ANALISIS PROSES PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK MANDIRI CABANG JALAN SUNDA JAKARTA PUSAT Putri Marisa Tintia Ismail PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP Jakarta Jalan Sunda, Jalan Sunda No.1 Jakarta Pusat 10350, (021) 2300473, 2300718, 31930396,
[email protected]
Iswandi, SE.,Ak., MM., CA. ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN, ialah untuk mengetahui pentingnya posisi keuangan perusahaan dalam mengajukan permohonan kredit, menganalisis penilaian prosedur perkreditan dan pelaksanaan pengawasan kredit serta keefektifan analisis kredit yang dilakukan oleh Bank Mandiri. METODA DAN OBJEK PENELITIAN, metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis yaitu mendeskriptifkan data yang dikumpulkan dan mengevaluasinya untuk memecahkan permasalahan. Dan objek penelitian adalah PT. Mandiri Tbk Cabang Jalan Sunda Jakarta Pusat. ANALISIS pengumpulan data dan informasi dilakukan penulis dengan metode pengamatan (observation), metode wawancara (interview), dan metode evaluasi yaitu penulis melakukan evaluasi data-data yang diperoleh dari Bank Mandiri. HASIL YANG DICAPAI penulis mengetahui proses analisis laporan keuangan calon debitur, prosedur umum perkreditan dan pelaksanaan pengawasan yang ada di Bank Mandiri. SIMPULAN penulis mendapatkan bahwa penerapan proses pemberian kredit yang dilakukan Bank Mandiri telah efektif. (PMTI) Kata Kunci: Analisis Kredit, Laporan Keuangan, Pengawasan Kredit
ABSTRACT RESEARCH GOAL, is to know the importance of the financial position of the company in applying for credit, analyze credit assessment procedures and implementation of credit control as well as the effectiveness of the internal audit conducted by Bank Mandiri. RESEARCH METHODS AND OBJECT, methods of data collection in this research is using a qualitative method of analysis, with descriptive analysis approach which is to descriptive the data that is collected amd evaluate to solve the problem. And the object of research is PT. MandiriTbk Branch Sunda Road Central Jakarta. ANALYSIS collecting data and information on the author by the method of observation, interview, and the method of evaluation which is the author evaluatesthedata obtained from Bank Mandiri. RESULTS ACHIEVED writer knows the debtor's financial statement analysis, general procedures and supervision of credit at Bank Mandiri. CONCLUSION authors found that the application of the credit granting process is done effectively.(PMTI) Keywords: Credit Analysis, Financial Statements, Credit Monitoring
PENDAHULUAN Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang mengandung risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan usaha bank. Namun mengingat sebagai lembaga intermediasi, sebagian besar dana bank berasal dari dana masyarakat, maka pemberian kredit perbankan banyak dibatasi oleh ketentuan Undang-undang dan ketentuan Bank Indonesia. Kredit dapat diperoleh baik dari bank umum atau bank konvensional maupun bank perkreditan rakyat. Kredit merupakan salah satu cara bagi bank untuk media penyaluran dana kepada masyarakat. Namun, bank harus memberikan perhatian khusus dalam pemberian kredit terhadap calon debitur. Karena bank memiliki tanggung jawab atas dana nasabah yang diberikan kepadanya. Seperti diketahui, bahwa sumber dana bank yang digunakan untuk disalurkan sebagai kredit sebagian besar diperoleh dari masyarakat yang diantaranya berasal dari tabungan, deposito, dan giro. Keputusan pemberian kredit memiliki risiko tinggi atas ketidakmampuan debitur dalam membayar kewajiban kreditnya pada saat jatuh tempo. Jadi untuk menjaga dan meminimalisir risiko tersebut dan demi keamanan, bank harus mampu melakukan penilaian dan pertimbangan yang sangat teliti. Ada beberapa hal yang akan dinilai dan diperhatikan oleh bank terhadap suatu perusahaan yang akan menjadi debiturnya sebelum memberikan persetujuan suatu permintaan kredit. Salah satunya adalah analisis laporan keuangan perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan yang akan menjadi debitur, bank dapat melakukan penilaian terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan, apakah dalam keadaan baik atau buruk, dan apakah layak untuk mendapatkan kredit atau tidak.Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan, analisis rasio merupakan salah satu analisis yang dapat digunakan. Rasio keuangan dapat menggambarkan pertumbuhan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun, kemudian dapat melakukan perbandingan mengenai kondisi keuangan setiap tahunnya yang akan berhubungan dengan pengambilan keputusan pemberian kreditnya. Namun rasio keuangan bukanlah hal mutlak untuk pengambilan keputusan akhir. Rasio keuangan hanya akan bermanfaat apabila dapat menunjukkan perubahan arah dan pola keuangan suatu perusahaan. Selain memperhatikan dan melakukan penilaian terhadap laporan keuangan calon debitur, pihak bank juga harus memperhatikan prinsip 5C dari calon debitur tersebut. Prinsip 5C tersebut adalah Character, Capital, Collateral, Capacity, dan Condition of Economy. Kelima prinsip tersebut sangat penting untuk menjadi penilaian sebelum bank memberikan persetujuan pemberian kredit. Bagi bank, debitur yang memenuhi semua prinsip 5C adalah nasabah yang layak untuk mendapatkan kredit. Dimana ketika bank melihat adanya calon debitur yang memiliki karakter yang kuat, memiliki kemampuan untuk mengembalikan pinjaman, memiliki jaminan, modal yang kuat, dan kondisi perekonomian yang aman bagaikan mutiara bagi bank. Prinsip 5C ini juga digunakan untuk melihat bagaimana kredibilitas calon debitur ke depannya. Namun yang paling penting disini perlu adanya peranan analisis kredit untuk membantu meminimalisir risiko dan mencegah terjadinya kredit macet. Bagi bank, analisis kredit ini merupakan proses yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dengan pengelolaan kredit. Hal ini dapat disebabkan karena analisis kredit mempunyai tujuan agar risiko dalam pengelolaan kredit dapat diminimalisir, sehingga tujuan kredit dapat tercapai baik dari segi keamanan (safety) maupun dari segi keuntungan (profitability) yang didapat dengan adanya pemberian kredit tersebut. Dari uraian diatas, maka peneliti mengambil penelitian yang berjudul: "ANALISIS PROSES PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK MANDIRI CABANG JALAN SUNDA JAKARTA PUSAT". Mengingat luasnya aspek yang mungkin dibahas dan dihubungkan dengan judul diatas. Dalam skripsi ini pembahasan dibatasi pada audit internal terhadap proses permohonan kredit sampai dengan penyelesaian kredit. Masalah yang akan dibahas secara garis besar dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Bagaimana analisis laporan keuangan calon debitur dapat dijadikan dasar persetujuan pemberian kredit? 2. Bagaimana prosedur penilaian prinsip 5C calon debitur sebelum disetujui permohonan kreditnya? 3. Bagaimana pelaksanaan pengawasan kredit oleh Bank Mandiri cabang jalan sunda jakarta pusat? 4. Bagaimana peranan analisis kredit untuk menghindari kemungkinan terjadinya kredit bermasalah? Adapun tujuan penelitian yang dilaksanakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pentingnya posisi keuangan bagi perbankan dalam menyetujui permohonan kredit. 2. Untuk menganalisa prosedur penilaian prinsip 5C calon debitur yang dilakukan oleh bank. 3. Untuk mengetahu ibagaimana bank melakukan pengawasan kredit.
4. Untuk mengetahui peranan analisis kredit untuk menghindari kemungkinan terjadinya kredit macet. Manfaat yang ingin diperoleh dar ipenelitian bagi banyak pihak yang meliputi: 1. Bagi Pihak Perusahaan(Bank), yaitu: a. Mencegah atau meminimalisir terjadinya kredit macet oleh debitur yang dapat merugikan pihak bank sebagai kreditur. b. Menjadi referensi bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan ketepatan pengembalian kredit dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pembayaran. 2. Bagi Penulis, menerapkan ilmu-ilmu yang dipelajari serta menguji pengetahuan dan mengolah sebuah opini ataupun teori sehingga bisa bermanfaat bagi penulis. 3. Bagi Pembaca, sebagai bahan referensi dalam memahami agar pembaca mendapatkan pengetahuan dan manfaat dari karya yang dibuat oleh penulis.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode penelitan kualitatif. Untuk dapat menganalisis masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini penulis mendapatkan data dan informasi yang diperlukan melalui: 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian langsung ke perusahaan yang diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan, adapun teknik pengumpulan datanya yaitu: Penelitian ini dilakukan dengan cara : a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung masalah yang diteliti. b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pejabat berwenang yang berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. c. Evaluasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan mengevaluasi data-data yang diperoleh dari perusahaan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber dan mempelajari literaturliteratur yang berhubungan dengan topik pembahasan untuk memperoleh data teoritis yang akan digunakan dalam pembahasan.
HASIL DAN BAHASAN Prosedur Umum Perkreditan Bank Mandiri Prosedur umum perkreditan merupakan ketentuan, syarat atau petunjuk tindakan-tindakan yang harus dilakukan sejak diajukannya permohonan kredit oleh nasabah sampai dengan lunasnya suatu kredit yang diberikan oleh bank. Pada Bank Mandiri suatu prosedur umum perkreditan ini sangat dibutuhkan karena dengan adanya suatu prosedur umum perkreditan, diharapkan kegiatan perkreditan pada Bank Mandiri dapat berjalan lancar sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai dengan risiko yang sangat kecil. Organisasi Perkreditan pada Bank Mandiri terdiri dari dua unit yang bertanggung jawab, yaitu Business Unit (BU) dan Credit Operation Unit (CO), dimana BU berperan sebagai front office yang berhubungan langsung dengan konsumen dan CO berperan sebagai back office yang tidak berhadapan langsung dengan konsumen. Prosedur umum perkreditan pada Bank Mandiri adalah sebagai berikut: 1. Tahap permohonan kredit, pada tahap ini BU yang menjadi penanggung jawab. Jadi pertama kali nasabah mengajukan permohonan kredit akan ditangani oleh BU ini. 2. Tahap analisis kredit, kemudian selanjutnya BU akan melakukan analisis terhadap permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah. Pada tahap ini BU akan memeriksa pemohon kredit dari segala aspek, baik aspek keuangan, maupun aspek non keuangan untuk mengetahui suatu pertimbangan mengenai diterima atau ditolakkah permohonan kredit yang diajukan. 3. Tahap keputusan kredit, setiap keputusan permohonan kredit harus memperlihatkan penilaian syarat-syarat umum yang telah dilakukan sebelumnya. Pada tahap putusan yang mengambil keputusan adalah BU, kemudian apabila permohonan kredit tersebut diterima maka selanjutnya
yang akan mejadi penanggung jawab tahap ini adalah CO untuk selanjutnya menyusun suatu perjanjian kredit. 4. Tahap perjanjian kredit, setelah permohonan kredit disetujui oleh pejabat yang berwenang maka selanjutnya CO akan bertanggung jawab dalam melakukan perjanjian kredit. 5. Tahap pengikatan Notaris dan penulisan asuransi, setelah perjanjian kredit selesai disepakati selanjutnya adalah pengikatan notaris dan penulisan asuransi, pada tahap ini yang menjadi penanggung jawab adalah CO. 6. Tahap pencairan kredit, Bank Mandiri hanya akan menyetujui pencairan kredit apabila syaratsyarat yang harus dipenuhi oleh nasabah telah dilaksanakan. Pengikatan secara sempurna dan penandatanganan serta perjanjian kredit mutlak harus telah selesai sebelum pencairan kredit ini dilakukan. Dan yang bertanggung jawab pada tahap pencairan ini adalah CO. 7. Tahap monitoring dan pembinaan kredit, setelah kredit yang diajukan dicairkan maka pihak Bank Mandiri akan selalu melakukan pengawasan dan pembinaan kepada debitur hingga masa perkreditannya selesai atau juga hampir semua kewajiban debitur kepada bank dapat dipenuhi, adapun yang melakukan proses monitoring selama masa kredit dilakukan oleh BU. 8. Tahap penyelesaian kredit, dengan dipenuhinya semua kewajiban nasabah kepada Bank Mandiri maka ikatan perjanjian kredit telah berakhir. BU dan CO sama-sama bertanggung jawab dalam proses penyelesaian ini. Analisis Laporan Keuangan Calon Debitur Sebagai Dasar Persetujuan Pemberian Kredit Menganalisis laporan keuangan berarti kita menilai kinerja perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan kita akan mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan dan menutupi pengeluaran sedemikian rupa hingga dapat mengahasilkan laba operasi yang maksimal. Analisis laporan keuangan sangat perlu untukmengetahui kondisi keuangan perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangantidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan bisa mengambil suatu keputusan. Jadiuntuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telahdicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yangbersangkutan.Laporan keuangan pada dasarnya adalahhasil dari proses akuntansi yangdapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatuperusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitasperusahaan tersebut. Penulis menganalisis laporan keuangan untuk mengetahui kinerja perusahaan-perusahaan (calon debitur)untuk dapat dijadikan dasar persetujuan pemberian kredit. Laporan keuangan yang penulis teliti adalah laporan keuangan yang disusun pada periode 2008 sampai dengan tahun 2010. Laporan keuangan tersebut terdiri dari Neraca dan Laporan laba rugi selama 3 periode terakhir serta hasil analisis rasio keuangan perusahaan. Berikut ini penulis akan menyajikan Laporan Keuangan 2 Perusahaan, yaitu: 1. Tabel Perusahaan X 2. Tabel Perusahaan Y
Tabel 1Perusahaan XNeracaPer 31 Desember 2008, 2009, 2010 (Dalam Rupiah) Uraian 2008 2009
2010
Aktiva Aktiva Lancar Kas Piutang usaha/dagang Persediaan barang Piutang lain-lain
40.000.000 120.000.000 120.000.000 130.000.000
114.592.334 195.000.000 180.000.000 0
195.560.960 200.000.000 340.000.000 0
Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Tanah dan bangunan Mesin-mesin Kendaraan Penyusutan Jumlah AktivaTetap Total Aktiva
410.000.000
489.592.334
735.560.960
200.000.000 60.000.000 50.000.000 (85.500.000) 224.500.000 634.500.000
400.000.000 600.000.000 300.000.000 (450.000.000) 850.000.000 1.339.592.334
400.000.000 400.000.000 200.000.000 (360.000.000) 640.000.000 1.375.560.960
Passiva Hutang Jk Pendek Hutang dagang Hutang bank
100.000.000 28.000.000
40.000.000 43.000.000
40.000.000 80.000.000
128.000.000 0
83.000.000 0
120.000.000 0
128.000.000
83.000.000
120.000.000
200.000.000 295.125.950 11.364.050 506.499.998 634.500.000
900.000.000 346.750.154 9.842.180 1.256.592.334 1.339.592.334
900.000.000 336.886.880 18.674.080 1.255.560.960 1.375.560.960
Jumlah Hutang Jk Pendek Jumlah Hutang Jk Panjang Jumlah Hutang Modal Sendiri Modal disetor Laba ditahan Laba tahun berjalan Jumlah Modal Sendiri Total Passiva
Tabel 2Laporan Laba RugiPerusahaan XPer 31 Desember 2008, 2009, 2010(Dalam Rupiah) Uraian 2008 2009 2010 Penjualan bersih 480.000.000 390.000.000 600.000.000 HPP 360.000.000 273.000.000 510.000.000 Laba (Rugi) Kotor 120.000.000 117.000.000 90.000.000 Usaha Biaya Operasional: Biaya penjualan 6.300.000 3.000.000 3.000.000 Biaya umum & Adm 9.480.000 10.415.782 6.832.592 103.584.218 Laba (Rugi) Operasional 104.220.000 80.167.408 Pendapatan lain-lain 0 0 0 Laba Sebelum Bunga 104.220.000 103.584.218 80.167.408 Biaya bunga 7.525.948 0 0 Laba Sebelum Pajak (EBT) 96.694.052 103.584.218 80.167.408 PPH badan 19.338.810 20.716.844 16.033.482 Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
77.355.242
82.867.374
64.133.926
Hasil perhitungan rasio dari Laporan keuangan Perusahaan X sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis likuiditas antara lain:
a. Current ratio = Aktiva lancar/Hutang lancar x 100% Hasil perhitungan: Tahun 2008 = 320% Tahun 2009 = 590% Tahun 2010 = 613% Dari perhitungan di atas dapat dilihat dari tahun 2008 sampai tahun 2009 Current ratiomengalami kenaikan sebesar 270%, begitu pula dari tahun 2009 sampai tahun 2010 terjadi kenaikan sebesar 23%, memang kenaikan pada tahun kedua tidak terlalu besar namun Current ratio Perusahaan X masih berada jauh diatas standar yang ditetapkan oleh PT. Mandiri Tbk yaitu sebesar 200%. Hal ini berarti bahwa perusahaan mampu membayar hutang jangka pendeknya dengan jaminan aktiva lancar yang dimilikinya, sehingga dapat dikatakan bahwa likuiditas Perusahaan X baik. b. Quick ratio = Aktiva lancar-Persediaan/Hutang lancar x 100% Hasil perhitungan: Tahun 2008 = 227% Tahun 2009 = 373% Tahun 2010 = 330% Dari hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa dari tahun 2008 sampai tahun 2009 Quick ratio selalu berada diatas standar yang ditetapkan dan mengalami kenaikan sebesar 146% tetapi dari tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 43%. Namun penurunan tersebut tidak terlalu signifikan dan masih tetap berada di atas standar yang ditetapkan yaitu sebesar 100%. Jadi dapat dikatakan bahwa Perusahaan X mampu membayar hutang jangka panjangnya dengan jaminan aktiva lancar yang benar-benar likuid. 2.
3.
Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansial seandainya perusahaan tersebut pada saat itu di likuidasi. Analisis solvabilitas antara lain: a. Total Debt to Equity ratio = Total hutang/Modal sendiri x 100% Hasil perhitungan: Tahun 2008 = 25,27% Tahun 2009 = 6,6% Tahun 2010 = 9,6% Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2008 sampai tahun 2009 terjadi penurunan Total Debt to Equity ratio sebesar 18,67% dan pada tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan 3%. Penurunan yang cukup besar pada tahun 2008 dapat diartikan bahwa hutang perusahaan dapat dibiayai oleh modal yang dimiliki perusahaan, jadi dapat diartikan bahwa solvabilitas perusahaan mengalami peningkatan dan rasionya selalu berada di bawah standar rata-rata yang ditetapkan yaitu <50%. Jadi dapat dikatakan bahwa solvabilitas Perusahaan X baik. b. Total Debt to Total Asset ratio = Total hutang/Total aktiva x 100% Hasil perhitungan: Tahun 2008 = 20,17% Tahun 2009 = 6,20% Tahun 2010 = 8,72% Berdasarkan hasil perhitungan rasio di atas dapat dilihat terjadinya penurunan Total Debt to Total Asset ratio dari tahun 2008 sampai tahun 2009 sebesar 13,97% dan kembali naik sebesar 2,52% dari tahun 2009 sampai tahun 2010, tetapi rasio tersebut selalu berada dibawah standar rasio yang ditetapkan yaitu <24%. Jadi dapat dikatakan bahwa solvabilitasPerusahaan X baik. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan. a. Profit Margin = Laba setelah pajak/Penjualan x 100%
Hasil perhitungan: Tahun 2008 = 16,11% Tahun 2009 = 21,25% Tahun 2010 = 10,69% Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat Profit Margin dari tahun 2008 sampai tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 5,14% namun pada tahun 2009 sampai tahun 2010 terjadi penurunan sebesar 10,56%. Hal ini berarti bahwa kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba mengalami penurunan yang cukup besar dan perlu diwaspadai karena pada tahun 2010 rasionya mendekati standar rasio yang ditetapkan oleh PT. Mandiri Tbk yaitu 10%. Jadi dapat dikatakan bahwa profitabilitas Perusahaan X cukup baik. b.
Return on Investment = Laba setelah pajak/Total aktiva x 100% Hasil perhitungan: Tahun 2008 = 12,19% Tahun 2009 = 6,19% Tahun 2010 = 4,66% Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan Return on Investment berturut-turut dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar 6% dan kembali menurun dari tahun 2009 sampai tahun 2010 sebesar 1,53%. Dari penurunan rasio tersebut dapat diartikan bahwa kemampuan seluruh dana perusahaan yang ditanamkan dalam aktiva untuk menghasilkan laba bagi perusahaan mengalami penurunan dan harus diwaspadai karena rasionya berada di bawah standar rasio yang ditetapkan oleh bank sebesar 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa profitabilitasPerusahaan X baik.
c.
Return on Equity = Laba setelah pajak/Modal sendiri x 100% Hasil perhitungan: Tahun 2008 = 15,27% Tahun 2009 = 6,60% Tahun 2010 = 5,11% Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat Return on Equity mengalami penurunan terus-menerus dari tahun 2008 sampai tahun 2010 sebesar 8,67% pada tahun pertama dan 1,49% pada tahun kedua. Hal ini berarti terjadi penurunan efektifitas penggunaanmodal perusahaan dalam menghasilkan laba. Namun angka tersebut masih berada di atas standar rasio yang ditetapkan PT. Mandiri Tbk yaitu 5%, jadi bisa dikatakan bahwa profitabilitas Perusahaan X masih cukup baik.
Melalui analisis kredit yang dilakukan oleh Account Ofiicer, Perusahaan X telah memenuhi ketiga analisis yaitu analisis prosedur pemberian kredit, analisis 5C, dan analisis rasio keuangan Perusahaan X. Untuk aspek keuangan, dibawah ini adalah tabel hasil analisis rasio Laporan Keuangan Perusahaan X.
Analisis Rasio Likuiditas Ratio a. Current ratio
Tabel 3 Hasil Analisis Rasio Perusahaan X Hasil Analisis Rasio Standar Rasio 2008 2009 2010 320%
590%
613%
200%
Keterangan
Baik
b. Quick ratio Solvabilitas Ratio a. Total Debt to Equity ratio b. Total Debt to Asset ratio Profitabilitas Ratio a. Profit Margin b. Return on Investment c. Return on Equity
227%
373%
25,27%
6,6%
20,17%
330%
100%
Baik
9,6%
<50%
Baik
6,20%
8,72%
<24%
Baik
16,11% 12,19%
21,25% 6,19%
10,69% 4,66%
10% 5%
Cukup baik Kurang baik
15,27%
6,60%
5,11%
5%
Cukup baik
Prosedur pemberian kredit sudah dilakukan dengan baik oleh Perusahaan X. Langkah-langkah yang dimaksud adalah tahapan yang harus dilalui oleh Perusahaan X mulai dengan diajukannnya permohonan kredit sampai dengan disetujui permohonan kredit tersebut. Semua persyaratan kredit sudah dipenuhi Perusahaan X diantaranya:kelengkapan data perusahaan, perjanjian hak dan kewajiban Perusahaan X, tingkat suku bunga serta ketentuan umum pengembalian kredit antara Bank Mandiri dan Perusahaan X. Perusahaan X mengajukan kredit sebesar Rp 350.000.000,-. Pihak bank memberikannya sebesar Rp. 350.000.000,-. Kredit diterima karena secara keseluruhan hasil analisis menunjukan hasil yang baik, walaupun Profit Margin perusahaan mendekati ketentuan standar rasio yang ditetapkan bank. Tetapi Perusahan X masih tetap dapat menghasilkan laba yang cukup optimal. Keadaan ini terlihat dari Current Ratio dan Quick Ratio perusahaan jauh di atas standar. Didukung oleh prosedur pemberian kredit yang dilakukan Perusahaan X adalah baik serta penilaian analisis 5C hasilnya positif. Jadi pihak bank pun yakin kalau perusahaan tersebut mampu untuk membayar semua kewajiban lancarnya. Penerapan Prinsip 5C Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Dalam pengambilan keputusan kredit, bank akan terlebih dahulu menganalisis calon nasabahnya. Untuk menganalisa calon nasabah layak atau tidak untuk diberikan kredit oleh pihak bank, Bank Mandiri menggunakan prinsip 5C yaitu: Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy 1. Character Dasar dari pemberian kredit adalah kepercayaan. Jadi yang mendasari suatu kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa si peminjam memiliki watak, moral ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, masyarakat, atau dalam menjalankan kegiatan usahanya. Manfaat dari penilaian character ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari calon debitur. Character ini sangat penting sebab walaupun debitur tersebut mampu membayar hutang-hutangnya namun tidak ada niat baik tentu akan membawa berbagai masalah bagi bank di kemudian hari. 2.
Capacity Yang dimaksud capacity disini adalah kemampuan debitur dalam melunasi kewajibankewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukan atau yang akan dilakukan yang dibiayai oleh bank. Contoh dari capacitydapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usahanya(business record), sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan).Jadi sampai sejauh mana usaha yang akan diperolehnya akan mampu melunasi tepat waktu sesuai perjanjian yang telah disepakati.
3.
Capital Pihak bank menilai dari jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Sebagai contoh hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, rasiorasio keuntungan yang diperoleh seperti return on equitydan return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan yang layak diberikan.
4.
Collateral Collateral adalah barang-barang jaminan yang diberikan oleh peminjam sebagai jaminan atas kredit yang diterima. Manfaat collateralsebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi hutangnya. Jaminan juga sebagai alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu yang akan datang pada saatnya kredit tersebut harus dilunasi. Jaminan ini sifatnya sebagai pelengkap dari kelayakan keterlaksanaan dari proyek nasabah.
5.
Condition of economy Condition of economy yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lainlain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari debitur yang memperoleh kredit. Kondisi ini sangat penting untuk diketahui apabila kredit tersebut diberikan untuk perubahan-perubahan yang bergerak diluar negeri sendiri. Faktor-faktor makro ekonomis ini termasuk pula peraturan-peraturan pemerintah setempat akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya suatu perusahaan.
Pengawasan dan Pembinaan Kredit Bank Mandiri Pengawasan dan pembinaan kredit diperlukan sebagai sebagai upaya peringatan dini (Early Warning) yang mampu mengantisipasi tanda-tanda penyimpangan dari syarat-syarat yang telah disepakati antara debitur dengan bank sebagai kreditur yang dapat mengakibatkan menurunya kualitas kredit serta untuk menentukan tingkat kolektibilitas kredit yang bersangkutan.Pada Bank Mandiri sistem pengawasan dan pembinaan kredit dilakukan oleh Business Unit sebagai penganggung jawab. Setiap bulannya Bussiness Unit melakukan monitoring ke lapangan secara langsung. menyusun Call Report serta melakukan pembinaan ke nasabah setiap bulannya. Peranan Audit Internal Untuk Menghindari Terjadinya Kredit Macet di Bank Mandiri Cabang Jalan Sunda Jakarta Pusat Non Performing Loan atau kredit bermasalah (kredit macet) merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Salah satu fungsi bank adalah sebagai penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%. Rumus perhitungan NPL adalah sebagai berikut: Rasio NPL = (Total NPL / Total kredit )x 100%. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jalan Sunda Jakarta Pusat melalui wawancara yang berwenang, diketahui bahwa berdasarkan pada data perusahaan 3 tahun berturut-turut. Penulis melakukan penelitian dari 100% kredit yang diberikan terdapat kredit yang macet yaitu pada Tahun 2007 adalah sebesar 0,7%, Tahun 2008 sebesar 0,66% dan pada Tahun 2009 sebesar 0,6%. Dengan artian tingkat kredit macet pada PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Jalan Sunda Jakarta Pusat semakin tahun semakin kecil. Hal ini menunjukan bahwa faktor penyebab kredit macet dapat diatasi oleh perusahaan dengan baik karena Bank Mandiri memiliki sistem perkreditan yang mendukung dan yang dimiliki telah baik serta memadai. Data Bank Mandiri Cabang Jalan Sunda Jakarta Pusat 3 tahun berturut-turut, antara lain: Total kredit yang diberikan: Tahun 2007 = Rp 8.755.250.000 Tahun 2008 = Rp 7.975.000.000 Tahun 2009 = Rp 8.525.500.000
Total NPL: Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Hasil perhitungan:
= = =
Rp 61.286.750 Rp 52.635.000 Rp 51.153.000
Rasio NPL Tahun 2007
=
Rasio NPL Tahun 2008
=
Rasio NPL Tahun 2009
=
(Total NPL / Total kredit )x 100% = (Rp 61.286.750 / Rp 8.755.250.000) x 100% = 0,7% (Total NPL / Total kredit )x 100% = Rp 52.635.000 / Rp 7.975.000.000 x 100% = 0,66% (Total NPL / Total kredit )x 100% = Rp 51.153.000 / Rp 8.525.500.000 x 100% = 0,6%
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Proses analisis laporan keuangan pada PT. Mandiri Tbk Cabang Jalan Sunda Jakarta Pusat telah dilaksanakan secara memadai, hal ini didukung oleh : a. Menggunakan hasil analisis laporan keuangan sebagai dasar penilaian dalam memutuskan pemberian kredit dan untuk memberikan keyakinan pada pihak bank tentang kemampuan calon debiturdalam mengembalikan pinjaman berserta bunga yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Terdapatnya analisis rasio keuangan untuk mengetahui Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitasperusahaan calon debitur, rasio keuangan yang dihitung dari: Current Ratio, Quick Ratio, Total Debt to Equity Ratio, Total Debt to Asset Ratio, Profit Margin, Return On Instrument (ROI), dan Return to Equity (ROE). c. Tersedianya data laporan keuangan calon debitur yang lengkap, relevan, dan benar sebelum analisis kredit dimulai. Untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan yang sebenarnya dari data laporan keuangan tersebut, bank melakukan inspeksi langsung ke lapangan usaha calon debitur (On the spot), meminta informasi dari bank lain (Bank to Bank Confirmation), serta meminta informasi dari pihak lain yang memiliki hubungan bisnis dengan calon debitur (Trade checking). 2.
3.
Pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. Mandiri Tbk Cabang Jalan Sunda Jakarta Pusat telah dilaksanakan secara efektif, hal ini didukung oleh: a. Adanya prosedur umum yang mengatur tentang perkreditan pada Bank Mandiri, mulai dari tahap permohonan kredit sampai tahap penyelesaian kredit. b. Analisis kredit yang dilakukan oleh Bank Mandiri berdasarkan prinsip-prinsip perkreditan yaitu Prinsip 5C: Character, Capital, Capacity, Collateral dan Condition of economy. c. Tingkat pengembalian kredit pada PT. Mandiri (Persero) Tbk telah dilakukan dengan baik karena adanya pengawasan dan pembinaan kredit sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kredit macet. Penerapan audit internal terhadap proses pemberian kredit pada PT. Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jalan Sunda Jakarta Pusat telahdilaksanakan secara efektif, kesimpulan ini diambil berdasarkan hal sebagai berikut: a. Kedudukan audit internal terhadap fungsi lain dalam perusahaan sudah bersifat independen. Ini terlihat dari kedudukannya yang terpisah dari bagian lain di perusahaan, pertanggungjawaban yang langsung kepada kepala cabang mampu memberikan laporan apa adanya tanpa ada tekanan dari pihak manapun, mendapatkan akses dengan mudah pada setiap objek yang diperiksanya sehingga membuat auditor internal mampu memberikan rekomendasi yang diperlukan. b. Auditor internal yang kompeten, berlatar belakang pendidikan akuntansi dan memiliki pengalaman bekerja sebagai auditor internal.
Saran Setelah mengadakan penelitian dan pembahasan, maka penulis akan mencoba memberikan saran yang mungkin digunakan sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi perusahaan:
1.
Sebaiknya jumlah karyawanl untuk analisis kredit pada Bank Mandiri Cabang Jalan Sunda Jakarta Pusat ditambah, karena penulis melihat pada saat ini aktivitas dan kegiatan perkreditan yang semakin tinggi.
REFERENSI Books: Boyton. W. C, Jhonson. R. N, Kell. W. G. Alih bahasa oleh Rajoe. P. A. (2007).Modern Auditing. Jakarta : Erlangga. Dendawijaya, Lukman. (2005). Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua. Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta. Djohan, Warman. (2007). Kredit Bank. Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Mutiara Sumber Widya. Hiro Tugiman. (2006). Standar Profesional Audit Internal. Edisi Kelima, Kanisius : Bandung. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Profesional Akuntansi Publik. Jakarta : Salemba Empat. Jumingan. (2006). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Kasmir. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Rajawali Pers, PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir. (2012). Manajemen Perbankan. Edisi revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kieso, D. E., Weygandt J.J., & Warfield T.D. (2008). Akuntansi Intermediate Jilid I Edisi Kedua Belas. Jakarta : Erlangga. Mulyadi. (2009). Auditing. Cetakan Keenam. Salemba Empat : Jakarta. Munawir. (2004). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty. Pemerintah Republik Indonesia. (1998). Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992. Cetakan Pertama. Sinar Grafika. Jakarta. Sukrisno Agoes. (2012). Auditing : Pemeriksaan Akuntan. Jakarta : LPFE – UI. Susanti Irawati. (2008). Auditing, Gramedia Pustaka : Bandung. Suyatno, T., Chalik H. A., Sukanda M., Ananda T. Y., Marala D. T. (2008). Dasar-dasar Perkreditan. Edisi Keempat. Cetakan Kesebelas. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Triandaru, SigitdanBudisantoso, Totok. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. EdisiKedua. Jakarta: SalembaEmpat. Wenny Djuarni. (2007).Pengantar Operasional Lembaga Keuangan Bank. Bandung. Wuryan Andayani. (2008). Audit Internal. BPFE : Yogyakarta. VeithzalRivai. (2006). Credit Manajemen Handbook. Jakarta : PT.Raja GrafindoPersada.
RIWAYAT PENULIS Putri Marisa Tintia Ismail lahir di kota Jakarta 23 Maret 1993. Penulis menamatkan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi peminatan Perpajakan pada tahun 2014.