ANALISIS PERENCANAAN STRA TEGIS TERHADAP OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN
Skripsi Diajubn Kcpada Fakultas Ekonomi clan Ilmu Sosial untuk Memenuhi Syaralsyarat Guna Meraih Gelar Saijana Ekonomi
OJ eh:
LINA ROSDIANA NIM: 104082002729 Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, M.S
Afif Sulfa, SE.Ak. Msi
.IURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UN!VERSITAS ISLAM NEG ER! SY ARIF I-IIDA YATULLAH JAKARTA
1429 H/2008 M
Bari ini tanggal 2 bulan September tahun dua ribu delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Lina Rosdiana NIM: 10408202729 dengan judul skripsi "Analisis Perencanaan Strategi terhadap Optimalisasi JPenerimaan Pajak Penghasilan". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 September 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
I
.:I.
SE. Ak. MM.
He
Penguji II
Penguji I
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
M.Si.
Hari ini tanggal 28 bu Ian November tahun dua ribu de Japan telah dilakukan Uj ian Skripsi atas nama Lina Rosdiana NIM: I 0408202729 dengan judul skripsi "Analisis Perencanaan Strategi terhadap Optimalisasi !Penerimaan Pajak Penghasilan". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jaka1ta.
Jakarta, 28 November 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Pembimbing I
Afif Sulfa, SE, Ak, M.Si Pembimbing II
Yessy Fitri, SE, Ak, M.Si. Penguj i Ahli
DAFTARRIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI: Nama
: Lina Rosdiana
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat & Tgl lahir
: Bogor, 12 Juli 1986
Agama
: Islam
Alamat
: Jalan raya Gunung Putri Asem No.32 RT 02/12 Citeureup - Bogor
Phone
II.
: 08561941186/(021) 8671906
PENDIDIKAN 1. SD
: SDN I Negeri Gummg Putri
2. SMP
: MAS Darul Arqam Muhammadiyah Garut
3. SMA
: MAS Darul Arqan1 Muhammadiyah Garut
4. Sl
: Universitas Islam Negeri Jakarta Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jmi.1san Akuntansi Perpajakan
ABSTRACT
Lina Rosdiana. " Strategic Planning For Optimize Tax Revenues Income", A script's of bachelor program of Accounting Department of Economics & Sosial Science Faculty of Syarif 1-Jidayatullah State Islamic University Jakarta, 2008. Tax as one of an important instrument in receiving budget. It can be seen that government fulcrums in fiscal policy to increase tax income. KPP (Tax Service Office) Pratama Cibinong as one offacility for tax payer in fill their duty taxation to the country, should do a lot of efforts to optimize the tax income. For example strategic planning that analyze development of internal & external locus, can support KP P's function & assist to find the best strategic planning. The research purpose is to learn the external factors (threaths & opportunities) and internal factors (strengths& weakness) which influence the KPP's existance directly or indirectly; know how the strategic issue ·which can be formulated; and finally the recommendation for KPP's strategic planning to optimal the tax income. This research use teoritical consideration, science of taxation and strategic planning ·which contain SWOT Matrix to answer the research's problems. Analyze method used in this research is qualitative description that give systematical illustration, finstrumen and accurate toward the research's object. Collecting data method in this research primary data by interview and secundery data by library research. The result of the research are: I) optimal the tax income with extra efforts for tax payer, 2) develop the extensification program with technology information supports, 3) increasing the quality services with apparatus conditions and taxation facilities, 4) increasing awareness/compliance to pay the tax with socialization and law eriforcement.
Keywords: Strategic Planning, Income Tax, SWOT Analyze
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim. Alhamdulillah dengan segala kerendahan hati, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Melihat, Mendengar dan Maha Kuasa telah melimpahkan karunia dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. shalawat serta salam semoga tercurah kepada Baginda Rasul SAW, keluarga dan para sahabatnya yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Penulisan
STRATEGIS
skripsi
yang
TERHADAP
be1judul:
"ANALISIS
OPTIMALISASI
PERENCANAAN
PENERIMAAN
PAJAK
PENGHASILAN" ini dimaksudkan 1mtuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Smjana Ekonomi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam ha! penyusunan, pengalaman dan kemmnpuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, saran menuju perbaikan sangat penulis harapkan. Dalam proses skripsi ini, berbagai hambatm1 dan kesulitan penulis hadapi, namun berkat rahmat dan hidayah Allah SWT serta dorongan dan bimbingan dari semua pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besamya atas bm1tuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan moral, saran dan petunjuk yang berharga serta bimbingan dalam menyelesaikm1 skripsi ini, diantaranya: 1.
Orang Tua Tercinta, makasih atas limpahan kasih sayang, motivasi moril dan materil dan jerih payahnya demi kelm1gsungan studi penulis, cucuran air matanya yang menjadi penyejuk hati penulis untuk senantiasa bangkit untuk belajar, dan yang terpenting adalah doanya, semoga alunan doa dan jerih payah itu menjacli saksi bahwa kalian telah melaksanakan amanah clari Allah SWT, serta keluarga tersayang yang senantiasa memberikan semangat, kasih sayang clan doa yang tak terhingga yang sangat penulis butuhkan.
2.
Bapak Drs. Faisal Badroen, MBA selakn Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilnrn Sosial.
3.
Bapak Abdul Hamid Cebba, SE. Ak. MBA selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Bapak Amilin, SE. Ale selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
4.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku pembimbing satu yang se11a11tiasa meluangkan waktu11ya memberikan bimbinga11, pengarahan serta saran dalam penyusunan skripsi ini, dan Bapak Afif Sulfa, SE. Ale MSi selaku pembimbing Dua yang telah memberikan bimbi11gan dengan penuh pengertian da11 kesabaran.
5.
Bapak Goemuljo, Bapak Sunardi, Bapak Irfan dan Bapak Joko serta seluruh staf karyawa11 di kantor pelayanan pajak Pratama Cibinong yang telah banyak memba11tu selama pelaksanaan riset dan gak lupa Bapak Widjojo Kusumoyudho Soegijatno selaku Kasi Waskon I yang sabar. ......... ba11get 11 mau melua11gkan waktunya buat wawa11cara. Makasih ya pak ..... !
6.
Sahabat hati yang se11antiasa memberi arti dan motivasi ri11a, dian, mamih, memey, ani, rini, ariz, mpo yang nemeni11 ke DJP (dapet gk mangsanya?he), puri ma cece temen magang w (kapan mau mae11 ke KPP lg?)
7.
Teme11 DA yang masih nongol ja di UIN (epot temen pulang 510, nga2 yang ngasih pinjem duit ke 9w wat daftar sidang kompre,makasih ya neng!ge, bule, iyas temen sekos 9w yang setahun nemenin diriku, re2, econg, atun 11 enci, ceci, ridwan ma embe, ah pokona mah sadayana weh ........... )
8.
Teme11-temen yang tidak penulis sebutkan satu persatu terima kasih banyak atas semua ilmu dan pe11galaman hidup11ya. Semoga semua di balas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Akhimya hanya kepada Allah jualah penulis memohon semoga skripsi ini benar-benar bermanfaat bagi pe11ulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Bogor, I 0 September 2008
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI. ••••.•....••...•••.•.•.•.•••..•••....•..•••.•.••.. i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPRE .•.•.•.•.•.••••••.•••.•.•.•••.....••..• ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI......................................... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP .•.•.........•.•....•.•.•.•.•.•..•...•.•.•.•.••••..•...••. iv ABSTRACT ..•............•....•.•.•....•.••••.•....•••.•.•......•.•.•••.•.•••••.•..•.•..•... v ABSTRAK .....................................................................................vi KATA PENGANTAR •.•.•...............•.•....•.•.•.•.•.•..........•.•.•.•.•••.••..•••.•vii DAFTAR 181 .•...••.•.•...•.•...•.•................•...•.•...•.•.•••......•...•.•.••...•....• ix DAFTAR TABEL ..•...•...•.•..................•.•....•••...••.........•.••••...••..•..... xi DAFTAR GAMBAR •..•.•.•.•................•.•.•....•••..•••... .,, ...•....••••.••....... xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................xiii
BABI.
PENDAHULUAN A. La tar Belakang Penelitian ..•.•.........•...........•..•..•.•............. ! B. Perumusan Masalah ........................................................ 5
C. Pembatasan Masalah .......•........•.•..•........•..•......•.........•.... 5 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian •.....•..•...•....................•...... 5
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori
1. Konsep Perencanaan Strategis .•.•.•.••••••.•.•.•.•.•.•.•.••••.•. 7 2. Proses Perencanaan Strategis .•.•.•.•...•......•.•.•..••...•..•.. 10 3. Manfaat Perencanan Strategis ....•.•.••• ,,. .•••..•.•.•••••.•.••• 24 4. ldentifikasi Mandat, Visi dan Misi 011·ganisasi •..•..•...•••••.. 25 5. ldentifikasi Faktor Intemal dan Ekstcmal ..................... 28 6. Definisi Pajak .....•.•.•....•.•.•...•.•.•••...•••••••.••..•..•••••.. 31 7. Azas Pemungutan Pajak •.....••...••...•.•.•••..••..••••..•....• 32 8. Asas Pemungutan Pajak .......................................... 34
9. Sistem Pemuugutau Pajak ........................................ 35
10. Jenis Pajak .........................................................37
11. Pengertian Pajak Penghasilan ................................... 39 B. Penelitian Terdahulu ................................................. 46
C. Kerangka Pemikiran ................................................. .47
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................... 48 B. Metode Penentuan Sampel ......................................... .48
C. Metode Pengumpulan Data ........................................... 49 D. Metode Analisis Data ................................................. 50 E. Operasional Variabel Penelitian .................................... 55 BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Desl
1. Gambaran umum .................................................. 57 2. Struktur Organisasi. ............................................. 59 B. Penemuan dan Pembahasan
1. Identifikasi Mandat, Visi dan Misi ..............................62 2. Penilaian Lingkungan Eksternal da11 Internal ................. 66
3. Identifikasi Isu-isu Strategis .....................................89 4. Evaluasi Isu-isu Strategis ........................................ 92 5. Rekapitulasi Tiugkat Kestrategisan Isu-isu Strategis .......... 97 6. Perumusan Rencana Strategis ................................... 98
BABY.
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................... 109
B. Implikasi ............................................................. 113 C. Saran ................................................................. 114
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 116 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No
Keterangan
3.1 3.2 3.3 4.1 4.2 4.3
Matriks SWOT ................................................................. 51 Daftar Pertanyaan dan Skor Litmus Test.. ................................ 53 Susunan Prioritas Isu strategis KPP Pratama Cibinong .................. 55 Analisis SWOT faktor-faktor lingkungan .................................. 88 Matriks SWOT dan Variasi Isu Strategi .................................... 90 Evaluasi lsu Strategis: Mengoptimalkan Penerimaan Pajak dengan extra effort terhadap wajib pajak ...........................93 Evaluasi Isu Strategis: Mengembangkan Kegiatan Optimalisasi Ekstensifikasi dengan didukung Kapasitas Teknologi Informasi. .........................................................94 Evaluasi Isu Strategis: Meningkatkan Kualitas Pelayanan dengan Kondisi dan Fasilitas Aparat. .......................... 95 Evaluasi Isu Strategis: Meningkatkan Kesadaran/Kepatuhan Membayar Pajak dengan Kegiatan Penyuluhan dan Law Enforcement ................... .. 96 Rekapitulasi Hasil Uji Litmus dan Tingkat Kestrategisan Isu-isu Strategis dalam Perencanaan Strategis bagi Kantor Pelayanan Pratama Cibinong ..................... 98
4.4
4.5 4.6
4.7
Halaman
DAFTAR GAMBAR
No
Kcterangan
2.1 4.1 4.2
Model Penelitian ............................................................. .47 Gambar penggabungan KPP, KPPBB dan Karipka ...................... 58 Struktur Organisasi KPP Pratama Cibinong ............................... 59
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No
Keterangan
1 2
Pedoman Wawancara ........................................................ .119 Surat Persetujuan Penelitian di KPP Pratama Cibinong ................. 120
Halaman
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang memegang peranan
penting
disamping sumber penerimaan lainnya seperti hasil alam, BUlvfN dan lainnya. Peran dan fungsi paj ak di mas a yang datang akan semakin penting dan strategis dalam menuniang operasi fiskal pemerintah, baik di dalam pembiayaan pengeluaran pemerintah maupun dalam pengelolaan dan pengendalian kebijakan ekonomi makro. Hal ini dapat dilihat bahwa tumpuan kebij akan fiskal saat ini dan masa mendatang terletak pada upaya peningkatan penerimaan pemerintah melalui sektor perpaj akan. Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) mempunyai dua sisi yaitu s1s1 penerimaan dan pengeluaran. Sisi pengeluaran meliputi; (1) pengeluaran langsung, misalnya pembelian barang dan jasa, bangwmn-bangunan publik, taman, keamanan nasional, prasarana umum, jalan raya dan sebagainya; dan (2) pembayaran-pembayaran transfer (tramfer payments), misalnya untuk pembayaran tunjangan sosial bagi pengangguran, subsidi, pembayaran bunga pinjaman pemerintah kepada masyarakat, biaya pensiunan pemerintah, dan lainnya. Untuk tipe yang pertama, umumnya berhubungan dengan penggunaan yang berwujud kebijakan fiskal anti depresi karena dana-dana yang digunakan paling tidak untuk menstimulir dalam menciptakan lapangan ke1ja dan membuat produk barn dalam
kewajiban pemerintah memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya pada saat ekonomi sedang makmur (Harry Yusuf A. Laksana, 2004: 11-13). Sedangkan dari sisi penerimaan meliputi; (1) penerimaan pajak; (2) pinjaman dari bank sentral (Bank Indonesia); (3) pinjaman dari masyarakat di dalam negeri dan (4) pinjaman dari luar negeri. Yang pasti, salah satu tujuan utama dari pemungutan pajak adalah membuat keseimbangan antara uang milik pemerintah yang dikeluarkan/dibelanjakan dengan jumlah uang masyarakat yang masuk sebagai penerimaan pajak. Apabila pemerintah membutuhkan penggunaan sumber-sumber ekonomi lainnya, dapat dihimpun dari penghasilan yang diperoleh individu maupun perusahaan yang dapat dikenakan pajak. Dilihat dari naiknya target penerimaan paj ak dari tahun ke tahun, sekitar 69,6 persen realisasi penerimaan dalam negeri pada tahun 2007 bersumber dari perpajakan yang mencapai Rp706.790,6 miliar, ini berarti 2,4 persen di atas targetnya di APBN 2007 yaitu sebesar Rp 452.556. Bahkan dalam APBN tahun 2003 porsi penerimaan pajak, dengan porsi terbesar dari pajak penghasilan, dianggarkan mencapai porsi 70% dari seluruh penerimaan maka peningkatan penerimaan pajak bagi Indonesia merupakan satu tantangan besar yang dihadapi dalam upaya memelihara kebijakan fiskal yang berkelanjutan (sustainable fiscal policy)
dan menciptakan stimulus fiskal bagi bergeraknya roda kegiatan
perekonomian masyarakat.
Melihat kenyataan ini, DJP khususnya kantor pelayanan pajak (KPP) sebagai satu-satunya sarana bagi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya kepada negara, untuk mencapai jumlah penerimaan pajak yang besar, melakukan upaya reformasi perpajakan (http//www.klikpajak.com). Reformasi perpajakan yang dimulai pada tahun 1983 merupakan perubahan mendasar di segala aspek perpajakan dengan prioritas menyangkut modernisasi administrasi perpajakan diarahkan untuk mendukung pencapaian visi DJP, misi fiscal yang secara garis besar ada 3 tujuan yang hendak dicapai
yaitu: tingkat
kepatuhan sukarela yang tinggi, tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan serta produktivitas aparat perpajakan yang tinggi. Namun dalam kenyataannya, tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia, walaupun dari tahun ke tahun terns meningkat tetap saja masih relatif rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain paclahal tingkat kepatuhan wajib pajak mempengaruhi jumlah penerimaan pajak, terlebih lagi dalam sistem self assesment, kepatuhan sukarela merupakan tulang punggungnya. Sama halnya dengan masih rendahnya kemampuan kantor pelayanan pajak untuk merespon kebutuhan masyarakat atas pengguna jasa/pelanggan yang kemudian dituangkan dalam program atau kegiatan pelayanan, kualitas dan kuantitas aparat pajak yang belum memaclai, serta kine1ja penerimaan pajak yang belum optimal.
Untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut Direktorat Jenderal Pajak rnelakukan berbagai upaya diantaranya mernbentuk administrative efforts yang dilembagakan dalam Revenue Generation Task Force yaitu tim optimalisasi penerimaan pajak) dan sejak tahun 2002 rnembentuk KPP Wajib Pajak Besar (Large
Taxpayers Office) dan kanwilnya. Ini sebagai pilot proyek implementasi rnodernisasi administrasi perpajakan. Setelah be1jalan baik, pada tahun 2004 dibentuk KPP Madya (Medium Taxpayers Office) dan kanwilnya, yang dilanjutkan dengan KPP Pratama (Small Taxpayers Office) pada tahun 2005, menggali potensi pajak (PPN, PPh Pasal 21/23/26 dan PPh Pasal 25) dan lebih mengintensifikasikan pemungutan melalui pemeriksaan dan penagihan/pencairan tunggakan serta langkah optirnalisasi perpajakan lain (www.klikpajak.com). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Martinus (2005) yaitu rnenganalisis perencanaan strategis KPP LTO menuju administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. Penelitian ini yaitu menganalisis pengarnh perencanaan strategis terhadap optimalisasi penerimaan pajak penghasilan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu:
1. Adanya penggantian variabel dependen yaitu optimalisasi penerimaan pajak penghasilan 2. Objek penelitian/tempat melakukan riset yaitu di KPP Pratama Cibinong sedangkan penelitian sebelumnya yaitu pada KPP-LTO. 3. Tahun penelitian 2008 sedangkan penelitian sebelumnya tahun 2005.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah dalam penelitian
1111
dirumuskan sebagai berikut: I. Faktor internal dan eksternal apa saia yang memberikan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancan1an dalam pelaksanaan tugas KPP? 2. Dari
kekuatan
dan
kelemahan,
peluang
dan
an:llcaman
yang
dapat
diidentifikasikan, isu-isu strategis apa yang dapat dirumuskan? 3. Bagaimana rekomendasi perencanaan strategis bagi pelaksanaan tugas yang dilakukan kantor pelayanan pajak dalam rangka optimalisasi penerimaan pajak?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah diatas, pembatasan masalah dalam penelitian hanya menyangkut pajak penghasilan yang dikenakan pada wajib pajak.
D. Tu,juan Penelitian
1. Menjelaskan faktor internal dan eksternal dalam pelaksanaan tugas KPP Pratama Cibinong yang memberikan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. 2. Menjelaskan isu-isu strategis yang dapat dirumuskan dalam rangka pelaksanaan tugas KPP. 3. Sebagai rekomendasi dalam menetapkan perencanaan strategis.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk sumbangan akademis maupun untuk masyarakat umum. l. Akademis, memberikan sumbangan dasar-dasar perencanaan strategis dan referensi untuk berbagai penelitian lebih lanjut. 2. Bagi Penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperdalam pengetahuan dan merupakan media untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan khususnya perpajakan. 3. Bagi instansi terkait, diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi yang dijadikan dasar kebijakan pengambilan keputusan dalam menentukan strategi untuk optimalisasi penerimaan pajak. 4. Selain itu, dimungkinkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi instansi pemerintah dan instansi terkait dalam mengambil langkah-langkah strategis dalam perumusan perencanaan strategis, khususnya tentang pengenalan analisis lingkungan internal dan eksternal, perumusan isu strategi dan perumusan perencanaan strategis. 5. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan terhadap konsep teori dan praktek yang lebih baik sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi "ilmu" perencanaan strategis.
BABU TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1. Konsep Perencanaan Strategis Perencanaaan adalah suatu proses kontinyu tentang pengambilan keputusan dan pemilihan berbagai alternatif yang tersedia dengan sumber daya sebagai faktor pembatas untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam perencanaan dilakukan kegiatan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dengan mengemukakan asumsi-asumsi masa depan dengan memberikan gambaran dan merumuskan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil yang di inginkan (Surbakti, 2005:8). Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang berasal dari dua kata antara stratos atau tentara dan ego atau pemimpin yang berarti generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Di dalam kamus Peter Salim didefinisikan sebagai the art ofgeneral atau seni dari jenderal. Namun kini, di tangan para organizer-lah justru JPerencanaan strategis menjadi pedoman dalam melakukan "pertempuran" berorganisasi, bahkan hingga di tingkat komunitas sekalipun (Andriyan, 2005:2).
Istilah perencanaan strategi diperkenalkan tahun 1950-an dan menjadi sangat populer di pertengahan tahun 1960-an sampai dengan 1970-an. Selama periode ini, perencanaan strategi dipercaya secara luas sebagai jawaban untuk segala masalah. Perencanaan strategi adalah rencana permainan (game plan) perusahaan, ia dihasilkan dari pilihan manajerial yang sulit dari berbagai altematif yang baik, kebijakan, prosedur dan operasi menggantikan pilihan tindakan yang kurang disukai. Dalam setiap tahun belakangan terjadi pergeseran paradigrna perencanaan dari bersifat parsial/sektoral menjadi konsep perencanaan terintegrasi yang disebut perencanaan integratif atau perencanaan strategis. Perencanaan strategis yang semula lebih banyak diaplikasikan untuk perusahaan (organisasi berorientasikan profit) dalam perkembangannya dapat diaplikasikan pula untuk organisasi publik/nirlaba. Konsep ini mulai digunakan ketika orang mulai sadar akan perlunya perencanaan yang lebih fleksibel dan dapat memprediksi lingkungan yang berubah dengan cepat serta penuh ketidakpastian. Pada dasarnya perencanaan strategi tidak hanya sekedar sebagai suatu proses akan tetapi merupakan suatu upaya intelektual, yang didasarkan pada suatu analisis yang logis dan rasional dari berbagai aspek (internal dan eksternal) yang kemudian dituangkan ke dalam suatu proses dan
dapat
diimplementasikan
secara prosedural
dan
terstruktur.
Perencanaan strategis merupakan suatu konsep yang sangat dibutuhkan pada saat sekarang untuk tujuan masa datang dan mulai diterapkan sebgai
b. Komprehensif adalah komponen perencanaan berhubungan dengan lingkungan ekonomi, sosial budaya dianalisis dan direncanakan dengan pendekatan holistik. c. Terintegrasi, maksudnya perencanaan terintegrasi ke dalam rencana pengelolaan yang telah ada dan terintegrasi dengan rencana sektorsektor lainnya. d. Realistis dan layak dalam pengimplementasian. Rencana yang disusun harus realistis dan dikaitkan dengan ketersediaan sumber daya untuk implementasi. e. Proses perencanaan diaplikasikan secara sistematis sehingga output perencanaan sesuai dengan tujuan (Surbakti, 2005:9)
2. Proses Pe1·e11canaan strategis Model proses perencanaan strategis pada dasarnya meliputi tiga langkah utama yang saling berkaitan, pertania, perumusan strategi
(strategy
formulation),
kedua,
implementasi
strategi
(strategy
implementation), dan ketiga, evaluasi dan pengendalian strategi (strategy control). Tiga langkah utama tersebut dapat dinyatakan lebih spesifik dalam langkah-langkah konkret yang dilakukan manajemen dalam menyusun perencanaan strategi yaitu sebagai berikut: I. Menetapkan bisnis apa yang akan dijalankan perusahaan dan cita-cita atau harapan apa yang ingin dicapai pada masa depan. Langkah itu sebenamya mempakan tahap pembentukan misi yang akan dijalankan
perusahaan dalam rangka merealisasikan visi dan cita-cita perusahaan. Dalam menjalankan misi, sangat penting pula menetaplcan nilai-nilai yang akan
dipatuhi dan
menjadi
pegangan karena diyakini
kebenarannya. 2. Menterjemahkan visi dan misi Ice dalam suatu tujuan strategis yang terukur dan berbagai target kine1ja yang harus dicapai. 3. Menyusun strategi yang tepat untuk mencapai tujuan dan tm·get. Dalam penyusunan strategi, diikuti pula dengan penetapan policy atau kebijakan yang akan menjadi jembatan terhadap implementasi. 4. Menjalankan implernentasi strategi yang terpilih dan melakukan berbagai keputusan taktis dengan efisien dan efekltif. 5. Melakulcan evaluasi terhadap kinerja dan jika perlu rnelakukan berbagai
penyesuaian
pelaksanaannya
sesuai
terhadap dengan
arah,
tuj uan,
situasi terbaru
strategi yang
dan
dihadapi
perusahaan. Perumusan Strategi Perumusan strategi merupakan penyusunan langkah-langkah ke depan yang dirnaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik. Mengidentifikasikan visi, misi, tujuan dan strategi
organisasi saat ini adalah titik awal yang logis untuk perencanaan strategi karena situasi dan kondisi perusahaan saat ini mungkin tidak cocok dengan
strategi te11entu dan bahkan mungkin mensyaratkan tindakan tertentu. Setiap organisasi memiliki visi, misi, tujuan dan strategi, jika elemen ini tidak secara sadar didesain, ditulis dan dikomunikasilkan, jawaban kemana perusahaan akan be1jalan sebagian besar ditentukan oleh dimana organisasi tersebut pemah berada. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan pt:rusahaan yaitu sebagai berikut: I. ldentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan pada masa depan. Tentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut. Strategi didasarkan oleh misi yang telah ditetapkan untuk menuju visi atau gambaran perubahan yang diinginkan. Tanpa visi dan misi, manajemen tidak punya tuntunan untuk diikuti, tidak punya peta untuk dijalani, tidak ada program yang dapat dijalankan dan tidak ada langkah terencana, sekedar reaksi terhadap berbagai perkembangan yang te1jadi. Untuk menjalankan misi, tidak sedikit
nantinya
rintangan
yang
akan
menghalangi
sehingga
perusahaan perlu nilai-nilai yang diyakini bersama tentang kebenaran misi yang dijalankan sehingga mampu memberikan semangat dan keteguhan hati untuk tetap bekerja sama, menunt'lskan misi yang telah ditetapkan.
2. Lakukan analisis lingkungan intern dan ekste:rn untuk mengukur kekuatan dan kelemahan se1ta peluang dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan dalam menjalankan misi, meraih keunggulan bersaing. Rumuskan faktor-fak'tor penting ukuran keberhasilan (key succes) sesuai dengan perubahan lingkungan yang dihadapi. 3. Tentukan tujuan dan target terukur, identifikasi dan evaluasi altematif strategi, dan rumuskan strategi terpilih untuk mencapai h\iuan dan ukuran keberhasilan. Dalam tahap ini, penyusun strategi harus melakukan analisis terhadap opsi yang dimiliki perusahaan dengan mempe1timbangkan sumber daya yang dimiliki dengan fakta ekstem yang dihadapi. Tentukan strategic option yang paling dikehendaki diantara opsi yang ada sesuai dengan misi organisasi. Tentukan tujuan yang bersifat jangka panjang dan strategi utama untuk mencapai opsi yang paling dikehendaki. Tujuan dapat didefinisikan sebagai hasil yang spesifik yang ingin dicapai suatu organisasi untuk me1tjalankan misi dasarnya. Menetapkan tujuan pada dasarnya usaha untuk 111e1tjadikan misi dalam target dan ukuran kinerja. Penetapan tujuan merupakan komitmen manajemen untuk mendapatkan hasil tertentu
dalam waktu tertentu. Tujuan hams
mengungkapkan tentang seberapa jauh kine1ja yang ingin dicapai, kinerja macam apa dan kapan. la dalam beberapa tahap merupakan batu loncatan penting bagi setiap langkah manajemen agar tidak menyimpang dari arah yang harus dicapai perusahaan dalamjangka waktu tertentu. Tujuan adalah
penting untuk keberhasilan organisasi sebab mereka menentukan tujuan, membantu
evaluasi,
menciptakan
sinergi,
menunjukan
prioritas,
menekankan koordinasi, memberikan dasar untuk aktifitas perencanan pengorganisasian yang efektif, alat motivasi dan pengendalian. Dalam tahap perumusan
strategi dia1as, seorang pemimpin
memulai dengan menentukan visi-perusahaan ingin menjadi apa dimasa datang dalam lingkungan terpilih-dan misi apa yang harus dilakukan sekarang untuk mencapai cita-cita tersebut. Tahap ini memerlukan perenungan yang amat dalam bagi seorang pemimpin karena akan menentukan langkah-langkah lanjutan yang harus dilakukau pada tahap berikutnya. Untuk mempertajam mengenai scope visi dan misi, apakah sesuai dengan realitas yang akan dihadapi maka seorang pemimpin harus secara jeli melakukan analisis lingkungan intern dan ekstern secara terns menerus, arah perkembangan sekarang maupun yang akan datang, dalam rangka menemukan fakta
sesuai dengan visi dan misinya serta mengkonsentrasikan seluruh tindakannya dalam mencapai tujuan tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu perusa11aan adalah perusahaan yang mampu menterjemahkan visi dan misinya dalam praktik manajemen yang efektif dan optimal. Kondisi itu terjadi jika antar
departementalisasi, koordinasi, dan delegasi wewenang. Menyangkut proses meliputi sistem alokasi sumber daya, sistem informasi, sistem evaluasi dan pengukuran, serta prosedur pelaksanaan. Berkenaan dengan perilaku antara lain perilaku antar pribadi dalam organisasi, gaya kepemimpinan, dan penggunaan kekuasaan. Implementasi, pada akhirnya menyangkut pelaksanaan sesungguhnya rencana permainan strategi perusahaan. Makin sesuai antara strategi dengan alat administrasi yang disiapkan, makin besar kemungkinan pelaksanaan strategi berjalan baik. Kesesuaian antara strategi dengan kemampuan organisasi, antara strategi dengan imbalan, antara strategi dengan sistem informasi dan antara strategi dengan budaya organisasi akan merupakan kombinasi yang saling mendukung sehingga menimbulkan energi yang luar biasa bagi organisasi untuk menjalankan strategi secara efektif, dan mengatasi segala persoalan untuk mencapai apa yang dicita-citakan oleh pendiri organisasi (Hariadi, 2005: 14). Pekerjaan melaksanakan strategi terbukti merupakan bagian dari perencanaan strategi yang paling kompleks dan paling menghabiskan waktu. Pelaksanaan strategi melibatkan seluruh bagian dalam organisasi. Masing-masing bagian harus berpikir keras tentang "apakah yang bisa dilakukan untuk dapat disumbangkan bagi kemajuan organisasi secara keseluruhan". Perbedaan yang tajam antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi harus dihindarkan karena akan menyebabkan strategi tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk menyatukan langkah
Penyesuaian terhadap berbagai tahap pekerjaan dalam perencanaan strategi akan berlangsung terns menerus. Jangan pernah berpikir bahwa proses perencanaan strategi merupakan
peke~jaan
yang selesai dan
berhenti begitu saja. Seluruh tindakan sejak tahap perumusan, implementsi maupun pengendalian strategi akan terus mengalami penyesuaian sesuai dengan perubahan lingkungan yang dihadapL Sangat mungkin ada perubahan atau penyesuaian terhadap misi, stra.tegi maupun tujuan organisasi yang digariskan sebelumnya. Perencanaan strategi merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan masing-masing bagian dalam proses tersebut yaitu pengembangan misi, penetapan tujuan, pembentukan strategi, pemilihan dan pelaksanaan strategi setia evaluasi, merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan tidak dapat begitu saja dipisah-pisahkan dengan batas yang jelas. Menetapkan satu bagian, tentu tidak bisa dilepaskan untuk memikirkan bagian yang lain. Sebagai contoh, menetapkan suatu tujuan yang realistis tentu tidak bisa dilepas dari apakah tujuan tersebut sesuai dengan misi dan apakah tujuan tersebut memang sepadan dengan kemampuan perusahaan dalarn rnelaksanakan serta apakah hal tersebut dapat rneningkatkan kinerja perusahaan. Pekerjaan rnengevaluasi kinerja dan mi:lakukan penyesuaian adalah akhir sekaligus rnerupakan awal siklus perencanaan strategi.
g. Penentuan isu-isu strategis, pada proses ini dibutuhkan suatu ketajaman berpikir untuk menilai apakah suatu isu dianggap strategis atau tidak. Biasanya kriteria yang digunakan adalah pentingnya suatu isu yaitu kemungkinan pencapaian visi dan misi. ldentifikasi isu strategi menurut Bryson (1999) merupakan jantung dalam proses perencanaan strategis. ldentifikasi isu-isu strategis akan sangat bermanfaat terutama I) perhatian organisasi difokuskan pada apa yang benar-benar penting, 2) perhatian difokuskan pada isu dan bukan pada jawaban, 3) mampu menciptakan semacam "ketegangan" yang dapat mendorong perubahan, 4) memberikan petunjuk yag bermanfaat mengenai bagaimana mengelola isu dan 5) proses perencanaan strategis menjadi "nyata" bagi paitisipan (Burah, 2001:51). Menurut Bryson (1999) dalam mengidentifikasikan isu-isu strategis ada tiga pendekatan yang umumnya digunakan yaitu: pendekatan langsung ( the direct approach) dimana perencana bergerak lurus dari perumusan mandat, perumusan misi, analisis SWOT dan selanjutnya identifikasi isu strategis; pendekatan sasarai1
(the goal approach), diawali dengan merumusk:an tujuan da!l sasaran organisasi yang kemudian dilanjutkan dengan identifikasi isu-isu strategis; da!l pendekatan visi keberhasilan (the vision of success
approach), organisasi perlu mengembangkan gainbaran masa depan yang "terbaik" ketika memenuhi misi dan mencapai keberhasilan.
Sebagai gambaran masa depan, visi keberhasilan pada clasamya merupakan suatu konsepsi jelas yang secarn implisit memberikan arahan bagi keputusan organisasi tentang apa-apa yang perlu clan harus clilakukan untuk mencapai masa clepan yang lebih baik. Dengan clemikian,
isu
strategis
berclasarkan
pendekatan
visi
meliputi
bagaimana organisasi harus bergerak, terlibat clan berperilaku berclasarkan visi keberhasilan (Burah, 2001:51-53). h. Perumusan strategi untuk mengelola isu strategis Strategi
pacla
clasarnya
merupakan
"bagaimana
suatu
organisasi", "apa yang clikerjakan organisasi", clan "mengapa organisasi melakukannya". Dengan clemikian menurut Bryson (1999), strategi clapat clipanclang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tinclakan, keputusan atau alokasi sumber claya. Dalam konteks hubungan clengan lingkungannya, strategi organisasi pacla intinya harus merupakan respon terhaclap perubahanperubahan lingkungan terutama masyarakat. Oleh karena itu, rumusan strategi perlu mempertimbangkan keselarasan hubungan clengan "kebutuhan" clan "kepentingan" masyarakat. Bryson (1999) membagi strategi menjacli em pat tingkatan yaitu 1) strategi umum bagi organisasi, 2) strategi unit perencanaan publik atau strategi tingkat unit clan clepartemen, 3) strategi program atau pelayanan clan 4) strategi fungsional yang mengarah antara lain pacla keuangan, staf, fasilitas dan usaha penclapatan (Burah, 2001 :52).
i. Prinsip-prinsip implementasi strategi, pada bagian ini ditetapkan bagaimana
prinsip
mengimplementasikan
yang
harus
dijalankan
program-program
dalam
strategi.
rangka
Prinsip
ini
berkenaan dengan aturan main yang harus diikuti dalam: (I) Penyusunan program tahunan.
Proses penyusunan program adalah: menjabarkan inisiatif menjadi beberapa program yang akan dilaksanakan beberapa tahun yanga akan datang, memperkirakan investasi yang diperlukan untuk setiap program, menghitung perkiraan
pem~rimaan
yang dapat
diperoleh. (2) Rancangan implementasi program (3) Mekanisme monitoring terhadap program. (4) Mekanisme evaluasi terhadap program. Tahap ini membandingkan kinerja dengs.n target. Berbagai kemungkinan hasil adalah berhasil, gaga!, dan variasi diantara keduanya. Prinsip umum dalam evaluasi adalah mengukur kinerja, membandingkan kinerja, melakukan tinjauan ulang, memberi penghargaan dan mengidentifikasi hasil yang dicapai, mempelajari pengalaman,
menyesuaikan dan menyegarkan strategi, dan
melakukan perbaikan. (5) Mekanisme tindakan koreksi melalui proses feedback
Sedangkan menurut Vincent Gaspersz dalam Wahyu Eko Asmoro (2005:8) proses perencanaan strategis adalah: a. Mengetahui dimana posisi organisasi sekarang melalui analisis lingkungan baik internal maupun eksternal untuk mendapat gambaran SWOT. b. Mengetahui posisi yang diinginkan organisasi masa depan dengan mengembangkan visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi. c. Mengembangkan ukuran kemajuan dengan menetapkan indikator kinerja. d. Menetapkan cara pencapaian t1tjuan dan sasaran melalui strategi tindakan yang tepat. e. Menetapkan penelusuran kemajuan. Menurut Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2000:44) dalarn Wahyu Eko Asmoro (2005: 11) perencanaan strategis yang disusun oleh suatu instansi pemerintah harus meliputi: a. Penyataan visi, misi dan strategi serta faktor-faktor keberhasilan organisasi. b. Rumusan tentang tujuan dan sasaran serta uraian aktivitas organisasi. c. Uraian tentang cara mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
a. Mandat adalah amanat atau tugas yang menjustifikasi dari tindakan organisasi b. Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten, dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif atau dengan kata lain visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan dan berisikan cita-cita dan citra yang ingin dicapai. Tujuan visi antara lain: (I) Mencenninkan apa yang ingin dicapai oleh organisasi (2) Memberikan arah dan fokus energi yangjelas. (3) Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategi. (4) Memiliki orientasi terhadap masa depan. (5) Menimbulkan
komitmen
seluruh jajaran dalam
lingkungan
organisasi. (6) Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi (Asmoro, 2005:13).
Adapun kriteria dalam membuat sebuah visi adalah: (1) Dapat dibayangkan oleh seluruhjajaran organisasi. (2) Mempunyai nilai yang memang diinginkan oleh seluruh jajaran organisasi. (3) Memungkinkan untuk dicapai. (4) Terfokus pad a permasalahan utama instansi agar dapat beroperasi secara efektif, efisien dan ekonomis.
(5) Berwawasan
jangka
panjang
dan
ti1dak
mengabaikan
perkembangan zaman. (6) Dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi. Dalam pemyataan visi terkandung cita-cita yang ingin dituju yaitu: ( 1) Aparat bermoral dan profesional
(2) Berkinerja yang tinggi dan setara dengan kinerja instansi perpajakan negara-negara maju. (3) Kepuasan masyarakat atas kinerja pelayanan secara menyeluruh. (4) Kewibawaan yang tinggi di mata masyarakat domestik dan intemasional. (5) Memiliki tingkat efektivitas dan efisiensi pemungutan pajak yang tinggi. c. Misi adalah sesuatu yang harus diemban dan dilaksanakan oleh suatu instansi pemerintah sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan demikian diharapkan seluruh karyawan dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah dan mengetahui peran dan program serta basil yang akan diperoleh di waktu yang akan datang. Suatu pemyataan misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai oleh suatu organisasi pemerintah dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian hal tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan misi yaitu:
......
PERPUSTAKAAN UTAMA
UIN SiY/\1-llD JAKARTA (I) Produk atau pelayanan apa yang dihasilkan atau ditawarkan.
(2) Apakah produk atau pelayanan tersebut rnemang dibutuhkan masyarakat. (3) Sasaran publik mana yang akan dilayani. (4) Kualitas produk atau pelayanan harus punya daya saing. (5) Aspirasi apa yang diinginkan di masa mendatang, utamanya yang berhubungan dengan manfaat dan keuntungan masyarakat dengan pelayanan tersebut (Asmoro, 2005:13).
5. Analisis Faktor Lingknngan Internal dan Ekstcrnall Organisasi Bagi suatu organisasi yang masih aktif rnelakukan aktivitas, adanya perubahan diluar lingkungan organisasi akan berdampak langsung terhadap keberadaan organisasi tersebut, dan saat itu organisasi dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat agar tetap eksis keberadaannya. Dalam perkembangan organisasi,
mengetahui
perkembangan
organisasi selama kurun waktu tertentu tidak terbaca hanya dengan melalui evaluasi kerja (output) saja. Kerja organisasi tidak semata-mata kerja mekanik. Oleh sebab itu, pembaharuan organisasi menjadi sangat penting. Untuk menjawab kebutuhan tersebut kita perlu mengenal tahap-tahap kehidupan organisasi dariwaktu ke waktu. Bagaimana para pemimpin dan anggota organisasi dapat menanggulangi tantang.an yang dihadapi pada masa sekarang dan di masa yang akan datang? Bagaimana organisasi harus
merespon lingkungan yang bergolak dimana organisasi sedang berjalan? Bagaimana para organizer dapat membangun kekuatan organisasi dan mengambil keuntungan dari peluang sambil meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman terhadap organisasinya? Untuk menjawabnya para organisatoris harus menjadi ahli strategi yang efoktif jikalau organisasi mereka ingin memenuhi misinya dan mencapai tujuannya di masa depan. Disinilah muncul kebutuhan menganalisa kondisi internal dan eksternal organisasi yang berpengaruh terhadap jalannya roda organisasi. Adapun faktor-faktor pada perencanaan strategis antara lain: a. Lingkungan internal (berupa kekuatan dan kelemahan internal organisasi). (I) Aspek input, yang meliputi smnber daya manusia, sarana dan
prasarana, anggaran, budaya organisasi, struktur organisasi. (2) Aspek strategi saat ini, adalah permasalahan yang dihadapi saat ini oleh organisasi yang menyangkut prosedur dan mekanisme kerja, tennasuk pola hubungan yang dilakukan organisasi, baik dalam lingkungan internal/eksternal organisasi dalam upaya pencapaian misi organisasi. (3) Aspek output atau kinerja organisasi, dirnana pada gerakan reinventing government tidak lagi diukur clengan berapa besarnya
input dan bagaimana prosedur yang ditempuh untuk mencapai output sebagaimana dianut selama ini, tetapi degan mengutamakan basil akhir yang benar-benar dirasakan masyarakat. Puncak dari
tuntutannya
adalah
diberlakukannya
prinsip
"good
governance"yang sangat menekankan akuntabilitas dan kualitas
layanan kepada masyarakat. b. Lingkungan eksternal (mengenali ancaman dan peluang yang dihadapi organisasi, meliputi perubahan yang bisa dikontrol maupun yang tidak bisa dikontrol oleh organisasi, dan berdampak pada kinerja organisasi). (I) Forces/trend/kecenderungan yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial dan teknologi. (2) Kelompok stakeholders yaitu setiap individu atau kelompok yang dipengaruhi atau mempengaruhi masa depan organisasi diantaranya pembuat kebijakan, penerima layanan, karyawan, masyarakat, dan pembayar pajak. (3) Kolaborator adalah pihak partner kerjasama untuk mencapai tujuan utama/bersama, dimana dalam pemungutan pajak adalah institusi yang menerima setoran pajak (Bank Persepsi) dan pihak-pihak lain yang mendukung upaya pengumpulan pajak.
6. Definisi Pajak Menurut UU No.28 Tahuu 2007
Rochmat Soemitro
S.I. Djajadiningrat
Mr. Dr. N. J. Feldmann
Sommerfeld Ray M, Anderson Herschel M, & Brock Horace R
"Pa·ak .. J.. aaaiiih ...... .. suatll ..... . P·en·alifiiin ... R. ...... sumoer ........ . aafi ..... sekfor ... .... . swiistii . . . Re .. sektor •... P¢!l1~fintill\,
pukiifi akipfit n~lafiggafiifi fijiJ(ljffi, naji1jiJl• \Yitji!) pila!(saiji\lffiJi,
Befdasiifkiill · aitetitRa.·n aiiniil.u, ta.·1ra. .. . . .......... kerefitiian .. . ..... Y..a11.,g ........ P. .... Jeoifi .. .... ....... ..•..P mefidii'iit .......... P.. imliillilfl yang litngi;ung clan Pi;lin!irsiqfiill, il!lilr piem~fintiih
Dari definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua ha! penting yang terdapat pada penge1tian pajak yaitu: a. Juran yang dapat dipaksakan, artinya iuran yang mau tidak mau harus dibayar oleh rakyat yang dikenakan kewajiban rnembayar iuran tersebut b. Tanpa jasa timbal I kontra prestasi/ imbalan langsung, yang dapat ditunjukkan mengandung arti bahwa wajib pajak yang rnembayar iuran kepada negara tidak ditunjukkan secara langsung irnbalan apa yang diperolehnya dari pemerintah atas pembayaran iuran tersebut.
7. Azas Pemungutan pajak Untuk mencapai tujuan pemungutan pajak peirlu memegang teguh azas-azas pemungutan dalarn memilih altematif p(:mungutannya sehingga terdapat keserasian pemungutan pajak dengan tujuan dan azas yang masih diperlukan lagi yaitu pemaharnan atas perlakuan
p~tiak
tertentu. Dalam
buku An Inguiry inti the nature & causes of the wealth of nations yang ditulis oleh Adam Smith pada abad ke-18 mengajarkan tentang azas-azas pemungutan pajak yang dikenal dengan nama The
F01~r
Cannons atau The
Four maxims sebagai berikut: a. Equality, pembebanan pajak diantara subjek pajak hendaknya seimbang dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya dibawah perlindungan pemerintah. Pembebanan pajak ini adil apabila setiap wajib pajak menyumbangkan suatu jumlah
untuk digunakan bagi pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingannya dan manfaat yang diterimanya dari pemerintah. Dalam hal
Equality,
tidak diperbolehkan
suatu
negara
mengadakan
diskriminasi diantara sesama wajib pajak. Dalam keadaan yang sama waj ib pajak harus diperlakukan sama dan dalam keadaan berbeda wajib pajak harus diperlakukan berbeda. b. Certainty, pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi. Dalam azas ini kepastian hukum yang diutamakan adalah mengenai subjek pajak,
o~jek
dan tarif pajak atau
dengan kata lain, harus jelas bagi semua wajib pajak berapa pajak yang harus dibayar, kapan harus dibayar serta. ketentuan mengenai pembayarannya. c. Convenience of Payment, pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak yaitu saat sedekat-dekatnya dengan saat diterimanya penghasilan atau keuntungan yang dikenakan pajak. Berdasarkan azas ini, timbul dukungan yang lrnat untuk menerapkan sistem pemungutan yang disebut: Pay As You Earn (P.A.Y.E). Semangat yang terkandung dalam PAYE bukan saja saatnya tepat, tetapi pajak setahun dipotong secara berangsur-angsur, sehingga tidak terasa bagi wajib pajak bahwa kewajiban pajaknya telah lunas dipotong (Winarti, 2004:6).
d. Economic of Collections, pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak bagi kantor pajak dan biaya memenuhi kewajiban pajak bagi wajib pajak hendaknya sekecil mungkin, karena tidak ada artinya pemungutan pajak kalau biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan yang akan diperoleh. Jadi, sistem yang dipilih untuk mengumpulkan sejumlah pajak yang diperlukan untuk membiayai kegiatan pemerintah hendaknya adalah sistem yang membebani masyarakat secara keseluruhan sekecil mungkin. Pajak hendaknya tidak menghalangi wajib pajak untuk terus melakukan kegiatan ekonominya. Pajak harus memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat claripada beban yang pikul oleh mereka.
8. Asas Pemungutan Pajak Menurut Resmi (2003:9), terclapat tiga asas pemungu1an pajak yaitu: asas clomisili, asas sumber, dan asas kebangsaan. a. Asas Domisili (asas tempat tinggal) Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal clari clalam negeri, maupun penghasilan yang berasal clari luar negeri.
Ciri-cirinya: (1) Wewenang untuk menentukkan besarnya pajak terutang terletak pada fiskus. (2) Wajib pajak bersifat pasif. (3) Utang pajak timbul saat dikeluarkan SKP (surat ketetapan pajak).
b. SelfAssesment System Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tangung
jawab
kepada
wajib
pajak
untuk
menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Disini, wajib pajak dianggap mampu menghitung pajak yang terutang, paham akan peraturan yang berlaku, dan mempunyai kejujuran yang tinggi serta menyadari akan arti pentingnya membayar pajak. Oleh karena itu, berhasil atau tidaknya pelaksanan pemungutan pajak semacam ini sangat tergantung pada wajib pajak itu sendiri (peran dominan ada pada wajib pajak). Cirii-cirinya: (1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
terletak pada wajib pajak sendiri. (2) Wajib pajak aktif mulai
dari
melaporkan pajak yang terutang. (3) Tugas fiskus hanya mengawasi.
menghitung, menyetor dan
c. Withholding System
Suatu sistem pemungutan pajak yang diserahkan kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Penunjukan pihak ketiga ini dilakukan dengan undangundang perpajakan, keputusan presiden dan peraturan Jainnya. Adapun pihak ketiga yang dimaksud adalah pemberi kerja, bendaharawan pemerintah.
10. Jenis Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongannya, sifatnya dan menurut lembaga pemungutnya (Resmi, 2003: 6). a. Menurut Golongannya (I) Pajak Langsung, adalah pajak yang harus ditanggung sendiri oleh
pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibehankan kepada orang lain atau pihak lain. Pajak hams menjdi beban sendiri oleh waj ib pajak yang bersangkutan. (2) Pajak tidak langsung, adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan kepada pihak lain atau pihak ketiga. Pajak ini terjadi j ika
terdapat
suatu
kegiatan,
menyebabkan terutangnya pajak.
peristiwa,
perbuatan
Contoh: PPN,
yang
pajak ini
dibayarkan oleh produsen atau pihak yang menjual barang tetapi
dapat dibebankan kepada pihak konsumen baik secara eksplisit maupun implisit (dimasukkan pada harga jual). b. Menurut Sifatnya (1) Pajak subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya. Contoh: PPh. Dalam PPh terdapat subjek pajak orang pribadi. Pengenaan pajak penghasilan untuk orang pribadi tersebut memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak. Keadaan pribadi wajib pajak tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukkan besamya penghasilan tidak kena pajak. (2) Pajak objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak maupun tempat tinggalnya. Contoh: PPN dan PPnBM, PBB. c. Menurut Lembaga Pemungutnya (I) Pajak negara, adalah pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Contoh: PPh, PPN dan PPnBM dan PBB. (2) Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I maupun daerah tingkat II yang digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.
(a) Contoh pajak daerah tingkat I (propinsi): kendaraan berrnotor, bea balik kendaraan bermotor, bea balik nama tanah dan lainnya. (b) Contoh pajak daerah tingkat 11 (kabupaten): pajak reklame, pajak penerangan jalan dan lainnya.
11. Pengertian Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atau penghasilan yang diterima dalam satu tahun pajak. Indonesia mengenakan pajak penghasilan atas transaksi yang dilakukan 'VP yang dapat memberikan penghasilan atau memunculkan tambahan kemampuan baginya. Dimana penghasilan tersebut adalah objek PPh atau sasaran pengenaan pajak dan sebagai dasar untuk menghitung besarnya pajak yang terutang. Dalam sejarah perkembangan awal pemungutan pajak atas penghasilan, ada definisi mengenai penghasilan yang bersumber dari pendapat 2 ahli, yaitu George Schanz yang berasal dari Jerman dan David Davidson yang berasal dari Swedia, yang menyatakan bahwa pengertian
penghasilan untuk kepentingan perpajakan, seharusnya tidak membedakan sumbernya dan tidak memperhatikan pemakaiannya. Mereka lebih menekankan kepada kemampuan ekonomis yang dapat dipakai untuk menguasai barang dan jasa, sehingga barang dan jiasa tersebut apabila nantinya akan disimpan atau dikonsumsikan oleh yang bersangkntan,
merupakan suatu hal yang tidak penting, namun yang terpenting adalah penerimaan
atau
perolehannya
merupakan
tambahan
kemampuan
ekonomis. Menurut Robert Murray Haig (1959), penghasilan merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan kepuasan, jadi bukan merupakan kepuasan itu sendiri. Dengan dernikian, penghasilan di dapat pada saat tambahan kemampuan diterima, dan bukan pada saat kemampuan itu dipakai menguasai barang danjasa pemuas kebutuhan, dan bukan juga pada saat barang dan jasa tersebut dipakai untuk memuaskan kebutuhan. Haig juga menekankan bahwa tambahan kemampuan yang dihitung sebagai penghasilan adalah hanya yang berbentuk uang dan dapat dinilai dengan uang, sebab bila tidak berbentuk uang atau dinilai dengan uang maka jumlahnya menjadi tidak dapat dihitung dan tidak dapat diukur nilainya. Sedangkan
definisi
penghasilan
sebagaimana
yang
telah
dikembangkan oleh Henry C. Simmons pada tahun 1938, menyatakan bahwa penghasilan sebagai objek pajak haruslah bisa dikuantifikasikan, artinya haruslah dapat diukur dan mengandung konsep perolehan (acquisitive concept). Simmons kemudian menekan kepada pengukuran
berdasarkan apa yang telah diperoleh (yang s:ifatnya pribadi). Ia berpendapat bahwa kepuasan yang dapat dinikmati dengan menggunakan posisi ini berarti mengambil atau mengurangi dari yang bersangkutan
sejumlah atau sebagian kepuasan, yang dapat juga disebut dengan pengorbanan kepuasan (Laksana, 2003: 10-11 ). Menurut Mansury, penghasilan yang dikenakan pirjak mempunyai unsur unsur sebagai berikut: a. Tambahan kemampuan ekonomi Indonesia menggunakan konsep SHS dalam memmuskan pengertian penghasilan. Konsep ini dirumuskan oleh 3 orang sesuai dengan singkatannya nama mereka: George Schanz, Robert Murray Haig dan Henry
C Simmons yang memberikan saran untuk keperluan
perpajakan, bahwa definisi penghasilan yang digunakan hendaknya tidak memandang sumbemya, artinya darimana saja smnber tambahan kemampuan untuk menguasai barang dan jasa yang dipakai untuk penuhi kebutuhan merupakan penghasilan yang dikenakan pajak. b. Yang diterima atau diperoleh wajib pajak maksudnya bahwa merujuk pada konsep akuntansi. Penghasilan yang diterima atau diperoleh baru dikenakan pajak bila telah dapat dicatat berdasarkan basis akuntansi yang digunakan oleh wajib pajak yang bersangkutan. Kata "diterima" berkaitan dengan basis akuntansi kas (cash basis) yang berarti pencatatan akuntansi didasarkan pada saat diterima atau dibayarkan secara tunai sedangkan kata "diperoleh" berkaitan dengan akrual yang berarti pencatatan akuntansi didasarkan pada saat timbulnya hak untuk meminta pemenuhan perjanjian yang menjadi dasar transaksi.
bentuk yuridis dan transaksi yang menimbulkan penerimaan bagi wajib pajak melainkan semata-mata pada hakikat yang diterima oleh wajib pajak tersebut serta ditentukan oleh substansi dan realitas ekonomi dari apa yang diterima oleh wajib pajak jika hakikatnya suatu penerimaan dari pengeluaran adalah penghasilan yang harus dikenakan pajak (http://pajaktaxes.blogspot.com/search/label/objek PPh). Subjek Pajak Peughasilan
Subjek PPh adalah segala sesuatu yang mernpunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan PPh, diantaranya: a. Orang pribadi. b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak. c. Badan, terdiri dari dari perseroan terbatas, perusahaan komanditer, perusahaan lainnya, BUMN dan BUMD, dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, Jembaga, dan pensiun, dan bentuk usaha lainnya. d. Badan usaha tetap.
(I) keuntungan
karena
pengalihan
harta
kepada
perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya sebagai p•engganti saham atau penyertaan modal. (2) keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan atau badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota. (a) keuntungan
karena
likuidasi,
penggabungan,
peleburan,
pemekaran, pemecahan, atau pengambil alihan usaha. (b) keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan. (3) Penghasilan lain-lain seperti hadiah dari undian atau pekerjaaan, dan penghargaan; laba usaha; penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya; penerimaan atau perolehan pembayaran berkala; keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah; keuntungan karena selisih kurs mata uang asing; selisih lebih karena penilaian k•embali aktiva; premi asuransi; iuran yang diterima atau diperole:h perkumpulan dari
anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; tambahan kekayaan penghasilan
yang
belum
dikenakan
n<~to
yang berasal dari
pajak
(http://pajak
taxes.blogspot.com/search/label/objek PPh).
B. Penelitian Terdalmln
Penelitian sebelumnya oleh Martinus (2005), yaitu menganalisis perencanaan strategis KPP LTO menuju administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. Secara detail tujuan penelitian tersebut adalah: 1. Mengetahui faktor ekstemal dan internal pelaksanaan tugas KPP LTO
yang memberikan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. 2. Mengetahui isu strategis apa saja yang dapat dirumuslkan. 3. Rekomendasi perencanaan strategis bagi KPP LTO. Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut, digunakan tinjauan teoritis, perencanaan strategis dan ilmu perpajakan yang berisikan SWOT matriks. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif, dengan analisis KPP LTO, sedangkan metode pengumpulan data yaitu; (1) pengumpulan data primer, melalui wawancara dengan para responden; (2) pengumpulan data sekunder melalui literatur dan laporan-laporan. Untuk mtmemukan kelemahan dan kekuatan KPP LTO digunakan analisis SWOT. Pada akhirnya penelitian Martinus (2005) menghasilkan beberapa perencanaan strategis sebagai berikut; (1) peningkatan kepercayaan melalui peningkatan citra Direktorat Jenderal Pajak dan pengembangan administrasi
LTO; (2) peningkatan produktivitas aparat perpajakan, perbaikan struktur organisasi, perbaikan dalam kemampuan pengawasan serta perbaikan dalam manajemen sumber daya manusia; (3) peningkatan kepa1'uhan wajib pajak; (4) penciptaan budaya kerja yang sesuai tujuan organisasi yaitu budaya ke1ja yang mendukung KPP LTO mencapai tujuan seperti integritas dan disiplin, transparansi, akuntabilitas dan lain-lain.
C. Kerangka Pemikiran Pajak merupakan penghasilan negara yang saat ini mulai diandalkan sebagai modal pembangunan. Pemerintah sudah melakukan berbagai tindakan yang dapat menanggulangi masalah yang seperti tingkat kepatuhan masyarakat untuk membayar pajak yang masih rendah, sistem administrasi perpajakan yang buruk dan sebagainya yaitu dengan strategi-strategi yang dapat meningkatkan penerimaan pajak. Kerangka berfikir ini dapat dituangkan dalam sebuah model penelitian sebagai berikut: Gambar2.l Model Penelitian
.. oi:iiinialisijsi Penerimaan Pajak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Peuelitian Dalam penelitian ini penulis memilih kantor pelayanan pajak Cibinong sebagai tern pat penelitian/melakukan riset dan adapun penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan wawancara kepada pihak yang berhubungan
dengan
upaya
optimalisasi
penerimaan
pajak.
Adapun
penerimaan pajaknya hanya dibatasi pada pajak penghasilan.
B. Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah kantor pelayanan pajak (KPP) Pratama Cibinong, karena lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal penulis. Selain itu, KPP pratama Cibinong merupakan tempat magang penulis pada saat KKN sehingga penulis lebih mudah bersosialisasi dengan para pegawai dan akhirnya mempermudah perolehan data guna mendukung penelitian ini. Adapun teknik pengambilan sampef: yang digunakan pada penelitian ini adalah convenience sampling yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan sampel dimana unit sampel yang yang ditarik, mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur dan bersifat kooperatif. Jadi, sampel ditentukan berdasarkan kemudahan bagi peneliti. Teknik ini diambil karena melihat keterbatasan biaya, waktu dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti.
C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: 1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari kantor
pelayanan pajak yang menjadi objek penelitian dengan cara: wawancara dengan pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan permasalahan penelitian yaitu para aparat pajak pada kantor pelayanan pajak yang dituju dengan mengajukan pertanyaan baik lisan maupun tulisan. 2. Data sekunder: Teknik pengumpulan data secara tidak langsung tentang objek penelitian yang dilakukan dengan cara: studi kepustakaan (library research) yaitu melalui media perantara atau pihak lain, umumnya berupa
bukti catatan-catatan laporan historis. Metode ptmgumpulan data ini meliputi kegiatan pencarian, pengumpulan dan pengkajian data dari sumber bacaan yang relevan dan mendukung penulisan skripsi ini, seperti; Undang-undang dan peraturan perpajakan, buku-buku, jumal perpajakan, majalah dan literatur lainnya. Data-data ini diharapkan dapat melengkapi, menunjang dan memperjelas data lainnya dengan tujuan untuk memahami teori yang berhubungan dengan pembahasan skripsi.
C. Metode Analisis Data Setelah data yang penulis perlukan dalam penulisan skripsi terkull1piil, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data berdasarkan metode yang sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, karena metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat terhadap objek yang diteliti, dengan menggunakan tek:nik analisis SWOT yaitu suatu analisis yang mengidentifikasikan berbagai faktor untuk memmuskan strategi. Analisis ini di dasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersama meminimalkan kelemahan dan tantangan. Analisis SWOT dimulai pada analisa lingkungan internal dan eksternal yang merupakan penggambaran kondisi saat ini serta proyeksi yang akan datang untuk menentukan strategi KPP Pratama Cibinong. Metode pengambilan sampel untuk merumuskan isu-isu strategis digunakan metode expert survey dengan sampel yang ditentukan secara sengaja. Berikut mengenai gambaran untuk mendapatkan isu-isu strategis dari perpaduan antara kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam lingkungan intemal serta peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal dapat disajikan di bawah ini:
'fabei 3.i Matriks SWOT
~
Internal
..
Eksternal Opportunities (OJ Identifikasi ke~e111patafi
-------
Threats (T) Identifikasi aneaman
strength (SJ
Weaknesses (W)
Identifikasi kekuatan SO strategis Menggul1aka!i k.ekllatan uniuk mendapatkan kesemp&tan ST strategis Menggunakao !fekuatan untitk menghh1darkan a11crur1a11
Jdeintifikasi kelemahan WO strategis M1~l1~at#si kylej\1aha11 dengan mengambil l<:esempatan WT strategis Memininu\lkan l<:elemahan dim 111e11ghi11~arkal1
ancaman Sumber: Bryson (1995: 127J Untuk lebih mendalami pembahasan matriks SWOT, maka akan diuraikan beberapa pengertian sebagai berikut: I. Strength/Kekuatan
Kekuatan adalah suatu keunggulan sumberdaya, keterampilan atau kemampuan lainnya.
2. Weaknesses/Kelemahan Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan dan kemampuan yang dengan serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan.
3. Opportunities/Peluang Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan
4. Treaths!Ancaman Ancaman
merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam
lingkunngan perusahaan (Surbakti, 2005:34).
Berdasarkan matriks SWOT, Rangkuti (1999) menguraikan alternatif strategi sebagai berikut: I. Strategi SO
Strategi ini di buat berdasarkan jalan pikiran organisasi, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi ST Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Surbakti, 2005:34). Dalam mengevaluasi isu-isu strategis yang terpilih tersebut, digunakan perangkat evaluasi isu Litmus Test. Daftar pertanyaan Litmus Test dapat tergambar pada tabel berikut ini:
'f!iR~I 3.~
Daftar Pertany~~!l !ta!i $kor Litmns Test ----Strategis
Operasional---Pertanyaan
Skor - l
I. Apakah isu tersebut termasuk · ~~li>trt . agend(l Yang dipiklrkaii ()leh d.~wim rieng!lmbil k~bija](an di orgahi~!lsi? 2. ·· Apl\J,~h isu tennasuk dalam agenda "chief executive" organisasi?
ficlak
- - - - - - : " I~---.. --... t·.---·~2
t-, ..
3. Bilarnaha isu strategis tersebut
aka11 1ne11jadi
",-~··---·~
Saat ini
otiiar11sasi?
· · Skor = 3 4-"
'-·~~=--:Y:-:a---=i
Tidak
ta11tanga11/p~Juru1g
4 .. ~eberapa. luas
Skcir "'2 ·· · ·
-- --- - 3
Ya
Talrn11 d
Dua tahun atan Jebih dai'i saat itii Seluruh organisasi .... Sedal1g Besar(>25% anggaran) (10··15% ang~~1ar~an~~1.l~+--~""-'-~~
clampak isu tersebut terhadao organisasi? · 5; Apakali besai' resiko/peluang finansial bagi organisasi
Satu unit atau bagjan Kecil (10% anggaran)
6. Apakah strategi bagi pemecahan is.u t~rs~but
Tidak
Ya
Tidak
Ya
TitlilK
Ya
Tidak
Ya
ll1en1erlul;can/mensytlrat]>:~n?
a• PengetnbMga.n tuiuilll dtlll orogram oelavanan vang baru? P~111bahilll yang nyata dalam hal sumber pajllk/pernbiayaan? c. Peruhahan yang 11yata tlatam haI ))ei'attJran pet1inclang1foaanf.iaii · · ·· d. Penambahan a(au perubahan (modiflkasi) fasilitas utruna? ··· e.Penrunbahruistafyanghyafa? · 1. seberaiJa Jai1ft da))afilllaktikru1 l'el1d~~f;taii Yan~ terbaik hal\i lleirtecahan is\! tetsebut? 8. s~Ji~r~ria r9'1i;laJi tingkat mruiaHrnen yang dapat memutusl;-an cara pemecahan isu tersebut? 9. Konsekuensi ·· apakah yang mungkiu te1jadi jika tidak menghiraukat\ isu tef'sebut? b.
·· Tidak
·· ·· · sfaii dilaksilliakan
········
Parainer.er terl~l\l foas
Pimpinan
Supei'visor, slllflini
lnefisiensi
· saniafforbuka
orgil!li$~si
Pelayanan yru1g \idak tei'affill
Pelayanan tidak terarall dalain
jangkli vanJru1g ·· aaribiaya tihggi
banyak 10.Seberapa organisasi/departemen lain dipengaruhi oleh isu tersebut, dan harus dilibatkan dalam 11emecahan? 11. Sebefapa sensitifikasi isu · t~rs~but t~r~ait denga11 llilai,niJai masY!lrabt, S,osia,I, Pulitik, keagarn~an dan budava?
Tidak ada
I san\pai:> organ1sasi
Ku rang
Aga]<
s~11sitif
bQrp~\1garuh
-- 4 atau leblh~ ·
Sangat sensitif/ l@s
\j~f
Sumber: Bryson (1995:126) Litmus Test terdiri dari lima belas pertanyaan yang harus dijawab dengan isu strategis yang dipilih. Jawaban yang diperoleh kemudian ditetapkan skor rata-rata antara I (satu) sampai 3 (tiga),
'fiibel 3.3 Susunat! frioritas Isu Strategi1s ·······
...
···· rsu Strategis .. .. .
..
.
....
......
.
..
..
L Memfokuskan kekuatan dan 111engeksplon1si peluang
Tingkat Ptiotitas ........
Pertama
2. Meminimnlkan kelemalmn Ulltuk rneraih peluang
Kedua
3. Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Ketiga
4. Meminimalkan kelemahan dan menghindari imcaman
...
K~~mpat
Sumber: Bryson (1995:127)
D. Operasioual Variabel Penelitian Berdasarkan pembatasan lingkup penelitian yang telah dikemukakan maka variabel dalam skripsi ini adalah :
1. Variabel lndcpcnden Perencanaan strategis adalah suatu proses kontinyu merangkai tujuan yang dilakukan secara bersama dengan proses-proses belajar sambil melakukan (learning by doing) yang selanjutnya hasil perencanaan tersebut diimplementasikan kedalam kerangka kerjasama dengan berbagai pihak terkait. Perencanaan strategis merupakan perencanaan berskala besar yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operaional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta
pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian
tujuan
(disebut
tujuan
strategis).
Dengan kata lain, perencanaan strategis merupakan suatu sistem yang satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang sama pula.
2. Variabel Dependcn Penerimaan pajak adalah penerimaan pajak pada KPP Pratama Cibinong yang dikhususkan pada pajak penghasilan. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak. penghasilan untuk keperluan perpajakan seharusnya tidak membedakan sumbernya dan tidak menghiraukan pemakaiannya, melainkan lebih menekankan kepada tambahan kemampuan ekonomis yang dapat dipakai untuk menguasai barang dan j asa.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi KPP Pratama Cibinong
1. Gambaran Umnm Sesuai
dengan
peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak KPP diseluruh jajaran Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari 3 jenis yaitu: a. KPP wajib pajak besar yang terdiri dari KPP wajib besar Satu, Dua dan KPP Badan Usaha Milik Negara. b. KPPMadya c. KPP Pratama yang merupakan peleburan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Perpajakan (Karipka) dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB). Organisasi di KPP
Pratama
dibentuk
berdasarkan
fungsi
dari
administrasi
perpajakan, sistem informasi yang terintegrasi, SOM yang kompeten, sarana kantor yang memadai, tata kerja yang transparan yang diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan serta pencapaian target penerimaan.
Gan!bar 4.1
Penggabung;lµ Kfiji; t{)>PBB, Karipl<J1
~---K-PP_ _ _~I ._I__K_P_P_PR_A_T_A_M_A_ _,11'-___K_P, PB!~ ckAJlil'}(A sliiiAGUMliM
••m
"H
SUBAG UMUM
H
SE!(SI PD!
SEKST PDI
H=~ -1
SUBAGUMU_M_ _ SEKSIDAI
SEKS! PENERIMAAN
1'1'1iB!lRJ\Tl\J-1 SEKSITUP
SEKSI PELA YANAN
SEKSI PENAGIHAN
SEKSI PENAGIHAN
sEKSI PPh BADAN
~
SEKSI PPhOP
-II
SEKSl P2Pph SEKSI PPN
SEKsI I~Et./GA WASAN & KONSULTASI (I-IV)
..
SEKSI KEBEF:ATA1'/ & PENGURANGAN
I
fl> SEKSI PEMEIUKSAAN
FUNGSI KEBEJlATAN DITANGANIOLEH KANWILDJP il!iJANGPRB
EKSTENSIFIKASI "" -S-E=K-SI _ _ _ _ __,"' PERPAJAKAN 'KELOMl'OK FUNGSIONAL
Sumber: KPP Pratama Cibinong
SEKSI PEDAN!L,,,..
FuNGSIONAL PENILAI
,.1 KELFUNGSIO NAL PEMERIKSA
2. Struktur Orgauisasi
Gi1m!Jar 1.2 Struktur Org~!1ii!ijsi Iq>P Pratama
SEKS! EKSTENS!F!KAS! PERPAJAJ(AN
SEKS!PELAYANAN
····~~~.-C~WASAN & ].
SEKSI PENAG!HAN
KONSlJLTAST -·······-----~- ...
SEKSI PENGOLAHAN DATA 8dNFORMASI
KELOMPOKJABATAN FiJNGSlbNAL
J
Sumber: KPP Pratama Cibinong
Secara umum tugas kepala kantor dan masing-masing seksi adalah sebagai berikut: a. Kepala Kantor Mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan wajib pajak di bidang pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan pajak tidak langsung lainnya dan pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Subbagian Umum Membantu dan menunjang kelancaran tugas kepala kantor dal~IT! mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan usaha dan kepegawaian, keuangan dan rumah tangga serta perlengkapan. c. Seksi Pelayanan Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak serta kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang beirlaku. d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan efilling dan penyiapan kinerja.
e. Seksi Pengawasan dan Konsultasi Mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak (PPh, PPN, PBB, BPHTB dan pajak lainnya), bimbingan /himbauan kepada wajib pajak, analisis
kine~ja
wajib pajak, rnkonsiliasi data wajib
pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan melakukan evaluasi basil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. f.
Seksi Ekstensifikasi Mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penila1ian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Seksi Pemeriksaan Mengkoordinasikan pelaksanaan penyususnan rencana pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya. h. Seksi Penagihan Mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak dan usulan penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku. 1.
Kelompok Jabatan Fungsional Pejabat fungsional terdiri dari pejabat fungsional pemeriksa dan pejabat fungsional penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada kepala kantor KPP Pratama. Dalam melaksanakan peke1jaannya, pejabat fungsional pemeriksa berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan sedangkan pejabat fungsional penilai berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi.
3. ldentifikasi Mandat, Visi dan Misi Mandat: "mengamankan penerimaan negara dari sektor pajak''untuk wilayah kerja ............. (Kab/Kota/Desa). Berangkat dari visi KKP Pratama Cibinong yaitu: "menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat", maka misi yang diembannya sebagai berikut: a. Di bidang fiskal yaitu menghimpun penerimaan dari sektor pajak yang menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undangundang perpajakan dengan efektifitas dan efisien yang tinggi. b. Di bidang ekonomi yaitu mendukung kebijaksanaan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi dengan kebijakan perpajakan yang meminimalkan distorsi. c. Di bidang politik yaitu menduknng proses demokratisasi bangsa. d. Di bidang keagamaan yaitu senantiasa memperbahami diri, sesuai aspirasi masyarakat dan teknorasi dan administrasi perpajakan mutakhir. KPP Pratama berorientasi pada pelayanan dan pengawasan prima, oleh karenanya kantor dilengkapi dengan komponen-komponen: a. Tempat Pelayanan Terpadu TPT (Tempat Pelayanan Terpadu) be1tugas melayani WP dalam ha! penyampaian surat, laporan dan informasi umum meliputi semua mengenai hak dan kewaj iban perpajakan yang terkait dengan semua unit/seksi tersebut diatas.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada wajib pajak, TPT sebagai sarana pelayanan terdepan dilengkapi dengan ruang tunggu dengan fasilitas yang cukup memadai antara lain terdapat sistem antrian digital, help desk,
touch screen, brosur !leaflet, bank/tempat
pembayaran dan ruang konseling.
b. Account Representative Dalam
Organisasi
KPP
Pratama
terdapat
jabatan
Account
Representative (staf pendukung pelayanan) yang berada dibawah pengawasan dan bimbingan kepala seksi pengawasan dan konsultasi. Ikhtisar tugas account representative adalah sebagai berikut: l) Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak 2) Bimbingan/himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan 3) Penyusunan profit wajib pajak 4) Analisis kinerja wajib pajak 5) Rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka intensifikasi 6) Melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku 7) Memberikan informasi perpajakan secara efektif dan efisien 8) Memberikan respon yang efektif atas pertanyaan dan permasalahan yang disampaikan wajib pajak.
sistem jaringan di lingkungan KPP Pratama. Terkait dengan masalah penanganan database maka sementara ini seluruh database tersimpan di KPDJP. 3) Sistem informasi yang terintegrasi untuk seluruh jenis pajak Sistem informasi yang ada di KPP Pratama merupakan gabungan antara SIP dan SISMIOP. Dengan penggabungan kedua sistem tersebut akan tercipta suatu sistem infonnasi yang terintegrasi yang akan
membawa
dampak
pada
peningkatan
pelayanan,
mempermudah pengawasan, dan optimalisasi pemanfatan data. f.
Sistem Good Coorporate Governance Kode etik pegawai diberlakukan St<jak pegawai dimaksud ditempatkan di KPP Pratama dengan menandatangani pernyataan kesanggupan melaksanakan kode etik pegawai. Kode etik dimaksud adalah
sebagaimana
diatur
dalam
l(,epmenkeu
Nomor
222/KMK.03/2003 jo. 382/KMK.03/2002 yang; secara garis besar terdiri dari 20 kewajiban dan 12 larangan pegawai. Dengan adanya kode etik diharapkan seluruh pegawai dapat mdaksanakan tugas sesuai prinsip good governance. Pengawasan atas pelaksanaan kode etik dilaksanakan oleh komite kode etik. Penerapan kode etik tersebut diharapkan menumbuhkan budaya baru berupa sikap Zero Tolerance seluruh pegawai KPP Pratama terhadap praktek tidak profesional dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak. Zero Tolerance for Corruption dipraktekan
terutama berupa larangan kepada seluruh pegawai untuk menerima imbalan dalam bentuk apapun dari wajib pajak atas pelayanan yang diberikan. Guna mendukung konsistensi terlaksananya kode etik maka perlu dilaksanakan pembinaan mental dan rohani secara kontinyu.
B. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
1. Penilaian Lingkungan Eksternal dan Internal
Penilaian lingkungan eksternal dan internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan internal organisasi sehubungan de!lgan peluang dan ancaman yang dihadapi. Analisis Lingkungan Eksternal Dalam analisis strategi, perusahaan kadang-kadang mendahulukan analisis peluang dan ancaman dibandingkan dengan analisa kekuatan dan kelemahan. Pertimbangannya adalah karena dengan memperhitungkan situasi ekstern terlebih
Peluang merupakan
kesempatan yang berada di depan mata perusahaan, tentu saja peluang hanya akan bisa diperoleh jika perusahaan mampu menggunakan kekuatannya untuk menjangkau dan menghindari ke.lemahannya. Peluang yang terbuka lebar, sementara perusahaan tidak punya kemampuan untuk mengambil peluang tersebut, jelas merupakan ilusi. Peluang tidak selalu muncul setiap saat, hanya organisasi yang selalu berjaga dan siap
menangkap peluang tersebut yang punya kans untuk memenangkan pertempuran. Setiap peluang harus disadari bahwa ada ancaman yang selalu mengikuti, peluang dan ancaman bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu, setiap ada peluang yang terbuka di depan mata mesti dipikirkan pula adanya ancaman yang akan menghadang untuk menggagalkan atau mengurangi keberhasilan perusahaan meraih peluang tersebut seperti teknologi yang canggih. Guna mewujudkan misinya, organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor yang berada di luar organisasi yang mengandung dua faktor yaitu adanya peluang clan ancaman yang akan berpengaruh kuat dalam pencapaian misi yang diembannya. Seringkali faktor-faktor lingkungan eksternal susah dikendalikan clan diprediksi oleh para pimpinan organisasi. Namun karena faktornya yang sangat strategis maka perlu dicermati dan dikendalikan. Analisa faktor lingkungan eksternal KPP Pratama Cibinong sebagai berikut: a. Faktor Politik Stabilitas sosial dan politik, kondisi politik nasional dinilai relatif stabil. Menurunnya intensitas konflik horizontal di tingkat massa boleh jadi merupakan kontribusi utama bagi terciptanya situasi yang damai ini. Tidak kalah pentingjuga, pertikaian antar tokoh politik yang semakin kecil menjadi peredam konflik di antara mereka dan pendukungnya. Stabilitas politik ini ternyata membawa dampak positif terhadap pelaksanaan hak dan kebebasan publik sebagai warga negara.
Pemerintah sebagai pelaksana kegiatan pemerintahan dalam suatu negara selalu berupaya membangun kesadaran dan kepatuhan wajib pajaknya. Di Indonesia upaya tersebut mulai digiatkan sejak 1983
tahun
bersaman
dengan
diterbitkannya
undang-undang
perpajakan baru yang menganut self assessment. Seluruh jajaran DJP berusaha untuk mendorong dan mencapai tingkat kepatuhan wajib pajak yang setinggi-tingginya dengan cara meraih kepercayaan masyarakat terhadap integritas dan pelayanan pajak yang sebaikbaiknya. Direktorat Jenderal Pajak terbilang sering melakukan reformasi perpajakan, mulai dari mereformasi undang-undang perpajakan sampai dengan aturan pelaksanaannya juga upaya menutup berbagai celah rawan KKN yang memang ada dalam UU dan aturan main tersebut. Reformasi
administrasi
perpajakan
dilakukan
dengan
tujuan
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya melalui modemisasi administrasi perpajakan meliputi perubahan struktur organisasi yang semula dibagi berdasarkan jenis pajak, kini dibagi berdasarkan fungsi seperti pelayanan, pengawasan, konsultasi, pemeriksaan
dan lain-lain yang tentu konsekuensinya
menuntut adanya pelayanan prima.
Perundang-undangan dan peraturan lain seperti Kepmenkeu sangat mendukung pelaksanaan fungsi dan tugas KPP dan dukungan dari pemerintah yaitu dengan adanya modernisasi pajak merupakan peluang dalam mengimplementasikan kebijakan, apalagi kebijakan tersebut telah mendapat sambutan positif dari wajib pajak. Konsep modernisasi pajak adalah pelayanan prima dan pengawasan intensif dengan pelaksanaan good governance. Tujuamnya, meningkatkan kepatuhan pajak. Juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap administrasi perpajakan, serta produktivitas pegawai pajak yang tinggi. Modemisasi kantor pajak pada tahun 2002 yang mana Menkeu ikut mensyahkan pendirian KPP LTO yang
m~rupakan
cikal bakal
kantor pajak yang memiliki administrasi perpajakan modem disusul dengan adanya pendirian KPP Madya dan KPP Pratama yang berdasarkan kepmenkeu No.65/KMK.01/02 yang terakhir diubah dengan kepmenkeu No.587/KMK.01/03 dan mulai beroperasi 9 September 2002 sesungguhnya mempunyai sasaran dan tujuan yang sangat bagus dan komprehensif. Pertama, optimalisasi penerimaan yang berkeadilan yaitu perluasan tax base, minimalisasi tax gap, dan stimulus fiskal. Kedua, peningkatan kepatuhan sukarela yaitu melalui pemberian pelayanan prima dan penegakan hukum yang konsisten. Ketiga, efisiensi administrasi, yaitu penerapan sistem dan administrasi yang handal dan pemanfaatan teknologi tepat guna. Terakhir, terbentuknya citra yang baik dan kepercayaan masyarakat yang tinggi,
yaitu kapasitas SDM yang profesional, budaya organisasi yang kondusif dan pelaksanaan good governance. Adanya sistem perpajakan nasional yang memberikan kewenangan kepada wajib pajak untuk melakukan perhitungan sendiri jumlah pajak terbayamya bisa menjadi ancaman penyimpangan perhitungan/data oleh wajib pajak yang bisa merugikan penerimaan negara. b. Faktor Ekonomi Pembangunan sarana dan prasarana yang meningkatkan PDB ekonomi akan meningkatkan potensi pajak yang masuk ke kas negara dan pertumbuhan ekonomi wilayah akan memberikan kesempatan yang lebih untuk meningkatkan pendapatan wiijib pajak serta akan menambah jumlah WP yang terdaftar dan berdampak pada kuantitas pajak yang diterima merupakan peluang bagi pelaksanaan tugas KPP sebagai pengumpul pajak. Adapun yang merupakan ancaman bagi KPP yaitu perdagangan bebas yang berdampak pada persaingan usaha yang dapat membuat pengusaha sulit untuk bersaing sehingga kemampuan membayar pajaknya berkurang, ditambah dengan tuntutan upah kerja tinggi dari pekerja semakin memberatkan pengusaha sebagai waj ib pajak. c. Faktor Sosial Upaya pemerintah dalam meningkatkan penerimaan dalam negeri dari sektor pajak perlu didukung kemampuan aparatur pemerintahan termasuk kelembagaannya dan harus diiringi dengan
penyebarluasan
informasi
tentang
masalah
perpajakan
kepada
masyarakat luas. Infonnasi yang luas, menyeluruh dan benar akan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mentaati dan menunaikan kewajiban pajaknya secara jujur clan tepat waktu. Dalam aplikasinya tidak sedikit masyarakat yang belum sadar dan patuh akan pajak dalam ha! melakukan pendaftaran menjadi WP sampai pada pembayaran pajak terutang. Banyak: sekali alasan yang dapat
djabarkan
antara
lain
rendahnya
pendidikan
sebagian
masyarakat, kurangnya sosialisasi, sampai pada sistem perpajakan, serta rumitnya prosedur yang ditempuh oleh setiap masyarakat yang ingin mendaftar, menghitung, menyetor dan melaporkan pajaknya. Pandangan negatifjmn masih merebak ditengah masyarakat tentang persepsi korupsi pada instansi perpajakan, sehingga mempengaruhi tingkat kepatuhan rakyat untuk membayar pajak. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi agar membatu masyarakat ke arah persepsi yang lebih baik. Kesadaran membayar pajak yang masih rendah menjadi ancaman bagi pelaksanaan tugas KPP. Fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang perpajakan sangat rendah. Sebagai contoh, sebemrnya undang-undang mewajibkan setiap orang yang penghasilannya di atas PTKP wajib mempunyai NPWP, Namun kenyataannya jarang sekali orang yang secara
sukarela
mendaftarkan
diri
untuk
memiliki
NPWP.
Barometernya bisa dilihat di SPT Tahunan PPh Pasal 21 yang disampaikan perusahaan atau bendaharawan pemerintah. Banyak pegawai yang penghasilannya di atas PTKP r:etapi tidak memiliki NPWP terutama di sektor-sektor informal. Banyak faktor yang menyebabkan ha! ini bias terjadi misalnya karena ketidaktahuan mereka tentang aturannya, atau juga karena kurang pengawasan, lemahnya penegakan hukum, malas berurusan dengan kantor pajak sampai pada kesan "tidak bersahabatnya" kantor pajak, terlebih Jagi UU pajak yang ada relatif tidak dipahami oleh wiijib pajak. Pengetahuan sangat diperlukan dalam memahami pajak dan pengisian formulir pajak yang terkadang terasa rumit bagi masyarakat. Semakin tinggi pengetahuan masyarakat, maka semakin mudah pemerintah menjelaskan kepada WP terutama mengenai hubungan biaya dan manfaat dari setiap aktifitas pemerintahan. Selama ini, tingkat pemahaman terhadap ketentuan perpajakan juga menunjukkan tingkat yang rendah. Harus disadari bahwa tunggakan yang ada tidak sedikit yang tercipta akibat kurangnya pengetahuan wajib pajak atau misalnya kita sering mendengar keluhan tentang rumitnya pengisian SPT. Belum lagi seringnya peraturan-peraturan yang baru terbit. Ini semua membuat bingung masyarakat. Parahnya lagi, akses terhadap informasi perpajakan ini sangat minim. Sumber-sumber bacaan perpajakan juga sedikit, kalaupun ada biasanya sudah sangat teknis. Tempat bertanya pajak pun bisa dikatakan sedikit sekali.
Selama masih terdapat perasaan distrust masyarakat terhadap kantor pajak, maka sulit sekali mengharapkan ha! ini terjadi. Kultur birokrasi kantor pajak yang ada selama ini pun rasanya tidak memungkinkan ha! itu. Tugas
berat
mensosialisasikan
pemerintah
pajak
ini
sekarang
kepada
pertanyaannya adalah siapa yang bertugas
adalah
bagaimana
masyarakat.
Kemudian
m(~iakukannya.
Apakah
semua harus dilakukan oleh Di\jen Pajak? Kalau tugas ini dibebankan kepada Ditjen Pajak, rasanya tugas ini tidak akan berhasil. Mengapa? Karena tugas Ditjen Pajak yang utama adalah ptmgumpulan pajaknya itu sendiri. Sebagian besar sumber daya Ditjen Pajak akan diarahkan terhadap fungsi ini. Padahal tugas mensosialisasikan pajak adalah tugas besar dan luas dan diarahkan kepada semua lapisan masyarakat. Di samping itu, DJP harus melakukan redefinisi dan reorientasi terhadap filosofi pajak, citra yang menempatkan DJP sebagai pemungut pajak harus diubah dengan memposisikan dirinya sebagai pengelola dan pelindung masyarakat, sehingga aktifitas perpajakan tidak hanya menjadikan target penerimaan sebagai sasaran utama, tapi juga memperhatikan tugas-tugas perpajakan lainnya secara integral seperti memberikan penyuluhan, pelayanan dan pembinaan tentang perpajakan
kepada
masyarakat.
Upaya
ini
mendatangkanfeedback tambahan bagi masyarakat.
diharapkan
akan
r-'ERPUSTAl
negara) yang selalu mengancam kehidupan warga masyarakat, bangsa dan negara. Faktor teknologi yang dimaksud juga melihat kondisi umum perkembangan penguasaan teknologi perpajakan. Suatu organisasi harus sadar akan perubahan teknologi yang akan mempengaruhi
pekerjaannya. Sifat yang adaptif terhadap suatu perubahan akan meningkatkan daya kreativitas terutama dalam hal memberikan pelayanan kepada masyarakat. Perkembangan jaringan informasi dan komunikasi dapat menjadi peluang bagi KPP karena dari keberadaan sistem informasi akan memperlancar komunikasi dan sosialisasi tennasuk penagihan, pembayaran dan komplain dari wajib pajak. e. Faktor Key Resources Controllers ( kelompok stakeholders) Faktor ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang seberapa jauh dukungan sikap terhadap kebijakan-kebijakan yang mendukung proses, artinya dapat berupa sumber daya keuangan, dukungan kebijakan atau berupa konsistensi sikap dalam pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan. Sumber daya kunci meliputi antara lain: Pihak penentu kebijakan menyangkut pengambilan keputusan serta penetapan peraturan perundang-undangan yang mendukung pelaksanaan pelayanan pajak, pihak penentu kebijakan menyangkut perencanaan umum dan mengalokasikan sumberdaya, khususnya menyangkut pegawai, perlengkapan dan pembiayaan, pihak-pihak pelaksana kebijakan di lapangan. Kebijakan yang ditempuh dalam rangka pembentukan KPP Pratama mengacu pada kepmenkeu No.65/KMK.01102
yang
terakhir
diubah
menjadi
kepmenkeu
No.587/KMK.01/03, didukung dengan pemanfaatan teknologi dan sistem informasi, sarana transportasi dan komunikasi yang lancar,
pembinaan aparatur dan pelaksanaan pengawasan merupakan peluang bagi pelaksanaan tu gas KPP. Pemanfaatan IT bagi pelayanan perpajakan merupakan suatu keharusan dan menjadi kelengkapan DJP untuk menjangkau para WP. Ini sekaligus merupakan bagian dari modemisasi perpajakan yang sampai saat sekarang terns disempurnakan oleh DJP. Hal ini terlihat dengan adanya perbaikan pelayanan melalui pembentukan AR dan
complain center untuk menampung keluhan WP. Dengan model pelayanan yang barn dan terpadu, diharapkan WP lebih familiar terhadap pajak dan bisa melaksanakan kewajiban perpajakannya secara benar. f.
Kolabolator adalah pihak partner seperti institusi yang menerima setoran pajak (Bank Persepsi) dan pihak-pihak lain yang mendukung upaya pengumpulan pajak mernpakan peluang yang mendukung pelaksanaan tugas !cantor pajak. Dalam penyetoran pajak (e-payment) dikenal adanya l'v!P3 yaitu sistem monitoring selurnh pembayaran pajak yang dilakukan pada Bank dan !cantor pos secara online. Berkaitan dt:ngan sifat informasi yang dihasilkan oleh pengolahan MP3 sebagai berikut: 1) Relevan, data yang dihasilkan oleh l'v!P3 adalahjumlah penerimaan pajak yang diperoleh dari setoran wajib pajak. Sesuai dengan tugas KPP adalah menghimpun penerimaan negara yang berasal dari pajak maka menjadi relevan jika infonnasi yang disajikan
berhubungan langsung dengan tingkat penerimaan pajak, karena informasi yang diterima dapat menjadi bahan analisis dan penentuan strategi selanjutnya. 2) Akurat, akurasi informasi yang dihasilkan oleh MP3 adalah dari proses validasi dengan Nomor Transaksi Pembayaran Pajak (NPTP)
dan
proses
rekonsiliasi
data
yaitu
proses
mengidentifikasikan perbedaan clan persamaan data pembayaran setoran pajak yang tercatat dalam sistem komputer DJP dengan kantor penerima pembayaran setiap hari pada:jam tertentu (cut off) yang disepakati antar keduanya. Dengan demikian, informasi yang dihasilkan telah melewati proses pengendalian dan pengecekan secukupnya. 3) Time lines (tepat waktu), proses pengolahan informasi dalam MP3 dilakukan secara online, data dikumpulkan dan diolah menjadi informasi pada hari yang sama. Hal ini dapat mengurangi time lag atas penerimaan informasi mengenai penerimaan pajak yang selama ini ada. Data pembayaran yang diterima oleh KPP juga bersifat realtime yang membuat penerimaan pajak dapat diketahui pada saat data dimasukan oleh pihak Bimk. Hal ini sangat bermanfaaat karena KPP dapat mengetahui secara langsung penerimaan yang diperoleh pada hari tersebut.
karena telah melalui seleksi tes psikologi oleh lembaga independen dan tes kemampuan teknis. Adanya penilaian dan pengawasan terhadap kepatuhan internal dan transformasi sumber daya aparatur (KITSDA) dapat meningkatkan kualitas SDM. Pegawai yang ditempatkan di
KPP telah memenuhi
kualifikasi tertentu. Seleksi pegawai dilakukan dengan ketat melalui berbagai tahapan, beberapa pengujian dilakukan untuk menyakin bahwa yang terpilih adalah mereka yang memiliki integritas, berkualitas dan mampu mengemban tugas dan misi DJP. Jika sudah lulus seleksi, mereka terlebih dahulu mengikuti pendidikan dan pelatihan khusus sebelum ditempatkan dalam rangka kesiapan menghadapi tugas baru. Tuntutan modernisasi DJP yang telah, sedang dan akan terus dilakukan mengharuskan seluruh pegawai DJP untuk senantiasa dibekali dengan kemarnpuan dan keahlian tambahan melalui jalur dibina seperti mi:reka akan ditingkatkan penguasaannya di bidang hard skill contohnya pengetahuan pajak, audit, penagihan, teknologi informasi hingga intelijen. Untuk meningkatkan kemampuan teknis perpajakan telah dilaksanakan berbagai pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan Diknis terkait
kemampuan
adaptasi
perkembangan
teknologi
yang
dilaksanakan oleh DJP setiap bulan, selanjutnya guna meningkatkan moral, etika dan integritas pegawai, secara berkala diselenggarakan
pajak dan sebagainya. Sistem pembayaran pajak secara online seperti sistem e-registration terbagi menjadi dua bag:ian yaitu sistem yang dipergunakan
wajib
pajak
yanag
berfungsi
sebagai
sarana
pendaftaran WP secara online dan sistem yang dipergunakan petugas untuk memproses pendaftaran WP, MPN (modul penerimaan negara) untuk memonitor seluruh pembayaran pajak yang dilakukan pada bank dan kantor pos secara online, e-jiling, e-counseling dll. Sistem ini dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi tuntutan akan sistem administrasi perpajakan sesuai dengan zamannya. Ada sejumlah alasan yang mendorong DJP terus melakukan inovasi pelayanan di hidang administrasi perpajakan khususnya khususnya untuk e-reg, berikut adalah beberapa diantaranya: I. Meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat 2. Mendorong akselersi pertumbuhan penduduk 3. Mengantisipasi perkembangan teknologi informasi 4. Meningkatkan peneriman pajak bagi negara. Mengurangi
kontak
langsung
clengan
WP
sekaligus
mengintensitkan pelayanan serta pengawasan yang benar-benar efektif, diharapkan mampu mengeliminasi peluang KKN oleh aparat, karenanya diharapkan agar kepercayaan masyarakat terhadap institusi perpajakan semakin tinggi dan pada tahap selanjutnya akan meningkatkan kepatuhan pajak. Pemerintah khususnya DJP harus senantiasa kreatif dan inovatif mengali berbagai kemungkinan sistem
b. Faktor Strategi merupakan langkah kebijakan, tindakan yang telah dan sedang dilakukan organisasi dalam menylkapi lingkungan atau juga pennasalahan yang dihadapi saat ini oleh organisasi terkait prosedur dan mekanisme kerja termasuk pola hubungan yang dilakukan organisasi baik dalam lingkungan internal maupun ekstemal dalam upaya pencapaian misi organisasi. Pembenahan manajemen sumberdaya manusia merupakan salah satu dari keempat hal yang perlu dilakukan penataan kemmbali untuk memenuhi kebutuhan organisasi pemerintah modem yang efektif dan efisien selain masalah kelembagaan, ketatalaksanaan dan remunelasi. Menkeu menginstruksikan kepada jajarannya untuk membentuk kode etik yang sejalan dengan tugas dan fungsi masing-masing unit di jajaran Depkeu dan secara teknis disusun ke dalam pedoman kerja yaitu SOP (standart operating prosedure). Setiap pegawai wajib mentaatinya dan jika melanggar akan mendapat sanksi moral maupun sanksi disiplin pegawai. Oleh sebab itu pegawai dituntut untuk bisa disiplin dalam mentaati rambu yang sudah ada. Kekuatan bagi pelaksanaan tugas KPP yai1u adanya penerapan sistem/prosedur dan standarisasi waktu penyelesaian pekerjaan (SOP)
yang disusun
oleh tim
penyusun DJP berdasarkan
Kepl4/PJ/2008, pendidikan dan pelatihan pegawai. Tapi, ada beberapa pegawai yang belum memahami misi dan mandat organisasi, ini merupakan kelemahan bagi KPP.
c. Aspek output/kine1ja organisasi Analisis kinerja akan mampu menjawab sampai seberapa jauh strategi yang sekarang telah berjalan dengan baik. Apakah perlu ada perubahan strategi untuk mengantisipasi perkembangan yang terj adi pad a masa datang, j ika ada, seberapa besar risiko yang akan dihadapi dan manfaat apa yang dapat diperoleh perusahaan. Indikator kinerja organisasi bagi KPP Pratama secara umum dinilai dari: produktivitas yang meliputi: efoktivitas (pencapaian realisasi
dengan
target
pajak
yang
ditetapkan),
efisiensi
(perbandingan antara pencapaian realisasi penerimaan pajak yang dihasilkan dengan input yang digunakan), tingkat pertumbuhan (pertumbuhan dari realisasi pencapaian target penerimaan pajak dibanding realisasi pencapaian target penerimaan pajak periode sebelumnya); responsivitas (kemampuan organisasi untuk merespon kebutuhan masyarakat atas pengguna jasalpelanggan yang kemudian dituangkan dalam program atau kegiatan pelayanan); responsibilitas (kesesuaian pelaksanaan kegiatan organisasi publik dengan prinsip, prosedur dan ketentuan administrasi yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan; akuntabilitas (seberapa besar kebijakan atau kegiatan organisasi publik harus mempertanggungjawabkan kepada publik; law enforcement (penegakan hukum).
Jajaran DJP menerapkan KP! (key pe1formance indicators) organisasi adalah untuk memenuhi tuntutan institusi tentang pencapaian target penerimaan pajak, jumlah WP yang dikukuhkan, jumlah WP yang diaudit, ekstensifikasi WP yang dilakukan hingga koreksi pajak. Program ekstensifikasi bertujuan meningkatkan penerimaan pajak. Rencana penerimaan pajak setiap tahunnya ditentukan berdasarkan target penerimaan APBN dari sektor pajak, kemudian Kanwil membagikan target tersebut ke setiap KPP berdasarkan kemammpuannya. Target pajak dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui apakah ternyata realisasi penerimaan lebih kecil dai apa yang telah direncanakan atau justtru lebih besar. Kinerja penerimaan pajak yang belum optimal, dapat dilihat dari belum tercapainya target penerimaan pajak. Penyuluhan perpajakan yang belum optimal, ekstensifikasi wajib pajak yang belum optimal serta hukum yang belum sepenuhnya ditegakkan merupakan kelemahan bagi KPP, ini bisa dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang masih belum mengerti ketentuan umum perpajakan dan rendahnya jumlah WP :yang terdaftar. Adanya keinginan pencapaian target penerimaan yang telah ditetapkan oleh para pengambil kebijakan di lingkungan organisasi dapat menjadi kekuatan bagi KPP.
T~!J~i 4.1 Analisis SWOT f~tffar~faktor Lingkun1~an
No
Lingkungan ekstemal Lingkungan ekstemal Faktor politik a. Adariya dukungan Menteri Keuangan b. RCfcli-riiiiSi ikliTiiiiiStfaSi perpajakrih c. Peratuiari dai\ pefut!dang'tindangan perpujakan d. . Pel'iibiihan slsteffi j1erpajakiln n!iSional -- -"----------- ,_, :''
II
..........
__
Faktor ekonorni a. b. c.
Pertumbuhan ekonomi wilayah ~embangunan sarana dan pr·asarana perekonon1ian Perdagafigan bebas
d. Sistein pengupahan ·Faktorsos1a1··· · ·· ·· a. Rendahnya kesadaran rnernbayar pajak b. Rel1dalinya pcngctitliual1 perpajakal1 rnasyarakat JV Fakt0r teknologi a. Perkernbafigan jaringan inforrnasi dan kornunikasi b. Adanya cy/ierci'ime · V l-=--+~~~~7'7.'~.,--.,---,-~~~~~~~--1-~-::r-:-::t===f=::==f V FaktOtlH~.n:ge11daJi·surnbertlaya-knilci___ ----- -- ---a. Pernanfaatm> teknologi dun sistern inforrnasi b. Sarana iransporlaSi & koiilunlkasi yang lancer c. PCiribiriaari ap~i1itur - d. PCliikSilnaan peOgawasan VI Kolctboiafor a. Keijasarna antar lembag!I gllna periguil1pula11 11ajak ..J -~-.J'"oJ1{e..!i!lc.. ____ ...___._.._._ .._____._____+--·--- -----i--v-'-·-1 I Lingkungali internal Ill
Faktot sumbuhfaya SDM Mental dan fisik pegawai yang rnernadai ~uantitas·pegaWai yang bellini, 1nciniidai Kualitas aparat yang meniaqai b. Pu~tmgan sm·m\a dan prnsarana yang memadai c. ~uclaya ~e1ia (keline•han Yang tidal< nw1na\lai e. Stiukhir Oi·Uiiilislisi Fa.lctor str~t~gi (llr~~~e) a.
11
a.
~<:!l~r?P~!l
~!~t~l11· pr9s_edllr dan standarisasi \Vaktu
penyelesaian pekeciaan Pei>dldlkitn ctai> pelatihan aparat
m
b. c. Pib$iiWrifbrll1llJ: fuCrilrihifrril."nii.Si_ dnn_ n1andat Fakt01' 01itp1it/kii1erJa (jiei;loi'mance) · ·· · · ·· · a. keiilglririil' · -pencapaian -tal·get penerimaan ditentukan
b. c. d. e.
Kinecia penerirnaan pajak belurn optimal Penyuluhan p_erpajakan_ belu111 optirnal Ekstensifikasi wajib p3jak belun1 optimal La1v enforce111ent belu1n sepenuhn:y.!!_c!!t_e~g~ak_k_·a_n_____
Sumber: Hasil AnallSls
v v ..j ..J
'1 " ..J
.
2. Identifikasi Isn-isu Strategis Berdasarkan hasil analisa faktor-faktor lingkungan yang dapat memberikan pengaruh terhadap keberadaan KPP, selanjutnya dilakukan perumusan isu-isu strategis dengan menggunakan matriks SWOT yang dapat mengambarkan bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dlan kelemahan yang dimiliki. Untuk mengetahui variasi strategi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi KPP Pratama, faktor lingkungan yang bersifat eksternal dan internal yang teridentifikasi, dianalisis untuk mendapatkan strategi SO yaitu bagaimana menciptakan strategi dengan 1mmggunakan kekuatan internal yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada guna mencapai misi. Strategi ST yaitu bagaimana menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan yang ada untuk menghindari ancaman, strategi WO yaitu bagaimana menciptakan strategi yang mampu mereduksi kelemahan yang dimiliki untuk memanfaaatkan peluang yang ada dan strategi WT yang merupakan teknik yang diarahkan untuk bagaimana menciptakan
strategi
yang
mampu
mereduksi
kelemahan
untuk
menghindari ancaman lingkungan eksternal. Dalam proses pencocokan tersebut tujuannya adalah untuk menghasilkan strategi alternatif, bukan untuk memilih atau menetapkan strategi mana yang terbaik. Oleh karena itu, tidak semua strategi dikembangkan dalam matriks SWOT. Proses identifikasi dan analisis isu strategi ini dibangun dalam upaya memaksimalkan kekuatan dan
mengurangi kelemahan lingkungan internal dan memanfaatkan peluang dan menghindari atau menghadapi ancaman lingkungan eksternal organisasi. f;ii.Je,i 4.2
Matriks SWOT ~iii! Y;iriasi Isu Strategi
Faktor Internal
STRENGTH (S) L Kondisi aparatur (1nental dan iisik pegawai) 2. Fasilifas perpajakan {Siir~ha
dan prasarana
WEAKNESSES (W) L kuantitas pegawai 2. 3.
4.
y<1ng mcrnrtdail St"ht'kttii; Cll'ga1iiSttsi yang btiik !fodaya ke1ja yang
s.
5.
mcn1adai Kualitqs pega\vai yang
6.
3
4.
1nen1adai 6.
P9hQrQp~n
rfr9~~£lur,
Faktor .Eksterll'
~y~~ill
5ist_en1
7.
beltiffi- memadai Aiiggffrari yapg
fr1ematlai
yang
be!Urri
WP yafig terilaftar 11lasih rendah i:?egit\Vai bcluffi n1einaha111i iriiili. dan nirirfrfat nrg!llliSt~Si Kii1C1ja oi)tif:nansasi pcneritnaan belu1n ·optiriial P;'11yuluhan p¢rp~jakan !)olum optjmal · B~$,tqn~iftkf}$i h~hiin opii1nai_
$1fl_n4i!ri~-~~i
r~!1Y~!.~~~I¥ri
7
pekerjaan Perididikan peJatilian aparat
B.
i((ilfigliliin
dan
penc~paian
titrget -peneriiliaa11" -yang ditentukan OPPORTUNITIES (0) I ! . DukungaQ dari i116nteri I keuangan 2. Reformasi adn1inistrasi perpajakan 3. Peraturan dan pcii;Ui1dring~U_ndangcin
STRATEGIS SO
pcrpajakan
StFtA'J'EG! WO
stabl!itas polilik Mengoptimalkan Pcrlibilligunan Sarana penerimaan pajUk dengan dali ptasaranri i!xil'ii J]fon terhadap wujib
Mellgernballgkan opUiti!lliSUSi
pajak
tekrtO!ogi
STRATEGI I
STHATEGIII
7.
perekonornian Rertun1buhaJi. ckonomi wilayah Perkemb~tngan jaringan
s.
ii1fonn~~i ~Pmttnikasi P~I,i1i,irif~~tan
4.
s
6.
dan t9J.;nqlqgi
9i;ih ~j~t~rri i11f2rj~~~! 9.
~rir!p1~ ~r~~~P211~~i ~an
koniunikasi )iahO lancar
dci1g"ai1
kegiat!ln ek§tCOSifikUSi
didukung infOl·11i~sr·
· kfii)aSiiiiS
i:~~~:~:~~~:ra;aiur~
-----------
-~--1----
I
pcnga\vasan
12. KC1:jasa111a
I
antar
Iei11baga THREATHS (T) I. Pei·ubtihiiil
sisten1
2.
pctpajakan l'erdagangan bcbas
3.
Sistcm pci1gupahan
4.
J(csadaran/kcpatuhan
5.
Pcngctahuun perpajakan
\VP tnusih re11clah n1as)iarakat yaflg ren<;lµh 6-
STRATEGIST
I
STRATEGI WT
Mcningkatkan kua!itas pelayanan dengan kondisi dan faslilitas aparat yang memad<1i
Mendingkntkan
STRATEGI Ill
STRATEGI IV
h
.
Ad~fiy~ cyb,grct[l!_~f!
7_
Pf9jJ!f1 r{.yk
s.
La\.v CnforCen1ent belum
se;;enUhh) fl dfiegakkan ·· 1
I
Su111ber: l!asil Analisis
Perumusan antara aspek peluang dan arn;aman dari lingkungan eksternal dan kekuatan dan kelemahan dari lingkungan internal menghasilkan isu-isu strategi. Pada tabel diatas telah diidentifikasi 4 (empat) isu strategi bagi KPP Pratama Cibinong yang meliputi: I. Mengoptimalkan penerimaan pajak dengan extra ~!fort terhadap WP. 2. Mengembangkan kegiatan optimalisasi ekstensifikasi dengan didukung kapasitas teknologi informasi 3. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan kondisi dan faslilitas aparat 4. Meningkatkan kesadaran/kepatuhan membayar pajak dengan kegiatan penyuluhan dan lmv enforcement.
I
kesa aran/kcpatu an n1cmbayar · pajak dengan kcgiatan penyuluhan tltln law en/orce1nenl
3. Evaluasi Isu-isu Strategis Uji Litmus (Litmust Test)
Setelah melakukan penyesuaian antara aspek peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal dengan aspek kekuatan dan kelemahan dari lingkungan internal dihasilkan isu-isu strategis yang dalam bahasa yang lebih sederhana dapat diartikan sebagai "apa-apa yang diidealkan, diimpikan dan diharapkan" oleh organisasi atau sekumpulan sasaran atau skenario yang menguraikan masa depan yang ideal. Selanjutnya dilakukan evaluasi isu tersebut untuk mengetahui tingkat kestrategisan setiap isu dengan menggunakan perangkat evaluasi litmus.
TiHJel 4.4 Evaluasi lsu Stratcg!s: Mc!lg~~~iP~~j;kr~n l{cgiH:ta:n Optin1alisasi E~0tensifiknsi ~J!i:nga:n diduk_ung !0p~sitas Te!tnologi !nfor1nasi Pertanyaan
L Apakah isu tcrsebut tcrmasuk dalam agenda yang dipikirkan oleh dewan oenoambil kebijakall di oroanisasi? 2. Apakah isu tcrmasuk dalall1 agenda
Skor 2 3
Indikasi Ya
3
Ya
3
''chii!fexecuiiVe'1 ofganisasi? 3. Bilamana isU striitegis terSebrit Ukrin mei1jadi t>elllarili ofifahisasi? 4. Scberapa luas dampak isu tcrsebul terhadao orerulisasi? 5. Apakan llesat peluang fi11ansial bagi orgai\isasi 6. Apilkah stratcgi bagi pcmccahm1 isu tersebut rnell1erlukan/mensya,atkan? a. Pengernbangan program oelavanan? b. Perubahan yang nyata dalilm hal surnber nnjak? c. Perubalmn yang nyata dalam hal peraturan nerundang·undangan d. Penambahan atau · jJ~rubahan (modiiikasi) fasilitas utama? e. Penan\bahan st;ifvang nvata? 7. Scberapa jauh dapat dilakukan pendekatan yang terbai~ bagi peniij9ilhan i~u t9rs~but? ?. Setierapa rend.ah th1gkat man~jcmen
??P?~
yailg
p~n1ecahan
_1-11~rfl~!t~~~~n
isu tcrscbut?
~?:f?
10.
Seltiiuh orgiiriiSasi
2
Sedmig (l 0%' 15% anggarati)
I
Tidilk
3
Ya
3
Ya
I
Tidak
3 1
Ya
3
Pi1npi11!In 9rg~nis?Si
2
Kchilangan pendapatan
3
4 atau Iebih ori,ianisasi
2
Ag!lk berpengaruh
Siap dilaksanakan
-- --
... .
Seberapa
banyak
-iaill
organisasi/dePa-rtenlcn
diperigaruhl ·oleh isu tersebut, dan han1s dilibatkan dalam oemccahan? 11. Scberapa sensitifikasi isu tersebut
terkait dengan
3
.....
9. Konsekuensi apakah yang mungkin te1]adi Jika · tidak · menghitaukari isu
terSebUt? -_- _
'fahun ini
niJai~nilai
sosial, pelilik, budava?
. ...
....
.
..
masyarakat,
keagamaart
dan
=-.-.~.T~o-ta~l~S~k-or-..~------+-.-~3~4--1----.. -.. ·=c==cc-.,-.--c=----i
1--~~= ...
Skor rata:..rata
Sumber: Has1/ Anabs1s
----- -
2,26
-
Tiil.Jel 4.5 Eva]uasi Isu Stratcgis: l\''!cning!!4~f~~~~ KµaHtas Pclayanan dcngan I{ondis.i ~~parat dan Fnsilitas Pcrpajakan Pertanvaan I
l. Apakah isu tersebut termasuk dalam agenda yang dipikirkan oleh dewan 1Jengambil kebijakan di orgal1isasi? 2. Apakah isu termasuk dalam agenda "Chiiif exei:1iiivfl' cifgailis3Si? 3. Bnamana iSti StfhtCgis terse but akrill ffiCOlildl tantdftnan OreaniSaSi? 4. Sebera)la luas darilpak iSU tersebut terhadtib organisasi? 5. Apakah bCSar peluang fil1ansial bagi organisasi 6. Aflakah strategi bagi pemecahan isu tersebul memerlukan/mensyaratkan? a. PCnJ?:en1bannan orouram nelavanan? b. Perubahan yang 11yata dalatn hal sumber pajak? c. Perubahan )lang nyata dalam hal oeraluran nerundang,undangan d. Pcn~tnbahan atau pcrubahan (modil'ikasi) fasilitas utama? e. Penan1bahan stafvang 1wata? 7. Seberapa jauh dapat dilakukan pendekatan yang terhaik bagi oemecahan isu fe11Jebut1 8. Scberap~ rcndah tingkat manajemen yang .dapat . tn•m.utuskan '?flf;l o~fnecahafi iS~t tersebut?- ---- ., .. 9. KorisCkueilSi apakah yang mung~in terjO:di jib·· tidak 1n~~ghiraukan iSu tersebut? · Seberapa banyak organisasi/departCfnen lain dipengaruhi oleh isu terse but, dan harus dilibatkan dalam oemecahan? 11. · Seberitpa sensitifikasi isu tersebut IO.
Skor 2
---
Indikasl ""'"""""
...........
3
---
"
-
''""'-
---
3
Adanya tata kerja yang transparan dan peningkatan kemampuan internal oru.ariisasi Ya
I
Sriiit fr1i
3
Selui·uh cfrgrinisasi
2
SCdang ( 10%-15% anggara11)
3
.
3 I
Ya, denuan standar n1utu oelavanan Tidak
3
Ya
3
Ya
3 I
Peonwai vang berkualitas Siap dilaksanakan
3
Pin1pit1an qrganis,µs,i
2
Ketidakpua~an
.......
2
WP lcrhadap pelayanan itkhirnya mereka ri1alas niei11bayar pajak sehing~a ncgai·a -- ··kelillaiigan pctidaoauin 1'3 organis!lsi ·· ·
3
Sangat berpcnga:tuh
terkait dengan nilai-nilai masyarakat, sosial, politik, keagamaan dan
budava? .....
Total Skor Skor rata-rata
Sun1ber: flas1/ Ana/Js1s
36
2,4
...
···········
.....
·············
...•
Berdasarkan tabel diatas dapat dievaluasi masing-msing isu strategis sebagai berikut: I. Evaluasi isu strategis: mengoptimalkan penerimaan pajak dengan pelaksanaan penga\vasan 1nendapat total skor 35 dengan skor rata-rata 2,33. 2. Evaluasi 1su strategis: meningkatkan produktivitas aparat pajak yang didukung dengan kapasitas tek11ologi informasi 1r1endapat total skor 34
dengan skor rata-rata 2,26. 3. Evaluasi isu strategis: meningkatkan kualitas k_elayanan dengan kondisi dan ktslilitas apnrnt 1nendapatkan total skor 36 dengan skor rata-rata 2,4.
4. Evaluasi isu strategis: meningkatkan kcsadaranlkcpatuhan n1emba)!ar prJak dcngan kegiatan pcnyuluhan dan laiv enjbrce1nent n1endapat total
skor 41 dengan skor rata-rata 2, 73.
4.
R;;.!.;:~pitu1asi
Tingk..:tt Kcstratcgisan !su-isu Strategis
Guna inemperjelas mak.1.'1a dari tingkat kestratcgisnn n1asing-n1asL!g 1su tcrscbut, maka tahap s:clarJutnya dHakuknn rckapitulasi terhadap nilai skor rata-rata dari masing-1nasing isu yang dievaluasi de11gan n1engunakan
uji litmus. Tnbel berikut menggnmbnrk.nn hasil rekapitulasi berdasarkan rangking skor rata-ratn terhadrrp n1asing-n1asi11g isu:
label 4.7
Rekapitulasi Hasil Uji Litmus dail'ffogt
Skor rata-rata 2,33
Tingkatptioritas K\lsatu (sangat strategis)
2.26
Kedua (sangat strategis)
2.4
Ketiga (sangat sttategis)
2.73
Keemp~t
(sarigat sfrategis)
5. Perumusan Rencana Strategis Dalam tahapan ini, isu-isu strategis yang telah dibahas selanjutnya dirumuskan rencana strategis yang dapat menjawab isu-isu tersebut Berdasarkan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal serta analisis SWOT, didapatkan 4 (empat) perencanaan strategi untuk optimalisasi penerimaan pajak penghasilan pada kantor pelayanan Plliak Pratama Cibinong sebagai berikut: a. Mengoptimalkan penerimaan pajak penghasilan dengan extra effort terhadap wajib pajak Mengembangkan kegiatan intensifikasi pajak dengan ekstra effort terhadap wajib pajak dengan melakukan: Pertama, pengawasan intensif terhadap pelaksanaan kewajiban pajak yang me!iputi: pengawasan
terhadap pembayaran dan pelaporan pajak tiap bulan (SPT Masa) dan tahunan (SPT Tahunan), pengawasan terhadap wajib pajak yang melakukan
kegiatan
/transaksi
namun
tidak
melaporkan
kegiatan/transaksinya dalam SPT Tahunannya, pengawasan terhadap pembayaran pajak yang dilaksanakan wajib pajak orang pribadi yang berdomisili di jalan-jalan utama yang perkembangan ekonominya relatif pesat dan pengawasan terhadap pembayaran wajib pajak badan dan wajib pajak
bendaharawan
yang
instansi/pemerintah/BUMN/BUMD;
mendapatkan Kedua,
pekerjaan pemeriksaan
dari pajak
dilaksanakan secara selektif dan cepat untuk mendapatkan tambahan penerimaan pajak, dan dapat segera dicairkan ketetapannya untuk memberikan kontribusi terhadap penerimaan pajak pada tahun tersebut; Ketiga, penagihan pajak dilaksanakan untuk mendukung penerimaan pajak
yang dilaksanakan secara terpadu, profesional, terfokus, terukur dan konsisten sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Strategi ini diperkuat dalam Yu di (2006: 16) bahwa pelaksanan intensifikasi dan ekstensifikasi wajib pajak berkontribusi terhadap penerimaan pajak, bahkan DJP telah mengeluarkan surat edaran No.SE06/PJ.9/2001 tentang pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak. b. Mengembangkan kegiatan optimalisasi ekstensifikasi dengan dukungan teknologi informasi.
Ekstensifikasi bertujuan unt11k meningkatkan jumlah wajib pajak terdaftar, yang dilaksanakan dengan: Pertama, optiimalisasi pemanfatan data internal, data eksternal dan data hasil pencariim di media massa, cetak maupun elektronik; Kedua, optimalisasi kegiatan canvassing/penyisiran jalan/mall/daerah potensial dengan pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) kepada calon wajib pajak yang dilaksanakan oleh petugas pajak dengan cara melakukan pendataan langsung. Dalam melakukan ekstensifikasi, diperlukan kerjasama dengan berbagai instansi terutama instansi yang memiliki peluang untuk berhubungan langsung dengan masyarakat luas dalam memberikan pelayanan, diantaranya: I) Kepolisian, misalnya saja ada yang mau membayar pajak kendaraan, dikonfirmasi terlebih dahulu apakah sudah memiliki NPWP atau belum, secara logis dia mempunyai penghasilan diatas PTKP. 2) PLN, menjaring pihak-pihak yang menjadi pelanggan PLN dengan batas daya tertentu, alasannya jika pelanggan menggunakan listrik dengan daya tetentu, maka berartidia orang yang mempunyai penghasilan tertentu yang jumlahnya melebihi PTKP sehingga wajib memiliki NPWP. 3) lmigrasi, pemegang paspor kecuali untukjamaah haji dan TKI, ia tentu mempunyai penghasilan cukup untuk menjadi objek pajak maka layak mempunyai NPWP.
4) Perbankan, memotong pajak bunga deposito nasabah kartu kredit yang dikeluarkan bank maim wajib memiliki NPWP. 5) Dinas perindustrian dan perdagangan, pihak yang mengajukan izin usaha harus mempunyai NPWP. 6) Pemda, kerjasama dengan daerah tingkat II, kecamatan dan kelurahan dapat dijalin untuk menjaring wajib pajak yang berpotensial yang be1tempat tinggal di perumahan mewah. Terkait dengan ekstensifikasi, penguasan wilayah adalah ha! yang mutlak. Penguasaan wilayah yang baik akan berdampak sangat luas, karakteristik
yang
berbeda
untuk
tiap
wilayah
tentunya
akan
mempengaruhi strategi. Wilayah perkantoran tentunya akan berbeda pendekatannya dengan wilayah perumahan, begitu juga dengan wilayah rite! pertokoan. Oleh karena itu, KPP Pratama tetap harus fokus pada seluruh aktifitas masyarakat di wilayah kerjanya, terutama berkaitan dengan kewajiban perpajakan para wajib pajak. Dalam kaitan dengan penguasaan wilayah ini KPP Pratama perlu didukung dengan peta digital, yang didalamnya memuat gambaran lokasi objek PBB dan
berbagai
atributik (kartu keluarga, NPWP, rekening listrik, rekening telepon dll) atas objek pajak tersebut. Menjaga hubungan baik dengan instansi terkait sepe1ti halnya kelurahan, pemda, BPN, PPAT dan instansi lainnya merupakan salah satu upaya untuk memudahkan memperoleh data yang akurat dan paling up to date dari pihak luar. Selain itu, penggunaan fasilitas jaringan komputer yang tersambung dengan internet dan intranet
pelayanan perpajakan tidak dipungut biaya, semua formulir perpajakan disediakan secara gratis, dan menyediakan kotak saran. Adapun kemudahan pelayanan mencakup: pemberian pelayanan restitusi yang dipercepat; online system yang real time diharapkan mampu meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efoktif: e-registration untuk mendaftarkan diri sebagai WP; adanya e-SPT untuk aplikasi laporan, sehingga menjadi paperless; pendaftaran NPWP; pendaftaran objek pi\jak PBB; penerbitan
surat keterangan NJOP, Penyampaian laporan pajak melalui e-payment dan e-jiling (penyampaian SPT beserta lampirannya secara online melalui sebuah ASP-Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi, dengan menggunakan jalur internet yang ditunjuk oleh DJP sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian SPT secara elektronik ke DJP sebagai berikut:
(I) http://www.pajakku.com (2) http://www.laporpajak.com (3) http://www.taxreport.co.id (4) http://www.layananpajak.com (5) http://www.onlinepajak.com (6) http://www.setorpajak.com (7) http://www.pajakmandiri.com
(8) http://www.spt.co.id
Mengembangkan kegiatan sosialisasi dan implementasi kode etik kepada para pegawai juga dianggap perlu sebagaimana keputusan menteri keuangan
Nomor:
222/KMK.03/2002
jo
kepmenkeu
Nomor:
382/KMK.03/2002 tentang Kode Etik Pegawai Pajak. Sosialisasi kode etik kepada para pegawai diperlukan agar diketahui, dimengerti dan dipahami oleh para pegawai tersebut, karena kode etik bagi pegawai merupakan standar integritas yang diharapkan dari seorang pegawai untuk melayani masyarakat wajib pajak dalam memenuhi kewajihan pajaknya. Sehingga upaya penerapan kode etik ini pada semua pegawai diperlukan menyangkut peningkatan disiplin, dedikasi, kejujuran, penghematan dan tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme se1ia pelayanan kepada wajib pajak. Reformasi pengawasan petugas pajak dengan penerapan kode etik juga diharapkan dapat mengatasi kebocoran pajak yang selama ini terjadi, sehingga penerimaan pajak dapat diharapkan akan mengalami peningkatan.
Perubahan paradigma dalam melayani wajib pajak mutlak diperlukan dalam sistem administrasi perpajakan modern. Oleh karena itu, KPP Pratama harus senantiasa mernfokuskan diri pada upaya dan aktifitas yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. KPP Pratama harus selalu memandang dirinya sebagai service unit, bukan sebagai unsur birokrat. Tidak memandang wajib pajak sebagai subordinat, tetapi sebagai mitra sejajar dengan hak dan kewajiban masing-masing. Sehubungan dengan perubahan orientasi tersebut, maka untuk mengevaluasi kualitas pelayanan
KPP dan Kanwil, dilakukan survey kepada wajib pajak diantaranya dengan penyampaian kuesioner secara periodik dengan topik tertentu dimana hasil survey tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi atas pelayanan yang telah dilakukan dan pengambilan keputusan dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
d. Meningkatkan kesadaran/kepatuhan pajak bagi pemerintah dengan kegiatan penyuluhan dan law eriforcement Penegakan hukum dalam perpajakan hendaknya disosialisasikan kepada masyarakat secara terus menerus, agar masyarakat wajib pajak mengerti benar hak dan kewajiban sehinga masyarak.at wajib pajak dapat memahami sepenuhnya bila ada tindakan hukum diambil oleh Direktorat Jenderal Pajak akibat adanya pelanggaran terhadap UU perpajakan. Tidak sedikit wajib pajak yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang kurang mengenai masalah perpajakan, selain kegiatan bimbingan yang terjadwal (seperti sosialisasi triwulanan) juga dilakukan bimbingan yang bersifat kontinyu yang dimulai dari penayangan slide show melalui proyektor di TPT, penyediaan touch screen dan leqflet yang berisi aturan perpajakan, konsultasi dengan account representative terkait dengan tindakan pemeriksaan dan penagihan. Program proactive conselling ini harus kontinyu dilakukan melalui berbagai kesempatan karena diharapkan akan terjadi peningkatan yang signifikan pada tingkat kepatuhan yang nantinya bermuara pada penerimaan pajak.
Dalam melakukan sosialisasi perpajakan ada beberapa ha! yang diperhatikan; pertama, aspek kesadaran dan pemahaman umum tentang pajak. Aspek inilah sebenarnya yang harus diarahkan kepada masyarakat luas, baik itu wajib pajak atau masyarakat umum. Alat yang efoktif adalah sekolah dan perguruan tinggi. Rasanya perlu dimasukannya materi pajak secara umum dalam kurikulum kita. Bisa dengan mata pelajaran sendiri, maupun dimasukkan ke dalam materi PPKN atau Ekonomi. Namun di Perguruan Tinggi sebaiknya di seluruh jurusan diberikan mata kuliah perpajakan, terutama aspek pajak atas bidang industri yang akan dimasukinya selepas kuliah; Kedua, aspek teknis dari perpajakan itu sendiri. Pengetahuan aspek teknis ini sebaiknya diberikan Jangsung kepada pihak yang akan melaksanakan kewajiban pajaknya, misalnya sosialisasi tentang pengisian SPT atau sosialisasi tentang perubahan peraturan pajak. Dengan berjalannya program ini diharapkan masyarakat dapat mengakses informasi pajak dengan gratis tanpa perlu kursus atau seminar sehingga kesadaran dan pemahaman pajak di masyarakat bertambah dan memang seharusnya masyarakat mendapatkan hal ini karena negara membutuhkan pajaknya. Berdasarkan penelitian Yuli (2007:69) diperoleh bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran wajib pajak dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti pendidikan wajib pajak, kualitas pelayanan aparat pajak yang didukung dengan SDM yang berkualitas, sisitem dan teknologi yang menunjang semua ini berdampak pada kepercayaan masyarakat dan kepuasan pelayanan yang aan
diterima oleh setiap wajib pajak seperti mendaftar sebagai WP atas kemauan sendiri, membayar pajak merupakan dorongan hati nurani WP, memahami hak dan kewajiban sebagai WP dan lainnya. Sama halnya dengan tingkat kepatuhan WP dalam membayar pajak juga dipengaruhi oleh sosialisasi perpajakan, selain pemeriksaan pajak. Hal ini menunjukan bahwa infonnasi dan pemahaman serta pembinaan yang diberikan dari pihak aparat pajak melalui berbagai media kepada wajib pajak dan masyarakat mengenai perpajakan menghasilkan tingkat perubahan kepatuhan WP dalam hal membayar pajak seperti WP melakukan pembukuan dengan benar, WP menghitung pajak yang terutang dengan benar dalam SPT masa dan tahunan sesuai peraturan yang berlaku, WP mengisi SSP dengan benar, WP melaporkan SPT masa dan menyetorkan pajak yang terutang dengan tepat waktu setiap bulannya.
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLII
terlaksananya tugas dan fungsi KPP diantaranya: a. Lingkungan internal yang merupakan kekuatan yang dimiliki adalah; Pertama, kondisi aparatur dan fasilitas perpajakan yang memadai; Kedua, sarana clan prasarana yang memaclai; Ket(ga, mental clan fisik
pegawai yang memadai; Keempat, struktur organisasi yang baik; Kelima, budaya kerja yang memadai; Keenam, kualitas pegawai yang
memaclai; Ketujuh, penerapan sistem proseclur dan standarisasi waktu penyelesaian pekerjaan; Kedelapan, keinginan pencapaian target penerimaan yang clitentukan. Lingkungan internal yang merupakan kelemahan yang climiliki adalah: Pertama, kuantitas pegawai yang belum memadai; Kedua, anggaran
yang tidak memadai; Ketiga, renclahnya jumlah wajib pajak yang terdaftar; Keempat, beberapa pegawai yang belum memahami misi dan mandat organisasi; Kelima, penyuluhan perpajakan kepada masyarakat wajib pajak belum optimal; Keenam, kinerja optimalisasi penerimaan pajak yang belum optimal.
b. Lingkungan eksternal yang rnerupakan peluang yang dirniliki adalah: Pertama, adanya reforrnasi perpajakan yang rneliputi reforrnasi
adrninistrasi, reformasi moral etika dan integritas aparat pajak, reformasi
kebijakan
perpajakan,
reformasi
pelayanan
kepada
masyarakat wajib pajak, reformasi pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan, reformasi pemberian reward dan punishment yang tegas terhadap aparat pajak; Kedua, adanya peraturan dan penmdang-undangan; Ketiga, dukungan Menteri Keuangan berupa modernisasi perpajakan; Keempat, stabilitas polidk rnasyarakat yang kondusit; Kelima, perturnbuhan ekonomi wilayah yang stabil; Keenam, pembangunan
sarana
dan
prasarana
perekonornian;
Ketujuh,
perkernbangan jaringan inforrnasi dan kornunikasi; Kedelapan, pemanfaatan teknologi dan sistern informasi; Kesembilan, sarana transportasi dan komunikasi yang lancar; Kesepuluh, kerjasarna antar lembaga pengumpul pajak yang serasi. Lingkungan eksternal yang merupakan ancarnan adalah Pertama, perubahan sistern perpajakan; Kedua, perdagangan bebas; Ketiga, sistern pengupahan; Keempat, kesadaran dan kepatuhan rnernbayar pajak yang rnasih rendah; Kelima, pengetahuan perpajakan masyarakat yang masih rendah; Keenam, Law enforcement yang sepenuhnya belum ditegakkan.
2. Untuk mengatasi isu-isu strategis yang dihadapi, diperlukan strategi yang perlu dikembangkan berdasarkan visi keberhasilan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama Cibinong antara lain: a. Mengoptimalkan penerimaan pajak penghasilan dengan extra effort terhadap wajib pajak Mengembangkan kegiatan intensifikasi pajak dengan ekstra effort terhadap wajib pajak dengan melakukan : Pertama, pengawasan
intensif terhadap pelaksanaan kewajiban pajak yang meliputi: pengawasan terhadap pembayaran dan pelaporan pajak tiap bulan (SPT Masa) dan tahunan (SPT Tahunan), pengawasan terhadap wajib pajak yang melakukan kegiatan /transaksi namun tidak melaporkan kegiatan/transaksinya dalam SPT Tahunannya. pengawasan terhadap pembayaran pajak yang dilaksanakan wajib pajak orang pribadi yang berdomisili di jalan-jalan utama yang perkembangan ekonominya relatif pesat dan pengawasan terhadap pembayaran wajib pajak badan dan wajib pajak bendaharawan yang mendapatkan pekerjaan dari instansi/pemerintah/BUMN/BUMD;
Kedua,
pemeriksaan
pajak
dilaksanakan secara selektif dan cepat untuk mendapatkan tambahan penerimaan pajak, dan dapat segera dicairkan ketetapannya untuk memberikan kontribusi terhadap penerimaan dalam tahun tersebut; Ketiga, penagihan pajak dilaksanakan untuk mendukung penerimaan
pajak yang dilaksanakan secara terpadu, profosional, terfokus, teruknr dan konsisten sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
d. Meningkatkan kesadaran/kepatuhan membayar p·ajak dengan kegiatan penyuluhan dan law enforcement Mengembangkan kegiatan sosialisasi dan penegakan hukum yang
berkelanjutan
di
lingkungan
Direlctorat Jenderal
Pajak.
Penegakan hukum dalam perpajakan hendaknya disosialisasikan kepada masyarakat secara terns menerus, agar masyarakat wajib pajak mengerti benar hak dan kewaj iban sehinga masyarakat wajib pajak dapat memahami sepenuhnya bila ada tindakan hukum diambil oleh Direktorat Jenderal Pajak akibat adanya pelanggaran terhadap UU perpajakan. Penegakan hukum juga diperlukan agar tidak dapat perbedaan perlakuan terhadap petugas pajak maupun wajib pajak yang patuh atau tidak patuh dalam melaksanakan undang-undang atau peraturan perpajakan.
B. IMPLIKASI
Perencanaan strategis yang dapat memfasilitasi komunikasidan partisipasi, mengakomodasi kepentingan dan nilai yang berbeda, membantu pembuatan
keputusan
dalam
organisasi
memilki
pengaruh
terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi KPP, diharapkan lebih mendapat perhatian oleh DJP
khususnya KPP Pratama Cibinong. A1tinya,
dalam menyusun
perencanaan strtaegis bagi instansi perpajakan perlu dilakukan analisis yang rasional dan objektif tentang kondisi lingkungan internal dan eksternal yang selalu mengalami perubahan juga mampu mengidentifikasikan masalah kritis
4. Untuk meningkatkan kinerja aparat di KPP, perlu ditingkatkan fasilitas perpajakan dan gaj i agar kemungkinan penyimpangan yang akan terjadi dapat dihindarkan. 5. Penempatan pimpinan dan pegawai yang mempunyai kompetensi untuk mengisi kekosongan dalam organisasi, agar KPP dapat memenuhi mandatnya yaitu mengumpulkan penerimaan pajak dan mempersiapkan pelaksanaan sistem administrasi perpajakan modern untuk mendukung penerapan pelayanan prima kepada masyarakat dalam upaya menuju tata kepemerintahan yang baik (good governance). 6. Dalam
menyusun perencanaan
penerimaan pajak haruslah akurat
berdasarkan potensi penerimaan yang ada dengan disertai berbagai langkah strategis dalam mengoptimalkan penerimaan pajak, meningkatkan jumlah wajib pajak dan meningkatkan kepatuhan mernbayar pajak.
DAFTARPUSTAKA
Al ifurahman, "DefinisiPaja!C', http ://al ifurrahman. bl ogspot.c:om/2007I12/belajarpajak-definisi-pajak.htm l, 2007.
Andriyan, Dody Nur, "Metodologi Organisasi'', Jurnal Hmiah Administrasi Publik FIA Unibra, 2005.
Asmoro, Wahyu Elco, "Evaluasi alas Perencanaan Strategis Bidang Ekonomi Pemkot Tega/", Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jakarta, 2005.
Burah, Bernand Ferdinand 0, "Proses Perencanaan Strategi Berbagai Daerah dan Partisipasi Stakeholders", Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2001.
David, Fred. R, "Manajemen Strategi, Konsep Manajemen Strategt', edisi I 0, Salemba Em pat, 2006.
Faesal, Yudi Ahmad, "Evaluasi alas Pelaksanaan Ekstensifikasi dan Intensifikasi serta Kontribusinya terhadap Penerimaan Pajak"., Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2006.
Gunadi, 2007, "Rumitnya Menggapai Rencana Penerimaan Paja/C', 2007, http://www.pajalcgo.id/berita/rumitnya-menggapai··rencana-penerimaanpajakf, Bisnis Indonesia, 20 Agustus 2007.
Hamid, Abdul, "Pedoman Penulisan Skripsi ", FE UIN Press, 2007.
Hariadi, Bambang, "Manajemen Strategi, Strategi Memenangkan Perang Bisnis", Bayumedia, Malang, 2005.
Hitt, Michael A, R. Duane Ireland dan Robert E. Hoskisson, "Manajemen Strategi, Daya Saing dan Globalisasi", buku 2, Salemba Empat, 2002.
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo, "Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen '', BPFE, Yogyakarta, 2002.
Laksana, Yusuf Harry A. "Dampak Kebijakan Fiskal: Arah Pemikiran dan Berbagai Landasan Teorinya", Jurnal Perpajakan Indonesia, 2003.
Laksana, Yusuf Harry A, "Penerapan berbagai Konsep Penghasilan (Concept of Income) dalam Konteks Pajak Penghasilan ", Jurnal Perpajakan Indoesia Volume 3, Nomor 3:10-24, 2003.
Pandiangan, Liberti, "Perpajakan menapak 2007'', dari http://www.kl ikpaj ak.com/artikel/artike l.php?article_id=6868, 18: 49 WIB, Bisnis Indonesia I Senin, 15 Januari 2007.
Purnamasari, Yuli, "Pengaruh Sosialisasi Perpajakan lerhadap Peningkatan Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Paja!f', Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2007.
Resmi, Siti. "Perpajakan Teori dan Kasus", buku 1 edisi 2, Salemba Em pat, 2005.
Sopianti, Siti, "Analisis Persepsi dan Harapan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Kualitas Pelayanan Permohonan NPWP di KPP", Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2008.
Sofyan, Agus, "Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam A1elakukan Kewajiban Perpajakannya", Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2007.
Suparman, Raden, 2008. "Objek Pajak Penghasilan", taxes.blogspot.com/search/label/objek PPh.
http:
//
pajak
Surbakti, Martinus, "Perencanaan Strategis KPP Wajib Pajak Besar menuju Administrasi Perpajakan yang Efekt!f dan Ejisien ", Universitas Indonesia, Jakaita, 2005.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I: Pedoman wawancara
PEDOMAN WAWANCARA (INTERVIEW GUIDES)
Pedoman ini dimaksudkan sebagai pegangan atau penuntun bagi peneliti dan sekaligus memudahkan pada saat melakukan penelitian tentang "Analisis Perencanaan
Strategis
terhadap
Optimalisasi
Pcmerimaan
Pajak
Penghasilan". Dalam pedoman inii dimuat secara umum bentuk pe1tanyaan kondisi lingkungan internal dan eksternal organisasi KPP Pratama Cibinong. Karena sebagai pegangan, maim pertanyaan-pertanyaan ini akan dikembangkan secara bebas dan tidak kaku atau fleksibel dengan maksud untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya bagi pemenuhan tujuan penelitian. Adapun pertanyaannya sebagai berikut: Menurut Bapak/Ibu apa faktor lingkungan internal dilihat dari aspek input, aspek strategi saat ini maupun aspek output/kinerja organisasi dan faktor eksternal baik dilihat dari forces/kecenderungan, kelompok stakeholders serta kolabolator, yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap keberadaan KPP Pratama Cibinong?
Bogar, l Juli 2008
Widjojo Kusumoyudho Soegijatno Ka.si Waskon I
~:,') lf ~-
-
I
1
:~}
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS
era! Gatot Subroto 40-42
Centre
Pengaduan
525·0208; 525·1609; 526-2880 (ext. 3595) 5736088 penyu!u [email protected] la k. go. id 725·8574; 725-8578 fax: 725-8579
email
ombudsman(cDombudsman .or.Id
Telepon Fakslmile
,90 124 ":''Jakarta 10002 ~ OJP : www.pajak.go.id
E-mail
: PO BOX 111Jl
Jakarta,
S-4'b4 /PJ.091/2008 Biasa
\\ Juni 2008
an : Pemberian ljin Penelitian
pala KPP Pratama Cibinong man No. 1 Komp. Pemda Tk II 1g Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : S-186NvPJ.22/KP.0801/2008 I 4 Juni 2008 perihal Rekomendasi Pemberian ljin Melaksanakan Penelitian yang telah pat persetujuan dari Saudara, alas nama : Nama I NPM Program Studi Universitas Judul Skripsi
Lina Rosdiana / 1404082002729 Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Analisis Perencanaan Strategis Terhadap Optimalisasi Penerimaan Pajak Penghasilan
ini Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas memberikan ijin untuk membantu 3rikan bahan-bahan keterangan yang digunakan untuk keper\uan akademis dan tidak :lipub\ikasikan, sepanjang tidak menyangkut rahasia jabatan/nef1ara sebagaimana diatur ketentuan Pasal 34 KUP.
1
Demikian, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya .
Jsan: udek Bidang Akademik UIN Syarif Hidayatu\lah Jakarta