ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DENGAN PENDEKATAN RASIO CAMEL PERIODE GO PUBLIC 2007-2010 Meta Riani Siahaan, Imo Gandakusuma Program Studi Manajemen Perbankan Fakultas Ekonomi
Abstrak Skripsi ini membahas perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan setelah IPO dengan pendekatan rasio – rasio CAMEL yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Assets), ROE (Return On Equity), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio). Penelitian dilakukan terhadap bank yang melakukan go public pada periode 2007 – 2010, terdapat 6 bank yang menjadi objek penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja bank sebelum dan sesudah IPO dengan pendekatan rasio CAMEL. Metode statistik yang digunakan adalah uji beda Paired Sample T- Test. Uji beda dilakukan terhadap rerata rasio – rasio CAMEL bank sebelum dan setelah melakukan IPO. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tidak semua rasio – rasio CAMEL pada bank menunjukan perbedaan yang signifikan setelah IPO. Terjadi perubahan pada beberapa rasio, tetapi tidak terjadi perubahan serentak pada seluruh rasio CAMEL. Kesimpulannya kinerja keuangan bank sebelum dan sesudah IPO tidak memiliki perbedaan yang signifikan secara keseluruhan, dan perbedaan yang terjadi berbeda hasilnya pada setiap bank dalam penelitian ini. Kata Kunci : IPO, Go Public, CAMEL Abstract The thesis discuss the differences in the financial performance of banks before and after the IPO with camel ratio approach, Namely, CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (non performing loans), ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), NIM (Net Interest margin), ROA (Operating Expenses to Operating Revenue, LDR (Loan to Deposit Ratio). study was conducted on a bank that perform go public in the period 2007-2010, there were six banks that became the object of research. purpose of this study is to determine whether there are significant differences among the bank's performance before and after IPO by using camel ratio approach. statistical
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
method used is different test paired sample T-test. Different test was performed on the average camel ratios of a bank before and after the IPO. The results of this study found that not all the ratios on the bank shows a significant difference after the IPO. There is a change in some ratio, but not overall. This study concluded that the bank's financial performance before and after the IPO has no significant differences, and the difference that occur are varied in each bank. Keywords : IPO, Go Public, CAMEL
Pendahuluan Perbankan adalah salah satu sektor industri yang dinamis dan sangat penting peranannya dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Hal ini dibuktikan dengan rentannya perekonomian yang tidak didukung oleh sektor perbankan yang sehat. Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi khususnya dalam penyaluran kredit mempunyai peranan penting bagi pergerakan roda perekonomian secara keseluruhan dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. Dimana pada level ekonomi makro bank merupakan alat dalam menetapkan kebijakan moneter sedangkan pada level mikro ekonomi bank merupakan sumber utama pembiayaan bagi para pengusaha maupun individu (Konch, 2000).
Siringoringo (2012) menjelaskan jika dilihat fenomena yang terjadi pada perbankan di Indonesia saat ini, yaitu bahwa kinerja keuangan bank umum beberapa tahun ini mengalami perkembangan yang sangat baik dan positif. Hal ini tercermin dari pertumbuhan asset, rasio permodalan (CAR) dan tingkat profitabilitas (ROA) yang cukup tinggi, kondisi likuiditas yang relatif terkendali serta risiko kredit macet (NPL) yang rendah. Mengindikasikan pertumbuhan yang positif meskipun tidak dipungkiri masih ada beberapa hal yang menjadi kekurangan antara lain fungsi intermediasi bank belum optimal baik dari kemampuan dalam menghimpun dana maupun kualitas kredit yang disalurkan. Kualitas penyaluran kredit yang disalurkan masih mendominasi pangsa kredit komsumsi. Sedangkan untuk pertumbuhan kredit untuk kegiatan produktif yaitu kredit modal kerja dan investasi yang sifatnya jangka panjang tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan kredit komsumsi.
Sejak 2007 hingga 2010, ada 77 perusahaan yang melakukan IPO, dari jumlah tersebut terdapat 6 bank yang melakukan IPO. Hingga 2012 tercatat 31 bank yang listed di BEI (www.idx.co.id).
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
Jumlah ini adalah angka yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah bank yang ada lebih dari 130 bank. Hal ini pun dinilai oleh Bank Indonesia sebagai indikasi kurangnya pengawasan di perbankan Indonesia karena jumlah bank yang sudah go public sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah bank yang ada. Bank Indonesia selaku regulator perban kan Indonesia menggulirkan wacana untuk mewajibkan bank melakukan proses go public. Deputi Gubernur BI Muliaman D. Hadad menyampaikan ini dalam diskusi dan peluncuran Global Corruption Report 2009 yang diadakan oleh Transparency International, Rabu (14/9). (Prasetyo, Kontan, 08 Oktober 2009).
Krisis sub-prime mortgage Amerika yang mulai terasa dampaknya pada paruh kedua tahun 2008 memang telah memberikan efek yang cukup signifikan bagi perkembangan pasar modal Indonesia. Seirama dengan gejolak yang terjadi di dunia, hampir semua negara mengalami penurunan kinerja perekonomian yang cukup tajam. Beberapa bank besar dunia bahkan harus dilikuidasi karena mengalami kebangkrutan dan membutuhkan suntikan dana dari pemerintahnya untuk memperbaiki kondisi keuangan. Namun untuk Indonesia, tekanan akibat krisis tersebut ternyata tidak berlarut lama dan dapat diatasi dengan baik. Kebijakan pemerintah yang cukup responsif dalam mengatasi krisis berhasil mempertahankan kondisi makro ekonomi nasional yang stabil dan kondusif, yang pada gilirannya juga menciptakan iklim investasi yang aman di pasar modal. Bahkan sampai dengan saat ini pasar modal Indonesia masih menjadi market yang cukup menarik bagi investor asing. Perkembangan makro ekonomi dan perbankan Indonesia dalam kurun waktu satu dekade terakhir dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini: Tabel 1. 1 Perkembangan Makro ekonomi dan perbankan Indonesia
Sumber : Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (diolah) * : data Kuartal III 2012
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2005 hingga kuartal ketiga 2012 dapat dikatakan cukup stabil. Dalam laporan studi tentang potensi perusahaan go public di pasar modal Indonesia yang dilakukan oleh Tim Peneliti dari Departemen Keuangan RI, mengatakan Indonesia dinilai sebagai salah satu negara yang perekonomiannya segera pulih dari krisis ekonomi yang terjadi pada 2008. Pertumbuhan IHSG yang sebesar 66,9% merupakan ketiga terbaik dibandingkan indeks bursa-bursa dunia, dibawah Shenzen Stock Exchange dan Shanghai Stock Exchange dari China. Bagi Indonesia hal ini merupakan kemajuan besar dalam industri pasar modal.
Jika perkembangan perekonomian yang ada tersebut di atas dikaitkan, maka dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa terdapat potensi yang besar dalam meningkatkan jumlah IPO di pasar modal Indonesia karena baik dari sisi demand (jumlah calon investor yang akan menginvestasikan dananya) maupun dari sisi supply (jumlah perusahaan yang masih membutuhkan dana) masih memiliki potensi yang cukup besar untuk ditingkatkan khususnya dibidang perbankan. Namun diperlukan pengukuran yang jelas untuk dapat mendukung pernyataan di atas. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan khususnya bank yang telah melakukan IPO. Rasio CAMEL merupakan kumpulan rasio yang umum digunakan untuk mengukur kinerja perbankan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas kesehatan bank sebelum dan sesudah IPO, untuk bank yang listing periode 2007 – 2010. Terdapat beberapa alasan mengapa peneliti melakukan penelitian ini. Pertama, terdapat beberapa penelitian terdahulu menguji pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja, namun menunjukkan hasil yang tidak konsisten antara peneliti yang satu dengan peneliti lain. Kedua, dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih representatif akan kondisi perbankan. Ketiga, penulis memilih periode 2007 – 2010, dimana pada periode ini perbankan Indonesia dapat dikatakan cukup stabil (lihat tabel 1.1) diharapkan hasil yang diberikan lebih representative. Variabel yang digunakan antara lain terdiri dari CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Assets), ROE (Return On Equity), NIM (Net Interest Margin), BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio) atau yang lebih dikenal dengan rasio CAMEL.
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
Dengan melihat latar belakang dan keterbatasan data yang dikemukakan dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan pada nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) antara sebelum dan sesudah IPO? 2. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan pada nilai Non Performing Loans (NPL) antara sebelum dan sesudah IPO? 3. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan pada nilai Net Interest Margin (NIM) antara sebelum dan sesudah IPO? 4. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan pada nilai Return On Asset (ROA) antara sebelum dan sesudah IPO? 5. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan pada nilai Return On Equity (ROE) antara sebelum dan sesudah IPO? 6. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan pada nilai Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) antara sebelum dan sesudah IPO? 7. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan pada nilai Liquidity, Loan to Deposit Ratio (LDR) antara sebelum dan sesudah IPO?
Setiap rasio dianalisis pada periode 3 tahun sebelum IPO, tahun IPO, dan 3 tahun sesudah IPO, kemudian masing – masing tahun dibandingkan untuk mengetahui apakah ada perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah IPO yang mengindikasikan efektifnya IPO yang dilakukan oleh bank tersebut. Untuk Bank yang go public periode di ubah dalam bentuk kuartal karena keterbatasan data. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara CAR bank sebelum dan sesudah initial public offering (IPO). 2. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara NPL bank sebelum dan sesudah initial public offering (IPO). 3. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara NIM bank sebelum dan sesudah initial public offering (IPO).
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
4. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara ROA bank sebelum dan sesudah initial public offering (IPO). 5. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara ROE bank sebelum dan sesudah initial public offering (IPO). 6. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara BOPO bank
sebelum dan
sesudah initial public offering (IPO). 7. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara LDR bank sebelum dan sesudah initial public offering (IPO).
Tinjauan Teoritis Initial Public Offering (IPO) Di pasar modal Indonesia, istilah Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) atau disebut juga sebagai go public dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk pertama kalinya suatu saham perusahaan ditawarkan/dijual kepada publik/masyarakat. Selain saham, istilah Penawaran Umum Perdana (IPO) juga dapat dikaitkan dengan penawaran/penjualan obligasi perusahaan kepada publik. Namun untuk go public, istilah tersebut hanya berlaku untuk IPO saham atau Penawaran Umum Perdana Saham. Hal ini dijelaskan dalam Laporan Tim Studi Bapepam RI yang meneliti potensi jumlah perusahaan yang dapat melakukan go public di Indonesia (Tim Depkeu RI, 2009).
Saat ini ada 33 bank terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) sementara jumlah bank yang ada di Indonesia saat ini sudah lebih dari 130 bank belum termasuk bank perkreditan rakyat. Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pengawasan terhadap bank di Indonesia.
Definisi Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan, grup perusahaan atau pemerintah menjadi perusahaan publik (terbuka). Perusahaan yang kondisi awalnya dikelola dengan sumber daya sendiri serta pertanggungjawaban hanya di lingkup internal, setelah go public akan terdapat banyak perubahan, seperti struktur perusahaan, adanya pembagian dividen yang telah ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), serta perubahan-perubahan lain yang berimbas pada
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
kinerja perusahaan yang di dalamnya termasuk kinerja keuangan dan struktur modal. (Panduan Go Public, Bursa Efek Indonesia)
Jay. R. Ritter dalam tulisannya Initial Public Offering (1998) menyebutkan bahwa: “An initial public offering (IPO) occurs when a security is sold to the general public for the first time, with the expectation that a liquid market will developed. Although an IPO can be of any debt or equity security”.
Dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tidak terdapat definisi dan penjelasan khusus mengenai istilah go public. Adapun yang dijelaskan adalah mengenai Penawaran Umum efek dan mekanismenya, dimana saham dan obligasi termasuk dalam kategori efek. Perusahaan yang akan melakukan IPO atau Penawaran Umum Perdana harus mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam-LK untuk memperoleh Pernyataan Efektif. Berikut adalah penelitian-penelitian sebelumnya: No.
Nama
Tahun
Tema Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Schiozer et. al
2010
IPO Bank di Brazil
Perbedaan signifikan antara kinerja sebelum dan sesudah IPO
2.
Isaac Otchere
2005
Privatisasi di negara low – middle income
Perbedaan signifikan antara kinerja sebelum dan sesudah Go Public
3.
Praghina
2008
Studi Kasus Bank Mandiri
Tidak ada perbedaan signifikan antara kinerja sebelum dan sesudah IPO
4.
Erna
2010
Studi Kasus Bank terdaftar di BEI
Hanya LDR yang menunjukkan perbedaan signifikan antara kinerja sebelum dan sesudah IPO
5.
Nurfitri
2010
Studi Kasus Bank XYZ (Persero)
Tidak ada perbedaan signifikan antara kinerja sebelum dan sesudah IPO
Metode Penelitian Analisis Rasio Keuangan
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perbedaan kinerja keuangan bank yang melakukan IPO pada tahun 2007 – 2010. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan parameter rasio kinerja bank dengan metode CAMEL direpresentasikan oleh rasio keuangan berikut ini : Tabel Rasio – Rasio CAMEL
No. 1
Rasio
Pendekatan
Capital,
Tier I + Tier II ppATMR
Perhitungan Modal (Tier I dan Tier II) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko, dilakukan berdasarkan kewajiban penyertaan modal minimum yang berlaku.
Asset Quality,
_____APB_____
NPL (Non Performing Loans)
Aktiva Produktif
APB = Aktiva Produktif Bermasalah adalah Kredit bermasalah yang pengklasifikasiannya terdiri dari kredit
CAR (Capital Adequacy Ratio)
2
Keterangan
dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet 3
Management Quality,
PB – BB x100%
PB = Pendapatan Bunga
NIM (Net Interest Margin)
Rata2 AP
BB = Beban Bunga AP = Aktiva Produktif
4
Earnings,
PB Net x100%
ROA (Return On Asset)
Total Aset
PB Net = Laba Bersih Sebelum Pajak Total Aset = Total Aktiva
5
ROE (Return On Equity)
PB Net x100%
PB Net = Laba Bersih Sebelum Pajak
Total Ekuiti Total Equity = Modal Inti 6
7
BOPO (Biaya terhadap Operasional)
Operasional BO Pendapatan PO
x 100%
BO= Biaya Operasional PO= Pendapatan Operasional
Liquidity,
Kredit
x 100%
LDR (Loan to Deposit Ratio)
Danayg diterima
Kredit = Kredit yang diberikan Dana yang diterima = Dana Pihak Ketiga
Secara singkat indikator atau rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan:
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
1. Capital Adequacy Ratio, Taswan (2010) menjelaskan rasio CAR merupakan perbandingan modal bank denganAktiva Tertimbang Menurut Risiko, yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (baik penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana – dana dari luar bank (Dana Pihak Ketiga, Pinjaman, Ekuitas, dan Dana lainnya). Semakin besar rasio CAR, semakin rendah risiko yang dimiliki, semakin sehat pula permodalan yang dimiliki oleh bank tersebut. Bank Indonesia selaku regulator perbankan Indonesia menetapkan angka 8% sebagai batasan minimum rasio CAR suatu bank untuk dapat dikatakan sehat. 2. Asset Quality, Dalam hal ini dinilai dengan pendekatan rasio NPL (Non Performance Loans). Rasio NPL menggambarkan perbandingan antara pinjaman atau kredit bermasalah dengan jumlah total kredit yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi nilai rasio NPL suatu bank maka semakin tinggi pula risiko kredit yang dimiliki oleh suatu bank. 3. Management Quality, Penilaiannya dilakukan dengan pendekatan rasio Net Interest Margin (NIM). Yakni dengan menilai tingkat kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya sehingga mampu menghasilkan pendapatan bunga untuk membiayai biaya bunga. Selisih biaya dan pendapatan bunga disebut pendapatan bunga bersih untuk mendapatkan rasio NIM dibandingkan dengan rata – rata aktiva produktif. Semakin besar rasio NIM suatu bank menggambarkan semakin besar kemampuan suatu bank untuk menghasilkan pendapatan dari aktiva yang dimiliki. 4. Earnings Ability, Penilaian kemampuan perusahaan untuk memperoleh pendapatan dengan menilai Return On Asset, Return On Equity, serta Biaya Operasional Pendapatan Operasional. Return On Asset menggambarkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba dari nilai aset yang ada. Nilai ROA yang semakin tinggi mengindikasikan kinerja perusahaan yang cukup baik sehingga mampu melakuan optimalisasi penggunaan aset. Return On Equity menggambarkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba dari nilai ekuitas yang ada. Nilai ROE yang semakin tinggi mengindikasikan kinerja perusahaan yang cukup baik sehingga mampu melakuan optimalisasi penggunaan ekuitas.
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
Selanjutnya Biaya Operasional Pendapatan Operasional dihitung dengan pembandingan besar biaya operasional yang dikeluarkan dengan pendapatan operasional yang didapat. Biaya Operasional adalah biaya bunga ditambah biaya lain yang diperlukan dalam melakukan operasional bank dan Pendapatan Operasional adalah penjumlahan pendapatan bunga dengan total pendapatan operasional lain. Semakin kecil rasio ini, artinya efisiensi yang dilakukan semakin baik, dan mengurangi kemungkinan kondisi bermasalah suatu bank. 5. Liquidity Penilaian tingkat likuiditas suatu bank yang dilakukan dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang diterima. Semakin besar rasio ini semakin agresif likuiditasnya yang menggambarkan semakin besar pula dana pihak ketiga yang menjadi idle money atau dana menganggur. Tetapi rasio yang terlalu kecil mengindikasikan kondisi keuangan yang tidak likuid.
Untuk membandingkan perbedaan kondisi keuangan sebelum dan setelah IPO digunakan uji beda Paired Sample T Test untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh IPO terhadap kinerja keuangan.
Uji Beda Paired - Samples T Test Penelitian ini merupakan pengujian kuantitatif, berupa pengujian hipotesis. Metode statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian non-parametrik, yaitu dengan menggunakan paired sample t-test atau dikenal dengan uji – t. Paired sample t-test adalah uji perbedaan rata – rata yang signifikan diantara dua kelompok data. Uji-t membantu menguji perbedaan rata – rata yang signifikan diantara dua kelompok pada variable terikat berskala interval atau rasio.
Data yang telah dikumpulkan dan dihitung terkait dengan tujuan yang diharapkan dengan tujuan yang diharapkan pada penelitian ini, selanjutnya diolah dengan uji beda rata – rata dengan menggunakan uji dua sampel berpasangan (Paired Sample T Test). Sampel berpasangan yang digunakan adalah rasio – rasio CAMEL sebelum IPO dan setelah IPO.
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
Setelah melakukan pengumpulan data maka langkah selanjutnya adalah menentukan hipotesis. Dalam penelitian ini hipotesis yang disusun adalah sebagai berikut : 1.
CAR
H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai CAR sebelum dan sesudah IPO, H1 = Terdapat perbedaan signifikan antara nilai CAR sebelum dan sesudah IPO. 2.
NPL
H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai NPL sebelum dan sesudah IPO, H1 = Terdapat perbedaan signifikan antara nilai NPL sebelum dan sesudah IPO. 3.
NIM
H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai NIM sebelum dan sesudah IPO, H1 = Terdapat perbedaan signifikan antara nilai NIM sebelum dan sesudah IPO. 4.
ROA
H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai ROA sebelum dan sesudah IPO, H1 = Terdapat perbedaan signifikan antara nilai ROA sebelum dan sesudah IPO. 5.
ROE
H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai ROE sebelum dan sesudah IPO, H1 = Terdapat perbedaan signifikan antara nilai ROE sebelum dan sesudah IPO. 6.
BOPO
H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai BOPO sebelum dan sesudah IPO, H1 = Terdapat perbedaan signifikan antara nilai BOPO sebelum dan sesudah IPO. 7.
LDR
H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai LDR sebelum dan sesudah IPO, H1 = Terdapat perbedaan signifikan antara nilai LDR sebelum dan sesudah IPO. Setelah hipotesis ditentukan, data akan diolah dengan menggunakan SPSS ed.16, output dari proses ini akanmenghasilkan tabel hasil perhitungan yang akan mempermudah untuk menganalisis kondisi keuangan bank yang diteliti. Proses olah data dilakukan secara terpisah pada masing – masing rasio untuk mencari perbedaan yang terjadi pada rasio masing – masing bank periode sebelum dan setelah IPO. Periode tahun IPO dilaksanakan tidak dimasukan dalam perhitungan karena waktu pelaksanaan IPO setiap bank relative berbeda dan terjadi sepanjang tahun. Periode satu tahun setelah IPO
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
diangggap kondisi perusahaan sudah normal. Meski demikian peneliti melakukan perbandingan non-statistikal terhadap rasio – rasio yang ada dari sebelum, tahun pelaksanaan dan setelah IPO. Hasil Penelitian Berikut adalah rasio CAMEL bank sebelum dan setelah IPO BANK
CAR
ROA
RASIO CAMEL ROE NIM NET
BOPO
LDR
BAEK 2005 BAEK 2006 BAEK 2007 BAEK 2008 * BAEK 2009 BAEK 2010 BAEK 2011
12.83 14.03 13.18 14.1 21.75 19.05 16.37
2.04 1.62 1.87 2.26 2.21 1.78 1.49
24.36 19.81 20.32 18.06 19.42 14.34 10.43
4.4 3.95 4.28 4.61 4.36 4.09 4.38
0.68 2.15 2.06 0.83 0.9 0.12 0.51
79.47 86.26 80.27 75.63 77.65 76.32 81
52.75 42.4 52.05 61.42 45.54 62.44 70.06
BBTN 2006 BBTN 2007 BBTN 2008 BBTN 2009 * BBTN 2010 BBTN 2011 BBTN 2012 Q3
18.23 22.91 16.44 21.49 16.74 15.03
1.78 1.92 1.8 1.47 2.05 1.07
23.36 20.68 19.64 14.53 16.67 10.03
5.13 5.47 5.08 4.6 5.93 5.75
1.77 2.81 2.66 3.36 2.66 2.23
87.56 85.89 86.18 88.29 83.28 81.75
83.75 92.38 101.83 101.29 108.42 102.57
15.22
1.74
16.27
6
2.51
80.26
110.44
BJBR 2007 BJBR 2008 BJBR 2009 BJBR 2010 * BJBR 2011 BJBR 2012 Q1 BJBR 2012 Q3
17.77 15.39 21.2 22.85 18.36 19.55 18.44
2.44 3.31 3.24 3.15 2.65 2.67 2.7
19.58 24.98 28.09 24.95 21.00 22.20 26.45
6.01 8.45 7.63 7.32 6.89 4.75 7.12
0.16 0.11 0.76 0.29 0.41 0.23 1.7
79.12 75.41 77.3 76.6 80.02 76.24 76.75
79.02 89.44 82.47 71.14 72.95 56.3 64.95
BSIM 2007 BSIM 2008 BSIM 2009 BSIM 2010 * BSIM 2011 BSIM 2012 Q1 BSIM 2012 Q3 * = Tahun IPO
11.18 11.52 13.95 14.92 15.27 16.47 20.08
0.33 0.34 0.93 1.44 1.07 1.13 1.74
3.05 3.85 8.46 15.34 10.03 12.06 16.27
4.15 3.66 5.04 6.19 5.65 4.94 5.29
0 1.72 1.65 1.11 0.79 0.34 0.51
97.03 98.52 91.18 91.41 60.95 54.89 60.29
62.18 83.31 79.01 73.64 69.5 73.77 78.07
Sumber : Direktori Bank Indonesia Tahun 2005 – 2010 (diolah kembali)
Dari hasil pemaparan dan analisis pada bab ini, maka berikut kesimpulan uji:
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
BANK
CAR
ROA
RASIO CAMEL ROE NIM NPL
MCOR 2004 MCOR 2005 MCOR 2006 MCOR 2007 * MCOR 2008 MCOR 2009 MCOR 2010
11.91 14.3 17.69 30.9 20.24 16.88 17.12
-7.85 0.31 3.84 0.02 0.25 1 1.11
139.71 3.47 40.76 -1.83
BACA 2004 BACA 2005 BACA 2006 BACA 2007 * BACA 2008 BACA 2009 BACA 2010
50.49 72.83 56.82 50.37 28.4 44.62 29.29
-5.05 17.7 2.95 2.13 1.14 1.42 0.74
BOPO
1.39 6.03 7.24
3.66 5.3 5.39 3.73 4.95 4.48 4.61
5.74 1.32 2.15 0.98 0.29 1.04 1.12
170.79 108.42 99.61 73.21 68.8 91.92 91.21
30.92 58.91 64.27 53.71 86.14 65.58 81.29
-5.56 23.61 8.26 10.36 6.54 6.5 5.11
4.41 10.92 5.08 4.52 4.36 4.64 3.95
0 0 0 0 0.82 0.24 0.99
192.77 202.97 78.69 80.35 88.36 86.03 91.75
192.77 54.8 84.26 73.26 67.72 49.65 50.6
Tabel 2. Kesimpulan Uji Statistik (Paired sampleT- test)
CAR ROA ROE NIM NPL LDR BOPO
BACA BAEK BJBR Mean Sig Mean Sig Mean Sig 2.59E+01 0.006 -5.71 0.078 -6.63 0.771 4.10 0.596 0.016 0.935 0.3233 0.351 2.72 0.778 6.76 0.050 1.00 0.509 2.48 0.325 -0.67 0.346 1.11 0.499 -0.68 0.095 1.12 0.243 -0.43 0.228 54.62 0.270 -10.28 0.362 18.91 0.137 6.94E+01 0.236 3.67 0.371 -0.39 0.492
Tabel 3. Kesimpulan Uji (Lanjutan)
CAR ROA ROE NIM NPL LDR BOPO
BSIM Mean -5.05 -0.78 -7.67 -1.11 0.576 1.05 36.86
Sig 0.013 0.001 0.02 0.12 0.490 0.849 0.010
MCOR Mean -3.44 -2.02 54.62 0.103 2.25 -26.30 42.29
LDR
Sig 0.317 0.592 0.313 0.896 0.297 0.217 0.293
BBTN Mean 3.53 0.21 6.90 -0.667 -0.05 -14.49 4.78
Sig 0.246 0.587 0.082 0.07 0.914 0.105 0.014
Sumber: data olahan menggunakan SPSS 18
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
Pembahasan Untuk CAR, Ho ditolak untuk CAR BACA dan CAR BSIM pada signifikansi 95% karena probabilitas lebih rendah dari 0.05. Sementara pada tingkat signifikansi 90% , Ho ditolak untuk CAR BAEK dengan probabilitas lebih kecil dari 0.1 yakni 0.78. Untuk bank lain Ho diterima yang berarti nilai sebelum IPO sama dengan nilai sesudah IPO yang berarti nilai sebelum IPO sama dengan nilai sesudah IPO pada signifikansi 95%.
Untuk ROA, Ho ditolak untuk ROA BSIM pada signifikansi 95% karena probabilitas lebih rendah dari 0.05. Untuk bank lain Ho diterima yang berarti nilai sebelum IPO sama dengan nilai sesudah IPO yang berarti nilai sebelum IPO sama dengan nilai sesudah IPO pada signifikansi 95%.
Untuk ROE, Ho ditolak untuk ROE BSIM dan ROE BAEK pada signifikansi 95% karena probabilitas lebih rendah dari 0.05. Selain itu, Ho ditolak untuk ROE BBTN pada signifikansi 90% karena probabilitas lebih rendah dari 0.1, yang berarti nilai sebelum IPO tidak sama dengan nilai sesudah IPO pada signifikansi 90%. Untuk bank lain Ho. Untuk bank lain Ho diterima yang berarti nilai sebelum IPO sama dengan nilai sesudah IPO yang berarti nilai sebelum IPO sama dengan nilai sesudah IPO pada signifikansi 95%.
Untuk NIM, Ho ditolak untuk NIM BBTN pada signifikansi 90% karena probabilitas lebih rendah dari 0.1. Untuk bank lain Ho diterima yang berarti nilai sebelum IPO sama dengan nilai sesudah IPO yang berarti nilai sebelum IPO sama dengan nilai sesudah IPO pada signifikansi 95%.
Untuk NPL, Ho ditolak untuk NPL BACA pada signifikansi 90% karena probabilitas lebih rendah dari 0.1. Untuk bank lain Ho diterima yang berarti nilai sebelum IPO sama dengan nilai sesudah IPO yang berarti nilai sebelum IPO sama dengan nilai sesudah IPO pada signifikansi 95%.
Untuk LDR, Ho diterima yang berarti nilai sebelum IPO sama dengan nilai sesudah IPO.
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
Untuk BOPO, Ho ditolak untuk BOPO BSIM dan BOPO BBTN pada signifikansi 95% karena probabilitas lebih rendah dari 0.05, yang berarti nilai sebelum IPO tidak sama dengan nilai sesudah IPO pada signifikansi 95%. Untuk bank lain Ho diterima yang berarti nilai sebelum IPO sama dengan nilai sesudah IPO. Kesimpulan Berdasarkan analisis statistik di atas maka didapatkan kesimpulan dari uji beda pada masing – masing rasio antara sebelum dan sesudah IPO : 1. Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Capital dan Bank Sinarmas yang memiliki perbedaan signifikan antara rasio CAR sebelum dan setelah IPO. Nilai probabilitas 0,006 dan 0.013 signifikan pada α = 0,05 atau 95%. Sementara bank lain tidak memiliki perbedaan yang signifikan. 2. Asset Quality (NPL) Untuk nilai NPL pada tingkat signifikan 90% atau α = 0,1 bank Capital memiliki probabilitas yang lebih rendah yaitu 0,095. Sementara bank yang lain tidak memiliki perbedaan. 3. Management Quality (NIM) Untuk nilai NIM pada tingkat signifikan 90% atau α = 0,1 bank Tabungan Negara (Persero) memiliki probabilitas yang lebih rendah yaitu 0,077. Sementara bank yang lain tidak memiliki perbedaan. 4. Earnings Ability (ROA) Bank Jawa Barat dan Banten (BJBR) memiliki perbedaan signifikan antara rasio ROA sebelum dan setelah IPO. Nilai probabilitas 0.001 signifikan pada α = 0,05 atau 95%. Sementara bank lain tidak memiliki perbedaan yang signifikan. 5. Earnings Ability (ROE) Bank Ekonomi Raharja dan Bank Sinarmas yang memiliki perbedaan signifikan antara rasio ROE sebelum dan setelah IPO. Nilai probabilitas 0,050 dan 0.002 signifikan pada α = 0,05 atau 95%. Bank Tabungan Negara pada tingkat signifikan 90% atau α = 0,1 yaitu probabilitas 0,82. 6. Earnings Ability (BOPO)
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
Bank Tabungan Negara (Persero) dan Bank Sinarmas yang memiliki perbedaan signifikan antara rasio BOPO sebelum dan setelah IPO. Nilai probabilitas 0,014 dan 0.010 signifikan pada α = 0,05 atau 95%. Sementara bank lain tidak memiliki perbedaan yang signifikan. 7. Liquidity (LDR) Tidak terdapat perbedaan signifikan pada semua bank untuk nilai rasio LDR. LDR menjadi satu – satunya rasio yang tidak mengalami perubahan serentak pada semua bank dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis di atas, penulis menyimpulkan dalam jangka pendek (1 tahun) tidak ada perbedaan signifikan pada kinerja bank ditinjau dari rasio CAMEL antara sebelum dan sesudah IPO secara keseluruhan. Hanya 1 hingga 2 rasio yang mengalami perbedaan yang signifikan pada masing – masing .
Perbedaan ini timbul akibat perbedaan persiapan dalam melakukan IPO dan penyaluran dana yang dihasilkan sehingga mempengaruhi hasil penilaian kinerja. Hingga saat ini belum ada regulasi yang mengatur secara jelas tentang tata cara go public khususnya untuk lembaga perbankan. Sehingga bank memiliki posisi yang sama saat memasuki pasar modal dan kinerja bisa diukur dengan lebih objektif. Saran Dari analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut. Saran-saran yang disampaikan terkait manfaat penelitian. 1. Bagi Perusahaan Pertimbangan yang bisa dijadikan dasar ilmiah pengambilan keputusan antara lain: Bank yang akan melakukan IPO diharapkan sudah memiliki rancangan penyaluran dana untuk investasi, sehingga peningkatan kinerja dapat terlihat secara signifikan setelah pelaksanaan IPO. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai IPO, sehingga bank yang akan melakukan IPO memiliki peningkatan kinerja setelah melakukan IPO.
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023
3. Bagi Investor Mempertimbangkan keputusan perusahaan untuk IPO dengan melihat rencana pengembangan perusahaan atau rencana penyaluran dana hasil IPO, agar IPO efektif meningkatkan kinerja perusahaan. Kepustakaan Boubakri, N., Cosset JC., Fischer K. (2005). “Privatization and bank performance in developing country”. Journal of Banking and Finance. http://www.sciencedirect.com, diakses tanggal 21 Juni 2012 Direktori Bank Indonesia 2005 - 2011. (http://www.bi.go.id, diakses tanggal 19 Juni 2012) Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2005-2012.(http://www.idx.com, diakses tanggal 19 Juni 2012) Konch, Timothy W, Mac Donald, S. Scot. 2000. Bank Management, Fourth Edition, Orlando,The Dryden Press, Harcourt Brace College Publishers. Pandia, Frianto, 2012. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Edisi I. Jakarta: Rineka Cipta Panduan Go Public. Bursa Efek Indonesia. (www.idx.co.id, diakses tanggal 21 Juni 2012) Prasetyo, Herry. (2009, October 08). BI Ingin Wajibkan Public.(http://www.kontan.co.id, diakses tanggal 21 Juni 2012)
Semua
Bank
Go
Republik Indonesia.1998. Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Jakarta Ritter, Jay. R. (1998). “Initial Public Offering”. Warren Gorham & Lomont Handbook of Modern Finance . Volume 2, No. 1. (http://www.bear.cba.ufl.edu/ritter, diakses tanggal 21 Juni 2012) Saunders, Anthony, dan Marcia M. Cornett, 2003, Financial Institutions Management: a Risk Management Approach, 4th ed., McGraw Hill. Siringoringo, Renniwaty. 2012. Karakteristik dan Fungsi Intermediasi Perbankan Di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, Juli 2012, 61-82 Tim Peneliti Perusahaan Yang Dapat Melakukan Go Public Di Pasar Modal Indonesia. 2009. Potensi Jumlah Perusahaan Yang Dapat Melakukan Go Public Di Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Departemen Keuangan Republik Indonesia Ulfa, Mutya. 2008. “Analisa Kinerja Perusahaan Pada Industri Perdagangan Dan Jasa Sebelum Dan Setelah Go Public”. Skripsi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Analisis kinerja..., Meta Riani Siahaan, FE-UI, 2023