ANALISIS POLA PERJALANAN TRANSPORTASI PENDUDUK DAERAH PINGGIRAN Bambang Sugiyarto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Abstract : To get residence in the center of the city is very difficult at this time especially because of the high-rising prices. For this reason, middle class and lower class residents solve the problem by looking for residence in the outskirts of town, but as a consequence they are far from their workplace and from schools. The flow of these middle class and lower class people to the outskirts of town has brought about a special impact. The sampling method employed in this research was proportional random sampling, a method in which samples are chosen randomly from the districts under investigation by paying special attention to group I (the poor), group II (the middle class) and group III (the have) . Trip distribution for the residents of Mijen and Gunungpati districts is mostly spread only around the respective districts [i.e. Mijen and Gunungpati], while for the residents of Ngaliyan district, the targets of most of their trips are the various districts of Semarang city. From the point of view of moda used, most outskirts residents use the motorbike to do their daily trips. Residents of Ngaliyan and Mijen districts mostly cover the distance between their residence and the places of their daily activities (around 1 - 5 km) within 20 - 30 minutes. While those of Gunungpati district mostly cover the distance (5 - 10 km) within 10 - 20 minutes. Abstract: transportation moving pattern, fringe area Abstrak : Untuk mendapatkan tempat tinggal di pusat kota saat ini sangatlah sulit terutama karena faktor harga yang relatif mahal. Maka bagi penduduk golongan menengah kebawah solusinya adalah mencari tempat tinggal di daerah pinggiran kota dengan konsekuensi jauh dari tempat kerja atau tempat pendidikan. Mengalirnya golongan ini dari daerah dekat pusat kota ke daerah pinggiran ternyata mempunyai dampak tersendiri. Metode pengambilan sampel adalah sampling random proporsional yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak dari lokasi kecamatan yang diamati dengan memperhatikan golongan I (ekonomi lemah), golongan II (menengah) dan golongan III (ekonomi kuat). Sebaran tujuan perjalanan untuk penduduk kecamatan Mijen dan Gunungpati sebagian besar hanya di sekitar wilyah kecamatannya masing – masing, sedangkan untuk penduduk kecamatan Ngaliyan, sebagian besar tujuan perjalanan mereka adalah berbagai kecamatan di Kota Semarang. Dari sisi moda yang digunakan, sebagian besar penduduk daerah pinggiran menggunakan sepeda motor untuk melakukan perjalanan sehari - hari. Penduduk kecamatan Ngaliyan dan Mijen sebagian besar menempuh jarak ke tempat aktifitas sehari – hari sejauh antara 1 – 5 km dengan lama perjalanan ratarata antara 20 – 30 menit. Sedangkan penduduk kecamatan Gunungpati sebagian besar menempuh jarak ke tempat aktifitas sehari – hari sejauh 5 10 km dengan lama perjalanan antara 10 – 20 menit. Kata Kunci : Pola perjalanan transportasi, Daerah pinggiran
PENDAHULUAN
serta hubungannya dengan perkembangan
Kegiatan
pembangunan
kota
daerah lainnya. Kota dipandang sebagai suatu
merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat
obyek
dipisahkan dari kegiatan pembangunan secara
masyarakat manusia yang sangat komplek
keseluruhan dalam kerangka ruang dan waktu.
(Yunus, 2004).
Hal
ini
kebutuhan
terjadi yang
perkembangan dengan
karena
didalamnya
terdapat
tuntutan
Saat ini di kota Semarang banyak
timbul
berupa
bermunculan kawasan perumahan baru untuk
yang
perkembangan
dimana
adanya
selalu
kota
studi
berhubungan
penduduk
memenuhi
serta
perumahan
aktivitas atau kegiatan yang dilakukannya,
Perumahan
Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto
kebutuhan yang tersebut
penduduk
semakin
akan
meningkat.
disesuaikan
dengan
57
kondisi masyarakat di kota Semarang pada
berikut sebelah utara Laut Jawa, sebelah
umumnya. Untuk mendapatkan tempat tinggal
selatan Kabupaten Ungaran, sebelah barat
di pusat kota saat ini sangatlah sulit terutama
Kabupaten Kendal dan sebelah timur adalah
karena faktor harga yang relatif mahal. Maka
Kabupaten Demak. Kota Semarang terbagi
bagi penduduk golongan menengah kebawah
dalam 16 (enam belas) kecamatan dimana
solusinya adalah mencari tempat tinggal di
ada
daerah pinggiran kota dengan konsekuensi
pinggiran
jauh
kecamatan tersebut adalah sebagai berikut :
dari
tempat
kerja
atau
tempat
beberapa
yang
merupakan
daerah
kota
Semarang,
adapun
untuk
pendidikannya. Teori model Harris – Ullman
kecamatan
menyebutkan bahwa zone tempat tinggal di
kecamatan Mijen,
daerah
kecamatan
pinggiran
membentuk
komunitas
Tugu,
kecamatan
Ngaliyan,
kecamatan Gunungpati,
Banyumanik,
kecamatan
tersendiri dalam artian lokasinya. Penduduk di
Tembalang,
kecamatan
daerah pinggiran sebagian besar bekerja di
kecamatan
Genuk.
pusat – pusat kota dan zone ini semata – mata
merupakan wilayah yang terletak di pinggiran
digunakan untuk tempat tinggal. Walaupun
kota yang akan dipercepat pertumbuhannya,
demikian daerah pinggiran semakin lama akan
dan berfungsi menampung perkembangan
semakin berkembang dan menarik fungsi –
penduduk
dari
fungsi lain juga, seperti pusat perbelanjaan,
Disamping
itu
perkantoran
proses
hinterland dari pusat Kota Semarang, yaitu
pekermbangannya akan serupa dengan kota
sebagai wilayah konservasi serta sebagai
yang sudah ada. Daerah pinggiran adalah
wilayah pengembangan kota yang mempunyai
daerah yang letaknya berbatasan dengan
fasilitas penunjang bagi kegiatan lokal dan
daerah
regional
dan
lain.
sebagainya
Kota
dan
Semarang
secara
Kecamatan
pusat juga
administratif batas-batasnya adalah sebagai
.
Gambar 1. Peta Adiminstrasi Kota Semarang
58 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 57 – 74
Pedurungan
kota berfungsi
dan
tersebut
Semarang. sebagai
Bagi yang baru bertempat tinggal di
perumahan
yang
padat
penduduknya
kota Semarang ataupun pasangan – pasangan
sedangkan pada sisi lain prasarana jalan yang
muda yang belum lama bekerja (golongan
dibangun
bridgeheaders) diperkirakan mereka adalah
sangat kecil yang mengakibatkan lalulintas di
golongan dengan segala keterbatasannya,
jalan menjadi mudah macet dan kinerja jalan
sehingga belum mampu mengangkat dirinya
cepat mengalami penurunan.
ke jenjang sosial ekonomi yang lebih tinggi.
lokasi pekerjaan pada umumnya terletak di pusat kota maka pada awalnya mereka lebih senang bertempat tinggal di dekat lokasi kerjanya dengan cara menyewa rumah untuk tempat
tinggal
walaupun
terkadang
di
lingkungan pemukiman dan kondisi tempat tinggal yang dibawah standar. Hal ini dilakukan
perkembangannya
PEMBATASAN MASALAH
Keterbatasan ekonomi belum memungkinkan untuk memiliki rumah sendiri. Oleh karena
pemerintah
Mempertimbangkan
luasnya
kajian
yang dapat diambil dalam penelitian dan karena
keterbatasan
penelitian
maka
pada
digunakan
pelaksanaan batasan
;
Penelitian hanya dilakukan di Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunungpati Semarang. Variabel analisis yang digunakan berdasarkan pada pendapatan, kepemilikan kendaraan dan pemilihan moda.
dengan maksud supaya pengeluaran untuk transportasi dapat dihemat.
TINJAUAN PUSTAKA
Seiring dengan berjalannya waktu, mereka
makin
lama
makin
kehidupannya dalam artian makin meningkat penghasilannya. Kemampuan ekonominya pun meningkat
sehingga
mampu
menyisihkan
penghasilannya untuk kebutuhan perumahan, sehingga mereka mulai memikirkan untuk memiliki rumah sendiri. Golongan ini mulai mengalihkan pilihan tempat tinggal di daerah pinggiran
kota
yang
lebih
menjanjikan
beberapa kenyamanan antara lain kondisi lingkungan yang masih alami, harga relatif murah,
kepadatan
kepadatan
lalulintas
rumah yang
rendah, masih
dan
rendah.
Mengalirnya golongan ini dari daerah dekat dengan pusat kota ke daerah pinggiran ternyata mempunyai dampak tersendiri. Ketika pemikiran diarahkan ke masa yang akan datang pinggiran
dimana kota
berkembang
kawasan yang
pesat
perumahan
semula menjadi
Sistem Tata Guna Lahan dan Transportasi
mapan
sepi
di
akan
Sistem transportasi perkotaan terdiri dari berbagai aktifitas seperti bekerja, sekolah olahraga,
belanja,
dan
bertamu.
Untuk
memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan perjalanan diantara tata guna lahan dengan menggunakan sistem jaringan transportasi. Hal
ini
menimbulkan
pergerakan
arus
manusia, kendaraan dan barang. Pergerakan arus
manusia,
kendaraan
dan
barang
mengakibatkan berbagai macam interaksi. Terdapat interaksi antara pekerja dengan tempat mereka bekerja, antara ibu rumah tangga dengan pasar, antara pelajar dengan sekolah dan lain sebagainya. Hampir semua interaksi memerlukan perjalanan, dan oleh sebab itu menghasilkan
pergerakan arus
lalulintas. Sasaran
umum
perencanaan
transportasi adalah membuat interaksi tersebut
kawasan
Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto
59
menjadi semudah dan seefisien mungkin.
dipandang
Menurut Tamin (1997) cara perencanaan
masalah perancangan perkotaan
transportasi untuk mencapai sasaran umum itu
c.
sebagai
masalah
–
kaitan proses menyangkut dengan
antara lain dengan menetapkan kebijakan
aspek hukum, administratif, finansial
sebagai berikut :
dan institusional dalam koordinasi
a. Sistem kegiatan
pengembangan
Rencana tata guna lahan yang baik (lokasi
kebutuhan akan perjalanan yang panjang sehingga
membuat
interaksi
menjadi
mudah.
meningkatkan kapasitas prasarana yang ada, yaitu melebarkan jalan, menambah jaringan jalan baru, dan lain-lain.
transportasi
dan tata guna lahan seringkali dipandang sebagai
masalah
yang
terpisah.
Pada
kenyataanya tata guna lahan dan transportasi
mengatur teknik dan manajemen lalulintas (jangka pendek), fasilitas angkutan umum yang lebih baik (jangka pendek dan atau
pembangunan
jalan
(jangka panjang).
antara tata guna lahan dan pasokan prasarana Alvinsyah
mengelompokkan
keterkaitan
transportasi
perkembangan
dengan
secara
alamiah
akan
menambah
nilai
aksesibilitas. Bila nilai aksesibilitas bertambah, biasanya akan merubah nilai tanah yang akan berakibat
pada
pola
penggunaan
tanah
tersebut. Bila perubahan tata guna lahan
antara
sederhana dijelaskan oleh Tamim (1997) yang
lahan
menerangkan pola perjalanan antar fungsi
yang merupakan kepentingan jangka biasanya
bagian
dari
secara keseluruhan. Gambaran bangkitan lalu lintas secara
keterkaitan fisik pada skala makro
panjang dan
perjalanan akan berubah begitu pula siklus
(1997)
ditinjau dari tiga konteks yang berbeda, yaitu :
sebagai
sarana transportasi yang dibutuhkan, misalnya
terjadi, maka tingkat bangkitan dan tarikan
Secara alamiah ada interaksi langsung
transportasi.
ini akan menentukan jenis prasarana dan
prasarana dan sarana transportasi, sistem
Hal yang dapat dilakukan antara lain
menengah),
penentu dari pergerakan dan aktifitas. Aktifitas
sistem angkutan umum. Bila disediakan suatu
Sistem pergerakan
dipandang proses
perencanaan b.
sistem
Tata guna lahan merupakan salah satu faktor
Hal yang dapat dilakukan misalnya dengan
a.
Pengembangan
membentuk suatu sistem lingkaran tertutup.
b. Sistem jaringan
c.
dan
transportasi.
toko, sekolah, perumahan perkantoran dan lain-lain yang benar) dapat mengurangi
lahan
keterkaitan fisik pada skala mikro yang merupakan kepentingan jangka panjang dan pendek dan umumnya
kegiatan. Digambarkan terdapat tiga zona kegiatan, yaitu pusat permukiman (residential center),
pusat
perkantoran
(employment
center) dan pusat perdagangan (commercial center). Tiga orang pelaku kegiatan berasal dari
zona
permukiman.
asal
yang
Orang
sama pertama
yaitu
zona
berangkat
meninggalkan rumah menuju tempat kerja dan kembali pada sore harinya. Orang kedua
60 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 57 – 74
meninggalkan rumah menuju tempat kerja
terselenggara dengan baik, aman, tertib dan
kemudian dari tempat kerja menuju pusat
lancar sesuai dengan keinginan, maka perlu
perdagangan dan akhirnya kembali ke rumah.
adanya
Orang ketiga berangkat dari rumah langsung
pengaturan yang mengikat. Secara umum
menuju ke pusat perdagangan dan kembali
komponen sistem transportasi dapat diuraikan
lagi ke rumah.
sebagai berikut :
rencana
operasi
atau
prosedur
a. Lintasan atau jalur sebagai tempat Perencanaan Transportasi Morlok transportasi
(1988) berarti
benda tadi bergerak mendefinisikan
memindahkan
b. Terminal
atau
ke
tempat lain. Transportasi bisa juga diartikan
sesuatu dari suatu lokasi ke lokasi yang lainnya dengan menggunakan suatu alat tertentu. Dengan demikian maka transportasi memiliki dimensi seperti lokasi (asal dan tujuan), alat (teknologi) dan keperluan tertentu. Jadi
dalam
suatu
transportasi
selalu
berhubungan dengan ketiga dimensi tersebut. Secara umum dapat disimpulkan, bahwa transportasi
adalah
suatu kegiatan untuk
merupakan
simpul
keluar masuk kendaraan dari maupun
mengangkut sesuatu dari satu tempat ke
sebagai usaha pemindahan atau pergerakan
yang
sistem
dan
sebagai
tempat
pergantian moda transportasi c.
Kendaraan yang memberikan sesuatu mobilitas
terhadap
diangkut
untuk
benda
yang
jalur
gerak
suatu
tertentu dan dapat digerakkan di jalur tersebut. d. Rencana
operasi
pengaturan
yang
atau
prosedur
dapat
menjamin
kegiatan transportasi (lalu lintas orang dan barang) bergerak secara aman, lancar dan tertib.
memindahkan sesuatu (orang dan / atau barang) dari suatu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana (kendaraan, pipa, dan lain – lain).
Permodelan dan Prakiraan Permintaan Perjalanan Salah satu bagian terpenting dari
Menurut Alvinsyah & Soehodho (1997)
proses perencanaan transportasi perkotaan
terdapat tiga karakteristik dasar untuk hampir
adalah melakukan analisis permintaan akan
semua
transportasi
yaitu
permasalahan (1)
wilayah
sistem yang
transportasi,
dikaji
meliputi
yang
merupakan
estimasi
terhadap permintaan pelaku perjalanan akan
perjalanan orang dan barang; (2) keberadaan
prasarana
berbagai teknologi transportasi dan cara yang
transportasi.
berbeda dalam operasional, aturan dan harga,
perkotaan
mencakup
yang kesemuanya menimbulkan berbagai cara
perjalanan
yang
dalam rangka merubah sistem transportasi
perkotaan berdasarkan jenis perjalanan, waktu
pada suatu wilayah tertentu; (3) tujuan yang
perjalanan, asal – tujuan perjalanan, moda
hendak
kendararaan
dicapai
oleh
peningkatan
sistem
transportasi. Agar kegiatan transportasi dapat
perjalanan
Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto
atau
sarana
dan
Pemodelan
yang yang
pelayanan transportasi
prakiraan
jumlah
dalam
wilayah
terjadi
digunakan dipilih
dari
dan
rute
jaringan
61
transportasi yang ada. Produk akhir dari
tersebut terletak di daerah pinggiran kota
permodelan ini adalah serangkaian prediksi
Semarang dan melalui penelitian ini akan
arus kendaraan pada ruas – ruas jalan / transit
diketahui karakteristik perjalanan penduduk
di dalam jaringan transportasi. Masukan utama
dari daerah pinggiran di Kota Semarang.
untuk model ini adalah aktifitas sistem dan
Survai Pendahuluan Untuk mendapatkan data awal perlu
karakteristik sistem transportasi. Model ini perencanaan
dilakukan survai pendahuluan. Dengan survai
transportasi empat tahap (Alvinsyah, 1997),
pendahuluan dapat diketahui kondisi dan
yang terdiri dari :
karakteristik lokasi penelitian serta untuk dapat
dikenal
dengan
model
1. Bangkitan perjalanan, yaitu prediksi jumlah perjalanan yang dihasilkan dan ditarik dari tiap zona yaitu jumlah perjalanan yang dibangkitkan dalam wilayah perkotaan. Dengan
kata
lain
model
ini
hanya
memprediksi jumlah perjalanan total yang masuk
dan
keluar
ke
zona
tanpa
waktu
dan
biaya
survai.
Sebagian data sekunder dari penelitian ini diperoleh
dari
survai
pendahuluan.
Data
sekunder berarti data yang diperoleh dari sumber-sumber luar bukan dari hasil penelitian sendiri. Data sekunder ini digunakan karena peneliti tidak dapat mengusahakan data-data yang diperlukan dengan melakukan penelitian
mengetahui arah perjalanannya. 2. Distribusi perjalanan, yaitu prediksi asal dan
memperkirakan
tujuan dari suatu arus perjalanan
ini. Studi Literatur Studi literatur sangat diperlukan untuk
yaitu mengkaitkan perjalanan dari setiap zona yang diprediksi oleh model bangkitan
melengkapi
dan
mendukung
perjalanan sehingga membentuk suatu
dihasilkan dari penelitian di lapangan. Literatur
arus perjalanan.
yang digunakan adalah
yang
data
yang
membahas
3. Pemilihan moda, yaitu prediksi prosentase
mengenai bangkitan dan tarikan perjalanan,
arus perjalanan untuk setiap moda yang
teori penganalisisan data, hasil-hasil penelitian
ada pada tiap pasangan zona asal tujuan.
serupa sebelumnya, teori yang menguraikan
yaitu
tentang lalu lintas dan transportasi secara
dari
umum. Hasil studi literatur ini diharapkan dapat
setiap moda ke rute tertentu pada jaringan
menjadi pedoman dalam melakukan penelitian
jalan yang menghubungkan zona asal –
maupun
tujuan.
penelitian tersebut.
4. Pembebanan mengalokasikan
perjalanan, arus
perjalanan
membuat
kesimpulan
akhir
dari
Teknik Pengumpulan data METODE ANALISIS PENELITIAN
Menurut Richardson (1982) besaran
Lokasi Penelitian
yang sebaiknya diambil dari suatu populasi
Wilayah / daerah yang dipilih dalam
agar
mampu
merepresentasikan
kondisi
penelitian ini adalah di Kecamatan Ngaliyan,
seluruh populasi pada dasarnya dipengaruhi
Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunungpati
oleh tiga faktor utama :
Semarang
dengan
pertimbangan
daerah
62 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 57 – 74
1.
2.
Tingkat variabilitas dari parameter yang
terdistribusi
ditinjau dari seluruh populasi yang ada.
sampel n bertambah. Kenormalan rerata dari
Tingkat ketelitian yang dibutuhkan untuk
sampel
mengukur parameter yang dimaksud.
memperhitungkan
3. Besarnya populasi di mana parameter akan disurvai.
secara
normal
berlaku
ketika
ukuran
dengan
distribusi
tidak
populasi
dari
mana sampel itu diambil asalkan ukuran sampel itu masih rasional (n>30). Menurut
Teori limit pusat menyatakan bahwa perkiraan rerata dari suatu sampel cenderung
matematis
Sugiyono
besarnya
(2005)
sampel
secara
dari
suatu
populasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
σ .z n≥ b
2
……………………….…………………….. (1)
dengan : n = ukuran sampel yang diperlukan b = perbedaan antara yang ditaksir dengan tolok ukur penafsiran z = harganya tergantung pada taraf kepercayaan yang ditetapkan misal pada taraf kepercayaan 68 %, z = 95 %, z = 1,96; 99 %, z = 2,58 σ = simpangan baku
nilai chi-square
Analisis Data
tabel.
Pendekatan Permodelan
Jika chi-square
berarti Pendekatan permodelan merupakan pertimbangan faktor yang menentukan arus pergerakan
penduduk
yang
karakteristik
oleh
pelayanan
transportasi berupa jarak, waktu tempuh,
kedua
perjalanan
dengan
variabel
mendekati 1 atau -1 sedangkan hubungan
ekonomi
dinyatakan lemah jika nilai r mendekati 0
penduduk atau pelaku pergerakan
oleh
antara
tidak. Hubungan dinyatakan kuat bila nilai r
2. Arus pergerakan penduduk dipengaruhi
3. Arus pergerakan penduduk dipengaruhi
keterkaitan
tabel
bebasnya apakah hubungannya kuat atau
oleh karakteristik daerah asal dan tujuan
–
> chi-square
hubungan antara varibel tidak bebas yaitu jumlah
sosial
hitung
b. Koefisien Korelasi ( r ) untuk mengetahui
diasumsikan
1. Arus pergerakan penduduk dipengaruhi
karakteristik
ada
terhadap chi-square
variabel tersebut.
sebagai berikut :
oleh
hitung
(nol) c.
2
Koefisien Determinasi ( R untuk
mengetahui
) digunakan
kontribusi
variabel
bebas terhadap variabel tidak bebas.
biaya dan jenis moda yang digunakan. Pengujian Model a. Uji Chi-square untuk mengetahui pengaruh keterkaitan antara variabel yang ditinjau.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Responden
untuk
kepentingan
pengolahan data tidak menggunakan semua
Dasar pengambilan keputusan adalah dari
Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto
63
populasi
yang
ada
tetapi
menggunakan
perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi-
sampel. Prinsip dalam pengambilan sampel
squre = 14,058 ; df = 24 (chi-square
dengan
36,415) yang berarti tidak ada keterkaitan
metode
sampling
random
antara
di 3 kecamatan yaitu kecamatan Ngaliyan,
perjalanan. Sedangkan bagi penduduk Mijen,
Mijen dan Gunungpati dengan memperhatikan
sebanyak 57,7 % penduduk Mijen golongan I
golongan I (ekonomi lemah), golongan II
tujuan perjalanan sehari – harinya hanya di
(menengah) dan golongan III (ekonomi kuat).
sekitar wilayah kecamatan Mijen dengan nilai
Untuk mendapatkan jumlah sampel minimum
korelasi r = 0,448 yang berarti jenis pekerjaan
maka dilakukan survai pendahuluan. Hasil dari
penduduk Mijen pengaruhnya kecil terhadap
survai pendahuluan ini kemudian direkap dan
tujuan perjalanan. Hal ini ditunjang dengan
dijumlah tiap komponen variabelnya, kemudian
nilai chi-square = 17,877 ; df = 20 (chi-square
dihitung n sampling untuk survai yang mewakili
tabel
3 kecamatan.
keterkaitan antara jenis pekerjaan dengan tujuan
Analisis
Pola
Perjalanan
Transportasi
Penduduk Daerah Pinggiran
penduduk
daerah
31,410)
yang
perjalanan.
dengan
berarti
Dan
tidak
bagi
tujuan
ada
penduduk
Gunungpati sebanyak 52,3 % penduduk tujuan perjalanan sehari – harinya hanya di sekitar
Untuk mengetahui pola perjalanan transportasi
pekerjaan
=
proporsional, maksudnya sampel diambil acak
=
jenis
tabel
pinggiran
(dalam hal ini data diambil dari Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunungpati, maka dilakukan analisis klasifikasi silang terhadap variabel - variabel bebas yang mempunyai pengaruh kuat terhadap pola
wilayah kecamatan Gunungpati dengan nilai r = 0,581 yang berarti jenis pekerjaan penduduk Gunungpati pengaruhnya kecil terhadap tujuan perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chisquare = 22,475 ; df = 20 (chi-square
tabel
=
31,410), tidak ada keterkaitan antara jenis pekerjaan dengan tujuan perjalanan.
perjalanan transportasi. Variabel tersebut yaitu sebaran pergerakan, jarak waktu tempuh, moda yang digunakan, jumlah pendapatan, kepemilikan kendaraan dan biaya transportasi. Berdasarkan hasil analisis klasifikasi silang
dari
penduduk
daerah
pinggiran,
terdapat sebanyak 36,5 % penduduk Ngaliyan golongan I yang tujuan perjalanan sehari – harinya tersebar ke berbagai kecamatan di kota Semarang dengan nilai korelasi r = 0,400
Analisis Pemilihan Hunian dengan Sebaran Perjalanan Bagi Golongan I Untuk
mengetahui
sebaran
tujuan
perjalanan dari penduduk daerah pinggiran golongan I, maka dilakukan analisis klasifikasi silang antara alasan memilih hunian di daerah pinggiran dengan lokasi tujuan perjalanannya yang hasilnya dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini.
yang berarti jenis pekerjaan dari penduduk Ngaliyan pengaruhnya kecil terhadap tujuan
64 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 57 – 74
Tabel 1. Alasan Pemilihan Hunian dengan Sebaran Pergerakan Penduduk Ngaliyan Gol. I Sebaran Pergerakan
Alasan memilih hunian Ngaliyan Dekat jalan raya
Harga rumah murah
Strategis utk usaha
Warisan
Lainnya
Mijen
Smg Barat
TOTAL
Lainnya (kota Smg)
Pusat kota
Luar kota
5
2
1
1
4
1
14
6.8%
2.7%
1.4%
1.4%
5.4%
1.4%
18.9%
7
2
3
5
9
2
1
29
9.5%
2.7%
4.1%
6.8%
12.2%
2.7%
1.4%
39.2%
4
1
1
5
1
12
5.4%
1.4%
1.4%
6.8%
1.4%
16.2%
1
1
3
1
6
1.4%
1.4%
4.1%
1.4%
8.1%
2
1
3
6
2.7% TOTAL
Tugu
1
13
1.4%
17.6%
1.4%
4.1%
8.1%
19
5
7
9
27
5
2
74
25.7%
6.8%
9.5%
12.2%
36.5%
6.8%
2.7%
100%
Sumber : Hasil Analisis Data 2006
Tabel 2. Alasan Pemilihan Hunian dengan Sebaran Pergerakan Penduduk Mijen Gol. I SEBARAN PERGERAKAN
ALASAN TINGGAL Ngaliyan Dekat jalan raya
Dilewati Angk. Umum
Harga rumah murah
Strategis utk usaha
TOTAL
Tugu
TOTAL
Smg Barat
Luar kota
5
1
1
7
7.0%
1.4%
1.4%
9.9%
2
2
2.8%
2.8%
10
17
4
3
34
14.1%
23.9%
5.6%
4.2%
47.9%
5
11
1
2
19
7.0%
15.5%
1.4%
2.8%
26.8%
4
1
1
6
5.6%
1.4%
1.4%
8.5%
Warisan
Lainnya
Mijen
1
2
3
1.4%
2.8%
4.2%
16
41
1
7
6
71
22.5%
57.7%
1.4%
9.9%
8.5%
100%
Sumber : Hasil Analisis Data 2006
Tabel 3. Alasan Pemilihan Hunian dengan Sebaran Pergerakan Penduduk Gunungpati Gol. I Sebaran Pergerakan
Jenis Pekerjaan Ngaliyan Dekat jalan raya
Harga rumah murah
Strategis utk usaha
Warisan
Gnpati
Tugu
Smg Barat
TOTAL
Lainnya (kota Smg)
Luar kota
1
2
3
2.3%
4.5%
6.8%
2
14
3
4
3
26
4.5%
31.8%
6.8%
9.1%
6.8%
59.1%
5
1
6
11.4%
2.3%
13.6%
1
1
1
3
2.3%
2.3%
2.3%
6.8%
Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto
65
Sebaran Pergerakan
Jenis Pekerjaan Ngaliyan
Gnpati
Tugu
Smg Barat
TOTAL
Lainnya (kota Smg)
Luar kota
2
1
2
1
6
4.5%
2.3%
4.5%
2.3%
13.6%
2
23
1
4
8
6
44
4.5%
52.3%
2.3%
9.1%
18.2%
13.6%
100%
Lainnya
TOTAL
Sumber : Hasil Analisis Data 2006
silang
Berdasarkan hasil analisis klasifikasi
Analisis Pemilihan Hunian dengan Sebaran
dari
Perjalanan Bagi Golongan II
penduduk
daerah
pinggiran,
terdapat sebanyak 36,5 % penduduk Ngaliyan
Berdasarkan hasil analisis klasifikasi
golongan I yang tujuan perjalanan sehari –
silang
harinya tersebar ke berbagai kecamatan di
terdapat sebanyak 41,9 % penduduk Ngaliyan
kota Semarang dengan nilai korelasi r = 0,400
golongan II yang tujuan perjalanan sehari –
yang berarti jenis pekerjaan dari penduduk
harinya tersebar ke berbagai kecamatan di
Ngaliyan pengaruhnya kecil terhadap tujuan
kota Semarang dengan nilai korelasi r = 0,534
perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi-
yang
squre = 14,058 ; df = 24 (chi-square
=
Ngaliyan pengaruhnya kecil terhadap tujuan
36,415) yang berarti tidak ada keterkaitan
perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi-
antara
squre = 17,129 ; df = 20 (chi-square
jenis
pekerjaan
dengan
tabel
tujuan
dari
penduduk
berarti
jenis
daerah
pekerjaan
pinggiran,
penduduk
tabel
=
perjalanan. Sedangkan bagi penduduk Mijen,
31,410), yang berarti tidak ada keterkaitan
sebanyak 57,7 % penduduk Mijen golongan I
antara
tujuan perjalanan sehari – harinya hanya di
perjalanan. Sedangkan bagi penduduk Mijen,
sekitar wilayah kecamatan Mijen dengan nilai
sebanyak 51,3 % penduduk Mijen golongan I
korelasi r = 0,448 yang berarti jenis pekerjaan
tujuan perjalanan sehari – harinya hanya di
penduduk Mijen pengaruhnya kecil terhadap
sekitar wilayah kecamatan Mijen dengan nilai
tujuan perjalanan. Hal ini ditunjang dengan
korelasi r = 0,620 yang berarti jenis pekerjaan
nilai chi-square = 17,877 ; df = 20 (chi-square
berpengaruh terhadap tujuan perjalanan tetapi
31,410)
yang
tujuan
keterkaitan antara jenis pekerjaan dengan
nilai chi-square = 24,333 ; df = 20 (chi-square
tujuan
tabel
Dan
tidak
dengan
pengaruhnya kecil, yang ditunjukkan dengan
perjalanan.
berarti
pekerjaan
ada
tabel
=
jenis
bagi
penduduk
= 31,410). Dan bagi penduduk Gunungpati
Gunungpati sebanyak 52,3 % penduduk tujuan
sebanyak 56,7 % penduduk tujuan perjalanan
perjalanan sehari – harinya hanya di sekitar
sehari – harinya hanya di sekitar wilayah
wilayah kecamatan Gunungpati dengan nilai r
kecamatan Gunungpati dengan nilai korelasi r
= 0,581 yang berarti jenis pekerjaan penduduk
= 0,591 yang berarti jenis pekerjaan tidak
Gunungpati pengaruhnya kecil terhadap tujuan
mempengaruhi
perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi-
dikuatkan dengan nilai chi-square = 16,141 ; df
square = 22,475 ; df = 20 (chi-square
= 12 (chi-square
tabel
=
tujuan
tabel
perjalanan.
Hal
ini
= 21,026), yang berarti
31,410), tidak ada keterkaitan antara jenis
tidak ada keterkaitan antara jenis pekerjaan
pekerjaan dengan tujuan perjalanan.
dengan tujuan perjalanannya.
66 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 57 – 74
Analisis Pemilihan Hunian dengan Sebaran
square = 11,505 ; df = 12 (chi-square
Perjalanan Bagi Golongan III
21,026). Dan bagi penduduk
Untuk
=
Gunungpati
sebaran
golongan III, sebanyak 62,5 % penduduk
pergerakan dari penduduk daerah pinggiran
tujuan perjalanan sehari – harinya hanya di
golongan
analisis
sekitar wilayah kecamatan Gunungpati dengan
klasifikasi silang antara alasan memilih hunian
nilai korelasi r = 0,589 yang berarti jenis
di daerah pinggiran dengan lokasi tujuan
pekerjaan pengaruhnya kecil terhadap tujuan
perjalanannya.
analisis
perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi-
daerah
square = 8,507 ; df = 9 (chi-square
klasifikasi
III,
mengetahui
tabel
maka
dilakukan
erdasarkan
silang
dari
hasil
penduduk
pinggiran,
terdapat
sebanyak
penduduk
Ngaliyan
golongan
34,6 III
%
tabel
=
16,929) yang berarti tidak ada keterkaitan antara
tujuan
jenis
pekerjaan
dengan
tujuan
perjalanan.
perjalanan sehari – harinya hanya di sekitar wilayah kecamatan Ngaliyan dengan nilai
Analisis Jumlah Pendapatan, Kepemilikan
korelasi r = 0,636 yang berarti jenis pekerjaan penduduk
Ngaliyan
mempengaruhi
Kendaraan dan Moda yang Digunakan Bagi
tujuan
Penduduk Golongan I
perjalanan, tetapi keterkaitannya kecil yang
Untuk
ditunjukkan dengan nilai chi-squre = 17,677 ; df = 20 (chi-square
tabel
penduduk
pinggiran
jumlah
kepemilikan
sehari – harinya hanya di sekitar wilayah
yang
golongan
pendapatan
kendaraan
pribadi,
I
dan maka
dilakukan analisis klasifikasi silang antara
kecamatan Mijen dengan nilai korelasi r =
Jumlah Pendapatan, kepemilikan kendaraan
0,547 yang berarti jenis pekerjaan penduduk kecil
daerah
berdasarkan
penduduk Mijen golongan III tujuan perjalanan
pengaruhnya
moda
digunakan untuk melakukan perjalanan dari
= 31,410). Sedangkan
bagi penduduk Mijen, sebanyak 51,9 %
Mijen
mengetahui
dengan moda yang digunakan yang hasilnya
terhadap tujuan
dapat
perjalanan. Hal ini ditunjang dengan nilai chi-
dilihat
pada
tabel
berikut
ini.
Tabel 4. Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Ngaliyan Gol. I JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN Tidak punya
< 500
MODA Jalan kaki
Naik sepeda
Motor
TOTAL Angk. umum
Lainnya
4
1
14
19
5.4%
1.4%
18.9%
25.7% 7
Motor
1
6
1.4%
8.1% 1
Motor & Mobil
1.4% Tidak punya
3
9
4.1%
500 - 999
12.2%
Motor Tidak punya
14
4
18.9%
5.4%
3 4.1%
1.000 - 1.499
Motor Mobil
7
1
9.5%
1.4%
9.5% 1 1.4% 12 16.2% 18 24.3% 3 4.1% 8
1
10.8% 1
1.4%
1.4%
Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto
67
JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN
MODA Jalan kaki
Naik sepeda
TOTAL
Motor
Angk. umum
Lainnya
1
1
1.4%
Tidak punya
1
2
1
1.4% 4
1.4%
2.7%
1.4%
5.4%
12
3
15
28
16
74
16.2%
4.1%
20.3%
37.8%
21.6%
100%
1.500 - 1.999 Motor & Mobil
TOTAL
Sumber : Hasil Analisis Data 2006
Tabel 5. Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Mijen Gol. I JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN
MODA Jalan kaki
< 500
TOTAL Motor
Angk. umum
8
3
14
25
11.3%
4.2%
19.7%
35.2%
Tidak punya
Naik sepeda
1
1
1.4%
1.4%
3
15
Motor 12
Tidak punya
16.9%
500 - 999
4.2%
21.1%
1
10
8
19
1.4%
14.1%
11.3%
26.8%
5
2
7
7.0%
2.8%
9.9%
Motor
Motor 1.000 - 1.499
1
1
1.4%
1.4%
Motor & Mobil
2
2
2.8%
2.8%
Motor 1.500 - 1.999
1
1
Motor & Mobil
1.4%
1.4%
21
1
19
30
71
29.6%
1.4%
26.8%
42.3%
100%
TOTAL
Sumber : Hasil Analisis Data 2006
Tabel 6. Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Gunungpati Gol. I JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN Tidak punya
MODA Jalan kaki
Naik sepeda
TOTAL Motor
11 25.0%
< 500 Motor
Tidak punya 500 - 999 Motor
Motor 1.000 - 1.499 Motor & Mobil
Angk. umum 10
21
22.7%
47.7%
1
1
5
1
8
2.3%
2.3%
11.4%
2.3%
18.2%
1
1
2
2.3%
2.3%
4.5%
6
4
10
13.6%
9.1%
22.7%
1
1
2.3%
2.3%
1
1
2.3%
2.3%
68 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 57 – 74
JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN
MODA
1.500 – 1.999
Motor
Jalan kaki
Naik sepeda
TOTAL Motor
Angk. umum
1
1
2.3%
2.3%
13
1
14
16
44
29.5%
2.3%
31.8%
36.4%
100%
TOTAL
Sumber : Hasil Analisis Data 2006
penduduk Gunungpati golongan I, terdapat
Bagi penduduk Ngaliyan golongan I terdapat
18,9
%
penduduk
sebanyak
yang
25
%
penduduk
yang
berpenghasilan < Rp. 500.000,- dan tidak
berpenghasilan < Rp. 500.000,- dan tidak
memiliki kendaraan pribadi dalam melakukan
memiliki kendaraan pribadi dalam melakukan
perjalan sehari-hari menggunakan angkutan
perjalanan sehari-hari dengan berjalan kaki
umum, disamping itu juga terdapat 18,9 %
dengan nilai korelasi r = 0,638 yang berarti
penduduk
jumlah
Ngaliyan
berpenghasilan
Rp.
golongan
I
yang
500.000,-
s/d
Rp.
kepemilikan
angkutan
umum
mempengaruhi
kendaraan
dan
moda
yang
digunakan.
999.000,- yang mempunyai sepeda motor menggunakan
pendapatan
untuk
melakukan perjalanan sehari-hari dengan nilai
Analisis Jumlah Pendapatan, Kepemilikan
korelasi r
Kendaraan dan Moda yang Digunakan Bagi
pendapatan
=
0,810
yang
berarti
mempengaruhi
jumlah
kepemilikan
Penduduk Golongan II
kendaraan pribadi dan moda yang digunakan. Bagi
penduduk
Mijen
golongan
Untuk I
mengetahui
moda
yang
digunakan untuk melakukan perjalanan dari
terdapat sebanyak 19,7 % penduduk yang
penduduk
berpenghasilan < Rp. 500.000,- dan tidak
berdasarkan
memiliki kendaraan pribadi dalam melakukan
kepemilikan
perjalan sehari-hari menggunakan angkutan
dilakukan analisis klasifikasi silang antara
umum dengan nilai korelasi r = 0,707 yang
Jumlah Pendapatan, kepemilikan kendaraan
berarti
dengan moda yang digunakan yang hasilnya
jumlah
pendapatan
berpengaruh
terhadap kepemilikan kendaraan pribadi dan moda
yang
digunakan.
Sedangkan
dapat
daerah
pinggiran
jumlah
pendapatan
kendaraan
dilihat
pada
golongan
pribadi,
tabel
berikut
II dan
maka
ini.
bagi
Tabel 7. Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Ngaliyan Gol. II JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN Tidak punya
< 500
Motor
Motor & Mobil
MODA Jalan kaki
Motor
Mobil
TOTAL Angk. Umum
1
1
2
2.3%
2.3%
4.7%
3
2
5
7.0%
4.7%
11.6% 1
1 2.3%
500 - 999
Motor
2.3%
2
1
3
4.7%
2.3%
7.0%
Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto
69
JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN
MODA Jalan kaki
Motor 7
1
8
2.3%
18.6%
1
1
2.3%
2.3%
Motor & Mobil
Motor 1.500 - 1.999
TOTAL Angk. Umum
16.3%
Motor 1.000 - 1.499
Mobil
2 4.7%
17
2
19
39.5%
4.7%
44.2%
1
1
2.3%
2.3%
Motor & Mobil
Motor 2.000 - 2.999
1
1
2.3%
2.3% 1
1
Motor & Mobil
2.3%
2.3%
1
32
1
9
43
2.3%
74.4%
2.3%
20.9%
100%
TOTAL
Sumber : Hasil Analisis Data 2006
Tabel 8. Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Mijen Gol. II JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN Tidak punya
MODA Jalan kaki
Motor
Mobil
TOTAL Angk. umum 1
1 2.6%
500 - 999 Motor
1.000 - 1.499
Motor
Motor
1.500 - 1.999
2
2
13
23.1%
5.1%
5.1%
33.3%
11
2
13
28.2%
5.1%
33.3%
4
1
5
10.3%
2.6%
12.8%
Mobil
Motor & Mobil
2.000 - 2.999
2.6% 9
3
3
7.7%
7.7%
1
1
2
2.6%
2.6%
5.1%
2
2
Motor & Mobil
5.1% TOTAL
5.1%
1
25
8
5
39
2.6%
64.1%
20.5%
12.8%
100%
Sumber : Hasil Analisis Data 2006
Tabel 9. Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Gunungpati Gol. II JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN
MODA Jalan kaki
Motor
Tidak punya < 500 Motor 500 - 999 Tidak punya
Motor
Mobil
TOTAL Angk. umum 1
1
3.3%
3.3%
2
2
6.7%
6.7%
1
2
3
3.3%
6.7%
10.0%
5
2
7
16.7%
6.7%
23.3%
70 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 57 – 74
JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN
MODA Jalan kaki
Motor
TOTAL
Mobil
Angk. umum
1
1
3.3%
3.3%
Motor & Mobil
7
7
Motor
23.3%
1.000 - 1.499
23.3%
Motor & Mobil
1.500 - 1.999
Motor & Mobil
2.000 - 3.000
Motor & Mobil
> 3.000
Motor
3
3
10.0%
10.0%
1
2
3
3.3%
6.7%
10.0%
2
2
6.7%
6.7%
1
1
3.3%
3.3%
1
16
6
7
30
3.3%
53.3%
20.0%
23.3%
100%
TOTAL
Sumber : Hasil Analisis Data 2006
Bagi penduduk Ngaliyan golongan II
1.000.000,- s/d Rp. 1.499.000,- dan memiliki
terdapat sebanyak 39,5 % penduduk yang
sepeda motor dalam melakukan perjalanan
berpenghasilan
sehari-hari
Rp.
1.500.000,-
s/d
Rp.
menggunakan
sepeda
motor
1.999.000 dan memiliki sepeda motor dalam
dengan nilai korelasi r = 0,777 yang berarti
melakukan perjalan sehari-hari menggunakan
jumlah
sepeda motor dengan nilai korelasi r = 0,707
kepemilikan kendaraan pribadi dan moda yang
yang berarti jumlah pendapatan berpengaruh
digunakan.
pendapatan
berpengaruh
terhadap
terhadap kepemilikan kendaraan pribadi dan Analisis Jumlah Pendapatan, Kepemilikan
moda yang digunakan. Bagi penduduk Mijen golongan penduduk
II
terdapat yang
sebanyak
28,2
berpenghasilan
Kendaraan dan Moda yang Digunakan Bagi
%
Penduduk Golongan III
Rp.
Untuk
1.000.000,- s/d Rp. 1.499.000,- dan memiliki sepeda motor sehari-hari
sepeda
penduduk
motor
pendapatan
berpengaruh
kepemilikan
terhadap
Sedangkan
bagi
yang
pinggiran
jumlah
golongan
pendapatan
kendaraan
pribadi,
III dan
maka
dilakukan analisis klasifikasi silang antara
kepemilikan kendaraan pribadi dan moda yang digunakan.
daerah
berdasarkan
dengan nilai korelasi r = 0,707 yang berarti jumlah
moda
digunakan untuk melakukan perjalanan dari
dalam melakukan perjalan
menggunakan
mengetahui
Jumlah Pendapatan, kepemilikan kendaraan
penduduk
dengan moda yang digunakan yang hasilnya
Gunungpati golongan II, terdapat sebanyak
dapat
23,3 % penduduk yang berpenghasilan Rp.
dilihat
pada
tabel
berikut
ini.
Tabel 10. Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Ngaliyan Gol. III JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan) 500 - 999
KENDARAAN Motor
MODA Motor
Mobil
TOTAL
Angk. Umum
3
3
11.5%
11.5%
Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto
71
JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN
MODA Motor
Motor & Mobil 1.000 - 1.499
Motor & Mobil
Mobil
TOTAL
Angk. Umum
1
1
2
3.8%
3.8%
7.7% 2
2 7.7%
1.500 - 1.999 2.000 - 2.999 > 3.000
Motor & Mobil Motor & Mobil Motor & Mobil
TOTAL
7.7% 5
1
4
3.8%
15.4%
3
2
11.5%
7.7%
2
7
7.7%
26.9%
11
14
1
26
42.3%
53.8%
3.8%
100%
19.2% 5 19.2% 9 34.6%
Sumber : Hasil Analisis Data 2006
Tabel 11. Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Mijen Gol. III JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN
500 - 999
Tidak punya
MODA Motor
Mobil
Tidak punya
1.000 - 1.499
Motor
Motor & Mobil
2.000 - 2.999
Motor & Mobil
> 3.000
Motor & Mobil
TOTAL
1
1
3.7%
3.7%
1
1
3.7%
3.7%
2
2
7.4%
7.4%
Motor & Mobil
1.500 - 1.999
TOTAL Angk. umum
1
1
3.7%
3.7%
7
3
10
25.9%
11.1%
37.0%
2
4
6
7.4%
14.8%
22.2%
2
4
6
7.4%
14.8%
22.2%
13
12
2
27
48.1%
44.4%
7.4%
100%
Sumber : Hasil Analisis Data 2006
Tabel 12. Jumlah Pendapatan, Kepemilikan Kendaraan & Moda Penduduk Gunungpati Gol. III JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN Motor
1.000 - 1.499
Mobil
MODA Motor
Mobil
TOTAL Angk. umum
1
1
6.3%
6.3% 1
1 6.3%
Motor & Mobil
6.3% 1
1 6.3%
1.500 - 1.999 2.000 - 3.000 > 3.000
Motor & Mobil Motor & Mobil Motor & Mobil
6.3% 5
4
1
25.0%
6.3%
1
2
1
6.3%
12.5%
6.3%
31.3% 4
4
25.0% 4
25.0%
25.0%
72 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 57 – 74
JML PENDAPATAN
PEMILIKAN
(dalam ribuan)
KENDARAAN
TOTAL
MODA Motor
Mobil
TOTAL Angk. umum
8
7
1
16
50.0%
43.8%
6.3%
100%
Sumber : Hasil Analisis Data 2006
Bagi penduduk Ngaliyan golongan III
karena di kecamatan Mijen apabila dilihat
terdapat sebanyak 26,9 % penduduk yang
merupakan salah satu wilayah pengembangan
berpenghasilan > Rp. 3.000.000,- dan memiliki
kota yang mempunyai fasilitas penunjang lokal
sepeda motor dan mobil dalam melakukan
dan regional yang cukup lengkap. Kecamatan
perjalan
Mijen merupakan wilayah yang terletak di
sehari-hari
menggunakan
mobil
dengan nilai korelasi r = 0,707 yang berarti
pinggiran
jumlah
terhadap
pertumbuhannya. Di kecamatan Mijen juga
kepemilikan kendaraan pribadi dan moda yang
terdapat penggunaan lahan terencana (real
digunakan. Bagi penduduk Mijen golongan III
estate), dengan perumahan yang dibangun
terdapat sebanyak 25,9 % penduduk yang
merupakan perumahan berskala besar dengan
berpenghasilan
kelengkapan fasilitas dan utilitas penunjang
pendapatan
Rp.
berpengaruh
1.500.000,-
s/d
Rp.
kota
yang
mandiri.
mobil dalam melakukan perjalan sehari-hari
penduduk
menggunakan sepeda motor dengan nilai
dengan kedua kecamatan tersebut diatas
korelasi r
dimana sebaran pergerakan penduduknya
0,816
pendapatan
yang
berarti
berpengaruh
jumlah terhadap
kepemilikan kendaraan pribadi dan moda yang digunakan.
Sedangkan
bagi
sebagian
sebaran
dipercepat
1.99.000,- dan memiliki sepeda motor dan
=
Sedangkan
akan
kecamatan
besar
pergerakan
Ngaliyan
menuju
berbeda
ke
berbagai
kecamatan lain di kota Semarang. Hal ini karena kecamatan Ngaliyan
penduduk
Gunungpati golongan III, terdapat sebanyak 25
dilewati
jalur
arteri
% penduduk yang berpenghasilan > Rp.
menghubungkan kota Semarang dengan Kota
3.000.000,- dan memiliki sepeda motor dan
Jakarta dan mempunyai batas administratif
mobil dalam melakukan perjalanan sehari-hari
disebelah timur adalah kecamatan Semarang
menggunakan mobil dengan nilai korelasi r =
Barat juga kecamatan Ngaliyan merupakan
0,500 yang berarti jumlah pendapatan kurang
daerah pinggiran yang paling dekat dengan
berpengaruh terhadap kepemilikan kendaraan
pusat kota, sehingga dalam aktifitas penduduk
pribadi dan moda yang digunakan.
untuk
pemenuhan
primer
sehari-hari
yang
penduduk
cenderung memilih keluar dari wilayahnya. PENUTUP
Hasil
Terdapat
analisis
diketahui
bahwa
sebaran
penggunaan kendaraan pribadi menjadi pilihan
Mijen
utama bagi penduduk di daerah pinggiran,
dimana
khususnya untuk golongan menengah dan
sebaran pergerakan sehari-hari penduduknya,
golongan ekonomi kuat. Hal ini karena selain
sebagian besar hanya di dalam wilayah
sudah memiliki kendaraan pribadi, juga karena
kecamatannya masing - masing. Hal terjadi
ada kendala transportasi, yaitu belum seluruh
pergerakan dengan
kesamaan
penduduk
penduduk
kecamatan
Gunungpati,
Analisis Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran – Bambang Sugiyarto
73
wilayah didaerah pinggiran terlayani angkutan umum
terutama
Ngaliyan.
Dan
di
wilayah
untuk
kecamatan
kecamatan
Mijen,
angkutan umum yang ada belum menjangkau seluruh wilayah kecamatan terutama untuk desa-desa yang ada di daerah pedalaman. Sedang untuk wilayah kecamatan Gunungpati, angkutan umum yang ada sudah cukup memadai,
hal
ini
terlihat
dengan
telah
Morlok, E.K., 1988, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta Pusat. Richardson, A.J., 1982, Transport Survey Methods, Departmen of Civil Engineering Monash University Sugiyono, 2005, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Tamin, O.Z., 1997, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Institut Teknologi Bandung.
tersedianya beberapa sarana angkutan seperti minibus dan mobil umum penumpang, tetapi penggunaaan kendaraan pribadi tetap menjadi
Yunus, H.S., 2004, Struktur Tata Ruang Kota, Penerbit Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta
pilihan penduduk khususnya sepeda motor. DAFTAR PUSTAKA Alvinsyah & Soehodho, S., 1997, Dasar – Dasar Sistem Transportasi, Laboratorium Transportasi Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jakarta.
74 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 57 – 74