JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
1
Analisa Kemampuan Proses Produksi dan Manajemen Inventory CV. XYZ. Rahayu Wiranti, Laksmi Prita Wardhani, dan Nuri Wahyuningsih. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Email :
[email protected] Abstrak— Peta kendali dan analisis kemampuan proses merupakan suatu alat statistic quality control yang digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam pengendalian kualitas atau tidak,. Pada manajemen persediaan, metode EOQ digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan barang pada setiap kali pesan untuk mengoptimalkan total biaya persediaan. Sedangkan metode JIT adalah metode yang meminimalkan persediaan dengan memenuhi kebutuhan tepat saat adanya permintaan. Kebutuhan manuasia akan kertas masih sangat tinggi, hal ini mendorong produsen untuk tetap memproduksi kertas dengan kualitas yang baik untuk tetap bertahan dalam persaingan dengan produsen lainnya. CV. XYZ yang bergerak pada produksi kertas A4 70g, A4 80g, F4 70g, dan F4 80g dengan bahan baku kertas plano 70g dan kertas plano 80g, dalam proses produksinya masih terdapat banyak produk gagal. Manajemen persediaan CV. XYZ juga belum memiliki manajemen yang tepat. CV. XYZ memerlukan suatu analisis kemampuan proses produksi dan manajemen pesediaan paling tepat untuk mereka. Analisis peta kendali p dilakukan hingga semua proses produksi CV. XYZ terkendali. Analisis kemampuan proses untuk keempat proses produksi kertas telah capable. Manajemen inventory dengan menggunakan metode EOQ menghasilkan total inventory cost yang konsisten lebih kecil dibandingkan dengan total inventory cost awal CV. XYZ. Begitu juga dengan metode just in time. Namun ada kondisi-kondisi yang harus diperhatikan dalam penggunaannya.
Kata Kunci— Analisis kemampuan proses, Metode economic order quantiry, Metode just in time, Peta kendali p. I. PENDAHULUAN emakin berkembangnya teknologi yang memungkinkan manusia tidak menggunakan kertas, namun dalam kehidupan sehari-hari kertas masih sangat dibutuhkan. CV. XYZ yang memproduksi kertas A4 70g, A4 80g, F4 70g, dan F4 80g belum pernah dianalisis kemampuan prosesnya dan belum mempunyai sistem inventory yang tepat. Setiap kali proses produksi, terdapat produk-produk nonconforming. Dengan peta kendali p dan analisis kemampuan proses Cp, akan diketahui apakah proses produksi CV. XYZ berada dalam batas pengendalian dan batas spesifikasi atau tidak. Pengamatan langsung dilakukan untuk mengetahui setiap detail alasan yang melatarbelakangi adanya produk nonconforming. Selain menganalisis kemapuan proses produksi, penulis juga akan menerapkan dan membandingkan hasil dua metode untuk manajemen inventory CV. XYZ yaitu metode economic order quantity dan metode just in time. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa kemampuan proses
S
produksi CV. XYZ dan mendapatkan manajemen inventory yang paling tepat untuk mereka. Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk berupa barang yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan, serta memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Termasuk dalam Statistic Quality Control (SQC), peta kendali p merupakan suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam batas pengendalian atau tidak sehingga dapat dilakukan perbaikan kualitas. Sebuah peta kendali terdiri dari garis tengah (GT), batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) serta nilai karakteristik yang menggambarkan keadaan proses. Titik-titk yang berada diluar batas-batas pengendali bisa dihilangkan untuk mencapai semua titik berada didalam batas-batas pengendali dengan mengklasifikan alasan variasi assignable Couses dan change causes[2]. Analisis kemampuan merupakan konsep yang penting dalam statistical process control, karena analisis ini menguji variabilitas dalam karakteristik-karakteristik proses dan apakah proses mampu menghasilkan produk yang sesuai spesifikiasi. Alat ukur kemampuan suatu proses adalah indeks kemampuan proses. Indeks kemampuan proses adalah suatu indeks yang mengukur kemampuan proses apakah berada dalam batas-batas spesifikasi. Dalam penelitian ini digunakan dua metode manajemen persediaan yaitu metode economic order quantity dan just in time. Dengan demikian, penelitian ini bermanfaat untuk mengendalikan kualitas proses produksi CV. XYZ dengan membuat peta kendali dan menganalisis kemapuan proses produksi mereka. Dan mendapatkan manajemen inventory yang tepat untuk CV. XYZ . II. METODOLOGI PENELITIAN A. Studi Literatur. Studi literatur dilakukan terhadap jurnal-jurnal ilmiah, tugas akhir, dan buku-buku yang berhubungan dengan pengendalian kualitas, peta kendali, analisis kemampuan proses, dan manajemen inventory. B. Pengambilan data . Pengambilan data primer yang merupakan data produksi dilakukan dengan pengamatan langsung saat proses produksi. Data inventory yang merupakan data sekunder yang didapat langsung dari manajer produksi dan pemasaran CV. XYZ.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
C. Pengolahan dan analisis data. Mengolah data primer dengan menggunakan peta kendali p, dan indeks kemampuan proses Cp. Pengendalian kualitas dan analisis kemampuan proses dilakukan untuk mengetahui apakah proses produksi CV. XYZ berada pada batas pengendalian dan batas spesifikasi atau tidak. Pengolahan data sekunder dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Just in Time (JIT) dilakukan untuk mendapatkan total inventory cost yang paling efisien untuk sistem manajemen inventory CV. XYZ. D. Kesimpulan dan Saran Setelah dilakukan pembahasan maka akan ditarik kesimpulan dan saran. III. URAIAN PENELITIAN A. Permasalahan Dalam CV. XYZ Sebuah CV. yang memproduksi kertas ukuran A4 dan F4 yang selanjutnya akan disebut CV. XYZ, mempunyai dua permasalahan krusial dan belum ada sama sekali tindakan dan langkah-langkah penanganan yang dilakukan. Dua permasalahan krusial tersebut terletak pada proses produksi dan manajemen inventory CV. XYZ. Pada proses produksi, CV. XYZ memiliki permasalahan yaitu banyaknya produk non conforming yang dihasilkan saat proses produksi berlangsung. Hal ini menyebabkan perlunya tindakan investigasi sebagai bentuk penanganan awal dari permasalahan proses produksi CV. XYZ. Sedangkan untuk permasalahan manajemen inventory, CV. XYZ belum memiliki manajemen inventory yang tetap dan tepat yang dapat menguntungkan mereka. Selama ini manajemen inventory CV. XYZ hanya berdasarkan keadaan yang sedang dialami saja. Saat banyak permintaan akan kertas yang diproduksi oleh CV. XYZ, maka semakin tinggi tingkat inventory. Begitupun sebaliknya. Tentu saja hal ini merugikan bagi CV. XYZ karena dapat menyebakan pembengkakan biaya total persediaan. B. Analisis analisis kemampuan prose produksi CV. XYZ. Analisis pengendalian kualitas statistic dan analisis kemampuan proses dilakukan untuk menjaga standart yang seragam dari proses produksi. Pada dasarnya Statical quality control berguna untuk memonitor, menganalisis, dan mengawasi kualitas produk dan proses produksinya Analisis ini dilakukan untuk data primer yang merupakan data produksi. a. Check sheet. Dalam tugas akhir ini data yang yang diamati antara lain adalah data jumlah produksi harian, jumlah produk conforming harian, jumlah produk cacat/kecacatan harian, dan jumlah produk noncomforming harian selama 40 hari. b. Histogram Variasi kecacatan yang terjadi pada produk kertas CV.XYZ adalah terpotong/sobek, ukuran kertas yang tidak sesuai, dan kondisi kertas yang kusut/terlipat. Pada histogram, tampak bahwa untuk kertas A4 70g kecacatan yang paling banyak terjadi adalah kertas terpotong atau sobek, untuk kertas
2
A4 80g dan F4 80g kecacatan yang paling sering terjadi adalah ukuran kertas yang tidak sesuai, sedangkan untuk kertas F4 70g kecacatan yang sering terjaadalah kertas terlipat atau kusut. c. Scatter diagram. Diagram pencar dalam tugas akhir ini memetakan pencaran frekuensi data produk non conforming yang sering terjadi setiap proses produksi. d. Diagram pareto. Diagram pareto dalam tugas akhir ini, menyatakan jenis kecacatan yang paling sering terjadi pada setiap jenis kertas yang diproduksi oleh CV. XYZ sehingga penanganan dan perbaikan dapat dilakukan secara tepat terhadap jenis kecacatan yang sering terjadi terlebih dulu. e. Peta kendali p. Peta kendali p dibuat untuk mengetahui apakah suatu proses sudah berada didalam batas-batas pengendalian aau belum. Jika belum maka proses tersebut harus dikendalikan dengan memperbaikinya. Dari jumlah produksi 200.000 terdapat 2377 produk cacat untuk kertas A4 70g, pada produksi kertas A4 80g dengan jumlah 220.000 ada 1791 lembar kertas yang cacat, dari 200.000 lembar produksi kertas F4 80g ada 1482 lembar kertas cacat, dan dari 220.000 lembar produksi kertas F4 70g ada 1204 lembar kertas cacat. Menghitung rata-rata bagian produk yang ditolak ( ).
Menghitung batas pengendali atas, garis tengah dan batas pengendali bawah dengan rumus,
Dengan, : proporsi bagian yang ditolak tiap subgroup. : proporsi rata-rata bagian yang ditolak. : jumlah produk cacat tiap subgroup. : ukuran sampel : batas pengendali atas. : garis tengah : batas pengendali bawah Hasil perhitungan proporsi kecacatan, garis tengah ( GT ), batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) dapat dilihat pada tabel 1. Dengan batas-batas pengendali yang telah didapatkan, diperoleh peta kendali p untuk masing-masing proses produksi dapat dilihat pada gambar 1 hingga gambar 8. Terlihat pada gambar tersebut terdapat titik-titik proporsi yang berada diluar batas-batas pengendali.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) Tabel 1. Hasil perhitungan peta kendali p. Jenis kertas A4 70g A4 80g F4 70g F4 80g
0,011885 0,00815 0,005473 0,00741
GT (mean) 0,011885 0,00815 0,005473 0,00741
BPA
BPB
0,01648 0,01179 0,008457 0,01105
0,007285 0,00451 0,002984 0,003772
3
Pada peta kendali, titik proporsi yang berada diluar batasbatas pengendalian dengan assignable cause dapat dihilangkan dengan persetujuan pihak CV. XYZ. proporsi kecacatan baru didapatkan sehingga semua titik proporsi kecacatan berada dalam batas-batas pengendali baru yang diperoleh dari perhitungan proporsi kecacatan baru yang dihitrung sebelumnya.
Batas pengendalian baru yang diketahui dengan mengurangkan titik yang berada diluar batas pengendali dengan assignable cause, dapat dilihat pada Tabel 2.
Gambar 4. Peta kendali akhir untuk produk kertas A4 80g.
Gambar 1. Peta kendali p awal untuk kertas A4 70g terdapat 10 titik proporsi kecacatan yang diluar batas-bata pengendali.
Gambar 5. Peta kendali awal untuk produk kertas F4 80g terdapat 3 titik proporsi kecacatan yang berada diluar batasbatas pengendali. Gambar 2. Peta kendali p akhir untuk kertas A4 70g. Tabel 2. Batas-batas pengendalian dengan semua titik proporsi telah terkendali. Jenis kertas A4 70g A4 80g F4 70g F4 80g
0,0114 0,007 0,0046 0,007
GT (mean) 0,0114 0,007 0,0046 0,007
BPA
BPB
0,0159 0,0104 0,0074 0,0103
0,0069 0,0036 0,0019 0,0033
Gambar 3. Peta kendali awal A4 80g dengan 6 titik yang berada diluar batas pengendali
Gambar 6. Peta kendali p akhir untuk kertas F4 80g
Gambar 7. Peta kendali awal produksi kertas F4 70g. Terdapat 6 titik proporsi kecacatan yang diluar batas-batas pengendalian.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) Telah diperoleh peta kendali p akhir pada Gambar 8 untuk proses produksi kertas F4 70g dengan semua titik proporsi kecacatan telah terkendali. Alasan terjadinya produk non conforming dikelompokkan menjadi 2, yaitu Assignable cause dan chance cause. Assignable cause merupakan alasan yang dapat ditolerir yang berasal dari dalam CV. XYZ itu sendiri dan harus dilakukan perbaikan selanjutnya. Sedangkan chance cause merupakan alasan yang tidak bisa ditolerir yang berasal dari luar CV. XYZ dan tidak dapat diperbaiki oleh CV. XYZ.
Gambar 8. Peta kendali p akhir untuk produksi kertas F4 70g.
f. Analisis kemampuan proses. Kemampuan proses merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan keseragaman proses sehingga variabilitas merupakan ukuran keseragaman proses. Alat ukur kemampuan dari suatu proses yaitu indeks kemampuan proses. Dalam tugas akhir ini ditulis digunakan indeks kemampuan proses Cp. Untuk menghitung Indeks kemampuan proses Cp :
4
batas-batas spesifikasi. Dengan demikian, untuk 4 proses produksi CV. XYZ, hanya proses produksi kertas A4 70gyang capable namun masih butuh pengawasan dan yang lainya telah capable. Hal ini berarti proses produksi CV. XYZ telah berada didalam batas-batas spesifikasi. Tabel 3. Perhitungan analisis kemampuan proses Cp. Jenis kertas
BSA
BSB
Cp
Keterang-an
A4 70g
0,009
0,014
0,004
1,11
Capable namun masih butuh pengawasan.
A4 80g
0,0066
0,0145
0,0036
1,65
Capable
F4 80g
0,007
0,016
0,004
1,67
Capable
F4 70g
0,005
0,013
0,0036
1,7
Capable
C. Analisa Manajemen Inventory CV. XYZ. data awal mengenai manajemen inventory CV. XYZ untuk kertas plano 70g dan 80g serta data persediaan barang hasil produksi CV. XYZ, yaitu kertas A4 70g, A4 80g, F4 70g, dan F4 80g. Dalam manajemen inventory ada yang disebut dengan biaya-biaya yang berkaitan dengan inventory. Biaya penyimpanan per unit per tahun ditentukan sebersar 2,5% dari harga per unit. Data kebutuhan per periode, frekuensi pemesanan, biaya pemesanan dan Biaya penyimpanan diketahui terlebih dahulu dan dapat dilihat pada Tabel 5. a. Metode Economic Order Quantity (EOQ). Asumsi untuk mengaplikasikan metode ini adalah model deterministik, untuk satu macam barang, jumlah kebutuhan tetap, tidak ada stock out, dan harga per unit tetap. Rumusrumus untuk menentukan kuantitas produk yang optimal pada sistem inventory dengan metode EOQ.
Dengan, BSA : batas spesifikasi atas BSB : batas spesifikasi bawah : enam estimasi standart deviasi : estimasi indeks kemampuan proses Dengan,
:rata-rata proporsi kecacatan : jumlah cacat per subgrup
OC : Ordering Cost
: ukuran sampel
HC : Holding Cost
Proses produksi masing-masing kertas pada CV. XYZ ada yang capable adayang tidak. Sehingga dari Tabel 3, diketahui bahwasanya CV. XYZ harus tetap melakukan perbaikan kualitas agar barang hasil produksi mereka berada didalam
D
: permintaan bahan baku per tahun.
Q
: jumlah bahan baku tiap kali pesan.
S
: biaya pemesanan tiap kali pesan.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) Q
: jumalah bahan baku setiap pemesanan
Q*
: jumlah optimal bahna baku per pemesanan
D
: permintaan bahan baku tahunan
H
: biaya penyimpanan bahan baku per lembar
Tabel 6. Hasil Penerapan Metode EOQ.
Tabel 5. Data Inventory CV. XYZ. N O.
JENIS KERTAS
JUMLAH KEBUTUHAN PER PERIODE
5
FREKUENSI PEME-
BIAYA PEMESANAN PER
BIAYA PENYIMPANA N PER UNIT
SANAN
PESAN (RUPIAH)
PER PERIODE (RUPIAH)
PERIODE 2010/2011 7.
PLANO 70G
278.500
10
200.000
15
8.
PLANO 80G
276.500
10
200.000
15
9.
A4 70G
29.470
10
150.000
600
10
A4 80G
26.953
10
150.000
637,5
11
F4 70G
26.129
10
150.000
650
12
F4 80G
24.072
10
150.000
675
13
PLANO 70G
280.655
10
200.000
15
14
PLANO 80G
281.500
10
200.000
15
15
A4 70G
28.657
10
150.000
600
16
A4 80G
27.090
10
150.000
637,5
17
F4 70G
26.564
10
150.000
650
18
F4 80G
24.190
10
150.000
675
PERIODE 2011/2012
Data permintaan, biaya pemesanan per pemesanan, biaya penyimpanan per unit per periode, dan total inventory cost awal telah diketahui pada Tabel 5. PadaTabel 6, tampak hasil penerapan metode EOQ pada manajemen inventory, terdapat selisih yang ditimbulkan cukup signifikan. Lead time untuk bahan baku 5 hari dan 10 hari untuk barang produksi. Jika metode EOQ diaplikasikan kepada manajemen inventory CV. XYZ akan berdampak pada total inventory cost yang lebih rendah dari total inventory awal dan tanpa kekuatiran kekurangan persediaan. Pada metode EOQ, resiko kehabisan persediaan dapat dihindari. Hal ini dikarenakan pada sat jumlah barang telah mencapai titik pemesanan kembali maka akan dilakukan pemesanan atau produksi kembali sejumlah jumlah optimal persediaan dengan lead time yang sudah ditentukan. Dengan demikian, pengaruh metode EOQ terhadap CV. XYZ adalah CV. XYZ selalu dapat memenuhi permintaan baik permintaan tetap maupun permintaan tiba-tiba karena persediaan selalu ada dalam kuantitas yang optimal. Metode ini menghindari resiko proses produksi yang tidak dapat diandalkan dan adanya fluktuasi permintaan.
b. Metode Just in Time (JIT). Hasil perhitungan dengan metode JIT pada setiap jenis bahan baku dan barang hasil produksi dari CV. XYZ dapat dilihat pada Tabel 6. Persediaan dalam metode JIT dianggap suatu pemborosan dan merupakan suatu kegiatan yang tidak bernilai tambah. Pada metode ini jumlah produk diasumsikan sesuai dengan permintaan atau kebutuhan dan 100 unit sebagai safety stock. Frekuensi pemesanan yang tetap yaitu 10 kali per periode. Biaya persediaan hanya terdiri dari biaya penyimpanan alat-alat pemotong, kotak-kotak penyimpanan, dan perlengkapan CV lainnya.
JENIS KER-
Q OPTIMAL
FREKUEN
TIC EOQ
TIC EOQ
PER
PER
TAS
(UNIT)
-SI
PEMESANAN
(RUPIAH)
TIC AWAL (RUPIAH)
SELISIH (RUPIAH)
PERIODE
PLANO 70G
86.178
3
PERIODE 2010/2011 1.292.672 3.878.015 5.000.000
PLANO 80G
79.498
3
1.391.223
4.173.668
5.000.000
826.333
A4 70G
3.839
8
2.303.172
18.425.374
20.000.000
1.574.626
A4 80G
3.561
8
2.270.410
18.163.279
20.000.000
1.836.721
F4 70G
3.473
8
2.257.245
18.057.960
20.000.000
1.942.040
F4 80G
3.271
8
2.213.250
17.662.761
20.000.000
2.337.239
PLANO 70G
86.511
3
PERIODE 2010/2011 1.297.663 3.892.990 5.000.000
PLANO 80G
80.214
3
1.403.745
4.211.235
5.000.000
788.765
A4 70G
3.785
8
2.271.180
18.169.442
20.000.000
1.830.558
A4 80G
3.570
8
2.276.173
18.209.382
20.000.000
1.790.618
F4 70G
3.501
8
2.275.957
18.207.656
20.000.000
1.792.344
F4 80G
3.279
8
2.213.250
17.705.999
20.000.000
2.294.001
1.121.985
1.107.010
Tabel 7. Hasil Pengaplikasian Metode JIT. JENIS KERTAS
TIC AWAL (RUPIAH)
SELISIH (RUPIAH)
PERIODE 2010/2011 3.501.500
5.000.000
1.498.500
BIAYA PEMESANAN
BIAYA PENYIMPANAN
(RUPIAH)
(RUPIAH)
TOTAL INVENTORY COST
JIT PER PERIODE (RUPIAH)
PLANO 70G
2.000.000
1.501.500
PLANO 80G
2.000.000
1.501.500
3.501.500
5.000.000
1.498.500
A4 70G
1.500.000
10.060.000
16.560.000
20.000.000
8.440.000
A4 80G
1.500.000
10.063.750
16.563.750
20.000.000
8.436.250
F4 70G
1.500.000
10.065.000
16.565.000
20.000.000
8.435.000
F4 80G
1.500.000
10.067.500
16.567.500
20.000.000
8.432.500
PLANO 70G
2.000.000
1.501.500
PERIODE 2011/2012 3.501.500
5.000.000
1.498.500
PLANO 80G
2.000.000
1.501.500
3.501.500
5.000.000
1.498.500
A4 70G
1.500.000
10.060.000
16.560.000
20.000.000
8.440.000
A4 80G
1.500.000
10.063.750
16.563.750
20.000.000
8.436.250
F4 70G
1.500.000
10.065.000
16.565.000
20.000.000
8.435.000
F4 80G
1.500.000
10.067.500
16.567.500
20.000.000
8.432.500
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) Pengaplikasian metode JIT menuntut profesionalitas dalam proses pemesanan dengan ketepatan waktu, jumlah dan mutu dalam pemesanan dan produksinya. Sistem dalam metode JIT adalah sistem pull dimana dalam sistem ini harus mengetahui kebutuhan terlebih dahulu lalu memproduksi atau memesannya.Syaratnya adalah keselarasan antara jumlah kebutuhan dan jumlah pemesanan agar pengaplikasian metode JIT agar dapat meminimalisasi persediaan dan memberikan keuntungan yang besar untuk CV. XYZ. Pemasok dan pelanggan setia dengan kontrak jangka panjang sangat dibutuhkan untuk mengaplikasikan metode JIT dalam usaha untuk memperkecil persediaan. Dan pengendalian kualitas total dan proses produksi yang dapat diandalkan juga dibutuhkan untuk mengaplikasikan metode JIT. IV. KESIMPULAN Kesimpulan hasil analisis dan pembahasan terhadapa data CV. XYZ : 1. Pada peta kendali p, untuk kertas A4 semua titik proporsi berada didalam saat batas pengendali atas sama dengan 0,0159 dan batas pengendali bawah sama dengan 0,0069. Untuk peta kendali p kertas A4 80g, semua titik proporsi kecacatan terkendali pada saat BPA sama dengan 0,0112 dan BPB sama dengan 0,0042 kecuali titik dengan chance cause. Pada peta kendali p untuk kertas F4 80g terkendali semua pada BPA sama dengan 0,0107 dan BPB sama dengan 0,0035. Sedangkan untuk peta kendali p kertas F4 70g, terkendali pada saat BPA sama dengan 0,0074 dan BPB sama dengan 0,0019. 2. Analisis kemampuan proses dengan menggunakan indeks kemampuan Cp, untuk 4 proses produksi CV. XYZ, hanya proses produksi kertas A4 70g yang capable namun masih butuh pengawasan dan yang lainya telah capable. Hal ini berarti proses produksi CV. XYZ telah berada didalam batas-batas spesifikasi. 3. Manajemen inventory menggunakan metode EOQ dan metode JIT keduanya memiliki total inventory cost yang lebih rendah dari total inventory cost awal. Namun untuk kedua metode terdapat asumsi-asumsi dan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi. Perbedaan kondisi ini yang patut dipertimbangkan oleh CV. XYZ. keuntungan besar didapatkan dengan metode JIT, namun tidak dapat memenuhi fluktuasi permintaan dan sangat mengandalkan pemasok dan sistem produksi yang tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu. Sedangkan dengan metode EOQ, jumlah persediaan optimal dan total inventory cost yang efisien dapat dicapai. Dengan kondisi CV. XYZ saat ini yang belum mempunyai pemasok tetap dan pelanggan setia yang mengorder secara tetap waktu dan jumlahnya, yang sangat mungkin untuk digunakan untuk memanajemen inventory CV. XYZ adalah metode EOQ . DAFTAR PUSTAKA
[1] Russel, R. S. Dan B. W. Taylor. 2003. “Operations Management”. Prentice Hall, New Jersey.
6
[2] Yuri, T dan Nurcahyo, Rahmat. 2010. “Manajemen Kualitas Total dalam Prespektif Teknik Industri.” PT INDEKS. Jakarta. [3] Meiro, Wira. 2010. “Analisa Kemampuan Proses Produksi Dalam Rangka Penyesuaian Karakteristik Produk Berdasarkan Keinginan Pelanggan”. Jurusan teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. [4] W, Vita. 2011. “Analisis Peta Kendali dalam Pembuatan Pita Plastik di PT. Forindo Perkasa”. Jurusan Statistika. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. [5] Wijayanto, Angger. 2012.”Analisa Persediaan Material pada Pembangunan Proyek Apartemen Guna Wangsa Surabaya.” Jurusan Teknik Sipil. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. [6] Ningrum, Setyo Esti.2009. “Analisis Implementasi Just In Time Terhadap Peningkatan Produktivitas Perusahaan X”. Jurusan teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. [7] Mitra, Amitava. 1998. “Fundamental of Quality Control and Improvement 2nd edition”. MacMillan Publishing Co. Singapore. [8] Chopra, Sunil, and Peter Meindl, (2001),” Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operations”, Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall, Inc. Chapter 1. [9] Render, Barry dan Jay Heizer. 2001. “Prinsip – prinsip Manajemen Operasi”.Penerbit Salemba Empat. Jakarta. [10] Mabert, Vincent A., (2010), “Production and Inventory managemen journal”, APICS the association for Operation Management, Indiana. [11] Haming,Murdifin dan Nurnajamuddin, Mahfud. 2012. “ Manajemen Produksi Modern edisi kedua”. Bumi Aksara. Jakarta. [12] Bon, Abdul Talib and Garai, Anny. 2010. “Just in Time Approach in Inventory Manajemen.”. Faculty of Sains and Technology University Tun Hussein Onn. Turki.