TUGAS AKHIR PW09-1328
Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Probolinggo OLEH : FIRDA NURUL LAILIA 3610100070
L/O/G/O DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. EKO BUDI SANTOSO, Lic. Rer. Reg
Latar belakang Kabupaten Probolinggo mempunyai potensi utama di sektor pertanian yang menyumbang cukup besar dalam PDRB, yaitu sebesar 36,03 % (KDA, 2012) dan menjadi sektor unggulan di Kabupaten Probolinggo
Potensi belum dimanfaatkan secara optimal Perkembangan sektor pertanian belum mampu menghasilkan nilai tambah bagi Kabupaten Probolinggo
Kondisi SDM yang memiliki tingkat pengangguran masih relatif tinggi sebesar 3,30%
Adanya arahan pengembangan kawasan untuk kegiatan industri pengolahan pertanian (agroindustri)
Rumusan Masalah Sektor pertanian terlihat sangat jelas bisa memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Probolinggo. Namun, pengelolaan sumberdaya yang dimiliki tersebut belum dioptimalkan dengan baik, sehingga menyebabkan hasil pertaniannya tidak memiliki produk olahan yang memiliki nilai tambah. Selain itu, dilihat dari sumberdaya manusia yang ada yaitu masih banyaknya jumlah penduduk dalam kategori miskin, tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih rendah dan tingkat pengangguran yang relatif cukup tinggi.
Adanya arahan pengembangan kawasan untuk kegiatan industri pengolahan hasil pertanian (agroindustri) (RTRW 2010-2029)
Faktor apa yang prioritas dalam menentukan kawasan agroindustri berbasis komoditas unggulan sektor pertanian di Kabupaten Probolinggo ?
Tujuan dan Sasaran Menganalisa komoditas unggulan sektor pertanian di Kabupaten Probolinggo
Menentukan FaktorFaktor penentu kawasan agroindustri
Menentukan Kawasan Agroindustri Berdasarkan Komoditas Unggulan
Menentukan kawasan agroindustri berbasis komoditas unggulan sektor pertanian di Kabupaten Probolinggo
Tinjauan Pustaka
Metode Penelitian
Metode Pengambilan Sampel Responden untuk Penentuan Stakeholder
METODE ANALISIS DATA Analisis Penentuan Komoditas Unggulan
Analisis Penentuan Faktor-Faktor Prioritas Penentu Kawasan Agroindustri
Analisis Penentuan Kawasan Agroindustri
Analisis LQ: untuk mengukur konsentrasi relatif atau derajat subsektor pertanian di suatu daerah dalam hal ini adalah setiap kecamatan terhadap sumbangan di Kab.Probolinggo Analisis Shift-Share: untuk menganalisis perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi seperti produksi dan kesempatan kerja pada dua titik waktu di suatu wilayah serta mengetahui tingkat daya saing masing – masing wilayah terkait komoditas pertanian unggulan maka perlu melihat dengan kemajuan produksi masing – masing kecamatan di Kab. Probolinggo.
Analisis AHP: metode ini digunakan untuk mengetahui prioritas faktor-faktor penentu kawasan agroindustri, yaitu dengan menggunakan teknik perbandingan berpasangan kemudian diolah sehingga diperoleh bobot masing-masing faktor dan variabel-variabel pembentuk faktor tersebut.
Analisis penilaian variabel: untuk mengetahui wilayah yang menjadi prioritas sebagai kawasan agroindustri berdasarkan penilaian-penilaian dari variabel-variabel yang digunakan
Gambar. Struktur Hierarki Penentuan Kawasan Agroindustri
Metode Analisis Data No.
Sasaran Menganalisa
1.
Tahapan Analisis Menganalisis
Input Data Data
nilai
Alat Analisis
produksi Analisis LQ, dan SSA
Komoditas Unggulan komoditas
basis, (rupiah)
Sektor Pertanian di berdaya
saing, sektor pertanian di setiap
Kabupaten
pertumbuhan
cepat, kecamatan tahun 2010-
Probolinggo
dan pertumbuhan yang 2012
Output -Komoditas unggulan
komoditas
progresif
2.
Menganalisa faktor- Menganalisis faktor-
Variabel-variabel
faktor
diperoleh
penentu faktor prioritas dalam
kawasan agroindustri menentukan kawasan agroindustri
kajian
yang Analisis AHP
Teridentifikasi faktor-faktor
dari
sintesa
yang
pustaka
terkait
penentuan
penentuan
kawasan
prioritas
dalam kawasan
agroindustri
agroindustri
3.
Menentukan kawasan Menentukan kawasan Nilai bobot dari hasil Analisis Penilaian
Terlihat kecamatan-
agroindustri
agroindustri
kecamatan mana yang
berdasarkan
sesuai dengan faktor- kuantitatif tiap variabel
komoditas unggulan faktor sektor pertanian
yang
ditentukan
yang AHP
telah
beserta
data Variabel
paling potensial untuk kawasan agroindustri berdasarkan komoditas unggulan sektor pertanian
ASPEK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF Kabupaten Probolinggo berada pada posisi 7°40’8°10’ Lintang Selatan (LS) dan 112°50’-113°30’ Bujur Timur (BT). Secara geografis, terletak di lereng gunung-gunung yang membujur dari Barat ke Timur, yakni Pegunungan Tengger, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro. Letak geografis daerah berbatasan dengan : • Utara : Selat Madura • Timur : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso • Barat : Kabupaten Pasuruan •Selatan : Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota Probolinggo dengan 3 (tiga) Kecamatan.
Sumber: Kabupaten Probolinggo dalam Angka
PETA 1.1 ADMINISTRASI WILAYAH KABUPATEN PROBOLINGGO
Tabel. Luas Lahan Menurut Penggunaannya No.
Peruntukkan
Luas ( Ha)
Persen (%)
1.
Hutan
55.796,68
32,89
2
Tegal
52.801,96
31,13
3
Sawah
38.509
22,70
4
Permukiman
12.904,04
7,60
5
Perkebunan swasta/rakyat
2.009,30
6
Kebun campur
1.186,57
0,69
7
Industri
866,56
0,51
8.
Hutan Rakyat
625,32
0,37
9.
Tambak
1.320,06
0,77
10.
Lain-Lain
1.045,36
0,66
Jumlah
169.616,80
100
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010-2029, rencana peruntukkan untuk kawasan industri dibagi menjadi tiga, yaitu berupa Kawasan Industri Estate, Sentra Industri Kecil, dan Kawasan yang dikembangkan sebagai Zona Industri Berkembang.
1,18
Sumber: Kabupaten Probolinggo dalam Angka, 2013
Sumber: Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Probolinggo
Tabel. Luas Lahan Peruntukkan Kawasan Industri dan Sentra-Sentra Industri Kecil
Jumlah penduduk yang bekerja sesuai dengan mata pencahariannya masing-masing dengan ketentuan diatas 15 tahun yang terbesar adalah bermata pencaharian di bidang pertanian yaitu sebesar 397.843 orang, Sedangkan terendah yaitu bermata pencaharian jasa sebesar 8.815 orang.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 50,000 45,000 40,000 35,000 j 30,000 i 25,000 w a 20,000 15,000
PERTANIAN
10,000 5,000 Sukapura Sumber Kuripan Bantaran Leces Tegal Siwalan Banyuanyar Tiris Krucil Gading Pakuniran Kotaanyar Paiton Besuk Kraksaan Krejengan Pajarakan Maron Gending Dringu Wonomerto Lumbang Tongas Sumberasih
0
Sukapura Sumber Kuripan Bantaran Leces Tegal Siwalan Banyuanyar Tiris Krucil Gading Pakuniran Kotaanyar Paiton Besuk Kraksaan Krejengan Pajarakan Maron Gending Dringu Wonomerto Lumbang Tongas Sumberasih
Sukapura Sumber Kuripan Bantaran Leces Tegal Siwalan Banyuanyar Tiris Krucil Gading Pakuniran Kotaanyar Paiton Besuk Kraksaan Krejengan Pajarakan Maron Gending Dringu Wonomerto Lumbang Tongas Sumberasih
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
3,000
2,500
j 2,000 i 1,500 w a 1,000
500 INDUSTRI
0
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000 PERDAGANGAN
1,000
0
0 Sumberasih
Tongas
Lumbang
Wonomerto
Dringu
Gending
Maron
Sumberasih
Tongas
Lumbang
Wonomerto
Dringu
Gending
Maron
Pajarakan
Krejengan
Kraksaan
Besuk
Paiton
Kotaanyar
Pakuniran
2,000 1,800 1,600 1,400 1,200 1,000 800 600 400 200 0
Pajarakan
Krejengan
Kraksaan
Besuk
Paiton
Kotaanyar
Pakuniran
Gading
Krucil
Tiris
Banyuanyar
Tegal…
Leces
Bantaran
Kuripan
Sumber
Sukapura
Gading
Krucil
Tiris
Banyuanyar
Tegal Siwalan
Leces
Bantaran
Kuripan
Sumber
j i w a
Sukapura
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
JASA
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
35,000
30,000
25,000 j 20,000 i w 15,000 a 10,000 LAINNYA
5,000
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Struktur jaringan jalan di Kabupaten Probolinggo Kondisi Permukaan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kabupaten 1.Jalan Negara, berfungsi sebagai jalan arteri primer No. Keadaan Jalan Jenis Permukaan yang menghubungkan Surabaya-Probolinggo dan a. Aspal 68,054 37,61 768,036 Probolinggo-Banyuwangi b. Kerikil 7,379 2.Jalan Propinsi, berfungsi sebagai jalan arteri 1 c. Tanah 10,404 primer yang menghubungkan Probolinggod. Tidak dirinci Jumlah 68,054 37,61 785,819 Lumajang dan sebagai jalan kolektor primer yang Kondisi Jalan menghubungkan Probolinggo-Sukapura a. Baik 20,37 5,435 574,439 3.Jalan Kabupaten, berfungsi sebagai jalan lokal b. Sedang 36,484 27,675 130,9 primer yang menghubungkan antar ibukota 2 c. Rusak 11,2 4,5 51,747 kecamatan. d. Rusak berat 28,733 Jumlah
No.
Jenis Pelanggan
1
Sosial
2.
Rumah Tangga
3.
Jumlah Pelanggan
Volume (m3)
No.
68,054
Golongan
37,61
785,819
Pelanggan
Pemakaian (kWh)
284
91.247
1.
Sosial
4.365
8.160.654
15.065
3.001.556
2.
Rumah
140.063
159.454.490
Instansi Pemerintah
226
101.830
3.
4.
Niaga
121
32.313
Usaha,Multiguna dan Hotel
3.314
19.892.128
5.
Industri Kecil
5
16.207
6.
Industri Besar
4
251.890
7.
Khusus
1.466
68.780
8.
Tangkian
7
136
19.613
3.563.959
Jumlah
4.
Industri
61
6.924.500
5.
Perkantoran
272
1.690.320
6.
Jalan
274
8.805.759
148.366
361.417.229
Jumlah
Jumlah Fasilitas Pasar Menurut Kecamatan di Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Kecamatan Sukapura Sumber Kuripan Bantaran Leces Tegal Siwalan Banyuanyar Tiris Krucil Gading Pakuniran Kotaanyar Paiton Besuk Kraksaan Krejengan Pajarakan Maron Gending Dringu Wonomerto Lumbang Tongas
Jumlah 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 2 3 1 1 2 2 1 1 3
Jumlah Industri Kecil Menengah Menurut Kecamatan di Kabupaten Probolinggo Tahun 2012
Pertumbuhan (%) Sektor PERTANIAN
2008 2009 2010 2011 2012 4,60 4,79 3,21 2,22 2,50
Tanaman Bahan Pangan
4,57
4,86
2,01
1,46
1,58
Tanaman Perkebunan
3,69
3,76
3,96
2,58
3,73
Peternakan
5,07
5,19
5,49
3,14
3,45
Kehutanan
2,65
2,77
2,86
2,28
2,62
Perikanan
5,23
5,56
6,03
4,39
4,44
Pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Probolinggo naik lebih cepat dari tahun 2008 ke tahun 2009 menjadi 4,79 %, kemudian pada tahun 2010-2012 berturut-turut turun menjadi 3,21 %, 2,22 % dan 2,50 %.
Kontribusi SubSektor Pertanian dalam PDRB Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 Sumber: Kabupaten Probolinggo dalam Angka, 2013
Hasil Analisa LQ
ANALISA SHIFT-SHARE (PERTUMBUHAN PROPORSIONAL)
ANALISA SHIFT-SHARE (PERTUMBUHAN PANGSA WILAYAH)
ANALISA SHIFT-SHARE (PERTUMBUHAN PROGRESIF)
KOMODITAS UNGGULAN
Komoditas unggulan yang terpilih di masing-masing kecamatan di Kabupaten Probolinggo
Industri Pengolahan yang telah ada di Kabupaten Probolinggo
Kebijakan pemerintah terkait pengembangan agroindustri di Kabupaten Probolinggo
Hasil Kompilasi
Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan
Hasil AHP Faktor Penentu Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura
11,6 %
12,2 %
14 %
15,5 %
16,6 %
30 %
Ketersediaan Lahan
Kelembagaan Keberadaan Pasar Ketersediaan Tenaga Kerja Infrastruktur dan Aksesibilitas Ketersediaan Bahan Baku Dengan nilai inkonsistensi 0.02 dimana < 0.1 maka keenam faktor tersebut dianggap valid dan dapat digunakan dalam penentuan kawasan agroindustri di Kabupaten Probolinggo
Hasil AHP Faktor Penentu Sub Sektor Peternakan
11,2 %
12,4 %
13,6 %
16,5 %
17,4 %
29 %
Keberadaan Pasar
Kelembagaan Ketersediaan Lahan Infrastruktur dan Aksesibilitas Ketersediaan Tenaga Kerja Ketersediaan Bahan Baku
Hasil AHP Faktor Penentu Sub Sektor Perikanan
11,9 %
12,8 %
14,3 %
14,8 %
17,9 %
28,2 %
Kelembagaan Ketersediaan Lahan Keberadaan Pasar Infrastruktur dan Aksesibilitas Ketersediaan Tenaga Kerja Ketersediaan Bahan Baku Dengan nilai inkonsistensi 0.02 dimana < 0.1 maka keenam faktor tersebut dianggap valid dan dapat digunakan dalam penentuan kawasan agroindustri di Kabupaten Probolinggo
Nilai Bobot Kombinasi Variabel Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura 16 14 12 10 8 6 4 2 0
14.9
8.9 8.2 8 7.7 7.7 6.9
(%) bobot AHP
6
6 5.8 5.5 5.1 4.7 4.6
Nilai Bobot Kombinasi Variabel Subsektor Peternakan
16 14 12 10 8 6 4 2 0
14.7 9.6 8.9 8.4 7.8 6.9 6.4 6.3 5.7 5.7 5.5 5.1 5
(%) bobot AHP
3.9
Nilai Bobot Kombinasi Variabel Subsektor Perikanan
16 14 12 10 8 6 4 2 0
14.4 9.1
7.7
7.5
7.3
7.1
7.1
(%) bobot AHP
7
6.7
6.5
6
4.7
4.5
4.4
Analisa Penilaian Variabel Dari bobot hasil kombinasi variabel pembentuk faktor penentuan kawasan agroindustri tersebut, kemudian dijadikan input data untuk melakukan analisis selanjutnya, yaitu penilaian variabel-variabel yang digunakan untuk mengetahui prioritas kawasan agroindustri berdasarkaan nilai total tertinggi. Hasil bobot AHP variabel dikalikan dengan nilai variabel yang telah ditransformasi ke dalam bentuk skor. Nilai skor diperoleh dari perhitungan aritmatika progressi atau deret aritmatika dengan input data sebanyak 11 data berdasarkan alternatif kecamatan yang akan dianalisa.
a) Menentukan kelas: 5 Log N = 5 Log (11) = 5(1,04) = 5,20 ~ 5 b) Menentukan interval : A+X+2X+3X+4X+5X=B 15X=B-A X= B-A/15 dengan B adalah nilai maksimum dan A nilai minimum data
Interval Kelas
Skor
(A) to (A+X)
1
(A+X) to (A+X+2X)
2
(A+X+2X) to (A+X+2X+3X)
3
(A+X+2X+3X) to (A+X+2X+3X+4X)
4
(A+X+2X+3X+4X) to (A+X+2X+3X+4X+5X)
5
Untuk mengetahui hasil perhitungan analisis penilaian variabel dapat dilihat pada tabel berikut Tabel
Berdasarkan penilaian variabel-variabel pembentuk faktor penentuan kawasan agroindustri, kecamatan yang paling potensial untuk kawasan agroindustri subsektor tanaman pangan hortikultura yaitu Kecamatan Tongas dengan total nilai bobot tertinggi sebesar 4,041. Sedangkan kecamatan yang paling potensial untuk kawasan agroindustri subsektor peternakan yaitu Kecamatan Kraksaan dengan total nilai bobot tertinggi sebesar 3,896. Kecamatan yang paling potensial untuk kawasan agroindustri sub sektor perikanan yaitu Kecamatan Paiton dengan total nilai bobot tertinggi sebesar 4,366
KESIMPULAN Komoditas Unggulan
Terpilih 18 komoditas unggulan yang tersebar di seluruh kecamatan dan berdasarkan tinjauan kebijakan pemerintah terkait pengembangan agroindustri, subsektor yang akan dikembangkan dalam pengembangan agroindustri yaitu Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Peternakan dan Subsektor Perikanan
FaktorFaktor Penentu
Faktor-faktor penentu kawasan agroindustri dengan nilai bobot (tingkat pengaruh) terbesar yaitu faktor ketersediaan bahan baku, baik untuk subsektor tanaman pangan, peternakan dan perikanan
KAWASAN AGROINDUSTRI
Kecamatan Tongas untuk agroindustri tanaman pangan dan hortikultura dengan komoditas unggulan mangga dan jagung, Kecamatan Kraksaan untuk agroindustri peternakan dengan komoditas unggulan sapi potong, dan Kecamatan Paiton untuk agroindustri perikanan dengan komoditas perikanan laut.
TERIMA KASIH L/O/G/O