PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF UNTUK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KELAPA SECARA TERINTEGRASI Banun Diyah Probowati1, Yandra Arkeman2, Djumali Mangunwidjaja2 1)
Prodi Teknologi Industri Pertanian, Fak Pertanian UTM Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fateta IPB E-mail :
[email protected];
[email protected] 2)
ABSTRAK Peluang pengembangan agroindustri kelapa untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi sangat besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan cukup variatif dan prospektif. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menentukan produk-produk primer olahan kelapa; 2) menentukan kriteria produk prospektif; 3) menentukan produk prospektif. Metode penelitian yang digunakan yaitu wawacara pakar dan analisis perhitungan dengan metode Bayes. Produk-produk primer olahan kelapa yang prospektif untuk agroindustri kelapa secara terintegrasi sebnayak 16 produk. Kriteria yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan produk prospektif yaitu daya saing produk, prospek pasar produk, keterkaitan dengan industri hilir, kemudahan aplikasi teknologi, dengan bobot masingmasing kriteria sama yaitu 0,25. Hasil penentuan produk prospektif dengan didasarkan pada empat kriteria diperoleh empat buah produk yaitu minyak kelapa, nata de coco, serat sabut kelapa dan arang. Kata kunci: Produk prospektif, Agroindustri kelapa terintegrasi PENDAHULUAN Agroindustri memiliki sejumlah permasalahan kompleks yang harus diselesaikan mulai dari pemasokan bahan baku, proses penciptaan nilai tambah hingga dalam mendistribusikan produknya ke konsumen. Upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian ini akan melibatkan beberapa pelaku, yaitu petani atau perkebunan, pengolah atau pabrik, dan konsumen. Hal ini mengingat karakteristik yang khas yaitu (1) produk pertanian bersifat mudah rusak, (2) proses penanaman, pertumbuhan dan pemanenan tergantung pada iklim dan musim (3) hasil panen memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, (4) produk pertanian bersifat kamba sehingga produk pertanian sulit untuk ditangani (Austin 1992; Brown 1994), serta mengurangi ketidakpastian dalam bisnis. Industri pengolahan kelapa pada saat ini masih didominasi oleh produk setengah jadi berupa kopra dan minyak kelapa mentah (crude coconut oil). Namun, daya saing produk kelapa pada saat ini tidak lagi terletak pada produk primernya seperti kopra dan minyak kelapa mentah, yang banyak diusahakan secara tradisional. Produk-produk olahan lain bahkan memiliki daya saing yang lebih tinggi, sebagai contoh produk kelapa parut kering (desiccated coconut) memiliki daya saing yang jauh lebih tinggi (300%-400%) dibandingkan dengan kopra, yang terlihat dari indeks paritas ekspornya (nilai ekspor dibandingkan dengan biaya produksi). Hal ini juga terlihat bahwa daya saing ekspor produk primer cenderung semakin menurun bahkan sampai biaya produksi lebih tinggi daripada nilai ekspor atau nilai tambah yang semakin kecil. Peluang pengembangan agroindustri kelapa untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi sangat besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan cukup variatif dan prospektif antara lain minyak kelapa, kelapa parut kering, arang tempurung, karbon aktif, gula merah, serat kelapa, produk-produk olahan kayu kelapa, gabus kelapa, dan produk-produk oleokimia, yang dapat diusahakan secara parsial maupun terpadu (Allorerung dan Lay, 1998). Profil usaha produk-produk akhir kelapa yang sudah berkembang hingga saat ini antara lain nata de coco, serat sabut, arang tempurung, gula merah, dan kelapa parut kering menunjukkan kelayakan usaha yang tinggi berdasarkan penggunaan domestik beberapa produk kelapa. Akhir-akhir ini telah berkembang pula produk-produk oleokimia dan biodiesel dari kelapa (cocodiesel) yang merupakan bioenergi. Masing-masing industri pengolahan kelapa tersebut diusahakan secara parsial. Hal ini berakibat pada kesulitan dalam kontinyuitas penyediaan bahan baku dalam jumlah memadai agar 1 Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo 20 Oktober 2011
industri tetap beroperasi. Kontinyuitas penyediaan bahan baku dipengaruhi oleh karakteristik pemanenan kelapa yang bersifat tahunan dan sifat hasil panen yang berpencar. Hasil kelapa yang melimpah bukan berarti buah kelapa tersebut mudah diambil dan diperoleh. Kendala yang utama pada beberapa industri parsial pengolahan kelapa berupa kendala transportasi. Biaya transportasi bahan baku untuk industri pengolahan kelapa dari lokasi pasokan bahan baku menuju lokasi pabrik pengolahan sangat mahal karena kesulitan pengangkutan antar pulau. Oleh sebab itu lokasi pabrik pengolahan sebaiknya dibangun di sentra penghasil kelapa atau dekat dengan lokasi pemasok bahan baku. Hal ini agar dapat mengurangi risiko kerusakan bahan baku. Sifat bahan baku kelapa yang kamba (bulky) akan mempengaruhi tonase saat diangkut jarak jauh (Mangunwidjaja dan Sailah, 2008). Pasokan bahan baku untuk masing-masing agroindustri kelapa diharapkan akan lebih terjamin apabila pengembangan dapat dilaksanakan secara terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menentukan produk-produk primer olahan kelapa; 2) menentukan kriteria produk prospektif; 3) menentukan produk prospektif. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui identifikasi dan penentuan produk prospektif dilakukan dengan pendapat pakar melalui pembuatan kuesioner yang selanjutnya diisi berdasarkan pendapat pakar. Isian untuk kuesioner berupa pemberian daftar perangkingan untuk beberapa produk dari hasil olahan kelapa. Adapun pemilihan produk prospektif dengan memberikan rangking/peringkat berdasarkan pada beberapa kriteria yang dirunut dari pustaka. Metode rangking dilakukan dengan memberikan peringkat untuk produk yang diidentifikasi secara urut sejumlah urutan produk tersebut. Penyusunan peringkat dilakukan secara numerik dari 1 sampai dengan jumlah produk. Pemberian peringkat didasarkan pada masing-masing kriteria. Penilaian pemilihan produk didasarkan pada kriteria Bayesian dengan asumsi masing-masing produk memiliki peluang yang sama. Penilaian pemilihan produk berdasarkan kriteria di atas dilakukan melalui urutan pemilihan prioritas berdasarkan pembobotan dari masing-masing faktor, selanjutnya digunakan sebagai dasar penilaian bobot faktor. Penilaian terhadap bobot masing-masing faktor akan ditabulasi sebagai dasar perhitungan untuk menentukan alternatif pilihan produk prospektif (Marimin, 2004) Perhitungan alternatif pilihan masing-masing produk prospektif untuk agroindustri kelapa terintegrasi berdasarkan kriteria yang ada dilakukan dengan menggunakan teknik berdasarkan kriteria bayes Penilaian alternatif ini dihitung berdasarkan bobot masing-masing kriteria. Kriteria-kriteria ini dianggap memiliki peluang bobot yang sama sehingga pemberian peringkat dalam perhitungan menjadi suatu hal yang penting. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Identifikasi Produk Prospektif Produk yang dianggap memiliki prospek ini dibatasi pada produk-produk pada tingkatan produk primer karena faktor kemudahan aplikasi teknologi di sentra penghasil kelapa, keterkaitan dengan industri hilir, daya saing di pasar domestik maupun pasar ekspor serta prospek pasar. Faktorfaktor tersebut menjadi dasar penentuan kriteria untuk memilih produk-produk primer olahan dari kelapa yang meliputi produk di bawah ini : 1. Kopra 9. Karbon aktif 2. Minyak kelapa 10. Asap cair 3. Santan kelapa 11. nata de coco 4. Kelapa parut kering 12. syrup air kelapa 5. Serat sabut kelapa 13. kecap air kelapa 6. Serbuk sabut kelapa 14. minuman isotonik 7. Gabus sabut kelapa 15. gula kelapa 8. Arang Tempurung Kelapa 16. Industri Kerajinan Produk-produk tersebut dipilih berdasarkan potensi pengembangan yang diusahakan dalam suatu agroindustri kelapa terintegrasi. Berdasarkan tinjauan beberapa pustaka, produk-produk primer tersebut relatif mudah diusahakan di tingkat petani di sentra industri yakni dilihat dari beberapa aspek yang terkait dengan aspek sumberdaya manusia, bahan baku, metode proses produksi, peralatan dan
teknologi, dan aspek pemodalan. Hal ini agar sejalan dengan upaya untuk meningkatkan pendapatan petani/pekebun ataupun petani pengolah. Masing-masing aspek di atas tidak dinilai kembali karena sudah ada pustaka-pustaka yang mendasari penilaian ini. Aspek tersebut merupakan aspek-aspek utama yang hendaknya harus diperhatikan terutama dalam pendirian suatu industri. Fokus pemilihan produk prospektif dilakukan berdasarkan bobot kriteria faktor di atas. Berdasarkan data hasil perunutan data nilai ekspor hasil olahan kelapa menunjukkan bahwa terdapat beberapa produk yang memiliki potensi ekspor. Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini.
Nilai Ekspor (US$)
500,000,000 400,000,000 300,000,000 200,000,000 100,000,000 0 2002
2003
2004
2005
2006
2007)*
2008)*
2009)*
Tahun Kopra
Bungkil Kopra
Miny ak Kelapa
Kelapa Parut Kering
Santan Kelapa Cair
Serat Sabut kelapa
Arang tempurung
Karbon Aktif
Gambar 1. Grafik Perkembangan Nilai Ekspor Komoditas Olahan Primer Gambar tersebut menunjukkan bahwa minyak kelapa secara rata-rata menunjukkan potensi ekspor yang paling tinggi adalah minyak kelapa. Komoditi di atas dapat digambarkan sebagai komoditas yang dapat berpotensi di masa yang akan datang. Data perkembangan nilai ekspor ini dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Nilai Komoditas Olahan Kelapa Ekspor (US$) Tahun
Kopra
2002 2003 2004 2005 2006 2007)* 2008)* 2009)*
10,640,000 7,532,100 10,841,700 23,549,976 15,421,926 13,158,509 11,184,733 7,829,313
Bungkil Kopra 32,920,155 126,626,116 22,697,550 26,232,336 26,939,200 29,895,360 28,400,592 59,466,854
Minyak Kelapa 187,825,361 155,150,476 184,925,106 464,028,424 315,623,611 377,360,730 340,915,050 326,550,000
Kelapa Parut Kering
Santan Kelapa Cair
50,359,590 31,969,056 27,455,938 53,628,326 57,105,150 58,532,779 93,716,416 76,685,177
30,823,900 24,489,360 27,020,400 37,027,200 34,252,500 35,965,125 37,763,381 39,651,550
Serat Sabut kelapa 30,369 76,896 415,695 699,350 731,400 4,197,760 4,191,520 6,943,721
Arang tempurung 5,396,121 6,508,632 1,647,450 204,000 170,560 144,300 143,260 118,560
Karbon Aktif 10,585,848 11,403,266 15,186,528 29,624,334 23,033,700 28,975,380 32,198,160 18,175,020
Sumber : APCC dan Cocoinfo diolah (2006)
Hasil Penentuan Kriteria Produk Prospektif Penentuan produk prospektif untuk agroindustri kelapa secara terintegrasi harus memperhatikan beberapa kriteria yang berpengaruh. Produk-produk prospektif ini dipilih berdasarkan produk-produk yang sudah ditetapkan di atas. Adapun pemilihan produk prospektif dari produk di atas didasarkan pada beberapa kriteria yaitu : 1. Daya saing produk 3 Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo 20 Oktober 2011
2. Prospek pasar produk 3. Keterkaitan dengan industri hilir, 4. Kemudahan aplikasi teknologi Penilaian pemilihan produk berdasarkan kriteria di atas dilakukan melalui urutan pemilihan prioritas berdasarkan pembobotan dari masing-masing faktor. Penilaian terhadap bobot masingmasing faktor akan ditabulasi sebagai dasar perhitungan untuk menentukan alternatif pilihan produk prospektif. Perhitungan alternatif pilihan masing-masing produk berdasarkan kriteria yang ada dilakukan dengan menggunakan teknik berdasarkan kriteria bayes Penilaian alternatif ini dihitung berdasarkan bobot masing-masing kriteria. Kriteria-kriteria ini dianggap memiliki peluang bobot yang sama sehingga pemberian peringkat dalam perhitungan menjadi suatu hal yang penting. Penilaian peringkat alternatif berdasarkan kriteria daya saing dilakukan dengan melihat nilai tambah produk, sumber pasokan bahan baku dan substitusi dengan produk lain. Penilaian kriteria berdasarkan prospek pasar produk dilakukan dengan melihat pada potensi pasar produk di pasar domestik maupun pasar ekspor, sedangkan penilaian kriteria berdasarkan keterkaitan dengan industri hilir dilakukan dengan melihat penggunaan produk untuk industri-industri yang lebih hilir seperti industri farmasi, kosmetika, dan industri pangan bahkan industri bio energi. Kriteria kemudahan aplikasi teknologi dilakukan dengan merunut tingkat penggunaan teknologi tersebut dalam menghasilkan produk dan penggunaan peralatan/mesin yang membutuhkan keahlian khusus dalam penerapan. Kriteria-kriteria di atas diberi bobot peluang yang sama dalam penggunaannya untuk memilih alternatif. Bobot peluang dari masing-masing kriteria di atas yaitu sebesar 0,25. Bobot ini didasarkan pada penentuan bobot dengan kriteria Bayes dengan asumsi bahwa masing-masing kriteria ini memiliki peluang yang sama. Bobot masing-masing kriteria ini selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pemilihan alternatif. Hasil penilaian kriteria dan pemilihan alternatif ini dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2 Hasil Pemilihan Produk Prospektif Olahan Kelapa No
Produk Olahan Primer
Daya saing
Prospek pasar
0.25)*
0.25)*
Kriteria Keterkaitan dengan industri hilir 0.25)*
Kemudahan aplikasi teknologi 0.25)*
Nilai alternatif Produk
Hasil Perhitungan
Peringkat Pilihan
1
Kopra
9
7
9
3
7
7
5
2
2
3.5
1
4
3
2.625
1
3
Minyak kelapa Kelapa parut kering
10
5
10
10
9
8.75
10
4
Santan kelapa
11
5
11
9
9
9
11
5
Nata de coco
3
5
2
8
5
4.5
2
6
Kecap
14
12.5
12
5
11
10.875
13
7
Syrup air kelapa
14
13.5
13
6
12
11.625
14
8
Minuman isotonic
12
10
14
16
13
13
16
9
Serat sabut
1
4.5
6
13
6
6.125
3
10
Serbuk/debu sabut
7
8
8
12
9
8.75
9
11
Gabus sabut
8
8
7
11
9
8.5
8
12
Arang
6
12
3
7
7
7
4
13
Karbon Aktif
4
7.5
4
14
7
7.375
6
14
Asap cair
5
7.5
5
15
8
8.125
7
15
Gula Kelapa
14
11
15
1
10
10.25
12
16
Industri kerajinan
16
16
16
2
13
12.5
15
Sumber data : olahan primer (2010)
5 Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo 20 Oktober 2011
Hasil penentuan produk prospektif dari kriteria yang ada menunjukkan terdapat sejumlah produk olahan primer yang layak dijadikan sebagai komoditas olahan untuk agroindustri berbasis kelapa secara terintegrasi. Batasan pilihan untuk produk prospektif ini berupa produk olahan primer. Hasil pemilihan menunjukkan bahwa dari 16 produk olahan primer berdasarkan produk prospektif terpilih 4 buah produk prospektif pilihan yaitu minyak kelapa, nata de coco, serat sabut dan arang tempurung. Hasil ini sejalan dengan perunutan data nilai ekspor produk olahan hasil kelapa seperti nampak pada grafik di atas. Nilai ekspor yang cukup besar ditunjukkan oleh minyak kelapa meskipun dari sisi persaingan harus bersaing dengan produk minyak dari sumber bahan lain seperti minyak sawit. Namun, minyak kelapa Indonesia masih tetap unggul dan memiliki pasar di luar negeri karena sekarang lebih mengarah kepada produk ekspor berupa minyak sehat yang diproses dengan cara basah .
KESIMPULAN DAN SARAN Ada beberapa kesimpulan yang dihasilkan dari produk prospektif untuk pengembangan agroindustri kelapa secara terintegrasi ini, yaitu : 1. Hasil identifikasi menunjukkan 16 produk yang berpotensi sebagai produk prospektif untuk agroindustri berbasis kelapa secara terintegrasi. 2. Kriteria yang digunakan sebagai dasar untuk pemilihan produk prospektif dari hasil wawancara pakar yaitu daya saing produk, prospek pasar produk, keterkaitan dengan industri hilir dan kemudahan aplikasi teknologi dengan bobot masing-masing kriteria adalah 0,25 berdasarkan teorema Bayes. 3. Hasil pemilihan menunjukkan bahwa dari 16 produk olahan primer berdasarkan produk prospektif terpilih 4 buah produk prospektif pilihan yaitu minyak kelapa, nata de coco, serat sabut dan arang tempurung. DAFTAR PUSTAKA Allorerung D, A Lay. 1998. Kemungkinan Pengembangan Pengolahan Buah Kelapa Secara Terpadu Skala Pedesaan. Bandar Lampung : Prosiding Konferensi Nasional Kelapa IV tanggal 21 -23 April 1998. Allorerung D, Z Mahmud. 2002. Dukungan Kebijakan Iptek dalam Pemberdayaan Komoditas Kelapa. Tembilahan: Prosiding Konferensi Nasional Kelapa V. Tanggal 22 -24 Oktober 2002. halaman 70- 82. Austin JE. 1981. Agroindustrial Project Analysis. The John Hopkins University Press. Maryland. Brown JG. 1994. Agroindustrial Investment and Operations. The World Bank. Washington. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grassindo. Jakarta Mangunwidjaja D dan I Saillah. 2008. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya Jakarta.