ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK BRAND DADUNG PADA PT. MONDRIAN KLATEN
TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Ahli Madya Ekonomi Diploma III pada Jurusan Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : Nanda Muhammad Syarif F3507098
PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN INDUSTRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK BRAND DADUNG PADA PT. MONDRIAN KLATEN
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan Judul : ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK BRAND DADUNG PADA PT. MONDRIAN KLATEN
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III Manajemen Industri, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta.
iv
MOTTO
“Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah dan dengan agama kehidupan menjadi terarah” (H. A. Mukti Ali)
“Hidup adalah perjuangan, untuk itu hadapilah segala rintangan dengan kesabaran dan ketabahan karena semua itu akan membuahkan suatu keberhasilan” (Kahlil Gibran)
“Mengetahui kekurangan diri kita sendiri adalah tangga buat mencapai cita-cita, berusahalah terus untuk mengisi kekurangan adalah keberanian yang luar biasa” (Prof. Dr. Hamka)
“Apa yang sudah berlalu itulah yang terbaik, keadaan yang lalu baik ataupun jelek itulah yang terbaik karena akan menjadi landasan bagi hari esok” (Imam Al Ghozali)
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini kepada: 1. Kedua orangtuaku tercinta yang telah memberikan do’a, kasih sayang, kesabaran, pengorbanan dan kebahagiaan yang begitu indah dalam hidupku. 2. Kakak-kakakku yang tercinta, terima kasih dukungan, bantuan dan do’a yang selalu mengiringiku. 3. Segenap semangat, dukungan dan do’a yang pempem berikan sehingga menjadi cambuk dan inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir. 4. Teman-temanku di O’klok (Agha, Andi, Bayu, Boni, Deny, Dicky, Prasetyo, Richi, Restu, Rochmad, Taufik, Yudha) tambah ngedap-edapi wae. 5. Teman-teman Manajemen Industri angkatan ’07, terima kasih atas kebersamaan, keceriaan dan kekompakannya selama ini, kalian adalah yang terbaik. 6. Semua sanak saudara, seiman dan seperjuangan yang belum sempat saya sebutkan, jagalah alam ini demi anak dan cucu kita.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr, wb. Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir dengan judul “Analisis Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung pada PT. Mondrian Klaten” ini disusun dengan maksud untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.md). Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan penulis dalam menyusun tugas akhir ini, maka tidak mudah bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini tanpa bantuan dari banyak pihak. Akhirnya penulis menyampaikan ungkapan dan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ibu. Intan Novela QA, SE, M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Industri, Diploma III, Fakultas Ekonomi , Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Drs. Wiyono, MM. selaku pembimbing akademik, yang telah menyediakan waktu untuk membimbing penulis sehingga tugas akhir ini selesai sesuai rencana. 4. Ibu Dra. Mahastuti Agoeng, M.Si. selaku pembimbing tugas akhir. Sebagai ungkapan terima kasih atas kebaikan, ketenangan dan
vii
kesabaran beliau yang luar biasa selama memberikan bimbingan, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan sesuai rencana penulis. 5. Ibu Etik Rahmawati, Psi. selaku pimpinan HRD PT. Mondrian Klaten, yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan magang kerja di PT. Mondrian Klaten. 6. Mas
Danang
Setiawan,
selaku
karyawan
pembimbing
PT.
Mondrian terima kasih atas bimbingan dan bantuannya dalam mencarikan data. 7. Semua pihak yang telah membantu namun tidak sempat saya sebutkan satu persatu. Semoga segala bentuk bantuan dan amal baik dari seluruh pihak diatas mendapatkan balasan pahala yang lebih besar dari Allah SWT. Penulis juga berharap adanya sumbang, saran maupun kritik yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan tugas akhir ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk kepada hamba-Nya yang sedang menuntut ilmu. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Surakarta, 4 Juni 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................ i ABSTRAK ........................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN . .......................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iv MOTTO ............................................................................................. v PERSEMBAHAN .............................................................................. vi KATA PENGANTAR ........................................................................ vii DAFTAR ISI ..................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................. xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN . ...................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ........................................................ 5 E. Metode Penelitian ......................................................... 6 F. Kerangka Pemikiran ..................................................... 15
ix
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peramalan ................................................. 18 B. Tujuan Peramalan ........................................................ 19 C. Tahap-tahap peramalan ............................................... 20 D. Jenis-jenis Peramalan ................................................. 20 E. Metode Peramalan ....................................................... 22 F. Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan ................. 30
BAB III. PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan .................................... 33 1. Sejarah Singkat PT. Mondrian .................................. 33 2. Visi, Misi dan Goals Perusahaan .............................. 35 3. Lokasi Perusahaan ................................................... 37 4. Struktur Organisasi Perusahaan ............................... 38 5. Personalia ................................................................. 46 6. Aspek Produksi ......................................................... 50 7. Aspek Pemasaran .................................................... 55 8. Aspek Kualitas .......................................................... 56 B. Laporan Magang .......................................................... 57 1.
Pengertian Magang Kerja ...................................... 57
2.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ............. 58
3.
Tujuan Magang Kerja ............................................. 58
4.
Kegiatan Magang Kerja .......................................... 58
x
C. Pembahasan Masalah .................................................. 60 1. Perhitungan Peramalan ............................................ 63 a. Metode Single Moving Averages .......................... 63 b. Metode Weighted Moving Averages ..................... 73 c. Metode Exponential Smoothing ............................ 83 2. Perbandingan Hasil peramalan ................................. 92
BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................... 94 B. Saran ............................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tingkat Pendidikan Karyawan PT.Mondrian ............... 46 Tabel 3.2 Data Penjualan Produk Brand Dadung PT. Mondrian April 2009-Maret 2010 ............................ 61 Tabel 3.3 Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Single Moving Average 3-bulanan April 2009-April 2010 ..................................................... 65 Tabel 3.4 Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Single Moving Average 3-bulanan April 2009-April 2010 ..................................................... 67 Tabel 3.5 Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Single Moving Average 4-bulanan April 2009-April 2010 ..................................................... 70 Tabel 3.6 Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Single Moving Average 4-bulanan April 2009-April 2010 ..................................................... 72 Tabel 3.7 Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Weighted Moving Average 3-bulan Terbobot April 2009-April 2010 ....................... 75 Tabel 3.8 Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Weighted Moving Average 3-bulan Terbobot April 2009-April 2010 ....................... 77 Tabel 3.9 Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Weighted Moving Average 4-bulan Terbobot April 2009-April 2010 ....................... 80 Tabel 3.10 Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Weighted Moving Average 4-bulan Terbobot April 2009-April 2010 ...................... 82
xii
Tabel 3.11 Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Exponential Smoothing ( April 2009-April 2010 ................................................... 85 Tabel 3.12 Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Exponential Smoothing ( April 2009-April 2010 ................................................... 87 Tabel 3.13 Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Exponential Smoothing ( April 2009-April 2010 ................................................... 89 Tabel 3.14 Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Exponential Smoothing ( April 2009-April 2010 ................................................... 91 Tabel 3.15 Perbedaan Hasil Pola Distribusi Nilai-Nilai Peramalan dan Kesalahan (error) Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Tiga Metode Peramalan ................................ 92 Tabel 4.1
Perbedaan Hasil Pola Distribusi Nilai-Nilai Peramalan dan Kesalahan (error) Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Tiga Metode Peramalan ................................ 94
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ................................................... 15 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Mondrian Klaten ................ 39 Gambar 3.2 Skema Proses Produksi ............................................. 52 Gambar 3.3 Pola Historis Data Aktual penjualan Produk Brand Dadung Pada PT. Mondrian April 2009-Maret 2010 ................................................. 62 Gambar 3.4 Data Aktual dan Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Berdasarkan Metode Single Moving Average 3-bulanan ............... 66 Gambar 3.5 Data Aktual dan Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Berdasarkan Metode Single Moving Average 4-bulanan .............. 71 Gambar 3.6 Data Aktual dan Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Berdasarkan Metode Weighted Moving Average 3-bulan Terbobot ........................................................ 76 Gambar 3.7 Data Aktual dan Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Berdasarkan Metode Weighted Moving Average 4-bulan Terbobot ........................................................ 81 Gambar 3.8 Data Aktual dan Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Berdasarkan Metode Exponential Smoothing ............... 86 Gambar 3.9 Data Aktual dan Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Berdasarkan Metode Exponential Smoothing ................ 90
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Metode Single Moving Average 3-bulanan April 2009-April 2010 ................................................. 99 Lampiran 2. Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Metode Single Moving Average 4-bulanan April 2009-April 2010 ................................................. 99 Lampiran 3. Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Metode Weighted Moving Average 3-bulan Terbobot April 2009-April 2010 ................................. 100 Lampiran 4. Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Metode Weighted Moving Average 4-bulan Terbobot April 2009-April 2010 ................................. 100 Lampian 5. Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Metode Exponential Smoothing April 2009-April 2010 ................................................. 101 Lampian 6. Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Metode Exponential Smoothing April 2009-April 2010 ................................................. 101
xv
ABSTRAK
Analisis Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Pada PT. Mondrian Klaten
Nanda Muhammad Syarif F3507098 Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) mengetahui kesesuaian pola distribusi nilai-nilai peramalan penjualan produk brand Dadung dengan pola historis data aktual penjualan apabila menggunakan metode Exponential Smoothing dibandingkan dengan metode Single Moving Averages dan Weighted Moving Averages. (2) Mengetahui adanya perbedaan hasil pengukuran kesalahan (error) peramalan dari ketiga metode peramalan tersebut. Metode peramalan yang digunakan untuk meramalkan penjualan produk brand Dadung adalah metode Single Moving Averages 3-bulanan dan 4-bulanan, Weighted Moving Averages 3-bulan terbobot dan 4-bulan terbobot, serta Exponential Smoothing . Untuk pengukuran kesalahan (error) peramalan menggunkan MAD dan MSE. Kemudian membandingkan hasil peramalan dengan ketige metode peramalan tersebut, untuk dicari metode peramalan yang memiliki kesesuaian antara pola distribusi nilai-nilai peramalan dengan pola historis data aktual penjualan dan yang memiliki tingkat MAD dan MSE terkecil. Dari data yang telah dianalisis, penulis dapat mengambil kesimpulan. Bahwa metode Exponential Smoothing memiliki kesesuaian atau menyerupai antara pola distribusi nilai-nilai peramalan dengan pola historis data aktual penjualan dan memiliki kesalahan (error) peramalan yang terkecil dengan MAD sebesar 3.051,8 pieces dan MSE sebesar 11.572.300 pieces. Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, maka PT. Mondrian sebaiknya menggunakan metode Exponential Smoothing dalam meramalkan penjualan produk brand Dadung, karena nilai-nilai peramalan memiliki kesesuaian atau menyerupai dengan pola historis data aktual penjualan dan memiliki tingkat kesalahan (error) peramalan MAD dan MSE terkecil. Kata kunci: peramalan, penjualan, kesesuaian, pengukuran kesalahan.
ii
ABSTRACT
Brand Product Sales Forecasting Analysis Dadung At PT. Mondrian Klaten
Nanda Muhammad Syarif F3507098
The aim of this research are (1) understand the suitability of the pattern of distribution of the values of the brand product sales forecasting Dadung with historical patterns of actual sales data when using Exponential smoothing method compared with the method of Single Moving Averages and Weighted Moving Averages. (2) Determine the differences in measurement error (error) prediction of the three forecasting methods. Forecasting methods used to forecast the sales of brand products is the method Dadung Single Moving averages three-monthly and fourmonthly, Weighted Moving Averages weighted three-month and fourmonth weighted, and Exponential Smoothing α = 0.5 and α = 0.9. For the measurement error is forecasting used MAD and MSE. Then compare the results with three forecasting methods for forecasting methods that have sought adjustment of the distribution pattern of forecast values with actual data and historical patterns of sales and who has the smallest rate of MAD and MSE. From the data have been analyzed, the author can draw conclusions. That the method of Exponential Smoothing α = 0.9 has the suitability or resembles the distribution pattern of forecast values with actual data and historical patterns of sales and has an error with the smallest forecast for 3051.8 MAD and MSE pieces of 11.5723 million pieces. Based on the results of those conclusions, then the PT. Mondrian should use the Exponential Smoothing method α = 0.9 in forecasting sales Dadung brand products, because these values have a fitness or resembles forecasting with historical patterns of actual sales data and has a margin of error is forecasting the smallest MAD and MSE. Keywords: forecasting, sales, compliance, measurement error.
ii iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan di sektor perdagangan dirasakan cukup pesat, salah satu faktor yang menjadi penyebab adalah meningkatnya permintaan
konsumen
Meningkatnya
untuk
permintaan
memenuhi
konsumen
kebutuhan
akan
barang
hidupnya. membuat
perusahaan semakin kreatif dalam produktivitas dan pemasarannya. Akan tetapi permintaan dari konsumen yang semakin meningkat itu tidak selalu sama dari waktu kewaktu, adakalanya permintaan tinggi, dan terkadang menunjukkan suatu penurunan. Fluktuasi permintaan konsumen
tersebut
dapat
disebabkan
oleh
beberapa
faktor,
diantaranya seperti pesaing, pemasok, pemerintah, krisis ekonomi, dan faktor lain yang tidak diduga sebelumnya, seperti peningkatan atau penurunan di sektor lain yang dapat mempengaruhi penjualan perusahaan. Kondisi permintaan konsumen yang fluktuatif tersebut membuat perusahaan dihadapkan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, untuk itu perlu bagi perusahaan melakukan suatu peramalan. Peramalan adalah seni dan ilmu yang memprediksi peristiwaperistiwa pada masa depan (Render dan Heizer, 2005:136). Peramalan merupakan salah satu peranan yang sangat penting dalam
1
perusahaan, misalnya pada bagian pemasaran yang selalu ingin mengetahui bagaimana volume penjualan suatu produk dimasa mendatang. Pada umumnya konsep pemasaran dalam suatu perusahaan tidak lain adalah untuk mengetahui besarnya volume penjualan. Dalam konsep pemasaran kemajuan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi dan penjualan produk. Penjualan merupakan kegiatan ekonomis dimana dengan penjualan sebuah perusahaan akan memperoleh hasil atau laba sesuai yang diinginkan. Dari keterangan tersebut maka terlihat betapa pentingnya fungsi penjualan bagi sebuah perusahaan, dan untuk mengetahui besarnya penjualan saat ini atau yang akan datang, sebuah perusahaan perlu untuk melakukan peramalan penjualan. Peramalan penjualan harus dibuat cermat, teliti dan dengan perhitungan yang baik dengan bantuan metode-metode peramalan yang ada. Walaupun pada dasarnya sebuah peramalan tidak selalu benar dan tepat, namun dengan metode peramalan yang tepat diharapakan akan memberikan suatu dasar analisa dan cara berfikir yang sistematis atas pemecahan suatu masalah. Untuk itu melalui analisa dengan metode peramalan, maka dapat menghindari jumlah persediaan yang menumpuk di gudang akibat produk tidak terjual atau kekurangan persediaan produk ketika ada kenaikan permintaan. Melalui peramalan penjualan, maka dapat direncanakan dengan baik
2
berapa jumlah produk yang harus disediakan untuk penjualan yang akan datang. Di Klaten terdapat perusahaan garment yang bergerak dalam bidang usaha pembuatan pakaian jadi, perusahaan ini adalah PT. Mondrian. PT. Mondrian adalah perusahaan yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh sekretaris perusahaan, Manager Umum dan Manager yang menangani Sistem Teknologi Informasi. Perusahaan ini memproduksi pakaian jadi dengan brands, diantaranya Dadung, Be-Gaya, Sekido dan Kabar. Dalam penelitian ini penulis ingin melakukan penelitian terhadap produk brand Dadung. Pemilihan produk brand Dadung didasarkan pada produk yang memiliki variasi mode, warna dan gambar yang beraneka macam sesuai perkembangan mode yang sedang digemari konsumen saat ini. Produk brand Dadung juga memiliki volume penjualan
yang
berfluktuasi
dari
bulan
ke
bulan,
sehingga
mengantarkan PT. Mondrian pada kondisi permintaan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Untuk itu PT. Mondrian perlu melakukan suatu peramalan penjualan guna menentukan berapa jumlah produk yang harus disediakan, sehingga dapat memperkecil resiko kerugian dengan pemilihan metode peramalan yang tepat. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul Tugas Akhir “ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK BRAND DADUNG PADA PT. MONDRIAN KLATEN”.
3
B. Rumusan Masalah Penulisan rumusan masalah digunakan penulis sebagai acuan dalam
rangka
melakukan
penelitian,
untuk
itu
penulis
ingin
mengangkat permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah pola distribusi nilai-nilai peramalan penjualan produk brand Dadung dengan metode Exponential Smoothing menunjukkan kesesuaian dengan pola historis data aktual penjualan apabila dibandingkan dengan metode Single Moving Averages dan Weighted Moving Averages? 2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran kesalahan (error) peramalan dari ketiga metode peramalan tersebut?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kesesuaian pola distribusi nilai-nilai peramalan penjualan produk brand Dadung dengan pola historis data aktual penjualan apabila menggunakan metode Exponential Smoothing dibandingkan dengan metode Single Moving Averages dan Weighted Moving Averages. 2. Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil pengukuran kesalahan (error) peramalan dari ketiga metode peramalan tersebut.
4
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis
Dapat memperoleh gambaran tentang dunia kerja secara langsung dari perusahaan yang diteliti. Serta dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah mengenai perencanaan penjualan dengan metode peramalan yang tepat pada sebuah perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai pengadaan jumlah produk brand Dadung yang akan disediakan untuk penjualan pada bulan berikutnya. 3. Bagi Pembaca Dapat memberi wawasan atau gambaran tentang peramalan penjualan pada sebuah perusahaan dengan metode peramalan yang tepat.
5
E. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk membantu menuturkan pemecahan masalah-masalah yang ada
berdasarkan
data,
menyajikan
data
penjualan
dan
menganalisis data penjualan dengan metode peramalan kemudian membuat kesimpulan. 2. Obyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Mondrian yang bergerak dibidang industri garment, dengan alamat Jl. KH. Hasyim Ashari, No.171 (By Pass) Mojayan, Klaten. PT. Mondrian merupakan perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dengan brands, diantaranya Dadung, Be-Gaya, Sekido dan Kabar. Pada penelitian ini, peneliti memilih penjualan brand
Dadung
sebagai
obyek
penelitian
untuk
melakukan
peramalan penjualan pada bulan berikutnya. Hal ini didasarkan karena produk brand Dadung memiliki variasi mode, warna dan gambar yang beraneka macam sesuai perkembangan mode yang sedang digemari konsumen saat ini, selain itu data aktual penjualan produk brand Dadung berfluktuasi dari bulan ke bulan.
6
3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis data : 1) Data kuantitatif adalah data yang berupa angka nominal dari perusahaan yang diteliti. Adapun data yang diperoleh yaitu a) Data penjualan produk brand Dadung pada PT. Mondrian selama bulan April 2009-Maret 2010. b) Data jumlah karyawan PT. Mondrian. 2) Data kualitatif adalah data yang dijelaskan secara deskriptif atau
beberapa
penjelasan
tentang
gambaran
umum
perusahaan. Adapun data yang diperoleh, yaitu : a) Produk yang dihasilkan oleh PT. Mondrian. b) Struktur organisasi perusahaan yang dimiliki oleh PT. Mondrian. c) Definisi perusahaan PT. Mondrian.
b. Sumber Data : 1) Data primer Yaitu
data
yang
diperoleh
secara
langsung
dari
sumbernya, ataupun diperoleh langsung dengan melakukan pengamatan, adapun data yang diperoleh berupa : a) Aktifitas dalam proses produksi. b) Komponen bahan-bahan dan alat-alat dalam proses produksi.
7
2) Data sekunder Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau data yang diperoleh dari catatan dan arsip perusahaan yang berhubungan dengan penelitian. Adapun data sekunder yang diperoleh dari perusahaan berupa : 1) Data penjualan produk brand Dadung pada bulan April 2009-Maret 2010. 2) Definisi perusahaan PT. Mondrian. 3) Riset kepustakaan hasil penelitian sebelumnya.
4. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada
objek
yang
diteliti
dan
mencatat
data-data
yang
diperlukan. b. Wawancara Yaitu dengan menyusun daftar pertanyaan yang disiapkan secara tertulis sebagai pedoman yang diajukan kepada pihak yang berwenang secara lisan.
8
5. Metode Analisis Data Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam peramalan yang akurat dan tepat. Pertama adalah pengumpulan data, data harus relevan agar peramalan yang dihasilkan bisa memberikan informasi yang akurat. Kedua adalah pemilihan metode yang tepat. Berdasarkan uraian diatas maka metode analisis data yang digunakan oleh penulis untuk peramalan penjualan produk brand Dadung pada PT. Mondrian Klaten adalah dengan metode Single Moving Averages, Weighted Moving Averages dan Exponential Smoothing. Sedangkan untuk menghitung kesalahan
(error)
peramalan yaitu dengan menggunakan MAD (Mean Absolute Devition) dan MSE (Mean Squere Error). a. Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Metode
Rata-rata
Bergerak
Tunggal
(Single
Moving
Averages). Single Moving Averages ini diperoleh dengan mengambil rata-rata dari beberapa data masa lalu yang terbaru. Tujuan utama dari metode ini adalah untuk mengurangi atau menghilangkan variasi acak permintaan dalam hubungannya
9
dengan waktu (Nasution, 2006:246). Menurut Gasperz (2005:87) model rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual permintaan yang baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan di masa yang akan datang, metode ini akan efektif apabila pola data tidak menunjukkan kecenderungan trend dari waktu kewaktu. Menurut Render dan Heizer (2005:143) Single Moving Averages adalah metode
peramalan
yang
menggunakan
rata-rata
dari
sejumlah data terkini untuk meramalkan periode mendatang. Secara matematis, Render dan Heizer (2005:143) menuliskan persamaan Single Moving Averages sebagai berikut:
Keterangan : Jumlah periode dalam rata-rata bergerak (periode yang digunakan pada penelitian ini adalah 3-bulanan dan 4-bulanan).
10
2) Metode Rata-rata Bergerak Terbobot (Weighted Moving Averages) Model
rata-rata
bergerak
terbobot
lebih
responsif
terhadap perubahan, karena data dari periode yang baru diberi bobot yang lebih besar (Gasperz, 2005:92). Pemilihan bobot merupakan hal yang tidak pasti (arbirter), karena tidak ada rumus untuk menetapkannya (Render dan Heizer, 2005:144).
Seperti
halnya
pada
rata-rata
bergerak
sederhana, metode ini akan efektif apabila pola data tidak menunjukkan kecenderungan trend dari waktu kewaktu (Gasperz, 2005:76). Secara matematis, Render dan Heizer (2005:144) menuliskan persamaan Weighted Moving Averages sebagai berikut:
Keterangan: (pembobot yang digunakan penulis dalam penilitian ini adalah 3-bulan terbobot dan 4-bulan terbobot).
11
3) Metode
Penghalusan
Eksponensial
(Exponential
Smoothing). Eksponential Smoothing adalah metode peramalan yang mudah digunakan dan efisien bila dilakukan dengan komputer, metode peramalan ini merupakan rata-rata bergerak dengan pembobotan dimana data diberi bobot oleh sebuah fungsi eksponensial (Render dan Heizer, 2005:145), Bobot yang digunakan disimbolkan dengan alpha ( ). Nilai alpha bisa ditentukan secara bebas, yang bisa mengurangi kesalahan (error) peramalan. Biasanya nilai alpha ( ) antara 0 sampai 1. Metode ini akan efektif apabila pola data tidak menunjukkan kecenderungan trend dari waktu kewaktu (Gasperz, 2005:76). Secara matematis, Render dan Heizer (2005:146) menuliskan persamaan Exponential Smoothing sebagai berikut:
Keterangan: = Ramalan baru. = Ramalan sebelumnya. = Konstanta penghalusan antara 0-1, dimana dalam penelitian ini penulis menggunakan ( ).
12
= Penjualan produk brand Dadung periode sebelumnya.
b.
Metode pengukuran kesalahan peramalan (Forecast Error) yang digunakan adalah: 1) Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation=MAD). MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu, tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan kenyataannya (Nasution, 2006:240). Menurut Render dan Heizer, (2005:148) MAD adalah sebuah ukuran untuk kesalahan menyeluruh untuk suatu model. Secara matematis, Render dan Heizer (2005:148) merumuskan persamaan MAD sebagai berikut:
Keterangan: = Data aktual penjualan produk brand Dadung periode ke . = Peramalan penjualan produk brand Dadung periode ke . = Jumlah periode peramalan (banyaknya data).
13
2) Rata-rata kuadrat kesalahan (Mean Square Error=MSE) MSE merupakan metode alternatif dalam suatu metode kesalahan peramalan. Menurut Render dan Heizer (2005:149) MSE adalah rata-rata perbedaan kuadrat antara nilai yang diramal dengan nilai yang diamati. Secara matematis, Render dan Heizer (2005:150) merumuskan persamaan MSE sebagai berikut:
Keterangan: = Data aktual penjualan produk brand Dadung periode ke . = Peramalan penjualan produk brand Dadung periode ke . = Jumlah periode peramalan (banyaknya data).
14
F. Kerangka Pemikiran
Data Historis Data penjualan produk brand Dadung pada bulan sebelumnya
Penentuan Metode Peramalan Single Moving Averages, Weighted Moving Averages, dan Exponential Smoothing.
Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan Mencari kesalahan (error) peramalan dari masing-masing metode peramalan
Penentuan Metode Peramalan yang Tepat Dipilih metode yang memiliki kesamaan antara pola distribusi nilai-nilai peramalan dengan pola distribusi data aktual penjualan dan yang memiliki kesalahan (error) peramalan terkecil
Keputusan
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
15
Keterangan: Produk brand Dadung memiliki volume penjualan yang berfluktuasi dari bulan kebulan, sehingga mengantarkan PT. Mondrian pada kondisi permintaan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Untuk itu PT. Mondrian perlu melakukan suatu peramalan penjualan guna menentukan berapa jumlah produk yang harus disediakan, sehingga dapat memperkecil resiko kerugian dengan pemilihan metode peramalan yang tepat. Dalam membuat peramalan diperlukan data historis pada periode sebelumnya, data periode sebelumnya digunakan untuk meramalkan periode yang akan datang. Selanjutnya untuk menghitung data tersebut digunakan tiga metode, yaitu Single Moving Averages (3bulanan dan 4-bulanan), Weighted Moving Averages (3-periode terbobot (
dan
4-periode
terbobot),
Exponential
Smoothing
. Dari hasil peramalan dapat diketahui nilai
penjualan produk brand Dadung pada bulan berikutnya dan pola distribusi nilai-nilai peramalan. Selanjutnya membandingkan pola distribusi nilai-nilai peramalan dengan pola historis data aktual penjualan, untuk menentukan kesesuaian dari nilai-nilai peramalan dengan pola historis data aktual penjualan. Dari hasil peramalan tersebut kemudian dicari perbedaan hasil kesalahan (error) peramalan dari masing-masing metode peramalan. Metode pengukuran kesalahan (error) peramalan yang digunakan
16
adalah MAD (Mean Absolute Deviation) dan MSE (Mean Square Error). Selanjutnya memilih metode peramalan yang paling tepat, untuk mengetahui metode peramalan yang paling tepat dapat dicari dengan memilih metode yang memiliki kesesuaian antara pola distribusi nilainilai peramalan dan data aktual penjualan, serta yang memiliki tingkat kesalahan (error) peramalan terkecil. Dengan adanya peramalan tersebut diharapkan dapat memberikan kemudahan untuk mengetahui jumlah permintaan konsumen, sehingga dapat dijadikan dasar untuk perencanaan produksi oleh Manajer perusahaan dalam memproduksi produk brand Dadung pada bulan berikutnya.
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Peramalan Adapun pengertian peramalan menurut pendapat beberapa ahli, diantaranya: a. Menurut Render dan Heizer (2005:136) peramalan adalah seni dan ilmu yang memprediksi peristiwa-peristiwa pada masa depan. b. Peramalan adalah suatu cara untuk mengukur atau menaksir kondisi bisnis pada masa mendatang (Gunawan dan Marwan, 2004:148). c. Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan dimasa mendatang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang maupun jasa (Nasution, 2006:235). d. Menurut Gasperz (2005:71) peramalan adalah merupakan suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel peramal, sering berdasarkan pada data deret waktu historis.
18
e. Peramalan adalah perhitungan yang obyektif dengan menggunakan data-data masa lalu, untuk menentukan sesuatu dimasa yang akan datang (Pontas Pardede, 2005:24). Berdasarkan pengertian yang dipaparkan oleh beberapa ahli diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian peramalan adalah suatu cara untuk memprediksikan peristiwa yang belum terjadi, dengan tujuan memperkirakan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan dengan selalu memerlukan data-data di masa lalu. Sehingga diharapakan kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa
yang
tidak
sesuai dengan
tujuan
yang
diharapkan dapat segera diantisipasi.
B. Tujuan Peramalan Menurut Gasperz (2005:75) tujuan peramalan adalah untuk meramalkan permintaan dan item-item independent demand dimasa yang akan datang. Sedangkan menurut Subagyo (2002:01) tujuan peramalan adalah mendapatkan peramalan yang bisa meminimalkan kesalahan meramal (forecast error) yang bisa diukur dengan Mean Absolute Error (MAD) dan Mean Squared Error (MSE). Dengan adanya peramalan ini berarti manajemen perusahaan telah mendapatkan gambaran penjualan dimasa yang akan datang, sehingga manajemen perusahaan dapat memperoleh masukan yang sangat berarti dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan.
19
C. Tahap-tahap Peramalan Menurut Gasperz (2005:74) terdapat sembilan langkah yang harus diperhatikan dalam menjamin efektivitas dan efisiensi dari sistem peramalan, diantaranya: a.
Menentukan tujuan dari peramalan.
b.
Memilih item independent demand yang akan diramalkan.
c.
Menentukan horizon waktu peramalan (apakah jangka panjang, jangka menengah atau jangka pendek).
d.
Memilih model-model peramalan.
e.
Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan.
f.
Validasi model peramalan.
g.
Membuat peramalan.
h.
Implementasi hasil peramalan.
i.
Memantau keandalan hasil peramalan.
D. Jenis-jenis Peramalan a.
Menurut Render dan Heizer (2005:138) peramalan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : 1) Peramalan Ekonomi Peramalan ekonomi membahas siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, suplai uang permulaan perumahan, dan indikator-indikator perencanaan lain.
20
2) Peramalan Teknologi Peramalan teknologi berkaitan dengan tingkat kemajuan teknologi, yang akan melahirkan produk-produk baru yang mengesankan, membutuhkan pabrik, dan peralatan baru. 3) Peramalan Permintaan Peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan untuk produk atau jasa perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan mengarahkan produksi, kapasitas dan sistem
penjadwalan
perusahaan
dan
bertindak
sebagai
masukan untuk perencanaan keuangan, pemasaran, keuangan, dan personalia. Selain itu, Nasution (2006:236) membedakan peramalan dalam hubungannya dengan horizon waktu menjadi tiga kelompok waktu, yaitu: 1) Peramalan jangka panjang Peramalan jangka panjang pada umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramalan ini digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya. 2) Peramalan jangka menengah Peramalan jangka menengah pada umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalan ini lebih mengkhusus dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk
21
menentukan
aliran
kas,
perencanaan
produksi,
dan
penentuan anggaran. 3) Peramalan jangka pendek Peramalan jangka pendek pada umumnya 1 sampai 5 minggu.
Peramalan
ini
digunakan
untuk
mengambil
keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan lain-lain keputusan control jangka pendek.
E. Metode Peramalan Dalam proses peramalan yang akurat dan bermanfaat, selain mengandalkan pengumpulan data yang relevan juga diperlukan metode-metode peramalan yang tepat. Menurut Render dan Heizer (2005:140)
terdapat
dua
pendekatan
yang
digunakan
dalam
peramalan, yaitu: a. Pendekatan Kualitatif Yaitu pendekatan peramalan yang menggabungkan faktorfaktor penting seperti instuisi pengambilan keputusan, pengalaman pribadi, emosi dan sistem nilai (Render dan Heizer, 2005:140). Menurut Render dan Heizer (2005:140) dalam pendekatan kualitatif terdapat lima teknik peramalan, yaitu:
22
1) Juri dari opini eksekutif Metode ini mengambil opini dari sekelompok kecil manajer tingkat tinggi, seringkali dikombinasikan dengan model-model statistik, dan menghasilkan estimasi permintaan kelompok. 2) Gabungan armada penjualan Dalam pendekatan ini, setiap wiraniaga mengestimasi jumlah penjualan di wilayahnya, ramalan ini kemudian dikaji ulang
untuk
meyakinkan
kerealistisannya,
kemudian
dikombinasikan pada tingkat provinsi dan nasional untuk mencapai ramalan secara menyeluruh. 3) Metode Delphi Teknik
peramalan
dimana
suatu
proses
kelompok
mengizinkan para ahli, yang mungkin tinggal diberbagai tempat, untuk membuat suatu peramalan. 4) Survey pasar konsumen Metode
peramalan
yang
menerima
masukan
dari
konsumen tanpa melihat rencana pembelian masa depannya. b. Pendekatan Kuantitatif Yaitu pendekatan peramalan yang menggunakan satu atau lebih model matematis, dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat, untuk meramalkan permintaan (Render dan Heizer, 2005:140).
23
Menurut Render dan Heizer (2005:141) peramalan kuantitatif dikelompokan kedalam dua model, yaitu: 1)
Model Seri Waktu (Time Series) Metode
time
series
adalah
teknik
peramalan
yang
menggunakan sekumpulan data masa lalu untuk melakukan peramalan (Render dan Heizer, 2005:141). Pengolahan data kuantitatif dari seri waktu, dapat dilakukan dengan empat metode (Render dan Heizer, 2005:141), yaitu: a) Pendekatan Naif (Naive Method) Metode
peramalan
yang
mengasumsikan
bahwa
permintaan pada periode berikutnya adalah sama dengan permintaan dalam periode sebelumnya. b) Metode
Rata-rata
Bergerak
Tunggal
(Single
Moving
diperoleh
dengan
Averages) Single
Moving
Averages
ini
mangambil rata-rata dari beberapa data masa lalu yang terbaru. Tujuan utama dari metode ini adalah untuk mengurangi atau menghilangkan variasi acak permintaan dalam hubungannya dengan waktu (Nasution, 2006:246). Menurut Gasperz (2005:87) model rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual permintaan yang baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan di masa yang akan datang, metode ini akan efektif apabila
24
pola data tidak menunjukkan kecenderungan trend dari waktu kewaktu. Menurut Render dan Heizer (2005:143) Single Moving Averages adalah metode peramalan yang menggunakan rata-rata dari sejumlah data terkini untuk meramalkan periode mendatang. Secara matematis, Render dan Heizer (2005:143) menuliskan persamaan Single Moving Averages sebagai berikut:
Keterangan: = Jumlah periode dalam rata-rata bergerak. c) Metode Rata-rata Bergerak Terbobot (Weighted Moving Averages) Model
rata-rata
bergerak
terbobot
lebih
responsif
terhadap perubahan, karena data dari periode yang baru diberi bobot yang lebih besar (Gasperz, 2005:92). Pemilihan bobot merupakan hal yang tidak pasti (arbirter), karena tidak ada rumus untuk menetapkannya (Render dan Heizer, 2005:144).
Seperti
halnya
pada
rata-rata
bergerak
sederhana, metode ini akan efektif apabila pola data tidak
25
menunjukkan kecenderungan trend dari waktu kewaktu (Gasperz, 2005:76). Secara matematis, Render dan Heizer (2005:144) menuliskan persamaan Weighted Moving Averages sebagai berikut:
d) Metode Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing) Eksponential Smoothing adalah metode peramalan yang mudah digunakan dan efisien bila dilakukan dengan komputer, metode peramalan ini merupakan rata-rata bergerak dengan pembobotan dimana data diberi bobot oleh sebuah fungsi eksponensial (Render dan Heizer, 2005:145), Bobot yang digunakan disimbolkan dengan alpha ( ). Nilai alpha bisa ditentukan secara bebas, yang bisa mengurangi kesalahan (error) peramalan. Biasanya nilai alpha ( ) antara 0 sampai 1. Metode ini akan efektif apabila pola data tidak menunjukkan kecenderungan trend dari waktu kewaktu (Gasperz, 2005:76).
26
Secara matematis, Render dan Heizer (2005:146) menuliskan persamaan Exponential Smoothing sebagai berikut:
Keterangan: = Ramalan baru = Ramalan sebelumnya = Konstanta penghalusan = Permintaan aktual periode sebelumnya
e) Metode Proyeksi Trend (Trend Projection) Proyeksi trend adalah teknik mencocokan garis trend kerangkaian
titik
dan
data
historis
dan
kemudian
memproyeksikan garis itu ke dalam ramalan jangkamenengah hingga jangka-panjang (Render dan Heizer, 2005:156).
Model
ini
dipergunakan
sebagai
model
peramalan apabila pola historis dari data aktual permintaan menunjukkan adanya suatu kecenderungan trend atau menaik dari waktu kewaktu (Gasperz, 2005:102). Secara matematis, Render dan Heizer (2005:156) menuliskan persamaan Trend Projection sebagai berikut:
27
nilai
diperoleh dengan:
Sedangkan nilai
diperoleh dengan:
Keterangan: = Nilai variabel tidak bebas = Perpotongan sumbu y = Kelandaian garis regresi = Nilai variabel bebas (dalam hal ini waktu) 2) Model kausal Model peramalan kausal mengembangkan suatu model sebab-akibat antara permintaan yang diramalkan dengan variabel-variabel lain yang dianggap berpengaruh (Nasution, 2006:251). Adapun salah satu teknik kausal yang bisa digunakan adalah regresi linear sederhana. Regresi Linear sederhana dalah model peramalan yang sama yang kita gunakan dalam
metode kuadrat kecil dari
proyeksi trend. Variabel-variabel tidak bebas yang akan diramal tetap
. Namun sekarang variabel bebas
bukan lagi waktu,
28
melainkan variabel yang berkaitan dengan variabel
(Render
dan Heizer, 2005:165). Sebagai contoh: permintaan akan baju baru mungkin berhubungan dengan banyaknya populasi, pendapatan masyarakat, jenis kelamin,dan budaya daerah. Secara
matematis,
Render
dan
Heizer
(2005:165)
menuliskan persamaan Regresi Linear sebagai berikut:
nilai
diperoleh dengan:
Sedangkan nilai
diperoleh dengan:
Keterangan: = Nilai variabel tidak bebas = Perpotongan sumbu y = Kelandaian garis regresi = Nilai variabel bebas
29
F. Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan Menurut Nasution (2006:240) pengukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan adalah ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Menurut Nasution (2006:240) ada empat metode yang
biasa
digunakan
untuk
mengevaluasi
kesalahan
(error)
peramalan, diantaranya: a. Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation = MAD) MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu, tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan kenyataannya (Nasution, 2006:240). Menurut Render dan Heizer, (2005:148) MAD adalah sebuah ukuran untuk kesalahan menyeluruh untuk suatu model. Secara
matematis,
Render
dan
Heizer
(2005:148)
merumuskan persamaan MAD sebagai berikut:
Keterangan: = Data periode ke = Peramalan periode ke = Jumlah periode peramalan (banyaknya data)
30
b. Rata-rata kuadrat kesalahan (Mean Square Error = MSE) MSE merupakan metode alternatif dalam suatu metode kesalahan peramalan. Menurut Render dan Heizer (2005:149) MSE adalah rata-rata perbedaan kuadrat antara nilai yang diramal dengan nilai yang diamati. Secara
matematis,
Render
dan
Heizer
(2005:150)
merumuskan persamaan MSE sebagai berikut:
Keterangan: = Data periode ke = Peramalan periode ke = Jumlah periode peramalan (banyaknya data)
c. Rata-rata Kesalahan Peramalan (Mean Forecast Error = (MFE) MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalan tidak bias maka nilai MFE akan mendekati nol. MFE dihitung dengan menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama periode peramalan dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis (Nasution, 2006:240), merumuskan MFE sebagai berikut:
31
Keterangan: = Data periode ke = Peramalan periode ke = Jumlah periode peramalan (banyaknya data) d. Rata-rata
Presentase
Kesalahan
Absolute
(Mean
Absolute
Percentage Error = MAPE) MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih berarti dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Secara matematis, (Nasution, 2006:241) merumuskan MAPE sebagai berikut:
Keterangan: = Data periode ke = Peramalan periode ke = Jumlah periode peramalan (banyaknya data)
32
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat PT. Mondrian PT. Mondrian yang dijadikan obyek penelitian ini adalah sebuah perusahaan garmen yang bergerak dalam bidang usaha pembuatan pakaian jadi dengan bahan baku utama knitting (rajut). PT. Mondrian didirikan pada tanggal 19 Desember 1992 oleh beberapa orang pendiri, diantaranya: a.
Bapak Edy widyanto
b.
Bapak Hartono
c.
Bapak Harri Pramono
d.
Bapak Bambang Dwi Purnomo
e.
Bapak Endra Sutapa
f.
Ibu Fr. Kiswari Perusahaan ini dipimpin oleh Bapak Harri Pramono yang
menjabat
sebagai
Direktur
Utama.
Pada
tahun
berdirinya,
perusahaan ini masih berbentuk usaha perorangan dengan nama Mondrian. Seiring dengan perkembangan perusahaan, maka pada tanggal 1 April 1997 perusahaan berubah dari usaha perorangan menjadi perusahaan berbadan hukum tetap dengan nama PT. Mondrian. Perusahaan ini telah mendapat pengesahan dari
33
Departemen Perindustrian dan Perdagangan dengan no. 107/KDP 11-11/3 UTDI/IV/97. Pada saat ini PT. Mondrian dimiliki oleh beberapa pemegang saham sebagai berikut: a.
Bapak Edy Widyanto
b.
Bapak Harri Pramono
c.
Bapak Bambang Dwi Purnomo
d.
Bapak Endra Sutapa
e.
Bapak Ardi Wijaya
f.
Ibu Fr. Kiswari Pada saat ini pemimpin tertinggi adalah Bapak Edy Widyanto
yang menjabat sebagai Presiden Komisaris dan Bapak Harri Pramono sebagai Direktur Utama. Perusahaan ini didirikan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut: a.
Bapak Edy Widyanto dan Bapak Harri Pramono adalah praktisi bisnis dibidang garmen dan sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun.
b.
Bapak Hartono, Bapak Bambang Dwi Purnomo dan Bapak Endra Sutapa adalah seniman alumnus dari Institut Seni Indonesia yang berpengalaman dalam bidang desain.
c.
Banyaknya tenaga ahli dibidang konveksi yang berada didaerah Klaten dan sekitarnya.
d.
Meningkatnya jumlah kebutuhan pakaian khususnya T-shirt, seiring dengan pertumbuhan penduduk yang cepat.
34
e.
Tersedianya modal awal dan tempat usaha. Latar belakang nama Mondrian sebagai nama perusahaan
adalah: a.
Mondrian diambil dari nama seorang pelukis besar dalam sejarah senirupa yaitu Piet Mondrian. Karya-karya Piet Mondrian merupakan dasar perkembangan senirupa modern sehingga nama tersebut sangat dikenal
dalam kancah
perkembangan senirupa. b.
Nama Piet Mondrian kemudian disepakati sebagai nama perusahaan dengan harapan produk-produk dari PT. Mondrian juga dikenal luas dan dijadikan sebagai acuan trend atau sebagai trendsetter produk pakaian jadi.
c. Nama Piet Mondrian diharapkan memberikan atmosfer seni dan desain bagi karyawan dan konsumen. d.
Untuk kepentingan pemasaran maka nama Piet Mondrian hanya diambil nama belakangnya saja yaitu Mondrian. Hal ini didasari oleh pertimbangan agar mudah dibaca, mudah dikenal dan mudah diingat oleh masyarakat dan konsumen.
2. Visi, Misi dan Goals Perusahaan PT. Mondrian mempunyai visi sebagai suatu gambaran masa depan organisasi dan harapan pemimpin organisasi. Adapun visi PT. Mondrian adalah “To be market leader, good quality & excelent services”. Sedangkan misinya sebagai berikut:
35
a.
Menyediakan produk fashion yang inovatif dan memiliki daya saing
b.
Memberikan hasil investasi terbaik kepada pemegang saham
c.
Memberikan layanan distribusi dengan cepat dan tepat
d.
Mengembangkan pasar modern
e.
Membangun SDM perusahaan sehingga menjadi Human Capital
f.
Berperan
aktif
dan
kemasyarakatan,
sentral
sebagai
dalam
bentuk
kegiatan Corporate
sosial Social
Responsibility (CSR). Goals atau tujuan dari perusahaan adalah: a.
b.
Financials : 1. Total sales
: Rp 55.767.863.530,79
2. Earning after tax (EAT)
: Rp 7.023.368.539,69
3. Return on investment (ROI)
: 3%
Non-Financials : 1. Brand Dadung mencapai tahap awareness. 2. Masuk peringkat tiga besar market share di existing Department Store. 3. Produk Brand Dadung sebagai sarana aktualisasi diri dan life style yang spesifik bagi anak muda. 4. Efektivitas penjualan di Department Store minimal mencapai 30%, artinya dari rata-rata total stok yang tersedia di counter setiap bulan harus terjual minimal 30%.
36
3. Lokasi Perusahaan Pada saat awal berdiri tahun 1992, PT. Mondrian menempati lokasi di Jalan Manahan Kav. 3-13, Jonggrangan, Klaten Utara. Perusahaan ini menempati areal seluas ± 2.400 m². Lokasi yang ditempati berada ditengah-tengah perumahan rakyat dan bukan merupakan kawasan industri. Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya pada tanggal 1 Juli 1999 perusahaan memutuskan untuk memindahkan lokasi perusahaan dengan ijin tempat usaha Nomor 503/1071/1999
yang
dikeluarkan
oleh
Pemda
Klaten
dan
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, didirikanlah lokasi perusahaan yang baru dengan areal seluas 8.640 m² di Jalan K.H. Hasyim Ashari No. 171, Mojayan (BY Pass) Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah. Dasar-dasar pertimbangan pemilihan lokasi tersebut adalah: a.
Lokasi yang baru berada pada zona industri di Kabupaten Klaten.
b.
Berada dipinggir jalan raya (By Pass) Jogja-Solo, sehingga mudah
diakses
oleh
supplier
maupun
konsumen
dan
memudahkan proses distribusi. c.
Banyak ahli desain dan tenaga kerja yang lain dengan upah yang relatif masih murah.
d.
Memanfaatkan dan memperdayakan potensi daerah dengan membuka
lapangan
kerja
khususnya
bagi
masyarakat
Kabupaten Klaten.
37
4. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan dibuat untuk mengetahui sistem pengorganisasian perusahaan tersebut. Fungsi pengorganisasian dalam perusahaan tersebut adalah mengatur jalannya perusahaan secara bersama sehingga dapat mencapai sasaran perusahaan. Struktur organisasi akan mengggambarkan secara skematis tentang bagian-bagian tugas dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian atau antar departemen yang ada. Dengan demikian perusahaan memiliki garis komando yang jelas untuk seluruh karyawan. Sejak mulai berdiri pada tahun 1992, struktur organisasi PT. Mondrian sudah mengalami beberapa perubahan sesuai dengan strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Adapun struktur organisasi PT. Mondrian untuk tahun 2010 adalah:
38
KOMISARIS UTAMA
DIREKTUR UTAMA SEKRETARIS DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR BOD
DIREKTUR PRODUK
DIREKTUR DISTRIBUSI
DIREKTUR PRODUKSI
DIREKTUR AKSELERASI
DIREKTUR MARKETING
GM EXPORT
KEUANGAN
KONSINYASI
MIS
GM LOKAL
PEMBELIAN
MANAJER UMUM
PERSONALIA
HRD
KENDARAAN
KEAMANAN
RT
SARASI
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Mondrian Klaten
39
PT. Mondrian dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu oleh sekretaris perusahaan, Manager Umum dan Manager yang menangani Sistem Teknologi Informasi. Sedangkan Direktur pada bagian lain membawahi dan memimpin bagian masingmasing serta mempunyai keterkaitan satu sama lain sehingga tercipta satu kesatuan yang utuh. Tugas
dan
wewenang
jabatan
dari
struktur
organisasi
PT. Mondrian adalah: a. Komisaris Utama Tugas dan tanggung jawab Komisaris Utama adalah: 1) Mengawasi dan menertibkan pelaksanaan untuk mencapai tujuan perusahaan. 2) Merumuskan strategi perusahaan dan membuat kebijakan. 3) Merencanakan kegiatan jangka panjang, mengawasi dan mengkoordinasi seluruh kegiatan dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. b. Direktur Utama 1) Perencanaan Tugas awal Direktur Utama adalah menyusun rencana strategis menyeluruh di dalam perusahaan yaitu: a) Menentukan waktu pelaksanaan rencana kerja. b) Menetukan siapa pelaksana rencana kerja tersebut. c) Menentukan kebijaksanaan.
40
d) Menentukan target penjualan. 2) Pengorganisasian Suatu teamwork yang bertanggung jawab tugas masingmasing. Dalam hal ini Direktur Utama yang berwenang dalam pembagian tugas dan tanggung jawab kepada karyawan. 3) Pengarahan Setelah
rencana
strategis
tersusun
dan
struktur
organisasi terbentuk, maka tugas Direktur Utama selanjutnya adalah memberikan pengarahan tentang cara pelaksanaan rencana kerja yang tersusun dan memotivasi kepada bawahan agar segala rencana dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan bermutu tinggi. 4) Pengawasan Direktur utama melakukan pengawasan terhadap kinerja para karyawan dalam melaksanakan tugasnya masingmasing sehingga organisasi dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. c. Manager Umum Tugas dan tanggung jawab Manager Umum adalah: 1) Mendukung program kerja perusahaan yang telah ditetapkan baik
dari
segi
Sumber
Daya
Manusia,
penyediaan,
kendaraan, lokasi dan gudang.
41
2) Menciptakan hubungan kerja yang harmonis. 3) Menciptakan lingkungan kerja yang bersih, nyaman dan aman. 4) Bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Dalam menjalankan tugasnya Manager Umum dibantu oleh: a) Kepala Personalia, bertugas menjalankan pekerjaan yang menyangkut kepegawaian, rencana kerja dan administrasi
umum
sesuai
dengan
kebijaksanaan
perusahaan. b) HRD, bertugas meningkatkan kinerja karyawan dengan memberikan pelatihan khusus agar kinerja karyawan bias maksimal dan bertugas menyeleksi tenaga kerja yang masuk. c) Kepala keamanan, bertanggungjawab atas keamanan lingkungan perusahaan. d) Kepala
kendaraan,
bertanggungjawab
atas
kondisi
kendaraan yang digunakan untuk kelancaran kegiatan perusahaan. e) Kepala rumah tangga bertanggungjawab atas kebersihan dan kenyamanan perusahaan. f) Sarasi, bertugas memeriksa dan memperbaiki mesin produksi yang rusak.
42
d. Sekretaris 1) Menyiapakan acara kerja Direktur Utama. 2) Melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan surat menyurat. 3) Mengadakan
hubungan
dengan
instansi
lain
yang
berhubungan dengan perusahaan. 4) Dalam keadaan tertentu dapat mewakili Direktur Utama. e. Direktur BOD ( Business Operation Director) Mewakili wewenang untuk mengatur dan mengawasi kerja Direktur Produksi, Direktur Distribusi dan Direktur Promosi. Kinerja ketiga Direktur tersebut dikoordinasi oleh Business Operation Director. BOD tersebut harus memberikan laporannya secara berkala kepada Direktur Utama. 1) Direktur Produk Bertugas menerima dan mengatur pelaksanaan order dari konsumen berupa desing dan karakteristik produk. Order tersebut diimplementasi kepada perusahaan. 2) Direktur Distribusi Mengatur dan memantau segala kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan penjualan dan distribusi produk agar diteriam baik oleh konsumen.
43
3) Direktur Promosi Bertugas untuk mengatur segala kegiatan promosi kepada konsumen dan survey ke tempat-tempat yang memungkinkan untuk memperluas pamasaran produk. f. Direktur Akselerasi Mewakili wewenang untuk mengatur dan mengawasi kerja bagian: 1) Keuangan a) Mengelola keuangan perusahaan. b) Melakukan pembukuan sekaligus menyusun laporan keuangan. c) Mengendalikan segala pengeluaran perusahaan. 2) Konsinyasi Bertugas untuk mengendalikan sirkulasi uang kaitannya dengan penjualan barang secara kredit. 3) MIS (Manager Information System) a) Membuat suatu sistem komputer bagi perusahaan sehingga mempermudah segala aktifitas yang dilakukan perusahaan. b) Melindungi dan melakukan perawatan jaringan atau sistem komputer perusahaan. c) Menampung segala data dan informasi baik dari dalam maupun dari luar perusahaan melalui jaringan komputer.
44
4) Pembelian a) Menyediakan segala kebutuhan perusahaan baik untuk keperluan kantor maupun operasional produksi. b) Mengadakan hubungan dengan supplier. g. Direktur Produksi Tugas dan tanggung jawab Direktur Produksi adalah: 1) Memproduksi barang untuk didistribusikan dan dari order konsumen. 2) Bertanggungjawab
atas
mutu
hasil
produksi
dan
mempercepat inovasi terbaru. 3) Mengadakan pengawasan kualitas barang yang dihasilkan. a) GM Export Bertugas mengawasi dan mengatur proses produksi mulai dari persiapan sampai dengan bagian finishing barang yang akan di ekspor. b) GM Lokal Bertugas mengawasi dan mengatur proses produksi mulai dari persiapan sampai dengan bagian finishing barang yang akan dijual di Indonesia.
45
5. Personalia a. Tenaga Kerja Tingkat pendidikan tenaga kerja di PT. Mondrian saat ini, dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Tingkat Pendidikan Karyawan PT. Mondrian No
Pendidikan
Jumlah Karyawan
Presentase (%)
1
SD
60
5.62%
2
SMP
204
19.10%
3
SMU
655
61.33%
4
D1
11
1.03%
5
D2
2
0.19%
6
D3
57
5.33%
7
S1
77
7.21%
8
S2
2
0.19%
1068
100%
Jumlah
Sumber : PT.Mondrian
Berdasarkan tabel 3.1 pendidikan karyawan PT. Mondrian yang paling banyak adalah lulusan SMU yaitu 655 karyawan dengan presentase 61.33 %. Penggolongan karyawan di PT. Mondrian dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: 1) Karyawan Tetap Adalah karyawan yang telah diangkat sebagai karyawan tetap dan mendapatkan gaji secara bulanan. 2) Karyawan Harian Adalah
karyawan
yang
belum
diangkat
sebagai
karyawan tetap, namun telah dipekerjakan secara rutin dan 46
mendapatkan gaji secara harian dan diberikan pada akhir minggu berjalan. 3) Karyawan Borongan Adalah karyawan yang menerima gaji sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan, semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan maka semakin besar pula gaji yang diterima. b. Jam Kerja Jam kerja dan jam istirahat karyawan yang diterapkan oleh PT. Mondrian adalah : 1) PT. Mondrian beroperasi selama 6 hari jam kerja dalam satu minggu mulai dari hari senin sampai dengan sabtu. 2) Jam kerja untuk hari senin sampai jumat adalah pukul 07.30 - 15.30 WIB, kecuali jam kerja untuk hari sabtu pukul 07.30 – 15.30 WIB. 3) Waktu istirahat dimulai pukul 12.00 – 12.45 WIB, kecuali hari jumat dimulai pukul 11.30 – 13.00 WIB. Sedangkan hari sabtu tidak ada jam istirahat, karena hanya diberlakukan setengah hari kerja. c. Tata Tertib kerja 1) Berada ditempat kerja masing-masing 10 menit sebelum jam kerja dimulai dan menjalankan tugas-tugasnya pada waktu bel kedua berbunyi dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab.
47
2) Melaksanakan
absensi
sendiri
pada
mesin
absensi
elektronik, saat akan masuk kerja dan pulang kerja. 3) Seluruh karyawan di bagian produksi diwajibkan masuk ke ruang kerja pada hari senin – sabtu, paling cepat 15 menit sebelum jam kerja dimulai dan paling lambat 2 menit sebelum jam kerja dimulai. 4) Seluruh karyawan di bagian produksi setelah istirahat diwajibkan masuk keruang kerja pada hari senin-sabtu, paling cepat 15 menit sebelum jam kerja dimulai dan paling lambat 2 menit sebelum jam kerja dimulai. 5) Memberitahu bagian personalia melalui petugas satpam paling lambat 24 jam setelah tidak dapat masuk karena over mach (kecelakaan, sakit) dan force major (bencana alam) 6) Memberitahu direktorat yang bersangkutan melalui petugas satpam paling lambat 5 menit sebelum jam kerja dimulai, apabila mengalami hambatan dalam perjalanan sehingga terlambat masuk kerja, bukan karena faktor over mach dan force major. d. Kesejahteraan Karyawan PT. Mondrian meningkatkan kesejahteraan dan memberikan motivasi kerja, serta memberikan jaminan sosial dan fasilitas kerja diantaranya sebagai berikut: 1) Perusahaan mengikutsertakan tenaga kerjanya menjadi peserta program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sesuai 48
ketentuan Undang-Undang No. 01 tahun 1992 Junto Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993. 2) Seluruh karyawan diikutsertakan dalam wadah SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia). 3) Karyawan yang mendapat musibah, misalnya kematian anak, istri, suami mendapat bantuan social dan uang duka dari perusahaan. 4) Karyawan yang melahirkan mendapat cuti dan sumbangan sekedarnya dari perusahaan. 5) Apabila pekerja tertimpa kecelakaan kerja, maka segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan. 6) Karyawan tetap mendapat seragam dari perusahaan. 7) Karyawan akan mendapat tunjangan hari raya lebaran dan natal. 8) Perusahaan juga menyediakan fasilitas- fasilitas lain guna memberikan kenyamanan dan kesehatan bagi karyawan antara lain: kantin, tempat parkir, mushola, poliklinik dan loker untuk menyimpan barang pribadi. e. Perekrutan Tenaga Kerja Sistem recruitment dan pengelolaan SDM di PT. Mondrian dimulai dengan penyebaran informasi penerimaan karyawan baru melalui beberapa media seperti surat kabar, radio, dan kampus-kampus yang terkait dengan spesifikasi terhadap surat lamaran dan diadakan wawancara terhadap calon karyawan.
49
Apabila calon karyawan dinyatakan lulus wawancara maka akan dilanjutkan dengan serangkaian test sesuai dengan bidang masing-masing. Calon karyawan yang dinyatakan lulus test akan menjalani masa job training kurang lebih tiga bulan sebelum diangkat menjadi karyawan tetap.
6. Aspek Produksi a. Bahan Baku dan Bahan Penolong 1) Bahan baku Dalam melakukan kegiatan produksinya PT. Mondrian menggunakan bahan baku sebagai berikut: cotton combed 20 S, cotton combed 24 S, CVC 20 S, TC toton, babyterry, diadora, rayon spandex, cotton spandex, grimis spandex, laxos CVC. 2) Bahan penolong Selain bahan baku, perusahaan juga menggunakan beberapa bahan penolong sebagai berikut: benang katun, benang polyster, kain keras, kain kapas, kancing, zipper, dan label. b. Alat –alat produksi 1) Mesin jahit Digunakan untuk menjahit kain-kain yang dipotong sesuai dengan pola yang telah ditentukan.
50
2) Mesin obras Digunakan untuk menguatkan dan merapikan kaos yang telah dipotong. 3) Mesin pelubang dan pemasang kancing Digunakan untuk membuat dan memasang kancing pada pakaian. 4) Mesin sablon Digunakan untuk menyablon kain berdasarkan model yang dipesan. 5) Gunting Digunakan untuk memotong kain sesuai ukuran yang diinginkan dan memotong benang. 6) Setrika uap Digunakan untuk mengatur dan merapikan pakaian yang telah jadi. 7) Oven Digunakan
untuk
mengeringkan
pakaian
setelah
penyablonan. c. Produk yang dihasilkan PT. Mondrian memiliki beberapa brand dengan kategori produk sebagai berikut: 1) Dadung
: Kaos Oblong (Soul Junk, Youngkis, Classic), Kaos Krah, Kaos Female.
51
2) Be Gaya
: Casual Krah, Female Casual Knitting, Female, Casual Woven.
3) Sekido
: Baju Muslim, Short Style, Long Style.
4) Kabar
: Kaos Oblong yang temanya mengikuti trend informasi terkini, seperti Tukul Syndrom dan Anthurium Syndrom.
d. Proses produksi Kegiatan produksi merupakan kegiatan utama dalam seluruh
aktivitas
perusahaan.
PT.
Mondrian
termasuk
perusahaan manufaktur, artinya mengolah bahan baku/bahan setengah jadi menjadi produk jadi. Adapun proses produksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
Persiapan
Pembuatan desain
Proses produksi
Pemotongan bahan
Pembuatan klise film
Penyablonan
Screen
Penjahitan
Penyelesaian
Pemotongan benang
Penyetrikaan
Pengemasan
Gambar 3.2. Skema Proses Produksi
52
Dari gambar 3.2 dapat diketahui bahwa dalam memproses bahan baku menjadi produk jadi terdapat tiga tahap yaitu: tahap persiapan
produksi,
tahap
proses
produksi
dan
tahap
penyelesaian produksi. 1) Persiapan produksi Yang termasuk dalam tahap ini adalah: a) Pembuatan desain Pembuatan desain dilakukan oleh bagian desainer yang disesuaikan dengan perkembangan trend. b) Pembuatan klise Dilakukan oleh bagian desain yang nantinya untuk menyablon kaos yang telah didesain oleh desainer menurut jumlah warna. c) Pembuatan screen Dilakukan oleh bagian sablon yang digunakan untuk menyablon pakaian yang sesuai dengan desain. 2) Proses produksi Yang termasuk dalam tahap ini antara lain: a) Pemotongan bahan Pemotongan bahan dilakukan sesuai dengan model yang telah ditentukan. b) Penyablonan Merupakan tahap pemberian warna sesuai dengan produk yang akan dipasarkan, dengan penambahan 53
motif, gambar, tulisan atau hiasan yang dikehendaki oleh konsumen. c) Penjahitan Setelah proses sablon hingga penyablonan terbentuk dengan baik dan kering, maka langkah berikutnya adalah tahap penjahitan, menggabungkan bagian yang telah disablon
dengan
yang
tidak
disablon.
Termasuk
didalamnya pemasangan label dan kancing bila perlu. 3) Penyelesaian produksi Yang termasuk dalam tahap ini antara lain: a) Pemotongan Benang Benang-benang sisa jahitan yang masih ada pada kaos dibersihkan (brandil) agar tidak mengganggu proses selanjutnya yaitu penyetrikaan. b) Penyetrikaan Proses
pembersihan
benang
sudah
selesai,
kemudian dilakukan proses penyetrikaan agar kaos yang sudah jadi dapat terlihat bagus dan rapi dan siap untuk proses berikutnya yaitu packing. c) Pengemasan (packing) Packing merupakan tahap akhir dari proses produksi, yaitu memasukan produk jadi ke dalam plastik kemas (pembungkus) agar terlihat rapi dan tetap bersih.
54
7. Aspek Pemasaran Dalam memasarkan produknya PT. Mondrian menggunakan beberapa cara antara lain: a. Dengan melakukan penjualan langsung kepada konsumen. PT. Mondrian mempunyai Factory Outlet yang berlokasi satu areal dengan perusahaan, sekarang diberi nama “Smart Shopping”. PT. Mondrian juga membuka ratusan counter di berbagai Department Store atau Mall di seluruh wilayah pemasarannya. b. Dengan sistem Konsinyasi, yaitu menitipkan produk ke tokotoko yang telah menjadi langganan maupun mitra bisnisnya, di mana barang yang laku dibayar, dan sistem jual putus yaitu toko membeli sejumlah produk baik secara tunai maupun utang yang harus dibayar dalam jangka waktu tertentu. c. Melalui Pemesanan Umum (Public Order), dimana konsumen akan memesan produk dalam jumlah besar, harga dapat ditekan serendah mungkin sehingga perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. d. Promosi Pemasaran terpadu, yang didalamnya terdapat unsur promosi akan menambah kepercayaan konsumen terhadap produk. Promosi dilakukan diberbagai media antara lain: TV, media cetak (majalah, tabloid) dan lain-lain. e. Pelayanan, divisi Pelayanan dan Pemeliharaan Konsumen siap merangkul pembeli dengan berbagai programnya, antara lain 55
ketersediaan
produk,
ketentuan
transaksi
yang
tidak
menyulitkan, pemberian informasi yang cepat dan tidak berbelit, dengan
pola
promosi
yang
terpadu
sehingga
dapat
memperkenalkan dan memperoleh image produk yang baik.
8. Aspek Kualitas Kualitas merupakan aspek yang sangat penting, PT Mondrian selalu menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Pengendalian kualitas yang dilakukan mulai dari bahan baku datang, proses produksi, dan inspeksi produk akhir. a. Bahan Baku Bahan baku dari supplier di inspeksi apakah ada cacat (cacat kain, cacat print, cacat celup), apakah berat dan panjang sesuai. Jika diketahui terdapat cacat kain, maka kain akan dikembalikan kepada supplier untuk ditukar kembali. b. Proses Produksi Dalam proses produksi yang biasa diperiksa adalah semua bagian produksi tapi yang sering terjadi kerusakan adalah bagian potong dan bagian penjahitan. Untuk bagian potong kendala yang sering adalah kerumitan pola, maka dari itu untuk bagian potong dibutuhkan orang yang berpengalaman yang cukup lama dan ahli dibidangnya. Dengan begitu kerusakan dapat diminimalkan. Untuk bagian penjahitan, kerusakan yang
56
biasa terjadi adalah jahitan lepas, jahitan tidak rata. Hal ini dapat diminimalkan dengan memberi pelatihan terlebih dahulu kepada karyawan. c. Inspeksi produk Akhir Jika diketahui produk akhir tidak layak untuk dijual atau tidak memenuhi standar kualitas, maka produk tersebut dibawa lagi kebagian produksi. Jika kerusakan kecil maka produk itu bisa diperbaiki lagi. Jika kerusakan besar maka barang itu dikategorikan barang reject dan dijual sendiri dengan harga yang murah.
B. Laporan Magang 1. Pengertian Magang Kerja Magang kerja adalah kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan DIII Manajemen Industri, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sebelum pelaksanaan magang kerja, mahasiswa terlebih dahulu dibekali dengan berbagai pengetahuan praktis dan teoritis terkait dengan magang kerja. Dalam pelaksanaan magang kerja, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama berada dibangku perkuliahan dan dapat memperoleh pengalaman untuk menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
57
2.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilakukan di PT. Mondrian yang beralamat di Jalan KH. Hasyim Ashari No. 171 (By Pass), Mojayan, Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah. Telp: (0272) 323181, Fax (0272) 324718, 324727. Magang kerja dilaksanakan pada tanggal 22 Februari s/d 22 Maret 2010, yaitu selama satu bulan. Magang kerja dilaksanakan setiap hari Senin-Sabtu yang dimulai pada pukul 07.30 s/d 15.30 WIB, kecuali hari Sabtu magang dimulai pukul 07.30 s/d 12.00 WIB.
3.
Tujuan Magang kerja a. Mahasiswa dapat belajar dan memperoleh pengalaman secara langsung dalam dunia kerja. b. Untuk
melatih
mahasiswa
dalam
memecahkan
suatu
permasalahan yang menjadi obyek penelitian. c. Sebagai media belajar dalam bersosialisasi pada dunia kerja secara nyata. 4.
Kegiatan Magang Kerja Selama kegiatan magang kerja berlangsung, mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti tata tertib yang telah ditentukan oleh perusahaan diantaranya sebagai berikut: a. Peserta magang diwajibkan melapor kepada pembimbing lapangan sebelum pelaksanaan megang kerja. b. Peserta magang diperbolehkan memakai pakaian bebas dengan ketentuan rapi dan sopan.
58
c. Datang dan pulang tepat waktu sesuai aturan yang ditetapkan. d. Tidak diperkenankan merokok selama kegiatan magang kerja berlangsung. Selama satu bulan pelaksanaan magang kerja, penulis ditempatkan pada dua bagian yaitu bagian MIS (Manajemen Information System) dan bagian produksi, dengan rincian sebagai berikut: a. Minggu pertama 1) Perkenalan mahasiswa dengan pembimbing lapangan. 2) Perkenalan dengan beberapa karyawan perusahaan. 3) Penetapan jadwal magang kerja dan pemberitahuan aturan yang diberlakukan bagi peserta magang kerja. 4) Pengenalan tempat berlangsungnya proses produksi. 5) Membantu pekerjaan bagian MIS, dalam melakukan up dating data HPP. b. Minggu kedua 1) Melihat dan mengamati lingkungan bagian produksi. 2) Melakukan inspeksi kegiatan proses produksi. 3) Membantu pekerjaan bagian MIS, dalam melakukan updating data HPP. c. Minggu ketiga 1) Mengamati proses produksi mulai dari awal bahan baku sampai menjadi produk jadi.
59
2) Mencatat dan mengambil data terkait dengan sejarah umum perusahaan. 3) Membantu pekerjaan bagian MIS, dalam melakukan updating data penjualan. d. Minggu keempat 1) Mencatat dan mengambil data proses produksi. 2) Mengambil data penjualan produk brand Dadung yang digunakan untuk penyusunan TA. 3) Membantu pekerjaan bagian MIS, dalam melakukan updating data penjualan. 4) Perpisahan dan serah terima kenang-kenangan.
C. Pembahasan Masalah PT. Mondrian adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pembuatan pakaian jadi dengan bahan baku knitting (rajut). Salah satu produk yang dimiliki adalah produk brand Dadung, dengan kategori produk kaos oblong (soul junk, youngkis, classic), kaos krah, kaos female. Selanjutnya dalam kegiatan penelitian terhadap sebuah perusahaan diperlukan adanya analisis data. Analisis data dilakukan untuk memberikan jawaban atas masalah yang muncul dalam penelitian, serta memberikan argumen terhadap perusahaan yang diteliti.
60
Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis peramalan penjualan produk brand Dadung untuk meramalkan penjualan pada bulan
berikutnya.
Dalam
perhitungan
peramalan
ini
penulis
menggunakan data penjualan produk brand Dadung pada bulan April 2009-Maret 2010. Adapun data penjualan yang digunakan untuk menghitung peramalan dan pembahasan adalah:
Tabel 3.2 Data Penjualan Produk Brand Dadung PT. Mondrian April 2009-Maret 2010 Bulan April 2009 Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari 2010 Februari Maret
Penjualan (pieces) 13360 16795 20118 23083 21381 25686 20325 15174 16434 13261 12210 14196
Sumber : PT. Mondrian
61
Gambar 3.3 Pola Historis Data Aktual Penjualan Produk Brand Dadung Pada PT. Mondrian April 2009-Maret 2010
Berdasarkan Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa penjualan produk brand Dadung pada PT. Mondrian berfluktuasi dari bulan kebulan. Pejualan paling tinggi terjadi pada bulan September 2009 yaitu sebesar 25.686 pieces dan penjualan paling rendah terjadi pada bulan Februari 2010 yaitu sebesar 12.210 pieces. Untuk itu model peramalan yang sesuai digunakan adalah model Time Series. Pemilihan model Time Series dikarenakan model ini sesuai dengan data yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan data yang bersifat masa lalu. Metode peramalan Time Series yang digunakan adalah Single Moving Averages (3-bulanan dan 4-bulanan), Weighted Moving Averages (3bulan terbobot dan 4-bulan terbobot), dan Exponential Smoothing (
.
62
1. Perhitungan Peramalan a. Metode Single Moving Averages Persamaan yang digunakan adalah:
Keterangan : Jumlah periode dalam rata-rata bergerak (periode yang digunakan pada penelitian ini adalah 3-bulanan dan 4-bulanan)
Apabila data aktual penjualan produk brand Dadung diterapkan pada persamaan Single Moving Averages, Maka hasilnya adalah: 1) Single Moving Average 3-bulanan
pieces
pieces
pieces
63
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
Karena berupa data penjualan, maka tidak mungkin hasilnya berupa pecahan. Untuk itu hasil peramalan dibulatkan dengan syarat: 0 – 0,49 dibulatkan menjadi 0 0,50 – 0,99 dibulatkan menjadi 1 64
Tabel 3.3 Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Single Moving Average 3-bulanan April 2009-April 2010 Bulan April 2009 May June July August September October November December January 2010 February March TOTALS AVERAGE Next period (April 2010)
Penjualan (pieces) 13360 16795 20118 23083 21381 25686 20325 15174 16434 13261 12210 14196 212023 17668.58
Forecast (pieces) 16758 19999 21527 23383 22464 20395 17311 14956 13968
13222
Sumber: Data yang telah diolah
Dari tabel 3.3 dapat dilihat bahwa hasil peramalan dengan metode Single Moving Average 3-bulanan dapat dimulai pada bulan keempat yaitu bulan Juli 2009. Peramalan dimulai pada bulan keempat karena tiga bulan sebelumnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan peramalan. Sedangkan nilai-nilai aktual penjualan dan nilainilai peramalan dengan metode Single Moving Average 3bulanan ditunjukkan dalam gambar 3.4 berikut:
65
Gambar 3.4 Data Aktual dan Peramalan Penjualan Produk brand Dadung Berdasarkan Metode Single Moving Average 3-bulanan
Dari gambar 3.4 dapat dilihat bahwa nilai-nilai peramalan dengan metode Single Moving Average 3-bulanan, tidak sesuai dengan pola historis data aktual penjualan produk brand Dadung. Sedangkan pengukuran kesalahan (error) peramalan ditunjukkan dalam tabel 3.4 berikut:
66
Tabel 3.4 Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Single Moving Average 3-bulanan April 2009-April 2010 Bulan April 2009 May June July August September October November December January 2010 February March TOTALS AVERAGE Next period (April 2010)
Penjualan (pieces) 13360 16795 20118 23083 21381 25686 20325 15174 16434 13261 12210 14196 212023 17668.58
Forecast (pieces) 16757.67 19998.67 21527.33 23383.33 22464 20395 17311 14956.33 13968.33
13222.33
Error
|Error|
Error²
6325.33 1382.33 4158.67 -3058.33 -7290 -3961 -4050 -2746.33 227.67 -9011.67 -1001.3
6325.33 1382.33 4158.67 3058.33 7290 3961 4050 2746.33 227.67 33199.67 3688.85
40009850 1910842 17294520 9353407 53144100 15689520 16402500 7542351 51832.26 161398900 17933210
(Bias)
(MAD)
(MSE)
Sumber: Perhitungan dengan POM for Windows
Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat bahwa peramalan dengan metode Single Moving Average 3-bulanan terdapat kesalahan (error) peramalan MAD sebesar 3.688,85 pieces dan MSE sebesar 17.933.210 pieces. Data ini digunakan sebagai dasar pembanding dengan data kesalahan (error) peramalan metode lain, untuk dicari metode peramalan yang paling tepat, yang memiliki tingkat MAD dan MSE terkecil.
67
2) Single Moving Average 4-bulanan
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
68
pieces
pieces Karena berupa data penjualan, maka tidak mungkin hasilnya berupa pecahan. Untuk itu hasil peramalan dibulatkan dengan syarat: 0 – 0,49 dibulatkan menjadi 0 0,50 – 0,99 dibulatkan menjadi 1
69
Tabel 3.5 Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Single Moving Average 4-bulanan April 2009-April 2010 Bulan April 2009 May June July August September October November December January 2010 February March TOTALS AVERAGE Next period (April 2010)
Penjualan (pieces) 13360 16795 20118 23083 21381 25686 20325 15174 16434 13261 12210 14196 212023 17668.58
Forecast (pieces) 18339 20344 22567 22619 20642 19405 16299 14270
14025
Sumber: Data yang telah diolah
Dari tabel 3.5 dapat dilihat bahwa peramalan dengan metode Single Moving Average 4-bulanan dapat dimulai pada bulan kelima yaitu bulan Agustus 2009. Peramalan dimulai pada bulan kelima karena empat bulan sebelumnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan peramalan. Sedangkan
nilai-nilai
aktual
penjualan
dan
nilai-nilai
peramalan penjualan berdasarkan metode Single Moving Average 4-bulanan ditunjukkan dalam gambar 3.5 berikut:
70
Gambar 3.5 Data Aktual dan Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Berdasarkan Metode Single Moving Average 4-bulanan
Dari gambar 3.5 dapat dilihat bahwa nilai-nilai peramalan dengan metode Single Moving Average 4-bulanan, tidak sesuai dengan pola historis data aktual penjualan produk brand Dadung. Sedangkan pengukuran kesalahan (Error) peramalan ditunjukkan dalam tabel 3.6 berikut:
71
Tabel 3.6 Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Single Moving Average 4-bulanan April 2009-April 2010 Bulan April 2009 May June July August September October November December January 2010 February March TOTALS AVERAGE Next period (April 2010)
Penjualan (pieces) 13360 16795 20118 23083 21381 25686 20325 15174 16434 13261 12210 14196 212023 17668.58
Forecast (pieces)
Error
|Error|
18339 20344.25 22567 22618.75 20641.5 19404.75 16298.5 14269.75
3042 5341.75 -2242 -7444.75 -4207.5 -6143.75 -4088.5 -73.75 -15816.5 -1977.06
3042 5341.75 2242 7444.75 4207.5 6143.75 4088.5 73.75 32584 4073
14025.25
(Bias)
(MAD)
Error² 9253764 28534290 5026564 55424300 17703060 37745660 16715830 5439.06 170408900 21301120 (MSE)
Sumber: Perhitungan dengan POM for Windows
Berdasarkan tabel 3.6 dapat dilihat bahwa peramalan dengan metode Single Moving Average 4-bulanan terdapat kesalahan (error) peramalan MAD sebesar 4.073 pieces dan MSE sebesar 21.301.120 pieces. Data ini digunakan sebagai dasar pembanding dengan data kesalahan (error) peramalan metode lain, untuk dicari metode peramalan yang paling tepat, yang memiliki tingkat MAD dan MSE terkecil.
72
b. Metode Weighted Moving Averages Persamaan yang digunakan adalah:
Keterangan: (pembobot yang digunakan penulis dalam penilitian ini adalah 3-bulan terbobot dan 4-bulan terbobot)
Apabila data aktual penjualan produk brand Dadung diterapkan
pada
persamaan
Weighted Moving
Averages
(3-bulan terbobot dan 4-bulan terbobot), Maka hasilnya adalah: 1) Weighted Moving Average 3-bulan Terbobot Pemberian bobot untuk metode Weighted Moving Average 3-bulan terbobot adalah satu bulan yang lalu diberi bobot 3, dua bulan yang lalu diberi bobot 2, tiga bulan yang lalu diberi bobot 1, dengan jumlah pembobot 6.
pieces
pieces
73
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces Karena berupa data penjualan, maka tidak mungkin hasilnya berupa pecahan. Untuk itu hasil peramalan dibulatkan dengan syarat: 0 – 0,49 dibulatkan menjadi 0 0,50 – 0,99 dibulatkan menjadi 1
74
Tabel 3.7 Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Weighted Moving Average 3-bulan Terbobot April 2009-April 2010 Penjualan (pieces) 13360 16795 20118 23083 21381 25686 20325 15174 16434 13261 12210 14196 212023 17668.58
Bulan April 2009 May June July August September October November December January 2010 February March TOTALS AVERAGE Next period (April 2010)
Forecast (pieces) 17884 21047 21738 23817 22288 18643 16663 14638 13264
13378
Sumber: Data yang telah diolah
Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa peramalan dengan metode Weighted Moving Average 3-bulan terbobot dapat dimulai pada bulan keempat yaitu bulan Juli. Peramalan dimulai pada bulan keempat karena tiga bulan sebelumnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan peramalan. Sedangkan
nilai-nilai
aktual
penjualan
dan
nilai-nilai
peramalan penjualan berdasarkan metode Weighted Moving Average 3-bulan terbobot ditunjukkan dalam gambar 3.6 berikut:
75
Gambar 3.6 Data Aktual dan Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Berdasarkan Metode Weighted Moving Average 3-bulan Terbobot
Dari
gambar
3.6
dapat
dilihat
bahwa
nilai-nilai
peramalan dengan metode Weighted Moving Average 3bulan terbobot, tidak sesuai dengan pola historis data aktual penjualan produk brand Dadung. Sedangkan pengukuran kesalahan (error) peramalan ditunjukkan dalam tabel 3.8 berikut:
76
Tabel 3.8 Pengukuran Kesalahan (Error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Weighted Moving Average 3-bulan Terbobot April 2009-April 2010 Bulan April 2009 May June July August September October November December January 2010 February March TOTALS AVERAGE Next period (April 2010)
Penjualan (pieces) 13360 16795 20118 23083 21381 25686 20325 15174 16434 13261 12210 14196 212023 17668.58
Forecast (pieces) 17884 21046.67 21737.83 23817.17 22288 18643 16662.5 14637.5 13264.33
13378.17
Error
|Error|
Error²
5199 334.33 3948.17 -3492.17 -7114 -2209 -3401.5 -2427.5 931.67 -8231 -914.56
5199 334.33 3948.17 3492.17 7114 2209 3401.5 2427.5 931.67 29057.33 3228.59
(Bias)
(MAD)
27029600 111779.2 15588020 12195220 50609000 4879681 11570200 5892756 868003.4 128744300 14304920 (MSE)
Sumber: Perhitungan dengan POM for Windows
Berdasarkan tabel 3.8 dapat dilihat bahwa peramalan dengan metode Weighted Moving Average 3-bulan terbobot terdapat kesalahan (error) peramalan MAD sebesar 3.228,59 pieces dan MSE sebesar 14.304.920 pieces. Data ini digunakan
sebagai
dasar
pembanding
dengan
data
kesalahan peramalan dengan metode lain, untuk dicari
77
metode peramalan yang paling tepat, yang memiliki tingkat MAD dan MSE terkecil.
2) Weighted Moving Average 4-bulan Terbobot Pemberian bobot untuk metode Weighted Moving Average 4-bulan terbobot adalah satu bulan yang lalu diberi bobot 4, dua bulan yang lalu diberi bobot 3, tiga bulan yang lalu diberi bobot 2, empat bulan yang lalu diberi bobot 1, dengan jumlah pembobot 10.
pieces
pieces
pieces
pieces
78
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
Karena berupa data penjualan, maka tidak mungkin hasilnya berupa pecahan. Untuk itu hasil peramalan dibulatkan dengan syarat: 0 – 0,49 dibulatkan menjadi 0 0,50 – 0,99 dibulatkan menjadi 1
79
Tabel 3.9 Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Weighted Moving Average 4-bulan Terbobot April 2009-April 2010 Bulan April 2009 May June July August September October November December January 2010 February March TOTALS AVERAGE Next period (April 2010)
Penjualan (pieces) 13360 16795 20118 23083 21381 25686 20325 15174 16434 13261 12210 14196 212023 17668.58
Forecast (pieces) 19964 21180 23317 22420 19442 17759 15302 13667
13637
Sumber: Data yang telah diolah
Dari tabel 3.9 dapat dilihat bahwa peramalan dengan metode Weighted Moving Average 4-bulan terbobot dapat dimulai pada bulan kelima yaitu bulan Agustus 2009. Peramalan dimulai pada bulan kelima karena empat bulan sebelumnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan peramalan. Sedangkan nilai-nilai aktual penjualan dan nilainilai peramalan dengan metode Weighted Moving Average 4-bulan terbobot ditunjukkan dalam gambar 3.7 berikut:
80
Gambar 3.7 Data Aktual dan Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Berdasarkan Metode Weighted Moving Average 4-bulan Terbobot
Dari gambar 3.7 dapat dilihat bahwa pola distribusi hasil peramalan dengan metode Weighted Moving Average 4bulan terbobot, tidak sesuai dengan pola historis data aktual penjualan produk brand Dadung. Sedangkan pengukuran kesalahan (error) peramalan ditunjukkan dalam tabel 3.10 berikut:
81
Tabel 3.10 Pengukuran Kesalahan (Error) Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Weighted Moving Average 4-bulan Terbobot April 2009-April 2010 Bulan April 2009 May June July August September October November December January 2010 February March TOTALS AVERAGE Next period (April 2010)
Penjualan (pieces) 13360 16795 20118 23083 21381 25686 20325 15174 16434 13261 12210 14196 212023 17668.58
Forecast (pieces) 19963.6 21180.4 23317.1 22420.3 19442.4 17759.4 15301.9 13666.5
13637
Error
|Error|
Error²
1417.4 4505.6 -2992.1 -7246.3 -3008.4 -4498.4 -3091.9 529.5 -14384.6 -1798.08
1417.4 4505.6 2992.1 7246.3 3008.4 4498.4 3091.9 529.5 27289.6 3411.2
(Bias)
(MAD)
2009018 20300430 8952672 52508880 9050461 20235610 9559842 280370.3 122897300 15362160 (MSE)
Sumber: Perhitungan dengan POM for Windows
Berdasarkan tabel 3.10 dapat dilihat bahwa peramalan dengan metode Weighted Moving Average 4-bulan Terbobot terdapat kesalahan (error) peramalan MAD sebesar 3.411,2 pieces dan MSE sebesar 15.362.160 pieces. Data ini digunakan
sebagai
dasar
pembanding
dengan
data
kesalahan (error) peramalan metode lain, untuk dicari
82
metode peramalan yang paling tepat, yang memiliki tingkat MAD dan MSE terkecil.
c. Metode Exponential Smoothing Persamaan yang digunakan adalah:
Keterangan: = Ramalan baru. = Ramalan sebelumnya. = Konstanta penghalusan antara 0-1, dimana dalam penelitian ini penulis menggunakan ( ). = Penjualan produk brand Dadung periode sebelumnya.
Apabila data penjualan produk brand Dadung diterapkan pada persamaan Exponential Smoothing
,
Maka hasilnya adalah: 1) Exponential Smoothing
pieces
pieces
83
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
84
Tabel 3.11 Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Exponential Smoothing April 2009-April 2010 Bulan April 2009 May June July August September October November December January 2010 February March TOTALS AVERAGE Next period (April 2010)
Penjualan (pieces) 13360 16795 20118 23083 21381 25686 20325 15174 16434 13261 12210 14196 212023 17668.58
Forecast (pieces) 13360 15078 17598 20340 20861 23273 21799 18487 17460 15361 13785
13991
Sumber: Data yang telah diolah
Dari tabel 3.11 dapat dilihat bahwa pada bulan April 2009 belum dapat melakukan peramalan, hal ini terjadi karena belum cukup data peramalan pada periode sebelumnya. Maka hasil peramalan bulan Mei 2009 menggunakan data terdekat yaitu data penjualan pada bulan April 2009. Sedangkan nilai-nilai aktual penjualan dan nilai-nilai peramalan dengan metode Exponential Smoothing
ditunjukkan dalam gambar 3.8
berikut:
85
Gambar 3.8 Data Aktual dan Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Berdasarkan Metode Exponential Smoothing
Dari gambar 3.8 dapat dilihat bahwa nilai-nilai peramalan dengan metode Exponential Smoothing
, tidak sesuai
dengan pola historis data aktual penjualan produk brand Dadung. Sedangkan pengukuran kesalahan (error) peramalan ditunjukkan dalam tabel 3.12 berikut:
86
Tabel 3.12 Pengukuran Kesalahan (Error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Exponential Smoothing ( ) April 2009-April 2010 Penjualan (pieces)
Bulan
Forecast (pieces)
Error
|Error|
Error²
April 2009
13360
-
-
-
-
May
16795
13360
3435
3435
11799230
June
20118
15077.5
5040.5
5040.5
25406640
July
23083
17597.75
5485.25
5485.25
30087970
August
21381
20340.38
1040.63
1040.63
1082900
September
25686
20860.69
4825.31
4825.31
23283640
October
20325
23273.34
-2948.34
2948.34
8692731
November
15174
21799.17
-6625.17
6625.17
43892900
December
16434
18486.59
-2052.59
2052.59
4213109
January 2010
13261
17460.29
-4199.29
4199.29
17634060
February
12210
15360.65
-3150.65
3150.65
9926573
March
14196
13785.32
410.68
410.68
168655.4
212023
1261.32
39213.4
176188400
17668.58
114.67
3564.86
16017130
TOTALS AVERAGE Next period (April 2010)
13990.66
(Bias)
(MAD)
(MSE)
Sumber: Perhitungan dengan POM for Windows
Berdasarkan tabel 3.12 Dapat dilihat bahwa perhitungan peramalan produk brand Dadung dengan metode Exponential Smoothing
terdapat kesalahan (error) peramalan MAD
sebesar 3.564,86 pieces dan MSE sebesar 16.017.130 pieces. Data ini digunakan sebagai dasar pembanding dengan data kesalahan (error) peramalan metode lain, untuk dicari metode
87
peramalan yang paling tepat, yang memiliki tingkat MAD dan MSE terkecil. 2) Exponential Smoothing
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
pieces
88
pieces
Tabel 3.13 Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Exponential Smoothing April 2009-April 2010 Bulan April 2009 May June July August September October November December January 2010 February March TOTALS AVERAGE Next period (April 2010)
Penjualan (pieces) 13360 16795 20118 23083 21381 25686 20325 15174 16434 13261 12210 14196 212023 17668.58
Forecast (pieces) 13360 16452 19751 22750 21518 25269 20819 15739 16364 13571 12346
14011
Sumber: Data yang telah diolah
Dari tabel 3.13 dapat dilihat bahwa pada bulan April 2009 belum dapat melakukan peramalan, hal ini terjadi karena belum cukup data peramalan pada periode sebelumnya. Untuk hasil peramalan bulan Mei 2009 menggunakan data terdekat yaitu data penjualan pada bulan April 2009. Sedangkan nilai-nilai aktual penjualan dan nilai-nilai peramalan dengan metode Exponential Smoothing
ditunjukkan dalam gambar 3.8
berikut:
89
Gambar 3.9 Data Aktual dan Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Berdasarkan Metode Exponential Smoothing
Dari gambar 3.9 dapat dilihat bahwa pola distribusi hasil peramalan telah sesuai atau menyerupai dengan pola historis data aktual, walaupun demikian bukan berarti tidak ada kesalahan peramalan, akan tetapi masih terdapat kesalahan, Sedangkan
pengukuran
kesalahan
(error)
peramalan
ditunjukkan dalam tabel 3.14 berikut:
90
Tabel 3.14 Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung Dengan Metode Exponential Smoothing April 2009-April 2010 Penjualan (pieces)
Forecast (pieces)
April 2009
13360
-
-
-
-
May
16795
13360
3435
3435
11799230
June
20118
16451.5
3666.5
3666.5
13443220
July
23083
19751.35
3331.65
3331.65
11099890
August
21381
22749.83
-1368.83
1368.83
1873707
September
25686
21517.88
4168.12
4168.12
17373200
October
20325
25269.19
-4944.19
4944.19
24444990
November
15174
20819.42
-5645.42
5645.42
31870740
December
16434
15738.54
695.46
695.46
483661.8
January 2010
13261
16364.45
-3103.45
3103.45
9631427
February
12210
13571.35
-1361.35
1361.35
1853262
March
14196
12346.13
1849.87
1849.87
3422002
212023
723.35
33569.83
127295300
17668.58
65.76
3051.8
11572300
Bulan
TOTALS AVERAGE Next period (April 2010)
14011.01
Error
|Error|
(Bias)
(MAD)
Error²
(MSE)
Sumber: Perhitungan dengan POM for Windows
Berdasarkan tabel 3.14 dapat dilihat bahwa perhitungan peramalan produk brand Dadung dengan metode Exponential Smoothing
terdapat kesalahan (error) peramalan MAD
sebesar 3.051,8 pieces dan MSE sebesar 11.572.300 pieces. Data ini digunakan sebagai dasar pembanding dengan data kesalahan (error) peramalan metode lain, untuk dicari metode
91
peramalan yang paling tepat, yang memiliki tingkat MAD dan MSE terkecil.
2. Perbandingan Hasil Peramalan
Tabel 3.15 Perbedaan Hasil Pola Distribusi Nilai-Nilai Peramalan dan Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Tiga Metode Peramalan
No
1
2
3
Metode Peramalan
MAD (pieces)
MSE (pieces)
3-bulanan
Tidak sesuai dengan pola historis dari data aktual penjualan
3.688,85
17.933.210
4-bulanan
Tidak sesuai dengan pola historis dari data aktual penjualan
4.073
21.301.120
3-bulan terbobot
Tidak sesuai dengan pola historis dari data aktual penjualan
3.228,59
14.304.920
4-bulan terbobot
Tidak sesuai dengan pola historis dari data aktual penjualan
3.411,2
15.362.160
Tidak sesuai dengan pola historis dari data aktual penjualan
3.564,86
16.017.130
Sesuai atau menyerupai pola historis dari data aktual penjualan
3.051,8
11.572.300
Single Moving Averages
Weighted Moving Averages
Exponential Smoothing
Pola Distribusi Nilainilai Peramalan
Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan
Sumber: Data yang telah diolah
92
Berdasarkan tabel 3.15 dapat dilihat bahwa metode Exponential Smoothing (
memiliki pola distribusi nilai-nilai peramalan yang
sesuai atau menyerupai dengan pola historis dari data aktual penjualan. Selain itu dapat dilihat perbedaan kesalahan (error) peramalan dari masing-masing metode peramalan, dimana metode Exponential Smoothing
memiliki tingkat kesalahan (error)
peramalan terkecil dibandingkan dengan metode yang lain dengan MAD sebesar 3.051,8 pieces dan MSE sebesar 11.572.300 pieces.
93
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada Bab III, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Tabel 4.1 Perbedaan Hasil Pola Distribusi Nilai-Nilai Peramalan dan Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Tiga Metode Peramalan
No
1
2
3
Metode Peramalan
MAD (pieces)
MSE (pieces)
3-bulanan
Tidak sesuai dengan pola historis dari data aktual penjualan
3.688,85
17.933.210
4-bulanan
Tidak sesuai dengan pola historis dari data aktual penjualan
4.073
21.301.120
3-bulan terbobot
Tidak sesuai dengan pola historis dari data aktual penjualan
3.228,59
14.304.920
4-bulan terbobot
Tidak sesuai dengan pola historis dari data aktual penjualan
3.411,2
15.362.160
Tidak sesuai dengan pola historis dari data aktual penjualan
3.564,86
16.017.130
Sesuai atau menyerupai pola historis dari data aktual penjualan
3.051,8
11.572.300
Single Moving Averages
Weighted Moving Averages
Exponential Smoothing
Pola Distribusi Nilainilai Peramalan
Pengukuran Kesalahan (error) Peramalan
Sumber: Data yang telah diolah
94
Berdasarkan tabel IV.1 dapat dilihat bahwa metode Exponential Smoothing (
memiliki pola distribusi nilai-nilai peramalan yang
sesuai atau menyerupai dengan pola historis dari data aktual penjualan. Selain itu metode Exponential Smoothing
juga
memiliki tingkat kesalahan (error) peramalan terkecil dibandingkan dengan metode peramalan lainnya dengan MAD sebesar 3.051,8 pieces dan MSE sebesar 11.572.300 pieces. Sehingga metode Exponential Smoothing
lebih baik dan lebih cocok digunakan
oleh PT. Mondrian, dalam melakukan peramalan penjualan produk brand Dadung pada bulan berikutnya.
B. Saran Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang telah dibuat, maka dapat dikemukakan saran-saran yang berguna, sebagai salah satu
bahan
pertimbangan
bagi
PT.
Mondrian
Klaten
dalam
menentukan kebijakan dalam hal peramalan penjualan produk brand Dadung. Adapun saran-saran yang ingin dikemukakan penulis adalah: 1. Untuk meningkatkan efisiensi produksi, PT. Mondrian perlu melakukan peramalan penjualan dengan menggunakan data yang akurat dan relevan, serta metode peramalan yang sesuai dengan fluktuasi data. Sehingga dapat meminimalisir kesalahan peramalan dan dapat membantu pengambilan keputusan baik dibidang perencanaan bahan baku, biaya produksi dan proses produksi.
95
2. PT.
Mondrian
sebaiknya
Smoothing
menerapkan
metode
Exponential
dalam meramalkan penjualan produk brand
Dadung untuk periode mendatang. Karena metode Exponential Smoothing (
memiliki kesesuaian antara pola distribusi
nilai-nilai peramalan dengan pola historis data aktual penjualan, selain itu dari pengukuran kesalahan (error) peramalan metode Exponential Smoothing (
memiliki kesalahan (error)
peramalan MAD dan MSE terkecil dibandingkan dengan metode peramalan lainya.
96
DAFTAR PUSTAKA
Adi Saputro, Gunawan dan Marwan, Asri. 2004. Anggaran Perusahaan. BPFE-UGM. Yogyakarta.
Gasperz, Vincent. 2005. Production Planning and Inventory Control. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri. Andi Offset. Yogyakarta.
Pardede, M.Pontas. 2005. Manajemen Operasi dan Prediksi. Andi Offset. Yogyakarta.
Render, Barry dan Heizer, Jay. 2005. Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh. Salemba Empat. Bandung. Subagyo, Pangestu. 2002. Forecasting Konsep dan Aplikasi. Edisi kedua. BPFE-UGM. Yogyakarta.
97
98
Lampiran 1.
Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Metode Single Moving Average 3-bulanan April 2009-April 2010
Lampiran 2.
Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Metode Single Moving Average 4-bulanan April 2009-April 2010
99
Lampiran 3.
Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Metode Weighted Moving Average 3-bulan Terbobot April 2009-April 2010
Lampiran 4. Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Metode Weighted Moving Average 4-bulan Terbobot April 2009-April 2010
100
Lampian 5. Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Metode Exponential Smoothing April 2009-April 2010
Lampiran 6. Pengukuran Kesalahan (error) Pada Peramalan Penjualan Produk Brand Dadung dengan Metode Exponential Smoothing April 2009-April 2010
101
102
103
104
105