ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN TELEVISI DI PT INTERYASA HOMINDO CABANG BOGOR
ROMEO NICO GINTING
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA1
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Peramalan Penjualan Televisi di PT Interyasa Homindo cabang Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor,September 2013 Romeo Nico Ginting NIM H24114045
ABSTRAK ROMEO NICO GINTING. H24114045. Analisis Peramalan Penjualan Televisi di PT Interyasa Homindo cabang Bogor. Dibawah bimbingan H. MUSA HUBEIS. Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pola data penjualan TV, mengkaji metode peramalan kuantitatif yang paling sesuai untuk meramalkan jumlah penjualan TV dan mengkaji hasil peramalan penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor untuk 12 bulan mendatang menggunakan peramalan kuantitatif terbaik. Dari hasil peramalan didapatkan bahwa untuk CTV Polytron 21 inch dan CTV Sharp 21 inch metode peramalan yang paling yakni metode ARIMA (1.0.1). Sedangkan untuk CTV Polytron LG 21 inch dan CTV Samsung 21 inch metode peramalan yang cocok adalah metode pemulusan eksponensial tunggal. Dari metode tersebut menunjukkan adanya kenaikan penjualan untuk CTV LG 21 inch sebesar 3.49% dari periode sebelumnya. Sedangkan untuk ketiga (3) jenis TV yang lain diramalkan pula terjadi kenaikan, akan tetapi tingkat kenaikannya tidak setinggi CTV LG 21 inch. Hasil tersebut dapat dijadikan strategi perencanaan penetapan target penjualan. Kata kunci : ARIMA, Pemulusan Eksponensial Tunggal, Peramalan Penjualan, Perencanaan Target Penjualan
ABSTRACT ROMEO NICO GINTING. H24114045. Television Sales Forecasting Analysis in PT. Interyasa Homindo Bogor Branch.Supervised by H. MUSA HUBEIS. Forecasting is the art and science to predict future events. The purpose of this study was to analyze the pattern of TV sales data, assess the quantitative forecasting methods most suitable to predict the amount of TV sales and TV sales forecasting reviewing the results of the PT Interyasa Homindo Bogor branch for the next 12 months using quantitative forecasting best. Forecasting results obtained from that for CTV and CTV Polytron 21 inch 21 inch Sharp forecasting method which is the method most ARIMA (1.0.1). As for the CTV Polytron LG 21 inch and 21 inch Samsung CTV suitable forecasting method is the single exponential smoothing method. Of these methods show an increase in sales for CTV LG 21 inch by 3.49% from the previous period. As for the three (3) different types of TVs which also predicted an increase, but the rate of increase is not as high as CTV LG 21 inch. The results can be used as a planning strategy targeting sale. Keywords: ARIMA, Planning Sales Target, Sales Forcasting, Single Exponential Smoothing
ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN TELEVISI DI PT INTERYASA HOMINDO CABANG BOGOR
ROMEO NICO GINTING
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi
: Analisis Peramalan Penjualan Televisi di PT Interyasa Homindo cabang Bogor
Nama
: Romeo Nico Ginting
NIM
: H24114045
Disetujui oleh Dosen Pembimbing
Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS Dipl Ing DEA Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc Ketua Departemen
Tanggal lulus :
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah mencurahkan kasih berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul “Analisis Peramalan Penjualan Televisi di PT Interyasa Homindo cabang Bogor” disusun sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir H, Musa Hubeis, MS Dipl Ing DEA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Widakto dan Bapak Heri Firmansyah beserta seluruh karyawan PT Interyasa Homindo cabang Bogor, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, mama, serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
Bogor, September 2013
Romeo Nico Ginting
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Ruang Lingkup Penelitian
3
METODE
3
Kerangka Pemikiran Penelitian
3
Lokasi dan waktu penelitian
4
Pengumpulan Data
4
Pengolahan dan Analisis Data
5
Analisis Kualitatif
5
Analisis Kuantitatif
5
Metode Peramalan Time Series
5
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan
8 8
Sejarah Perusahaan
8
Visi, Misi dan Motto Perusahaan
9
Struktur Organisasi Perusahaan
9
Produk-Produk PT Interyasa Homindo cabang Bogor
10
Analisis Peramalan Penjualan Televisi
11
Analisis Peramalan Penjualan CTV Polytron 21 inch
11
Identifikasi Pola Penjualan CTV Polytron 21 inch
11
Metode Peramalan Penjualan CTV Polytron 21 inch
12
Peramalan CTV Polytron 21 inch
14
Analisis Peramalan Penjualan CTV LG 21 inch
15
Identifikasi Pola Penjualan CTV LG 21 inch
15
Metode Peramalan Penjualan CTV LG 21 inch
15
Peramalan CTV LG 21 inch
17
Analisis Peramalan Penjualan CTV Sharp 21 inch
18
Identifikasi Pola Penjualan CTV Sharp 21 inch
18
Metode Peramalan Penjualan CTV Sharp 21 inch
19
Peramalan CTV Sharp 21 inch
20
Peramalan Penjualan CTV Samsung 21 inch
21
Identifikasi Pola Penjualan CTV Samsung 21 inch
21
Metode Peramalan Penjualan CTV Samsung 21 inch
21
Peramalan CTV Samsung 21 inch
23
Implikasi Manajerial
24
SIMPULAN DAN SARAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26
RIWAYAT HIDUP
42
DAFTAR TABEL 1. 2. 3.
Penjualan produk elektronik nasional semester I tahun 2012 1 Nilai akurasi kesalahan metode peramalan penjualan CTV Polytron 21 inch 13 Peramalan volume penjualan CTV Polytron 21 inchperiode Juni 2013 sampai Mei 2014 dengan metode ARIMA (1.0.1) 14 4. Nilai akurasi kesalahan metode peramalan CTV LG 21 inch 16 5. Nilai akurasi kesalahan metode pemulusan eksponensial tunggalberdasarkan nilai alpha 17 6. Peramalan volume penjualan CTV LG 21 inchperiode Juni 2013 sampai Mei 2014 dengan metode pemulusan eksponensial tunggal 17 7. Nilai akurasi kesalahan metode peramalan CTV Sharp 21 inch 19 8. Peramalan volume penjualan CTV Sharp 21 inch periode Juni 2013 sampai Mei 2014 dengan metode ARIMA (1.0.1) 20 9. Nilai akurasi kesalahan metode peramalan CTV Samsung 21 inch 22 10. Nilai akurasi kesalahan metode pemulusan eksponensial tunggalberdasarkan nilai alpha 23 11. Peramalan volume penjualan CTV Samsung 21 inchperiode Juni 2013 sampai Mei 2014 dengan metode pemulusan eksponensial tunggal 23
DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kerangka pemikiran penelitian Struktur organisasi PT Interyasa Homindo cabang Bogor Pola data penjualan CTV Polytron 21 inch Pola data penjualan CTV LG 21 inch Pola data penjualan CTV Sharp 21 inch Pola data penjualan CTV Samsung 21 inch
4 10 12 15 18 21
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Data penjualan CTV Polytron 21 inch, CTV LG 21 inch, CTV Sharp 21 inch dan CTV Samsung 21 inch 28 Plot ACF dan PACF pola data penjualan CTV Polytron 21 inch 29 Hasil peramalan penjualan CTV Polytron 21 inchdengan metode ARIMA (1.0.1) 31 Plot ACF dan PACF pola data penjualan CTV LG 21 inch 32 Hasil peramalan penjualan CTV LG 21 inch dengan metode pemulusan eksponensial tunggal 34 Plot ACF dan PACF pola data penjualan CTV Sharp 21 inch 35 Hasil peramalan penjualan CTV Sharp 21 inch dengan metode ARIMA (1.0.1) 37 Plot ACF dan PACF pola data penjualan CTV Samsung 21 inch 39
9. Hasil peramalan penjualan CTV Samsung 21 inch dengan metode pemulusan eksponensial tunggal
41
PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia yang juga berdampak pada semakin meningkatnya mobilitas manusia, maka secara otomatis berdampak pada meningkatnya kebutuhan manusia. Salah satu kebutuhan di zaman modern dan globalisasi adalah kebutuhan akan akses informasi dan hiburan yang dapat dinikmati melalui media televisi. Banyaknya masyarakat yang membutuhkan produk televisi berdampak pula terhadap permintaan akan produk tersebut. Menurut Federasi Gabungan Elektronik (Gabel) yang dirilis oleh Kementrian Perindustrian (Kemenperin), produk televisi menjadi penyubang kontributor terbesar penjualan elektronik sepanjang enam (6) bulan pertama di tahun 2012. Tabel 1Penjualan produk elektronik nasional semester I tahun 2012 Produk elektronik Televisi (TV) Lemari es Pendingin ruangan (AC) Disk player dan DVD Perangkat audio
Nilai penjualan Rp 5.48 Triliun Rp 2.92 Triliun Rp 1.48 Triliun Rp 69.3 Miliar Rp 14.02 Miliar
Total omset penjualan produk elektronik (%) 45.8 22.9 11.6 11.4 8.3
Sumber : Kemenperin, 2012 (diolah)
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penjualan tertinggi produk elekronik adalah televisi (TV) yakni sebesar Rp 5.48 Triliun atau 45.8% dari total omset penjualan produk elektronik. Diikuti oleh lemari es, pendingin ruangan (AC), disk player dan DVD serta perangkat audio. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk elektronik yang paling banyak terjual adalah TV dibandingkan dengan produk elektronik lainnya. Dengan kata lain pangsa pasar penjualan produk TV di Indonesia masih sangat menjanjikan bagi perusahaan-perusahaan penjual produk elektronik. PT Interyasa Homindo cabang Bogor merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang-barang furnitur dan elektronik kebutuhan rumah tangga dalam bentuk tunai maupun kredit, yang salah satunya adalah TV. Dengan potensi pangsa pasar TV yang masih tinggi maka PT Interyasa Homindo cabang Bogor memanfaatkan keadaan tersebut dengan mengoptimalkan pemasaran dan penjualan produk TV kepada konsumen, sehingga perusahaan dapat mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dalam rangka mengoptimalkan penjualan, terdapat salah satu strategi untuk mengetahui jumlah penjualan di masa mendatang yakni dengan melakukan analisis peramalan penjualan. Dengan strategi peramalan tersebut, perusahaan dapat meramalkan dan mengetahui berapa jumlah produk yang akan terjual pada masa mendatang yang dapat dijadikan acuan untuk perencanaan target penjualan. Selain itu juga dapat dijadikan indikator dalam perencanaan ketersediaan produk untuk dijual ke konsumen. Sehingga perusahaan dapat meminimalkan resiko ketidaktersediaan stock produk dan memaksimalkan keuntungan perusahaan
2
Perumusan Masalah Masih potensialnya pangsa pasar penjualan barang elektronik khususnya produk TV membuat banyak banyak perusahaan yang memanfaatkan keadaan ini untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. Dengan banyaknya pesaing yang bergerak di bidang penjualan barang elektronik membuat PT. Interyasa Homindo yang juga bergerak di bidang yang sama harus merencanakan strategi untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan peramalan penjualan. Dengan adanya peramalan penjualan, maka dapat mengetahui berapa jumlah penjualan yang akan terjadi di masa mendatang. Hal tersebut dapat dijadikan strategi perencanaan penetapan target penjualan perusahaan. Perumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pola penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor ? 2. Metode peramalan kuantitatif apakah yang paling sesuai untuk meramalkan jumlah penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor ? 3. Bagaimana peramalan penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor untuk 12 bulan mendatang dengan metode kuantitatif terbaik ? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis pola data penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor. 2. Mengkaji metode peramalan kuantitatif yang paling sesuai untuk meramalkan jumlah penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor. 3. Mengkaji hasil peramalan penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor untuk 12 bulan mendatang dengan menggunakan metode kuantitatif terbaik. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi berbagai pihak, yaitu : 1. Mampu memberikan manfaat bagi perusahaan sebagai informasi untuk meningkatkan penjualan dan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perencanaan strategi perusahaan, sehingga dapat meningkatkan usaha perusahaan. 2. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor. 3. Berguna bagi pihak-pihak yang berkaitan dan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan tambahan informasi.
3
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas pada pemilihan metode peramalan terbaik dari tujuh (7) jenis metode peramalan yang dipakai untuk meramalkan volume penjualan TV di PT Interyasa Homindo cabang Bogor.
METODE Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan usaha yang memiliki tujuan yang ingin dicapai, yakni mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan harus memiliki target tertentu sebagai sasaran perusahaan untuk mencapai keberlangsungan hidup usahanya dan pertumbuhan yang makin membaik dari waktu ke waktu. Target yang ingin dicapai tersebut dirumuskan ke dalam suatu perencanaan berdasarkan kondisi perusahaan yang ada. Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang baik dibutuhkan suatu prediksi terhadap keadaan masa depan yang dinamakan peramalan. Hasil peramalan tidak pernah secara mutlak tepat, akan tetapi peran peramalan dibutuhkan untuk pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan, karena dengan melakukan peramalan para perencana dan pengambil keputusan dapat mempertimbangkan alternatif-alternatif yang lebih luas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peramalankuantitatif, yakni memperkirakan jumlah penjualan yang terjadi di masamendatang berdasarkan data kuantitatif masa lalu menurut kebutuhan dan kemampuan pengguna. Metode kuantitatif yang dipilih adalahmetode time series, yaitu metode yang memanfaatkan pola permintaanmasa lalu dan memproyeksikannya ke dalam perkiraan permintaan masa datang. Menurut Aritonang (2009), terdapat tiga (3) indikator yang dapat dijadikan acuan dalam pemilihan model peramalan, yakni horizon waktu, ukuran akurasi peramalan dan pendekatan autokorelasi. Peramalan memiliki metode peramalan yang cukup banyak dan bervariasi, sehingga perlu dipertimbangkan ketersediaan datanya, pola data historis dan horizon peramalannya. Salah satu kriteria dalam pemilihan model peramalan tersebut adalah melihat kesalahan peramalan yang paling kecil. Kesalahan peramalan menunjukkan seberapa baiknya model tersebut dapat bekerja saat menggunakan data lama. Terdapat tiga (3) metode untuk melihat kesalahan peramalan, yakni dengan melihat MAD (Mean Absolute Deviation), MSE (Mean Squared Error) dan MAPE (Mean Average Percentage Error). Dari ketiga metode tesebut dilihat dan dipilih metode mana yang mempunyai nilai kesalahan peramalan yang paling kecil. Setelah didapatkan metode peramalan kuantitatif terbaik, maka diharapkan dapat dibuat implikasi manajerial berupa analisis pola data penjualan TV, model atau teknik peramalan terakurat dan hasil peramalan untuk 12 bulan mendatang yang dapat dijadikan masukan bagi perusahaan untuk proses pengambilan keputusan pengembangan usahanya. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
4
PT. Interyasa Homindo
Data Penjualan Televisi di PT. Interyasa Homindo periode Mei 2011 sampai Mei 2013
Identifikasi Pola Data
Metode Kuantitatif
Metode Peramalan Time Series : 1. Naif 2. Rataan Bergerak 3. Pemulusan Eksponensial Tunggal 4. Pemulusan Eksponensial Ganda 5. ARIMA
MSE
Pemilihan Metode Peramalan Kuantitatif Terbaik
Implikasi Manajerial : 1. Analisis pola data penjualan Televisi 2. Model, atau teknik peramalan terakurat 3. Hasil ramalan untuk 12 bulan mendatang
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Interyasa Homindo cabang Bogor yang berlokasi di Jl. Empang No. 26 A Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2013. Pengumpulan Data Data yang diperlukan adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan dengan cara hasil analisa dan pengamatan langsung di lapangan, serta wawancara langsung dengan pihak manajemen sebagai narasumber. Sedangkan data sekunder yang didapatkan dari sumber-sumber lain yang
5
berfungsi sebagai pelengkap dari data primer yang dikumpulkan dari buku-buku, ataupun laporan penelitian yang relevan, baik laporan bulanan dan tahunan manajemen perusahaan yang berkaitan dengan data penjualan, data distribusi dan lain-lain. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara : 1. Observasi Pengamatan langsung obyek penelitian dengan tujuan untuk memahami kondisi proses distribusi dan penjualan yang terjadi 2. Wawancara Melakukan wawancara khusus kepada karyawan PT. Interyasa Homindo bagian penjualan untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan. 3. Studi Literatur Data sekunder yang berasal dari buku, jurnal dan hasil penelitian terdahulu. Pengolahan dan Analisis Data Analisis Kualitatif Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis sehingga mampu memberikan gambaran dan penjelasan terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dijelaskan secara deskriptif yang berkaitan dengan gambaran umum perusahaan meliputi sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi kegiatan usaha perusahaan, serta struktur organisasi perusahaan. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui besarnya penjualan yang harus dipersiapkan 12 bulan mendatang dengan melihat pola data penjualan periode Mei 2011 hingga Mei 2013. Kemudian berdasarkan pola data penjualan tersebut, data diolah dengan menggunakan metode peramalan kuantitatif peramalan time series dengan melihat nilai kesalahan yang terbentuk, yaitu nilai MSE, nilai MAD dan nilai MAPE. Sedangkan untuk mengetahui hasil keakuratan hasil peramalan dilihat dari nilai MSE yang dihasilkan. Karena semakin kecil nilai MSE yang dihasilkan, maka metode peramalan tersebut semakin akurat. Pemilihan metode peramalan kuantitatif dapat diketahui dengan menggunakan metode peramalan time series yang memiliki nilai MSE terkecil. Kegiatan mengolah dan menganalisis data kuantitaif untuk peramalan penjualan Televisi dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Office Excel dan Minitab 14. Metode Peramalan Time Series Penelitian ini menggunakan metode peramalan time series. Metode peramalan time series terdiri dari beberapa metode, yakni proyeksi ten (tren linier dan tren kuadratik), rataan bergerak, pemulusan eskponesial tunggal, pemulusan eksponesial ganda, dekomposisi aditif, dekomposisi multiplikatif dan ARIMA (Box-Jenkins). Untuk menggunakan time series perrlu diketahui beberapa asumsi penting, yaitu adanya ketergantungan kejadian masa datang terhadap masa sebelumnya dan aktivitas masa depan mengikuti pola yang terjadi di masa lalu.
6
Proses analisis time series memperlakukan data asli sebagai produk dari komponen-komponen, yaitu data tahunan merupakan produk dari fluktuasi tren, siklus, musiman dan fluktuasi tidak tentu, yang dinyatakan sebagai berikut : Y = T x C x S x I........................................ (1) dimana : Y= nilai sebenarnya T = trend sekuler C = pergerakan siklus S = fluktuasi musiman I = variasi tak beraturan Penilaian terhadap akurasi hasil peramalan dapat dilakukan dengan mengamati besarnya selisih nilai aktual pengamatan dengan nilai estimasi dari peramalan. Nilai residual atau error adalah perbedaan antara nilai aktual dengan hasil peramalan. Terdapat tiga jenis penilaian terhadap akurasi peramalan, yakni MSE, MAD dan MAPE. Berdasarkan semua metode yang digunakan tersebut dipilih metode yang paling sesuai dengan pola data yang terdapat pada perusahaan berdasarkan kriteria nilai MSE terkecil. Pemetaan autokorelasi dilakukan untuk menunjukkan keeratan hubungan antara nilai peubah yang sama pada periode waktu yang berberda, yaitu ; 1. Apabila nilai koefisien autokorelasi pada time lag dua atau tiga tidak berbeda nyata dengan nol, maka data tersebut disebut data stasioner. 2. Apabila nilai koefisien autokorelasi pada beberapa time lag pertama secara berurutan berbeda nyata dari nol, maka data tersebut menunjukkan pola trend. 3. Apabila nilai koefisien autokorelasi pada beberapa time lag yang mempunyai jarak sistematis berbeda nyata dari nol, maka data tersebut menunjukkan pola musiman. Koefisien korelasi perlu diuji untuk menentukan apakah secara statistik nilainya berbeda secara nyata dari nol atau tidak. Perhitungan yang dilakukan dengan rumus sebagai berikut dengan rentang -Zα/2 x SErk sampai dengan Zα/2 x SErk : Serk=
.....................................................(2)
dimana : Serk = standar error dari autokorelasi pada lag k ri = autokorelasi pada lag ke-1 k = time lag n = jumlah data Formulasi peramalan berdasarkan pola data yang sesuai : a. Metode Naif = ..................................................... (3) dimana : = nilai ramalan periode mendatang = nilai aktual
7
b. Metode tren 1) Formulasi tren linear : =
.............................................. (4)
=
.................................... (5)
2) Formulasi tren kuadratik : dimana : = intersept = slope t = periode (peubah bebas) c. Metode rataanbergerak 1) Metode rataan sederhana. Metode ini cocok untuk meramalkan data time series yang memiliki data stasioner. =
.....................................(6)
2) Metode rataan bergerak sederhana. Metode ini seperti halnya dengan single average, cocok untuk meramalkan data time series yang memiliki data stasioner. =
.............. (7)
3) Metode rataan bergerak berganda : = = = =
........ (8) =2 ............. (9) ................................. (10) ......................................... (11)
dimana : k = nilai periode moving average = moving average kedua p = peramalan periode kedua d. Metode pemulusan eksponensial 1) Metode pemulusan eksponensial sederhana : = α ............................ (12) dimana : = nilai pemulusan baru α = konstanta pemulusan (0 < α < 1) = pengamatan baru atau nilai aktual dari deret periode t = nilai pemulusan lama atau ramalan untuk periode t 2) Pemulusan eksponensial holt =α =β =
............... (13) .............. (14) .......................................... (15)
8
dimana : = nilai pemulusan baru α = konstanta pemulusan data (0 < α < 1) = pengamatan baru atau nilai aktual dari deret periode t β = konstanta pemulusan untuk estimasi tren (0 < β < 1) = estimasi tren P = periode yang diramalkan kedepan = ramalan p periode kedepan e. Metode Dekomposisi Metode ini digunakan untuk memisahkan komponen-komponen poladata yang menunjukkan karakteristik seperti pola trend, musiman dan siklis. Metode dekomposisi dibagi menjadi dua (2) model, yaitu model dekomposisi aditif dan multiplikatif. 1) Model Dekomposisi Aditif = ............................... (16) 2) Model Dekomposisi Multiplikatif = ................................ (17) dimana : = komponen trend pada periode t = komponen siklis pada periode t = komponen musiman pada periode t = komponen kesalahan, atau acak pada periode t f. ARIMA MetodeARIMA tidak memerlukan penjelasan mana peubah dependen atau mana peubah independen. Dalam hal ini, data yang akan diprediksi tidak perlu dipecah menjadi komponen trend, seasonal, siklis atau iregular seperti perlakuan pada data time series pada umumnya. Metode ini secara murni melakukan prediksi hanya sebesar data historis yang ada. ARIMA (p, d, q) ........................................ (18) dimana : p = angka untuk autoregressive (AR) d = angka untuk order differencing q = angka untuk moving average (MA)
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan PT Interyasa Homindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha pernjualan barang-barang elektronik dan funitur untuk kebutuhan rumah tangga dalam bentuk penjualan secara tunai maupun secara kredit. Perusahaan ini pertama kali didirikan oleh Bapak Robinson Sitepu selaku direktur utama pada tahun 1980 di Jl. Proyek Senen Blok 1 lt-4 no. 29 Pasar Senen Jakarta Barat
9
dengan modal sebesar lima (5) juta rupiah. Seiring dengan perkembangan bisnis yang ditandai dengan adanya peningkatan akan kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan rumah tangga seperti TV, meja, kulkas, lemari dan sebagainya, maka Bapak Robinson Sitepu membuka cabang pertama dari PT Interyasa Homindo, yakni cabang Surabaya yang beralamat di Jl. Pacung Kuda no. 45 pada tahun 1985 dengan bantuan modal pinjaman dari Bank Dagang Negara (sekarang bernama Bank Mandiri). Pada tahun 1995 barulah berdiri kantor pusat yang belokasi di Ciputat dan kantor pertama yang belokasi di Senen dijadikan kantor cabang penjualan (mitra). Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pemantauan dan pengevaluasian kantor cabang penjualan, serta untuk pusat pembukuan (pembuatan laporan keuangan) dari seluruh cabang PT Interyasa Homindo. Sedangkan untuk PT Interyasa Homindo cabang Bogor didirikan pada tanggal 26 Oktober 2003 yang berlokasi di Jl. Empang no. 26A Bogor, yang sekarang masih digunakan sebagai kantor cabang penjualan (mitra) Bogor. Dan seiiring dengan perkembangan bisnis penjualan kebutuhan rumah tangga hingga sampai tahun 2013 ini PT Interyasa Homindo sudah memiliki 92 kantor cabang penjualan (mitra) yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, yakni di 63 kantor cabang yang tersebar di pulau Sumatra, 23 kantor cabang yang tersebar di pulau Jawa, 1 kantor cabang di pulau Kalimantan dan 5 kantor cabang yang tersebar di Pulau Bali. Visi, Misi dan Motto Perusahaan Visi dari PT Interyasa Homindo adalah menjadikan perusahaan yang berkesinambungan antara usaha dengan profit yang memadai. Untuk mencapai visinya tersebut PT Interyasa Homindo memiliki tiga misi secara umum, yakni (1) mensejahterakan seluruh karyawan, (2) memberikan pelayanan yang maksimal dan optimal kepada seluruh konsumen dan (3) mengembangkan perusahaan menjadi salah satu perusahaan yang berbasis perdagangan barang elektronik dan furnitur rumah tangga yang selalu menjadi positioning bagi semua konsumen. Sedangkan motto yang diterapkan di PT Interyasa Homindo untuk memberikan motivasi kepada seluruh karyawan, baik karyawan di kantor pusat maupun karyawan di seluruh kantor cabang penjualan (mitra) adalah RAJUT, yakni Rajin, Jujur dan Terampil. Dengan moto tersebut diharapkan seluruh karyawan PT Interyasa Homindo di seluruh kantor cabang penjualan mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawab sehingga dapat tercapainya visi dan misi dari PT Interyasa Homindo. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antar tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan perusahaan. Selain itu dengan adanya struktur organisasi dapat membuat penjelasan mengenai tugas dan tanggungjawab dari semua pihak yang terlibat pada sebuah perusahaan. Struktur organisasi pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor bersifat lini dan staff dimana semua informasi dan persetujuan berasal dari top management kepada bawahannya, sehingga pimpinan perusahaan memiliki kewenangan langsung dalam mengawasi bawahannya. Struktur organisasi PT Interyasa Homindo cabang Bogor dipimpin langsung oleh manajer, yang sekaligus sebagai
10
pimpinan kantor cabang penjualan (mitra). Dalam menjalankan tugasnya manajer dibantu oleh asisten manajer, dimana manajer dan asisten manajer mempunyai tugas pokok yakni menjaga dan meningkatkan kinerja cabang bersangkutan dalam segala bidang (organisasi, keuangan, penjualan, penagihan dan pengawasan). Khusus untuk asisten manajer memilik peran ganda dimana selain membantu manajer dalam mengawasi kinerja cabang, selain itu juga berperan sebagai credit supervisor dimana bertugas untuk melakukan account checking terhadap kartu tagihan para kolektor. Asisten manajer membawahi beberapa karyawan diantaranya team leader (T/L), collector agent (CA), sales agent (SA), surveyor (CI), kasir, administrasi (ADM), office boy (OB), supervisor toko kerja sama (STKK), sales stand pameran (SSP). Struktur organisasi PT Interyasa Homindo cabang Bogor dapat dilihat pada Gambar 2. MANAGER
AM / CS
T/L
SA
C/A
C/I
TKK
KASIR
ADM
OB
STKK
SSP
TOKO
STAND
Gambar 2 Struktur organisasi PT Interyasa Homindo cabang Bogor Produk-Produk PT Interyasa Homindo cabang Bogor PT Interyasa Homindo cabang Bogor merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan furnitur (40%) dan barang-barang elektronik (60%) kebutuhan rumah tangga, dimana perusahaan ini menjual berbagai macam peralatan kebutuhan rumah tangga (multiproduk) seperti TV, kulkas, lemari, meja, tempat tidur dan lain-lain. Berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen PT Interyasa Homindo cabang Bogor dikatakan bahwa dari dua (2) kategori produk yang dijual ke konsumen, kategori barang elektronik lebih banyak terjual dibandingkan dengan produk furnitur. Hal ini dikarenakan produk-produk elektronik dari segi harga jauh lebih murah dari pada produk furnitur. Selain itu juga dikarenakan perubahan zaman yang orientasinya sudah berubah ke arah modernisasi, dimana teknologi sangat berpengaruh. Dalam kegiatan penjualannya, hampir 90% penjualan dilakukan secara kredit dan 10% penjualan dilakukan secara tunai. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan selisih keuntungan yang lebih besar yang didapatkan dari bunga penjualan produk tersebut. Produk-produk PT Interyasa Homindo cabang Bogor didapatkan dari beberapa toko yang menjadi supplier (rekanan) yang tersebar di sepanjang wilayah kota Bogor. Untuk segmentasi penjualan produk-produk PT
11
Interyasa Homindo menurut pihak manajemen perusahaan ditunjukkan bagi kalangan menengah ke bawah khususnya ibu-ibu rumah tangga. Penetapan segmen tersebut karena sistem pembayarannya secara kredit yang tidak terlalu memberatkan calon konsumen dan juga sistem pemasaran secara door to door (dari rumah ke rumah) yang praktis dan mudah serta dapat mengenai langsung ke sasaran penjualan. Produk unggulan utama dari PT Interyasa Homindo cabang Bogor terbagi menjadi dua (2) jenis, yakni untuk kategori furnitur produk unggulan utamanya adalah kasur tempat tidur (springbed). Sedangkan untuk kategori barang elektronik produk unggulan utamanya adalah produk TV. Produk TV yang dijual mencakup semua merek dan semua jenis, seperti TV merek Polytron, Sony, Sharp, Toshiba, LG, Samsung, Sanyo dan lain-lain. Dikarenakan perusahaan ini adalah perusahaan yang menjual multiproduk, maka semua jenis dan merek TV dijual tergantung dari keinginan konsumen untuk memilih TV merek dan jenis yang seperti yang diinginkan. Analisis Peramalan Penjualan Televisi Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil empat (4) produk TV yang dianalisis peramalan penjualannya. Produk tersebut yakni CTV Polytron 21 inch, CTV LG 21 inch, CTV Sharp 21 inch dan CTV Samsung 21 inch. Pemilihan tersebut karena menurut pihak manajemen PT Interyasa Homindo cabang Bogor, keempat (4) merk tersebut merupakan jenis TV yang paling banyak digemari oleh konsumen dibandingkan dengan merk TV yang lain. Dan juga untuk ukuran TV menurut wawancara langsung dengan kepala cabang PT Interyasa Homindo cabang Bogor, ukuran TV yang paling banyak terjual yakni ukuran 21 inch. Hal tersebut karena untuk jenis TV ukuran 21 inch memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan ukuran 24 inch, 29 inch, 32 inch dan 34 inch, karena segmen terbesar penjualan perusahaan adalah kalangan menengah kebawah. Pada tahap ini data penjualan per bulan keempat (4) produk tersebut dari bulan Mei 2011 hingga Mei 2013 diolah dengan metode peramalan time series (runtun waktu). Data tersebut nantinya diolah dengan menggunakan Microsoft Office Excel dan Minitab 14. Adapun data penjualan mulai dari bulan Mei 2011 sampai Mei 2013 dapat dilihat pada Lampiran 1. Analisis Peramalan Penjualan CTV Polytron 21 inch Identifikasi Pola Penjualan CTV Polytron 21 inch Langkah awal dalam metode peramalan adalah mengidentifikasi pola data. Apakah data tersebut merupakan data stasioner atau tidak, memiliki unsur trend, musiman, siklus dan variasi tidak beraturan. Identifikasi pola data dapat dilakukan dengan mengamati plot data volume penjualan CTV Polytron 21 inch dan plot autokorelasinya. Deret waktu dapat dikatakan stasioner jika ciri-ciri statistik dasarnya (mean dan varians) tetap konstan dari waktu ke waktu. Sehingga deret yang beragam disekitar level yang tetap (tidak ada pertumbuhan atau penurunan) dari waktu ke waktu. Kestasioneran muncul ketika pola permintaan yang
12
mempengaruhi deret relatif stabil. Gambar 3 menunjukkan pola data volume penjualan CTV Polytron 21 inch periode bulan Mei 2011 sampai bulan Mei 2013. Time Series Plot of Penjualan CTV Polytron 21 inch
Penjualan CTV Polytron 21 inch
10
8
6
4
2
0 2
4
6
8
10
12 14 Index
16
18
20
22
24
Sumber : PTInteryasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Gambar 3 Pola data penjualan CTV Polytron 21 inch Berdasarkan gambar diatas pergerakan volume penjualan periode Mei 2011 hingga Mei 2013 menunjukkan bahwa pola data sangat berfluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat periode Mei 2011 hingga Mei 2013 cenderung mengalami kenaikan dan penurunan yang intervalnya tidak jauh berbeda. Penjualan tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2011 yakni sebanyak 10 unit CTV Polytron 21 inch dan sedangkan penjualan terendah terjadi pada bulan April 2012 yakni terjual sebanyak 1 unit CTV Polytron 21 inch. Berdasarkan plot autokorelasi pada Lampiran 2, dapat dilihat bahwa data penjualan CTV Polytron 21 inch merupakan data yang stasioner karena semua lag tidak melampaui garis kritis yang artinya data tersebut tidak berbeda nyata dari nol. Sehingga dapat diidentifikasi bahwa pola data penjualan CTV Polytron 21 inch stasioner. Metode Peramalan Penjualan CTV Polytron 21 inch Berdasarkan identifikasi pola data penjualan CTV Polytron 21 inch, menunjukkan bahwa pola data tersebut bersifat stasioner. Menurut Hanke (2003), metode peramalan time series dengan pola data penjualan stasioner adalah metode naif (naive), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing), pemulusan eksponensial ganda (double exponential smoothing) dan ARIMA (autoregressive moving average). Setelah diketahui nilai akurasi kesalahan (error) terkecil dari semua metode peramalan time series yang digunakan dengan melihat nilai MSE (Mean Sqaure Error), maka akan diketahui metode peramalan terbaik untuk meramalkan penjualan CTV Polytron 21 inch pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor satu (1) tahun mendatang. Dalam Tabel 2 dapat dilihat perbandingan dari masing-masing nilai akuarsi kesalahan dari setiap metode yang digunakan pada penelitian ini.
13
Tabel 2Nilai akurasi kesalahan metode peramalan penjualan CTV Polytron 21 inch No
Metode peramalan
1. 2.
ARIMA (1.0.1) Pemulusan eksponensial ganda Rataan bergerak Pemulusan eksponensial tunggal Metode naif
3. 4. 5.
α
γ
0.3
0.07
MA
6 0.3
Nilai akurasi kesalahan MSE MAD MAPE 4.4866 5.4920 1.7483 58.9167 4.9401 5.1247
1.7105 1.7003
71.3903 60.7982
9
2.5
105.985
Keterangan :α = konstanta pemulusan, γ = konstanta tren, MA = moving average ordo Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Berdasarkan penerapan beberapa metode yang disajikan pada Tabel 2, maka metode yang dianggap cocok untuk meramalkan penjualan CTV Polytron 21 inchpada PT Interyasa Homindo cabang Bogor adalah metode ARIMA (1.0.1). Hal ini karena metode tersebut merupakan metode yang nilai MSE terkecil yaitu sebesar 4.4866. Kemudian diikuti oleh metode pemulusan eksponensial ganda (double exponential smoothing), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing) dan metode naif (naive). Proses pengolahan metode ARIMA (1.0.1) dapat dilihat pada Lampiran 3. Langkah-langkah metode ARIMA (1.0.1) didasarkan kepada empat (4) tahapan yaitu : 1) Identifikasi pola Tahapan pertama dalam metode Box-Jenkins (ARIMA) adalah identifikasi pola data. Pada data penjualan CTV Polytron 21 inch telah stasioner. Salah satu syarat peramalan dengan metode ini adalah kestasioneran, dimana apabila data telah stasioner maka tidak perlu dilakukan pembeda (differencing). 2) Estimasi Parameter Apabila pola data sudah stasioner, maka model yang mungkin dari pola ACF dan PACF adalah model AR (1) dan MA (1). Sedangkan untuk unsur D karena tidak dilakukan proses pembeda (differencing) maka D (0). Secara tentatif maka diperoleh model sementara yakni ARIMA (1.0.1). 3) Uji Diagnosik Setelah dilakukan estimasi model, selanjutnya dilakuakan evaluasi untuk memastikan apakah model yang diestimasi sudah baik atau belum. Selanjutnya model tersebut diuji parameter yang diestimasi berbeda nyata dengan nol. Hal ini dapat dilihat dari nilai P-value yang kurang dari α (0.05). Setelah diuji parameternya, model ARIMA tersebut bernilai valid dimana P-value bernilai 0.000 yang dapat diartikan bahwa model tersebut berbeda nyata dengan nol dengan nilai MSE sebesar 4.4866. 4) Peramalan
Tahap terakhir dalam metode ARIMA adalah meramalkan hasil (forcasting) penjualan CTV Polytron 21 inch dengan metode ARIMA (1.0.1).
14
Peramalan CTV Polytron 21 inch Setelah melakukan perhitungan menggunakan metode peramalan time series untuk melakukan peramalan volume penjualan CTV Polytron 21 inch pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor diketahui bahwa metode ARIMA (1.0.1) memiliki nilai kesalahan terkecil dengan melihat nilai MSE. Kemudian metode tersebut dapat dijadikan perencanaan atau acuan perusahaan dalam meramalkan CTV Polytron 21 inch satu (1) tahun kedepan yaitu periode Juni 2013 sampai dengan Mei 2014. Hasil peramalan untuk 12 bulan mendatang menggunakan metode ARIMA (1.0.1) dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3Peramalan volume penjualan CTV Polytron 21 inchperiode Juni 2013 sampai Mei 2014 dengan metode ARIMA (1.0.1) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Periode Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013 September 2013 Oktober 2013 November 2013 Desember 2013 Januari 2014 Febuari 2013 Maret 2014 April 2014 Mei 2014
Peramalan CTV Polytron 21inch (unit) 4.37104 4.86806 4.76971 4.84030 4.78963 4.82600 4.79990 4.81863 4.80519 4.81484 4.80791 4.81288
Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor (diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan metode ARIMA (1.0.1), diketahui penjualan yang akan diprediksi pada periode Juni 2013 sampai Mei 2013 cukup stabil. Hal ini dapat dilihat pada jumlah peramalan penjualan yang tidak berbeda jauh dengan rataan pola tersebut yakni sebesar 4.777008. Hampir semua di periode bulan diramalkan akan mengalami penjualan ± 4.777008 atau sebanyak 5 unit CTV Polytron 21 inch, dan hanya pada periode Juni 2013 diprediksi hanya terjual sebanyak 4 unit CTV Polytron 21 inch. Penerapan metode ARIMA memiliki keunggulan hasil peramalannya sangat kuat, fleksibel dan dapat mewakili rentang yang lebar dari karakteristik deret waktu dalam peramalan jangka pendek. Akan tetapi metode ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti diperlukannya data dalam jumlah yang besar untuk menghasilkan peramalan yang akurat dalam jangka panjang. Selain itu juga terdapat kesulitan untuk memperbaharui model ARIMA ketika data baru tersedia dan model ini memerlukan investasi waktu dan sumber daya lain untuk mengembangkan model tersebut.
15
Analisis Peramalan Penjualan CTV LG 21 inch Identifikasi Pola Penjualan CTV LG 21 inch Selain merek Polytron, untuk jenis ukuran televisi 21 inch yang paling banyak digemari oleh konsumen PT Interyasa Homindo cabang Bogor adalah merek LG (Lucky Goldstar). Produk CTV LG 21 inch memiliki keunggulan di layar dan gambar yang lebih canggih dari pada merek Polytron. Akan tetapi dari segi harga produk CTV Polytron 21 inch lebih murah dibandingkan dengan CTV LG 21 inch. Time Series Plot of Penjualan CTV LG 21 Inch
Penjualan CTV LG 21 Inch
20
15
10
5
0 2
4
6
8
10
12 14 Index
16
18
20
22
24
Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Gambar 4 Pola data penjualan CTV LG 21 inch Berdasarkan gambar diatas pergerakan volume penjualan periode Mei 2011 hingga Mei 2013 menunjukkan bahwa pola data sangat berfluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat dari periode Mei 2011 hingga Mei 2013 cenderung mengalami kenaikan dan penurunan yang intervalnya tidak jauh berbeda. Penjualan paling tinggi terjadi pada bulan April 2013 yakni sebanyak 20 unit CTV Polytron 21 inch dan sedangkan penjualan terendah terjadi pada bulan Oktober 2012 yakni produk CTV Polytron 21 inch tidak terjual pada bulan tersebut. Berdasarkan plot autokorelasi pada Lampiran 4, dapat dilihat bahwa data penjualan CTV LG 21 inch merupakan data yang stasioner karena semua lag tidak melampaui garis kritis yang artinya data tersebut tidak berbeda nyata dari nol. Sehingga dapat diidentifikasi bahwa pola data penjualan CTV LG 21 inch stasioner. Metode Peramalan Penjualan CTV LG 21 inch Berdasarkan identifikasi pola data penjualan CTV LG 21 inch, menunjukkan bahwa pola data tersebut bersifat stasioner. Menurut Hanke (2003), metode peramalan time series dengan pola data penjualan stasioner adalah metode naif (naive), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing), pemulusan eksponensial ganda (double
16
exponential smoothing) dan ARIMA (autoregressive moving average). Setelah diketahui nilai akurasi kesalahan (error) terkecil dari semua metode peramalan time series yang digunakan dengan melihat nilai MSE (Mean Sqaure Error), maka akan diketahui metode peramalan terbaik untuk meramalkan penjualan CTV LG 21 inch pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor satu (1) tahun mendatang. Dalam Tabel 4 dapat dilihat perbandingan dari masing-masing nilai akuarsi kesalahan dari setiap metode yang digunakan pada penelitian ini. Tabel 4 Nilai akurasi kesalahan metode peramalan CTV LG 21 inch No
Metode peramalan
1.
Pemulusan eksponensial tunggal ARIMA (0.0.1) Rataan bergerak Pemulusan eksponensial ganda Metode naif
2. 3. 4. 5.
α
γ
MA
0.3
3 0.73
0.01
Nilai akurasi kesalahan MSE MAD MAPE 15.4219 2.1236 70.0379 15.749 17.0455 19.4959
2.1970 2.5505
68.0423 72.4107
25.25
2.91667
81.7361
Keterangan :α = konstanta pemulusan, γ = konstanta tren, MA = moving average ordo Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Berdasarkan penerapan beberapa metode yang disajikan pada Tabel 4, maka metode yang dianggap cocok untuk meramalkan penjualan CTV LG 21 inchpada PT Interyasa Homindo cabang Bogor adalah metode pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing). Hal ini karena metode tersebut merupakan metode yang nilai MSE terkecil yaitu sebesar 15.4170. Kemudian diikuti oleh metode ARIMA (0.0.1), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial ganda (double exponential smoothing) dan metode naif (naive). Proses pengolahan metode pemulusan eksponensial tunggal dapat dilihat pada Lampiran 5. Proses metode pemulusan eksponensial tunggal membutuhkan nilai alpha (α) sebagai nilai parameter pemulusan. Bobot nilai α lebih tinggi diberikan kepada data yang lebih baru, sehingga nilai parameter α yang sesuai akan memberikan ramalan yang optimal dengan nilai kesalahan (error) terkecil. Untuk mendapatkan nilai α yang tepat pada umumnya dilakukan dengan percobaan (trial and error) untuk menentukan nilai kesalahan terkecil. Nilai α dilakukan dengan membandingkan menggunakan interval pemulusan antara 0 < α < 1, yaitu α (0.1 sampai 0.9). Nilai akurasi kesalahan dengan metode pemulusan eksponesial tunggal berdasarkan setiap alpha dapat dilihat pada Tabel 5.
17
Tabel 5 Nilai akurasi kesalahan metode pemulusan eksponensial tunggal berdasarkan nilai alpha Konstanta pemulusan (α) 0.3 0.2 0.4 0.1 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
MSE 15.4219 15.5504 15.6821 15.8912 16.3141 17.2835 18.5683 20.1590 22.0580
Nilai akurasi kesalahan MAD 2.1236 2.1358 2.1772 2.3671 2.2424 2.3260 2.4307 2.5600 2.6993
Urutan MAPE 70.0379 78.9475 66.4270 99.3959 65.0450 66.3468 68.9314 72.9162 77.5740
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai MSE terkecil diperoleh dengan menggunakan (α) 0.3 dengan nilai MSE sebesar 15.4219. Proses pemulusan eksponensial tunggal dapat dilihat pada Lampiran 6. Peramalan CTV LG 21 inch Setelah melakukan perhitungan menggunakan metode peramalan time series untuk melakukan peramalan volume penjualan CTV LG 21 inch pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor diketahui bahwa metode pemulusan eksponensial tunggal memiliki nilai kesalahan terkecil dengan melihat nilai MSE. Hasil peramalan untuk 12 bulan mendatang menggunakan metode pemulusan eksponensial tunggal dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6Peramalan volume penjualan CTV LG 21 inchperiode Juni 2013 sampai Mei 2014 dengan metode pemulusan eksponensial tunggal No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Periode Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013 September 2013 Oktober 2013 November 2013 Desember 2013 Januari 2014 Febuari 2013 Maret 2014 April 2014 Mei 2014
Peramalan CTV LG 21inch (unit) 7.25709 7.25709 7.25709 7.25709 7.25709 7.25709 7.25709 7.25709 7.25709 7.25709 7.25709 7.25709
Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan metode pemulusan eksponensial tunggal, diketahui penjualan yang akan diprediksi pada periode Juni 2013 sampai Mei
18
2014 sama dan tidak terjadi fluktuasi dalam jumlah penjualannya. Penjualan sepanjang periode tersebut diramalkan sebesar 7.25709. Dari hasil peramalan didapatkan bahwa penjualan CTV LG 21 inch dapat mecapai 7 unit setiap bulannya dengan selang antara 2.05436 sampai dengan 12.4598. Sehingga ratarata jumlah penjualan setiap bulannya sama yaitu sebesar 7.25709 atau sebanyak 7 unit CTV LG 21 inch. Metode pemulusan eksponensial tunggal mengasumsikan bahwa keberlanjutan pola data yang tidak acak bermanfaat mengembangkan ukuran yang digunakan untuk menentukan apabila pola dasar berubah. Dengan adanya konstanta pemulusan (α) yang berperan sebagai faktor pembobot, maka nilai aktual (α) yang menentukan sejauh mana nilai akurasi kesalahannya. Metode ini merupakan teknik yang populer dimana kekuatannya terletak pada jangka pendek yang dikombinasikan dengan pembaharuan yang cepat dan mudah. Analisis Peramalan Penjualan CTV Sharp 21 inch Identifikasi Pola Penjualan CTV Sharp 21 inch TV Sharp merupakan merk pertama dari TV yang memproduksi massal pada tahun 1953. Selain itu juga Sharp memprakarsai penciptaan layar lebar TV sehingga dianggap sebagai pelopor perubahan dan inovasi produk TV. Menurut SekilasNews.com (2013), TV merk Sharp menduduki peringkat pertama dalam 7 (tujuh) merk TV terbaik sepanjang tahu 2012. Hal tersebut mengapa tingkat penjualan TV Sharp masih tinggi. Time Series Plot of Penjualan CTV Sharp 21 inch 9
Penjualan CTV Sharp 21 inch
8 7 6 5 4 3 2 1 0 2
4
6
8
10
12 14 Index
16
18
20
22
24
Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Gambar 5 Pola data penjualan CTV Sharp 21 inch Berdasarkan pengamatan Gambar 5, dapat dilihat bahwa pola data penjualan CTV Sharp 21 inch sangat berfluktuatif dimana terjadi kenaikan dan penurunan volume penjualan pada periode Mei 2011 hingga Mei 2013. Volume penjualan tertinggi terjadi pada periode Oktober 2012 yakni sebanyak 8 unit CTV Polytron
19
21 inch, sedangkan untuk volume penjualan terendah terjadi pada periode Januari 2012 dimana untuk jenis TV tersebut tidak terjual selama periode tersebut. Hal tersebut diakibatkan karena semakin banyaknya merek TV dengan kualitas yang hampir sama dengan CTV Sharp 21 inch. Untuk mengidentifikasi pola data penjualan CTV Sharp 21 inch dilihat dari plot autokorelasi (Lampiran 6), dimana semua lag pola data penjualan tersebut tidak ada yang melewati garis kritis yang menyebabkan pola data tersebut telah bersifat stasioner. Metode Peramalan Penjualan CTV Sharp 21 inch Berdasarkan identifikasi pola data penjualan CTV Sharp 21 inch, menunjukkan bahwa pola data tersebut bersifat stasioner. Menurut Hanke (2003), metode peramalan time series dengan pola data penjualan stasioner adalah metode naif (naive), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing), pemulusan eksponensial ganda (double exponential smoothing) dan ARIMA (autoregressive moving average). Setelah diketahui nilai akurasi kesalahan (error) terkecil dari semua metode peramalan time series yang digunakan dengan melihat nilai MSE (Mean Sqaure Error), maka akan diketahui metode peramalan terbaik untuk meramalkan penjualan CTV Sharp 21 inch pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor satu (1) tahun mendatang. Dalam Tabel 7 dapat dilihat perbandingan dari masing-masing nilai akuarsi kesalahan dari setiap metode yang digunakan pada penelitian ini. Tabel 7 Nilai akurasi kesalahan metode peramalan CTV Sharp 21 inch No
Metode peramalan
1.
ARIMA (1.0.1)
2.
Pemulusan eksponensial tunggal Rataan bergerak Pemulusan eksponensial ganda Metode naif
3. 4. 5.
α
γ
MA
0.1 5 0.4
0.11
Nilai akurasi kesalahan MSE MAD MAPE 3.2901 3.9739
1.6042
69.7143
5.0200 5.4954
1.8200 1.9156
90.0263 96.7173
7.16667
2.25
76.8403
Keterangan :α = konstanta pemulusan, γ = konstanta tren, MA = moving average ordo Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Berdasarkan penerapan beberapa metode yang disajikan pada Tabel 7, maka metode yang dianggap cocok untuk meramalkan penjualan CTV Sharp 21 inchpada PT Interyasa Homindo cabang Bogor adalah metode ARIMA (1.0.1). Hal ini karena metode tersebut merupakan metode yang nilai MSE terkecil yaitu sebesar 15.4170. Kemudian diikuti oleh metode pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial ganda (double exponential smoothing) dan metode naif (naive). Proses pengolahan metode ARIMA (1.0.1) dapat dilihat pada Lampiran 7. Langkah-langkah metode ARIMA (1.0.1) didasarkan kepada empat (4) tahapan yaitu : 5) Identifikasi pola Tahapan pertama dalam metode Box-Jenkins (ARIMA) adalah identifikasi pola data. Pada data penjualan CTV Sharp 21 inch telah stasioner.
20
Salah satu syarat peramalan dengan metode ini adalah kestasioneran, dimana apabila data telah stasioner maka tidak perlu dilakukan pembeda (differencing). 6) Estimasi Parameter Apabila pola data sudah stasioner, maka model yang mungkin dari pola ACF dan PACF adalah model AR (1) dan MA (1). Sedangkan untuk unsur D karena tidak dilakukan proses pembeda (differencing) maka D (0). Secara tentatif maka diperoleh model sementara yakni ARIMA (1.0.1). 7) Uji Diagnosik Setelah dilakukan estimasi model, selanjutnya dilakuakan evaluasi untuk memastikan apakah model yang diestimasi sudah baik atau belum. Selanjutnya model tersebut diuji parameter yang diestimasi berbeda nyata dengan nol. Hal ini dapat dilihat dari nilai P-value yang kurang dari α (0.05). Setelah diuji parameternya, model ARIMA (1.0.1) tersebut bernilai valid dimana P-value bernilai 0.000 yang dapat diartikan bahwa model tersebut berbeda nyata dengan nol dengan nilai MSE sebesar 3.2901. 8) Peramalan
Tahap terakhir dalam metode ARIMA adalah meramalkan hasil (forcasting) penjualan CTV Sharp 21 inch dengan metode ARIMA (1.0.1). Peramalan CTV Sharp 21 inch Setelah melakukan perhitungan menggunakan metode peramalan time series untuk melakukan peramalan volume penjualan CTV Sharp 21 inch pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor diketahui bahwa metode ARIMA (1.0.1) memiliki nilai kesalahan terkecil dengan melihat nilai MSE. Hasil peramalan untuk 12 bulan mendatang menggunakan metode ARIMA (1.0.1) dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Peramalan volume penjualan CTV Sharp 21 inch periode Juni 2013 sampai Mei 2014 dengan metode ARIMA (1.0.1) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Periode Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013 September 2013 Oktober 2013 November 2013 Desember 2013 Januari 2014 Febuari 2013 Maret 2014 April 2014 Mei 2014
Peramalan CTV Sharp 21 inch (unit) 2.96783 2.90402 2.95764 2.91258 2.95045 2.91863 2.94537 2.92290 2.94178 2.92591 2.93924 2.92804
Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan metode ARIMA (1.0.1), diketahui penjualan yang akan diprediksi pada periode Juni 2013 sampai Mei 2013 cukup stabil. Hal ini dapat dilihat pada jumlah peramalan penjualan yang tidak berbeda jauh dengan
21
rataan pola tersebut yakni sebesar 2.934533. Hampir semua di periode bulan diramalkan akan mengalami penjualan ± 2.934522 atau sebanyak 3 unit CTV Sharp 21 inch. Penerapan metode ARIMA memiliki keunggulan hasil peramalannya sangat kuat, fleksibel dan dapat mewakili rentang yang lebar dari karakteristik deret waktu dalam peramalan jangka pendek. Akan tetapi metode ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti diperlukannya data dalam jumlah yang besar untuk menghasilkan peramalan yang akurat dalam jangka panjang. Selain itu juga terdapat kesulitan untuk memperbaharui model ARIMA ketika data baru tersedia dan model ini memerlukan investasi waktu dan sumber daya lain untuk mengembangkan model tersebut. Peramalan Penjualan CTV Samsung 21 inch Identifikasi Pola Penjualan CTV Samsung 21 inch Samsung telah banyak memiliki terobosan nyata dalam teknologi, dimana Samsung menduduki peringkat pertama smartphone di dunia. Saat ini Samsung telah merambah ke produk TV dimana menyediakan keunggulan dari segi teknologi yang canggih sehingga menarik minat konsumen. Hal tersebut berdampak pula pada penjualan CTV Samsung 21 inch, dimana Samsung telah mempositioningkan ke benak konsumen, bahwa produk Samsung merupakan produk yang paling unggul dari segi teknologi. Time Series Plot of Penjualan CTV Samsung 21 inch
Penjualan CTV Samsung 21 inch
6
5
4
3
2
1 2
4
6
8
10
12 14 Index
16
18
20
22
24
Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Gambar 6 Pola data penjualan CTV Samsung 21 inch Metode Peramalan Penjualan CTV Samsung 21 inch Berdasarkan identifikasi pola data penjualan CTV Samsung 21 inch, menunjukkan bahwa pola data tersebut bersifat stasioner. Menurut Hanke (2003), metode peramalan time series dengan pola data penjualan stasioner adalah metode naif (naive), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial
22
tunggal (single exponential smoothing), pemulusan eksponensial ganda (double exponential smoothing) dan ARIMA (autoregressive moving average). Setelah diketahui nilai akurasi kesalahan (error) terkecil dari semua metode peramalan time series yang digunakan dengan melihat nilai MSE (Mean Sqaure Error), maka akan diketahui metode peramalan terbaik untuk meramalkan penjualan CTV Samsung 21 inch pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor satu (1) tahun mendatang. Dalam Tabel 9 dapat dilihat perbandingan dari masing-masing nilai akuarsi kesalahan dari setiap metode yang digunakan pada penelitian ini. Tabel 9 Nilai akurasi kesalahan metode peramalan CTV Samsung 21 inch No
Metode peramalan
1.
Pemulusan eksponensial tunggal ARIMA (1.0.0) Rataan bergerak Pemulusan eksponensial ganda Metode naif
2. 3. 4. 5.
α
γ
MA
0.1
Nilai akurasi kesalahan MSE MAD MAPE 2.4386 1.1788 68.4522
0.5
2.5092 3.088 3.3056
1.280 1.3822
76.950 75.6105
4.45833
1.45833
70
5 0.01
Keterangan :α = konstanta pemulusan, γ = konstanta tren, MA = moving average ordo Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Berdasarkan penerapan beberapa metode yang disajikan pada Tabel 7, maka metode yang dianggap cocok untuk meramalkan penjualan CTV Samsung 21 inchpada PT Interyasa Homindo cabang Bogor adalah metode pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing) Hal ini karena metode tersebut merupakan metode yang nilai MSE terkecil yaitu sebesar 2.4386. Kemudian diikuti oleh metode ARIMA (1.0.0), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial ganda (double exponential smoothing) dan metode naif (naive). Proses pengolahan metode pemulusan eksponensial tunggal dapat dilihat pada Lampiran 9. Proses metode pemulusan eksponensial tunggal membutuhkan nilai alpha (α) sebagai nilai parameter pemulusan. Bobot nilai (α) lebih tinggi diberikan kepada data yang lebih baru, sehingga nilai parameter α yang sesuai akan memberikan ramalan yang optimal dengan nilai kesalahan (error) terkecil. Untuk mendapatkan nilai (α) yang tepat pada umumnya dilakukan dengan percobaan (trial and error) untuk menentukan nilai kesalahan terkecil. Nilai (α) dilakukan dengan membandingkan menggunakan interval pemulusan antara 0 < α < 1, yaitu α (0.1 sampai 0.9). Nilai akurasi kesalahan dengan metode pemulusan eksponesial tunggal berdasarkan setiap alpha dapat dilihat pada Tabel 10.
23
Tabel 10Nilai akurasi kesalahan metode pemulusan eksponensial tunggal berdasarkan nilai alpha Konstanta pemulusan (α) 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
MSE 2.4386 2.6139 2.7740 2.9339 3.1057 3.2951 3.5039 3.7339 3.9897
Nilai akurasi kesalahan MAD 1.1788 1.2293 1.2733 1.3114 1.3435 1.3690 1.3871 1.3978 1.4017
Urutan MAPE 68.4522 71.2702 73.1905 74.2365 74.5234 74.1450 73.1614 71.6272 69.6117
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai MSE terkecil diperoleh dengan menggunakan (α) 0.1 dengan nilai MSE sebesar 2.4386. Proses pemulusan eksponensial tunggal dapat dilihat pada Lampiran 6. Peramalan CTV Samsung 21 inch Setelah melakukan perhitungan menggunakan metode peramalan time series untuk melakukan peramalan volume penjualan CTV Samsung 21 inch pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor diketahui metode pemulusan eksponensial tunggal memiliki nilai kesalahan terkecil dengan melihat nilai MSE. Hasil peramalan untuk 12 bulan mendatang menggunakan metode pemulusan eksponensial tunggal dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Peramalan volume penjualan CTV Samsung 21 inchperiode Juni 2013 sampai Mei 2014 dengan metode pemulusan eksponensial tunggal No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Periode Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013 September 2013 Oktober 2013 November 2013 Desember 2013 Januari 2014 Febuari 2013 Maret 2014 April 2014 Mei 2014
Peramalan CTV Samsung 21inch (unit) 2.14339 2.14339 2.14339 2.14339 2.14339 2.14339 2.14339 2.14339 2.14339 2.14339 2.14339 2.14339
Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan metode pemulusan eksponensial tunggal, diketahui penjualan yang akan diprediksi pada periode Juni 2013 sampai Mei
24
2014 sama dan tidak terjadi fluktuasi dalam jumlah penjualannya. Penjualan sepanjang periode tersebut diramalkan sebesar 2.14339. Dari hasil peramalan didapatkan bahwa penjualan CTV Samsung 21 inch dapat mecapai 2 unit setiap bulannya dengan selang antara -0.744584 sampai dengan 5.03137. Sehingga ratarata jumlah penjualan setiap bulannya sama yaitu sebesar 2.14339 atau sebanyak 2 unit CTV Samsung 21 inch. Metode pemulusan eksponensial tunggal mengasumsikan bahwa keberlanjutan pola data yang tidak acak bermanfaat mengembangkan ukuran yang digunakan untuk menentukan apabila pola dasar berubah. Dengan adanya konstanta pemulusan (α) yang berperan sebagai faktor pembobot, maka nilai aktual (α) yang menentukan sejauh mana nilai akurasi kesalahannya. Metode ini merupakan teknik yang populer dimana kekuatannya terletak pada jangka pendek yang dikombinasikan dengan pembaharuan yang cepat dan mudah. Implikasi Manajerial Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang mampu mengendalikan segala bentuk ketidakpastian dan mampu menghadapi perubahan yang terus menerus. Perubahan-perubahan yang ada di dalam perusahaan, seperti salah satunya adalah perubahan penurunan, ataupun peningkatan volume penjualan yang akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami dan mengambil reaksi terhadap perubahan tersebut dengan salah satunya melakukan peramalan penjualan (forecasting). Perusahaan yang melakukan kegiatan forecasting dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan, baik untuk jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hasil analisis peramalan yang telah dilakukan, diidentifikasi pola data penjualan CTV Polytron 21 inch, CTV LG 21 inch, CTV Sharp 21 inch dan CTV Samsung 21 inch stasioner. Hal ini diartikan bahwa pola data penjualan dari keempat (4) TV tersebut konstan sepanjang periode Mei 2011 hingga Mei 2013. Metode peramalan time series yang digunakan untuk keempat (4) metode tersebut adalah metode naif (naive), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing), pemulusan eksponensial ganda (double exponential smoothing) dan ARIMA (autoregressive moving average). Dari hasil perhitungan peramalan penjualan didapatkan bahwa untuk CTV Polytron 21 inch dan CTV Sharp 21 inch metode peramalan yang paling cocok dengan indikator nilai akurasi kesalahan MSE terkecil yakni metode ARIMA (1.0.1). Sedangkan untuk CTV Polytron LG 21 inch dan CTV Samsung 21 inch metode peramalan yang cocok adalah metode pemulusan eksponensial tunggal. Dari metode tersebut menunjukkan adanya kenaikan penjualan untuk CTV LG 21 inch sebesar 3.49% dari periode sebelumnya. Sedangkan untuk ketiga (3) jenis TV yang lain diramalkan pula terjadi kenaikan, akan tetapi tingkat kenaikannya tidak setinggi CTV LG 21 inch. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat menjadi salah satu indikator penentuan kebijakan target penjualan perusahaan, karena di PT Interyasa Homindo cabang Bogor sendiri tidak menerapkan peramalan secara kuantitatif.
25
Dengan adanya prediksi mengenai penjualan di masa mendatang, maka perusahaan dapat menetapkan rencana strategi khusus untuk mengantisipasi hasil prediksi tersebut seperti perencanakan (planning) target penjualan dan strategi untuk mencapai target penjualan tersebut kepada bagian marketing, menyusun/menata (organizing) rencana kerja untuk mencapai target penjualan, memotivasi seluruh karyawan untuk memberikan kemampuan terbaiknya kepada perusahaan dengan diadakannya trainning, sistem bonus dan insentif dan memonitor apakah target penjualan tersebut dapat terealisasi atau tidak.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dirumuskan beberapa pokok pikiran yang menjadi kesimpulan yang merupakan jawaban atas tujuan penelitian, antara lain : a) Berdasarkan data aktual penjualan CTV Polytron 21 inch, CTV LG 21 inch, CTV Sharp 21 inch dan CTV Samsung 21 inch periode Mei 2011 hingga Mei 2013, menunjukkan bahwa bersifat stasioner. Hal ini terlihat dari plot ACF masing-masing TV dimana semua lag pada pola data tidak ada yang melewati garis kritis. b) Hasil analisis peramalan yang telah dilakukan, diidentifikasi pola data penjualan CTV Polytron 21 inch, CTV LG 21 inch, CTV Sharp 21 inch dan CTV Samsung 21 inch stasioner. Hal ini diartikan bahwa pola data penjualan dari keempat (4) TV tersebut konstan sepanjang periode Mei 2011 hingga Mei 2013. Metode peramalan time series yang digunakan untuk keempat (4) metode tersebut adalah metode naif (naive), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing), pemulusan eksponensial ganda (double exponential smoothing) dan ARIMA (autoregressive moving average). Dari hasil perhitungan peramalan penjualan didapatkan bahwa untuk CTV Polytron 21 inch dan CTV Sharp 21 inch metode peramalan yang paling cocok dengan indikator nilai akurasi kesalahan MSE terkecil yakni metode ARIMA (1.0.1). Sedangkan untuk CTV Polytron LG 21 inch dan CTV Samsung 21 inch metode peramalan yang cocok adalah metode pemulusan eksponensial tunggal. c) Berdasarkan hasil peramalan CTV Polytron 21 inch, diketahui penjualan yang akan diprediksi pada periode Juni 2013 sampai Mei 2013 cukup stabil. Hal ini dapat dilihat pada jumlah peramalan penjualan yang tidak berbeda jauh dengan rataan pola tersebut yakni sebesar 4.777008. Hampir semua di periode bulan diramalkan akan mengalami penjualan ± 4.777008 atau sebanyak 5 unit CTV Polytron 21 inch, dan hanya pada periode Juni 2013 diprediksi hanya terjual sebanyak 4 unit CTV Polytron 21 inch. Untuk CTV LG 21 inch diketahui penjualan yang akan diprediksi pada periode Juni 2013 sampai Mei 2014 sama dan tidak terjadi fluktuasi dalam jumlah penjualannya. Penjualan sepanjang periode tersebut diramalkan sebesar 7.25709. Dari hasil peramalan didapatkan
26
bahwa penjualan CTV LG 21 inch dapat mecapai 7 unit setiap bulannya dengan selang antara 2.05436 sampai dengan 12.4598. Sehingga rata-rata jumlah penjualan setiap bulannya sama yaitu sebesar 7.25709 atau sebanyak 7 unit CTV LG 21 inch. Untuk CTV Sharp 21 inch sama seperti CTV Polytron 21 inch dimana diketahui penjualan yang akan diprediksi pada periode Juni 2013 sampai Mei 2013 cukup stabil. Hal ini dapat dilihat pada jumlah peramalan penjualan yang tidak berbeda jauh dengan rataan pola tersebut yakni sebesar 2.934533. Hampir semua di periode bulan diramalkan akan mengalami penjualan ± 2.934522 atau sebanyak 3 unit CTV Sharp 21 inch. Sedangkan untuk CTV Samsung 21 inch diketahui penjualan yang akan diprediksi pada periode Juni 2013 sampai Mei 2014 sama dan tidak terjadi fluktuasi dalam jumlah penjualannya. Penjualan sepanjang periode tersebut diramalkan sebesar 2.14339. Dari hasil peramalan didapatkan bahwa penjualan CTV Samsung 21 inch dapat mecapai 2 unit setiap bulannya dengan selang antara -0.744584 sampai dengan 5.03137. Sehingga rata-rata jumlah penjualan setiap bulannya sama yaitu sebesar 2.14339 atau sebanyak 2 unit CTV Samsung 21 inch. Saran a. Peramalan penjualan CTV Polytron 21 inch dan CTV Sharp 21 inch menggunakan metode ARIMA (1.0.1) serta peramalan penjualan CTV LG 21 inch dan CTV Samsung 21 inch dengan metode pemulusan eksponensial tunggal sebaiknya digunakan oleh pihak perusahaan. Sehingga hasil peramalan tidak berbeda jauh dengan realisasi dan dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi di masa depan. Hal tersebut juga dapat membantu perusahaan dalam perencanaan target penjualan sehingga meningkatkan keuntungan perusahaan. b. Untuk mempermudah peramalan penjualan disarankan agar perusahaan menggunakan perangkat lunak (software) Microsoft Excel dan Minitab 14, sehingga hasilnya dapat meningkatkan kesempatan perusahaan memperoleh laba yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Aritonang L. 2009. Peramalan Bisnis. Jakarta (ID) :Ghalia Indonesia. Assauri S. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta (ID) :Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Heizer J. dan B. Render. 2006. Manajemen Operasi (Terjemahan). Jakarta (ID) :Salemba Empat. Hanke JE. 2003. Peramalan Bisnis (Terjemahan).Jakarta (ID) :Prenhallindo. Jahja RS dan Irvan. 2006. Menilai Tanggung Jawab Sosial Televisi. Depok (ID) : Piramedia. [KEMENPERIN] Kementrian Perindustrian. 2011. Penjualan Elektronik Tembus Rp.12 Triliun. Jakarta (ID) : KEMENPERIN. Lisjiyanti D A. 2011. Analisis Peramalan Penjualan Tahu Kita pada PT. Kitagama, Jakarta. Bogor (ID) : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
27
SekilasNews 2013. 7 Merk Televisi Terbaik Sepanjang Tahun 2012. Jakarta (ID) : SekilasNews. Septiany DI. 2009. Analisis Peramalan Penjualan Bunga Adenium PT. Godongijo Asri Dalam Rangka Perencanaan Strategi Pemasaran. Bogor (ID) : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
28
LAMPIRAN Lampiran 1. Data penjualan CTV Polytron 21 inch, CTV LG 21 inch, CTV Sharp 21 inch dan CTV Samsung 21 inch
Bulan
CTV Polytron 21 inch (unit)
CTV LG 21 inch (unit)
CTV Sharp 21 inch (unit)
Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agustus 2011 September 2011 Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Januari 2012 Febuari 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Agustus 2012 September 2012 Oktober 2012 November 2012 Desember 2012 Januari 2013 Febuari 2012 Maret 2013 April 2013 Mei 2013
5 3 6 5 3 10 7 6 4 9 7 1 5 6 5 2 3 3 2 5 3 6 5 2 5
6 4 8 5 3 4 2 4 4 1 1 1 1 6 1 2 2 0 1 4 2 3 3 20 6
1 5 2 3 2 1 4 5 0 4 3 1 1 2 5 2 3 8 6 4 1 1 5 2 3
CTV Samsung 21inch (unit) 2 2 1 1 4 2 5 2 1 1 1 2 1 1 1 1 6 2 1 4 5 1 1 1 3
29
Lampiran 2. Plot ACF dan PACF pola data penjualan CTV Polytron 21 inch Autocorrelation Function for Penjualan CTV Polytron 21 inch (with 5% significance limits for the autocorrelations)
1,0 0,8
Autocorrelation
0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Lag
Autocorrelation Function: Penjualan CTV Polytron 21 inch Lag 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
ACF 0,060515 -0,084465 0,268818 0,248317 0,013978 -0,285730 0,185424 -0,064910 -0,179986 -0,191794 -0,153880 0,026592
T 0,30 -0,42 1,33 1,15 0,06 -1,26 0,77 -0,26 -0,73 -0,76 -0,60 0,10
LBQ 0,10 0,31 2,53 4,51 4,52 7,42 8,71 8,88 10,24 11,90 13,04 13,08
10
11
12
30
Lanjutan Lampiran 2. Partial Autocorrelation Function for Penjualan CTV Polytron 21 inch (with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
1,0
Partial Autocorrelation
0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Lag
Partial Autocorrelation Function: Penjualan CTV Polytron 21 inch Lag 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PACF 0,060515 -0,088450 0,282976 0,217414 0,044192 -0,368309 0,111373 -0,240498 0,058038 -0,238205 -0,088936 -0,017849
T 0,30 -0,44 1,41 1,09 0,22 -1,84 0,56 -1,20 0,29 -1,19 -0,44 -0,09
12
31
Lampiran 3. Hasil peramalan penjualan CTV Polytron 21 inch dengan metode ARIMA (1.0.1) ARIMA Model: Penjualan CTV Polytron 21 inch Estimates at each iteration Iteration 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
SSE 115,290 114,690 114,528 114,249 113,879 113,365 112,516 110,988 107,904 102,490 102,037 101,983 101,978
Parameters 0,100 0,100 4,338 0,125 0,074 4,139 -0,023 -0,076 4,840 -0,172 -0,226 5,545 -0,321 -0,376 6,249 -0,469 -0,526 6,950 -0,617 -0,676 7,647 -0,762 -0,826 8,330 -0,887 -0,976 8,917 -0,743 -0,966 8,348 -0,724 -0,975 8,238 -0,719 -0,978 8,247 -0,718 -0,980 8,264
Unable to reduce sum of squares any further Final Estimates of Parameters Type AR 1 MA 1 Constant Mean
Coef -0,7178 -0,9799 8,2638 4,8108
SE Coef 0,1633 0,0830 0,8255 0,4805
T -4,40 -11,81 10,01
P 0,000 0,000 0,000
Number of observations: 25 Residuals: SS = 98,7047 (backforecasts excluded) MS = 4,4866 DF = 22 Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic Lag Chi-Square DF P-Value
12 11,9 9 0,218
24 20,6 21 0,483
36 * * *
48 * * *
Forecasts from period 25
Period 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Forecast 4,73104 4,86806 4,76971 4,84030 4,78963 4,82600 4,79990 4,81863 4,80519 4,81484 4,80791 4,81288
95 Percent Limits Lower Upper 0,57862 8,88345 0,57531 9,16081 0,40643 9,13299 0,44113 9,23948 0,37208 9,20719 0,39901 9,25299 0,36805 9,23174 0,38429 9,25298 0,36955 9,24082 0,37854 9,25113 0,37127 9,24455 0,37607 9,24969
Actual
32
Lampiran 4. Plot ACF dan PACF pola data penjualan CTV LG 21 inch Autocorrelation Function for Peramalan Penjualan LG 21 inch (with 5% significance limits for the autocorrelations)
1,0 0,8
Autocorrelation
0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Lag
Autocorrelation Function: Peramalan Penjualan LG 21 inch Lag 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
ACF 0,173240 0,071518 0,021117 0,031699 -0,022890 -0,084780 -0,089766 -0,049766 -0,158682 0,069852 -0,066012 -0,164836
T 0,87 0,35 0,10 0,15 -0,11 -0,41 -0,43 -0,24 -0,75 0,32 -0,31 -0,76
LBQ 0,84 0,99 1,01 1,04 1,06 1,31 1,62 1,71 2,78 3,00 3,21 4,62
10
11
12
33
Lanjutan Lampiran 4. Partial Autocorrelation Function for Peramalan Penjualan LG 21 inch (with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
1,0
Partial Autocorrelation
0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Lag
Partial Autocorrelation Function: Peramalan Penjualan LG 21 inch Lag 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PACF 0,173240 0,042790 0,001904 0,025646 -0,034407 -0,081266 -0,062504 -0,017456 -0,143197 0,134067 -0,089101 -0,167953
T 0,87 0,21 0,01 0,13 -0,17 -0,41 -0,31 -0,09 -0,72 0,67 -0,45 -0,84
12
34
Lampiran 5. Hasil peramalan penjualan CTV LG 21 inch dengan metode pemulusan eksponensial tunggal Single Exponential Smoothing Plot for Peramalan Penjualan LG 21 inch Variable A ctual Fits Forecasts 95,0% PI
Peramalan Penjualan LG 21 inch
20
15
Smoothing Constant A lpha 0,3 A ccuracy Measures MA PE 70,0379 MA D 2,1236 MSD 15,4219
10
5
0 4
8
12
16
20 Index
24
28
32
36
Single Exponential Smoothing for Peramalan Penjualan LG 21 inch * NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt. Data Length
Peramalan Penjualan LG 21 inch 25
Smoothing Constant Alpha
0,3
Accuracy Measures MAPE MAD MSD
70,0379 2,1236 15,4219
Forecasts Period 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Forecast 7,25709 7,25709 7,25709 7,25709 7,25709 7,25709 7,25709 7,25709 7,25709 7,25709 7,25709 7,25709
Lower 2,05436 2,05436 2,05436 2,05436 2,05436 2,05436 2,05436 2,05436 2,05436 2,05436 2,05436 2,05436
Upper 12,4598 12,4598 12,4598 12,4598 12,4598 12,4598 12,4598 12,4598 12,4598 12,4598 12,4598 12,4598
35
Lampiran 6. Plot ACF dan PACF pola data penjualan CTV Sharp 21 inch Autocorrelation Function for Penjualan CTV Sharp 21 inch (with 5% significance limits for the autocorrelations)
1,0 0,8
Autocorrelation
0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Lag
Autocorrelation Function: Penjualan CTV Sharp 21 inch Lag 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
ACF 0,033404 -0,175937 0,021495 -0,043606 0,001671 -0,283747 -0,120616 0,283061 -0,133404 0,009499 0,063571 0,009903
T 0,17 -0,88 0,10 -0,21 0,01 -1,37 -0,54 1,26 -0,56 0,04 0,26 0,04
LBQ 0,03 0,94 0,95 1,02 1,02 3,88 4,42 7,60 8,35 8,36 8,55 8,56
10
11
12
36
Lanjutan Lampiran 6. Partial Autocorrelation Function for Penjualan CTV Sharp 21 inch (with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
1,0
Partial Autocorrelation
0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lag
Partial Autocorrelation Function: Penjualan CTV Sharp 21 inch Lag 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PACF 0,033404 -0,177250 0,035488 -0,079896 0,018211 -0,320912 -0,095430 0,194616 -0,208262 0,090972 -0,035968 -0,015652
T 0,17 -0,89 0,18 -0,40 0,09 -1,60 -0,48 0,97 -1,04 0,45 -0,18 -0,08
11
12
37
Lampiran 7. Hasil peramalan penjualan CTV Sharp 21 inch dengan metode ARIMA (1.0.1) ARIMA Model: Penjualan CTV Sharp 21 inch Estimates at each iteration Iteration 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
SSE 91,2100 90,9364 90,8748 90,8073 90,7281 90,6260 90,4879 90,1404 89,4533 88,4996 87,6678 87,4122 87,3268 87,2875 87,2631 87,2435 87,2239 87,2004 87,1668 87,1112 87,0032 86,7523 86,0239 83,5496 81,9810 81,1970
Parameters 0,100 0,100 2,754 0,106 0,094 2,652 -0,044 -0,056 3,096 -0,193 -0,206 3,540 -0,343 -0,356 3,984 -0,492 -0,506 4,427 -0,641 -0,656 4,868 -0,783 -0,806 5,290 -0,633 -0,686 4,844 -0,755 -0,836 5,201 -0,633 -0,774 4,831 -0,646 -0,808 4,859 -0,649 -0,823 4,864 -0,657 -0,836 4,885 -0,666 -0,847 4,910 -0,676 -0,857 4,937 -0,686 -0,867 4,967 -0,698 -0,878 5,000 -0,711 -0,890 5,039 -0,727 -0,903 5,084 -0,746 -0,919 5,142 -0,772 -0,941 5,217 -0,806 -0,970 5,325 -0,845 -1,011 5,513 -0,847 -1,031 5,499 -0,840 -1,032 5,398
** Convergence criterion not met after 25 iterations ** Final Estimates of Parameters Type AR 1 MA 1 Constant Mean
Coef -0,8403 -1,0323 5,3980 2,9332
SE Coef 0,1522 0,0564 0,5064 0,2752
T -5,52 -18,31 10,66
P 0,000 0,000 0,000
Number of observations: 25 Residuals: SS = 72,3831 (backforecasts excluded) MS = 3,2901 DF = 22 Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic Lag Chi-Square DF P-Value
12 9,6 9 0,387
24 16,5 21 0,743
36 * * *
48 * * *
38
Lanjutan Lampiran 7. Forecasts from period 25 Period 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Forecast 2,96783 2,90402 2,95764 2,91258 2,95045 2,91863 2,94537 2,92290 2,94178 2,92591 2,93924 2,92804
95 Percent Limits Lower Upper -0,58808 6,52374 -0,71679 6,52483 -0,70831 6,62359 -0,78491 6,61007 -0,76916 6,67005 -0,81652 6,65377 -0,80071 6,69144 -0,83088 6,67668 -0,81743 6,70099 -0,83713 6,68895 -0,82650 6,70498 -0,83961 6,69569
Actual
39
Lampiran 8. Plot ACF dan PACF pola data penjualan CTV Samsung 21 inch Autocorrelation Function for Penjualan CTV Samsung 21 inch (with 5% significance limits for the autocorrelations)
1,0 0,8
Autocorrelation
0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Lag
Autocorrelation Function: Penjualan CTV Samsung 21 inch Lag 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
ACF 0,034269 -0,200086 -0,059799 0,062579 -0,055731 -0,232063 -0,193496 -0,050344 -0,046160 0,165759 -0,070029 0,089599
T 0,17 -1,00 -0,29 0,30 -0,27 -1,10 -0,88 -0,22 -0,20 0,73 -0,30 0,38
LBQ 0,03 1,21 1,32 1,44 1,55 3,46 4,87 4,97 5,06 6,29 6,53 6,95
10
11
12
40
Lanjutan Lampiran 8. Partial Autocorrelation Function for Penjualan CTV Samsung 21 inch (with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
1,0
Partial Autocorrelation
0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Lag
Partial Autocorrelation Function: Penjualan CTV Samsung 21 inch Lag 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PACF 0,034269 -0,201497 -0,046600 0,027341 -0,083563 -0,224091 -0,226080 -0,176915 -0,206438 0,078021 -0,207070 0,025233
T 0,17 -1,01 -0,23 0,14 -0,42 -1,12 -1,13 -0,88 -1,03 0,39 -1,04 0,13
12
41
Lampiran 9. Hasil peramalan penjualan CTV Samsung 21 inch dengan metode pemulusan eksponensial tunggal Single Exponential Smoothing Plot for Penjualan CTV Samsung 21 inch Variable A ctual Fits Forecasts 95,0% PI
Penjualan CTV Samsung 21 inch
6 5 4
Smoothing Constant A lpha 0,1
3
A ccuracy Measures MA PE 68,4522 MA D 1,1788 MSD 2,4386
2 1 0 -1 4
8
12
16
20 Index
24
28
32
36
Single Exponential Smoothing for Penjualan CTV Samsung 21 inch Data Length
Penjualan CTV Samsung 21 inch 25
Smoothing Constant Alpha
0,1
Accuracy Measures MAPE MAD MSD
68,4522 1,1788 2,4386
Forecasts Period 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Forecast 2,14339 2,14339 2,14339 2,14339 2,14339 2,14339 2,14339 2,14339 2,14339 2,14339 2,14339 2,14339
Lower -0,744584 -0,744584 -0,744584 -0,744584 -0,744584 -0,744584 -0,744584 -0,744584 -0,744584 -0,744584 -0,744584 -0,744584
Upper 5,03137 5,03137 5,03137 5,03137 5,03137 5,03137 5,03137 5,03137 5,03137 5,03137 5,03137 5,03137
42
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Rumah Pil-Pil, Medan, Sumatra Utara pada tanggal 5 Mei 1990 dari ayah Ripin Ginting dan ibu Hartahati br Tarigan. Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMA Budi Mulia Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Program Diploma III Institut Pertanian Bogor melalui jalur reguler dan diterima pada program keahlian Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan S1 Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan di kampus Executive of Management tahun 2012-2013. Bulan April-Juni 2013 penulis melaksanakan penelitian di PT Interyasa Homindo cabang Bogor dengan judul Analisis Peramalan Penjualan Televisi di PT Interyasa Homindo cabang Bogor. Penulis juga aktif mengikuti perlombaan olahraga sepakbola pada sportakuler dan olimpiade antar gereja GBKP klasis Jakarta-Bandung.