Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger pada PT. Bentoel Internasional Investama Tbk Dewi Agustin
[email protected]
Triyonowati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to find out the difference of financial performance ofPT Bentoel Internasional Investama, Tbk before and after the merger with PT British American Tobacco Indonesia, Tbk. The data is the financial statements which consist of balance sheet and profit and loss report from 2004 to 2013 period. The comparison of ratio analysis is performed by using several financial ratios which are profitability ratio, liquidity ratio, activity ratio, and solvability ratio. While the data analysis technique uses paired sample t test.From the result of calculation of 9 financial ratios, 4 ratios undergo enhancement which are:Total Asset Turnover, Receivable Turnover, Debt to Asset Ratio, and Debt to Equity Ratio.Whilethe remaining 5 ratios which undergo declination are:Net Profit Margin, Return on Assets, Returnon Equity, Current Ratio,andCash Ratio. This indicates that the declination of financial performance shows the company’s main motive in performing merger is not economic motive, yet it is a non – economic motive such as the desire to be a big organization, market segment expansion and product line addition.The result of paired sample analysis shows that there are 3 financial ratios which significantly show the difference i.e.: Net Profit Margin, Cash RatioandDebt to Asset Ratio. While the 6 financial ratios which do not show any significant differences are:Returnon Assets, Return on Equity, Current Ratio, Total Asset Turnover, Receivable Turnover, andDebt to Equity Ratio. Keywords: Financial Performance, Financial Ratio, and Merger. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk sebelum dan sesudah melakukan merger dengan PT. British American Tobacco Indonesia, Tbk. Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laba rugi dalam periode tahun 2004 sampai 2013. Perbandingan analisis rasio dilakukan dengan menggunakan beberapa rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktifitas dan rasio solvabilitas. Sedangkan teknik analisi data yang digunakan yaitu uji beda dua rata-rata berpasangan denan menggunakan uji t.Dari hasil perhitungan 9 rasio keuangan terdapat 4 rasio yang mengalami peningkatan yaitu Total Asset Turnover, Receivable Turnover, Debt To Asset Ratio, dan Debt To Equity Ratio. Sedangkan 5 rasio yang mengalami penurunan yaitu Net Profi Margin, Return On Assets, Return On Equity, Current Ratio, dan Cash Ratio. Hal ini mengindikasikan bahwa ada penurunan kinerja keuangan yang menunjukkan bahwa motif utama perusahaan melakukan merger adalah bukan motif ekonomi, melainkan motif non-ekonomi seperti keinginan menjadi kelompok besar, perluasan pangsa pasar dan penambahan lini produk.Dari hasil analisis dengan uji beda dua rata-rata berpasangan terdapat 3 rasio keuangan yang menunjukkan perbedaan secara signifikan yaitu Net Profit Margin, Cash Ratio dan Debt to Asset Ratio. Sedangkan 6 rasio keuangan yang tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu Return On Assets, Return On Equity, Current Ratio, Total Asset Turnover, Receivable Turnover, dan Debt To Equity Ratio. Kata kunci : kinerja keuangan, rasio keuangan, dan merger.
PENDAHULUAN Menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan identik dengan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar, perusahaan dituntut untuk memiliki
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
2
manajemen yang kuat dan profesional agar dapat bertahan dan berkembang di era pasar bebas saat ini. Hal ini menyebabkan perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk dapat mempertahankan eksistensinya, sehingga perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif serta perencanaan jangka panjang yang matang. Perencanaan jangka panjang tersebut meliputi perkembangan internal dan eksternal perusahaan. Perkembangan internal yaitu mencakup perencanaan produk baru, peningkatan teknologi, peningkatan keahlian sumber daya manusia dalam perusahaan peningkatan kapasitas produksi atau membangun divisi bisnis yang baru. Sedangkan perkembangan eksternal mencakup rencana ekspansi skala perusahaan dengan cara membangun sendiri atau dengan melakukan penggabungan dengan perusahaan lain yang telah ada atau dengan membeli perusahaan yang telah ada. Manajemen perusahaan harus mengenal kondisi perusahaan itu sendiri sebelum mengambil langkah-langkah atau strategi-strategi di masa yang akan datang. Peningkatan persaingan perusahaan dalam skala domestik maupun internasional sangat berpengaruh dalam srategi-strategi perusahaan yang akan di ambil. Banyak perusahaan terdorong untuk meningkatkan kinerjanya dan mencapai tujuan yang lebih tinggi, baik di tingkat domestik maupun internasional. Selain itu, perusahaan harus mampu mengatur posisi keuangan yang berfungsi sebagai tolak ukur kinerja keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mengalami kemajuan atau perkembangan atau tidak. Pertumbuhan industri rokok di Indonesia dewasa ini cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkankarena kebijakan-kebijakan pemerintah yang sedikit banyak menekan konsumsi rokok serta pola pikir masyarakat akan budaya hidup sehat sehingga mulai menyadari akan bahaya buruk merokok bagi kesehatan mereka. Di tambah lagi dengan semakin ketatnya persaingan di industri rokok menuntut perusahaan harus bekerja secara efektif, kompetitif, dan harus mampu merancang strategi yang tepat agar mampu mendapatkan keunggulan bersaing (competitive advantages) yang dapat membantu perusahaan untuk berkembang dan tumbuh di tengah kompetisi yang semakin ketat di industri rokok. Salah satu caranya adalah dengan penggabungan beberapa usaha. Dengan penggabungan beberapa usaha, diharapkan perusahaan-perusahaan itu dapat meningkatkan pangsa pasar, diversifikasi usaha, atau meningkatkan integrasi vertikal dari aktivitas operasional yang ada dan sebagainya.Penggabungan beberapa usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya. Beberapa waktu yang lalu pada tanggal 26 November 2009 perusahaan rokok terbesar keempat di Indonesia yaitu PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) memperoleh surat pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK atas penggabungan usaha dengan PT British American Tobacco Indonesia Tbk (BATI). Terkait hal ini, pemegang saham bentoel, British American Tobacco (2009 PCA) Limitted akan mengambil alih 78,74% saham BAT indonesia milik BAT (investments). Pada Juni 2009, British American Tobacco Group mengakuisisi 85,13% saham dari Bentoel dan kemudian melakukan penawaran tender untuk sisa saham publik Bentoel. Penawaran tender oleh British American Tobacco berhasil diselesaikan pada Agustus 2009 dengan meningkatkan kepemilikan sahamnya di Bentoel hingga menjadi 99,74%. PT BAT Indonesia bubar demi hukum dan Bentoel menjadi entitas yang dihasilkan dari penggabungan tersebut. Kejadian merger inilah yang mendorong peneliti untuk menjadikan suatu masalah yang perlu dicermati lebih detail. Bukan karena mengapa perusahaan melakukan merger tetapidampak yang ditimbulkan dari aktifitas merger tersebut. Saya ingin mencermati lebih detail bagaimana kinerja keuangan PT Bentoel Internasional Investama Tbk. setelah merger dan dibandingkan dengan keadaan kinerja keuangan PT Bentoel Internasional Investama Tbk. sebelum merger.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
3
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger pada PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. serta Untuk mengetahui apakah dengan rasio keuangan dapat memberikan suatu informasi tentang kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger pada PT. Bentoel Internasional Investama Tbk.Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal jangka waktu pengambilan sampel yang lebih panjang yaitu antara 2004-2013. Penambahan periode pengamatan dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih banyak dan hasil penelitian ini mempunyai daya komparabilitas yang lebih baik. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka penulis merumuskan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah ada perbedaan kinerja keuangansebelum dan sesudah merger pada PT. Bentoel Internasional Investama Tbk.? 2. Bagaimana analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger pada PT. Bentoel Internasional Investama Tbk.? TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
Pengertian Laporan Keuangan Dalam rangka pengambilan keputusan yang akan datang, para pengelola organisasi memerlukan informasi, khususnya informasi tentang apa yang terjadi selama periode tertentu atau apa yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan suatu informasi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Informasi tersebut merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang berupa laporan keuangan (Prastowo dan Juliaty,2005:3). Laporan keuangan menurut Syafri (2007:1) adalah media informasi yang merangkum semua aktifitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan. Pendapat lain juga menyatakan bahwa laporan keuangan pada dasarnya ingin melaporkan kegiatan-kegiatan perusahaan yaitu kegiatan investasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan operasional, sekaligus mengevaluasi keberhasilan strategi perusahaanuntuk mencapai tujuan (Hanafi dan Abdul,2005:21). Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan perusahaan (Prastowo dan Juliaty,2008:5).Semua laporan keuangan pada dasarnya merupakan dokumen historis dan statis yang berarti bahwa laporan keuangan melaporkan apa yang telah terjadi dan apa yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Karakteristik kualitas laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Prastowo dan Juliaty,2005:7). Adapun karakteristik kualitas laporan keuangan antara lain : (1) Dapat dipahami; (2) Relevan; (3) Keandalan; dan (4) Dapat dibandingkan. Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI,2012) adalah menyediakan informasi yang menyangkut informasi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Bernstein (dalam Syafri,2007:18) tujuan laporan keuangan adalah : (a) Screening yaitu analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
4
langsung ke lapangan; (b) Understanding yaitu memahami perusahaan, kondisi keuangan,dan hasil usahanya; (c) Forcasting yaitu analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang; (d) Diagnosis yaitu analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan; dan (e) Evaluation yaitu analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Bentuk dan isi laporan keuangan adalah sebagai berikut (Rahardjo,2005:52): (a) Neraca merupakan laporan mengenai keadaan harta kekayaan perusahaan atau keadaan posisi keuangan yang menggambarkan posisi harga, utang, dan modal perusahaan pada jangka waktu tertentu; (b) Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menyajikan daftar pendapatan dan biaya perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan laba rugi disusun untuk mengukur sampai seberapa jauh perkembangan perusahaan dalam melaksanakan operasinya. Dalam laporan laba rugi menggambarkan pertambahan atau pengurangan aktiva yang disebabkan adanya transaksi barang-barang atau jasa; (c) Laporan perubahan modal merupakanlaporan keuangan yang menyajikan informasi penambahan atau pengurangan modal perusahaan selama satu periode akuntansi. Laporan perubahan modal merupakan informasi tentang perubahan modal pemilik; dan (d) Laporan lain yang merupakan pelengkap laporan keuangan antara lain laporan sumber dan penggunaan dana, laporan aktiva, daftar laporan, daftar utang piutang, daftar analisis laporan keuangan. Menurut Munawir (2007:36) metode dan teknik analis laporan keuangan digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu atau diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu : (1) Analisa vertikal adalah laporan keungan yang di analisa hanya meliputi satu periode saja yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut sehingga akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja; (2) Analisa horizontal adalah analisa dengan membandingkan laporan keungan untuk beberapa periode sehingga akan diketahui perkembangannya. Ada delapan teknik yang dapat digunakan analisis laporan keuangan (Munawir,2007:37), yaitu : (a) Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih; (b) Trend merupakan metode dan teknik analisisyang digunakan untuk mengetahui trend daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan trend tetap, naik atau turun; (c) Common size statement merupakan metode dan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjumlahnya; (d) Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan metode dan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu; (e) Analisis sumber dan penggunaan kas merupakan metode dan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui sebab berubahnya jumlah uang kas untuk mengetahui sumber penggunaan uang kas selama periode tertentu; (f) Analisis rasio merupakan metode dan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi keduanya; (g) Analisis perubahan laba kotor merupakan metode dan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui sebab perubahan laba kotor
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
5
dari suatu periode ke periode atau perubahan laba kotor dari suatu periode dengan laba yang digunakan untuk periode tertentu; (h) Analisis break even merupakan metode dan teknik analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Rasio keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang memiliki hubungan yang relevan dan signifikan (Syafri, 2007:297). Analisis dan intepretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan dengan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio (Sawir,2000:6). Berikut rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini : PertamaProfitabilitas, menurut Moin (2004:137) rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Ukuran profitabilitas mestinya dikaitkan dengan tingkat resiko usaha, artinya belum tentu sebuah perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi lebih baik dari perusahaan yang tingkat profitabilitas yang rendah jika tidak melihat resiko masing-masing usaha. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (a) Net profit margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola total pendapatan yang dihasilkan dalam rangka menghasilkan laba bersih. Semakin besar rasio ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih.Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat meningkatkan laba bersih lebih besar dari total pendapatan sehingga net profit margin semakin meningkat; (b) Return on assetsadalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang ada dalam menghasilkan keuntungan atau laba bersih. Semakin besar rasio ini berarti semakin baik kemampuan perusahaan dalam memutar aktiva dan meraih laba.Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat meningkatkan laba bersih setelah pajak lebih besar dari total aktiva sehingga return on assets semakin meningkat; (c) Return on equityadalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan seberapa besar laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Semakin besar rasio ini berarti semakin baik kemampuan perusahaan dalam meraih laba bersih diukur dari modal pemilik.Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat meningkatkan laba bersih setelah pajak lebih besar dari total equity sehingga return on equity semakin meningkat. KeduaLikuiditas, Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (Syafri,2007:301). Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar: (a) Current ratio adalah rasioyang menunjukkan sejauh mana aktifa lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar rasio lancar berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat meningkatkan aktiva lancarnya dari kewajiban jangka pendeknyasehingga current ratio juga ikut meningkat; (b) Cash ratioadalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang lancar hanya dengan menggunakan kas atau setara kas. Semakin besar rasio lancar berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya dengan kas atau setara kas.Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat meningkatkan kas dari kewajiban jangka pendeknya sehingga cash ratio juga ikut meningkat.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
6
Ketiga Aktifitas, Rasio aktifitas adalah rasio yangmenggambarkanaktifitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankanoperasinya (Syafri,2007:308). Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. (a) Total assets turnover adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva.Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat meningkatkan penjualan dari total aktivanya sehingga total assets turnover juga ikut meningkat; (b) Receiveable turnoveradalah rasio yang menunjukkankemampuan perusahaan dalam menghasilkanpenjualan melalui penggunaan piutang. Semakin besar rasio ini berarti semakin baik penagihan piutang perusahaan.Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat meningkatkan penjualan dari total piutangnya sehingga receiveable turnovernya juga ikut meningkat. Keempat Solvabilitas, Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya (Syafri,2007:303). Rasio yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah : (a) Debt to assets ratioadalah rasio yang menunjukkankemampuan perusahaan dalam menutupi utang-utang pihak luar dengan aktiva. Semakin kecil rasio ini berarti semakinkecil resiko perusahaan dalam tak tertagihnya suatu utang.Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat menurunkan total hutang dari pada totalaktiva supaya debt to assets ratio juga ikut menurun; (b) Debt to equity ratioadalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menutupi utang-utang kepada pihak luar dengan modal pemilik. Semakin kecil rasio ini maka kondisi perusahaan semakin baik karena berarti resiko tak tertagihnya suatu utang kecil.Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat menurunkan total hutang dari pada total modal supaya debt to equity ratio juga ikut menurun. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan tidak hanya berguna bagi kepentingan intern dan ekstern perusahaan. Berikut kegunaan lain analisis rasio keuangan (Yamit,2006:4) : (1) Bagi para bankir berguna untuk mempertimbangkan pemberian kredit jangka pendek maupun kredit jangka panjang kepada perusahaan, untuk itu para bankir lebih tertarik pada rencana jangka pendek, likuiditas, kemampuan memperoleh laba, tingkat efisiensi operasional dan solvabilitas; (2) Bagi para kreditur jangka panjang lebih tertarik pada kemampuan laba dan tingkat efisiensi operasional; (3) Bagi para penanam modal lebih tertarik pada kemampuan memperoleh laba jangka panjang dan tingkat efisiensi perusahaan. Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja perusahaan adalah hasil dari kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Menurut Husnan (2003:44) kinerja keuangan adalah hasil dari banyak keputusan keuangan individual yang dibuat secara terus menerus pada suatu lembaga atau institusi. Untuk dapat memahami bagaimana kinerja perusahaan serta proyeksi keuangan perlu dilakukan evaluasi akuntansi yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerja keuangan. Sudut utama yang diambil dalam melaksanakan analisis kinerja keuangan adalah dari sudut pandang manajemen, pemilik perusahaan dan pemberi pinjaman. Masing-masing sudut pandang tersebut diuraikan sesuai dengan karakteristik rasio-rasio dan ukuran pokok yang umum diterapkan dalam analisis kinerja keuangan perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
7
Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan yang melakukan merger. Untuk mengukur kinerja keuangan biasanya menggunakan analisis rasio dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan. Penilaian Kinerja Keuangan Pada umumnya kinerja kuangan sangat ditentukan oleh kualitas kebijakan manajemen yang diambil dalam upaya mencapai tujuan organisasi, sehingga untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan perlu dilaksanakannya analisa laporan keuangan, karena dalam laporan keuangan segala hasil kebijakan manajemen terangkai dan terdokumentasi secara memadai dalam bentuk informasi keuangan. Oleh karena itu, agar laporan keuangan mampu memberikan informasi sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisa dan interpretasi atas data-data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai langkah untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Kinerja kuangan merupakan kemampuan atau prestasi, prospek pertumbuhan serta potensi perusahaan dalam menunjukkan usahanya yang secara finansial ditunjukkan dala laporan keuangan. Kinerja kuangan dapat dilihat dari segi kualitatif dan kuantitatif (Mulyadi,2001:428), yaitu : (1) Segi kualitatif adalah suatu kinerja keuangan yang tidak dapat diukur seperti keunggulan produk di pasar, pemanfaatan sumber daya manusia, kekompakan tim, kepatuhan terhadap masyarakat; (2) Segi kuantitatif adalah kinerja keuangan perusahaan yang dapat diukur degan menggunakan analisi tertentu seperti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Apabila kinerja keuangan suatu perusahaan tersebut telah menjalankan usahanya secara efektif dan efisien maka tinggi rendahnya kinerja keuangan perusahaan tersebut bisa menjadi dasar pertimbangan guna memilih tujuan investasi oleh para invetor pada umumnya. Kinerja keuangan juga dapat dilihat dari beberapa aspek yang ada dalam perusahaan, yaitu profitabilitas, pangsa pasar, produktivitas, pengembangan karyawan, tanggung jawab kepada masyarakat, keseimbangan antara sasaran jangka pendek dan sasaran jangka panjang. Pengertian merger Merger berasal dari kata “mergere” yang artinya (1) bergabung bersama, menyatu, berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu dengan salah satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukkan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut (Moin,2004:5). Ikatan Akuntansi Indonesia memberikan definisi berdasarkan perpektif akuntansi bahwa merger adalah salah satu metode penyatuan usaha. Penyatuan itu sendiri didefinisikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain. Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu dengan salah satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukkan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut. Klasifikasi Merger Berdasarkan Ekonomik
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
8
Menurut Moin (2004:22), merger diklasifikasikan menjadi 5 jenis, yaitu : (a) Merger Horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama. Salah satu tujuan utama merger dan akuisisi horisontal adalah untuk mengurangi persaingan atau untuk meningkatkan efisiensimelalui penggabungan aktifitas produksi, pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan, dan fasilitas administrasi. Efek dari merger horizontal ini adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industri ini; (b) Merger Vertikaladalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi. Merger tipe ini dilakukan jika perusahaan yang berada pada industri hulu memasuki industri hilir atau sebaliknya dari industri hilir ke industri hulu. Merger vertikal dilakukan oleh perusahaanperusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok dan pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna; (c) Merger Konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Merger konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha mendifersifikasi bidang bisnisnya dengan memasuki bidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis semula, sehingga apabila merger tersebut dilakukan secara terus menerus maka akan terbentuk sebuah konglomerasi; (d) Merger Ekstensi Pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan merger ini terutama untuk memperkuat jaringan pamasaran bagi produk masing-masing perusahaan. Merger ekstensi pasar sering dilakukan oleh perusahaanperusahaan lintas negara dalam rangka ekspansi dan penetrasi pasar. Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar negara dengan cepat tanpa harus membangun fasilitas produksi dari awal di negara yang akan dimasuki; (e) Merger Ekstensi Produk adalah merger yang dilakukan oleh dua perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan. Setelah merger perusahaan akan menawarkan lebih banyak jenis dan lini produk sehingga akan menjangkau konsumen yang lebih luas. Klasifikasi Merger Berdasarkan Pola Merger Menurut Moin (2004:26) pola merger adalah sistem bisnis yang akan diadopsi atau yang akan dijadikan acuan oleh perusahaan hasil merger. Klasifikasi berdasarkan pola merger terbagi dalam dua kategori : (a) Mothership Merger adalah pengadopsian satu pola atau sistem untuk dijadikan pola atau sistem pada perusahaan hasil merger. Perusahaan yang dipertahankan hidup adalah perusahaan yang dominan dan sistem dan pola bisnis perusahaan yang dominan inilah yang diadopsi; (b) Platform Merger dalam platform merger hardware dan software yang menjadi kekuatan masing-masing perusahaan tetap dipertahankan dan dioptimalkan. Artinya semua sistem atau pola bisnis, sepanjang itu baik, akan diadopsi oleh oleh perusahaan hasil merger. Alasan-alasan dilakukan merger Alasan suatu perusahaan dengan perusahaan lain (Martono dan Harjito,2005:347) adalah : (a) Peningkatan penjualan dan penghematan operasi, jika perusahaan industri melakukan merger dengan perusahaan yang memproduksi produk pengganti dari produk yang di produksi perusahaan, maka perusahaan yang memiliki produk pengganti dari produk yang diproduksi perusahaan maka akan menambah jenis produk yang ada sehingga dapat meningkatkan produk keseluruhan dan meningkatkan penjualan; (b) Perbaikan manajemen, perusahaan yang dikelola secara tidak efisien, yang ditunjukkan oleh menurunnya keuntungan akan lebih baik jika dilakukan restrukturisasi manajemen. Alasan ini berarti perusahaan-perusahaan dengan keuntungan rendah lebih sesuai dilakukan penggabungan; (c) Pengaruh informasi, peningkatan nilai tercipta jika informasi baru akibat
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
9
restrukturisasi perusahaan. Informasi ini merupakan informasi yang dimiliki manajemen namun tidak dimiliki pasar. Jika manajemen merasa penilaian saham dilakukan di bawah nilai maka seharusnya setelah di lakukan merger perusahaan akan memberikan informasi yang positif bahwa perusahaan akan lebih baik lagi sehingga akan terjadi peningkatan harga saham; (d) Pertumbuhan perusahaan, suatu perusahaan mungkin tidak mampu tumbuh dengan laju yang cepat atau cukup seimbang melalui perluasan atau pertumbuhan internal, sehingga perlu dilakukan perlusan eksternal melalui penggabungan. Hal ini terjadi jika perluasan eksternal jauh lebih murah dari pada perluasan internal; (e) Pengalihan kekayaan, penggabungan juga terjai karena pengalihan kekayaan dari pemegang saham kepada pemegang hutang atau sebaliknya. hal ini disebabkan karena dengan merger memungkinkan perusahaan dapat mengurangi perubahan relatif bagi arus kas; (f) Alasanalasan pajak, setiap perusahaan berpotensi memperoleh penghematan pajaknamun jika perusahaan tidak pernah memperoleh laba maka perusahaan tidak dapat memanfaatkanya, untuk itu sebaiknya perusahaan melakukan merger untuk memperoleh laba dengan maksud agar pajak yang dibayarkan perusahaan lebih kecil; (g) Diversifikasi, di dalam beberapa merger, diversifikasi merupakan motif dilakukannya merger tersebut. Dengan adanya pengambilalihan perusahaan di dalam lini usaha yang berbeda, makaperusahaan dapat mengurangi ketidakstabilan siklus laba dengan kata lain resiko yang dihadapi atas suatu saham dapat dikompensasi oleh saham lain dengan demikian resiko secara keseluruhan menjadi lebih kecil; (h) Keuntungan-keuntungan leverage, dengan restrukturisasi perusahaan dengan melakukan merger maka penggunaan leverage perusahaan mengalami peningkatan dan jika hal ini terjadi maka penciptaan nilai bagi pemegang saham akan terjadi. Ada timbal balik antara pengaruh pajak perusahaan, pajak pribadi, biaya kebangkrutan dan agensi serta pengaruh insentif. Restrukturisasi perusahaan dapat menyebabkan perubahan nilai; dan (i) Alasan pribadi, bagi perusahaan perseroan (tertutup) maka pemilik mempunyai keinginan perusahaannya diambil alih oleh perusahaan lain yang telah memiliki saham-saham yang mapan. Para pemilik perusahaan tersebut kemungkinan besar memiliki kekayaan yang terkait pada perusahaannya. Keuntungan dan kelemahan merger Merger mungkin dicari karena beberapa alasan, beberapa diantaranya bermanfaat bagi pemegang saham dan beberapa diantaranya tidak. Salah satu keuntungan merger adalah untuk menggabungkan perusahaan yang sangat menguntungkan dengan perusahaan yang bangkrut. Berikut beberapa keuntungan lain dari merger adalah : (a) Alternatif yang cepat untuk memasuki pasar; (b) Merupakan alternatif yang murah untuk menguasai teknologi dibandingkan dengan mengembangkan secara internal; (c) Merupakan alternatif yang murah untuk memasuki pasar; dan (d) Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain.Adapun kekurangan dari merger adalah : (a) Harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan yang membutuhkan waktu lama; (b) Perbedaan budaya, nilai, dan kebiasaan dari dua negara yang berbeda akan menyebabkan kesulitan dalam penggabungan secara lancar; (c) Harga pembelian bisa menjadi mahal sehingga menghilangkan keuntungan penggabungan usaha; (d) Reaksi masyarakat di negara lokal barangkali tidak mendukung merger dengan perusahaan asing. Perumusan Hipotesis Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah merger. Hi : terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah merger.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
10
METODE PENELITIAN Jenis dan Sampel Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi dan berdasarkan karakteristik masalah penelitian ini merupakan studi kasus. Sedangkan tujuandari penelitian komparatif adalah melakukan perbandingan mengenai subyek tertentu untuk mengetahui apakah ada perbedaan mengenai subyek tertentu. Penelitian ini tentang studi fakta atau data yang nyata yang dikumpulkan dan diuji secara sistematis mngenai perbedaan sebelum dan sesudah melakukan merger. Dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah mengenai kinerja keuangan PT BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA Tbk. sebelum dan sesudah merger dengan PT BAT Indonesia Tbk. selama periode pengamatan 2004 sampai 2013. Definisi Operasional dan Variabel Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2009). Dalam definisi operasional variabel ini harus mempunyai rujukan empiris yang artinya dapat dihitung,diukurdan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain. Dan dalam penyusunan skripsi peneliti menggunakan analisis rasio keuangan sebagai variabelnya. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Rasioprofitabilitasadalah suatu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Adapun variabel yang digunakan adalah: Laba Bersih Setelah Pajak x 100% Total Pendapatan Laba Bersih Setelah Pajak assets= x 100% Total Aktiva Laba Bersih Setelah Pajak equity = x 100% Total Ekuitas
Profit margin = Return on
Return on Rasiolikuiditasadalah suatu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendeknya. Adapun variabel yang digunakan adalah: Aktiva lancar
Current ratio = Total Hutang lancar x 100% Kas
Cash ratio =Total Hutang Lancar x 100% Rasioaktivitas adalah suatu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam mengefektifkan pengelolaan aktivanya. Adapun variabel yang digunakan adalah : Total asset turn over= Receivable turnover =
Penjualan Total Aktiva Penjualan Piutang
Rasiosolvabilitasadalah suatu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan hutang atau dibiayai hutang. Adapun variabel yang digunakan adalah : Total Hutang x 100% Total Asset Total Hutang ratio = Total Modal x 100%
Debt to asset ratio= Debt to equity Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian akan diuji dengan menggunakan uji t-test dan uji beda dua rata-rata berpasangan. Menggunakan level signifikansi ( α ) 5 % karena pengujian menggunakan dua sisi maka probability pembatas antara daerah penerimaan H0 dan penolakan H0 masingmasing 2,5 %.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
11
Uji beda dua rata-rata berpasangan 𝐷−𝐷 𝑛−1
SD = Dimana : 𝐷 = Keterangan :
2
𝐷 𝑛
𝐷 D n SD
= rata-rata selisih = selisih = jumlah tahun = simpangan baku
Ujit-test t=
𝐷 𝑆𝐷
Keterangan :
𝑛
𝐷 = rata-rata nilai D SD = simpangan baku dari nilai D n = jumlah tahun Mengambil kesimpulan Ho diterima jika –t (α/2;n-1) ≤ thitung ≤ t (α/2;n-1) Hi diterima jika t hitung> t (α/2;n-1) atau t hitung< -t (α/2;n-1) Ketika H0 diterima maka tidak ada perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah merger dan sebaliknya ketika Hi ditolak maka artinya ada perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah merger.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji t berpasangan Tabel 1 menunjukkan hasil uji t berpasangan. Tabel 1 Hasil Uji t berpasangan (Paired t-test) Alpha Jawaban No. Rasio Keuangan Signifikansi (α) Hipotesis 1 NPM 0,038 0,05 Ho Ditolak 2
ROA
0,059
0,05
Ho Diterima
3
ROE
0,223
0,05
Ho Diterima
4
Current Ratio
0,182
0,05
Ho Diterima
5
Cash Ratio Total Asset Turnover
0,035
0,05
Ho Ditolak
0,673
0,05
Ho Diterima
7
Receivable Turnover
0,105
0,05
Ho Diterima
8
Debt To Asset Ratio Debt To Equity Ratio
0,008
0,05
Ho Ditolak
0,191
0,05
Ho Diterima
6
9
Keterangan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
12
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis sebagaimana yang direkapitulasi pada tabel 1, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
Net Profit Margin (NPM) Berdasarkan hasil pengujian uji t berpasangan dengan menggunakan program SPSS 19, dapat dilihat bahwa pada kolom Sig 0,038< α 0,05 maka Ho ditolak yang berarti bahwa Net Profit Margin memiliki perbedaan secara signifikan sesudah PT. Bentoel International Investama, Tbk melakukan merger. Terdapat perbedaan yang signifikan dari Net Profit Margin PT. Bentoel International Investama, Tbk setelah merger, hal ini dapat dilihat dari hasil rekapitulasi Net Profit Margin yang menunjukkan rata-rata NPM sebelum merger yang hanya sebesar 4% mengalami penurunan menjadi -2%. Hal ini disebabkan perusahaan tidak dapat mencapai tingkat penjualan yang maksimal, sehingga perusahaan tidak dapat mencapai keuntungan yangmaksimal.Penurunan ini tidak sesuai dengan harapan perusahaan yang mengharapkan peningkatan. Setelah proses merger, perusahaan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun pada penerimaan bersihnya.
Return On Assetss (ROA) Berdasarkan hasil pengujian uji t berpasangan dengan menggunakan program SPSS 19, dapat dilihat bahwa pada kolom Sig 0,059< α 0,05 maka Ho diterima yang berarti bahwa Return On Assetstidak memiliki perbedaan secara signifikan sesudah PT. Bentoel International Investama, Tbk melakukan merger. Terdapat perbedaan yang signifikan dari Return On Assets PT. Bentoel International Investama, Tbk dapat dilihat dari hasil rekapitulasi yang menunjukkan rata-rata ROA sebelum merger yang sebesar 6% mengalami penurunan menjadi -2%. Ternyata usaha merger yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai harapan. Setelah proses merger, perusahaan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun pada penerimaannya.
Return On Equity (ROE) Berdasarkan hasil pengujian uji t berpasangan dengan menggunakan program SPSS 19, dapat dilihat bahwa pada kolom Sig 0,223> α 0,05 maka Ho diterima yang berarti bahwa Return On Equity tidak memiliki perbedaan secara signifikan sesudah PT. Bentoel International Investama, Tbk melakukan merger. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari Return On Equity PT. Bentoel International Investama, Tbk dapat dilihat dari hasil rekapitulasi yang menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tersebut mengalami penurunan setelah merger karena rata-rata ROE sebelum merger yang sebesar 12% mengalami penurunan menjadi -24%. Hal ini disebabkan proporsi kenaikan laba bersih lebih kecil bila di bandingkan dengan proporsi kenaikan modal saham yang digunakan perusahaan.
Current Ratio Berdasarkan hasil pengujian uji t berpasangan dengan menggunakan program SPSS 19, dapat dilihat bahwa pada kolom Sig 0,182> α 0,05 maka Ho diterima yang berarti bahwa Current Ratio tidak memiliki perbedaan secara signifikan sesudah PT. Bentoel International Investama, Tbk melakukan merger. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari Current Ratio PT. Bentoel International Investama, Tbk setelah merger, hal ini dapat dilihat dari hasil rekapitulasiyang menunjukkan rata-rata Current Ratio sebelum merger yang sebesar 237% mengalami penurunan menjadi 170%. Hal ini disebabkan komosisi aset lancar yang lebih kecil dari pada kewajiban lancarnya. Dengan demikian PT. Bentoel International Investama, Tbk setelah merger dalam kondisi tidak likuid, yang berarti perusahaan belum mampu memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi dalam jangka pendek yang bisa mengganggu perusahaan dalam memenuhi pembayaran kewajiban yang bersifat segera.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
13
Cash Ratio Berdasarkan hasil pengujian uji t berpasangan dengan menggunakan program SPSS 19, dapat dilihat bahwa pada kolom Sig 0,035 < α 0,05 maka Ho ditolak yang berarti bahwa Cash Ratio memiliki perbedaan secara signifikan sesudah PT. Bentoel International Investama, Tbk melakukan merger. Terdapat perbedaan yang signifikan dari Cash Ratio PT. Bentoel International Investama, Tbk dapat dilihat dari hasil rekapitulasi yang menunjukkan rata-rata Cash Ratio sebelum merger yang sebesar 47% mengalami penurunan menjadi 6%. Ternyata usaha merger yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai harapan. Setelah proses merger, perusahaan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun pada perputaran kasnya.
Total Assets Turnover
Berdasarkan hasil pengujian uji t berpasangan dengan menggunakan program SPSS 19, dapat dilihat bahwa pada kolom Sig 0,673> α 0,05 maka Ho diterima yang berarti bahwa Total Assets Turnover tidak memiliki perbedaan secara signifikan sesudah PT. Bentoel International Investama, Tbk melakukan merger. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari Total Assets Turnover PT. Bentoel International Investama, Tbk dapat dilihat dari hasil rekapitulasi yang menunjukkan ratarata Total Assets Turnover sebelum merger yang sebesar 1,43 mengalami peningkatan menjadi 1,53. Ternyata usaha merger yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai harapan. Setelah proses merger, perusahaan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun sekalipun secara rata-rata mengalami peningkatan.
Receivable Turnover Berdasarkan hasil pengujian uji t berpasangan dengan menggunakan program SPSS 19, dapat dilihat bahwa pada kolom Sig 0,105> α 0,05 maka Ho diterima yang berarti bahwa Receivable Turnover tidak memiliki perbedaan secara signifikan sesudah PT. Bentoel International Investama, Tbk melakukan merger. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari Receivable Turnover PT. Bentoel International Investama, Tbk dapat dilihat dari hasil rekapitulasi yang menunjukkan ratarata Receivable Turnover sebelum merger yang sebesar 35,50 mengalami peningkatan menjadi 43,53.
Debt To Asset Ratio Berdasarkan hasil pengujian uji t berpasangan dengan menggunakan program SPSS 19, dapat dilihat bahwa pada kolom Sig 0,008< α 0,05 maka Ho ditolak yang berarti bahwa Debt To Assets Ratio memiliki perbedaan secara signifikan sesudah PT. Bentoel International Investama, Tbk melakukan merger. Terdapat perbedaan yang signifikan dari Debt To Assets Ratio PT. Bentoel International Investama, Tbk dapat dilihat dari hasil rekapitulasi yang menunjukkan rata-rata Debt To Assets Ratio sebelum merger yang sebesar 51% mengalami peningkatan menjadi 69%.
Debt To Equity Ratio Berdasarkan hasil pengujian uji t berpasangan dengan menggunakan program SPSS 19, dapat dilihat bahwa pada kolom Sig 0,191> α 0,05 maka Ho diterima yang berarti bahwa Debt To Equity Ratio tidak memiliki perbedaan secara signifikan sesudah PT. Bentoel International Investama, Tbk melakukan merger. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari Debt To Equity Ratio PT. Bentoel International Investama, Tbk dapat dilihat dari hasil rekapitulasi yang menunjukkan ratarata Debt To Equity Ratio sebelum merger yang sebesar 111% mengalami peningkatan menjadi 334%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Bentoel International Investama, Tbk setelah merger menunjukkan kondisi yang kurang baik, karena
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
14
kinerja keuangan yang ditunjukkan sesudah merger cenderung mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa motif utama perusahaan melakukan merger adalah bukan motif ekonomi, melainkan motif non-ekonomi seperti keinginan menjadi kelompok yang besar kelompok besar, perluasan pangsa pasar dan penambahan lini produk. Dari hasil penelitian ini menunjukkan pula bahwa manfaat ekonomi dari merger tidak dapat dilihat dalam jangka pendek karena meningkatkan kinerja keuangan perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai sinergi dengan perusahaan yang di merger. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau tidak pada kinerja keuangan PT. Bentoel International Invetama, Tbk sesudah melakukan merger. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji t-berpasangan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pertama dari 9 rasio keuangan yang diteliti, hanya 4 rasio keuangan yang memiliki perbedaan secara signifikan yaitu Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Cash Ratio, dan Debt To Asset Ratio, yang menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan sesudah dilakukannya merger oleh PT. Bentoel International Investama, Tbk. Kedua Dari 9 rasio keuangan yang diteliti, 5 rasio keuangan tidak memiliki perbedaan secara signifikan yaitu Return On Equity (ROE), Current Ratio, Total Assets Turnover, Receivable Turnover, Debt To Equity Ratio. Ketiga Kinerja Keuangan yang ditunjukkan PT. Bentoel International Investama, Tbk sesudah merger adalah kurang baik yakni mengalami penurunan pada sebagian besar rasio keuangan. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diambil maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: Pertama peneliti hanya menganalisis kinerja berdasarkan rasio keuangan yang merupakan aspek ekonomi saja, sedangkan banyak faktor lain seperti teknologi, sumber daya manusia, budaya, peraturan pemerintah, dan lain-lain yang dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, penelitian ini tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan aspek kinerja PT. Bentoel International Investama, Tbk.
Kedua perlu dilakukan penelitian yang serupa, namun ada diharapkan mengambil periode waktu yang lebih panjang dan jumlah sampel yang lebih banyakagar mampu menghasilkan informasi yang lengkap bagi para pelaku bisnis yang digunakan dalam mengambil keputusan merger. Ketiga penelitian berikutnya diharapkan juga meninjau aspek non ekonomi yang mungkin dapat berpengaruh juga terhadap kinerja perusahaan, sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih menyeluruh terhadap kinerja perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Hanafi, M. dan H. Abdul. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. UPP-AMP YKPN.Yogyakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014)
15
Husnan, S. dkk. 2003. Buku Rompai Kajian Teori Keuangan. Cetakan Pertama.BPFE.Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.Jakarta. Martono dan D. A. Harjito. 2005. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. EKONISIA.Yogyakarta. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Jilid Ketiga. Salemba Empat.Jakarta. Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Edisi Pertama. Liberty.Yogyakarta. . . 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty.Yogyakarta. Moin, A. 2004. Merger, Akuisisi dan Divestasi. EKONISIA.Yogyakarta. Prastowo, D. dan R. Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan : Konsep dan Aplikasi. Edisi Revisi. UPP-AMP YKPN.Yogyakarta. . 2008. Analisis Laporan Keuangan : Konsep dan Aplikasi. Edisi Revisi. UPP-AMP YKPN.Yogyakarta. Rahardjo, B. 2005. Laporan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kedua. UGM.Yogyakarta. Sawir, A. 2000. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia PustakaUtama. Jakarta. Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. CV. Alfabeta.Yogyakarta. Syafri, S. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Yamit, Z. 2006. Manajemen Keuangan : Ringkasan Teori dan Penyelesaian Soal. Edisi pertama. Cetakan Ketiga. EKONOSIA.Yogyakarta. ●●●