Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC Fitria Susilowati
[email protected]
Lailatul Amanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT This research is meant to test and to give evidence about the difference of financial performance before and after the manufacturing companies in the Indonesia Stock Exchange (IDX) go public. Based on the t-test it can be concluded that the company financial performance 1 year before and 1 year after the company go public on the CR, DAR, DER, NPM and ROE ratios indicate that there are no significant difference on the ROA ratio and the TATO indicates that there is a significant difference. The company financial performance 1 year before and 2 years after the company goes public. The DER and NPM ratio indicate that there is no significant difference. The CR, DAR, ROE, ROA, and TATO ratios indicate that there is no difference. Keywords: financial performance analysis, go public, financial ratio, manufacturing companies. ABSTRAK Pada penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti mengenai perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah go public perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah go public pada rasio CR, DAR, DER, NPM, dan ROE menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan, pada rasio ROA, dan TATO menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Dan pada kinerja keuangan perusahaan 1 tahun sebelum dengan 2 tahun sesudah go public. Pada rasio DER dan NPM menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan, pada rasio CR, DAR, ROE, ROA, dan TATO menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Kata kunci: analisis kinerja keuangan, go public, rasio keuangan, perusahaan manufaktur.
PENDAHULUAN Setiap perusahaan didirikan dengan harapan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, berkembang dengan pesat dan dapat eksis untuk jangka waktu yang panjang. Pada awal pendirian perusahaan, pada umumnya telah dipandang cukup untuk dapat bertahan dalam aktivitas usahanya. Namun dengan berjalannya waktu, terjadi persaingan usaha yang semakin meningkat, sehingga diperlukan strategi-strategi yang tidak hanya membuat perusahaan bertahan, namun mampu membuat perusahaan tersebut memenangkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Dalam malaksanakan strategi untuk memenangkan persaingan, banyak sekali kendala yang dihadapi perusahaan. Salah satu diantaranya adalah kebutuhan pendanaan. Perusahaan mempunyai berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pendanaan dari dalam perusahaan, biasanya menggunakan laba yang ditahan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan berasal dari kreditur berupa hutang atau dengan penerbitan surat-surat utang maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan yang melalui alternatif penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual-belikan saham perusahaan kepada masyarakat. Keterbatasan sumber daya perusahaan dan keterbatasan akses kepada perbankan untuk perolehan tambahan dana merupakan masalah yang banyak dihadapi oleh perusahaan. Penambahan modal dari para pendiri atau pinjaman dari pihak ketiga hanyalah
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
2
merupakan solusi sementara karena adanya keterbatasan dana pihak-pihak tersebut untuk menyuntikkan dana seiring dengan makin berkembangnya perusahaan. Untuk itu pasar modal memberikan solusi yang dapat dipertimbangkan dalam hal pendanaannya itu dengan cara mengubah status perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka melalui penawaran saham kepada publik (go public). Banyak manfaat yang dapat dinikmati oleh perusahaan dengan menjadi perusahaan terbuka. Manfaat, pendanaan hanyalah salah satu dari berbagai manfaat yang ada. Bahkan bagi perusahaan yang tidak membutuhkan dana pengembangan sekalipun, masih banyak manfaat lain yang dapat dinikmati dengan menjadi perusahaan terbuka. Proses untuk menjadi perusahaan terbuka tidaklah sesulit yang dibayangkan. Sepanjang dokumendokumen yang disampaikan telah lengkap maka proses go public relatif mudah dan singkat. Sebuah perusahaan dikatakan telah menjadi perusahaan publik apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses Initial Public Offering (IPO). Initial Public Offering atau IPO adalah penawaran saham untuk yang pertama kali kepada masyarakat. Perusahaan yang akan melakukan proses go public harus memenuhi kewajiban akan keterbukaan informasi baik untuk masa sebelum maupun sesudah proses IPO. Sebelum suatu perusahaan menjadi perusahaan publik, pada umumnya pemilik modal (investor) hanya memiliki informasi yang terbatas berkaitan dengan perusahaan emiten (perusahaan yang akan melakukan proses IPO). Sebelum suatu perusahaan menjadi perusahaan publik, pada umumnya pemilik modal (investor) hanya memiliki informasi yang terbatas berkaitan dengan perusahaan emiten (perusahaan yang akan melakukan proses IPO). Keterbukaan informasi sebelum IPO dilakukan dalam bentuk pemenuhan atas syarat-syarat yang yang berisi informasi yang kemudian dipaparkan melalui prospektus (Payamta dan Machfoedz, 1999). Propektus merupakan salah satu ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan yang akan melakukan IPO. Propektus berisi sejumlah informasi akuntansi dan informasi non akuntansi dari perusahaan yang akan melakukan proses IPO. Informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang terdiri atas neraca, perhitungan laba rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan informasi non akuntansi berisi informasi selain laporan keuangan seperti underwriter (penjamin emisi), auditor independent, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan dan informasi lainnya (Nasirwan, 2002). Dengan menjadi perusahaan publik, maka perusahaan wajib mengikuti aturanaturan yang ditetapkan oleh otoritas bursa (di Indonesia adalah BAPEPAM), yaitu harus senantiasa memberikan atau melaporkan setiap kejadian atau transaksi yang material, harus membuat laporan keuangan yang dilaporkan ke BAPEPAM atau pemegang saham dan menerbitkannya secara berkala. Hal ini harus dipenuhi selama menjadi perusahaan publik (Payamta dan Machfoedz, 1999; Gumanti, 2002). Adapun faktor-faktor yang akan dituju oleh setiap pasar modal adanya keterbukaan informasi, khususnya informasi mengenai laporan keuangan perusahaan. Keterbukaan dalam penyampaian informasi laporan keuangan perusahaan yang dimaksud agar setiap pihak di luar perusahaan, terutama calon pemegang saham maupun calon kreditur dapat memperoleh informasi laporan keuangan yang akurat, lengkap dan up to date untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Penilaian kinerja keuangan pada dasarnya merupakan penilaian data keuangan yang telah dicapai perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
3
Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai variabel atau indikator. Sumber utama variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada penggunaan alat ukur kinerja keuangan perusahaan yang lazimnya menggunakan analisis rasio keuangan. Analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Terdapat hal penting dalam kinerja rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban dalam jangka pendeknya. Dan rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi. Sedangkan rasio profitabilitas atau disebut juga dengan rasio rentabilitas adalah rasio yang menunjukan efektifitas (kemampuan) dari manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio aktivitas berfungsi sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya. Informasi laporan keuangan yang dibutuhkan baik oleh pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan, dapat diperoleh dari PT Bursa Efek Indonesia yang menjadi sumber perolehan data pada penulisan. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Go Public Perusahaan mempunyai berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pendanaan dari dalam perusahaan, biasanya menggunakan laba yang ditahan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan berasal dari kreditur berupa hutang, atau dengan penerbitan surat-surat utang maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan yang melalui alternatif penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual-belikan saham perusahaan kepada masyarakat atau dikenal dengan istilah go public. Perusahaan yang sebelum menjual saham kepada masyarakat disebut perusahaan tertutup (Private Company) sedangkan perusahaan yang sudah menjual sahamnya ke masyarakat disebut perusahaan terbuka atau perusahaan publik (Public Listed Company). IPO (Initial Public Offering) atau sering pula disebut go public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya (www.idx.co.id). Initial Public Offering (selanjutnya disebut sebagai IPO) adalah penawaran atau penjualan saham suatu perusahaan untuk pertama kalinya kepada masyarakat (atau publik) di pasar modal atau bursa (Hartono dan Ali, 2002; Midiastuti dan Ilyas, 2004). Perusahaan publik di Indonesia sejak tahun 1996, banyak yang menambahkan kata Tbk di belakang nama yang lama. Tbk berarti terbuka. Misalnya: “PT Aneka Tambang” menjadi “PT Aneka Tambang Tbk”. Perubahan nama perusahaan publik sesuai dengan Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT) No.1/1995. Tujuan perusahaan ingin go public antara lain memungkinkan pendiri untuk diversifikasi usaha, meningkatkan likuiditas, mempermudah usaha pembelian perusahaan lain (ekspansi), sarana untuk meningkatkan modal dasar perusahaan, dan go public memungkinkan masyarakat maupun manajemen mengetahui nilai perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
4
Ada empat alasan atau tujuan suatu perusahaan yang go public menurut Sunariyah (2001: 22) yaitu: 1) Meningkatkan modal perusahaan. Dari segi perusahaan, dana yang masuk dari masyarakat ke perusahaan akan memperkuat kondisi permodalan yang akan meningkatkan kemampuan perusahaan. 2) Memungkinkan pendiri untuk diversifikasi usaha. Dengan menjual saham pada masyarakat akan memberi indikasi mengenai beberapa harga saham menurut penilaian masyarakat yang dapat memberi kesempatan bagi perusahaan untuk menunaikan seluruh atau sebagian sahamnya dengan laba kenaikan harga saham. Dengan demikian perusahaan akan memperoleh keuntungan kenaikan harga yang digunakan untuk mengadakan diversifikasi penanaman dananya. 3) Mempermudah usaha pembelian perusahaan lain. Para pemegang saham perusahaan sebelum go public mempunyai kesempatan untuk mencari dana dari lembaga-lembaga keuangan tanpa melepaskan sahamnya. Dengan pinjaman tersebut, dapat dijadikan pembayaran untuk mengambil alih perusahaan lain. (share swap, yaitu membeli perusahaan lain tanpa mengeluarkan uang tunai, tetapi membayar dengan saham yang listed di bursa). 4) Nilai perusahaan. Go public memungkinkan masyarakat maupun manajemen mengetahui nilai perusahaan yang tercermin pada kekuatan tawar-menawar saham. Apabila perusahaan diperkirakan sebagai perusahaan yang mempunyai prospek pada masa yang akan datang, maka nilai saham menjadi lebih tinggi dan begitu pula sebaliknya. Dalam buku panduan go public dari Bursa Efek Indonesia, persyaratan go public adalah sebagai berikut: ketentuan yang berlaku memang mensyaratkan beberapa persyaratan untuk dapat menjadi perusahaan publik. Secara keseluruhan, setiap Perseroan Terbatas (PT) yang telah beroperasi sekurang-kurangnya 12 bulan, memiliki aktiva bersih berwujud sekurang-kurangnya Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah) dengan laporan keuangan auditan tahun buku terakhir memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari akuntan publik yang terdaftar di Bapepam, menjual sekurang-kurangnya Rp50.000.000 (lima puluh juta) saham atau 35 % (tiga puluh lima persen) dari jumlah saham yang diterbitkan (mana yang lebih kecil) dan jumlah pemegang saham publik sekurang-kurangnya 500 (lima ratus) pihak, dapat menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di bursa. Calon perusahaan publik menunjuk penjamin emisi yang bertugas membantu semua persiapan yang diperlukan hingga saham perusahaaan dapat diperdagangkan di bursa. Calon perusahaan terbuka dapat memilih satu atau lebih penjamin emisi untuk menunjang proses go public. Untuk menjadi perusahaan publik yang sahamnya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan perlu memperoleh persetujuan dari BEI dengan mengajukan permohonan pencatatan kepada BEI dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Sepanjang dokumen-dokumen dan informasi yang disampaikan telah mencukupi dan lengkap, BEI hanya memerlukan waktu 10 hari bursa untuk memberikan persetujuan pencatatan. Jika memenuhi syarat, BEI memberikan surat persetujuan prinsip pencatatan yang dikenal dengan istilah Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek. Setelah mendapat Perjanjian Pendahuluan dari BEI, calon perusahaan terbuka tersebut mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) untuk melakukan penawaran umum. Apabila pernyataan pendaftaran calon emiten telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM-LK, maka calon emiten tersebut dapat melakukan proses penawaran umum. Pada umumnya, keseluruhan proses penawaran umum hanya memerlukan waktu kurang lebih 10 hari kerja, tergantung berapa lama masa penawaran kepada publik yang ditentukan oleh calon perusahaan terbuka dan penjamin emisi. Setelah masa penawaran
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
5
umum tersebut berakhir, maka perusahaan resmi menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya dicatatkan dan diperdagangkan di bursa. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan perhitungan rasio-rasio keuangan perusahaan untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan dan hasil operasi. Analisis laporan keuangan berfungsi untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan serta hasil dan perkembangan operasi yang telah dicapai dan sebagai petunjuk dalam menentukan atau menjaga likuiditas, stabilitas, profitabilitas, dan potensi pertumbuhan perusahaan. Menurut Harahap (2004: 195) kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagi berikut: dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat pada laporan keuangan biasanya, Dapat mengali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuanngan (implicit), dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan, Dapat membongkar hal-hal yang bersifat konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan, mengetahui sifat-sifat hubungan akhirnya dilapangan untuk prediksi dan peningkatan (rating), dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis, dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standart industri normal atau standart ideal, dapat memahami situasi dan kondisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya, bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dilakukan perusahaan di masa yang akan datang, dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu: Analisis horisontal (dinamis) adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya dan analisis vertikal (statis) adalah perbandingan antara pos-pos yang diliputi periode saja sehingga akan diketahui keadaan keuangan pada saat itu saja. Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: analisis perbandingan laporan keuangan, analisis trend, analisis persentase per komponen (common size statement), analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis sumber dan penggunaan kas, analisis rasio, analisis kredit, analisis perubahan laba kotor, analisis titik impas (break even point). Rasio Keuangan Arti kata dari rasio keuangan dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan atas suatu unsur dengan unsur lain dalam laporan keuangan. Harahap (2004: 297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
6
Bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut: rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio solvabilitas (solvability ratio), rasio profitabitas (profitability ratio), rasio aktivitas (activity ratio), rasio pertumbuhan (growth ratio), rasio penilaian (valuation ratio). Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan (performance) adalah prestasi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan terutama kemampuan untuk menghasilkan laba. Hal ini merupakan hasil dari suatu aktivitas yang bersifat teknis berdasarkan metode dan prosedur-prosedur yang memerlukan penjelasan-penjelasan dalam bentuk informasi laporan keuangan. Kinerja keuangan merupakan hasil dari banyak keputusan keuangan individual yang dibuat secara terus menerus pada suatu lembaga atau institusi (Husnan, 2003: 44). Penilaian kinerja perusahaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen atau penyedia penilaian untuk kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun (Satrohardiwiryo, 2001: 213). Penilaian kinerja keuangan pada dasarnya merupakan penilaian data keuangan yang telah dicapai perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Informasi kinerja perusahaan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk menilai kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Perumusan Hipotesis Hipotesis pada dasarnya merupakan anggapan dasar, jawaban sementara, atau pemecahan sementara yang kemudian membuat suatu teori yang masih diuji kebenarannya. Berdasarkan pada masalah yang dihadapi serta tujuan dari penelitian ini maka hipotesis yang diajukan adalah: Ha1: Terdapat perbedaan yang signifikan Current Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. Ha2: Terdapat perbedaan yang signifikan Debt to Asset Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. Ha3: Terdapat perbedaan yang signifikan Debt to Equity Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. Ha4: Terdapat perbedaan yang signifikan Net Profit Margin sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. Ha5: Terdapat perbedaan yang signifikan Return On Equity sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. Ha6: Terdapat perbedaan yang signifikan Return On Asset sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. Ha7: Terdapat perbedaan yang signifikan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang go public tahun 2002-2009 yang berjumlah 8 perusahaan. Dengan menggunakan data sekunder (secondary data) yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan diambil dari prosedur non random sampling, yaitu pemilihan elemenelemen populasi didasarkan atas kebijakan peneliti sendiri. Khususnya menggunakan teknik judgement sampling, sehingga kriteria-kriteria untuk pengambilan sampel ditentukan peneliti.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
7
Adapun kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang go public tahun 2002-2009 di Bursa Efek Indonesia (BEI), (2) Telah menjadi perusahaan publik untuk masa minimal dua tahun, (3) Tersedia laporan keuangan untuk satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah go public. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian yang digunakan adalah kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah go public yaitu digunakan 4 (empat) rasio keuangan. Keempat rasio itu adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio ini digunakan peneliti untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan Liquidity Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. a. Current Ratio (Rasio Lancar) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Current Ratio =
Aktiva Lancar x100% Hutang Lancar
2. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio) Rasio ini digunakan peneliti untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan Solvability Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. a. Debt to Asset Ratio (Rasio Hutang atas Aktiva) Rasio yang menunjukan total aktiva yang disediakan untuk menjamin hutang perusahaan. Supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
Total Hutang x100% Total Aktiva
Debt to Asset Ratio (DAR) =
b. Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang atas Modal) Rasio yang menunjukan jumlah modal yang ada untuk menjamin pembayaran hutang perusahaan. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Debt to Equity Ratio (DER) =
Total Hutang x100% Total Modal
3. Rasio Profitabilitas (Profitabibility Ratio) Rasio ini digunakan peneliti untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan Profitabibility Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. a. Net Profit Margin (NPM) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat penjualan tertentu. Semakin tinggi Net Profit Margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. Net Profit Margin (NPM) =
Laba Bersih x100% Penjualan
b. Return On Equity (ROE) Rasio ini mengukur digunakan untuk kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan saham tertentu. Rasio ini bila diukur dari pemilik modal, semakin besar semakin bagus.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
8
Return On Equity (ROE) =
Laba Bersih x100% Total Ekuitas
c. Return On Asset (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aktiva (dana) berdasarkan saham tertentu. Return On Asset (ROA) =
Laba Bersih x100% Total Aktiva
4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio ini digunakan peneliti untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan Activity Ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di BEI. a. Total Asset Turn Over (TATO) Rasio yang digunakan untuk menghitung perputaran semua aktiva dan mengukur jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Total Asset Turn Over (TATO) =
Penjualan Total Aktiva
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Uji Hipotesis Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia untuk 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public. a. Current Ratio Paired Sample T-Test TABEL 1 Hasil Paired Sample T-Test Current Ratio Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Current Ratio Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 1,567 Nilai Signifikansi 0,159 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,159 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan current ratio sebelum dan sesudah go public. b. Debt to Asset Ratio Paired Sample T-Test TABEL 2 Hasil Paired Sample T-Test Debt to Asset Ratio Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Debt to Asset Ratio Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 1,984 Nilai Signifikansi 0,088 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,088 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan debt to asset ratio sebelum dan sesudah go public .
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
9
c. Debt to Equity Ratio Paired Sample T-Test TABEL 3 Hasil Paired Sample T-Test Debt to Equity Ratio Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Debt to Equity Ratio Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 1,514 Nilai Signifikansi 0,174 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,174 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan debt to equity ratio sebelum dan sesudah go public. d. Net Profit Margin Paired Sample T-Test TABEL 4 Hasil Paired Sample T-Test Net Profit Margin Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Net Profit Margin Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung -1,731 Nilai Signifikansi 0,127 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,127 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan net profit margin sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. e. Return On Equity Paired Sample T-Test TABEL 5 Hasil Paired Sample T-Test Return On Equity Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Return On Equity Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 1,836 Nilai Signifikansi 0,109 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,109 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan return on equity sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
10
Return On Asset Paired Sample T-Test TABEL 6 Hasil Paired Sample T-Test Return On Asset Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Return On Asset Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 2,475 Nilai Signifikansi 0,043 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,043 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan return on asset sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. f. Total Asset Turn Over Paired Sample T-Test TABEL 7 Hasil Paired Sample T-Test Total Asset Turn Over Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 1 Tahun Sesudah Go Public di BEI Total Asset Turn Over Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 2,698 Nilai Signifikansi 0,031 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,031 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan total asset turn over sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. 2. Uji Hipotesis Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia untuk 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public. a. Current Ratio Paired Sample T-Test TABEL 8 Hasil Paired Sample T-Test Current Ratio Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Current Ratio Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 2,591 Nilai Signifikansi 0,036 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,036 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan current ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
11
b. Debt to Asset Ratio Paired Sample T-Test TABEL 9 Hasil Paired Sample T-Test Debt to Asset Ratio Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Debt to Asset Ratio Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 2,695 0,031 Nilai Signifikansi Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,031 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan debt to asset ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. c. Debt to Equity Ratio Paired Sample T-Test TABEL 10 Hasil Paired Sample T-Test Debt to Equity Ratio Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Debt to Equity Ratio Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 2,079 Nilai Signifikansi 0,076 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,076 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan debt to equity ratio sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. d. Net Profit Margin Paired Sample T-Test TABEL 11 Hasil Paired Sample T-Test Net Profit Margin Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Net Profit Margin Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 1,476 Nilai Signifikansi 0,184 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,184 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian H0 diterima dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan net profit margin sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
12
e. Return On Equity Paired Sample T-Test TABEL 12 Hasil Paired Sample T-Test Return On Equity Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Return On Equity Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 3,868 0,006 Nilai Signifikansi Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,006 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan return on equity sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. f. Return On Asset Paired Sample T-Test TABEL 13 Hasil Paired Sample T-Test Return On Asset Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Return On Asset Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 2,378 Nilai Signifikansi 0,049 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 13 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,049 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan return on asset sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia. g. Total Asset Turn Over Paired Sample T-Test TABEL 14 Hasil Paired Sample T-Test Total Asset Turn Over Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1 Tahun Sebelum dan 2 Tahun Sesudah Go Public di BEI Total Asset Turn Over Sebelum dan Sesudah Go Public t hitung 2,703 Nilai Signifikansi 0,031 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0
Berdasarkan tabel 14 diketahui bahwa paired sample t-test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,031 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan total asset turn over sebelum dan sesudah go public pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
13
Pembahasan Kinerja perusahaan (performance) adalah prestasi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan terutama kemampuan untuk menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban dalam jangka pendeknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio (rasio lancar) delapan perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah go public tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan hasil penelitian pada current ratio 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah go public menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa adanya tindakan korporat melakukan go public yang dilakukan manajemen perusahaan pada 1 tahun sesudah go public belum mampu memberi perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya. Namun pada 2 tahun setelah go public perusahaan mampu menunjukkan perbedaan yang signifikan artinya kemampuan masing-masing perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya lebih baik setelah go public. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to asset ratio delapan perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah go public tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan hasil penelitian pada debt to asset ratio 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah go public menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan debt to asset ratio, 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah go public maupun 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah go public tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa tindakan perusahaan melakukan go public yang dilakukan mampu memberikan perbedaan yang signifikan. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas atau disebut juga dengan rasio rentabilitas adalah rasio yang menunjukan efektifitas (kemampuan) manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Hasil penelitian menunjukkan return on equity 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah sebelum go public tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan namun pada 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah go public menunjukkan perbedaan yang signifikan. Return on asset delapan perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah go public menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan net profit margin, 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah go public maupun 1 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah go public tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa tindakan perusahaan melakukan go public yang dilakukan mampu memberikan perbedaan yang signifikan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
14
Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya. Hasil penelitian menunjukkan total asset turn over delapan perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah go public menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dari hasil penelitian ini hal yang mungkin terjadi pada perusahaan sampel adalah ketepatan yang diambil pihak manajemen dalam menanamkan kelebihan dana yang ada. Selain itu dapat pula dinyatakan bahwa adanya kebijakan go public malah membuat perusahaan mampu memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk meraih simpati dari para investor. Sehingga keadaan yang ada sebelum dan sesudah go public menunjukkan perbedaan yang signifikan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan bukti mengenai perbandingan kondisi perusahaan antara sebelum go public dan sesudah go public dengan sampel perusahaan adalah perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang go public tahun 20022009 yang berjumlah 8 perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Adapun rasio-rasio keuangan tersebut antara lain Current Ratio (CR), Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA), Total Asset Turn Over (TATO). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kinerja keuangan perusahaan 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah go public. a) Pada rasio CR, DAR, DER, NPM, dan ROE menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah go public. b) Pada rasio ROA, dan TATO menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah go public. 2. Kinerja keuangan perusahaan 1 tahun sebelum dengan 2 tahun sesudah go public. a) Pada rasio DER dan NPM menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah go public. b) Pada rasio CR, DAR, ROE, ROA, dan TATO menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah go public. Keterbatasan 1. Kurangnya periode pengamatan pada penelitian ini sehingga tidak terlihat pengaruh yang cukup signifikan dari IPO. 2. Jumlah sampel yang minim sehingga kurang merepresentasikan seluruh perusahaan yang ada. 3. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan Current Ratio (CR), Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA), dan Total Asset Turn Over (TATO). Saran 1. Periode pengamatan penelitian selanjutnya sebaiknya ditambahkan, misalkan 3 tahun sesudah IPO, sehingga diharapkan dapat terlihat pengaruh dari IPO terhadap kinerja perusahaan. 2. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian selanjutnya disarankan untuk diperbanyak sehingga diharapkan analisis data dan pengambilan kesimpulan menjadi lebih valid.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 3 (2013)
15
3. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian selanjutnya sebaiknya diperbanyak sehingga akan didapatkan gambaran kinerja keuangan yang lebih lengkap. DAFTAR PUSTAKA Gumanti, T. A. 2002. “Underpricing dan Biaya-biaya di Sekitar Initial Public Offering”, Wahana, Vol. 5, No. 2, pp. 135-147. Hanafi, M. M dan A. Halim. 2003. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Revisi. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Harahap, S. S. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hartono, J. dan S. Ali. 2002, “Analisis Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi terhadap Pemasukan Penawaran Perdana”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 17, No. 2, pp. 211-225. Husnan, et al,. 2003. Buku Rampai Kajian Teori Keuangan. Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta. Midiastuti, P. dan F. Ilyas, 2004, “Hubungan Antara Harga Penawaran IPO, Target Kepemilikan Institusional, Underpricing dan Kinerja Perusahaan : Studi Empiris pada Bursa Efek Jakarta”, Ventura, Vol. 7, No. 3, Desember, pp. 255-270. Nasirwan. 2002, “Reputasi Penjamin Emisi, Return Awal, Return 15 Hari Sesudah IPO, dan Kinerja Perusahaan Satu Tahun Sesudah IPO di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, pp. 64-84. Payamta dan M. Machfoedz, 1999, “Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”, Kelola, Vol. VIII, No. 20, pp. 5469. Satrohardiwiryo, S. 2001. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Edisi Satu. penerbit Andi. Yogyakarta. Sunariyah. 2001, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kedua. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT) No.1/1995. Tentang Pasar Modal.
www.idx.co.id.http://www.idx.co.id/id.id/beranda/informasi/bagiperusahaan/bagaimanamenja diperusahaantercatat.aspx.21 Januari 2013 (11:32).
●●●