ANALISIS PROSES RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DI INDONESIA (Studi pada PT. XYZ) Sarah Octavia Yuniadi Mayowan Suhartini Karjo (PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya)
[email protected] ABSTRACT VAT refund provides opportunities for Taxpayer to claim overpaid taxes to the State. This study is aimed to determine VAT refund process in Indonesia which is done by examination process and takes a place on XYZ Corp. This research is a descriptive study with qualitative approach through the method of data collection such as interviews and documentation. The result of this research shows that VAT refund process in Indonesia as stipulated in Law and has not done by online cause the following: complicated VAT refund procedures itself either in internal or external DGT, the amount of workload borne by the tax authorities, and the length of VAT refund to the Taxpayer. VAT refund process in Indonesia which is regulated in Law needs to be deregulated in order to process VAT refunds more simple and quickly. In addition, VAT refund should be done by online in order to shorten the time period and the procedure itself. Key Word: VAT, VAT Refund, Examination. ABSTRAK Restitusi PPN memberikan peluang kepada WP untuk meminta kembali kelebihan pembayaran pajak kepada negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses restitusi PPN di Indonesia yang dilakukan dengan proses pemeriksaan dan mengambil studi pada PT XYZ. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui metode pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa proses restitusi PPN di Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang dan belum dilakukan secara online menyebabkan hal berikut: berbelitbelitnya prosedur sehubungan dengan restitusi PPN itu sendiri baik di internal ataupun eksternal DJP, banyaknya beban kerja yang ditanggung oleh Fiskus, dan lamanya pengembalian uang restitusi PPN kepada Wajib Pajak. Proses restitusi PPN di Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang perlu dilakukan deregulasi atas peraturan tersebut agar proses restitusi PPN menjadi lebih cepat. Selain itu, restitusi PPN sebaiknya dilakukan secara online agar dapat memangkas jangka waktu dan prosedur itu sendiri. Kata Kunci: PPN, Restitusi PPN, Pemeriksaan. PENDAHULUAN
kewenangan penuh untuk memungut dan
Pajak memiliki peranan yang sangat penting
bagi
merupakan Pajak Pusat dimana pajak tersebut
semua
dipungut oleh Pemerintah Pusat dan digunakan
pengeluaran Negara termasuk pengeluaran
untuk membiayai rumah tangga Negara yang
pembangunan
terdiri atas PPh, PPN, dan PPnBM.
untuk dan
membiayai pengeluaran
meningkatkan
kesejahteraan
Sumber
Manusia
Daya
Negara.
mengelola pajak. Pajak yang dikelola oleh DJP
Pajak
digunakan
kelangsungan
dan
(SDM).
untuk kualitas
Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) yang berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) diberikan
Pajak
Pertambahan
Nilai
(PPN)
merupakan Pajak Tidak Langsung dimana beban pajaknya dapat dialihkan kepada pembeli atau konsumen barang
atau jasa dan menjadi
Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 7 No. 1 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
1
tanggung jawab bagi penjual (Sukardji, 2009:4).
menimbulkan efek psikologis kepada WP untuk
PPN yang terutang atas transaksi penyerahan
melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT)-nya.
Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak
Proses restitusi PPN yang lambat menimbulkan
(JKP) dipungut oleh PKP yang bertindak sebagai
persepsi masyarakat bahwa pelayanan yang
penjual (Gunadi, 2002:2). Besar tarif PPN yang
diberikan
dikenakan pada umumnya adalah 10% (sepuluh
kurang bahkan tidak berkualitas. Proses restitusi
persen) dari nilai transaksi (Direktorat Jenderal
PPN yang lambat di Indonesia juga disebabkan
Pajak, 2011:334).
dengan belum siapnya pelaksanaan sistem online
Pengenaan PPN dihitung menggunakan indirect
substraction
method
yakni
dengan
aparatur
pemerintah
cenderung
terkait dengan pembayaran dan pelaporan pajak.
mengurangkan PPN yang dipungut oleh penjual
Proses restitusi PPN yang lambat dan
(PK) dengan besarnya PPN yang dibayarkan
rumit
kepada penjual lain (PM) (Sukardji, 2009:26).
mengeluhkan pelayanan DJP. Ketua Dewan
Pengurangan tersebut menyebabkan terjadinya
Pimpinan
selisih
kelebihan
Indonesia, Hariyadi Sukamdani, dan Direktur
pembayaran antara jumlah PPN yang dipungut
Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati
dengan yang dibayarkan. Wajib Pajak (WP) yang
Indonesia,
merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang
keluhannya atas lamanya jangka waktu restitusi
memiliki kekurangan pembayaran PPN wajib
PPN dan seringnya perlebaran area pemeriksaan
melunasi jumlah kekurangan pembayaran PPN,
sehinggan membuat WP tidak nyaman (Bisnis
sedangkan bagi PKP yang mendapat kelebihan
Jakarta,
pembayaran
mengkompensasikan
berwenang seharusnya dapat membuat proses
kelebihan pembayaran ke masa pajak berikutnya
restitusi PPN menjadi lebih cepat dan mudah
atau mengajukan permohonan pengembalian
sehingga mayarakat tidak lagi merasa terbebani
kelebihan
oleh setiap pembayaran pajak yang mereka
berupa
kekurangan
dapat
pembayaran
atau
PPN
yang
dikenal
dengan restitusi PPN.
membuat
banyaknya
Nasional
Sahat
2010:3).
Asosiasi
Sinaga,
DJP
masyarakat Pengusaha
menyampaikan
sebagai
pihak
yang
bayarkan. Proses restitusi PPN yang cepat dapat
Restitusi PPN dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-122/PJ./2006 tentang Jangka Waktu Penyelesaian dan Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai, atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah “kelebihan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran dalam suatu Masa Pajak tertentu yang atas kelebihan tersebut diminta kembali sebagaimana dimaksud Pasal 9 ayat (4) UndangUndang Pajak Pertambahan Nilai”. Proses
membuat masyarakat menjadi lebih senang untuk membayarkan pajaknya karena proses tersebut membuat persepsi bahwa membayar pajak itu menyenangkan di masyarakat dan dirasa
tidak
merugikan
masyarakat
atas
tertahannya jumlah kelebihan pembayaran pajak yang mereka bayarkan. Proses restitusi PPN yang diberikan dengan mudah dan cepat juga dapat menjadi bukti bahwa DJP berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi WP (Inside Tax Magazine, 2015:11).
restitusi PPN dimulai dengan diajukannya
TINJAUAN PUSTAKA
permohonan oleh WP kemudian dilanjutkan
Pajak
dengan pemeriksaan kemudian dilanjutkan hingga
Pajak adalah “kontribusi wajib kepada
penyelesaian keberatan. Seluruh proses tersebut
negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau
menghabiskan waktu hingga maksimal dua
Badan yang bersifat memaksa berdasarkan
puluh
proses
Undang-Undang dengan tidak mendapatkan
pemeriksaannya sendiri yang membutuhkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk
waktu empat hingga maksimal delapan bulan.
keperluan
dengan
pengajuan
tujuh
keberatan,
bulan
dengan
negara
bagi
sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”(Direktorat Jenderal Pajak, Proses
restitusi
PPN
dengan
2011:7).
pemeriksaan dinilai lama dan rumit serta dapat
Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 7 No. 1 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
2
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Menurut
Sukardji
kelebihan pembayaran pajak yang diterima oleh
(2009:270),
PPN
adalah “PPN adalah pengenaan pajak atas pengeluaran
untuk
konsumsi
baik
KPP diproses melalui pemeriksaan. Pemeriksaan
adalah
“serangkaian
yang
kegiatan menghimpun dan mengolah data,
dilakukan Perseorangan maupun Badan baik
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
Badan Swasta maupun Badan Pemerintah dalam
secara objektif dan profesional berdasarkan
bentuk belanja barang atau jasa yang dibebankan
suatu standar pemeriksaan untuk menguji
pada anggaran belanja negara”.
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
Restitusi PPN
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
Menurut menurut Sukardji (2014:215), restitusi PPN adalah “kelebihan Pajak Masukan
undangan
perpajakan”
(Peraturan
Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013).
(PM) terhadap Pajak Keluaran (PK) dalam suatu Masa Pajak tertentu yang atas kelebihan tersebut diminta kembali”. Tabel 1. Penyebab Restitusi PPN No.
1.
Penyebab Restitusi PPN Jumlah PM yang dibayar dalam satu Masa Pajak lebih besar daripada PK yang dipungut
Keterangan
a.
Ekspor BKP Berwujud/Tidak Berwujud b. Ekspor JKP c. Penyerahan BKP/JKP kepada Pemungut PPN d. Penyerahan BKP/JKP yang memperoleh fasilitas PPN Tidak Dipungut e. Pembelian barang modal sebelum berproduksi sehingga belum menyerahkan BKP/JKP f. Pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.
2.
Melakukan ekspor BKP yang tergolong mewah Sumber: Data Diolah, 2015 Restitusi PPN dilakukan melalui SPT Masa
PPN
dengan
cara
mengisi
kolom
“Dikembalikan (restitusi)” atau melalui Surat Permohonan yang diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di tempat PKP dikukuhkan. Surat permohonan pengembalian
Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 7 No. 1 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
3
Perpanjangan
Pemeriksaan Kantor Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Peminjaman Dokumen
Bulan 4
Bulan 5
Bulan 6
Bulan 7
Bulan 8
Pemeriksaan Lapangan
Bulan 9
Bulan 10
Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, Dokumen disampaikan ke WP
Minggu 2 Surat Peringatan 1
Minggu 3
Bulan 12
Perpanjangan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP)
Tanggapan Tertulis
Jangka Waktu Peminjaman Dokumen Minggu 1
Bulan 11
Minggu 4
Undangan Pembahasan Akhir
Surat Peringatan 2
Pembahasan Akhir Tidak atau Sebagian saja diserahkan
Risalah Pembahasan
Diserahkan Seluruhnya
Tidak Setuju Berita Acara Tidak Berita Acara Dipenuhinya Pemenuhan Seluruh Permintaan Permintaan Peminjaman Buku, Peminjaman Buku, Catatan, Dokumen Catatan, Dokumen Pemeriksa harus menentukan dapat tidaknya melakukan pengujian dalam rangka menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak berdasar bukti kompeten yang cukup dan standar pemeriksaan
Setuju
Permohonan Pembahasan dengan tim Quality Assurance Pembahasan dengan tim Quality Assurance Panggilan Penandatanganan Berita Acara
Penandatanganan Berita Acara
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
Gambar 1. Timeline Pemeriksaan Terkait Restitusi PPN Sumber: Data Diolah, 2015
Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 7 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
4
METODE PENELITIAN
Mekanisme
pemeriksaan
di
KPP
Metode yang digunakan dalam skripsi
Pratama Jakarta Pulogadung diawali dengan
ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
pengajuan restitusi PPN yang dilakukan oleh
penelitian
kualitatif
WP ke KPP. Permohonan WP yang sudah
menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2011:4)
diterima kemudian akan diproses oleh Seksi-
adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan
Seksi yang ada di KPP hingga diterbitkannya
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
Surat Perintah Pemeriksaan (SP2). Penerbitan
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
SP2 juga menandakan bahwa pemeriksaan
diamati”.
jenis
sudah dimulai. Proses pemeriksaan berjangka
penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif
waktu empat hingga maksimal delapan bulan.
menurut Nazir (2005:54) adalah “suatu metode
Pemeriksaan
dalam meneliti status sekelompok manusia,
dilanjutkan dengan pembahasan yang apabila
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
semua poin dalam Surat Pemberitahuan Hasil
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
Pemeriksaan (SPHP) pada saat pembahasan
masa sekarang”.
disetujui oleh kedua belah maka setelahnya
deskriptif.
Penelitian
Terdapat
Pendekatan
ini
merupakan
fokus
sudah
selesai
akan
dalam
dapat dicairkan Surat Ketetapan Pajak Lebih
penelitian ini untuk membatasi studi dalam
Bayar (SKPLB) dan diterbitkan Surat Perintah
penelitian yang dilakukan, yakni:
Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP). WP akan
1. Mengidentifikasi mekanisme restitusi PPN
mendapatkan
a. Mengidentifikasi
penelitian
yang
mekanisme
restitusi
PPN dengan pemeriksaan. b. Mengidentifikasi
penyebab
pengembalian
kelebihan
pembayaran pajak yang akan ditransfer ke rekening WP sejumlah yang disepakati pada saat
lambatnya
pembahasan.
restitusi PPN yang terjadi. 2. Mengidentifikasi proses restitusi PPN PT XYZ a. Mengidentifikasi penyebab dan proses restitusi PPN PT XYZ. b. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat restitusi PPN PT XYZ. HASIL DAN PEMBAHASAN PT XYZ berdiri pada tahun 2009 dan menjadi salah satu leading turnkey project provider atas mesin pemindah barang dengan kondisi baru atau pre-owned yang digunakan dalam industri pelabuhan dan pertambangan. PT XYZ selain handling
menjual
dan
equipment
menyewakan
juga
material
menyediakan
jasa
lainnya yang terkait dengan industri pelabuhan seperti pemeliharaan, logistik, serta konsultasi. PT XYZ dalam penjualannya ke berbagai terminal operator, otoritas pelabuhan, dan perusahaan pertambangan bekerja sama dengan beberapa perusahaan leasing. 1. Mengidentifikasi Mekanisme Restitusi PPN dengan Pemeriksaan
Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 7 No. 1 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
5
Surat Surat Pengajuan Pengajuan Restitusi Restitusi PPN PPN Start Start
Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan
Wajib Wajib Pajak Pajak Lebih Lebih Bayar Bayar Lebih Lebih Dari Dari Rp100 Rp100 Juta Juta
SPT SPT PPN PPN LB LB
Seksi Seksi Pengawasan Pengawasan dan dan Konsultasi Konsultasi (Waskon) (Waskon)
Bagian Bagian TPT TPT
Seksi Seksi Pemeriksaan Pemeriksaan
Fungsional Fungsional Pemeriksa Pemeriksa
Diusulkan Diusulkan ke ke Kantor Kantor Wilayah Wilayah
Audit Audit Plan Plan
Selesai Selesai
Pemeriksaan Pemeriksaan
Seksi SeksiPenagihan Penagihan
Pengujian Pengujian
Penerbitan Penerbitan SPHP SPHP
Audit Audit Program Program
Setuju Setuju
Tolak Tolak
SP2 SP2
Nota NotaDinas Dinas
Pembahasan Pembahasan
BAP BAP
Seksi Seksi Waskon Waskon
LHP LHP
Informasi Informasimengenai mengenai utang utangpajak pajak
Not Not Hit Hit
SKPLB Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan SKPLB
Seksi Seksi PDI PDI Informasi Informasibasis basisdata data
Seksi Seksi Waskon Waskon
Pencairan Pencairan SKPLB SKPLB
Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan
Penerbitan Penerbitan SPMKP SPMKP
Seksi Seksi Waskon Waskon Informasi Informasiprofil, profil, transaksi, transaksi,dan dan riwayat riwayat
Seksi Seksi Pelayanan Pelayanan
SPT SPT KPKN KPKN
End End
Gambar 2. Alur Pemeriksaan Restitusi PPN di KPP Pratama Jakarta Pulogadung Sumber: Data Diolah, 2015
Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 7 No. 2 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
6
2.
Mengidentifikasi
Penyebab
Lambatnya
Restitusi PPN yang Terjadi
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Lambatnya restitusi PPN disebabkan
1. PT XYZ melakukan restitusi PPN atas tahun
beberapa hal, yaitu: jangka waktu pemeriksaan
pajak 2012 yang disebabkan karena adanya
dalam Undang-Undang Perpajakan sebagai
transaksi kepada pemungut PPN. Setelah
acuan hukum tertinggi mengatur jangka waktu
dilakukan pemeriksaan, diterbitkan SPHP
restitusi PPN maksimal dua belas bulan,
yang
prosedur
berbelit-belit,
dilakukan pemeriksaan. PT XYZ memberikan
lambatnya
tanggapan tertulisnya dan menyetujui semua
permintaan data kepadan pihak ketiga, serta
hasil pemeriksaan. Berdasarkan tanggapan
belum diterapkannya sistem perpajakan online.
dari PT XYZ tersebut, diadakan pembahasan
internal
kurangnya
KPP yang
persiapan
WP,
memuat
daftar
temuan
setelah
akhir antara PT XYZ dan tim Pemeriksa. 3.
Mengidentifikasi Penyebab dan Proses
Setelah
Restitusi PPN PT XYZ
dikeluarkanlah Laporan Hasil Pemeriksaan
Transaksi
kepada
pemungut
PPN
pembahasan
berlangsung,
(LHP) yang menyatakan bahwa PT XYZ
merupakan penyebab PT XYZ melakukan
berhak
atas
restitusi PPN. Restitusi PPN dilakukan oleh PT
pembayaran
XYZ atas tahun buku 2012. Berdasarkan hasil
Rp9.594.709.442,-.
pengembalian
kelebihan
pajak
sejumlah
pemeriksaan, terdapat daftar temuan pada
2. Dalam proses restitusi PPN yang diajukan
empat poin, yaitu penyerahan yang PPN-nya
oleh PT XYZ, terdapat faktor pendukung
harus dipungut sendiri, Pajak Masukan atas
yang
Perolehan BKP/JKP dalam Daerah Pabean, PPN
selesai lebih cepat yaitu kerjasama antar
yang harus dipungut sendiri, dan STP PPN. PT
kedua belah pihak yang ditunjukkan dengan
XYZ memberikan tanggapan atas hasil temuan
sikap kooperatif.
menyebabkan
keseluruhan
proses
tersebut dan menyetujui hasil temuan tersebut.
3. Faktor penghambat restitusi PPN PT XYZ
Atas persetujuan tersebut, restitusi PPN PT XYZ
adalah peraturan dan sistem Perpajakan.
dikabulkan sebagian dan PT XYZ berhak
Peraturan Perpajakan yang merupakan acuan
mendapatkan
bagi
pengembalian
kelebihan
pembayaran pajak sejumlah Rp9.594.709.442,-.
setiap
pelaku
Perpajakan
dirasa
mengatur tentang tata cara dan prosedur restitusi PPN yang berbelit-belit, sedangkan
4.
Mengidentifikasi Faktor Pendukung dan
sistem Perpajakan yang belum berbasis online
Penghambat Restitusi PPN PT XYZ
juga
menjadi
penghambat
Faktor pendukung: kerjasama antar kedua belah
belum
pihak
otomatis. Selain itu, beban kerja bagi tim
yang
ditunjukkan
dengan
sikap
kooperatif. Faktor
terintegrasinya
dikarenakan
data-data
secara
Pemeriksa dan kurangnya persiapan PT XYZ
penghambat:
peraturan
perpajakan
sebagai acuan bagi seluruh pelaku perpajakan
sendiri juga merupakan penghambat dalam proses ini.
yang mengatur jangka waktu restitusi PPN maksimal dua belas bulan, kurangnya persiapan
Saran
PT
1. Deregulasi peraturan restitusi PPN dengan
XYZ
yang
disediakannya pemeriksaan
menyebabkan beberapa
restitusi
tidak
dapat
dokumen
saat
PPN
berlangsung,
membuat
alternatif
berdasarkan
jumlah
pengklasifikasian restitusi
yang
lambatnya permintaan data kepada pihak ketiga
dikelompokkan berdasarkan jumlah uang
yang merupakan lawan transaksi PT XYZ,
yang diajukan restitusi dan disesuaikan
prosedur restitusi PPN yang berbelit-belit yang
dengan
dirasa
memprioritaskan pemeriksaan pada PKP
lama
diterapkan
dan
merugikan
WP,
sistem
perpajakan
online
belum yang
yang
cara
pengembaliannya,
tergolong
beresiko
tinggi
yakni dan
terintegrasi dengan instansi-instansi lain, serta
mempercepat proses bagi PKP yang beresiko
beban dan tanggung jawab kerja Fiskus yang
rendah.
Alternatif
deregulasi
peraturan
kurang terdistribusi dengan baik.
Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 7 No. 1 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
7
lainnya adalah dengan mengubah indikator
Edisi
Revisi
2014.
kinerja kualitas pemeriksaan.
Rajagrafindo Persada.
Jakarta:
PT
2. Indonesia membutuhkan proses restitusi
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
PPN yang mudah, cepat, serta akurat.
122/PJ./2006 tentang Jangka Waktu
Indonesia memerlukan terobosan-terobosan
Penyelesaian
untuk memperbaiki persoalan restitusi PPN
Pengembalian
dan persoalan pajak lainnya. Sistem online
Pembayaran
menjadi
dapat
Nilai, atau Pajak Pertambahan Nilai
mempercepat keseluruhan proses restitusi
dan Pajak Penjualan atas Barang
PPN, mengurangi biaya kepatuhan WP, serta
Mewah.
sangat
penting
karena
untuk menghindari kontak langsung antara WP dan Fiskus.
dan
Tata
Cara
Kelebihan Pajak
Pertambahan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
Pemeriksaan.
menjadi masukan dan mengevaluasi proses restitusi PPN di Indonesia khususnya yang dilakukan dengan prosedur pemeriksaan. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui pengaruh proses restitusi PPN di Indonesia bagi WP dan Fiskus. DAFTAR PUSTAKA Bisnis Jakarta. 2010. Aturan Restitusi PPN Perlu Diperbaiki. No 187 Tahun IV. Jakarta:
PT
Nusantara
Media
Baliwangi. Direktorat Jenderal Pajak. 2011. Susunan Dalam Satu
Naskah
Undang-Undang
Perpajakan. Jakarta: Kementerian Keuangan
Republik
Indonesia
Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Penyuluhan
Pelayanan
dan
Hubungan Masyarakat. Gunadi. 2002. Panduan Komperehensif PPN 2002.
Jakarta:
Multi
Utama
Publishing. Inside Tax Magazine. 2015. Tarik Ulur Restitusi. Judul artikel Edisi 24. Jakarta: Danny Darussalam Tax Center. Moleong, Lexy. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nazir, Moh. 2005, Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Sukardji, Untung. 2009. PPN Pajak Pertambahan Nilai Edisi Revisi 2009. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. . 2014. Pokok-pokok PPN Pajak Pertambahan Nilai Indonesia
Jurnal Perpajakan (JEJAK)|Vol. 7 No. 1 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
8