Analisis Perubahan Tutupan Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Neraca Air dan Sedimentasi Danau Tempe Oleh Administrator Sabtu, 10 Februari 2007 02:38 - Terakhir Diupdate Senin, 13 Oktober 2014 09:21
Tahun Penelitian 2005
Perubahan tutupan lahan DAS inlet Danau Tempe akan sangat menentukan waktu umurguna danau karena adanya penurunan produksi air dan peningkatan sedimentasi. Artinya, umurguna danau sangat tergantung pada kuantitas dan kualitas air sungai yang menjadi inlet danau. Adanya perubahan penggunaan lahan pada tahap awal, akan meningkatkan aliran permukaan, dan kondisi ini akan menyebabkan penurunan recharge air tanah. Di sisi lain, terjadinya peningkatan jumlah penduduk yang pesat akan menambah luas pemukiman dan areal budidaya pertanian. Kondisi demikian akan menyebabkan semakin besarnya aliran permukaan. Pengaruh negatif lain yang terjadi adalah peningkatan laju sedimentasi DAS yang melebihi batas ambang ( tolerable soil loss ). Adanya alih fungsi lahan dari hutan menjadi areal pertanian dan areal pertanian menjadi non pertanian akan menyebabkan terjadinya peningkatan erosi permukaan pada tahap awalnya. Selanjutnya tanah yang tererosi tersebut akan terbawa ke sungai dan yang menyebabkan laju sedimentasi DAS meningkat .
Adanya alih fungsi lahan dari hutan menjadi lahan pertanian atau dari lahan pertanian menjadi non pertanian tentunya akan mempengaruhi karakteristik hidrologis DAS bersangkutan. Dengan melakukan pemantauan dan evaluasi perubahan tipe penutupan lahan serta mempelajari karakteristik debit serta dampak yang ditimbulkannya terhadap neraca air dan tingkat sedimentasi danau, maka masalah kerusakan DAS dapat dideteksi dan diantisipasi secara dini.
Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe model prediksi sedimen dan produksi air Danau Tempe pada tiga skenario tutupan lahan.
1/5
Analisis Perubahan Tutupan Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Neraca Air dan Sedimentasi Danau Tempe Oleh Administrator Sabtu, 10 Februari 2007 02:38 - Terakhir Diupdate Senin, 13 Oktober 2014 09:21
Penelitian dilakukan secara bertahap untuk produksi air, tahap pertama adalah menentukan parameter model, selanjutnya menyusun prototipe model produksi air Danau Tempe dan tahap selanjutnya validasi model.
Model dibangun menggunakan aplikasi GIS. Wilayah DAS dispasialisasi menjadi grid/sel menggunakan aplikasi program PC Raster. Prediksi sedimen pada setiap sel akan dihitung menggunakan persamaan USLE (Universal Soil Loss Equation) (Wischmeir and Smith, 1978 ). Untuk memprediksi sedimen pada outlet DAS, akan dilakukan analisis transfer sedimen dari tiap sel menuju outlet menggunakan modul perhitungan yang tersedia dalam program PC Raster .
Model produksi air DAS pensuplai Danau Tempe dikembangkan berdasarkan aplikasi konsep c urve number menurut SCS ( Soil Conservation Service) (SCS, 1972). Prototipe model dibangun melalui 3 tahap, tahap 1 melakukan parameterisasi, tahap ke 2 melakukan validasi model dan tahap ke 3 membangkitkan data debit Sungai Bila tahun 2002 yang kosong. Selanjutnya melakukan simulasi dengan 3 skenario tutupan lahan.
DAS Bila adalah merupakan DAS inlet Danau Tempe. Sungai Bila mengalir dari arah Kabupaten Enrekang Sidrap dan Wajo yang bermuara di Danau Tempe.
2/5
Analisis Perubahan Tutupan Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Neraca Air dan Sedimentasi Danau Tempe Oleh Administrator Sabtu, 10 Februari 2007 02:38 - Terakhir Diupdate Senin, 13 Oktober 2014 09:21
Jenis tanah di DAS Bila secara keseluruhan adalah: Aluvial kelabu tua, Aluvial Coklat kekelabuan, Mediteran Coklat Kekelabuan, Podsolik coklat, Podsolik merah kekuningan, Podsolik kelabu.
Hasil prediksi model menunjukkan bahwa terjadi erosi pada kondisi penggunaan lahan tahun 1994 sebanyak 15,26 ton/ha/tahun. Sedimen yang terjadi di outlet adalah sebanyak 7,94 ton/ha/tahun, dengan asumsi SDR = 0,52 (Sutrisno, 2002).
{mosimage}
Gambar Peta laju erosi di DAS Bila (raster 90m x 90m), penggunaan lahan tahun 1994.
3/5
Analisis Perubahan Tutupan Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Neraca Air dan Sedimentasi Danau Tempe Oleh Administrator Sabtu, 10 Februari 2007 02:38 - Terakhir Diupdate Senin, 13 Oktober 2014 09:21
Hasil prediksi erosi yang terjadi pada kondisi penggunaan lahan tahun 1997 adalah sebanyak 15,31 ton/ha/tahun, sedimen yang terjadi di outlet adalah sebanyak 7,96 ton/ha/tahun (asumsi SDR = 0,52). Peningkatan sedimen yang terjadi antara lain disebabkan adanya penurunan luas hutan dan peningkatan pemukiman di DAS Bila. Erosi yang terjadi pada kondisi penggunaan lahan Maret 2002 adalah sebanyak 13,49 ton/ha, sedimen yang terjadi di outlet adalah sebanyak 7,01 ton/ha (asumsi SDR = 0,52). Penurunan sedimen yang terjadi antara lain disebabkan adanya peningkatan luas hutan dan luas sawah di DAS Bila.
Hasil parameterisasi/kalibrasi dengan menggunakan data tutupan lahan 1994 menghasilkan parameter-parameter model yang digunakan dalam menentukan produksi air DAS inlet yaitu penggunaan lahan, curah hujan dengan koefisien kemiripannya (Nash) menunjukkan sebesar 43,04 yang tergolong cukup baik.
{mosimage}
Gambar Hidrograf Sungai Bila hasil pengukuran dan simulasi.
Produksi air dalam setahun dari Sungai Bila yang dihasilkan sebanyak 1.357.444.134 m 3 . Tahap ke 2 adalah melakukan validasi model, data yang digunakan adalah data curah hujan dan penggunaan lahan tahun 1997.
4/5
Analisis Perubahan Tutupan Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Neraca Air dan Sedimentasi Danau Tempe Oleh Administrator Sabtu, 10 Februari 2007 02:38 - Terakhir Diupdate Senin, 13 Oktober 2014 09:21
Hasil validasi menunjukkan bahwa nilai koefisien kecocokannya sebesar 10,91, tergolong agak rendah. Produksi air Sungai Bila pada kondisi penggunaan lahan tahun 1997 sebesar 901.920.166 m 3 , lebih rendah dari tahun 1994.
Tahap ke 3 adalah pembangkitan (generate) data debit yang kosong. Setelah validasi, model digunakan untuk pembangkitan data debit yang kosong. Data yang digunakan adalah data curah hujan dan penggunaan lahan tahun 2002. Data debit yang dibangkitkan adalah data dari 1-1-2002 sampai 6-6-2002, dari 1-11-2002 sampai 16-11-2002, dan dari 1-12-2002 sampai 20-12-2002. Koefisien kecocokannya sebesar 42,72, tergolong cukup baik. Produksi air Sungai Bila pada kondisi penggunaan lahan tahun 2002 sebesar 1.044.650 m 3
, lebih tinggi dari tahun 1997 tetapi lebih rendah dari tahun 1994.
5/5