ANALISIS PROSEDUR PEMBIAYAAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS DI BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISHLAH DI KOTA SALATIGA)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
DISUSUN OLEH ASWAD ADDU ALI HUMAD AL ALIM NIM : 21310053
JURUSAN SI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
ANALISIS PROSEDUR PEMBIAYAAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS DI BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISHLAH DI KOTA SALATIGA)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
DISUSUN OLEH ASWAD ADDU ALI HUMAD AL ALIM NIM : 21310053
JURUSAN SI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 5 (lima) eksemplar Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth. Rektor IAIN Salatiga Di tempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb Setelah memperoleh berbagai pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan, maka skripsi di bawah ini: Nama
: Aswad Addu Ali Humad Al Alim
NIM
: 21310053
Fakultas
: Bisnis dan Ekonomi Islam
Jurusan
: S1 Perbankan Syari’ah
Judul
: ANALISIS PROSEDUR PEMBIAYAANDAN DAMPAKNYA TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS DI BMT TUMANG, BMT ANDADAN BMT ALISHLAH DI KOTA SALATIGA)
Dapat diajukan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 13 Maret 2015 Pembimbing
Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.Si. NIP. 19800409 200801 1 015
PENGESAHAN ANALISIS PROSEDUR PEMBIAYAAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS DI BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISHLAH DI KOTA SALATIGA) DISUSUN OLEH ASWAD ADDU ALI HUMAD AL ALIM NIM : 21310053
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 Maret dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi Syari’ah Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dr. Anton Bawono, M.Si.
______________
Sekretaris Penguji
: Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.Si______________
Penguji I
: Fetria Eka Yudiana, M.Si,
______________
Penguji II
: Mochlasin Sofyan, M.Ag.
______________
Salatiga, 27 Maret 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Dr. Anton Bawono, M.Si NIP. 19740320 200312 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawahini: Nama
: Aswad Addu Ali Humad Al Alim
NIM
: 21310053
Fakultas
: Bisnis dan Ekonomi Islam
Jurusan
: S1 Perbankan Syari’ah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 12 Maret 2015 Yang Menyatakan
Aswad Addu Ali Humad Al Alim NIM : 21310053
MOTTO
“Barang siapa menolong agama Allah, Maka Allahpun akan senantiasa menolongnya” (QS. Muhammad: 7)
“Sesungguhnya bersamaan dengan kesulitan, terdapat kemudahan” (QS. AL INSYIROH: 6)
PERSEMBAHAN
Dalam segala proses hidup serta proses penyelesaian skripsi, penyusun memperoleh dukungan dan doa dari berbagai pihak. Sebagai bentuk apresiasi, saya persembahkan skripsi ini kepada: 1. Kedua orangtua, Bapak dan Ibu, serta kakak-kakakku(Malika Ika Wulandari dan Ali Mahrus) yang telah memberikan motivasi dan dukungan penuh dalam penulisan skripsi ini. 2. Guru-guruku di Pon Pes Al-Husain,terutama KH. Muhsin Al hafidz beserta keluarga. 3. Keluarga besar Masjid Fatimah Pengilon, Mangunsari, Salatiga terkhusus Danang, Tri, Atok, Ali, Falah, Imam yang senantiasa setia dalam pengorbanan. 4. Keluarga besar KSEI IAIN Salatiga. 5. Keluarga besar Aku Sahabat Al-Qur’an (ASA) Salatiga. 6. Keluarga besar JQH AL-FURQON IAIN Salatiga. 7. Keluarga besar SD Plus Tahfidzul Quran AN-NIDA. 8. Keluarga besar Lembaga Pendamping Usaha (LPU) KATALIS Salatiga. 9. Keluarga besar Pusat Studi Qur’an (PSQ) BAYT QURAN.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini yang merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi guna mendapatkan gelar kesarjanaan pada program studi Perbankan Syari’ahIAIN Salatiga. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari jaman jahiliyah menuju zaman islamiyah yang penuh dengan ilmu pengetahuan bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak. Atas rahmat Allah SWT dan melalui proses perjuangan yang cukup panjang,
maka
skripsi
PEMBIAYAANDAN
dengan
judul
DAMPAKNYA
“ANALISIS TERHADAP
PROSEDUR KEPUASAN
NASABAH(STUDI KASUS DI BMT TUMANG, BMT ANDA DAN BMT AL ISHLAH DI KOTA SALATIGA)“ dapat penulis selesaikan dengan baik, untuk itu penulis mensyukuri atas rahmat yang telah diberikan-Nya. Penulis menyadari bahwa dengan motivasi yang ada dalam diri penulis saja tidak akan terlaksana penyusunan sekripsi ini tanpa bantuan, saran dan arahan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, khususnya kepada yang terhormat:
1. BapakDr. RahmatHariyadi, M.Pd. selakuRektorIAIN Salatiga. 2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si.,selakuDekanFakultas Bisnis dan Ekonomi IslamIAIN Salatiga. 3. Ibu
FetriaEkaYudiana,
M.Si.,
selakuketuajurusan
SI
PerbankanSyariahIAINSalatiga. 4. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, kritik dan saran serta keikhlasan dan kebijaksanaannya dalam meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.Semoga Allah
SWT
senantiasa
memberikanlimpahankasihsayangdan
ridhoNyakepadabeliau. 5. Bapak Alfred L, M.Si, selaku dosen pembimbing yang tiada hentinya memberikan motivasi. 6. SegenapDosenJurusan Syari’ah dan Program Studi Perbankan Syari’ah S1 yang telah memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis. 7. SeluruhstafdankaryawanInstitut Agama Islam NegeriSalatiga. 8. Keluarga besar BMT TUMANG, BMT ANDA, dan BMT AL ISHLAH di kota Salatiga yang memberikan izin untuk melakukan penelitian. 9. Keduaorangtuakutercinta, kakak-kakakku yang telahmencurahkankasihsayang, doadandukungan demi keberhasilanpenulis.
10. Segenapteman-teman PS S1 angkatan 2010 yang selamainitelahberjuangbersamamencariilmu di IAIN tercintakita. 11. Kepadasemuapihak yang telahmembantupenulisdalammenyelesaikanskripsiini, baiksecaralangsungmaupuntidaklangsung. Terimakasihuntuksemuanya. Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih kurang sempurna karena masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini sehingga bisa lebih baik. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.Aamiin.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Salatiga, 12Maret 2015
Penulis
ABSTRAK
Al Alim, Aswad, Addu Ali Humad. 2015.Analisis Prosedur Pembiayaandan Dampaknya Terhadap Kepuasan Nasabah(Studi Kasus Di BMT Tumang, BMT Anda dan BMT Al Ishlah di Kota Salatiga). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Jurusan S1 PerbankkanSyari’ahInstitut Agama Islam NegeriSalatiga. Pembimbing : Ahmad MifdlolMuthohar, Lc., M.Si.
Kata Kunci: Prosedur Pembiayaan, Kepuasan Nasabah. Lembaga keuangan syariahdari tahun ke tahun semakin pesat perkembangannya. Dengan demikian masing-masing lembaga keuangan syariah memiliki karakteristik yang berbeda sebagai identitas dan juga wujud pelayanan untuk mencapai kepuasan nasabah. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti memberikan judul “Analisis Prosedur Pembiayaan dan Dampaknya Terhadap Kepuasan Nasabah (Studi Kasus BMT TUMANG, BMT ANDA, dan BMT AL ISHLAH di Kota Salatiga)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pembiayaan pada BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISHLAH di Kota Salatiga dan dampaknya terhadap kepuasan nasabah. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif analitik.Dalam penelitian ini disimpulkan bahwadampak prosedurpembiayaanterdapat beberapa kesamaan yakni: 1). Pengajuan pembiayaan., 2). Melengkapi syarat administrasi., 3). Analisis administrasi dan juga survei lapangan oleh pihak BMT., 4). Hasil suvei dirapatkan oleh staf pembiayaan., 5). Apabila pembiayaan disetujui, maka melakukan akad, pengikatan jaminan dan juga pencairan dana., 6) Nasabah melakukan pembayaran angsuran., 7). Pelunasan pembiayaan atau penyelesaian pembiayaan bermasalah jika terdapat pembiayaan bermasalah. Sedangkan perbedaan dalam prosedur pembiayaannya terdapat pada biaya administrasi, minimal nominal pengajuan, agunan dan pengakuan nilai agunannya, rentang waktu dari pengajuan sampai disurvei, dan rentang waktu dari pengajuan sampai pencairan dana.Kemudian dampak prosedur pembiayaan terhadap kepuasan nasabah ialah:1). Syaratdan prosedur pengajuan pembiayaan tidak berdampak apapun terhadap kepuasan nasabah., 2).Prosedur nisbah bagi hasil yang rendah berdampak positif terhadap kepuasan nasabah., 3).Prosedur penyelesaian pembiayaan bermasalah secara kekeluargaan berdampak positif terhadap kepuasan nasabah., 4). Personal perform dalam marketingyang baik berdampak positif terhadap kepuasan nasabah.
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL.......................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii JUDUL ............................................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... vi MOTTO............................................................................................................ vii PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix ABSTRAK ....................................................................................................... xii DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 D. KegunaanPenelitian .................................................................... 5 E. SistematikaPenulisan .................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. TelaahPustaka ............................................................................. 7 B. KerangkaTeori ............................................................................ 9 1. PengertianProsedur ............................................................... 9 2. PengertianBMT ..................................................................... 15 3. Pengertian Pembiayaan ......................................................... 17 4. Pengertian Kepuasan Nasabah .............................................. 20 C. Kerangka Penelitian ................................................................... 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian................................................................... ......... 23 B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................... 23 C. Penentuan sampel ................................................................... .... 23 D. Teknik Pengumpulan Data............................................. 23 E. Definisi Konsep dan Operasional.....................................25 BAB IV ANALISA PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian ............................................ 26 a. BMT TUMANG ……............................................................ 26 a. Sejarahdan Perkembangan BMT TUMANG ….. ............ 26 b. VisidanMisi BMT TUMANG .......................................... 27 c. Organisasi BMT TUMANG ............................................ 27 d. Produk .............................................................. 30 b. BMT ANDA……................................................................... 31 a. SejarahdanPerkembangan BMT ANDA …….. ............... 31 b. Profil BMT ANDA ........................................................... 32 c. VisidanMisi BMT ANDA ................................................ 32 d. Bidang Usaha BMT ANDA ............................................ 33 e. PerijinandanLegalitas BMT ANDA ................................. 33 f. StrukturOrganisasi BMT ANDA...................................... 34 g. Produk-produk BMT ANDA............................................ 35 c. BMT AL-ISHLAH…….. ....................................................... 35
a. SejarahBerdirinya …….. ................................................... 36 b. Visi dan Misi BMT AL-ISHLAH .................................... 36 c. StrukturOrganisasi
BMT AL-ISHLAH PeriodeTahun
2014-2019 ........................................................................................... 37 d. Produk-Produk BMT AL-ISHLAH.................................. 37 B. Analisis Data 1. ProsedurPembiayaan di BMT TUMANG, BMT ANDA, BMTAL-ISHLAH ............................................................................................... 39 Prosedur Pembiayaan di BMT TUMANG Salatiga ............. 39 Prosedur Pembiayaan di BMT ANDASalatiga ..................... 50 Prosedur Pembiayaan di BMT AL-ISHLAHSalatiga ........... 61 2. DampakProsedurpembiayaanterhadapkepuasannasabah diBMT TUMANG, BMT ANDA dan BMT AL ISHLAH77 a. Dampak Prosedur Pengajuan Pembiayaan sampai dengan Pencairan Dana..............................................................79 b. Dampak Prosedur Bagi Hasil...................................83 c. DampakProsedurPenyelesaianPembiayaanBermasalah85 d. Dampak Personal Perform dalam Marketing.................88 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 89 B. Saran ........................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 92 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Perbandingan pada BMT TUMANG, BMT ANDA dan BMT AL ISLAH ..............................................................................................77 Tabel 4.2 Kepuasan Nasabah Pembiayaan di BMT TUMANG, BMT ANDA, dan BMT AL ISHLAH ......................................................................78
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Gambar 4.1 StrukturOrganisasiOprasional BMT TUMANG Gambar 4.2 Prosedur Pembiayaan Secara Umum di BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISLAH
DAFTAR LAMPIRAN Lembar Konsultasi Nota pembimbing Surat Permohonan Izin Penelitian di BMT TUMANG Surat Permohonan Izin Penelitian di BMT ANDA Surat Permohonan Izin Penelitian di BMT ANDA Surat Keterangan Penelitian di BMT TUMANG Daftar Kunjungan di BMT TUMANG Daftar Kunjungan diBMT ANDA Daftar Kunjungan di BMT AL ISHLAH Hasil Wawancara di BMT TUMANG Hasil Wawancara di BMT ANDA Hasil Wawancara di BMT AL ISHLAH Formulir Permohonana Pembiayaan di BMT TUMANG Formulir Permohonan Pembiayaan di BMT ANDA Formulir Permohonan Pembiayaan di BMT AL ISHLAH Daftar Nilai SKK Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan syariah lahir sebagai salah satu alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan demikian kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari riba telah mendapat jawaban dengan lahirnya lembaga keuangan Syariah. Lembaga keuangan Syariah lahir di Indonesia pada sekitar tahun 90-an atau tepatnya setelah ada peraturan pemerintah no. 72 tahun 1992, direvisi dengan UU No. 10 tahun 1998 dalam bentuk sebuah bank yang beroperasi dengan sistem bagi hasil. Lembaga
keuangan
syariah
di
Indonesia
saat
ini
mengalami
perkembangan sangat pesat. Hal itu ditandai dengan banyak bermunculan lembaga
keuangan
syariah
yang
turut
andil
dalam
perkembangan
perekonomian Indonesia. Banyaknya lembaga keuangan syariah tersebut mengindikasikan adanya antusias masyarakat (nasabah) yang tinggi, sehingga kehadirannya sudah mendapatkan sambutan yang hangat. Sebagai lembaga keuangan syariah, mempunyai peran yang penting untuk menumbuhkan dan meningkatkan sektor riil melalui penyaluaran kredit. Lembaga keuangan syariah adalah lembaga intermediary (perantara) antara pihak surplus dana kepada pihak minus
dana. Kemudian tugas utamanya
dilihat dari fungsi lembaga keuangan syari’ah yaitu pengumpulan dana 1
2
(funding), penyaluran dan (financing) dan pelayanan jasa (services) dalam kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat. Sesuai dengan fungsi lembaga keuangan syariah tersebut, kemudian melahirkan berbagai macam jenis produk pengumpulan dan penyaluran dana oleh lembaga keuangan syariah. Produk pengumpulan dana syariah antara lain: Simpanan/Tabungan Wadiah, Simpanan/Tabungan Mudharabah, dan Deposito Mudharabah. Produk penyaluran dana meliputi: Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil (BBA), Pembiayaan Murabahah (MBA), Pembiayaan Mudharabah (MDA), Pembiayaan Musyarakah (MSA), Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT), dan pembiayaan qordhul hasan (QH). (Muhamad, 2004:6-8). Lembaga keuangan di Indonesia terbagi menjadi dua bagian dilihat dari kelembagaannya, yaitu lembaga keuangan yang berada dalam naungan Bank Indonesia (BI) dan dibawah naungan Dinas Perdagangan dan Koperasi (DISPERINDAGKOP). Dalam penenelitian ini penulis menekankan penelitian pada lembaga keuangan Syariah yang dibawah naungan DISPERINDAGKOP yaitu BMT di Kota Salatiga. Setiap usaha yang dilakukan pada dasarnya mencari keuntungan sebesarbesarnya dengan mengeluarkan biaya yang sekecil-kecilnya. Begitu pula pada sektor perbankan, yang dalam melakukan kegiatan usahanya memerlukan dana dan dana tersebut dioperasikan dalam bentuk pembiayaan yang pada akhirnya mendapatkan pendapatan. Pada umumnya pendapatan dalam bank konvensional berasal dari operasional dengan tingkat suku bunga. Namun dalam lembaga keuangan
3
syariah syariah menggunakan jasa dan bagi hasil. Pembiayaan merupakan salah satu pendapatan yang besar bagi lembaga perbankan. Dan dari sinilah perbankan memperoleh keuntungan berupa bagi hasil dan margin keuntungan dengan prinsip syariah. Untuk itu, banyak lembaga keuangan syariah yang senantiasa menekankan pada bidang pembiayaan. Kegiatan pembiayaan merupakan kegiatan penyaluran dana dengan berbagai sistem, yaitu meliputi jual-beli, kerjasama, dan juga jasa. Oleh karena itu, kegiatan pembiayaan harus dilakukan secara sistematis serta diperlukan mekanisme serta prosedur yang baik untuk mencapai layanan terpadu yaitu kepuasan nasabah. Menurut Ohmae (Ario, 2008:xvi) perusahaan dan pesaing secara bersama-sama berkompetisi dalam menghasilkan dan memberi nilai yang lebih bagi pelanggannya. Dengan demikian segala sumber daya yang dimiliki perusahaan diarahkan untuk menghasilkan nilai sesuai yang diharapkan, karena hasil yang lebih baik berarti mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan pesaing. Akan tetapi untuk menyajikan nilai lebih atau superior value, diperoleh melalui berbagai pengembangan inovatif. Dengan demikian sasaran yang harus dicapai dalam mengembangkan strateginya adalah menghasilkan nilai atau pelayanan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan yang dilakukan oleh pesaing. Setiap lembaga keuangan memiliki ciri tertentu dalam beroperasi. Karena sebagai identitas dan juga sebagai langkah untuk mewujudkan ketertarikan nasabah yang pada pencapaianya yaitu kepuasan nasabah. Begitu juga dalam
4
prosedur pembiayaan setiap lembaga perbankan mengalami perbedaan yang pada akhirnya mempengaruhi kepuasan nasabah tersebut. Hal inilah yang menjadi latar belakang untuk menganalisa lebih jauh prosedur pembiayaan dan dampaknya terhadap nasabah pada BMT di Kota Salatiga. Untuk itu penulis memberi judul skripsi ini “ANALISIS PROSEDUR PEMBIAYAAN
DAN
DAMPAKNYA
TERHADAP
KEPUASAN
NASABAH (STUDI KASUS DI BMT TUMANG, BMT ANDA DAN BMT AL-ISHLAH DI KOTA SALATIGA)”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas, yaitu: 1. Bagaimana prosedur pembiayaan yang dilakukan pada BMT TUMANG, BMT ANDA dan BMT AL-ISHLAH di Kota Salatiga? 2. Bagaimanakah dampaknyanya prosedur pembiayaan terhadap kepuasan nasabah pada BMT TUMANG, BMT ANDA dan BMT AL- ISHLAH di Kota Salatiga?
5
C. Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui prosedur pembiayaan pada BMT TUMANG, BMT ANDA dan BMT AL-ISHLAH di Kota Salatiga. 2. Untuk mengetahui bagaimanakah dampak prosedur pembiayaan terhadap kepuasan nasabah pada BMT TUMANG, BMT ANDA dan BMT ALISHLAH di Kota Salatiga.
D. Kegunaan Penelitian 1. Memberi wawasan tentang ketentuan khusus dan umum, prosedur dan dampaknya terhadap nasabah dalam pengelolaan pembiayaan. 2. Sebagai literatur tambahan dalam menamahi khasanah ilmu pengetahuan serta bahan acuan bagi yang ingin melakukuan penelitian dengan topik serupa. 3. Sebagai evaluasi dalam prosedur pembiayaan terkait dengan nasabah dan juga bagi lembaga yang bersangkutan.
E. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai telaah pustaka ringkasan penelitian terdahulu, kerangka teori yang mendasari penelitian ini, tentang tinjauan umum prosedur pembiayaan, pengertian pembiayaan, pengertian BMT dan kepuasan nasabah. Kemudian kerangka penelitian yang berisikan telaah kritis model penelitian yang akan diuji. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang
jenis penelitian, lokasi penelitian dan
waktunya, penentuan sampel, teknik pengumpulan data, definisi konsep dan operasional. BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum BMT TUMANG, BMT ANDA dan BMT AL-ISHLAH Kota Salatiga, yang berisikan sejarah berdiri dan perkembangannya, visi dan misi, produk atau jasa dan struktur organisasi. Kemudiaan analisa prosedur pembiayaan dan pengaruhnya terhadap kepuasan nasabah di BMT TUMANG, BMT ANDA dan BMT AL-ISHLAH Kota Salatiga. BAB V
PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan lembaga yang terkait dengan hal ini.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibuat dapat memperhatikan penelitian lain yang dijadikan rujukan dalam mengadakan penelitian. Adapun penelitian yang terdahulu diantaranya sebagai berikut: Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Masitoh dengan judul skripsi “Analisa Komparatif Terhadap Prosedur Pengajuan Pembiayaan UKM pada BMT Tamzis dan Bank Syariah Mandiri”. Karya ilmiah ini membahas tentang perbandingan strategi prosedur pembiayaan yang dilakukan BMT Tamzis yaitu pertama dan wajib menjadi anggota, kemudian survei layak atau tidaknya dengan ketegori yang tidak memiliki kemampuan usaha, yaitu diberikan pembiayaan Qordhul Hasan. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri yaitu nasabah mengajukan proposal pembiayaan yang berisi data-data pendukung seperti legalitas pribadi atau usaha, laporan keuangan usaha dan data jaminan. Kemudian pihak BSM akan melakukan analisis dengan menggunakan wawancara, call visit (kunjungan laporan), membuat call report (laporan kunjungan) kemudian BSM akan menganalisa keuangan, usaha, karakter, manajemen, yuridis usaha dan jaminan. Jika kesimpulan analisis tersebut menyatakan layak maka BSM akan membuat Offering Letter yaitu surat persetujuan prinsip pembiayaan (Masitoh, 2010).
7
8
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ardhana Koswari dengan judul skripsi “Analisis Perbandingan Prinsip Dan Prosedur Pemberian Kredit Antara Bank Konvensional Daan Bank Syariah (Studi Kasus Pada PT. Bank BNI MAKASAR)”. Karya ilmiah ini lebih menekankan pada perbandingan yang terjadi. Yaitu meliputi: prosedur yang tidak jauh berbeda, hanya aspek akad, jaminan dan karakter nasabah di Bank Syariah. Bank Konvensional menekankan pada jaminan sedangkan Bank Syariah pada sistem kepercayaan tanpa mengabaikan resiko yang terjadi. Prinsip dasar Bank Syariah dalam perjanjian pembiayaan tidak terdapat riba, namun margin keuntungan yang ditetapkan dimuka berdasarkan kesepakatan bersama dan memandang halalharamnya usaha dalam pembelian terhadap usaha. Sedangkan Bank Konvensional menggunakan bunga dan dalam pembelian suatu usaha tidak memandang halal-haramnya (Ardhana Koswari, 2011). Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Siti Kurniati dengan judul skripsi “Analisis Terhadap Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Bermasalah Pada Bank BNI Syariah Cabang Semarang Tahun 2010-2011)”. Karya ini memaparkan mengenai prosedur pembiayaan dengan penerapan 5C yaitu character, chapacity, capital, condition dan collateral terhadap pengajuan pembiayaan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah secara musyawarah antara pihak kreditor dan debitor serta menerapkan kebijakan rescheduling atau perubahan jadwal dalam mengangsur (Siti Kurniati, 2012).
9
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Zulfa Raihanatin dengan judul skripsi “Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah Di BMT INSANI Di Desa Pringapus Kabupaten Semarang”. Penelitian ini membahas mengenai tinjauan hukum pembiayaan murabahah yang dilakukan. Dari segi obyek, BMT tidak menyediakan barang karena lebih memudahkan nasabah untuk memilih sesuai keinginannya dan tetap dicek bukti pembeliannya. Selanjutnya segi perwakilan, BMT memberi kebebasan penuh terhadap nasabah atas dasar suka sama suka tanpa menimbulkan kerugian dan segi sighat juga telah memenuhi syarat sighat, akan tetapi praktek jual beli tidak sah karena barang yang diperjual belikan tidak ada pada saat akad dan belum dimiliki pihak BMT (Zulfa Raihanatin, 2010).
B. Karangka Teori 1. Pengertian Prosedur Menurut
Kamus
Bahasa
Indonesia
untuk
Pelajar
(Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
2011:430),
prosedur
adalah
tahap
kegiatan
untuk
menyelesaikan aktivitas. Sedangkan menurut Wikipedia Bahasa Indonesia (2012), prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama.
10
Menurut Muhammad (Muhammad, 2001:70-75) prosedur operasional pembiayaan secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut: Pinjaman Baru a. Karyawan bagian Operasi Pembiayaan menerima dokumen-dokumen dari bagian support pembiayaan yang telah lengkap, yaitu: surat sanggup dan/atau/TTUN (Tanda Terima Uang Nasabah), memo droping, surat kuasa debet, copy up, dan dokumen lainnya. Dan kemudian periksa apakah Account Manager telah membubuhkan parafnya dengan pensil pada dokumen-dokumen tersebut. b. Menyiapkan Kartu Pinjaman/Pembiayaan berdasarkan copy up (usulan pembiayaan). Kartu pinjaman/pembiayaan mencakup data sebagai berikut:
nama
debitur,
alamat
rumah/surat
debitur,
tanggal
diberikan/dropping, angsuran pertama, tanggal jatuh tempo, jangka waktu pembiayaan, debet rekening debitur, tanggal akad, jatuh tempo akad, jumlah nominal, jumlah margin/bagi hasil, segmentasi pembiayaan, nama account manager, nomor akad pembiayaan, tujuan pembiayaan, margin setara, plafond pembiayaan, nilai jaminan. c. Berdasarkan Menu Dropping menyiapkan lembar Manifold Penarikan Pinjaman/Pembiayaan. Tiket Penarikan Pinjaman/Pembiayaan (PEM.02) terdiri dari 4 Lembar yaitu Lembar Nota Kredit (PEM.02.1/4), Nota Debet (PEM.02.2/4), Nota Kredit (PEM.02.3/4), Nota Kartu kewajiban Nasabah/KKN
(PEM.02.4/4).
Sedangkan
jurnal
saat
Penarikan/
11
Pembayaran
Pembiayaan
yaitu:
debet=
Pinjaman/Pembiayaan
(PEM.02.2/4), kredit= giro/kas/lainnya (PEM.02.3/4). d. Pada saat dropping/penarikan pinjaman/pembiayaan, debitur dikenakan biaya-biaya antara lain: biaya administrasi, biaya BMBS (Badan Arbitrase Bank Syariah), biaya notaris dan biaya asuransi. Berdasarkan surat Kuasa Debet, siapkan Tiket dan buatkan jurnal: Debet= Rek. Debitur (TU-1) beserta Nota Debet / Debit Advice (TU-2), Kredit= Pendapatan Administrasi (TU-3), Kredit= Biaya BMBS (TU-3) beserta Nota
kredit/
Credit
Advice
(TU-4),
Kredit=
Titipan
Biaya
Notaris/Asuransi (TU-5,1/2) beserta reversing (TU-5,2/2). e. Paraf kartu pinjaman/pembiayaan, tiket/lembar manifold Penarikan Pinjaman dan tiket untuk pendebetan biaya-biaya, kemudian teruskan berikut Surat Sanggup/TTUN, copy up dan dokumen lain kepada karyawan pemeriksa (checker), yang akan memeriksa kebenaran pembukuan
dan
membubuhkan
parafnya
pada
kartu
pinjaman/pembiayaan dan Lembar Manifold Penarikan Pinjaman (tiket). f. Kepala Bagian/Pejabat Bank membubuhkan tanda tangan pada Lembar Manifold, paraf pada kartu pinjaman/pembiayaan dan tiket biaya-biaya, kemudian mengembalikan semua dokumen tersebut kepada karyawan pinjaman/pembiayaan semula. g. Meneruskan
lembar
KKN
(dari
Lembar
Manifold
Penarikan
Pinjaman/Pembiayaan) kepada karyawan pemegang KKN, yang akan
12
memberi tanda terima dengan jalan membubuhkan paraf pada lembar tickler yang ada. h. Meneruskan kepada petugas yang akan ditunjuk untuk di file. 1) Kartu Pinjaman/Pembiayaan menurut tanggal angsuran (jika perlu dapat defile menurut nisbah bagi hasil keuntungan/mark up terlebih dahulu). 2) Copy UP dan dokumen yang lain defile perdebitur sesuai segmentasi pembiayaan dan menurut abjad. 3) TTUN dan Surat Sanggup menurut abjad dan dipisah per segmentasi. Perpanjangan Pinjaman/Pembiayaan a. Terima Surat Sanggup baru, copy up dan dokumen-dokumen lain yang sudah lengkap dari bagian support pembiayaan (yang mana pada dasarnya
sama
dengan
pada
waktu
penarikan/droping
pinjaman/pembiayaan. b. Mengambil Surat Sanggup lama dan kartu Pinjaman/Pembiayaan. Siapkan kartu Pinjaman/Pembiayaan yang baru berdasar copy up yang baru. c. Menyiapkan lembar majemuk/manifold penarikan pinjaman/ pembiayaan dan
tiket-tiket
biaya.
pinjaman/pembiayaan: Pinjaman/Pembiayaan.
Dan
Debet=
jurnal
saat
perpanjangan
Pinjaman/pembiayaan,
Kredit:
13
d. Sedangkan untuk pendebetan biaya-biaya, tiket dan jurnalnya sama seperti saat penarikan/droping pinjaman/pembiayaan. e. Karyawan pemeriksa (checker) akan memeriksa dan membubuhkan parafnya di lembar manifold penarikan pinjaman/pembiayaan dan tikettiket biaya serta kartu pinjaman/pembiayaan. f. Kepala Bagian/Pejabat Bank akan menyetujui dan membubuhkan paraf/tanda tangannya pada kartu pinjaman/pembiayaan serta tiket-tiket biayanya. g. Mengembalikan Kartu Pinjaman/Pembiayaan dan dokumen-dokumen yang lain kepada karyawan yang memelihara untuk defile bersama kartu pinjaman/pembiayaan yang lain yang masih berjalan (outstanding). File copy up baru menurut abjad dan copy up lama di file terpisah (non current file). Pembayaran Pinjaman/Pembiayaan a. Setiap hari ambil Kartu Pinjaman/Pembiayaan sesuai tanggal angsuran. Memisahkan Kartu Pinjaman/Pembiayaan bagi debitur yang angsurannya tepat waktu dan yang menunggak, untuk memudahkan membuat laporan keterlambatan. b. Memeriksa saldo rekening debitur apakah saldonya cukup untuk membayar angsuran pinjaman/pembiayaan atau tidak. c. Jika ada saldo, menyiapkan lembar manifold Angsuran Pembiayaan (Angsuran 02 1/5). Lembar manifold/tiket angsuran terdiri dari 5 lembar. Yaitu: Tickler Copy (Angsuran 02 1/5), Nota Debet (Angsuran 02 2/5),
14
Debet (Angsuran 02 3/5), Kredit (Angsuran 02 4/5), Kredit (Angsuran 02 5/5). Jurnal saat Pembayaran Angsuran Pinjaman/Pembiayaan: Debet
: giro/tabungan
Kredit
: Pinjaman/Pembiayaan
Kredit
: Pendapatan Margin Pembiayaan
d. Stempel “tanggal dibayar” pada Kartu Pinjaman/Pembiayaan dan diberi tanda khusus/ di-stabilo untuk memudahkan melihat posisi outstanding pembiayaan. e. Meneruskan kartu pinjaman/pembiayaan beserta tiket/lembar manifold pembayaran angsuran pinjaman/pembayaan kepada karyawan pemeriksa (checker) yang akan memeriksa kebenarannya dan membubuhkan paraf. f. Kepala bagian operasi pembiayaan akan menyetujui dan membubuhkan paraf/tanda tangannya pada kartu pinjaman/pembiayaan serta lembar manifold pembayaran angsuran pinjaman/pembiayaan. g. Meneruskan
lembar
KKN
(dari
lembar
manifold
pembayaran
pinjaman/pembiayaan) kepada karyawan pemegang KKN, yang akan membubuhkan parafnya sebagai tanda terima. Pelunasan Pinjaman/Pembiayaan a. Bagian Operasi Pembiayaan terima memo Pelunasan dari Account Manager melalui bagian support pembiayaan. b. Ambil kartu pinjaman/pembiayaan untuk mengecek posisi out-standing terakhir. c. Cek Saldo rekening debitur.
15
d. Menyiapkan
lembar
manifold
pelunasan/pembayaran
pinjaman/
pembiayaan. Tiket yang digunakan untuk transaksi pelunasan sama dengan
tiket
untuk
transaksi
pembayaran
angsuran
pinjaman/pembiayaan. Jurnal saat pelunasan pembiayaan ialah: Debet = giro/tabungan, Kredit = pinjaman/pembiayaan, Kredit = pendapatan margin pembiayaan. e. Membukukan dan stempel “tanggal dibayar” dan “lunas” pada kartu pinjaman/pembiayaan. f. Meneruskan
Kartu
pembayaran
pinjaman/pembiayaan
pinjaman/pembiayaan
kepada
serta
lembar
karyawan
manifold pemeriksa
(checker) yang akan memeriksa kebenarannya dan membubuhkan paraf. g. Kepala Bagian/Pejabat Bank akan menyetujui dan membubuhkan paraf/tanda tangan pada lembar manifold pembayaran angsuran pinjaman/pembiayaan dan kartu pinjaman/pembiayaan. h. Meneruskan
lembar
KKN
(dari
lembar
manifold
pembayaran
pinjaman/pembiayaan kepada karyawan pemegang KKN, yang akan membubuhkan parafnya sebagai tanda terima). 2. Pengertian BMT BMT merupakan kepedekan dari baitul maal wa tamwil. Secara harfiyyah baitul maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha. Baitul maal wa tamwil secara makna yaitu merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial. Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan yakni simpan-pinjam.
16
Namun demikian terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan usahanya pada sektor riil maupun sektor keuangan lain yang dilarang dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT bukan bank maka di Indonesia badan hukum BMT adalah koperasi. a. Visi Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota (ibadah dalam arti luas), sehingga titik tekan perumusan BMT adalah mewujudkan lembaga yang profesional dan dapat meningkatkan kualitas ibadah, yaitu berorientasi pada upaya mewujudkan ekonomi yang adil dan makmur. b. Misi Misi BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil, maju dan makmur berlandaskan syariah. c. Tujuan Didirikannya BMT yaitu bertujuan: meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. d. Sifat BMT bersifat usaha bisnis dimadkan supaya pengelolaan BMT dapat dijalankan secara profesional. Sedangkan aspek sosial BMT
17
berorientasi pada peningkatan kehidupan anggota yang tidak mungkin dijangkau dengan prinsip syariah. e. Asas dan Landasan BMT berasaskan pancasila dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip syariah. f. Ciri-ciri BMT BMT bercirikan sebagai berikut: staf dan karyawan bertindak proaktif, melakukan pendampingan usaha, manajemen profesional islami. 3. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana (Muhammad, 7: 2004). Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga (M.Nur, 2010: 42). Menurut undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 12 pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2001: 97).
18
Menurut pemanfaatannya, pembiayaan BMT dapat dibagi menjadi dua yaitu: pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja. Sedangkan menurut sifatnya yaitu: pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif. Macam-macam pembiayaan: a. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli 1) Murabahah Murabahah adalah suatu perjanjian yang disepakati antara bank dan nasabah, dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayarkan nasabah sebesar harga jual bank pada saat jatuh tempo (Antonio, 1992: 106). 2) Salam Salam merupakan pembelian barang yanng dananya dibayarkan dimuka, sedangkan barag diserahkan kemudian. 3) Istisna Istisna merupakan kontrak jual beli barang dengan pesanan. Pembeli memesan barang kepada produsen barang, namun produsen berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang tersebut. 4) Ijarah Muntahiya Bit Tamlik Ijarah muntahiya bit tamlik IMBT merupakan perpaduan antara sewa dengan jual beli, yakni sewa menyewa yang diakhiri dengan pembelian karena terjadi pemindahan hak.
19
b. Pembiayaan dengan prinsip kerja sama 1) Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan mudharabah yaitu hubungan kemitraan antara BMT dengan nasabah yang modalnya 100% dari BMT. 2) Pembiayaan Musyarokah Pembiayaan musyarokah yaitu kerja sama antara BMT dengan nasabah yang modalnya berasal dari dua belah pihak dan keduanya sepakat dalam keuntungan dan resiko. c. Pembiayaan dengan Prinsip Jasa 1) Wakalah Wakalah/wikalah berarti penyerahan, pendelegasian maupun pemberian amanah. 2) Kafalah Kafalah yaitu mengalihkan taggung jawab seseorang yanng dijamin kepada orang lain yang menjamin. 3) Hawalah Hawalah/hiwalah berarti penngalihan hutang dari orang berhutang kepada si penanggung. 4) Rahn Rahn adalah menahan salah satu harta milik nasabah sebagai jaminan atas pembiayaan yang diterimanya. 5) Qard
20
Qard adalah pemberian harta kepada kepada nasabah yang boleh ditagih kembali atau dengan kata lain pemberian pinjaman tanpa mengharapkan imbalan tertentu. 4. Pengertian Kepuasan nasabah Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan nasabah adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan harapannya. Macam-macam atau jenis kepuasan nasabah terbagi menjadi 2, yaitu: a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang. b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah. Menurut Philip Kotler (1997:38) ada empat metode yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan nasabah yaitu : a. Sistem keluhan dan saran Untuk mengidentifikasikan masalah maka perusahaan harus mengumpulkan
informasi
langsung
dari
nasabah
dengan
cara
menyediakan kotak saran. Informasi yang terkumpul untuk memberikan masukan bagi perusahaan. b. Survei kepuasan nasabah
21
Survei kepuasan nasabah dapat dilakukan dengan cara survei melalui pos surat, telephone, maupun wawancara pribadi. Dengan metode ini perusahaan dapat menciptakan komunikasi 2 arah dan menunjukkan perhatiannya kepada nasabah. c. Ghost Shopping Metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan pesaing dan membandingkannya dengan perusahaan yang bersangkutan. d. Analisis kehilangan nasabah Tingkat kehilangan nasabah menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan nasabahnya. Perusahaan seharusnya menganalisa dan memahami mengapa nasabah tersebut berhenti mengkonsumsi produk kita. Menurut Fandy Tjiptono (1997: 35), metode yang digunakan untuk mengukur kepuasan nasabah dapat dengan cara: a) Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan. b) Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang dirasakan. c) Responden diminta untuk menuliskan masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahan dan juga diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahan dan juga diminta untuk menuliskan perbaikan yang mereka sarankan.
22
d) Responden dapat diminta untuk meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahan dalam masing-masing elemen. C. Kerangka Penelitian Prosedur pembiayaan yang sesuai akan menciptakan kepuasan bagi nasabah yang melakukan pembiayaan. demikian halnya dalam prosedur pembiayaan di BMT meliputi proses pengajuan permohonan pembiayaan, analisis kelayakan pembiayaan, dan pelunasan atau penyelesaian pembiayaan jika terdapat pembiayaan bermasalah. Dari kerangka pemikiran tersebut, dapat kita lihat bahwa peneliitian kali ini berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif analitik. Menurut Suharsini Arikunto (1996: 21) yaitu suatu penelitian yang hanya menggambarkan keadaan dari obyek yang akan diteliti sehubungan permasalahan obyek yang dibahas. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada BMT TUMANG Cabang Salatiga, BMT ANDA Salatiga dan BMT AL ISHLAH Salatiga. Dan pelaksanaan penelitiannya mulai pada mulai 4 agustus 2014 sampai 21 Januari 2015. C. Penentuan Sampel Peneletian ini dalam menentukan sampel dengan Random Sampling. Menurut Sugiono (2010: 120) Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Anggota sampel tersebut ialah 30 nasabah yang melakukan pembiayaan, kemudian 9 sampel yang terdiri dari pengurus dan karyawan di BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISHLAH di Kota Salatiga. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik triangulasi. Menurut Sugiono (2010: 330), teknik triangulasi yaitu 23
24
teknik pengumpulan data dengan cara berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Tujuan dari triangulasi bukan mencari kebenaran fenomena, namun lebih pada peningkatan pemahaman apa yang telah ditemukan. Dalam pelaksanaannya, peneliti langsung terjun pada obyek penelitian yaitu melalui: 1. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian dimana data-data tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung dalam kegiatan pembiayaan pada BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISHLAH di Kota Salatiga. 2. Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu pengurus, karyawan dan nasabah untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan pola prosedur operasional pembiayaan serta dampaknya terhadap nasabah pada BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISHLAH di Kota Salatiga. 3. Dokumentasi Pengumpulan data dengan cara mencari data yang terkait baik dari buku atau yang berupa transkrip, dan lain lain. Pada penelitian ini berupa sejarah berdirinya visi dan misi, struktur organisasi serta job description dari BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISHLAH di Kota Salatiga.
25
E. Definisi Konsep dan Operasional Menurut
Wikipedia
Bahasa
Indonesia
(2012),
prosedur
adalah
serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama. Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana (Muhammad, 7:2004). Prosedur pembiayaan secara operasional meliputi tiga tahap yakni meliputi pengajuan permohonan pembiayaan, analisis kelayakan pembiayaan dan pemenuhan kewajiban yakni pembayaran angsuran dan juga pelunasan. Kepuasan nasabah menurut Philip Kotler (1997: 36) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan harapannya. Kepuasan nasabah secara operasional adalah perasaan senang nasabah dalam prosedur pembiayaan, kemudian akan tetap melakukan pembiayaan lagi di BMT tersebut.
26
BAB IV ANALISA PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. BMT TUMANG a. Sejarah dan Perkembangan BMT TUMANG BMT TUMANG didirikan pada 30 September 1998 oleh Kakandep Koperasi Kab. Boyolali. Alamat kantor pusat BMT TUMANG berada diJalan Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, dan memiliki beberapa kantor cabang, antara lain: 1) Kantor Cabang Cepogo 2) Kantor Cabang Boyolali 3) Kantor Cabang Ampel 4) Kantor Cabang TUMANG 5) Kantor Cabang Andong 6) Kantor Cabang Kartasura 7) Kantor Cabang Salatiga 8) Kantor Cabang Delanggu. BMT TUMANG mengalami perkembangan yang cukup baik dan terus mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Jumlah anggota pada akhir tahun 2012 sebanyak 10.616 orang dan pada akhir tahun 2013 sebanyak 13.097 orang, atau mengalami peningkatan 2.481 orang.
26
27
Penambahan anggota pada tahun 2012 berjalan relatif stabil. Pada tahun 2013 mengalami kenaikan aset dari 46,37 milyar menjadi 58,22 milyar. b. Visi dan Misi BMT TUMANG 1) Visi BMT TUMANG memiliki visi “Menjadi Lembaga Keuangan Syariah Yang Mandiri, Modern Dan Sejahtera.” Visi
tersebut
menggambarkan
suatu
semangat
untuk
membangun ekonomi masyarakat (umat) yang berbasis syariah, dalam rangka mewujudkan kemandirian melalui tata kelola yang baik, tangguh, modern menuju kesejahteraan anggota yang diridhoi Allah SWT. 2) Misi a) Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri, modern, amanah, dan sejahtera. b) Mengembangkan SDM yang tangguh, profesional dan berdaya saing tinggi. c) Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung operasional BMT. c. Organisasi BMT TUMANG 1) Pengurus Anggota pengurus yang terdapat di BMT TUMANG sebagai berikut:
28
Ketua
: H. Munawir Ma.Pd
Sekretaris : Dwi Rochmiaty SPd.MM Bendahara : Rofiq Ridwan, S.Kep Anggota
: H. M. Wasil SE.MM dan Sugiyono S.Ag
2) Pengawas Pengawasan memiliki peranan mengawai atas aktivitas koperasi baik tentang keorganisasian ataupun usaha dilakukan dengan terencana atau mendadak. 3) Manajer Utama Manajer utama adalah orang yang memiliki wewenang yangtinggi dalam pelaksanaan kegiatan diseluruh cabang BMT TUMANG. 4) Internal Audit Memiliki tugas mengontrol dan meneliti aliran kas dan pendapatan BMT diseluruh cabang. 5) Manajer Operasional Manajer Oprasional adalah seorang manajer yang betugas untuk memantau dan bertanggung jawab atas kegiatan oprasional BMT diluar kegiatan non produksi (funding, lending). Manajer operasional terdiri dari bagian Personalia yang berwenang mengurusi permasalahan kepegawaian di BMT TUMANG. Adapun bagian personalia memiliki devisi yang mengurusi
29
keuangan admin, IT dan staf rumah tangga umum yang mengurusi biaya operasional rumah tangga BMT TUMANG. 6) Manajer Cabang Manajer
cabang
bertugas
untuk
memantau
kegiatan
operasional produktif di setiap cabang BMT TUMANG. Dan memiliki wewenang dalam menentukan target pendapatan lending maupun funding di wilayah yang ia pimpin. Selain itu setiap manajer cabang harus bisa memberikan arahan, dan motivasi kepada staff-nya, adapun staff yang dimiliki di setiap cabang BMT TUMANG adalah :Manajer cabang, Markering
(Funding dan
Lending), Teller,Customer service. 7) Kabag Maal BMT selain bertugas menghimpun dana untuk mendapatkan profitdan menyalurkan dana yang bersifat non profit. Maka dari itu setiap BMT memiliki devisi mal yang bertugas dan memiliki wewenang untuk mengurusi kegiatan amal seperti penghimpunan dana infaq, zakat, dan sodaqoh serta menyalurkanya.
30
Rapat Anggota Pengawas Manajemen
Pengurus
Pengawas Syariah
Manajer Utama
Internal Audit
ManajerOperasional
Manajer Marketing
Kabag. Personalia Manager Cabang Kabag. Maal
Staf Adm & Pembukaan
Staf IT
Staf Rumah Tangga & Umum
Teller
Customer Service
Marketing Staf Maal
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Oprasional BMT TUMANG
d. Produk Penghimpun Dana atau Simpanan BMT TUMANG disini ialah: Simpanan
Mudharabah
Al-mutholaqoh,
Simpanan
Mudharabah
Berjangka, Simpanan Mudharabah Masa Depan (SI MUDA MAPAN), Penyaluran Dana/Pembiayaan. Sedangkan transaksi pembiayaan investasi dapat dilakukan dalam 2 jenis transaksi, yakni Mudharabah dan Musyarakah. Kemudian
31
Pembiayaan Jual Beli Murabahah, Akad Ijaroh, Pembiayaan Qardh Produk Maal BMT TUMANG. Peran BMT tidak hanya menghimpun dana dan menyalurkan dana untuk mendapatkan profit. Namun BMT juga menerima penghimpunan dana untuk kegiatan amal serta menyalurkanya. 2. BMT ANDA a. Sejarah dan Perkembangan BMT ANDA Koperasi Jasa Keuangan Syariah ANDA sebagai koperasi yang berdiri sejak tahun 1998 diharapkan dapat bergerak diberbagai sektor usaha, telah disahkan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan SK Nomor: 004/BH/kwk.1132/X1998. Kemudian pada tahun 2003 disempurnakan ke Badan Hukum tingkat Propinsi dengan SK Nomor: 07/BH/PAD/KDK.II/IV/2003 dan pada tahun 2012 diadakan perubahan anggaran dasar menjadi
BMT ANDA dengan nomor
35/PAD/XIV/X/2012. Jumlah anggota pada akhir tahun 2012 sebanyak 5.822 orang dan pada akhir tahun 2013 sebanyak 6.990 orang, atau mengalami peningkatan 1.168 orang. Penambahan anggota pada tahun 2013 berjalan relatif stabil. Dan pada tahun 2013 ini mengalami kenaikan aset dari Rp. 11.777.607.574,79 menjadi Rp. 15.333.055.877.
32
b. Profil BMT ANDA Nama
: BMT ANDA
Alamat Kantor Pusat : Jl. Merak 90 Klaseman, Sidomukti, Salatiga. Kantor Cabang
: Kantor Ampel, Kantor Karanggede
Kantor Kas
: Kas Ngablak, Kas Juwangi, Kas Boyolali
Telepon Kantor Pusat : (0298) 314345 Faximile
: (0298) 323565
Tanggal Berdiri
: 20 Oktober 1998
Jumlah Karyawan
: 42 orang
Jumlah Anggota
: sampai akhir tahun 2013 sebanyak 6.990 orang.
c. Visi dan Misi BMT ANDA 1) Visi Menjadi Lembaga Keuangan Syariah yang maju, profesional dan mensejahterakan anggota. 2) Misi (a) Menjalankan operasional Koperasi sesuai standar koperasi yang sehat. (b) Mewujudkan
pertumbuhan
dan
keuntungan
yang
berkesinambungan. (c) Mengusahakan pemupukan modal anggota dengan sistem syariah. (d) Memberikan pembiayaan pada anggota untuk tujuan produktif.
33
(e) Mengusahakan program pendidikan dan pembinaan agama secara intensif kepada anggota. (f) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan kemajuan lingkungan kerja. (g) Menciptakan sumber pembiayaan anggota dengan prinsip syariah. (h) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota. (i) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat. d. Bidang Usaha BMT ANDA Tugas dan usaha yang dilakukan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mall Wat Tamwil “ANDA” dalam mencapai kesejahteran anggota maupun masyarakat umum yaitu: 1) Menghimpun simpanan koperasi berjangka dan tabungan koperasi dari anggota dan calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya; 2) Memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya dengan memperhatikan penilaian kelayakan dan kemampuan pemohon pinjaman. e. Perijinan dan Legalitas BMT ANDA Perijinan dan legalitas dalam menjalankan usaha sebagai berikut: 1) Akta Pendirian Nomor: 004/BH/KWK-1132/X/1998, tertanggal 20 Oktober 1998. 2) Perubahan Anggaran Dasar dengan Nomor: 07/BH/PAD/KDK. 11/IV/2003, tertanggal 21 April 2003.
34
3) Perubahan Anggaran Dasar dengan Nomor: 35/PADXIV/X/2012, tertanggal 11 Oktober 2012. f. Struktur Organisasi BMT ANDA 1) Pengurus Koperasi Pembina : Ir. Sujarwanto Dwi atmoko, M.si. Sri Danudjo, SE. (Kepala Dinas Perindagkop Saltiga) Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Boyolali Pengawas : KH. Abdul Majid Pengurus : Ketua
: H. Budi Santoso, SE, MM.
Sekretaris
: Supardi, SE
Bendahara
: H. M. Fathurrahman, SE, MM.
2) Pengelola Simpan Pinjam BMT ANDA Cabang Salatiga Manajer
: Widodo, A.Md.
Manajer Akuntansi & HRD
: Madiyono, A.Md.
Kepala Kantor Salatiga
: Haryanto, SE.
Kepala Cabang Karanggede
: Iwan wahyudi
Kepala Cabang Ampe
: Agung Wisara Siku, SE.
Administrasi
: Ita Setyorini, SE. Dyah Ayu P., A.Md. Maftukhatul K., A.Md
Teller
: Erni Afriyanti, A.Md. Eka Fitriawati
35
Ani Nur Aini Ika Dewi Lestari Melani, SE. Anik Eka Costumer Service
: Mutmainah, A.Md. Febri Antika SHD, A.Md.
Marketing
: Para Karyawan.
g. Produk-produk BMT ANDA 1) Produk Simpanan Produk simpanan di BMT ANDA meliputi: SIBERKAH (Simpanan Berkala Mudharabah), SIQURBAN (Simpanan Qurban), SIMUNIK (Simpanan Nikah), SIWALI (Simpanan Walimah), SIPENDI (Simpanan Pendidikan), SIFITRI (Simpanan Idul Fitri), SIHAJI
(Simpanan
Berjangka),
Haji/Umroh),
SISUKA
SIMPANAN DIRHAM
(Simpanan
BAROKAH,
Usaha
SIMPANAN
PENSIUN. 2) Produk Pembiayaan Produk pembiayaan disini meliputi: Pembiayaan Mudharabahah, Pembiayaan Murobahah/Pembiayaan Barang, Pembiayaan Dana Qordh. 3. BMT AL-ISHLAH a. Sejarah dan Perkembangan
36
Koperasi Serba Usaha Al ISHLAH beralamatkanJl. Patimura No. 15b, Rt 01 Rw 05 Salatiga, Sidorejo, Salatiga Jawa Tengah. Sebagai koperasi yang berdiri sejak tahun 1998 diharapkan dapat bergerak diberbagai sektor usaha, telah disahkan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil pada tahun 2004 dengan SK Nomor: 518/030/BH/VI/2004 dan NPWP: 02.253.366.5-505.000 Tanggal 27 juni 2005. Jumlah anggota pada akhir tahun 2013 sebanyak 512 orang. Dan pada tahun 2013 ini mengalami kenaikan aset dari Rp. 1.737.737.800 menjadi Rp. 2.164.894.850 Dengan kenaikan disisi pasiva ini tentunya meningkatkan jumlah aktiva, baik aktiva produktif maupun aktiva tetap. b. Visi dan Misi BMT AL-ISHLAH 1) Visi (a) Mengusahakan pemupukan modal usaha dengan sistem syariah (b) Memberikan layanan kepada anggota dengan tujuan produktif (c) Mengusahakan program pendidikan secara intensif bagi anggota (d) Pembinaan keagamaan bagi anggota 2) Misi (a) Meningkatkan kesejahteraan anggota (b) Menciptakan sumber pembiayaan modal secara syariah (c) Menumbuhkan usaha-usaha produktif (d) Memperkuat posisi tawar, sikap amanah, jaringan komunikasi antara anggota
37
c. Struktur Organisasi BMT AL-ISHLAHPeriode Tahun 2014-2019 Nama Koperasi
: AL-ISHLAH
Nomor badan hukum: 518/030/BH/VI/2004 Tanggal 7 Juni 2004 Kelurahan
: Salatiga
Kecamatan
: Sidorejo
Kota
: Salatiga
Provinsi
: Jawa Tengah
Nomor telepon
: (0298)324598
Penasehat
: Sinwani
Dewan Syari’ah
: 1. Suranto 2. Nur Hidayah
Pengawas
: Edi Triyanto Basuki
Susunan Pengurus Ketua
: Joko Sutriono
Sekretaris
: Amin Pramono
Bendahara
: Mashud
Susunan Pengelola Manager
: Rusdiana, S.Ag
d. Produk-Produk BMT AL-ISHLAH 1. Produk Simpanan Sertifikat Modal Koperasi (SMK),Simpanan Pokok, Simpanan Sukarela (SIRELA), Simpanan Sukarela Berjangka (SISUKA), Simpanan IdulFitri (SIFITRI), Simpanan Idul Adha (SIQURBAN),
38
Simpanan Nikah ( SIMUNIK), Simpanan Pendidikan (SIPENDI), Simpanan Pensiun (SIPENI), Arisan Sejahtera, Talangan Haji dan Umroh. 2. Produk Pembiayaan a) Murabahah Adalah transaksi dengan prisip jual beli berarti terjadi jual beli antara dua pihak penjual dan pembeli dengan harga diatas harga pokok(harga pokok ditambah keuntungan) yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli. b) Musyarakah Adalah akad kerjasama yang terjadi diantara para pemilik dana untuk menggabungkan modal melakukan usaha bersama dan pengelolaan bersama dalam suatu hubungan kemitraan. Bagi hasil ditetukan dengan kesepkatan (biasanya didasarkan atas besarnya modal dan peran masing-masing pihak). c) Mudharabah Adalah akad kerja sama usaha antara bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah sebagai pengusaha atau pengelola dana (mudharib),untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah pembagian hasil (keuntungan dan kerugian) menurut kesepakatan dimuka.
39
d) Ijarah Adalah akad sewa menyewa antara muajjir (lessor) dengan musta’jir (lessee) atas ma’jur (objek sewa) untuk mendapatkan imbalan atas barang yang disewakan. e) Salam Adalah akad jual beli antara dua pihak penjual dan pembeli dengan kesepakatan sedangkan penyerahan barang dilakukan kemudian. f) Istishna Adalah kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. g) Qardh Adalah jenis pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan atas dana pinjaman. h) Rahn Adalah Pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan hutang dalam bentuk rahn dibolehkan setelah memenuhi persyaratan tertentu.
B. Analisis Data 1. Prosedur Pembiayaan di BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT ALISHLAH a. Prosedur Pembiayaan di BMT TUMANG Salatiga
40
Adapun prosedur pembiayaan di BMT TUMANG adalah sebagai berikut: 1) Pengajuan proposal atau permohonan pembiayaan Berdasarkan wawancara dengan Manajer BMT TUMANG Salatiga (10/11/2014). Anggota atau calon anggota datang langsung ke kantor BMT TUMANG untuk mengisi formulir permohonan pembiayaan serta membawa dokumen-dokumen yang dipersyaratkan sebagai lampiran permohonan pembiayaan musyarakah, yaitu: Mengisi formulir pembiayaan yang telah disediakan oleh BMT TUMANG. Kemudian membawa FC KTP suami/istri masing-masing 2 lembar (bagi yang sudah berkeluarga). Membawa FC kedua orang tua masing-masing 2 lembar (bagi yang belum menikah), membawa FC Kartu Keluarga (KK). Membawa FC surat nikah masing-masing 2 lembar (bagi yang sudah menikah), FC rekening pembayaran listrik / airterakhir,
Membawa
FC
surat/bukti
jaminan
serta,Formulir
pembiayaan tadi disertai tanda tangan calon nasabah, istri /orang tua serta ketua RT setempat atau takmir masjid setempat.Formulir permohonan pembiayaan musyarakah dan semua persyaratan yang dilampirkan diserahkan ke bagian administrasi dan menunggu proses persetujuan permohonan pembiayaan musyarakah. Jika permohonan pembiayaan musyarakah ditolak, anggota atau calonanggota akan menerima kembali dokumen-dokumen yang telah diserahkan. 2) Penyelidikan berkas jaminan
41
Setelah pengajuan proposal permohonan pembiayaan dan berkas-berkas, tahap selanjutnya adalah penyelidikan dokumendokumen yang diajukan permohonan kredit. Tujuanya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Jika menurut pihak BMT TUMANG belum lengkap
maka
calon
anggota
diminta
untuk
segera
melengkapinya.Dalam penyelidikan berkas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas yang ada seperti KTP,surat-surat jaminan tanah, BPKB kendaraan, maupun surat nikah. Kemudian jika asli dan benar, maka pihak BMT TUMANG akan menilai apakah jumlah pembiayaan yang diminta memang relevan dengan jaminan, pencarian pembiayaan besarnya tidak lebih dari 70% dari harga jual jaminan saat ini. 3) Wawancara Dalam tahap wawancara dilakukan kepada calon anggota dengan caraberhadapan langsung dengan calon anggota pembiayaan musyarakah. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui keinginan calon anggota pembiayaan dan menilai kemampuan dalam melaksanakan kewajiban. Wawancara meliputi semua data yang perlu dilengkapi ataupun diketahui, dengan pokok-pokok materi sebagai berikut: a) Latar belakang atau tujuan permohonan pembiayaan; b) Jumlah pinjaman;
42
c) Jangka waktu pembiayaan, berapa minggu, bulan, ataupun tahun dengan sistem angsuran 1 kali; d) Jumlah pendapatan dan pengeluaran calon anggota dalam 1 bulan. Setelah itu pihak finance juga akan menginformasikan kepada calon anggota pembiayaan tentang biaya realisasi pembiayaan, ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan realisasi pembiayaan serta perhitungan bagi hasil. Bagi hasil ditentukan oleh pihak BMT dengan calon anggota pembiayaan musyarakah. 4) Peninjauan ke lokasi/survei Setelah
memperoleh
hasilpenyelidikan
dan
keyakinan
wawancara
adalahmelakukan peninjauan ke
atas
maka lokasi
keabsahan
langkah
dari
selanjutnya
yang menjadi
obyek
pembiayaan.Pada saat melakukan peninjauan ke lapangan objek yang dijaminkanharus ditunjukan kepada petugas peninjau. Pada saat melakukanpeninjauan petugas harus menggali informasi sebanyak mungkin darikeadaan calon anggota, baik dari segi keadaan geografis tempattinggalnya, aset yang dimilki yang masih dapat digunakan, dankeadaan rumah calon anggota pembiayaan. Selain itu petugas jugamelakukan survei lingkungan tempat tinggal anggota, yaitu informasidari masyarakat sekitar yaitu tetangga ataupun teman dekat calonanggota, tujuanya adalah untuk memastikan bahwa obyek
43
yangdibiayai benar-benar ada dan sesuai apa yang ditulis dalam formulirpengajuan permohonan pembiayaan. 5) Analisis terhadap kelayakan pembiayaan Dalam penilaian layak atau tidaknya suatu pembiayaan yang disalurkan maka perlu dilakukan analisis pembiayaan, analisis pembiayaan yang dilakukan oleh BMT TUMANG adalah: a) Watak (caracter) Menggambarkan watak atau kepribadian calon anggota, meliputi sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas sertatekad baik calon anggota. Tujuanya kreditur melakukananalisis terhadap karakter calon anggota adalah untuk mengetahui bahwa calon anggota banar-benar mempunyai keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar pinjamansampai lunas. b) Kemampuan (capacity) Analisis terhadap capacity ini ditujukan untuk melihat kemampuan
calon
anggota
baru
dalam
bidang
bisnis
yangdihubungkan dengan pendidikan, kemampuan bisnis.Dengan kata lain untuk mengetahui jenis usahanya. c) Modal (capital) Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihatdari laporan keuangan (naraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainya.
44
d) Jaminan (collateral) Merupakan jaminan atau anggunan yang diberikan oleh calon debitur atas pembiayaan yang diajukan. Anggunan merupakan sumber pembayaran kedua, artinya apabiladebitur tersebut tidak dapat membayar angsuranyatermasuk dalam kredit macet, maka kreditur dapatmelakukan eksekusi terhadap anggunan.Penilaian meliputi barang jaminan adalah sebagai berikut: (1) Kendaraan Ketentuan kendaraan adalah sebagai kendaraan produksi tahun 2006 atau yang lebih baru. Nomor polisi dan pengguna jaminan di wilayah kantor cabang BMT TUMANG. Kendaraan ditunjukan saat survei. Kemudian FC STNK beserta BPKB atas nama pemilik. dan Nomor Polisi, BPKB, STNK, dan Nomor Mesin harus sesuai dengan jaminan kendaraan yang diberikan. (2) Tanah Ketentuan jaminan atas tanah adalah Tanah yang dijaminkan atas nama peminjam atau milik sendiri. Apabila atas nama orang lain, misalkan orang tua peminjam, maka ahli waris ikut serta dalam Penandatanganan akad perjanjian. Kemudian menyertakan FC PBB dan sertifikat tanah. Dalam hal penjaminan sertifikat tanah di BMT TUMANG mengurangi atas pembiayaan dengan jaminan sertifikat tanah, dikarenakan pihak BMT TUMANG kurang mencover atas jaminan tersebut, karena
45
di daerah pegunungan, jadi harga tanah sangat rendah dan untuk penjualanya pun juga sangat sulit. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir resiko pembiayaan di BMT TUMANG . (3) Deposito simpanan Deposito simpanan bisa digunakan sebagai jaminan di BMT TUMANG untuk pembiayaan. Jika calon debitur sudah menjadi anggota BMT TUMANG dan mempunyai deposito di BMT TUMANG. (4) SIDT (Surat Ijin Dasaran Tetap) Surat Ijin Dasaran Tetap, khusus dalam BMTTUMANG, sangatlah dikurangi dalamjaminan pembiayaan, karena biasanya yangmenjaminkan SIDT adalah nasabah pasardisana harga jualnya sangat rendah dansangat sulit likuiditasnya. Sehingga untuk mengurangirisiko pembiayaan, jaminan SIDT dikurangi di BMT TUMANG. Ketentuan barang jaminan dari segi hukum/yuridis. Yaitu benar-benar milik calon anggota atau pihak ketiga yang bersedia menjaminkan kepada pihak BMT. Tidak dalam kondisi dijaminkan kepada pihak lain, tidak dalam sengketa, atau disita dalam suatu kasus perkara di pengadilan. Kemudian memiliki bukti kepemilikan yang sah dan masih berlaku serta mempunyai ketentuan hukum. Selanjutnya dapat dilakukan pengikatan secara nyata dengan
46
menggunakan lembaga jaminan sesuai ketentuan yang berlaku dan tidak terhutang pajak. e) Kondisi(Condition) Kondisi merupakan analisis terhadap kondisiperekonomian. Pihak kreditur perlu mempertimbangkan sector usaha calon debitur dikaitkan dengan kondisiekonomi. f) Syari’ah Penelitian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usahayang dilakukan benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah. Penilaian kelayakan kredit harus dikordinasikandengan kantor pusat. Hasil survei dirapatkan pada cabangyang bersangkutan, jika cabang menyatakan bahwa hasilsurvei bagus, maka cabang bisa merekomendasikan
untukdilaksanakan
pembiayaan.
Dan
selanjutnya hasil rapat 80cabang dibawa ke rapat komite pembiayaan. Jika hasilsurvei tidak bagus maka cabang berhak menolak pengajuan pembiayaan tersebut dan memberitahu kepada anggota
tentang
penolakan
tanpa
harus
disertai
alas
an
penolakannya. 6) Keputusan pembiayaan Keputusan pembiayaan adalah untuk menentukan apakah pembiayaan layak untuk diberikan atau ditolak, jika layak maka calonanggota akan dihubungi oleh pihak BMT lewat telepon
47
tentangPenandatanganan akad, dan persiapan administrasinya oleh BMT,keputusan pembiayaan akan mencakup: a)
Akad pembiayaan yangakan ditandatangani;
b) Jumlah uang yang akan dicairkan; c)
Jangkawaktu pembiayaan;
d) Dan biaya-biaya yang harus dibayar; e)
Pendaftaran anggota baru oleh anggota yang mengajukan pembiayaandengan mengisi formulir pengajuan menjadi anggota baru dengansyarat membayar simpanan khusus, simpanan wajib, sukarela danbiaya buku tabungan.
7) Penandatanganan akad perjanjian Kegiatan ini merupakan lanjutan dari diputuskanya pembiayaan. Sebelum pembiayaan dicairkan maka terlebih dahulu calon anggota menandatangani akad pembiayaan, kemudian mengikat jaminan 81 pembiayaan dengan Hak Tanggungan atau Fidusia tergantung dari jenis jaminan yang dijaminkan, pengikatan jaminan terdiri dari: a) Jaminan sertifikat. (1) Pencairan di bawah Rp. 10.000.000,- dengan pengikatan legalitas oleh notaris. (2) Pencairan Rp. 10.000.000, -s/d Rp. 50.000.000,- dengan Akta Notaris pengikatan SKM HT dan Akta Pengakuan Hutang (APH). (3) Pencairan di atas Rp. 50.000.000,- dengan pengikatanSKMHT.
48
b) Jaminan BPKB (Aktiva Bergerak) dengan PengikatanFidusia. Jaminan BPKB diambil taksasi (taksiran), harga kali (X)70% dari harga kendaraan bermotor. c) Jaminan atas Deposito Simpanan Deposito anggota akan diambil oleh pihak BMT jika nasabah sudah tidak bisa melunasi pembiayaan musyarakah, dan jika sisa maka akan dikembalikan kepada anggota pembiayaan kembali. Setelah pengikatan jaminan maka selanjutnya calon debitur menandatangani akad pembiayaan yang memuat sekurangkurangnya sebagai berikut: Pihak pertama yaitu perwakilan lembaga terkait mulai nama, alamat dan pekerjaan. Sedangkan pihak kedua yang terdiri dari nama, alamat, pekerjaan,nama istri, alamat istridan pekerjaan istri. Kemudian porsi modal antara pihak i dan pihak ke II. Dilanjutkan dengan prediksi keuntungan dan nisbah bagi hasil, sampai pembayaran kembali dan biaya potongan. Jangka waktu pelunasan, jumlah angsuran dan biaya-biaya administrasi. Adanya aturan-aturan yang harus dipatuhi disertakan agunan pembiayaan. diakhiri dengan pernyataan kesanggupan nasabah dan penyelesaian perselisihan 8) Realisasi pembiayaan Setelah Penandatanganan akad, pembiayaan maka, langkah selanjutnya merealisasi pembiayaan. Realisasi pembiayaan dilakukan oleh teller.
49
9) Pelunasan pembiayaan Macam-macam pelunasan dalam BMT TUMANG. Pelunasan dalam pembiayaan musyarakah ada 3, yaitu: a) Pelunasan yang sudah jatuh tempo Pelunasan ini tepat pada tanggal dan tepat waktu anggota dalam melunasi pembiayaan. b) Sebelum jatuh tempo Jika anggota menghendaki ingin melunasi pembiayaan sebelum
jatuh
tempo
pelunasan,
maka
anggota
akan
mendapatkan pemotongan bagi hasil, jadi pelunasanya akan lebih ringan. c) Telat (melebihi tanggal jatuh tempo) Nasabah harus membayar lunas kepada pihak BMT beserta bagi hasil dalam per hari, yang telah disepakati sebelumya pada saat akad perjanjian. Ketentuan khusus: prosedur hampirsama dengan ANDA namun yang membedakan pada akadnya. b. Prosedur Pembiayaan di BMT ANDA Salatiga a. Pengajuan Pembiayaan, dengan syarat: a) Anggota ANDA atau bersedia menjadi anggota b) Bersedia untuk mengangsur tepat waktu c) Pengajuan oleh anggota atau calon anggota secara langsung atas nama sendiri
50
d) Bersedia disurvei dan memberikan data yang sebenarnya e) Melengkapi Administrasi Pendaftaran meliputi: (1) Foto copy KTP Suami-Istri (yang sudah berkeluarga) masingmasing 2 lembar (2) Foto copy KTP Orang Tua (yang belum berkeluarga) masingmasing 2 lembar (3) Foto copy Kartu Keluarga (KK) (4) Foto copy Surat Nikah (5) Anggota dan calon anggota yang tidak memilki KTP yang berlaku, harus dilengkapi dengan Surat Keterangan bukti diri daripemerintah setempat (6) Menyerahkan foto copy jaminan, yang meliputi: (a) BPKB Untuk jaminan berupa BPKB harus menyertakan FC STNK, gesek nomor rangka dan nomor mesin, dan jika bukan atas nama sendiri disertakan kwitansi jualbeli bermaterei. BPKB yang dapat digunakan sebagai jaminan harus sepeda motor minimal tahun 2005, sedangkan untuk mobil minimal tahun 1995. (b) Surat Dasaran. Untuk agunan Surat Dasaran yaitu FC Surat Dasaran. Surat dasaran pasar berlaku sampai jatuh tempo
51
pembiayaan. Disertai surat keterangan dari dinas pasar dan atas nama pemohon sendiri. (c) Sertifikat Tanah. Kelengkapan yang dibutuhkan FC sertifikat, FC SPPT. Apabila sertifikat atas nama sendiri atau atas nama keluarga inti. (Orangtua, kakak atau adik yang dibuktikan dalam KK). Sedangkan jika bukan atas nama sendiri disertai dengan surat kuasa bermaterei dan diketahui aparat setempat serta melampirkan foto copy KTP, KK pemilik jaminan. Disertai laporan keuangan atau slip gaji (PNS atau
swasta),
melampirkan
rekening
listrik
dan
melampirkan nomor telepon/hp pemohon dan nomor hp keluarga yang bisa dihubungi. (7) Kelengkapan administrasi untuk anggota pembiayaan lama meliputi Semua persyaratan anggota baru dan kartu angsuran. (8) Minimal pengajuan Rp. 3.000.000,-. f) Analisis/Survei Pembiayaan. Setelah persyaratan administrasi pembiayaan lengkap oleh bagian administrasi pembiayaan, maka dilaksanakan survei pembiayaan untuk mengetahui hal-hal terkait dengan anggota. (1) Survei dilakukan apabila nasabah baru, nasabah lama dengan agunan baru, nasabah lama dengan pengajuan yang lebih banyak.
52
(2) Survei dilaksanakan berdasarkan jumlah pengajuan dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Permohonan pembiayaan kurang dari Rp. 10.000.000,survei dilakukan oleh pemasaran/marketing 2 (dua) orang). (b) Permohonan pembiayaan Rp. 10.000.000,- sampai Rp. 25.000.000,- survei dilakukan oleh Kepala Cabang. (c) Permohonan pembiayaan Rp. 25.000.000,- sampai Rp. 50.000.000,- survei dilakukan oleh Kepala Cabang dan Manager Pembiayaan. (d) Permohonan pembiayaan diatas Rp. 50.000.000,- survei dilakukan oleh Manager Pembiayaan dan General Manager. (3) Hal-hal yang perlu diperhatikan saat survei: (a) Mengklarifikasikan data yang telah ada dengan kenyataan yang sebenarnya. (b) Membuat
laporan
hasil
survei
kepada
kepala
cabang/manager pemasaran. (c) Petugas
survei
tidak
diperbolehkan
menjanjikan
kapan/jumlah realisasi. (d) Petugas survei tidak diperbolehkan menerima imbalan dalam bentuk apapun dari pihak yang disurvei.
53
g) Keputusan Persetujuan Pembiayaan Setelah dilaksanakan survei, maka dapat dinilai apakah layak apa tidak untuk memperoleh pembiayaan. Hasil persetujuan pembiayaan meliputi sebagai berikut: (a) Hasil survei dirapatkan pada cabang bersangkutan, jika cabang menyatakan
hasil
survei
bagus
maka
cabang
bisa
merekomendasikan untuk dilaksanakan pembiayaan. Dan selanjutnya hasil rapat cabang ini dibawa ke rapat komite pembiayaan. Jika hasil survei tidak bagus maka cabang berhak menolak pengajuan pembiayaan tersebut dan memberitahukan kepada anggota tentang penolakan pembiayaan tanpa harus disertai alasan penolakannya. (b) Hasil rapat komite menjadi kesepakatan komite dan selanjutnya diajukan kepada pengurus koperasi. (c) Pengurus koperasi berhak menolak ataupun menyetujui hasil rapat komite. (d) Jika pengurus menyetujui maka dibuat surat persetujuan pencairan dan ditandatangani oleh pengurus. (e) Jika pengajuan pembiayaan ditolak baik di kantor cabang, di kantor
pusat,
maupun
oleh
pengurus,
maka
cabang
bersangkutan segera memberitahukan penolakan pembiayaan tersebut
kepada
penolakannya.
anggota
tanpa
harus
disertai
alasan
54
h) Pengikatan Agunan/jaminan Jaminan berdasarkan ketentuan pasal 8 UU no 7 tahun 1992 sebagaimana diubah dengan UU no 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan anggota untuk melunasi pembiayaan sesuai dengan yang diperjanjikan. (1) Jenis agunan yang bisa diagunakan Pada BMT ini, jenis agunan atau jaminan yang bisa diagunakan adalah:Tanah, BPKB motor, Blokir simpanan berjangka BMT, Barang elektronik, Cek mundur/surat berharga, Surat Dasaran. (2) Penilaian jaminan (a) Sertifikat Memiliki akses jalan minimal lebar 3
m, Tidak
dekat makam, Nilai maksimal 75% dari harga wajar pasar. (b) BPKB Kondisi baik dan dapat dioperasionalkan, STNK tidak terlambat pajak, Nilai maksimal 60% dari harga wajar pasar dengan memperhitungkan waktu jatuh tempo. (c) Surat Dasaran Nilai maksimal 75% dari harga wajar pasar. (3) Pengikatan jaminan (a) Jaminan Sertifikat
55
(1) Pencairan Rp. 10.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,- dengan Akta Notaris Pengikatan SKMHT (Surat Kuasa Menjual Hak Tanggungan). (2) Pencairan di atas Rp. 50.000.000,- dengan pengikatan SKMAPHT (Surat Kuasa Menjual Akte Pengalihan Hak Tanggungan). (b) Jaminan BPKB Pencairan
diatas
Rp.
10.000.000,-
dengan
pengikatan fidusia. (c) Jaminan Surat Dasaran Surat dasaran dapat diagunkan dengan persetujuan dinas terkait. (d) Jaminan Lain Pembiayaan dengan jaminan selain BPKB, sertifikat tanah dan surat dasaran akan diatur berdasarkan peraturan khusus yang diberikan oleh pengurus. i) Akad Pembiayaan Setelah dilaksanakan pengikatan jaminan/agunan maka dilaksanakan akad pembiayaan yang memuat sekurang-kurangnya, (1) Pihak Pertama yaitu perwakilan lembaga yang terkait: Nama Alamat Jabatan dan SK
56
(2) Pihak kedua yang terdiri dari: Nama Alamat Nomor KTP Nama Istri Alamat istri Nomor KTP istri (3) Jumlah pembiayaan (4) Penggunaan dana (5) Biaya-biaya, yang meliputi: (a) Administrasi Rp20.000,Provisi 2,25% dari plafond pembiayaan dikurangi Rp20.000,(b) Notaris SKMHT (Surat Kuasa Menjual Hak Tanggungan) Rp 125.000,-/ disesuaikan dari pihak notaris masingmasing
wilayah.
APHT
(Akte
Pengalihan
Hak
Tanggungan) dan FIDUSIA (pengikatan agunan melalui notaris) disesuaikan dari pihak notaris masing-masing wilayah. j) Kesepakatan bagi hasil/Mark up
57
(a) Bagi hasil nisbah 10:90 atau disesuaikan tergantung dari perhitungan potensi keuntungan anggota setara perhitungan pembiayaan. (b) Margin minimal, yaitu: (3)Flat Harian setera dengan 0,1% perhari dari plafond atau sesuai dengan kesepakatan. Mingguan setara dengan 0,6% perminggu dari plafond atau sesuai dengan kesepakatan. Bulanan setara dengan 2% dari plafond atau sesuai dengan kesepakatan. Margin diakhir 3,2% dari plafond perbulan atau sesuai dengan kesepakatan. Margin tiap bulan 3% dari plafond perbulan atau sesuai dengan kesepakatan (4)Menurun Bulanan setara 1,9% (c) Cadangan resiko Setiap anggota pembiayaan wajib memiliki cadangan resiko minimal 0,5% dari plafond perbulan yang dibayarkan bersamaan dengan angsuran. (d) Jangka waktu pembiayaan maksimal (5)Bulanan 36 bulan
58
(6)Jatuh tempo 6 bulan atau disesuaikan dengan bulan jatuh tempo 1 bulan sebelum Ramadhan. (7)Besarnya angsuran per bulan atau pekan/pasaran/harian. (e) Agunan/jaminan (f) Saksi-saksi Setelah akad pembiayaan ditanda tangani kedua belah pihak, maka data tersebut diberikan kepada bagian administrasi untuk
dilakukan
pencairan
pembiayaan.
Dari
bagian
administrasi diberikan kepada teller, teller mencairkan pembiayaan melalui Rekening Sukarela Anggota yang ada di BMT. k) Pencairan Pembiayaan (1) Setelah
pengajuan
pembiayaan
disetujui
masing-masing
dilaksanakan tahapan sebagai berikut: Pengurus dan atau kepala cabang membuat surat pesetujuan pembiayaan yang diberikan kepada anggota yang mengajukan, minimal berisi tentang, Nama, Alamat, dan Nomor KTP anggota yang mengajukan.Besarnya pembiayaan yang dapat dicairkan. Jangka waktu pembiayaan perkiraan perhitungan bagi hasil atau margin pembiayaan. Dan untuk biaya-biaya yang timbul ialah kelengkapan lain yang harus dipenuhi jika dibutuhkan.
59
(2) Surat pemberitahuan berlaku sejak 1 (satu) bualan sejak tanggal ditetapkan. Jika tidak ada balasan dari anggota maka dianggap mengundurkan diri. (3) Setelah
anggota
memberitahukan
untuk
persetujuan
pembiayaan maka kantor cabang mengagendakan untuk penANDA
tanganan
pengikatan
jaminan
dan
akad
pembiayaan. (4) Perhitungan kelayakan pencairan (a) Pegawai Angsuran maksimal 40% dari seluruh pendapatan bersih setelah dikurangi hutang lain. Dengan memperhatikan beban hidup keluarga dari jumlah anggota keluarga yang ditanggung. (b) Pengusaha Sumber angsuran pokok dan margin berasal dari keuntungan dari modal yang diberikan. l) Proses Pembayaran angsuran Pembayaran/pelunasan pembiayaan dilaksanakan di kantor BMT dalam hal khusus dapat diambil di rumah/di tempat usaha sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Jika anggota terlambat dalam memberikan angsuran maka dikenakan sanksi administrasi dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Jangka waktu harian, setelah 2 hari kerja.
60
(b) Jangka waktu pasaran, setelah 2 hari kerja. (c) Jangka waktu pekanan, setelah 2 hari kerja. (d) Jangka waktu bulanan, setelah 7 hari kerja. (e) Jangka waktu panenan, setelah 10 hari kerja. Lewat dari hari tersebut, angsuran dikenakan sanksi administrasi sebesar 1% setiap hari dari jumlah angsuran yang seharusnya disetor. m) Pelunasan Pembiayaan (1) Pelunasan ketika jatuh tempo, maka anggota membayar seluruh sisa pokok, sisa bagi hasil/mark up dan sisa cadangan resiko yang belum dibayar, dan jika terlambat cadangan resiko dalam bulan yang bersangkutan tidak bisa diambil. (2) Pelunasan setelah jatuh tempo, poin 1 ditambah denda sebesar bulan keterlambatan x 4% dari sisa pokok. (3) Pelunasan sebelum jatuh tempo, jika terjadi pelunasan pembiayaan sebelum jatuh tempo maka anggota wajib membayar sisa pokok sesuai dengan saldo yang ada di BMT ANDA ditambah bagi
hasil/margin bulan bersangkutan
(MDA/mudharabah) ditambah 1x2% plafon bagi pembiayaan (MBA/ murabahah). (4) Pengajuan tanpa menutup pembiayaan lama dikenakan biaya pelunasan. (a) Kurang dari 1/3 masa pembiayaan 3 x 2% plafon.
61
(b) Kurang dari 2/3 masa pembiayaan 2 x 2% plafon. (c) Lebih dari 2/3 masa pembiayaan 1 x 2% plafon. c. Prosedur Pembiayaan di BMT AL-ISHLAH Salatiga Syarat pengajuan pembiayaan pada BMT AL-ISHLAH adalah sebagai berikut: 1) Penduduk WNI (ditunjukkan dengan identitas yang masih berlaku, KTP/SIM). 2) Menjadi anggota, Simpanan Pokok minimal Rp. 10.000,00. 3) Mengisi Formulir Aplikasi Pembiayaan dan Melengkapi Administrasi Pendaftaran meliputi: (1) Foto copy KTP Suami-Istri (yang sudah berkeluarga) masingmasing 2 lembar. (2) Foto copy KTP Orang Tua (yang belum berkeluarga) masingmasing 2 lembar. (3) Foto copy Kartu Keluarga (KK). (4) Foto copy Surat Nikah (5) Anggota dan calon anggota yang tidak memilki KTP yang berlaku, harus dilengkapi dengan Surat Keterangan bukti diri dari pemerintah setempat. (6) Menyerahkan foto copy jaminan, yaitu BPKB, Foto Copy BPKB, Foto Copy STNK, Gesek nomor rangka dan nomor mesin. Kemudian jika bukan atas nama sendiri disertakan kwitansi jual beli bermaterai. Selanjutnya Sertifikat Tanah yakni Copy sertifikat,
62
Copy SPPT. Jika Sertifikat atas nama sendiri atau atas nama keluarga inti. (Orangtua, kakak atau adik yang dibuktikan dalam KK). Namun jika Sertifikat bukan atas nama sendiri disertai dengan surat kuasa bermaterai dan diketahui aparat setempat serta melampirkan foto copy KTP, KK pemilik jaminan. 4) Analisis/Survei Pembiayaan Setelah persyaratan administrasi pembiayaan lengkap oleh bagian
administrasi
pembiayaan,
maka
dilaksanakan
survei
pembiayaan untuk mengetahui hal-hal terkait dengan anggota.Survei dilakukan apabila nasabah baru, nasabah lama dengan agunan baru, nasabah lama dengan pengajuan yang lebih banyak.Hal-hal yang perlu diperhatikan saat survei: a) Mengklarifikasikan data yang telah ada dengan kenyataan yang sebenarnya. b) Membuat laporan hasil survei kepada kepala cabang/manajer pemasaran. c) Petugas survei tidak diperbolehkan menjanjikan kapan/jumlah realisasi. d) Petugas survei tidak diperbolehkan menerima imbalan dalam bentuk apapun dari pihak yang disurvei. 5) Keputusan Persetujuan Pembiayaan Setelah dilaksanakan survei, maka dapat dinilai apakah layak apa tidak untuk memperoleh pembiayaan.
63
Hasil persetujuan pembiayaan meliputi sebagai berikut: a) Hasil survei dirapatkan pada cabang bersangkutan, jika cabang menyatakan
hasil
survei
bagus
maka
cabang
bisa
merekomendasikan untuk dilaksanakan pembiayaan. b) Dan selanjutnya hasil rapat cabang berhak menolak pengajuan pembiayaan tersebut dan memberitahukan kepada anggota tentang penolakan pembiayaan tanpa harus disertai alasan penolakannya. 6) Pengikatan Agunan/jaminan Jaminan berdasarkan ketentuan pasal 8 UU No. 7 tahun 1992 sebagaimana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah, keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan anggota untuk melunasi pembiayaan sesuai dengan yang diperjanjikan. a) Pada BMT ini, jenis agunan atau jaminan yang bisa diagunkan adalah:Tanah, BPKB motor, Blokir, Cek mundur/surat berharga. b) Penilaian jaminan Sertifikat Nilai maksimal 75% dari harga wajar pasar. Sedangkan
BPKB
meliputi
kondisi
baik
dan
dapat
dioperasionalkan, STNK tidak terlambat pajak, nilai maksimal 70% dari harga wajar pasar. c) Pengikatan jaminan (1) Jaminan Sertifikat Pencairan Rp. 10.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,denganAkta Notaris Pengikatan SKMHT (Surat Kuasa
64
Menjual Hak Tanggungan). Pencairan di atas Rp. 50.000.000,dengan pengikatan SKMAPHT (Surat Kuasa Menjual Akte Pengalihan Hak Tanggungan). (2) Jaminan BPKB Pencairan diatas Rp. 10.000.000,- dengan pengikatan fidusia. 7) Akad Pembiayaan Setelah
dilaksanakan
pengikatan
jaminan/agunan
maka
dilaksanakan akad pembiayaan yang memuat sekurang-kurangnya. a) Pihak Pertama yaitu perwakilan lembaga yang terkait meliputi Nama, Alamat, Jabatan dan SK. b) Pihak kedua yang meliputi Nama, Alamat, Nomor KTP, Nama Istri, Alamat istri, Nomor KTP istri c) Jumlah pembiayaan d) Penggunaan dana e) Biaya-biaya, meliputi: (1) Provisi 2,5% dari plafond pembiayaan dikurangi Rp 20.000,(2) Notaris (3) SKMHT (Surat Kuasa Menjual Hak Tanggungan) Rp 125.000,-atau disesuaikan dari pihak notaris masing-masing wilayah. (4) APHT (Akte Pengalihan Hak Tanggungan) dan FIDUSIA (pengikatan agunan melalui notaris) disesuaikan dari pihak notaris masing-masing wilayah.
65
8) Kesepakatan bagi hasil/Mark up a) Bagi hasil nisbah 1,7% atau disesuaikan tergantung dari perhitungan potensi keuntungan anggota setara perhitungan pembiayaan. b) Jangka waktu pembiayaan maksimal 36 bulan. c) Besarnya angsuran per bulan atau pekan/pasaran/harian. d) Agunan/jaminan. e) Saksi-saksi Setelah akad pembiayaan ditanda tangani kedua belah pihak, maka data tersebut diberikan kepada bagian administrasi untuk dilakukan pencairan pembiayaan. Dari bagian administrasi diberikan kepada teller, teller mencairkan pembiayaan melalui Rekening Sukarela Anggota yang ada di BMT. 9) Pencairan Pembiayaan Setelah
pengajuan
pembiayaan
disetujui
masing-masing
dilaksanakan tahapan sebagai berikut:pengurus dan atau kepala cabang membuat surat pesetujuan pembiayaan yang diberikan kepada anggota yang mengajukan, minimal berisi tentang: a) Nama, Alamat, dan Nomor KTP anggota yang mengajukan. b) Besarnya pembiayaan yang dapat dicairkan. c) Jangka waktu pembiayaan perkiraan perhitungan bagi hasil atau margin pembiayaan. d) Biaya-biaya yang timbul.
66
e) Kelengkapan lain yang harus dipenuhi jika dibutuhkan. Setelah anggota memberitahukan untuk persetujuan pembiayaan maka kantor mengagendakan untuk penandatanganan pengikatan jaminan dan akad pembiayaan. 10) Pelunasan Pembiayaan Pelunasan ketika jatuh tempo, maka anggota membayar seluruh sisa pokok, sisa bagi hasil/mark up dan sisa cadangan resiko yang belum dibayar. Dari prosedur ketiga BMT tersebut terdapat kesamaan dalam prosedur pembiayaan. Maka berikut ini prosedur umum pembiayaan di ketiga BMT tersebut: a) Nasabah datang ke BMT untuk mengajukan permohonan pembiayaan. Disini nasabah mengajukan jumlah pembiayaan yang diinginkan kepada BMT. b) Setelah
pengisian
aplikasi
permohonan,
maka
selanjutnya
melengkapi data persyaratan pembiayaan. Adapun kelengkapan dokumen yang perlu dipenuhi ketika nasabah ingin mengajukan pembiayaan di BMT yaitu: (1) Foto copy KTP suami-istri (yang sudah berkeluarga) masingmasing 2 lembar. (2) Foto copy KTP orang tua (yang belum berkeluarga) masingmasing 2 lembar. (3) Foto copy Kartu Keluarga (KK).
67
(4) Foto copy surat nikah. (5) Anggota dan calon anggota yang tidak memiliki KTP yang berlaku, harus dilengkapi dengan surat keterangan bukti diri dari pemerintah setempat. (6) Menyerahkan foto copy jaminan. c) Setelah semua dipenuhi, pihak BMT akan melakukan analisis secara administratif dan melakukan survei apabila diperlukan. Analisa yang dilakukan adalah 6 pilar: (1) Watak (caracter) Menggambarkan watak atau kepribadian calon anggota, meliputi sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik calon anggota. Tujuanya kreditur melakukan analisis terhadap karakter calon anggota adalah untuk mengetahui bahwa calon anggota benar-benar mempunyai keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar pinjaman sampai lunas. (2) Kemampuan (capacity) Analisis terhadap capacity ini ditujukan untuk melihat kemampuan calon anggota baru dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikan, kemampuan bisnis. Dengan kata lain untuk mengetahui jenis usahanya.
68
(3) Modal (capital) Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan (naraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainya. (4) Jaminan (collateral) Mengenai jaminan, Fatwa dewan Syariah Nasional menyebutkan
bahwa
jaminan
dalam
pembiayaan
diperbolehkan agar nasabah serius dengan tanggung jawabnya. Untuk mengurangi resiko kerugian dalam pembiayaan, maka dperlukannya
keyakinan/jaminan
atas
kemampuan
dan
kesanggupan nasabah untuk melakukan prestasi sesuai yang termuat dalam akad. Pasal 23 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah menentukan bahwa: Ayat 1 berbunyi: Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah harus mempunyai keyakinan atas kemauan dan kemampuan calon nasabah penerima fasilitas untuk melunasi seluruh kewajiban pada waktunya, sebelum bank syariah dan Unit Usaha Syariah menyalurkan dana kepada nasabah penerima fasilitas. Ayat 2 berbunyi: Untuk memperoleh keyakinan sebai dimad pada ayat (1), Bank syariah dan atau Unit Usaha Syariah wajib melakukan penilaian yang seksama terhadap
69
watak, kemampuan, modal, aguan, dan prospek usaha dari calon nasabah penerima fasilitas. Karena perbankan syariah di Indonesia tunduk kepada hukum positif Indonesia, maka mengenai jaminan tidak berbeda dengan jaminan pada bank konvensional. Kitab Undang-Undang hukum perdata tidak memberikan pengertian mengenai jaminan, akan tetapi mengatur tentang jaminan, yaitu Pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang hukum Perdata. Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berbunyi: “segala kebendaan siberutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan”. Berdasarkan Pasal 1131 Kitab Undang-Undang hukum Perdata tersebut, semua harta kekayaan si berutang dijadikan jaminan bagi semua kewajibannya, yaitu semua hutangnya. Semua harta kekayaan si berutang yaitu mencakup harta yang bergerak atau tidak bergerak. Sedangkan ketentuan didalam Pasal 1132 menyatakan bahwa jaminan tersebut berlaku apabila krediturnya terdiri dari beberapa orang atau lebih dari satu.
70
Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berbunyi: ”kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu besar kecilnya masing-masing, kecuali apabila diantara para
piutang
itu
ada
alasan-alasan
yang
sah
untuk
didahulukan”. Adanya pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ini merupakan suatu perlindungan bagi kreditur yang bersifat umum. Dalam arti bahwa yang menjadi jaminan adalah semua harta debit. Merupakan jaminan atau anggunan yang diberikan oleh calon debitur atas pembiayaan yang diajukan. Anggunan merupakan sumber pembayaran kedua, artinya apabila debitur tersebut tidak dapat membayar angsuranya termasuk dalam kredit macet, maka kreditur dapat melakukan eksekusi terhadap anggunan. (5) Kondisi (Condition) Kondisi
merupakan
analisis
terhadap
kondisi
perekonomian. Pihak kreditur perlu mempertimbangkan sektor usaha calon debitur dikaitkan dengan kondisi ekonomi. (6) Syari’ah
71
Penelitian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang dilakukan benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah.
Penilaian kelayakan kredit harus dikordinasikan
dengan kantor pusat. Hasil survei dirapatkan pada cabang yang bersangkutan, jika cabang menyatakan bahwa hasil survei bagus,
maka
cabang
bisa
merekomendasikan
untuk
dilaksanakan pembiayaan. Dan selanjutnya hasil dibawa ke rapat komite pembiayaan. Jika hasil survei tidak bagus maka cabang berhak menolak pengajuan pembiayaan tersebut dan memberitahu kepada anggota tentang penolakan tanpa harus disertai alasan penolakannya. d) Setelah administratif dan survei, kemudian dirapatkan oleh bagian pembiayaan untuk kelayakan pembiayaan tersebut. e) Apabila pembiayaan telah disetujui oleh pihak yang berwenang, maka selanjutnya BMT melakukan akad/kontrak perjanjian dengan pihak nasabah yang juga disertai pengikatan jaminan kemudian pencairandana. f) Ketika akad telah ditandatangani, maka kewajiban nasabah terhadap BMT dimulai, yaitu mulai membayar angsuran dengan besaran yang ditentukan dan jangka waktu yang telah disepakti dalam penjanjian. g) Kemudian penyelesaian apabila terjadi pembiayaan bermasalah. Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
72
Indonesia, apabila terjadi seorang penerima pembiayaan tidak mampu melakukan pembayaran angsuran seperti yang telah disepakati, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah (Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 47/DSNMUI/ II/2005 tentang PenyelesaianPiutang Bagi Nasabah yang Tidak Mampu Membayar): (1) Obyek anggunan atau jaminan lainnya dijual oleh pihak penerima pembiayaan atau melalui bank dengan harga pasar yang disepakati. (2) Kemudian
pihak
penerima
pembiayaan
melunasi
sisa
hutangnya kepada bank dari hasil penjualan tersebut. (3) Apabila hasil penjualan melebihi sisa hutang, maka bank mengembalikannya kepada pihak penerima pembiayaan. (4) Apabila hasil penjualan lebih kecil daripada sisa hutang, maka sisa hutang tetap menjadi hutang pihak penerima pembiayaan. (5) Apabila pihak penerima pembiayaan tidak mampu membayar, maka bank dapat membebaskannya. (6) Jika terjadi perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka diselesaikan melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional.
73
Nasabah keBMT mengajukan permohonan pembiayaan
Nasabah melengkapi dan menyerahkan semua administrasi yang dibutuhkan
Jika administrasi belum lengkap maka belum bisa dilanjutkan atau harus melengkapi administrasi terlebih dahulu BMT melakukan analisis secara administratif dan dilanjutkan survei lapangan
Jika tidak disetujui maka pembiayaan ditolak, tanpa harus menjelaskan alasannya
BMT melakukan akad/kontrak perjanjian dengan pihak nasabah yang juga disertai pengikatan jaminan kemudian pencairan dana
Setelah administratif dan survei, kemudian dirapatkan oleh staf pembiayaan
Kemudian penyelesaian apabila terjadi pembiayaan bermasalah Ketika akad telah ditandatangani, maka kewajiban nasabah pembayaran angsuran dimulai
Pelunasan pembiayaan apabila tidak terjadi pembiayaan bermasalah
Gambar 4.2 Prosedur Pembiayaan Secara Umum di BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISLAH
74
Walaupun secara umum, perlengkapan administrasi di ketiga BMT ini hampir sama. Namun yang membedakan adalah biaya administrasi. Di BMT TUMANG biaya administrasinya sebesar 20 ribu ditambah 2,5% dari pembiayaan yang disetujui. 2,5 % dari pembiayaan tersebut dimasukkan ke dalam dana tabarru’. Sedangkan di BMT ANDA biaya administrasi sebesar 2,25 % dari biaya pembiayaan. Dan di BMT ALISHLAH sebesar 2,5 % dari pembiayaan. Dari ketiga BMT tersebut, yang paling mendekati syariah dalam biaya administrasi adalah BMT TUMANG karena 2,5% dari pembiayaan yang disetujui dimasukkan ke dalam dana tabarru’. Meskipun sebenarnya dana tabarru’ itu tidak wajib dibayarkan, tapi di BMT TUMANG mewajibkan nasabah untuk membayarnya. Sebenarnya biaya administrasi dalam pembiayaan tidak harus diprosentasekan, karena besar kecilnya nominal pembiayaan tidak seharusnya mempengaruhi biaya administrasi. Kemudian untuk minimal pengajuan
pembiayaan
di BMT
TUMANG sebesar 3 juta dan begitu juga dengan BMT ANDA yang berasetkan kurang lebih 17 milyar. Sedangkan di BMT AL-ISHLAH dengan aset kurang lebih 3 milyar hanya sebesar 200 ribu. Dari sini dapat dilihat bahwa besaran aset pun juga pengaruh pada minimal nominal pengajuan pembiayaan di BMT tersebut. Pengakuan nilai agunan di BMT TUMANG sebesar 75-80 % dari agunan. Sedangkan di BMT ANDA sebesar 60 % dari agunan dan di BMT AL-ISHLAH 75 % dari agunan. Dalam hal ini ada dua kategori
75
nasabah, yakni yang membutuhkan biaya tertentu kemudian harus menggunakan agunan apa, kemudian nasabah yang sudah punya agunan kemudian hanya butuh beberapa dari nilai agunannya. Demikian juga di ketiga BMT tersebut banyak nasabah yang melakukan pengajuan pembiayaan tidak lebih dari 50% dari nilai agunan. terutama di BMT AL-ISHLAH. Karena sebagian besar nasabah yang melakukan pembiayaan di BMT AL-ISHLAH itu nominal pembiayaannya kecil, yakni tidak lebih dari 20 juta. Dari ketiga BMT tersebut, BMT TUMANG dan ANDA mengakui agunan surat dasaran. Sedangkan BMT AL-ISHLAH tidak mengakui agunan tersebut. Hal ini karena menurut pimpinan BMT AL-ISHLAH surat dasaran itu kurang bisa menjamin. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa BMT yang memiliki aset sedikit dan sedang memiliki tingkat kehati-hatian yang lebih besar yakni BMT AL-ISHLAH dengan aset kurang lebih 3 milyar tidak mengakui agunan Surat Dasaran, sedangkan BMT ANDA yang berasetkan kurang lebih 17 milyar, hanya mengakui 60% dari nilai agunannya. Penyelesaian pembiayaan bermasalah di BMT TUMANG dan BMT AL-ISHLAH dilakukan secara kekeluargaan. Walaupun di BMT AL-ISHLAH secara kekeluargaan, tapi jika sudah keterlaluan baru mendapat denda. Sedangkan di BMT ANDA dilakukan secara kekeluargaan dan ada denda sebesar 1 % per hari dari besaran angsurannya per bulan. Dimana dana denda tersebut dimasukkan ke
76
dalam dana tabarru’. Secara umum, bila sudah benar-benar keterlaluan maka barang jaminan akan disita oleh pihak BMT. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga BMT tersebut baik yang memiliki aset kecil maupun besar mengedepankan prinsip kekeluargaan dalam penanganan pembiayaan bermasalah. Walaupun demikian di BMT ANDA memberikan denda kepada nasabah yang telat dalam melakukan pembayaran. Sebaliknya bila nasabah tepat waktu dalam melakukan pebayaran akan mendapat reward berupa kupon undian hadiah yang akan diundi 6 bulan sekali.
77
2. Dampak Prosedur Pembiayaan terhadap Kepuasan Nasabah di BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISHLAH Nasabah pembiayaan di BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT ALISHLAH beraneka ragam macamnya. Mulai dari perorangan maupun badan usaha. Kemudian Nasabah tersebut pada dasarnya dapat dikelompokan dengan dua kategori. Yaitu nasabah yang pernah melakukan pembiayaan dan yang belum pernah melakukan pembiayaan. Nasabah
yang pernah
melakukan pembiayaan, biasanya lebih memahami atau mengerti terlebih dahulu konsekuensi apa aja yang akan diterima ketika akan mengajukan pembiayaan. Dengan konsekuensi tersebut
merekapun biasanya juga
merhargai kebijakan yang ada pada BMT yang akan diajukan pembiayaan. Sedangkan nasabah yang belum pernah melakukan pembiayaan, sebagian nasabah ada yang memang mau mengikuti apapun kebijakan dari pihak BMT, namun juga terkadang ada yang enggan mengikuti kebijakan yang di tentukan pihak BMT. Hal itu dikarenakan ada juga nasabah yang malu, ketika diketahui orang lain kalau sedang atau akan melakukan pembiayaan, yang familiar dengan sebutan “punya utang” dalam masyarakat.
Tabel 4.2 Kepuasan Nasabah Pembiayaan di BMT TUMANG, BMT ANDA, dan BMT AL ISHLAH No
Kategori
1 2
Sangat tidak puas Tidak puas
3
Ragu-ragu
Jumlah Nasabah -
Keterangan
2
Nasabah mengungkapkan tidak akan melakukan pembiayaan lagi di BMT karena nisbah bagi hasil yang tinggi namun prosedur namun prosedurnya cepat. Nasabah mengungkapkan cepatnya proses
6
-
78
4
Puas
16
5
Sangat puas
6
pembiayaan, namun menyayangkan nisbah bagi hasil yang tinggi. Nasabah mengungkapkan sudah puas karena faktor kekeluargaan, proses yang cepat dan kemudahan. Namun tidak pasti akan melakukan pembiayaan di BMT lagi. Nasabah mengungkapkan akan tetap melakukan pembiayaan lagi di BMT. Hal itu dikarenakan personal perform marketing yang baik.
Dengan demikian dalam prosedur pembiayaan terdapat beberapa yang berdampak terhadap kepuasan nasabah, yakni diantara lain: a) Dampak Prosedur Pengajuan Pembiayaan sampai dengan Pencairan Dana Persyaratan pengajuan pembiayaan di BMT TUMANG menurut Fauzan dan Saepul sebagai karyawan di BMT tersebut mengungkapkan bahwa persyaratan pengajuan pembiayaan BMT TUMANG seperti halnya perbankan yang lain. Kemudian manajer BMT TUMANG Salatiga Sulistiyo, S.Hi (21/1/2015) juga menambahkan kalau untuk persyaratan dalam
pembiayaan hampir semua
perbankan sama
administrasinya yang dibutuhkan. Begitu juga dengan 10 nasabah yang kami wawancarai merasakan kemudahan dalam persyaratan pembiayaan di BMT TUMANG, bahkan 4 diantaranya mengungkapkan biaya administrasinya yang murah. Biaya administrasi di BMT TUMANG dikenakan Rp. 20.000,- ditambah dengan dana tabarru’ sebesar 2,5% dari pencairan dana pembiayaan yang disetujui. Kemudian menurut Supardi salah seorang pengurus BMT ANDA (31/1/2015) menyatakan bahwa persyaratan pengajuan pembiayaannya sudah standar dengan lembaga keuangan/perbankan yang lain. Bahkan
79
menurut Bambang seorang karyawan di BMT ANDA mengungkapkan bahwa, bagi nasabah yang memang sudah paham tentang perbankan atau setidaknya pernah melakukan pembiayaan diperbankan, maka akan maklum terhadap prosedur yang ada di BMT ANDA. Adapun administrasi dalam pembiayaan di BMT ANDA ini hanya 2,25 % dari pencairan dana. Begitu juga dengan 9 nasabah dari 10 nasabah, merasakan sederhana atau biasa dalam persyaratan pembiayaan di BMT ANDA. Meskipun menurut salah seorang nasabah yakni Siti Fatonah yang masih merasakan kerumitan dalam memenuhi syarat pengajuan pembiayaan, karena beliau memandang ada koperasi tertentu yang ternyata lebih mudah dari yang beliau rasakan di BMT ini. Menurut Rusdiana, S.Ag. (21-1-2015) yakni manajer di BMT ALISHLAH dan dua karyawan yang sebagai marketingnya, menyatakan bahwa persyaratan pengajuan pembiayaan sama juga dengan persyaratan pada
umumnya.
Dari
10
nasabah
yang
peneliti
wawancara,
mengungkapkan bahwa untuk persyaratan pengajuan pembiayaan di BMT AL-ISHLAH cukup sederhana atau juga biasa dengan yang lainnya. Bahkan salah seorang nasabah, yang sudah lama dan sering melakukan transaksi di BMT ini yakni Rutiyah (20-1-2015), jika mau melakukan pembiayaan hanya tinggal bilang butuh berapa dan kapannya bisa langsung disetujui. Karena kecenderungan calon nasabah maupun yang
sudah
menjadi
nasabah
pembiayaan
tersebut,
nominal
80
pembiayaannya kecil (tidak lebih dari 20 juta) dan sudah dipahami karakter oleh pihak BMT, tambah manajer BMT AL-ISHLAH. Selanjutnya, lama waktu pengajuan sampai disurvei di BMT TUMANG. Pihak BMT mengungkapkan itu tergantung dari banyak sedikitnya pembiayaan yang terjadi (minimal 1 hari dan maksimal 1 minggu). Sedangkan dari pihak nasabah mengakui rata-rata 1-3 hari. Bagi nasabah lama tidak disurvei lagi ketika mengajukan pembiayaan. Sedangkan lama waktu pengajuan sampai pencairan dana yaitu 1-10 hari tergantung pada hasil survei. Dari 10 nasabah yang diwawancarai juga mengakui rata-rata 1-7 hari (dengan catatan yang 1 hari sudah dicairkan itu adalah nasabah lama dan yang mengambilnya tidak terlalu banyak nilai nominalnya). Rata-rata untuk nasabah baru 2-4 hari. Menurut pihak BMT ANDA, waktu pengajuan sampai disurvei di BMT ANDA tergantung pada kelengkapan dokumen pengajuan pembiayaan dan bisa tidaknya petugas mensurveinya. Perkiraan lamanaya minimal 1 hari dan maksimal 1 minggu. Sedangkan dari pihak nasabah mengakui rata-rata 1-3 hari. Namun demikian, bagi nasabah lama ketika mengajukan pembiayaan yang lebih besar nominalnya daripada pengajuan awal akan tetap disurvei. Tapi menurut Siti Fatonah mengatakan bahwa pengajuan pembiayaan di bawah 5 juta tidak disurvei. Lama waktu pengajuan sampai pencairan dana yaitu ketika berkas lengkap dan layak diberi maksimal 3 hari. Namun ketika ada beberapa persyaratan yang kurang maka maksimal 1 minggu. Secara umum
81
nasabah yang mengajukan pembiayaan 1 hari sampai 1 minggu. Dengan catatan yang 1 minggu itu karena tempat yang disurvei jauh dan yang 1 hari adalah nasabah lama. Menurut Siti Fatonah bagi nasabah yang mengajukan pembiayaan lebih dari 5 juta, lama waktu pencairan dan pembiayaan bisa sampai 1 bulan. Selanjutnya di BMT AL ISLAH. Di BMT ini lama waktu pengajuan pembiayaan sampai disurvei menurut pihak BMT tergantung dari banyak sedikitnya pembiayaan yang terjadi. Yakni rata-rata satu hari hingga tujuh hari bisa disurvei. Sedangkan dari sepuluh nasabah mengakui rata-rata 1 sampai 3 hari langsung bisa disurvei. Lama waktu pengajuan pembiayaan sampai pencairan dana, dari pihak BMT mengungkapkan rata-rata 2 sampai 3 hari, tergantung pada hasil survei dan juga besaran nominal pengajuannya. Kemudian sepuluh nasabah rata-rata mengalami hingga satu sampai empat hari. Terkhusus untuk nasabah lama bisa langsung diberikan butuhnya kapan. Pengakuan nilai agunan atau jaminan di BMT TUMANG dari pihak BMT diakui 70%-75%. Namun demikian kecenderungan nasabah daerah pegunungan atau pinggiran kota, yakni Tengaran dan Getasan yang sudah melakukan pembiayaan itu hanya mengambil tidak lebih dari 50% nilai agunannya karena sebagian dari mereka kebutuhannya memang tidak besar. Pengakuan nilai agunan di BMT ANDA, dari pihak BMT baik pengurus maupun karyawan dan juga 9 nasabah mengakui 60%. Namun demikian, menurut Siti Fatonah yang mengakui
82
persyaratannya rumit tadi, mengungkapkan kalau pengakuan nilai jaminannya 70-80%. Meskipun di BMT ANDA terdapat juga fenomena yang sama dengan yang ada di BMT TUMANG, yakni hanya mengambil tidak lebih dari 50% nilai agunan. Pengakuan nilai agunan di BMT AL ISLAH, pihak BMT diakui 75% uuntuk dapat dicairkanya pembiayaan. Namun demikian seperti yang disampaikan manajer diatas bahwa kecenderungan calon nasabah maupun yang sudah menjadi nasabah pembiayaan tersebut, nominal pembiayaannya kecil (tidak lebih dari 20 juta). sehingga banyak nasabah yang mengambil tidak lebih 50% dari nilai agunan. Dari keterangan tersebut terdapat kesamaan yang mendasar yakni untuk syarat pengajuan pembiayaan dan juga prosedurnya di BMT yang berasetkan 50 milyaran yakni BMT TUMANG, kemudian BMT ANDA yang berasetkan 17 milyaran dan BMT AL ISLAH yang hanya asetnya 3 milyaran. Secara administrasi nasabah tidak begitu mempermasalahkan dalam persyaratan maupun biaya yang timbul dari akad pembiayaan tersebut dan juga prosedur sampai dengan pencairan dana. Baik dari sudut pandang nasabah yang sudah pernah melakukan pembiayaan dan yang belum pernah melakukan pembiayaan. Walaupun sebenarnya admistrasi yang lebih mendekati syar’i adalah BMT TUMANG. Hal itu, karena dalam biaya administrasi yakni hanya 20.000 sama halnya dengan yang lain. Sedangkan biaya yang selebihnya yakni 2,5 % dari pencairan dana pembiayaan adalah dana tabaru’. Namun demikian prakteknya
83
nasabah wajib membayarnya, yang seharusnya sukarela dari nasabah. Kemudian di BMT ANDA menentukan untuk biaya adminitrasi sebesar 2,25% dan BMT AL ISLAH juga menerapkan besaran biaya administrasi sebesar 2,5% dari pencairan dana pembiayaan. b) Dampak Prosedur Bagi Hasil Prosedur Bagi Hasil terjadi apabila pembiayaan telah disetujui oleh pihak yang berwenang, maka selanjutnya BMT melakukan akad/kontrak perjanjian mulai dari nominal pembiayaan, bagi hasil, angsuran, dan juga jangka waktu angsuran dengan pihak nasabah yang juga disertai pengikatan jaminan kemudian pencairan dana. Menurut Sulistiyowati (22-1-2015) nasabah pembiayaan di BMT TUMANG mengungkapkan menyayangkan bagi hasilnya masih tinggi yakni 1,7%. Begitu pun Nur Hayati (20-1-2015) salah seorang nasabah BMT AL ISHLAH yang menyayangkan bagi hasil yang tinggi di banding dengan koperasi desa. Menurut Harmuzi dan Imam Mas Arum nasabah terkait bagi hasil meyayangkan di BMT ANDA yang masih tinggi. Menurut mereka di Perbankan Syariah seharusnya bagi hasilnya harus lebih murah. Kemudian yang namanya bagi hasil yakni membagi hasilnya ketika mengalami keuntungan. Akan tetapi pihak BMT tidak mau tahu ketika nasabah mengalami kolaps/kerugian. Yang pada konsekuensinya harus tetap bayar pokok, ditambah dengan denda dan juga bagi hasilnya.
84
Lain halnya dengan nasabah yang sudah lama dalam pembiayaan di BMT ini, juga menyayangkan bagi hasil tidak ada perbedaan dengan nasabah baru. Padahal mereka menjadi nasabah BMT ANDA sejak BMT ANDA masih belum punya kantor sendiri. Sekarang perkembangan sudah punya kantor sendiri bahkan memiliki cabang hingga 5 dan beberapa kantor kas. Dengan perkembangan yang pesat tersebut, nasabah yang lama mengharapkan ada perbedaan juga tingkat bagi hasilnya dengan yang nasabah baru. Dengan demikian dampak prosedur bagi hasil terhadap kepuasan nasabah ialah bagi hasil yang tinggi mengurangi tingkat kepuasan, sistem bagi hasil yang tanpa memperhatikan keadaan ekonomi nasabah saat telat pembayaran angsuran. Dan pemberian bagi hasil khusus atau fasilitas berbeda bagi nasabah lama juga berdampak kepuasan nasabah. c) Dampak Prosedur Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Tindakan BMT TUMANG ketika nasabah tidak memenuhi kewajibannya atau terjadi pembiayaan bermasalah yaitu kategori nasabah kurang lancar dan macet yakni dengan kekeluargaan jika lebih dari 1 bulan dilaksanakan pelelangan dan dari pihak nasabah pun juga menyatakan kekeluargaan. Bahkan tidak jarang bagi nasabah yang macet, terlebih dahulu menghubungi marketingnya kalau akan membayar tanggungan dalam waktu tertentu dan marketing atau BMT pun menyadari akan hal itu. Orang yang melakukan seperti itu rata-rata orang daerah pegunungan yang jarang atau belum pernah melakukan
85
pembiayaan, yang pada dasarnya takut dengan hutang-piutang. Mereka yang seperti itu berpandangan bahwa dia sudah dibantu yakni dipinjami uang maka ia akan berterima kasih dengan cara membayar tagihan tepat waktu. Tindakan
BMT
ANDA
ketika
nasabah
tidak
memenuhi
kewajibannya yaitu kategori nasabah kurang lancar dan macet menurut Supardi yang sebagai pengurus BMT yakni dengan denda. Jika keterlambatan
pemenuhan
kewajiban
1-2
bulan,
maka
cukup
diperingatkan via sms dan juga pendekatan marketing dan dikenakan denda juga. Namun jika kategori macet yakni 3 bulan lebih maka diberi surat peringatan jarang menyita barang jaminan kecuali dari pihak nasabah sendiri yang memintanya. Kemudian yang dialami 9 nasabah di BMT ANDA ketika sedang mengalami kurang lancar dalam pemenuhan kewajiban pembiayaan ialah selain mengenakan sanksi denda. Kemudian disms terlebih dahulu yang diikuti dengan didatangi marketingnya melakukan pendekatan. Namun jika sampai 2 bulan keterlambatan pemenuhan kewajiban pembiayaan, maka diberi surat peringatan. Selain yang demikian, Siti Fatonah yang juga nasabah BMT ANDA menyayangkan ketika sedang mengalami keterlambatan dalam pemenuhan kewajibannya, yakni ketika melakukan telat hanya beberapa hari. Pihak BMT langsung memberikan surat peringatan, yang sebenarnya dia juga sadar akan keterlambatanya dan ingin diperingatkaan
86
melalui sms terlebih dahulu. Dan yang membuat dia tersinggung karena cuma pinjam 2 juta, suami dan anaknya juga mengetahui kalau ia hutang di BMT. Tindakan BMT AL ISHLAH ketika nasabah tidak memenuhi kewajibannya, yaitu kategori nasabah kurang lancar dan macet ialah dengan pendekatan kekeluargaan. Yaitu dengan cara marketingnya mendatangi ke rumahnya, kemudian disms apabila belum juga membayarkan tanggunggannya. Selanjutnya yang terakhir diberi surat peringatan dan denda karena sudah keterlaluan. Dari itu ada dua kecenderungan nasabah dalam melakukan pembiayaan. Yakni nasabah yang takut dalam hutang-piutang dan berani atau sudah biasa dalam melakukan hutang-piutang. Nasabah yang cenderung takut dalam melakukan pembiayaan akan cenderung tepat waktu dalam melakukan pembayaran angsuran.
Sedangkan nasabah
yang berani atau sudah biasa melakukan utang piutang, akan cenderung berani telat dalam melakukan pembayaran angsuran. Namun demikian, nasabah yang takut dalam hutang-piutang dan berani atau sudah biasa dalam hutang-piutang merasakan kenyamanan dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan cara kekeluargaan. d) Dampak Personal Perform dalam Marketing Dampak Personal perform dalam marketing terhadap kepuasan nasabah disini juga sangat berpengaruh pada nasabah. Terutama di BMT TUMANG yang secara prosedur marketing dalam pembiayaan ialah
87
khusus marketing pembiayaan. Beda halnya dengan BMT ANDA dan BMT AL ISHLAH yang mana marketing melayani kedua produk sekaligus. Hal yang terjadi di BMT ANDA, nasabah yang hanya akan melakukan pembiayaan dengan marketing tertentu. Jika diganti marketingnya maka akan pindah lembaga keuangan yang lain. Yakni Sarijah (19-1-2015) yang sudah merasa nyaman dengan marketingnya saat ini. Karena kalau diganti dengan marketing yag baru, marketingnya belum kenal dan belum percaya dengan dia. Maka nanti ketika mengajukan pembiayaan harus disurvei dengan lebih sulit. Begitu juga dengan Rukini (20-1-2015) nasabah pembiayaan di BMT AL ISHLAH mengungkapakan merasa puas karena marketingnya sudah kenal dan saling memahami. Dari paparan diatas dapat dimpulkan bahwa selain prosedur dalam pembiayaan terdapak juga personal perform yang baik dapat berdampak terhadap kepuasan nasabah meningkat.
Oleh karenanya pada masa
mendatang perlu adanya pembinaan yang intensif terhadap marketing terutama dalam bidang pembiayaan.
88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Prosedur pembiayaan secara umum di BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISHLAH. a. Nasabah ke-BMT mengajukan permohonan pembiayaan b. Nasabah melengkapi dan menyerahkan semua
administrasi yang
dibutuhkan. c. Apabila telah lengkap adminisrasinya, pihak BMT melakukan analisis secara administratif dan dilanjutkan survei lapangan. d. Setelah administratif dan survei, kemudian dirapatkan oleh staf pembiayaan. e. Apabila hasil rapat dari staf pembiayaan disetujui, maka BMT melakukan akad/kontrak perjanjian dengan pihak nasabah yang juga disertai pengikatan jaminan kemudian pencairan dana. f. Ketika akad telah ditandatangani, maka kewajiban membayar angsuran nasabah dimulai. g. Kemudian
penyelesaian
pembiayaan
pembiayaan bermasalah.
88
bermasalah,
apabila
terjadi
89
2. Pengaruh prosedur dan kepuasan nasabah di BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISLAH a. Dampak Prosedur Pengajuan Pembiayaan sampai dengan Pencairan Dana terhadap kepuasan nasabah. Secara administrasi nasabah tidak begitu mempermasalahkan dalam persyaratan maupun biaya yang timbul dari akad pembiayaan tersebut. Baik dari sudut pandang nasabah yang sudah pernah melakukan pembiayaan dan yang belum pernah melakukan pembiayaan. b. Prosedur Bagi Hasil ketika bagi hasilnya tinggi maka berdampak pada tingkat kepuasan menurun. Kemudian praktik bagi hasil yang tidak mau meperhatikan kondisi ekonomi nasabah ketika pembiayaan bermasalah jugajuga berdampak disayangkannya hal itu. Begitu juga dengan pemberian bagi hasil yang sama antara nasabah lama dan nasabah baru berdampak kurangnya antusias nasabah lama. c. Prosedur Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah dengan kekeluargaan berdampak pada kepuasan nasabah yang baik. d. Personal Perform dalam Marketing yang baik terhadap nasabah akan berdampak baik dengan kepuasan nasabah, yakni akan tetap melakukan pembiayaan dengan marketing tersebut.
B. Saran Dari deskripsi kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis mencoba untuk memberikan saran sebagai berikut:
90
1. Meskipun para nasabah dalam biaya administrasi selain 20.000, tidak begitu mempermasalahkannya, namun seyogyanya di BMT TUMANG, BMT ANDA dan BMT AL ISLAH, tidak memprosentasekan biaya atau untuk dana tabarru’ pun seharusnya tidak diwajibkan. Karena nasabah sangat membutuhkan uang tersebut. 2. Dalam prosedur bagi hasil bisa dikurangi nilai bagi hasilnya atau ditingkatkan dalam pelayanaanya. Untuk nasabah yang sudah lama seeharusnya mendapatkan fasilitas yang berbeda dengan nasabah baru terutama dalam bagi hasilnya. 3. Dan dalam prosedur penyelesaian masalaah, meskipun sudah dengan cara kekeluargan untuk nasabah yang sedang mengalami kerugian bisa diberi keringanan
pembayaran
bagi
hasilnya
atau
perpanjangan
waktu
pembayaranya. 4. Dan marketing yang sudah mendapatkan kepercayaan yang baik dari nasabah maupun pihak BMT, bisa memberikan trik-trik pada marketing yang lain dalam hal pendekatan dengan nasabah.
91
DAFTAR PUSTAKA
Al-arif, Rianto, dan M. Nur. 2010. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta. Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syari’ah dari Teori dan Praktik. Jakarta: Gema Insani. Ardhana . 2011. “Analisis Perbandingan Prinsip Dan Prosedur Pemberian Kredit Antara Bank Konvensional Daan Bank Syariah (Studi Kasus Pada PT. Bank BNI MAKASSAR”. http://repository.unhas.ac.id akses: 8-12-14. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud. 2011. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud. http://eprints.stainsalatiga.ac.id/798/1/ANALISIS%20PEMBIAYAAN%20MUSY ARAKAH-STAIN%20SALATIGA.pdf.akses: 6-1-2015. Kasmir. 2001. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Kotler.
1997.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/kepuasan-nasabah-
pengertian-jenis-dan.html akses: 10-12-2014. Kurniati. 2012. “Analisis Terhadap Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Bermasalah Pada Bank Bni Syariah Cabang Semarang Tahun 2010-2011)”. http://eprints.walisongo.ac.id akses: 10-12-2014.
92
Masitoh. 2010. “Analisa Komparatif Terhadap Prosedur Pengajuan Pembiayaan UKM
Pada
BMT
Tamzis
Dan
Bank
Syariah
Mandiri”.
http://repository.uinjkt.ac.id/.pdf akses: 8-12-2014. Muhammad. 2000. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta: UII press Yogyakarta (Anggota IKAPI). Raihanatin. 2010. “Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah Di BMT INSANI Di Desa Pringapus Kabupaten Semarang”.http://digilib.uinsuka.ac.id/.pdf akses: 8-12-2014. Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press Yogyakarta. Senoaji, Aryo. 2008. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Nasabah (Studi Kasus Pada PT. Bank Mandiri (Persero) di kota Semarang”, http://eprints.undip.ac.id/1744/.pdf akses: 8-12-2014. Sugiyono. 2010. Metodologi penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wikipedia.
2012.
“Pengertian
Prosedur
Menurut
Para
Ahli”,
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Prosedur akses : 3-9-2014.
dalam