ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Kabupaten Bojonegoro sebagai daerah berpotensi banjir mengalami kendala dalam mengembangkan sektor pertanian yang merupakan sektor penopang perekonomian diwilayah ini. Banjir yang sering melanda membuat pembangunan sektor pertanian tidak mampu lagi hanya bersandar pada subsektor on farm. Agroindustri menjadi solusi kreatif untuk meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian dan pendapatan masyarakat. Salah satu kecamatan di Kabupaten Bojonegoro adalah Kecamatan Ngraho yang memiliki potensi komoditi pertanian yang beragam. Upaya identifikasi potensi dan strategi pengembangan agroindustri unggulan diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi agroindustri unggulan dan merumuskan strategi pengembangan agroindustri unggulan di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro. Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan menggunakan metode survei dan FGD untuk pengumpulan data. Penelitian menggunakan data primer berupa data potensi agroindustri dan data faktor strategis agroindustri unggulan. Alat analisis menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial untuk menentukan peringkat agroindustri dan analisis SWOT untuk merumuskan strategi pengembangan agroindustri unggulan. Hasil penelitian menunjukkan peringkat agroindustri unggulan di Kecamatan Ngraho adalah: Kerajinan pelepah pisang, kasur kapuk, ledre, marning, tempe, anyaman bambu, kacang tolo, kerupuk, keripik singkong dan mebel. Strategi pengembangan kerajinan pelepah pisang sebagai agroindustri unggulan adalah: Pengembangan produk kreatif yang berorientasi pasar, Penguatan kerjasama antar pengusaha untuk memperbaiki kinerja kelompok, Meningkatkan jumlah dan kualitas promosi produk, Penggunaan teknologi baru secara bersama dalam memperbaiki mutu bahan baku dan kelangsungan produksi, Pembinaan soft skills guna meningkatkan kualitas SDM. Kata kunci: Potensi, Agroindustri Unggulan, Ngraho, Strategi Pengembangan, PENDAHULUAN Agroindustri merupakan kegiatan dengan ciri: (a) meningkatkan nilai tambah, (b) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau dimakan, (c) meningkatkan daya simpan, dan (d) menambah pendapatan dan keuntungan produsen. Sifat kegiatannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan, memperbaiki pemerataan pendapatan dan mempunyai kapasitas yang cukup besar untuk menarik pembangunan sektor pertanian (Tarigan, 2007). Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang sedang bergeliat melakukan pembangunan ditengah potensi banjir yang hampir sepanjang tahun datang. Agroindustri menjadi alternatif solusi untuk terus meningkatkan kinerja sektor pertanian karena tidak lagi mampu mengandalkan pertanian on farm. Hasil
penelitain Agustono et al (2010) menunjukkan bahwa sebenarnya Bojonegoro memiliki komoditi pertanian prima seperti padi sawah, pisang, kedelai, sapi, mangga dan jagung serta berbagai komoditi lainnya. Komoditi pertanian yang ada memiliki potensi untuk diolah menjadi produk turunan sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk dan pendapatan daerah. Salah satu kecamatan berpotensi banjir yang memiliki komoditi pertanian cukup beragam adalah kecamatan Ngraho. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi agroindustri unggulan dan kemudian merumuskan strategi pengembangan agroindustri unggulan di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis karena itu metode ini sering disebut metode analitik (Surakhmad, 1998). Penelitian dilakukan di kecamata Ngraho Kabupaten Bojonegoro dengan mempertimbangkan bahwa kecamatan Ngraho merupakan salah satu kecamatan dengan potensi banjir cukup parah (Bakorlak Bojonegoro, 20090. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Oktober 2011. Data yang digunakan meliputi data potensi agroindustri, data kekuatan kelemahan peluang dan ancaman agroindustri. Untuk pengumpulan data menggunakan teknik survei dan Focus Group Discussion dengan melibatkan BAPPEDA, Dinas pertanian, Desperindagkop, Aspindo dan pelaku agroindustri. Adapun metode analisis yang digunakan sebagai berikut: 1. Penentuan agroindustri Unggulan di kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro. Untuk memperoleh data agroindustri dengan berbagai karakteristiknya digunakan kuesioner terstruktur yang diadopsi dari Bank Indonesia (2010) dengan criteria: Jumlah unit usaha/rumah tangga pelaku agroindustri, jangkauan pemasaran produk, Ketersediaan bahan baku/sarana produksi dan Kontribusi agroindustri terhadap perekonomian daerah. Analisis untuk penetapan agroindustri unggulan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial yaitu metode yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan menggunakan beberapa kriteria (Marimin, 2004). Pemilihan setiap alternatif agroindustri ditetapkan berdasarkan penelitian/pendapat nara sumber yang diperoleh melalui wawancara ke kecamatan dengan nara sumber yaitu mantri tani, mantri statistik, dan mantri ekonomi . Adapun formulasi analisis Metode Perbandingan Eksponensial diadopsi dari Marimin (2004) yaitu sebagai berikut: TKKj Total Nilai (TNi) = βπ πβ1(π
πΎππ)
Keterangan: TNi = Total nilai alternatif ke (i) RKij = Derajat kepentingan relatif criteria ke-j pada pilihan keputusan i TKKij = Derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j, TKK > 0 ;bulat i = 1,2,3β¦n ; n = Jumlah pilihan keputusan m = Jumlah Kriteria keputusan 2.
Perumusan strategi pengembangan agroindustri unggulan di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro Penggalian faktor strategis (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dari agroindustri unggulan dilakukan melalui FGD. Hasil FGD yang dilakukan (kekuatan-
kelemahan-peluang dan ancaman) kemudian diolah menggunakan alat analisis SWOT untuk mendapatkan rumusan strategi pengembangan agroindustri unggulan. Analisis matriks SWOT digambarkan ke dalam Matriks dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu stategi kekuatan-peluang (S-O strategies), strategi kelemahan-peluang (W-O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies), dan strategi kelemahan-ancaman (W-T strategies) Sumber : Rangkuti, 2002 Delapan tahapan dalam penentuan alternatif strategi yang dibangun melalui matriks SWOT adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h.
Menuliskan peluang faktor eksternal kunci pengembangan agroindustri di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro. Menuliskan ancaman faktor eksternal kunci pengembangan agroindustri di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro. Menuliskan kekuatan faktor internal kunci pengembangan agroindustri di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro. Menuliskan kelemahan faktor internal kunci pengembangan agroindustri di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro. Mencocokkan kekuataan faktor internal dengan peluang faktor eksternal dan mencatat Strategi S-O dalam sel yang sudah ditentukan. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan peluang faktor eksternal dan mencatat Strategi W-O dalam sel yang sudah ditentukan. Mencocokkan kekuatan faktor internal dengan ancaman faktor eksternal dan mencatat Strategi S-T dalam sel yang sudah ditentukan. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan ancaman faktor eksternal dan mencatat Strategi W-T dalam sel yang sudah ditentukan
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Agroindustri Unggulan di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro Hasil pemetaan agroindustri menunjukkan bahwa agroindustri yang ada di Kecamatan Ngraho antara lain sebagai berikut: Tabel 1. Peringkat Agroindustri Unggulan di Kecamatan Ngraho, Bojonegoro No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Komoditas/Produk Kerajinan Pelepah Pisang Kasur Kapuk Ledre Marning Tempe Anyaman bambu Kacang tolo Krupuk Keripik singkong Mebel
Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber: Analisis Data Primer (2011) Agroindustri dikecamatan Ngraho yang menduduki peringkat pertama adalah agroindustri kerajinan pelepah pisang karena pisang merupakan komoditi yang mampu tumbuh dengan baik dan dibudiayakan oleh sebagian besar masyarakat.
Peringkat kedua adalah agroindustri kasur kapuk karena sudah terkenal di luar daerah, bahan baku mudah didapatkan karena tanaman kapuk banyak diusahakan disekitar tempat tinggal dan menyerap banyak tenaga kerja. Peringkat ketiga adalah agroindustri ledre karena bahan baku (pisang) mudah didapatkan dikecamatan Ngraho, dan banyak pengrajin yang memproduksi ledre mengingat ledre adalah produk khas oleh-oleh Bojonegoro. Peringkat ke empat adalah agroindustri marning karena bahan baku (jagung) mudah didapatkan, pemasaran mudah, dan proses produksi sederhana. Peringkat kelima adalah agroindustri tempe karena tempe diproduksi setiap hari, bahan baku mudah didapatkan, dan pemasaran mudah. Sedangkan peringkat 6-10 yaitu berturut-turut anyaman bambu, kacang tolo,kerupuk, keripik singkong dan mebel. 2. Strategi Pengembangan Agroindustri Unggulan di Kecamatan Ngraho Tabel 2. Matriks SWOT Agroindustri Kerajinan Pelepah Pisang di Kabupaten Bojonegoro
Peluang 1. Bahan Baku tersedia dan berkualitas 2. Potensi sebagai produk khas Bojonegoro 3. Menyediakan lapangan kerja baru 4. Adanya kerjasama diantara pengrajin Ancaman 1. Musim hujan 2. Dukungan Pemerintah kurang
Kekuatan 1. Teknologi pembuatan dikuasai dengan baik 2. Inovasi produk bagus 3. Mindset bisnis pengusaha bagus 4. SDM memerlukan keterampilan unik 5. Jaminan ketersediaan bahan baku Strategi S-O ο· Pengembangan produk kreatif yang berorientasi pasar (S1,2,3, O1,1,2,3) ο· Penguatan kerjasama antar pengusaha untuk memperbaiki kinerja kelompok (S2,4,5, O2,4) Strategi S-T Penggunaan teknologi baru secara bersama dalam memperbaiki mutu bahan baku dan kelangsungan produksi (S2, 5, T1, 2)
Kelemahan 1. Promosi kurang 2. SDM terampil kurang 3. Belum memikirkan pengembangan masa depan usaha
Strategi W-O Meningkatkan jumlah dan kualitas promosi produk (W1,3,O2,4)
Strategi W-T Pembinaan soft skills guna meningkatkan kualitas SDM (W2,T2)
Sumber: Analisis Data Primer (2011) Secara rinci, strategi pengembangan agroindustri kerajinan pelepah pisang sebagai berikut: 1. Pengembangan produk kreatif yang berorientasi pasar Agroindustri kerajinan pelepah pisang merupakan salah satu produk unggulan di Kabupaten Bojonegoro dimana dalam usaha ini para pengrajin memiliki kemampuan membuat kerajinan pelepah pisang. Selain itu ketersediaan bahan baku dan juga motivasi yang dimiliki oleh pengrajin merupakan hal yang penting untuk mengembangkan usaha ini. Untuk bersaing dengan daerah penghasil
2.
3.
4.
5.
kerajinan pelepah pisang lainnya maka perlu adanya pengembangan produk dengan berbagai macam bentuk yang diinginkan konsumen sehingga mudah untuk dipasarkan. Dengan mengetahui bagaimana perkembangan usaha kerajinan pelepah pisang di daerah lain dapat membantu para pengrajin di Kabupaten Bojonegoro untuk memodifikasi produk dari kerajinan pelepah pisang sehingga lebih menarik para konsumen. Penguatan kerjasama antar pengusaha untuk memperbaiki kinerja kelompok Kerajinan pelepah pisang didukung dengan ketersediaan bahan baku berupa pelepah pisang yang dikeringkan. Dengan adanya hal tersebut maka mindset para pengrajin dapat terbentuk dengan baik dan mempunyai motivasi untuk mengembangkan usahanya. Proses produksi yang berjalan setiap hari dengan jumlah permintaan yang tinggi membuat agroindustri kerajinan pelepah pisang ini menyerap banyak tenaga kerja. Oleh karena itu salah satu strategi untuk memperkuat usaha kerajinan pelepah pisang ini yaitu dengan penguatan kerjasama diantara para pengrajin untuk memperbaiki kinerja kelompok dengan cara membentuk suatu asosiasi pengrajin kerajinan pelepah pisang sehingga terdapat hubungan yang kuat diantara para pengrajin dan dapat saling menguntungkan. Meningkatkan jumlah dan kualitas promosi produk Kerajinan pelepah pisang merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Bojonegoro, namun salah satu kelemahan dalam pengembangan usaha kerajinan pelepah pisang yaitu kurangnya tenaga kerja terampil yang bisa membuat produk dari pelepah pisang ini. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan agar tenaga kerja yang terserap mempunyai keterampilan dalam membuat produk dari pelepah pisang sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi. Apabila sudah mempunyai produk yang baik, maka promosi produk akan berjalan dengan baik dan berpotensi untuk menarik minat konsumen akan produk dari kerajinan pelepah pisang ini sehingga dapat dikenal masyarakat sebagai produk khas Bojonegoro. Penggunaan teknologi baru secara bersama dalam memperbaiki mutu bahan baku dan kelangsungan produksi Keterampilan pengrajin untuk menghasilkan produk dengan inovasi produk yang baik perlu didukung dengan adanya teknologi yang memadai. Faktor cuaca seperti musim hujan juga akan memperlambat proses pengeringan pelepah pisang di tengah permintaan yang tinggi. Kemampuan tenaga kerja dalam menggunakan teknologi serta inovasi yang dimiliki akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu kerajinan pelepah pisang.Oleh karena itu perlu adanya dukungan dari pemerintah seperti bantuan alat atau teknologi baru yang mampu memperbaiki mutu kerajinan pelepah pisang meski di musim hujan demi kelangsungan produksi kerajinan pelepah pisang Pembinaan soft skills guna meningkatkan kualitas Meskipun ada tenaga kerja terampil pembuatan kerajinan pelepah pisang ini, namun jumlahnya masih sedikit jika dibandingkan tenaga kerja yang belum terampil. Tidak semua orang mampu mengolah kerajinan pelepah pisang jika tidak memiliki bekal ilmu dan motivasi untuk berkembang. Oleh karena itu diperlukan peran pemerintah dalam memberikan pembinaan soft skill disamping pelatihan untuk meningkatkan kualitas pengrajin agar mempunyai motivasi untuk mengembangkan usaha ini. Dengan demikian, diharapkan bisa bertahan dalam
jangka waktu yang panjang dan juga akan aktif dalam hal pemasaran untuk mengembangkan usaha kerajinan pelepah pisang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Agroindustri unggulan di kecamatan Ngraho adalah Agroindustri Kerajinan Pelepah pisang 2. Strategi pengembangan agroindustri unggulan (kerajinan pelepah pisang adalah sebagai berikut: Pengembangan produk kreatif yang berorientasi pasar, 2) Penguatan kerjasama antar pengusaha untuk memperbaiki kinerja kelompok, 3) Peningkatkan jumlah dan kualitas promosi produk, 4) Penggunaan teknologi baru secara bersama dalam memperbaiki mutu bahan baku dan kelangsungan produksi, 5) Pembinaan soft skills guna meningkatkan kualitas. Saran 1. Pemerintah hendaknya memfasilitasi program pemberdayaan agroindustri kerajinan pelepah pisang sebagai agroindustri unggulan, mulai dari program pembiayaan, peningkatan skill dan kemampuan manajerial bagi pengrajin. 2. Perluasan pasar kerajinan pelepah pisang perlu mendapat fokus baik dari pengrajin maupun pemerintah setempat mengingat produk yang dihasilkan memiliki keunikan dan nilai seni tersendiri. REFERENSI Agustono, Setyowati.N, Rahayu, W. dan Barokah,U.2010. Strategi Pengembangan Komoditi Pertanian Unggulan Di Daerah Rawan Banjir Dalam Rangka Mendukung Keberhasilan Otonomi Daerah Di Bojonegoro (Pendekatan Tipologi Klassen Dan Qspm (Quantitative Strategic Planning Matrix. Laporan penelitian. Fakultas Pertanian.UNS Surakarta. Bakorlak Bojonegoro 2010. Peta Banjir Kabupaten Bojonegoro Tahun 2009. BPBD Bojonegoro. Bojonegoro. Bank Indoensia.2010. Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Eks Karesidenan Madiun. Bank Indonesia.Kediri Marimin, 2004. Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Gramedia Widiasarana Indoensia. Jakarta Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian-Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. PT Tarsito. Bandung. Tarigan, H dan Ariningsih, E. 2007. Peluang dan Kendala Pengembangan Agroindustri Sagu di Kabupaten Jayapura. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/Semnas4Des07_MP_B_ENA. pdf. Diakses pada tanggal 6 Februari 2009.