JIE Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN : 2301-8828
Volume 1, nomor 1, Januari – Juni 2011
Analisis Pengaruh Variabel Moneter Terhadap Harga Saham Properti Indonesia (Menggunakan Uji Engle-Granger Error Correction Model .Eg-Ecm.) Chandra Budi L.S, Dwi Hastuti L.K Besaran Penentu Laju Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Ade Komaludin, Dede Zainul Zachra Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Di Indonesia Apip Supriadi, Iis Surgawati Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Basis Di Kabupaten Tasikmalaya Jumri, Andi Rustandi Pengaruh Pendapatan Asli Daearah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Asep Yusup Hanapia, Noneng Masitoh Analisis Location Quotient (Lq) Dalam Hubungannya Dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Tasikmalaya Budhi Wahyu F., Aso Sukarso Kontribusi Retribusi Dan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya Nanang Rusliana, Encang Kadarismani
Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail :
[email protected]
SN : i
JIE
ii
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 1, nomor 2, Juli – Desember 2011 Ketua Penyunting : Apip Supriadi
Wakil Penyunting Jumri
Penyunting Pelaksana: Asep Yusup Hanapia Ade Komaludin Budhi Wahyu Fitriadi Andi Rustandi
Pembantu Penyunting Aso Sukarso Noneng Masitoh
Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail :
[email protected]
i
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 1, nomor 2, Juli – Desember 2011 DAFTAR ISI DEWAN REDAKSI ............................................................... ........... .. DAFTAR ISI ........................................................................ ............ PENGANTAR REDAKSI ........................................................... ............
i ii iii
Pengaruh Modal Dan Tenaga Kerja Terhadap Nilai Produksi Pada Industri Meubel Di Kabupaten Ciamis Tahun 1997 – 2006 Asep Yusup Hanapia, Encang Kadarisman ……………………………….
121 - 133
Analisis Ekspor Teh Di Indonesia Periode Tahun 1990 – 2008 Dwi Hastuti L.K, Iis Surgawati ………….…………………………………...
134 - 146
Analisis Kepekaan Konsumsi Masyarakat Indonesia Terhadap Variable Makro Ekonomi Di Indonesia Periode Tahun 1996 – 2010 Apip Supriadi …………………. ..............................................................
157 - 165
Analisis Indeks Pembangunan Manusia Di Indonesia Periode Tahun 1996 2010 Ade Komaludin, Jumri ……………………………………………………
166 - 183
Analisis Besaran Makro Ekonomi Penentu Harga Umum Di Indonesia Periode Tahun 2000:1 – 2009:4 Aso Sukarso, Chandra Budi L.S …………………………………………….
184 - 199
Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Kurs Dollar Amerika Dan Inflasi Terhadap Volume Ekspor Sepatu Dan Peralatan Kaki Lainnya Di Indonesia Periode 1998 - 2010 Budhi Wahyu F., Noneng Masitoh ………………………………………….
200 - 218
ii
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 1, nomor 2, Juli – Desember 2011
Pengantar Redaksi Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT, atas perkenanNYA, Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) Volume 1 No 2 periode Juli – Desember 2011 telah selesai disusun dan siap untuk diterbitkan. Penerbitan jurnal ini diharapkan dapat mendorong dosen dalam melakukan penelitian sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kualitas penelitian maupun kualitas akademik. Kami menyadari bahwa penerbitan Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran untuk perbaikan penerbitan JIE tahap selanjutnya sangat dinantikan. Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca, Amiin
Tasikmalaya, Agustus 2011 Dewan Penyunting
iii
Analisis Kepekaan Konsumsi Masyarakat Indonesia Terhadap Variabel Makro Ekonomi di IndonesiaTahun 2000-2009. Apip Supriadi 1 Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT The objective of this research was to know and to analyze: (1) the influence of macroeconomic variables (national income, inflation rates, exchange rates and interest rates) on Indonesian household consumption, and (2) the degree of sensitivity of Indonesian household consumption on macroeconomic variables in the period of 2000-2009. This research used the secondary data which was obtained from the Bank of Indonesia (the quarterly data ). The tools of the analysis was the multiple regression and correlation . The Ftest, t-test, and the Classical Assumption test was used for estimating the parameters of the model. The result of the study showed that the variables of national income, inflation rates and exchange rates have a positive significant effect on Indonesian household consumption, whereas interest rates have a negative significant effect. The study was also found that Indonesian household consumption were inelastic on national income, inflation rates, exchange rates and interest rates. Keywords : National income, nflation rates, exchange rates, interest rates, and Indonesian household consumption,
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (a) pengaruh variabel makroekonomi (pendapatan nasional, inflasi, nilai tukar dan suku bunga) terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat, (b) derajat kepekaan konsumsi masyarakat terhadap variabel makroekonomi selama kurun waktu 2000-2009. Data yang digunakan adalah data sekunder kuartalan yang bersumber dari Bank Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah model regresi dan korelasi berganda sekaligus dengan pengujiannya. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pendapatan nasional, inflasi dan nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan, sedangkan untuk tingkat suku bunga mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia. Di sisi lain penelitian menemukan bahwa selama kurun waktu 20002009 pengeluaran konsumsi masyarakat tidak peka (inelastik) terhadap variabel makroekonomi. Kata kunci: Pendapatan nasional, tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga, pengeluaran konsumsi masyarakat. 1
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 1, No 2, Juli – Desember 2011
PENDAHULUAN Latar Belakang Konsep konsumsi merupakan pembelanjaan yang dilaksanakan oleh rumah tangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk
memenuhi
orang-orang
kebutuhan
yang
pembelanjaan
dari
melakukan
tersebut
atau
juga
pendapatan yang dibelanjakan, tidak adanya pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan dari sebuah proses bekerja. Pengaruh yang timbul adalah nilai
konsumsi
berkurang
akan
semakin
karena
hilangnya
lebih rendah dari pada golongan miskin,
kenaikan
tingkat
bunga
menghasilkan efek subtitusi lebih kuat dari efek pendapatan, sehingga pada kondisi
ini
rumah
tangga
akan
cenderung menabung lebih banyak. Semakin besar investasi, semakin besar GDP (Gross Domestic Product) potensial pada masa datang. Secara teoritis tidak mudah membuktikan kenaikan tingkat bunga menyebabkan seseorang melakukan konsumsi lebih banyak atau lebih sedikit. Komponen pokok
dalam
sektor
ini
selain
tabungan adalah tingkat bunga, inflasi,
pendapatan.
nilai tukar rupiah dan variabel makro Banyak
alasan
yang
menyebabkan analisis makro ekonomi perlu
memperhatikan
konsumsi
rumah
tentang
tangga
secara
lainnya. Setelah
melihat
hubungan
antara tingkat bunga dan tabungan dengan
pertumbuhan
konsumsi,
mendalam. Alasan pertama, konsumsi
berikutnya bagaimana keterkaitannya
rumah
memberikan
dengan tingkat inflasi. Tingkat inflasi
pendapatan
adalah kenaikan harga barang secara
pemasukan nasional.
tangga kepada Alasan
yang
kedua,
umum menyebabkan terjadinya efek
konsumsi rumah tangga mempunyai
subtitusi. Konsumen akan mengurangi
dampak dalam menentukan fluktuasi
pembelian terhadap barang-barang
kegiatan ekonomi dari waktu-kewaktu.
yang harganya relatif murah. Adanya
Konsumsi seseorang berbanding lurus
inflasi berarti harga semua barang
dengan pendapatan. (Sukirno, 2003 :
mengalami kenaikan dan ini akan
338).
menimbulkan efek subtitusi antara Ketika suku bunga rill tinggi,
pengeluaran
konsumsi
dengan
maka pinjaman pun mahal, dan ada
tabungan. Inflasi yang tinggi akan
lebih sedikit investasi rill dibandingkan
melemahkan daya beli masyarakat
ketika suku bunga rendah.
terutama terhadap produksi dalam
Bagi
golongan kaya yang memiliki APC
148
negeri.
Analisis Kepekaan Konsumsi Masyarakat Indonesia Terhadap Variabel Makro Ekonomi di IndonesiaTahun 2000-2009 Apip Supriadi
Kondisi tahun 2008 pengeluaran
Berdasarkan permasalahan di
konsumsi masyarakat turun sekitar
atas, maka penulis tertarik untuk
0,4% akibat turunnya daya beli di awal
melakukan
tahun
mengambil judul “Analisis Kepekaan
2008.
Pada
tahun
2009
penelitian
Masyarakat
dengan
kekuatanya tumbuh sebesar 5,2% jika
Konsumsi
Indonesia
melihat kondisi krisis yang dialami
Terhadap Variabel Makro Ekonomi di
ekonomi global, selama semester 1
IndonesiaTahun 2000-2009”.
tahun 2009 konsumsi rumah tangga menujukan
kinerja
yang
kuat
walaupun berada di tengah terpaan
Identifikasi Masalah 1. Bagaimana
pengaruh
krisis global. Konsumsi rumah tangga
pendapatan nasional, inflasi,
yang kuat tersebut didukung oleh
suku bunga dan nilai tukar
terjaganya
tingkat
keyakinan
konsumen dan kenaikan pendapatan sebagian masyarakat akibat perbaikan ekspor.
Kuatnya konsumsi
tangga
tercermin
dari
terhadap konsumsi masyarakat ? 2. Bagaimana derajat kepekaan
rumah
konsumsi masyarakat terhadap
berbagai
pendapatan nasional, inflasi,
indikator. Pada tahun 2010, konsumsi
suku bunga dan nilai tukar ?
rumah tangga diperkirakan tetap dapat mecatat
pertumbuhan yang tinggi
Tujuan Penelitian
seiring perbaikan yang terjadi di sisi eksternal. Membaiknya prospek global
Tujuan penelitian yang diharapkan
pada tahun 2010 akan mendorong
dapat dicapai dalam penelitian ini
kinerja ekspor Indonesia yang pada
adalah :
gilirannya akan mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat
secara
umum. Di sisi lain, kondisi dunia sudah mulai kondusif
akan mendorong
investor untuk melakukan investasi . Dalam kondisi demikian, daya beli masyarakat akan semakin kuat seiring dengan meningkatnya pendapatan. Pada tahun 2010 kondisi konsumsi rumah tangga secara keseluruhan
1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan
nasional, inflasi,
suku bunga dan nilai tukar terhadap
konsumsi
masyarakat. 2. Untuk
mengetahui
derajat
kepekaan
konsumsi
masyarakat
terhadap
pendapatan nasional, inflasi, suku bunga dan nilai tukar.
diperkirakan dapat tumbuh di atas 5%. 149
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 1, No 2, Juli – Desember 2011
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Pendapatan Nasional engaruhnya Terhadap Konsumsi Teori yang dikemukakan oleh Keynes dinamakan absolute income hypothesis atau hipotesis pendapatan mutlak. Ciri-ciri penting dari konsumsi rumah tangga dalam teori pendapatan mutlak, yang pertama faktor penentu terpenting
besarnya
konsumsi
rumah
pengeluaran tangga
baik
perorangan maupun keseluruhan pada suatu periode adalah pendapatan disposibel
yang
diterima
dalam
periode tersebut. Terdapat hubungan yang positif diantara konsumsi atau pendapatan disposibel, yaitu semakin tinggi pendapatan disposibel semakin banyak
tingkat
konsumsi
yang
dilakukan rumah tangga. Ciri ini sesuai dengan sifat manusia yang telah di observasi
dalam
teori
perilaku
konsumen, yaitu keinginan manusia yang tidak terbatas, tetapi kemampuan untuk
memenuhi
tersebut
dibatasi
keinginannya oleh
perubahan
faktor-faktor produksi atau pendapatan yang dimilikinya. Maka semakin tinggi pendapatan, semakin banyak pula pembelanjaan rumah tangga.
strukturalis.
Teori
kuantitas
menyebutkan bahwa inflasi karena dua hal yaitu kenaikan jumlah uang beredar dan harapan masyarakat akan kenaikan harga dimasa yang akan datang.
Sementara
menyatakan karena
teori
Keynes
bahwa
inflasi
terjadi
masyarakat
hidup
diluar
kemampuan
ekonominya,
artinya
masyarakat selalu meminta lebih dari yang
dapat
dihasilkan
atau
diproduksikan.
Sedangkan
teori
strukturalis menyatakan bahwa inflasi terjadi
karena
elastisan
adanya
ekonomi
ketidak Negara
berkembang. Disamping itu produksi barang-barang
ekspor
tidak
responsive terhadap kenaikan harga. Inflasi sebagai fenomena ekonomi yang terutama terjadi di Negaranegara berkembang seperti Indonesia yang sedang giat giatnya membangun sangat mempengaruhi dalam kegiatan perekonomian.
Inflasi
memiliki
hubungan yang kuat dimana, jika harga barang dan jasa naik dan terjadi inflasi akan menyebabkan turunnya nilai riil dari pendapatan sehingga melemahkan daya beli masyarakat terutama terhadap produksi dalam negeri sehingga dapat berdampak
Inflasi Pengaruhnya Terhadap Konsumsi Terdapat setidaknya 3 teori
pada
menurunnya
konsumsi
masyarakat.
yang membahas tentang inflasi yaitu teori kuantitas, teori Keynes dan teori 150
Suku Bunga Pengaruhnya Terhadap Konsumsi
Analisis Kepekaan Konsumsi Masyarakat Indonesia Terhadap Variabel Makro Ekonomi di IndonesiaTahun 2000-2009 Apip Supriadi
Terdapat
teori
yang
bunga
mempunyai
arah
yang
menerangkan tentang tingkat bunga.
bertentangan, dimana suku bunga
Menurut teori Keynes tingkat bunga
yang meningkat akan mengurangi pola
ditentukan oleh sektor riil dan sektor
konsumsi masyarakat. (Sukirno, 2000:
moneter.
342).
Keynes
membedakan
permintaan uang menurut motivasi masyarakat untuk memegang uang menjadi tiga yaitu untuk berjaga-jaga, transaksi dan motif spekulasi, yakni mencari uang dari perbedaan tingkat bunga.
Yang kedua teori
tingkat
bunga
menurut
paritas arbitrasi,
tingkat harga barang dan jasa maupun tingkat
suku
bunga
di
dalam
perekonomian yang relatif dan terbuka penuh terhadap perekonomian dunia yang cenderung sama dengan dunia internasional. Seperti yang kita ketahui bahwa
konsumsi
mempunyai
hubungan yang erat dengan tingkat tabungan,
tabungan
dikonsumsi atau dibelanjakan.
pengeluaran melalui
bunga
masyarakat
Semakin
tinggi
tingkat bunga, semakin besar pula jumlah uang yang ditabung sehingga semakin kecil uang yang dibelanjakan untuk konsumsi. Sebaliknya semakin rendah tingkat bunga, maka jumlah uang yang ditabung semakin rendah yang berarti semakin besar uang digunakan
untuk
konsumsi.
devaluasi
mempunyai
nilai
dampak
tukar
rill
ekpasioner
terhadap output jika kondisi MarshallLerner terpenuhi. Dengan kata lain, jika jumlah elastisitas ekspor dan impor melebihi satu, devaluasi akan mendorong
perkembangan
dalam
neraca transaksi berjalan ( Berument dan
Pasogulari,
2003).
demikian,
dalam
devaluasi
mendorong
Dengan
jangka
panjan
permintaan
agregat. Dampak yang ditimbulkan nilai tukar ke output dalam jangka pendek dapat menimbulkan dampak yang
mempengaruhi
konsumsi
tabungan.
Klasik,
merupakan
bagian dari pendapatan yang tidak
Suku
Nilai Tukar Pengaruhnya Terhadap Konsumsi Dari sudut pandang Model
Jadi
berbeda
dengan
jangka
panjang.
Depresiasi akan menimbulkan dampak kontraksi tradabel.
terhadap
sector
Besarnya
non-
kontraksi
mengimbangi atau bahkan melebihi dampak kenaikan permintaan agregat tersebut. Dengan demikian depresiasi lebih
berpotensi
untuk
menekan
perekonomian dalam jangka pendek. Beberapa jalur dalam menjelaskan efek kontraksi depresiasi antara lain
hubungan antara konsumsi dan suku 151
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 1, No 2, Juli – Desember 2011
1. Kekakuan
nominal
dalam
perekonomian Jika
rill dan bahkan akan menagih
semua
harga
perekonomian
dalam
tidak
fleksibel
kredit
sebelum
berakhir.
masa
kredit
Hal ini menimbulkan
setelah devaluasi akan terjadi
dampak serius negative terhadap
penurunan
perusahaan
rill
dalam
upah
nominal, penawaran uang dan berkaitan besaran kredit relative terhadap
nilai
barang
diperdagangkan.
yang
Penurunan
dan
menyebabkan
penurunan output yang signifikan. 3. Masalah berhubungan dengan sisi penawaran Jika sector
rill suatu Negara
variabel-variabel ini melemahkan
mengunakan input inpor dalam
permintaan
produksi
domestic
yang
mereka,
mengakibatkan penurunan tingkat
dalam
output.
depresiasi.
Hal
mendorong
ke
2. Hutang luar negeri dan kewajiban
biaya
peningkatan
akan
mengikuti ini
akan
atas
kurva
denominasi mata uang luar negeri
penawaran yang menyebabkan
Pada
penurunan tingkat output.
saat
hutang
devaluasi
luar
negeri
terjadi,
meningkat
secara proporsional dan begitu juga
dengan
kewajiban denominated
nilai
foreign
Hipotesis Penelitian
domestic
Dalam penelitian ini hipotesis
exchange
yang diajukan untuk menjawab tujuan
dan
penelitian yang dinyatakan bahwa
ini
semua variabel berpengaruh terhadap
khususnya penting bagi Negara-
konsumsi masyarakat di Indonesia
negara dimana dolarisasi telah
yang kemudian dapat dikemukakan
meluas. Bank, perusahaan atau
sebagai berikut :
rumah tangga dengan kewajiban
Diduga
denominasi mata uang luarnegeri
berpengaruh positif dan suku bunga,
mengalami kerugian yang besar.
inflasi, nilai tukar berpengaruh negatif
Sehinga,
terhadap konsumsi.
rumah
perusahaan
tangga.
Keadaan
mereka
harus
menyesuaikan balance sheet atau anggaran
152
mengeluarkan kredit untuk setor
dan
kemungkinan
pendapatan
nasional
METODE PENELITIAN Jenis dan Cara Pengumpulan Data
mengurangi pengeluaran mereka.
Data yang digunakan dalam penelitian
Bank yang mengalami kerugian
ini adalah data sekunder ang diperoleh
besar dari devaluasi tidak akan
dari lembaga-lembaga atau instansi-
Analisis Kepekaan Konsumsi Masyarakat Indonesia Terhadap Variabel Makro Ekonomi di IndonesiaTahun 2000-2009 Apip Supriadi
instansi antara lain Bank Indonesia
Menurut Moh. Nasir (2003),
(BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS),
operasional
dalam kurun waktu dari tahun 2000
gambaran bagaimana suatu definisi
sampai dengan 2009 menggunakan
diberikan kepada variabel dengan cara
data per kuartal. Adapun data yang
memberikan
digunakan
menspesifikasikan atau memberikan
adalah
:
i)
data
variabel
memeberikan
arti,
oprasional
pengeluaran konsumsi rumah tangga,
suatu
ii) data pendapatan nasional, iii) data
untuk mengukur variabel tersebut . di
laju inflasi, iv) data suku bunga, dan v)
bawah ini adalah tabel operasional
data nilai tukar
variabel
yang
yang
atau
diperlukan
digunakan
dalam
penelitian ini : Operasionalisasi Variabel Tabel 1 Oprasional Variabel Variabel Konsep Konsumsi Pembelanjaan yang dilakukan Rumah rumah tangga atas barang dan jasa Tangga (hagrga kontan tahun dasar 2000) Jumlah dari pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi Pendapatan dari aktivitas ekonominya Nasional (harga kostan dengan tahun dasar 2000) Suku Tingkat suku bunga (SBI) Bunga Nilai Tukar
Harga dari dollar Amerika terhadap nilai rupiah (nominal)
Inflasi
Persentase kenaikan harga-harga secara umum (IHK)
Model Berdasarkan
kerangka
pemikiran di atas, penulis mengambil model yang akan digunakan dalam
Ukuran
Skala
Lambang
Rupiah (Rp)
Ratio
K
Rupiah (Rp)
Ratio
P
Ratio
S
Ratio
N
Ratio
I
rumah
tangga
Persen (%) Rupiah per USD (Rp/$) Persen (%)
K = konsumsi masyarakat
P = pendapatan nasional I = inflasi
penelitian ini sebagai berikut : lnK = α + β1 lnP + β2I + β3 lnN + β4S +
N = nilai tukar rupiah terhadap USD
e
S = suku bunga SBI e = variabel gangguan
Dimana :
153
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 1, No 2, Juli – Desember 2011
Metode Analisis Data
Uji Statistik
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Dimana
penelitian
dimaksudkan
untuk
informasi melengkapi
kepustakaan mendapatkan
yang
mendukung
penulisan
ini,
yang
didapatkan dari membaca penelitianpenelitian
terdahulu,
berbagai
literature dan jurnal serta bahan bacaan lain yang berkaitan langsung dengan permasalahan. Metode
analisis
di
dalam
Pengujian statistik meliputi uji-t (melihat
pengaruh antara variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen), uji F ( melihat pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen), dan Koefisien
Determinasi
(Koefisien
determinasi (R2) dapat didefinisikan sebagai proporsi atau presentase dari total
variabel
dependen
yang
dijelaskan oleh variabel independen). Mengukur Elastisitas
penelitian ini secara garis besar dapat Definisi
dikelompokan menjadi dua, yakni : 1. Metode analisis kualitatif, yakni memaparkan semua data dan informasi sekunder yang berkaitan dengan secara bentuk
objek-objek deskriptip turut
penelitian
baik
dalam
waktu,
rasio,
persentase indeks maupun berupa
Metode analisis kuantitatif, yakni
Robert (1998:25) elastisitas adalah ukuran
dengan
kepekaan
derajaat
antara
variabel bebas dengan variabel ter ikat. Secara spesifik elastisitas adalah suatu
bilangan
informasi
yang
mengenai
memberikan persentase
perubahan yang akan terjadi dalam
perubahan 1 persen dipariabel lain.
memaparkan seluruh data dan informasiolahan
menurut
suatu variabel sebagai reksi terhadap
tabulasi dan grafis 2.
elastisitas
yang
objek-objek
Elastisitas
adalah
derajat
berkaitan
kepekaan kuantitas yang diminta (atau
penelitian
ditawarkan) terhadap salah satu factor
secara statistic ekonomertik, baik
yang
dalam uji statistic (t, F dan DW)
permintaan (atau penawaran). Oleh
maupun uji validasi asumsi OLS
karena itu biasanya elastisitas biasa
(ordinary
diguakan untuk menjelaskan respon
least
square)
yakni
multikolinieritas, heteroskedastisitas autokolerasi. 154
mempengaruhi
Fungsi
atau perubahan kuantitas yang diminta dan
jika harga, atau factor factor lain yang berubah.
Analisis Kepekaan Konsumsi Masyarakat Indonesia Terhadap Variabel Makro Ekonomi di IndonesiaTahun 2000-2009 Apip Supriadi
Pengujian Validasi Asumsi Klasik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji asumsi klasik menyatakan
Hasil Penelitian
bahwa persamaan regresi tersebut
Data
yang
harus bersipat BLUE ( Best Linier
merupakan
Unbiased
artinya
bersumber dari Statistik Ekonomi dan
pengambilan keputusan melalui uji F
Keuangan (SEKI) yang diterbitkan
dan uji t tidak harus bias. Untuk
oleh Bank Indonesia, serta berbagai
menghasilkan keputusan yang BLUE
laporan dan publikasi yang berkaitan
maka harus dipenuhi diantara tiga
dengan objek penelitian. Adapun data
asumsi dasar. Tiga asumsi dasar yang
yang digunakan adalah data konsumsi
tidak boleh dilanggar oleh regresi linier
masyarakat,
berganda yaitu: i) tidak boleh ada
inflasi, nilai tukar dan suku bunga.
multikolinieritas,
Berdasarkan pengolahan data yang
Estimator)
ii) tidak boleh ada
heteroskedastisistas, iii) tidak boleh
dilakukan
ada autokolerasi.
software regresi
data
dianalisis
sekunder
pendapatan
dengan eviews,
OLS
yang
nasional,
menggunakan dengan
ditampilkan
model sebagai
berikut : Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C lnP I lnN S
3.095453 0.646634 0.003960 0.123884 -0.010240
0.616116 0.045843 0.001494 0.061532 0.002422
5.024140 14.10529 2.650487 2.013334 -4.227638
0.0000 0.0000 0.0120 0.0518 0.0002
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.958315 0.953552 0.026422 0.024435 91.25513 201.1601 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
12.45305 0.122598 -4.312756 -4.101646 -4.236426 1.412677
Sumber : Pengolahan dengan software eviews Pengaruh Pendapatan Nasional, Inflasi, Nilai Tukar dan Suku Bunga Terhadap Konsumsi Masyarakat
Berdasarkan data olahan yang dimasukan
kedalam
model
ekonometrik maka diperoleh model Model Regresi OLS
OLS ( Ordinary Least Square), yang
155
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 1, No 2, Juli – Desember 2011
akan nenunjukan taksiran masing-
Indonesia, yang beratri jika suku
masing variabel sebagai berikut :
bunga
meningkat
1%
maka
pertumbuhan konsumsi akan menurun lnK = 3,095 + 0,647lnP + 0,004I + 0,124lnN – 0,010S
sebesar 0,010%.
Nilai parameter β1 = 0,647 menunjukan perubahan dalam
ukuran
kepekaan
pendapatan
nasional
mempengaruhi
masyarakat apabila
Indonesia,
ini
pendapatan
meningkat
sebesar
pertumbuhan meningkat
secara
dimaksudkan apakah
parsial
untuk
ini
mengetahui
masing-masing
variabel
pendapatan nasional, inflasi, nilai tukar
nasional
dan suku bunga berpengaruh secara
maka
signifikan terhadap variabel konsumsi
akan
masyarakat. Uji ini dilakukan dengan
Nilai
melihat besarnya t hitung atau dengan
1%, 0,647%.
β2= 0,004 menunjukan
kepekaan
Pengujian
berarti
konsumsi
sebesar
parameter ukuran
konsumsi
Uji t
dalam
Jika t hitung > t tabel, maka
mempengaruhi konsumsi masyarakat
variabel bebas tersebut berpengaruh
Indonesia, berarti jika inflasi meningkat
terhadap variabel tak bebas secara
sebesar
individu.
1%
inflasi
melihat tingkat probabilitasnya.
maka
pertumbuhan
Dengan
menggunakan
konsumsi akan meningkat sebesar
derajat kepercayaan 5% maka jika
0,004%.
0,124
nilai probabilitasnya < 0,05 , berarti
menujukan ukuran kepekaan nilai
variabel tersebut signifikan pada taraf
tukar dalam mempengaruhi konsumsi
signifikan 5%.
Parameter
β3=
masyarakat Indonesia, ini berarti jika nilai
tukar
meningkat
pertumbuhan meningkat parameter ukuran terhadap
1%
konsumsi
sebesar
0,124%.
β4=0,010 kepekaan konsumsi
Dari
pengujian
data
maka
dengan EViews diperoleh nilai t hitung
akan
masing-masing
Nilai
probabilitasnya
variabel sebagai
dan berikut
menujukan suku
bunga
masyarakat
Tabel 3 Hasil Uji t Variabel t-hitung t-tabel P 14,10529 1,684 I 2,650487 1,684 N 2,013334 1,684 S -4,227638 1,684 Sumber : Pengolahan dengan software eviews 156
hasil
Probabilitas 0,0000 0,0120 0,0518 0,0002
Analisis Kepekaan Konsumsi Masyarakat Indonesia Terhadap Variabel Makro Ekonomi di IndonesiaTahun 2000-2009 Apip Supriadi
*Signifikan pada α = 5% t-tabel = t α df (n-k) = t (α = 5% ; 35) = 1,684 Dari hasil perhitungan dengan
positif
program EViews, dapat disimpulkan
terhadap
variabel
pengeluaran konsumsi.
hasil pengujian secara parsial adalah
Hasil perhitungan : t hitung= 2,650487
sebagai berikut :
dan prob = 0,0120 Kesimpulannya : tolak Ho dan
Uji t terhadap parameter β1 (P)
terima Ha artinya variabel inflasi (I)
Ho :
berpengaruh signifikan dengan arah
β1
≤ 0,
artinya variabel
pendapatan tidak
nasional
berpengaruh
koefisien positif
terhadap variabel
kosumsi masyarakat (K)
positif terhadap variabel pengeluaran konsumsi. Ha :
β1 > 0,
artinya variabel
pendapatan
nasional
berpengaruh terhadap
Uji t terhadap parameter β3 (N) Ho: β2 ≤ 0, artinya variabel nilai tukar
positif
secara
variabel
berpengaruh
pengeluaran konsumsi.
terhadap
Hasil perhitungan : t hitung=14,10529
variabel
secara
terhadap
nasional (P) berpengaruh signifikan dengan arah koefisien positif terhadap variabel konsumsi masyarakat (K).
individu
tidak
positif
terhadap
variabel pengeluaran konsumsi. Ha: β2 > 0, artinya variabel inflasi individu
berpengaruh
positif variabel
pengeluaran konsumsi. Hasil perhitungan : t hitung= 2,013334 dan prob = 0,0518
Uji t terhadap parameter β2 (I) Ho: β2 ≤ 0, artinya variabel inflasi
individu
berpengaruh
terima Ha artinya variabel pendapatan
secara
positif
pengeluaran konsumsi.
Kesimpulannya : tolak Ho dan
berpengaruh
tidak
Ha: β2 > 0, artinya variabel nilai tukar
dan prob = 0,0000
secara
individu
Kesimpulannya : tolak Ho dan terima Ha artinya variabel nilai tukar (N)
berpengaruh signifikan dengan
arah koefisien positif terhadap variabel konsumsi masyarakat (K). Uji t terhadap parameter β4 (S) Ho: β2 ≤ 0, artinya variabel inflasi secara
individu
tidak 157
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 1, No 2, Juli – Desember 2011
berpengaruh terhadap
negatif
nasional (P), inflasi (I), nilai tukar (N)
variabel
dan suku bunga (S), mempengaruhi
pengeluaran konsumsi. Ha: β2 > 0, artinya variabel inflasi secara
individu
berpengaruh
negatif
terhadap
variabel
pengeluaran konsumsi. Hasil perhitungan : t hitung= 4,227638 dan prob = 0,0002 Kesimpulannya : tolak Ho dan terima Ha artinya variabel suku bunga (S) berpengaruh signifikan dengan arah
koefisien
negatif
terhadap
variabel konsumsi masyarakat (K). Uji F Nilai F-tabel dengan derajat kebebasan (4,35) dan α 5% adalah 2,61. Dari hasil regresi diketahui bahwa nilai F-hitung adalah 201,1601. Dengan demikian F-hitung lebih besar dari
nilai
F-tabel,
artinya
secara
bersama-sama variabel pendapatan nasional (P), inflasi (I), nilai tukar (N) dan
suku
bunga
(S)
signifikan
terhadap pengeluaran konsumsi di Indonesia. Koefisien Determinasi (R2) Dari hasil regresi menujukan bahwa nilai R2 adalah 0,958315. Berarti variasi variabel pendapatan
158
variabel
pengeluaran
konsumsi
masyarakat
Indonesia
sebesar
95,8315%.
Seadngkan
sisanya
sebesar
4,1685%
dijelaskan
oleh
variabel lain yang tidak dianalisis dalam model regresi. Uji Asumsi Klasik Pengujian
ini
dimaksudkan
untuk mendeteksi apakah hasil-hasil regresi telah memenuhi kaidah Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) sehingga tidak ada gangguan serius terhadap asumsi klasik dalam metode kuadrat terkecil (OLS) yaitu masalah multikolinieritas,
heteroskedastisitas,
dan autokorelasi. Uji Multikolinieritas Dilihat
dari
hasi
pengujian
bahwa semua pariabel bebas yaitu : pendapatan nasional, inflasi, nilai tukar dan suku bunga signifikan dan R2 juga besar maka dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas
mutikolinieritas. melihat
matriks
tidak Dikuatkan
terdapat dengan
korelasinya
yang
menujukan tidak ada variabel bebas yang ≥ 0,80. Dapat dilihat sebagai berikut:
Analisis Kepekaan Konsumsi Masyarakat Indonesia Terhadap Variabel Makro Ekonomi di IndonesiaTahun 2000-2009 Apip Supriadi
Tabel 4 Matriks Kolerasi LNP I LNP 1 -0.093536 I -0.093536 1 LNN 0.275079 0.394049 S -0.629408 0.599369 Sumber : Pengolahan dengan software eviews Uji Heteroskedastisitas
LNN 0.275079 0.394049 1 0.198972
S -0.629408 0.599369 0.198972 1
pengamatan yang lain tetap, maka
Uji heteroskedasitas bertujuan
disebut
homokesdasitas
dan
jika
untuk menguji apakah dalam model
berbeda
disebut
regresi terjadi ketidaksamaan varian
Metode
yang
dari residual satu pengamatan ke
mendeteksi
pengamatan yang lain. Jika varian
heteroskedastisitas pada penelitian ini
residual
adalah pengujian White.
satu
pengamatan
ke
heteroskedasitas. digunakan
adanya
Tabel 5 Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.112723 Prob. F(14,25) Obs*R-squared 15.35618 Prob. Chi-Square(14) Scaled explained SS 10.84319 Prob. Chi-Square(14) Sumber : Pengolahan dengan software eviews Diketahui
bahwa Nilai Chi-
squares hitung sebesar
untuk
Autokorelasi
0.3939 0.3542 0.6983 adalah adanya
15,35618
korelasi antara anggota observasi satu
yang diperoleh dari informasi Obs*R-
dengan observasi lain yang berlainan
squared, sedangkan nilai kritis Chi-
waktu. Jika terjadi korelasi antara satu
squares (χ2) pada α = 5% dengan df
residual dengan residual yang lain,
sebesar 14 adalah 23,6848. Karena
maka model mengandung masalah
nilai Chi-squares hitung (χ2) lebih kecil
autokorelasi. Salah satu metode yang
dari nilai kritis Chisquares (χ2) maka
dapat digunakan untuk mendeteksi
dapat disimpulkan tidak ada masalah
masalah autokorelasi, bisa dilakukan
heteroskedastisitas.
menggunakan uji Durbin-Watson (DW.
Model
mengandung heteroskedastisitas juga
Hasil
estimasi
pengaruh
bisa dilihat dari nilai probabilitas Chi-
pendapatan nasional, inflasi, nilai tukar
Squares sebesar 0,3542 yang lebih
dan suku bunga terhadap konsumsi
besar dari nilai α sebesar 0,05. Berarti
masyarakat di Indonesia diperoleh Dw
Ho diterima dan kesimpulannya tidak
hitung
ada heteroskedastisitas.
menggunakan Dw tabel diperoleh du
Uji Autokorelasi
sebesar 1,584 dan 4-du sebesar 2,316 sehingga
sebesar
berdasar
1,613.
batas
Dengan
kriteria 159
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 1, No 2, Juli – Desember 2011
Durbin Watston tersebut diatas dapat
hipotesis yaitu mempunyai hubungan
diketahui bahwa Dw hitung berada
positif,
diantara du – 4-du dengan kata lain
variabel pendapatan nasional sebesar
berada di daerah tak ada serial
0,0000
korelasi.
pendapatan nasional signifikan pada α
Analisis Ekonomi
5%.
Dari
hasil
terhadap
regresi
variabel
OLS
pengeluaran
dengan
yang
terhadap
signifikan
artinya
Dengan
pendapatan
tingkat
variabel
demikian,
nasional
variabel
berpengaruh
pengeluaran
konsumsi.
konsumsi dapat diketahui bahwa nilai
signifikan positif terhadap pengeluaran
R2 sebesar 0,958315 ini menunjukkan
konsumsi pada kurun waktu penelitian.
bahwa
variabel
Hasil analisis tersebut senada dengan
konsumsi)
penelitian yang dilakukan oleh Isyani
yang menunjukkan aktifitas konsumsi
dan Maulidyah Indira Hasmarini (2005)
masyarakat
dijelaskan oleh
dengan judul Analisis Konsumsi di
variasi variabel-variabel independen
Indonesia tahun 1989-2002 dimana
(pendapatan nasional, inflasi, nilai
variabel
tukar dan suku bunga), sedangkan
berpengaruh
sisanya
pengeluaran konsumsi.
95,83
dependen
% variasi
(pengeluaran dapat
4,1685%
dijelaskan
oleh
variasi variabel diluar model yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Berikut ini interpretasi koefisien
pendapatan
Hal
nasional
positif
ini
terhadap
disebabkan
karena
kuatnya kinerja ekspor dan peran investasi
yang
meningkat
dalam
regresi variabel-variabel dalam model
pembentukan PDB. Dengan dorongan
regresi linier yaitu sebagai berikut :
permintaan baik yang berasal dari
Pengaruh Pendapatan Nasional terhadap Konsumsi Masyarakat Hasil dari perhitungan yang
dalam maupun luar negeri, sektor
dilakukan Eviews
dengan
7,
menggunakan
menunjukkan
koefisien
regresi variabel pendapatan nasional berpengaruh dan berhubungan positif terhadap sebesar
pengeluran 0,647,
peningkatan sebesar
1%
berarti
pendapatan akan
konsumsi bahwa nasional
meningkatkan
pengeluaran
konsumsi
sebesar
0,647%.
ini
dengan
160
Hal
sesuai
industri
pengolahan,
sektor
perdagangan
dan
sektor
pengangkutan
menjadi
motor
pertumbuhan terhadap
dengan
sumbangan
pertumbuhan
PDB.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami peningkatan maka hal tersebut berdampak pada kenaikan pendapatan
nasional
yang
pada
akhirnya mempengaruhi masyarakat dalam mengambil keputusan untuk
Analisis Kepekaan Konsumsi Masyarakat Indonesia Terhadap Variabel Makro Ekonomi di IndonesiaTahun 2000-2009 Apip Supriadi
berkonsumsi.
Pendapatan nasional
memilih melakukan jumlah konsumsi
semakin meningkat maka semakin
yang tetap dengan asumsi harga yang
besar
meningkat,
pengeluaran
konsumsi
untuk
masyarakat
masyarakat dan sebaliknya. Dengan
berpenghasilan menengah kebawah
adanya
perubahan
kenaikan inflasi ini akan cenderung
nasional
sebesar
pendapatan 1%
akan
membuat pendapatan mereka lebih
mempengaruhi konsumsi masyarakat
besar
sebesar 0,647% sedangkan sisanya
dengan konsekwensi pengalokasian
sebesar
untuk hal yang lainnya akan semakin
0,353%
digunakan
kemungkinan
masyarakat
untuk
digunakan
untuk
konsumsi
berkurang sedangkan untuk mereka
menabung.
yang berpenghasilan tinggi kenaikan
Pengaruh Laju Inflasi Terhadap Konsumsi Masyarakat Hasil perhitungan
inflasi
menunjukkan
koefisien
regresi
variabel laju inflasi memiliki hubungan positif terhadap variabel pengeluaran konsumsi
yaitu sebesar 0,004%.
Dengan koefisien sebesar 0,004%, berarti peningkatan inflasi sebesar 1% akan
meningkatkan
pengeluaran
konsumsi sebesar 0,004%. Tingkat signifikansi variabel laju inflasi sebesar 0,0120
signifikan
pada
tingkat
signifikan 5%. Artinya variabel laju inflasi
berpengaruh
terhadap
meningkatkan
biaya
untuk
kegiatan konsumsi namun tidak akan terlalu berpengaruh terhadap alokasi kebutuhan
lainya.
terjadi
kondisi
terjadi
penurunan
Begitupun
sebaliknya
kecenderungan
jika
dimana
inflasi
karena
berkonsumsi
yang
tetap maka selisih dari penurunan harga
tersebut
untuk
hal
akan
lain
dialokasikan
diluar
konsumsi
sehingga nilai konsumsi cenderung menurun. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Konsumsi Masyarakat Hasil perhitungan
pengeluaran konsumsi. Kondisi ini
menunjukkan
berbeda
yang
variabel
yang
hubungan negatif terhadap variabel
inflasi
pengeluaran konsumsi yaitu sebesar
terhadap
0,010% dengan tingkat probabilitas
Hal
ini
variabel suku bunga sebesar 0.0002
dengan
maka variabel tersebut signifikan pada
peningkatan iflasi maka pengeluaran
tingkat signifikan 5%. Kondisi ini
masyarakat
sesuai
dengan
diungkapkan
sebelumnya
menyatakan
bahwa
berpengaruh konsumsi
hipotesis
negatif masyarakat.
mengindikasikan
untuk
bahwa
konsumsi
akan
meningkat, artinya masyarakat lebih
suku
dengan
menyatakan
koefisien
regresi
bunga
memiliki
hipotesis
bahwa
yang
hubungan 161
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 1, No 2, Juli – Desember 2011
konsumsi masyarakat dengan timgkat
bahwa terjadinya depresiasi nilai tukar
suku bunga adalah negatif sesuai
rupiah
dengan penelitian yang dilakukan oleh
pendapatan
Ricardo Faini.
Hal ini terjadi karena
ekspor, nilai ekspor akan meningkat
semakin rendah tingkat suku bunga
jika dihitung dengan rupiah, begitupun
berarti semakin besar uang digunakan
sebaliknya jika terjadi apresiasi nilai
untuk konsumsi. Sebaliknya semakin
tukar
tinggi
maka
masyarakat akan sejalan dengan nilai
semakin besar pula jumlah uang yang
tukar. Terjadinya depresiasi nilai tukar
ditabung.
antara
rupiah
maka
konsumsi dan suku bunga mempunyai
harga
barang-barang
arah yang bertentangan, dimana suku
barang dengan bahan baku impor
bunga yang menurun masyarakat
sehingga konsumsi masyarakat akan
akan lebih cenderung memilih untuk
cenderung
mengalokasikan
dorong
tingkat
suku
Jadi
bunga
hubungan
uangnya
untuk
akan
mempengaruhi
nasional
rupiah,
dari
sehingga
akan
konsumsi
meningkatkan
meningkat
oleh
setor
inpor
atau
karena
peningkatan
ter
harga
konsumsi, sedangkan jika suku bunga
tersebut beegitupun bila terjadi kondisi
naik maka jumlah alokasi tadi berubah
sebaliknya dimana terjadi apresiasi
dengan kecenderungan masyarakat
rupiah maka barang-barang komoditas
akan
dengan
tadi akan menurun harganya sehingga
harapan mendapat keuntungan dari
konsumsi masyarakat akan menurun
peningkatan nilai suku bunga tersebut.
karena selisih harga.
Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Konsumsi Masyarakat Hasil perhitungan menunjukan
Elastisitas
memilih
menabung
koefisien regresi variabel nilai tukar rupiah memiliki hubungan yang positif terhadap konsumsi
variabel yaitu
pengeluaran
sebesar
0,124%,
dengan tingkat probabilitas variabel nilai tukar sebesar 0,0518 maka variabel
tersebut
signifikan
pada
tingkat signifikan 5%. Hal ini tidak sesuai
dengan
hipotesis
yang
Elastisitas derajat
kepekaan
adalah
ukuran
antara
variabel
bebas dengan variabel terikat. Secara spesifik
elastisitas
adalah
suatu
bilangan yang memberikan informasi mengenai persentase perubahan yang akan terjadi dalam suatu variabel sebagai reaksi terhadap perubahan 1 persen dipariabel lain. Uji ini dilakukan untuk dapat
menyatakan bahwa hubungan antara
mengetahui
nilai tukar dan konsumsi masyarakat
pendapatan nasional, inflasi, nilai tukar
adalah negatif. Hal ini dapat dijelaskan
dan suku bunga terhadap konsumsi
162
besarnya
elastisitas
Analisis Kepekaan Konsumsi Masyarakat Indonesia Terhadap Variabel Makro Ekonomi di IndonesiaTahun 2000-2009 Apip Supriadi
masyarakat di Indonesia. Hasilnya
yang positif ini berarti tiap kenaikan
adalah sebagai berikut :
inflasi sebesar 1% akan menyebabkan
lnK = 3,095 + 0,647lnP + 0,004I + 0,124lnN – 0,010S
kenaikan sebesar
konsumsi
masyarakat
0,004% (ceteris paribus).
Koefisien nilai tukar rupiah yang positif
dari persamaan diatas dapat dilihat
ini berarti kenaikan nilai tukar rupiah
bahwa derajat kepekaan atau tingkat
sebesar
elastisitas
kenaikan
yang
ada
menunjukan
1%
akan
menyebabkan
konsumsi
masyarakat
pendapatan nasional, inflasi, nilai tukar
sebesar
dan suku bunga terhadap konsumsi
Koefisien suku bunga yang negative
masyarakat
menujukan
di
Indonesia
bersipat
0,124% (ceteris paribus).
bahwa
ketika
terjadi
kenaikan suku bunga sebesar 1%
inelastis (E < 1).
makan akan menyebabkan penurunan Dapat
dikatakan
bahwa
pendapatan nasional, inflasi, nilai tukar
konsumsi sebesar 0.010% (ceteris paribus).
dan suku bunga kurang peka terhadap konsumsi masyarakat di Indonesia, namun demikan dari ke empat variabel yakni pendapatan nasional, inflasi,
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
nilai tukar dan suku bunga yang nilai elastisitas
dimaksudkan
untuk mengkaji pengaruh variabel
pendapatan nasional, 0,004 inflasi,
pendapatan nasional, inflasi, nilai tukar
0,124 nilai tukar dan 0,010 untuk suku
dan suku bunga terhadap konsumsi
bunga. Dilihat dari nilai elastisitas
masyarakat di Indonesia pada kurun
maka
faktor
0,647
ini
untuk
ini,
sebesar
Penelitian
yang
dominan
mempengaruhi konsumsi masyarakat Indonesia
adalah
pendapatan
nasional.
tahun
2000
menggunakan
data
dengan
sampai
menggunakan
per
2009 kuartal,
pendekatan
OLS. Besarnya pengaruh variabel pendapatan nasiaonal, inflasi, nilai
Koefisien pendapatan nasional yang positif menujukan bahwa ketika terjadi
waktu
peningkatan
tukar
masyarakat akan naik sebesar 0,647 % dengan asumsi yang lain dianggap tetap (ceteris paribus). Koefisie inflasi
suku
bunga
terhadap
pengeluaran konsumsi di Indonesia.
pendapatan
nasional sebesar 1% maka konsumsi
dan
Hasil analisis data menujukan bahawa variabel pendapatan nasional, nilai
tukar
dan
inflasi
memiliki
hubungan yang positif dan signifikan 163
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 1, No 2, Juli – Desember 2011
terhadap konsumsi masyarakat di
2. Pemerintah
hendaknya
dapat
Indonesia selama kurun waktu 2000
menjaga kestabilan harga-harga
sampai dengan 2009.
barang dan jasa di dalam negeri
untuk
variabel
Sedangkan
suku
bunga
dengan menjaga kestabilan jumlah
berhubungan negatif dan signifikan
uang beredar, nilai tukar dan
terhadap konsumsi masyarakat di
penciptaan situasi dan keamanan
Indonesia selama kurun waktu 2000
yang kondusif agar tingkat inflasi
sampai dengan 2009.
dapat dikendalikan.
Uji elastisitas yang dilakukan untuk dapat mengetahui besarnya elastisitas
pendapatan
DAFTAR PUSTAKA
nasional,
inflasi, nilai tukar dan suku bunga
Agus widarjono, 2007 , Ekonometrika, Yogyakarta : Ekonisa
terhadap konsumsi masyarakat di Indonesia,
untuk
hasilnya
adalah
Boediono. 1990, Ekonomi Moneter, Edisi 3, Yogyakarta : BPFE
bahwa derajat kepekaan atau tingkat
pendapatan nasional, inflasi, nilai tukar
Dumairy. 1996, Perekonomian Indonesia, Cetakan kelima, Jakarta : Penerbit Erlangga.
dan suku bunga terhadap konsumsi
Faini
elastisitas
masyarakat
yang
di
ada
menunjukan
Indonesia
bersipat
inelastic yang ditunjukan dengan hasil elastisitas
yang
ditunjukan
oleh
Ricardo, 1991, the Macro Economicsthe Public Sector Deficit the Case of Marocco, Working Papers, country economics department, the World Bank
persamaan yang kurang dari 1 (E<1). Mangkoesoebroto, Guritno. Dan Algifari, 1998, Teori Ekonomi Makro, Yogyakarta, STIE YKPN.
Saran 1. Pemerintah
perlu
terus
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi
menggerakan
dengan
sektor-sektor
produktif,
memperluas lapangan kerja dan menciptakan iklim berusaha yang dapat meningkatkan pendapatan nasional sebagai salah satu faktor penggerak perekonomian nasional . 164
Mankiw, N. Gregory. 2003, Teori Makro Ekonomi Terjemahan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Reksoprayitno, Soediyono. 2000, Ekonomi Makro (Pengantar Analisis Pendapatan Nasional), Edisi Kelima. Cetakan Kedua,Yogyakarta : Liberty Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia berbagai edisi terbitan BI.
Analisis Kepekaan Konsumsi Masyarakat Indonesia Terhadap Variabel Makro Ekonomi di IndonesiaTahun 2000-2009 Apip Supriadi
Suparmoko, M. 1991, Pengantar Ekonomika Makro, Yogyakarta: BPFE Sukirno, Sardono. 2003, Pengantar Teori Makro Ekonomi”(ed.2)”, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
Wilcok James. A, 1989, Liquidity Constrains on Consumption : The real Effect of Real Lending Policies, Ekonomics Review, No 4,Fall, Canada.
165