i
PENENTUAN PRODUK AGROINDUSTRI UNGGULAN DI KABUPATEN CIANJUR
KHOVIVATUL ISTIQOMAH
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penentuan Produk Agroindustri Unggulan di Kabupaten Cianjur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2015 Khovivatul Istiqomah NIM F34110066
ABSTRAK KHOVIVATUL ISTIQOMAH. Penentuan Produk Agroindustri Unggulan di Kabupaten Cianjur. Dibimbing oleh FAQIH UDIN Kabupaten Cianjur dalam mengimplementasikan otonomi daerah berusaha untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya, yaitu sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui komoditas unggulan, serta menentukan produk agroindustri komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur. Penelitian ini menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Hasil dari nilai produksi tertinggi, terdapat 4 jenis komoditas unggulan yang digunakan sebagai alternatif dalam struktur hirarki AHP yaitu ikan nila, ikan mas, sapi lokal, dan padi. Hasil AHP menunjukkan bahwa terdapat 3 kriteria yang berpengaruh dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur, yaitu ketersedian dan pasokan bahan baku (0.271), sarana dan prasarana pendukung (0.250), dan potensi pasar (0.142). Nilai konsisten gabungan dari pakar sebesar 0.06. Komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu Padi (0.350). Hasil analisis MPE, menunjukkan bahwa prioritas utama produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu beras giling dengan nilai MPE sebesar 493 225 328. Kata kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), Komoditas Unggulan, Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), dan Produk Agroindustri. ABSTRACT KHOVIVATUL ISTIQOMAH. Determination of Agro-industrial Product of Superior Commodity in Cianjur Regency. Supervised by FAQIH UDIN. Cianjur Regency in implementing regional autonomy tries to utilize its potential that is agriculture sector. This research aims to analyze and get the information of superior commodity and to determine agro-industrial product of superior commodity in Cianjur Regency. This research used Analytical Hierarchy Process (AHP) and Comparison of Exponential Method (MPE). The result of highest production value showed that there were 4 kind of superior commodities used as alternatives in AHP hierarchy structure. Those were tilapia, common carp, local cattle, and rice. The result of AHP showed that there were 3 criteria influenced superior commodity determination in Cianjur Regency. Those were availability and supply of raw material that was (0.271), supporting facilities and infrastructure (0.250), and market potential (0.142). Combined consistent value from expert was equal to 0.07. The superior commodity in Cianjur Regency was rice (0.350). The result of MPE analysis showed that the main priority of superior agro-industrial product in Cianjur Regency was milled rice with MPE value 493 225 328. Key words: Analytical Hierarchy Process (AHP), Superior commodity, Comparison of Exponential Method (MPE), Agro-industrial product.
PENENTUAN PRODUK AGROINDUSTRI UNGGULAN DI KABUPATEN CIANJUR
KHOVIVATUL ISTIQOMAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2015 ini ialah Penentuan Produk Agroindustri Unggulan di Kabupaten Cianjur. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Faqih Udin MSc selaku pembimbing. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman TIN 48. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Kabid Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Kabid Perindustrian pada BAPPEDA Kabupaten Cianjur, Sekretaris Umum pada Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Cianjur, Sekretaris Umum pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur, dan Kabid Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak, Umi, serta seluruh keluarga besar Aspuri, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2015 Khovivatul Istiqomah
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
Agroindustri
3
Analisis Komoditas Unggulan
4
Analisis Produk Agroindustri Unggulan
4
Analytical Hierarchy Process (AHP)
4
Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)
8
METODE Kerangka Berpikir
9 9
Jenis dan Sumber Data
10
Teknik Analisis Data
10
Tahapan Penelitian
10
GAMBARAN UMUM KABUPATEN CIANJUR
14
Kondisi Geografi
14
Kondisi Demografi
14
Perkembangan Ekonomi Kabupaten Cianjur
15
Struktur Ekonomi Kabupaten Cianjur
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
17
Analisis Penentuan Komoditas Unggulan
18
Analisis Penentuan Produk Agroindustri Unggulan
20
KESIMPULAN DAN SARAN
22
Kesimpulan
22
Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
25
RIWAYAT HIDUP
47
DAFTAR TABEL 1 PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha tahun 2007-2013 (juta rupiah) 2 Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty 3 Matrik keputusan dengan Metode Perbandingan Eksponensial (Manning 2005) 4 PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Cianjur menurut kelompok sektor Tahun 2009 dan 2013 (Juta Rupiah) 5 Komoditas unggulan sebagai alternatif dalam struktur hirarki AHP 6 Hasil dalam penentuan kriteria yang berpengaruh dalam menentukan komoditas unggulan 7 Hasil dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten 8 Urutan prioritas produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur
1 7 9 17 18 20 20 22
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6
Diagram alir proses hirarki analitik Contoh struktur hirarki dalam AHP Diagram alir pembuatan kuisioner penentuan komoditas unggulan dengan AHP Diagram alir penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Diagram alir penentuan produk agroindustri di Kabupaten Cianjur Struktur hirarki AHP dalam pemilihan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur
6 7 11 12 13 19
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7
Komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Pohon industri komoditas padi Kuisioner penentuan komoditas unggulan dengan AHP Hasil analisis aplikasi Expert Choice 2000 dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Perhitungan gabungan dari 4 pakar dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Kuisioner penentuan produk agroindustri unggulan dengan Metode Perbandingan Eksponensial Perhitungan penentuan produk agroindustri unggulan dengan Metode Perbandingan Eksponensial
25 27 28 36 40 42 45
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan perekonomian Kabupaten Cianjur berkaitan erat dengan pembangunan sektor pertanian. Kabupaten Cianjur secara administratif masuk ke dalam wilayah Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2013, luas wilayah administratif Kabupaten Cianjur seluas 361 434 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 2 225 313 jiwa. Kabupaten Cianjur mengalami pertumbuhan ekonomi paling pesat pada sektor pertanian. Letak Kabupaten Cianjur sangat strategis karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, dan berdekatan dengan ibu kota Jakarta. Letak Kabupaten Cianjur yang sangat strategis merupakan suatu potensi yang harus dipertahankan untuk perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Tabel 1.
PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha tahun 2007-2013 (juta rupiah)
Lapangan Usaha 1.
Pertanian
2.
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih
3. 4. 5.
Bangunan
6.
Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
7.
8.
9.
Jasa-Jasa
2007
2008
2009
2010
2011
2012*
2013**
3 287 763.08
3 345 527.53
3 531 105.55
3 611 107.62
3 665 172.91
3 832 315.50
3 949 274.60
9 129.16
9 633.15
9 896.03
9 680.54
10 462.88
10 211.81
10 981.23
201 434.96
215 971.73
220 749.64
234 148.73
254 916.18
270 596.70
285 862.33
56 370.75
60 016.93
62 688.84
68 368.26
73 569.53
76 681.38
81 044.79
231 475.51
246 301.30
249 343.12
269 278.65
291 521.86
316 366.86
339 566.85
1 902 882.68
2 018 070.97
2 088 530.13
2 237 943.89
2 409 712.72
2 550 617.09
2 713 191.07
537 049.75
575 276.51
595 396.43
612 602.64
658 282.99
694 780.66
735 203.30
388 568.36
406 628.28
401 464.48
432 210.10
447 484.77
470 758.18
495 869.34
728 290.80
762 234.93
781 025.04
824 543.28
882 385.29
912 437.24
950 325.63
7 639 661.34
7 940 199.26
8 299 883.69
8 693 509.13
9 134 765.41
9 561 319.14
Produk Domestik 7 342 965.05 Regional Bruto Sumber: BPS Kabupaten Cianjur, 2014 Keterangan: *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
Dilihat dari Tabel 1, sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar (dominan) terhadap PDRB Kabupaten Cianjur. Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 3 949 274.60 juta rupiah atau 41.30 %. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Cianjur tahun 2011-2016 disebutkan misi pengembangan perekonomian masyarakat bertumpu pada kegiatan pertanian. Sektor pertanian sebagai sektor uggulan dalam perekonomian yang terus dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur. Salah satu upaya pemerintah daerah dalam peningkatan sektor pertanian adalah melalui pendekatan agroindustri. Agroindustri merupakan pilihan alternatif yang harus dikembangkan bersamaan dengan perkembangan ekonomi dan perdagangan di era globalisasi yang sangat menuntut adanya efisiensi dan efektivitas usaha. Oleh sebab itu, peran pemerintah daerah untuk mengembangkan
2
produk agroindustri komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur sangat diperlukan guna meningkatkan perekonomian Kabupaten Cianjur. Selain itu, peningkatan sektor agroindustri juga dapat meningkatkan pendapatan petani yaitu dengan memberikan nilai tambah pada hasil panen. Menurut Simatupang dan Adreng Purwoto (2003) menyatakan bahwa agroindustri terbukti telah berhasil memberikan nilai tambah sekitar 20.7 %, penyerapan tenaga kerja 30.8 %, dan penyerapan bahan baku 89.9 % dari total industri yang ada. Kabupaten Cianjur sangat terkenal sebagai daerah penghasil beras pandan wangi, penghasil tauco, dan peternak ayam pelung, karena sumber daya alam Kabupaten Cianjur sangat mendukung pertumbuhan bahan baku beras dan kedelai, serta cocok untuk daerah peternakan. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Cianjur juga menetapkan bahwa beras pandan wangi, tauco, dan ayam pelung merupakan produk dan komoditas unggulan di daerahnya tanpa melalui penelitian terlebih dahulu. Namun, sebaiknya penetapan suatu komoditas dan produk unggulan harus melalui penelitian dengan melibatkan faktor yang berpengaruh dalam menentukan suatu komoditas unggulan di daerahnya. Hal tersebut menunjukkan perlu dilakukan penelitian guna menentukan produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur. Dengan demikian penetapan produk agroindustri unggulan tersebut dapat diperoleh secara akurat dan proses pengembangannya dapat lebih terarah.
Perumusan Masalah Pemerintah Kabupaten Cianjur melalui Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, dan Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan memiliki program dan kebijakan untuk menjadikan sektor pertanian menjadi salah satu penggerak ekonomi, menciptakan lapangan kerja, melestarikan dan memanfaatkan sumberdaya alam pendukung. Pemerintah Kabupaten Cianjur mempunyai sasaran untuk meningkatkan pembangunan ekonomi yang berbasis potensi lokal. Namun kendala yang dialaminya yaitu kurangnya analisis tentang potensi komoditas unggulan dan potensi produk agroindustri komoditas unggulan pada sektor pertanian. Melihat kondisi dan permasalahan di atas maka yang perlu dikaji adalah: 1. Apa potensi komoditas unggulan pada sektor pertanian? 2. Apa produk agroindustri dari komoditas unggulan pada sektor pertanian yang dapat meningkatkan pembangunan ekonomi di Kabupaten Cianjur?
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur. 2. Menentukan produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur
3
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, antara lain: 1. Sebagai masukan dan informasi bagi para pengambil kebijakan untuk pengelolaan produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur dalam merencanakan dan mengembangkan perekonomian Kabupaten Cianjur. 2. Sebagai bahan pustaka, informasi, dan referensi bagi pihak yang membutuhkan. 3. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian tentang analisis produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur adalah : 1. Pemilihan komoditas unggulan yang dibatasi pada sektor pertanian di Kabupaten Cianjur dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 2. Pemilihan produk agroindustri dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)
TINJAUAN PUSTAKA Agroindustri Agroindustri adalah operasi-operasi pengolahan yang memproses bahan baku yang berasal dari tumbuhan atau hewan. Proses pengolahan meliputi transformasi dan pengawetan secara fisik atau kimia, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Sifat proses dan tingkat transformasi dapat bervariasi mulai dari pencucian, sortasi, pemotongan atau penggilingan, pencampuran, pemasakan hingga proses yang menyebabkan perubahan kimia dan tekstur. Agroindustri berbasis pada sumberdaya lokal. Pada era globalisasi sekarang dan mendatang, agroindustri tentu saja prospeknya sangat cerah, sehingga dimungkinkan akan menjadi leading sector (Suhardjo 2008). Pengembangan agroindustri di Indonesia didukung oleh besarnya potensi sumberdaya yang dimiliki dan tuntutan pasar yang semakin meningkat. Keanekaragaman produk pertanian merupakan potensi besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk olahan. Tuntutan pasar dengan semakin meningkatnya permintaan terhadap bahan pangan olahan, dan adanya gejala negara maju mulai meninggalkan industri pengolahan merupakan peluang untuk mengembangkan agroindustri di Indonesia (Wardoyo 2008). Menurut Suhardjo (2008), pengembangan agroindustri menyangkut berbagai aspek yang mampu menumbuh kembangkan kegiatan-kegiatan produktif lainnya yang saling terikat, saling mendukung dan saling menguntungkan. Mengingat kegiatan tersebut mempunyai ruang lingkup yang sangat luas yang meliputi semua aktivitas, mulai dari sub sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, sub sistem produksi (usaha tani), sub sistem pengolahan hingga sub
4
sistem distribusi atau pemasaran. Hal ini diharapkan akan menciptakan peluangpeluang bagi pengembangan sektor ekonomi secara luas termasuk sektor jasa, perhubungan, dan lain sebagainya. Selanjutnya menurut Suhardjo (2008), ada beberapa hal dasar dan perlu diperhatikan dalam upaya pengembangan agroindustri adalah sebagai berikut : a. Industri yang mempunyai daya saing kuat dan peluang pasar yang cukup luas, perlu didorong pengembangannya mengingat industri tersebut merupakan industri yang mengolah bahan baku yang dapat diperbaharui. b. Perlu dilakukan pengkajian dalam pemilihan teknologi yang tepat (teknologi tepat guna). c. Perlu dikembangkan dukungan Litbang terapan (R&D) secara bertahap. Perlu diarahkan agar dapat menciptakan keterkaitan yang luas antara sektor pertanian dan sektor industri sehingga dapat mendorong peningkatan nilai tambah dan menambahkan kegiatan ekonomi di daerah melalui pengaruh ganda yang pada gilirannya akan mendorong pengembangan zona industri, kantong-kantong industri, kawasan industri, dan sentra-sentra industri kecil. Analisis Komoditas Unggulan Analisis untuk menentukan komoditas unggulan menurut Ma’arif (2003), dapat didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai berikut ini, yaitu ketersediaan lahan, kesesuaian lahan, ketersediaan benih, sarana dan prasarana, teknologi, sumber daya manusia, aksesibilitas, pemasaran, aspek kelembagaan, kebijakan investasi, dan aspek lingkungan. Analisis Produk Agroindustri Unggulan Penentuan produk agroindustri unggulan dapat didasarkan pada kriteriakriteria sebagai berikut ini, yaitu kondisi bahan baku, nilai tambah produk, kondisi agroindustri dari komoditas pertanian unggulan saat ini, peluang pasar, dampak ganda terhadap produk lain, teknologi yang sudah dipakai, penyerapan tenaga kerja, kebijakan pemerintah dan dampak lingkungan (Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI 2010). Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pengambilan suatu keputusan. Metoda AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, yang ditujukan untuk memodelkan masalah-masalah tak terstruktur, baik untuk bidang ekonomi, social, maupun sains manajemen. AHP merupakan suatu model yang fleksibel dan mampu memberikan kesempatan bagi individu atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Proses ini juga memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi. AHP memasukkan pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis. Proses ini bergantung pada imajinasi, pengalaman dan pengetahuan untuk menyusun hirarki suatu masalah pada logika, intuisi, dan pengalaman untuk memberikan
5
pertimbangan. Menurut Fewidarto (1997), penggunaan hirarki dalam pengambilan keputusan mempunyai beberapa keuntungan antara lain : 1. Penyajian sistem secara hirarki dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana perubahan-perubahan prioritas pada level atas mempengaruhi prioritas pada elemen-elemen di bawahnya. 2. Hirarki memberikan banyak informasi yang lengkap pada struktur dan fungsi suatu sistem dalam level yang lebih rendah dan memberikan gambaran tentang pelaku-pelaku dan tujuan-tujuan pada level yang lebih tinggi. Elemen-elemen kendala yang terbaik adalah disajikan pada level yang lebih tinggi lagi untuk menjamin bahwa kendala-kendala itu diperhatikan. 3. Sistem alamiah yang disusun secara hirarki, yaitu dengan membangun konstruksi modul dan akhirnya menyusun rakitan modul-modul tersebut. Hal ini jauh lebih efisien daripada merakit modul-modul tersebut secara keseluruhan sekaligus. 4. Hirarki lebih mantap (stabil dan fleksibel). Stabil dalam arti bahwa perubahan-perubahan kecil mempunyai efek yang kecil dan fleksibel diartikan bahwa penambahan untuk mendapatkan suatu hirarki yang terstruktur baik tidak mengganggu pola kerjanya. Tahapan terpenting dalam analisis adalah penilaian dengan teknik komparasi berpasangan (pairwise comparison) terhadap elemen-elemen pada suatu tingkatan hirarki. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik dan membandingkan antara satu elemen dengan elemen lainnya. Tahap selanjutnya adalah melakukan sintesa terhadap hasil penilaian tadi untuk menentukan elemen mana yang memiliki prioritas tertinggi dan terendah (Saaty 1980). Jika rasio konsistensi telah memenuhi syarat, maka dilakukan penggabungan pendapat dari setiap pengambil keputusan untuk dibuat matriks pendapat gabungan dan dilakukan perhitungan bobot prioritas masing-masing sub elemen, selanjutnya dilakukan pengolahan vertikal untuk memperoleh vektor prioritas sistem. Secara lengkap diagram alir proses hirarki analitik sebagaimana disajikan pada Gambar 1.
6 Mulai
Analisis kebutuhan
Penyusunan hierarki
Penilaian perbandingan setiap elemen
Pengolahan horisontal: 1. Perkaitan elemen 2. Perhitungan vektor prioritas 3. Perhitungan nilai eigen 4. Perhitungan indeks konsistensi 5. Perhitungan nilai eigen
CI : CR
Revisi pendapat pakar
Tidak
CI : CR Memenuhi Ya Penyusunan matriks gabungan
Perhitungan vektor prioritas gabungan
Pengolahan vertikal
Perhitungan vektor prioritas sistem Selesai Gambar 1. Diagram alir proses hirarki analitik
7
Menurut Marimin (2004), prinsip kerja AHP adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan Hirarki. Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsurunsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi hirarki. Pada Gambar 2 mempresentasikan keputusan untuk memilih alternatif dengan menggunakan AHP. 2. Penilaian Kriteria dan Alternatif Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1983) dalam Marimin (2004), untuk berbagai persoalan, skala 1–9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat yang kualitatif dari skala perbandingan Saaty ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai dan Definisi Pendapat Kualitatif dari Skala Perbandingan Saaty Nilai Keterangan 1 Kriteria atau alternatif A sama penting dengan kriteria atau alternatif B 3 A sedikit lebih penting dari B 5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 Mutlak lebih penting dari B 2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan 3. Penentuan Prioritas Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitaif dapat dibandingkan sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. 4. Konsistensi Logis Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis
Gambar 2. Contoh struktur hirarki dalam AHP
8
Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses (Marimin 2010). Menurut Marimin (2010), ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam penggunaan MPE, yaitu menyusun alternatif-alternatif keputusan yang akan dipilih, menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang penting untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan atau pertimbangan kriteria, melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada setiap kriteria, menghitung skor atau nilai total setiap alternatif, dan menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total masing-masing alternatif. Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metode perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut:
dengan: TNi = Total nilai alternatif ke-i RKij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat n = jumlah pilihan keputusan m = jumlah kriteria keputusan Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat, sedangkan penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya (Sarma 2005). Semakin besar nilai alternatif, semakin besar pula skor alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternatif keputusan akan relatif berbeda secara nyata karena adanya fungsi eksponensial. Berikut ditampilkan pada Tabel 3 tentang matrik keputusan dengan Metode Perbandingan Eksponensial (Manning 2005).
9
Tabel 3. Matrik keputusan dengan Metode Perbandingan Eksponensial (Manning 2005). KRITERIA Urutan Prioritas 1 2 3 4 ... m . . . . ... . . 1 A . . . . ... . . L 2 T . . . . ... . . 3 E . . . . ... . . 4 R N . . . . . ... . . A . . . . . ... . . T . . . . . ... . . I . . . . ... . n F Tingkat kepentingan . . . . ... . . kriteria Menurut Marimin (2010), Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) mempunyai keuntungan dalam mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa. Nilai skor menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi eksponensial) yang mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata (Marimin 2010). Nilai skor untuk alternatif dibagi menjadi 4, yaitu 2, 4, 6, dan 8.
METODE Kerangka Berpikir Komoditas unggulan pada suatu daerah merupakan komoditas perdagangan yang dapat dijadikan bahan baku suatu industri dengan memanfaatkan seluruh bagian atau komponennya. Melalui pendekatan agroindustri, komoditas unggulan dapat diolah menjadi berbagai macam produk melalui proses hilir sehingga memberikan nilai tambah pada komoditas tersebut. Apabila pengembangan agroindustri komoditas tersebut terintegrasi dengan baik, maka dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi pemerintah maupun masyarakat daerah setempat. Pengembangan agroindustri komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur berawal dari adanya permasalahan tentang perlunya penentuan komoditas unggulan yang didasarkan melalui penelitian. Komoditas unggulan yang terpilih merupakan komoditas yang dapat meningkatkan PDRB dengan melihat potensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku agroindustri. Setelah mendapatkan komoditas unggulan, berikutnya dilakukan pemilihan produk agroindustri unggulan dengan melihat potensi dan peluang pengembangan produk agroindustri Kabupaten Cianjur. Metode yang digunakan untuk penentuan komoditas unggulan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP), sedangkan metode untuk penentuan produk agroindustri unggulan adalah Metode Perbandingan Eksponensial (MPE).
10
Jenis dan Sumber Data Sebelum melakukan pengumpulan data, maka diperlukan studi literatur terlebih dahulu agar memahami dan mendapatkan data serta informasi yang relevan dengan tujuan dari penelitian. Kegiatan pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuisioner oleh pakar. Menurut Millet (2007), kriteria pakar pada penelitian ini yaitu berpengalaman dengan minimal kerja 5 tahun di bidangnya, profesional, integritas, dan memiliki pendidikan formalnya minimal diploma. Data sekunder yang diperlukan dari gambaran umum Kabupaten Cianjur, perkembangan ekonomi Kabupaten Cianjur, dan struktur ekonomi Kabupaten Cianjur. Instansi yang terkait dalam penelitian ini yaitu BAPPEDA Kabupaten Cianjur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur, dan BPS Kabupaten Cianjur.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Untuk pengolahan data AHP digunakan program Expert Choice dan untuk pengolahan data MPE digunakan Excel 2010. Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan 3 tahap yaitu inventarisasi potensi agroindustri, penentuan komoditas unggulan, dan penentuan produk agroindustri unggulan. Pada tahap inventarisasi potensi agroindustri dilakukan dengan cara wawancara dan studi pustaka ke berbagai instansi terkait seperti BAPPEDA Kabupaten Cianjur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur, dan BPS Kabupaten Cianjur. Inventarisasi digunakan pada tahap awal dalam mengumpulkan data potensi komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur dengan indikator data produksi komoditas tersebut dalam satuan ton per tahun. Setelah mendapatkan beberapa jenis komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur maka dipilih 4 jenis komoditas unggulan yang akan digunakan sebagai alternatif di dalam struktur hirarki Analytical Hierarchy Process (AHP). Untuk lebih jelas, tahap pertama akan ditampilkan pada Gambar 3.
11
Mulai
Hasil studi pustaka tentang komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur berdasarkan data dari BPS dengan indikator nilai produksi pada setiap komoditas dan studi pustaka penentuan kriteria dalam pemilihan komoditas unggulan
- Kabid Industri pada BAPPEDA Kabupaten Cianjur - Sekretaris Umum pada Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Cianjur - Sekretaris Umum pada Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cianjur - Kabid Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur - Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur
Tidak
Disetujui?
Ya Y a Persetujuan pemilihan alternatif komoditas unggulan dan kriteria dalam penentuan komoditas unggulan padastruktur hirarki Analytical Hierarchy Process
Pembuatan kuisioner dan struktur hirarki Analytical Hierarchy Process dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur
Kuisioner penentuan komoditas unggulan dengan Analytical Hierarchy Process Gambar 3. Diagram alir pembuatan kuisioner penentuan komoditas unggulan dengan Analytical Hierarchy Process Tahap kedua, penentuan komoditas unggulan sebagai bahan baku dalam agroindustri dengan mempertimbangkan kriteria yang sudah ditentukan melalui studi pustaka dan wawancara pakar dengan pengisian kuisioner. Penentuan komoditas unggulan ini dilakukan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Tahap ketiga, penentuan produk agroindustri unggulan dari komoditas unggulan terpilih dengan mempertimbangkan kriteria yang sudah ditentukan melalui studi
12
pustaka dan wawancara pakar dengan pengisian kuisioner. Berikut ini Gambar 4 dan Gambar 5 disajikan alur dalam tahap kedua dan ketiga tahapan penelitian. Mulai
Pengisian kuisioner dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur ke Kabid Industri di BAPPEDA, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kabid Perindustrian di Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Sekretaris Umum di Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan
Hasil pengisian kuisioner
Analisis dengan aplikasi Expert Choice 2000 pada setiap pakar Inkonsistensi >= 0.1? Ya
Tidak Perhitungan gabungan dari hasil analisis 4 orang pakar
Hasil komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Gambar 4. Diagram alir penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur
13
Mulai
Wawancara dengan Kabid Perindustrian di Dinas Perindustrian dan Perdagangan tentang produk agroindustri dari padi dan penentuan kriteria dalam pemilihan produk agroindustri unggulan
Pembuatan kuisioner tentang penentuan produk agroindustri komoditas unggulan
Kabid Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disetujui? Tidak
Ya Persetujuan kuisioner
Pengisian kuisioner oleh Kabid industri di BAPPEDA, Kabid Bina Usaha di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan Kabid Perindustrian di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Analisis hasil pengisian kuisioner dengan MPE
Produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur Gambar 5. Diagram alir penentuan produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur
14
GAMBARAN UMUM KABUPATEN CIANJUR Kondisi Geografi Secara geografi, Kabupaten Cianjur terletak pada koordinat 1060 42’ – 1070 25’ Bujur Timur dan 60 21’ – 70 25’ Lintang Selatan. Kabupaten Cianjur mempunyai luas wilayah 361 434.98 hektar dengan luas lahan pertanian seluas 237 650 hektar yang terdiri atas lahan sawah seluas 66 180 hektar dan bukan sawah seluas 171 470 hektar. Kabupaten Cianjur memiliki curah hujan pertahun rata-rata antara 1 000 sampai 4 000 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 150 hari per tahun. Keadaan ini menjadikan sebagian besar lahan sangat subur. Sungaisungai besar dan kecil terdapat cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengairan bagi pertanian (BPS 2014). Kabupaten Cianjur terletak pada posisi strategis di Jawa Barat, dengan jarak 65 km dari ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan 120 km dari ibu kota negara Indonesia (Jakarta). Hal ini yang menjadikan Kabupaten Cianjur berpotensi untuk menumbuhkan kegiatan perdagangan, industri dan pariwisata. Kabupaten Cianjur juga terletak pada daerah perbatasan yang strategis juga, sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta, sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia, dan sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung (BPS 2014). Secara geografis, wilayah Kabupaten Cianjur terbagi menjadi 3 bagian, yaitu wilayah utara, wilayah tengah, dan wilayah selatan. Kabupaten Cianjur terdiri atas 32 kecamatan, 342 desa, dan 6 kelurahan di wilayah kota Cianjur. Cianjur bagian utara merupakan dataran tinggi terletak di kaki Gunung Gede dengan ketinggian 2 963 meter, sebagian besar merupakan daerah dataran tinggi pegunungan dan sebagian lagi merupakan dataran yang digunakan untuk areal perkebunan dan persawahan. Cianjur bagian tengah merupakan daerah yang berbukit-bukit kecil dikelilingi dengan keadaan struktur tanahnya labil sehingga rentan terhadap pergeseran tanah dan longsor. Sedangkan Cianjur bagian selatan merupakan daerah berbukit kecil, dataran rendah, dan pegunungan yang melebar sampai pantai Samudera Indonesia (BPS 2014). Kondisi Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Cianjur pada tahun 2013 adalah 2 231 107 jiwa yang terdiri atas 1 153 993 jiwa laki-laki dan 1 077 144 jiwa perempuan dengan sex ratio 107.15. Kepadatan rata-rata penduduk Kabupaten Cianjur tahun 2013 rata-rata 617 jiwa per km2. Berdasarkan hasil sakernas tahun 2013, penduduk Kabupaten Cianjur usia 15 tahun ke atas merupakan angkatan kerja yaitu 1 013 648 jiwa yang terbagi dalam dua yaitu yang bekerja sebanyak 899 502 jiwa dan yang berstatus pengangguran terbuka sebanyak 114 146 jiwa (BPS 2014). Angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan mencapai 55.81 persen, industri pengolahan 4.69 persen, perdagangan, rumah makan dan hotel 18.78 persen, jasa kemasyarakatan 4.92 persen, dan lainnya meliputi pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air, bangunan,
15
angkutan, pergudangan dan komunikasi, keuangan, asuransi, persewaan dan jasa perusahaan mencapai 15.89 persen. Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian sangat mendominasi penyerapan tenaga kerja terbesar dan disusul oleh sektor perdagangan (BPS 2014). Perkembangan Ekonomi Kabupaten Cianjur Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Cianjur pada tahun 2013 sebesar 4.67 persen. Angka pertumbuhan tersebut mengalami sedikit perlambatan dibandingkan dengan LPE tahun 2012 sebesar 5.08 persen. Kondisi ini menggambarkan bahwa secara umum kinerja ekonomi di Kabupaten Cianjur pada tahun 2013 relatif lebih sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya (BPS 2014). Menurut kelompok sektor ekonomi, maka dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sektor primer, sektor sekunder, dan sektor tersier. LPE untuk masing-masing kelompok sektor tersebut pada tahun 2013 sebesar 3.6 persen, 6.45 persen, dan 5.75 persen. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa kelompok sektor sekunder memiliki capaian kinerja yang lebih baik dibandingkan dua kelompok lainnya (BPS 2014). Sektor Primer Sektor primer adalah kelompok sektor yang tidak mengolah bahan baku melainkan hanya menggunakan sumber-sumber alam yang ada (seperti tanah dan deposit lainnya). Kelompok sektor primer terdiri atas sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Laju pertumbuhan sektor primer pada tahun 2013 sebesar 3.06 persen. Laju pertumbuhan kelompok sektor primer sangat rendah apabila dibandingkan dengan dua kelompok sektor lainnya (BPS 2014). Pertumbuhan kelompok sektor primer erat kaitannya dengan kinerja sektor pertanian. Hal ini disebabkan sektor pertanian merupakan kontributor utama terhadap kelompok sektor primer. Pada tahun 2013 sektor pertanian tumbuh 3.05 persen. Hal ini terkait dengan peningkatan produksi padi pada tahun 2013 dibandingkan produksi padi pada tahun 2012. Namun demikian, peningkatan produksi pada pada tahun 2013 relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan pada tahun 2012, sehingga mengakibatkan perlambatan pertumbuhan sub sektor tabama. Adapun sub sektor lainnya pada sektor pertanian rata-rata mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai sub sektor kehutanan yaitu tumbuh sebesar 14.57 persen. Pertumbuhan tinggi pada sub sektor kehutanan disebabkan pada tahun 2013 memasuki masa tebang kayu lokal dan Jati dibandingkan pada tahun 2012 (BPS 2014). Demikain pula untuk sektor pertambangan dan penggalian laju pertumbuhannya sebesar 7.53 persen. Kondisi ini menggambarkan terjadinya peningkatan produksi hasil pertambangan dan penggalian pada tahun 2013 dibandingkan pada tahun 2012 (BPS 2014). Sektor Sekunder Sektor sekunder adalah sektor yang mengolah bahan baku baik dari sektor primer maupun dari sektor sekunder menjadi bahan lain yang mempunyai nilai yang lebih tinggi. Adapun yang termasuk kelompok sektor ini adalah sektor
16
industri pegolahan, listrik, gas, dan air minum serta bangunan/konstruksi. Kinerja sektor sekunder pada tahun 2013 yaitu sebesar 6.45 persen tumbuh relatif tinggi dibandingkan tahun 2009 yang hanya tumbuh sebesar 2.01 persen (BPS 2014). Pertumbuhan kelompok sektor sekunder tersebut diperkuat dengan pertumbuhan positif pada setiap sektornya. Pertumbuhan tertinggi dari sektor bangunan sebesar 7.33 persen sedangkan sektor industri tumbuh sebesar 5.64 persen dan sektor listrik, gas, dan air bersih tumbuh sebesar 5.69 persen. Sektor perdagangan di Kabupaten Cianjur merupakan kontributor utama pada kelompok sektor sekunder meskipun pertumbuhannya masih dibawah sektor bangunan (BPS 2014). Sektor Tersier Sektor tersier atau dikenal dengan sektor jasa, yaitu sektor yang tidak merubah bentuk fisik melainkan jasa, yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan telekomunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Laju pertumbuhan ekonomi untuk sektor tersier pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5.75 persen. Adapun masingmasing LPE dari sektornya yaitu sektor perdagangan sebesar 6.37 persen, sektor pengangkutan dan telekomunikasi sebesar 5.82 persen, sektor keuangan tumbuh sebesar 5.33 persen dan sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 4.15 persen. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan sektor produksi, sektor perdagangan mampu tumbuh relatif besar. Selain itu, sektor keuangan juga mempunyai kontribusi yang cukup besar kepada pertumbuhan kelompok sektor tersier. Permintaan transaksi keuangan dan jasa keuangan pada tahun 2013 di Kabupaten Cianjur tumbuh positif (BPS 2014). Struktur Ekonomi Kabupaten Cianjur Pada Tabel 4 diperlihatkan nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 dan 2013 maka dapat dilihat mengenai perkembangan absolut PDRB selama kurun waktu lima tahun terakhir. PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 16 738 trilyun meningkat menjadi Rp. 24 893 trilyun pada tahun 2013. Pada tahun 2013, distribusi terbesar disumbangkan oleh kelompok sektor tersier yaitu sebesar Rp. 13 53 trilyun dan kontribusi terkecil yaitu sebesar Rp. 2 13 trilyun dari kelompok sektor sekunder. Sedangkan kelompok primer menyumbang sebesar Rp. 9 24 trilyun (BPS 2014). Apabila dicermati dari Tabel 4, terlihat bahwa kelompok tersier pada tahun 2013 mempunyai kontribusi sebesar 54.35 persen dan yang terkecil dari kelompok sektor sekunder yaitu sebesar 8.54 persen. Namun demikian, apabila diperhatikan per sektornya, kontribusi terbesar disumbang dari sektor pertanian yaitu sebesar 37.00 persen sedangkan terkecil dari sektor pertambangan yaitu sebesar 0.12 persen. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa, struktur ekonomi Kabupaten Cianjur masih dipegang oleh sektor pertanian. Namun apabila dipilah menjadi kelompok sektor, PDRB Kabupaten Cianjur ditopang oleh kelompok sektor tersier (BPS 2014).
17
Tabel 4. PDRB atas dasar harga berlaku kabupaten cianjur menurut kelompok sektor Tahun 2009 dan 2013 (Juta Rupiah) Kelompok Sektor 2009 2013 1. Primer 6 586 008.43 (39.35%) 9 238 865.05 (37.11%) a. Pertanian 6 563 306.96 (39.21%) 9 209 425.94 (37.00%) b. Pertambangan 22 701.47 (0.14%) 29 439.11 (0.11%) 2. Sekunder 1 334 552.36 (7.97%) 2 125 128.28 (8.54%) a. Industri 558 318.48 (3.34%) 943 319.62 (3.79%) b. Listrik, Air 183 213.24 (1.09%) 278 433.59 (1.12%) Minum c. Bangunan 539 020.64 (3.54%) 903 375.07 (3.63%) 3. Tersier 8 817 179.50 (52.68%) 13 529 212.88 (54.35%) a. Perdagangan 4 173 366.15 (24.93%) 6 898 115.80 (27.71%) b. Pengangkutan 1 678 050.49 (10.03%) 2 480 234.56 (9.96%) c. Keuangan 768 009.94 (4.59%) 975 012.03 (3.92%) d. Jasa-jasa 2 197 752.92 (13.13%) 3 175 850.22 (12.76%) PDRB 16 737 740.29 (100%) 24 893 206.21 (100%) Sumber: BPS Kabupaten Cianjur Kontributor kedua terbesar setelah sektor pertanian, adalah sektor perdagangan yaitu sebesar 27.71 persen. Struktur ekonomi tersebut memperlihatkan adanya keterkaitan antara sektor produksi dengan sektor perdagangan. Apabila produksi pertanian di Kabupaten Cianjur meningkat, maka sektor perdagangannya akan terdongkrak juga. Namun disamping itu juga terpengaruh dari peningkatan konsumsi masyarakat (BPS 2014).
HASIL DAN PEMBAHASAN Komoditas pertanian yang akan dijadikan sebagai produk agroindustri sangat beragam jenisnya sehingga diperlukan kriteria yang tepat dalam hal menentukan komoditas unggulan dan produk agroindustri dari komoditas unggulan tersebut di Kabupaten Cianjur. Metode yang digunakan dalam pemilihan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP), sedangkan metode yang digunakan dalam menentukan produk agroindustri unggulan yaitu Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Berdasarkan studi pustaka dan hasil wawancara pakar, terdapat 49 jenis komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Cianjur, hasil selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 1. Komoditas unggulan hasil studi pustaka dan wawancara pakar merupakan komoditas yang saat ini rata-rata mempunyai nilai produksi tertinggi di Provinsi Jawa Barat dan mayoritas digunakan sebagai mata pencaharian masyarakat Kabupaten Cianjur. Pemilihan komoditas unggulan yang dijadikan sebagai alternatif dalam struktur hirarki AHP berdasarkan pada nilai data produksi tertinggi setiap komoditas unggulan. Maka dipilih 4 komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Cianjur, yaitu padi, ikan nila, ikan mas, dan sapi lokal. Hasil pemilihan 4 komoditas unggulan sebagai alternatif dalam penyusunan struktur hirarki AHP ditampilkan pada Tabel 5.
18
Tabel 5. Komoditas unggulan sebagai alternatif dalam struktur hirarki AHP No 1. 2. 3. 4.
Jenis Komoditas Padi Ikan nila Ikan mas Sapi lokal
Produksi Tahun 2015 (ton/thn)* 903 547 822 586 456 992 194 455
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015 Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan, 2015 Keterangan: *) Angka Sementara
Analisis Penentuan Komoditas Unggulan Kriteria dalam pemilihan komoditas unggulan ditentukan melalui studi pustaka kemudian dianalisis oleh pakar melalui pengisian kuisioner. Jumlah pakar dalam menentukan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur ada 5 orang yaitu Kabid Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Kabid Industri pada BAPPEDA Kabupaten Cianjur, Sekretaris Umum pada Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Cianjur, Sekretaris Umum pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur, dan Kabid Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur. Berdasarkan hasil analisis pakar, kriteria dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur ada 10 kriteria, yakni prospek pasar, nilai ekonomis bahan baku, keterkaitan pendapatan rakyat, kelayakan usaha, adanya kesempatan diversifikasi produk, penyerapan tenaga kerja, sarana dan prasarana pendukung, kebijakan pemerintah mendukung, ketersediaan dan pasokan bahan baku, dan ketersediaan lahan komoditas unggulan. Struktur hirarki dalam pemilihan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur ditampilkan pada Gambar 6. Hirarki dalam pemilihan komoditas unggulan terdiri atas level nol, level satu, dan level dua. Level nol (level tujuan) adalah penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur, level satu adalah level kriteria dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur, dan level dua adalah alternatif komoditas unggulan.
19
Gambar 6. Struktur hirarki AHP dalam pemilihan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Keterangan : PP = Prospek pasar NEBB = Nilai ekonomis bahan baku KU = Kelayakan usaha KLKU = Ketersediaan lahan komoditas unggulan AKDP = Adanya kesempatan diversifikasi produk PTK = Penyerapan tenaga kerja KPBB = Ketersediaan pasokan bahan baku KPM = Kebijakan pemerintah mendukung SPP = Sarana dan prasarana pendukung KPR = Keterkaitan pendapatan rakyat Responden yang digunakan dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur dengan metode AHP sebanyak 4 orang yaitu Kabid Tanaman Pangan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sekretaris Umum di Dinas Perikanan, Peternakan, dan Kelautan, Kabid Industri di BAPPEDA, dan Kabid Perindustrian di Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Pada saat pemilihan responden, terdapat kriteria yang harus dipenuhi yaitu profesional, minimal pendidikan D3, integritas, dan berpengalaman dalam menangani masalah tersebut. Data yang diperoleh dari responden melalui pengisian kuisioner selanjutnya diolah dengan menggunakan aplikasi expert choice. Pada saat diolah menggunakan expert choice maka nilai konsisten harus dibawah 0.1 untuk setiap pakar yang dijadikan sebagai responden. Nilai konsisten ini menunjukkan bahwa pakar layak dan mengerti dengan jawaban serta masalah dalam penelitian tersebut. Apabila nilai konsisten pakar lebih dari 0.1 maka ada 2 pilihan yang harus dipilih yaitu mencari pakar ahli lain atau mengulangi pengisian kuisioner pada pakar tersebut dengan lebih teliti dalam menjawab pertanyaan pada kuisioner. Kuisioner penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur dengan Analytical Hierarchy Process dilampirkan pada Lampiran 2. Berdasarkan hasil pengisian kuisioner AHP oleh pakar yang dianalisis dengan aplikasi expert choice, maka diperoleh nilai konsisten pakar sebesar 0.06 dengan menggunakan 4 orang
20
responden. Selanjutnya ditampilkan pada Tabel 6 hasil AHP dalam penentuan kriteria yang paling berpengaruh untuk penentukan komoditas unggulan dengan menggunakan 4 responden. Tabel 6. Hasil dalam penentuan kriteria yang berpengaruh untuk menentukan komoditas unggulan No. Kriteria Bobot 1. Ketersediaan dan Pasokan Bahan Baku 0.271 2. Sarana dan Prasarana Pendukung 0.250 3. Prospek Pasar 0.142 4. Ketersediaan Lahan Komoditas Unggulan 0.098 5. Adanya Kesempatan Diversifikasi Pangan 0.060 6. Nilai Ekonomis Bahan Baku 0.045 7. Kebijakan Pemerintah Mendukung 0.037 8. Penyerapan Tenaga Kerja 0.036 9. Kelayakan Usaha 0.034 10. Keterkaitan Pendapatan Rakyat 0.027 Jumlah 1.000 Berdasarkan hasil AHP yang diolah dengan aplikasi expert choice ditampilkan pada Tabel 6, maka terdapat 3 kriteria yang paling berpengaruh dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu ketersedian dan pasokan bahan baku dengan bobot 0.271, sarana dan prasarana pendukung dengan bobot 0.250, dan prospek pasar dengan bobot 0.142. Setelah diperoleh kriteria dalam penetuan komoditas unggulan, kemudian data dari 4 responden dianalisis dengan expert choice, hasil menunjukkan bahwa komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu padi dengan bobot sebesar 0.350. Hasil selengkapnya analisis AHP dengan aplikasi expert choice ditampilkan pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur No. Jenis Komoditas Unggulan Bobot 1. Ikan Mas 0.232 2. Ikan Nila 0.275 3. Sapi Lokal 0.143 4. Padi 0.350 Jumlah 1.000
Analisis Penentuan Produk Agroindustri Unggulan Hasil dari penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur dengan AHP, maka padi merupakan komoditas yang paling dominan dan potensial untuk dikembangkan menjadi produk agroindustri. Produk agroindustri turunan dari padi dapat dilihat pada Lampiran 2. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, terdapat 4 jenis produk agroindustri berbahan baku padi yang paling potensial untuk dikembangkan, yaitu beras giling, minyak goreng dari dedak, pati beras, dan tepung beras. Berdasarkan hasil wawancara pakar, terdapat kriteria yang digunakan untuk menentukan produk agroindustri
21
unggulan di Kabupaten Cianjur, yaitu kontinuitas bahan baku, potensi pasar, nilai tambah produk, dampak terhadap lingkungan, teknologi yang sudah dipakai, penyerapan tenaga kerja, dan kondisi sosial budaya. Kontinuitas bahan baku menunjukkan pasokan dan ketersediaan bahan baku dari komoditas unggulan tersebut di Kabupaten Cianjur. Kontinuitas bahan baku menjadi faktor penting dalam mengembangkan produk agroindustri di suatu daerah. Ketika bahan baku terkendala, maka proses produksi pada suatu pabrik berbasis agroindustri akan terkendala juga bahkan sampai gulung tikar. Suatu pabrik berbasis agroindustri harus mempertimbangkan hal-hal berikut dalam menentukan bahan baku yang digunakan, yaitu jenis, jumlah, mutu, kemudahan dalam memperoleh komoditas yang digunakan, dan spesifikasinya. Potensi pasar juga sangat berperan penting dalam hal pengembangan produk agroindustri. Hal ini menunjukkan prospek kebutuhan dari produk agroindustri tersebut di masyarakat. Ketika prospek kebutuhan produk agroindustri tersebut tinggi maka potensi pasar dalam pengembangan produk dari komoditas tersebut juga tinggi. Selain potensi pasar, nilai tambah produk dapat dijadikan sebagai kriteria dalam menentukan produk agroindustri unggulan. Nilai tambah produk merupakan suatu hasil dari proses yang digunakan agar suatu komoditas dapat dikembangkan menjadi produk yang berbeda dari komoditas aslinya. Suatu komoditas dapat bernilai tinggi ketika komoditas tersebut dapat diubah menjadi produk agroindustri yang berbeda dengan produk agroindustri di pasaran. Dampak terhadap lingkungan merupakan salah satu kriteria yang harus dipenuhi dalam menentukan produk agroindustri unggulan di suatu daerah. Hal ini berguna agar suatu produk agroindustri tersebut ramah lingkungan. Kriteria dampak terhadap lingkungan sangat berkorelasi dengan kondisi sosial budaya di suatu daerah tersebut. Ketika produk agroindustri berdampak baik bagi lingkungan sekitar maka masyarakat sekitar dapat menerima proses produksi dari produk agroindustri unggulan tersebut. Kriteria yang sangat penting dalam hal menciptakan produk agroindustri unggulan yaitu teknologi yang sudah dipakai. Ketika suatu daerah mencptakan suatu inovasi produk agroindustri unggulan namun teknologi tidak mendukung maka prospek produk agroindustri tersebut akan kurang di pasaran karena harga relatif mahal. Namun, ketika teknologi yang digunakan dalam menciptakan produk agroindustri sudah dipakai dan teknologi yang dipakai sudah kuno maka harus melakukan peremajaan teknologi yang terbarukan agar hasil dari produk agroindustri unggulan dapat meningkat. Agroindustri dapat menjadi solusi dalam mengurangi pengangguran di suatu daerah karena penyerapan tenaga kerja sangat tinggi. Jika suatu daerah memiliki komoditas unggulan, maka proses agroindustri harus dilakukan sehingga tercipta lapangan pekerjaan untuk masyarakat di daerahnya. Setelah dijelaskan mengenai 7 kriteria dalam menentukan alternatif produk agroindustri di suatu daerah, maka perlu dilakukan pengisian kuisioner lebih lanjut dengan metode perbandingan eksponensial. Responden atau pakar yang dipilih untuk menentukan produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur ada 3 orang yaitu Kabid Perindustrian di Dinas Peridustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, Kabid Bina Usaha di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Kabid Perindustrian di BAPPEDA Kabupaten Cianjur. Kuisioner dalam penentuan produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur terlampir dalam Lampiran 6.
22
Pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan akan dianalisis oleh 3 orang pakar dengan cara memberikan pembobotan pada masing-masing kriteria. Penentuan bobot untuk setiap kriteria dilakukan dengan memberi skala nilai antara 1 sampai 9. Penentuan bobot untuk setiap alternatif dilakukan dengan memberi nilai 2, 4, 6, dan 8. Hal ini disebabkan karena dengan adanya rentang nilai yang cukup besar maka hasil yang diperolah akan lebih akurat dan rinci. Hasil pendapat pakar melalui pengisian kuisioner kemudian dianalisis dengan MPE untuk menentukan produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur. Hasil analisis MPE menunjukkan bahwa prioritas utama produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu beras giling dengan nilai MPE sebesar 493 225 328. Pada Tabel 8 ditampilkan urutan prioritas produk unggulan di Kabupaten Cianjur berdasarkan pendapat gabungan 3 pakar dengan hasil analisis MPE menggunakan pengolahan hasil pengisian kuisioner. Kuisioner penentuan produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur dilampirkan pada Lampiran 3. Tabel 8. Urutan prioritas produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur Urutan Jenis Produk Agroindustri Unggulan Total Nilai MPE Prioritas 1. Beras Giling 493 225 328 2. Pati Beras 159 284 232 2. Tepung Beras 159 284 232 3. Minyak Goreng dari Dedak 25 224 040
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasakan hasil penelitian, ada 3 macam kriteria yang berpengaruh dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur, yaitu ketersedian dan pasokan bahan baku dengan bobot 0.271, sarana dan prasarana pendukung dengan bobot 0.250, dan potensi pasar dengan bobot 0.142. Nilai konsistensi 4 pakar ahli dalam menentukan komoditas unggulan yaitu 0.06. Hasil menunjukkan bahwa komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu padi dengan bobot sebesar 0.350. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menentukan produk agroindustri unggulan maka ada 10 kriteria yang haris diperhatikan, yaitu kontinuitas bahan baku, potensi pasar, nilai tambah produk, dampak terhadap lingkungan, teknologi yang sudah dipakai, penyerapan tenaga kerja, dan kondisi sosial budaya. Berdasarkan hasil pengisian kuisioner dari 3 pakar dan dianalisis dengan MPE menunjukkan bahwa prioritas utama produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu beras giling dengan nilai MPE sebesar 493 225 328. Saran Hasil penelitian ini sebaiknya dilakukan analisis lebih lanjut seperti analisis finansial dan strategi pengembangan produk agroindustri unggulan dengan mempertimbangkan nilai tambah untuk setiap produk agroindustri berbasis
23
komoditas unggulan terpilih, seperti pati beras yang memiliki nilai tambah sangat tinggi dibandingkan beras giling maupun tepung beras.
DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. 2012. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Cianjur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011. Cianjur (ID) : Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. [BPS] Ba . 2014. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Cianjur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2013. Cianjur (ID) : Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. [DEPERINDAG] Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2010. Produk Agroindustri. Jakarta (ID) : Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Ariani DW. 2002. Manajemen Kualitas, Pendekatan Sisi Kualitatif. Jakarta (ID): Depdiknas Press. Arpah. 2006. Modul Alat Bantu Manajemen Mutu Pangan (Quality Tools). Bogor (ID) : IPB Press. Fewidarto P D. 1997. Proses Hirarki Analitik. [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kadarisman D dan Muhandri T. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor (ID) : IPB Press. Ma’arif S M dan Syam H. 2004. Kajian perlunya kebijakan pengembangan agroindustri sebagai leading sector. [Tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Manning W A. 2005. Decision Making, How a Microcomputer Aids The Process Interface. Di dalam Nadjikh M, Model Sistem Penunjang Keputusan Studi Kasus : Pengembangan Industri Kecil. [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta (ID) : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Marimin. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor (ID) : IPB Press. Millet I dan Charles H Mawhinney. 2007. Aplication Executive Imformation System. Journal of Critical Perspective Information and Manajement 23 (2007) 83 – 92, North – Holland. Saaty T L. 1986. The Analitical Hierarchy Process Planning Priority Setting Recources Allocation. New York (US) : Mc. Graw Hill International Book Company. Sarma V V S. 2005. Decision making in Complex System. J. System practice Vol. 7 No. 4pp (399-407). Simatupang dan Adreng Purwoto. 2003. Industrialisasi pertanian sebagai strategi agribisnis dan pengembangan pertanian dalam era globalisasi. Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Bogor (ID) : PSE. Suhardjo S. 2008. Perkembangan Agroindustri dan Kebijakan Pengembangannya. Makalah pada Seminar Nasional Agroindustri III. Desember 2008: Yogyakarta.
24
Thierauf R J. 1982. Decision Support System for Effective Planning and Control : A Case Study Approach. New York (UK) : Prentice-Hall Inc. Wardoyo. 2008. Arah Pengembangan Agroindustri. Makalah pada Seminar Nasional Agroindustri III. Desember 2008 : Yogyakarta
25
Lampiran 1 Komoditas Unggulan di Kabupaten Cianjur No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Nama Komoditas Padi Ikan Nila Ikan mas Sapi Lokal Pisang Domba Ubi kayu Ayam petelur Jagung Wortel Cabai rawit Bawang daun Kambing The Tomat Cabe besar Kacang tanah Itik Aren Buncis Kerbau Sawi Kelapa Ketimun Kubis Terong Kedelai Durian Ubi jalar Jahe Petai Alpukat Susu sapi Kencur Lobak Kembang kol Karet Kunyit Cengkeh Sawo Lengkuas Sirsak Getah pinus Melinjo
Jumlah Produksi Tahun 2015 (ton/thn)* 903547 822586 456992 194455 178005 155521 128598 72826 55098 41422 38403 37764 35750 35139 30090 28935 27987 27330 23979 23066 22431 21720 20887 17309 16436 16191 12462 8443 7666 5934 5457 4879 4807 4783 4782 4174 3633 2732 2647 2184 1662 1507 1427 1341
26
45 46 47 48 49
Kentang Kakao Kina Kopi Bawang merah
1021 895 263 250 246
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Cianjur Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cianjur Keterangan: *) Angka Sementara sampai bulan Juni 2015
27
Lampiran 2 Pohon industri komoditas padi
28
Lampiran 3 Kuisioner penentuan komoditas unggulan dengan AHP Kuesioner Penelitian Analisis Komoditas Unggulan di Kabupaten Cianjur Tanggal Pengisian: Penggunaan Proses Hirarki Analitik Penentuan Komoditas Unggulan di Kabupaten Cianjur Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen dalam menyelesaikan penelitian. Kusioner ini disusun oleh: Peneliti
:
Khovivatul Istiqomah
NRP
:
F34110066
Program studi
:
Teknologi Industri Pertanian
Fakultas
:
Teknologi Pertanian
Perguruan tinggi :
Institut Pertanian Bogor
Pembimbing
Dr. Ir. Faqih Udin, M.Sc
:
Nama
IDENTITAS RESPONDEN :
Jenis Kelamin
:
( ) laki-laki ( ) Perempuan
Pendidikan terakhir : ( ) Tidak Tamat SD ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA Pekerjaan
:
( ) Diploma/Akademik ( ) Sarjana ( ) Pascasarjana ( ) Doktor
29
PETUNJUK PENGISIAN I. UMUM 1. Isi kolom identitas yang terdapat pada halaman depan kuesioner 2. Berikan penilaian terhadap hierarki penentuan strategi penerapan produksi bersih 3. Penilaian dilakukan dengan membandingkan tingkat/peran komponen dalam satu level hierarki yang berkaitan dengan komponen-komponen level sebelumnya. 4. Penilaian dilakukan dengan mengisi tanda checklist ( √ ) pada kolom yang tersedia II. SKALA PENILAIAN Defenisi dari skala yang digunakan adalah sebagai berikut Nilai Defenisi Perbandingan 1 Tujuan yang satu dengan yang lainnya sama penting 3 Tujuan yang satu sedikit lebih penting ( agak kuat ) dibanding tujuan yang lainnya 5 Tujuan yang satu lebih penting dibanding tujuan lainnya 7 Tujuan yang satu sangat penting dibanding tujuan lainnya 9 Tujuan yang satu mutlak penting dibanding tujuan lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai tengah di antara dua nilai skor penilaian diatas Contoh Pengisian : Tabel 1. Bagaimana Penilaian anda terhadap perbandingan tingkat kepentingan antar kriteria di bawah ini berdasarkan tujuan Penentuan Komoditas Unggulan di Kabupaten Cianjur D Diisi bila kolom kiri Diisi Diisi bila kolom kanan lebih penting dari pada kolom bila lebih penting dari pada kolom kiri Kolom Kanan Kolom Kiri kanan sama penting 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Produktivitas √ Biaya Produktivitas √ Dampak Lingkungan Produktivitas √ Kualitas Biaya √ Dampak Lingkungan Biaya √ Kualitas Dampak √ Kualitas Lingkungan
30
III. ISI KUESIONER 1. Penentuan bobot FAKTOR untuk pemilihan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing FAKTOR pada tabel berikut Tabel 1. Perbandingan tingkat kepentingan antar FAKTOR untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Kolom Kiri
Prospek pasar Prospek pasar Prospek pasar Prospek pasar Prospek pasar Prospek pasar Prospek pasar Prospek pasar Prospek pasar Nilai ekonomis bahan baku Nilai ekonomis bahan baku Nilai ekonomis bahan baku Nilai ekonomis bahan baku Nilai ekonomis bahan baku Nilai ekonomis bahan baku Nilai ekonomis bahan baku Nilai ekonomis bahan baku
Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila penting dari pada kolom sama kanan penting 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Diisi bila kolom kanan lebih penting dari pada kolom kiri 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Nilai ekonomis bahan baku Sarana dan prasarana pendukung Kelayakan usaha Adanya kesempatan deversifikasi produk Penyerapan tenaga kerja Kebijakan pemerintah mendukung Ketersediaan dan pasokan bahan baku Ketersediaan lahan komoditas unggulan Keterkaitan pendapatan rakyat Sarana dan prasarana pendukung Kelayakan usaha Adanya kesempatan deversifikasi produk Penyerapan tenaga kerja Kebijakan pemerintah mendukung Ketersediaan dan pasokan bahan baku Ketersediaan lahan komoditas unggulan Keterkaitan pendapatan rakyat
31
Kolom Kiri
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan
9
8
7
6
5
4
3 2
Diisi bila sama penting 1
Diisi bila kolom kanan lebih penting dari pada kolom kiri
2
3 4
5
6
7
8
Kolom Kanan
9
Sarana dan prasarana pendukung
Kelayakan usaha
Sarana dan prasarana pendukung
Adanya kesempatan deversifikasi produk
Sarana dan prasarana pendukung Sarana dan prasarana pendukung Sarana dan prasarana pendukung Sarana dan prasarana pendukung Sarana dan prasarana pendukung Kelayakan usaha Kelayakan usaha Kelayakan usaha Kelayakan usaha Kelayakan usaha Kelayakan usaha Adanya kesempatan diversifikasi produk Adanya kesempatan diversifikasi produk Adanya kesempatan diversifikasi produk Adanya kesempatan diversifikasi produk Adanya kesempatan diversifikasi produk
Penyerapan tenaga kerja Kebijakan pemerintah mendukung Ketersediaan dan pasokan bahan baku Ketersediaan lahan komoditas unggulan Keterkaitan pendapatan rakyat Adanya kesempatan deversifikasi produk Penyerapan tenaga kerja Kebijakan pemerintah mendukung Ketersediaan dan pasokan bahan baku Ketersediaan lahan komoditas unggulan Keterkaitan pendapatan rakyat Penyerapan tenaga kerja Kebijakan pemerintah mendukung Ketersediaan dan pasokan bahan baku Ketersediaan lahan komoditas unggulan Keterkaitan pendapatan rakyat
32
Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom kanan lebih penting dari pada kolom sama penting dari pada kolom kiri Kolom Kiri kanan penting 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Kebijakan pemerintah mendukung Ketersediaan dan pasokan bahan baku Ketersediaan lahan komoditas unggulan Keterkaitan pendapatan rakyat Ketersediaan dan pasokan bahan baku Ketersediaan lahan komoditas unggulan Keterkaitan pendapatan rakyat Ketersediaan lahan komoditas unggulan Keterkaitan pendapatan rakyat
Penyerapan tenaga kerja Penyerapan tenaga kerja Penyerapan tenaga kerja Penyerapan tenaga kerja Kebijakan pemerintah mendukung Kebijakan pemerintah mendukung Kebijakan pemerintah mendukung Ketersediaan dan pasokan bahan baku Ketersediaan dan pasokan bahan baku Ketersediaan lahan komoditas unggulan
Keterkaitan pendapatan rakyat
2. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut: Tabel 2. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor PROSPEK PASAR untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Kolom Kiri
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan 9
Ikan Mas Ikan Mas Ikan Mas Ikan Nila Ikan Nila Sapi Potong
8
7
6
5
4
3
2
Diisi bila Diisi bila kolom sama kanan lebih penting dari pada penting kolom kiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan
Ikan Nila Sapi Potong Padi Sapi Potong Padi Padi
3. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut:
33
Tabel 3. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor NILAI EKONOMIS BAHAN BAKU untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Kolom Kiri
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan 9
8
7
6
5
4
3
2
Diisi bila Diisi bila kolom sama kanan lebih penting dari pada penting kolom kiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Mas Ikan Mas Ikan Nila
Kolom Kanan
Ikan Nila Sapi Potong Padi Sapi Potong Padi Padi
Ikan Nila Sapi Potong
4. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut: Tabel 4. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor SARANA DAN PRASARANA PENDUKUNG untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Kolom Kiri
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan 9
8
7
6
5
4
3
2
Diisi bila Diisi bila kolom sama kanan lebih penting dari pada penting kolom kiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Mas Ikan Mas Ikan Nila
Kolom Kanan
Ikan Nila Sapi Potong Padi Sapi Potong Padi Padi
Ikan Nila Sapi Potong
5. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut: Tabel 5. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor KELAYAKAN USAHA untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Kolom Kiri
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan 9
Ikan Mas Ikan Mas Ikan Mas Ikan Nila Ikan Nila Sapi Potong
8
7
6
5
4
3
2
Diisi bila Diisi bila kolom sama kanan lebih penting dari pada penting kolom kiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan
Ikan Nila Sapi Potong Padi Sapi Potong Padi Padi
6. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut:
34
Tabel 6. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor ADANYA KESEMPATAN DIVERSIFIKASI PRODUK untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Kolom Kiri
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan 9
8
7
6
5
4
3
2
Diisi bila Diisi bila kolom sama kanan lebih penting dari pada penting kolom kiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Mas Ikan Mas Ikan Nila
Kolom Kanan
Ikan Nila Sapi Potong Padi Sapi Potong Padi Padi
Ikan Nila Sapi Potong
7. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut: Tabel 7. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor PENYERAPAN TENAGA KERJA untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Kolom Kiri
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan 9
8
7
6
5
4
3
2
Diisi bila Diisi bila kolom sama kanan lebih penting dari pada penting kolom kiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Mas Ikan Mas Ikan Nila
Kolom Kanan
Ikan Nila Sapi Potong Padi Sapi Potong Padi Padi
Ikan Nila Sapi Potong
8. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berik Tabel 8. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor KEBIJAKAN PEMERINTAH MENDUKUNG untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Kolom Kiri
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan 9
Ikan Mas Ikan Mas Ikan Mas Ikan Nila Ikan Nila Sapi Potong
8
7
6
5
4
3
2
Diisi bila Diisi bila kolom sama kanan lebih penting dari pada penting kolom kiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan
Ikan Nila Sapi Potong Padi Sapi Potong Padi Padi
9. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut:
35
Tabel 9. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor KETERSEDIAAN DAN PASOKAN BAHAN BAKU untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Kolom Kiri
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan 9
8
7
6
5
4
3
2
Diisi bila Diisi bila kolom sama kanan lebih penting dari pada penting kolom kiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Mas Ikan Mas Ikan Nila
Ikan Nila Sapi Potong Padi Sapi Potong Padi Padi
Ikan Nila Sapi Potong
10.
Kolom Kanan
Penentuan unggulan
bobot ALTERNATIF untuk penentuan
komoditas
Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut: Tabel 10. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor KATERSEDIAAN LAHAN KOMODITAS UNGGULAN untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Kolom Kiri
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan 9
8
7
6
5
4
3
2
Diisi bila Diisi bila kolom sama kanan lebih penting dari pada penting kolom kiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Mas Ikan Mas Ikan Nila
Kolom Kanan
Ikan Nila Sapi Potong Padi Sapi Potong Padi Padi
Ikan Nila Sapi Potong
11. Penentuan unggulan
bobot
ALTERNATIF
untuk
penentuan
komoditas
Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut: Tabel 11. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor KETERKAITAN PENDAPATAN DENGAN RAKYAT untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Kolom Kiri
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan 9
Ikan Mas Ikan Mas Ikan Mas Ikan Nila Ikan Nila Sapi Potong
8
7
6
5
4
3
2
Diisi bila Diisi bila kolom sama kanan lebih penting dari pada penting kolom kiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan
Ikan Nila Sapi Potong Padi Sapi Potong Padi Padi
36
Lampiran 4
Hasil analisis aplikasi Expert Choice 2000 dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur
Hasil pakar dari Kabid Industri BAPPEDA Kabupaten Cianjur
37
Hasil pakar dari Sekretaris Umum Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Cianjur
38
Hasil pakar dari Kabid Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur
39
Hasil pakar dari Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur
40
Lampiran 5 Perhitungan gabungan dari 4 pakar dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur Rumus: X = Nilai gabungan pakar = 10(X) Keterangan: n = jumlah pakar
1. Perhitungan inkonsistensi gabungan dari 4 pakar X= = -1.2135 Nilai inkonsistensi gabungan pakar = 10(-1.2135) = 0.06 2. Perhitungan untuk nilai gabungan pada setiap kriteria a. Prospek Pasar X= = -0.8477 (-0.8477) Nilai gabungan pakar = 10 = 0.142 b. Adanya Kesempatan Diversifikasi Produk = -1.2218 X= (-1.2218) Nilai gabungan pakar= 10 = 0.060 c. Nilai Ekonomis Bahan Baku = -1.3468 X= Nilai gabungan pakar = 10(-1.3468) = 0.045 d. Ketersediaan Lahan Komoditas Unggulan X= = -1.0087 (-1.0087) = 0.098 Nilai gabungan pakar = 10 e. Kelayakan Usaha X= = -1.4685 (-1.4685) Nilai gabungan pakar = 10 = 0.034 f. Penyerapan Tenaga Kerja X= = -1.4437 (-1.4437) Nilai gabungan pakar = 10 = 0.036 g. Kebijakan Pemerintah Mendukung X= = -1.4318 (-1.4318) Nilai gabungan pakar = 10 = 0.037
41
h. Ketersediaan dan Pasokan Bahan Baku X= = -0.6635 (-0.6635) Nilai gabungan pakar = 10 = 0.271 i. Sarana dan Prasarana Pendukung X= = -0.6020 Nilai gabungan pakar = 10(-0.6020) = 0.250 j. Keterkaitan pendapatan rakyat = -1.5686 X= (-1.5686) Nilai gabungan pakar = 10 = 0.027 3. Perhitungan gabungan dari 4 pakar pada pemilihan alternatif a. Ikan Mas X= = -0.6345 (-0.6345) Nilai gabungan pakar = 10 = 0.232 b. Ikan Nila = -0.5607 X= (-0.5607) Nilai gabungan pakar = 10 = 0.275 c. Sapi Lokal = -0.8447 X= (-0.8447) Nilai gabungan pakar = 10 = 0.143 d. Padi X= = -0.4559 (-0.4559) Nilai gabungan pakar = 10 = 0.350
42
Lampiran 6 Kuisioner penentuan produk agroindustri unggulan dengan Metode Perbandingan Eksponensial
Kuesioner Penelitian Analisis Produk Agroindustri Unggulan di Kabupaten Cianjur Tanggal Pengisian: Penggunaan Metode Perbandingan Eksponensial Penentuan Produk Agroindustri Unggulan di Kabupaten Cianjur Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen dalam menyelesaikan penelitian. Kusioner ini disusun oleh: Peneliti
:
Khovivatul Istiqomah
NRP
:
F34110066
Program studi
:
Teknologi Industri Pertanian
Fakultas
:
Teknologi Pertanian
Perguruan tinggi :
Institut Pertanian Bogor
Pembimbing
Dr. Ir. Faqih Udin, M.Sc
:
Nama
IDENTITAS RESPONDEN :
Jenis Kelamin
:
( ) laki-laki ( ) Perempuan
Pendidikan terakhir : ( ) Tidak Tamat SD ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA Pekerjaan
:
( ) Diploma/Akademik ( ) Sarjana ( ) Pascasarjana ( ) Doktor
43
1. Isi pada tanda ( ) dengan skala nilai 1 sampai 9 untuk memberi nilai pada faktor yang berpengaruh dalam menentukan produk agroindustri unggulan dari padi di Kabupaten Cianjur. Berikut ini definisi dari skala yang digunakan: Nilai Definisi 1 Sangat kurang sekali 2 Sangat kurang 3 Kurang 4 Agak kurang 5 Sedang 6 Agak baik 7 Baik 8 Baik sekali 9 Sangat baik sekali Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan produk agroindustri unggulan dari padi: - Potensi pasar ( ) - Kondisi bahan baku ( ) - Nilai tambah produk ( ) - Daya serap tenaga kerja ( ) - Teknologi yang sudah dipakai ( ) - Kondisi sosial budaya ( ) - Dampak terhadap lingkungan ( ) 2. Isi dengan skala 8, 6, 4, 2 pada kolom alternatif produk agroindustri unggulan berbasis komoditas padi dengan keterangan di bawah ini: No. 1 2 3 4 5 6 7
KRITERIA
BOBOT
Beras giling
ALTERNATIF Minyak goreng Tepung dari dedak Beras
Potensi pasar Kondisi bahan baku Nilai tambah produk Penyerapan tenaga kerja Teknologi yang sudah dipakai Kondisi sosial budaya Dampak terhadap lingkungan
Keterangan: 1. Definisi nilai 8, 6, 4, 2 pada kriteria potensi pasar Nilai 8 6 4 2
Definisi Sangat potensial Potensial Kurang potensial Sangat kurang potensial
Pati Beras
44
2. Definisi nilai 8, 6, 4, 2 pada kriteria kondisi bahan baku Nilai 8 6 4 2
Definisi Harus menggunakan grade tinggi Memerlukan grade tinggi Memerlukan grade tertentu Tidak memerlukan grade tertentu
3. Definisi nilai 8, 6, 4, 2 pada kriteria nilai tambah produk dan penyerapan tenaga kerja Nilai 8 6 4 2
Definisi Tinggi Sedang Kurang Sangat kurang
4. Definisi nilai 8, 6, 4, 2 pada kriteria teknologi yang sudah dipakai Nilai 8 6 4 2
Definisi Ada dan terjamin Ada Baru akan ada Belum ada sama sekali
5. Definisi nilai 8, 6, 4, 2 pada kriteria kondisi sosial budaya Nilai 8 6 4 2
Definisi Sangat mendukung Mendukung Kurang mendukung Tidak mendukung
6. Definisi nilai 8, 6, 4, 2 pada kriteria dampak terhadap lingkungan Nilai 8 6 4 2
Definisi Ramah lingkungan Sedang Kurang ramah lingkungan Tidak ramah lingkungan sama sekali
45
Lampiran 7 Perhitungan penentuan produk agroindustri unggulan dengan Metode Perbandingan Eksponensial Hasil pengisian kuisioner Metode Perbandingan Eksponensial pakar dari Kabid Bina Usaha Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura No. 1 2 3 4 5 6 7
ALTERNATIF Minyak goreng Tepung dari dedak Beras 6 6 4 6
KRITERIA
BOBOT
Potensi pasar Kondisi bahan baku Nilai tambah produk Penyerapan tenaga kerja Teknologi yang sudah dipakai Kondisi sosial budaya Dampak terhadap lingkungan
9 7
Beras giling 8 2
5
6
8
6
6
7
6
6
6
6
7
8
6
6
6
3
8
6
6
6
5
6
4
4
4
Pati Beras 6 6
Hasil pengisian kuisioner Metode Perbandingan Eksponensial pakar dari Kabid Industri BAPPEDA No. 1 2 3 4 5 6 7
KRITERIA
BOBOT
Potensi pasar Kondisi bahan baku Nilai tambah produk Penyerapan tenaga kerja Teknologi yang sudah dipakai Kondisi sosial budaya Dampak terhadap lingkungan
9 7
ALTERNATIF Minyak goreng Tepung dari dedak Beras 4 6 2 4
Beras giling 8 2
Pati Beras 6 4
4
4
8
8
8
7
6
6
6
6
8
8
6
6
6
4
8
8
8
8
6
6
4
4
4
Hasil pengisian kuisioner Metode Perbandingan Eksponensial pakar dari Kabid Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan No. 1 2 3 4 5 6 7
ALTERNATIF Minyak goreng Tepung dari dedak Beras 6 8 2 4
KRITERIA
BOBOT
Potensi pasar Kondisi bahan baku Nilai tambah produk Penyerapan tenaga kerja Teknologi yang sudah dipakai Kondisi sosial budaya Dampak terhadap lingkungan
9 8
8 2
6
4
8
6
6
7
6
6
6
6
8
8
6
6
6
4
6
6
6
6
5
6
4
4
4
Beras giling
Pati Beras 8 4
46
Contoh Perhitungan: Nama Alternatif = Kriteria 1 (nilai bobot kriteria 1) + Kriteria 2 + Kriteria n (nilai bobot kriteria n)
(nilai bobot kriteria 2)
+……
Hasil perhitungan pakar dari Kabid Bina Usaha Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura 1. Beras Giling = 89+27+65+67+87+83+65 = 136 611 008 2. Minyak Goreng = 69+47+85+67+67+63+45 = 10 687 960 3. Tepung Beras = 69+67+65+67+67+63+45 = 10 926 520 4. Pati Beras = 69+67+65+67+67+63+45 = 10 926 520 Hasil perhitungan 3 pakar No. 1
Nama pakar
Kabid Bina Usaha Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura 2 Kabid Industri BAPPEDA 3 Kabid Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan k Total nilai gabungan pakar
Beras giling 136 611 008
ALTERNATIF Minyak goreng dari dedak Tepung Beras 10 687 960 10 926 520
Pati Beras 10 926 520
151 326 016
2 234 112
12 065 920
12 065 920
151 288 304
12 301 968
136 291 792
136 291 792
439 225 328
25 224 040
159 284 232
159 284 232
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tegal tanggal 9 Juli 1993 dari Bapak bernama Aspuri dan Ibu Farisah. Penulis adalah putri keenam dari enam bersaudara. Tahun 2011 penulis lulus dari SMAN 3 Tegal dan pada tahun yang sama penulis lolos seleksi SNMPTN Undangan diterima pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam Cybertron sebagai penanggung jawab Club Desain Tahun 2011-2012, Anggota HRD FBI Fateta Tahun 2012, Sekretaris Bendahara Divisi IVO FBI Fateta Tahun 2013, dan Anggota Himpunan Mahasiswa Industri Pertanian (HIMALOGIN) Tahun 20122015. Selain itu, pada bulan Juni-Agustus 2014 Penulis melaksanakan Praktik Lapang di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur dengan laporan berjudul “Kajian Aspek Produksi Beras di Kabupaten Cianjur”.