ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH SEBELUM DAN SETELAH GO PUBLIC DENGAN METODE RGEC (Studi Kasus pada Bank Panin Syariah Periode 2013-2014)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Queenindya Permata Faly 1112085000036
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Queenindya Permata Faly
2. Tempat Tanggal Lahir
: Tegal, 20 Januari 1995
3. Alamat tinggal
: Jalan Cabang 1 RT 008/05 No. 35 Kel. Slipi, Kec. Palmerah, Jakarta Barat
4. Alamat asal
: Jalan Raya Bojong - Guci RT 07/02 No.01 Kec. Bojong, Kabupaten Tegal
5. Agama
: Islam
6. Nomor Telepon/HP
: 0897 6030 449
7. E-mail
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL 1. Tahun 2000-2006: SD Negeri 1 Bojong – Kab. Tegal 2. Tahun 2006-2009: SMP Negeri 1 Bojong – Kab. Tegal 3. Tahun 2009-2012: SMK (SMEA) Negeri 1 Slawi – Kab. Tegal 4. Tahun 2012-2016: S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Agus Fatehi, S.Pd.I
2. Ibu
: Elly Aryani
3. Alamat
: Jalan Raya Bojong-Guci RT 07/02 No. 01 Kecamatan Bojong - Kabupaten Tegal
v
PERFORMANCE COMPARATIVEANALYSIS OF SHARIA BANKING BEFORE AND AFTER GO PUBLIC WITH RGEC METHOD (Case study : Panin Bank Syariah period 2013-2014)
Queenindya Permata Faly
ABSRACT This study aims to determine whether there are significant differences in the performance of Panin Bank Syariah before and after go public using RGEC. The data used in this study is secondary data obtained from quarterly financial statements of Panin Bank Syariah 2013-2014 period have been published. While the method used is the comparative method by means of non parametric statistical tests two related samples (Wilcoxon test). The results in this study indicate that the variable capital adequacy ratio (CAR) there is a significant difference, because it has a sig . < 0.05. Whereas other variables such as non performing financing (NPF), financing to deposit ratio (FDR), return on assets (ROA), return on equity (ROE), net interest margin (NIM) or net operating margin (NOM) and good corporate governance (GCG) do not have significant differences. Keywords: RGEC, Comparative,Go Public, NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR
vi
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH SEBELUM DAN SETELAH GO PUBLICDENGAN METODE RGEC (Studi kasus pada PT Bank Panin Syariah, Tbk periode 2013-2014) Queenindya Permata Faly ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public dengan menggunakan metode RGEC, serta untuk mengetahui seberapa besarkah perbedaan kinerja tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan Bank Panin Syariah periode 2013-2014 yang telah dipublikasikan. Sedangkan metode yang digunakan yaitu metode komparatif dengan alat uji statistik non parametrik two related sample (wilcoxon test). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel capital adequacy ratio (CAR) terdapat perbedaan yang signifikan, karena memiliki nilai sig. < 0,05. Sedangkan variabel lainnya seperti non perfrming financing (NPF), financing to deposit ratio (FDR), return on asset (ROA), return on equity (ROE), net interest margin(NIM)atau net operating margin (NOM) dan good corporate governance (GCG) tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Kata Kunci: RGEC, Perbandingan,Go Public,NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Sebelum dan Setelah Go Public dengan Metode RGEC (Studi kasus pada PT Bank Panin Syariah, Tbk Periode 2013-2014)”.Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah memberi petunjuk kepada umatnya menuju kehidupan yang bahagia fiddun yaa wal akhirat. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya serta tetap menuntun peneliti dijalan yang benar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2.
Orangtua tercinta, Bapak Agus Fatehi, S.Pd.I dan Mamah Elly Aryani yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk peneliti.
3.
Rizky Aji Prastiyoyang telah menemani proses pembuatan skripsi ini sampai dengan selesai dan tak lelah untuk memberikan semangat serta bantuan ideide bagi peneliti dalam menyusun skripsi ini.
4.
Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Aditya Ginanjar, M.Si, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Ibu Fitri Damayanti, selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7.
Bapak Dr. Suhenda Wiranata, ME., selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan banyak tambahan ilmu, meluangkan waktunya, serta
viii
memberikan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penyusunan skripsi ini. 8.
Ibu Umiyati, SE.I., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan
banyak
tambahan
ilmu,
meluangkan
waktunya,
serta
memberikan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penyusunan skripsi ini. 9.
Seluruh Bapak/Ibu dosen dan civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memeberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
10. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan dalam hal administrasi kepada peneliti. 11. Kepada adik-adikku tercinta, Shafiranoor Mutiara Faly dan Muhammad Kafabik Al Faly yang selalu memberikan semangat kepada peneliti agar cepat dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini dan berharap untuk cepat pula dalam mendapatkan pekerjaan yang layak, Amin. 12. Kepada teman-teman Jurusan Perbankan Syariah angkatan pertama, khususnya sahabat yang selalu setia menemani peneliti dimanapun berada, saat suka maupun duka, Robiyah Al Adawiyah. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki peneliti. Oleh karea itu, peneliti mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan dan tambahan wawasan bagi pembaca. Jakarta, 28 Desember 2015
Queenindya Permata Faly
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................ v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. vi ABSTRACT ................................................................................................ vii ABSTRAK ................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ............................................................................... ix DAFTAR ISI .............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian ...................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................. 10 C. Tujuan Penelitian ................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian ................................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 12 A. Landasan Teori ...................................................................... 12 1. Definisi Perbankan .......................................................... 12 2. Bank Syariah ................................................................... 12 a. Definisi Bank Syariah ............................................... 12 b. Sistem Operasional Bank Syariah ............................ 13 c. Fungsi Bank Syariah ................................................. 16 d. Produk dan Jasa Bank Syariah .................................. 18 3. Karakteristik Bank Syariah ............................................. 22 4. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ..................... 23
x
5. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional ................... 24 6. Kinerja Keuangan Bank Syariah..................................... 26 a. Definisi Kinerja Keuangan Bank Syariah .................. 26 b. Signalling Theory ....................................................... 37 7. IPO (Initial Public Offering) .......................................... 38 8. Tingkat Kesehatan Bank ................................................. 39 9. Metode RGEC ................................................................ 42 B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 52 C. Kerangkan Permikiran ........................................................... 54 D. Perumusan Hipotesis.............................................................. 55 BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ................................................ 58 A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 58 B. Metode Pengumpulan Sampel ............................................... 58 C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 59 D. Metode Analisis Data............................................................. 59 E. Operasional Variabel Penelitian ............................................ 62 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 64 A. Gambaran Umum Bank Panin Syariah .................................. 64 B. Analisis dan Pembahasan....................................................... 68 1.
Kinerja Bank Panin Syariah sebelum go public ............. 68
2.
Kinerja Bank Panin Syariah setelah go public ............... 72
3.
Analisis deskriptif variabel penelitian sebelum dan setelah go public ............................................................. 77
4.
Pengujian hipotesis sebelum dan setelah go public ........ 81
5.
Penilaian terhadap GCG ................................................. 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 91 A. Kesimpulan ........................................................................... 91 B. Saran ..................................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 98 LAMPIRAN ............................................................................................... 99
xi
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1 Jaringan Kantor Cabang Perbankan Syariah ....................................... 24 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional ....................................... 25 2.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu ......................................................... 52 4.1 Komposisi Saham Bank Panin Syariah ............................................... 66 4.2 Nilai Mean Rasio Bank Panin Syariah Sebelum Go Public ............... 61 4.3 Statistik deskriptif Bank Panin Syariah Sebelum Go Public .............. 62 4.4 Nilai Mean Rasio Bank Panin Syariah Setelah Go Public.................. 65 4.5 Statistik deskriptif Bank Panin Syariah Setelah Go Public ................ 66 4.6 Descriptive Statistics Rasio Keuangan Bank Panin Syariah Sebelum dan Setelah Go Public ........................................................... 77 4.7 Test Statistik Rasio NPF ...................................................................... 81 4.8 Test Statistik Rasio FDR ...................................................................... 82 4.9 Test Statistik Rasio ROA ..................................................................... 83 4.10 Test Statistik Rasio ROE ..................................................................... 84 4.11 Test Statistik Rasio NIM ...................................................................... 85 4.12 Test Statistik Rasio CAR ..................................................................... 85 4.13 Laporan Pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah Sebelum dan Setelah Go Public ................................................................................ 87
xii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1 Skema Operasional Bank Syariah ....................................................... 14 2.2 Fungsi Bank Syariah ........................................................................... 16 2.3 Produk dan Jasa Bank Syariah ............................................................ 18 2.4 Siklus Periode Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ............................. 43 2.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 54 4.1 Perkembangan Aset Bank Panin Syariah ............................................ 66 4.2 Struktur Organisasi Bank Panin Syariah ............................................. 67
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rasio Keuangan Bank Panin Syariah Periode 2013-2014 ..............100 Lampiran 2
Tabel Perhitungan Rasio Keuangan Bank Panin Syariah ............100
Lampiran 2 Output Hasil Pengujian data dengan SPSS 16 ................................102
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam ajaran Islam, berfungsi sebagai badan usaha yang menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat atau sebagai lembaga perantara keuangan. Islamic banking merupakan unit sistem ekonomi Islam yang beroperasi dengan doktrin dan larangan terhadap praktik riba. Perbankan Islam memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan umat, melalui proses intermediasi kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana maupun penyediaan jasa keuangan lainnya, berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Ketika sistem perbankan konvensional tidak stabil karena sistem moneter dan memerlukan biaya yang begitu besar untuk mempertahankannya, perbankan syariah justru mampu menyelamatkan sebagian ekonomi umat. Kemampuan survival perbankan Islam dalam era krisis, telah menarik banyak perhatian para banker konvensional yang kemudian membuka kantor-kantor cabang bank Islam (Veithzal Rifai, 2008). Sebagai sebuah lembaga keuangan yang masih relatif baru, keberadaan bank syariah merupakan keberhasilan dan kebanggaan tersendiri bagi umat Islam yang konsisten melaksanakan ajaran agama (Muhammad, 2005). Oleh karena itu industri perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan adanya bank syariah yang tumbuh pesat, yang menawarkan produk keuangan dan investasi dengan cara berbeda dengan bank konvensional.
1
Salah satu faktor yang mempercepat pertumbuhan industri perbankan saat ini adalah strategi manajemen bank dalam melakukan ekspansi yaitu dengan cara go public yang artinya menjual sebagian sahamnya kepada publik dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada lembaga keuangan perbankan syariah, satu-satunya bank yang melakukan pencatatan saham di bursa efek adalah Bank Panin Syariah pada tahun 2014. Dalam situs resmi Bursa Efek Indonesia menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh perusahaan ketika menjadi perusahaan yang go public melalui pencatatan perdana saham (initial public offering), diantarnya adalah: 1.
Memperoleh sumber pendanaan baru Dana untuk pengembangan, baik untuk penambahan modal kerja maupun untuk ekspansi usaha, adalah faktor yang sering menjadi kendala banyak perusahaan. Dengan menjadi perusahaan publik, kendala pendanaan tersebut akan lebih mudah diselesaikan. Perolehan dana dapat melalui penjualan saham kepada publik, mempermudah akses perbankan, dan mempermudah akses perusahaan untuk masuk ke pasar uang melalui penerbitan surat utang baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Memberikan competitive advantage untuk pengembangan usaha
Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan akan memperoleh banyak keunggulan kompetitif untuk pengembangan usaha di masa yang akan datang. Misalnya melalui IPO perusahaan memiliki kesempatan untuk mengajak partner kerjanya seperti supplier dan buyer untuk menjadi
2
pemegang saham. Sebagai perusahaan publik, emiten dituntut oleh banyak pihak untuk dapat selalu meningkatkan kualitas kerja operasionalnya. 3. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan
melalui penerbitan saham baru Pengembangan usaha melalui merger atau akuisisi merupakan salah satu cara yang cukup banyak diminati untuk mempercepat pengembangan skala usaha perusahaan. 4. Peningkatan kemampuan going concern
Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kemampuan untuk tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun termasuk dalam kondisi yang dapat mengakibatkan bangkrutnya perusahaan. 5. Meningkatkan citra perusahaan
Dengan go public, suatu perusahaan akan selalu mendapat perhatian media dan komunitas keuangan. Artinya, perusahaan tersebut mendapat publikasi secara cuma-cuma sehingga dapat meningkatkan citranya. 6. Meningkatkan nilai perusahaan
Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di bursa, setiap saat dapat diperoleh valuasi terhadap nilai perusahaan. Setiap peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan, umumnya akan memiliki dampak terhadap harga saham di bursa. Berdasarkan pemaparan diatas, apabila bank akan melakukan pencatatan sahamnya di bursa efek, diperlukan kondisi yang sehat untuk menjaga loyalitas dan kepercayaan pemegang saham maupun masyarakat (nasabah) dalam
3
menghimpun dan menyalurkan dana serta menyediakan jasa. Selain memerlukan kondisi yang sehat, bank juga harus memiliki kecukupan modal dan konsisten dalam peningkatan laba sekurang-kurangnya dalam jangka lima tahun. Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya. Kesehatan bank harus dipelihara dan/atau ditingkatkan agar kepercayaan masyarakat terhadap bank dapat tetap terjaga. Selain itu, tingkat kesehatan bank digunakan sebagai salah satu sarana dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi bank serta menentukan tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau permasalahan bank, baik berupa corrective action oleh bank maupun supervisory action oleh Otoritas Jasa Keuangan. Kesehatan bank yang merupakan cerminan kondisi dan kinerja bank merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap bank. Selain itu, kesehatan bank juga menjadi kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen), dan masyarakat pengguna jasa Bank (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/POJK.03/2014). Kebijakan tersebut pada dasarnya ditujukan untuk menciptakan dan memelihara kesehatan bank. Kesehatan atau kondisi keuangan dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.
4
Industri perbankan di Indonesia menguasai sekitar 93% dari total asset industri keuangan. Dalam kondisi yang demikian, apabila lembaga perbankan tidak sehat dan tidak dapat berfungsi secara optimal, maka dapat dipastikan akan berakibat pada terganggunya kegiatan perekonomian (Yunus Husein, 2003 dalam Marnov, 2009). Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin kompleks dan beragam akan meningkatkan eksposur risiko yang dihadapi bank. Perubahan eksposur risiko bank dan penerapan manajemen risiko akan mempengaruhi profil risiko bank yang selanjutnya berakibat pada kondisi bank secara keseluruhan (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/POJK.03/2014). Apabila suatu sistem perbankan dalam kondisi yang tidak sehat, maka fungsi bank sebagai lembaga intermediasi tersebut, dan alokasi serta penyediaan dana dari perbankan untuk kegiatan investasi dan membiayai sektor-sektor yang produktif dalam perekonomian menjadi terbatas. Sistem perbankan yang tidak sehat juga akan mengakibatkan lalu lintas pembayaran yang dilakukan oleh sistem perbankan tidak lancar dan efisien. Selain itu, sistem perbankan yang tidak sehat juga akan menghambat efektivitas kebijakan moneter (Bank Indonesia, 2003). Memburuknya kondisi tingkat kesehatan perbankan disebabkan oleh banyak faktor yang sangat beragam. Faktor utama yang hampir dihadapi seluruh perbankan adalah membengkaknya jumlah kredit yang bermasalah dan kredit macet. Semakin banyaknya kredit bermasalah dan kredit macet yang
5
muncul akhir-akhir ini, semakin memperkeruh suasana bahkan menjadi dampak kesulitan perbankan saat ini. Akhir-akhir ini istilah bank sehat atau tidak sehat semakin populer. Berbagai kejadian aktual, tentang perbankan seperti merger dan likuidasi selalu dikaitkan dengan kesehatan bank. Oleh karenanya sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk mengetahui kondisinya setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu. Analisis yang dilakukan berupa penilaian tingkat kesehatan bank. Kesehatan suatu bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku (Wardani, 2009). Berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 bank umum memiliki aturan baru mengenai penilaian tingkat kesehatan. Cakupan penilaiannya menggunakan pendekatan risiko dengan faktor-faktor yang dinilai antara lain Risk profile (Profil Risiko), Good Corporate Governance (GCG), Earnings (Rentabilitas), Capital (Permodalan). Penilaian tingkat kesehatan bank ini dikenal dengan metode RGEC, namun berdasarkan peraturan tersebut, metode ini hanya digunakan untuk bank umum konvensional. Sedangkan bank syariah hingga tahun 2013 masih menggunakan metode CAMELS (Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity). Akan tetapi sejak diterbitkan POJK Nomor 8/03/2014 barulah bank syariah memiliki pedoman baru dalam penilaian tingkat kesehatannya yaitu dengan menggunakan metode RGEC, karena isi dari POJK Nomor 8/03/2014 hampir sama dengan PBI No.
6
13/1/PBI/2011 yang menjelaskan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan pendekatan risiko RBBR (Risk-based Bank Rating) dengan menggunakan faktor RGEC (Risk profile, GCG, Earnings, Capital). Dalam prospektus perusahaan yang akan go public, pada penelitian ini yaitu PT Panin Syariah, Tbk menyebutkan bahwa perusahaan setelah IPO (Initial Public Offering) akan mengalami peningkatan kinerja yang dapat dilihat dari penggunaan dana dimana dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham sekitar 80% akan digunakan sebagai modal kerja guna memperkuat struktur pendanaan jangka panjang, serta sekitar 20% untuk pengembangan jaringan termasuk didalamnya infrastruktur perseroan. Hal ini juga disebutkan dalam Tandelilin (2010) dimana investasi sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa depan. Dengan meningkatnya daya tarik seorang terhadap investasi memicu sebuah perusahaan untuk melakukan Initial Public Offering dengan harapan perusahaan setelah pelaksanaan IPO, dapat memberikan peluang yang besar untuk jangka panjang bagi perusahaan seperti peningkatan dari segi kinerja perusahaan/manajemen, modal yang dimiliki, laba yang diperoleh, kinerja keuangan, dan kualitas. Namun teori tersebut bertolakbelakang dengan fenomena yang terjadi bahwa perusahaan setelah melakukan IPO (Initial Public Offering) mengalami penurunan kinerja. Hal ini didukung berdasarkan beberapa penelitian diantaranya Perdana (2010) melakukan penelitian tentang kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah go public studi kasus pada PT. Surya Citra
7
Medika Tbk. alat analisis yang digunakan yaitu rasio likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas. Penelitiannya menggunakan time series analysis. Hasilnya menunjukkan bahwa secara keseluruhan kinerja keuangan PT. Surya Citra Medika Tbk mengalami penurunan pasca go public apabila dibandingkan dengan periode sebelum go public. Penelitian yang dilakukan oleh (Gumanti, 2007 dalam Adhisyahfitri Evalina Ikhsan) dengan periode pengamatan tahun 1995 dan 1996 dengan objek seluruh perusahaan non keuangan yang telah go public menggunakan rasio operating performance dengan indikatornya yaitu operating return on asset, operating cash flow, salesh growth dan total asset turn over, menunjukkan bahwa perusahaan yang baru go public di pasar modal Indonesia tidak mampu mempertahankan kinerja operasinya dalam jangka waktu sampai dengan tiga tahun setelah go public. Penelitian yang sama dilakukan oleh Adhisyahfitri Evalina Ikhsan dengan periode yang berbeda yaitu 2001-2004 dimana hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah melakukan IPO dan membuktikan bahwa adanya penurunan kinerja perusahaan sesudah melakukan IPO yang dilihat dari rasio Operating Return On Asset, Operating Cash Flow, Sales Growth, Total Asset Turn Over, Cash Flow To Net Income dan Cash Flow Return On Sales. Dari hasil uraian diatas, beberapa alasan yang mendasari peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Peneliti ingin melihat apakah kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public mengalami penurunan kinerja seperti fenomena yang
8
terjadi atau justru mengalami peningkatan seperti yang telah tertera dalam teori tentang kinerja perusahaan setelah IPO dan juga berdasarkan prospektus Bank Panin Syariah. 2. Alasan peneliti menggunakan metode RGEC (Risk profile, GCG, Earnings, Capital) dalam menilai kinerja Bank Panin Syariah pada penelitian ini karena mengacu pada Peraturan OJK Nomor 8/03/2014 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah dan unit usaha syariah. Selain itu, berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardie Wira Hari P (2014) dengan penelitian berjudul “Pengukuran Kinerja Bank Syariah dengan Metode RGEC” yang menunjukkan bahwa metode RGEC lebih baik dibandingkan dengan metode sebelumnya yaitu CAMEL dan CAMELS. Disamping itu, rasio-rasio yang digunakan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, dengan harapan hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori mengenai kinerja perusahaan sebelum dan setelah go public yaitu menunjukkan terjadinya peningkatan dalam hal kinerja secara keseluruhan setelah melakukan go public. Menghadapi persaingan di sektor perbankan khususnya perbankan syariah yang semakin tumbuh dan cukup ketat, maka manajemen perlu untuk mengukur kinerja bank untuk diketahui oleh berbagai pihak yang nantinya berdampak kepada kepercayaan pihak-pihak yang berkentingan. Mengacu pada hal tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti lebih lanjut penelitian tentang kinerja perusahaan sebelum dan setelah go public seperti
9
yang telah dipaparkan sebelumnya, dalam hal ini perusahaan yang dimaksud perusahaan dalam sektor perbankan, yakni Bank Syariah. Berdasarkan beberapa alasan yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bersjudul “ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH SEBELUM DAN SETELAH GO PUBLIC DENGAN METODE RGEC (Studi Kasus Bank Panin Syariah Periode 2013-2014)”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan pokok yang akan dilakukan pengujian dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public jika menggunakan metode RGEC pada rasio NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR dan faktor GCG? 2. Seberapa besarkah perbedaan kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public jika menggunakan metode RGEC pada rasio NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR dan faktor GCG? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public menggunakan metode RGEC pada rasio NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR dan faktor GCG.
10
2. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public jika menggunakan metode RGEC pada rasio NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR dan faktor GCG. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang didapat dari penelitian antara lain: 1. Kontribusi Teoritis a. Peneliti/ Akademisi Sebagai media informasi untuk memperluas wawasan mengenai tingkat kesehatan bank dengan pendekatan RGEC, serta menambah referensi dalam melakukan penelitian sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa mendatang. b. Peneliti Berikutnya Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik dalam penelitian ini. 2. Kontribusi Praktis a.
Bagi Bank Panin Syariah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan informasi yang dapat membantu manajemen dalam upaya menjaga tingkat kesehatan bank
b.
Bagi Industri Perbankan Sebagai bahan pertimbangan bagi bank syariah lain yang akan melakukan go public.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.
Definisi Perbankan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan perubahan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan disebutkan bahwa definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan jenis bank berdasarkan kegiatan operasionalnya, bank menganut dual banking system atau sistem perbankan ganda yaitu perbankan konvensional yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dan perbankan syariah yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary (Susilo, 2000). 2.
Bank Syariah a.
Definisi Bank Syariah Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
12
Sedangkan yang dimaksud bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah (UU Nomor 21 tahun 2008). Berbeda dengan bank konvensional yang menggunakan prinsip bunga, bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil, hal ini berdasarkan dasar hukum Islam tentang larangan riba, yang terdapat pada (Q.S Ali Imran Ayat 130) sebagai berikut:
ت الربات أ ل ضعافاًت ُّمت ضاعْةًت واَُّقفنال ه ت اّللت لعَِّ فك لمت ت ُ ف لْ حُِفنَت يات أيُّهات الَّذحينت آمنفنالت الت ُأ ل فكِفنال ح ه Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. b. Sistem Operasional Bank Syariah Menurut Rizal Yaya, dkk., (2009: 57) sistem operasional bank syariah dapat digambarkan dalam mekanisme atau skema alur sebagai berikut:
13
Gambar 2.1 Skema Sistem Operasional Bank Syariah 3. menerima pendapatan
4. menyalurkan pendapatan
Bagi hasil, margin, fee
Bagi hasil/bonus
Nasabah pemilik dan penitip dana
1.
Penghimpunan dana
Sebagai pemilik dana/penjual/ pemberi sewa Sebagai penyedia jasa keuangan
Nasabah mitra, pengelola investasi, pembeli, penyewa - Instrumen penyaluran dana lain yang dibolehkan -
BANK SYARIAH Sebagai pengelola dana/ penerima dana titipan 2. Penyaluran dana
5. Penyaluran jasa
Jasa administrasi, tabungan, ATM, transfer, kliring, L/C Bank Garansi, Transaksi valas, dsb.
Keterangan: 1) Sistem operasional bank syariah dimulai dari kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat. Penghimpunan dana dapat dilakukan dengan skema investasi maupun skema titipan. Dalam penghimpunan dana dalam skema investasi (mudharabah) dari nasabah pemilik dana (shahibul maal), bank syariah berperan sebagai pengelola dana atau mudharib. Adapun pada penghimpunan dana dalam skema titipan (wadiah), bank syariah berperan sebagai penerima titipan. 2) Dana yang diterima oleh bank syariah selanjutnya disalurkan kepada berbagai pihak, antara lain mitra investasi, pengelola investasi, 14
pembeli barang, dan penyewa barang atau jasa yang disediakan oleh bank syariah. Pada saat dana disalurkan dalam bentuk investasi, bank syariah berperan sebagai pemilik dana. Pada saat dana disalurkan dalam bentuk jual beli, bank syariah berperan sebagai pemilik penjual. Pada saat dana disalurkan dalam pengadaan objek sewa, bank syariah berperan sebagai pemberi sewa. 3) Dari penyaluran dana kepada berbagai pihak, bank syariah selanjutnya menerima pendapatan bagi hasil dari investasi, margin dari jual beli, fee dari sewa, dan berbagai jenis pendapatan yang diperoleh dari instrumen penyaluran dana lain yang dibolehkan. 4) Pendapatan yang diterima dari kegiatan penyaluran dana selanjutnya dibagikan kepada nasabah pemilik dana atau penitip dana. Penyaluran dana kepada pemilik dana bersifat wajib sesuai dengan porsi bagi hasil yang disepakati. Adapun penyaluran dana kepada nasabah penitip dana bersifat sukarela tanpa ditetapkan dimuka sebelumnya dan biasa disebut dengan istilah bonus (Yaya, Rizal dkk, 2009: 58). 5) Selain melaksanakan aktivitas penghimpunan dan penyaluran, bank syariah dalam sistem operasionalnya juga memberikan jasa layanan keuangan seperti jasa ATM, transfer, L/C, bank garansi, dan lain sebagainya. Oleh karena jasa tersebut dilakukan tanpa menggunakan dana dari pemilik dana maupun penitip dana, maka pendapatan yang diperoleh dari jasa tersebut dapat dimiliki sepenuhnya oleh bank syariah tanpa harus dibagikan (Yaya, Rizal dkk, 2009: 58).
15
c.
Fungsi Bank Syariah Berdasarkan pasal 4 UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan
syariah, disebutkan bahwa bank syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Bank syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitul maal. Hal ini dapat dilihat dari skema fungsi bank syariah sebagai berikut: Gambar 2.2 Fungsi Bank Syariah
Keterangan: 1) Dalam fungsi sebagai manajer investasi, dapat dilihat pada segi penghimpunan dana oleh bank syariah, khususnya dana mudharabah. Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produkif, sehingga dana yang
16
dihimpun dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan antara bank syariah dan pemilik dana (Yaya, Rizal, 2009: 48). 2) Dalam fungsi sebagai investor, dapat dilihat dari segi penyaluran dana. Sebagai investor, penanaman dana yang dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dengan risiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariah. Selain itu, dalam menginvestasikan dana bank syariah harus menggunakan alat investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai dengan syariah meliputi akad jual beli (murabahah, salam, dan istishna) akad investasi (mudharabah dan musyarakah) akad sewa menyewa (ijarah dan ijarah muntahiyya bittamlik) dan akad lainnya yang dibolehkan oleh syariah (Yaya, Rizal, 2009: 48). 3) Dalam fungsi sebagai jasa layanan keuangan, bank syariah memberikan layanan kliring, inkaso, transfer, pembayaran gaji, L/C, dan lain sebagainya (Yaya, Rizal, 2009: 48). 4) Dalam fungsi sosial, bank syariah menggunakan dua instrumen yaitu instrumen zakat, infak, sadaqah dan wakaf (ZISWAF) dan instrumen qardhul hasan. Instrumen ZISWAF berfungsi untuk menghimpun ZISWAF dari masyarakat, pegawai bank, serta bank sendiri sebagai lembaga milik para investor. ZISWAF selanjutnya disalurkan kepada yang berhak dalam bentuk bantuan atau hibah untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Instrumen
qardhul
hasan
berfungsi
menghimpun dana dari penerimaan yang tidak memenuhi kriteria
17
yang halal serta dana infak dan sadaqah yang tidak diperuntukkan secara spesifik oleh yang memberi (Yaya, Rizal, 2009: 48). d. Produk dan Jasa Bank Syariah Produk dan jasa yang dipergunakan oleh perbankan syariah di Indonesia dalam operasinya adalah sebagai berikut: Gambar 2.3 Produk dan Jasa Bank Syariah
Keterangan: 1. Produk Penghimpunan Dana a. Prinsip wadiah Wadiah berarti titipan dari satu pihak kepada pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan oleh penerima titipan. Wadiah dibagi atas dua, yaitu wadiah yad amanah dan wadiah yad dhamanah. Wadiah yad dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat
18
dimanfaatkan oleh penerima titipan. Sedangkan wadiah yad amanah adalah penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan sampai si penitip mengambil titipannya. Dalam bank syariah, biasanya menggunakan prinsip yad dhamanah dengan produk giro dan tabungan (Ascarya, 2008: 42). b. Mudharabah Mudharabah merupakan bentuk akad bagi hasil ketika pemilik dana/modal, biasa disebut shahibul maal menyediakan dana kepada pengusaha sebagai pengelola, biasa disebut mudharib, untuk melakukan aktivitas produktif dengan syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad. Produk dari akad mudharabah adalah tabungan dan deposito (Ascarya, 2008: 60). 2. Produk Penyaluran Dana Dalam produk penyaluran dana pada bank syariah, terbagi menjadi tiga akad, diantaranya: 1) Akad Jual Beli a. Murabahah Adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin) (Karim, Adiwarman, 2006).
19
Dalil tentang murabahah adalah sebagai berikut:
اط حلت إح َّالت أ لَت ُ فكنَت ُحجارةًت ع لنت يات أيُّهات الَّذحينت آمنفنات الت ُأ ل فكِفنات أمل نال فك لمت بيلن فك لمت حب لالب ح َّ ََّ ت م لن فك لمت والت ُ لقتفِفنات أ لنْفست فك لمت إح ت اّللت كاَت حب فك لمت ر ححي ًمات اض ح ٍ ُر Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakan harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kalian (Q.S An-Nisa: 29)”. b. Salam Salam merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran dimuka dan
penyerahan
barang
dikemudian
hari
dengan
harga,
spesifikasi, jumlah kualitas, tanggal, dan tempat penyerahan yang jelas, serta disepekati sebelumnya dalam perjanjian (Ascarya, 2008: 90). c.
Istishna Istishna
adalah
memproduksi
memesan
barang
atau
kepada komoditas
perusahaan
untuk
tertentu
untuk
pembeli/pemesan. Istishna merupakan salah satu bentuk jual beli dengan pemesanan yang mirip dengan salam yang merupakan bentuk jual beli forward kedua yang dibolehkan oleh syariah (Ascarya, 2008:96). 2) Akad Bagi Hasil a.
Mudharabah
20
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001: 95). b.
Musyarakah
Merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan (Antonio, Muhammad Syafi”i, 2001:90). 3. Produk Jasa dan Keuangan a. Wakalah Wakalah dalam perbankan terjadi apabila nasabah memebrikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso, dan transfer uang (Karim, Adiwarman, 2006: 107). b. Kafalah Kafalah (guarantee) adalah jaminan, beban, atau tanggungan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (Antonio, Muhammad Syafi”i, 2001:123). c. Hawalah
21
Adalah pengalihan utang/piutang dari orang yang berhutang/ berpiutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya atau menerimanya (Ascarya, 2008: 107). d. Sharf Sharf adalah jual beli suatu valuta dengan valuta asing, jual beli mata uang yang tidak sejenis ini, penyerahannya harus dilakukan pada waktu yang sama. Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini (Karim, Adiwarman, 2006:112). e. Rahn Rahn adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain (bank) dalam hal- hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya, maka penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi amanah (Ascarya, 2008: 108). f. Qardh Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan (Antonio, Muhammad Syafi”i, 2001:131). 3. Karakteristik Bank Syariah Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia: 2002) karakteristik perbankan syariah diantaramya: a. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money) c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas
22
d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad 4.
Perkembangan Bank Syariah Pada awal 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas telah diwujudkan. Diantaranya Baitut Tamwil-Salman di bandung dan koperasi Ridho Gusti di Jakarta. Akan tetapi prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih lanjut pada musyawarah nasional IV MUI dan membentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam Indonesia. Kegiatan operasional bank syariah baru dimulai pada tahun 1992 melalui pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk atau empat tahun setelah deregulasi pakto 88. Pakto 88 adalah keputusan pemerintah untuk memperkenankan berdirinya bank-bank baru yang dikeluarkan tanggal 10 Oktober 1998 (Wira, Ardie, 2014). Perkembangan bank syariah di Indonesia cukup mengalami peningkatan misalnya dari banyaknya jumlah kantor cabang bank syariah. Pada saat ini total kantor cabang bank syariah sebanyak 2.881.
23
Hal ini dapat dilihat dari Tabel 2.1 data statistik menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pada bulan Juni 2015 sebagai berikut: Tabel 2.1 Jaringan Kantor Bank Perbankan Syariah Jaringan Kantor perbankan syariah (Islamic Banking Network) Indikator
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Bank Umum Syariah -
Jumlah bank
-
Jumlah kantor
6
11
11
11
11
711
1.215
1.401
1.745
1.998
25
23
24
24
23
12
12
2.151 2.121
Unit Usaha Syariah Jumlah
-
bank
22
22
umum konvensional yang memiliki UUS Jumlah kantor
-
287
262
336
517
590
320
327
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah -
Jumlah bank
138
150
155
158
163
163
161
-
Jumlah kantor
225
286
364
401
402
439
433
1.223
1.763
2.101
2.663
2.990
Total kantor
2.910 2.881
Sumber: Data Statistik OJK diakses pada Juni 2015
5.
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Menurut Syafi’i Antonio (2001: 34) pada tabel 2.2 terdapat beberapa perbedaan bank syariah dan bank konvensional berdasarkan beberapa aspek operasional berikut ini:
24
Tabel 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional BANK SYARIAH -
Melakukan investasi-investasi
BANK KONVENSIONAL -
Investasi yang halal dan haram.
-
Memakai perangkat bunga.
yang halal saja. -
Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa.
-
Profit dan falah oriented.
-
Profit oriented.
-
Hubungan dengan nasabah dalam
-
Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan. -
Penghimpunan dan penyaluran
bentuk hubungan debitor-debitor. -
Tidak terdapat Dewan sejenis.
dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawasan Syariah.
Perbedaan diantara keduanya hanya terletak pada prinsip operasional yang digunakannya. Jika dalam bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sedangkan dalam bank konvensional berdasarkan bunga. Dengan kata lain, kedudukan bank syari’ah dalam hubungannya dengan nasabah sebagai mitra investor dan pedagang atau pengusaha, sedangkan pada bank konvensional sebagai kreditur dan debitur.
25
6.
Kinerja Keuangan Bank Syariah a.
Definisi Kinerja Keuangan Bank Syariah Kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi
yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek pemasaran, keuangan, penghimpunan, dan penyaluran dana, serta teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank (Jumingan, 2006). Dibawah ini merupakan ayat yang menjelaskan tentang kinerja:
ىت اّللفت عمِ فك لمت ورسفنلفهفت و لال فم لؤ حمنفنَت ۖت وستفردُّوَت إحل ٰىت عا حل حم ل َّ بت وقف حلت ا لعمِفنات فسير ت الغلت ي ح َّ وال شهاد حةت فيفن حبهئ ف فك لمت بحمات فك لنت ف لمت ُعلمِفنَت Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan (Q.S. At-Taubah: 105).” Kinerja keuangan adalah gambaran tentang setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan perbankan pada saat periode tertentu melalui aktifitas-aktifitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Untuk mengukur sebuah keberhasilan perusahaan
26
pada umumnya berfokus pada laporan keuangan disamping data-data non keuangan lain sebagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada (Ardiyana dan Muid, 2013). Menurut Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (2014:6) tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitias syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu, tujuan lainnya adalah: a.
Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha
b.
Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila ada, bagaimana perolehan dan penggunannya
c.
Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dala mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak
d.
Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dan syirkah temporer, dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas
27
syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Laporan keuangan dapat dianalisis dengan menggunakan alat ukur yaitu rasio keuangan. Rasio dapat menggambarkan suatu hubungan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya. Analisis yang dilakukan terhadap laporan keuangan tersebut kemudian dapat digunakan sebagai gambaran tentang kondisi perusahaan. Jadi rasio keuangan adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi suatu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2010). Sedangkan beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja bank adalah sebagai berikut: 1) NPF (Non Performing Financing) NPF adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut. NPF dapat diketahui dengan cara menghitung pembiayaan non lancar terhadap total pembiayaan. Apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan, sebaliknya bila NPF tinggi maka bank tersebut akan mengalami kerugian yang
28
diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet (Rahmat, Muhammad, 2012). Menurut Bank Indonesia berdasarkan lampiran Surat Edaran BI Nomor 13/24/DPNP kredit atau pembiayaan bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. NPF adalah tingkat pengembalian kredit atau pembiayaan yang diberikan deposan kepada bank, dengan kata lain NPF merupakan tingkat pembiayaan macet pada bank tersebut. NPF diketahui dengan cara menghitung pembiayaan non lancar terhadap total pembiayaan. NPF berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Rumus NPF adalah sebagai berikut: 𝑁𝑃𝐹 =
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ × 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
Standar terbaik NPF menurut PBI No. 10 tahun 2008 mengharuskan nilai NPF dibawah 5%, sementara bank dianggap buruk jika nilai NPF nya diatas 8%. Variabel NPF memiliki skor nilai sebagai berikut: -
Lebih besar 8%, skor nilai 0
-
Antara 5% - 8%, skor nilai 80
-
Antara 3% - 5%, skor nilai 90
-
Kurang dari 3%, skor nilai 100
2) FDR (Financing to Deposit Ratio) FDR adalah rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh
29
perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan seluruh dana yang berhasil dihimpun. Rasio ini merupakan teknik atau kemampuan likuiditas bank (Savitri, 2011). Rasio FDR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank. Likuiditas adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya. Kewajiban tersebut antara lain; 1) dapat membayar kembali semua deposannya, serta 2) dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan (Setyorini, 2012 dalam Doloksaribu, Tia). Rasio FDR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Rumus FDR adalah sebagai berikut: 𝐹𝐷𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 × 100% 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
Standar terbaik FDR menurut PBI No. 14 tahun 2012 tentang pendanaan jangka pendek bagi bank umum syariah adalah 85-110%. Variabel FDR memiliki skor nilai yang telah ditentukan sebagai berikut: -
Kurang dari 50%, skor nilai 0
-
Antara 50% - 85% skor nilai 80
-
Lebih dari 110%, skor nilai 90
-
Antara 85% - 110%, skor nilai 100
3) ROA (Return on Asset) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
30
menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik (Aprila, Nurul, 2014). Menurut Riyadi, 2006 dalam Iqbal, 2013 menyatakan bahwa ROA adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Kegunaan Return On Assets (ROA) menurut Yuliani (2006) adalah ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki. Rumus ROA adalah sebagai berikut: 𝑅𝑂𝐴 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 × 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
Menurut ketentuan BI, standar terbaik ROA adalah 1,5. Variabel ROA memiliki skor nilai sebagai berikut: -
Kurang dari 0%, skor nilai 0
-
Antara 0% - 1%, skor nilai 80
-
Antara 1% - 2%, skor nilai 90
-
Lebih dari 2%, skor nilai 100
4) ROE (Return on Equity) ROE menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income. Semakin tinggi return semakin baik, berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai retained earning juga semakin besar (Kuncoro, 2002 dalam Rahmat, Muhammad, 2002).
31
Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba setelah pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional setelah dikurangi pajak sedangkan rata-rata total ekuitas adalah rata-rata modal inti yang dimiliki bank, perhitungan modal inti dilakukan berdasarkan ketentuan kewajiban modal minimum yang berlaku. Menurut ketentuan BI, standar terbaik ROE adalah lebih dari lima persen (>12%). Rumus ROE adalah sebagai berikut: 𝑅𝑂𝐸 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 × 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
5) NIM (Net Interest Margin) Pengertian Net Interest Margin (NIM) menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktifnya. Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Dalam bank syariah, NIM dapat juga dinamakan Net Operating Margin (NOM) karena dalam syariah tidak menganut prinsip bunga. Semakin besar NIM pada suatu pada, semakin baik pula kinerja bank tersebut, karena NIM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Rasio ini juga dapat dikatakan untuk mengukur kemampuan
32
manajemen
bank
dalam
mengelola
aktiva
produktifnya
untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih (Iqbal, Muhammad, 2013). Menurut ketentuan BI, standar terbaik NIM adalah 12%. Rumus NIM adalah sebagai berikut: 𝑁𝐼𝑀 =
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ × 100% 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
6) CAR (Capital Adequacy Ratio) Kasmir
(2009)
menjelaskan
CAR
adalah
rasio
yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang dibiayai dari dana modal sendiri bank baik dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. CAR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Rumus CAR adalah sebagai berikut: 𝐶𝐴𝑅 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 × 100 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜
Menurut ketentuan PBI No. 15 tahun 2013 tentang pnyediaan modal minimum bank umum, suatu bank harus memiliki CAR minimum 8%. Variabel CAR memiliki bobot nilai sebagai berikut: -
Kurang dari 8%, skor nilai = 0
-
Antara 8% - 12%, skor nilai = 80
-
Antara 12-20%, skor nilai = 90
-
Lebih dari 20%, skor nilai = 100
33
7) GCG (Good Corporate Governance) Berdasarkan laporan GCG Bank Panin Syariah (2014) Good Corporate Governance (GCG) merupakan unsur penting dalam pengembangan usaha khususnya Bank Panin Syariah seiring dengan meningkatnya tantangan dan risiko yang dihadapi. Penerapan GCG secara konsisten dan didukung pemenuhan komitmen dari seluruh lini organisasi Bank akan memperkuat posisi daya saing perusahaan, memaksimalkan nilai perusahaan dan pengelolaan sumber daya serta pengelolaan risiko secara lebih efektif dan efisien akan memperkokoh kepercayaan seluruh stakeholder Bank yang merupakan unsur penting dalam pertumbuhan usaha Bank jangka panjang. Kepatuhan Bank terhadap
ketentuan
regulasi,
penerapan
manajemen
risiko
dan
peningkatan pengendalian internal diseluruh unit kerja menjadi bentuk konsistensi pelaksanaan
Bank GCG.
dalam
rangka
Upaya-upaya
pengembangan tersebut
implementasi
diwujudkan
melalui
pengukuran risiko sesuai prinsip kehati-hatian, proses pengambilan keputusan yang transparan, peningkatan dan pengawasan monitoring, serta pengelolaan kegiatan usaha yang akuntabel dan independen, dengan mengedepankan prinsip-prinsip GCG sebagai berikut : a. Keterbukaan mengemukakan
(Transparancy) informasi
yang
yaitu material
keterbukaan dan
relevan
dalam serta
keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.
34
b. Akuntabilitas pelaksanaan
(Accountability) pertanggung
yaitu
jawaban
kejelasan organ
fungsi
Bank
dan
sehingga
pengelolaannya berjalan secara efektif. c. Tanggung Jawab (Responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan dan perundang-udangan yang berlaku dan prinsipprinsip pengelolaan Bank yang sehat. d. Independensi (Independency) yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak obyektif dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun serta memiliki komitmen yang tinggi untuk pengembangan usaha Bank. e. Kewajaran (Fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi
hak-hak
stakeholders
berdasarkan
perjanjian dan
perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan atas kelima prinsip dasar tersebut diterapkan dalam setiap aspek kegiatan Bank yang antara lain terwujud melalui hal-hal sebagai berikut : 1) Bank secara konsisten melakukan pemaparan atas kinerja perusahaan dan hasil yang dicapai kepada semua pemangku kepentingan secara jelas dan transparan. 2) Bank secara tepat waktu menyampaikan laporan sesuai ketentuan yang berlaku kepada Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan dan pihak eksternal regulator lainnya.
35
3) Bank telah melaksanakan Public Expose dalam rangka memenuhi ketentuan OJK, memaparkan kinerja perusahaan dan hasil yang telah tercapai kepada seluruh pemangku kepentingan secara transparan. 4) Bank telah melakukan penerapan fungsi kepatuhan, manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif dalam setiap pengambilan keputusan bisnis dengan selalu memperhatikan dan mematuhi prinsip kehati-hatian serta prinsip syariah. 5) Bank telah menyusun dan menetapkan Rencana Bisnis Bank secara realistis dan akurat serta disesuaikan dengan berbagai aspek yang mendukung pencapaian atas rencana bisnis Bank tersebut. 6) Proses dalam pengambilan keputusan dilakukan melalui mufakat dan memperhatikan kepentingan bersama. 7) Bank
senantiasa
melaksanakan
komitmen
untuk
memenuhi
kewajiban dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dari pihak regulator secara benar dan tepat waktu. 8) Bank melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan tingkat kepatuhan dan budaya risiko melalui sosialisasi, pengukuran dan koordinasi dengan seluruh lini kerja mulai dari front-end, middle-end sampai back-end, termasuk fungsi monitoring dan pengawasan. 9) Bank telah menerapkan kebijakan whistle blowing sebagai bagian dari upaya Bank melakukan penerapan strategi Anti Fraud.
36
10) Bank telah menerapkan kebijakan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) sebagai bagian dan peran serta Bank dalam mencegah dijadikannya Bank sebagai sarana pencucian uang dan wadah pendanaan terorisme. b . Signalling Theory (Jensen dan Meckling, 1976) Grand Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Sinyal
(Signalling
Theory).
Teori
ini
menjelaskan
pentingnya
pengukuran kinerja suatu perusahaan dan juga alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Dalam teori ini membahas bagaimana seharusnya signal-signal keberhasilan atau kegagalan manajemen
(agen)
disampaikan
kepada
pemilik.
Teori
signal
menjelaskan bahwa pemberian signal dilakukan oleh manajemen untuk mengurangi informasi asimetris. Menurut kusuma (2006) pada signalling theory terdapat motivasi manajemen dalam menyajikan informasi keuangan yang diharapkan dapat memberikan sinyal kemakmuran kepada pemilik ataupun pemegang saham. Publikasi laporan keuangan tahunan yang disajikan oleh perusahaan akan dapat memberikan signal pertumbuhan dividen maupun perkembangan harga saham perusahaan. Laporan keuangan yang mencerminkan kinerja yang baik merupakan sinyal bahwa perusahaan telah beroperasi dengan baik, namun sebagai salah satu alat ukur yang digunakan perusahaan dalam mengukur kinerja dan juga untuk menarik calon investor, laporan
37
keuangan seringkali dibuat sedemikian rupa untuk menampilkan angka yang diinginkan oleh manajemen melalui berbagai tindakan manipulasi. Hal ini dilakukan pada laporan laba perusahaan, karena laba sangat rentan terhadap perubahan metoda akuntansi. Hal ini sesuai dengan teori signal yang menunjukkan kecenderungan adanya asimetri informasi antara pemilik perusahaan dan investor (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Meythi, 2013). Konsisten dengan teori sinyal (signalling theory) penelitian ini membahas tentang kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public, kinerja tersebut dilihat dari rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan dan juga dilihat dari pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah. Selaras dengan signalling theory yang menyebutkan bagaimana pentingnya pengukuran kinerja dan juga memberikan informasi atau signal yang baik kepada pihak eksternal melalui laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan, hal ini telah dilakukan oleh Bank Panin Syariah yang dibuktikan dengan publikasi laporan keuangan dan GCG secara periodik. 7.
IPO (Initial Public Offering) Di pasar modal Indonesia, istilah penawaran umum perdana atau IPO (Initial Public Offering) saham atau disebut juga sebagai go public dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk pertama kalinya suatu saham perusahaan ditawarkan atau dijual kepada publik. Selain saham, istilah IPO juga dapat dikaitkan dengan penawaran penjualan obligasi
38
perusahaan kepada publik. Namun untuk go public, istilah tersebut hanya berlaku untuk IPO saham (Nur Inayah, 2014). Dalam dunia perbankan syariah di Indonesia, sejauh ini hanya Bank Panin Syariah yang telah melakukan IPO (Initial Public Offering) dan melisting sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, Bank Panin Syariah telah mengukir sejarah baru dalam dunia perbankan syariah sebagai bank syariah pertama yang telah melakukan penawaran saham kepada masyarakat secara luas. Hal
ini
menunjukkan
adanya
hubungan
yang
saling
mempengaruhi antara pasar uang dan pasar modal dimana bank merupakan peserta dalam pasar uang dan pasar modal. Sebagai pihak yang menanamkan dana dengan tujuan yaitu untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu. Ketiga lembaga tersebut saling terkait karena pasar uang dan pasar modal merupakan wadah untuk lembaga – lembaga seperti bank untuk menanamkan dana atau membutuhkan dana dengan tujuan untuk likuiditas. Selain untuk fungsi tersebut, bank memanfaatkan proses IPO sebagai fasilitas pembiayaan baik dalam hal operasional ataupun permodalan. sehingga antara pasar uang dan pasar modal menunjukkan adanya hubungan saling keterkaitan antara satu dengan yang lain. 8.
Tingkat Kesehatan Bank Syariah Kesehatan bank merupakan kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
39
kewajiban dengan baik dan dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku (Santoso, 2006:51 dalam Lasta, Heidy, dkk., 2014). Sedangkan menurut Kasmir (2010) tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank tersebut merupakan suatu batasan yang luas, karena kesehatan bank mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya. Kegiatan tersebut meliputi: a.
Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain dan modal sendiri
b.
Kemampuan mengelola dana
c.
Kemampuan menyalurkan dana ke masyarakat
d.
Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain
e.
Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku Dalam Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No.13/24/DPNP
tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan dari Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011, yang mewajibkan Bank Umum untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank
40
dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) baik secara individual maupun secara konsolidasi. Selain itu, dalam Surat Edaran (SE) tersebut terdapat prinsip- prinsip yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank, adalah sebagai berikut: a.
Berorientasi Risiko
Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada risiko-risiko bank dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja bank secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal
yang
dapat
meningkatkan
risiko
atau
mempengaruhi
kinerja keuangan bank pada saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan demikian, bank diharapkan mampu mendeteksi secara lebih dini akar permasalahan bank serta mengambil langkah-langkah pencegahan dan perbaikan secara efektif dan efisien. b. Proporsionalitas
Penggunaan parameter/indikator
dalam tiap faktor penilaian tingkat
kesehatan bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas kesehatan
usaha
bank
bank.
dalam
Parameter/indikator
Surat
Edaran
ini
penilaian
tingkat
merupakan
standar
minimum yang wajib digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank.
Namun
demikian,
bank
dapat
menggunakan
parameter/indikator tambahan yang sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas
usahanya
dalam
menilai
tingkat
kesehatan
bank
sehingga dapat mencerminkan kondisi bank dengan lebih baik.
41
c. Materialitas dan Signifikansi
Bank perlu memperhatikan materialitas atau signifikansi factor penilaian
tingkat
kesehatan
bank
yaitu
Profil
Risiko,
GCG,
Rentabilitas, dan Permodalan serta signifikansi parameter/indikator penilaian pada masing-masing faktor dalam menyimpulkan hasil penilaian dan menetapkan peringkat faktor. Penentuan materialitas dan signifikansi tersebut didasarkan pada analisis yang didukung oleh data dan informasi yang memadai mengenai Risiko dan kinerja keuangan bank. d. Komprehensif dan Terstruktur
Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis serta difokuskan pada permasalahan utama bank. Analisis dilakukan secara terintegrasi, yaitu dengan mempertimbangkan keterkaitan antar risiko dan antar faktor penilaian tingkat kesehatan bank serta perusahaan
anak
yang
wajib
dikonsolidasikan.
Analisis
harus
didukung oleh fakta-fakta pokok dan rasio-rasio yang relevan untuk menunjukkan tingkat, trend, dan tingkat permasalahan yang dihadapi oleh bank. 9.
Metode RGEC Mengingat pesatnya perkembangan sektor perbankan dan perubahan kompleksitas usaha serta profil risiko bank, dan juga adanya perubahan metodologi dalam penilaian kondisi bank yang diterapkan secara Internasional. Pengalaman dari krisis keuangan global telah
42
mendorong perlunya peningkatan efektifitas penerapan manajemen risiko dan GCG. Tujuannya adalah agar bank mampu mengidentifikasi masalah secara lebih dini, melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, serta menerapkan GCG manajemen risiko yang lebih baik sehingga bank lebih tahan dalam menghadapi krisis (SE Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tahun 2011). Kinerja bank atau tingkat kesehatan bank syariah dapat dinilai dengan metode RGEC. Adapun siklus periode metode penilaian tingkat kesehatan bank adalah sebagai berikut: Gambar 2.4 Siklus Periode Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
CAMEL Paket Februari 1991
CAMELS - PBI No.6/10/PBI/2004 - SE No.6/23/DPNP
RGEC - PBI No.13/1/PBI/2011 - SE No. 13/24/DPNP
Menurut Noor Mutia (2014) menjelaskan bahwa metode CAMEL pertama kali diperkenalkan di Indonesia sejak dikeluarkannya Paket Februari 1991 mengenai sifat-sifat kehati-hatian bank. Paket tersebut dikeluarkan sebagai dampak kebijakan Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (Pakto 1988). CAMEL berkembang menjadi CAMELS pada tanggal 1 Januari 1997 di Amerika. CAMELS berkembang di Indonesia pada akhir tahuan 1997 sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter.
43
Analisis
CAMELS
digunakan
untuk
menganalisis
dan
mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia. Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Kemudian dikeluarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE BI No.13/24/DPNP yang berlaku per Januari 2012 menggantikan penilaian kesehatan bank dengan metode CAMELS dengan metode RGEC. Metode CAMELS tersebut sudah diberlakukan selama hampir delapan tahun
sejak
terbitnya
PBI
No.
6/10/PBI/2004
dan
SE
No.6/23/DPNP. Dengan terbitnya PBI dan SE terbaru ini, metode CAMELS dinyatakan tidak berlaku lagi, diganti dengan model baru yang mewajibkan Bank Umum untuk melakukan penilaian sendiri (selfassessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan risiko RBBR (Risk-based Bank Rating) baik secara individual maupun secara konsolidasi. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah menetapkan sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko. Menurut POJK No. 8/POJK.3/2014 faktor-faktor penilaian dalam metode RGEC adalah sebagai berikut: 1. Risk Profile (Profil Risiko)
44
Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 1 penilaian terhadap faktor profil risiko sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf a merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank. Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang dikuantifikasikan maupun tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank. Karakteristik Risiko inheren Bank ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas Bank, industri dimana Bank melakukan kegiatan usaha, serta kondisi makro ekonomi. Penilaian atas risiko inheren dilakukan dengan memperhatikan parameter/indikator
yang
bersifat
kuantitatif
maupun kualitatif.
Penetapan tingkat Risiko inheren atas masing-masing jenis risiko mengacu pada prinsip-prinsip umum penilaian tingkat kesehatan bank umum. Penetapan tingkat risiko inheren untuk masing-masing jenis risiko dikategorikan ke dalam peringkat 1 (low), peringkat 2 (low to moderate), peringkat 3 (moderate), peringkat 4 (moderate to high), dan peringkat 5 (high). Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko merupakan penilaian terhadap aspek penilaian terhadap aspek: (a) tata kelola risiko, (b) kerangka manajemen risiko, (c) proses manajemen risiko, kecukupan sumber daya manusia, dan kecukupan system informasi manajemen, (d)
45
kecukupan
sistem
pengendalian
risiko
dengan
memperhatikan
karakteristik dan kompleksitas usaha bank. Sedangkan penerapan kualitas manajemen risiko dikategorikan kedalam peringkat 1 (strong), peringkat 2 (satisfactory), peringkat 3 (fair), peringkat 4 (marginal), peringkat 5 (unsatisfactory). Penilaian atas risiko inheren terdiri dari 10 aspek risiko, antara lain: a. Risiko kredit Risiko kredit adalah suatu risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan perjanjian yang disepakatinya. Gagal bayar yang dimaksud ialah gagal bayar karenaa kesengajaan, dan juga gagal bayar karena bangkrut (Rustam, 2013: 55). b. Risiko pasar Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko kerugian baik yang ada didalam maupun diluar posisi neraca keuangan yang muncul karena perubahan harga yang tidak menguntungkan, misalnya fluktuasi nilai asset yang diperjualbelikan atau disewakan. Selain itu, risiko pasar adalah risiko yang berhubungan dengan volatilitas nilai pasar saat ini dan masa mendatang dari suatu aset tertentu (Akkizidis & Sunil, 2008: 111). c. Risiko operasional Menurut Adiwarman A. Karim (2013: 275) Risiko operasional (operational risk) adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh ketidakcukupan atau tidak befungsinya proses internal, human error,
46
kegagalan sistem atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Ada tiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya risiko ini, yaitu: (1) Infrastuktur, seperti teknologi, kebijakan, lingkungan, pengamanan, perselisihan, dan sebagainya (2) Proses (3) Sumber daya. Risiko operasional dapat mencakup lima hal, yaitu risiko reputasi (reputation risk), risiko kepatuhan (compliance risk), risiko transaksi (transactional risk), risiko strategis (strategic risk), dan risiko hukum (legal risk). d. Risiko likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko bank akibat ketidakmampuan bank memenuhi kewajiban bank yang telah jatuh tempo dari pendanaan arus kas dan atau aset yang likuid tanpa mengganggu aktivas bank sehari-hari (PBI No. 11/25/2009). e. Risiko hukum Pengertian risiko hukum menurut Adiwarman A. Karim (2013: 277) adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, seperti: adanya tuntutan hukum, ketiadaan pertauran perundangundangan yang mendukung atau kelemahan perikatan (perjanjian) seperti tidak terpenuhinya syarat keabsahan suatu kontrak atau pengikatan agunan yang tidak sempurna. Dalam kaitan risiko hukum, hal- hal yang harus diperhatikan adalah: -
Keharusan memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis
47
-
Keharusan melaksanakan prosedur analisis aspek hukum terhadap produk dan aktivitas baru
-
Keharusan memiliki satuan kerja yang berfungsi sebagai legal watch, tidak saja terhadap hukum positif tetapi juga terhadap fatwa DSN dan ketentuan-ketentuan lainnya berdasarkan prinsip syariah
-
Keharusan menilai dampak perubahan ketentuan/peraturan terhadap risiko hukum
-
Keharusan untuk menerapkan sanksi secara konsisten
-
Keharusan untuk melakukan kajian secara berkala terhadap akad, kontrak dan perjanjian-perjanjian bank dengan pihak lain dalam hal efektivitas dan enforceability.
f. Risiko strategik Risiko strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau bank tidak mematuhi/ tidak melaksanakan perubahan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. (Adiwarman A. Karim, 2013: 277). g. Risiko kepatuhan Adiwarman A. Karim (2013:276) Risiko kepatuhan adalah risiko yang disebabkan oleh tidak dipatuhinya ketentuan-ketentuan yang ada, baik ketentuan internal maupun eksternal, seperti berikut: -
Ketentuan giro wajib minimum
-
Ketentuan dalam penyediaan produk
48
-
Ketentuan dalam pemberian pembiayaan
-
Ketentuan dalam pelaporan baik pelaporan internal, laporan kepada bank Indonesia, maupun laporan kepada pihak ketiga lainnya
-
Ketentuan perpajakan
-
Ketentuan dalam akad dan kontrak
-
Fatwa DSN
h. Risiko reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan para pemangku kepentingan yang bersumber dari persepsi negatif tehadap bank (PBI No. 13/23/PBI/2011). i. Risiko imbal hasil Berdasarkan PBI No. 13/23/PBI/2011 yang dimaksud dengan risiko imbal hasil ialah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah karena terjadinya perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dan pihak ketiga bank. j. Risiko investasi Risiko investasi didefinisikan sebagai risiko yang mucul dari partisipasi dalam keuangan atau aktifitas bisnis lain yang disebutkan dalam kontrak dan ikut serta dalam menyediakan dana untuk saling menaruh modal dalam bisnis yang tentunya memiliki risiko didalamnya. Bank syariah memiliki risiko investasi pada kontrak berbasis mjudharabah dan musyarakah. Bank syariah menggunakan instrumen ini secara substansial
49
berpengaruh terhadap pendapatan bank, likuiditas, dan risiko lain serta volatilitas pendapatan dan modal (Al Arif & Yuke Rahmawati, 2015:192). 2. Good Corporate Governance (GCG) Penilaian terhadap faktor GCG dalam pendekatan RGEC didasarkan ke dalam tiga aspek utama yaitu, governance structure, governance process, dan governance output. Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia yang disajikan dalam Laporan Pengawasan Bank (2012:36): “governance structure mencakup pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi serta kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite. Governance process mencakup fungsi kepatuhan bank, penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi audit intern dan ekstern, penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern, penyediaan dana kepada pihak terkait dan dana besar, serta rencana strategis bank. Aspek terakhir governance output mencakup transaparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG yang memenuhi prinsip Transparancy, Accountability, Responsibility, Indepedency, dan Fairness (TARIF)” (Lasta, dkk., 2014). Berdasarkan surat edaran (SE) BI No. 12/13/Dpbs, faktor-faktor penilaian GCG bank syariah tentang pelaksanaan GCG adalah: a.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris
b.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi
c.
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite
50
d.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah
e.
Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan pelayanan jasa
f.
Penanganan benturan kepentingan
g.
Penerapan fungsi kepatuhan bank
h.
Penerapan fungsi audit intern
i.
Penerapan fungsi audit ekstern
j.
Batas maksimum penyaluran dana
k.
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG, serta pelaporan internal.
3. Earnings (Rentabilitas) Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari aktifitas bisnis bank. Laba merupakan hal yang sangat penting, dengan laba yang dihasilkan dari suatu kegiatan bisnis mengindikasikan bahwa kinerja yang telah dilakukan adalah baik dan dapat meneruskan kelangsungan hidup bisnis itu sendiri (Arifin, 2009). 4. Capital (Permodalan) Peraturan bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 2 sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf d meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (Kasmir, 2009:198).
51
B. Penelitian Terdahulu Tabel 2.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu No. 1
Peneliti (tahun) Heidy
Judul penelitian Analisis tingkat
arrvida
kesehatan bank
lasta, Zainul
Persamaan
Hasil penelitian
Sampel
Hasil penelitian dalam
yang
yang
jurnal tersebut
dengan
digunakan
digunakan
menunujukkan bahwa
menggunakan
yaitu RGEC
berbeda
tingkat kesehatan PT BRI,
-
Metode
Perbedaan
arifin, Nila pendekatan
-
-
Rasio yang Tbk yang diukur
firdausi
RGEC (Studi
digunakan
menggunakan pendekatan
nuzula
pada PT Bank
berbeda
RGEC secara keseluruhan
(2014)
Rakyat
dapat dikatakan bahwa
Indonesia,Tbk
BRI merupakan bank yang
periode 2011-
sehat bahkan dalam
2013)
beberapa indikator menunjukkan bahwa BRI mendapatkan predikat bank yang sangat sehat.
2
Ni Putu
Analisis tingkat
Metode yang
Variabel
Hasil penelitian jurnal ini
Noviantini
kesehatan bank
digunakan
yang
menunjukkan bahwa Bank
Permata
dengan
sama, yaitu
digunakan
Sinar Harapan Bali dalam
Yessi, Sri
menggunakan
metode
berbeda
hal tingkat kesehatan tidak
Mangesti
pendekatan
RGEC
bermasalah atau dapat
Rahayu,
RGEC (Studi
Jumlah
dikatakan sehat
Maria
pada PT Bank
-
-
sampel yang
Goretti Wi Sinar Harapan
digunakan
Endang
Bali periode
yaitu satu
NP
2010-2012)
(2015)
-
Periode penelitian sama, yaitu 2
52
tahun 3
Adhisyahf
Analisis Kinerja
Variabel
Hasil penelitian jurnal
itri
Perusahaan:
penelitian
yang
tersebut adalah bahwa
Evalina
Sebelum Dan
sama, yaitu
digunakan
seluruh rasio keuangan
Ikhsan
Sesudah Initial
penelitian
Periode
yang digunakan untuk
Public Offering
komparatif
penelitian
mengukur kinerja
Di Bursa Efek
terhadap
berbeda
perusahaan rata-rata lebih
Indonesia
perusahaan
baik sebelum perusahaan
sebelum dan
melakukan IPO kecuali
setelah go
untuk total asset turn over.
-
Jenis
-
-
public 4
David
The Analyze Of
Teknik
Hasil penelitian dalam
Peter
Risk-Based
digunakan
analisis
jurnal ini menunjukkan
Rotinsulu,
Bank Rating
sama, yaitu
berbeda
bahwa metode RGEC
Paulus
Method On
metode
Jumlah
berpengaruh simultan dan
Kindagen,
Bank’s
RBBR atau
sampel
signifikan terhadap
Merinda
Profitability In
pendekatan
penelitian
profitabilitas bank, risiko
Pandowo
State-Owned
RGEC
berbeda
kredit dan likuiditas
Banks
-
Metode yang
-
-
berpengaruh negatif pada profitabilitas bank secara parsial, risiko pasar berpengaruh posti dan signifikan terhadap profitabilitas bank secara parsial, modal tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank secara parsial.
53
C. Kerangka Pemikiran Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran BANK PANIN SYARIAH
Laporan keuangan publikasi Bank Panin Syariah
Sebelum Go Public
Laporan GCG Bank Panin Syariah
Setelah Go Public
Sebelum dan setelah Go Public
Metode RGEC
Profil Risiko
GCG
NPF
Earnings
ROA ROE NIM
FDR
Capital
CAR
Uji Non Parametrik
Two Related Sample (Wilcoxon test) Interpretasi/ Analisis
54
D. Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap variabel-variabel yang akan diuji dalam suatu penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa rata-rata (mean) dari sampel tersebut adalah sama dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa nilai rata-rata (mean) dari sampel tersebut berbeda. Dalam penelitian ini ingin melihat apakah terdapat perbedaan kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public yang dilihat dari rasio pada metode RGEC. Berdasarkan tinjauan pusaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Non Performing Financing (NPF) Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Non Performing Financing (NPF) Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Non Performing Financing (NPF)
b.
Financing to Deposit Ratio (FDR) Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Financing to Deposit Ratio (FDR)
55
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Financing to Deposit Ratio (FDR) c.
Return On Asset (ROA) Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Return On Asset (ROA) Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Return On Asset (ROA)
d.
Return On Equity (ROE) Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Return On Equity (ROE) Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Return On Equity (ROE)
e.
Net Interest Margin (NIM) Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Net Interest Margin (NIM) Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Net Interest Margin (NIM)
56
f.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Capital Adequacy Ratio (CAR) Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berdasarkan Capital Adequacy Ratio (CAR)
57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis perbandingan kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public, dimana Bank Panin Syariah merupakan sampel dalam penelitian ini. Adapun periode yang digunakan adalah periode tahun 2013-2014, karena tahun 2013 merupakan periode dimana Bank Panin Syariah sebelum go public, dan 2014 merupakan periode setelah go public. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Panin Syariah tahun 2013-2014 dan laporan GCG yang merupakan salah satu faktor dalam metode RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance (GCG), Earnings, Capital). B. Metode Pengumpulan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Panin Syariah. Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu dan kriteria yang diterapkan terhadap elemen sampel. Adapun kriteria-kriteria yang dimaksud adalah: 1. Bank Umum Syariah yang sudah terdaftar di BEI 2. Selama periode tahun 2013-2014 secara periodik mempublikasikan laporan keuangan dan laporan GCG bank. Oleh karena itu, alasan peneliti menggunakan Bank Panin Syariah sebagai objek dalam penelitin ini, karena Bank Panin Syariah merupakan satu-
58
satunya bank syariah yang telah mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (BEI), dan mempublikasikan laporan keuangannya secara periodik. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua atau tangan kedua (Usman, 2006:20 dalam Iqbal, Muhammad 2013) yang berupa laporan keuangan yang diambil dari website resmi Bank Panin Syariah. 2. Studi Pustaka Yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi, dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, skripsi terdahulu, buku dan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian ini. D. Metode Analisis Data Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus (case study), serta metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variabel ada perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dimana laporan keuangan bank dan laporan GCG Bank Panin Syariah pada periode sebelum dibandingkan dengan periode setelah go public menggunakan rasio-rasio yang terdapat dalam metode RGEC.
59
Adapun alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode uji beda Wilcoxon Signed Ranks Test yaitu uji non parametrik yang digunakan untuk menganalisis data pada dua kelompok yang berkaitan, termasuk dalam kasus sebelum dan sesudah yang mana objek yang sama diamati pada dua kondisi yang berbeda (Black, 2003 dalam Kurniawan, Albert, 2011). Metode ini biasanya digunakan pada data-data kualitatif (skala nominal dan ordinal) atau untuk data kuantitatif (skala rasio) yang tidak berdistribusi normal (Kurniawan, 2012). Sedangkan ciri-ciri wilcoxon test adalah: (1) level pengukuran data yang rendah yaitu ordinal (2) jumlah data biasanya kurang dari 30 sampel (3) ciri utamanya berasal dari satu populasi yang sama namun diberi dua perlakuan yang berbeda dan mempunyai hubungan (4) data berdistribusi tidak normal (Kurniawan, Albert, 2011: 105). Adapun langkah pengujian dalam wilcoxon test adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Hipotesis Ho: kedua pasangan observasi sama Ha: kedua pasangan observasi berbeda 2. Menentukan tingkat signifikansi α = 5% (0,05) 3. Critical region Critical region yaitu daerah atau wilayah penolakan Ho P value (sig) > α = Ho diterima P value (sig) < α = Ho ditolak 4. Melakukan pengujian atau input data pada program SPSS
60
Rumus:
Keterangan: N : banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda T : jumlah ranking dari nilai selisih yng negatif (apabila banyaknya selisih yang positif lebih banyak dari banyaknya selisih negatif) atau jumlah ranking dari nilai selisih yang positif (apabila banyaknya selisih yang negatif > banyaknya selisih yang positif) Bila sampel lebih besar dari 25, maka distribusinya akan mendekati distribusi normal. Untuk itu digunakan rumus Z dalam pengujiannya. Rumus:
Dimana: Z : Uji normal hitung J : Jumlah jenjang/ranking yang kecil µ: Rataan jenjang/ranking 𝜎: Simpangan baku jenjang/ranking
61
5. Keputusan Tolak Ho atau terima Ho dengan melihat apakah nilai pada hasil pngujian berada pada citical region atau tidak. Jika berada pada critical region, maka hipotesis nol ditolak. Selain itu, dalam menentukan hasil pengujian, hasilnya dibagi 2 karena pengujiannya menggunakan 2 tailed. 6. Kesimpulan Jika keputusan tolak Ho maka dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5% kedua pasangan observasi tersebut berbeda signifikan. E. Operasional Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Y Variabel Y (dependent) dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan laporan GCG Bank Panin Syariah yang telah dipublikasikan. 2. Variabel X Variabel independen dalam penelitian ini adalah: a.
NPF (Non Performing Financing) (X1) NPF diketahui dengan cara menghitung pembiayaan non lancar
terhadap
total
pembiayaan.
NPF
berpengaruh
negatif
terhadap
pertumbuhan laba. b.
FDR (Financing to Deposit Ratio) (X2) FDR diketahui dengan cara menghitung jumlah pembiayaan yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
62
c.
ROA (Return on Asset) (X3) ROA diketahui dengan cara menghitung laba bersih sebelum pajak
terhadap total asset yang dimiliki oleh bank.
d. ROE (Return on Equity) (X4) ROE diketahui dengan cara menghitung laba setelah pajak dibagi dengan total equity. e.
NIM (Net Interest Margin) (X5) Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh
bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. f.
CAR (Capital Adequacy Ratio) (X6) CAR diketahui dengan cara menghitung modal terhadap aset
tertimbang menurut risiko (ATMR). g.
GCG (Good Corporate Governance) (X7) Penilaian terhadap faktor GCG didasarkan ke dalam tiga aspek
utama yaitu, governance structure, governance process, dan governance output. GCG dapat dilihat pada data laporan pelaksanaan GCG yang telah dipublikasikan, serta penilaiannya dapat dilihat berdasarkan bobot, nilai, dan hasil pada nilai komposit GCG serta peringkat yang diperoleh dari pelaksanaan GCG bank tersebut..
63
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian PT Bank Panin Syariah Tbk didirikan di Malang tanggal 08 Januari 1972 dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. PT Bank Panin Syariah Tbk beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain: PT Bank Pasar Bersaudara Djaja tanggal 08 Januari 1972, PT Bank Bersaudara Jaya tanggal 08 Januari 1990, PT Bank Harfa tanggal 27 Maret 1997, PT Bank Panin Syariah tanggal 03 Agustus 2009. Induk usaha Bank Panin Syariah Tbk adalah PT Bank Panin Indonesia Tbk. Visi Bank Panin Syariah adalah “Bank Syariah Pilihan yang menjadi Role Model Berbasiskan Kemitraan dan Ekonomi Rakyat”. Sedangkan Misi Bank Panin Syariah adalah (1) Menyediakan produk dan layanan yang kreatif, inovatif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat (2) Mengembangkan kemitraan
untuk
Mengembangkan
mendukung sumber
daya
pertumbuhan insani
ekonomi
berintegritas
dan
rakyat
(3)
profesional
berlandaskan nilai-nilai spiritual berbasis sistem merit (4) Menerapkan tata kelola perusahaan dan sistem pengendalian yang terintegrasi sesuai prinsip syariah (5) Meningkakan nilai tambah kepada stakeholder. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Panin Bank Syariah, ruang lingkup kegiatan Panin Bank Syariah adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam. Bank Panin Syariah mendapat ijin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6
64
Oktober 2009 sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009. Sejak mengawali keberadaan di industri perbankan syariah di Indonesia, Panin Bank Syariah secara konsisten menunjukkan kinerja dan pertumbuhan usaha yang baik. Panin Bank Syariah berhasil mengembangkan aset dengan pesat berkat kepercayaan nasabah yang menggunakan berbagai produk jasa, pembiayaan dan pendanaan. Saat ini Bank Panin Syariah merupakan bank umum peringkat ke-6 terbesar di Indonesia. Sedangkan jumlah jaringan kantor Bank Panin Syariah saat ini memiliki 1 kantor pusat, 7 kantor cabang, dan 5 kantor cabang pembantu. Kinerja yang baik dan kepercayaan nasabah ini telah menjadi landasan sehingga Panin Bank Syariah dapat menawarkan saham perdananya ke publik melalui Initial Public Offering (IPO) pada awal tahun 2014 yang dilakukan oleh PT Evergreen Capital dan PT RHB OSK Securities Indonesia selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta PT Blue Chip Mulia selaku Biro Administrasi Efek. Dengan telah ditawarkannya saham perdana ke publik (go public), telah menambah kapabilitas Panin Bank Syariah dalam mengambil langkah-langkah strategis untuk memacu pertumbuhan dan menjaga kelangsungan bisnis Panin Bank Syariah di masa depan. Saat ini Panin Bank Syariah memfokuskan upayanya untuk menciptakan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan dan mendukung pertumbuhan bisnisnya. Komposisi kepemilikan Saham Bank Panin Syariah pada per Desember 2014 dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
65
Tabel 4.1 Komposisi Saham Bank Panin Syariah Tahun 2014 No
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham
Prosentase
1
PT Bank Panin Tbk
5.119.951.790
52,11%
2
Dubai Islamic Bank
2.427.750.000
24,71%
3
Masyarakat
2.277.032.310
23,18%
9.824.734.100
100,00%
Total Saham
Sumber: Laporan Keuangan Bank Panin Syariah Tahun 2014 Sedangkan pada gambar 4.1 menjelaskan tentang perkembangan aset Bank Panin Syariah, setelah go public Bank Panin Syariah mengalami peningkatan sebesar Rp 53,08% yaitu dari Rp 4,05 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 6,20 triliun pada tahun 2014. Gambar 4.1 Perkembangan Aset Bank Panin Syariah Total Aktiva (dalam jutaan rupiah) 8.000.000 6.000.000 4.000.000 2.000.000 0 2012
2013
2014
Sumber: Laporan Keuangan Bank Panin Syariah tahun 2014 Dukungan penuh dari PT Bank Panin Indonesia Tbk sebagai induk perusahaan juga telah membantu tumbuh kembang Bank Panin Syariah. Bank Panin Syariah terus berkomitmen untuk membangun kepercayaan nasabah dan
66
masyarakat melalui pelayanan dan penawaran produk yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan memenuhi kebutuhan nasabah. Pada gambar 4.2 menjelaskan tentang struktur organisasi Bank Panin Syariah yaitu sebagai berikut: Gambar 4.2 Struktur Organisasi Bank Panin Syariah Dewan Pengawas Syariah
Komite Pemantau Risiko
Dewan Komisaris
Komite Audit
Direktur Utama Deny Hendrawati
Komite Remunerasi & Nominasi
Direktur Manajemen Risiko & Kepatuhan Budi Prakoso
Perencanaan Perusahaan Edi Setijawan
Direktur Komersial Hadi Purnomo
Direktur Keuangan & Operasi Tri Bhakti Irianto
Bisnis Ritel
Manajemen Risiko Yus Indra
Pendanaan Ritel Jusuf Eko S.
Pembiayaan Komersial Akmal Suryadi
SDI Andi Sulaiman Syah
Operasi Rode Ekanara
Kepatuhan Intan Rahmawati
Pembiayaan Kecil & Menengah Indra Azhary
PendanaanInstitusi Henny Komalaningsih
SKAI Awan Vianto
Keuangan & Pelaporan Juni Supriyanto
Pembiayaan Konsumer
Sekretaris Perusahaan Ahmad Fathoni
Teknologi Informasi M. Raihan Rosa
Bisnis Mikro Fathorrahman
Tresuri Herlis Yulistiana Bara
Bisnis Support Edy Tri S.
Cabang
Sumber: Laporan Keuangan Bank Panin Syariah
67
Berdasarkan gambar 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa Bank Panin Syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah yang posisinya sejajar dengan Dewan Komisaris yang mana Dewan Komisaris dibantu oleh beberapa komite diantaranya Komite Pemantau Risiko, Komite Audit, dan Komite Remunerasi & Nominasi. Selain itu, terdapat jajaran direksi yaitu Direktur Manajemen Risiko & Kepatuhan, Direktur Komersial, dan Direktur Keuangan & Operasi. B. Analisis dan Pembahasan 1.
Kinerja PT Bank Panin Syariah Sebelum Go Public Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan Bank
Panin Syariah yang dipublikasikan melalui websitenya, diketahui nilai rata-rata NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR terdapat dalam tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Nilai rata-rata NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR
Tahun 2013
Bank Panin Syariah, Tbk Sebelum Go Public BULAN
NPF
FDR
ROA
ROE
NIM
CAR
Maret
0,60
120,91
2,72
9,97
6,49
27,09
Juni
0,56
123,60
2,34
8,92
6,15
23,11
September
1,01
112,46
2,18
8,94
4,97
19,75
Desember
0,77
90,40
1,03
4,44
4,26
20,83
Sumber: Laporan Keuangan Bank Panin Syariah yang Telah Diolah Selain itu, untuk memudahkan dalam mendeskripsikan variabel penelitian ini, berdasarkan data rasio keuangan dari laporan keuangan Bank Panin Syariah, maka dapat diketahui nilai minimum, rata-rata (mean), standar
68
deviasi dari masing-masing variabel penelitian yang dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR Bank Panin Syariah, Tbk Sebelum Go Public
Mean Median
NPF
FDR
0.7350
ROA
ROE
NIM
CAR
111.84 2.0675
8.0675
5.4675 22.6950
0.6850 116.6850 2.2600
8.9300
5.5600 21.9700
Maximum
1.01
123.60
2.72
9.97
6.49
27.09
Minimum
0.56
90.40
1.03
4.44
4.26
19.75
0.20469 15.06232 0.7278 2.46754 1.03552
3.2475
Std. deviation
Sumber: data primer yang telah diolah a.
Non Performing Financing (NPF) Berdasarkan tabel 4.2 nilai NPF Bank Panin Syariah, Tbk tahun 2013
pada bulan Maret sebesar 0,60%, bulan Juni sebesar 0,56%, bulan September sebesar 1,01%, dan bulan Desember sebesar 0,77%. Dan pada tabel 4.3 nilai maximum NPF pada tahun 2013 sebesar 1,01% dan nilai minimum sebesar 0,56%. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 0,7350% dengan standar deviasi sebesar 0,20% sehingga menunjukkan simpangan data yang nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata dapat dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa NPF Bank Panin Syariah, Tbk sebelum go public dapat dikatakan baik karena 0,730% < 5% sesuai dengan ketetapan BI.
69
b.
Financing to Deposit Ratio (FDR) Berdasarkan tabel 4.2 nilai FDR Bank Panin Syariah, Tbk tahun 2013
mengalami fluktuasi. Pada bulan Maret sebesar 120,91%, bulan Juni sebesar 123,60%, bulan September sebesar 112,46%, dan bulan Desember sebesar 90,40%. Dan pada tabel 4.3 nilai maximum FDR pada tahun 2013 sebesar 123,60% dan nilai minimum sebesar 90,40%. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 111,84% dengan standar deviasi sebesar 15,06% sehingga menunjukkan simpangan data yang nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata dapat dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa FDR Bank Panin Syariah, Tbk sebelum go public telah memenuhi standar yang ditetapkan BI yaitu lebih dari 85%. c. Return On Asset (ROA) Berdasarkan tabel 4.2 nilai ROA Bank Panin Syariah, Tbk tahun 2013 pada bulan Maret sebesar 2,72%, bulan Juni sebesar 2,34%, bulan September sebesar 2,18%, dan bulan Desember sebesar 1,03%. Dan pada tabel 4.3 nilai maximum ROA pada tahun 2013 sebesar 2,72% dan nilai minimum sebesar 1,03%. Sementara nilai rata-rata (mean) ROA sebesar 2,06% dengan standar deviasi sebesar 0,72% sehingga menunjukkan simpangan data yang nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata dapat dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean sebesar 2,06% dapat disimpulkan bahwa ROA Bank Panin Syariah, Tbk sebelum go public dapat dikatakan baik, karena lebih dari standar nilai minimum yang ditetapkan BI, yaitu 1,5%.
70
d.
Return On Equity (ROE) Berdasarkan tabel 4.2 nilai ROE Bank Panin Syariah, Tbk tahun 2013
mengalami penurunan. Pada bulan Maret sebesar 9,97%, bulan Juni sebesar 8,92%, bulan September sebesar 8,94%, dan bulan Desember sebesar 4,44%. Dan pada tabel 4.3 nilai maximum ROE pada tahun 2013 sebesar 9,97% dan nilai minimum sebesar 4,44%. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 8,06% dengan standar deviasi sebesar 2,46% sehingga menunjukkan simpangan data yang nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata dapat dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa ROE Bank Panin Syariah, Tbk sebelum go public kurang baik karena kurang dari standar yang ditetapkan BI, yaitu >12%. e.
Net Interest Margin (NIM) Berdasarkan tabel 4.2 nilai NIM Bank Panin Syariah, Tbk tahun 2013
mengalami penurunan. Pada bulan Maret sebesar 6,49%, bulan Juni sebesar 6,15%, bulan September sebesar 4,97%, dan bulan Desember sebesar 4,26%. Dan pada tabel 4.3 nilai maximum NIM pada tahun 2013 sebesar 6,49% dan nilai minimum sebesar 4,26%. Sementara nilai rata-rata (mean) sebesar 5,46% dengan standar deviasi sebesar 1,03% sehingga menunjukkan simpangan data yang nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata dapat dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa NIM Bank Panin Syariah, Tbk sebelum go public cukup baik karena nilai mean sesuai dengan ketetapan dari ketetapan BI, yaitu >5%.
71
f.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Berdasarkan tabel 4.2 nilai CAR Bank Panin Syariah, Tbk tahun 2013
pada bulan Maret sebesar 27,09%, bulan Juni sebesar 23,11%, bulan September sebesar 19,75%, dan bulan Desember sebesar 20,83%. Dan pada tabel 4.3 nilai maximum CAR pada tahun 2013 sebesar 27,09% dan nilai minimum sebesar 31,15%. Sementara untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio CAR dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 22,69% dengan standar deviasi sebesar 3,24% dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai rata-rata sehingga data variabel CAR dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa CAR Bank Panin Syariah, Tbk pada tahun 2013 berada diatas standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu minimal 8%. Sehingga dapat dikatakan bahwa Bank Panin Syariah, Tbk sebelum go public telah memenuhi syarat CAR sebagaimana yang ditetapkan BI. 2.
Kinerja PT Bank Panin Syariah, Tbk Setelah Go Public Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan Bank
Panin Syariah yang dipublikasikan melalui websitenya, diketahui nilai rata-rata NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR terdapat dalam tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Nilai rata-rata NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR
BULAN 2014
Tahun
Bank Panin Syariah Periode 2014
Maret
NPF
FDR
ROA
ROE
NIM
CAR
0,94
112,84
1,45
5,27
4,10
31,15
72
Juni
0,57
140,48
1,64
5,75
5,50
25,52
September
0,43
111,79
1,82
6,68
5,59
26,16
Desember
0,29
94,04
1,99
7,66
5,88
25,69
Sumber: Laporan Keuangan Bank Panin Syariah yang Telah Diolah Selain itu, untuk memudahkan dalam mendeskripsikan variabel penelitian ini, berdasarkan data rasio keuangan dari laporan keuangan Bank Panin Syariah, maka dapat diketahui nilai minimum, rata-rata (mean), standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian yang dapat dilihat dari tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Statistik deskriptif variabel NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, CAR Bank Panin Syariah, Tbk Setelah Go Public
Mean Median
NPF
FDR
ROA
ROE
NIM
CAR
0.5575
114.79
1.7250
6.3400
5.2675
27.1300
0.5000 112.3150
1.7300
6.2150
5.5450
25.9250
Maximum
0.94
140.48
1.99
7.66
5.88
31.15
Minimum
0.29
94.04
1.45
5.27
4.10
25.52
0.2794 19.17760
0.23245
1.05688
0.79504
2.69363
Std. deviation
Sumber: data primer yang telah diolah a.
Non Performing Financing (NPF) Berdasarkan pada tabel 4.4 nilai NPF Bank Panin Syariah, Tbk tahun
2014 pada bulan Maret sebesar 0,94%, bulan Juni sebesar 0,57%, bulan September sebesar 0,43%, dan bulan Desember sebesar 0,29% dengan nilai maximum NPF sebesar 0,94% dan nilai minimum NPF 0,29%. Sementara untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio NPF dapat dilihat dari 73
nilai rata-rata (mean) sebesar 0,55% dengan standar deviasi sebesar 0,27% dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai rata-rata sehingga data variabel NPF dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa NPF Bank Panin Syariah, Tbk setelah go public baik karena nilai mean sesuai dengan ketetapan dari ketetapan BI, yaitu <5%. b.
Financing to Deposit Ratio (FDR) Berdasarkan pada tabel 4.4 nilai FDR Bank Panin Syariah, Tbk tahun
2014 pada bulan Maret sebesar 112,84%, bulan Juni sebesar 140,48%, bulan September sebesar 111,79%, dan bulan Desember sebesar 94,04% dengan nilai maximum FDR sebesar 140,48% dan nilai minimum FDR 94,04%. Sementara untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio FDR dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 114,79% dengan standar deviasi sebesar 19,17% dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai rata-rata sehingga data variabel FDR dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa FDR Bank Panin Syariah, Tbk setelah go public cukup baik karena nilai mean sesuai dengan ketetapan dari ketetapan BI, yaitu >85%. c.
Return On Asset (ROA) Berdasarkan pada tabel 4.4 nilai ROA Bank Panin Syariah, Tbk tahun
2014 mengalami peningkatan. Pada bulan Maret sebesar 1,45%, bulan Juni sebesar 1,64%, bulan September sebesar 1,82%, dan bulan Desember sebesar 1,99% dengan nilai maximum ROA sebesar 1,99% dan nilai minimum ROA 1,45%. Sementara untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio ROA dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 1,72% dengan standar
74
deviasi sebesar 0,23% dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai rata-rata sehingga data variabel ROA dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA Bank Panin Syariah, Tbk setelah go public baik, karena lebih dari nilai minimum yang ditetapkan BI, yaitu 1,5%. d.
Return On Equity (ROE) Berdasarkan pada tabel 4.4 nilai ROE Bank Panin Syariah, Tbk tahun
2014 pada bulan Maret sebesar 5,27%, bulan Juni sebesar 5,75%, bulan September sebesar 6,68%, dan bulan Desember sebesar 7,66%. Dan pada tabel 4.5 nilai maximum ROE sebesar 7,66% dan nilai minimum ROE 5,27%. Sementara untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio ROE dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 6,34% dengan standar deviasi sebesar 1,05% dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai rata-rata sehingga data variabel ROE dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa ROE Bank Panin Syariah, Tbk setelah go public kurang baik, karena kurang dari nilai minimum yang ditetapkan BI, yaitu 12%. e.
Net Interest Margin (NIM) Berdasarkan pada tabel 4.4 nilai NIM Bank Panin Syariah, Tbk tahun
2014 pada bulan Maret sebesar 4,10%, bulan Juni sebesar 5,50%, bulan September sebesar 5,59%, dan bulan Desember sebesar 5,88%. Dan pada tabel 4.5 nilai maximum NIM sebesar 5,88% dan nilai minimum NIM 4,10%. Sementara untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio NIM dapat
75
dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 5,26% dengan standar deviasi sebesar 0,79% dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai rata-rata sehingga data variabel NIM dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa NIM Bank Panin Syariah, Tbk setelah go public baik, karena lebih dari nilai minimum yang ditetapkan BI, yaitu 5%. f.
CAR Berdasarkan pada tabel 4.4 nilai CAR Bank Panin Syariah, Tbk tahun
2014 pada bulan Maret sebesar 31,15%, bulan Juni sebesar 25,52%, bulan September sebesar 26,16%, dan bulan Desember sebesar 25,69% dengan nilai maximum CAR pada tabel 4.4 sebesar 31,15% dan nilai minimum CAR 25,52%. Sementara untuk melihat seberapa besar simpangan data pada rasio CAR dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 27,13% dengan standar deviasi sebesar 2,69% dimana nilai standar deviasi ini lebih kecil daripada nilai rata-rata sehingga data variabel CAR dapat dikatakan baik. Dengan melihat nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa CAR Bank Panin Syariah, Tbk setelah go public baik, karena lebih dari nilai minimum yang ditetapkan BI, yaitu 8%.
76
3.
Analisis Deskriptif atau Comparing Means Variabel Penelitian Sebelum dan Setelah Go Public Tabel 4.6 Descriptive Statistics Rasio Keuangan Bank Panin Syariah, Tbk Sebelum dan Setelah Go Public Sebelum dan Setelah
Mean
Sebelum
4
0,7350
0,20469
0,56
1,01
Setelah
4
0,5575
0,27945
0,29
0,94
Sebelum
4
111,84
15,06232
90,40
123,60
Setelah
4
114,79
19,17760
94,04
140,48
Sebelum
4
2.0675
0.72780
1.03
2.72
Setelah
4
1.7250
0.23245
1.45
1.99
Sebelum
4
8.0675
2.46754
4.44
9.97
Setelah
4
6.3400
1.05688
5.27
7.66
Sebelum
4
5.4675
1.03552
4.26
6.49
Setelah
4
5.2675
0.79504
4.10
5.88
Sebelum
4
22.6950
3.24754
19.75
27.09
Setelah
4
27.1300
2.69363
25.52
31.15
Go Public NPF
FDR
ROA
ROE
NIM
CAR
Std.
N
Deviation
Minimum Maximum
Sumber: data primer yang telah diolah a. Non Performing Financing (NPF) Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) rasio NPF setelah go public sebesar 0,55% lebih kecil dibandingkan rasio NPF sebelum go public sebesar 0,73% yang artinya terjadi penurunan nilai rata-rata NPF sebesar 0,18. Persentase ini menunjukkan bahwa total pembiayaan bermasalah Bank Panin Syariah sebelum go public lebih besar dibandingkan setelah go
77
public. Hal ini berarti NPF Bank Panin Syariah setelah go public lebih baik dibandingkan sebelum go public. Namun, jika mengacu pada ketentuan bank indonesia yang menyatakan standar ideal NPF sebesar <5% maka kinerja Bank Panin Syariah berada pada kondisi ideal. b. Financing to Deposit Ratio (FDR) Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) rasio FDR setelah go public sebesar 114,79% lebih besar dibandingkan rasio FDR sebelum go public sebesar 111,84% yang artinya terdapat peningkatan nilai rata-rata FDR sebesar 2,95%. Persentase dari peningkatan ini menunjukkan bahwa pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah lebih besar dibandingkan dengan dana pihak ketiga. Hal ini dapat terjadi karena pada tahun 2014 Bank Panin Syariah telah melakukan go public sehingga modal yang dimiliki untuk melakukan pembiayaan jauh lebih besar dibandingkan dengan sebelum go public. Karena semakin besar FDR maka akan semakin besar kualitas dan tingkat likuiditasnya, selain itu FDR yang tinggi juga dapat memeperlihatkan bahwa Bank Panin Syariah kecil kemungkinannya memiliki dana idle fund yang cukup besar. Apabila jika mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan standar ideal FDR sebesar 85-110% maka kinerja Bank Panin Syariah berada pada kondisi ideal.
78
c. Return On Asset (ROA) Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) rasio ROA setelah go public sebesar 1,72% lebih kecil dibandingkan rasio ROA sebelum go public sebesar 2,06% yang artinya terdapat perbedaan penurunan rata-rata ROA sebesar 0,34%. Namun penurunan ini tidak memberikan dampak, karena perubahannya sangat kecil. Dan apabila mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardie Wira Hari P (2014) tentang Pengukuran Kinerja Bank Syariah dengan Metode RGEC menunjukkan bahwa meskipun suatu bank mengalami penurunan kinerja, maka bank tersebut belum dapat diprediksi mengalami kebangkrutan selama parameter penanganan risiko bank tersebut sangat baik sehingga dapat mencegah atau meminimalisir akan terjadinya kebangkrutan. Namun, jika mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan standar ideal ROA sebesar 1,5% maka kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berada pada kondisi ideal. d. Return On Equity (ROE) Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) rasio ROE setelah go public sebesar 6,34% lebih kecil dibandingkan rasio ROE sebelum go public sebesar 8,06% yang artinya bahwa terdapat perbedaan penurunan nilai rata-rata ROE sebesar 1,72. Persentase ini menunjukkan bahwa kemampuan Bank Panin Syariah sebelum go public dalam menghasilkan laba dari modal sendiri lebih baik dibandingkan setelah go public. Namun, apabila mengacu pada Prospektus Bank Panin Syariah yang menyebutkan bahwa
79
penggunaan dana dari hasil penjualan saham akan digunakan 80% untuk pembiayaan jangka panjang, dan 20% untuk pengembangan jaringan, jadi dapat dijelaskan bahwa penurunan nilai rata-rata tersebut karena setelah go public Bank Panin Syariah baru memberikan pembiayaan pertama kepada nasabah sehingga return yang didapatkan pada tahun pertama yaitu 2014 masih sangat kecil. Namun, jika mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan standar ideal ROE sebesar 5-12% maka kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berada pada kondisi ideal. e. Net Interest Margin (NIM) Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) rasio NIM setelah go public sebesar 5,26% lebih kecil dibandingkan rasio NIM sebelum go public sebesar 5,46% yang artinya bahwa terdapat penurunan nilai NIM sebesar 0,2. Persentase ini menunjukkan bahwa NIM Bank Panin Syariah sebelum go public lebih baik dibandingkan setelah go public. Sama halnya dengan fakor earnings lainnya seperti ROA dan ROE, NIM juga mengalami penurunan nilai rata-rata (mean). Namun, jika mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan standar ideal NIM sebesar >5% maka kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berada pada kondisi ideal. f. Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada tabel 4.6 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) rasio CAR setelah go public sebesar 27,13% lebih besar dibandingkan rasio CAR sebelum go public sebesar 22,69% yang artinya terdapat perbedaan peningkatan rata-
80
rata nilai CAR sebesar 4,44%. Persentase CAR tersebut menggambarkan bahwa nilai CAR setelah go public lebih baik dibandingkan sebelum go public. Hal ini dikarenakan pada tahun 2014 Bank Panin Syariah melakukan go public sehingga bank mendapatkan tambahan dana dari hasil penjualan saham. Apabila jika mengacu pada ketentuan Bank Indonesia tentang kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) bahwa standar terbaik atau minimum CAR adalah 8% maka kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public berada pada kondisi ideal karena memiliki nilai CAR diatas ketentuan standar BI. 4. Pengujian Hipotesis Sebelum dan Setelah Go Public a. NPF (Non Performing Financing) Rasio ini merupakan salah satu rasio dalam faktor risk profile pada metode RGEC yang digunakan untuk menilai risiko kredit atau pembiayaan pada suatu bank. Hasil uji statistik pada rasio NPF terdapat pada tabel 4.7 adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Test Statistics Setelah-sebelum Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-.730a .465
Berdasarkan tabel 4.7 pada pengujian wilcoxon, maka hasil hipotesis yang didapatkan pada pengujian NPF memiliki sig. sebesar 0,465/2 = 0,2325 dengan derajat kesalahan yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Sehingga dapat dilihat 0,2325 > 0,05. Artinya bahwa nilai sig lebih besar
81
dibandingkan dengan derajat kesalahan sehingga Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja NPF Bank Panin Syariah sebelum go public dan setelah go public tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yung Sen dan Lili Syafitri bahwa kinerja bank setelah go public pada rasio solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan. b. FDR (Financing to Deposit Ratio) Rasio ini digunakan untuk menilai tingkat likuiditas suatu bank. Hasil uji statistik pada rasio FDR terdapat pada tabel 4.8 adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Test Statistics Setelah-sebelum Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-.365a .715
Berdasarkan tabel 4.8 pada pengujian wilcoxon, maka hasil hipotesis yang didapatkan pada pengujian FDR memiliki sig. sebesar 0,715/2 = 0,3575 dengan derajat kesalahan yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Sehingga dapat dilihat 0,3575 > 0,05. Artinya bahwa nilai sig lebih besar dibandingkan dengan derajat kesalahan sehingga Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja FDR Bank Panin Syariah sebelum go public dan setelah go public tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurul Shiyam Aprila (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio FDR dalam metode RGEC.
82
c. ROA (Return on Asset) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang bersangkutan. Hasil uji statistik pada rasio ROA terdapat pada tabel 4.9 adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Test Statistics Setelah-sebelum Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-.730a .465
Berdasarkan tabel 4.9 pada pengujian wilcoxon, maka hasil hipotesis yang didapatkan pada pengujian ROA memiliki sig. sebesar 0,465/2 = 0,2325 dengan derajat kesalahan yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Sehingga dapat dilihat 0,2325 > 0,05. Artinya bahwa nilai sig lebih besar dibandingkan dengan derajat kesalahan sehingga Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja ROA Bank Panin Syariah sebelum go public dan setelah go public tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Yung Sen dan Lili Syafitri yaitu Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah IPO pada Perusahaan Go Public di BEI. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio ROA sebelum dan setelah IPO. d. ROE (Return On Equity) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah
83
pajak. Hasil uji statistik pada rasio ROE terdapat pada tabel 4.10 adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Test Statistics Setelah-sebelum Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-.730a .465
Berdasarkan tabel 4.10 pada pengujian wilcoxon, maka hasil hipotesis yang didapatkan pada pengujian ROE memiliki sig. sebesar 0,465/2 = 0,2325 dengan derajat kesalahan yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Sehingga dapat dilihat 0,2325 > 0,05. Artinya bahwa nilai sig lebih besar dibandingkan dengan derajat kesalahan sehingga Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja ROE Bank Panin Syariah sebelum go public dan setelah go public tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adhisyafitri Evalina Ikhsan hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat pebedaan yang signifikan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah IPO. e. NIM (Net Interest Margin) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bung bersih. Hasil uji statistik pada rasio NIM terdapat pada tabel 4.11 adalah sebagai berikut:
84
Tabel 4.11 Test Statistics Setelah-sebelum -.365a
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.715
Berdasarkan tabel 4.11 pada pengujian wilcoxon, maka hasil hipotesis yang didapatkan pada pengujian NIM memiliki sig. sebesar 0,715/2 = 0,3575 dengan derajat kesalahan yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Sehingga dapat dilihat 0,3575 > 0,05. Artinya bahwa nilai sig lebih besar dibandingkan dengan derajat kesalahan sehingga Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja NIM Bank Panin Syariah sebelum go public dan setelah go public tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Iqbal (2013) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio Net Interest Margin. f.
CAR (Capital Adequacy Ratio) Rasio ini merupakan rasio kewajiban modal minimum yang harus
dimiliki oleh bank. Hasil uji statistik pada rasio CAR terdapat pada tabel 4.12 adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Test Statistics Setelah-sebelum Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-1.826a .068
85
Berdasarkan tabel 4.12 pada pengujian wilcoxon, maka hasil hipotesis yang didapatkan pada pengujian CAR memiliki sig. sebesar 0,034 dengan derajat kesalahan yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Sehingga dapat dilihat 0,034 < 0,05. Artinya bahwa nilai sig lebih kecil dibandingkan dengan derajat kesalahan sehingga Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja CAR Bank Panin Syariah sebelum go public dan setelah go public terdapat perbedaan secara signifikan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggi Sabbina (2013) yang hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio CAR. g. Penilaian terhadap GCG (Good Corporate Governance) Good Corporate Governance merupakan salah satu komponen penilaian dalam metode RGEC dan bukan merupakan penilaian terhadap kinerja keuangan bank. Oleh karena itu, laporan pelaksanaan GCG dibuat terpisah dari laporan keuangan. Rincian hasil perhitungan self assessment yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah disajikan pada tabel 4.13 sebagai berikut:
86
Tabel 4.13 Laporan Pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah Periode 2013-2014
1
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
1
Sebelum go public (2013) Bobot Nilai 12.50% 0.13
2
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
1
17.50%
0.18
17.50%
0.18
3
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
1
10.00%
0.10
10.00%
0.10
4
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah
1
10.00%
0.10
10.00%
0.10
No
Faktor
Peringkat
Setelah go public (2014) Bobot Nilai 12.50% 0.13
Keterangan Jumlah, komposisi, integritas, kompetensi dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dekom telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Jumlah, komposisi, integritas, kompetensi dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Jumlah, komposisi, integritas, kompetensi dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5
Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
1
5.00%
0.05
5.00%
0.10
6
Penanganan Benturan Kepentingan
2
10.00%
0.20
10.00%
0.20
7
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
2
5.00%
0.10
5.00%
0.10
8
Penerapan Fungsi Audit Intern
2
5.00%
0.10
5.00%
0.10
9
Penerapan Fungsi Audit Ekstern
1
5.00%
0.05
5.00%
0.05
Bank telah menjalankan pelaksanaan prinsip syariah pada setiap kegiatan dengan ketentuan dan pengawasan sesuai perundang-undangan yang berlaku. Telah terdapat ketentuan dan prosedur internal Bank guna menangani transaksi yang berpotensi menyebabkan benturan kepentingan. Fungsi Kepatuhan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta telah terdapat Kebijakan Kepatuhan internal Bank. Penerapan fungsi audit intern telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penunjukan Akuntan Publik & KAP telah sesuai dengan mekanisme GCG dan ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan tugas Akuntan Publik terpilih telah dilakukan secara independen dan sesuai dengan perjanjian.
10
Batas Maksimum Penyaluran Dana
1
5.00%
0.05
5.00%
0.05
11
Transparansi Kondisi Bank, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal
2
15.00%
0.30
15.00%
0.30
Nilai Komposit
Bank melakukan monitoring dalam penyaluran dana diantaranya dengan memperhatikan pemberian plafond pembiayaan sesuai dengan ketentuan BMPK. Laporan pelaksanaan GCG telah dibuat dan disampaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penerapan transparansi dalam aktivitas Bank sudah berjalan sesuai prinsip GCG, termasuk sistem informasi manajemen dan pelaporan internal.
100.00% 1.35 100.00% 1.40 Predikat : Sangat Baik / Baik / Cukup Baik / Kurang Baik / Tidak Baik Sumber: Laporan GCG Bank Panin Syariah tahun 2013 dan 2014 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
: Nilai Komposit < 1.5 : 1.5 ≤ Nilai Komposit < 2.5 : 2.5 ≤ Nilai Komposit < 3.5 : 3.5 ≤ Nilai Komposit < 4.5 : 4.5 ≤ Nilai Komposit ≤ 5
Berdasarkan tabel 4.13 bahwa pelaksanaan GCG pada Bank Panin Syariah periode sebelum go public mendapatkan skor sebesar 1,35 sedangkan pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah setelah go public mendapatkan skor 1,40. Secara umum dapat disampaikan bahwa berdasarkan hasil self assessment terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance tahun 2013 dan tahun 2014, bank memperoleh predikat sangat baik, meskipun terdapat perbedaan pada bobot nilai sebesar 0,05. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada faktor kelima ari pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah, yaitu pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa. Adapun hasil dari analisis deskriptif pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah memperlihatkan bahwa setelah adanya go public menurunkan bobot nilai pada pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa, kemungkinan dari penurunan tersebut karena Bank Panin Syariah harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru dimana terdapat perubahan dari sisi capital maupun dari sisi kepemilikan saham. Namun, meskipun terjadi penurunan nilai, hal ini tidak terlalu berdampak pada kinerja Bank Panin Syariah, karena selain penurunan nilai tersebut sangat kecil, pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah setelah go public juga mendapatkan predikat sangat baik.
90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini membandingkan apakah terdapat perbedaan kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji statistik non parametrik wilcoxon test pada kinerja keuangan Bank Panin Syariah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio CAR, sedangkan pada rasio rasio NPF, FDR, ROA, ROE, dan NIM tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public, yaitu: a. Faktor R (risk profile) yaitu rasio NPF dan FDR. Berdasarkan hasil pengujian terhadap rasio NPF (Non Performing Financing) tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public yaitu dengan melihat nilai signifikansi 0,2325 lebih besar dari derajat kesalahan 0,05. Dan pada rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public yaitu dengan melihat nilai signifikansi 0,3575 lebih besar dari derajat kesalahan 0,05. b. Faktor G (Good Corporate Governance) yaitu dilihat dari laporan pelaksanaan GCG Bank Panin Syariah dari hasil self assessment terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance tahun 2013 atau sebelum go public memperoleh predikat sangat baik dengan nilai
91
komposit 1,35. Dan pada tahun 2014 atau setelah go public, bank memperoleh predikat sangat baik dengan nilai komposit sebesar 1,40. Perbedaan 0,05 tidak berpengaruh besar karena perbedaan nilai tersebut cenderung sangat kecil. c. Faktor E (Earnings) yaitu rasio ROA, ROE, NIM. Berdasarkan hasil pengujian terhadap rasio ROA (Return On Asset) tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public yaitu dengan melihat nilai signifikansi 0,2325 lebih besar dari derajat kesalahan 0,05. Dan pada rasio ROE (Return On Equity) tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public yaitu dengan melihat nilai signifikansi 0,2325 lebih besar dari derajat kesalahan 0,05. Serta pada rasio NIM (Net Interest Margin) juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public yaitu dengan melihat tingkat signifikansi 0,3575 lebih besar dari derajat kesalahan 0,05. d. Faktor C (Capital) yaitu rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public yaitu dengan melihat tingkat signifikansi 0,034 lebih besar dari derajat kesalahan 0,05. 2. Perbedaan kinerja Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) pada rasio NPF, FDR, ROA, ROE, NIM, dan CAR. Rasio yang mengalami peningkatan atau berpengaruh positif
92
terhadap kinerja bank adalah rasio NPF, FDR, dan CAR, sedangkan rasio yang mengalami penurunan adalah rasio yang terdapat pada faktor earnings, yaitu ROA, ROE, dan NIM. a. Rasio NPF (Non Performing Financing) Bank Panin Syariah sebelum go public lebih tinggi dibandingkan dengan setelah go public, dengan besarnya perbedaan penurunan tersebut sebesar 0,18%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja NPF Bank Panin Syariah setelah go public lebih baik meskipun dampaknya sangat kecil karena perbedaan tersebut tidak signifikan. b. Rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) Bank Panin Syariah setelah go public lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum go public. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja FDR Bank Panin Syariah setelah go public lebih baik, dengan besarnya perbedaan tersebut sebesar 2,95%. c. Rasio ROA (Return On Asset) Bank Panin Syariah sebelum go public lebih tinggi dibandingkan dengan setelah go public. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja ROA Bank Panin Syariah setelah go public mengalami penurunan, dengan besarnya perbedaan tersebut sebesar 0,34%. Namun penurunan tersebut tidak memberikan dampak yang besar, karena perbedaannya sangat kecil. d. Rasio ROE (Return On Equity) Bank Panin Syariah sebelum go public lebih tinggi dibandingkan dengan setelah go public. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja ROE Bank Panin Syariah setelah go public
93
mengalami penurunan, dengan besarnya perbedaan tersebut sebesar 1,72%. e. Rasio NIM (Net Interest Margin) Bank Panin Syariah sebelum go public lebih tinggi dibandingkan dengan setelah go public. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja NIM Bank Panin Syariah setelah go public mengalami penurunan, dengan besarnya perbedaan tersebut sebesar 0,2%. f. Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) Bank Panin Syariah setelah go public lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum go public. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja CAR Bank Panin Syariah setelah go public lebih baik, dengan perbedaan yang cukup signifikan yaitu sebesar 4,44%. B. Saran 1. Bagi Perbankan Dari hasil penelitian ini peneliti menyarankan kepada pihak perbankan, khususnya Bank Panin Syariah agar memaksimalkan secara baik penambahan jumlah modal yang diterima pada saat go public, karena go public merupakan sarana bagi perusahaan dalam rangka ekspansi usaha dengan cara penambahan modal melalui penjualan saham. Sehingga bagi Bank Panin Syariah hendaknya secara konsisten dan berkelanjutan menerapkan sistem pengawasan yang ketat dalam rangka menjaga kepercayaan investor melalui pencapaian pertumbuhan laba yang sesuai dengan ekspektasi awal pada saat sebelum go public. Oleh
94
karena itu, langkah go public yang diambil Bank Panin Syariah seharusnya menjadi langkah awal terbesar dalam pencapaian kinerja Bank Panin Syariah yang lebih baik hingga masa yang akan datang. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dalam penelitian ini menggunakan periode waktu penelitian data triwulanan guna menganalisis kinerja Bank Panin Syariah. Oleh karena itu disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan periode penelitian dan menambahkan variabel-variabel lain. Disamping itu, selain menguji kinerja bank setelah melakukan IPO juga memperluas penelitian dengan melihat ada tidaknya praktek manajemen laba baik pada periode sebelum maupun sesudah IPO.
95
DAFTAR PUSTAKA Al Arif, M. Nur Rianto. Manajemen Risiko Perbankan Syariah. Jakarta: UIN Press, 2015 Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani: Jakarta, 2001 Ardiyana, Marissa dan Dul Muid, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Sebelum dan Sesudah Krisis Global Tahun 2008 dengan Metode CAMEL”, Jurnal Ekonomi. Boediono, Teori Dan Aplikasi: Statistika Dan Probabilitas. Bandung: Rosda, 2002 Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. Bank dan Lembaga Keuangan lain. Edisi kedua. Jakarta : Salemba Empat, 2006 Dewan Standar Akuntansi Syariah, “Standar Akuntansi Keuangan Syariah”, Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia, 2014 Doloksaribu, Tio Arriela. Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Perbankan Go Public. Jurnal IAI, Kerangka Dasar Penyusunandan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah, Jakarta, 2002 Ikhsan, Adhisyahfitri Evalina. Analisis Kinerja Perusahaan: Sebelum dan Setelah Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Universitas Syiah Kuala Iqbal, Muhammad. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan BUS, UUS, dan Konvensional dengan metode CAMELS, Skripsi: UIN Jakarta, 2013 Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006 Karim, Adiwarman A, Bank Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006 Karim, Adiwarman A, Bank Islam: Analisis Antara Fiqih Dan Keuangan, Cet IV, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT Rajawali Press, 2010
96
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers. 2009 Kuncoro, Madrajad & Suhardjono. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BFFE, 2002 Kurniawan, Adhi. Wilcoxon Sign Rank Test. 2012. https//adhikurniawan.files. wordpress.com diakses pada 1 Desember 2015 Kurniawan, Albert. SPSS Serba-Serbi Analisis Statistika Dengan Cepat dan Mudah. Jasakom, 2011 Lasta, Heidy Arrvida dkk., 2014. Analisis Tingkat Kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC, Jurnal Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya Muhammad, Bank Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005 Mutia, Noor. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank: CAMEL dan RGEC. 2014. noormutia.blogspot.com/2014/04/blk5.html diakses pada 14 November 2015 Nainggolan, Marnov, PP: Analisis Pengaruh LDR, NIM, dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository: 2009 Permana, Bayu Aji. 2012. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode CAMELS dan Metode RGEC. Jurnal Universitas Negeri Surabaya. Rahmat, Muhammad. Pengaruh CAR, FDR, dan NPF Terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah Mandiri. Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar. 2012 Rifai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2008 Savitri, Dhian. 2011. Pengaruh NPL, NIM, dan LDR terhadap Perubahan Laba Bank Devisa dan Non Devisa tahun 2006-2010. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan vol.2 nomor 2 November 2011. jurnal.stietotalwin.ac.id. diakses pada 15 Desember 2012
97
Setyorini. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia, Socientia Jurnal Ilmu-ilmu Sosial. Vo.4 No.1:179-185. 2012 Susilo, Sri. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Salemba Empat, 2000 Usman, Husaini dan Setiady, Purnomo. “Pengantar Statistika”. Bumi Aksara, Jakarta, 2006 Wardani. S.L. Efektifitas Jaminan Perseorangan (Borgtocht) Apabila Debitur Wanprestasi Pada Bank Jateng Cabang Pemuda Semarang. Tesis Undip Semarang, 2009 Wira, Ardie. Pengukuran Kinerja Bank Umum Syariah dengan Metode RGEC. Skripsi: UIN Jakarta, 2014 Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP Surat Edaran Bank Indonesia No 6/23/DPNP Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 UU Nomor 21 tahun 2008 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/POJK.03/2014 www.idx.co.id www.paninbanksyariah.co.id
98
Lampiran - Lampiran
99
Lampiran 1: Rasio Keuangan Bank Panin Syariah Periode 2013-2014 Tahun
NPF
FDR
ROA
ROE
NIM
CAR
2013 (3)
0,60%
120,91%
2,72%
9,97%
6,49%
27,09%
2013 (6)
0,56%
123,60%
2,34%
8,92%
6,15%
23,11%
2013 (9)
1,01%
112,46%
2,18%
8,94%
4,97%
19,75%
2013 (12)
0,77%
90,40%
1,03%
4,44%
4,26%
20,83%
2014 (3)
0,94%
112,84%
1,45%
5,27%
4,10%
31,15%
2014 (6)
0,57%
140,48%
1,64%
5,75%
5,50%
25,52%
2014 (9)
0,43%
111,79%
1,82%
6,68%
5,59%
26,16%
2014 (12)
0,29%
94,04%
1,99%
7,66%
5,88%
25,69%
Lampiran 2 : Tabel Perhitungan Rasio Keuangan Bank Panin Syariah
100
101
Lampiran 3: Output Hasil Pengujian data dengan SPSS 16 Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
25th
Percentiles 50th (Median)
75th
Sebelum
4
.7350
.20469
.56
1.01
.5700
.6850
.9500
Sesudah
4
.5575
.27945
.29
.94
.3250
.5000
.8475
Sebelum
4
1.1184E2
15.06232
90.40
123.60
95.9150
116.6850
1.2293E2
Sesudah
4
1.1479E2
19.17760
94.04
140.48
98.4775
112.3150
1.3357E2
Sebelum
4
2.0675
.72780
1.03
2.72
1.3175
2.2600
2.6250
Sesudah
4
1.7250
.23245
1.45
1.99
1.4975
1.7300
1.9475
Sebelum
4
8.0675
2.46754
4.44
9.97
5.5600
8.9300
9.7125
Sesudah
4
6.3400
1.05688
5.27
7.66
5.3900
6.2150
7.4150
Sebelum
4
5.4675
1.03552
4.26
6.49
4.4375
5.5600
6.4050
Sesudah
4
5.2675
.79504
4.10
5.88
4.4500
5.5450
5.8075
Sebelum
4
22.6950
3.24754
19.75
27.09
20.0200
21.9700
26.0950
Sesudah
4
27.1300
2.69363
25.52
31.15
25.5625
25.9250
29.9025
NPF FDR
ROA
ROE
NIM
CAR
102
Wilcoxon Signed Ranks Test N NPF
FDR
sesudah – sebelum
sesudah – sebelum
ROE
NIM
sesudah – sebelum
sesudah – sebelum
3.50
7.00
Positive Ranks
2b
1.50
3.00
Ties
0c
Total
4
2a
2.00
4.00
b
3.00
6.00
Negative Ranks
2
c
Ties
0
Total
4
Negative Ranks
3a
2.33
7.00
Positive Ranks
1b
3.00
3.00
c
Ties
0
Total
4
Negative Ranks
3a
2.33
7.00
Positive Ranks
1b
3.00
3.00
c
Ties
0
Total
4
Negative Ranks
2a
3.00
6.00
b
2.00
4.00
Positive Ranks
CAR sesudah – sebelum
Sum of Rank
Negative Ranks
Positive Ranks
ROA sesudah – sebelum
Mean Rank
2a
2
c
Ties
0
Total
4
Negative Ranks
0a
.00
.00
b
2.50
10.00
Positive Ranks
4
c
Ties
0
Total
4
a. sesudah < sebelum b. sesudah > sebelum c. sesudah = sebelum
103
Test Statistics Z NPF
Asymp. Sig. (2-tailed) Z
FDR
Asymp. Sig. (2-tailed) Z
ROA
Asymp. Sig. (2-tailed) Z
ROE
Asymp. Sig. (2-tailed) Z
NIM
Asymp. Sig. (2-tailed) Z
CAR
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sebelum-Setelah -.730a .465 -.365a .715 -.730a .465 -.730a .465 -.365a .715 -1.826a .068
a. Based on positive ranks b. Wilcoxon Signed Ranks Test
104