ISSN 2579-9258
Journal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 1, No. 1, Mei 2017. 135-149
ANALISIS PROBLEMATIKA PERKULIAHAN ANALISIS REAL Molli Wahyuni Dosen Tidak Tetap pada Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Mahasiswa S3 Program Studi Ilmu Pendidikan Orientasi Matematika dan IPA (MIPA) Universitas Negeri Padang
[email protected] ABSTRAK Artikel ini disusun bertujuan untuk menyajikan berbagai permasalahan yang terjadi pada perkuliahan analisis real pada umumnya yang dialami oleh mahasiswa program sarjana matematika dan sarjana pendidikan matematika. Mata kuliah Analisis Real bertujuan untuk mendidik peserta kuliah agar: a) memiliki pengetahuan dasar analisis matematika, khususnya tentang bilangan, barisan, fungsi, limit, dan turunan, b) mampu bernalar secara logis dan mengekspresikan hasil pernalarannya secara tertulis, sistematis dan rigorous. Analisis real merupakan salah satu mata kuliah yang sering dianggap oleh mahasiswa yang kuliah pada program studi matematika dan pendidikan matematika. Pada makalah ini, penulis memaparkan berbagai alternatif solusi yang disarankan dapat dilakukan untuk membantu mahasiswa dalam menghadapi perkuliahan analisis real. Upaya perbaikan kualitas juga dapat dilakukan oleh dosen diantaranya dengan melakukan sejumlah intervensi, menerapkan Lesson Study, menerapkan pendekatan RME, pengembangan buku teks analisis real. Kata Kunci : Analisis Real, Lesson Study, RME ABSTRACT This article was compiled aims to present a wide range of problems that occur in the course of real analysis is generally experienced by undergraduate students in mathematics and mathematics education scholars. Real Analysis courses aimed at educating participants courses in order to: a) have a basic knowledge of mathematical analysis, especially about numbers, sequences, functions, limits, and derivatives, b) is able to reason logically and express the results in writing them reason, systematic and rigorous. Analysis estate is one of the subjects that are often considered by students who study on courses of mathematics and mathematics education. In this paper, the authors describe the various alternatives suggested solutions can be done to help students in the face of real analysis lectures. Quality improvement efforts can also be conducted by lecturers include making a number of interventions, applying Lesson Study, apply the RME approach, textbook development real analysis. Keywords : Real analysis, LessonStudy, Realistik Mathematic Education (RME)
Corresponding author: Address : Bankinang, Kabupaten Kampar, Riau Email :
[email protected]
ISSN 2579-9258
136
Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, No. 1, Mei 2017, hal. 135-149
matematik,
Pendahuluan Proses pembelajaran matematika di perguruan
tinggi
membutuhkan
dan
menggunakan
(4)
memilih
dan
bermacam-macam
jenis
penalaran dan metode pembuktian.
kemampuan kognitif tingkat tinggi, seperti
Dalam
matematika,
pembuktian
kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi,
adalah serangkaian argumen logis yang
tidak hanya sekedar ingatan pengetahuan
menjelaskan kebenaran suatu pernyataan.
faktual ataupun aplikasi sederhana dari
Pembuktian adalah penerapan sejumlah
berbagai formula atau prinsip. Mahasiswa
berhingga langkah-langkah logis dari apa
diharapkan mampu untuk bernalar dengan
yang diketahui (aksioma, prinsip-prinsip
baik
atau
dan
mengekspresikan
hasil
hasil
yang
telah
dibuktikan
pernalarannya secara tertulis, sistematis
sebelumnya) dan menerapkan prinsip-
dan ketat (Rigorous). Kemampuan ini
prinsip
dapat
argumen
diperoleh
melalui
kegiatan
pembuktian.
logika,
untuk
deduktif
yang
menciptakan valid
guna
mencapai suatu kesimpulan menggunakan
Mengingat pentingnya kemampuan pembuktian
dalam
Argumen-argumen ini dapat berasal dari
pembelajaran matematika maka National
premis pernyataan itu sendiri, teorema-
Council of Teachers of Mathematics
teorema lainnya, definisi, dan dapat juga
(NCTM) (2000) telah menekankan adanya
berasal
pembuktian dalam matematika sekolah,
matematika
yang juga mencerminkan pergeseran ke
dimaksud logis di sini, adalah semua
arah pemecahan masalah dan berpikir
langkah
kritis. Tapi untuk mengkonstruksi bukti
dijustifikasi oleh langkah sebelumnya.
yang
lebih
matematik
aturan inferensi yang dapat diterima.
tersebut
pada
setiap
dimana
sistem
berasal.
Yang
argumen
harus
Pembuktian memegang peranan
tinggi.
yang sangat penting dalam matematika
Kurikulum matematika harus mencakup
karena pembuktian merupakan bagian
banyak dan beragam pengalaman yang
yang
memperkuat dan memperluas keterampilan
matematika
dan
bagian
penalaran logis siswa sehingga semua
terpisahkan
dari
matematika.
siswa dapat: (1) mengenal penalaran dan
merupakan bagian yang esensial dalam
pembuktian
melakukan
di
diberikan
postulat
pada
perkuliahan
rumit
dari
perguruan
sebagai
aspek-aspek
mutlak
dan
doing,
mendasar
dalam
yang
tidak Karena
komunikasi,
dan
fundamental matematika, (2) membuat
recording matematika. Peran pembuktian
konjektur dan memeriksa kebenaran dari
yaitu: 1) untuk memverifikasi bahwa suatu
konjektur itu, (3) mengembangkan dan
pernyataan itu benar, 2) untuk menjelaskan
mengevaluasi argumen dan pembuktian
mengapa suatu pernyataan itu benar, 3)
137 Analisis Problematika Perkuliahan Analisis Real, Molli Wahyuni
untuk mengkomunikasikan pengetahuan
agar: a) memiliki pengetahuan dasar
matematika, 4) untuk menemukan atau
analisis matematika, khususnya tentang
menciptakan matematika baru, atau 5)
bilangan,
mensistematiskan
turunan, b) mampu bernalar secara logis
pernyataan
menjadi
sistem aksiomatis.
barisan,
fungsi,
limit,
dan
dan mengekspresikan hasil pernalarannya
Untuk itu mahasiswa matematika
secara tertulis, sistematis dan rigorous.
harus memiliki kemampuan melakukan
Melalui
pembuktian
mahasiswa berlatih untuk memverifikasi
matematik.
pembuktian
matematik
Dalam
terdapat
dua
bahwa
perkuliahan suatu
Analisis
pernyataan
itu
Real, benar,
kemampuan yaitu kemampuan membaca
menjelaskan mengapa suatu pernyataan itu
bukti dan mengkonstruksi bukti. Maka
benar, mengkomunikasikan pengetahuan
berargumentasi secara
matematika, dan menuliskannya dalam
matematik dan
melakukan pembuktian haruslah menjadi
bahasa
bagian yang esensial bagi mahasiswa yang
Kemampuan tersebut dapat ditingkatkan
belajar matematika. Karena itu pengkajian
melalui kegiatan pembuktian. Kegiatan
tentang
pembelajaran
pembuktian banyak dilakukan dalam mata
pembuktian adalah komponen kunci dalam
kuliah Analisis Real yang sarat dengan
peningkatan
definisi,
pengajaran
dan
pembelajaran
matematika
yang
logis
lemma,
dan
dan
sistematis.
teorema.
Agar
secara menyeluruh. Ada beberapa alasan
mahasiswa dapat memahami Analisis Real
mengapa
pengajaran
dengan baik maka mahasiswa dituntut
pembuktian yaitu: 1) bukti adalah bagian
untuk dapat memahami setiap lemma dan
yang yang integral dalam matematika, 2)
teorema yang dipelajari. Salah satu syarat
untuk verifikasi dan penemuan fakta, 3)
agar
untuk pengembangan kemampuan berpikir
mahasiswa harus mempunyai kemampuan
logis dan kritis siswa, dan 4) mempercepat
dalam membuktikan lemma dan teorema
dan meningkatkan pemahaman matematik
yang dipelajari dan beberapa permasalahan
siswa.
yang terkait dengan penerapan definisi,
perlu
Salah
satu
diberikan
mata
kuliah
hal
tersebut
tercapai
adalah
yang
lemma, dan teorema. Dengan demikian,
mendukung hal tersebut adalah Analisis
peningkatan pemahaman mahasiswa dalam
Real. Mata kuliah Analisis Real diberikan
Analisis Real dapat dilakukan melalui
pada Program Studi Matematika dan
peningkatan
Pendidikan Matematika perguruan tinggi
dalam
di Indonesia. Mata kuliah Analisis Real
kenyataan
bertujuan untuk mendidik peserta kuliah
kemampuam
pembuktian. ditemui
mahasiswa
Namun bahwa
dalam banyak
138
Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, No. 1, Mei 2017, hal. 135-149
mahasiswa mengalami kesulitan dalam
2. Intuisi pemahaman terhadap suatu
pembuktian.
konsep yang dimiliki mahasiswa
Berdasarkan pengalaman mengajar
sedikit.
mata kuliah Analisis Real di Jurusan Pendidikan Pahlawan
Matematika Tuanku
3. Concept
Universitas
Tambusai
Riau,
tidak
4. Mahasiswa tidak dapat dan tidak berkeinginan
yaitu: 1) menilai kebenaran dari sebuah
sendiri.
pernyataan, 2) memahami informasi, 3)
5. Mahasiswa
menemukan ide, dan 4) menuliskan ide. (2017),
pembuktian
cukup.
mengalami kesulitan dalam beberapa hal
Muda
untuk
mengerjakan
ditemukan bahwa mahasiswa biasanya
Yuslenita
images
membuat tidak
contoh
mengetahui
bagaimana menggunakan definisi
salah
untuk
seorang dosen Universitas Islam Negeri
6. memperoleh struktur pembuktian
Suska Pekanbaru yang kini sedang kuliah
yang menyeluruh.
di University of Essex Colchester Inggris
7. Mahasiswa tidak dapat memahami
yang sedang mendalami tentang analisis
dan
menggunakan
real mengungkapkan bahwa analisis real
notasi
dirasakan sulit oleh mahasiswa karena
matematik.
terlalu abstrak, meskipun namanya real.
8. Mahasiswa
tidak
bahasa
dan
mengetahui
Mahasiswa sering tidak paham dari mana
bagaimana memulai pembuktian.
proses
Agar dapat membuat pembuktian
pembuktian
harus
dimulai.
Beberapa solusi yang pernah ia tempuh
matematik
dengan
untuk memperbaiki kualitas perkuliahan
dituntut
memiliki
dan membantu mahasiswa menyelesaikan
pengetahuan prasyarat, misalnya logika
permasalahan analisis real antara lain
matematika dan metode pembuktian dalam
membimbing mahasiswa menyelesaikan
matematika.
masalah step by step, memberikan ilustrasi
pengetahuan prasyarat tidak menjamin
dalam
bahwa mahasiswa dapat mengembangkan
bentuk
gambar,
memberikan
metode terbaik dan dosen juga bertanya
dan
kepada rekan sejawat.
Untuk
Kelemahan
dan
kesulitan
baik,
pengetahuan-
Dengan
mengkomunikasikan dapat
mahasiswa
dimilikinya
suatu
mengembangkan
mengkomunikasikan
dan
suatu
pembuktian
baik,
mahasiswa
mahasiswa dalam pembuktian matematika
matematika
antara lain:
dituntut untuk memiliki kreativitas, intuisi,
1. Mahasiswa tidak dapat menyatakan definisi dengan bahasanya sendiri.
dengan
bukti.
dan pengalaman. Memiliki intuisi berarti memiliki kemampuan untuk membuat
139 Analisis Problematika Perkuliahan Analisis Real, Molli Wahyuni
konjektur yang merupakan bagian yang
Di dalam proses pembelajaran
sangat penting dalam proses pembuktian
maupun perkuliahan terdapat beberapa
matematik.
faktor
Sedangkan
memiliki
yang
kreativitas berarti memiliki kemampuan
keberhasilan
untuk
mengajar.
menyatakan
berbagai
model
persoalan yang
dalam
menjadi
penghambat
dalam
proses
belajar
Kesulitan
dalam
belajar
operasional.
merupakan salah satu faktor penghambat
Kreativitas, intuisi, dan pengalaman dapat
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
dikembangkan dan disediakan melalui
telah ditetapkan. Faktor-faktor tersebut
pembelajaran.
dapat digolongkan menjadi dua golongan,
Beberapa
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa mahasiswa sangat sulit mengkonstruksi bukti sekalipun bukti sederhana atau rutin sekalipun. Hasilpenelitian tersebut
diantaranya adalah
pengantar pembuktian (Moore, 1994), analisis real (Bills and Tall, 1998) dan , aljabar abstrak (Weber 2001). Mahasiswa pada umumnya tidak menentukan apa yang dinyatakan dalam sebuah bukti (Resio and Godino: 2001) dan mahasiswa tidak dapat menentukan apakah suatu bukti
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto, 2010:54).
Kedua
faktor
tersebut
mempunyai arti yang sangat penting dalam rangka
membantu
seseorang
dalam
mencapai prestasi belajar yang sebaikbaiknya. Adapun faktor-faktor intern yang dimaksud terdiri dari (1) Faktor jasmaniah:
valid atau tidak. Berdasarkan latar belakang di atas,
faktor kesehatan dan cacat tubuh. (2)
maka dapat dirumuskan masalah sebagai
Faktor psikologis: intelegensi, perhatian,
berikut :
minat, bakat, motivasi, kematangan, dan
a. Mengapa mahasiswa kesulitan dalam mengkonstruksi
pembuktian
pada
upaya
faktor ekstern yang dimaksud terdiri dari (1) Faktor keluarga: cara orang tua
mata kuliah analisis real? b. Bagaimana
kesiapan. (3) Faktor kelelahan. Sedangkan
untuk
mendidik, relasi antaranggota keluarga,
meningkatkan kemampuan berfikir
suasana
mahasiswa
keluarga, pengertian orang tua, dan latar
dalam
Analisis Real?
mata
kuliah
rumah,
keadaan
ekonomi
belakang kebudayaan. (2) Faktor sekolah:
Kajian Teori
metode mengajar, kurikulum, relasi guru
1. Kesulitan Belajar
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
140
Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, No. 1, Mei 2017, hal. 135-149
disiplin sekolah, alat pelajaran waktu
miskonsepsi. Bahkan pemilihan strategi
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
pengajaran yang kurang tepat, misalnya
keadaan gedung, metode belajar, dan tugas
penggunaan analogi yang kurang tepat,
rumah. (3) Faktor masyarakat: kegiatan
dapat juga mengganggu proses berpikir
siswa dalam masyarakat, mass media,
siswa dan mendapat kesulitan dalam
teman bergaul, dan bentuk kehidupan
memahami konsep-konsep yang dipelajari.
masyarakat, (Slameto, 2010:54).
Miskonsepsi
mahasiswa
dideteksi dengan :
2. Miskonsepsi Miskonsepsi
memberi
tes
dipandang
diagnostik pada awal perkuliahan atau
sebagai suatu pengertian yang tidak akurat
pada setiap akhir pembahasan. Bentuknya
terhadap konsep, penggunaan konsep yang
dapat berupa tes obyektif pilihan ganda
salah, klasifi kasi contoh-contoh yang
atau bentuk lain seperti menggambarkan
salah, dan hubungan konsep-konsep yang
diagram fi sis atau vektoris, grafik, atau
tidak benar. Bentuk miskonsepsi dapat
penjelasan dengan kata-kata; b) memberi
berupa kesalahan konsep, hubungan yang
tugas-tugas terstruktur misalnya tugas
tidak benar antar konsep, dan gagasan
mandiri atau kelompok sebagai tugas akhir
intuitif
pengajaran atau tugas pekerjaan rumah ;c)
atau
dapat
a)
dapat
pandangan
yang
keliru
(Suparno, 2005) dalam Sastradi (2013).
memberi pertanyaan terbuka, pertanyaan
Miskonsepsi terbentuk secara alami
terbalik (reverse question) atau pertanyaan
dan tidak terelakkan dari bagian proses
yang kaya konteks (context-rich problem);
belajar. Miskonsepsi sering dibawa siswa
d)
dari tingkat sekolah dasar sampai ke
digunakan siswa atau mahasiswa dalam
perguruan tinggi. Konsep massa, gaya
menyelesaikan
berat, berat/beban, kelembaman massa dan
e)mengajukan
massa gravitasi juga merupakan konsep
terbuka secara lisan kepada siswa atau
yang
mahasiswa; f) mewawancarai misalnya
paling
sering
menimbulkan
mengoreksi
langkah-langkah soal-soal
yang essai;
pertanyaan-pertanyaan
miskonsepsi di dalam ilmu fi sika oleh
dengan menggunakan kartu pertanyaan.
para siswa, dari sekolah menengah hingga
3. Kemampuan Matematik
ke universitas (Gonen,
2008)
dalam
Sastradi (2013). Penyampaian
Sumarmo
dan
Hendriana
(2014:19), kemampuan matematik dapat informasi
yang
diklasifikasikan dalam lima kompetensi
kurang jelas dan kurang lengkap yang
utama
yaitu:
diterima oleh siswa dalam proses belajar
pemecahan
juga diduga sebagai penyebab terjadinya
matematik,
pemahaman
matematik,
masalah,
komunikasi
koneksi
matematik,
dan
141 Analisis Problematika Perkuliahan Analisis Real, Molli Wahyuni
penalaran matematik. Kemampuan yang
efisien
lebih
menyelesaikan masalah.
tinggi
diantaranya
adalah
kemampuan berfikir kritis matematik dan kemampuan berfikir kreatif matematik. a. Pemahaman Matematik Pemahaman
dan
tepat
dalam
d. Komunikasi Matematik Komponen
tujuan
pembelajaran
(NCTM, 1999): mengkomunikasikan matematik
gagasan
dengan
simbol,
tabel,
(mathematical understanding) dalam
diagram atau ekspresi matematika
hal ini berbeda dengan pemahaman
untuk memperjelas keadaan atau
yang
taksonomi
masalah
matematik
menghargai kegunaan matematika
memiliki tingkat kedalaman tutunan
dalam kehidupan, sikap rasa ingin
kognitif
Selain
tahu, perhatian dan minat dalam
teorema,
mempelajari matematika, serta sikap
terdapat
bloom.
pada
Pemahaman yang
mengetahui
berbeda. suatu
dan
memiliki
pemahaman matematis juga akan
ulet
memberikan
menyelesaikan masalah.
menguasai
kemampuan aspek-aspek
untuk dalam
membuktikan serta aplikasi dari teorema tersebut.
dan
penarikan
matematik
merupakan
suatu
proses
kebenarannya
memecahkan masalah tidak secara
probabilistik.
data
terbatas
sehingga
nilai bersifat
2) Penalaran deduktif. Merupakan penarikan
c. Koneksi Matematik
kesimpulan
berdasarkan pengamatan terhadap
masalah
cara lain terlebih dahulu.
dalam
1) Penalaran induktif. Merupakan
Pemecahan
langsung melainkan harus melalui
diri
e. Penalaran Matematik suatu
b. Pemecahan Masalah Matematik
percaya
sikap
kesimpulan
berdasarkan
aturan
yang
sehingga
nilai
Pentingnya memiliki kemampuan
disepakati
konseksi matematik (NCTM, 1989) :
kebenarannya bersifat mutlak.
memahami
konsep
matematika,
f. Berfikir Kritis Matematik
menjelaskna keterkaitan antarkonsep
Berfikir kritis merupakan berfikir
dan mengaplikasikan konsep atau
reflektif
algoritma
difokuskan
secara
luwes,
akurat,
yang
beralasan
penetapan
apa
dan yang
142
Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, No. 1, Mei 2017, hal. 135-149
dipercayai atau dilakukan. Indikator
b) Memberikan
banyak
cara
kemampuan berfikir kritis adalah:
atau saran untuk melakukan
1) Memfokuskan
berbagai hal
diri
pada
pertanyaan
c) Selalu memikirkan lebih dari
2) Menganalisis dan mengklarifikasi pertanyaan, jawaban dan argumen 3) mempertimbangkan sumber yang terpercaya dan
menganalisis
deduksi
a) Menghasilkan
gagasan,
atau
pertanyaan
yang variasi, dapat melihat masalah dari sudut pandang
5) Menginduksi dan menganalisis induksi
yang berbeda b) Mencari
6) Merumuskan
eksplanatori,
kesimpulan dan hipotesis
banyak
pertimbangan
yang
alternatif
atau arah yang berbeda-beda c) Mampu
bernilai
mengubah
pendekatan
cara
atau
cara
pemikiran
8) Menetapkan suatu aksi
3) Ciri-ciri Originality
9) Berinteraksi dengan orang lain. 10)
2) Ciri-ciri Flexibility jawaban
4) Mengamati
7) Menarik
satu hawaban
Jika dihubungkan dengan
a) Mampu
melahirkan
ungkapan baru yang unik
Taksonomi Bloom maka berfikir
b) Memikirkan cara yang tidak
kritis sebanding dengan analisis,
lazim untuk mengungkapkan
sintesis dan evaluasi dari suatu
diri
konsep.
c) Mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim
g. Berfikir Kreatif Matematik Ciri-ciri komponen berfikir kreatif yaitu :
dari
bagian-bagian
atau
unsur-unsur. 1) Ciri-ciri Fluency a) Mencetuskan banyak
4) Ciri-ciri Elaboration banyak
jawaban,
penyelesaian
ide,
banyak masalah,
banyak pertanyaan dengan lancar
a) Mampu
memperkaya
mengembangkan
dan suatu
gagasan atau produk b) Menambah atau memerinci detail-detail dari suatu objek,
143 Analisis Problematika Perkuliahan Analisis Real, Molli Wahyuni
gagasan, atau situasi hingga
Polya (Recio and Godino: 2002) mempelajari
menjadi lebih menarik.
penalaran
intuitif
dalam
Analisis dan Pemecahan Masalah
matematika. Beliau memandang penalaran
1. Problematika Perkuliahan Analisis
intuitif sebagai penalaran yang digunakan
Real
untuk Dalam
individu
kehidupan
secara
sehari-hari
normal
argumentasi
informal
institusional
bergantung
menggunakan yang
bersifat
konteks
dan
memformulasikan
dugaan
matematika dan menamakannya palusible reasoning. Garuti
(1998),
terdapat
kontinuitas dalam memproduksi dugaan dan mengkonstruksi bukti, oleh karena itu
suasana emosionalnya (Miller: 1991).
argumen
matematika
informal
dapar
Menurut Fernandes (Recio: 2002), ciri
mendasari level awal bukti matematika.
(a)
Faktor-faktor penyebab munculnya
diaplikasikan pada issu yang relevan oleh
kesulitan dalam memproduksi bukti valid
orang
dikalangan
utama
argumen yang
ini
membuat
adalah
:
argumen,
(b)
mahasiswa
telah
banyak
argumen ini dinamis tergantung konteks
diungkap melalui hasil-hasil penelitian.
dan situasi, (c) diaplikasikan pada tugas-
Yackel dan Cobb (1996) menyelebutkan
tugas terbuka, samar, dan tidak deduktif,
istilah
(d)
sehari-hari,
untukmenyatakan bagaimana pengaruh
bukan bahasa simbol dan formal, (e)
lingkungan seperti buku teks, komentar
digunakan
guru, dan umpan balik tugas-tugasnya
menggunakan
bahasa
dalam
semua
ranah
sociomathematical
pengetahuan, termasuk dalam matematika
menentukan
dan sains. Miller-Jones (1991), mahasiswa
mahasiswa termasuk tindakannya. Dreyfus
memiliki
membedakan
(1999) mengklaim bahwa “ apa yang
argumentasi intuitif yang mereka gunakan
sebuat dengan justifikasi matematika yang
dalam dalam kehidupan sehari-hari dari
diterima “ adalah suatu contoh dari
pemikiran deduktif
dikehendaki
sociomathematic norm. Seperti yang telah
dalam perkuliahan. Recio dan Godino
dikemukakan di atas, perbedaan karir
(2001) menyebutkan bahwa banyak teknik
akademik mahasiswa, perbedaan tipe dari
bukti yang salah justru digunakan dalam
justifikasi
domain non-matematik. Misalnya, menarik
menyebabkan kesulitan mahasiswa dalam
konklusi umum dengan menguji beberapa
membangun bukti. Tipe justifikasi mana
kasus khusus biasanya digunakan dalam
yang dibuthkan? Hal ini jarang dijelaskan
kesulitan
sains dan ilmu sosial.
yang
kepercayaan
norms
yang
matematika
dibutuhkan
dapat
144
Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, No. 1, Mei 2017, hal. 135-149
kepada mahasiswa. Terkadang mahasiswa
(Dubinsky,
menerima informasi yang berbeda.
mengilustrasikan bagaimana mengekaksi
Rendahnya perkembangan kognitif
makna
1988)
berhasil
pernyataan logika berkuantor
mahasiswa juga merupakan salah satu
kelihatan sangat sulit dan merupakan
penyebab kesulitan pemahaman konsep
proses kompleks. Penalaran mahasiswa
bukti. Piaget mengklaim bahwa anak tidak
tentang pernyataan multi quantified hanya
membedakan atau engkonstruksi argumen
melibatkan bagian predikat pernyataan dan
deduktif hingga mereka sampai pada
mengabaikan
tingkat
dikuantifikasi. (Pinto dan Tall: 1999).
operasi
formal
dalam
perkembangan kognitifnya. Weber (2001) meneliti
perkembangan
bagaimana
variabel
Faktor-faktor penyebab munculnya
kognitif
kesulitan memproduksi bukti yang valid di
mahasiswa dan menemukan hanya 22%
kalangan mahasiswa yang diungkap d atas
mahasiswa yang mencapai tingkat operasi
menunjukkan kemungkinan adanya faktor
formal dalam perkembangan kognitifnya.
internal yang dipengaruhi oleh faktor-
Hal serupa ditemukan oleh Tall (1991)
faktor : jenis buku teks, komentar dosen,
dalam observasinya bahwa menyebutkan
dan umpan balik dosen terhadap tugas-
bahwa banyak mahasiswa (setidaknya
tugas mahasiswa, kebiasaan penalaran
awal
dalam
tahun
pertama)
tidak
dapat
memahami bukti deduktif.
kehidupan
sosial
mahasiswa,
perkembangan kognitif mahasiswa dan,
Faktor lain yang menjadi kesulitan dalam memproduksi bukti adalah kesulitan
kesulitan pemehaman notasional. Dalam
pembelajaran
matematika
notasional. Pada kuliah tingkat lanjut,
khususnya pada pembelajaran matematika
banyak bukti menggunakan notasi formal.
lanjut yang berorientasi pembuktian, kita
Mahasiswa menemukan beberapa aspek
memerlukan
kesulitan dari
bagaimana
notasi
ini diantaranya
cara suatu
pandang bukti
tentang
yang
dapat
adalah: khususnya penggunaan multipel
diterima? kita membutuhkan pandangan
quantifier
tersebut,
yang
menyusahkan.
Selden
karena
mahasiswa
bukanlah
(1995) memintta 61 mahasiswa dari
seorang matematikawan, tetapi juga kita
pengantar perkuliahan untuk mengubah
mengupayakan mereka memiliki konsep
pernyataan informal ke dalam bahasa
yang benar tentang bukti matematika. Bagi
kalkulus predikatif. Beliau menemukan
mahasiswa bukti haruslah dapat membantu
bahwa mahasiswa yang sukses pada tugas
memahami mengapa sesuatu pernyataan
ini kurang dari 10% dalam waktu yang
itu benar.
telah
ditentukan.
Penelitian
lain
145 Analisis Problematika Perkuliahan Analisis Real, Molli Wahyuni
Setelah mengetahui permasalahan-
2. Alternatif Pemecahan Masalah
permasalahan yang dihadapi mahasiswa
Berdasarkan
dan
maka
dalam
dalam melakukan pembuktian matematis
pengkajian
pada mata kuliah analisis real, dapat
merumuskan intervensi guna mengatasi
dirumuskan
permasalahan
yang
terjadi,
peneliti
berpedoman
pada
teori
belajar
permasalahan yang dihadapi mahasiswa
behaviorisme
dan
dalam melakukan pembuktian matematis
diantaranya
pada mata kuliah analisis real. Perumusan
(reinforcement) dari B.F Skinner, teori
intervensi-intervensi tersebut didasarkan
pembiasaan (conditioning) dari Pavlov,
pada pengkajian yang dilakukan oleh
dan teori belajar interaksi sosial dari
peneliti
Vygotsky
perlu
intervensi-intervensi
diberikan
terhadap
guna
yang
mengatasi
permasalahan
yang
di
dugaan atas,
konstruktivisme,
teori
yang
penguatan
menekankan
pada
terjadi berdasarkan perspektif teori belajar
pemberian scaffolding. Adapun intervensi-
yang telah dirumuskan oleh para pakar
intervensi yang dapat dirumuskan dari
yang disesuaikan dengan karakteristik
hasil pengkajian yang telah dilakukan
kemampuan serta kebiasaan belajar dan
peneliti diantaranya yaitu dengan: 1)
berpikir mahasiswa.
memberikan penguatan (reinforcement)
Sejumlah
hasil
penelitian
terhadap penguasaan materi pra syarat, 2)
menunjukkan bahwa permasalahan yang
melakukan
terjadi
kemampuan
melalui kegiatan drill, practice, and
mahasiswa
exercise, dan 3) memberikan scaffolding
berkaitan
pembuktian disebabkan
dengan
matematis karena:
1)
lemahnya
berupa
pembiasaan
petunjuk
(conditioning)
pembuktian
secara
penguasaan materi pra syarat seperti
deduktif dengan menyertakan definisi atau
himpunan,
teorema untuk melakukan pembuktian
sistem
bilangan,
sifat-sifat
operasi biner, relasi dan fungsi, limit dan
matematis.
turunan fungsi; 2) kurangnya intensitas
Di samping itu, salah satu cara
latihan dalam pembuktian matematis; 3)
yang dapat ditempuh untuk memperbaiki
terlalu banyaknya definisi dan teorema
kualitas perkuliahan analisis real yaitu
yang harus dipelajari sehingga mahasiswa
melalui Lesson study (Darmadi, 2011).
kebingungan dalam menentukan definisi
Lesson
atau teorema mana yang harus digunakan
pembinaan
untuk membuktikan permasalahan yang
pengkajian
berikan.
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan
study
adalah
profesi
suatu
pendidik
pembelajaran
model melalui secara
146
Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, No. 1, Mei 2017, hal. 135-149
prinsip-prinsip kolegalitas yang saling
masuk kelas, karena akan mengganggu
belajar untuk membangun masyarakat
konsentrasi mahasiswa.
belajar. Pada kegiatan Lesson Study, kolegalitas
membicarakan
Pelaksanaan dan observasi (Do dan
praktik
See) meliputi seorang dosen model dan
pembelajaran, saling mengobservasi kelas
dosen lain sebagai observer. Observer
pembelajaran, membuat gagasan bersama
mengambil tempat sedemikian hingga
mengenai kelas, dan saling mendorong
dapat leluasa mengamati jalannya proses
satu sama
meningkatkan
pembelajaran tanpa mengganggu aktivitas
kualitas pembelajaran. Fungsi perencanaan
dan konsentrasi mahasiswa. Observer tidak
antara
diperkenankan melakukan intervensi pada
lain dalam
lain
penyusunan
pembelajaran
beserta
scenario
perangkat
panduan
observasinya
dipahami
sesama
yang
dosen,
dan dapat
pembelajaran, seperti menegur dosen dan membantu
atau
bertanya
kepada
pelatihan
mahasiswa. Fokus observasi ditekankan
pembelajaran dan langsung diterapkan di
pada aktivitas belajar mahasiswa, baik
kelas, pengimbasan pengetahuan secara
secara
kolaboratif dari pakar atau sesama dosen,
sesuai dengan pokok permasalahan yang
penerapan
penelitian
diambil. Pengamat melakukan pengamatan
pembelajaran yang telah dilakukan, dan
secara penuh sejak awal sampai akhir
penyusunan
pembelajaran. Selain mengamati siswa
suatu
hasil
awal
proposal
penelitian
individual
maupun
tindakan kelas jika diperlukan. Lesson
belajar,
Study
memperhatikan teknik pengelolaan kelas
bukan
suatu
metode/model
pengamat
kelompok,
perlu
pembelajaran, tetapi merupakan suatu
yang
model pembinaan profesi pendidik dengan
mengefektifkan
kebersamaan dan saling belajar di antara
pembelajaran,
para pendidik. Para dosen bekerjasama
pembelajaran, dan upaya dosen membuat
secara
mahasiswa kreatif. Dalam diskusi refleksi
kolaboratif
dalam
membuat
dilakukan
juga dosen,
teknik
pencapaian
tujuan
pemanfaatan
media
perencanaan (Plan) pembelajaran yang
mempunyai
tahapan:
meliputi brieffing singkat tentang rencana
penyaji/dosen
model
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh
pembelajaran yang telah dilakukan; 2)
dosen
lembar
tanggapan/usul/saran dari observer yang
observasi, RPS, LKM, atau perangkat lain
difokuskan pada aktivitas pembelajaran
yang diperlukan, dan memastikan agar
mahasiswa sebagai hasil observasi dan
pada waktu pengamatan nanti tidak keluar
bukan didasarkan pada opini/teori; 3)
model,
menyiapkan
1) tentang
refleksi strategi
tanggapan balik dari penyaji/dosen model;
147 Analisis Problematika Perkuliahan Analisis Real, Molli Wahyuni
dan 4) menarik kesimpulan dan saran
kehidupan sehari-hari. Upaya ini dilihat
untuk
dari
perbaikan/perencanaan
berbagai
situasi
dan
pembelajaran pada putaran berikutnya.
persoalan
Melalui kolegalitas pada kegiatan Lesson
dimaksudkan tidak mengacu pada realitas
Study
pada realitias tetapi pada sesuatu yang
diharapkan
permasalahan-
“realistik”.
persoalan-
Realistik
ini
permasalahan yang ada pada pembelajaran
dapat
analisis real dapat dibahas bersama dan
memberikan mengarahkan siswa membuat
kualitas perkuliahan analisis real jadi lebih
poster tentang konvergen yang diawali
baik.
dengan kondisi kehidupan sehari-hari. Somakim (2007)
memaparkan
dibayangkan. Misalnya, dengan
Adapun
menurut
pandangan
bahwa dalam meningkatkan kemampuan
konstruktivis
matematis siswa dalam
adalah memberikan kesempatan kepada
perkuliahan
pembelajaran
analisis real dapat juga dilaksanakan
siswa
dengan
pembelajaran
konsep matematika dengan kemampuan
Pembelajaran
sendiri melalui proses internalisasi. Guru
penerapan
matematika
realistik.
matematika belajar
realistik
mengajar
merupakan
Teori
matematika
realistik
diperkenalkan
dan
mengkonstruksi
konsep-
teori
dalam hal ini berperan sebagai fasilitator.
pendidikan
Dalam pembelajaran matematika guru
pembelajaran
memang harus memberikan kesempatan
dalam
matematika.
untuk
matematika
pertama
dikembangkan
kali di
kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep
matematika
dengan
Belanda pada tahun 1970 oleh Institut
kemampuan siswa sendiri dan guru terus
Freudenthal.
berpendapat
memantau atau mengarahkan siswa dalam
bahwa matematika harus diartikan dengan
pembelajaran walaupun siswa sendiri yang
realita
akan
Freudenthal
dan
aktivitas
matematika
manusia.
Freudenthal
memang
merupakan
menemukan
konsep-konsep
Dari
pendapat
matematika, setidaknya guru harus terus
benar
alangkah
mendampingi siswa dalam pembelajaran
baiknya dalam pembelajaran matematika harus ada hubungannya dengan kenyataan
matematika. Harini,
dkk
(2014)
bahwa
miskonsepsi
dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
mengungkapkan
manusia harus diberi kesempatan untuk
mahasiswa
menemukan ide dan konsep matematika
pengembangan buku teks analisis real
dengan
yang bermuatan peta pikiran.
bimbingan
orang
dewasa.
Matematika harus dekat dengan anak dan
dapat
dieksplorasi
dengan Cara ini
dinilai merupakan salah satu strategi untuk
148
Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, No. 1, Mei 2017, hal. 135-149
mengetahui
penyebab
miskonsepsi
terhadap
materi
sehingga
mahasiswa dalam pembuktian analisis real,
menyulitkan dalam pembuktian.
sehingga dapat dilakukan tindaklanjut
3. Upaya perbaikan kualitas juga
untuk
membantu
mahasiswa
agar
dapat
menggunakan konsep yang benar.
diantaranya
Beberapa hal yang juga perlu menjadi
perhatian
dalam
dilakukan
oleh
dengan
dosen
melakukan
sejumlah intervensi, menerapkan
mendukung
Lesson
Study,
menerapkan
perkuliahan analisis real adalah dukungan
pendekatan RME, pengembangan
lingkungan. Dukungan keluarga sangat
buku teks analisis real.
perlu dalam memotivasi mahasiswa dalam
4. Upaya
lainnya
dapat
belajar. Dukungan dari sekolah antara lain
dilakukan
penerapan metode pembelajaran yang
kualitas perkuliahan analisis real
mendukung, menjaga hubungan yang baik
adalah
antara
pembenahan
dosen
dan
mahasiswa
serta
membina mahasiswa agar dapat menjaga
untuk
yang
dengan
meningkatkan melakukan
instrumental
dan
dukungan dari lingkungan.
hubungan baik sesama. Dukungan dari masyarakat
dapat
diwujudkan
salah
satunya dengan memilih teman bergaul yang mendukung dalam pembelajaran. KESIMPULAN Dari beberapa uraian di atas, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Analisis Real merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan pada program
studi
matematika.
Mata
kuliah
ini
kritis mahasiswa, untuk mampu pembuktian
menonjol
Buschman, L. 2004. Teaching Problem Solving in Mathematics. NCTM Journal. 10 (6). 302. Tersedia dalam: www.nctm.org. Ernest,
P. 1991. The Philosophy of Mathematics Education. Falmer Press tersedia dalam http://www.questia.com/libr ary/book/.
dalam
permasalahan yang diajukan. 2. Permasalahan
Bills, E & Tall, D. 1998. Overall Definitions in Advanced Mathematics. The Case of least Upper Bound in Proceeding of PME 22 (2), Stellenbosch, South Africa.
pendidikan
membutuhkan kemampuan berfikir membuat
DAFTAR RUJUKAN
yang
paling
dihadapi
dalam
perkuliahan analisis real adalah terjadinya miskonseps mahasiswa
Hanna, G. & Janhke. 1996. Explanation and Proof in Mathematics: Philosophical and Educational Perspectives. Tersedia dalam http://www.nap.edu/catalog/ 10126.html.
149 Analisis Problematika Perkuliahan Analisis Real, Molli Wahyuni
Hanna, G. and Jahnke, H.N. 1996, ‘Proof and proving’, in A. Bishop, K. Clements, C.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Marzano. 1988. Dimensions of Thinking: A Framework for Curriculum and Instruction. Alexandria, Va: ASCD Moore, R. C. 1994. Making the Transition to Formal Proof, dalam Journal of Educatinal Studies in Mathematics. Springer Netherlands Volume 27(3) Oktober 1994. ISSN 0013-1954.
Slavin.
Movshovitz & Hadar,N. 2001. Institutiona l and Personal Meanings of Mathematical Proof. Tersedia dalam wwwdidactique.imag.fr/preuve/preuveBi blio.html. Perkins,D.N. & Weber,R.J. 1992. Inventive Mind: Creative in Technology. New York: University Press. Recio,
A. M . & Godino, J. D. 2001. Institutional and Personal Meanings of Proof. Educational Studies in Mathematics 48 (1), 83-99. Tersedia dalam http://www.math. ntnu.Edu.t w
Sastradi, T. (2013) Pengertian Prakonsepsi dan Miskonsepsi. http://mediafunia.blogspot.com/201 3/03/pengertian-prakonsepsi-dan miskonsepsi.html. Selden, A. & Selden, J. 2002. Validation of Proofs Written as Texts: Can Undergraduates Tell whether an Argument Proves a Theorem? Journal for research in Mathematics Education, 38 (1), 4-36. Tersedia dalam http://www.math.ntnu.Edu.tw .
1997. Educational Psycology Theory and Practice. Five Edition. Boston: Allin and Bacon.
Sumarmo, U. 2005. Pengembangan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Siswa SMP dan SMU serta Mahasiswa S1 Melalui Berbagai Pendekatan Pembelajaran. Laporan Hibah Pascasarjana Tahun Ketiga. UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Sumarmo, U & Hendriana, H. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: Refika Aditama. Tall,
D. 1991. The Psychology of Advanced Mathematical Thinking. In D. Tall (Ed.) Advanced Mathematical Thinking (pp. 3-23). Kluwer: The Netherlands.
Weber,
K. 2001. Student Difficulty in Constructing Proof: The Need for Strategies Knowledge. Educational Studies in Mathematics, 48 (1) 101119. Tersedia dalam http, wwwmath, ntnu. Edu.tw.