JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
Volume 1, Nomor 1, April 2016
PENILAIAN KUALITAS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH MERGER STUDI KASUS PADA PT. BANK MANDIRI, Tbk Margareta Seliana Dewi1 dan Adiati Trihastuti2 1
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
[email protected]
ABSTRACT This study aims to find differences on the Bank's financial performance before and after the merger as well as assessing how the development of the bank’s performance after the merger. This analysis uses CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity) as an analytical tool as one uses by Bank Indonesia in assessing the performance of a bank. One of the restructuring is done by mergering four state banks into one bank, Bank Mandiri. By the merger, the government hoped to be able to operate efficiently as a financial intermediary in supporting the real sector activities in Indonesia. Prior to the merger, the four banks had negative capital. It is because the number of their PPAP were smaller than the standard at the amount of 50%. Because of this negative equity, the government, through Bank Indonesia initiated to recapitalize the four banks by doing the merger. It was intended to increase the bank's capital. The policy was also done due to the bad CAR ratio as the primary measurement of bank soundness as required by Bank Indonesia. Along with these efforts the ratio was increasing sharply from -219.51% in 1999 to 295.67% in the year of 2000. It showed that there was a health improvement of the banks, after the merger. Keywords: mergers, banks, CAMEL
Pendahuluan
menyebabkan kondisi perbankan nasional
Pada dekade 80-an perkembangan perekonomiam Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga mendorong pemerintah pada saat itu melakukan perbaikan di bidang keuangan,
moneter
dan
perbankan.
Sehingga mendorong peningkatan kebutuhan yang mendesak terhadap dana investasi yang harus dipenuhi baik secara langsung maupun melalui perbankan sebagai
perantara
keuangan.
Krisis
keuangan regional yang melanda sejak
yang parah. Krisis yang bermula dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap sejumlah berkembang
mata
uang
menjadi
likuiditas
perbankan
kemudian
berlanjut
asing
yang
memburuknya nasional menjadi
dan krisis
kepercayaan kepada sektor perbankan nasional. Sehingga pada akhirnya segala sendi perekonomian terkena implikasinya, keterpurukan sektor perbankan tidak semata-mata dipicu oleh gejolak eksternal seperti krisis moneter di Asia dan beban
pertengahan tahun 1997 telah 21
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
Volume 1, Nomor 1, April 2016
hutang luar negeri yang terlampau besar
haruskan perusahaan untuk menghasilkan
namun
struktur
peningkatan dengan cepat. Perusahaan
sudah
melakukan merger sebagai usaha untuk
mengarah ke sektor-sektor konsumtif
memenuhi kebutuhan pasar domestik dan
menengah ke atas dan atau investasi yang
juga sebagai cara bertahan dalam kom-
berorientasi pada hobi yang ternyata
petisi (Lyroudi et.al, 2000).
juga
perekonomian
disebabkan nasional
yang
mengakibatkan pembengkakan pinjaman
Perbankan merupakan salah satu
luar negeri tanpa menghasilkan devisa
industri yang memegang peranan penting
yang berarti.
bagi perkembangan ekonomi nasional.
Globalisasi membuat perusahaan
Keadaan
perbankan
di
Indonesia
mengembangkan strategi untuk tetap
dihadapkan pada tingkat persaingan yang
dapat mengikuti persaingan. Strategi yang
semakin ketat. Agar dapat bertahan dalam
dikembangkan dapat dilakukan secara
situasi krisis dan memenangkan persai-
internal maupun eksternal. Secara internal
ngan dalam era globalisasi, maka kinerja
dilakukan dengan memperluas perusa-
perbankan harus ditingkatkan karena
haan dari dalam, seperti peningkatan
kinerja merupakan salah satu faktor
kapasitas produksi, menambah produk,
penting yang menunjukkan efektivitas
efisiensi biaya atau mencari pasar baru.
dan efisiensi suatu organisasi dalam
Sedangkan
rangka
strategi
eksternal
adalah
mencapai
tujuannya.
Kinerja
meningkatkan nilai perusahaan dengan
perbankan adalah hasil yang dicapai suatu
menggabungkan dua atau lebih
bank dalam mengelola sumber daya yang
perusahaan. Merger adalah cara
ada secara efektif dan efisien guna
yang biasa dipilih perusahaan sebagai
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
strategi eksternal dalam mempertahankan
oleh manajemen. Tujuan fundamental
hidupnya. Ada kecenderungan perusa-
bisnis perbankan adalah memperoleh
haan lebih memilih strategi merger dari
keuntungan
optimal
dengan
waktu ke waktu (Hitt, 2002). Strategi
memberikan
layanan
jasa
eksternal dengan merger lebih cepat
kepada masyarakat. Bagi pemilik saham
menunjukkan
menanamkan
peningkatan
dibanding
modalnya
jalan
keuangan
pada
bank
strategi internal. Hal ini dianggap sesuai
bertujuan untuk memperoleh penghasilan
dengan tuntutan persaingan yang meng-
berupa
deviden
atau
mendapatkan
keuntungan melalui meningkatnya harga 22
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
Volume 1, Nomor 1, April 2016
pasar saham yang dimilikinya (Kuncoro dan
Suhardjono,
kesehatan
2011:495).
bank
dapat
Tingkat
dinilai
Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih dengan tetap
dari
menggunakan nama salah satu perusa-
beberapa indikator. Salah satu sumber
haan. Alasan perusahaan lebih memilih
utama indikator yang dijadikan dasar
merger karena dengan strategi tersebut,
penilaian adalah laporan keuangan bank
tujuan perusahaan akan cepat tercapai
yang bersangkutan. Berdasarkan laporan
dibanding
itu akan dapat dihitung jumlah rasio
usahanya dari awal. Nilai perusahaan juga
keuangan yang dijadikan dasar penilaian
akan
tingkat kesehatan bank.
merger dibanding jika perusahaan dijual
Salah satu penyebab dibekukan-
jika
meningkat
perusahaan
setelah
memulai
melakukan
secara terpisah. Manfaat lain dari merger
nya kegiatan operasi perbankan oleh
adalah
pemerintah adalah pinjaman luar negeri
manajerial,
yang membengkak lebih dari tiga kali
efisiensi biaya (Hitt, 2002). Semakin
lipat akibat nilai tukar rupiah terhadap
banyaknya merger antar perusahaan juga
dollar naik secara drastis. Disamping itu,
terjadi antar bank. Bank adalah badan
penyaluran kredit yang dilakukan oleh
usaha yang kegiatannya menghimpun dan
bank
menyalurkan dana masyarakat. Untuk
yang
ditutup
atau
dibekukan
adanya
peningkatan
transfer
teknologi,
menciptakan
memiliki hubungan kepemilikan dengan
efisien dan mampu bersaing dalam
bank tersebut. Penyaluran kredit yang
persaingan bebas dan globalisasi, perlu
berindikasi KKN tidak hanya dilakukan
adanya peraturan yang mengatur merger
oleh perbankan swasta, tetapi bank
antar bank. Salah satu peraturan yang
pemerintah
ikut
mengatur merger antar bank adalah
dalam
Peraturan Pemerintah RI no.28 tahun
perjalanannya pemerintah lebih cende-
1999. Dalam peraturan tersebut, merger
rung membekukan kegiatan perbankan
adalah penggabungan dua bank atau lebih
swasta,
pemerintah
dengan mempertahankan salah satu bank
dilakukan restrukturisasi dengan cara
dan membubarkan bank-bank lain tanpa
penggabungan (merger) dan rekapitalisasi
likuidasi.
melakukannya.
Hanya
sedangkan
juga saja,
bank
melalui penerbitan obligasi pemerintah untuk menambah modal bank.
yang
dan
diberikan kepada industri terkait yang
(BUMN)
perbankan
skill
sehat,
Merger antar bank terjadi sesuai dengan permintaan bank yang bersang23
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
kutan,
permintaan
Bank
Indonesia,
Volume 1, Nomor 1, April 2016
permodalan, kualitas asset, manajemen,
ataupun permintaan badan khusus yang
rentabilitas,
bersifat
pertimbangan alat analisis tersebut adalah
sementara
dalam
rangka
Dengan
alat
mempunyai wewenang untuk meminta
Indonesia dalam menilai kinerja atau
bank-bank melakukan merger apabila
tingkat kesehatan suatu bank.
tersebut
sehatan
menunjukkan
dalam
laporan
yang
digunakan
Bank
ketidak-
kinerjanya.
Diharapkan setelah melakukan merger, bank
yang
likuiditas.
penyehatan perbankan. Bank Indonesia
bank
analisis
dan
bersangkutan
Tinjauan Pustaka Pengertian
dapat
merger
menurut
kinerja.
Kasmir, SE., MM. dalam bukunya yang
Perubahan setelah merger akan terlihat
berjudul Bank dan Lembaga Keuangan
pada
Merger
Lainnya, merger merupakan pengga-
yang
bungan dari dua bank atau lebih dengan
menunjukkan
cara tetap mempertahankan berdirinya
peningkatan dalam kinerja keuangannya.
salah satu dari bank dan membubarkan
Dengan dilakukannya merger, diharapkan
bank-bank lainnya tanpa melikuidasi
kinerja
akan
terlebih dulu. Penggabungan dilakukan
berangsur pulih dan meningkat lebih baik.
dengan cara menggabungkan seluruh
Sebab dengan merger akan ada bank baru
saham bank lainnya yang ikut bergabung
yang sehat dan kompetitif.
menjadi satu dengan bank yang dipilih
menunjukkan
laporan
dikatakan melakukan
peningkatan
keuangannya.
berhasil
jika
merger
perbankan
yang
bank
baru
Kinerja kesehatan keuangan bank yang telah melakukan merger rutin dilakukan pemantauan agar pemerintah
untuk
dijadikan
bank
yang
akan
dipertahankan. Melakukan
merger
disamping
tidak kehilangan informasi atas yang
memiliki tujuan juga memiliki dampak.
terjadi pada bank yang bersangkutan.
Untuk Dampak Merger adalah apabila
Untuk mengukur dan membandingkan
dua perusahaan, rasio pertukaran timbul
kinerja perusahaan perbankan sebelum
yang menunjukkan bobot relatif dari
dan sesudah merger dipilihlah analisis
perusahaan-perusahaaan tersebut. tujuan
yang digunakan oleh bank Indonesia
merger haruslah memaksimisasi kekayaan
adalah CAMEL (Capital, Asset Quality,
jangka panjang para pemegang saham
Management, Earnings, Liquidity) atau
yang ada. Oleh karena itu, yang berhasil 24
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
Volume 1, Nomor 1, April 2016
adalah merger yang telah meningkatkan
suatu
perusahaan,
harga pasar saham perusahaan melebihi
memusatkan perhatian pada harga pasar
harga yang akan diperoleh seandainya
sahamnya
kombinasi tidak terjadi. Dampak merger
potensi laba perusahaan, dividen, risiko
yang akan diuraikan adalah:
usaha, struktural modal, nilai aktiva, dan
1. Dampak Pada Laba
faktor-faktor
harga
lain
para
itu
investor
mencerminkan
yang
berhubungan
dengan penilaian. Perbaikan laba per Dalam mengevaluasi pengambil alihan yang akan dilakukan, perusahaan yang mengambil alih harus mempertimbangkan pengaruh merger terhadap harga per lembar saham perusahaan yang bertahan. Kenaikan dan penurunan awal dalam laba perlembar mungkin terjadi. Besarnya
kenaikan
atau
penurunan
tersebut merupakan fungsi dari perbedaan rasio harga/laba dan ukuran relatif kedua
saham (boots earning per share). Dengan tidak
adanya
sinergisme,
perbaikan
manajemen, atau penurunan nilai saham perusahaan efisien,
yang kita
dibeli tidak
pasar
yang
akan
bisa
mengharapkan bahwa para pemegang saham perusahaan yang membeli akan menawarkan harga yang lebih tinggi daripada harga pasar saham pada saat berjalan dari perusahaan yang dibeli.
perusahaan yang diukur menurut total Dari
laba. Semakin tinggi rasio harga/laba
uraian
diatas
setelah
alih
melakukan merger, seharusnya bank yang
dibandingkan dengan rasio perusahaan
bersangkutan menjadi lebih baik dari
yang diambil alih, dan semakin besar laba
kinerja
perusahaan yang diambil alih diban-
merupakan salah satu tujuan dari usaha
dingkan dengan laba perusahaan yang
penggabungan tersebut. Namun ada fakta
mengambil alih, maka semakin besar
yang menyatakan bank pasca merger
kenaikan
mengalami penurunan keuangan bank.
perusahaan
yang
laba
per
mengambil
lembar
saham
keuangannya,
karena
itu
Dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan
perusahaan yang mengambil alih.
vol.7, no.1 maret 2003 Agunan P.Samosir 2. Dampak Pada Nilai Pasar
kinerja bank Mandiri setelah demerger
Penekanan utama dalam proses tawar-menawar
(bargaining
selama 3 tahun justru tidak sehat, dimana
process)
73% pendapatan merupakan hasil bunga
berada pada rasio pertukaran harga pasar
obligasi yang diberikan oleh pemerintah.
per lembar dalam menilai nilai instrinsik
Ini menjadi kajian teori yang dapat 25
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
Volume 1, Nomor 1, April 2016
memberikan kesempatan untuk membuka
banyak berubah secara cepat dan dinamis,
kinerja keuangan yang mengalami merger
Laporan
agar dikoreksi dan dianalisis mengenai
berdasarkan aspek kuantitatif dirasakan
kesehatan keuangannya.
telalu kompleks dan tidak praktis bagi
Berhubungan dengan menurunnya
keuangan
yang
umumnya
masyarakat umum. Maka dari itu aspek
kepercayaan masyarakat terhadap per-
kuantitatif
dalam
laporan
keuangan
bankan, maka perlu adanya usaha untuk
hendaknya
dilengkapi
memulihkn kepercayaan tersebut agar
kualitatif untuk menambah keakuratan
perbankan dapat kembali menjalankan
laporan keuangan yang dihasilkan.
dengan
aspek
fungsinya sebagai sumber pembiayaan
Penilaian tingkat kesehatan bank
bagi perekonomian. Salah satu usaha
yang dikena dengan system CAMEL ini
yang cukup efektif adalah dengan adanya
merupakan proses penilaian kuantitatif
transparasi kondisi keuangan dan kinerja
dan kuaitatif dengan formula CAMEL
bank, dimana data dan informasi tersedia
yang
secara cepat, tepat waktu, dan akurat.
pemeliharaan terhadap ketentuan dalam
Sesuai dengan fungsinya sebagai
dikombinasikan
dengan
aspek
pengelolaan bank dan factor judgement
sarana untuk meyakinkan masyarakat,
sebagai
laporan keuangan yang disajikan harus
manajemen bank telah melaksanakan
dapat dipertanggung jawabkan kebenaran
system perbankan dengan asas yang
dan kelayakannya. Meskipun demikian
sehat. Ketentuan system penilaian per-
menurut Suhardi (1998) laporan yang
bankan menurut (widjanarto, 1993:99):
dihasilkan oleh bank juga mempunyai
(a.) Menggunakan reward system dengan
banyak
diantaranya:
memberikan nilai kredit 0 sampai 100
Informasi yang tersedia dalam laporan
untuk setiap factor yang dinilai. (b.)
keuangan banyak dipublikasikan tidak
Ukuran
memadai untuk menilai tingkat risiko
didasarkan pada rasio yang digunakan
bank
dalam
keterbatasan,
yang
bersangkutan,
Laporan
dasar
untuk
penilaian
keadaan
manajemen manajemen
mengukur
keuangan
keuangan.
(c.)
dilakukan
atas
keuangan yang diumumkan oleh bank
Penilaian
pada umumnya terlambat beberapa bulan
dasar pelaksanakan fungsi manajemen
sehingga tidak efektif untuk penilaian
yang meliputi manajemen umum dan
karena kondisi keuangan bank sudah
manajemen pelaksanakan
risiko.
(d.)
Penilaian
ketentuan
tertentu 26
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
sanksinya
dikaitkan
tingkat
mengetahui nilai variabel mandiri, baik
kesehatan bank, dapat mengurangi hasil
satu variabel atau lebih (independen)
penilaian apabila terdapat pelanggaran
tanpa
yaitu Batas Minimum Pemberian Kredit
menghubungkan dengan variabel lain.
dan Posisi Devisa Netto. (e.) Penilaian
Metode komparatif yaitu suatu penelitian
kesehatan bank adalah penilaian antara
yang bersifat membandingkan keberadaan
kuantitatif
suatu variabel pada dua sampel atau lebih
dan
dengna
Volume 1, Nomor 1, April 2016
kualitatif
jadi
unsur
judgement merupakan hal yang penting.
membuat
(Sugiyono,
perbandingan,
2000:37).
atau
Penelitian
ini
perbankan
membandingkan dua fenomena atau lebih
adalah kemampuan suatu bank untuk
ditinjau dari perbedaannya dan meng-
memenuhi kewajiban jangka pendek dan
amati aspek-aspek tertentu yang lebih
kewajiban yang telah jatuh tempo. Secara
spesifik
sistematis,
Mulyono
sekunder yang akan diolah, dianalisis, dan
(2001:86) menuliskan cirri-ciri bank yang
dibandingkan dengan teori yang telah
mempunyai likuiditas baik, yaitu : Bank
dipelajari. Penelitian ini merupakan jenis
memiliki cash assets sebesar kebutuhan
penelitian yang menganalisis masing-
yang akan digunakan untuk memenuhi
masing variabel dari objek yang diuji,
likuiditasnya. Bank memiliki cash assets
sehingga
yang leih kecil tetapi bersangkutan juga
hipotesis. Penelitian ini membandingkan
mempunyai asset lain khususnya dalam
kinerja keuangan dengan menggunakan
surat berharga yang dapat dicairkan
metode CAMELS yang mengukur tingkat
sewaktu-waktu
kecukupan
Likuiditas
Teguh
dalam
Pudjo
tanpa
mengalami
untuk
dapat
mendapatkan
menguji
modal,
data
kebenaran
kualitas
asset,
penurunan nilai pasar. Bank mempunyai
manajemen, rentabilitas, serta likuiditas
kempuan untuk menciptakan cash assets
sebelum dan sesudah merger.
baru melalui berbagai bentuk hutang.
Variabel penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Adapun rasio-rasio keuangan tersebut meliputi : 1.
Metode Penelitian
Capital, rasio ini dapat dihitung dengan
Metode penelitian yang digunakan dalam
menggunakan CAR (Capital Adequacy
penelitian
Ratio).
ini
adalah
deskriptif
dan
2.
komparatif. Metode deskriptif adalah
Indonesia
penelitian
melakukan
yang
dilakukan
untuk
Assets
Liquidity,
mensyaratkan pembentukan
bank
Bank untuk
penyisihan 27
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
Volume 1, Nomor 1, April 2016
penghapusan aktiva produktif (PPAP)
1. Capital Capital dapat dihitung dengan
untuk setiap tingkat kolektibilitas aktiva
menggunakan CAR (Capital Adequacy
produktif berdasarkan pedoman yang
Ratio). CAR merupakan kemampuan
ditetapkan.
untuk
bank dalam permodalan yang ada untuk
mengukur tingkat kinerja manajemen,
menutup kemungkinan kerugian di dalam
dapat dilakukan dengan penghitungan
perkreditan
NPM (Net Profit Margin). 4. Earning,
surat-surat
rasio ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
kemampuan bank dalam mempertahankan
ROA (Return on Assets), Rasio ROE, dan
modal yang mencukupi dan kemampuan
BOPO (Rasio Biaya Operasional terhadap
manajemen bank dalam mengidentifikasi,
Pendapatan Operasional). 5. Liquidity,
mengukur, megawasi, dan mengontrol
rasio liquidity ini dapat diukur dengan
risiko-risiko yang timbul yang dapat
menggunakan
berpengaruh terhadap kinerja suatu bank
3.
Management,
rasio
LDR
(Loan
to
Deposit Ratio).
atau
dalam
berharga.
perdagangan menunjukkan
dalam menghasilkan keuntungan, dan analisis
menjaga besarnya modal yang dimiliki.
nonstatistik, yaitu analisis yang dilakukan
(Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono,
membaca tabel, grafik, atau angka yang
2002:562).
tersedia kemudian melakukan uraian dan
adalah sebagai berikut:
penafsiran. Dalam penelitian ini analisis
CAR =
Penelitian
ini
menggunakan
Rumus
yang
digunakan
x100%
nonstatistik dibagi menjadi dua yaitu : 2. Assets Quality 3.6.1 Analisis Kuantitatif Assets Quality adalah penanaman dana Adalah
metode
dilakukan analisis,
analisis
dengan
cara
data
yang
perhitungan,
membandingkan,
dan
menginterpretasikan data berupa angka. Metode analisis ini dilakukan dengan cara melakukan perbandingan dari kinerja bisnis
perusahaan
selama
periode
pengamatan untuk memperoleh gambaran kinerja perusahaan. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah:
bank
pada
dilakukan
aktiva
produktif
sesuai
dengan
wajib prinsip
penamaman dana yang sehat. Oleh karena itu Bank Indonesia mensyaratkan bank untuk
melakukan
pembentukan
penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) untuk setiap tingkat kolektibilitas aktivaproduktif yang
berdasarkan
ditetapkan.
Dapat
pedoman dirumuskan
sebagai berikut: 28
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
PPAP =
x 100%
Volume 1, Nomor 1, April 2016
(SE BI No 6/73/INTERN DPNP tgl 24 Desember 2004):
3. Management Untuk mengukur tingkat kinerja
manajemen,
dapat
dilakukan
ROE =
x100%
dengan penghitungan. NPM (Net Profit
c. BOPO (Rasio Biaya Operasional
Margin). NPM merupakan rasio keuangan
terhadap Pendapatan Operasional) adalah
yang mengukur kemampuan bank dalam
rasio yang digunakan untuk mengukur
menghasilkan net income dari kegiatan
kemampuan
operasional pokok bank. Rumus yang
keuangan dalam mengendalikan biaya
digunakan adalah sebagai berikut:
operasional terhadap
NPM =
x
4. Earning Terdapat tiga rasio yang berhubungan dengan Earning, yaitu: a. ROA (Return on Assets) adalah rasio digunakan
kemampuan
untuk
bank
mengetahui menghasilkan
keuntungan secara relatif dibandingkan dengan nilai total aset-nya. Rumus yang digunakan
adalah
sebagai
berikut
menurut (SE BI No 6/73/INTERN DPNP tgl 24 Desember 2004): ROA =
pendapatan operasional. Rumus yang
x100%
manajemen
6/73/INTERN DPNP tgl 24 Desember 2004) adalah sebagai berikut: BOPO =
x100%
5. Liquidity Rasio liquidity dapat diukur dengan menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio LDR adalah suatu pengukuran menunjukkan
tradisional deposito
yang
berjangka,giro,
tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan
b. Rasio ROE digunakan untuk mengukur kinerja
lembaga
digunakan sesuai dengan (SE BI No
100%
yang
manajemen
bank
dalam
mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin
requests)
nasabahnya.
Bank
Indonesia dalam Dendawijaya (2005:116117) menetapkan ketentuan mengenai rasio LDR sebagai berikut: LDR =
x 100%
besar ROE maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank. ROE dapat dirumuskan sebagai berikut
3.6.2 Analisis Kualitatif Merupakan metode analisis data dengan cara melakukan penyusunan kata- kata 29
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
untuk
menjelaskan
dan
memperoleh
gambaran atas hasil kualitatif
yang
Volume 1, Nomor 1, April 2016
untuk
menjadi
Lembaga
Indonesia yang paling dikagumi dan
dilakukan terhadap data yang bukan
selalu progresif.
angka. metode ini dapat digunakan untuk
Dalam
menghadapi
menginterpretasikan
ekonomi
yang
hasil
dari
data
kuantitatif.
Keuangan
kompetitif
perkembangan
bergerak
dengan
cepat
persaingan
dan yang
semakin ketat, maka perbankan harus merupakan suattu sistem yang menjamin
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
adanya Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
untuk
mengadakan
adanya
penggabungan perusahaan terutama pada perbankan membawa dampak positif yaitu lebih meningkatnya pertumbuhan bank di Indonesia. Bank Mandiri adalah salah satu hasil dari merger yang mana berdiri setelah terjadi krisis di Indonesia.
kesatuan
mengatur
pimpinan
perbankan
di
dalam
Indonesia.
Perbankan juga harus bias mengembangkan seluruh potensi ekonomi nasional. Oleh
karena
itu,
keberadaan
Bank
Mandiri didalam perbankan nasional diharapkan
dapat
memenuhi
misi
pemerintah untuk dapat ikut menciptakan perekonomian yang dinamis.
Bank Mandiri merupakan merger dari Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank
Ekspor
Pembangunan
Impor,
dan
Indonesia.
Bank Setelah
Perkembangan Kinerja Bank Mandiri Sebelum Melakukan Merger
selesainya proses merger, Bank Mandiri
Untuk mengetahui kinerja Bank Mandiri
kemudian memulai proses konsolidasi,
sebelum
termasuk
dan
diketahui melalui kinerja empat bank
dengan
BUMN (Bank BBD, Bank BDN, Bank
pegawai. peluncuran
pengurangan Selanjutnya single
cabang diikuti
brand
di
seluruh
Exim,
melakukan
Bank
merger
Bapindo).
dapat
Dengan
jaringan melalui iklan dan promosi.
penggabungan keempat bank tersebut
Sesudah menyelesaikan program transfor-
akan terlihat Bank Mandiri memiliki
masi semenjak 2005 sampai dengan tahun
kinerja yang baik atau tidak. Dengan
2009, Bank Mandiri sedang bersiap
kondisi ekonomi yang fluktuatif (tidak
melaksanakan transformasi tahap berikut-
pasti) jelas akan mempengaruhi kegiatan
nya dengan merevitalisasi visi dan misi
operasional Bank Mandiri dimasa yang 30
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
Volume 1, Nomor 1, April 2016
akan datang, pemulihan aktiva dan kemampuan
untuk
kewajibannya
menyelesaikan
pada
saat
jatuh
Dalam keempat bank tersebut memiliki modal yang negatif sebelum dilakukannya
merger,
hal
tersebut
tempo.disamping itu rentannya kemam-
dikarenakan jumlah PPAP yang lebih
puan perusahaan melakukan pinjaman
kecil dari jumlah PPAP yng seharusnya
kepada Bank Mandiri mengalami risiko
dibentuk yaitu sebesar 50%. Karena
kemacetan. Hal ini tentunya mempenga-
modal negatif inilah, maka pemerintah
ruhi kinerja keuangan Bank Mandiri.
melalui
Adapun
kebijakan untuk merekapitalisasi keempat
kinerja
setiap
bank
adalah
sebagai berikut :
Bank
Indonesia
mengambil
bank tersebut untuk dilakukan merger.
Tabel 1 KINERJA KEUANGAN BANK BBD, BANK BDN, BANK EXIM, BANK BAPINDO SEBELUM MERGER
Yang dimaksudkan untuk memperbesar modal pada bank. Perkembangan Kinerja Bank Mandiri Setelah Merger Tabel 2 KINERJA KEUANGAN BANK BBD, BANK BDN, BANK EXIM, BANK BAPINDO SEBELUM MERGER
Akibat
krisis
ekonomi
yang
melanda Indonesia, membuat banyak perusahaan mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya, perusahaan yang memiliki keuangan perusahaan
kewajiban yang
dengan
tidak
tersebut
juga
baik
kondisi maka
mengalami
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan debiturnya,
yakni
dikhususkan
perusahaan perbankan.
pada
Bank Mandiri dibentuk pada 2 Oktober 1998, dan empat bank asalnya efektif mulai beroperasi sebagai bank gabungan pada pertengahan tahun 1999. Setelah selesainya proses merger, Bank Mandiri kemudian memulai proses konsolidasi, termasuk
pengurangan
cabang
dan 31
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
Volume 1, Nomor 1, April 2016
pegawai. Salah satu pencapaian penting
membutuhkan
adalah penggantian secara menyeluruh
tersebut maka akan semakin baik dan
platform
secara makro perekonomian nasional
teknologi.
Bank
Mandiri
mewarisi sembilan sistem perbankan dari keempat legacy banks. Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda tersebut, Bank Mandiri mulai melaksanakan
program
jasa
keuangan
bank
semakin baik di masa yang akan datang. TABEL 3 KINERJA KEUANGAN BANK MANDIRI SETELAH MERGER TAHUN 1999 dan 2000
penggantian
platform yang berlangsung selama tiga tahun, dimana program pengganti tersebut difokuskan
untuk
meningkatkan
kemampuan penetrasi di segmen retail banking.
Jika melihat rasio modal (CAR)
Kinerja Bank Mandiri setelah
sebagai ukuran utama melihat tingkat
merger berdampak positif atau dapat
kesehatan bank seperti yang disyaratkan
dikatakan sehat jika dilihat dari kinerja
Bank Indonesia. Seiring dengan upaya
keuangan dengan adanya perbaikan dari
tersebut pada tahun 1999 CAR Bank
tahun ke tahun. Dengan penggabungan
Mandiri sebesar -219.51% dan tahun
keempat
tersebut
2000 sebesar 295.67%. Meningkatnya
diharapkan bahwa Bank Mandiri adalah
CAR dari tahun 1999 ke tahun 2000
sebagai industry perbankan Indonesia
menunjukkan bahwa adanya perubahan
yang menjadi lebih kuat dan stabil apabila
penilaian kesehatan bank, karena modal
ditopang
pada Bank Mandiri secara perlahan
bank
dengan
Intervensi
pemerintah
bank-bank
pemerintah
lainnya.
terhadap
bank
membaik setelah adanya merger.
pemerintah semakin berkurang, apabila restrukturisasi perbankan berhasil dilakukan oleh Bank Mandiri maka akan diprivatisasi
dengan
tujuan
untuk
memperkuat struktur permodalan dana dan pengembangan usaha. Dan dengan adanya
kinerja
Bank
Mandiri
yang
semakin membaik, maka sector riil yang
Setelah
melalui
proses
yang
panjang Bank Mandiri mampu memenuhi CAR seperti yang disyaratkan oleh Bank Indonesia, akan tetapi hal ini bukan berarti bank ini telah sehat, sebab CAR tersebut adalah snapshot (posisi sesaat keadaan keuangan suatu perusahaan/ 32
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
Volume 1, Nomor 1, April 2016
bank). Memang penting dalam snapshot
bisnis yang semakin kompetitif. Cost
namun sama pentingnya adalah bagai-
saving dapat dicapai karena dua atau
mana keadaan tersebut tercapai dan yang
lebih perusahaan yang memiliki kekuatan
lebih penting lagi adalah apa yamg akan
berbeda
diperkirakan
sehingga mereka dapat meningkatkan
pada
masa
yang
akan
datang.
melakukan
penggabungan,
nilai perusahaan secara bersama-sama. Sesuai dengan kebijakan peme-
Merger juga dimaksudkan untuk
rintah dalam menstrukturisasi BUMN
menghindarkan perusahaan dari risiko
yang belum dan tidak sehat menjadi satu
bangkrut, dimana kondisi salah satu atau
pilihan agar BUMN tersebut dapat ber-
kedua perusahaan yang ingin bergabung
saing didalam dan luar negeri. Salah satu
sedang
restrukturisasi yang dilakukan adalah
Penyebabnya bisa karena miss manage-
merger
ment atau karena faktor-faktor lain seperti Bank Mandiri. Harapan pemerin-
tah dengan adanya merger tersebut Bank Mandiri
dapat
mendukung
beroperasi
kegiatan
sector
yang riil
di
Indonesia. Semakin banyaknya merger antar perusahaan juga terjadi antar bank.
dalam
ancaman
bangkrut.
kehilangan pasar, keusangan teknologi dan/atau
kalah
bersaing
dengan
perusahaan-perusahaan lainnya. Melalui merger, kedua perusahaan tersebut akan bersama menciptakan strategi baru untuk menghindari risiko bangkrut.
Bank adalah badan usaha yang kegiatan-
Merger juga dilakukan dengan
nya menghimpun dan menyalurkan dana
maksud untuk memanfaatkan insentif tax
masyarakat. Untuk menciptakan perbank-
yang diberikan karena adanya kebijakan
an yang sehat, efisien dan mampu
baru
bersaing dalam persaingan bebas dan
dikeluarkan pemerintah. Misalnya, ada
globalisasi, perlu adanya peraturan yang
produk tertentu yang oleh undang-undang
mengatur merger antar bank.
perpajakan atau peraturan perpajakan
Dengan demikian, motif perusahaan-perusahaan merger
untuk
sebenarnya
pertimbangan
melakukan
didasarkan
ekonomis
dan
atas dalam
rangka memenangkan persaingan dalam
di
bidang
perpajakan
yang
dibebankan dari tax untuk mendorong perkembangan produksi tersebut. Perusahaan-perusahaan barang/jasa
yang
tersebut
memproduksi dapat
menjadi
incaran perusahaan besar untuk merger 33
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
dengan motif memanfaatkan fasilitas perpajakan tersebut.
Volume 1, Nomor 1, April 2016
2. Merger yang dilakukan pemerintah terhadap empat bank tidak sehat merupakan pilihan terakhir disban-
Kesimpulan
dingkan penutupan (likuidasi) bank-
Dari hasil analisis terhadap kinerja
bank BUMN. Tujuan merger ini tidak
keuangan dan tingkat efisiensi kinerja
lain menghindari pengeluaran negara
keungan Bank Mandiri sebelum dan
yang lebih besar lagi untuk membayar
setelah merger dengan menggunakan
uang para deposan, mencegah terjadi-
analisis CAMEL dapat ditarik kesimpulan
nya
sebagai berikut:
ekonomi
1. Kinerja kesehatan keuangan bank yang telah
melakukan
merger
rutin
dilakukan pemantauan agar pemerintah tidak kehilangan informasi atas yang
terjadi
pada
bank
yang
bersangkutan. Penilaian kinerja dilakukan oleh manajemen bank untuk mengevaluasi
kebijaksanaan
yang
telah diterapkan dan aktivitas yang telah
dilakukan
sehinnga
dapat
dilakukan efektivitas dari kebijakan tersebut dan alternatif-alternatif yang diperlukan jika mengalami kegagalan atau
hambatan.
Penilaian
tingkat
kesehatan bank dilakukan oleh Bank Indonesia
sebagai
effect
yang
seiring
berlangsung
krisis dan
bertambahnya jumlah peng-angguran. Merger
tidak
selalu
menciptakan
efisiensi, walaupun peningkatan total aktiva dapat mencapai skala ekonomis, belum efisiensi
cukup Bank
untuk
menciptakan
Mandiri.
Beberapa
aspek yang mempengaruhi efisiensi Bank Mandiri terlihat dari aktiva, modal, utang jangka pendek, utang jangka panjang dan jumlah SDM. Sementara itu, Bank Mandiri hanya diposisi
keempat
apabila
dilihat
efisiensi relatif diantara bank-bank pemerintah saat ini. 3. Pada kasus Bank Mandiri ini terlihat
dan
adanya perbedaan yang signifikan
pengawas bank di Indonesia untuk
antara sebelum dan setelah merger.
menjamin bahwa suatu bank tidak
Dimana adanya penggabungan empat
akan membahayakan sistem perbankan
bank yakni Bank Dagang Negara,
secara
Bank Bumi Daya, Bank Ekspor
nasional
pembina
domino
dan
tidak
akan
merugikan masyarakataa pemakai jasa
Impor
bank.
Indonesia menjadi Bank Mandiri
dan
Bank
Pembangunan
34
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
yang dikenal oleh masyrakat saat ini, dan membawa dampak positif bagi masyarakat yaitu dengan adanya peningkatan kualitas kinerja pada Bank Mandiri. Hal ini membuktikan bahwa pengelolaan Bank Mandiri dilakukan secara optimal.
Volume 1, Nomor 1, April 2016
Anonim, Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/21/PBI/2001, 2001 Anonim, Tingkat Prosentase Kesehatan Bank, 2013 Argo Asmoro, Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Bank, 2010
Saran 1.
bank tidak hanya dengan penilaian
Dery Maradona, SE Analisis Rasio Kinerja Keuangan Perbankan Pre- merger dan Post-Merger pada Bank-Bank Umum Nasional
kuantitatif,
Ferdi
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengukur tingkat kesehatan
namun
juga
dengan
penilaian kualitatif untuk mengukur kinerja manajemen bank. 2. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat
menyertakan
terhadap
risiko
sensitivitas pasar
untuk
mengukur tingkat kesehatan bank. 3. Jajaran direksi dan seluruh karyawan (manajemen) Bank Mandiri perlu kerja keras untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang ada. Daftar Pustaka Agunan P. Samosir, Analisis Kinerja Bank Mandiri Setelah Merger dan Sebagai Bank Rekapitalisasi, Kajian Ekonomi dan Keuangan, 2003 Anonim, Merger Lima Bank Untungkan Nasabah, www.kompas.com, 2002
Rindhatmono Analisis Faktorfaktor yang mempengaruhi Priftabilitas Bank Pasca Merger di Indonesia
Hesti Budiwati, Analisis Rasio Keuangan CAMEL terhadap Prediksi Kepailitan pada Bank Umum Swasta Nasional di Indonesia periode 2004- 2007, 2011 Kasmir, Manajemen Perbankan, Raja Grafindo Persada, 2003 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008 Kuncoro, Mudrajat dan Suhardjono, Manajemen Perbankan, BPFE, Yogyakarta, 2004 Mohammad Nazir, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta Theresia
Gunawan Model Prediksi Kegagalan Bank Pasca Merger Berdasarkan Nilai Rasio Keuangan, 2008
www.bankmandiri.co.id 35
JEA17 JURNAL EKONOMI AKUNTANSI, Hal 21 – 36
Volume 1, Nomor 1, April 2016
36