisi dalam perusahaan perusaha yang tidak memerlukan skill dalam pengoperasian alat alat-alat alat produksi seperti buruh-buruh buruh pabrik atau pekerja lapangan. Kemudian jika kita melihat koefisien teknologi yang bernilai negatif dalam persamaan Solow. Maka dapat disimpulkan bahwa total factor productivity (TFP) atau kemajuan teknologi yang bernilai negatif ini menggambarkan kondisi perekonomian Kalimantan Timur selama ini tidak banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi seperti apa yang dikemukakan oleh Solow. Hal ini dapat dimaklumi karena dengan denga minimnya pertumbuhan investasi/modal investasi seperti dijelaskan datas, maka berimplikasi pada adanya hambatan proses kemajuan teknologi yang dipercaya oleh ekonom banyak pula berasal dari modal modal-modal fisik (physical physical capital) capital seperti mesin-mesin, mesin, alat, dll. Selan Selanjutnya dari hasil skala produksi (return to o scale) yang merupakan proporsi nilai besarnya output terhadap perubahan input secara proposional diketahui sebesar 4,34 dimana lebih besar dari satu (β1 + β2 = 0,01 + 4,333 = 4, 4,34 > 1), yang mana angka ini mengartikan bahwa kondisi perekonomian provinsi Kalimantan Timur berada dalam kondisi “increasing to scale” cale”,, sehingga kegiatan produksi yang dilakukan pada sektorsektor sektor produksi di Kalimantan Timur masih dapat ditingkatkan karena mas masih ih menguntungkan. V. Penutup 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yag telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan antara lain : 1. Tenaga Kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dimana setiap terdapat kenaikan 1% tenaga kerja (L) maka akan menghasilkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 4, 4,33% 3%. Kemudian walaupun investasi mem memiliki iliki hubungan yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur, namun hubungan ini tidak signifikan baik pada level 1%, 5%, maupun 10%. Jika ika terdapat kenaikan 1% investasi maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,01% dengan asumsi faktor ktor lain bersifat konstan.
19
2. Dari variabel input yang ada, tenaga kerja merupakan variabel yang lebih dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan Kalimantan Timur. 3. Keadaan produksi barang dan jasa di Kota Samarinda berada dalam kondisi ”increasing return to scale cale” (β1 + β2 = 0,01 + 4,33 = 4,34 > 1).
2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisis maka penulis mengemukakan saran saran-saran sebagai berikut : 1. Berkaitan dengan masih rendahnya penyerapan investasi di Kalimantan Timur, hendaknya pemerintah provinsi Kalimantan Timur dapat menerapkan kebijakan yang mampu merangsang aliran masuk investasi sehingga pertumbuhan ekonomi tidak hanya bertumpu pada ketersediaan tenaga kerja saja. M Mempermudah empermudah hal-hal hal yang berkaitan dengan perizinan dan prosedur penanaman investasi bagi para calon investor baru merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menarik aliran modal ke Kalimantan Timur. Selain dapat mengakibatkan akumulasi kapital, aadanya danya investasi juga mampu menghasikan transfer teknologi yang selama ini dirasa kurang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. 2. Menyangkut dengan ketenagakerjaan, ppemerintah provinsi Kalimantan Timur dapat membuat peraturan maupun kebijakan kebijakan yang menyangkut tentang pengelolaan sumberdaya manusia secara maksimal dan berkelanjutan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja sehingga memungkinkan terlaksananya efek rembesan seperti teknologi, pengetahuan, dll. 3. Selain hall diatas, disarankan untuk penelitian lebih lanjut mengenai faktor faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan pprovinsi Kalimantan alimantan Timur dengan memasukan variabel-variabel variabel baru yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap penelitian yang bersangkutan. Kemudian disarankan pula untuk dapat mengembangkan penelitian lanjutan dengan metode yang lain seperti cross section dan data panel.
20
Daftar Pustaka Agus, Sugiyono. 2001. Model Pertumbuhan Neoklasik: Penerapannya untuk Pertumbuhan Regional di Indonesia. http://sugiyono.webs.com/paper/p0104.pdf, http://sugiyono.webs.com/paper/p0104.pdf, diakses tanggal 4 September 2012. Alfaro, Laura. 2003. Foreign Direct Investment and Growth: Does the Sector Matter?. http://www.people.hbs.edu/lalfaro/fdisectorial.pdf, diakses tanggal 28 Agustus 2012. http://www.people.hbs.edu/lalfaro/fdisectorial.pdf, Baier, Scott L., Gerald P. Dwyer Jr., and Robert Tamura. 2002. How Important Are Capital and Total Factor Productivity for Economic Growth?, Working Paper, Federal Reserve Bank of Atlanta. Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Borenztein, E., J. De Gregorio, and JJ-W. Lee. 1997. How w Does Foreign Direct Investment Effect Economic Growth?, Journal of International Economics 45 (1998): 115-135. 115 Datrini, Luh Kade. 2009. Dampak Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provin Provinsi Bali, http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/16309328337.pdf, diakses tanggal 4 September http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/16309328337.pdf, 2012. Domarchi, Felipe, and Daniel Nkengapa. 2007. FDI and Economic Growth. http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=FDI+and+economic+growth&btnG=, http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=FDI+and+economic+growth&btnG diakses tanggal 25 Agustus 2012. Herrick, Bruce, dan Charles P. Kindleberger. 1990. Ekonomi Pembangunan, Edi Edisi Keempat. Komaruddin dkk. (terjemahan). Bumi Aksara. Jakarta. Irawan, dan M. Suparmoko. 2002. Ekonomika Pembangunan, Edisi Keenam. BPFE . Yogyakarta. Kuniati, Yati, Donni F. Anugrah, dan Tevy Chawwa. 2008. Peran Investasi Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekon Ekonomi, Working Paper, Bank Indonesia. Nilsson, Johanna. 2008. FDI and Economic Growth: Can we expect FDI to have a positive impact on the economic growth in Sub Sub-Saharan Saharan Africa?. http://scholar.google.co.id/scholar?start=0&q=FDI+and+economic+growth&hl=id&as _sdt=0,, diakses tanggal 2 September 2012. Prasetyo, P. Eko. 2008. The Quality of Growth: Peran Teknologi dan Investasi Human Capital Sebagai Pemacu Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas, JEJAK 1 (1) September: 1-14. 1 Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Cetakan Kedua. Kencana. Jakarta. Sumodiningrat, Gunawan. 2007. Ekonometrika Pengantar, Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. Sunyoto, to, Danang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Cetakan Pertama. CAPS. Yogyakarta.
21
2012. Dasar-Dasar Dasar Statistika Untuk Ekonomi, Cetakan Pertama. CAPS. Yogyakarta. Syamsiah, Siti. 2007. Analisis Kualitas Tenaga Kerja dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karanganyar. http://etd.eprints.ums.ac.id/659/1/A210020080.pdf, http://etd.eprints.ums.ac.id/659/1/A210020080.pdf diakses tanggal 1 Sepetember tember 2012. Tsai, Pan-Long. Long. 1994. Determinant of Foreign Direct Investment and Its Impact on Economic Growth, Journal of Economic Development 19 (1) Juni: 136-163. Zhang, KH. 2007. Does Foreign Direct Investment Promote Economic Growth? Evidence from East Asia And Latin America. Abstract Contemporary Economic Policy 19 (2): 175-185.
22