ANALISIS PERAMALAN PEMAKAIAN BAHAN BAKU TERHADAP KEMAMPUAN PROSES PRODUKSI PADA CV. 3 ABAD FURNITURE JEPARA OLEH Ir. GUN SUDIRYANTO, MM. Latar Belakang Masalah
kegiatan pemesanan bahan baku supaya
Setiap badan usaha atau perusahaan
proses kegiatan produksi dapat berjalan
pada dasarnya berusaha memperoieh
dengan lancar dan dapat menghemat biaya
keuntungan maksimum dengan sumber daya
gudang. Berdasarkan latar belakang masalah
yang dikeluarkan seminimal mungkin, baik
di atas, maka penulis mengambil judul untuk
perusahaan yang menghasilkan barang
Tugas Akhir adalah "Analisa Peramalan
maupun jasa. Dengan demikian setiap
Pemakaian bahan Baku T e r h a d a p
prusahaan dituntut untuk mengalokasikan
Kemampuan Proses Pada CV. 3 Abad
sumber daya yang dimilikinya seefektif dan
Furniture Jepara" dengan asumsi sebagai
semaksimal mungkin demi kelangsungan
berikut:
produk serta tercapainya tujuan yang
1. 'Keadaan keuangan
diinginkan. Dalam kegiatan produksi, bahan
p e r u s a h a a n
mencukupi untuk melaksanakan rencana yang telah ditetapkan.
baku memegang peranan sangat penting,
2. Kebutuhan bahan baku relatifstabil.
dimana proses produksi sangat tergantung
3. Harga pembelian bahan baku relatif
terhadap ada tidaknya bahan baku yang akan diproses. Manajemen produksi dalam. hat ini
stabil. 4. Kebutuhan bahan baku sewaktuwaktu dibutuhkan ada dipasaran.
memegang peranan penting karena
5. Tidak timbul masalah baik tenaga kerja,
diharapkan dapat menyusun suatu rencana
peralatan maupun masalah lain yang
untuk menentukan besar kecilnya volume
menghambat produksi.
bahan baku yang akan diproduksi dengan baik. Hal ini diiakukan untuk menghindari
Pembatasan Masalah
bahan baku kurartg saat proses produksi
Berdasarkan uraiahuraian di atas
sedang beriangsung, sehingga tidak dapat
s e r t a d e n g a n m e m p e r t i m b a n g k a n
berjalan sesuai rencana, atau persediaan di
keterbatasan yang ada, baik kemampuan
gudang yang mengakibatkan bertambahnya
maupun waktu yang tersedia, sedangkan
biaya produk.
permasalahan yang harus dibahas cukup
Untuk menghindari akibat yang tidak
luas, maka agar pembahasan masalah ini
diinginkan, maka penehtuan bahan baku
tidak terialu kabur, pembahasan akan lebih
sangat penting bagi perusahaan tersebut.
menitikberatkan pada:
Berdasarkan hal ini maka akan diuraikan
1. Perusahaan mebelCV. 3 Abad Furniture
bagaimana cara meramalkan kegiatan
2. Kebutuhan bahan baku kayujati pada CV.
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
115
3 Abad Furniture Jepara selama tahun 2001 sampaidengan2003.
Semua peramalan merupakan perkiraanperkiraan terhadap suatu keadaan
3. Volume kebutuhan bahan baku tahun 2001 2003 CV. 3 Abad Furniture Jepara.
untuk masa yang akan datang atas dasar datadata yang tersedia pada saat sekarang.
4. Kemampuan proses produksi dengan
Metode dan teknik peramalan akan
peta kendali MR (Moving Range) pada
tergantung pada jumlah dan jenis bahan yang
CV 3 Abad Furniture Jepara.
disusun peramalannya serta keperluan peramalan itu sendiri.
Perumusan Masalah
Pada umumnya dalam penyusunan
Setiap perusahaan tidak akan terbebas dari segala macam hambatan yang seringkali menimbulkan kerugian bahkan g u l u n g tikar. Masdalah pemesanan kebutuhan bahan baku berarti membicarakan pokok perhatian yang ditujukan pada bahan bahan dan komponenkomponen yang digunakan dalam produksi.
peramalan tentang bahan baku untuk keperluan proses produksi ini, diperlukan pola penggunaan bahan baku pada tahuntahun yang lalu, serta peramalan atau anggaran produksi pada periode yang bersangkutan, berikut kebijaksanaan persediaan awal dari bahan baku perusahaan. "Peramalan adalah suatu usaha untuk
"Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam
meramalkan keadaan dimasa mendatang melalui pengujian keadaan dimasa lalu". (T. Hani Handoko, 1992:78)
penelitian ilmiah". (Moh. Nazir, 1988:133) Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi perumusan masalah adalah: " A p a k a h P e r a m a l a n B a h a n
Kegunaan Peramalan "Kegunaan .peramalan adalah merupakan
B a k u
cara berfikir yang sistematis dalam
Berpengaruh Terhadap Kemampuan
pemecahan suatu masalah." (Agus Ahyari,
Proses Produksi Pada CV. 3 Abad Furniture
1981:36)
JeparaT
Dengan dasar tersebut maka metode peramalan merupakan cara memperkirakan
Teiaah Pustaka Pengertian Peramalan Sebelum melakukan kegiatan produksi terlebih dahulu disusun suatu perencanaan produksi. Dengan adanya perencanaan produksi diharapkan jalannya proses produksi akan berjalan dengan lancar. Untuk mengadakan perencanaan produksi diperlukan suatu peramalan. 116
apa yang akan terjadi pada masa yang akan dtang. Dengan diketahuinya tingkat penggunaan bahan untuk keperluan proses produksi, maka data perencanaan produksi untuk periode yang akan datang dapat dipergunakan sebagai dasar penentuan peramalan kebutuhan bahan baku untuk periode yang bersangkutan. Peramalan kebutuhan bahan baku DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
yang mendasarkan diri pada anggaran atau
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kectl.
perencanaan produksi perusahaan haruslah
Persediaan yang terlalu berlebihan
disertai dengan dasar tingkat penggunaan
akan rnerugikan perusahan, apalagi kalau
bahan. Peramalan yang terlalu tinggi akan
sifat dari bahan baku mudah rusak, hal ini
mengakibatkan kelebihan bahan baku dan
membutuhkan suatu penanganan yang
sebaliknya peramalan yang terlalu rendah
cermat sehingga perusahaan tidak banyak
akan mengakibatkan kekurangan atau
mengeluarkan biaya untuk kerusakan bahan
kehabisan bahan baku untuk keperluan
baku tersebut. Persediaan yang terlalu kecil
proses produksi.
sangat sering tidak dapat mencukupi
Dalam penyusunan peramalan ini,
kebutuhan untuk proses produksi. Untuk
ketepatan hasil peramalan sangat diperiukan
menjaga kelangsungan proses produksi
untuk menghindari kelebihan ataupun
perusahaan akan melakukan pembelian
kekurangan bahan baku tersebut. Dengan
mendadak dengan harga lebih tinggi. Hal ini di
demikian apabila data perencanaan produksi
dalam jangka panjang akan sangat
sudah didapat manajemen perusahaan
rnerugikan perusahaan.
segera dapat rnenyusun kebutuhan bahan FaktorFaktor Yang Mempengaruhi
baku untuk keperluan proses produksi.
Persediaan Bahan Baku Sebeium kita memesan atau
Peiitingnya Kebutuhan Bahan Baku S e t i a p
p e r u s a h a a n
y a n g
membeli bahan baku untuk persediaan, kita
memproduksi suatu, barang atau produk,
harus memperhatikan faktorfaktor yang
sangat perlu mengadakan persediaan bahan
mempengaruhi persediaan bahan baku.
untuk menjamin kelangsungan kegiat'an
Faktorfaktor ini saling berkaitan sehingga
produksinya. Bahan baku merupakan bahan
secara bersamasama akan mempengaruhi
atau barang yang belum digunakan untuk
persediaan bahan baku, adapun faktorfaktor
proses produksi sehingga dengan bahan
tersebut antara lain: (AgusAhyari, 1981:4)
baku suatu perusahaan dapat memproduksi
a. Perkiraan kebutuhan bahan baku
untuk menghasilkan satu atau beberapa
Sebeium kegiatan pembelian bahan baku
macam produk.
dilaksanakan, maka pihak manaejemen
Untuk mengadakan persediaan ini
harus dpat membuat perkiran bahan baku
tentu dibutuhkan sejumlah dana yang
yang akan dipergunakan di dalam proses
diinvestasikan ke dalam persediaan tersebut.
produksi pada suatu periode. Perkiraan
Agar persediaan yang ada dapat menjamin
kebutuhan bahan baku ini merupakan
kebutuhan bagi kelancaran suatu kegiatan
perkiraan tentang berap besar atau
produksi dengan tingkat biaya yang rendah,
jumlahnya bahan baku yang akan
maka haruslah dapat mempertahankan
digunakan. Perkiraan kebutuhan bahan
antara jumlah persediaan bahan baku yang
baku tersebut dapat diketahui dari
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
117
perencanaah produksi pada periodeyang
bahan baku itu sendiri. Dengan diketahui
bersangkutan.
waktu tunggu yang tepat, maka
b. Hargabahanbaku
perusahaan akan dapat membeli pada
Harga bahan baku merupakan penentu
saat yang tepat pula, sehingga resiko
seberapa besar dana yang hams
p e n u m p u k a n p e r s e d i a a n
disediakan untuk bahan baku tersebut,
kekurangan persediaan dapat ditekan
jadi harga dri bahan baku tersebut ikut
seminimal mungkin.
a t a u
pula menentukan besar kecilnya Metodologi Penelitian
persediaan bahan baku.
Lokasi Penelitian
c. Biayabiaya persediaan Biayabiaya persediaan juga perlu diperhatikan, karena hal ini juga m e m p e n g a r u h i b e s a r n y a j u m i a h
p a d a
perusahaan CV. 3 Abad Furniture Jepara yang beralamat di Jl. Suromoyo 104 Bangsri Jepara Jawa Tengah. Penulis melakukan
persediaan bahan baku.
penelitian pada perusahaan tersebut karena
d. Kebijaksanaan pembelanjaan Seberapa besar persediaan bahan baku a k a n m e n d a p a t k a n d a n a
P e n e l i t i a n d i l a k u k a n
d a r i
perusahaan akan tergantung kepada kebijaksanaan pembelanjaan dari dalam
perusahaan tersebut bergerak di bidang permebelan yang sesuai dengan studi penulis. Variabel Yang Digunakan
perusahaan tersebut. Dengan melihat apakah dana yang disediakan tersebut cukup untuk pembayaran semua bahan
1) EOQ (Economic Order Quantity)
yang diperlukan perusahaan atau hanya
2) ROP (Reorder Point)
sebagiansaja.
3) Lead time
e. Pemakaian selanjutnya Seberapa besar penyerapan bahan baku oleh proses produksi perusahaan serta bagaimana hubungannya dengan perkiraan pemakaian yang sudah
f.
a. Variabel peramalan bahan baku
4) Frekuensi pemesanan bahan baku 5) Kebutuhan bahan baku pada tahun berikutnya. b. Variabel kemampuan proses produksi "MR (Moving Range) adalah selisih
disusun harus senantiasa dianalisa.
antara pengukuran batch sesudah dan
Dengan demikian maka dapat disusun
sebelumnya, dihitung berdasarkan nilai
perkiraan kebutuhan bahan baku
tertinggi dikurangi nilai terendah dari
mendekati kepada kenyataan.
dua pengukuran itu sehingga diperoleh
Waktutunggu
nilai positif." (Vincent Gaspersz, 2001 :
Waktu tunggu (lead time) merupakan
86)
tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesaan bahan baku dengan 118
SumberData DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
Adapun jenis dan data yang akan
seperti bukubuku, dokumen, majalah,
penulis gunakan di dalam penyusunan Tugas
peraturanperaturan, notulen rapat,
Akhir ini adalah sebagai berikut:
catatan harian. (SuharsiniArikunto. 1998:
a. Data primer
131).
Data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya dengan cara wawancara
Metode Analisa Data a. Analisa kuantitatif "Merupakan serangkaian observasi yang
dan observasi.
dapat dinyatakan dalam angkaangka".
b. Datasekunder
(Soeratno dan Lincoln Arsyad, 1993 :
Data yang sumbersumbernya diperoleh dari pihak kedua atau lebih, atau data y a n g t i d a k d i u s a h a k a n
69) b. Analisa kualitatif
s e n d i r i
"Merupakan serangkaian observasi yang
pengumpulannya oleh penulis, dengan
terdapat dalam sampel tergolong pada
mempelajari dokumen arsip perusahaan
salah satu dari keiaskelas eksekutif
yang bersangkutan juga dengan cara
s e c a r a
melalui penelitian kepustakaan.
k e m u n g k i n a n n y a t i d a k d a p a t
(Soeratno dan Lincoln Arsyad, 1993 :
Metode pengumpulan data yang
70)
digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini
a. Interview Metode ini artinya adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari wawancara (SuharsiniArikunto 1998:126).
d a n
dinyatakan dalam angkaangka".
Metode Pengumpulan Data
adalah sebagai berikut:
b e r s a m a s a m a
Di dalam penulisan Tugas Akhir ini, alat analisa yang penulis gunakan adalah: a. Alat analisa yang penulis gunakan untuk mengetahui kuantitas pemesanan bahan baku adalah analisa EOQ (Economic Order Quantity) yang meminimumkan biaya penyimpanan persediaan.
b. Observasi Metode ini dimaksudkan sebagai
/ 2 . R . S
kegiatan pemusatan perhatian terhadap
EOQ= J V C/unit
suatu obyek dengan menggunakan
Frekuensi pemesanan bahan baku = —
seluruh alat indera {Suharsini Arikunto 1998:128).
Dimana: R
= Penggunaan atau permintaan
yang artinya barangbarang tertulis. Di
S
= Biaya pemesanan.
dalam melaksakan metode dokumentasi
C/unit
= Biaya penyimpanan
penulis menyelidiki bendabenda tertulis
Q
= Jumlahyangdipesan.
c. Dokumentasi
yang diperkirakan.
Dokumentasi dari asal katanya dokumen
DISPROTEK Vol. 1, No. 1. Juli 2010
119
(Gunawan Adi Saputro, Marwan Asri, 1984
proses produksi perusahaan adalah peta kendali MR (Moving Range).
:222) b. Alat analisis yang penulis gunakan untuk
Dimana menggunakan kriteria penilaian
menentukan besarnya kebutuhan bahan
sebagai berikut:
baku yang akan datang adalah "Analisis
1) Jika Cp > 1,33, maka kapabilitas proses
trend linier metode least square" yang
sangatbaik
merupakan analisa deret waktu. Jika tahun
2) Jika 1,00 Cp 1,33, maka kapabilitas
dinyatakan dengan t, data deret waktu
proses baik, namun perlu pengendalian
untuk tahun t dengan yt, maka model umum trend linier yaitu:
ketat apabila Cp mendekati 1,00. 3) Jika Cp < 1,00, maka kapabilitas proses
y, = a + b,
rendah, sehingga perlu ditingkatkan
Dimana a dan b merupakan hargaharga
kinerjanya melalui peningkatan proses
yang masih harus ditentukan berdasarkan
itu.
kumpulan deret waktu yang diberikan.
Rumus yang digunakan adalah:
Apabila data deret waktunya adalah
X
= I* n
volume kebutuhan bahan baku, maka yt adalah besarnya kebutuhan bahan baku
EMR
MR
pada tahun t.
Untuk menentukan harga a dan b dalam persamaan linier adalah: a =
£ Y n
I t 2
CL
a X xr . ^ MR
UCL = X + 3l LCL = X 3
MR d,
(UCLLCL)
Cp
Dimana: Y
= Volume kebutuhan bahan baku yang telah diketahui.
n
Dimana:
= Banyaknya tahun.
UCL
= Batas Kendali Atas
t
= Satuan waktu
LCL
= Batas Kendali Bawah.
a
= Konstanta atau sama dengan Cp
= Capability proses
peramalan kebutuhan bahan pada waktu t=0. b
= Bilangan perubahan untuk satuan waktu.
(AgusAhyari, 1981:45)
= Nilai ratarata pengukuran. = Nilai ratarata dari range bergerak. (Vincent Gasperz, 2001:86) Penyajian Data
c. Sedangkan alat analisa yang penulis
Persediaan bahan baku dimaksudkan
gunakan untuk mengukur kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
untuk proses produksi pada waktu yang
penyusunan peramalan ini ketepatan hasil
akan datang. Persediaan bahan baku ini
peramalan sangat diperlukan untuk
selalu disediakan dalam sejumlah ukuran
m e n g h i n d a r i k e l e b i h a n
atau besaran physik, akan tetapi
kekurangan persediaan barang tersebut.
kebutuhan bahan baku diperhitungkan
Dalam analisis data ini, penulis akan
a t a u p u n
atas dasar peramalan. Peramalan yang
menguraikan hasil dari pada temuan
terlalu tinggi akan mengakibatkan
tentang datadata yang berkaitan dengan
kelebihan persediaan bahan baku,
kebutuhan bahan baku untuk proses
sebaliknya peramalan yang terlalu rendah
produksi. Adapun hasil temuan yang
akan mengakibatkan kekurangan atau
diperoleh, penulis sajikan sebagai berikut:
k e h a b i s a n b a h a n b a k u . D a l a m Tabel 4. Data Produksi Tahun 2001 2003 CV. 3 Abad Furniture Jepara Keterangan
111
2001 787 unit 984 unit 1.969 unit 3.740 unit
Jumlah
2002 914 unit 1.143 unit 2.286 unit
2003 992 unit 1.240 unit 2.481 unit
4.343 unit
4.713 unit
Sumber data : CV. 3 Abad Furniture Jepara, 2003
Tabel 5,
Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2001 2003 C V. 3 Abad Furniture Jepara
2001 394 m3 33 m3 164 m3 591 m3
Keterangan Almari Kursi Nakas Jumlah
2002 457 m3 38 m3 190 m3 685 m3
2003 496 m3 42 m3 206 m3 744 m3
Sumber Data: CV. 3 Abad Furniture Jepara, 2003
Tabel 6. Biaya Pemesanan Bahan Baku Tahun 2001 2003 CV. 3 Abad Furniture Jepara Tahun 2001 2002 2003
Rp Rp Rp
Biaya Pemesanan 357.774.220 651.509.525 616.873.468
Sumber Data : CV. 3 Abad Furniture Jepara, 2003.
DISPROTEK Vol. 1. No. 1, Juli 2010
Tabel 7.
Biaya Penyimpanan Bahan Baku Tahun 2001 2003 CV. 3 Abaci Furniture Jepara Tahun 2001 2002 2003
Biaya Penyimpanan Rp 261.650.450 Rp 370.047.900 Rp 335.001.500
Sumber Data: CV. 3 Abad Furniture Jepara, 2003
Frekwensi pemesanan bahan baku
Analisa Data dan Pembahasan EOQ (Economic Order Quantity)
R_
Anatisa Economic Order Quantity (EOQ)
Q
digunakan untuk mengetahui kuantitas
591
pemesanan bahan baku yang paling
40
ekonomis untuk dilaksanakan setiap kali
=
14,7
=
15 x (dibulatkan)
p e m b e l i a n . M a n f a a t y a n g d i d a p a t perusahaan dari analisa EOQ adalah dalam melakukan pembelian diharapkan terjadi p e m b e l i a n y a n g o p t i m a l
d e n g a n
Kebutuhan 1 periode tahun 2001 dibagi 300 hari (1 bulan = 25 hari kerja)
pengeluaaran biaya seminimal mungkin.
_ !®1
Berikut ini akan penulis sajikan hasil
~ 300
perhitungan beserta' analisa data dengan
= 1,97= 2 m3 (dibulatkan)
menggunakan EOQ untuk tahun 2001 2003
Lamanya waktu tunggu berdasarkan
adalah sebagai berikut:
kebijaksanaan pihak manajemen CV. 3
a. Tahun 2001
abad Furniture Jepara adalah 7 hari
Berikut ini analisa EOQ untuk tahun 2Q01,
Safety stock=43 m3
perhitungan frekwensi pemesanan bahan
ROP
= U x L + 5 5
baku dan Reorder Point (ROP) untuk
= 2 x 7 + 43
mengetahui saat dimana harus diadakan
= 57m 3
pemesanan kembali.
Jadi ReOrder Point bahan baku tahun 2001= 57 m3
EOQ
2 . R . S
=
Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh EOQ sebesar 40 m3 , artinya
-I
2x591x357.774.220
jumlah pemesan bahan baku paling
261.650.450
ekonomis yang dapat dilakukan oleh pihak
.616,24
perusahaan dalam setiap kali mengadakan pembelian bahan baku adalah sejumlah40
40,2 dibulatkan menjadi 40 m3
m3, dimana dengan jumlah tersebut DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
berdasarkan hasil analisa tidak akan terjadi
pemesanan kembali persediaan bahan
penumpukan bahan baku yang berakibat
baku dalam gudang senilai 57 m3
b i a y a
i memungkinkan p e r u s a h a a n t e t a p
penyimpanan bahan baku digunakan, juga
melakukan proses produksi, selama masa
p a d a m e m b e n g k a k n y a
biaya perawatan serta biayabiaya lain
tunggu hingga bahan baku yang dipesan
yang dapat terjadi karena adanya
sampai keperusahaan. Persediaan
penumpukan bahan baku di gudang.
pengaman (safety stock) senilai 43 m3,
Frekwensi pemesanan bahan baku
artinya nilai.43 m3 merupakan persediaan
sebanyak 15 X dalam 1 tahun, ini berarti
pengaman untuk berjagajaga apabila
perputaran persediaan bahan baku pada
terjadi keterlambatan datangnya bahan
CV. 3 Abad Furniture sebanyak 15 X, nilai
baku karena sesuatu hal yang tidak dapat
15 X sudah memenuhi standar perusahaan
diramalkan, sehingga perusahaan tetap
sebanyak 12 X. dalam setahun.
dapat beroperasi dengan mengambil dari
Dari perhitungan ROP di atas diperoleh
safety stock.
3
nilai sebesar 57 m . Ini berarti saat
Gambar 4. Hubungan Antara EOQ, ROP, Safety Stock 80
60
i. 1 40 a. 20
0
i
'
i
15x Frekwensi Pembelian Sumber data: data primer yang dioiah.
Dari gambar 4. di atas dapat diketahui
terbentuk untuk ROP adalah di atas dari
bahwa hubungan antara EOQ, ROP dan
garis Safety stock, karena pemesanan
Safety stock, dimana safety stock sebesar
dilakukan saat perusahaan masih memiliki
3
43 m merupakan persediaan pengaman
persediaan pengaman, sedangkan
bagi perusahaan, sehingga garis yang
frekwensi pembelian sebanyak 15 X
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
123
Kebutuhan 1 periode tahun 2002 dibagi sebanyak 14 X dalam 1 tahun, ini berarti
300 hari (1 bulan = 25 hari kerja)
perputaran persediaan bahan baku pada
685
CV. 3 Abad Furniture sebanyak 14 X, nilai
300 =
2,28=2,3 m 3 (dibulatkan)
Lamanya waktu tunggu berdasarkan kebijaksanaan manajemen CV. 3 abad
sebanyak 12 X. dalam setahun akan tetapi merupakan penurunan perputaran persediaan bahan baku dibandingkan
Furniture Jepara adalah 7 hari
tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan
Safety stock = 45 m3 ROP
14 X sudah memenuhi standar perusahaan
dengan penambahan jumlah bahan baku
= U x L + 5 5
dalam perusahaan serta proses produksi
= 2,3x7+45
yang memakan waktu lebih lama
= 61,1m 3 61m 3
mengakibatkan frekwensi pembelian
Jadi ReOrder Point bahan baku tahun 2002 = 61 m3
berkurang. Dari perhitungan ROP di atas diperoleh
Dari hasil perhitungan di atas unuk tahun 2002, maka diperoleh EOQ sebesar 49 m 3 , artinya jumlah pemesan bahan baku paling ekonomis yang dapat dilakukan oleh pihak perusahaan daiam setiap kaii mengadakan
nilai sebesar 61 m5. Ini berarti saat pemesanan kembali persediaan bahan baku dalam gudang senilai 61 m3 memungkinkan perusahaan tetap melakukan proses produksi, selama masa
pembelian bahan baku adalah sejumlah 49
tunggu hingga bahan baku yang dipesan
m8, dimana dengan jumlah tersebut
sampai keperusahaan, dibandingakan
berdasarkan hasil analisa tidak akan terjadi
tahun sebelumnya nilai ROP mengalami
penumpukan bahan baku yang berakibat
k e n a i k a n k o n d i s i
p a d a
m e n i n g k a t n y a j u m l a h
m e m b e n g k a k n y a
b i a y a
d i k a r e n a k a n p e s a n a n
penyimpanan bahan baku digunakan, juga
perusahaan sehingga perusahaan tidak
biaya perawatan serta biayabiaya lain
berani berspekulasi dengan persediaan
yang dapat terjadi karena adanya
bahan baku yang menurut pihak
penumpukan bahan baku di gudang
manjemen tidak akan mencukupi
dibandingkan dengan tahun 2001 nilai
kebutuhan karena adanya peningkatan
tersebut mengalami peningkatan hal ini
jumlah produksi. Keadaan tersebut diatas
disebabkan adanya peningkatan jumlah
juga berpengaruh pada kebijaksanaan
penjualan yang berpengaruh pada
persediaan pengaman (safety stock) yang
peningkatan jumlah produksi, dimana
m e n u r u t pihak manjemen harus
peningkatan pada produksi perusahaan
mengalami penambahan juga menjadi
berakibat pada penambahan kebutuhan
senilai 45 m3, artinya nilai 45 m* merupakan
bahan baku dalam tahun berjalan.
persediaan pengaman untuk berjagajaga
Frekwensi pemesanan bahan baku
apabila terjadi keterlambatan datangnya
DISPROTEK Vol. 1, No. 1. Juli 2010
125
bahan baku karena sesuatu hal yang tidak
dari safety sebagai persediaan pengaman
dapat diramalkan, sehingga perusahaan
bagi perusahaan agar tidak terhenti proses
tetap dapat beroperasi dengan mengambii
produksinya karena kehabisan bahan
dari safety stock sesuai dengan manfaat
baku.
Gambar 5. Hubungan Antara EOQ, ROP, Safety Stock 80
60
i
1 «
i
20 0 ' 14 x Frekwensi Pembelian Sumber data : data primer yang diolah.
Dari gambar 5. di atas dapat diketahui
dengan kuantitas sebesar 49 m3, terlihat
bahwa hubungan antara EOQ, ROP dan
pada gambar di atas saat terjadi pemesan
Safety stock, dimana safety stock sebesar
kembali persediaan bahan baku dalam
45 m s merupakan persediaan pengaman
gudang senilai 61m3. dari gambar tedihat
bagi perusahaan, sehingga garis yang
jelas proses dari perputaran bahan baku
terbentuk untuk ROP adalah di atas dari
selalu dimulai dari garis di atas garis safety
garis Safety stock, karena pemesanan
stock artinya safety stock selalu ada
dilakukan saat perusahaan masih memiliki
sebagai pengaman bagi kegiatan proses
persediaan pengaman, sedangkan
produksi perusahaan.
frekwensi pembelian sebanyak 14 X Tabel 10. Frekwensi Pembelian Tahun 2002 CV. 3Abad Furniture Jepara Kuantitas pembelian Ratarata persediaan Biaya penyimpanan Biaya pemesanan Jumlah Biaya Persediaan
1x 685,00 m3
3 4 3 , 0 0 m 3
343,00 m3
172,00 m 3
2 X
Rp370.047.900 Rp185.023.950
5x 10 X 14x 69,00 m3 49,00 m3 137,00 m3 25.00 m3 69,00 m3 35,00 m3 Rp 7.400.580 Rp 37.004.790 Rp 26.431.993
Rp 651.509.525 Rp 1.303.019.050 Rp 3.257547.625 Rp6.515.095.250 Rp 9.121.133.350 Rp 1.021557.425 Rp1.4S8.043.000 Rp 3564.948505 Rp 6552.100.040 Rp9.147565.343
Sumber data: Data primer yang diolah.
126
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
dengan kuantitas sebesar 40 m , terlihat
kembali persediaan bahan baku dalam
pada gambar di atas saat terjadi pemesan
gudang senilai 57 m \
Tabel 8. Frekwensi Pembelian Tahun 2001 CV. 3 Abad Furniture 1 x
Jepara 5 x
2 X
10 X
1 5 x
Kuantitas pembelian
591,00 m3
296,00 m3
118,00 m3
59,00 m3
40,00 m3
Ratarata persediaan
296,00 m 3
148,00 m 3
59,00 m 3
29,50 m 3
20,00 m 3
Biaya penyimpanan
Rp261.650.450 Rp130.825.225 Rp52.330.090 Rp26.165.045 Rp17.443.363
Biaya pemesanan
Rp357.774.220 Rp715.548.440 Rp 1.788.871.100 Rp3577.742.200 Rp 5.366.613.300
Jumlah Biaya Persediaan Rp619.424.670 Rp846.373.665 Rp1.841.201.190 Rp 3.603.907.245 Rp 5.384.056.663 Sumber data : Data primer yang diolah.
Dari tabel 8 dapat diketahui besarnya biaya
dalam setahun perputaran persediaan
y a n g
sebesar 15 kali sebesar Rp. 244.207.087,
a k a n
t e r j a d i
p a d a
CV. 3 Abad Furniture Jepara selama satu
b. Tahun2002 b.
tahun berdasarkan frekwensi pemsanan
Berikut ini analisa EOQ untuk tahun 2002,
dalam setahun. Dimana saat dalam satu
perhitungan frekwensi pemesanan bahan
dalam terjadi 1 kali pemesanan dengan
baku tahun 2002 dan Reorder Point (ROP)
kuantitas 591 m5 dan ratarata besarnya
tahun 2002, untuk mengetahui saatdimana
persediaan dala gudang perusahaan
harus diadakan pemesanan kembali.
3
sebesar 296 m akan akan timbul biaya penyimpanan sebesar Rp. 261.650.450, dan biaya pemesanan sebesar Rp. 357.774.220, apabila dibandingkan dengan saat perusahaan melakukan pembelian sebanyak 15 kali dalam setahun
12x685x651.509.525 V
370.047.900
= ^2.412,03
dengan kuantitas pembelian bahan baku setiap kali pembelian sebesar 40 m3 dengan ratarata persediaan 20 m s terlihat
= 49,1 dibulatkan menjadi 49 m 3 Frekwensi pemesanan bahan baku
besarnya biaya penyimpanan lebih rendah
R^
y a i t u s e b e s a r R p . 1 7 . 4 4 3 . 3 6 3 ,
Q
dibandingkan dalam setahun hanya satu
685
kali pemesanan, artinya disini akan terjadi
49
penghematan biaya p e n y i m p a n a n termasuk di dalamnya perawatan apabila
= 14 x
= 52,3 dibulatkan menjadi 52 m 3
Dari tabel 10 dapat diketahui besarnya biaya yang akan terjadi pada CV. 3Abad
Frekwensi pemesanan bahan baku
Furniture Jepara selama satu tahun
J«
berdasarkan frekwensi pemsanan dalam
Q
setahun. Dimana saat dalam satu dalam 744
terjadi 1 kali pemesanan dengan kuantitas
52
685 m' dan ratarata besarnya persediaan dala gudang perusahaan sebesar 343 m3
= 14,3
akan akan timbul biaya penyimpanan
= 14 x (dibulatkan)
sebesar Rp. 370.047.900, dan biaya
Kebutuhan 1 periode tahun 2003 dibagi
pemesanan sebesar Rp. 651.509.525,
300 hari (1 bulan = 25 hari kerja)
apabila dibandingkan dengan saat
744
perusahaan melakukan pembelian
300
sebanyak 14 kali dalam setahun dengan kuantitas pembelian bahan baku setiap kali pembelian sebesar 49 m3 dengan ratarata persediaan 25 ms terlihat besarnya biaya penyimpanan lebih rendah yaitu sebesar Rp. 26.431.993, dibandingkan dalam setahun hanya satu kali pemesanan, artinya disini akan terjadi penghematan biaya penyimpanan termasuk di dalamnya perawatan apabila dalam setahun perputaran persediaan sebesar 14 kali sebesar Rp. 343.615.907, c. Tahun 2003
= 2,48*2,5 m 3 Lamanya waktu tunggu berdasarkan kebijaksanaan manajemen perusahaan CV. 3 Abad Furniture Jepara 7 hari Safety stock = 45 m3 ROP
= U x L + 55 = 2 x 7 + 45 = 62,5 m3 63 m3
Jadi ReOrder Point bahan baku tahun 2001= 63 m3 Dari hasil perhitungan di atas, maka d i p e r o l e h EOQ s e b e s a r 52 m s , dibandingkan dengan tahun 2002 artinya
Berikut ini analisa EOQ untuk tahun 2003,
jumlah pemesan bahan baku paling
perhitungan frekwensi pemesanan bahan
ekonomis yang dapat dilakukan oleh pihak
baku dan Reorder Point (ROP) untuk
perusahaan dalam setiap kali mengadakah
mengetahui saat dimana harus diadakan
pembelian bahan baku adalah sejumlah 52
pemesanan kembali.
ms, nilai tersebut lebih besar, hal ini dikarenakan adanya penambhan jumlah pesanan yang ada, dimana jumlah tersebut
| 2 x 616x616.873.468 V
335.001.500
berdasarkan hasil analisa tidak akan terjadi penumpukan bahan baku yang berakibat p a d a m e m b e n g k a k n y a
= ^2740,01
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
b i a y a
penyimpanan bahan baku digunakan, juga
127
f
biaya perawatan serta biayabiaya lain
baku dalam gudang senilai 63 m s
yang dapat terjadi karena adanya
m e m u n g k i n k a n p e r u s a h a a n tetap
penumpukan bahan baku di gudang.
melakukan proses produksi, selama masa
Frekwensi pemesanan bahan baku
tunggu hingga bahan baku yang dipesan
sebanyak 14 X dalam 1 tahun, ini berarti
sampai keperusahaan. Persediaan
perputaran persediaan bahan baku pada
pengaman (safety stock) senilai 45 m3,
CV. 3 Abad Furniture sebanyak 14 X, nilai
artinya nilai 45 m3 merupakan persediaan
14 X sudah memenuhl standar perusahaan
pengaman untuk berjagajaga apabila
sebanyak 12 X dalam setahun serta tidak
terjadi ketertambatan datangnya bahan
berubah dari tahun sebelumnya.
baku karena sesuatu hal yang tidak dapat
Dari perhitungan ROP di atas diperoleh
diramalkan, sehingga perusahaan tetap
nilai sebesar 63 m \ Inl berarti saat
dapat beroperasi dengan mengambil dari
pemesanan kembali persediaan bahan
safety stock.
Gambar 6. Hubungan Antara EOQ, ROP, Safety Stock
«u i 60
4(H 20
0
i "
...
. ,
14 X Frekwensi Pembelian Sutnber date: data primer yang diolah.
Dari gambar 6. di atas dapat diketahui
dilakukan saat perusahaan masih memiliki
bahwa hubungan antara EOQ, ROP dan
persediaan pengaman, sedangkan
Safety stock, dimana safety stock sebesar
frekwensi pembelian sebanyak 14 X
45 ms merupakan persediaan pengaman
dengan kuantitas sebesar 52 m3, terlihat
bagi perusahaan, sehingga garis yang
pada gambar di atas saat terjadi pemesan
terbentuk untuk ROP adalah di atas dari
kembali persediaan bahan baku dalam
garis Safety stock, karena pemesanan
gudang senilai 63 m3.
128
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
Tabel 11. Frekwensi Pembelian Tahun 2003 CV. 3Abad Furniture Jepara 2x
1x Kuantitas pembelian Ratarata persediaan
5 x
10 X
14*x
744 m3
372 m3
149 m3
76 m3
52 m3
372 m3
186 m3
75 m3
37 m3
26 m3
Biaya penyimpanan
Rp335.001.500 Rp 167.500.750 Rp 67.000.300 Rp 33.500.150 Rp23.ffi28.678
Biaya pemesanan
Rp616.873.468 Rp 1533.746.836 Rp 3.084.367.340 Rp6.166.734.680 Rp 8.636:228.652
Jumlah Biaya Persediaan
Rp 951.874.968 Rp 1,401.247.666 Rp 3.151.367.640 Rp6202J234.e30 Rp8.660.fi 57.230
Sumber data: Data primer yang diolah.
Dari tabel 11 dapat diketahui besarnya
biaya penyimpanan termasuk di daltamnya
biaya yang akan terjadi pada CV. 3 Abad
perawatan apabila dalam s e t a h u n
Furniture Jepara selama satu tahun
perputaran persediaan sebesar %4 kali
berdasarkan frekwensi pemsanan dalam
sebesar Rp. 311.072.822,
setahun. Dimana saat dalam satu dalam
Perhitungan Peramalan EOQ untuk Tahun
terjadi 1 kali pemesanan dengan kuantitas
2004
s
744 m dan ratarata besarnya persediaan
Perhitungan peramalan EOQ digunakan
dala gudang perusahaan sebesar 372 m3
untuk dapat menentukan besarnya
akan akan timbul biaya penyimpansn
kebutuhan bahan baku yang optimal untuk
sebesar Rp. 335.001.500, dan biaya
tahun yang akan datang berdasarkan
pemesanan sebesar Rp. 616.873.468,
kebutuhan bahan baku tahuntahun
apabila dibandingkan dengan saat
sebelumnya, sehingga tidak akan terjadi
perusahaan melakukan pembelian
penimbunan bahan baku yang disebabkan
sebanyak 14 kali dalam setahun dengan
bagian pembelian teralu banyak membeli
kuantitas pembelian bahan baku setiap kali s
bahan baku yang mana kan berakibat pada
pembelian sebesar 52 m dengan ratarata
besarnya biaya penyimpanan dan
persediaan 26 ms terlihat besarnya biaya
perawatan.
penyimpanan lebih rendah yaitu sebesar
Berikut ini peramalan EOQ untuk tahun
Rp. 23.928.678, dibandingkan dalam
2004 berdasarkan datadata tahun 2001
setahun hanya satu kali pemesanan,
tahun 2003.
artinya disini akan terjadi penghematan Tabel 12. Peramalan EOQ Tahun 2004 CV. 3 Abad Furniture Jepara Tahun 2001 2002 2003 Jumlah
EOQ Bahan Baku (m3) 40 49 52 141
t 1 0 1 0
t2 1 0 1 2
vt 40 0 52 12
Sumber data : data primer yang diolah.
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
129
a
Peta Kendali Moving Range (MR) dan
n
Kapabilitas Proses (Cp)
~ HI
Untuk mengukur kemampuan proses
3
produksi CV. 3 Abad Furniture Jepara
= 47
dengan menggunakan peta kendali MR
b *
(Moving Range) yang merupakan nilai
Et 2
absoulut perbedaan atau selisih antara nilai p e n g u k u r a n s e k a r a n g d a n n i l a i
li
pengukuran sebelumnya atau diambil dari
2
nilai tertinggi positif.
= 6
Dengan menggunakan peta kendali MR
y, = a + b.t
dengan mudah pihak manajemen akan
47 + 6.t
m e n g e t a h u i f l u k t u a s i
p e r u b a h a n
Dari persamaan dj atas dapat diramalkan
peningkatan maupun penurunan yang
untuk tahun 2004, dimana t = 2 adalah:
terjadi dari tahun ketahun sehingga dapat
y,
= 4 7 + 6(2)
d i g u n a k a n s e b a g a i d a s a r d a l a m
= 47 + 12
menentukan k e b i j a k s a n a a n tahun
= 59m s
berikutnya berdasarkan nilai absoulut d e n g a n
perubahan yang terjadi berdasarkan tahun
menggunakan metode leasr square di atas
dasar yang digunakan sebagai dasar
dapat diketahui peramalan EOQ untuk
dalam menentukan kebijaksanaan.
D a r i h a s i l p e r h i t u n g a n
tahun 2004 adalah sebesar 59 m3.
Tabel13. Lembar Perhitungan Peta Kendali MR tahun 2001 2004 CV. 3 Abad Furniture Jepara No. 1. 2. 3. 4.
Tahun 2001 2002 2003 2004 Jumlah
EOQ 40 m3 49 m3 52 m3 59 m3 200 m3
MR
9 m 3 3 m 3 7 m 3 19 m3
Sumber data : data primer yang diolah.
Berdasarkan data pada label di atas
sebesar 3 ms dimana kenaikan senilai 3 m3
dengan menggunakan analisa moving
secara umum merupakan penurunan
range tahun. 2001 ke tahun 2002 terjadi
apabila dibanding degan peningkatan yang
s
peningkatan sebesar 9 m , untuk tahun
terjadi pada tahun sebelumnya, sedangkan
2002 ke tahun 2003 terjadi kenaikan
untuk tahun 2003 tahun 3004 kinerja
130
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
perusahaan mengalami peningkatan
( UCL LCL)
Cp
terlihak dari peningkatan yang dapat
6.
dicapai sebesar 7 m* dimana merupakan peningkatan dibandingkan tahun 2002
(56,921 43,079)
2003, akan tetapi masih belum dapat
6(2,307)
melampaui peningkatan pada saat tahun
13,842
2001 2002.
13,842
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini. CL
x
Ex
dapat diketahui batas atas peta kendali MR
n
adalah 56,921 dan batas bawah 43,079, d e n g a n k a p a b l i t a s p r o s e s
a t a u
kemampuan proses sebesar 1, artinya
4
kemampuan proses
50 =
1
Berdasarkan hasil perhitungan di atas
200
MR
=
CV. 3 Abad Furniture Jepara dalam
LMR
keadaan baik, dimana Cp berada pada
n
rentangl.OO Cp 1,33.
19 4
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambarberikutini.
4,75 Gambar 7. UCL
=
Peta Kendali MR
x + 3
4,75
= 50 + 3.x
R CL UCL LCL
2,059 = 50+ 3(2,307) = 50 + 6,921 = 56,921 UCL
=
x 3
2001
MR d 2
2002
2003
2004
FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Penentuan Persediaan Bahan Baku Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi
=
50 3.x
4,75
2,059
pihak manjemen dalam menentukan kebijaksanaan persediaan bahan baku
= 5 0 3 (2,307)
adalah sebagai berikut:
= 50 6,921
1. Perkiraan kebutuhan bahan baku untuk
= 43,079
n l C D D n T C ^ \/nl -I Mn -1 lull "WHO
tahun yang akan dating berdasarkan
1 ^ 1
yaitu pos persediaan bahan baku.
hasil peramalan yang telah dilakukan dengan melihat jumlah pesanan serta
3. Biayabiaya persediaan, besarnya
hasil penjualan tahun sebelumnya.
jumlah persediaan yang ada dalm gudng
2. Harga bahan baku yang terjadi dipasar s a n g a t m e m p e n g a r u h i
sangat berpengaruh pada biaya yang
s u a t u
akan dikeluarkan dan terbebankan pada
perusahaan dalam menetapkan besar
p e r u s a h a a n y a n g m a n a a k a n
persediaan bahan baku yang harus
berpengaruh pad cash flow perusahaan
dilakukan, karena berhubungan dengan
yang akan terhenti pada salah satu pos
besarnya cash flow yang akan terjadi
saja yaitu pos persediaan bahan baku.
dan berhenti pada salah satu pos saja
CL
= x + 3 M R
BABV PENUTUP Kesimpulan
Rp. 17.443.363, dibandingkan dalam
Berdasarkan hasil analisa dari
setahun hanya satu kali pemesanan,
penelitian yang penulis lakukan pada CV. 3
artinya di sini akan terjadi penghematan
Abad Furniture Jepara, maka dapat penulis
biaya penyimpanan termasuk di
buat kesimpulan sebagai berikut:
dalamnya biaya perawatan sebesar Rp.
1. Perusahaan CV. 3 Abad Furniture Jepara
244.207.087,
adalah perusahaan yang bergerak di industrimebel.
b. Tahun 2002 Diketahui jumlah EOQ sebesar 49 m'
2. Dari hasil analisa perhitungan EOQ selama ,
dengan frekwensi pemesanan bahan
tiga tahun terakhir diperoleh:
baku sebanyak 14 kali dalam setahun.
a.Tahun2001
Pada saat melakukan pembelian
Jumlah pemesanan bahan baku yang
sebanyak 14 kali dalam setahun dengan
paling ekonomis dalam setiap kali
ratarata persediaan 25 ms dengan biaya
pembelian bahan baku adalah sejumlah
penyimpanan sebesar Rp. 26.431.993,
40 m3, dengan frekwensi pemesanan
dengan penghematan biaya sebesar
bahan baku sebanyak 15 kali dalam
Rp. 625.077.532.
setahun.
c. Tahun 2003
Saat pemesanan kembali persediaan 3
132
Dari hasil perhitungan untuk tahun 2003
bahan baku dalam gudang senilai 57 m ,
diperoleh EOQ sebesar 52 m 3 dengan
pada saat melakukan pembelian
frekwensi pemesanan bahan baku
sebanyak 15 kali dalam setahun dengan
sebanyak 14 kali dalam setahun dan
ratarata persediaan 20 m3 terlihat
ratarata persediaan sebesar 25 m3
besarnya biaya penyimpanan sebesar
dengan biaya penyimpanan sebesar Rp. D1SPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli2010
23.928.678, dengan penghematan
batas atas peta kendali MR adalah 56,921
biayasebesarRp. 311.072.822,
dan batas bawah 43,079 dengan
3. Dari hasil analisa dengan metode least
kapabilitas proses atau kemampuan
square yaitu metode p e r a m a l a n
proses sebesar 1, artinya kemampuan
perhakaian bahan baku untuk tahun yang
proses produksi CV. 3 Abad Furniture
akan datng ya'rtu pada tahun 2004, maka
Jepara dalam keadaan baik, ini
diperoleh peramalan EOQ sebesar 59 ms.
membuktikan bahwa peramalan bahan
4. Untuk mengetahui kemampuan proses
baku sesuai dengan kemampuan proses
produksi maka dilakukan analisa dengan
produksi pada CV. 3 Abad Furniture
menggunakan peta kendali MR dan
Jepara.
kapabilitas proses (Cp), maka diperoleh
DAFTAR PUSTAKA
Agus Ahyari, Efisiensi Persediaan Bahan, Edisi Kedua, Penerbit BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 1999.
Agus Ahyari, Pengendalian Produksi. Edisi Keempat, Penerbit BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 1987.
Bambang Riyanto, DasarDasar Pembelanjaan Peaisahaan, Edisi kempat, Penerbit BPFE Yogyakarta, Yogyakarta 1999.
Gunawan Adi Saputro, Marwan Asri, Anqqaran Peaisahaan. Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta, Yogyakarta 1996.
Indriyo G, Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 1984.
Marzuki, Metodoloai Riset. Cetakan Keenam, Penerbit BPFE Ull, Yogyakarta, 1989.
Moh. Nasir, Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 1995.
Pangestu Subagyo, Marwan Asri, T. hani Handoko, DasarDasar Operation Research. Edisi 2 BPFE, Yogyakarta, 1995.
Soeratno dan Lincoln Arsyad, Metodologi Penelitian. Edisi Revisi, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1993.
Suharsimi Aiikunto, ProsedurPenelitian. Edlsi IV, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta 1998. T. Hani Handoko, DasarDasar Mana)emen Produksi dan Operasl. Penerbit BPFE, Yogyakarta, Yogyakarta 1996. Vincent Gaspersz, Metodfi Analisls Untuk Penlngkatan Kualitas, Penerbit PT. Gramedia P ustaka Utama Jakarta, 2001.