Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012 Hadi Syarifuddin Retno Mustika Dewi Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT The development economic faces crucial problem, one of it is about manpower. To overcomes it, regulation of regional autonomy raised. Local government has to work hardly to increase their economic sectors in order to improve their labor absorption. The aims of this research was to determine economic sectors which become basic sector and non basic sector at Mojokerto Regency in period of 2003-2012, and to know it effect on labor absorption. Data used in this research were secondary data obtained from Central Agency of Statistic. The analysed data used Location Question (LQ) and multi linier regression analysis with Ordinary Least Square (OLS) approach. Based on result of the research could be concluded that basic sector at Mojokerto regency are agriculture sector and processing industry, that affecting positively and significant on labor absorption. Non basic sector are mining and diggings; electricity sector, gas, and fresh water; manufacturing and construction sector; commerce sector, hotel and restaurant; transportation and communication; finance, lease and services company; and service sector. Non basis sector of services affected negatively and not significant on labor absorption. The author recommends commerce sector, hotel and restaurant to develop become basic sector. Keywords: Basic sector, non basic sector, and labor
ABSTRAK Pembangunan ekonomi menghadapi masalah-masalah penting salah satunya tentang ketenagakerjaan sehingga untuk mengatasinya muncul kebijakan otonomi daerah. Pemerintah daerah harus bekerja keras untuk meningkatkan sektor-sektor ekonomi daerahnya untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan sektor ekonomi yang menjadi sektor basis, non basis di Kabupaten Mojokerto pada periode tahun 2003-2012 dan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperolah dari Badan Pusat Statistik. Alat analisis data dengan Location Quetient (LQ) dan analisis regresi linier berganda dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sektor basis di Kabupaten Mojokerto yaitu sektor pertanian dan industri pengolahan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Sektor non basis adalah Pertambangan dan penggalian; Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; Sektor Bangunan dan Konstruksi; Sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-jasa. Non basis berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Penulis merekomendasikan sektor Perdagangan, Hotel dan Restaurant untuk dikembangkan menjadi sektor basis. Kata kunci : Sektor Basis, Sektor Non Basis dan Tenaga Kerja
1
Pembangunan ekonomi tentunya
Peningkatan PDRB dari semua sektor
memiliki tujuan untuk menjadi lebih
tersebut
baik
peningkatan kesejateraan masyarakat di
maka harapannya pendapatan
masyarakat meningkat, bertambahnya tingkat
kesempatan
kerja,
menjadi
gambaran
dari
daerah (Tarigan,2005).
dan
Untuk
meningkatkan
kemakmuran masyarakat semakin tinggi
keberhasilan pembangunan ekonomi di
(Sukirno, 2010). Namun masalah yang
daerah maka daerah yang bersangkutan
utama yaitu pengangguran, kemiskinan
harus mengetahui secara benar sektor-
dan ketimpangan distribusi pendapatan.
sektor apa saja yang menjadi sektor
Oleh karena itu, untuk mengatasi
basis dan sektor non basis dari daerah itu
masalah yang dihadapai tersebut,
sendiri.
otonomi
Ketenagakerjaan perlu menjadi
daerah dan desentralisasi fiskal yang
perhatian yang sangat penting dalam
memunculkan
kebijakan
tujuan utamanya yaitu memberikan wewenang
sepenuhnya
pemerintah
daerah
kepada
agar
dapat
mandiri dan mengatur sendiri rumah tangganya.
pembangunan ekonomi daerah karena seiring bertambahnya waktu bertambah pula penduduk-penduduk yang masuk usia kerja yang berumur 15 hingga 65 tahun. Jumlah penduduk yang makin besar telah membawa jumlah angkatan
Perkembangan perekonomian di
kerja yang besar pula yang berarti
suatu daerah dapat kita lihat dari tingkat
semakin besar pula orang yang mencari
pertambahan
pekerjaan atau orang yang menganggur
PDRB.
Rincian
pendapatan regional berdasarkan sektor
(Mulyadi, 2003).
yang ada tersebut dapat menjelaskan
Kabupaten
struktur perekonomian suatu daerah
masalah-masalah yang rumit, karena
tersebut (BPS, 2012). Sektor-sektor
tenaga kerja yang ada tidak dapat
yang dimaksud pada dasarnya terdapat 9
semuanya terserap. Berdasarkan data
sektor antara lain; sektor pertanian,
dari BPS Jawa Timur, selama tahun
sektor pertambangan dan penggalian,
2012 permintaan/lowongan kerja di
sektor industri pengolahan, sektor listrik,
Kabupaten Mojokerto sebanyak 2.496
gas dan air bersih, sektor bangunan dan
orang. Jumlah pencari kerja tersebut
konstruksi, sektor perdagangan, hotel
yang dapat dipenuhi oleh Kabupaten
dan
Mojokerto hanya sebanyak 1.284 orang.
restoran;
pengangkutan
dan
Tenaga kerja di
Mojokerto
menghadapi
komunikasi, sektor keuangan, persewaan
Artinya
dan jasa perusahaan; dan yang terakhir
menyediakan
sektor jasa-jasa (BPS Jawa Timur:2012).
sebesar 51,44% dari jumlah pencari
pemerintah
hanya
lapangan
mampu pekerjaan
2
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
kerja yang ada. Keadaan tersebut sangat
menghasilkan produk. Di Kabupaten
membutuhkan perhatian khusus bagi
Mojokerto juga terkenal dengan tempat-
pemerintah Kabupaten Mojokerto.
tempat
Berdasarkan
alamnya
seperti
PDRB
pemandian air panas pacet, wisata
Kabupaten Mojokerto yang di peroleh
peninggalan kerajaan majapahit atau
dari BPS Jawa Timur menunjukkan
trowulan, air terjun dlundung, patung
bahwa PDRB Kabupaten Mojokerto
budha tidur yang merupakan terbesar
penyumbang terbesarnya adalah sektor
ketiga
industri pengolahan dengan rata-rata
memberikan
selama 5 tahun (2008-2012) 35,69% dari
peningkatan sektor perdagangan Dan
total
Mojokerto.
juga Kabupaten Mojokerto terkenal
ini
dengan
PDRB
data
wisata
Kabupaten
Keadaan
seperti
sangat
cocok karena Kabupaten Mojokerto
di
asia,
sehingga
kontribusi
dapat terhadap
makanan-makanan
khasnya
seperti onde-onde dan Krecek rambak..
sangat dikenal sebagai kawasan industri
Sektor-sektor yang dimiliki oleh
terbukti dengan berdirinya kawasan
suatu daerah bila dikelola dengan baik
Ngoro Industri Persada dan industri
dan
besar
tersebut akan memberikan keuntungan
yang
Mojokerto
berdiri
Kabupaten
PT.Sinar
maka
sektor-sektor
Sosro,
yang sangat baik bagi daerah tersebut.
Indonesia,
Jika kegiatan-kegiatan ekonomi ditiap
PT.Ajinomoto. Selain dari perusahaan-
sektor menjadi berkembang dengan baik
perusahaan tersebut, PDRB Kabupaten
maka sektor tersebut dapat menjadi
Mojokerto juga disumbang dari sektor
sektor basis maupun sektor non basis
wiraswasta
dari suatu daerah. Secara otomatis akan
PT.Multi
seperti
di
maksimal
Bintang
seperti
industri
sepatu,tas,dompet, dan patung.
diikuti
pada peningkatan PDRB dan
Selanjutnya Penyumbang PDRB
juga jika sektor basis dan non basis
yang paling besar kedua setelah sektor
dapat meningkat karena meningkatnya
industri
sektor
permintaan produksi maka meningkat
Perdagangan, Hotel, Restauran dengan
pula lapangan pekerjaan, sehingga dapat
rata-rata selama 5 tahun (2008-2012)
menyerap
27,88% dari total PDRB Kabupaten
meningkatanya kesempatan kerja maka
Mojokerto.
dapat meningkatkan pula kesejahteraan
pengolahan
terdapat
Perkembangan
sektor
perdagangan, hotel dan restaurant ini berperan PDRB
sebagai Kabupaten
penunjang Mojokerto
karena
tenaga
kerja.
Dengan
masyarakat Kabupaten Mojokerto. Berdasarkan
latar
belakang
yang
diatas, peneliti mengambil beberapa
paling besar berasal dari sektor industri
rumusan masalah yaitu (1) Apakah ada
dimana sektor industri inilah yang
pengaruh
sektor
basis
terhadap 3
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Mojokerto ? (2) Apakah ada pengaruh
Teori Basis Ekonomi
sektor non basis terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Mojokerto ?.
Menurut (Arsyad, 1999) “Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu
dari
pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah berhubungan
Pertumbuhan Ekonomi Menurut
utama
Samuelson
dan
langsung
dengan
permintaan
akan
Nordhaus (2004) pertumbuhan ekonomi
barang dan jasa dari luar daerah.
menggambarkan suatu ekspansi GDP
Pertumbuhan
industri-industri
potensial atau output potensial suatu
menggunakan
sumber
wilayah, dengan kata lain pertumbuhan
termasuk tenaga kerja dan bahan baku
ekonomi suatu suatu wilayah terjadi
untuk kemudian diekspor keluar daerah,
apabila batas kemungkinan produksi
sehingga akan menghasilkan kekayaan
(production-possibility frontier / PPF)
daerah dan penciptaan peluang kerja
bangsa
(job creation) baru bagi daerah yang
bergeser
keluar.
Jadi
pertumbuhan ekonomi menggambarkan
sehingga
mendapatkan
wilayah
kenaikan
tersebut
pendapatan.
Menurut Tarigan (2005) teori pertumbuhan
Teori basis ekonomi (economic base
theory)
hanya
mendasarkan
pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi
suatu
wilayah
ditentukan
wilayah
langsung oleh besarnya peningkatan
bertambahnya
ekspor dari wilayah tersebut. Hanya
tingkat pendapatan masyarakat secara
kegiatan basis yang dapat mendorong
keseluruhan di wilayah tersebut,yaitu
pertumbuhan ekonomi wilayah (Tarigan,
kenaikan seluruh nilai tambah yang
2005).
didefinisikan
ekonomi
lokal,
bersangkutan”.
output barang maupun jasa dari suatu wilayah
daya
yang
sebagai
terjadi. Sukirno (2006) menjelaskan
Menurut
Adisasmita
(2013),
bahwa pertumbuhan ekonomi adalah
teori basis ekonomi membagi negara-
tingkat kenaikan PDB atau PNB riil
negara didunia dalam dua kelompok
pada
apabila
yaitu negara yang diamati (negara A)
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
dan negara sisanya (negara B). negara A
Pertumbuhan
sebagai pengekspor dan B sebagai
suatu
tahun
tertentu
ekonomi
tersebut
digambarkan dari adanya kenaikan dari
pengimpor.
produk nasional bruto dari tahun yang dicari
dengan
tahun
sebelumnya
sehingga kenaikan dari nilai PNB tersebut adalah pertumbuhan ekonomi.
Sektor Basis Menurut menyatakan
Tambunan
bahwa
faktor
(2003), penentu 4
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
utama
pertumbuhan
ekonomi
suatu
maupun penyedia jasa keluar wilayah
daerah adalah berhubungan langsung
atau
ada
kegiatan
yang
dapat
dengan permintaan akan barang dan jasa
mendatangkan uang dari luar wilayah”.
dari luar daerah. Proses produksi di
Sektor basis adalah kegiatan
suatu daerah dengan sumber daya
menjual barang dan jasa yang keluar
produksi lokal, termasuk tenaga kerja,
wilayah atau daerah itu sendiri sehingga
dan bahan baku dan outputnya diekspor
dari kegiatan menjual tersebut tentunya
akan
akan menambah pendapatan bagi daerah
menghasilkan
pertumbuhan
ekonomi, peningkatan pendapatan per
yang bersangkutan.
kapita dan penciptaan peluang kerja
Dengan adanya pendapatan dari
didaerah tersebut. Sektor basis menjadi
luar daerah maka dapat meningkatkan
tumpuan utama dalam pembangunan
konsumsi serta investasi bagi daerah
ekonomi wilayah karena sektor ini dapat
yang
menghasilkan pendapatan baik daerah
konsumsi
sendiri maupun dari daerah lain.
menigkatkan pula lapangan kerja baru
Menurut (Arsyad, 1999) “Sektor basis
merupakan
sektor
ekonomi/industri yang melayani pasar di
bersangkutan. dan
Meningkatnya
investasi,
Akan
sehingga menggurangi pengangguran dan pendapatan masyarakat juga akan meningkat.
daerah itu sendiri maupun diluar daerah yang bersangkutan”. dari penjelasan Arsyad tersebut sudah tergambarkan kalau
sektor
basis
Menurut
Arsyad
(1999)
sangat
berpendapat bahwa “sektor non basis
menguntungkan bagi daerah yang sektor
(lokal) adalah sektor ekonomi/industri
basisnya besar.
yang hanya melayani pasar didaerah
Menurut
ini
Sektor Non Basis
Sjafrizal
(2012),
tersebut”.
Pengertian
telah
mengatakan bahwa sektor basis adalah
dikemukakan
sektor yang menjadi tulang punggung
bahwa peranan sektor non basis tidak
perekonomian
bersangkutan
dapat berkembang melebihi non basis
karena memiliki keuntungan kompetitif
karena kebutuhannya hanya terbatas
(Competitive Advantage) yang cukup
pada pemenuhan kebutuhan daerahnya
tinggi. Jadi sektor basis ini menjadi
sendiri dan tidak dapat melayani ke
sektor
daerah lain.
yang
wilayah
paling
unggulan
dan
menjadi andalan dalam suatu wilayah. Menurut
Tarigan
Arsyad
yang
Tambunan
menunjukkan
(2003),
(2005),
mengemukakan bahwa “sektor non basis
mengungkapkan bahwa “sektor basis
(lokal) adalah sektor ekonomi yang
adalah sektor yang menjual produknya
hanya melayani pasar lokal”. Dari 5
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
pengertian tersebut bahwa sektor non
akan
memperoleh
upah/gaji
sesuai
basis merupakan sektor ekonomi yang
dengan keterampilan yang dimilikinya.
tidak melakukan kegiatan ekonomi ke
Menurut Afrida (2003), yang
luar wilayah. Sehingga kegiatannya
dimaksud tenaga kerja yaitu besarnya
hanya memenuhi pasar lokal saja.
bagian penduduk yang dapat diikut
Sektor
non
basis
adalah
sertakan dalam proses ekonomi. Yang
kegiatan/sektor ekonomi yang hanya
dimaksud dari penduduk yang termasuk
memenuhi kebutuhan untuk konsumsi
usia kerja adalah kelompok umur 10
lokal. Sehingga pertumbuhan sektor non
tahun keatas.
basis tidak dapat berkembang lebih cepat dari sektor basis.
Jadi yang dimaksud dari tenaga kerja yaitu penduduk yang berusia 15-64 tahun
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang 13
Tahun
2003
sendiri dan juga orang lain.
Penyerapan Tenaga Kerja
pengertian tenaga kerja, : “Tenaga Kerja setiap
melakukan
menghasilkan
tentang
Ketenagakerjaan disebutkan mengenai
adalah
mampu
barang dan jasa untuk keperluannya
Tenaga Kerja
No.
yang
orang
yang
mampu
pekerjaan
Jumlah Penduduk yang terserap, tersebar
di
berbagai
sektor-sektor
guna
perekonomian.
menghasilkan barang dan/atau jasa baik
perekonomian
untuk
pertumbuhan yang berbeda. Sehingga
memenuhi
kebutuhan
sendiri
maupun untuk masyarakat”.
Setiap
sektor
mengalami
laju
setiap sektor memiliki kemampuan yang
Menurut Subri (2003), Tenaga
berbeda dalam menyerap tenaga kerja.
kerja adalah penduduk yang masuk pada
Perbedaan laju pertumbuhan tersebut
usia kerja yaitu berusia 15-64 tahun atau
mengakibatkan
jumlah
dapat
terdapat perbedaan laju peningkatan
memproduksi barang dan jasa jika ada
produktivitas kerja di masing-masing
permintaan terhadap tenaga kerja dan
sektor. Kedua, secara berangsur-angsur
jika
terhadap
terjadi perubahan sektoral, baik dalam
aktivitas tersebut. Menurut Sumarni dan
penyerapan tenaga kerja maupun dalam
Soeprihanto (2003) adalah individu yang
kontribusinya
memiliki ketrampilan dan kemampuan
nasional (Simanjuntak, 1985).
dari
mau
penduduk
yang
berpartisipasi
dua
dalam
hal.
Pertama,
pendapatan
untuk memproduksi atau menghasilkan
Penyerapan tenaga kerja adalah
barang atau jasa agar perusahaan dapat
banyaknya lapangan kerja yang sudah
meraih keuntungan dan individu tersebut
terisi
pekerja
yang
tercermin
dari
banyaknya jumlah penduduk bekerja 6
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
dalam sektor perekonomian. Penduduk
perekonomian suatu wilayah karena
yang bekerja terserap dan tersebar di
mempunyai keuntungan kompetitif yang
berbagai
cukup tinggi”.
sektor
Terserapnya
perekonomian.
penduduk
bekerja
Dengan demikian, bahwa sektor
disebabkan oleh adanya permintaan
basis yang kegiatannya dalam rangka
akan tenaga kerja. (Kuncoro, 2002).
memenuhi kebutuhan baik untuk daerah
Jadi yang dimaksud dengan
sendiri maupun ke daerah lain, maka
penyerapan tenaga kerja adalah jumlah
membutuhkan
tenaga
kerja
untuk
atau banyaknya orang yang bekerja di
memproduksi barang yang akan di jual
berbagai sektor perekonomian.
tersebut. Sehingga sektor basis akan menyerap teanaga kerja.
Pengaruh
Sektor
Basis
terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja
Pengaruh Sektor Non Basis terhadap
Menurut Tarigan (2005), “Teori basis
ekonomi
Penyerapan Tenaga Kerja
Mendasarkan
Menurut
Tarigan
(2005),
pandangannya bahwa laju pertumbuhan
“Sektor non basis adalah kegiatan
ekonomi
suatu
ekonomi
besarnya
peningkatan
wilayah
ditentukan
ekspor
dari
yang
kebutuhan
hanya
daerah
memenuhi
lokal”
jadi
wilayah tersebut” dari definisi tersebut
pertumbuhan sektor ini bergantung pada
menjelaskan bahwa jika kegiatan ekspor
pendapatan masyarakat setempat.
(menjual barang/jasa ke daerah lain)
Menurut
Sjafrizal
(2012),
meningkat maka tenaga kerja yang
mengatakan bahwa sektor non basis
dibutuhkan untuk memproduksi barang
adalah
tersebut juga akan menigkat.
berfungsi sebagai industri penunjang.
Tambunan (2003), menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Proses produksi di suatu daerah dengan sumber daya produksi lokal, termasuk tenaga kerja, dan bahan baku dan outputnya diekspor akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan per kapita dan penciptaan peluang kerja didaerah tersebut. Menurut Sjafrizal (2012) Mengatakan bahwa “sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung
sektor-sektor
lainnya
yang
Jadi sektor non basis ini sebagai penunjang dari sektor basis sehingga pertumbuhan sektor ini bergantung pada sektor basis sehingga sektor non basis ini kurang potensial dalam suatu daerah. Menurut
Tambunan
(2003),
Apabila sektor basis meningkat maka akan menaikkan pendapatan perkapita masyarakat didaerah tersebut akibat kegiatan sektor non basis selanjutnya mengakibatkan permintaan pasar lokal meningkat akan output, tidak hanya 7
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
sektor basis tapi sektor non basis.
1,2353, bangunan rata-rata 3,9412 dan
Kenaikan
Sektor jasa-jasa rata-rata 1,9198.Dari
permintaan
tersebut
selanjutnya mendorong kenaikan tenga
analisis
kerja untuk mengasilkan barang/jasa
pendekatan tenaga kerja menunjukkan
pada
akibat
bahwa hanya sektor pertanian yang
pertumbuhan di sektor basis. Dengan
menjadi sektor basis atau paling banyak
demikian sektor non basis meningkat
dalam menyerap tenaga kerja dengan
maka penyerapan tenaga kerja juga
rata-rata LQ 1,8114 atau > 1.
sektor
meningkat.
non
Meskipun
basis
pertumbuhan
Location
Penelitian
Quotient
oleh
melalui
Yuhaa
dan
sektor non basis ini sangat bergantung
Cahyono (2013), “Analisis Penentuan
pada sektor basis.
Sektor Basis dan Sektor Potensial di Kabupaten Lamongan”. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa yang termasuk
Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni
(2009),
“Analisis
sektor basis adalah sektor pertanian.
Tenaga
Azaini
(2014),
“Analisis
Kerja (Basic Service Ratio dan Regional
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah
Employment Multiplier) Sektor Ekonomi
Minimum
Potensial di Propinsi Daerah Istimewa
Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota
Yogyakarta
Hasil
Malang”. Dari hasil regresi berganda
penelitian menunjukkan perbandingan
menunjukkan bahwa ketiga variabel
jumlah tenaga kerja yang bekerja pada
bebas berpengaruh signifikan secara
sektor basis dengan sektor non basis,
parsial dan simultan terhadap variabel
misalnya pada tahun 2000 dengan nilai
kesempatan
BSR sebesar 2.12 artinya tenaga kerja
pertumbuhan ekonomi dan investasi
bekerja pada sektor basis sebanyak 2.12
berpengaruh positif terhadap variabel
dibanding 1 pada sektor non basis
kesempatan kerja.
berarti jumlah tenaga kerja di sektor
“Analisis Penyerapan Tenaga Kerja
basis lebih besar dibandingkan jumlah
Pada Usaha Percetakan Skala Kecil-
tenaga kerja pada sektor non basis.
Menengah di Kota Makasar”. Hasil
1993-2003”.
Sitorus (2013), “Analisis Sektor
Dan
Investasi
kerja.
Terhadap
Variabel
Ridha
(2011),
penelitian Secara bersama-sama faktor
Basis dan Non Basis Kabupaten Kutai
upah,
produktivitas,
Barat”. Hasil penelitian menunjukkan
pegeluaran
ditinjau melalui pendekatan nilai tambah
terhadap penyerapan tenaga kerja pada
yang menjadi sektor basis atau > 1
usaha percetakan di Kota Makassar.
non
upah
modal
dan
berpengaruh
adalah sektor pertanian rata-rata 2,3033, pertambangan dan penggalian rata-rata 8
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
xi PDRB
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan
LQ =
adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Xi PNB
penelitian tersebut menganalisis data dengan
cara
mendeskripsikan
menggambarkan diperoleh
data
sebagaimana
menggunakan
yang
= Nilai tambah sektor i di suatu daerah PDRB =Produk domestik regional bruto daerah tersebut Xi =Nilai tambah sektor i secara nasional PNB =Produk nasional bruto atau GNP Persamaan Regresi Linier Berganda
telah
adanya
pendekatan
xi
dan
dan
kuantitatif
dengan perhitungan secara matematis karena data yang digunakan dalam penelitian berupa angka-angka. Teknik
Y = β0 + β1X1+ β2X2+ β3 + εi Dimana : Y = Jumlah tenaga kerja X1 = sektor basis X2 = sektor non basis β0 = konstanta regresi β1, β2, = koefisien regresi ei = faktor penganggu
analisis yang digunakan teknik analisis menggunakan
rumus
LQ
(Location
Quotien) dan teknik analisis regresi berganda. Rancangan
penelitian
untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas (independent variable) adalah Sektor
Hasil Penelitian dan Pembahasan
basis (X1) dan Sektor non basis (X2)
Location Quetient (LQ)
terhadap variabel terikat (dependent
Berikut
ini
tabel
hasil
variable) adalah penyerapan tenaga
perhitungan
kerja (Y).
Kabupaten Mojokerto pada tahun 2003-
Jenis data yang digunakan yaitu
Location
Quetient
di
2012.
data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur tahun 2003-2012. Analisis Location Quetient (LQ)
Tabel 4.3 Nilai Location Quetient di Kabupaten Mojokerto 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
RataRata
2004
Sektor
2003
No
1
Pertanian
1.2
1.2
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.5
1.5
1.6
1.39
2
Pertambangan dan penggalian
0.7
0.9
0.7
0.9
0.6
0.6
0.6
0.6
0.6
0.7
0.71
3
Industri Pengolahan
1.1
1.1
1.2
1.2
1.5
1.4
1.4
1.4
1.5
1.5
1.33
4
Listrik, Gas dan Air
0.9
0.8
0.6
0.6
0.5
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.67
9
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
5
Bangunan/Konstr uksi
0.7
0.7
0.7
0.7
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.5
0.53
6
Perdagangan,Hot el dan Restoran
0.7
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.78
7
Pengangkutan dan Komunikasi
1.4
1.4
0.8
0.8
0.5
0.5
0.5
0.0
0.5
0.5
0.68
8
Keuangam,Perse waan dan Jasa perusahaan
1.0
1.0
0.7
0.7
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.52
9
Jasa-jasa
1.2
1.2
0.9
0.9
0.9
0.8
0.8
0.8
0.8
0.8
0.91
Guna mengidentifikasi sektorsektor ekonomi yang menjadi sektor basis dan non basis di daerah maka diperlukan analisis atau perhitungan Location Quetien. Dengan ketentuan apa bila diperoleh angka lebih dari 1 (satu) maka sektor tersebut menjadi sektor basis. Apabila diperoleh angka kurang dari 1 (satu) maka sektor tersebut menjadi sektor non basis. Di tabel 4.3 berikut ini terlihat yang menjadi sektor basis yaitu sektor pertanian dan industri pengolahan. Sedangkan yang menjadi sektor non basis yaitu Pertambangan dan penggalian; Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; Sektor Bangunan dan Kontruksi; Sektor
Perdagangan,
Hotel
dan
Restaurant; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
;
Sektor
Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-jasa.
TENAGAKERJA = C(1) + C(2)*BASIS + C(3)*NONBASIS Substituted Coefficients: ========================= TENAGAKERJA = 150.623475215 + 125.498304151*BASIS 0.068443333523*NONBASIS
Dari hasil diatas diperoleh konstanta sebesar
nilai
150.62 artinya
bahwa jika sektor basis dan non basis sebesar nol, maka tenaga kerja akan bertambah sebesar 150.62%. B1 = 125.50 artinya jika variabel basis bertambah 1%, maka variabel tenaga kerja (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 125.50%. Tanda (+) positif menunjukkan
adanya
hubungan
berbanding lurus antara basis dengan tenaga kerja, yaitu jika sektor basis tinggi
maka
tenaga
kerja
akan
meningkat. B2 =-0,068 artinya jika variabel non basis bertambah 1%, maka variabel tenaga kerja (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,068%. Tanda (-)
Analisa regresi Tabel 4.9 Hasil analisa regresi
negatif
menunjukkan
adanya
hubungan yang berbanding terbalik
Estimation Command: ========================= LS TENAGAKERJA C BASIS NONBASIS
antara sektor non basis dengan tenaga
Estimation Equation: =========================
maka tenaga kerja menurun.
kerja, yaitu jika sektor non basis tinggi
10 3
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
Dari tabel di atas telah diperoleh Uji Hipotesis
R-squared
1. Uji T (Parsial)
mempunyai arti bahwa 95,80% variabel
Coefficie nt Std. Error t-Statistic
0,958071
yang
tenaga kerja dipengaruhi oleh variabel
Tabel 4.10 Hasil pengujian Uji t Variable
sebesar
sektor basis dan nonbasis. Dan sebesar Prob.
4,20% variabel tenaga kerja dipengaruhi C
150.6235 131.8364 1.142503
0.2908
oleh variabel lain yang tidak diikut
BASIS
125.4983 34.00278 3.690825
0.0077
sertakan.
NONBASIS
-0.068443 8.442901 -0.008107
0.9938
Probabilitas
t-statistik
Sektor Basis di Kabupaten Mojokerto
basis
a. Sektor Pertanian
adalah sebesar 0,0077 < 0,05 (5%).
Sektor pertanian memiliki nilai
Dengan demikian H0 ditolak dan Ha dapat
disimpulkan
LQ tertinggi, jika di rata-rata dari tahun
basis
berpengaruh
2003-2012 nilai LQ sektor pertanian
signifikan terhadap penyerapan tenaga
mancapai 1,39. Nilai LQ yang melebihi
kerja di Kabupaten Mojokerto.
angka satu tersebut memiliki makna
diterima. bahwa
Maka sektor
bahwa sektor pertanian di Kabupaten
Probabilitas t-statistik nonbasis 0,9938 > 0,05 (5%).
Mojokerto dapat memenuhi kebutuhan
Dengan demikian H0 diterima dan Ha
di daerah sendiri dan dapat menjualnya
ditolak , maka dapat disimpulkan bahwa
keluar daerah sehingga sektor pertanian
sektor non basis tidak berpengaruh
menjadi sektor basis. Dari data yang
signifikan terhadap penyerapan tenaga
diperoleh
kerja dan koefisien sektor nonbasis
bahwa Luas lahan usaha pertanian
sebesar -0.068443 maka sektor non basis
seluruhnya 97,790 Ha, yang terdiri dari
berpengaruh
lahan sawah seluas 36,777 Ha dan yang
adalah sebesar
negatif
terhadap
dari
BPS,
menunjukkan
bukan sawah 61,013 Ha.
penyerapan tenaga kerja.
Kontribusi sub sektor pertanian tertinggi yaitu sub sektor tanaman bahan
2. Uji Koefisien determinasi
Tabel 4.11 Koefisien determinasi R2
makanan yang memberikan kontribusi sebesar 10,73%. Komoditi sub sektor
R-squared
0.958071
Mean dependent var
491.6598
Adjusted R-squared
0.946091
S.D. dependent var
35.13784
S.E. of regression
8.158383
Akaike info criterion
7.279294
Sum squared resid
465.9145
Schwarz criterion
7.370070
Log likelihood
-33.39647
F-statistic
79.97463
Prob(F-statistic)
0.000015
Hannan-Quinn criter.
7.179714
Durbin-Watson stat
2.948392
tanaman bahan makanan di Kabupaten Mojokerto meliputi, padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan kedelai. Pada tahun 2012
2 11
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
sebesar 303.350,37 Ton dari tahun
Mojokerto karena persebarannya yang
sebelumnya sebesar 278.936.,48 Ton
merata di setiap Kecamatan.
pada tahun 2011 (BPS, 2012). Kenaikan
Sub
sektor
perikanan
dan
produksi padi tersebut sangatlah tinggi
kehutan menempati posisi keempat dan
yakni 8,75%. Meningkatnya produksi
lima dalam kontribusinya terhadapa
padi tersebut terjadi di kecamatan Pacet,
sektor pertanian. Luas lahan perikanan
Kutorejo dan Dawarbelandong.
di Kabupaten Mojokerto seluas 27,01
Sub sektor peternakan dan hasilhasilnya
memberikan
Ha dengan total produksi sebesar
kontribusi
16.846 Kg (BPS, 2012). Wilayah sub
sebesar 6,13%. Hal ini sesuai dengan
sektor perikanan terbesar dihasilkan di
keadaan yang ada yakni meningkatnya
Kecamatan
populasi sapi potong, kambing, ayam,
Dawarbelandong.
bebek. Ada salah satu tempat di
sektor kehutanan berada di kawasan
Kabupaten Mojokerto yang banyak
Kecamatan pacet dan trawas, dengan
warganya bergantung pada berternak
produksi kayu dan non kayu. produksi
bebek,
hutan non kayu diperoleh dari getah
sehingga
kampungya
dinamakan kampung bebekan.
ketiga,
kontribusi
dengan
tersebesar
kontribusi
dan
Sedangkan
sub
pinus yang mencapai 188,541 Ton
Sub sektor tanaman perkebunan memberikan
Kutorejo
(BPS, 2012). b.Sektor Industri Pengolahan
sebesar
Sektor basis kedua di Kabupaten
4,42%. Terdapat beberapa komoditas
Mojokerto
produksi. Produksi komoditas tebu
pengolahan dengan nilai rata-rata LQ
mencapai 60.612,15 Ton pada tahun
tahun
2012 dan komoditas tembakau Virginia
Terpilihnya sektor industri pengolahan
(Jawa) mengalami peningkatan yang
menjadi sektor basis ini sangat sesuai
cukup signifikan pada tahun 2012
dengan keadaan Kabupaten Mojokerto.
yakni 76,77% dari tahun 2011 yang
Karena sampai tahun 2012 terdapat 223
mengasilkan 5.533 Ton pada tahun
unit usaha, terdiri dari 61 perusahaan
2012
Sedangkan
industri besar dan 162 perusahaan
Komoditas yang lain seperti komoditas
industri sedang. Kabupaten Mojokerto
kelapa
Ton,
juga terdapat kawasan industri yaitu
komoditas kapas sebesar 578,50 Ton,
Ngoro Industri Persada (NIP) dan
dan komoditas kapok randu sebesar
kawasan industri di Kecamatan Jetis.
174,57 Ton (BPS, 2012). Komoditas
Ngoro Industri Persada yang berada
kapok
dilereng
(BPS,
tumbuh
randu
2012).
sebesar 195
merupakan
menjadi
komoditas unggulan di Kabupaten
yaitu
2003-2012
Gunung
sektor
sebesar
industri
1,33.
Penanggungan
membuat kawasan ini sangat strategis 12 3
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
karena berada dekat dengan Kabupaten
yang berskala kecil hingga sedang di
Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan.
Kabupaten Mojokerto membuat sub
Sedangkan dikawasan jetis berada di
sektor tersebut dapat menempati posisi
Utara Sungai Brantas. Sumbangan
kedua.
terbesar sektor industri pengolahan berasal
dari
sub
sektor
industri
Sub
sektor
industri
tekstil,
pakaian jadi, barang kulit dan alas kaki
makanan, minuman, dan tembakau
menempati
yang memberikan kontribusi sebesar
sumbangan sebesar 2,39% terhadap
16,55%.
terdapat
sektor industri pengolahan. Industri
beberapa industri besar yaitu PT. Multi
yang bergerak di bidang tekstil yaitu
Bintang Indonesia, PT Ajinomoto,
PT.
PT.Sinar Sosro. PT. Multi Bintang
memproduksi benang berbagai jenis,
Indonesia
adalah
perusahaan
kain mentah hingga jadi dan PT.
bergerak
dalam
bidang
Sub
beralkohol, dengan Selanjutnya
sektor
ini
yang
minuman
yang
biasanya
disebut
sebutan
bir
bintang.
Ajinomoto
Mertex
Kesono
NV
ketiga,
Indonesia
yang
pada
dengan
yang
mulanya
memproduksi pakaian seragam ABRI dan
Bendera
Indonesia,
namun
yang
sekarang memproduksi sarung dan
berdiri sejak tahun 1969, perusahaan
busana muslim. Selain terdapat industri
tersebut memproduksi bahan makanan
besar juga terdapat pengrajin bordir
atau bumbu penyedap rasa makanan.
yang memproduksi pakaian wanita,
Perusahaan
sampai
krudung, topi dan lain-lain. Pengrajin
sekarang telah menghasilkan produk-
bordir tersebut sebanyak 35 unit usaha
produk unggulan antara lain masako,
dengan produksi mencapai 2.000 unit
sajiku, saori, yang terkenal seluruh
setiap bulannya.
Indonesia. Industri yang lain yaitu
barang dari kulit dan alas kaki di
PT.Sinar Sosro yang memproduksi
Kabupaten Mojokerto
minuman berbahan teh.
berbagai tempat. Terdapat tempat untuk
Sub
PT.
posisi
Ajinomoto
menyebar di
industri
kertas,
memasarkan produk-produk tersebut
penerbitan
dengan
yaitu Pusat Perkulakan Sepatu dan Tas
sumbangan sebesar 9,75%. Terdapat
(PPST). Sentra kerajianan sepatu dan
beberapa industri pada sub sektor
tas
industri
Mojokerto
percetakan
sektor
Sedangakan industri
dan
kertas,
percetakan
dan
berbahan
kulit
di
Kabupaten
terdapat
di
Kecamatan
penerbitan slah satunya yaitu PT. Star
Trowulan, Mojosari, Puri, Pungging
Paper Supplay yang bergerak dalam
dan
industri kertas. Semakin menjamurnya
disamping untuk memenuhi pasar lokal
industri percetakan dan penerbitan
dan Kota-kota besar di Indonesia juga
Sooko.
Pemasaran
produk
134
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
di ekspor ke luar negeri seperti ke
c. Sektor Bangunan dan Konstruksi
Negara Arab Saudi, Malaysia.
Sektor
Bangunan
dan
Konstruksi menjadi sektor non basis Sektor
Non
Basis
di
Kabupaten
masih belum berkembang pesatnya
Mojokerto Sektor yang menjadi sektor non basis di Kabupaten
dengan nilai rata-rata LQ 0,53. Karena
Mojokerto
terdapat
tujuh
pembangunan, baik yang dilakukan pemerintah
dan
swasta
termasuk
sektor antara lain :
rumah tangga. Pembangunan yang
a.Sektor Pertambangan dan penggalian
dilakukan pemerintah pada tahun 2012
Nilai
rata-rata
LQ
sektor
masih
belum
maksimal,
seperti
pertambangan dan penggalian sebesar
pembangunan dan perbaikan besar
0,71. Hal ini menandakan bahwa
jalan dan jembatan, pengaspalan jalan,
sektor pertambangan dan penggalian
pembuatan dan pemeliharaan jaringan
hanya dapat memenuhi kebutuhan
irigasi
pasar daerah lokal saja. Kurang dapat
pembangunan jalan tol Mojokerto-
meningkatnya pertumbuhan sektor ini
Surabaya yang diperkirakan selesai
karena, Kabupaten Mojokerto tidak
sampai tahun 2014.
memiliki lahan pertambangan.
d.Sektor
b.Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
dan
masih
Perdagangan,
berjalannya
Hotel
dan
Restauran
Nilai rata-rata LQ sektor Listrik,
Nilai
rata-rata
LQ
Sektor
Gas dan Air Bersih sebesar 0,67.
Perdagangan, Hotel dan Restauran
Pertumbuhan sektor Listrik, Gas dan
sebesar 0,78 dari tahun 2003-2012.
Air
kurang dapat berkembangny karena
Bersih
cenderung
menurun
kontribusinya dari tahun ke tahunnya.
Hotel
Kurang dapat berkembangnya sektor
memberikan kontribusi yang besar
ini disebabkan karena, terdapatnya
terhadap
indikasi bahwa jumlah pelanggan
karena di Kabupaten Mojokerto hanya
meningkat setiap tahunnya tetapi tidak
3 (tiga) hotel yang memiliki klasifikasi
dibarengi dengan tingkat konsumsi
hotel bintang, yaitu Hotel Sativa
Listrik,
Bersih.
Sangraloka, Hotel Grand Trawas dan
konsumsi
Country Hotel. Sehingga kurang dapat
tersebut dapat juga di akibatkan
menarik konsumen lebih banyak lagi
menurunnya tingkat supplay energi
dari luar daerah (BPS,2012).
Gas
Menurunnya
dan tingkat
Air
dan
restrauran
pertumbuhan
sektor
tidak
ini,
listrik oleh PT PLN akibat dari adanya krissis energy yang melanda selama beberapa tahun terakhir. 14 5
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
e. Sektor
Pengangkutan
dan
bergerak dibidang Finansial dan jasa lebih suka mendirikan kantor cabang
Komunikasi Sektor
pengangkutan
dan
Komunikasi menjadi sektor non basis.
diwilayah perkotaan. g.Sektor Jasa-jasa
Nilai rata-rata LQ dari tahun 2003-
Nilai rata-rata LQ sektor Jasa-
2012 sebesar 0,68 sehingga sektor ini
jasa dari tahun 2003-2012 sebesar
menjadi
0,91. sub sektor dari jasa pemerintah
sektor
Pertumbuhan
non
sektor
basis.
pengangkutan
cenderung
mengalami
penurunan
cenderung menurun setiap tahunnya.
setiap tahunnya, penurunan tersebut
Penurunan tersebut diakibatkan karena
disebabkan
penurunan
dan
administrasi
penumpang jenis angkutan pedesaan
pertahanan.
jumlah
armada
oleh
sub
sektor
pemerintah
dan
dan MPU/Mikrolet dengan trayek antar
Kecamatan
dalam
wilayah
Pengaruh sektor basis terhadap
Kabupaten Mojokerto, serta jumlah
penyerapan
penumpang
Kabupaten Mojokerto.
bus
yang
menurun
jumlahnya (BPS, 2012). Menurunnya jumlah
armada
tersebut
sesuai
dan
penumpang
dengan
keadaan
tenaga
Berdasarkan
kerja
hasil
di
penelitian
diperoleh Sektor basis (Pertanian dan Industri
pengolahan)
berpengaruh
terminal yang mulai sepi, bahkan
secara signifikan terhadap penyerapan
proyek
merelokasi
tenaga kerja di Kabupaten Mojokerto.
terminal Kecamatan Mojosari lama ke
Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
terminal Mojosari baru tidak dapat
koefisien regresi variabel sektor basis
meningkatkan sektor pengangkutan.
tehadap penyarapan tenaga kerja yang
pemerintah
f. Keuangan,
Persewaan
dan
Jasa
positif. Hasil dari variabel sektor basis yang positif dan berpengaruh secara
Perusahaan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan di Kabupaten
signifikan terhadap tenaga kerja. Apabila
sektor
di
Mojokerto menjadi sektor non basis
Kabupaten
dengan nilai LQ 0,52. Kurang dapat
sebesar
berkembangnya sektor ini terkedala
menaikkan penyerapan tenaga kerja
dari sub sektor lembaga keuangan dan
sebesar
jasa perusahaan yang sedikit sekali
meningkatnya sektor basis berdampak
peranannya
pertumbuhan
pada meningkatnya penyerapan tenaga
ekonomi di Kabupaten Mojokerto. Hal
kerja. Sektor basis menjadi sektor
ini disebabkan karena lembaga yang
tumpuan
dalam
Mojokerto
basis
1%
maka
125.50%,
bagi
meningkat akan
yang
daerah
dapat
berarti
yang 615
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
bersangkutan
karena
meningkatkan
perekonomian
dapat
variabel sektor basis yang negatif dan
dan
berpengaruh secara tidak signifikan
dapat menyerap tenaga kerja. Hal
terhadap tenaga kerja.
tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada
di
Mojokerto
tidak sifnifikan terhadap penyerapan
tentang
tenaga kerja. Karena sektor basis
penyerapan tenaga sektoral, bahwa
hanya melayani kebutuhan daerah
sektor pertanian dan sektor industri
lokal atau daerah sendiri, sehingga
pengolahan menyerap tenaga kerja
pertumbuhan sektor non basis tidak
paling banyak. Penyerapan tenaga
dapat tumbuh cepat melebihi sektor
kerja paling banyak yaitu pada sektor
basis.
industri pengolahan, hal itu terjadi
penyerapan tenaga kerja berbanding
karena target Pemerintah Kabupaten
terbalik, artinya Apabila sektor non
Mojokerto
basis
berdasarkan
Kabupaten
Sektor non basis pengaruhnya
tabel
4.4
yang
mengembangkan
terus
kawasan-kawasan
Pengaruhnya
di
terhadap
Kabupaten
Mojokerto
meningkat sebesar 1% maka akan
industri hingga 11 ribu hektar.
dapat menurunkan penyerapan tenaga
Pengaruh sektor non basis terhadap
kerja sebesar 0.068%. Ketika tenaga
penyerapan
kerja sektor non basis meningkat maka
tenaga
kerja
di
pertumbuhan
Kabupaten Mojokerto Berdasarkan diperoleh
sektor
hasil non
penelitian basis
menurun.
sektor
Karena
non
basis
output
yang
dihasilkan dari sektor non basis hanya
(Pertambangan dan penggalian; Sektor
untuk
Listrik, Gas dan Air Bersih; Sektor
Pemerintah
Bangunan dan Konstruksi; Sektor
lebih
Perdagangan, Hotel dan Restauran;
kawasan industri, sehingga tenaga
Sektor
dan
kerja pada sektor non basis beralih
Komunikasi; Keuangan, Persewaan
pada sektor basis (sektor pertanian dan
dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-jasa)
industri pengolahan). Sektor non basis
berpengaruh secara tidak signifikan
lebih
terhadap penyerapan tenaga kerja di
dibandingkan dengan sektor basis.
Kabupaten Mojokerto. Hal tersebut
Keadaan tersebut dapat dilihat di tabel
dapat dilihat dari nilai koefisien
4.4 bahwa jumlah tenaga kerja sektor
regresi variabel sektor non basis
basis pada periode 2003-2012 lebih
tehadap penyarapan tenaga kerja di
banyak dibandingkan dengan jumlah
Kabupaten Mojokerto yang negatif (-
tenaga
0.068%). Hasil dari koefisien regresi
Pemerintah
Pengangkutan
melayani
daerah
lokal.
Kabupaten
Mojokerto
mengembangkan
kawasan-
menggunakan
kerja
padat
sektor masih
non
modal
basis. kurang 7 16
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
mengembangkan sektor non basis
mengalami kenaikan begitu juga
karena Pemerintah hanya fokus pada
sebaliknya.
sektor basis. Fokus Pemerintah dalam
2. Sektor non basis tidak memiliki
sektor basis terlihat dari rencana
pengaruh
Pemerintah
tenaga
Kabupaten
Mojokerto
terhadap kerja
penyerapan
di
Kabupaten
pada tahun 2012 yang mencanangkan
Mojokerto. Hal tersebut terlihat dari
11 ribu hektar kawasan industri
nilai koefisien variabel sektor non
(Detik, 2012). 11 ribu hektar industri
basis
terbagi di 3 kawasan, yaitu Kecamatan
Selanjutnya
Ngoro, Mojoanyar dan kawasan Utara
menunjukkan tanda negatif antara
Sungai Berantas. Badan Pelayanan
sektor
Perijinan Terpadu (BPPT) Kabupaten
penyerapan tenaga kerja. Artinya
Mojokerto menjelaskan, 3 kawasan
menunjukkan bahwa sektor non
yang dikembangkan adalah kawasan
basis berbanding terbalik terhadap
NIP (Ngoro Industri Persada) seluas
penyerapan tenaga kerja. Apabila
600 hektar, MIP (Mojoanyar Industri
non basis mengalami kenaikan maka
Persada) seluas 500 hektar serta JIP
penyerapan tenaga kerja mengalami
(Jetis Industri Persada) seluas 10 ribu
penurunan begitu juga sebaliknya.
hektar.
yang
non
tidak
signifikan.
koefisien
basis
regresi
terhadap
B. Saran 1. Kabupaten Mojokerto harus tetap
Simpulan dan Saran
menjaga sektor basis yang meliputi
A. Simpulan
sektor
1.
Ada
pengaruh
yang
signifikan
pertanian
pengolahan
dan
industri
tanpa
sektor basis terhadap penyerapan
mengabaikan
tenaga
Kabupaten
Terutama untuk sektor pertanian
Mojokerto. Hal tersebut terlihat dari
yang kontribusinya terhadap PDRB
nilai
signifikan.
cenderung menurun, maka harus
regresi
dilakukan peningkatan output dari
menunjukkan tanda positif antara
hasil-hasil pertanian dengan cara
sektor basis dengan penyerapan
memberikan alat-alat pertanian dan
tenaga kerja. Artinya menunjukkan
pupuk lebih banyak lagi. Karena
hubungan yang berbanding lurus
sektor basis ini dapat menyerap
sektor basis terhadap penyerapan
tenaga kerja yang cukup banyak.
kerja
koefisien
Selanjutnya
di
yang koefisien
tenaga kerja. Apabila sektor basis mengalami penyerapan
kenaikan tenaga
kerja
2. Meningkatkan
sektor
harus
sektor
yang
lain.
jasa-jasa
maka
karena nilai LQ dari sektor ini
juga
mendekati angka 1. Terutama sub 8 17
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
sektor hiburan dan rekreasi perlu ditingkatkan
dengan
cara
memperbaiki dan menambah obyekobyek wisata di kawasan Trawas, Pacet dan Trowulan. 3. Pemerintah Kabupaten Mojokerto harus dapat meningkatkan sektor perdagangan, hotel dan restaurant yang
kontribusinya
cenderung
meningkat menjadi posisi kedua terhadap
PDRB,
menciptakan baru
maka
harus
lokasi-lokasi
pasar
untuk
perdagangan,
lebih
peningkatan menambah
hotel-hotel berbintang dan restauran untuk
menunjang
industri
pariwisata. Daftar Pustaka Adisasmita, Rahardjo. 2013. TeoriTeori Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu Afrida, BR.2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia.Jakarta:Ghalia Indonesia Ajija, Shochrul R, dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat. Arsyad, Lincolin.2010. Ekonomi Pembangunan.Yogyakarta:S TIE-YKPN Arsyad, Lincolin.1999. Pengantar perencanaan dan pembangunan ekonomi daerah. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Azaini, Mukhamad Rizal. 2014. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Dan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Malang. Malang.
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Badan Pusat Statistik.2013.Jawa Timur dalam Angka.Surabaya:BPS Hanggraeni, Dewi. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Payaman J Simanjuntak, 1985, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, BPFE UI, Jakarta. Payaman Simanjuntak, 2008, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, BPFE UI, Jakarta Ridha, Andi Rahmat. 2011. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Percetakan Skala Kecil-Menengah Di Kota Makassar. Makassar. Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D. 2004. Ilmu Makroekonomi. Jakarta: PT Media Global Edukasi Santoso, Rokhedi Priyo. 2012. Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Sukirno, Sadono. 2010. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan Dasar Kebijakan (Edisi Kedua). Jakarta: Kencana. Sastrohadiwiryo, B. Siswanto, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administratif Dan Operasional, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2005. Sitorus, Lando Samuel. 2013. Analisis Sektor Basis dan Non Basis Kabupaten Kutai Barat. Samarinda: Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Mulawarman Samarinda Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 918
Analisis Sektor Basis dan Non Basis Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003-2012
Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Subri, Mulyadi.2003. Ekonomi Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta Swastha, Basu dan Ibnu Sukotjo. 2002. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty Murti Sumarni dan John Soeprihanto. (2005). Pengantar Bisnis, Dasardasar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta:Liberty Yogyakarta. Tarigan, Robinson.2005.Ekonomi Regional:Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perekonomian Indonesia: Beberapa Masalah Penting. Jakarta: Ghalia Indonesia UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.2010. Bandung:Citra Kumbara Wahyuni,Esthi. 2009. Analisis Tenaga Kerja (Basic Service Ratio dan Regional Employment Multiplier) Sektor Ekonomi Potensial di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 19932003. Volume 7,Nomor 1 ISSN16934296.Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Yasmin, Sofyan dkk. 2011. Regresi dan Korelasi dalam Genggaman Anda: Aplikasi dengan Software SPSS, Eviews, Minitab dan Statgraphics. Jakarta: Salemba Empat Yuuhaa, M Iqbal Wahyu dan Cahyono Hendry. Tanpa Tahun. Analisis Penentuan Sektor Basis dan Sektor Potensial di Kabupaten Lamongan. Surabaya : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
http://news.detik.com/surabaya/read/201 2/05/11/113450/1914804/475/ diakses pada 15 april 2014
10 19