ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN : APLIKASI KONSEP BALANCED SCORECARD DI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KABUPATEN WONOGIRI Endang Saryanti Dan Uzair MashuRI STIE AUB Surakarta
Abstraction The purpose of this study was to provide empirical evidence about: the perspectives of the balanced scorecard simultaneously and partially on the performance of rural banks (BPR) in Wonogiri. Data collection methods in this study using a questionnaire method by taking as many as 35 employees at respondent Rural Bank (RB) in Wonogiri. Data analysis techniques used include test validity, test reliability, multiple linear regression analysis, t test, F test and the coefficient of determination The analysis of data showed significant effects of financial perspective, customer, internal business processes and learning and growth simultaneously on the performance of rural banks (BPR) in Wonogiri. Financial perspective showed a significant effect on the performance of rural banks (BPR) in Wonogiri. Customer perspective suggests a significant influence on the performance of rural banks (BPR) in Wonogiri. Internal business process perspective shows a significant effect on the performance of rural banks (BPR) in Wonogiri. Learning and growth perspective showed a significant effect on the performance of rural banks (BPR) in Wonogiri. The coefficient of determination indicates the influence of a given percentage of independent variables in the form of variable financial perspective, customer, internal business processes and learning and growth to the performance of rural banks (BPR) in Wonogiri by 65.9% and the remaining 34.1% is explained by other variables are not included in the research model. Keywords: Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Business Processes Perspective and Perspective Learning and Growth I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ersaingan domestik dan global mengharuskan perusahaan menaruh perhatian pada penciptaan dan pemeliharaan keunggulan bersaing melalui penyampaian produk dan layanan yang lebih baik pada konsumen. Untuk dapat menjamin suatu organisasi berlangsung dengan baik, maka organisasi perlu mengadakan evaluasi terhadap kinerjanya. Suatu standar pengukuran kinerja yang tepat sangat diperlukan dalam evaluasi tersebut, dalam arti tidak hanya berorientasi pada sektor keuangan saja, karena hal tersebut sangat kurang tepat dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, oleh karena itu perlu dilengkapi dengan informasi dari sektor selain keuangan, seperti kepuasan konsumen, kualitas produk atau
P
jasa, loyalitas karyawan dan sebagainya, sehingga pihak manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan harus mampu mempertahankan keberadaannya dalam peningkatan efektivitas kinerja perusahaan dengan meningkatkan pelayanan ataupun kualitas produk sehingga memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain, yang dapat menarik minat konsumen agar selalu percaya serta dapat diandalkan mutunya. Setiap konsumen menginginkan kualitas produk dan layanan sesuai dengan kebutuhan dan harapan mereka. Dilihat dari segi pekerja, kita harus dapat memilih dan menyeleksi pekerja yang dikiranya mampu mengemban tugas dan berloyalitas tinggi terhadap perusahaan.
Balance Scorecard merupakan konsep manajemen yang diperkenalkan Robert Kaplan pada tahun 1992, sebagai perkembangan dari konsep pengukuran kinerja yang mengukur perusahaan dengan menerapkan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran. Balance scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis melampaui rangkuman ukuran keuangan. Balance scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai yang dihasilkan oleh para partisipan perusahaan yang memiliki kemampuan dan motivasi tinggi, sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek yaitu, melalui perspektif keuangan. Balance sorecard dengan jelas mengungkapkan berbagai faktor yang menjadi pendorong tercapainya kinerja keuangan dan kompetitif jangka panjang yang superior. Balanced scorecard dapat diterapkan pada organisasi bisnis yang menghasilkan produk maupun jasa. Namun dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai objek adalah organisasi jasa yang bergerak dalam bidang keuangan, yaitu bank. Sesuai dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bardasarkan undang-undang tersebut, lembaga keuangan bank dibedakan menjadi dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Adapun kegiatan bank di Indonesia terutama kegiatan Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. Bank Perkreditan Rakyat merupakan lembaga perbankan resmi fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro,
kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan Nasabah. Jenis layanan yang diberikan Bank Perkreditan Rakyat adalah menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu dan memberikan kredit dalam bentuk Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, maupun Kredit Konsumsi. Konsep balanced scorecard membantu memberikan kerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalam sasaransasaran strategik. Sasaran-sasaran strategik yang komprehensif dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yang satu sama lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan (Mulyadi, 1999). Balanced scorecard mengukur kinerja perusahaan dari 4 perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Karyawan BPR sebagai bagiaan dari stakeholders perusahaan, dapat menilai bagaimana kinerja BPR di tempat karyawan tersebut bekerja berdasarkan persepsi mereka menyangkut balanced scorecard sehingga para karyawan akan dapat menilai diri sendiri, menilai instansi tempat bekerja yang diharapkan hasil penilaian ini akan menjadi feed back untuk proses pembelajaran internal bagi BPR itu sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TENTANG APLIKASI KONSEP BALANCED SCORECARD DI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KABUPATEN WONOGIRI” B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang
dapat diidentifikasikan berkaitan dengan persepsi karyawan sebagai berikut : 1. Apakah perspektif keuangan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri? 2. Apakah perspektif pelanggan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri? 3. Apakah perspektif proses bisnis internal berpengaruh signifikan terhadap Kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri? 4. Apakah perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap Kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri? 5. Apakah perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap Kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri? C. Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan dengan batasan penelitian bahwa pengukuran kinerja pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri, yang mengarah pada pengukuran kinerja dengan perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berdasarkan persepsi karyawan. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris persepsi karyawan BPR tentang konsep balanced scorecard yaitu : a. Signifikansi pengaruh perspektif keuangan terhadap Kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri. b. Signifikansi pengaruh perspektif pelanggan terhadap Kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri.
c. Signifikansi pengaruh perspektif proses bisnis internal terhadap Kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri. d. Signifikansi pengaruh perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terhadap Kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri. e. Signifikansi pengaruh perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kabupaten Wonogiri Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi tentang penilaian kinerja dengan Balance Scorecard sebagai pertimbangan dalam pengukur kinerja perusahaan. b. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau wawasan mengenai pengaruh perspektifperspektif Balance Scorecard di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri. c. Bagi Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi bagi peneliti selanjutnya pada bidang yang sama. II. LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Balanced Sorecard Balanced scorecard terdiri dari dua kata, yaitu balance dan scorecard. Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja perusahaan. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh perusahaan dimasa depan. Melalui kartu skor,
skor yang hendak diwujudkan perusahaan dimasa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja perusahaan yang bersangkutan. Kata balance (berimbang) dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kinerja perusahaan diukur secara berimbang dari dua aspek, yaitu aspek keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Kartu skor personel digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan dimasa mendatang, sehingga perusahaan tersebut harus memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan non keuangan, antara kinerja jangka pendek dan jangka panjang, antara kinerja yang bersifat intern dan ekstern. Jadi Balanced scorecard merupakan contemporary manajement tool yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam melipat gandakan kinerja keuangan. Balanced scorecard melengkapi seperangkat ukuran keuangan kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong kinerja masa datang 2. Konsep Balanced Scorecard Balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasi konsep tersebut. (Menurut kaplan & Norton, 1996) menyatakan bahwa Balanced scorecard memperkenalkan empat proses manajemen baru, yang terbagi dan terkombinasi antara tujuan strategi jangka panjang dengan peristiwa-peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut adalah : a. Menerjemahkan visi, misi dan strategi. Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam tujuan dan sasaran. Visi
adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan di masa datang. Tujuan juga menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik dengan ukuran pencapaiannya. b. Komunikasi dan Hubungan Balanced scorecard memperlihatkan kepada tiap karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen, untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kinerja karyawan yang baik. c. Rencana Bisnis Rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Balanced scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting untuk diprioritaskan , akan menggerakkan kearah tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh. d. Umpan Balik dan Pembelajaran Proses keempat ini akan memberikan strategic learning kepada perusahaan. Dengan Balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek. 3. Manfaat Balanced Scorecard Kaplan dan Norton (2000:17) mengemukakan beberapa manfaat dari konsep pengukuran kinerja Balanced Scorecard yaitu: a. Mengklarifikasi dan menghasilkan konsensus mengenai strategi. b. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.
c. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi perusahaan. d. Mengkaitkan berbagai tujuan stategis dengan sasaran jangka panjang dan anggaran tahunan. e. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis. f. Melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodik dan sistematis. g. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki stretegi. 4. Perspektif-Perspektif Balanced Scorecard Balanced Scorecard mengukur empat perspektif yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai sasaran strategi yang sudah direncanakan oleh perusahaan. Keempat perspektif tersebut saling berkaitan yang nantinya akan berusaha meningkatkan kinerja perusahaan. Keempat perspektif tersebut diuraikan berikut ini. a. Perspektif Keuangan (finansial) Ukuran perspektif keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi akibat keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil. Sasaran perspektif keuangan dibedakan pada masing-masing tahap dalam siklus bisnis yang oleh (Kaplan dan Norton, 1996) dibedakan menjadi tiga tahap: 1) Growth (berkembang) Growth atau tahap pertumbuhan merupakan tahap awal dalam siklus kehidupan bisnis. Di dalam tahap ini perusahaan berusaha untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya. Di dalam tahap ini perusahaan akan mena-
namkan investasi sebanyakbanyaknya, meningkatkan produk baru, membangun fasilitas produksi, meningkatkan kemampuan beroperasi, merebut pangsa pasar, dan membuat jaringan distribusi. Di dalam tahap ini kemungkinan besar perusahaan akan selalu dalam keadaan rugi, karena tahap ini perusahaan menfokuskan untuk penanaman investasi yang dinikmati dalam jangka panjang nanti. 2) Sustain Stage (Bertahan) Bertahan merupakan tahap kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik. Pada tahap ini perusahaan masih mempunyai daya tarik yang bagus bagi para investor untuk menanamkan modalnya. Perusahaan harus mampu mempertahankan pangsa pasar yang sudah dimiliki dan harus memperhatikan kualitas produk dan pelayanan yang lebih baik sehingga secara bertahap akan mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Tujuan keuangan pada tahap ini biasanya lebih berorientasi pada profitabilitas. Tujuan yang berkaitan dengan profitabilitas dapat dinyatakan dengan menggunakan ukuran yang berkaitan dengan laba operasional. Untuk mendapatkan profitabilitas yang baik tentunya para manajer harus bekerja keras untuk memaksimalkan pendapatan yang dihasilkan dari investasi modal, sedangkan untuk unit bisnis yang telah memiliki otonomi diminta tidak hanya
mengelola arus pendapatan, tetapi juga tingkat investasi modal yang telah ditanamkan dalam unit bisnis yang bersangkutan. 3) Harvest (Menuai) Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap dimana perusahaan melakukan panen (harvest) terhadap investasi mereka. Tahap ini merupakan tahap pendewasaan bagi sebuah perusahaan, karena pada tahap ini perusahaan tinggal menuai dari investasi yang dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya. Yang harus dilakukan pada tahap ini adalah perusahaan tidak lagi melakukan investasi, tetapi hanya memelihara supaya perusahaan berjalan dengan baik. b. Perspektif Pelanggan Balanced Scorecard dalam perspektif pelanggan, melihat aspek pelanggan memainkan peranan penting dalam kehidupan perusahaan. Sebuah perusahaan yang tumbuh dan tegar dalam persaingan tidak akan mungkin survive apabila tidak didukung oleh pelanggan. Tolok ukur loyalitas pelanggan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap segmen pasar yang akan menjadi target atau sasaran. Apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan para pelanggan menjadi hal yang penting dalam perspektif ini. Ada dua kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan (customer perspective) yaitu: 1) Core Measurement Group Kelompok ini terdiri dari: a) Pangsa pasar (market share), mengukur sebe-
rapa besar pasar yang telah dicapai untuk dilayani perusahaan, dan berapa peluang pasar yang masih dapat dicapai. b) Pemerolehan pelanggan acquisition), (customer mengukur kemampuan perusahaan meningkatkan pelanggan pertahunnya. c)Kesetiaan pelanggan retention), (customer mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan atau memelihara customer yang telah ada, dilihat dari pelanggan pertahunnya. d) Tingkat kepuasan pelanggan (customer satisfaction), mengukur kemampuan perusahaan dalam memuaskan kebutuhan pelanggan. e) Profitabilitas pelanggan profitability), (customer mengukur kemampuan layanan kepada customer atau segmen pasar tertentu dalam menghasilkan laba. 2) Customer Value Proposition Customer value proposition merupakan sebuah konsep yang penting dalam memahami faktor pendorong pengukuran utama kepuasan customer, retensi customer, akuisisi customer, pangsa pasar, dan profitabilitas customer. Menurut (Robert S. Kaplan dan David P. Norton, 1996) ada beberapa atribut tentang customer value proposition, di antaranya adalah: a) Atribut produk/jasa, meliputi fungsi produk dan jasa, harga, dan mutu. b) Atribut yang berhubungan dengan customer, yang
meliputi dimensi waktu tanggap dan penyerahan serta bagaiman perasaan customer setelah membeli produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan. c)Atribut citra dan reputasi, yang meliputi faktor-faktor yang tidak berwujud yang membuat customer tertarik pada parusahaan. c. Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif proses bisnis internal lebih menekankan pada penciptaan produk baru yang lebih berkualitas sampai produk tersebut siap diedarkan kepada customer. Tentunya proses bisnis internal tidak lepas dari perspektif keuangan dan perspektif pelanggan. Untuk mengoperasikan perspektif proses bisnis internal ini perusahaan harus lebih dahulu melihat keuangan perusahaan dan kemauan pelanggan. Jadi seakan-akan ketiga perspektif ini membentuk rantai yang saling berhubungan. Di dalam perspektif proses bisnis internal ini ada tiga tahap yang harus dilakukan, yang mana ketiga tahap tersebut adalah: 1) Tahap Inovasi atau Penciptaan Produk Baru Pada tahap ini perusahaan berusaha keras untuk mengadakan penelitian dan pengembangan produk baru sehingga tercipta produk yang benar-benar sesuai dengan keinginan customer. Untuk mengukur kinerja pada tahap ini dipusatkan pada tiga indikator yaitu hasil secara teknis, keuntungan penjualan, dan penilaian keberhasilan masing-masing individu proyek. 2) Tahap Operasi Tahap ini mencerminkan aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan mulai dari penerimaan order dari customer, pembuatan produk/jasa sampai dengan pengiriman produk/jasa tersebut kepada pelanggan. Pada tahap ini pengukuran kinerjanya dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu kualitas, biaya, dan waktu. 3) Tahap Purna Jual Pada tahap ini perusahaan berusaha untuk memberikan manfaat tambahan terhadap para pelanggan yang telah menggunakan produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan agar para customer mempunyai loyalitas terhadap perusahaan. Tolak ukur yang biasa digunakan oleh perusahaan pada tahap ini adalah tingkat efisiensi per pelayanan purna jual, jangka waktu penyelesaian perselisihan, dan kadar limbah berbau yang dihasilkan perusahaan. d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Tujuan dari perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya. Dalam perspektif ini perusahaan berusaha mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan suatu perusahaan. Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan yang berkaitan dengan ketiga perspektif lainnya dapat terwujud, sehingga pada akhirnya akan dapat tercapai tujuan perusahaan. Tujuan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang
istimewa dalam perspektif keuangan, pelanggan (customer), dan proses internal bisnis. Dalam perspektif ini ada tiga faktor penting yang harus diperhatikan yaitu kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi, serta motivasi, pemberdayaan dan keselarasan. 5. Keunggulan Balanced Scorecard Keunggulan konsep Balanced Scorecard dalam system perencanaan strategik adalah mampu menghasilakan rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut (Mulyadi, 2005:11-15): a. Komprehensif Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik, yaitu dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif yang lain seperti pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategik ke perspektif non keuangan tersebut menghasilkan manfaat berikut ini: 1) Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipatganda dan berkesinambungan. 2) Memampukan organisasi untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. b. Koheren Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab-akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung. c. Berimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berkesinambungan. d. Terukur Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Balanced Scorecard mengukur sasaransasaran strategik yang sulit untuk diukur. 6. Kinerja dan Penilaian Kinerja a. Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki (Helfert, 1996). Kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya b. Penilaian Kinerja Tujuan Utama Penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. (Mulyadi dan johny setiawan, 1999). Penilaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada
waktunya serta pemberian penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. B. Penelitian Terdahulu Dhika Pratiwi Putri (2008) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Konsep Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. menyatakan bahwa hasil analisis pengukuran kinerja pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo dengan menggunakan konsep balanced scorecard dapat disimpulkan bahwa dari keempat perspektif yang dianalisis ada beberapa kinerja yang belum baik atau belum mampu mencapai target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perusahaan diharapkan dapat lebih meningkatkan kinerjanya dengan menyeimbangkan antara kinerja dari aspek keuangan dan non keuangan guna mewujudkan misi dan visinya. Novella Aurora (2010) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Pengukuran Kinerja. menjelaskan bahwa hasil penelitian dengan menggunakan konsep balanced scorecard dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa variasi pencapaian hasil. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran masih dianggap kurang , sedangkan untuk 3 perspektif lainnya dianggap sudah cukup baik. Maka, balanced scorecard cocok untuk diterapkan pada Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang karena balanced scorecard dapat memberikan gambaran yang lebih terstruktur dan menyeluruh dibandingkan dengan sistem tradisional yang masih digunakan sampai saat ini. Meirdania Zudia (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Penilaian Kinerja Organisasi Dengan Balanced Menggunakan Konsep Scorecard Pada PT Bank Jateng Semarang. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa perspektif
keuangan yaitu nilai Return on Asset (ROA), Rasio Operasi (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami peningkatan cost effectiveness untuk mencapai laba optimal. Perspektif konsumen dapat meningkatkan market share, kepuasan nasabah menghasilkan angka yang cukup baik serta didukung peningkatan profitabilitas konsumen selama tiga tahun. Perspektif bisnis internal menggunakan rasio Administrative Expense to Total Revenue (AETR) menunjukkan peningkatan efektivitas, efisiensi dan ketepatan proses transaksi. Kemudian, perspektif pembelajaran dan partumbuhan menunjukkan peningkatan produktifitas karyawan, persentase pelatihan karyawan yang terampil setiap tahunnya. Hal ini mempengaruhi peningkatan tingkat kepuasan karyawan selama tiga tahun yang menghasilkan kategori baik. Indriyati (2008) dalam penelitiannya yang berjudul analisis pengaruh Balanced perspektif–perspektif Scorecard terhadap kinerja perusahaan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan interprestasi bahwa masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Uji F yang membuktikan terdapat pengaruh yang signifikan perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran secara simultan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indriyati (2008), yang dilaksanakan pada Hotel Sahid Jaya Solo. penelitian mengambil lokasi yang berbeda yaitu Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Wonogiri sebagai lokasi yang dijadikan tempat penelitian. C. Hipotesis Ha1 : Perspektif keuangan berpengaruh signifikan terhadap
Ha2
:
Ha3
:
Ha4
:
Ha5
:
kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri. Perspektif pelanggan berpengaruh signifikan terhadap kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri. Perspektif proses bisnis internal berpengaruh signifikan terhadap kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri. Perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal serta pertumbuhan dan pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kabupaten Wonogiri secara simultan. D. Kerangka Pemikiran Penelitian ini bertujuan untuk menguji keterkaitan bukti empiris yang berpengaruh signifikan diantara variabel-variabelnya baik secara parsial maupun simultan. Setiap perusahaan atau organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas. Balanced scorecard mempunyai empat perspektif yaitu, perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran.
PERSPEKTIF KEUANGAN (X1) PERSPEKTIF PELANGGAN (X2) PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL (X3)
KINERJA Bank Perkreditan Rakyat (Y)
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN (X4)
Sumber : Indriyati (2008) Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran Keterangan: Variabel independen
Variabel dependen
: - Perspektif Keuangan - Perspektif Pelanggan - Perspektif Proses Bisnis Internal - Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan : Kinerja Bank Perkreditan Rakyat : Pengaruh Parsial (masing-masing) : Pengaruh simultan (bersama-sama)
III. METODOLOGI PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kabupaten Wonogiri. 2. Populasi dan Sampel Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Kelompok populasi merupakan kumpulan semua elemen dalam populasi di mana sampel diambil (Sekaran, 2006: 121). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari 13 populasi BPR Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tapi tidak semua, elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2006: 123). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 35 responden. 3. Jenis dan Sumber data Data yang diperlukan adalah data primer. Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi (Sekaran, 2006: 60). Data diperoleh secara langsung melalui kuesioner. 4. Definisi Operasional Variabel a. Perspektif Finansial (X1) Ukuran perspektif finansial merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi akibat keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil. Ukuran finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaanya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan
laba perusahaan. Indikator dari perspektif ini meliputi: tingkat EVA, meningkatkan sinergi, meningkatkan prediktabilitas, menghemat biaya. b. Perspektif Pelanggan (X2) Perspektif Pelanggan mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar dimana unit bisnis tersebut akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis didalam segmen sasaran. Indikator dari perspektif ini meliputi: kemampuan memperluas hubungan nasabah, peningkatan pelayanan prima, informasi yang jelas, respon pelayanan karyawan yang baik, kepuasan nasabah. c. Perspektif Proses Bisnis Internal (X3) Perspektif Proses Bisnis Internal mengidentifikasi berbagai proses internal penting yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan, yang memungkinkan unit bisnis untuk memberikan proposisi nilai yang akan menarik dan mempertahankan pelanggan dalam segmen pasar dan memenuhi harapan keuntungan finansial yang tinggi. Indikator dari perspektif ini meliputi: pelayanan nasabah yang baik, mengurangi tingkat kesalahan, membangun keahlian yang baik, membangun citra perbankkan, meningkatkan citra pelanggan, mengembangkan pola baru, efisiensi pelayanan. d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (X4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam
menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Indikator dari perspektif ini meliputi: kesempatan untuk mengembangkan diri, menciptakan iklim yang kondusif, tingkat keberadaan teknologi yang inovatif, ketersediaan informasi strategis. e. Kinerja (Y) Kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi organisasi. Pengukuran tersebut antara lain dapat dipergunakan untuk menilai keberhasilan organisasi dan dapat digunakan sebagai dasar menyusun sistem imbalan atau sebagai dasar penyusunan strategi perusahaan atau organisasi. Dapat dilakukan dengan cara membandingkan tiap indikator dengan masing-masing perspektif menggunakan konsep Balanced Scorecard. Keempat Perspektif tersebut diukur dengan menggunakan scoring dan hasilnya diharapkan menjadi berimbang. Pemberian scoring disesuaikan dengan standar yang ditetapkan. 5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Observasi yaitu pengamatan langsung di lapangan yang dilakukan untuk mendapat informasi atau data dari penelitian baik berupa subyek atau obyek yang bersangkutan.
b. Studi Pustaka adalah pengumpulan data yang diambil dari literatur, bahan kuliah, karya ilmiah dan referensi lain yang mendukung serta berkaitan dengan masalah yang diteliti c. Kuesioner adalah daftar pernyataan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006: 82). Metode ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden. Ditinjau dari jenis dan analisanya, maka penelitian ini termasuk penelitian total populasi dalam katagori data kuantitatif, dengan menggunakan skala Likert yang didesain untuk menelaah seberapa kuat subyek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan berikut (Sekaran, 2006: 31) : 1) Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1 2) Tidak Setuju (TS) : Skor 2 3) Netral (N) : Skor 3 4) Setuju (S) : Skor 4 5) Sangat Setuju (SS) : Skor 5 6. Metode Analisis Data a. Uji Instrumen Penelitian Uji Instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan tepat mengukur apa yang ingin diukur atau tidak. Tinggi rendahnya validitas suatu alat ukur dihitung dengan korelasi product
moment dengan rumus dasar sebagai berikut:
(Suharyadi, 2004: 461).
N(∑XY) – (∑X)(∑Y) rxy
=
{n ∑ X2 – (∑X)2}{n ∑Y2 – (∑Y)2}
Keterangan: rxy : koefisien korelasi n : jumlah sampel x : variabel bebas y : variabel terikat
mana pengukuran itu dapat memberikan hasil relatif sama atau tidak berbeda apabila dilakukan pengulangan pengukuran terhadap subjek yang sama. Pengujian reliabilitas yang digunakan adalah metode cronbach alpha dan dianalisis dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Kriteria keputusan valid tidaknya kuesioner dinyatakan apabila nilai r yang diperoleh dari hasil perproduct hitungan rhitung moment > dari nilai rtabel product moment dengan tarif signifikan 5% maka butir-butir pernyataan kuesioner adalah valid (Arikunto, 2006). 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah pengujian yang menunjukan sejauh
k
rii = 1 k 1
2 b 2
t
(Arikunto, 2006)
Keterangan: rii : realibilitas instrumen k : banyaknya butir pernyataan atau soal
b 2 : varian butir t 2
: varian total
Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0. Kriteria keputusan reliabel tidaknya kuesioner dinyatakan alpha apabila nilai cronbach’s>0.60 dengan tarif signifikan 5% maka butir-butir pernyataan kuesioner adalah reliabel dan alpha cornbach’s<0.60
maka butir pernyataan kuesioner tidak reliabel. b. Pengujian Asumsi Klasik Uji Asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pengujian Normalitas Data Uji ini dilakukan untuk apakah dalam model regresi, variabel independen, variabel depen-
den atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Kriteria yang digunakan untuk menentukan tingkat normalitas adalah dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan tarif signifikan 5%. Penelitian ini digunakan uji normaKolmogorov litas Smirnov. Apabila nilai >0.05, maka data tersebut ditanyakan terdistribusi normal (santoso dalam arikunto, 2006) 2. Pengujian Multikolinieritas Multikolinieritas adalah suatu keadaan yang terdapat hubungan korelasi yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen yang terdapat dalam model regresi. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas akan terjadi apabila nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih besar dari 10 dan angka toleransi lebih kecil dari 0.10. Teknik mengenali multikolinieritas salah satunya adalah variabel bebas sama-sama berpengaruh nyata, uji f nya nyata, namun ternyata setiap variabel bebasnya secara parsial berpengaruh
tidak nyata. (Suharyadi, purwanto, 2006) 3. Pengujian Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu pengamatan ke pengamatan lain, jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian tersebut berbeda, disebut heteroskedastisitas varian atau residu tidak konstan. Pengujian untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glefser yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas, jika koefisien regresi ternyata signifikan secara statistik maka disimpulkan bahwa dalam data tersebut terdapat heteroskedastisitas tetapi sebaliknya maka dapat disimpulkan dapat menerima homoskedastisitas. Suatu variabel independent dikatakan terjadi heteroskedastisitas jika probabilitas <0,05, demikian juga sebaliknya jika probabilitas >0,05 dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian ini dilakukan setelah data dikumpulkan
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan formulasi yang digunakan sebagai berikut: (Subagyo dan Djarwanto Ps, 2005) Y= a + b1X1 + b2X2+ b3X3+ b4X4+e Keterangan: Y = Kinerja perusahaan a = Bilangan konstanta b1,..., b4 = koefisien regresi X1 = Perspektif keuangan X2 = Perspektif pelanggan X3 = Perspektif proses bisnis internal X4 = Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran e = Eror d. Pengujian hipotesis 1. Uji F Uji F dilakukan untuk membuktikan bahwa perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan mem pengaruhi kinerja perusahaan digunakan uji F-statistik. Langkah-langkah pengujian sbb a) Membuat formulasi hipotesis Ho : b1 b2 ...bk 0
Artinya: Suatu variabel independen X (variable keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan) bukan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen Y (kinerja perusahaan). Ha : b1 b2 ...bk 0 Artinya: Semua variabel independen X (variable keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pem belajaran pertumbuhan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y (kinerja perusahaan). level of b) Menentukan significance dengan Ftabel Nilai Ftabel Ftabel = F ; N K , K 1 Dimana: N= Jumlah sampel/data K= Banyaknya parameter dengan c) Mencari Fhitung rumus F=
SSR / k (Mudjarat, SSE /(n k )
kuncoro, Ph.D, 2002) Dimana: SSR= Jumlah kuadrat regresi SSE= Jumlah kuadrat residu n= Jumlah sampel/observasi k= Banyaknya variabel bebas/ jumlah para meter dalam model
Kriteria pengujiannya yaitu:
Daerah ditolak Daerah diterima
F (0, 05; k; n-1-k)
1) Apabila nilai Fhitung < Ftabel atau nilai signifikansi > 0.050 maka Ho diterima atau hipotesis yang diajukan ditolak, yang berarti bahwa tidak ada pengaruh yang simultan dari semua variabel independen terhadap variabel dependen pada derajat keyakinan tertentu. 2) Apabila nilai Fhitung > Ftabel atau nilai signifikansi < 0.050 maka Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima, yang berarti bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen pada derajat keyakinan tertentu. 2. Uji t Uji t adalah pengujian koefisien regresi secara individual dan untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi perubahan variabel depen den, dengan menganggap variabel independen lain tetap atau konstan. Pembuktian bahwa per spektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran secara parsial mempengaruhi kinerja organisasi digunakan uji t-statistik.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: a) Membuat formulasi hipotesis Ho: b = 0 (hipotesis nihil) Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) Ha: b≠0 (hipotesis alternatif) Artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) b) Menentukan level of dengan significance ttabel ttabel : t ; n 1 k 2
Dimana n = Jumlah sampel (observasi) k = Banyaknya parameter (Mudjarat kuncoro, Ph.D, 2002) c) Menghitung nilai tstatistik dengan rumus: t=
(Subagyo
dan Djarwanto Ps, 2005) Dimana: t = thitung b = koefisien regresi ß = nilainya nol (0) Sb = standart eror of regression coeficient d) Kriteria Pengujian
Daerah tolak
Daerah tolak Daerah terima -t(/2; n-1-k)
b Sb
t(/2; n-1-k)
Hipotesis yang diajukan adalah : 1) Apabila thitung
0.05 maka Ho diterima atau hipotesis yang diajukan ditolak, yang berarti variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen pada derajat keyakinan tertentu. 2) Apabila thitung>ttabel atau thitung
N 1 Adjusted R2 = 1- (1- R2) N 1
Dimana: R2 = Besarnya koefisien determinasi sampel n = Banyaknya observasi/jumlah sampel k = Banyaknya variabel
Untuk k >1 dan adjusted R2 < R2, bila jumlah variabel independen ditambah, maka adjusted naik dengan jumlah R2 kenaikan kurang dari R2. Adjusted R2 dapat bernilai negatif kendati R2 selalu positif. Bila adjusted R2 bernilai negatif, maka nilainya dianggap nol. Nilai Adjusted R- Squared ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Apabila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 maka dari variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen, sebaliknya apabila nilai koefisien determinasi mendekati atau sama dengan angka 1, maka dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada para karyawan yang bekerja di Bank Perkreditan Rakyat yang ada di Kabupaten Wonogiri. Jumlah keseluruan kuesioner yang disebar adalah sebanyak 35 kuesioner
Tabel IV.I Distribusi Kuesioner No 1 2 3
Kantor Akuntan Publik BPR BKK Batuwarno BPR Giri Sukadana BPR BKK Giriwoyo Jumlah
Sumber: Data yang diolah, 2011
Kuesioner Disebar 10 15 10 35
Kuesioner Kembali 10 15 10 35
Prosentase (%) 100 100 100 100
B. Deskripsi Data Responden yang mengisi kuesioner adalah para karyawan yang bekerja pada Bank Perkreditan Rakyat yang ada di Kabupaten Wonogiri. Dari obyek penelitian, peniliti akan melakukan deskripsi diri para responden, meliputi: umur, jenis kelamin, dan
pendidikan. Deskripsi responden selengkapnya dapat dilihat pada bagian berikut ini: 1. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur Deskripsi responden berdasarkan umur disajikan pada tabel berikut:
Tabel IV.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Umur No 1 2 3
Umur 21 – 30 31 – 40 41 – 50 Jumlah Sumber: Data yang diolah, 2011
Dari data tabel IV.2 di atas menunjukkan bahwa responden yang berumur 21-30 tahun berjumlah 8 responden (22,86%), berumur 31-40 berjumlah 19 responden (54,28%) dan berumur 41-50 tahun berjumlah 8 responden (22,86%). Hasil data Deskripsi responden berdasarkan umur ini
Jumlah 8 19 8 35
Prosentase 22,86 54,28 22,86 100
menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 31-40 tahun. 2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel berikut:
Tabel IV.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No 1 2
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah Sumber: Data yang diolah, 2011
Dari data tabel IV.3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 24 responden (68,57%) dan sisanya berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 11 responden (31,43%).
Jumlah 24 11 35
Prosentase (%) 68,57 31,43 100
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Deskripsi responden berdasarkan pendidikan disajikan pada tabel berikut:
Tabel IV.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
No 1 2 3 4
Pendidikan Diploma S1 S2 S3 Jumlah
Sumber: Data yang diolah, 2011
Jumlah 7 22 6 35
Prosentase (%) 20,00 62,86 17,14 100
Dari data tabel IV.4 di atas menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan Diploma sebanyak 7 responden (20,00%), berpendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 22 responden (62,86%) dan berpendidikan Strata 2 (S2) sebanyak 6 responden (17,14%)
pengujian validitas dan reliabilitas. 1) Validitas item pernyataan untuk variabel Perspektif Keuangan (X1) Variabel Perspektif Keuangan terdiri dari 5 item pernyataan. Pengujian validitas menggunakan teknik one shot methods yaitu dengan membandingkan r hitung dengan r tabel dan didapatkan hasil sebagai berikut:
C. Analisis Data 1. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian instrumen yaitu
Tabel IV.5 Korelasi item pernyataan terhadap variabel Perspektif Keuangan (X1) Item Pernyataan ritem X1_1 0,481 X1_2 0,509 X1_3 0,623 X1_4 0,529 X1_5 0,475 Sumber: Data yang diolah, 2011
rtabel 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325
Table di atas dapat menjelaskan bahwa setiap item-item pernyataan yang terdapat dalam variabel perspektif keuangan mempunyai nilai ritem lebih besar dari rtabel, maka instrument untuk perspektif keuangan (X1) dikatakan kesemuanya valid.
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
2) Validitas item pernyataan untuk variabel Perspektif Pelanggan (X2) Variabel Perspektif Pelanggan terdiri dari 5 item pernyataan. Pengujian validitas menggunakan teknik one shot methods yaitu dengan membandingkan r hitung dengan r tabel dan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel IV.6 Korelasi item pernyataan terhadap variabel Perspektif Pelanggan Item Pernyataan ritem X2_1 0,508 X2_2 0,535 X2_3 0,366 X2_4 0,395 X2_5 0,565 Sumber: Data yang diolah, 2011
Korelasi item-item pernyataan terhadap variabel yang mempunyai
rtabel 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
nilai ritem lebih besar dari rtabel merupakan item pernyataan yang valid
dalam menjelaskan varia belnya. Tabel IV.6 di atas menunjukkan bahwa 5 item pernyataan kesemuanya valid.
Variabel Perspektif Bisnis Internal terdiri dari 10 item pernyataan. Pengujian vali ditas menggunakan teknik one shot methods yaitu dengan membandingkan r hitung dengan r tabel dan didapatkan hasil sebagai berikut:
3) Validitas item pernyataan untuk variabel Perspektif Bisnis Internal (X3)
Tabel IV.7 Korelasi item pernyataan terhadap variabel Perspektif Bisnis Internal Item Pernyataan ritem X3_1 0,391 X3_2 0,549 X3_3 0,335 X3_4 0,371 X3_5 0,401 X3_6 0,325 X3_7 0,361 X3_8 0,352 X3_9 0,566 X3_10 0,345 Sumber: Data yang diolah, 2011
rtabel 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325
Korelasi item-item pernyataan terhadap variabel yang mempunyai nilai ritem lebih besar dari rtabel merupakan item pernyataan yang valid dalam menjelaskan variabelnya. Tabel IV.7 di atas menunjukkan bahwa 10 item pernyataan kesemuanya valid.
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Pembelajaran dan Pertumbuhan (X4) Variabel Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan terdiri dari 7 item pernyataan. Pengujian validitas menggunakan teknik one shot methods yaitu dengan membandingkan r hitung dengan r tabel dan didapatkan hasil sebagai berikut:
4) Validitas item pernyataan untuk variabel Perspektif
Tabel IV.8 Korelasi item pernyataan terhadap variabel Perspektif Bisnis Internal Item Pernyataan ritem X4_1 0,481 X4_2 0,374 X4_3 0,506 X4_4 0,635 X4_5 0,676 X4_6 0,458 X4_7 0,535 Sumber: Data yang diolah, 2011
Korelasi item-item pernyataan terhadap varia
rtabel 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
bel yang mempunyai nilai ritem lebih besar dari rtabel
merupakan item pernyataan yang valid dalam menjelaskan variabelnya. Tabel IV.8 di atas menunjukkan bahwa 7 item pernyataan kesemuanya valid.
Variabel Kinerja terdiri dari 12 item pernyataan. Pengujian validitas menggunakan teknik one shot methods yaitu dengan membandingkan r hitung dengan r tabel dan didapatkan hasil sebagai berikut:
5) Validitas item pernyataan untuk variabel Kinerja (Y)
Tabel IV.10 Korelasi item pernyataan terhadap variabel Kinerja Item Pernyataan ritem Y_1 0,428 Y_2 0,518 Y_3 0,333 Y_4 0,529 Y_5 0,348 Y_6 0,404 Y_7 0,402 Y_8 0,437 Y_9 0,388 Y_10 0,629 Y_11 0,346 Y_12 0,374 Sumber: Data yang diolah, 2011
rtabel 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325
Korelasi item-item pernyataan terhadap varia bel yang mempunyai nilai ritem lebih besar dari rtabel merupakan item pernyataan yang valid dalam menjelaskan variabelnya. Tabel IV.10 di atas menunjukkan bahwa 12 item pernyataan kesemuanya valid.
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
memberikan hasil yang konsisten. Reliabilitas diukur dengan menggunakan metode cronbach alpha. Jika keandalan kurang dari 0,6 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70 bisa diterima dan lebih dari 0,80 adalah baik. (Sekaran, 2006: 182). Pengujian reliabilitas menggunakan bantuan komputer program SPSS for Windows dengan hasil seperti pada tebel berikut :
b. Uji Reliabilitas Ukuran dapat dikatakan reliabel jika ukuran tersebut
Tabel IV.11 Hasil Uji Reliablitas Variabel Perspektif Keuangan Perspektif Pelanggan Perspektif Bisnis Internal Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Kinerja Sumber: Data yang diolah, 2011
Alpha Cronbach 0,754 0,713 0,735 0,789 0,783
Kriteria Alpha Cronbach > 0,60 maka reliabel
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Hasil pengujian reliabilitas menun jukkan bahwa koefisien (r) alpha hitung seluruh variabel lebih besar dibandingkan dengan kriteria yang dipersyaratkan atau nilai kritis (rule of thumb) sebesar 0,60, sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu.
menguji hipotesis yang diajukan. Uji asumsi klasik terdiri dari : a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi dependen, independen atau keduanya memiliki distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi dengan variable dependen, variable independen atau keduanya memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji kelayakan suatu model regresi yang akan digunakan untuk
Tabel IV. 12 Hasil Uji Normalitas Unstsndarized Residueal 35 .0000000 1.24172413 .147 .147 -.092 .868 .438
N Normal Parameters a.b Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Data yang diolah, 2011
c.
Pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogorv- Smirnov dengan cara menguji apakah data residual berdistribusi normal. Dari Tabel IV.12 menunjukan bahwa nilai Z KolmogorovSmirnov
sebesar 0,868 dengan signifikansi 0,438, artinya bahwa semua variabel mem punyai distribusi normal karena mempunyai nilai signifikasi diatas 0,050. b. Uji Multikolinearitas Tabel IV. 13 Uji Multikolinearitas
Variabel Keuangan Pelanggan Bisnis Internal Pmbljran & Pertmbuhan
Tolerance 0,841 0,920 0,797 0,638
VIF 1,189 1,087 1,254 1,568
Kesimpulan Tidak ada Multikolinearitas Tidak ada Multikolinearitas Tidak ada Multikolinearitas Tidak ada Multikolinearitas
Sumber : data yang diolah, 2011 Hasil pengujian yang telah dilakukan seperti pada tabel IV.13 di atas menun-
jukkan bahwa angka Varian Inflation factor dibawah 10 dan angka tolerance di atas
0,10. Oleh karena masing – masing angka VIF dibawah 10 dan angka tolerance di atas 0,10 maka disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ke tidak samaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian data diketahui tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda di sebut heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar IV.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Dependent Variable: Kinerja
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2 -2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Sumber: Data yang diolah, 2011
Dari grafik scatterplots di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak (random) baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. e. Uji Autokorealsi
Model
R
Tabel IV.14 Hasil Uji Autokorealsi R Square
a
1 .836 .699 Sumber : data yang diolah, 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar 1,513 akan diban-
Adjusted R Square .659
Std. Error of the Estimate 1.322
Durbin Watson 1.513
dingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%,
jumlah sampel 35 dan jumlah variabel bebas 4, maka di tabel DurbinWatson akan didapat nilai dL 1,222 dan dU 1,726. Berdasarkan pada dL dan dU, maka nilai D-W sebesar 1,513 berada diantara dL 1,222 dan dU 1,726, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda tersebut bebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi.
3. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh perspektifperspektif balanced scorecard terhadap kinerja. Besarnya pengaruh ini dapat ditentukan dari persamaan regresi linier berganda yang diperoleh dari analisis data menggunakan program SPSS. Hasil dari pengolahan data adalah sebagai berikut:
Tabel IV.15 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model
1 constant) Keuangan Pelanggan Bisnis Internal Pmbljran& pertumbuhan
Unstandardized Coefficients B Std. Error 3.734 51.450 .596 .112 -.223 .106 -.401 .074 .190 0.87
t
13.777 5.333 -2.101 -5.425 2.183
Sig.
.000 .000 .044 .000 .037
Sumber: Data yang diolah, 2011 Persamaan regresi linier yang diperoleh dari analisis regresi linier berganda
adalah: Y = 51,450 + 0,596 X1 - 0,223 X2 - 0,401 X3 + 0,190 X4 + e (000)** (0,000)** (0,044)** (0,000)** (0,037)** Keterangan: Y = Kinerja = Keuangan X1 X2 = Pelanggan X3 = Bisnis Internal X4 = Pembelajaran & Pertumbuhan ε = Error interprestasi dari persamaan regresi b. b1 = 0,596, artinya perspektif linear berganda di atas adalah keuangan berpengaruh positif sebagai berikut : dan signifikan terhadap kinerja. a. Konstansta a = 51,450, artinya c. b2 = -0,223, artinya perspektif pelanggan berpengaruh negatif jika perspektif keuangan (X1), dan signifikan terhadap kinerja. perspektif pelanggan (X2), d. b3 = -0,401, artinya perspektif perspektif proses bisnis internal proses bisnis internal berpe(X3) serta perspektif pembengaruh negatif dan signifikan lajaran dan pertumbuhan (X4) terhadap kinerja. adalah sama dengan nol, maka e. b4 = 0,190, artinya perspektif kinerja (Y) yang dihasilkan adalah pembelajaran dan pertumbuhan positif.
berpengaruh positif kinerja.
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan mempengaruhi kinerja perusahaan. Analisis data menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
terhadap
4. Pengujian Hipotesis a. Uji F Uji F dilakukan untuk membuktikan bahwa perpektif Tebel IV.16 Hasil Uji F Model
1
Sum of Squares Regression 121.862 Residual 52.424 174.286 Total Sumber: Data yang diolah, 2011
df 4 30 34
Hasil uji secara serempak (Uji F) diketahui besarnya nilai Fhitung adalah 17,434 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, maka hipotesis 5 diterima yang berarti perspektif keuangan (X1), perspektif pelanggan (X2), perspektif proses bisnis internal (X3), perspektif pembelajaran dan partumbuhan (X4) secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja (Y) di
Mean Square 30.465 1.747
F
Sig.
17.434
.000
a
Bank Perkreditan Rakyat Kabupaten Wonogiri. b. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masingmasing variabel variabel independen dalam mempengaruhi perubahan variabel dependen, dengan menganggap variabel independen lain tetap atau konstan. Tabel IV.17 Hasil Uji t
Model (constant) Keuangan Pelanggan Bisnis Internal Pmbljrn & pertumbuhan Sumber: Data yang diolah, 2011 1
1) Perspektif Keuangan (X1) mempunyai taraf signifi kansi 0,000 < 0,050 dengan thitung (5,333) berarti perspektif keuangan berpengaruh positif dan signifikan
t 13.777 5.333 -2.101 -5.425 2.183
Sig .000 .000 .044 .000 .037
terhadap kinerja, maka hipotesis 1 diterima. 2) Perspektif Pelanggan (X2) mempunyai taraf signi fikansi 0,044 < 0,050 dengan thitung (-2,101) berarti perspektif pelanggan berpengaruh
negatif tapi signifikan terhadap kinerja, maka hipotesis 2 diterima. 3) Perspektif Bisnis Internal (X3) mempunyai taraf signifikansi 0,000 < 0,050 dengan thitung (-5,425) berarti perspektif bisnis internal berpengaruh negatif tapi signifikan terhadap kinerja, maka hipotesis 3 diterima. 4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (X4)
mempunyai taraf signi fikansi 0,037 < 0,050 dengan thitung (2,183) berarti perspektif pembe lajaran dan pertum buhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, maka hipotesis 4 diterima. c. Analisis Determinasi
Koefisien
Tabel IV.18 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model
R
1
.836
R Square a
.699
Adjusted R Square .659
Std. Error of the Estimate 1.322
Sumber: Data yang diolah, 2011 Uji R2 didapatkan hasil sebesar 0,659 atau 65,9% yang berarti varibilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 65,9% sedangkan sisanya 34,1% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak di masukkan dalam model regresi. PENUTUP D. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat di peroleh kesimpulan bahwa persepsi karyawan tentang konsep balanced scorecard pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR), sebagai berikut : 1. Variabel perspektif keuangan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja (Y) Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Wonogiri. 2. Variabel perspektif pelanggan (X2) berpengaruh negatif tapi signifikan terhadap kinerja (Y) Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Wonogiri. 3. Variabel perspektif proses bisnis internal (X3) berpengaruh negatif tapi signifikan
terhadap kinerja (Y) Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Wonogiri. 4. Variabel perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja (Y) Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Wonogiri. 5. Uji F yang telah dilakukan menun-jukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan secara simultan terhadap kinerja Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Wonogiri. 6. Koefisien determinasi menunjukkan hasil sebesar 0,659 atau 65,9% yang berarti varibilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 65,9% sedangkan sisanya 34,1% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak di masukkan dalam model regresi. E. Keterbatasan penelitian Beberapa keterbatasan dalam pene litian ini, yang kemungkinan dapat menimbulkan ketidakakuratan pada hasil penelitian ini, antara lain:
1. Penelitian ini menguji persepsi karyawan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tentang konsep balanced scorecard dari sudut pandang internal dan tidak menilai kinerja dari sudut pandang ekstenal. 2. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada perspektif yang ada pada balanced scorecard, sehingga di harapkan peneliti selanjutnya memperluas penggunaan variabel bebas dalam penelitiannya. 3. Penelitian ini hanya terbatas pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ada di Wonogiri, sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian dan kesimpulan apabila penelitian dilakukan pada obyek penelitian yang berbeda. F. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan kesimpulan maupun keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, antara lain: 1. Perspektif Pelanggan yang ada pada Balanced Scorecard berpengaruh negatif terhadap kinerja Bank Perkreditan Rakyat yang ada di Wonogiri, oleh karena itu penulis menyarankan pada pimpinan Bank untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Wonogiri, sehingga kinerja perusahaan berdasarkan pada perspektif pelanggan akan dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. 2. Perspektif Proses Bisnis Internal yang ada pada Balanced Scorecard berpengaruh negatif terhadap kinerja Bank Perkreditan Rakyat yang ada di Wonogiri, oleh karena itu penulis menyarankan pada pimpinan bank untuk melakukan peningkatan pengelolaan adminis-trasi dan keuangan dengan meng-gunakan sistem yang terkomputerisasi. Perencanaan kegiatan bank harus didasarkan pada akurasi data yang aktual dan konsisten. Serta menawarkan produk baru melalui website dan media yang lainnya.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan populasi yang lebih luas dan sampel yang lebih besar sehingga hasilnya akan lebih baik. 4. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu menambah indikator-indikator pernyataan dalam masing-masing variabel yang mampu mengarah kedalam permasalahan yang diteliti agar hasil dapat berpengaruh signifikan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Renika Cipta, Bandung. Asmaryani, Esi, 2006, Balanced Scorecard: Penilaian Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard; Skripsi, Fakultas Ekonomi UNS, Surakarta. Aurora, Novella, 2010, Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Pengukuran Kinerja, Skripsi S1 Akuntansi UNDIP, Semarang. Ferdinan, Efraim, 1998, Balanced Scorecard: Suatu Sistem Pengukuran Kinerja Strategik. Kajian Bisnis, Noor 13 Januari-April. Garisson & Norren, 2000, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta. Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati, Damodar dan Zain Sumarno, 1995, Enkometrika Dasar. Erlangga, Jakarta. Gunawan, Barbara, 2000, Balanced Scorecard: Perspektif Baru Dalam Menilai Kinerja Organisasi, Jurnal, Akuntansi dan Investasi. Helfert, Erich. A, 1996, Teknik Analisis Keuangan (Petunjuk Praktis Untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan), Erlangga Edisi 8, Jakarta. Indriyati, 2008, Analisis Pengaruh Perspektif-Perspektif Balanced Scorecard Terhadap Kinerja Skripsi, Jurusan perusahaan, Akuntansi STIE AUB Surakarta.
Kaplan, RS& Norton, D.P, 1996, The Balanced Scorecard: Translating Strategy Intoaction. Boston: Harvard Business School Press. Kuncoro, Mudjarat Ph.D, 2002, Metode Riser Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta. Mulyadi dan Johny Setyawan, 1999, Sistem perencanaan dan Pengendalian Aditya Media, Manajemen, Yogyakarta. Mulyadi, 1999, Strategic Manajement System Dengan Pendekatan Balanced Scorecard. (Bagian pertama dari dua tulisan), Usahawan. Putri, Dhika Pratiwi, 2008, Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. Skripsi S1 Akuntansi.UMS, Surakarta. Santoso, Singgih, 2002, SPSS Versi 10; Mengolah Data Statistik Secara
Profesional, Elex Media Komputindo, Jakarta. Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta. Setiono (2004). Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balanced Scorecard, Skripsi, Fakultas Ekonomi UNS Surakarta. Subagyo, Pangestu dan Djarwanto Ps, 2005, Statistika Induktif, Edisi 5, BPFE-UGM, Yogyakarta. Suharyadi dan Purwanto S.K, 2006, Statistika Untuk Ekonomi dan Keangan Modern, Salemba Empat. Zudia, Meirdania, 2010, Analisis Penilaian Kinerja Organisasi Dengan Meng gunakan Konsep Balanced Scorecard Pada PT Bank Jateng Semarang, Skripsi S1 Akuntansi UNDIP, Semarang.