IDENTIFIKASI PERILAKU PERJALANAN PENDUDUK PINGGIRAN KOTA BINJAI DALAM PEMANFAATAN FASILITAS KOTA Oleh: M. Rinal Syah Putra1, Jeluddin Daud2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email :
[email protected] 1
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Abstrak Urban sprawl sebagai sebuah fenomena perluasan kawasan perkotaan merupakan suatu pertumbuhan kota dari sisi yang tidak terencana.orientasi kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan mereka bisa jadi masih saja ke pusat kota karena tidak adanya penyebaran fasilitas kota kearah luar kota. Dari hasil analisis ditemukan pola perjalanan yang dilakukan oleh anggota keluarga yang terdiri dari Bapak, Ibu, dan anak untuk pemanfaatan fasilitas kota yang tersedia. Pola perjalaan yang dilakukan oleh Bapak adalah lebih dominan ke aktifitas Bekerja, sedangkan pola perjalanan yang dilakukan oleh anak lebih dominan untuk pendidikan, dan ibu lebih cenderung melakukan perjalanan untuk berbelanja.Sedangkan tunjauan dari segi hubungan (korelasi) antara beberapa variabel yaitu antara pendapatan dengan pemilihan fasilitas perkotaan dengan angka korelasi yaitu 0,657 yang menunjukkan bahwasanya adanya suatu korelasi yang baik. Disamping juga tidak adanya korelasi yang signifikan antara kepemlikan kendaraan dengan penggunaan fasilitas, dan juga korelasi antara jumlah anggota keluarga dengan penggunaan fasilitas perkotaan, dimana masing-masing menunjukkan angka korelasi yaitu 0,447, dan 0,017 yang menginterpretasikan hubungan yang lemah dan sangat lemah. Kata Kunci: Urban Spawl, Fasilitas Kota, Karakteristik Perjalanan
Abstract Urban sprawl as a phenomenon of the expansion of urban areas is a growing city that is not terencana.orientasi terms of activity in fulfilling their needs may still be the center of the city due to lack of facilities spread towards the town outside the city. From the analysis found patterns of trips taken by members of the family consisting of the father, mother, and child to use city facilities are available. Perjalaan patterns made by Mr. activity is more dominant to work, while the pattern of journeys undertaken by more dominant child to education, and mothers are more likely to travel to berbelanja.Sedangkan tunjauan terms of the relationship (correlation) between several variables: the revenue with the selection urban facilities with a number of correlation is 0.657 which shows that the existence of a good correlation. Besides, there is also no significant correlation between kepemlikan vehicle with use of facilities, as well as the correlation between
the number of family members with the use of urban facilities, each of which showed the correlation is 0.447, and 0.017 which interpret a weak, very weak.
Keywords: Urban Spawl, City Facilities, Travel Characteristics
1. Pendahuluan
Latar Belakang Sprawl pada dasarnya merupakan proses perkembangan kota dengan mengkonversi lahan di kawasan pinggiran menjadi kawasan perkotaan yang berakibat pada terjadinya koversi guna lahan dari guna lahan pertanian menjadi berbagai macam guna lahan perkotaan (Aryani, 2005). Jika dilihat dari pola perkembangannya, sprawl dapat dibagi menjadi 4 (empat) tipe, yaitu : low density development, Strip development, Scattered development dan leapfrog development. Urbanisasi besar-besaran telah menyebabkan meningkatnya tata guna lahan dengan pertumbuhan penduduk dan kegiatan sosial ekonomi; kemudian akan menciptakan fenomena urban sprawl. Pertumbuhan pembangunan yang tidak terkontrol telah membuat ruang terbuka hijau banyak dikonversi ke area bangunan yang kemudian difungsikan sebagai pemukiman, komersial, dan industri ( Indraprahasta). Banyaknya dampak negatif dari fenomena sprawl yang mungkin timbul di kemudian hari selayaknya diidentifikasi sejak dini. Namun permasalahannya, tidak banyak kota yang menyadari terjadinya perkembangan sprawl hingga akhirnya timbul berbagai macam permasalahan, pemerintah pun masih belum menyadari akar permasalahan sebenarnya adalah sprawl. Oleh karena itu perlu diidentifikasi terlebih dahulu bagaimana proses berkembangnya sprawl dan faktor pemicu perkembangan sprawl di suatu kota, sehingga bila suatu saat sprawl sudah mulai berkembang maka pemerintah daerah setempat siap mengantisipasinya dengan membuat berbagai rencana kota yang adaptif terhadap berbagai permasalahan kota yang muncul seiring dengan berkembangnya sprawl (Aryani, 2005).
Tujuan Dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan persoalan diatas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pola pergerakan penduduk pinggiran kota b. Untuk mengetahui karakteristk penduduk pinggiran kota dalam pemakaian fasilitas kota, (terkait dengan sebaran pergerakan, jarak tempuh, moda yang digunakan, dan maksud perjalanan). Manfaat dengan adanya penelitian ini adalah dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pegembangan sarana dan prasarana yang menghubungkan daerah pinggiran kota dengan kota Binjai. Disamping itu secara keilmuan dapat membantu pemecahan masalah yang jarang dilakukan negara maju yang kurang upayaupaya memperpendek panjang perjalanan penduduk perkotaan masih sangat terbatas. Secara keilmuan, peelitian ini diharapakan dapat menyumbang penjelasan preskriptif (prescriptive explanation) atas masalah perkotaan yang dihadapi oleh Indonesia dan Negara-negara berkembang lainnya. Penelitian Negara maju sebagian ragu-ragu untuk bersikap terhadap urban sprawl. Seperti Gordon dan Richardson (1997) yang berpendapat bahwa dari aspek kajian dan sudut pandang, kerugian dan keuntungn urban sprawl dibandingkan compactness of the city tidak bisa dibedakan secara jelas.
Dari sisi konseptual dan pendekatan, penelitian ini berangkat dari kesadaran bahwa penyebaran kesempatan kerja ke lokasi baru (wilayah) pinggiran kota tidaklah mudah dilakukan. Demikian juga dengan perkembangan pemukiman baru beserta segala fasilitas (utilitas) pelayanan perkiraan yang dipakai adlah bersifat sebagian (parsial), sehingga yang menjadi perhatian adalah kira-kira kegiatan apa dan fasilitas apa yang dapat dikembangkan di wilayah pinggiran. Proses penelitian yag diarahkan untuk memberikan saran pemecahan masalah urban sprawl di Indonesia khususnya di Kota Binjai dengan menyadari keterbatasan kemampuan pembangunan masyarakat dn pemerintah. Secara konsepsi identifikasi jenis fasilitas (utilitas) di kawasan pinggiran dinilai akan menyumbang pendekatan atas urban sprawl secara umum.
2.
Metode
Pencapaian tujuan pelaksanan penelitian dalam tugas akhir ini dilakukan dengan menggunakan analisa regresi linier berganda dengan memperhatikan nilai Korelasi . penelitian ini terlebih dahulu menentukan sampel dengan menggunakan teknik random sampling. Adapun yang diteliti adalah jumlah anggota keluarga, jumlah angota keluarga, yang bekerja, dan sekolah, total pendapatan perkeluarga, perbulan, kepemilikan kendaraan terhadap produksi perjalanan atau bangkitan rata-rata perkeluarga perhari yang mereka lakukan. Jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja dansekolah, total pendapatan keluarga perbulan, kepemilikan kendaraan sebagai variabel bebas dan pemanfaatan fasilitas kota sebagai variabel terikat. Metode Analisis regresi Linier Metode ini merupakan salah satu dari model-model yang tergagabung didalam model statistik matematika. Metode ini merupakan alat analisa statistika yang menganalisa faktor-faktor penentu yang dimaksud berhubungan dengan kondisi yang di timbulkan. Ada dua bentuk analisis regresi linear ini, yaitu: 1.
Analisis regresi linear sederhana (simpel linear regression analysis). Analisa ini hanya menghubungkan variabel tirikat bengan 1 buah variabel bebas yang mempengaruhi naik turunnyavariabel terikat yang diamati dengan asumsi studi, variabel-variabel lainya tidak mempengaruhi perubahan pada variabel terika atau tiadak kita masukan ke dalam model. Y = a+bx+e Atau X= a=bTGL+e Dimana : Y atau X = variabel terikat yang akan diramalkan besarannya (dependent variabel) atau jumlah perjalanan manusia, kendaraan, dan barang dari titik asal ke titik tujuan yang akan diperkirakan. x atau TGL = Variabel bebas berupa faktor yang berpengaruh terhadal jumlah perjalanan. a = Parameter konstanta yang artinya, kalau x atau TGL sama dengan nol dalam arti tetap atau tidak berubah maka Y atau jumlah perjalanan sama dengan a. b = parameter koefisien berupa nilai yang akan di pergunakan untuk meramalkan nilai Y atau X. e = nilai kesalahan yang mewakili seluruh facktor-factor yang kita anggap tidak mempengaruhi.
2.
Analisis regresi linier berganda (multiple linear regression analysis). Merupakan teknik analisis regresi yang menghubungkan 1 variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas yang dianggap mempengaruhi perubahan variabel yang kita amati. Dengan persamaan sebagai berikut :
Y = a+b1 X1+ b2 X2+......+bn Xn+e Atau X = a+b1V +b2I +b3L +.....+bnxn +e Dimana Y atau X = variabel yang terikat yang diramalkan atau jumlah perjalanan manusia , kendaraan dan barang dari titik asal ke titik tujuan yang akan diperkirakan. X1, ...Xn = variabel-variabel bebas berupa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya perjalanan (lalulintas) seperti jumlah penduduk, tingkat pendapatan, tingkat kepemilikan kendaraan, pekerjaan, dan lain-lain. a = parameter konstanta yang artinya seluruh variabel bebas tidak menunjukan perubahan atau sama dengan nol, maka Y (jumlah perjalanan) diperkirakan akan sama dengan a. b1,b2.....bn = parameter koefisien berupa nilai yang akan digunakan untuk meramalkan Y atau disebut juga sebagai koefisian kemiringan garis regresi atau elastisitas. e = nilai kesalahan, yang digunakan untuk regresi berganda ini merupakan faktor di luar jangkauan akal manusia yang tidak bisa di amati kejadiannya yang di sebut faktor “x” Dalam permodelan bangkitan pergerakan metode analisis regresi linier berganda (multiple linear regression analysis) yang paling sering digunakan baik dengan data zona (agregat) dan data dari rumah tangga atau individu (tidak agregat). Ada beberapa tahapaan dalam permodelan dengan metode analisis regresi linier berganda (algifari, 2000) , adalah sebagai berikut :
a. Tahap pertama adalah analisis bivariat , yaitu uji korelasi untuk melihat hubungan antara variabel b.
terikat dengan variabel bebas. Variabel bebas harus mempunya nilai korelasi tinggi terhadap variabel terikat dan sesama variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi. Tahap kedua analisis multivariat, yaitu analisis untuk mndapatkan model yang paling sesuai menggambarkan pengaruh satu atau beberapa variabel bebas taerhadap variabel terikatnya, dapat digunakan regresi linier bergangda. Analisis linear berganda yaitu suatu cara yang dimungkinkan untuk melakukan beberapa proses iterasi dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pada langkah awal adalah memilih variabel bebas yang mempunyai korelasi yang besar dengan variabel terikatnya Pada langkah berikutnya menyeleksi variabel bebas yang saling saling berkorelasi, jika ada variabel bebas memiliki korelasi besar maka untuk ini dipilh salah satu, dengan kata lain korelasi harus kecil antara sesama variabel bebas. Pada tahap akhir memasukkan variabel bebas dan variabel terikat kedalam persamaan model regresi linear berganda : Y = a + b1X1 + b2X2 + ....... + bnXn .............................................(2.1) Dimana : Y : variabel terikat (jumlah perjalanan penduduk) A : konstanta (angka yang akan dicari) B1,b2, ...bn : koefisien regresi (angka yang akan dicari ) X1,X2,...Xn : variabel bebas (faktor-faktor yang berpengaruh) Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis linier berganda dengan alasan
yaitu : Analisis kategori mempunyai lebih sedikit batasan dibandingkan dengan analisis regresi linier, misalnya analisis kategori tidak mengasumsikan adanya hubungan linier.
Pada analisis kategori tidak ada uji statistik untuk menguji ke absahan model, sedangkan analisis regresi linier dilakukan uji statistik. Responden rumah tangga akan ditanya dengan menggunakan kuesioner tentang pergerakan mereka, yang mencakup motif (tujuan) perjalanan, lokasi tujuan perjalanan, lokasi asal pergerakan (rumah), jarak tempuh tiap pergerakan serta penggunaan moda tiap pelaku perjalanan sebagai alat trasnportasi pencapaian tujuan perjalanan. Diharapkan dari hasil kuisioner akan diperoleh berbagai karkteristik pergerakan penduduk dikaitka dengan motif perjalanan dan lokasi fasilitas (utilitas). Jawaban dari kuisioner akan dibuat dalam crosstab untuk melihat hubungan dari masing-masing jawaban dan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel-variabel tinjauan tersebut Responden rumah tangga akan ditanya dengan menggunakan kuesioner tentang pergerakan mereka, yang mencakup motif (tujuan) perjalanan, lokasi tujuan perjalanan, lokasi asal pergerakan (rumah), jarak tempuh tiap pergerakan serta penggunaan moda tiap pelaku perjalanan sebagai alat trasnportasi pencapaian tujuan perjalanan. Diharapkan dari hasil kuisioner akan diperoleh berbagai karkteristik pergerakan penduduk dikaitka dengan motif perjalanan dan lokasi fasilitas (utilitas). Jawaban dari kuisioner akan dibuat dalam crosstab untuk melihat hubungan dari masing-masing jawaban dan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel-variabel tinjauan tersebut.
3.
Hasil Dan Pembahasan
Uji korelasi dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel tinjauan atau seberapa kuatnya hubungan vaiabel tersebut. Dimana dalam hal ini peneliti akan meninjau ada atau tidak adanya hubungan antara pendapatan dengan kepemilikan kendaraan, dimana dengan banyaknya kendaraan yang dimilki mempengaruhi banyaknya perjalanan yang akan terjadi, dan berkurangnya kecenderungan pemakaian angkutan umum. Uji korelasi juga dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara pendapatan responden dengan banyaknya pemilihan fasilitas perkotaaan berupa prasarana transportasi, fasilitas olahraga, tempat ibadah, tempat perbelanjaan, tempat pendidikan, dan lain sebagainya. Dan juga menguji korelasi antara kepemilikan kendaraan dengan banyaknya fasilitas perkotaan yang digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan memekai bantuan program SPSS ( Statistic Program for Social and Science) 17.0 for windows, guna untuk memudahkan dalam analisis data.
1 Korelasi Pendapatan dan Kepemilikan Kendaraan Dari hasil penelitian ditemukan bahwasanya adanya hubungan yang cukup kuat antara pendapatan responden dengan kepemilikan kendaraan, artinya semakin tinggi pendapatan keluarga, maka semakin mudah untuk memiliki kendaraan pribadi. Dari hasil uji korelasi diketahui bahwasanya angka korelasi (pearson correlations) yaitu 0.617, dimana menurut Sugiono (2007) dalam Duwi priyatno (2010), angka tersebut menunjukkan suatu hubungan yang cuup kuat. Maka dapat disimpulkan bahwasanya kecenderungan masyarakat Binjai Barat cenderung memenuhi kebutuhannya akan kendaraan jika mendapatkan pendapatan yang tinggi.
Tabel 5.1 Korelasi Pendapatan dan Kepemilikan Kendaraan Correlations
Pendapatan Keluarga
Pearson Correlation
Pendapatan Keluarga
Jumlah Kendaraan Bermotor
1
.617
**
Sig. (2-tailed) N Jumlah Bermotor
Kendaraan Pearson Correlation
.000 400
400 **
.617
Sig. (2-tailed)
.000
N
400
1
400
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil Analisis
2 Korelasi Pendapatan dan Pemilihan Fasilitas Perkotaan Pengujian korelasi untuk kedua variabel ini dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan responden dalam memilih fasilitas perkotaan berdasarkan dari pendapatan yang diperolehnya. Dari hasil survei diketahui bahwasanya semakin tinggi pendapatan responden maka semakin banyak fasilitas kota yang dimanfaatkan mereka, dimana yang dimaksud dengan fasilitas kota sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dari hasil analisis didapatkan suatu angka pearson correlation yaitu 0.657 dimana angka tersebut menginterpretasikan bahwasanya adanya suatu hubunganyang cukup kuat antara kedua variabel tersebut.
Tabel 5.2 Korelasi Pendapatan dan Jumlah Pemanfaatan Fasilitas Correlations
Pendapatan Keluarga
Pearson Correlation
Pendapatan Keluarga
Jumlah Pemanfaatan Fasilitas
1
.657
**
Sig. (2-tailed) N Jumlah Fasilitas
Pemanfaatan Pearson Correlation
.000 400
400 **
.657
Sig. (2-tailed)
.000
N
400
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil Analisis
3 Korelasi Antara Kepemilikan Kendaraan dan Pengunaan Fasilitas
1
400
Secara umum menunjukkan bahwasanya untuk mencapai tempat melakukan aktifitas orang akan cenderung menggunakan kendaraan, baik kendaraan pribadi ataupun angkutan umum. Dalam penelitian ini kita coba melihat hubungan antara kepemilikan kendaraan pribadi dengan kecenderungan banyaknya fasilitas kota yang dipilih responden dalam melakukan aktifitas tertentu. Dari hasil analisis menunjukkan bahwasanya kepemilkan kendaraan tidak terlalu mempengaruhi responden dalam banyaknya fasilitas kota yang dipilih, yang di tunjukkna dengan angka korelasi 0.447 dimana menurut Sugiono (2007) dalam Duwi Priyatno (2010) memiliki korelasi yang “agak rendah”. Maka dapat disimpulkan bahwasanya semakin tinggi pendapatan responden, maka tidak akan berpengaruh banyak terhadap pemanfaatan fasilitas kota yang sudah tersedia.
Tabel 5.3. Korelasi Kepemilikan Kendaraan dan Pemanfaatan fasilitas Correlations
Jumlah Fasilitas
Pemanfaatan Pearson Correlation
Jumlah Kendaraan Bermotor
1
.447
**
Sig. (2-tailed) N
Jumlah Bermotor
Jumlah Pemanfaatan Fasilitas
Kendaraan Pearson Correlation
.000 400
400 **
.447
Sig. (2-tailed)
.000
N
400
1
400
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil Analisis
4 Korelasi Jumlah Anggota Keluarga dan Pemanfaatan Fasilitas Perkotaan Hal ini penting untuk dketahui guna memprediksi tingginya penggunaan fasilitas perkotaan kota kedepan sejalan dengan tingginya angka populasi dari masyarakat perkotaan. Dari hasil analisis menunjukan bahwasanya tidak adanya korelasi antara kedua variabel tersebut yang ditunjukkan dengan angka pearson correlation yaitu 0.017 dimana menurut Sugiono (2007) dalam Duwi Priyatno (2010) angka tersebut tidak memiliki korelasi yang signifikan atau sama sekali tidak berkorelasi. Maka dapat disimpulkan bahwasanya seiring dengan tingginya pertumbuhan penduduk di Kota Binjai Barat, tidak akan berpengaruh terhadap kecenderungan pemakaian fasilitas perkotaan secara keseluruhan, atau fasilitas yang dipergunakan sesuai dengan kebutuhan mereka dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari.
Tabel 5.4 Korelasi Jumlah Anggota Keluarga dan Jumlah Pemanfaatan Fasilitas Correlations
Jumlah Fasilitas
Pemanfaatan Pearson Correlation
Jumlah Pemanfaatan Fasilitas
Jumlah Anggota Keluarga
1
-.017
Sig. (2-tailed) N
.732 400
400
Jumlah Anggota Keluarga Pearson Correlation
-.017
Sig. (2-tailed)
.732
N
400
1
400
Sumber : Hasil Analisis
Permodelan Dengan Regresi linier berganda berganda Bangkitan pergerakan asumsikan bahwa bangkitan dan tarikan pergerakan dapat dinyatakan sebagai atribut sosio ekonomi yang berbasis zona (Tamin, 1997) (X1, X2, X3, ..... , Xn): Y = a + b1 X1 + b2 X2 +........+ bn Xn Dimana : Y = variabel terikat a = konstanta (angka yang akan dicari) b1, b2,....... bn = koefisien regresi (angka yang dicari) X1, X2, X3.... Xn = variabel bebas (faktor-faktor berpengaruh) Faktor faktor yang berpengaruh yaitu: X1(jumlah anggota keluarga), X2 (jumlah pendapatan penduduk), X3 ( jumlah kepemilikan kendaraan). Metode analisis regresi linier digunakan untuk menghasilkan hubungan dalam bentuk numerikdan untuk melihat bagaimana dua (regresi sederhana) atau lebih dari dua (regresi berganda) variabel saling berkait. Beberapa asumsi statistik harus dipertimbangkan sebelum menggunakan metode analisis regresi linier berganda (Tamin, 1997) sebagai berikut: Variabel terikat (Y) adalah merupakan fungsi linier dari variabel bebas (X). Jika hubungannya tidal linier , data kadang harus ditransformasikan terlebih dahulu agar menjadi linier. Batasan ini mempunyai implikasi yang lain terhadap analisis residual. Variabel, terutama variabel bebas, adalah tetap atau telah atau telah di ukur tanpa galat. Tidak adanya korelasi antara variabel bebas. Variansi dari variabel terikat terhadap garis regresi adalah sama untuk semua nilai variabel terikat. Nilai variabel terikat harus tersebar normal atau minimal mendekati normal. Metode regresi linier berganda ini dapat di uji dengan uji statistik seperti uji determinasi dan uji signifikasi. Dimana pengujian ini dapat di bantu dengan program SPSS ( Statistic Program for Social and Science) 17.0 for windows, untuk memudahkan menganalisa data yang di peroleh. Dari penjabaran diatas, berikut beberapa model yang memungkinkan dilakukan pengujian : 1.
Y = a + b1 X1 Asumsi Y = variabel terikat (jumlah pemanfaatan fasilitas) X1 = variabel bebas ( jumlah pendapatan keluarga)
Dari data yang diperoleh di uji determinasi menghasilkan angka 0.430, angka tersebut menunjukan hasil yang cukup baik. Untuk memastikan model yang di uji layak atau tidaknya maka dilakukan uji statistik lainnya yaitu uji signitifikansi. Dari hasil uji ini menghasilkan angka 0.0002, angaka tersebut menunjukan bahwasana adanya pengaruh yang signifikan antara pendapatan danpemilihan fasilitas .
Tabel 5.5 Tabel Uji Determinasi Model Pertama Model Summary
b
Adjusted Model R a
1
.657
R Std.
Error
R Square
Square
the Estimate
.432
.430
1.14818
of
a. Predictors: (Constant), Pendapatan Keluarga b. Dependent Variable: Jumlah Pemanfaatan Fasilitas
Tabel 5.6 Tabel Uji Signifikansi Model Pertama Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
(Constant)
B
Std. Error
1.168
.175
Pendapatan Keluarga .834
.048
Beta
.657
t
Sig.
6.657
.000
17.382
.000
a. Dependent Variable: Jumlah Pemanfaatan Fasilitas
2.
Y = a + b1 X1 +b2 X2 Asumsi Y = variabel terikat (jumlah pemanfaatan fasilitas) X1 = variabel bebas ( jumlah pendapatan keluarga) X2 = variabel bebas (jumlah kepemilikan kendaraan)
Dari data yang diperoleh di uji determinasi diperoleh angka 0.431, angka tersebut menunjukan hasil yang cukup baik. Untuk memastikan model yang di uji layak atau tidaknya maka dilakukan uji statistik lainnya yaitu uji signitifikansi. Dari hasil uji ini menghasilkan angka 0.0003, angaka tersebut menunjukan bahwasanya ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan dan pemilihan fasilitas, dan tidak ada hubungan signifikan antara jumlah kepemilikan kendaraan terhadap pemilihan fasilitas kota, angka yang diperoleh 0.165.
Tabel 5.7 Tabel Uji Determinasi Model Kedua Model Summary
b
Adjusted Model R 1 a.
a
.659
Predictors:
R Std.
Error
R Square
Square
the Estimate
.434
.431
1.14684
(Constant),
Jumlah
Kendaraan
Pendapatan Keluarga b. Dependent Variable: Jumlah Pemanfaatan Fasilitas
of
Bermotor,
Tabel 5.8 Tabel Uji Signifikansi Modek Kedua Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
1.183
.176
Pendapatan Keluarga
.781
.061
Kendaraan .117
.084
Jumlah
Beta
t
Sig.
6.738
.000
.616
12.831
.000
.067
1.390
.165
Bermotor a. Dependent Variable: Jumlah Pemanfaatan Fasilitas
3.
Y = a + b1 X1 +b2 X2 +b3 X3 Asumsi Y = variabel terikat (jumlah pemanfaatan fasilitas) X1 = variabel bebas ( jumlah anggota keluarga) X2 = variabel bebas (jumlah pendapatan keluarga) X3 = variabel bebas (jumlah kepemilikan kendaraan)
Dari data yang diperoleh di uji determinasi menunjukan angka 0.430, angka tersebut hasil yang cukup baik. Untuk memastikan model yang di uji layak atau tidaknya maka dilakukan uji statistik lainnya yaitu uji signitifikansi. Dari hasil uji ini menghasilkan angka 0.0003, angaka tersebut menunjukan bahwasanya ada pengaruh yang signifakan antar pendapatan dan pemilihan fasilitas, 0,163 angka ini menunjukan tidak ada hubungan signifakan antara kepemilikan kendaran terhadap pemilihan fasilitas, dan 0.831 angka ini juga menunjukan tidak adanya hubungan yang signifikan antas anggota keluarga dan pemiliha fasilitas kota .
Tabel 5.9 Tabel Uji Determinasi model Ketiga Model Summary
b
Adjusted Model R a
1
.659
a.
Predictors:
R Std.
Error
R Square
Square
the Estimate
.434
.430
1.14822
(Constant),
Jumlah
Anggota
Pendapatan Keluarga, Jumlah Kendaraan Bermotor b. Dependent Variable: Jumlah Pemanfaatan Fasilitas
Tabel 5.10 Tabel Uji signifikansi Model Ketiga
of
Keluarga,
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
1.221
.250
Pendapatan Keluarga
.781
.061
Kendaraan .118
Jumlah
Beta
t
Sig.
4.892
.000
.615
12.788
.000
.084
.067
1.399
.163
.042
-.008
-.213
.831
Bermotor Jumlah Anggota Keluarga -.009
a. Dependent Variable: Jumlah Pemanfaatan Fasilitas
4.
Kesimpulan dan saran
Kesimpulan Bahwa dari hasil analisa dan temuam-temuan diatas dapat kita peroleh kesimpulan sebagai berikut : a. b. c. d. e. f.
g.
h. i.
j.
k.
Pola perjalanan aktivitas bekerja lebih dominan dilakukan oleh bapak. Pola perjalanan aktivitas pendidikan di dominasi oleh anak. Pola perjalanan aktivitas berbelanja dominan dilakukan oleh ibu. Model yang paling sesuai berdasarkan uji regresi linier berganda adalah: Y = a + b1 X1 + b2 X2 Y = 1,183 + 0.781 X1 + 0,117 X2 , dimana X1 adalah jumlah pendapatan dan X2 jumlah kepemilikan kendaraan, yang di tunjuk dengan koefisien korelasi yang paling baik dari modelnya yaitu 0,431 Pola perjalanan keluarga ini tentunya berasal dari kelurahan-kelurahan yang menjadi lokasi tinjauan, yaitu Kelurahan Payaroba, kelurahan Limausundai, Kelurahan Limau Mungkur, Kelurahan Bandar Sinembah, Kelurahan sukamaju, kelurahan Sukaramai, yang berada di kawasan Kecamatan Binjai Barat, lalu tujuannya menyebar ke wilayah Kota Binjai. Aktifitas bekerja ternyata dominan menuju pusat kota khususnya Jln.Gatot Subroto karena banyaknya perkantoran yang berpusat dijalan tersebut mulai dari kantor pemerintahan, dan kantor swasta serta belum tersebarnya fasilitas perkantoran yang berada di Kota Binjai. Aktivitas pendidikan dominan menuju jln.Jend.Sudirman hal ini disebabkan banyaknya fasilitas pendidikan dijalan tersebut. Aktivitas berbelanja dominan menuju pasar Tavip yang berada dijalan T.Amir Hamzah dan pasar Kebun lada yang berada dijalan Sibolga, selain ada juga yang melakukan aktivitas berbelanja di warung-warung dekat rumah responden. Alasan pemanfaatan fasilitas perkantoran dan perbelanjaan cenderung dikarenakan faktor jarak tempuh yang dekat dan juga karena kemudahan transportasi. Lain dengan pemanfaatan fasilitas pendidikan salain canderung dikarenakan faktor jarak ada juga dipengaruhi faktor kualitas sekolah dan sekolah favorit yang menjadi tujuan pendidikan .
Saran a.
b.
c.
d.
Hasil penelitian hanya meninjau Kecamatan Binjai Barat, dan untuk menyempurnakan Studi, maka perlunya dilakannya studi-studi di kecamatan-kecamatan lainnya di Kota Madya Binjai dan jika perlu lebih dikembangkan untuk radius yang lebih jauh. Penelitin ini hanya di khususkan untuk mengetahui pola pergerakan dan karakteristik perjalanan penduduk pinggiran Kota Binjai terkait dengan sebaran, jarak tempuh dan motif tujuan perjalanan sehingga masih dapat di teliti lebih mendalam agar di dapat spesifikasi yg lebih detail dan lebih sempurna. Dari hasil studi yang dilakukan ini, peneliti sangat berharap agar menjadi masukan bagi pihak terkait guna pengembangan fasilitas kota yang sudah ada agar tercapainya keefektifan dan keefisienan terhadap Demand penggunaan fasilitas perkotaan oleh masyarakat. Berbagai masukan dan saran sangat diharapkan oleh peneliti, guna mencapai kesempurnaan hasil dari studi.
5. Daftar Pustaka
Aryani, RV, 2005, “Identivikasi Karakteristik Urban Sprawl Di Kota Semarang”, Tugas Akhir Berdikaryati, ED; Rianto, B dan Ismiyati, “Karakteristik Pola Perjalanan Transportasi Penduduk Daerah Pinggiran”, Jurnal Cahyani, AKD, 2004, “Kondisi Pelayanan Fasilitas Sosial kecamatan Banyuwangi-Semarang Berdasarkan Persepsi Penduduk”, Tugas Akhir, Universitas Dipenogoro, Semarang Hutapea, RC, 2008, “Prefensi Bermukim Penduduk di Wilayah Pinggiran Kota Medan”, Tugas Akhir Indraprahasta, GS,” The Role of Sustainable Community on Developing Sustainable City (A Case Study on Kampoeng Bogor In Bogor City)”, Jurnal Kumara, D, 2005, “Analisa Karakteristik Bangkitan dan Pola Perjalanan Penduduk Perumahan Pinggiran Kota”, Tesis Rachmawati, R dan Kurniawan, R, 2006, “ Pola Pergerakan Keruangan Penduduk Piggiran Kota dan Pengaruhnya Terhadap Konsentrasi Kegiatan di Kota Yogyakarta”, Jurnal Setiyohadi, I, 2008, “Karakteristik dan Pola Pergerakan Penduduk Kota Batam dan Hubungannya dengan Perkembangan Wilayah Hinterland”, Tesis Tamin, OZ, 2000, “Perencanaan dan Permodelan Transportasi”, ITB, Bandung http://3rest.wordpress.com/2010/10/19/karakteristik-penduduk/, dibuka pada taggal 13 Juni 2012 Priyatno, D, 2010, “Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS” , Yogyakarta, MediaKom