ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. BENTORO ADISANDI Aris, Natalia, S.E., M.M. Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530
[email protected]
ABSTRACT PT. Bentoro Adisandi is a company engaged in the Wall's ice cream distributors who do not have a system for optimal inventory control. Resulting in enlargement of the costs incurred by the company. Main cause of the problem has not been applied because the calculation of sales forecasting and optimal inventory control. This research discusses the sales forecasting and inventory control to produce optimally in accordance with the request without any lack or excess in inventory PT. Bentoro Adisandi. This research uses a quantitative approach using direct survey to the company to be able to obtain the data. The analysis method used in this research are Forecasting and Materials Requirement Planning (MRP). Results of this sales forecasting research and inventory control that has been determined to know the sales forecast for the next period that is using the Linear Regression method with a value of 89.7331 MAD and MSE 11238.76 with future sales value estimated at 1616.935 carton. Based on the results obtained from the MRP method to perform inventory control system so POQ techniques that are applied to the company, the frequency of booking as many as 12 times a year so this technique can produce POQ total inventory cost of the most efficient in the amount of Rp. 1.927.454.695- compared to apply the method with other techniques. By applying Forecasting and Materials Requirement Planning, the company can implement the required optimum level of ordering during the sales process for the coming period to obtain the maximum benefit at PT. Bentoro Adisandi. Keywords: Forecasting, Materials Requirement Planning (MRP) Operations Management.
79
80
ABSTRAK PT. Bentoro Adisandi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distributor ice cream Wall’s yang belom memiliki sistem untuk mengendalikan persediaan yang optimal. Sehingga mengakibatkan membesarnya biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Penyebab utama terjadinya permasalahan yang ada dikarenakan belum diterapkannya perhitungan peramalan penjualan dan pengendalian persediaan yang optimal. Penelitian ini membahas tentang peramalaan penjualan dan pengendalian persediaan sehingga dapat memproduksi secara optimal sesuai dengan permintaan tanpa adanya kekurang ataupun kelebihan dalam persediaan PT. Bentoro Adisandi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan survey langsung ke perusahaan untuk dapat memperoleh data. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Forecasting dan Materials Requirement Planning (MRP). Hasil penelitian ini peramalan penjualan dan pengendalian persediaan yang telah ditentukan untuk mengetahui peramalan penjualan untuk priode selanjutnya yaitu menggunakan metode Linear Regression dengan nilai MAD sebesar 89,7331 dan MSE 11.238,76 dengan nilai penjualan yang akan datang diperkirakan sebesar 1.616,935 karton. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari metode MRP untuk melakukan sistem pengendalian persediaan maka teknik POQ yang dipilih agar diterapkan keperusahaan, frekuensi pemesanan sebanyak 12 kali dalam setahun sehingga teknik ini POQ ini bisa menghasilkan total biaya persediaan yang paling efisien yaitu sebesar Rp. 1.927.454.695,- dibandingkan dengan menerapkan metode dengan teknik lainnya. Dengan menerapkan Forecasting dan Materials Requirement Planning, maka perusahaan dapat menerapkan taraf pemesanaan optimum yang dibutuhkan selama proses penjualan untuk priode mendatang sehingga memperoleh keuntungan maksimal pada PT. Bentoro Adisandi.
Kata Kunci: Forecasting, Materials Requirement Planning (MRP) Manajemen Operasional.
PENDAHULUAN Latar belakang Pada saat ini merupakan era persaingan ketat antar perusahaan, dimana setiap perusahaan dituntut harus meningkatkan daya saingnya guna menghadapi kondisi persaingan bisnis semakin kompetetif tersebut, di era pertumbuhan dan perkembangan bisnis saat ini, bisnis makanan dan minuman ringan merupakan salah satu sektor yang potensial dan terus tumbuh. Hal ini dapat terlihat dari persentase pertumbuhan industri
80 makanan minuman dan tembakau. Pada tahun 2010 pertumbuhan pertumbuhan sektor industri ini mencapai 4,71%, tahun 2011 meningkat mencapai 4,31%, pada tahun 2012 meningkat mencapai 3,58%, dan tahun 2013 meningkat mencapai 12,75%. (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman indonesia 2013). Pertumbuhan industri ini ditandai pula dengan meningkatnya voleme penjualan industry makanan dan minuman di tahun 2010 mencapai Rp. 555 triliun, tahun 2011 mencapai Rp. 605 triliun, tahun 2012 mencapai 650 triliun, tahun 2013 mencapai 657,9 triliun. (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia 2013).
Pertumbuhan Industri Makanan 700
Triliun
650 600 Pertumbuhan Industri Makanan
550 500 2010
2011
2012
2013
Tahun Gambar 1.1 Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman Tahun 2010 -2013
Salah satu sektor yang cukup tinggi pertumbuhannya adalah di bidang penjualan ice cream, menurut data Ipotnews pasar ice cream di Indonesia memperoleh nilai pertumbuhan penjualan ritel tumbuh rata-rata 12,4% per tahun selama 2004 sampai dengan 2009 dan nilai penjualan ice cream tahun 2009 di Indonesia mencapai Rp. 2,8 triliun (Unilever perbesar pasar ice cream untuk topang pertumbuhan 2011) berdasarkan data tersebut maka baik perusahaan supplier maupun distributor ice cream dituntut memiliki kemampuan yang baik untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menjalankan
usahanya
agar
memaksimalkan potensi yang ada.
tetap
dapat
mempertahankan
eksistensinya
dan
80 Salah satu merek ice cream yang banyak diminati oleh masyarakat adalah Wall’s. Dengan merek yang sangat kuat di bisnis ice cream. Yang bernaung di bawah Unilever sebuah perusahaan multinasional berpusat di Inggris dan Belanda. Pada mulanya Wall’s dikelola secara sederhana oleh pemiliknya yaitu Mr. Wall yang berasal dari Inggris setelah diambil alih oleh Unilever usaha ini berkembang pesat dan merambah ke hampir seluruh Negara. Saat ini Wall’s sudah ada kurang lebih di 40 negara dan memimpin pasar ice cream di Negara tersebut. Indonesia adalah salah satu dari dari ke 40 negara yang merupakan pasar dari Wall’s. Di Indonesia ice cream Wall’s adalah salah satu jenis makanan kecil yang dikonsumsi oleh sebagian masyarakat pada saat ini adalah ice cream dijual mulai dari Supermarket sampai Warung-warung. Ice cream ini biasanya sebagai makanan kecil disela waktu makanan utama maupun sebagai pencuci mulut yang dapat dikombinasikan dengan jenis makanan lain dalam menghidangkannya. dengan demikian memungkinkan konsumen untuk lebih sering mengkonsumsi ice cream terlebih pada musim kemarau atau panas. Mengingat konsumen ice cream terdiri dari berbagai kalangan usia dan social, berarti industry ice cream memiliki peluang pasar yang luas sehingga banyak bermunculan produsen-produsen ice cream lainnya di pasaran. PT. Unilever Tbk sebagai produsen ice cream Wall’s yang menawarkan produknya dalam berbagai jenis rasa dan ukuran secara satuan. PT. Unilever Tbk juga menawarkan dalam kemasan besar (kemasan keluarga) dengan beranekaragam rasa tentunya memberikan alternalif bagi konsumen. Selain distribusi yang cukup luas serta rasa yang cukup bervariasi membuat ice cream Wall’s tetap menjadi pilihan sebagian masyarakat. Produsen merek lain selain ice cream Wall’s yang juga memproduksi ice cream dan menjual melaluli Toserba, Toko, Supermarket, adalah Campina, dan Diamond. Selain itu ada outlet yang menjual ice cream secara khusus seperti Baskin Robbin’s, Haagen Daaz, Swensens, Geleto dan Zangradi. Menurut ini berarti persaingan ketat di industri ice cream, dalam harga kualitas produk maupun layanan. Adapun para pemain utama yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk dengan merek Wall’s, PT. Campina Ice cream Industry dengan merek Campina, dan PT. Sukanda Jaya mengusung merek Diamond.
80
Posisi Persaingan Antar Merek ice cream di Indonesia Tahun 2012, 2013, 2014 Merek
2012
2013
2014
Wall’s
72,4%
69,86%
76,9%
Campina
17,9%
16,77%
14,6%
Diamond
1.1%
1,48%
1,5%
Others
6,3%
8,45%
4,2%
Sumber : Topbrand-Award (2014)
PT. Bentoro Adisandi adalah perusahaan distributor ice cream merek Wall’s di wilayah Riau. Karena kebutuhan masyarakat yang banyak, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan melakukan pemesanan secara terus menerus kepada Unilever sebagai perusahaan yang memproduksi ice cream Wall’s. Apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan yang diakibatkan oleh kurangannya persediaan barang dikhawatirkan akan menurunkan jumlah permintaan pelanggan terhadap produk. PT. Bentoro Adisandi selaku distributor yang berperan penting dalam persaingan pasar ekonomi, harus senantiasa melakukan perbaikan kualitas dan pelayanan perusahaannya agar dapat bertahan di industri penjualan ice cream. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat bertahan pada industri ice cream diperlukan cara yang tepat untuk mengalahkan pesaingnya dengan cara melakukan peramalan (forcesting) terhadap penjualan produk dan persediaan (inventory). Persediaan barang merupakan komponen dasar bagi perusahaan dagang untuk melakukan penjualan. Namun, yang sering terjadi diperusahaan pada umumnya adalah kesulitan dalam memperkirakan permintaan pelanggan pada periode berikutnya sehingga barang yang tersedia tidak mencukupi
80 permintaan pelanggan terhadap jumlah barang yang dihasilkan perusahaan. Apabila perusahaan melakukan kesalahan dalam menetapkan besarnya jumlah persediaan maka akan menimbulkan masalah, seperti tidak terpenuhinya permintaan konsumen atau berlebihnya jumlah persediaan sehingga timbulnya biaya ekstra untuk penyimpanan. Pada penelitian kali ini, penulis akan membahas satu jenis produk yaitu PADDLE POP TRICO 48X60ML karena jenis produk ini merupakan produk dengan penjualan paling banyak dari pada jenis produk lainnya di perusahaan PT. Bentoro Adisandi pada tahun 2014 sebesar 18.073 karton. Berikut tujuh besar data penjualan selama tahun 2014.
Tujuh Besar Data Penjualan dari Seluruh Jenis Produk PT. Bentoro Adisandi Tahun 2014. No
Jenis Produk
FEAST CHOCOLATE 65ML/42 FEAST VANILLA 65ML/42 POPULAIRE CHOCOLATE 90ML/40 POPULAIRE STRAWBERRY90ML/40 PADDLEPOP SHAKYSHAKE 150ML/24 PADDLE POP RAINBOW POWER 6 7 PADDLE POP TRICO 48X60ML Sumber : Data Perusahaan 2014 1 2 3 4 5
2014 (karton) 15953 16095 17718 15468 10110 17805 18073
Selama berjalannya PT. Bentoro Adisandi hanya melakukan kegiatan bisnisnya secara konvensional, dimana hanya memesan suatu barang tanpa memperhatikan jumlah suatu permintaan akan produk tersebut sehingga sering terjadinya kelebihan stok atau over stock yang dapat menambah pengeluaran untuk biaya gudang dan hal tersebut juga dapat menimbulkan resiko rusaknya barang yang disimpan di gudang akibat penyimpanan terlalu lama.
Dan dapat
dilihat perbandingan data penjualan dan
pembelian salah satu jenis produk Wall’s yaitu Paddle Pop Trico 48x60ml tahun 2014 sebagai berikut.
80 Data Pembelian dan Penjualan Paddle Pop Trico 48x60ml Tahun 2014 PT. Bentoro Adisandi. Jenis Produk
Paddle Pop Trico 48x60ml
Persediaan Akhir Tahun 2013 (karton) 464
Tahun 2014 Pembelian Penjualan (karton) (karton) 19.050 18.073
Sumber : Data Perusahaan 2014
Oleh karena itu perlu adanya penelitian yang membantu perusahaan meramalkan penjualan yang akan datang dengan menggunakan metode penelitian yang akan dipakai oleh penulis antara lain dengan menggunakan metode FORECASTING dan sistem MRP (Material Requirement Planning), untuk memaksimalkan fungsi persediaan yang ada di dalam perusahaan. Hal ini berkaitan dengan peramalan kebutuhan perusahaan pada periode berikutnya, kuantitas pemesanan dan frekuensi pembelian barang, sehingga akan tercapai efisiensi persediaan barang di perusahaan. Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat topik dalam tugas akhir mengenai pengendalian persediaan barang diperusahaan tersebut dengan judul
“ANALISIS
PERAMALAN
PENJUALAN,
DAN
PENGENDALIAN
PERSEDIAN PADA PT. BENTORO ADISANDI”.
Identifikasi Masalah Rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Metode peramalan penjualan manakah yang paling tepat dan paling efektif yang dapat digunakan untuk meramalkan penjualan PT. Bentoro
Adisandi ?
2. Bagaimana perhitungan Material Requirement Planning pada PT. Bentoro Adisandi ? 3. Teknik
pengendalian
persediaan
apakah
yang
sebaiknya
diterapkan
PT. Bentoro Adisandi untuk meningkatkan efisiensi biaya dan jumlah persediaan ?
Tujuan Penelitian
80 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Untuk menentukan metode peramalan penjualan manakah yang paling tepat dan paling efektif yang sebaiknya digunakan oleh PT. Bentoro Adisandi. 2) Untuk melakukan perhitungan material requirement planning pada PT. Bentoro Adisandi. 3) Untuk memberikan rekomendasi teknik pengendalian persediaan yang sebaiknya diterapkan PT. Bentoro Adisandi untuk meningkatkan efisiensi persediaan. Landasan Teori Manajemen operasi menurut Heizer dan Render (2010;4) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Menurut pendapat Heizer dan Render (2010;82) persediaan adalah salah satu aset termahal dari banyak perusahaan, mewakili sebanyak 50% dari keseluruhan modal yang diinvestasikan. Menurut Heizer dan Render (2010;162) peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya kemasa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. Bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif atau bias juga dengan menggunakan kombinasi model matematis yang sesuai dengan pertimbangan yang baik dengan manajer. Sugiono
(2009;48)
pengendalian
persediaan
adalah
suatu
cara
untuk
mendapatkan kualitas yang diinginkan dari bahan yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan biaya yang minimum untuk keuntungan perusahaan. Sedangkan menurut Heizer dan Render (2010;199) mendefinisikan Materials Requirement Planning (MRP) sebagai sebuah teknik permintaan terikat yang menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan, penerimaan yang diperkirakan dan jadwal produksi induk untuk menentukan kebutuhan material.
80
Kerangka Pemikiran
80 Sumber : Penulis 2015 Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitan oleh Fuqing ZHAO, Yang ZHUO (Dalam Journal A Reactive Prediction Method for Dynamic Job Scheduling Problem) menyatakan Masalah yang tidak menentu sangat mempengaruhi penjadwalan pekerjaan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa metode winter adalah metode yang paling akurat. Metode kedua yang menunjukkan nilai MAD dan MSE terkecil setelah metode winter adalah Naive Method. Metode tersebut dapat digunakan dalam praktek untuk memecahkan masalah pengurangan biaya produksi dan optimasi alokasi sumber daya. Berdasarkan penelitian oleh Restu Wahyuningsih ( Dalam skripsi Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada PT. Dagsap Endura Eatore di Kawasan Industri Sentul, Bogor) Menyatakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder. Untuk mengetahui sistem pengendaloan persediaan bahan baku pada PT. dagsap Endura Eatore dilakukan dengan teknik wawancara kepada manajer produksi. Data primer yang diperoleh dari perusahaan dianalisis dengan menggunakan metode Materials Requirement Planning (MRP) dengan teknik Lot For Lot (LFL), Economic Order Quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ), Part Period Balancing (PPB). Metode MRP teknik POQ direkomendasikan sebagai metode alternatif dalam sistem pengendalian persediaan yang optimal dilihat dari total biaya persediaannya.
80
METODE PENELITIAN Jenis penelitian Desain Penelitian Tujuan
Jenis
Metode
Unit
Penelitian
penelitian
penelitian
Analisis
Time Horizon
T-1
Deskriptif
Survey
Organisasi
Time Series
T-2
Deskriptif
Survey
Organisasi
Time Series
T-3
Deskriptif
Survey
Organisasi
Time Series
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan informasi-informasi terkait objek penelitian berupa : 1. Studi pustaka Peneliti melakukan studi pustaka dengan mempelajari teori-teori pendukung, variabel, dan indikator mengenai peramalan penjualan dan persediaan barang, dari buku referensi, jurnal, artikel, dan lainnya, guna menunjang penelitian ini. 2. Wawancara Peneliti melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang menurut kami memilki kepentingan di dalam perusahaan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan di dalam penelitian ini. 3. Observasi Peneliti melakukan pengamatan/melihat secara langsung kegiatan dalam proses penjualan PT. Bentoro Adisandi, dari pengadaan barang sampai proses penjualan. Teknik Analisis Data
80 Untuk menganalisis permasalahan yang terjadi pada PT. Bentoro Adisandi dengan menggunakan metode, antara lain : Peramalan (Forecasting) a. Linear Regression b. Moving Average c. Weighted Moving Average d. Exponential Smoothing e. Exponential Smoothing with Trend
Ukuran Akurasi Peramalan Setelah mendapatkan hasil peramalan, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai terkecil dari kesalahan peramalan dengan perhitungan MAD dan MSE. • Rumus untuk menghitung MAD adalah sebagai berikut :
MAD =
∑ | aktual - peramalan | n
• Rumus untuk Menghitung MSE adalah sebagai berikut : MSE =
∑ | kesalahan peramalan |
2
n
Materials Requirements Planing (MRP) 1. Lot For Lot (LFL) 2. Economic Order Quantity (EOQ) 3. Period Order Quality (POQ) 4. Part – Period Balancing (PPB) 5.
HASIL DAN BAHASAN Hasil Perhitungan Software QM for Windows dengan Lima Metode Pada Forecasting PADDLE POP TRICO 48X60ML, April 2015.
80
Perhitungan dengan QM For Windows METODE
Hasil Peramalan
MAD
MSE
1.566,333
98,0318
17.200,12
1.576,4
97,7857
17.337,75
Exponential Smoothing
1.525,546
92,8389
15.152,17
Exponential Smoothing With Trend
1.546,211
91,3227
15.954,23
Linear Regression
1.616,935
89,7331
11.238,76
(karton) Moving Average Weighted Moving Average
Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2015) Dari hasil perhitungan tersebut, tabel diatas menunjukkan bahwa metode linear regression memiliki nilai MAD dan MSE terkecil dari metode lainnya yaitu sebesar 89,7331 dan 11.238,76, dengan hasil peramalan sebesar 1.616.935 karton, maka dengan begitu metode linear regression disarankan kepada perusahaan menggunakan metode tersebut untuk meramalkan banyaknya penjualan PADDLE POP TRICO 48X60ML pada periode yang akan datang. Perbandingan Biaya Persediaan PADDLE POP TRICO 48X60ML dengan Teknik LFL, EOQ, POQ, PPB
Metode
Biaya
Biaya
Biaya
Total Biaya
Fre
Kuant
Pemesanan
Penyimpanan
Pembelian
Persediaan
k
(karton)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(X) PT. BA
65
65
20.630
19.500.000
8.252.000 1.970.165.000
LFL
47
47
19.995,28
14.100.000
7.998.112 1.909.549.240
EOQ
14
15
20.777,25
4.500.000
8.310.900 1.984.227.375
POQ
12
12
20.061,05
3.600.000
8.024.420 1.915.830.275
PPB
24
24
20.061,05
7.200.000
8.024.420 1.915.830.275
Sumber : Data Olahan 2015
80 Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat bahwa frekuensi pemesanan 65 kali yang dilakukan oleh perusahaan merupakan yang tertinggi, karena perusahaan melakukan pemesanan setiap minggunya dengan biaya total tertinggi sebesar Rp. 1.997.917.000,Sedangkan pada metode MRP teknik LFL memiliki frekuensi pemesanan sebanyak 47 kali dengan kuantitas pesanan paling kecil dibandingkan dengan seluruh metode dan teknik yang ada, pemesanan yang dilakukuan pada saat stok persediaan habis. Metode MRP teknik LFL menghasilkan total biaya persediaan sebesar Rp 1.931.647.352,- dan memiliki biaya pemesanan paling tinggi diantara ketiga teknik yang ada sebesar Rp. 14.100.000,- Jumlah pemesanan disesuaikan dengan kubutuhan bersih PADDLE POP TRICO 48X60ML tanpa memperhatikan cadangan yang harus disimpan perusahaan. Sedangkan metode MRP teknik EOQ dapat dilihat bahwa frekuensi pemesanan 15 kali yang dilakukan menggunakan teknik EOQ merupakan kuantitas yang tertinggi sebesar 20.777,25 karton, karena teknik ini melakukan pemesanan hanya sekali-kali dalam sebulan tetapi memiliki kuantitas yang cukup besar dengan total biaya persediaan tertinggi sebesar Rp. 1.997.038.275,- dibandingkan dengan ketiga teknik LFL, POQ, PPB. Sedangkan metode MRP teknik POQ, memiliki frekuensi pemesanan sebanyak 12 kali, ini merupakan frekuensi yang kecil dibandingkan metode perusahaan dan teknik LFL, EOQ, PPB dengan memiliki kuantitas pesanan sebesar 20.061,05 karton sehingga teknik POQ menghasilkan total biaya persediaan paling rendah sebesar Rp 1.927.454.695,- dibandingkan metode perusahaan, dan teknik LFL, EOQ, dan PPB. Sedangkan metode MRP teknik PPB frekuensi pemesanan sebanyak 24 kali dengan jumlah kuantitas yang sama dengan teknik POQ yaitu sebesar 20.061,05 karton. Sehingga metode MRP teknik PPB menghasilkan total biaya persediaan sebesar Rp. 1.931.054.695,- urutan kedua terkecil dalam jumlah total biaya persediaan. Nilai penghematan diperoleh dengan mengitung selisih antara metode perusahaan dengan keempat nilai teknik LFL, EOQ, POQ, PPB, selanjutnya hasilnya akan dibandingkan. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut ditentukan metode dengan teknik
terbaik
yang
dapat
mengefisiensikan
persediaan
diperusahaan
untuk
80 direkomendasikan pada perusahaan sebagai alternatif sistem pengendalian persediaan yang terbaik..
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari metode peramalan yang terdiri dari Linear Regression, Moving Average, Weighted Moving Average, Eksponential Smoothing, dan Eksponential Smoothing with Trend, Maka metode peramalan yang paling tepat untuk meramalkan penjualan PADDLE POP TRICO 48X60ML di perusahaan PT. Bentoro Adisandi adalah metode linear regression, karena setelah dilakukan perhitungan menggunakan Software QM for Windows maka telah didapatkan nilai MAD = 89,7331 dan MSE = 11.238,76 yang merupakan nilai terkecil dengan hasil peralaman untuk bulan April sebesar 1.616,935 karton, yang artinya yang paling akurat diantara kelima metode lainnya maka diaplikasikan pada PT. Bentoro Adisandi. Sedangkan untuk melakukan perhitungan pengendalian persediaan pada PT. Bentoro Adisandi dapat menggunakan metode MRP dengan teknik LFL, EOQ, POQ, dan PPB. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, teknik pengendalian persediaan yang sebaiknya diterapkan PT. Bentoro Adisandi adalah teknik POQ. Hasil perhitungan dari teknik POQ memiliki frekuensi pemesanan 12 kali dalam satu tahun atau sebanyak 20.061,05 karton dan menghasilkan total biaya persediaan sebesar Rp. 1.927.454.695,- dibandingan dengan metode yang digunakan oleh perusahaan sebelumnya dan ketiga teknik lainnya.
Saran Agar persediaan tidak mengalami kelebihan maupun kekurangan stok pada saat melakukan penujualan, berikut saran-saran yang penulis berikan kepada PT. Bentoro Adisandi : Sebelum melakukan pembelian, sebaiknya perusahaan melakukan peramalan terhadap penjualan ice cream Wall’s dengan menggunakan metode linear regression karena metode tersebut memiliki tingkat kesalahan peramalan yang paling kecil.
80 Perusahaan sebaiknya menghitung kapan waktu pemesanan yang harus dilakukan agar dapat menghemat biaya dengan mengurangi biaya penyimpanan digudang sehingga biaya tersebut dapat dialokasikan untuk keperluan biaya lainnya. Perusahaan sebaiknya melakukan perhitungan persediaan dengan menggunkan metode MRP teknik POQ dikarenakan memiliki hasil total biaya persediaan dan frekuensi pemesanaan paling rendah dari ketiga teknik lainnya.
80
REFERENSI Agus, R. (2009). Manajemen Persediaan (edisi 1). Yogyakarta: Penerbit Graham Ilmu. Astuti, Dwi P. (2005) . Analisis Forecasting Volume Penjualan. Jakarta. Penerbit Raja Grafindo Persada. Dika
M. (2013). Analisa Usaha Es Krim. 15 Mei http://www.academia.edu/9594986/analisa_usaha_es_krim
2015.
From:
Dyck, B & Neubert, M.J. (2009). Principle of Management.South-Western: Cengage Learning. Ehsan, B., Navid, S., Azin, H., & Siva, H. (2012). Evaluating Effect of Knowledge Management in Sales Forecasting: Evidence from Iran's Food Retail Industry. Journal of Business Management, 1-7. Heizer, J. & Render, B. (2010). Manajemen Operasi (buku 1 edisi 9). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Heizer, J. & Render, B. (2010). Manajemen Operasi (buku 2 edisi 9). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Herjanto, E. (2008). Manajemen Operasi edisi 3. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada. Indrayati, R. (2007) Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Metode EOQ (Ecomonic Order Quantity) pada PT. Tipota Furnishing Jepara. Skripsi S1 Universitas Negeri Semarang, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi. Semarang. Ipotnews. (2011). Unilever Perbesar Pasar Es Krim Untuk Topang Pertumbuhan. 15 Mei 2015. From: https://www.ipotnews.com/index.php?jdl=Unilever_Perbesar_Pasar_Es_Krim_u ntuk_Topang_Pertumbuhan&level2=newsandopinion&level3=&level4=stocks& id=650664#.VX1mqvmqqko Kumar, S. A., & Suresh, N. (2008). Production And Operations Managenet. New Delhi: NEW AGE INTERNATIONAL (P) LIMITED, PUBLISHERS. Kurniawan, W. (2008). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku di Perusahaan Kecap Segitiga Majalengka. Skripsi S1. Institute Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Bogor. Kusuma, H. (2009). Manajemen Produksi : Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 4. Yogyakarta: Penerbit Andi. Mariyam, M. (2008). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kedelai pada Koperasi Produksi Tahu di Kampung Iwul Parung Bogor (Studi Kasus Koperasi Ikhtiar Swadaya Masyarakat/ISM Mitra Bersama). Skripsi S1 Universitas Islam
80 Negeri Syarif Hidayatullah, Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Agribisnis. Jakarta. Rangkiti, F. (2005). Manajemen persediaan (Aplikasi dalam bidang bisnis). Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. Richard, L. D. (2006). Management. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. (2010). Manajemen. Jakarta: PT.Indeks, Sadeghi, H., Makui, A., & Heydari, M. (2014). A simulation method for Material requirement planning supply dependent demand and uncertainty lead-time. African Journal of Business Management, 127-139. Schroeder, Roger G. (2007). Operations Management, Contemporary Concepts and rd
Cases. 3 edition. Mc Graw Hill International Edition, New York Siswanto. ( 2007) . Business Forecasting. Erlangga, Jakarta. Sugiono, A. (2009). Manajemen Keuangan unuk Praktisi Keuangan. Jakarta: Grasindo Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Surianto, A. (2013). Penerapan Metode Material Rrequiremen Planning (MRP) DI PT. Bokormas Mojokerto. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, FEB UB Malang, 1-61. Top Brand Award. (2014). Top Brand Index 2014 Fase 2. 15 Mei 2015. From: http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/surveyresult/top_brand_index_2014_fase_2 Wahyuningsih R. (2011). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Dagsap Endura Eatore di Kawasan Industri Sentul, Bogor. Skripsi S1. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Zhao, F., & Zou, Y. (2012). A Reactive Prediction Method for Dynamic Job Scheduling Problem. Journal of Computational Information Systems, 8487-8494. Zulfikarijah, F. (2005). Manajemen Persediaan. Malang: Penerbit UMM Pres
RIWAYAT PENULIS
.
79