Vol. / 06 / No. 05 / April 2015
Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo Oleh: Rinda Aprilia Eka Wati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) jenis kata sapaan yang digunakan dalam novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo dan (2) faktor yang melatarbelakanginya penggunaan kata sapaan dalam novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo. Sumber data penelitian ini adalah penelitian novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo, sementara data penelitian ini adalah analisis sapaan. Teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik pustaka, teknik simak dan teknik catat. Adapun teknik analisis data digunakan metode analisis isi yang mengkaji isi teks dengan teliti dan menyeluruh. Instrumen penelitian ini adalah penulis yang bertindak sebagai perencana dan pelaksana dalam penelitian. Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan validitas semantis sedangkan uji kredibilitas datanya menggunakan teknik ketekunan pengamatan. Penulis mencari data melalui teks cerita dan pustaka penunjang lainnya. Selanjutnya, dalam penyajian hasil analisisnya digunakan metode informal, yakni penyajian hasil analisis menggunakan kata-kata biasa. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa jenis kata sapaan yang ada dalam Novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo diklasifikasikan (1) kata sapaan berdasarkan ciri fonologis, kata sapaan berdasarkan bentuknya, kata sapaan berdasarkan ciri sintaksis, dan kata sapaan berdasarkan ciri semantis. Dalam pembahasan yang lebih detail lagi kata sapaan berdasarkan ciri fonologis dibedakan menjadi empat yang meliputi : penambahan hamzah, pengurangan suku, pengurangan suku awal, dan pengurangan suku akhir. Kata sapaan berdasarkan ciri bentuknya dibedakan menjadi kata sapaan berupa kata, dan kata sapaan berupa frasa. Adapun kata sapaan berdasarkan ciri sintaksis dibedakan menjadi kata sapaan yang terletak di depan klausa inti, dan kata sapaan di belakang klausa inti.Yang terakhir kata sapaan berdasakan ciri semnatis dibedakan menjadi nama diri, nama kekerabatan, gelar kebangsawanan, gelar hasil pendidikan, jabatan ; (2) Analisis faktor penggunaan bentuk sapaan dalam Novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo adalah faktor situasi, kekerabatan, dan etnis. Kata kunci: sapaan, novel Gumuk Sandhi
Pendahuluan Bahasa adalah sebuah sistem yang dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sesungguhnya bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan, baik yang sebenarnya, meskipun hanya imajinasi (khayalan, rekaan). Jadi bahasa digunakan sebagai alat komunikasi atau alat interaksi antarmanusia. Dalam bahasa harus mempunyai tiga komponen yaitu pihak yang berkomunikasi, informasi yang dikomunikasikan, dan alat yang digunakan dalam komunikasi itu. Saat berkomunikasi
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
1
Vol. / 06 / No. 05 / April 2015
atau berinteraksi sering menggunakan bahasa dalam bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan ini sebagai alat komunikasi yang dilakukan oleh para anggota masyarakat. Jadi tuturan adalah ungkapan diri seseorang yang mengandung kata-kata dan strukturstruktur gramatikal. Dalam bahasa, sosiolinguistik merupakan ilmu yang berkaitan dengan hal tersebut. Menurut Fishman (dalam Chaer dan Agustina, 2010:3), sosiolinguistik merupakan kajian tentang ciri khas variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur. Sosiolinguistik juga berarti kajian ilmu interdisiplin yang mempelajari bahasa dalam penggunaannya di dalam masyarakat. Jadi sosiolinguistik merupakan ilmu bahasa yang mempelajari tuturan-tuturan yang digunakan dalam masyarakat. Kaitannya dengan penggunaan bahasa dalam masyarakat, masyarakat sering sekali menggunakan kata sapaan dalam berkomunikasi untuk menghormati orang yang diajak bicara. Hampir setiap orang menggunakan kata sapaan dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Kata sapaan menurut Kridalaksana (2008:214), adalah morfem, kata, atau frase yang digunakan untuk bercakap, bertegur, bersapa, atau menyebut orang yang diajak berbicara atau saling merujuk dalam pembicaraan, dan yang berbeda-beda menurut sifat hubungan di antara pembicara tersebut. Dalam masyarakat kata sapaan sering disalah artikan dalam penerapannya sehingga sering salah menafsirkan arti dari kata sapaan tersebut. Kata sapaan digunakan untuk menegur sapa orang yang diajak berbicara dan digunakan untuk menunjukan ekspresi lawan yang diajak bicara saat pembicaraan sedang berlangsung. Banyak macam-macam kata sapaan yang belum diungkapkan dengan sebenarnya dan penggunaan sapaan sehingga perlu diungkapkan agar masyarakat pada umumnya mengetahui faktor dari kata sapaan tersebut, dalam jenis kata sapaan dikelompokkan berdasarkan lapisan bentuk dan lapisan arti. Berdasarkan lapisan bentuk, kata sapaan dapat dikelompokkan menjadi tiga ciri, yaitu ciri fonologis, ciri morfologis, dan ciri sintaksis. Berdasarkan lapisan arti kata sapaan hanya terdiri dari ciri semantis.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
2
Vol. / 06 / No. 05 / April 2015
Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo merupakan novel keluarga yang menceritakan rahasia di dalam kehidupan rumah tangga. Novel sangat menarik untuk diteliti karena struktur tatabahasa yang bagus dan disusun dengan indah menggunakan bahasa Jawa. Dalam Novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo banyak menggunakan kata panggilan (sapaan). Banyaknya kata sapaan yang digunakan Poerwadhie Atmodihardjo, menjadikan novel tersebut dapat dianalisis dengan pendekatan bahasa. Aspek tersebut berguna sekali untuk memudahkan dan memperindah bacaan saat pembaca memahami isi novel. Dengan adanya kata sapaan dalam novel tersebut pembaca lebih memahami faktor dan penggunaan kata sapaan. Berdasarkan uraian di atas, maka Peneliti merasa tertarik untuk menganalisis dan mendeskripsikan kata sapaan bersadarkan ciri semantis, faktor dan penggunaan kata sapaan tersebut. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dipilih judul “Analisis Sapaan dalam Novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo” dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk mengetahui jenis kata sapaan dan faktor kata sapaan. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dmaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi,
peristiwa, kegiatan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010: 3). Menurut Arikunto (2010: 172), sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo diterbitkan oleh Penerbit Kiblat Buku Utama tahun 2011, dibagi menjadi 14 bab, dan banyaknya 101 halaman, sementara data dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan mengenai analisis sapaan yang terdapat dalam novel gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodiharjo. Teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik pustaka, teknik simak dan teknik catat. Adapun teknik analisis data digunakan metode analisis isi yang mengkaji isi teks dengan teliti dan menyeluruh. Djaali (dalam Ismawati, 2011: 89) menyatakan bahwa instrumen atau pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen penelitian ini adalah penulis Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
3
Vol. / 06 / No. 05 / April 2015
yang bertindak sebagai perencana dan pelaksana dalam penelitian. Menurut Krippendorf (dalam Endraswara, 2003: 164) ada tujuh jenis validitas, yaitu (1) validitas data, (2) validitas semantis, (3) validitas penentuan sampel, (4) validitas pragmatis, (5) validitas korelasional, (6) validitas isi, dan (7) validitas proses. Adapun uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan validitas semantis sedangkan uji kredibilitas datanya menggunakan teknik ketekunan pengamatan. Penulis mencari data melalui teks cerita dan pustaka penunjang lainnya. Selanjutnya, dalam penyajian hasil analisisnya digunakan metode informal, menurut Sudaryanto (1993: 145), metode informal adalah penyajian hasil analisis menggunakan kata-kata biasa. Hasil Penelitian Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa jenis kata sapaan yang ada dalam Novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo diklasifikasikan (1) kata sapaan berdasarkan ciri fonologis, kata sapaan berdasarkan bentuknya, kata sapaan berdasarkan ciri sintaksis, dan kata sapaan berdasarkan ciri semantis. Dalam pembahasan yang lebih detail lagi kata sapaan berdasarkan ciri fonologis dibedakan menjadi empat yang meliputi : 1. Kata sapaan berdasarkan ciri fonologis
Penambahan hamzah Dalam bahasa Jawa kadang-kadang mendapatkan bunyi hamzah di belakangnya.
Pada novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo, hanya terdapat satu kata sapaan yang mendapatkan hamzah, yaitu pada kata Dhik ‘Dik’. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
“Lho, cocog, Dhik. Ruwiya punika pancen inggih glandang kiri”. (GM:39) Arti: “Lho, cocok, Dhik. Ruwiya itu memang iya glandang kiri”. Pengurangan suku Kata-kata dalam bahasa Jawa sering mengalami pengurangan suku kata.
Berdasarkan letak suku kata yang hilang, pengurangan itu dapat dibedakan lagi menjadi dua, yakni pengurangan suku awal dan suku akhir. Akan tetapi dalam novel ini hanya ditemukan pengurangan suku awal. Seperti contoh berikut,
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
4
Vol. / 06 / No. 05 / April 2015
Kata sapaan Dhik berasal dari kata Adhik, di mana kata sapaan tersebut telah mengalami penambahan hamzah. Kata sapaan Dhik mengalami pengurangan suku di awal kata, yaitu berupa suku A. Perhatikan kutipan di bawah ini.
“Lho, cocog, Dhik. Ruwiya punika pancen inggih glandang kiri”. (GM:39) Arti: “Lho, cocok, Dhik. Rumiya itu memang iya glandang kiri”. Kata sapaan berdasarkan bentuknya Ada bermacam-macam bentuk kata sapaan di dalam bahasa Jawa. Secara
sederhana bermacam-macam bentuk itu dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni sapaan yang berupa kata dan sapaan yang berupa frase atau kelompok kata. Dalam novel Gumuk Sandi terdapat satu kata sapaan berdasarkan bentuknya, yaitu kata sapaan berupa kata. Seperti dicontohkan dalam uraian di bawah ini. Kata sapaan bapak merupakan kata sapaan bentuk kata. Kata sapaan ini tidak mengalami menambahan hamzah maupun pengurangan suku. Bapak dipergunakan untuk menyapa orang dengan lengkap dan member sedikit hormat kepada yang disapa. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. “Bapak, Mundhut punapa?”.(GM:31) Arti: “Bapak membeli apa?”
Kata sapaan yang terletak di belakang klausa inti Kata sapaan yang terletak di belakang klausa inti, bentuknya selalu tidak lengkap.
Apabila bentuk sapaan itu dikembalikan ke bentuk asalnya, maka kalimat yang bersangkutan akan tidak gramatikal. Dalam novel Gumuk Sandi Karya Poerwadhie Atmodiharjo ini terdapat beberapa kutipan yang menunjukkan adanya kata sapaan yang terletak di belakang klausa inti. Seperti dalam kutipan di bawah ini. Kata sapaan Mas dalam kutipan di bawah ini merupakan kata sapaan yang terletak di belakang klausa inti. Klausa inti berada di depan kalimat yang berisi tentang pertanyaan kepastian pergi kepada yang disapa, yaitu Mas. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. “Njing Setu siyos teng Kalongan, Mas Ru?”. (GM:92) Arti: Besok Sabtu jadi ke Kalongan, Mas Ru?”
Kata sapaan berdasarkan ciri semantis Masing-masing bentuk sapaan dipergunakan dalam situasi tertentu yang erat
berkaitan dengan faktor situasi penuturan, etnik, kekerabatan dan lain sebagainya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
5
Vol. / 06 / No. 05 / April 2015
Lebih jauh kata-kata sapaan itu dapat pula digolongkan berdasarkan ciri semantisnya. Berdasarkan penggolongan ini ada beberapa jenis kata sapaan, yaitu berdasarkan nama diri, kekerabatan, gelar kebansawanan, gelar hasil pendidikan, jabatan, pelaku perbuatan, sapaan lain, dan kiasan atau metafora. Pada novel Gumuk Sandi Karya Purwadhie Atmodiharjo ini terdapat kata sapaan berdasarkan ciri semantis. 2.
Faktor penggunaan kata sapaan dalam Novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo adalah faktor situasi, kekerabatan, dan etnis.
Situasi Faktor situasi yang menentukan kehadiran jenis-jenis kata sapaan dalam bahasa
Jawa secara sederhana dibedakan menjadi dua, yaitu situasi resmi dan situasi nonresmi. Pada novel Gumuk Sandhi karya Poerwadhie Atmodihardjo ini situasi yang tampak adalah situasi nonresmi semua, meskipun ada dialog dengan Lurah, Bapak, Ibu dan orang tua lainnya.
Etnik Pemilihan kata sapaan oleh seorang penutur tidak jarang pula ditentukan oleh
etnik orang yang disapa.
Kekerabatan Faktor penggunaan kata sapaan kekerabatan adalah kata sapaan yang paling
banyak ditemui. Hal ini dapat dimaklumi karena di samping jumlah sapaan yang berasal dari pertalian kekerabatan, sebagian besar kata sapaan ini mengalami perluasan arti, sehingga dapat digunakan juga untuk menyapa orang yang secara genetis tidak mempunyai pertalian kekerabatan. Kesimpulan Kata sapaan merupakan morfem, kata, atau frase yang digunakan saling merujuk dalam sebuah situasi pembicaraan dan berbeda-beda menurut sifat hubungan antara pembicaraan itu. Adapun pelaku yang dimaksud merujuk pada pembicara, lawan bicara, serta orang yang sedang dibicarakan. Adapun jenis sapaan itu dapat digolongkan berdasarkan ciri fonologis, bentuknya, ciri sintaksis dan ciri semantis. Berdasarkan ciri fonologis dibagi menjadi dua macam, yakni sapaan yang mengalami
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
6
Vol. / 06 / No. 05 / April 2015
penambahan hamzah dan yang mengalami pengurangan suku. Selanjutnya, pemakaian sapaan dalam berkomunikasi akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor yang berhubungan dengan masalah sosial maupun situasional. Faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah sosial tersebut misalnya usia dan jenis kelamin, sedangkan faktor situasional meliputi siapa penutur bahasa tersebut, kepada siapa sapaan ditujukan, kapan, dan dimana sapaan dituturkan. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra Epistemologi, Model, dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service). Harimurti Kridalaksana. 2008. Dinamika Tutur Sapa dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Bhratara. Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka. Sudaryanto. 1993. Metode dan AnekaTeknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
7