Analisis Sanitasi Makanan Berdasarkan Komplain Pelanggan Dengan Metode Six Sigma Di Restoran House Of Wok Araya, Malang An Analysis Of Food Sanitation Using Six Sigma Method Based On Complaints From Customer At House Of Wok Restaurant Araya, Malang Mardika Nur Afida)* ,Panji Deoranto2) , Sakunda Anggarini2) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP – Univ. Brawijaya 2) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP – Univ. Brawijaya * email_korespondensi:
[email protected] 1)
Abstrak Tujuan pada penelitian ini yaitu mengetahui pelaksanaan sanitasi makanan serta peran karyawan dalam sanitasi makanan di restoran House Of Wok Araya Malang. Masalah yang sering muncul dan menjadi perhatian pihak restoran House Of Wok adalah adanya komplain dari pelanggan. Hal ini menjadi masalah serius ketika customer merasa tidak puas dengan makanan maupun pelayanan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Six Sigma dibatasi pada tahap define, measure dan analyze. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui komplain terbanyak adalah adanya benda asing pada makanan. Dari hasil perhitungan nilai kapabilitas sigma untuk proses sanitasi makanan sebesar 2,18 sigma dan nilai Final Yield sebesar 74,17%. Terdapat 3 faktor yang menyebabkan komplain adanya benda asing pada makanan yaitu keahlian karyawan masih minim, teknologi proses belum memenuhi SOP dan kurangnya pengetahuan karyawan terhadap sanitasi makanan. Dari hasil perhitungan FMEA, yang menjadi prioritas utama untuk segera dilakukan perbaikan adalah faktor karyawan kurang teliti. Saran yang dapat diberikan adalah memperketat pengawasan atau kontrol. Kata Kunci: Karyawan, Benda Asing, Pelayanan, Kepuasan Pelanggan Abstract The purpose of this research is to know the implementation of food sanitation and the roles of staffs regarding to food sanitation at House of Wok Araya, Malang. The staffs of House of Wok Araya often deal with one problem, that is complaint from their customers. This becomes a serious problem if customers are dissatisfied with the food or services. The method of this research is six sigma limited on several stages: define, measure, and analyze. According to the research, most complaints were statements that there was unknown object(s) within the food. The calculation of sigma capability value in the process of food sanitation generated 2.18 sigma and 74.17% of final yield value. There were three factors causing the complaints about the unknown object(s) within the food, those were the low level of staffs’ professionalism, processing technology which had not met SOP standard, and the low level of staffs’ knowledge about food sanitation. Based on FMEA calculation, fixing the thoroughness level of restaurant staffs became the top priority. The suggestion which can be given is giving strict guidance or control. Keywords: Staff, Unknown Object, Service, Customer Satisfaction
PENDAHULUAN Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan suatu makanan menjadi tidak aman, salah satu diantaranya dikarenakan terkontaminasi. Makanan yang tidak sesuai dengan standar kualitas akan menimbulkan komplain pelanggan. Komplain menandakan adanya perasaan kekesalan atau kekecewaan akan sesuatu yang didapatkan. Salah satu restoran yang terdapat di kota Malang adalah House Of Wok Araya. House Of Wok Araya merupakan salah satu cabang dari 19 restoran lain yang tersebar didaerah Jakarta, Solo, Surabaya, Malang, Batu dan Sidoarjo. Dengan konsep restoran china, menu makanan
yang ditawarkan adalah chinese food dan minuman dari buah fresh, concentrate, syrup, vanila ice cream dan coffee. Istilah Great Portion and Great Taste sangat melekat untuk restoran House Of Wok karena porsi makanan cukup besar, dapat dimakan untuk 3 sampai 4 orang sehingga restoran ini tergolong sebagai restoran keluarga. Masalah yang muncul dan menjadi perhatian pihak restoran House Of Wok adalah adanya komplain dari pelanggan, komplain tersebut terbagi menjadi komplain produk/makanan dan komplain pelayanan. Beberapa komplain terhadap sanitasi yang selama ini muncul adalah terdapat benda asing, sayuran masih kotor dan piring kotor karena ceceran sauce. Adanya komplain tersebut menyebabkan restoran harus mengalami kerugian berupa kehilangan customer,
melakukan pemberian diskon ataupun mengganti makanan yang dikomplain dengan makanan yang baru. Hal ini harus dapat dijadikan bahan evaluasi dalam analisis aspek sanitasi makanan di restoran House Of Wok Araya, Malang. Berdasarkan uraian di atas terdapat metode yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat sanitasi yaitu metode Six Sigma. Six Sigma lebih fokus kepada proses dan menentukan dengan jelas apa yang diinginkan oleh pelanggan kunci sebagai kebutuhan yang eksplisit. Menurut Mayangsari (2013) Six Sigma dapat terjadi di semua tipe bisnis dan tidak harus pada suatu organisasi yang memiliki kemampuan mendalam di bidang analisis statistik. Restoran Restoran merupakan salah satu tempat umum yang berfungsi sebagai wadah atau tempat dimana dapat memesan dan menikmati beraneka jenis makanan. Setiap restoran memiliki konsep, gaya serta fungsi yang berbeda (Kusnaedi, 2013). Tujuan restoran adalah menyajikan makanan dan minuman umumnya pada harga tinggi dengan tingkat pelayanan yang tinggi (Rachmawati, 2011). Sanitasi Makanan Sanitasi merupakan usaha-usaha pengawasan terhadap semua faktor yang ada dalam lingkungan fisik yang memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan. Sanitasi makanan adalah untuk mencegah kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan dan menyelamatkan makanan agar tetap bersih, sehat dan aman.
mendefinisikan, mengukur, menganalisa, memperbaiki, dan mengendalikannya (Vanany dan Emilasari, 2007). BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 hingga September 2014 di restoran House Of Wok Araya Malang, bertempat di Jalan Blimbing Indah Megah 2 (Plaza Araya). Batasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini digunakan untuk memfokuskan permasalahan yang akan diteliti agar lebih intensif da n efisien sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini dibatasi pada aspek sanitasi makanan. 2. Pengukuran dilakukan melalui komplain pelanggan. 3. Penelitian dibatasi pada tahap Define (D), Measure (M) dan Analyze (A). 4. Pada penelitian ini tidak membahas aspek biaya. Tahapan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan seperti pada diagram pelaksanaan penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 1. Survei Pendahuluan
Studi Literatur
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Komplain Pelanggan Komplain merupakan refleksi dari harapan konsumen terhadap atribut perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Hal tersebut dapat berupa pelayanan, jenis produk, kualitas produk dan sebagainya. Komplain pelanggan merupakan hal penting bagi perusahaan dalam meningkatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen. Six Sigma . six sigma menganalisa kemampuan proses dan bertujuan menstabilkannya dengan cara mengurangi atau menghilangkan variasi-variasi. Langkah mengurangi cacat dan variasi dilakukan secara sistematis dengan
Observasi, wawancara, dokumentasi
Pengolahan dan Analisa Data
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Gambar 1. Diagram Alir Tahapan Penelitian Pendefinisian (Define) Tahap pendefinisian merupakan langkah pertama dalam pendekatan six sigma. Langkah
ini mengidentifikasi masalah penting dalam proses yang sedang berlangsung. Pada tahap define dilakukan dengan cara mempelajari alur proses mulai penyiapan bahan baku sampai makanan disajikan dimeja pelanggan. Dari hasil wawancara dengan supervisor mengenai quality control, masalah yang sering terjadi yaitu pada proses penanganan sayur sayuran. Masalah yang sering terjadi adalah adanya ulat di sayuran baby kailan ketika makanan disajikan sehingga diperlukan suatu perbaikan proses karena output dari proses tersebut tidak sesuai dengan standar perusahaan. Pengukuran (Measure) Tahap pengukuran merupakan tindak lanjut dari langkah define dan merupakan sebuah jembatan untuk langkah berikutnya yaitu analyze. a. Pengambilan Sampel Populasi target yang diambil sebesar ± 520 pengunjung (rata-rata jumlah pengunjung perminggunya), dengan rincian ± 288 pengunjung di weekday (senin, selasa, rabu, kamis, dan jumat) dan ± 232 pengunjung di weekend (sabtu dan minggu) berdasarkan rerata data 3 bulan terakhir, yaitu Desember 2013, Januari dan Februari 2014. b. Uji Kecukupan Data Dalam uji kecukupan data digunakan metode slovin dengan tingkat kesalahan atau galat 8 %. Rumus Slovin :
Keterangan : ukuran sampel ukuran populasi galat pendugaan c. Perhitungan Nilai DPMO (Defect Per Million Oppurtunities) dan Level Sigma. Defect Per Opportunities (DPO)
Merupakan suatu ukuran kegagalan yang menunjukan banyaknya cacat atau kegagalan per satu kesempatan.
Defect Per Million Opportunities (DPMO) Penentuan nilai DPMO pada proses bertujuan untuk mengetahui nilai cacat per satu juta produk yang dihasilkan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Level Sigma Perhitungan level sigma dapat dilakukan dengan menggunakan tabel konversi nilai DPMO ke nilai sigma berdasarkan konsep Motorola oleh Vincent Gaspersz d. Perhitungan Nilai Kapabilitas Proses Untuk Data Atribut Penentuan nilai kapabilitas proses untuk sampel dengan data atribut dapat dilihat dari % final yield yang dihasilkan dari proses tersebut. Menurut Pande dkk (2002), perhitungan final yield adalah :
Analisis (Analyze) Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui seberapa baik proses yang berlangsung dan mengidentifikasi akar permasalahan yang mungkin menjadi penyebab timbulnya variasi dalam proses. Beberapa hal yang akan dilakukan pada tahap ini adalah : a. Menganalisis hasil pengukuran kapabilitas proses penanganan bahan sampai makanan disajikan. b. Menganalisis hasil pengukuran nilai DPMO proses penanganan bahan sampai makanan disajikan yang menyebabkan kurangnya kualitas higiene dan sanitasi makanan. c. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas higiene dan sanitasi makanan menggunakan diagram pohon masalah. d. Pembuatan Cause Failure Mode Effect (CFME) serta Failure Modes and Effect Analysis (FMEA). e. Merekomendasikan usulan perbaikan kepada Restoran House Of Wok. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengendalian Kualitas Sanitasi Dengan Pendekatan Metode Six Sigma Pendekatan Six Sigma dilakukan dari tahap define, selanjutnya dilakukan tahap measure dan kemudian dilakukan analisis melalui tahap analyze. Tahap define dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari wawancara dengan tenaga kerja dan Supervisor restoran tentang permasalahan yang sering terjadi. Kemudian pada tahap measure dilakukan pengukuran terhadap sanitasi makanan dengan mengambil sejumlah sampel, menguji kenormalan data serta melakukan pengukuran DPMO dan kapabilitas Sigma. Pada tahap analyze dilakukan analisis terhadap hasil pengukuran yang telah dilakukan serta menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya deffect. Hasil penerapan setiap tahapan Six Sigma adalah sebagai berikut. Tahap Define Secara umum komplain yang terjadi terdiri dari komplain produk (food & beverage) dan komplain service (pelayanan). Komplain produk meliputi makanan dan minuman yang tidak enak atau tidak sesuai dengan apa yang diminta, terdapat benda asing pada makanan dan minuman, waktu proses masak atau pembuatan produk terlalu lama, dan humman error. Komplain pelayanan meliputi terlalu lama dalam hal pelayanan, salah order, kurang ramah atau sopan dalam pelayanan dan humman error. Tahap define dilakukan pada bulan Januari – April 2014.
Berdasarkan pada diagram pareto, jumlah cacat terbesar adalah pada komplain terdapat benda asing dengan persentase kejadian 28,13 %, sayuran masih kotor dengan persentase kejadian 14,84 % dan piring kotor karena ceceran sauce dengan persentase kejadian 13,28 %. Berdasarkan Gambar 2, permasalahan yang memiliki prioritas utama untuk diperbaiki adalah pada komplain terdapat benda asing pada makanan yang dipesan pelanggan. Menurut Sudarmaji (2005) terdapat tiga bahaya yang dapat menyebabkan makanan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi, yaitu bahaya fisik, kimia dan biologi. Bahaya fisik termasuk benda-benda asing dalam makanan seperti pecahan logam, gelas, batu dan lain sebagainya yang dapat membuat perlukaan pada saluran pencernaan. Tahap Measure Pengukuran Komplain Adanya Benda Asing Pada Makanan Yang Di Pesan Pengukuran dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Juni sampai September 2014 dengan jumlah sampel yang diambil 120 komplain. Tabel 2 . Komplain terhadap benda asing No
Tabel 1. Komplain Pelanggan Terhadap Sanitasi Makanan di Restoran House Of Wok Araya Malang.
komplain adanya benda asing (orang)
1
Juni
30
7
2
Juli
30
8
3
Agustus
30
9
4
September
30
7
120
31
Jumlah
No
Gambar 2. Diagram Pareto Komplain Pelanggan Terhadap Sanitasi Makanan Di Restoran House Of Wok
Bulan
komplain sanitasi makanan (orang)
Komplain terhadap sanitasi makanan
Jumlah pengunjung yang komplain
1
Terdapat benda asing
36
2
19
3
Sayuran masih kotor Piring kotor karena ceceran sauce
4
Masih ada barcode
15
5
Peralatan makan kurang bersih
13
6
Proses pencucian kurang bersih
11
7
Terdapat ulat disayuran.
9
8
Ada bagian sayuran yang busuk Total
Sumber: Data primer diolah (2014)
17
8 128
Data yang sudah terkumpul kemudian diuji kenormalannya. Uji kenormalan data dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan data dilakukan dengan bantuan software SPSS17. Uji ini perlu dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menentukan kapabilitas proses pada tahap selanjutnya dimana data harus berdistribusi normal (Nofirza, 2011). Pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa semua data berdistribusi normal.Di identifikasikan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov Z di bawah 1,97 (Nofirza, 2011).
Pengukuran DPMO (Defect Per Million Opportunity) Proses Sanitasi Makanan Pengukuran DPMO dan kapabilitas Sigma ditunjukan pada Tabel 3. Hasil perhitungan nilai DPMO proses sanitasi terhadap komplain adanya benda asing adalah sebesar 250.000. jumlah nilai DPMO dikonversikan kedalam nilai Sigma berdasarkan konsep Motorola diperoleh nilai kapabilitas Sigma untuk proses sanitasi makanan adalah sebesar 2,18 Sigma. nilai 2,18 sudah berada di atas rata-rata standar Indonesia dengan kapabilitas Sigma ≥ 2,00. Tabel 3. Perhitungan nilai DPMO dan Sigma No
Tindakan
1
4
Proses yang ingin diketahui Banyak unit yang diperiksa Banyak unit yang cacat DPO
5
DPMO
6
Konversi nilai DPMO ke dalam nilai Sigma
2
Gambar 3. Uji kenormalan data Pembuatan Peta Kendali P Perbaikan kualitas terhadap sanitasi makanan mulai dikhususkan pada komplain adanya benda asing di makanan, karena komplain tersebut sering terjadi di restoran House Of Wok, Araya. Penentuan stabilitas proses dilakukan dengan membuat peta kendali, peta kendali yang digunakan adalah peta kendali P karena data yang digunakan adalah data atribut.
3
Rumus Komplain terbanyak
Hasil Benda asing di makanan 120 orang
Hasil pengukuran
31 orang 0,25 250.000
Tabel konversi
2,18 Sigma
Sumber: Data primer diolah (2014) Pengukuran Kapabilitas Proses Penentuan kapabilitas berfungsi untuk mengukur kinerja dari suatu proses produksi serta untuk mengetahui kelayakan suatu proses dalam menghasilkan suatu produk. Pada perhitungan kapabilitas proses diketahui nilai Final Yield sebesar 74,17 %. Rumus Final Yield = 100% - (
= 100% - ( Gambar 4. Peta Kendali Komplain Pelanggan Adanya Benda Asing Di Makanan Pada gambar tersebut diketahui bahwa proses dalam keadaan stabil. Hal ini diketahui karena tidak ada titik yang berada diluar garis batas kendali.
x 100%)
x 100%)
= 100% - 25,83% = 74,17% Dari hasil pengukuran, dapat diketahui Final Yield dari proses adalah 74,17%, dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa dari 2000 rata-rata pengunjung perbulan, 1483 pengunjung merasa puas terhadap sanitasi
makanan di restoran House Of Wok, walaupun 517 pengunjung merasa tidak puas dapat dilakukan pemberian diskon maupun mengganti makanan yang dikomplain. Suatu proses dapat dikatakan sudah baik apabila nilai %Final Yield ≥ 99,73 % untuk standar internasional (Muis, 2011) dan ≥ 69,15 % untuk standar indonesia (Pande dkk, 2002). Tahap Analyze Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Variasi Dengan Diagram Pohon Masalah Analisis penyebab komplain adanya benda asing di makanan dapat dilihat pada diagram pohon masalah proses tersebut pada Gambar 5.
Untuk menganalisa kegagalan potensial, dapat dilakukan dengan metode Failure Modes and Effect Analysis (FMEA). Pembuatan FMEA bertujuan untuk mengidetifikasi dan menilai resiko-resiko yang berhubungan dengan potensi kegagalan (Iswanto, 2013). Tabel 4. Perhitungan FMEA Komplain Pelanggan Adanya Benda Asing Di Makanan. No
1 2
3 4
5
6
7
Item
Karyawan kelelahan Karyawan kurang disiplin Karyawan kurang teliti Perbedaan keterampilan kerja karyawan tidak memahami SOP Kurang perawatan peralatan Kontrol tidak dilakukan secara rutin
Rating Kejadian (O) 2
Rating Keparahan (S) 7
Rating Deteksi (D) 3
RPN O*S*D
4
6
2
48
6
4
6
144
5
2
5
50
4
3
4
48
3
6
5
90
6
3
3
54
42
Sumber : Data primer diolah (2014)
Gambar 5. Diagram Pohon Masalah Komplain Adanya Benda Asing Di Makanan
Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Variasi Dengan CFME Dari hasil analisa dengan menggunakan CFME, terdapat beberapa akar permasalahan yang menyebabkan terjadinya komplain pelanggan tentang adanya benda asing di makanan. Akar penyebab tersebut yaitu :
Gambar 6. Diagram CFME Komplain Adanya Benda Asing Di Makanan Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Variasi Dengan FMEA
Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa yang menjadi prioritas untuk segera dilakukan perbaikan dilihat dari nilai RPN tertinggi adalah karyawan kurang teliti dengan nilai RPN 144. Ketelitian karyawan sangat diperlukan untuk meminimalisir berbagai bentuk kesalahan atau produk cacat. Mode kegagalan ini dapat diperbaiki dengan melakukan perbaikan terhadap penyebab potensialnya yaitu karyawan kelelahan dan sering mengobrol. Usulan Perbaikan Untuk Mengurangi Komplain Pelanggan Usulan yang dapat diberikan kepada manajemen restoran House Of Wok untuk memperkecil jumlah komplain tersebut yaitu dengan mengoptimalkan dan memperketat pengawasan/kontrol untuk menindaklanjuti tingkat kelalaian, ketidak telitian dan ketidak disiplinan yang dilakukan oleh karyawan sehingga karyawan dapat berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Untuk permasalahan perbedaan keterampilan kerja, sebaiknya manajemen restoran memberikan training dasar/pelatihan terstruktur kepada karyawan. Untuk mengatasi kurangnya perawatan peralatan sebaiknya manajemen membuatkan jadwal perawatan, merekap inventori setiap bulannya untuk mengetahui bentuk kerusakan
dan umur pakainya. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, dapat dilakukan strategi Relationship Marketing, menurut Nurlinda (2013) dalam strategi ini, hubungan transaksi antar penyedia jasa dan pelanggan berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan jangka panjang dengan pelanggan secara terus menerus sehingga diharapkan dapat terjadi bisnis ulangan (repeat business). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pengendalian kualitas sanitasi makanan pada restoran House Of Wok, memiliki indeks kapabilitas sigma sebesar 2,18. Kemampuan proses sanitasi makanan memiliki nilai Final Yield sebesar 74,17%, berada di atas rata-rata industri Indonesia dengan nilai 69,15%. Dari hasil perhitungan FMEA, yang menjadi prioritas utama untuk segera dilakukan perbaikan adalah faktor karyawan kurang teliti. Saran Sebaiknya manajemen memperketat pengawasan atau kontrol untuk menindak lanjuti tingkat kelalaian karyawan, memberikan training dasar/pelatihan terstruktur kepada karyawan dan membuat jadwal perawatan peralatan dan merekap inventori restoran untuk mengetahui jenis kerusakan dan umur pakainya. DAFTAR PUSTAKA Iswanto, A. 2013. Aplikasi Metode Taguchi Analysis Dan Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) Untuk Perbaikan Kualitas Produk Di PT.XYZ. e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol. 2, No.2, pp.13-18. Kusnaedi, I. 2013. Tinjauan Komponen Dan Elemen Interior Pada Restoran (Studi Kasus Dinding Masiv Solaria PVJ dan BEC Bandung). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. Vol. 1, No. 1.
Mayangsari, N. 2013. Evaluasi Pengendalian Internal Menggunakan Metode Lean Six Sigma Untuk Meningkatkan Efektifitas Dan Efisiensi Pada Aktivitas Pengiriman Barang PT. Olivia Arlly Belle Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 2, No. 2. Nofirza, 2011. Perancangan Alat Belajar Dan Bermain Yang Ergonomis Di Taman Kanak-Kanak Islam Permata Selat Panjang. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Volume 10, No. 1. Juni 2011. Nurlinda,
R. 2013. Pengaruh Customer Satisfaction Strategy Terhadap Peningkatan Kepuasan Konsumen. Forum Ilmiah Volume 10 Nomor 2, Mei 2013.
Pande, Peter S., Neuman, Robert P., Cavanagh, Roland R. 2002. The Six Sigma Way Bagaimana GE, Motorola, dan Perusahaan Terkenal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka. Penerbit ANDI. Yogjakarta. Rachmawati, R. 2011. Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Peningkatan Penjualan (Sebuah Kajian Terhadap Bisnis Restoran). Jurnal Kompetensi Teknik. Vol 2, No. 2. Sudarmaji. 2005. Analisis Bahaya Dan Pengendalian Titik Kritis. Jurnal Kesehatan Lingkungan Volume 1 Nomor 2, Januari 2005. Vanany dan Emilasari. 2007. Aplikasi Six Sigma Pada Produk Clear File Di Perusahaan Stasionary. Jurnal Teknik Industri. Vol. 9, No. 1, hal. 27-36.