Analisis Referensi Konsumen Dalam Memposisikan Produk Khas Daerah Di Banjarmasin. ROFINUS LEKI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui referensi konsumen dalam memposisikan produk sehubungan dengan dinamika harapan konsumen terhadap atribut produk khas daerah di Banjarmasin, Penelitian ini menggunakan sampel dari konsumen yang pernah melakukan pembelian produk khas daerah di Banjarmasin sebanyak 50 orang konsumen. Dengan menggunakan statistik inferen berupa distribusi frekuensi dan diagram Kartesius, peneliti melaksanakan analisis data dan hasil penelitian dapat direkomendasikan bahwa level kepuasan konsumen dalam memposisikan produk khas daerah di kota Banjarmasin secara komprehensif masih di bawah 100%, cuma pada sub variabel desain produk yang level kepuasannya mencapai 100%, sedangkan sub variabel lainnya secara parsial masih level kepuasan konsumennya masih di bawah 100%; dinamika kepuasan konsumen dalam memposisikan produk khas daerah di kota Banjarmasin terkonsentrasi pada kuadran B, kuadran C, dan kuadran D saja, sedangkan pada kuadran A tidak ada instrumen yang berkonsentrasi. Instrumen yang terkonsentrasi pada kuadran B adalah Instrumen Z21, Instrumen Z13, Instrumen Z41, dan Instrumen Z42. Instrumen yang terkonsentrasi pada kuadran C adalah Instrumen Z12,Instrumen Z22, Instrumen Z23, dan Instrumen Z33. Instrumen yang berkonsentrasi pada kuadran D adalah Instrumen Z11,Instrumen Z31, Instrumen Z32, dan Instrumen Z43. Kata Kunci : Referensi Konsumen, Posisi Produk, Atribut Produk
PENDAHULUAN
sebagai orang yang selama ini menentukan kelangsungan usaha produsen menciptakan produk dan jasa. Dengan konsepsi manajemen pemasaran modern mengkonotasikan konsumen adalah raja, dengan konsepsi tersebut mau tidak mau produsen harus berusaha keras untuk melaksanakan studi yang panjang pada perilaku konsumen itu sendiri untuk memiliki kemampuan memahami keinginan dan kebutuhan konsumen, agar apa yang dibutuhkan konsumen produsen selalu dapat memenuhi esiensi konsumen dalam ruang waktu dan tempat yang berbeda. Studi panjang pada perilaku konsumen umumnya memfokuskan telaah pemikiran pada kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen akan dapat terwujud apabila produsen
Latar Belakang Masalah Konsekuensi logis dari karya manusia dengan akal budi yang diberikan sang pencipta, manusia mau tidak mau harus melaksanakan eksistensi diri dan lingkungannya untuk dapat melangsungkan kehidupan ini. Proses eksistensi ini tidak berbeda dengan proses survival perusahaan dalam menjalankan misi bisnisnya secara jangka panjang. Dengan menggunakan strategis yang beraneka ragam, pelaku bisnis harus mampu melakukan proses ekspansi dalam dinamika perekonomian dewasa ini dan akan datang. Umumnya usaha bisnis yang berorientasi profit selalu mengedepankan eksistensi keberadaan konsumen
260
261 memiliki pengetahuan yang dalam terhadap konsumen dengan memposisikan produk secara tepat di benak konsumen melalui atribut produk. Apalagi memposisikan produk khas daerah yang ada di kota Banjarmasin yang menuntut pemikiran yang komprehensif untuk membuat atribut produk bisa dihandalkan dalam pasar sasaran. Disinilah ketertarikkan peneliti untuk melaksanakan penelitian dengan judul Analisis Referensi Konsumen Dalam Memposisikan Produk Khas Daerah Di Banjarmasin. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah referensi konsumen dalam memposisikan produk sehubungan dengan dinamika harapan konsumen terhadap atribut produk khas daerah di Banjarmasin. 2. Bagaimanakah referensi konsumen dalam memposisikan produk sehubungan dengan dinamika realis konsumen terhadap atribut produk khas daerah di Banjarmasin. 3. Bagaimanakah referensi konsumen dalam memposisikan produk sehubungan dengan dinamika kepuasan konsumen terhadap atribut produk khas daerah di Banjarmasin. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui referensi konsumen dalam memposisikan produk sehubungan dengan dinamika harapan konsumen terhadap atribut produk khas daerah di Banjarmasin. 2. Untuk mengetahui referensi konsumen dalam memposisikan produk sehubungan dengan dinamika realis konsumen terhadap atribut produk khas daerah di Banjarmasin 3. Untuk mengetahui referensi konsumen dalam memposisikan produk sehubungan dengan dinamika kepuasan konsumen
terhadap atribut produk khas daerah di Banjarmasin. Manfaat Penelitian 1. Aspek Akademis Secara akademis, penelitian ini dapat bermanfaat untuk proses kompilasi pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin yang berorientasi dinamis. 2. Aspek Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian bermanfaat menguji teori manajemen pemasaran sehubungan dengan studi referensi konsumen dalam memposisikan produk terhadap atribut produk sesuai dengan dinamika pengetahuan modern. 3. Aspek Praktis Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai referensi penelitian terdahulu untuk kegiatan penelitianpenelitian manajemen yang sejenis di masa akan datang dalam obyek yang berbeda. TINJAUAN PUSTAKA Arti Produk dan Klasifikasi Produk Yang dimaksud dengan produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen (Kotler dan Keller : 2007). Menurut tujuan pemakaiannya produk dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu: a. Convenience Goods, adalah barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering di beli), dengan harga yang relatif murah, dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, permen, rokok, dan surat kabar,
262 b. Shopping Goods, adalah barangbarang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya terlebih dahulu selalu dibanding-bandingkan oleh konsumen diantara berbagai alaternatif barang yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, dan furniture, c. Specialty Goods, adalah barangbarang yang memiliki karakteristik tertentu dan atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik, seperti mobil Lamborgini, pakaian yang dirancang oleh perancang terkenal, perawatan kesehatan yang spesial, d. Unsought Goods, adalah barangbarang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contoh klasik dari barang yang di kenal tetapi tidak di cari konsumen adalah asuransi jiwa, tanah kuburan, dan batu nisan”. (Sume : 2012). Memposisikan Produk Dalam literatur manajemen pemasaran modern, studi tentang memposisikan produk merupakan salah satu yang terpenting dalam kaitannya dengan studi perilaku konsumen, dimana ada beberapa macam kriteria dalam memposisikan produk meliputi : 1. Pelanggan – Customer Didasarkan atas kajian pelanggan (customer) positioning harus dipersepsikan secara positif oleh para pelanggan dan menjadi alasan dalam pembelian mereka. Hal ini akan terjadi bila positioningnya mendeskripsikan value atau nilai yang diberikan kepada para pelanggan dan value ini benarbenar merupakan suatu asset bagi mereka. Karena positioning mendeskripsikan value yang unggul, maka positioning akan menjadi
penentu penting bagi pelanggan pada saat memutuskan untuk membeli. 2. Perusahaan – Company Didasarkan atas kajian pada kapabilitas dan kekuatan internal perusahaan (company), maka positioning harus mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan. Dalam hal ini jangan sampai terjadi bahwa perusahaan merumuskan positioningnya namun ternyata tidak mampu melakukan dan memenuhi janjinya. Hal ini tentunya sangat berbahaya karena bisa kelebihan janji. Pelanggan pada akhirnya akan berpendapat bahwa perusahaan telah ingkar janji dan berbohong. Apabila hal ini terjadi maka hancurlah kredibilitas perusahaan di mata pelanggan. Untuk itu dalam merumuskan posisi pasarnya perusahaan harus benarbenar dengan pertimbangan yang sangat matang. 3. Persaingan- Competition Berdasarkan kajian atas keadaan pesaing, maka positioning harus bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendeferensiasikan diri dan memiliki perbedaan khusus dibanding dengan produk saingannya. Apabila positioning unik maka keuntungan akan diperoleh bahwa positioning tersebut tidak akan mudah ditiru oleh pesaing. Hal menjadi catatan disini keunikan tersebut haruslah menyeluruh bukan hanya pada produknya saja. Bila tidak mudah ditiru maka positioningnya akan berkelanjutan dalam jangka panjang. Berdasarkan pengamatan banyak produk baru yang lahir dengan cara meniru apa yang telah dilakukan oleh pesaing. Dengan strategi seperti ini biaya marketingnya bisa lebih ditekan. 4. Perubahan – Change Didasarkan pada kajian atas perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis, positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan
263 dengan berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis apakah itu perubahan persaingan, perilaku pelanggan ataupun perubahan sosial budaya dan sebagainya. Hal ini berarti bahwa apabila positioning dan perangkatnya sudah tidak relevan dengan kondisi lingkungan bisnis maka dengan cepat harus merubahnya, dengan melakukan perubahan strateginya. (SMA Kristen,Cilacap : 2012). Arti Atribut Produk Kotler (2008) menyatakan bahwa atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Sedangkan pengertian atribut produk menurut Tjiptono (2001) adalah unsurunsur produk yang dipandang penting oleh pelanggan dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Kotler (2008) atribut produk adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Atribut suatu produk merupakan salah satu pertimbangan pelanggan dalam menilai kepuasannya setelah mengkonsumsi suatu produk, maka sangatlah penting untuk mengetahui penilaian pelanggan terhadap atribut produk yang dihasilkan perusahaan. Unsur-Unsur Atribut Produk Unsur-unsur atribut produk menurut Kotler (2008) meliputi : 1. Kualitas Produk Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsifungsinya. Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik. Kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkatan kualitas, yaitu : kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat baik. Beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif. Namun demikian dari sudut
pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang kualitas produk tersebut. Kualitas adalah salah satu alat utama untuk positioning menetapkan posisi bagi pemasar. 2. Fitur Produk Sebuah produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam fitur. Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa fitur. Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Fitur juga dapat digunakan sebagai sarana untuk membedakan suatu merek dari pesaingnya. 3. Desain Produk Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain. Desain merupakan rancangan bentuk dari suatu produk yang dilakukan atas dasar pandangan bahwa bentuk ditentukan oleh fungsi dimana desain mempunyai kontribusi terhadap manfaat dan sekaligus menjadi daya tarik produk karena selalu mempertimbangkan faktorfaktor estetika, ergonomis, bahan dan lain-lain. Desain atau rancangan yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk dan memberi keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran. Desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan. Desain merupakan salah satu aspek pembentukan citra produk. Sebuah desain yang unik, lain dari yang lain, bisa merupakan satu-satunya ciri pembeda produk. Dalam pemikiran yang lain dijelaskan bahwa unsur-unsur yang membentuk atribut produk meliputi hal di bawah ini : 1. Merek, Merk adalah nama, istilah, simbol
264 atau lambang, dengan warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan deferensiasi terhadap produk pesaing. Tujuan dengan adanya merk yaitu sebagai identitas yang bermanfaat dalam deferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya; alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk; untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan,kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen; dan untuk mengendalikan pasar, Merek bukan sekedar nama atau simbol. Merek mengandung berbagai dimensi interpretatif, baik bagi perusahaan ataupun para pemakai barang atau jasa. Menurut Kertajaya (2002) nama sebuah merek merupakan landing bagi pembentukan nilai atau ekuitas dari merek. 2. Kemasan, Kemasan merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus suatu produk. 3. Pemberian Label Label adalah tempelan sederhana pada produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang merupakan kesatuan dengan kemasan. Label memiliki beberapa fungsi yaitu : Mengidentifikasikan produk atau merek, Menentukan kelas produk Menjelaskan produk dan mempromosikan produk. (Sume : 2012). Penelitian Terdahulu 1. Valentina, 2006, dengan judul penelitian “ Pengaruh Pengambilan Keputusan Terhadap atribut Sepeda Motor SupraX 125 di Yogyakarta.
Hasil penelitian merekomendasikan bahwa kualitas yang bagus dan harga yang murah secara tidak langsung sebagai faktor-faktor dalam pengambilan keputusan konsumen dengan atribut produk meliputi kualitas, fitur dan desain produk. 2. Frendy Adianto Stephanus, 2007, dengan judul penelitian analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut-atribut Kosmo Factory Outlet Sebagai Tempat Berbelanja Busana Jalan Juwadi No.11 KotabaruYogyakarta. Hasil penelitian merekomendasikan bahwa kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut Kosmo Factory Outlet Sebagai Tempat Berbelanja Busana di Yogyakarta. Atribut-atribut yang diteliti meliputi atribut produk, atribut harga, dan atribut pelayanan. METODE PENELITIAN Definisi Operasional 1. Referensi konsumen adalah dasar pengambilan keputusan pemasaran yang mendasarkan diri pada hasil survei konsumen dengan merepresentatifkan suara konsumen terhadap atribut produk. 2. Memposisikan produk adalah upaya yang serius dari perusahaan untuk mentahtakan produk yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan mengedepankan atribut produk yang melekat secara utuh sebagai bukti fisik yang mampu memberi nilai bagi konsumen. 3. Harapan konsumen adalah derajat keinginan atau impinan konsumen yang dianggapnya perlu harus ada serangkaian atribut produk yang melekat secara utuh pada produk. 4. Realis konsumen adalah derajat kemampuan produsen untuk mengoptimalkan serangkaian atribut produk yang senyatanya melekat pada produk. 5. Kepuasan konsumen adalah derajat terpenuhinya apa yang konsumen
265 impinkan dari produk ada disediakan produsen sejalan dengan atribut produk. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli produk khas daerah di kota Banjarmasin dalam usia produktif yang telah melaksanakan transaksi pembelian dalam 1 bulan terakhir yang pernah ditemui dan mudah peneliti untuk berkomunikasi. Penelitian ini menggunakan sampel dan menetapkan penggunaan sampel sebanyak 50 orang konsumen. Jenis Data Jenis data yang dianggap relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data yang peneliti dapatkan sendiri dan diolah sendiri pula sebagai peneliti melalui pengukuran atau penilaian pendapat responden pada instrumen-instrumen penelitian ini. Tehnik Pengumpulan Data Agar penelitian ini menggunakan data yang berkualitas dan yang up to date, peneliti menetapkan penggunaan tehnik pengumpulan data melalui metode kepustakaan, metode terjun lapangan, dan metode angket. Dengan metode kepustakaan, peneliti menyarikan pendapat-pendapat ilmiah dari berbagai bacaan ilmiah dengan menempatkan berbagai kutipan yang dianggap perlu disisipkan dalam tinjauan pustaka dan lainnya Melalui metode terjun lapangan, peneliti ingin memastikan dengan melihat secara dekat kebenaran dan keberadaan akan obyek penelitian ini, agar dapat dipertanggungjawabkan secara proporsional dan ilmiah. Berdasarkan metode angket, peneliti ini membukukan penilaian konsumen atas instrumen-instrumen yang diturunkan dalam penelitian ini.
Tehnik Analisis Data Untuk menjawab rumusan masalah pada uraian sebelumnya, penelitian memilih penggunaan tehnik analisis data berupa aplikasi distribusi frekuensi dan diagram Kartesius. Dengan penggunaan distribusi frekuensi, peneliti ingin menjelaskan gambaran yang komprehensif akan referensi konsumen pada harapan konsumen, realis konsumen, dan kepuasan konsumen dalam memposisikan produk terhadap atribut produk khas daerah di Banjarmasin. Dengan diagram Kartesius, peneliti ingin memastikan konsentrasi skoring berbagai instrumen penelitian pada kuadran A sampai dengan kuadran D yang umum dipakai dalam model penelitian dengan diagram Kartesius. Diagram kartesius adalah sistem kordinat yang digunakan untuk meletakan titik pada penggambaran objek.Titik-titik pada koordinat Kartesius merupakan pasangan titik pada sumbu-x dan sumbu-y (x, y). Di mana x disebut absis dan y disebut ordinat. Perpotongan antara sumbu-x dan sumbu-y di titik 0 (nol) disebut pusat koordinat. sebagai contoh pada gambar di bawah dapat dilihat bahwa terdapat sebuat titik di kordinat (1, 1) yaitu sumbu x diposisi 1 dan sumbu y diposisi 1.
Gambar 1 Diagram Kartesius Sumber Data : blognyaprael (2011)
Waktu Penelitian Pelaksanaan waktu penelitian selama 2 (dua) bulan terhitung mulai September 2012 sampai dengan Oktober 2012
266 dengan tahapan kegiatan yang meliputi fase pra survei, fase studi pustaka, fase pembuatan proposal, fase observasi, fase pengolahan data, fase pembuatan laporan, dan fase penggandaan laporan. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sehubungan dengan penelitian ini yang bertajuk analisis referensi konsumen dalam memposisikan produk khas daerah di Banjarmasin, produkproduk khas daerah akan bertahan dan diminati keberadaannya oleh masyarakat Banjarmasin dan sekitarnya sampai dengan ke pelosok nusantara sangat ditentukan oleh seberapa besarnya derajat kepuasan atas produk-produk khas daerah tersebut. Semakin tinggi derajat kepuasan yang dialami konsumen, semakin lama produk tersebut bertahta di benak konsumen, dan semakin rendah derajat kepuasan konsumen semakin cepat produk tersebut hilang diingatan konsumen. Untuk memposisikan produk khas daerah dimata peminatnya atau pelanggannya, sangat dirasa urgen apabila dikaji atribut produk yang merupakan unsur yang menentukannya berdasarkan pengamatan peneliti menyangkut kemasan, desain, label, dan mutu produk. Agar studi perilaku konsumen terhadap produk khas daerah yang banyak terdapat di wilayah kota Banjarmasin mengimplikasikan hasil yang memadai dituntut konsekuensi logis untuk memahami itu semua dari cara pandang konsumen dalam analisis referensi konsumen. Konsumenlah yang memiliki hak penuh untuk melaksanakan pemberian referensi atribut produk mana saja yang dianggapnya paling dominan memberi unsur atau nilai (value) di mata pelanggan. Karena produk yang
dikembangkan mampu memberi nilai (value) bagi konsumen, tentunya produk tersebut dapat dianggap memiliki kemampuan untuk mentahtakan dirinya di hati konsumen. Seberapa jauh proses pentahtaan itu berlangsung sangat tergantung seberapa lama proses kepuasan konsumen itu dialami secara alamiah. Dalam uraian selanjutnya peneliti akan mendeskripsikan suara konsumen yang sebenarnya atas atribut produk khas daerah dengan mendistribusikan kisi-kisi atribut produk khas daerah untuk mendapatkan tanggapan konsumen. Karakteristik Harapan Konsumen Terhadap Atribut Produk Esiensi pertama dalam kajian kepuasan konsumen, peneliti akan menjabarkan suara konsumen dalam sudut pandang pada karakteristik harapan konsumen terhadap atribut produk khas daerah dengan menggunakan sampel sebanyak 50 orang responden. 1. Kemasan produk (Z1) Dengan menggunakan statistik distribusi frekeunsi peneliti akan menyajikan suara konsumen atas harapannya pada kemasan produk yang digunakan produsen dengan menelaah instrumen-instrumen yang membentuknya. Tabel 1 Karakteristik Harapan Konsumen Terhadap Kemasan Produk (Z1) No
Instrumen
1
Bahan Kemasan (Z11)
140
Rata-Rata Skore 2,8
2
Warna Kemasan (Z12)
135
2,7
3
Daya Tahan Kemasan (X13)
150
3
425
2,833
Jumlah
Skore
Sumber Data : Diolah Peneliti, tahun 2012
2 . Desain produk Tabel 2 Karakteristik Harapan Konsumen Terhadap Desain Produk (Z2)
267 No
Instrumen
1
Daya Tarik Desain (Z21)
145
Rata-Rata Skore 2,9
2
Penampilan Desain (Z22)
130
2,6
3
Corak Desain (Z23))
125
2,5
400
2,667
Jumlah
Skore
Sumber Data : Diolah Peneliti, tahun 2012
Berdasarkan suara konsumen yang terlihat jelas dalam rekapitulasi pada tabel di atas yang mendeskripsikan karakteristik harapan konsumen terhadap desain produk (Z2) dapatlah dijelaskan batasannya sebagai berikut : a. Instrumen Daya Tarik Kemasan (Z21) memiliki total skore 145 point dengan jumlah sampel 50 orang akan dihasilkan rata-rata skore 2,9 point. b. Instrumen Penampilan Desain (Z22) memiliki total skore 130 point dengan jumlah sampel 50 orang akan dihasilkan rata-rata skore 2,6 point. c. Instrumen Corak Desain (Z23) memiliki total skore 125 point dengan jumlah sampel 50 orang akan menghasilkan rata-rata skore 2,5. d. Dengan posisi total skore untuk atribut desain produk sebesar 400 point akan dihasilkan rata-rata skore untuk setiap instrumen desain produk sebesar 2,667. 3. Label Produk Tabel .3 Karakteristik Harapan Konsumen Terhadap Label Produk (Z3) No
Instrumen
1
Pesan Label (Z31)
140
Rata-Rata Skore 2,8
2
Penampilan Label (Z32)
140
2,8
3
Kreativitas Label (Z33)
140
2,8
420
2,8
Jumlah
Skore
Sumber Data : Diolah Peneliti, tahun 2012
Suara konsumen di atas mengindikasikan bahwa tanggapan responden pada karakteristik harapan
konsumen terhadap label produk dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Instrumen Pesan Label (Z31) memiliki total skore 140 point dengan jumlah sampel 50 orang akan dihasilkan rata-rata skore 2,8 point. b. Instrumen Penampilan Label (Z32) memiliki total skore 140 point dengan jumlah sampel 50 orang akan dihasilkan rata-rata skore 2,8 point. c. Instrumen Kreativitas Label (Z33) memiliki total skore 140 point dengan jumlah sampel 50 orang akan menghasilkan rata-rata skore 2,8. d. Dengan posisi total skore untuk atribut label produk sebesar 420 point akan dihasilkan rata-rata skore untuk setiap instrumen label produk sebesar 2,8. 4. Mutu Produk (Z4) Tabel .4 Karakteristik Harapan Konsumen Terhadap Mutu Produk (Z4) No
150
Rata-Rata Skore 3
2
Taste Rasa Yang Tinggi (Z41) Bernilai (Z42)
150
3
3
Berselara (Z43)
140
2,8
440
2,9
1
Instrumen
Jumlah
Skore
Sumber Data : Diolah Peneliti, tahun 2012
Distribusi frekuensi harapan konsumen terhadap mutu produk di atas dapat dijelaskan indikasinya sebagai berikut 1. Instrumen Tata Rasa Yang Tinggi (Z41) memiliki total skore 150 point dengan rata-rata skore senilai 3 point. 2. Instrumen Bernilai (Z42) memiliki total skore 150 point dengan ratarata skore senilai 3 point. 3. Instrumen Berselera (Z43) memiliki total skore 140 point dengan ratarata skore senilai 2,8 point.
268 4. Sub variabel Mutu produk (Z4) memiliki total skore senilai 440 point dengan rata-rata skore senilai 2,9 point. Karakteristik Realis Konsumen Terhadap Atribut Produk Esiensi kedua dalam kajian kepuasan konsumen, peneliti akan menjabarkan suara konsumen dalam sudut pandang pada karakteristik realis konsumen terhadap atribut produk khas daerah yang ada di kota Banjarmasin 1. Kemasan Produk (Z1)
Dengan menggunakan statistik distribusi frekeunsi peneliti akan menyajikan suara konsumen atas realisnya pada kemasan produk yang digunakan produsen dengan menelaah instrumen-instrumen yang membentuknya. Tabel 5 Karakteristik Realis Konsumen Terhadap Kemasan Produk (Z1) No
Instrumen
Skore
1
Bahan Kemasan (Z11)
140
Rata-Rata Skore 2,8
2
Warna Kemasan (Z12)
125
2,5
3
Daya Tahan Kemasan (X13)
140
2,8
405
2,7
Jumlah
Sumber Data : Diolah Peneliti, tahun 2012
Dengan menggunakan statistik inferen melalui distribusi frekuensi di atas, peneliti akan mendeskripsikan mengenai tanggapan responden mengenai instrumen kemasan produk khas daerah pada kajian realis konsumen. Dengan menggunakan skala jenjang 3 dengan konfigurasi skala yaitu perlu diberi nilai 3, netral diberi nilai 2, dan tidak perlu diberi nilai 1; dan menggunakan 50 orang sampel dihasilkan besaran skore untuk masingmasing instrumen kemasan produk tersebut dengan identifikasi sebagai berikut : a. Instrumen Bahan Kemasan (Z11) memiliki total skore 140 point
dengan jumlah sampel 50 orang akan dihasilkan rata-rata skore 2,8 point. b. Instrumen Warna Kemasan (Z12) memiliki total skore 125 point dengan jumlah sampel 50 orang akan dihasilkan rata-rata skore 2,5 point. c. Instrumen Daya Tahan Kemasan (Z13) memiliki total skore 140 point dengan jumlah sampel 50 orang akan menghasilkan rata-rata skore 2,8 point. a. Dengan posisi total skore untuk atribut kemasan produk sebesar 405 point akan dihasilkan rata-rata skore untuk setiap instrumen kemasa produk sebesar 2,7 2. Desain produk Tabel 6 Karakteristik Realis Konsumen Terhadap Desain Produk (Z2) No 1
Daya Tarik Desain (Z21)
Instrumen
140
Rata-Rata Skore 2,8
2
Penampilan Desain (Z22)
130
2,6
3
Corak Desain (Z23))
120
2,4
400
2,67
Jumlah
Skore
Sumber Data : Diolah Peneliti, tahun 2012
Berdasarkan suara konsumen yang terlihat jelas dalam rekapitulasi pada tabel di atas yang mendeskripsikan karakteristik realis konsumen terhadap desain produk (Z2) dapatlah dijelaskan batasannya sebagai berikut : a. Instrumen Daya Tarik Kemasan (Z21) memiliki total skore 140 point dengan jumlah sampel 50 orang akan dihasilkan rata-rata skore 2,8 point. b. Instrumen Penampilan Desain (Z22) memiliki total skore 130 point dengan jumlah sampel 50 orang akan dihasilkan rata-rata skore 2,6 point. c. Instrumen Corak Desain (Z23) memiliki total skore 120 point dengan jumlah sampel 50 orang akan menghasilkan rata-rata skore 2,4 point.
269 d. Dengan posisi total skore untuk atribut desain produk sebesar 400 point akan dihasilkan rata-rata skore untuk setiap instrumen desain produk sebesar 2,67.
No
Instrumen
1
Taste Rasa Yang Tinggi (Z41)
145
Rata-Rata Skore 2,9
2
Bernilai (Z42)
145
2,9
3
Berselara (Z43)
140
2,8
430
2,867
Jumlah
3 .Label Produk Tabel 7 Karakteristik Realis Konsumen Terhadap Label Produk (Z3) No
Instrumen
1
Pesan Label (Z31)
140
Rata-Rata Skore 2,8
2
Penampilan Label (Z32)
140
2,8
3
Kreativitas Label (Z33)
130
2,6
410
2,73
Jumlah
Skore
Sumber Data : Diolah Peneliti, tahun 2012
Suara konsumen di atas mengindikasikan bahwa tanggapan responden pada karakteristik realis konsumen terhadap label produk dapat dijelaskan dalam uraian sebagai berikut : a. Instrumen Pesan Label (Z31) memiliki total skore 140 point dengan jumlah sampel 50 orang akan dihasilkan rata-rata skore 2,8 point. b. Instrumen Penampilan Label (Z32) memiliki total skore 140 point dengan jumlah sampel 50 orang akan dihasilkan rata-rata skore 2,8 point. c. Instrumen Kreativitas Label (Z33) memiliki total skore 130 point dengan jumlah sampel 50 orang akan menghasilkan rata-rata skore 2,6 point. e. Dengan posisi total skore untuk atribut label produk sebesar 410 point akan dihasilkan rata-rata skore untuk setiap instrumen label produk sebesar 2,73 point. 4. Mutu Produk (Z4) Tabel 8 Karakteristik Realis Konsumen Terhadap Mutu Produk (Z4)
Skore
Sumber Data : Diolah Peneliti, tahun 2012
Distribusi frekuensi realis konsumen terhadap mutu produk di atas dapat dijelaskan indikasinya sebagai berikut : a. Instrumen Tata Rasa Yang Tinggi (Z41) memiliki total skore 145 point dengan rata-rata skore senilai 2,9 point. b. Instrumen Bernilai (Z42) memiliki total skore 145 point dengan rata-rata skore senilai 2,9 point. c. Instrumen Berselera (Z43) memiliki total skore 140 point dengan rata-rata skore senilai 2,8 point. d. Sub variabel Mutu produk (Z4) memiliki total skore senilai 430 point dengan rata-rata skore senilai 2,867 point. Analisis Pembahasan Dengan diuraikannya secara komprehensif mengenai deskripsi karakteristik harapan konsumen dan realis konsumen terhadap atribut produk khas daerah yang ada di kota Banjarmasin dapatlah dipahami dinamika kepuasan konsumen dalam analisis referensi konsumen. Pada kajian selanjutnya peneliti akan mengetengahkan referensi konsumen dalam memposisikan produk khas daerah yang ada di kota Banjarmasin dalam sebuah peta telaah dengan menggunakan diagram Kartesius yang umum dikenal dalam ilmu pengetahuan matematika ekonomi dan bisnis. Diagram Kartesius menuntun pemecahan problem dalam skala harapan dan realis konsumen, agar secara nyata dapat secara tepat menciptakan upaya yang optimal.
270 Untuk membagi diagram Kartesius menjadi 4 (empat) kuadran yang masing-masing kuadran memberikan opini tertentu sesuai dengan tendensi harapan dan realis konsumen dalam memposisikan produk khas daerah di kota Banjarmasin. Sepaham dengan topik permasalahan penelitian ini yang menyangkut atribut produk seperti kemasan produk, desain produk, label produk, dan mutu produk dapatlah diketengahkan nilai mean atribut produk tersebut sebagai berikut : 1.
Harapan Konsumen dengan rekapitulasi skore sebagai berikut : a. Kemasan Produk (Z1) dengan total skore ...........425 b. Desain Produk (Z2) dengan total skore ...............400 c. Label Produk (Z3) dengan total skore ..............420 d. Mutu Produk (Z4) dengan total skore .............440 + Total Skore Harapan Konsumen...................... 1.685 e. Mean skore per sampel 1.685 : (50 x 3 x 4) = 2,8 2. Realis Konsumen dengan rekapitulasi skore sebagai berikut : 3. 4. 5. 6.
Kemasan Produk (Z1) dengan total skore ......... . 405 Desain Produk (Z2) dengan total skore .............. 400 Label Produk (Z3) dengan total skore ................ 410 Mutu Produk (Z4) dengan total skore ............... .430 + Total Skore Realis Konsumen...... 1.645
a. Mean skore per sampel 1.645 : (50 x 3 x 4) = 2,74
: Dengan analisis referensi konsumen ini dapatlah diketengahkan kepuasan kepuasan konsumen secara komprehensif sebagai berikut : Skore Realis Konsumen Level kepuasan konsumen = --------------------------------100% Skore Harapan Konsumen
x
1.645 Level kepuasan konsumen = --------- x 100% = 97,63% 1.685
Level kepuasan konsumen secara parsial dapat pula diketengahkan dalam referensi konsumen dalam memposisikan produk khas daerah yang ada di kota Banjarmasin sebagai berikut : 1. Kepuasan Konsumen pada Kemasan Produk (Z1) Skore Realis Konsumen
405
Level kepuasan konsumen = ------------------------------ x 100% = ------ = 0,95 Skore Harapan Konsumen 425
2. Kepuasan Konsumen Produk (Z2)
pada
Desain
Skore Realis Konsumen 400 Level kepuasan konsumen = ------------------------------ x 100% = ------ = 1,00 Skore Harapan Konsumen 400
3. Kepuasan Konsumen Produk (Z3)
pada
Label
Skore Realis Konsumen 410 Level kepuasan konsumen = ------------------------------ x 100% = ------ = 0,98 Skore Harapan Konsumen 420
4. Kepuasan Konsumen pada Mutu Produk (Z4) Skore Realis Konsumen 430 Level kepuasan konsumen = ------------------------------ x 100% = ----- = 0,98 Skore Harapan Konsumen 440
Berdasarkan perhitungan harapan konsumen dan realis konsumen yang telah diuraikan sebelumnya terhadap atribut produk khas daerah di kota Banjarmasin dirasa urgen untuk disarikan posisi kombinasinya dalam diagram di bawah ini. Sehubungan dengan diilustrasikannya pemecahan masalah dalam diagram di bawah ini tentunya peneliti dapat mengambil maknanya, dimana upaya yang perlu dikembangkan dalam memposisikan produk khas daerah di kota Banjarmasin dalam analisis referensi konsumen adalah melakukan perbaikan pada instrumen yang teralokasi pada kuadran D, dimana esiensi yang terkandung bahwa realis yang dialami konsumen selama ini dalam level tinggi sedangkan harapan konsumen atas atribut produk tersebut dipatok pada level rendah. Dengan demikian upaya yang perlu segera dilakukan adalah menurunkan kadar realis konsumen tersebut karena dianggap berlebihan atas berbagai instrumen yang teralokasi dalam kuadran D tersebut. (lihat tabel dan gambar di bawah ini).
271 Tabel 9 Pemetaan Instrumen Penelitian Kuadran A
Tidak ada Instrumen yang masuk dalam kuadran A
1. 2. 3. 4.
Kuadran C Instrumen Z12 Instrumen Z22 Instrumen Z23 Instrumen Z33
Kuadran B 1. 2. 3. 4.
Instrumen Z21 Instrumen Z13 Instrumen Z41 Instrumen Z42
1. 2. 3. 4.
Kuadran D Instrumen Z11 Instrumen Z31 Instrumen Z32 Instrumen Z43
Sumber Data : Diolah Peneliti, Tahun 2012
Saran-Saran Sehubungan dengan adanya pemetaan problem atas instrumen yang mempengaruhi posisi produk khas daerah di kota Banjarmasin dapatlah diupayakan penurunan kinerja pada realis konsumen atas instrumen yang terkonsentrasi pada kuadran D karena hal ini dapat mengurangi akselarasi kerja pada instrumen lainnya. DAFTAR PUSTAKA
Gambar 2. Diagram Kartesius Instrumen Penelitian Sumber Data : Diolah Peneliti Melalui SPSS 19 (Zefatsani : 2012)
Kesimpulan 1. Level kepuasan konsumen dalam memposisikan produk khas daerah di kota Banjarmasin secara komprehensif masih di bawah 100%, cuma pada sub variabel desain produk yang level kepuasannya mencapai 100%, sedangkan sub variabel lainnya secara parsial masih level kepuasan konsumennya masih di bawah 100%. 2. Dinamika kepuasan konsumen dalam memposisikan produk khas daerah di kota Banjarmasin terkonsentrasi pada kuadran B, kuadran C, dan kuadran D saja, sedangkan pada kuadran A tidak ada instrumen yang berkonsentrasi. Instrumen yang terkonsentrasi pada kuadran B adalah Instrumen Z21, Instrumen Z13, Instrumen Z41, dan Instrumen Z42. Instrumen yang terkonsentrasi pada kuadran C adalah Instrumen Z12,Instrumen Z22, Instrumen Z23, dan Instrumen Z33. Instrumen yang berkonsentrasi pada kuadran D adalah Instrumen Z11,Instrumen Z31, Instrumen Z32, dan Instrumen Z43.
Blognyaprael, 2011, Diagram Kartesius, http://blognyaprael.wordpress.com Frendy Adianto Stephanus, 2007, dengan judul penelitian analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut-atribut Kosmo Factory Outlet Sebagai Tempat Berbelanja Busana Jalan Juwadi No.11 Kotabaru-Yogyakarta. Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2007, Maketing Management, Pearson Education, International Edition. Kertajaya, Hermawan, 2002, Syariah Marketing, PT. Mizan Pustaka, Bandung Kotler, Philp, 2008. Principles of Marketing, Pearson Education. Sume A Syhalan, 2012, Mengelola Strategi Produk, http://www.kk.mercubuana.ac.id SMA Kristen Cilacap, 2012, http://www.smakristencilacap.com. Tjiptono, Fandy, 2005, Strategi Pemasaran, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Valentina, 2006, Pengaruh Pengambilan Keputusan Terhadap Atribut Sepeda Motor SupraX 125 di Yogyakarta Zafatsani,2012, Cara Membuat Diagram Kartesius Dengan SPSS, http://zefatsani.wordpress.com/2012