ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ADHI KARYA TBK SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC
SKRIPSI Program Studi Manajemen
N a m a : Yenie Purnomoratih N I M : 43106110141
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ADHI KARYA TBK SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Manajemen
N a m a : Yenie Purnomoratih N I M : 43106110141
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Yenie Purnomoratih
NIM
: 43106110141
Program Studi
: Manajemen Keuangan
Judul Skripsi
: Analisis Kinerja Keuangan PT Adhi Karya Tbk Sebelum dan Sesudah Go Public
Tanggal Ujian Skripsi
:
Disahkan Oleh :
Pembimbing
(Hesti Maheswari, SE, M.Si.) Tanggal :
Dekan,
Ketua Jurusan Manajemen
(Hadri Mulya, SE, M.Si) Tanggal :
(Tafiprios, SE, MM) Tanggal :
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Halaman ..................................................................... i
DAFTAR ISI
.....................................................................
ii
DAFTAR LAMPIRAN
.....................................................................
iii
PENDAHULUAN ................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................
2
C. Tujuan Penulisan ......................................................
3
LANDASAN TEORI .............................................................
5
A. Laporan Keuangan ...................................................
5
B. Analisa Laporan Keuangan ......................................
9
C. Prosedur Analisa Laporan Keuangan.........................
12
D. Metode Analisis Laporan Keuangan...........................
13
E. Teknik Analisis Laporan Keuangan............................
15
F. Analisis Rasio laporan Keuangan...............................
18
BAB I.
BAB II.
G. Analisis Rasio Laporan Keuangan dan Kinerja Keuangan Perusahaan ..............................................
25
METODE PENELITIAN.........................................................
27
A. Gambaran Umum Perusahaan...................................
27
B. Metode Penelitian.......................................................
31
C. Hipotesis.....................................................................
32
D. Data Penelitian...........................................................
32
E. Variabel Data : Definisi dan Pengukurannya..............
33
F. Metode Pengumpulan Data........................................
35
G. Metode Analisis Data..................................................
35
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.................................
40
A. Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan.........
40
BAB III.
BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................
64
A. Kesimpulan.................................................................
64
B. Saran..........................................................................
65
LAMPIRAN ..........................................................................................
67
Laporan Keuangan PT Adhi Karya Tbk ( Tahun 2000 s.d.
67
Tahun 2006 ) DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, ANDI, Yogyakarta.
Gill, James, O. Moira. Chatton. 1999. Understanding Finacial Statements, Dwi Prabaningtyas, Cetakan 5, 2008, Penerbit PPM, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Keown, Arthur, J. David S Scott Jr., Jhon D Martin, J William Petty. 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Terjemahan, Salemba Empat, Jakarta.
Munawir S. 2002. Analisis Informasi Keuangan, Edisi Pertama, Liberty, Yogyakarta.
Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim. 2000. Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Prastowo, Dwi. 1995. Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1
Laporan Keuangan PT Adhi Karya Tbk Tahun Buku 2000, 2001, dan 2002
2
68
.
69
Laporan Keuangan PT Adhi Karya Tbk Tahun Buku 2004 dan 2005
5
.
Laporan Keuangan PT Adhi Karya Tbk Tahun Buku 2003 dan 2004
4
67
Laporan Keuangan PT Adhi Karya Tbk Tahun Buku 2002 dan 2003
3
.
.
70
Laporan Keuangan PT Adhi Karya Tbk Tahun Buku 2005 dan 2006
.
71
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmatNya skripsi ini tersusun, sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan Program Studi Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Jusrusan Manajemen di Universitas Mercu Buana. Penulis sangat menyadari segala kelemahan dan kekurangan pada penulisan skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat menyempurnakan skripsi ini. Penulis sangat menyadari pula bahwa selama proses penulisan skripsi ini banyak dibantu secara langsung maupun tidak langsung oleh banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Suamiku, kedua anakku, serta kedua orangtuaku, yang telah memberikan dukungan materi, moril, dan doa untuk penyelesaian skripsi ini; 2. Bapak Hadri Mulya, SE, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana; 3. Bapak Tafiprios, SE, MM. selaku Ketua Jurusan Manajemen; 4. Ibu Hesti
Maheswari, SE, M.Si. selaku dosen pembimbing dalam
penyusunan skripsi ini;
5. Para dosen dan karyawan Universitas Mercu Buana Jakarta; 6. Teman-teman dan sahabat-sahabat serta semua pihak, yang telah banyak membantu penulis dalam skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT memberkati kita semua. Penulis berharap agar skripsi dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta,
Juni 2008
Penulis,
Yenie Purnomoratih
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat menuntut akan adanya pengelolaan perusahaan untuk selalu menjadi lebih baik. Hal itu terjadi tidak hanya pada perusahaan swasta yang sudah tercatat dalam pasar modal atau bursa saham, melainkan juga dialami oleh
perusahaan-perusahaan milik pemerintah yang biasa disebut
dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terutama sekali dialami oleh BUMN yang sudah masuk bursa (go public). Bagi pihak manajemen, pengelolaan yang baik akan sangat membantu sekali untuk menghindarkan perusahaan dari sebuah kejatuhan. Dari sisi investor, pengelolaan keuangan yang baik akan sangat menunjang iklim berinvestasi, yaitu dengan cara melihat laporan keuangan perusahaan perusahaan.
sebagai
salah
satu
indikator
kinerja
pengelolaan
Laporan
keuangan
sangat
bermanfaat
sekali
bagi
manajemen perusahaan untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang akan maupun yang telah mereka terapkan. Laporan keuangan juga dapat dijadikan dasar bagi manajemen perusahaan, termasuk BUMN, untuk memutuskan apakah akan melakukan tindakan privatisasi dengan cara go public atau tidak. Namun laporan keuangan tersebut sifatnya historikal, yaitu menyajikan informasi yang telah terjadi di masa lampau. Hal tersebut menimbulkan kesenjangan kebutuhan akan informasi yang terkini dari perusahaan yang bersangkutan. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut perlu dilakukan analisis yang berguna sebagai alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk mengolah kembali laporan keuangan yang sudah tersedia sehingga bisa melakukan prediksi maupun estimasi kebijakan yang perlu dilakukan untuk di masa yang akan datang berdasarkan atas kinerja yang sudah dicapai. Adanya fenomena perusahaan go public tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti dan kemudian membahas tentang bagaimana kinerja keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan baik pada saat sebelum maupun sesudah go public, ke dalam suatu bentuk karya tulis (skripsi) yang berjudul
Analisis Kinerja Keuangan PT Adhi
Karya Tbk, Sebelum dan Sesudah Go Public .
2
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka penulis merumuskan sebuah masalah, yaitu sebagai berikut : Bagaimana kinerja keuangan PT Adhi Karya Tbk antara sebelum dan sesudah go public? .
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang diharapkan dari dilakukannya pembahasan serta penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan antara sesaat sebelum dan sesudah go public. Adapun
harapan
dan
manfaat
hasil
penelitian
dan
pembahasan dalam skripsi ini adalah : 1. Bagi penulis Dapat memperoleh pengetahuan tentang bagaimana kinerja keuangan suatu perusahaan antara sebelum dan sesudah go public, melalui laporan keuangan perusahaannya. Selain itu juga, penulisan skripsi ini untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu ( S 1 ) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Mercu Buana, Jakarta.
3
2. Bagi perusahaan Dapat dijadikan tolak ukur bagi manajemen perusahaan dalam menilai kinerja keuangannya sehingga dapat dipakai untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan kemajuan dan pertumbuhan perusahaan. 3. Bagi pemerintah khususnya sebagai stake holder BUMN Agar
dapat
dijadikan
sebagai
salah
satu
referensi
bagi
pengambilan keputusan atas privatisasi suatu BUMN, yang diharapkan tidak semata-mata hanya sebuah kebijakan untuk menutup defisit APBN akan tetapi juga memperhatikan kepentingan pertumbuhan perusahaan itu sendiri.
4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan Beberapa pihak yang berkepentingan atas perkembangan suatu perusahaan akan sangat merasa perlu untuk benar-benar mengetahui tentang kinerja keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. Untuk dapat mengetahui kinerja keuangannya, maka yang perlu dilakukan adalah dengan mengetahui dan memahami laporan keuangannya. Laporan keuangan merupakan gambaran umum sebuah perusahaan yang dijabarkan dalam mata uang. Laporan keuangan menunjukkan posisi kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam satu periode waktu tertentu. Berikut pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli ekonomi, antara lain : Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim (2000 : 63) : Laporan keuangan diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti informasi industri, kondisi ekonomi, guna bisa
memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan resiko perusahaan. Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis seperti yang dikutip oleh Munawir S (2002 : 5) : Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini telah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar surflus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan).
Dari uraian-uraian serta pendapat ahli di atas, dapat diketahui bahwa penyajian laporan keuangan oleh suatu perusahaan dimaksudkan
untuk
memberikan
informasi
tentang
keuangan
perusahaan tersebut pada suatu periode tertentu, baik untuk kepentingan manajemen, pemilik perusahaan, pemerintah, ataupun pihak-pihak lain yang ada hubungannya dengan perusahaan. Bentuk yang paling umum dari informasi keuangan dasar suatu perusahaan adalah informasi yang dipublikasikan secara umum, kecuali perusahaan yang dimiliki oleh pribadi, merupakan satu paket laporan keuangan yang dibuat dengan berdasarkan pada pedoman profesi akuntan publik dan menurut pengawasan pasar modal. Seperangkat laporan keuangan tersebut pada umumnya terdiri dari neraca per tanggal tertentu dan laporan laba rugi untuk periode tertentu.
6
Tujuan umum sebuah laporan keuangan dapat dinyatakan antara lain sebagai berikut : 1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya tentang aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. 3. Untuk memberitahukan sejauh mana informasi yang lain yang ada hubungannya dengan laporan keuangan yang sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan pemakai laporan seperti misalnya tentang keperluan untuk memprediksi harga saham, pembagian deviden, maupun prediksi tentang kebangkrutan suatu perusahaan.
Adapun pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan, dikelompokkan menjadi : 1. Investor atau pemilik Pemilik
perusahaan
menanggung
resiko
atas
harta
yang
ditempatkan pada perusahaan. Pemilik membutuhkan informasi untuk menilai apakah perusahaan memiliki kemampuan membayar deviden. Di samping itu untuk menilai apakah investasinya itu akan tetap dipertahankan ataukah akan dijual. Bagi calon pemilik, laporan keuangan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
7
informasi mengenai kemungkinan penempatan investasi dalam perusahaan. 2. Pemberi pinjaman atau kreditor Pemberi
pinjaman
membutuhkan
informasi
keuangan
untuk
memutuskan memberi pinjaman dan kemampuan membayar angsuran pokok dan bunga pada saat jatuh tempo. Jadi, kepentingan
kreditor
terhadap
perusahaan
adalah
apakah
perusahaan mampu membayar hutangnya kembali atau tidak. 3. Pemasok Pemasok membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan besarnya penjualan kredit yang diberikan kepada perusahaan pembeli dan kemampuan membayar pada saat jatuh tempo. 4. Pelanggan Dalam beberapa situasi, pelanggan sering membuat kontrak kontrak jangka panjang dengan perusahaan, sehingga perlu informasi mengenai kesehatan keuangan perusahaan yang akan melakukan kerjasama. 5. Karyawan Karyawan
memerlukan
informasi
keuangan
guna
menilai
kemampuan perusahaan untuk mendatangkan laba dan stabilitas usahanya. Dalam hal ini, karyawan membutuhkan informasi untuk
8
menilai
kelangsungan
hidup
perusahaan
sebagai
tempat
menggantungkan hidupnya. 6. Pemerintah Informasi keuangan bagi pemerintah digunakan untuk menentukan kebijakan dalam bidang ekonomi, misalnya alokasi sumber daya, penentuan upah minimum regional, besaran kontribusi pajak bagi negara, deviden atas saham pemerintah pada BUMN, serta bantuan. 7. Masyarakat Laporan keuangan dapat digunakan sebagai bahan ajar, analisis, serta informasi trend dan kemakmuran.
B. Analisa Laporan Keuangan Laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan bersifat hanya memberikan gambaran informasi secara kuantitatif sehingga belum dapat dipakai langsung untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan yang ada hubungannya dengan perusahaan tersebut. Informasi yang disajikan sifatnya hanya terbatas dan masih perlu dilakukan penafsiran-penafsiran atas data-data keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut. Secara umum, pengertian analisa laporan keuangan adalah penilaian atas keadaan keuangan
9
suatu
perusahaan
dalam
pereode
tertentu
untuk
mengetahui,
mengidentifikasi, serta mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan dengan mempelajari data-data yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan dan selanjutnya mencari adanya sutu hubungan sebab akibat antara datadata yang tersaji dengan kemampuan manajemen perusahaan tersebut. Adapun pengertian analisa laporan keuangan menurut Harahap (2006 : 297) adalah sebagai berikut : Analisis rasio dari laporan keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
Analisis dilakukan pada laporan keuangan tahun berjalan dan bersama-sama dengan laporan keuangan tahun sebelumnya atau bahkan tahun-tahun sebelumnya. Pada umumnya analisis atas data yang ada dalam laporan keuangan perusahaan dilakukan agar didapat informasi tentang kinerja (performance) perusahaan yang mendalam bagi para pengguna laporan keuangan dalam menentukan keputusankeputusan yang akan diambil.
Adapun sifat-sifat analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
10
1. Fokus laporan keuangan adalah laporan laba dan rugi, neraca, arus kas, yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan. 2. Prediksi, analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang. 3. Hasil analisis sangat bergantung pada kualitas laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Sedangkan tujuan dilakukannya analisis terhadap laporan keuangan menurut Munawir (2002 : 31) adalah bahwa: Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil. Secara umum, tujuan analisis laporan keuangan antara lain terdiri dari sebagai berikut: 1. Sebagai alat penyeleksi (screening) dalam hal pemilihan alternatif bentuk investasi. Hal ini dapat dilihat antara lain dari pengaruh perubahan aktiva terhadap perubahan pendapatan. 2. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah efisiensi dan efektifitas dari pihak manajemen perusahaan. Proses ini dapat
11
digambarkan melalui laporan laba rugi yang memuat data-data pendapatan,
biaya,
dan
laba
atau
rugi
perusahaan
yang
bersangkutan. 3. Sebagai alat peramalan (forecasting) mengenai kinerja keuangan perusahaan
di
waktu
yang
akan
datang,
dengan
jalan
membandingkan laporan keuangan suatu perusahaan untuk jangka waktu dua dan atau lebih periode yang berbeda.
C. Prosedur Analisa Laporan Keuangan Terdapat 4 langkah prosedur yang harus dilalui dalam melakukan analisis laporan keuangan (Dwi Prastowo 1995), yaitu sebagai berikut: 1. Pemahaman terhadap latar belakang data keuangan perusahaan yang akan dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang dijalani oleh perusahaan tersebut. 2. Mencari
tahu
kondisi-kondisi
yang
berpengaruh
terhadap
perusahaan. Kondisi-kondisi yang perlu untuk dipahami adalah kondisi yang mencakup informasi tentang kecenderungan (trend) industri
sejenis
dengan
perusahaan
yang
akan
dianalisis,
perubahan teknologi, perubahan selera konsumen, perubahan faktor
ekonomi,
antara
lain
seperti
perubahan
pendapatan
12
perkapita, perubahan tingkat suku bunga, perubahan kebijakan pajak, dan tingkat inflasi yang sedang berlaku, serta juga perubahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri, seperti misalnya perubahan susunan atau struktur manajemen. 3. Mereview laporan keuangan secara menyeluruh. 4. Mengalisis laporan keuangan dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisa yang tersedia, yang pada akhirnya menginterprestasikan hasil analisis tersebut.
D. Metode Analisis Laporan Keuangan Metode dan teknik analisis laporan keuangan dipakai dalam rangka mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga bisa diketahui perubahan masing-masing item tersebut dari beberapa periode laporan suatu perusahaan tertentu.
Tujuan dari setiap metode dan analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih mudah untuk dimengerti. Pada awalnya, penganalisis harus mengorganisir atau mengumpulkan dan
mengelompokkan
data-data
yang
diperlukan.
Kemudian
berikutnya, data-data tersebut diukur untuk selanjutnya dianalisis serta diinterprestasikan agar data-data itu menjadi lebih berarti.
13
Terdapat dua macam metode analisis yang biasa dipakai oleh penganalisis laporan keuangan, yaitu terdiri dari: 1. Metode Horizontal Merupakan
metode
penganalisisan
laporan
keuangan
yang
dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode laporan sehingga akan diperoleh informasi tentang perkembangan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Apabila perbandingan dibuat untuk dua periode, maka tahun awal laporan yang dijadikan dasar atau patokan analisis. Sedangkan apabila perbandingan dibuat untuk lebih dari dua periode, maka diperlukan suatu pertimbangan tertentu untuk menentukan tahun dasarnya.
Tahun
dasarnya
dapat
berupa
tahun
yang
mendahuluinya ataupun tahun laporan yang paling awal. 2. Metode Vertikal Merupakan
metode
penganalisisan
laporan
keuangan
yang
dilakukan dengan berdasarkan hanya pada satu periode laporan saja, yaitu dengan cara membandingkan antara item yang satu dengan item yang lain, yang ada di dalam laporan keuangan perusahaan tersebut, sehingga akan diperoleh informasi tentang keadaan atau hasil operasi perusahaan pada saat itu saja. Metode vertikal ini juga biasa disebut dengan metode analisis statis karena hasil analisis yang diperoleh tidak menginformasikan tentang
14
perkembangan suatu perusahaan yang dianalisis. Metode analisis vertikal ini biasanya digunakan juga sebagai alat analisis fundamental dalam rangka penentuan pemilihan saham ataupun obligasi dari suatu perusahaan yang akan dibeli.
E. Teknik Analisis Laporan Keuangan Adapun teknik analisis laporan keuangan yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Analisis perbandingan laporan keuangan Merupakan teknik analisis yang membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan hasil analisis yang menunjukkan data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah, kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah, kenaikan atau penurunan
dalam
bentuk
persentase,
perbandingan
yang
dinyatakan dengan rasio, dan persentase dari total. 2. Kecenderungan posisi atau trend dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (trend percentage analysis).
15
Merupakan suatu bentuk teknik analisis yang bertujuan untuk mengetahui kecenderungan (trend) keadaan keuangan suatu perusahaan. 3. Laporan dengan persentase per komponen. Merupakan teknik analisis yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya. Selain itu juga, teknik analisis ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang struktur permodalan dari suatu perusahaan serta komposisi perongkosan yang terjadi dalam keadaan keuangan suatu perusahaan, yang dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja. Merupakan teknik analisis yang bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam suatu periode tertentu. 5. Analisis rasio. Merupakan suatu bentuk teknik analisis yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pos-pos atau item-item tertentu dalam laporan neraca ataupun dalam laporan laba rugi secara
16
individu ataupun secara kombinasi dari kedua jenis laporan tersebut. 6. Analisis perubahan laba kotor. Merupakan teknik analisis yang bertujuan untuk mengetahui sebabsebab adanya perubahan laba kotor suatu perusahaan dari suatu periode ke periode yang lain. 7. Analisis break even. Merupakan teknik analisis yang bertujuan untuk mengetahui penentuan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, namun di saat yang sama perusahaan belum mendapatkan keuntungan dari operasionalnya. 8. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis). Merupakan teknik analisis yang bertujuan untuk mengetahui sebabsebab berubahnya jumlah uang kas atau juga untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas perusahaan dalam periode tertentu.
Semua teknik analisis yang telah diuraikan di atas, adalah merupakan permulaan dari proses analisis laporan keuangan, dan setiap teknik analisis memiliki tujuan yang sama yaitu agar data yang
17
disajikan menjadi dimengerti dan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut. Dari beragam teknik analisis yang ada dan sudah tersebut di atas, penulis hanya menggunakan teknik analisis rasio dengan tujuan untuk membatasi pembahasan dan agar dapat menentukan arah pembahasan berikutnya dengan lebih baik dan terfokus.
F. Analisis Rasio Laporan Keuangan Dalam rangka untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analis keuangan maupun pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap tingkat kesehatan perusahaan. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan tersebut adalah analisis rasio keuangan (financial ratio analysis). Menurut Munawir (2002 : 13), yang dimaksud dengan analisis rasio adalah: Perbandingan antara dua data/kelompok data financial statement dalam suatu periode tertentu. Sumber data tersebut dapat berasal dari suatu neraca atau antar data dari suatu laporan laba-rugi atau bisa juga antar data dari laporan laba-rugi dengan neraca atau financial statement lainnya.
Perbandingan seperti yang disebutkan dalam pengertian analisis rasio keuangan di atas, akan memberikan pemahaman
18
tentang kondisi dan kinerja perusahaan secara relatif dan membantu mengidentifikasi penyimpangan dari rata-rata atau standar industri sejenis. Jenis-jenis analisis rasio keuangan yang umum atau sering digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan (Darsono dan Ashari 2005), adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban jangka pendeknya. Rasio Likuiditas, terdiri dari: a. Rasio lancar (Current Ratio) Merupakan
rasio
yang
paling
sering
digunakan
untuk
menganalisis posisi modal kerja dari suatu perusahaan. Hasil Rasio lancar (Current Ratio) didapat dari penghitungan total nilai aktiva lancar dibagi dengan total kewajiban lancar perusahaan. b. Rasio cepat (Quick Ratio) Adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar perusahaan dapat dijamin pembayarannya oleh
aktiva
lancar
perusahaan
dan
tanpa
menyertakan
persediaan. Dimana diketahui bahwa persediaan diketahui sebagai aktiva lancar yang kurang likuid. Hasil Rasio cepat
19
(Quick Ratio) didapat dari penghitungan total jumlah dari kas, setara kas/investasi jangka pendek, dan piutang operasional bersih, yang kemudian dibagi dengan kewajiban lancar perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas atau Daya Ungkit Adalah adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio solvabilitas, terdiri dari: a. Debt to Equity Ratio Hasil rasio Debt to Equity didapat dari total jumlah kewajiban dibagi dengan total jumlah ekuitas perusahaan. Rasio ini untuk menggambarkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio maka akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. b. Debt to Assets Ratio Hasil rasio Debt To Assets didapat dari jumlah total kewajiban yang dibagi dengan jumlah total aktiva perusahaan. Rasio ini
20
menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rasio Debt To Assets ini juga menyediakan informasi
tentang
kemampuan
perusahaan
dalam
mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran deviden.
3. Rasio Profitabilitas Merupakan
rasio
yang
berguna
untuk
mengukur
tingkat
kemampuan perusahaan dalam hal menghasilkan laba. Rasio Profitabilitas, terdiri dari: a. Gross Profit Margin Hasil Gross Profit Margin didapat dari penghitungan pendapatan operasional bersih dikurangi harga pokok operasional dibagi pendapatan operasional perusahaan. Rasio Gross Profit Margin atau margin keuntungan kotor ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor yang diperoleh perusahaan dari setiap barang atau jasa yang dijual. Jadi, dengan mengetahui rasio ini, kita
21
bisa tahu bahwa untuk setiap satu barang atau jasa yang terjual, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar X rupiah. Akan tetapi kelemahan dari rasio ini adalah hanya menyediakan keuntungan kotor dari penjualan tanpa memasukkan unsur biaya
yang
ada
pada
perusahaan.
Penentuan
margin
keuntungan kotor oleh perusahaan akan mempertimbangkan aspek struktur pasar, jenis barang, dan struktur persaingan. Pada pasar dengan persaingan yang amat ketat, margin keuntungan kotor akan semakin rendah dibandingkan dengan pasar yang bersifat monopolistis. b. Net Profit Margin Hasil Net Profit Margin didapat dari penghitungan laba bersih dibagi pendapatan operasional bersih perusahaan. Rasio ini menggambarkan
besarnya
laba
bersih
yang
diperoleh
perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio Net Profit Margin ini tidak menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional. Kelemahan dari rasio ini adalah memasukkan pos (item) yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas penjualan seperti biaya bunga untuk pendanaan, dan biaya pajak penghasilan.
22
c. Return On Assets ( ROA ) Hasil Return On Assets didapat dari penghitungan laba bersih dibagi rata-rata total aktiva. Rata-rata total aktiva diperoleh dari total aktiva awal tahun ditambah total aktiva akhir tahun dibagi dua. Return On Assets juga bisa didapat dari Net Profit Margin dikalikan dengan Assets Turn Over. Asset Turn Over adalah pendapatan operasional bersih dibagi total aktiva perusahaan. Rasio Return On Assets disebut juga sebagai Earning Power dalam system Du Pont. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa
menilai
apakah
memanfaatkan
perusahaan
aktivanya
dalam
ini
efisien
kegiatan
ini
dalam
operasional
perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. d. Return On Equity ( ROE ) Hasil Return On Equity didapat dari penghitungan laba bersih dibagi ekuitas. Rasio Return On Equity ini berguna untuk mengetahui
besarnya
kembalian
yang
diberikan
oleh
perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio ini
23
menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat
kembalian
pada
pemegang
saham.
Sebagai
pembanding untuk rasio ini adalah tingkat suku bunga bebas resiko, misalnya suku bunga sertifikat Bank Indonesia ( SBI ). Rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut:
4. Rasio Aktifitas Merupakan rasio yang berguna untuk mengukur tingkat aktifitas perusahaan dalam suatu periode tertentu. Rasio ini terdiri dari: a. Rasio Perputaran Total Aset/Total Assets Turn Over Ratio Hasil rasio perputaran total aset ini didapat dari penghitungan pendapatan usaha dibagi aktiva. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya hasil pendapatan usaha yang didapat oleh perusahaan dari setiap aktiva yang dimilikinya. b. Collection Periods Hasil penghitungan Collection Periods ini diperoleh dari piutang usaha dibagi dengan pendapatan usaha dalam jangka waktu satu tahun atau 365 hari. Rasio ini berguna untuk mengetahui lamanya suatu piutang akan terbayar dari setiap penjualan yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam satu periode tahun buku yaitu selama satu tahun atau 365 hari.
24
5. Rasio Pertumbuhan. Rasio pertumbuhan ini digunakan untuk mengukur seberapa besar pertumbuhan keadaan perusahaan dalam hal tertentu yang ada hubungannya
dengan
keuangan
perusahaan.
Hasil
rasio
pertumbuhan ini didapat dari penghitungan masing-masing rasio dimana rasio tahun berjalan dikurangi rasio tahun sebelumnya dan kemudian
dibagi
dengan
rasio
tahun
sebelumnya.
Hasil
penghitungan rasio pertumbuhan tiap-tiap periode kemudian diperbandingkan pertumbuhan
untuk
ataupun
mengetahui penurunan
apakah
telah
terjadi
dari
kondisi
keuangan
dan
Kinerja
Keuangan
perusahaan yang bersangkutan.
G. Analisis
Rasio
Laporan
Keuangan
Perusahaan
Analisis laporan keuangan perusahaan adalah merupakan salah satu alat yang dapat dipakai untuk melihat kondisi keuangan perusahaan, mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta dapat dipakai untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Dengan kata lain, hubungan antara analisis laporan keuangan dengan kinerja keuangan perusahaan adalah sangat erat,
25
yaitu bahwa dimana kinerja keuangan dapat tercermin dari hasil analisis laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah singkat PT Adhi Karya Tbk Adhi pengukuran
Karya dan
merupakan
pengujian
salah
satu
pelaksanaan
pilot
good
project
corporate
governance di lingkungan Badan Usaha Milik Negara Indonesia. Good corporate governance dapat diartikan sebagai komitmen dari perseroan untuk mengikuti aturan main serta menjalankan bisnis secara sehat dan beretika. Adhi Karya, yang berkantor pusat di Jalan Raya Pasar Minggu Km.18 Jakarta 12510, berawal 46 tahun yang lalu ke ketika Menteri Pekerjaan Umum melalui Surat Keputusannya pada tanggal
11
Maret
1960
memutuskan
mendirikan
sebuah
perusahaan jasa konstruksi untuk memacu pembangunan di Indonesia. Setahun kemudian Adhi Karya disahkan menjadi sebuah
Perusahaan Negara (PN) dengan berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 65 tahun 1961, akan tetapi kemudian berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan pengesahan dari Menteri Kehakiman RI melalui keputusan nomor Y.A.5/5/13 tanggal 7 Januari 1975. Anggaran dasar perseroan berulang kali mengalami perubahan, dan perubahan terakhir yang terjadi dalam rangka penawaran saham kepada masyarakat berdasarkan Keputusan Menteri BUMN pada RUPS nomor Kep-289/MBU/2003 tanggal 17 November 2003, nama perseroan diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Adhi Karya Tbk. Perubahan tersebut tertuang dalam Akta Perubahan Anggaran Dasar nomor 35 tanggal 18 November 2003, yang dibuat oleh notaris dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI melalui Surat Keputusan nomor C28630 HT.01.04.Th 2003 tanggal 8 Desember 2003. Adapun visi 2011 PT Adhi Karya Tbk adalah Menjadi juara sejati di bisnis jasa konstruksi dan menjadi mitra pilihan dalam bisnis jasa perekayasaan dan investasi bidang infrastruktur di Indonesia dan beberapa negara terpilih . Sedangkan misi 2007
2011 PT Adhi Karya Tbk adalah
membangun sebuah Great Infrastructure Enterprise dengan:
28
a. Menciptakan nilai yang berkesinambungan kepada pelanggan, karyawan, pemegang saham, dan berbagai pihak lain yang berkepentingan; b. Memperkokoh memperluas
kompetensi
inti
dalam
jasa
konstruksi,
kapabilitas dalam jasa perekayasaan, serta
mengembangkan kapabilitas dalam jasa investasi secara selektif; c. Berperan
aktif
dalam
program-program
public
private
partnership untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dan berkecimpung reponsibility
dalam dalam
inisiatif-inisiatif
rangka
corporate
pengembangan
social
sumber
daya
manusia.
2. Bidang usaha PT Adhi Karya, Tbk Seiring dengan perubahan bentuk perusahaan, bidang usaha PT Adhi Karya Tbk saat ini meliputi jasa konstruksi, Engineering Procurement & Construction (EPC), dan investasi. Dalam bidang jasa konstruksi, PT Adhi Karya Tbk mengerjakan proyek-proyek konstruksi yang terdiri dari: a. Proyek sipil umum, yang mengerjakan proyek infrastruktur seperti jalan dan jembatan, pengairan, pembangkit listrik, pelabuhan, dan lain-lain.
29
b. Proyek
bangunan,
yang
menangani
pekerjaan
yang
berhubungan dengan gedung bertingkat seperti hotel dan perkantoran, pembangunan fasilitas umum seperti rumah sakit dan sekolah, bangunan komersial, perumahan, kawasan industri dan manufaktur, pekerjaan mekanikal dan kelistrikan, dan lain-lain.
Di bidang EPC, PT Adhi Karya Tbk mengerjakan perancangan, perencanaan, dan pengadaan sebelum suatu proyek memulai pekerjaan konstruksinya. Sedangkan pada bidang investasi, PT Adhi Karya Tbk masih mengerjakan secara selektif yaitu khusus di bidang investasi pada infrastruktur.
3. Susunan organisasi PT Adhi Karya Tbk Selayaknya suatu perusahaan yang terorganisasi, PT Adhi Karya Tbk mempunyai bagan struktur organisasi yang dapat memberikan gambaran tentang garis wewenang dan tanggung jawab serta rentang kendali organisasi. Bagan struktur organisasi juga
dimaksudkan
untuk
memudahkan
seseorang
dalam
melakukan pekerjaannya dan dapat bekerja sama guna mencapai suatu tujuan perusahaan seperti yang telah ditetapkan sejak awal pendiriannya.
30
Berikut ini adalah merupakan susunan atau struktur kepemimpinan tertinggi dari PT Adhi Karya Tbk yaitu: Dewan Komisaris, yang terdiri dari : Ir.Hendrianto Notosoegondo (komisaris utama), Ir. Rubini Yusuf, MSc., Ir. Harry Susetya Nugroho,MBA, Muhardi, S.Sos.,M.Si., dan Klemi Subiyantoro. Dewan Direksi, yang terdiri dari : M Saiful Imam (direktur utama), Supardi, Indrdjaja Manopol, Kiswodarmawan, M Fauzan, dan Bambang Subekti.
4. Bidang usaha PT Adhi Karya, Tbk Seiring dengan perubahan bentuk perusahaan, bidang usaha PT Adhi Karya Tbk saat ini meliputi jasa konstruksi, Engineering Procurement & Construction (EPC), dan investasi. Dalam bidang jasa konstruksi, PT Adhi Karya Tbk mengerjakan proyek-proyek konstruksi yang terdiri dari: c. Proyek sipil umum, yang mengerjakan proyek infrastruktur seperti jalan dan jembatan, pengairan, pembangkit listrik, pelabuhan, dan lain-lain. d. Proyek
bangunan,
yang
menangani
pekerjaan
yang
berhubungan dengan gedung bertingkat seperti hotel dan perkantoran, pembangunan fasilitas umum seperti rumah sakit
31
dan sekolah, bangunan komersial, perumahan, kawasan industri dan manufaktur, pekerjaan mekanikal dan kelistrikan, dan lain-lain. Di bidang EPC, PT Adhi Karya Tbk mengerjakan perancangan, perencanaan, dan pengadaan sebelum suatu proyek memulai
pekerjaan
konstruksinya.
Sedangkan
pada
bidang
investasi, PT Adhi Karya Tbk masih mengerjakan secara selektif yaitu khusus di bidang investasi pada infrastruktur.
5. Susunan organisasi PT Adhi Karya Tbk Selayaknya suatu perusahaan yang terorganisasi, PT Adhi Karya Tbk mempunyai bagan struktur organisasi yang dapat memberikan gambaran tentang garis wewenang dan tanggung jawab serta rentang kendali organisasi. Bagan struktur organisasi juga
dimaksudkan
untuk
memudahkan
seseorang
dalam
melakukan pekerjaannya dan dapat bekerja sama guna mencapai suatu tujuan perusahaan seperti yang telah ditetapkan sejak awal pendiriannya. Berikut ini adalah susunan atau struktur kepemimpinan tertinggi dari PT Adhi Karya Tbk yaitu sebagai berikut: Dewan Komisaris PT Adhi Karya Tbk pada tahun 2006, adalah terdiri dari :
32
Ir.Hendrianto Notosoegondo (komisaris utama), Ir. Rubini Yusuf, MSc., Ir. Harry Susetya Nugroho,MBA, Muhardi, S.Sos.,M.Si., dan Klemi Subiyantoro. Dewan Direksi PT Adhi Karya Tbk, adalah terdiri dari : M Saiful Imam (direktur utama), Supardi, Indrdjaja Manopol, Kiswodarmawan, M Fauzan, dan Bambang Subekti.
B. Metode Penelitian
Dalam
penyusunan
skripsi
ini
penulis
menggunakan
penelitian diskriptif komparatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat diskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat, yang kemudian data-data tersebut diperbandingkan antara periode sebelum sesudah terjadinya suatu fenomena, yang dalam hal ini fenomena go public. Dalam metode penelitian seperti yang dipilih oleh penulis ini, data yang didapat adalah data yang berasal dari semua peristiwa yang telah terjadi dan telah selesai berlangsung. Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah seputar fakta kinerja keuangan PT Adhi Karya Tbk sebelum dan sesudah masuk bursa (go public).
33
C. Hipotesis Dengan berdasarkan pada kelaziman semua bisnis yang akan berusaha tumbuh menjadi lebih baik, serta dengan adanya fenomena go public pada PT Adhi Karya Tbk, maka penulis menyusun sebuah hipotesis sebagai berikut : Ho :
Tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan pada PT Adhi Karya Tbk antara sebelum dan sesudah Go Public
Ha :
Terdapat
perbedaan
besaran
pertumbuhan
kinerja
keuangan pada PT Adhi Karya Tbk antara sebelum dan sesudah Go Public
Hipotesis tersebut di atas akan dihitung dengan uji beda rata-rata dua arah (uji-t), karena data yang diketahui adalah data sampel.
D. Data Penelitian
Sampel data yang digunakan dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini adalah laporan keuangan PT Adhi Karya sebelum go public yaitu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2003, dan laporan keuangan PT Adhi Karya Tbk setelah go public yaitu dari
34
tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. (PT Adhi Karya Tbk go public pada tanggal 15 Maret 2004).
E. Variabel Data : Definisi dan Pengukurannya
Data yang diteliti sehubungan penulisan skripsi ini adalah rasio kinerja keuangan, yang terdiri dari beberapa sub variabel data yaitu sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas. Likuiditas
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang diukur melalui perbandingan aktiva lancar terhadap kewajiban lancarnya.
2. Rasio Solvabilitas Solvabilitas menggambarkan
kemampuan
perusahaan
dalam
membayar semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun
kewajiban
jangka
panjangnya,
apabila
perusahaan
tersebut dilikuidasi, dengan menggunakan semua aktiva yang dimilikinya yang diukur melalui perbandingan jumlah kewajiban terhadap jumlah aktivanya (debt to assets) ataupun jumlah kewajiban terhadap jumlah ekuitasnya (debt to equity).
35
3. Rasio Profitabilitas Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit). Rasio profitabilitas diukur melalui perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan terhadap penjualan bersih (gross profit margin), perbandingan laba bersih terhadap penjualan bersih (net profit margin), perbandingan laba bersih terhadap total aktiva (return on asstes), dan perbandingan laba bersih terhadap total ekuitas (return on equity).
4. Rasio Aktifitas Aktifitas menggambarkan seberapa baik kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola kekayaan yang dimilikinya, yaitu antara lain seberapa baik manajemen perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan tidak secara kontan (memutuskan memiliki
piutang),
seberapa
baik
manajemen
perusahaan
mengelola barang persediaannya untuk dapat segera dijual, maupun
juga
seberapa
baik
pihak
manjemen
perusahaan
mengelola hasil dari pendapatan usahanya untuk ditanamkan kembali menjadi tambahan aset atau aktiva bagi perusahaannya.
5. Rasio Pertumbuhan Pertumbuhan menggambarkan seberapa baik perusahaan dalam mempertahankan
posisi
ekonomi
atau
keuangannya.
Rasio
36
pertumbuhan ini diukur dari perbandingan rasio tahun berjalan dikurangi rasio tahun sebelumnya dan dibagi dengan rasio tahun sebelumnya. Hasil penghitungan rasio pertumbuhan tiap-tiap periode kemudian diperbandingkan untuk mengetahui apakah telah terjadi pertumbuhan ataupun penurunan dari kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan.
F. Metode Pengumpulan Data Semua data dan informasi yang ada hubungannya dengan objek penelitian akan sangat berpengaruh terhadap penulisan suatu skripsi. Dalam rangka penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian kepustakaan
(library
research),
baik
dalam
rangka
untuk
penyediaan data primer berupa laporan keuangan perusahaan objek penelitian yaitu PT Adhi Karya Tbk, maupun dalam rangka untuk penyediaan data sekunder berupa data-data dan literaturliteratur yang menunjang penulisan penelitian ini dan yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas.
G. Metode Analisis Data
37
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan penelitian diskriptif, dengan melakukan perbandingan variabel data yang berdasarkan pada peristiwa tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif, yaitu dengan melakukan analisis perbedaan kinerja keuangan perusahaan antara sesaat sebelum dan sesaat sesudah go public. Adapun bentuk metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis kuantitatif, yaitu penghitungan dengan menggunakan analisis rasio keuangan PT Adhi Karya Tbk sebelum dan sesudah go public, yang
diperbandingkan
baik dalam bentuk data
absolutnya maupun dalam bentuk data hasil uji beda (hasil uji-t nya) untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangannya saat sebelum dan sesudah go public. Selain hal tersebut di atas, pada penggunaan analisis kuantitatif ini, penulis juga menyertakan penghitungan secara statistika dalam rangka untuk menguji hipotesis dari data-data yang tersedia. Adapun rumus-rumus yang dipakai dalam analisis kuantitatif ini adalah sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas, yang terdiri dari :
38
1) Rasio Lancar, yang ditulis dengan rumus : Aktiva lancar Currnet Ratio = Kewajiban lancar
2) Rasio Cepat, yang ditulis dengan rumus : Aktiva lancar - Persediaan Quick Ratio = Kewajiban lancar
b. Rasio Solvabilitas, yang terdiri dari : 1) Debt To Equity Ratio, yang ditulis dengan rumus : Total Kewajiban Debt to Equity Ratio = Total ekuitas
2) Debt To Assets Ratio, yang ditulis dengan rumus : Total Kewajiban Debt to Assets Ratio = Total Aktiva
c. Rasio Profitabilitas, terdiri dari : 1) Gross Profit Margin, yang ditulis dengan rumus : ( Penjualan bersih GPM
HPP )
= Penjualan bersih
39
2) Net Profit Margin, yang ditulis dengan rumus : Laba Bersih NPM
= Penjualan bersih
3) Return On Assets, yang ditulis dengan rumus : Laba Bersih ROA
= Total Aktiva
4) Return On Equity, yang ditulis dengan rumus : Laba Bersih ROE
= Total Ekuitas
d. Rasio Aktifitas, terdiri dari : 1) Total Assets Turn Over, yang ditulis dengan rumus :
Pendapatan Usaha TATO
= Aktiva
2) Collection Periods, yang ditulis dengan rumus : Piutang CP
=
X
365 hari
Pendapatan Usaha
40
e. Rasio Pertumbuhan, yang dihitung dengan rumus jumlah tahun berjalan dikurangi dengan jumlah tahun yang lalu dan dibagi dengan jumlah tahun yang lalu, yang terdiri dari pertumbuhan pendapatan usaha, pertumbuhan laba usaha, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan aktiva, dan pertumbuhan ekuitas.
Rumus statistika uji beda rata-rata (uji-t), adalah sebagai berikut: Ho : µA = µB , nA = 3 (sampel) Ha : µA µB , nB = 3 (sampel) = 5% = 0,05 untuk uji 2 arah, maka /2 = 2,5% =0,025 t-tabel = /2 ; (nA-1)+(nB-1) = 0,025 ; 4 = (2,776) < µ atau µ > 2,776 t= x - x {(sA²/nA)+(sB²/nB)} t = t - hitung
2. Analisis kualitatif, yaitu dengan menguraikan dan mendeskripsikan hasil analisis kuantitatif dari kinerja keuangan PT Adhi Karya Tbk sebelum dan sesudah go public.
41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu, bahwa laporan keuangan adalah merupakan salah satu sumber informasi yang penting serta dapat dipercaya dalam rangka menilai kondisi suatu perusahaan terutama pada kondisi keuangannya. Akan tetapi data-data kuantitatif dalam suatu laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi, belum dapat menjelaskan tentang kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Cara penilaian atas kondisi dan kinerja suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis
laporan
keuangannya
yaitu
dengan
cara
menginterprestasikan hasil analisis perusahaan yang bersangkutan tersebut ke dalam bentuk rasio-rasio keuangan dimana masingmasing rasio tersebut memiliki arti tertentu. Hasil dari rasio-rasio keuangan yang bersumber dari laporan keuangan suatu perusahaan
akan sangat berguna untuk menilai kinerja keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, sesuai dengan permasalahan yang telah dipilih oleh penulis tentang analisis kinerja keuangan PT Adhi Karya Tbk sebelum dan sesudah go public, maka berikut ini disajikan data analisis rasio keuangan atas PT Adhi Karya Tbk dimaksud yang terdiri dari rasio likuiditas (current ratio dan quick ratio), rasio solvabilitas (debt to equity ratio dan debt to assets ratio), rasio profitabilitas (gross profit margin, net profit margin, return on assets, return on equity) dan rasio aktifitas (total assets turn over, collection periods), serta rasio pertumbuhan atas pendapatan, laba usaha, laba bersih, jumlah aktiva, dan ekuitas.
Berikut ini disajikan data absolut dalam bentuk tabulasi serta analisnya, kemudian diperbandingkan perbedaan pertumbuhan kinerja keuangannya (menggunakan uji-t), antara sebelum dan sesudah go public (sumber data : Laporan Keuangan, Kantor Pusat PT Adhi Karya Tbk), yaitu : 1. Analisis Rasio Likuiditas, yang bertujuan mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. a. Pada rasio lancar (current ratio), hasil penghitungan data absolut maupun data hasil uji statistika yang diperoleh adalah sebagai berikut :
43
No Aktiva Lancar/ Hutang Lancar
RASIO LANCAR (%) Sebelum Go Public 2000
Setelah Go Public
2001
2002
2003
2004
2005
2006
1 Aktiva Lancar
898,236
908,200
912,669
1,077,360
1,604,897
2,099,539
2,571,437
2 Hutang Lancar
589,799
712,779
639,172
691,804
991,804
1,564,667
2,152,017
(1 / 2 )x100
152.30
127.42
142.79
155.73
161.82
134.18
119.49
(24.88)
15.37
12.94
6.08
(27.63)
(14.69)
Pergerakan * dalam jutaan rupiah
Rasio Lancar
180.00 160.00 140.00 120.00 100.00
Rasio Lancar
80.00 60.00 40.00 20.00 2001
2002
2003
2004
2005
Sebelum Go Public
2006
Setelah Go Public
Rasio- rasio Keuangan Ratarata
Rasio lancar (current ratio) %
Rasio- rasio Keuangan
0,05 (t tabel µ<-2,776 atau µ>2,776)
Simpangan baku
Rata- rata
22.57
(12,08)
1.14
Simpangan baku
17.01
Hipotesis
Keterangan
Ho diterima
Tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan antara sebelum dan seudah go public.
Hasil Uji t
Rasio lancar (current ratio)
0.8102
44
Peningkatan pada periode sebelum go public terjadi karena adanya kenaikan jumlah aktiva lancar yang dibarengi pula dengan
kewajiban
lancar
perusahaan
yang
cenderung
menurun. Sedangkan pada saat setelah go public adalah terjadi penurunan atas rasio cepat. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan
yang
signifikan
pada
kewajiban
lancar
perusahaan. Jika dilihat dari pertumbuhan aktiva yang terus meningkat, sangat dimungkinkan bahwa kenaikan kewajiban lancar yang terjadi adalah diperuntukkan pada pembentukan aktiva baru. Namun demikian, pada PT Adhi Karya Tbk tidak terdapat perbedaan dalam hal besaran pertumbuhan rasio lancar antara periode sebelum dan sesudah go public; b. Rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio yang memiliki tingkat ketelitian lebih baik dibandingkan dengan rasio lancar, karena rasio ini hanya memperhitungkan sebagian aktiva lancar yang memiliki kemungkinan untuk dikonversikan dalam waktu singkat (karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar
yang
butuh
mengkonversikannya).
waktu Adapun
tindak hasil
singkat
penghitungan
untuk yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
45
N (Aktiva Lancaro persediaan)/ Hutang Lancar
RASIO CEPAT (%) Sebelum Go Public 2000
2001
Setelah Go Public
2002
2003
2004
2005
2006 2,571,437
1 Aktiva Lancar
898,236
908,200
912,669
1,077,360
1,604,897
2,099,539
2 Persediaan
392,789
354,786
294,947
103,618
124,638
155,446
179,041
3
no.1 - no 2
505,447
553,414
617,722
973,742
1,480,259
1,944,093
2,392,396
4 Hutang Lancar
589,799
712,779
639,172
691,804
991,804
1,564,667
2,152,017
85.70
77.64
96.64
140.75
149.25
124.25
111.17
(8.06)
19.00
44.11
8.50
(25.00)
(13.08)
(no.3/no.4 )x100 Pergerakan * dalam jutaan rupiah
Rasio Cepat
160.00 140.00 120.00 100.00 80.00
Rasio Cepat
60.00 40.00 20.00 2001
2002
2003
2004
2005
Sebelum Go Public
2006
Setelah Go Public
Rasio- rasio Keuangan Rata- rata
Rasio cepat (quick ratio) %
Rasio- rasio Keuangan
Simpangan baku
18.35
0,05 (t tabel µ<-2,776 atau µ>2,776)
26.09
Hipotesis
Ratarata
Simpangan baku
(9.85)
16.98
Keterangan
Hasil Uji t
Rasio cepat (quick ratio)
Peningkatan
1.5691
pada
Ho diterima
periode
Tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah go public.
sebelum
go
public
terjadi
dikarenakan oleh peningkatan aktiva lancar dan diiringi oleh
46
persediaan yang semakin sedikit, serta kewajiban lancar perusahaan yang cenderung turun. Sedangkan
periode
setelah
go
public
adalah
terjadi
peningkatan yang besar terutama pada saat perusahaan go public, akan tetapi kemudian kembali turun pada tahun-tahun setelahnya meskipun tidak menunjukkan angka yang lebih kecil dari angka rasio pada rentang tahun yang sama pada saat
sebelum
go
public.
Hal
ini
disebabkan
karena
pertumbuhan yang besar pada aktiva perusahaan di periode setelah go public adalah masih lebih kecil jika dibandingkan dengan pertumbuhan kewajiban lancarnya. Adapun hasil penghitungan yang diperoleh berdasarkan hasil uji-t, adalah
bahwa tidak terdapat perbedaan
besaran
pertumbuhan kinerja keuangan antara periode sebelum dan sesudah go public; 2. Analisis
Rasio
Solvabilitas,
bertujuan
untuk
mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka panjangnya, dengan indikasi bahwa semakin kecil angka rasio solvabilitas yang didapat, maka semakin baik kondisi atau kemampuan perusahaan tersebut, dan sebaliknya. a. Debt To Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar pendanaan dari pemegang
47
saham atas kewajiban atau hutang perusahaan, semakin tinggi DER berarti semakin rendah pendanaan perusahaan yang berasal dari pemegang saham dalam rangka untuk membayar kewajibannya. Hasil penghitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
N o
Hutang/ Ekuitas
DEBT TO EQUITY RATIO (%) Sebelum Go Public 2000
2001
2002
Setelah Go Public 2003
2004
2005
2006
1 Hutang
959,675 906,333 843,690 1,034,515 1,509,528 2,033,630 2,420,149
2 Ekuitas
170,478 181,733 203,966
(1 / 2 )x100
562.93
Pergerakan
220,288
330,478
370,850
440,661
498.72
413.64
469.62
456.77
548.37
549.21
(64.22)
(85.07)
55.98
(12.85)
91.60
0.84
* dalam jutaan rupiah Debt To Equity Ratio
600.00 500.00 400.00 300.00
DER 200.00 100.00 2001
2002
2003
2004
2005
2006
Sebelum Go Public
Setelah Go Public
Ratarata
Ratarata
Rasio- rasio Keuangan
Debt to Equity Ratio (DER) %
(31.10)
Simpangan baku
76.13
26.53
Simpangan baku
56.77
48
Rasio- rasio Keuangan
0,05 (t tabel µ<-2,776 atau µ>2,776)
Hipotesis
Keterangan
Hasil Uji t
Debt to Equity Ratio (DER)
Pada
(1.0511)
periode
sebelum
Ho diterima
go
Tidak terdapat perbedaan besaran pertumuhan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah go public.
public,
data
menunjukkan
penurunan atas DER, yang disebabkan oleh rata-rata kenaikan kewajiban perusahaan tidak sebesar rata-rata kenaikan ekuitasnya. Hal tersebut menunjukkan peningkatan pendanaan atas kewajiban perusahaan oleh pemilik saham, meskipun posisi jumlah hutang-hutang perusahaan adalah masih 4 sampai dengan hampir 5 kali lebih besar dari ekuitasnya (dengan kata lain, kemampuan pendanaan atas kewajiban perusahaan oleh pemilik saham hanya sebesar 20% sampai dengan 25% nya, selebihnya pendanaan atas kewajiban perusahaan berasal dari hasil pendapatan usahanya). Sedangkan pada saat setelah go public terlihat bahwa kembali terjadi kenaikan atas DER nya, yang disebabkan oleh lonjakan kenaikan kewajiban perusahaan yang jauh lebih besar daripada kenaikan ekuitasnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa manajemen perusahaan tidak bisa mempertahankan keadaan seperti sesaat akan go public.
49
Akan tetapi, hasil uji t nya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan pada DER periode sebelum dan sesudah go public. b. Debt To Assets Ratio (DAR), merupakan rasio yang mengukur besarnya modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan atau biasanya dipakai juga untuk mengukur sebesarapa besar aktiva dapat menutupi kewajiban jangka panjang perusahaan. Indikatornya adalah semakin besar angka rasio DAR berarti semakin turun kemampuan aktiva perusahaan untuk menutupi keajiban jangka panjangnya. Hasil penghitungannya sebagai berikut: No
Hutang/ Aktiva
DEBT TO ASSETS RATIO (%) Sebelum Go Public 2000
2001
2002
1 Hutang
959,675
906,333
2 Aktiva
1,130,153 84.92
DAR Pergerakan
Setelah Go Public 2003
2004
2005
2006
843,690
1,034,515
1,509,528
2,033,630
2,420,149
1,088,477
1,056,709
1,348,489
1,849,614
2,413,950
2,869,948
83.27
79.84
76.72
81.61
84.24
84.33
(1.65)
(3.42)
(3.12)
4.90
2.63
0.08
* dalam jutaan rupiah
Debt To Assets Ratio
86.00 84.00 82.00 80.00
D A R
78.00 76.00 74.00 72.00 2001
2002
2003
2004
2005
2006
50
Sebelum Go Public
Setelah Go Public
Ratarata
Simpangan baku
Ratarata
0.95
2.54
Rasio- rasio Keuangan
Debt to Assets Ratio (DAR) %
0,05 (t tabel µ<-2,776 atau µ>2,776)
Rasio- rasio Keuangan
(2.73)
Hipotesis
Simpangan baku
2.41
Keterangan
Hasil Uji t
Debt to Assets Ratio (DAR)
(3.5236)
Ho ditolak
Terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah go public.
Pada saat sebelum go public hasil penghitungan menunjukkan besaran DAR yang menurun, yang disebabkan oleh kenaikan aktiva perusahaan yang lebih besar dibanding dengan kenaikan
kewajibannya.
Hal
tersebut
berarti
bahwa
ketergantungan perusahaan pada dana yang berasal dari pinjaman atau hutang untuk membentuk aktiva baru adalah semakin kecil. Dengan kata lain, perusahaan mengalami peningkatan
kemampuan dalam
hal
pembentukan
atau
pembiayaan aktiva baru. Adapun hasil penghitungan yang diperoleh setelah go public adalah menunjukkan bahwa terjadi penurunan kemampuan perusahaan dalam hal menutup kewajiban jangka panjangnya, yang nampak dari kenaikan kewajiban yang lebih besar dari kenaikan aktivanya. Adanya perbedaan kinerja pada DAR
51
antara sebelum dan sesudah go public tersebut juga terbukti dari hasil uji-t nya yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja DAR pada PT Adhi Karya Tbk, antara sebelum dan sesudah go public. 3. Analisis
Rasio
Profitabilitas,
menggambarkan
perusahaan dalam menghasilkan laba (profit). rasio
yang
dihasilkan,
berarti
semakin
kemampuan
Semakin besar
baik
kemampuan
perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba (profit), dan sebaliknya. a. Gross Profit Margin (GPM), berguna untuk mengetahui keuntungan kotor yang diperoleh perusahaan dari setiap barang atau jasa yang dijual. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa tahu bahwa untuk setiap satu barang atau jasa yang terjual, perusahaan mendapatkan keuntungan kotor sebesar X rupiah. Hasil penghitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut : N (Pend Ush-Hrg o Pkk Penj)/ Pend Usaha
GROSS PROFIT MARGIN (%) Sebelum Go Public 2000
Setelah Go Public 2005
2006
1 Pend Usaha
969,547
1,077,106
1,556,115
1,902,384
2,764,449
3,027,081
4,328,860
2 HPP
923,241
1,017,486
1,469,859
1,766,316
2,583,128
2,716,777
3,926,033
46,306
59,620
86,256
136,068
181,321
310,304
402,827
969,547
1,077,106
1,556,115
1,902,384
2,764,449
3,027,081
4,328,860
5.54
5.54
7.15
6.56
10.25
9.31
0.76
0.01
1.61
(0.59)
3.69
(0.95)
3
no.1 - no 2
4 Pend Usaha (no.3/no.4 )x100 Pergerakan
4.78
2001
2002
2003
2004
* dalam jutaan rupiah
52
Gross Profit Margin
12.00 10.00 8.00 6.00
GPM 4.00 2.00 2001
2002
2003
2005
Sebelum Go Public
Rasio- rasio Keuangan
2006
Setelah Go Public
Rata- rata
Simpangan baku
Rata- rata
0.79
0.80
0.72
Gross Profit Margi(GPM) %
Rasio- rasio Keuangan
2004
0,05 (t tabel µ<-2,776 atau µ>2,776)
Hipotesis
Simpangan baku
2.58
Keterangan
Hasil Uji t
Gross Profit Margin (GPM)
0.0449
Ho diterima
Tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah go public.
Pada periode sebelum go public terjadi kenaikan angka rasio GPM, yang berarti bahwa kenaikan pendapatan usaha perusahaan lebih besar dibanding dengan kenaikan biaya operasionalnya,
dangan
kata
lain
bahwa
kemampuan
perusahaan semakin baik dalam menghasilkan laba kotor. Adapun penghitungan yang diperoleh pada periode setelah go pubic adalah juga mengalami peningkatan yang bahkan lebih
53
baik jika dibandingkan dengan periode sebelum go public. Namun demikian, hasil uji-t diperoleh hasil bahwa dalam hal kemampuan PT Adhi Karya Tbk menghasilkan laba kotor, tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan antara periode sebelum dan sesudah go public. b. Net Profit Margin (NPM), berguna untuk menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan jasa atau produknya. Hasil penghitungan NPM yang diperoleh adalah sebagai berikut : No Laba Bersih / Pendapatan Usaha
NET PROFIT MARGIN (%) Setelah Go Public
Sebelum Go Public 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
1 Laba Bersih
34,367
41,896
42,335
37,495
70,485
77,919
95,581
2 Pend Usaha
969,547
1,077,106
1,556,115
1,902,384
2,764,449
2,413,950
4,328,860
(1 / 2 )x100
3.54
3.89
2.72
1.97
2.55
3.23
2.21
0.35
(1.17)
(0.75)
0.58
0.68
(1.02)
Pergerakan * dalam jutaan rupiah
Net Profit Margin
4.50 4.00 3.50 3.00 2.50
NPM
2.00 1.50 1.00 0.50 2001
2002
2003
2004
2005
2006
Sebelum Go Public
Setelah Go Public
Ratarata
Ratarata
Rasio- rasio Keuangan
Net Profit Margin (NPM) %
(0.52)
Simpangan baku
0.78
0.08
Simpangan baku
0.95
54
0,05 (t tabel µ<-2,776 atau µ>2,776)
Rasio- rasio Keuangan
Hipotesis
Keterangan
Hasil Uji t
Net Profit Margin (NPM)
Ho diterima
(0.8455)
Tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah go public.
Dari data tersebut terlihat bahwa pada saat sebelum go public adalah terjadi penurunan angka rasio NPM yang disebabkan karena terjadi penurunan laba bersih usaha. Hal tersebut merupakan efek dari meningkatnya jumlah kewajiban atau hutang
perusahaan
sehingga
beban
perusahaan
untuk
membayar bunga hutang ikut memicu menurunnya laba bersih perusahaan
meskipun
hasil
pendapatan
dari
kegiatan
operasional perusahaan pada periode tersebut sebenarnya meningkat. Sedangkan data hasil penghitungan yang diperoleh setelah go public adalah menunjukkan bahwa rata-rata laba bersih yang diperoleh perusahaan relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan periode sebelum go public. Akan tetapi, hasil uji-t nya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan antara periode sebelum dan sesudah go public; c. Return
On
Assets
(ROA),
yang
berguna
untuk
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
55
keuntungan dari setiap satu rupiah aktiva yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini kita bisa mengetahui Hasil penghitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut : No Laba Bersih / Aktiva
RETURN ON ASSETS (%) Sebelum Go Public 2000
1 Laba Bersih 2 Aktiva (1 / 2 )x100
2001
Setelah Go Public
2002
2003
2004
2005
2006
34,367
41,896
42,335
37,495
70,485
77,919
95,581
1,130,153
1,088,477
1,056,709
1,348,489
1,849,614
2,413,950
2,869,948
3.04
3.85
4.01
2.78
3.81
3.23
3.33
0.81
0.16
(1.23)
1.03
(0.58)
0.10
Pergerakan * dalam jutaan rupiah
Return On Assets
4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00
ROA
1.50 1.00 0.50 2001
2002
2003
2004
2005
2006
Sebelum Go Public
Setelah Go Public
Ratarata
Ratarata
Rasio- rasio Keuangan
Return On Assets (ROA) %
Rasio- rasio Keuangan
0,05 (t tabel µ<-2,776 atau µ>2,776)
Simpangan baku
(0.09)
Hipotesis
1.04
Simpangan baku
0.18
0.81
Keterangan
Hasil Uji t
Return On Assets (ROA)
(0.3548)
Ho diterima
Tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah go public.
56
Dari data yang tersaji nampak bahwa pada periode sebelum go public adalah telah terjadi penurunan yang relatif besar di tahun 2003. Hal tersebut disebabkan oleh terjadi kenaikan aktiva tapi dengan tidak diiringi pertumbuhan laba bersih perusahaan karena telah terjadi kenaikan beban bunga pinjaman perusahaan, yang artinya bahwa aktiva baru yang terbentuk lebih banyak memakai dana pinjaman daripada dana pemilik. Sedangkan hasil penghitungan ROA periode setelah go public, menunjukkan bahwa perusahaan kembali bisa memperbaiki kinerjanya, meskipun angka itu masih berada jauh di bawah suku bunga pinjaman yang berlaku saat itu, yaitu kurang lebih sebesar 8%. Dalam hal hasil uji-t nya, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata besaran
pertumbuhan kinerja
keuangan
antara periode
sebelum dan sesudah go public; d. Return On Equity (ROE), yang berguna untuk mengetahui besarnya kembalian (keuntungan) yang dapat diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Dari hasil penghitungan diperoleh adalah sebagai berikut :
57
No Laba Bersih / Ekuitas
RETURN ON EQUITY (%) Sebelum Go Public 2000
1 Laba Bersih 2 Ekuitas (1 / 2 )x100
2001
Setelah Go Public
2002
2003
2004
2005
2006
34,367
41,896
42,335
37,495
70,485
77,919
95,581
170,478
181,733
203,966
220,288
330,478
370,850
440,661
20.16
23.05
20.76
17.02
21.33
21.01
21.69
2.89
(2.30)
(3.74)
4.31
(0.32)
0.68
Pergerakan * dalam jutaan rupiah
Return On Equity
25.00 20.00 15.00
ROE
10.00 5.00 2001
2002
2003
2004
2005
Sebelum Go Public
2006
Setelah Go Public
Rasio- rasio Keuangan Ratarata
Return On Equity (ROE) %
Rasio- rasio Keuangan
Simpangan baku
(1.05)
0,05 (t tabel µ<-2,776 atau µ>2,776)
3.49
Hipotesis
Ratarata
Simpangan baku
1.56
2.44
Keterangan
Hasil Uji t
Return On Equity (ROE)
(1.0616)
Ho diterima
Tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan antara sebelum dan seudah go public
Data tersebut menunjukkan bahwa pada periode sebelum go public telah terjadi penurunan tingkat pengembalian kepada pemilik yang diakibatkan oleh penurunan pada laba bersih
58
perusahaan, padahal semestinya menjadi lebih baik pada saat menjelang go public yaitu bahwa perusahaan perlu untuk menampilkan perbaikan kinerjanya. Namun sesungguhnya besaran angka rasio laba atas ekuitasnya adalah masih berada diatas suku bunga pinjaman yang berlaku pada saat itu yaitu sekitar 9%. Sedangkan hasil penghitungan yang diperoleh setelah go public adalah menunjukkan bahwa kinerja perusahaan adalah lebih stabil dibandingkan dengan sebelum go public. Pada periode ini, terjadi kenaikan yang tinggi pada laba bersih yang diiringi dengan kenaikan yang besar pula pada jumlah ekuitas perusahaan. Hal tersebut dikarenakan pada bulan Maret 2004 PT Adhi Karya Tbk mulai go public. Kenaikan rasio laba atas ekuitas ini merupakan hal banyak disoroti, karena akan lebih menumbuhkan kepercayaan para pemilik perusahaan atau investor untuk tetap atau bahkan menambahkan jumlah investasinya pada PT Adhi KaryaTbk. Namun ternyata, dari hasil uji-t atas rasio laba atas setiap rupiah ekuitas yang ditanamkan
oleh
pemilik
pada
PT
Adhi
Karya
Tbk
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pertumbuhan kinerja antara sebelum dan sesudah go public; 4. Rasio
Aktifitas,
berguna
untuk
mengukur
tingkat
aktifitas
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
59
a. Rasio perputaran aktiva (Total Assets Turn Over/TATO), bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam memperoleh pendapatan usaha dari investasi di dalam aktiva tetap. Hasil penghitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut: No Pend Usaha / Aktiva
TOTAL ASSETS TURN OVER (%) Sebelum Go Public 2000
1 Pend Usaha 2 Aktiva
Setelah Go Public
2001
2002
2003
2004
2005
2006
969,547
1,077,106
1,556,115
1,902,384
2,764,449
3,027,081
4,328,860
1,130,153
1,088,477
1,056,709
1,348,489
1,849,614
2,413,950
2,869,948
85.79
98.96
147.26
141.08
149.46
125.40
150.83
13.17
48.31
(6.19)
8.39
(24.06)
25.43
(1 / 2 )x100 Pergerakan * dalam jutaan rupiah
Total Assets Turn Over
160.00 140.00 120.00 100.00 80.00
TATO
60.00 40.00 20.00 2001
2002
2003
2004
2005
2006
Sebelum Go Public
Setelah Go Public
Ratarata
Ratarata
Rasio- rasio Keuangan
Total Assets Turn Over (TATO) %
Rasio- rasio Keuangan
0,05 (t tabel µ<-2,776 atau µ>2,776)
Simpangan baku
18.43
Hipotesis
27.63
Simpangan baku
3.25
25.14
Keterangan
Hasil Uji t
Total Assets Turn Over (TATO)
0.7038
Ho diterima
Tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah go public
60
Dari data tersebut di atas, terlihat bahwa aktifitas perusahaan relatif mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2005. Hal itu disebabkan oleh pertumbuhan aktiva perusahaan pada tahun 2005 tidak bisa mendongkrak pendapatan usahanya, yang berarti bahwa kebijakan manajemen yang bertugas pada tahun 2005 tidak seefektif manajemen pada tahun 2004 serta tahun 2006,
dan
bahkan
jika
dibanding
dengan
efektivitas
manajemen yang bertugas pada tahun 2002 dan tahun 2003. Sedangkan uji-t atas hipotesis pada TATO diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan yang terjadi antara periode sebelum dan sesudah go public; b. Rasio pengumpulan (collection periods), untuk mengetahui lamanya suatu piutang akan terbayar dari setiap penjualan yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam satu periode tahun buku yaitu selama satu tahun atau 365 hari. Rasio ini dapat dijadikan indikator manajemen perusahaan dalam mengelola piutangnya, yaitu semakin kecil angka rasionya berarti kinerja manajemen semakin baik dalam mengelola piutang menjadi pendapatan usaha (kas). Hasil penghitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
61
No
(Piutang / Pend Usaha) x 365 hari
COLLECTION PERIODs (hari) Sebelum Go Public 2000
2001
Setelah Go Public
2002
2003
2004
2005
2006
1 Piutang
335,554
414,365
533,478
1,026,848
1,026,846
585,876
813,262
2 Pend Usaha
969,547
1,077,106
1,556,115
1,902,384
2,764,449
3,027,081
4,328,860
(1 / 2 )x365
126.32
140.42
125.13
197.02
135.58
70.64
68.57
14.09
(15.28)
71.88
(61.44)
(64.93)
(2.07)
Pergerakan * dalam jutaan rupiah
Collection Periods
250.00 200.00 150.00
Collection Period
100.00 50.00 2001
2002
2003
2004
2005
2006
Sebelum Go Public
Setelah Go Public
Ratarata
Ratarata
Rasio- rasio Keuangan Simpangan baku
Simpangan baku
Collection Periods (CP) 23.56
hari
Rasio- rasio Keuangan
0,05 (t tabel µ<-2,776 atau µ>2,776)
Hipotesis
44.35
(42.81)
35.33
Keterangan
Hasil Uji t
Collection Periods (CP)
2.0274
Ho diterima
Tidak terdapat perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah go public
Dari data yang tersaji, nampak bahwa waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas adalah mengalami peningkatan percepatan, terutama yang terjadi pada periode setelah go public. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja
62
manajemen
semakin
baik
dalam
mengelola
piutang
perusahaan. Akan tetapi, hasil uji-t menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan besaran pertumbuhan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah go public; 5. Rasio pertumbuhan, yang bertujuan untuk mengetahui perubahan kinerja keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Dalam skripsi ini penulis memfokuskan pada rasio pertumbuhan pendapatan usaha, laba usaha, laba bersih, jumlah aktiva, ekuitas, serta rasio pertumbuhan kewajiban perusahaan. Hasil penghitungan yang diperoleh, baik data absolut maupun hasl uji statistik, adalah sebagai berikut: N o
(th bjalan-th lalu) / th lalu
Tahun 2000
RASIO PERTUMBUHAN (%) Sebelum Go Public 2001
1
969,547
Pend Usaha Rasio
2
46,306
Laba Usaha Rasio
3
34,367
Laba Bersih Rasio
2002
Setelah Go Public 2003
2004
2005
2006
1,077,106
1,556,115
2,234,985
2,764,449
3,027,081
4,328,860
11.09
44.47
43.63
23.69
9.50
43.00
59,620
86,256
160,987
181,321
310,304
402,827
28.75
44.68
86.64
12.63
71.14
29.82
41,896 21.91
42,335 1.05
37,495 (11.43)
70,485 87.99
77,919 10.55
95,581 22.67
4 Jumlah aktiva 1,130,153 Rasio 5
Kewajiban
(3.69) 959,675
Rasio 6
Ekuitas Rasio
1,088,477
906,333 (5.56)
170,478
1,056,709 (2.92) 843,690
1,348,489 27.61 1,034,515
1,849,614 37.16 1,509,528
2,413,950 30.51 2,033,630 34.72
2,869,948 18.89 2,420,149
(6.91)
22.62
45.92
19.01
181,733
203,966
220,288
330,478
370,850
440,661
6.60
12.23
8.00
50.02
12.22
18.82
* dalam jutaan rupiah
63
Rasio Pertumbuhan
100.00
80.00
60.00
2001 2002
40.00
2003 2004 2005
20.00
1
Ek ui ta s
ak tiv a
Data hasil perbandingan statistik uji
No
Ke w aj ib an
La ba
(20.00)
Ju m la h
Be rs ih
U sa ha La ba
Pe nd
-
U sa ha
2006
t: Sebelum Go Public
Setelah Go Public
Ratarata
Ratarata
Rasio- rasio Keuangan Simpangan baku
Simpangan baku
Rasio Pertumbuhan
1. Pendapatan %
33.06
19.03
25.40
16.82
2. Laba usaha %
53.36
29.90
37.86
30.07
3. Laba bersih %
3.85
16.84
40.40
41.65
7.00
17.85
28.85
9.25
3.38
16.67
33.22
13.52
8.94
2.93
27.02
20.19
4. Jumlah aktiva % 5. Kewajiban % 6. Ekuitas %
Rasio Pertumbuhan
0,05 (t tabel µ>2,776 atau µ<-2,776)
Hipotesis
Keterangan
Tidak terdapat perbedaan besaran pergerakan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah go public.
Hasil Uji t
1. Pendapatan 2. Laba usaha 3. Laba bersih 4. Jumlah aktiva 5. Kewajiban
0.5224 0.6330 (1.4091) (1.8824) (2.4080)
Ho diterima Ho diterima Ho diterima Ho diterima Ho diterima
6. Ekuitas
(1.5350)
Ho diterima
64
a. Periode sebelum go public, terdapat penurunan yang tajam pada rasio pertumbuhan laba bersih perusahaan. Hal itu disebabkan karena tingginya kenaikan beban perusahaan terutama kenaikan yang tinggi pada beban bunga, yang terbukti pada terjadinya pula kenaikan tajam pada kewajiban perusahaan. Adapun penyebab atas kenaikan kewajiban tersebut dikarenakan oleh pembentukan aktiva baru (terlihat dari rasio pertumbuhan aktiva di tahun 2003 yang meningkat pesat). b. Periode setelah go public, kinerja keuangan PT Adhi Karya Tbk juga mengalami pertumbuhan dan sifatnya fluktuatif, dibandingkan dengan pada saat sebelum go public,. Pada periode
ini
terlihat
bahwa
pihak
manajemen
mulai
memanfaatkan dana pinjaman sebagai salah satu alat untuk membiayai kegiatan perusahaan. c. Pada rasio pertumbuhan secara keseluruhan, uji hipotesis yang dilakukan dengan uji-t yaitu dengan membandingkan ttabel dengan t-hitung diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan besaran rata-rata pertumbuhan kinerja keuangan yang terjadi pada PT Adhi Karya Tbk antara periode sebelum dan sesudah go public.
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari uraian pada bab-bab sebelumnya, maka selanjutnya penulis membuat kesimpulan dalam beberapa hal sebagai bagian dari bab penutup dalam skripsi ini. Adapun kesimpulan dari semua uraian di atas adalah sebagai berikut: 1. Kinerja keuangan setiap perusahaan pasti akan selalu mengalami pergerakan yang fluktuatif dari waktu ke waktu, demikian juga halnya yang terjadi pada PT Adhi Karya Tbk. 2. Kinerja keuangan PT Adhi Karya Tbk pada periode sebelum go public rata-rata mengalami peningkatan pada tiap-tiap rasio keuangannya dan terutama menunjukkan kenaikan signifikan pada rasio pertumbuhan aktiva. Pada periode ini, manajemen perusahaan mulai menerapkan kebijakan untuk menjadikan hutang sebagai salah satu alat yang dipakai untuk membiayai
kegiatan perusahaan. Hal tersebut terlihat dari tingginya kenaikan yang terjadi pada aktiva dan kewajiban perusahaan. 3. Adapun kinerja keuangan PT Adhi Karya Tbk pada periode setelah go public adalah menunjukkan peningkatan pertumbuhan di beberapa rasio keuangannya, dan pada umumnya pergerakan pertumbuhannya
menunjukkan
besaran
yang
fluktuatif
jika
dibandingkan dengan pada periode sebelum go public. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku pada kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajibannya, baik atas kewajiban jangka pendek (rasio lancar dan rasio cepatnya) maupun atas kewajiban jangka panjangnya (Debt To Assets Ratio dan Debt To Equity Ratio). Meskipun sesungguhnya, hasil penghitungan dengan uji beda rata-rata (uji-t) pergerakan pertumbuhan pada rasio lancar, rasio cepat , dan Debt To Equity Ratio PT Adhi Karya Tbk adalah tidak berbeda antara sebelum go public dan sesudah go public. Pada periode sesudah go public ini rasio pertumbuhan kewajiban perusahaan semakin mengecil sehingga berakibat pada perbaikan pertumbuhan laba bersih perusahaan. 4. Secara umum, kinerja keuangan PT Adhi Karya Tbk tidak mengalami perbedaan besaran pertumbuhan antara periode sebelum dan sesudah go public, kecuali pada Debt To Assets
67
Ratio yang mengalami perbedaan besaran pertumbuhan antara sebelum dan sesudah go public.
B. Saran Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan
serta
kesimpulan pada uraian terdahulu, penulis dapat memberikan saransaran yang bisa dijadikan masukan bagi PT Adhi Karya Tbk dalam rangka meningkatkan atau setidaknya mempertahankan kinerja keuangannya. Saran-saran yang dapat penulis berikan antara lain sebagai berikut: 1. Manajemen perusahaan sebaiknya bisa lebih memanfaatkan aset likuid yang ada dengan lebih optimal, daripada menjadi idle assets dan daripada memilih kebijakan menambah hutang dalam jumlah yang besar, karena hal tersebut akhirnya akan menjadi beban perusahaan itu sendiri; 2. Manajemen perusahaan harus bisa lebih memanfaatkan tingginya aktiva yang baru dibentuk, agar dapat menghasilkan laba yang semakin optimal; 3. Secara keseluruhan kinerja keuangan PT Adhi Karya Tbk tidak mengalami perbedaan rata-rata besaran pertumbuhan antara periode sebelum dan sesudah go public, padahal sebaiknya pada
68
periode sesudah go public bisa menjadi lebih baik atau lebih besar pertumbuhannya, terutama pada kinerja rasio-rasio yang banyak disoroti oleh pihak eksternal perusahaan, karena hal tersebut diharapkan supaya bisa meningkatkan kepercayaan investor dan calon investornya.
69