ANALISIS PENGARUH TOTAL ASSET TURN OVER DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH (Studi Kasus pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh :
HARTINI NINGSIH NIM : 104046101644
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia manerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2008
Hartini Ningsih
ANALISIS PENGARUH TOTAL ASSET TURN OVER DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH (Studi Kasus pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Oleh : Hartini Ningsih NIM : 104046101644 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA.
Edi Setiadi, SE, MM.
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul Analisis Pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) pada Program Studi Muamalat. Jakarta, 12 Juni 2008 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
Panitia Ujian Munaqasyah (
)
(
)
(
)
Pembimbing II : Edi Setiadi, SE, MM
(
)
Penguji I
(
)
Ketua
: Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
Sekretaris
: Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag NIP. 150. 318 308
Pembimbing I
: Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA NIP. 150 222 824 : Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd NIP. 150 204 484
Penguji II
: H. M. Dawud Arif Khan, SE, Ak, M.Si, CPA
(
ABSTRAKSI
HARTINI NINGSIH Analisis Pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Kinerja keuangan sektor perbankan Indonesia dinilai menuju ke arah perbaikan apabila dibandingkan pada masa krisis, akan tetapi belum pada tataran yang ideal. Antara tahun 1998 dan 2006, total aset sektor perbankan mengalami peningkatan yang cukup berarti. Pada tahun 1998, total aset sektor perbankan sebesar Rp895,5 triliun, sedangkan pada tahun 2006 meningkat sebesar 89,1% menjadi Rp1.693 triliun. Perbankan syariah pun mampu meningkatkan kinerjanya di tengah tingginya tingkat persaingan perbankan nasional, termasuk perbankan konvensional. Upaya tersebut semakin penting, karena perbankan syariah masih menemui kendala untuk mengembangkan usahanya selama ini. Berbagai jenis aktivitas operasional ditingkatkan oleh Bank syariah, baik dari pembukaan cabang baru hingga peluncuran produk-produk terbaru. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul adalah apakah perputaran aset (Total Asset Turn Over) dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mempengaruhi profitabilitas Bank Syariah? Pertanyaan itulah yang menjadi permasalahan yang akan dipelajari dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini penulis pilah menjadi tiga, yaitu : (1). Menganalisis pengaruh total asset turn over dan BOPO baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas Bank Syariah. (2). Menganalisis seberapa besar pengaruh total asset turn over dan BOPO terhadap profitabilitas Bank Syariah. (3). Menganalisis variabel apa yang dominan berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Syariah. Penelitian ini menggunakan data
dari laporan keuangan bulanan Bank BTN Syariah dari Februari 2005 sampai dengan Desember 2007. Analisis pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Syariah dilakukan dengan Analisis Regresi Linier Berganda dengan variabel independennya adalah Total Asset turn Over dan BOPO sedangkan variabel dependennya adalah Return On Asset. Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 11.0 menunjukkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen yaitu Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap tingkat profitabilitas bank syariah. Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan variabel BOPO terhadap profitabilitas bank syariah. Sedangkan variabel Total Asset Turn Over secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah. Total Asset Turn Over memiliki hubungan positif dengan tingkat profitabilitas bank syariah sedangkan BOPO memiliki hubungan yang negatif dengan profitabilitas bank syariah. Besarnya kemampuan variabel independen (Total Asset Turn Over dan BOPO) menjelaskan variabel dependen, yaitu profitabilitas bank syariah adalah sebesar 62,7%, dan sisanya 27,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Dan dari penelitian ini disimpulkan bahwa variabel BOPO menjadi variabel yang dominan mempengaruhi profitabilitas Bank Syariah.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Segala puji adalah kepunyaan Allah SWT Rabb semesta alam, atas segala rahmat dan nikmat-Nya serta pertolongan-Nya yang tiada terhingga kepada semua makhluk-Nya, khususnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah keharibaan baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kepada jalan kebenaran hinggga yaumil qiyamah. Perkenankan penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi serta masukan terhadap penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, diantaranya : 1.
Ayah dan bunda tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil serta doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.
My family, thanks for everything.
3.
Bapak Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA dan Bapak Edy Setiadi, SE, MM., selaku dosen pembimbing I dan II, yang telah meluangkan waktu dan tenaganya membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
4.
Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MM., selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Ibu Euis Amalia, M.Ag., selaku ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag., selaku sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
6.
Pimpinan serta staff Perpustakaan Utama UIN serta Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam melengkapi literatur guna mendukung penulisan skripsi ini.
7.
Bapak dan ibu dosen serta segenap Civitas Akademia Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8.
Pimpinan serta seluruh karyawan BTN KCS Jakarta yang telah meluangkan waktunya disela-sela kesibukkannya demi membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
9.
Bibah, kak yuni, neng, yana, ani, irham, koni, ryan dan semua Rekan-rekan Jurusan Muamalat Program Studi Perbankan Syariah yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semua dukungannya. You are the best !!!
10.
Dan semua pihak yang tidak mungkin penulis ucapkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan khazanah keilmuan yang ada, khususnya dalam bidang Ekonomi Islam. Penulis Juni 2008
DAFTAR ISI ABSTRAKSI…………………………………………………………………….v KATA PENGANTAR……………………………….........................................vii DAFTAR ISI…………………………………………………………………….ix DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xi DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………………1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………........5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………......6 D. Kajian Kepustakaan…………………………………………………...7 E. Hipotesa……………………………………………………………….9 F. Objek Penelitian...…………………………………………………….11 G. Pedoman dan Sistematika Penelitian…………………………………16
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teoritis Tentang Laporan Keuangan……………………….18 B. Tinjauan Teoritis Tentang Analisa Laporan Keuangan………………27 C. Tinjauan Teoritis Tentang Analisa Total Asset Turn Over, BOPO dan Profitabilitas……………………………………………………....33
BAB III METODE PENELITIAN A. Dasar-Dasar Ilmu Statistik…………………………………………….37 B. Korelasi dan Regresi Ganda…………………………………………...42 C. Test Hipotesis………………………………………………………….50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Variabel………………………………………….57 B. Pengujian Asumsi klasik ……………………………………………..62 C. Pengujian Hipotesis…………………………………………………..67 D. Pengujian Koefisien Regresi………………………………………….71 E. Interpretasi Data……………………………………………………....72 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………...73
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....75 LAMPIRAN……………………………………………………………………...78
DAFTAR TABEL 01. Tabel 1.1 Neraca KCS Jakarta 2005 s/d 2007………………………………11 02. Tabel 1.2 Laba Rugi KCS Jakarta 2005 s/d 2007…………………………...13 03. Tabel 4.1 Return On Asset Bank BTN Syariah Tahun 2005 – 2007………..58 04. Tabel 4.2 Deskripsi Return On Asset (ROA)………………………………..58 05. Tabel 4.3 Total Asset Turn Over Bank BTN Syariah Tahun 2005 – 2007….59 06. Tabel 4.4 Deskripsi Total Asset Turn Over………………………………….60 07. Tabel 4.5 BOPO Bank BTN Syariah Tahun 2005 – 2007…………………...61 08. Tabel 4.6 Deskripsi BOPO…………………………………………………..62 09. Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas………………………………………...63 10. Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi…………………………………………….66 11. Tabel 4.9 Hasil Uji F…………………………………………………………68 12. Tabel 4.10 Hasil Uji t………………………………………………………….69 13. Tabel 4.11 Uji Korelasi TATO, BOPO, dan ROA …………………………....70
DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran……………………………………….10 2. Gambar 3.1 Bagan Pembagian Ilmu Statistik…………………………………..40 3. Gambar 3.2 Bagan Paradigma Penelitian…..…………………………………..42 1. Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas……………………………………...64 1. Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas……………………………………………....65 1. Gambar 4.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho…………………………...69
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan internasional semakin cepat, sehingga mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk Akuntansi dan Keuangan. Bagi kita di Indonesia fenomena ini mau tidak mau, suka tidak suka harus kita alami. Dengan semakin majunya perkembangan dunia perbankan, persaingan antar bank pun semakin meningkat. Kinerja keuangan sektor perbankan Indonesia dinilai menuju ke arah perbaikan apabila dibandingkan pada masa krisis, akan tetapi belum pada tataran yang ideal. Antara tahun 1998 dan 2006, total aset sektor perbankan mengalami peningkatan yang cukup berarti. Pada tahun 1998, total aset sektor perbankan sebesar Rp895,5 triliun, sedangkan pada tahun 2006 meningkat sebesar 89,1% menjadi Rp1.693 triliun. Dana pihak ketiga meningkat sebesar 105,8% dari Rp625 triliun pada tahun 1998 menjadi Rp1.287 triliun pada tahun 2006. Kredit juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 52,7% dari Rp545,5 triliun menjadi Rp832,9 triliun. Rasio kecukupan modal (CAR) juga meningkat dari -15,7% pada tahun 1998 menjadi 20,5% pada tahun 2006. Namun, besarnya dana pihak ketiga yang digunakan untuk kredit yang terlihat dari loan to deposit ratio (LDR) masih rendah dibandingkan masa sebelum krisis. Pada tahun 1998 LDR sektor perbankan tercatat sebesar 87,2%. Sementara itu pada tahun
1999, LDR turun drastis menjadi sekitar 45%. Kehati-hatian perbankan dalam menyalurkan kredit pasca krisis merupakan alasan utama rendahnya LDR perbankan. Namun perlu dicatat bahwa seiring dengan berjalannya waktu, LDR perbankan menunjukkan peningkatan. Seiring dengan turunnya LDR dan lebih baiknya pengaturan kehati-hatian perbankan, kredit yang bermasalah atau non performing loan (NPL) juga turun, yaitu dari 34,7% pada tahun 1998 menjadi 3,6% pada tahun 2006. Kemudian, pendapatan bersih dari bunga atau net interest income (NII) mengalami peningkatan yang berarti sebesar 110,6% dari minus Rp73 triliun pada tahun 1998 menjadi Rp7,7 triliun pada tahun 2006.1 Kinerja keungan perbankan ini merupakan alat untuk mengetahui seberapa besar suatu perusahaan dapat bertahan dalam mencapat target keuntungan yang ingin dicapainya. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998, perbankan syariah telah mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk menyelenggarakan kegiatan usaha, termasuk pemberian kesempatan kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang yang khusus melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Pemberian kesempatan pembukaan kantor cabang syariah ini adalah sebagai upaya meningkatkan jaringan perbankan syariah yang tentunya akan dilakukan bersamaan dengan upaya pemberdayaan perbankan syariah. Upaya tersebut diharapkan akan mendorong perluasan jaringan kantor, pengembangan pasar uang antar bank syariah, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan kinerja bank syariah, yang pada
1
Fajar, “Kinerja Keuangan Perbankan Setelah krisis : suatu tinjauan”, artikel diakses pada 25 Oktober 2007 dari http/www.starbucks.com/young economists’talk @ starbucks/
intinya akan menunjang pembentukan landasan perekonomian rakyat yang lebih kuat dan tangguh.2 Perbankan syariah pun dinilai harus mampu meningkatkan kinerjanya di tengah tingginya tingkat persaingan perbankan nasional, termasuk perbankan konvensional. Upaya tersebut semakin penting, karena perbankan syariah masih menemui kendala untuk mengembangkan usahanya selama ini. Menurut Dewi Astuti Dewi Astuti, dari Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI), Perbankan syariah memang harus bisa bersaing dan terus meningkatkan layanan serta efisiensi. Apalagi, kalau melihat suku bunga perbankan konvensional yang cenderung menurun mengikuti tren penurunan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama ini. Peningkatan daya saing perbankan syariah ini menjadi semakin penting, karena masih adanya beberapa kendala yang harus dihadapi. Contohnya, persoalan double tax atau pajak ganda, karena dalam setiap transaksi jual beli harus dikenai pajak.3 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia (PPSK BI) yang dilakukan tahun lalu, industri perbankan syariah dinilai lebih efisien dibandingkan perbankan konvensional. Penelitian dilakukan dengan mengggunakan data kinerja industri perbankan syariah dan perbankan konvensional sejak 2002 hingga 2006. Penelitian ini juga menggunakan ukuran parametrik dan non parametrik. Salah satu bukti bahwa bank syariah lebih efisien
2
Muhammad Syafi’i Antonio, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”, (Jakarta : Gema Insani Press, 2001), h.224 3 “Kinerja Bank Syariah Perlu ditingkatkan”. Artikel diakses pada 10 Agustus 2007 dari http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2007
ditunjukkan oleh rasio pembiayaan dibandingkan dana pihak ketiga (financing to deposit rati, , FDR). Sejak 2002 hingga 2006, FDR perbankan syariah ternyata lebih tinggi dibandingkan rasio penyaluran kredit terhadap DPK (loan to deposit ratio, LDR) perbankan konvensional.4 Salah satu bank yang dinilai baik kinerja keuangannya adalah Bank BTN. Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan tahun 2008 ini mengembangkan kantor cabang syariah ke-13 berlokasi di Bekasi Jawa Barat tepatnya di Ruko Kalimas Bekasi Timur untuk memudahkan masyarakat yang menggunakan layanan syariah. Menurut Direktur Utama BTN Iqbal Latanro, Pembukaan cabang syariah ini untuk memenuhi penyediaan alternatif layanan perbankan dual banking sistem. Sebelumnya 14 Januari 2005 BTN meresmikan kantor cabang Jakarta. Pengembangan unit syariah di BTN dimaksud untuk mendukung kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional terutama pembiayaan rumah bagi masyarakat berpendapatan rendah termasuk program Rusunami. Masyarakat tinggal memilih apakah mau menggunakan sistem konvensional atau syariah. 5 Berbagai aktivitas Bank dalam mengembangkan layanan perbankan yang mempermudah para nasabahnya dijalankan. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan keuntungan bank secara keseluruhan. Laporan yang belum diaudit sampai dengan 31 Desember 2007, BTN unit syariah memberikan kontribusi pembiayaan Rp396 miliar 4
Republika, “Bank syariah lebih efisien dibanding konvensional”, artikel diakses pada 5 Maret 2008 dari Http://stei-sebi.com/2008/05/bank-syariah-lebih-efisien-dibanding-kinvensional.html. 5 www.kompas.com, “BTN Perluas Cabang Syariah”, senin, 18 Februari 2008
bagi 4.156 unit rumah. Sementara total kredit yang disalurkan BTN mencapai Rp8,551 triliun untuk 140.192 unit. BTN pada periode yang sama 2007 juga membukukan kinerja yang baik. Laba yang dicapai Rp613 miliar, aset Rp36,7 triliun, kredit yang disalurkan Rp23,4 triliun, dana pihak ketiga Rp24,2 triliun. Sementara untuk rasio keuangan CAR 20,84 persen, LDR 92,42 persen,NPL 2,48 persen dan modal Rp2,7 triliun.6 Atas dasar latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui ada tidaknya hubungan Kinerja Keuangan Berdasarkan Total Asset Turn Over (TATO) dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah pada Bank BTN Syariah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil judul, “Analisis Pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Syariah”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berawal dari uraian dan latar belakang masalah di atas, melihat luasnya ruang lingkup penelitian maka batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah dikhususkan pada Unit Usaha Syariah yaitu Bank Tabungan Negara Cabang Syariah Jakarta. Penelitian ini juga dispesifikkan pada Analisis laporan keuangan.dengan model rasio keuangan yang berupa Total Asset Turn Over, BOPO dan Return On Asset. 6
Ibid.
2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, penelitian ini diharapkan dapat menemukan pengaruh secara signifikan antara Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap Return On Asset, maka rumusan masalah diarahkan pada beberapa pertanyaan sebagai berikut : a. Apakah terdapat pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO baik secara parsial maupun simultan terhadap Profitabilitas Bank Syariah ? b. Seberapa besar pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap profitabilitas Bank Syariah ? c. Variabel apa yang dominan berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO baik secara parsial maupun simultan terhadap Profitabilitas Bank Syariah.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap profitabilitas Bank Syariah.
Untuk mengetahui variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah.
2. Manfaat Penelitian
Secara lebih spesifik penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : a. Manfaat terhadap kepentingan dunia akademik Dimana penelitian ini diharapkan dapat menyajikan informasi sebagai acuan dan berguna untuk menambah wawasan pemikiran dalam hal akuntansi khususnya analisis laporan keuangan antara rasio efisiensi biaya, aktivitas dan profitabilitas. b. Manfaat terhadap dunia praktisi Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan saran-saran kepada pemimpin sebagai masukan, khususnya yang berkenaan dengan kinerja keuangan yang berguna dalam menerapkan kebijakan Bank di bidang keuangan khususnya dalam menganalisis laporan keuangan sebagai upaya meningkatkan kinerja bank secara keseluruhan.
D. Kajian Kepustakaan Tema Kinerja Keuangan telah dikaji dalam beberapa penelitian. Namun belum banyak yang membahas tema Pengaruh Rasio Aktivitas dan efisiensi biaya terhadap rasio Profitabilitas pada lembaga keuangan syariah secara intensif dan spesifik, diantaranya sebagai berikut : 1. Siti Cheliyah, “Analisa Pengaruh Likuiditas Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia)”, Perbankan Syariah, UIN Jakarta, tahun 2006
Variabel x yang digunakan dalam penelitian adalah Loan to Deposit Ratio sedangkan variabel y yang digunakan daloam penelitian adalah Return on Asset. Hasil Penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Loan to Deposit Ratio dengan Return On Asset. Dengan kata lain, antara Loan to Deposit Ratio dengan Return On Asset memiliki pengaruh yang negatif. 2.. Rosdiana Awalia, “Analisis Pengaruh kualitas Aktiva Produktif terhadap Net Profit Margin Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk”, Perbankan Syariah, UIN Jakarta, tahun 2006. Variabel x yang digunakan dalam penelitian adalah KAP sedangkan variabel y yang digunakan dalam penelitian adalah net profit margin. Hubungan yang terjadi antara kedua variabel adalah hubungan negatif kuat artinya mempunyai sifat terikat yang berkebalikan, apabila variabel pertama mengalami kenaikan maka variabel lainnya cenderung mengalami penurunan, dan sebaliknya. 3. Tini Munani, “Analisis Pengaruh Cash Ratio, LDR, NPL dan CAR Terhadap Profitabilitas Bank Go Public (Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta)”, Manjemen, Fakultas Ekonomi, UIN, 2006 Ada 4 variabel x yang digunakan dalam penelitian yaitu cash ratio, LDR, NPL, dan CAR sedangkan variabel y yang digunakan dalam penelitian adalah return on asset. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel CAR memiliki tingkat signifikan yang tinggi dengan nilai t hitung sebesar 6,206 pada kurva distribusi t dua arah (two tailed). Nilai ini jatuh pada daerah penolakan yang berarti t hitung 6,206 > t tabel 1,645 (0,05 / 2 = 0,025).
E. Hipotesa Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah : Ho : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (Total Asset Turn Over dan BOPO) terhadap variabel dependen (Return On Asset). Ha : Terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (Total Asset Turn Over dan BOPO) terhadap variabel dependen (Return On Asset).
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran
BTN Syariah
Laporan Keuangan
Rasio Aktivitas & Efisiensi Biaya
Rasio Profitabilitas
ROA
1.TATO 2. BOPO
Analisis Regresi Linier Berganda
Nomalitas
Multikolinearitas
Uji F secara simultan
Autokorelasi
Uji T secara parsial
Heterokedastisitas
Koefisien Determinasi
Interpretasi
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat Pengaruh yang Signifikan antara Kinerja Keuangan Berdasarkan Total Asset Turn Over dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Syariah”.
F. Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta-Harmoni yang berada di Jalan Gajahmada No.1, Jakarta Pusat. Sampel berupa laporan rugi laba dan laporan neraca Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta tersebut. 1. Laporan Keuangan Bank BTN KCS Jakarta Laporan keuangan BTN Kantor cabang Syariah Jakarta, dipaparkan sebagai berikut : Tabel 1.1 NERACA KCS JAKARTA 2005 S/D 2007 ITEM NERACA AKTIVA KAS PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA GIRO PADA BANK LAIN PENEMPATAN PADA BANK LAIN INVESTASI PADA EFEK PIUTANG 1. MURABAHAH - PIUTANG MURABAHAH - MRG MURABAHAH DITNGGHKN 2. SALAM 3. ISTISHNA - PIUTANG ISTISHNA - MRG IST DITANGGUHKAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PINJAMAN QARDH PENYALURAN DANA INV TERIKAT PENYISIHAN PENGHPS AKTV PROD PERSEDIAAN TAGIHAN & KEWAJIBAN AKSEPTASI IJARAH AKT ISTISHNA DLM PENYELESAIAN PENYERTAAN PADA ENTITAS LAIN AKTV TETAP AKUMULASI PENYUSUTAN PIUTANG PENDAPATAN BAGI HASIL PIUTANG PENDAPATAN IJARAH AKTIVA LAINNYA - UANG MUKA - REKENING ANTAR KANTOR - REKENING PERANTARA
2005
2006
2007
617,964,000
342,177,200
722,104,500
4,678,188,161 264,045
163,799,915 20,974
220,370,390 107,673
27,790,761,282 12,569,388,784-
75,502,055,566 35,740,016,782-
105,087,062,981 48,542,509,090-
2,000,000,000
2,125,578,716 895,500,000
0 0 14,394,969,858 2,862,500,000
218,998,247-
540,923,809-
912,712,971-
255,058,918
389,057,526 225,119,814201,476,944
477,957,526 288,800,137355,879,440
14,251,331,731
0 242,571,614,146 0
52,594,414
- BEBAN DIBAYAR DIMUKA LAIN-LAIN TOTAL AKTIVA KEWJBN INV TDK TERIKAT&EKUITAS KEWAJIBAN KEWAJIBAN SEGERA BAGI HASIL YG BLM DIBAGIKAN SIMPANAN PIHAK KETIGA 1. GIRO WADIAH 2. TABUNGAN WADIAH HUTANG 1. HUTANG SALAM 2. HUTANG ISTISHNA 3. KEWAJIBAN LAIN-LAIN 4. REKENING ANTAR KANTOR 5.REKENING PERANTARA KEWJB DANA INVESTASI TERIKAT HUTANG PAJAK EST KERUGIAN KOMTMEN&KONTIJE PINJAMAN YANG DITERIMA PINJAMAN SUBORDINASI INVESTASI TIDAK TERIKAT INV TDK TERIKAT D/ BUKAN BA TABUNGAN MUDHARABAH DEPOSITO MUDHARABAH INVEST TDK TERIKAT DARI BANK TABUNGAN MUDHARABAH DEPOSITO MUDHARABAH EKUITAS MODAL DISETOR TAMBAHAN MODAL DISETOR SALDO LABA RUGI 1. CADANGAN UMUM 2. CADANGAN TUJUAN 3. LABA RUGI - TAHUN LALU - TAHUN BERJALAN TOT KEWJBAN,INV TT DAN EKUITAS SELISIH AKTIVA/PASIVA
1,980,000 22,608,423,789
746,000 57,365,684,167
3,900,000 316,952,444,316
234,444,019 13,379,215
410,402,367 234,381,086
757,281,129 1,496,590,356
2,580,781,482 6,063,057,978
2,896,372,203 2,621,737,220
4,271,505,068 2,723,347,818
627,122,400 8,190,130,773
767,620,000
766,125,000 0
1,584,673,936 3,449,054,300
134,220,31422,608,423,789 0
6,267,900
19,969,000
4,702,346,756 45,021,158,059
8,422,783,531 296,393,600,954
134,220,314839,618,890 57,365,684,167 0
705,398,576 1,395,842,884 316,952,444,316 0
Tabel 1.2 LABA RUGI KCS JAKARTA 2005 S/D 2007 ITEM LABA - RUGI PENDAPATAN OPERASI UTAMA PANDAPATAN DARI JUAL BELI PENDAPATAN MARGIN MURABAHAH PENDAPATAN SALAM PARALEL
2005
2006
2007
271,971,823
3,023,405,962
5,706,120,315
PENDAPTAN ISTISHNA PARALEL PENDAPATAN ISTISHNA HARGA POKOK ISTISHNA PENDAPATAN BERSIH ISTISHNA
TOTAL PENDAPATAN D/JUAL BELI
271,971,823
3,023,405,962
5,706,120,315
320,965,032 167,266,926
774,306,190 56,925,307
488,231,958
831,231,497
67,931,988
14,399,041
4,254,547
67,931,988 82,534,709257,369,102
14,399,041 1,854,517,3261,671,519,635
4,254,547 20,899,480,29714,357,873,938-
1,155,000
6,898,000
13,975,000
153,510,065
290,143,515 44,891,403
490,674,770 258,826,112
52,594,414 207,259,479
341,932,918
763,475,882
30,205,645-
210,534,393-
241,449,522-
PENDAPATAN DARI SEWA PENDAPATAN SEWA KEUNTUNGAN PELPSAN AKTV IJRH KEUNTUNGAN LAINNYA TOTAL PENDAPATAN SEWA BEBAN PENYUSUTAN AKTV IJARAH BBN PEMELIHARAAN AKTV IJARAH BEBAN SEWA AKTIVA IJARAH RUGI PELEPASAN AKTIVA IJARAH
TOTAL BEBAN SEWA PENDAPATAN BERSIH SEWA PENDAPATAN DARI BAGI HASIL PENDPTAN BG HSL MUDHARABAH PENDPTAN BG HSL MUSYARAKAH PENDAPATAN BAGI HASIL LAINNYA
TOTAL PENDAPATAN BAGI HASIL PENDPTAN OPERASI UTAMA LAINNYA PENDAPATAN BONUS SWBI PDP DR PNMPTN PD BANKSY LAIN PENDPTN DR PINJAMAN QARDH GANTI RUGI AKTV PROD DR ASSRS SURAT BERHARGA LAINNYA
TTL PNDPTN OPERASI UTAMA LAINNYA HAK PIHAK KE-3 A/ BG HSL INV TT TOTAL PNDPTN BANK SBG MUDHARIB PENDAPATAN OPERASI LAINNYA PENDAPATAN FEE HAWALAH PENDAPATAN FEE RAHN PENDAPATAN FEE KAFALAH PENDAPATAN FEE WAKALAH PENDAPATAN FEE INV TERIKAT PENERIMAAN KELEBIHAN QARDH PENDAPATAN ADMINISTRASI PENDAPATAN KOREKSI PPAP PENDAPATAN AKRUAL & AMORTISASI TOTAL PENDAPATAN OPERASI LAINNYA BEBAN OPERASIONAL BEBAN OPERASI LAINNYA BEBAN BONUS WADIAH BEBAN BAGI HASIL SERI IMA
BEBAN AKRUAL & AMORTISASI KERUGIAN PENURUNAN NILAI AKTV BN PENYSTN KERUGIAN AKTV PROD BN PENYSTN AKTIVA TETAP BEBAN TRANSAKSI VALAS KRUGIAN PENURUNAN NILAI PERSD BN PREMI DL RK PENJAMINAN RUGI PENGELOLAAN DANA INV TT BEBAN SEWA BEBAN PROMOSI SELISIH PENILAIAN PERSEDIAAN BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM BEBAN TENAGA KERJA TOTAL BEBAN OPERASI LAINNYA PENDAPATAN NON OPERASI BEBAN NON OPERASI ZAKAT PAJAK
LABA/RUGI
218,998,247119,313,608-
373,084,865105,806,206-
644,316,37463,680,323-
34,800,00015,592,095-
104,072,17431,182,444-
198,120,51453,975,997-
58,265,916121,676,298598,851,8092,914
167,066,017410,312,3911,402,058,490243,901,861 15,677,034-
208,613,810681,022,1572,091,178,69717,081,419,637 0
134,220,314-
839,618,890
1,395,842,884
2. Rasio – Rasio Keuangan pada BTN Syariah : 1) Return On Asset (ROA) Rumus ROA : Laba Bersih Total Aset
x
12 Jumlah Bulan
Manfaat : Untuk menghitung berapa besar tingkat laba yang dihasilkan dari penggunaan total asset yang ada dalam suatu periode.
2) Total Asset Turn Over (TATO)
Rumus Total Asset Turn Over : Pendapatan Operasi Utama Total Aset Manfaat : Untuk mengetahui berapa kali banyaknya perputaran aktiva selama satu periode, seberapa besar perputaran aktiva ini mampu menghasilkan penjualan atau pendapatan bagi bank syariah.
3) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rumus BOPO : Beban Operasi Utama + Beban Operasional Lainnya – FTP Pendapatan Operasi Utama + Pendapatan Operasional Lainnya Manfaatnya : Untuk mengukur efsisiensi biaya dalam menghasilkan laba usaha suatu perusahaan / Bank. Dimana BOPO ini untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut efisien atau tidak dalam pengendalian biaya-biayanya.
4) Cost Income Ratio (CIR) Rumus CIR : Beban Operasi Utama + Beban Operasional Lainnya – FTP – PPAP - PAT Pendapatan Operasi Utama + Pendapatan Operasional Lainnya Manfaat :
Digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat efisiensi biaya setelah dikurangi dengan PPAP dan penyusutan Aktiva Tetap.
5). Net income Margin (NIM) Rumus : Pendapatan Bersih Operasi Utama Posisi Pembiayaan (pokok) – netto + Giro Pada Bank Lain Manfaat : Digunakan untuk mengukur seberapa besar pendapatan bersih yang dihasilkan dari aktiva produktif yang ada di Bank Syariah.
G. Pedoman dan Sistematika Penulisan 1. Pedoman Penulisan Teknik penulisan merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : UIN Jakarta PRESS, 2007.
2. Sistematika Penulisan BAB I
Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sistematika Penelitian
BAB II Tinjauan Pustaka, terdiri dari Teori-teori Laporan Keuangan, Analisa Laporan Keuangan, TATO, BOPO dan Profitabilitas pada Bank BTN Cabang Syariah Jakarta, Kerangka Pikir, Hipotesis dan Definisi Operasional Variabel BAB III Metode Penelitian, terdiri dari dasar-dasar ilmu statistik, pengertian dan manfaat korelasi dan regresi, serta macam-macam uji hipotesis. BAB IV Penemuan dan pembahasan, terdiri dari Analisis dan pengujian Hipotesis, Asumsi klasik model regresi Berganda, Hasil pengujian variabel Total Asset Turn Over dan BOPO yang berpengaruh terhadap Return On Asset, Pengujian terhadap Hipotesis Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian BAB V Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teoritis Tentang Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan disusun dari proses dan prosedur akuntansi sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Proses akuntansi didefinisikan secara berbeda-beda antar penulis. Salah satu yang menjadi pegangan dasar dalam mendefinisikan akuntansi adalah definisi akuntansi menurut Accounting Principle Board (APB) Statement No.4 sebagai berikut : “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif pilihan.”7 Landasan dasar Akuntansi Islam di dalam Al-Qur’an, adalah Surat AlBaqarah, ayat 282 yang berbunyi sbb8 : 7
Sofyan syafri Harahap, “analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h.59 8 Al-Qur’an Diqital
”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah : 282)
2. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi tersebut bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dari pengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi pihak yang membutuhkan atau berkepentingan, pihak-pihak yang membutuhkan antara lain: para pemilik perusahaan/pemegang saham, manajer perusahaan yang bersangkutan, banker, kreditor, investor, pemerintah, mereka yang menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Pada umumnya dalam menganalisa laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan data keuangan yang lainnya. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat memperjelas atau memberi gambaran pada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan data industri yang digunakan sebagai standar. Namun walaupun dengan angka-angka distandarkan, seorang analis harus hati-hati dalam menaksirkan perbandingan itu.
Informasi bermanfaat yang disajikan dalam laporan keuangan, antara lain, meliputi informasi :9
Untuk pengambilan putusan investasi dan pembiayaan.
Untuk menilai prospek arus kas baik penerimaan maupun pengeluaran kas di masa yang datang.
Mengenai sumber daya ekonomis bank (economic resources), kewajiban untuk mengalihkan sumber daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham, serta kemungkinan terjadinya transaksi dan peristiwa yang dapat mempengaruhi perubahan sumber daya tersebut.
Mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, termasuk pendapatan dan pengeluaran yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh serta penggunaannya.
Untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab bank terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntunmgan yang layak dan informasi mengenai tingkat keuntungan investasi terikat.
Mengenai pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat.
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan
9
Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (IAI), Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia, 2003), h. 5-6
Jenis-jenis laporan keuangan, antara lain : a. Laporan Neraca (Posisi Keuangan) adalah suatu laporan yang menunjukkan tentang perkiraan harta, utang, dan modal Bank pada saat tertentu, biasanya pada akhir suatu periode pembukuan. Menurut Drs. Muchdarsyah Sinungan, neraca atau balance sheet adalah suatu gambaran dari laporan keuangan bank yang mengemukakan perbandingan yang seimbang antara hrta benda, milik atau kekayaan bank dengan semua kewajiban, utang dan modalnya.10 Jadi, neraca adalah keseimbangan antara aktiva dan pasiva. Isi laporan neraca adalah sebagai berikut : •
Harta / Aset / Aktiva11 Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat mendatangkan manfaat di masa depan. Aset merupakan sesuatu yang mampu menimbulkan aliran kas positif atau manfaat ekonomi lainnya, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan aset yang lain, yang haknya didapat oleh bank syariah sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa lalu.12
•
10
Kewajiban / Hutang / Pasiva / Liabilities
Drs. Muchdarsyah Sinungan, “Manajemen Dana Bank”, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000 hal. 186 www.organisasi.org/org/macam dan jenis perkiraan atau akun dalam akuntansi 12 Ibid h.203 11
Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu. •
Modal / Capital Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas. Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang. Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham preferen & biasa, simpanansimpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya. Rumus ---> Aktiva = Kewajiban + Modal
b. Laporan Rugi Laba laporan rugi laba menyajikan pendapatan dan biaya – biaya dalam suatu Bank. Laporan laba rugi adalah Laporan yang menggambarkan kinerja dan kegiatan usaha bank syariah pada suatu periode tertentu yang meliputi pendapatan dan beban yang timbul pada operasi utama bank dan operasi lainnya.13 Penyusunan laporan laba rugi didasarkan pada pendapatan dan biaya diakui secara akrual sedangkan perhitungan distribusi pendapatan / hasil usaha
13
PAPSI 2003, “Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia”
menggunakan dasar kas. Oleh karena itu, bank syariah harus mampu membedakan pendapatan akrual dan pendapatan yang kasnya sudah diterima. •
Pendapatan Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam asset atau penurunan dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan
pendapatan
yang
berakibat
dari
investasi
yang
halal,
perdagangan, memberikan jasa, atau aktivitas lain yang bertujuan meraih keuntungan, seperti menajemen rekening investasi terbatas. •
Biaya Biaya adalah pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan baik itu secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan dibebankan ke dalam perhitungan laba rugi pada saat jatuh waktu tanpa telebih dahulu menunggu pembayaran.14
c. Laporan Arus Kas
14
N. Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi, “Akuntansi Perbankan, Akuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta Rupiah, (Jakarta : Institut bankir Indonesia, 2000)
Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas pada bank selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.15 Aktivitas operasi (Operating) adalah aktivitas pengahasil utama pendapatan bank (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas investasi (investing) adalah aktivitas perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak setara kas. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman bank.
d. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas bank yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.
e. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah)
15
PAPSI 2003
Mudharabah muqayyadah adalah akad mudharabah dimaan shahibul maal memberikan batasan kepada mudharib menegnai tempat, cara, dan obyek investasi. Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana investasi terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan jenisnya.
e. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS Laporan sumber dan penggunaan dana ZIS merupakan laporan uang menunjukkan sumber dan penggunaan dana selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo ZIS pada tanggal tertentu.
f. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan16 Laporan sumber dan penggunaan qardh merupakan laporan yang menunjukkan sumber dan penggunaan dana selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo qardh pada tanggal tertentu.
B. Tinjauan Teoritis Tentang Analisa Laporan Keuangan 16
PAPSI 2003, hal.227
1. Analisa Likuiditas Suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukannya tanpa terjadi penangguhan. Untuk berbagai pihak pemakai laporan keuangan bank perhitungan likuiditas tersebut dapat digunakan melalui perhitungan-perhitungan ratio yang menggambarkan hubungan timbal balik antara assets dengan liabilities. Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendeknya. 17 Adapun rumus-rumus perhitungan ratio tersebut adalah sebagai berikut : 1. Quick Ratios =
Cash assets Total Deposit
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kembali simpanan para deposannya dengan alat-alat yang paling likuid yang dipunyai oleh pihak bank atau sering juga disebut Quick Ratios. 2. Banking Ratio =
Total Loans Total Deposit
Banking ratio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang banyak digunakan, dan lebih mendekati sifat dari kegiatan bank yang murni. Semakin
17
www.usudigitallibrary.com, Erlina, “Manajemen Keuangan”, 2002
tinggi tingkat ratio ini maka tingkat likuiditasnya akan semakin kecil, karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin banyak. 3. Assets to Loan Ratio =
Total Loans Total Assets
Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank, semakin tinggi tingkat ratio yang ada akan menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank yang bersangkutan. 4. Cash Ratio =
Liquid Assets Short term borrowing
Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank untuk melunasi kewajibankewajiban yang segera harus dibayar dengan lat-alat likuid yang dipunyainya.
2. Analisa Solvabilitas Analisa solvabilitas Bank atau secara teknis disebut juga Analysis of Bank Capital ini membahas secara bertahap tentang fungsi dari Bank Capital, cara pengukuran kebutuhan modal dan cara perhitungan ratio dari solvabilitas suatu bank. a. Fungsi dari Bank Capital
Sebagai ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian – kerugian yang tidak dapat dihindarkan.
Sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai akegiatan usahanya sampai batas – batas tertentu, karena sumber – sumber dana dapat juga berasal dari hutang penjualan assets yang tidak terpakai dan lain-lain.
Sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya.
Dengan modal yang mencukupi memungkinkan bagi manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut.
b. Capital ratios Adanya perhitungan capital ratios tadi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
Primary ratio =
Equity Capital Total Assets
Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset yang masih dapat ditutup oleh equity capital yang tersedia, hingga rasio ini akan berguna untuk memberikan indikasi untuk mengukur apakah permodalan yang ada telah memadai atau belum. 2. Risk Asset Ratio =
Equity Capital Total Assets – Cash – Securities
Kegunaan rasio ini juga menyerupai pada primary ratio, tetapi lebih dikonsentrasikan pada kemungkinan penurunan dari risk assets saja.
3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan rnemanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Semakin cepat tingkat perputaran asset maka semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dalam perusahaan, percepatan perputaran asset ini akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio Aktivitas, antara lain :18 •
ITO (inventory turn over) : sales dibanding dengan inventory. Untuk mengetahui dana yang tertanam dalam persediaan barang berputar dalam suatu periode tertentu (rata-rata 9 kali) Rumus :
Penjualan persediaan
•
Receivable Turn Over : Receiveable dibandingkan dengan sales per day. Adalah rasio untuk mengetahui lama penagihan piutang (rata-rata 20 hari) Rumus :
Penjualan Piutang
18
www.bi.go.id
•
Total Asset Turn Over : Sales disbanding dengan Total Aset. Adalah rasio untuk mengetahui perputaran dari seluruh kekayaan (rata-rata 2 kali) Rumus :
Penjualan Total aset
•
Working Capital Turn Over : Sales dibandingkan dengan Current assets dikurangi Current Liabilities. Merupakan rasio untuk menunjukkan perputaran dari modal kerja dalam 1 tahun. Rumus :
Penjualan Aktiva lancar – kewajiban lancar
4. Rasio Profitabilitas Profitabilitas/Rentabilitas menggambarkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini juga merupakan hasil dari kebijakan pengelolaan keuangan dalam perusahaan, rasio profitabilitas bisa berkorelasi positif dan negatif
dengan rasio likuiditas, leverage, dan rasio
aktivitas. Macam-macam Rasio Profitabilitas, antara lain :19
19
ibid
•
Profit Margin Ratio : Profit after taxes dibanding sales. Rasio yang dapat menggambarkan hasil yang dicapai oleh setiap kebijakan dan keputusan manajemen. Rumus :
Laba setelah pajak Penjualan
•
Return on Assets : Net Profit After Taxes disbanding dengan total asset. Rasio yang menunjukkan kemampuan modal yang ditanam secara keseluruhan untuk menghasilkan keuntungan.
Rumus :
Laba bersih Total aset
•
Return on Equity (Return on Investment) : Net Profit After Taxes dibanding Equity/investment. Rasio yang dapat menunjukkan kemampuan modal sendiri atau investasi untuk menghasilkan keuntungan. Rumus :
Laba bersih Modal/investasi
C. Tinjauan Teoritis Tentang Analisa Total Asset Turn Over (TATO), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Profitabilitas 1. Total Asset Turn Over (TATO)
Total Asset turn Over merupakan rasio aktivitas yang menunjukkan efektivitas manajemen dalam mengelola bisnisnya (sumber-sumber yang ada). Total Asset Turn Over ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan manajemen dalam mengelola semua investasi (aktiva) guna menciptakan penjualan. Secara umum, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi rasio ini, semakin baik karena merupakan pertanda bahwa manajemen dapat memanfaatkan setiap rupiah aktiva untuk menghasilkan penjualan. Rumus Total Asset Turn Over : Penjualan Total Asset
2. Biaya Operasional Terhadap pandapatan Operasional (BOPO) BOPO merupakan rasio efisiensi biaya yang sering dipakai oleh Bank dalam penilaian kesehatan Bank. BOPO ini rasio yang digunakan dalam praktek di Bank Syariah. BOPO adalah rasio yang mengukur seberapa besar suatu perusahaan atau suatu bank mampu mengendalikan biaya-biaya yang terdapat dalam bank tersebut untuk menghasilkan pendapatan. Dengan kata lain, BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank melakukan kegiatan operasinya. Apakah Bank tersebut efisien atau tidak dalam mengendalikan biaya-biaya yang terjadi. Semakin rendah nilai
BOPO, maka semakin efisien bank tersebut. Biasanya, BOPO yang baik itu berkisar antara 75-80%. Rumus BOPO : Biaya Operasional Pendapatan operasional
3. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.20 Rasio profitabilitas ini dapat digunakan juga untuk mengukur kemampuan
manajemen
bank
dalam
memperoleh
keuntungan
secara
keseluruhan. Profitabilitas/Rentabilitas menggambarkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rasio profitabilitas merupakan hasil dari kebijakan pengelolaan keuangan dalam perusahaan, rasio profitabilitas bisa berkorelasi positif dan negatif leverage, dan rasio aktivitas. Korelasi negatif 20
www.wikipedia.org/wiki/analisis keuangan
dengan rasio likuiditas, (bertolak
belakang) rasio
profitabilitas akan terjadi bila berhubungan dengan rasio likuiditas dan rasio leverage dalam pengertian bila terjadi penurunan rasio likuiditas maka dapat meningkatkan rasio profitabilitas bilamana dana yang tersedia dalam perusahaan dimanfaatkan seoptimal sehingga akan meningkatkan kemampuan dalam memperoleh laba. Sedangkan korelasi positif rasio profitabilitas akan terjadi bila berhubungan dengan rasio aktivitas, yaitu semakin tinggi rasio aktivitas maka kecenderungan akan terjadi peningkatan rasio profitabilitas. Salah satu Rasio Profitabilitas adalah Return On Asset.21 Return on Assets merupakan perbandingan antara Net Profit After Taxes dengan total asset. Rasio yang menunjukkan kemampuan modal yang ditanam secara keseluruhan untuk menghasilkan keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan keberhasilan kegiatan operasional perusahaan atau bank dalam menghasilkan keuntungan atas aktiva yang digunakan. Rumus :
Laba bersih Total Aset
21
Anasril Kambut, “Analisis kinerja Keuangan Koperasi Karyawan di Wilayah kota Jakarta pusat”, (Jakarta : Program Pasca Sarjana UPN ”Veteran” Jakarta, 2005) hal. 37-38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar-dasar Ilmu Statistik Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.22 Dalam bidang manajemen, ilmu statistic berguna untuk membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah tertentu. Misalnya, sebuah perusahaan ingin mengetahui berapa biaya iklan yang seharusnya dikeluarkan untuk mencapai target penjualan tertentu. Dengan ilmu statistik, akan dikumpulkan data iklan, penjualan dan sebagainya, membuat ringkasan data yang penting, melakukan analisis regresi dan korelasi, dan interpretasi data tersebut, hingga bisa membantu perusahaan mengambil langkah terbaik, berapa biaya iklan yang seharusnya dikeluarkan.23 1. Jenis Data Statistik Data adalah keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah.24 Jenis data akan mempengaruhi pemilihan prosedur statistic yang digunakan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Sebagai contoh,
22
Ali Mauludi, “Statistik I (Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial”, (Jakarta : P3EI, 2006), h.1 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2000), h.3 24 Opcit, h.5 23
usia seseorang, tinggi seseorang, penjualan dalam sebulan, jumlah bakteri dalam sebuah percobaan biologi tertentu, rasio keuangan bank dan sebagainya. Sedangkan data kualitatif adalah sebuah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka. Sebaagi contoh, jenis pekerjaan seseorang, status pernikahan, kepuasan seseorang, dan sebagainya.
2.
Metode Statistik Metode statistik bisa dibagi berdasarkan faktor :
Parameter Parameter adalah angka-angka yang dapat menggambarkan ciri-ciri sebuah data. Berdasarkan jenis data yang ada, metode statistik bisa dibagi menjadi : o Statistik Parametrik Berhubungan dengan inferensi statistik (pengambilan keputusan atas masalah tertentu) yang membahas parameter-parameter populasi, seperti rata-rata, proporsi, dan sebagainya. Ciri parametric adalah jenis data interval atau rasio, serta ditribusi data (populasi) adalah normal atau mendekati normal. o Statistik Non Parametrik Statistik non parametrik tidak membahas parameter-parameter populasi. Ciri non parametric adalah jenis data nominal atau ordinal, serta distribusi data (populasi) tidak diketahui atau bisa disebut tidak normal.
Dalam penelitian ini, menggunakan statistik parametrik dengan jenis data berupa data rasio.
Jumlah variabel Berdasarkan jumlah variabel, metode statistik dapat dibagi menjadi : o Analisis Univariat Dalam analisis ini, hanya ada satu pengukuran (variabel) untuk n sampel. Atau bisa juga pengukuran bebarapa variabel, namun masing-masing variabel dianalisis tersendiri. o Analisis Multivariat Dalam analisis ini, ada dua atau lebih pengukuran (variabel) untuk n sampel, dimana analisis antar variabel dilakukan bersamaan.
Gambar 3.1 Bagan Pembagian Ilmu Statistik Mulai
Analisis
Jumlah Variabel ?
Kualitatif
Analisis Multivariat Kuantitatif
Jenis Data ? Interval Rasio
Nominal Ordinal
Statistik Non Parametrik
Statistik Parametrik
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Kuantitatif Asosiatif dengan sampel berupa laporan rugi laba dan laporan neraca Bank BTN kantor cabang syariah dari bulan Februari 2005 sampai dengan Desember 2007. Untuk mengolah data tersebut digunakan analisis regresi linier berganda dengan dua prediktor. Dengan demikian sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa “Terdapat pengaruh yang signifikan Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Syariah”.
3. Tehnik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas adalah sebagai berikut: :
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Untuk menambah referensi dan kekayaan literatur, penelitian ini mengkaji lebih dalam mengenai literatur yang ada., baik berupa buku, catatan maupun laporan hasil penelitian terdahulu. b. Penelitian Lapangan (Field Research) Peneliti langsung terjun ke lapangan penelitian untuk mendapatkan data hasil pengamatan lapangan atau informasi dari responden. Dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. 25
4. Jenis dan Sumber Data
Data Primer
: Wawancara langsung kepada pegawai atau pejabat bank.
Data Sekunder
: Data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan
dipublikasikan oleh pihak lain berkaitan dengan permasalahan penelitian ini. Data tersebut mencakup neraca dan laporan Rugi Laba dalam laporan keuangan Bank Tabungan Negara Unit Usaha Syariah. 5. Paradigma Penelitian Untuk lebih memudahkan berpikir, paradigma penelitiannya adalah sebagai berikut : •
25
Variabel X (Variabel bebas atau variabel independen)
Moh. Nazir, “Metode Penelitian”, (Jakarta : PT. Ghalia Indonesia, 2003), Cet.Kelima, hal.54.
Merupakan suatu variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab variabel lainnya. Variabel x dalam penelitian ini adalah Total Asset Turn Over dan BOPO. •
Variabel Y (Variabel terikat atau variabel dependen) Merupakan suatu variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lainnya. Variabel y dalam penelitian ini adalah Return On Asset. Gambar 3.2 Paradigma Penelitian X1 Y X2
B. Korelasi dan Regresi Berganda (Multiple Regression) 1. Korelasi Dalam penelitian deskriptif korelasional besar atau tingginya hubungan antar variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi yang menentang sejauh mana dua atau lebih variabel berkorelasi. Untuk menganalisis data yang diperoleh dan mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua variabel penelitian menggunakan teknik statistik korelasi product moment pearson dengan rumus : rs = 1-6∑di2
n(n2-1) Dimana : rs = Ranking Spearman di = Beda (selisih) setiap rank n = Jumlah pasang rank Perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi program SPSS yang akan diinterpretasikan dengan mengacu pada tabel koefisien korelasi Spearman. Jika perhitungannya lebih besar dari r tabel, maka korelasinya dianggap signifikan dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak. Tetapi jika hasil perhitungannya lebih kecil dari r tabel maka korelasinya dianggap tidak signifikan atau Ha ditolak dan Ho diterima. Korelasi termasuk pada analisis multivariat, karena menyangkut hubungan antar dua variabel atau lebih. Variabel-variabel tersebut dianalisis bersama-sama. Seperti seberapa besar pengaruh total asset turn over (variabel 1) dan BOPO (variabel 2) mempengaruhi return on asset (variabel 3). Analisis korelasi mempelajari apakah ada hubungan anatara dua variabel atau lebih, sedang analisis regresi memprediksi seberapa jauh pengaruh tersebut. Sehingga jika dengan analisis korelasi menyatakan adanya hubungan yang positif dan kuat antara total asset turn over dengan return on asset, analisis regresi akan memperkirakan jika total asset turn over ditingkatkan sekian persen, berapa persen return on asset yang bisa dicapai. Signifikansi hasil korelasi :
Hipotesis :
Ho : tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel
Ha : ada hubungan (korelasi) antara dua variabel
Uji dilakukan dua sisi Dasar Pengambilan Keputusan : Berdasarkan Probabilitas
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Keputusan : Jika angka semua angka probabilitas adalah 0,000, maka semua variabel memang secara nyata berkorelasi. Hal ini bisa juga dilihat pada output SPSS dari adanya tanda ** pada angka korelasi, yang artinya sama, yaitu angka korelasi memang signifikan.
2. Regresi Berganda Analisis regresi adalah salah satu metode statistik yang paling banyak digunakan dalam praktek. Dalam aplikasinya, terjadi berbagai variasi dari model utama regresi, yakni persyaratan data kuantitatif pada variabel dependen ataupun variabel independen. Ada model regresi yang memasukkan data kualitatif (pengukuran secara nominal atau ordinal) sebagai variabel independen/bebas. Ada
pula model regresi yang dibuat dengan memasukkan data kualitatif sebagai variabel tergantung (dependen).26 Regresi berganda sangat bermanfaat untuk mendeteksi beberapa variabel yang berelasi dengan variabel yang diuji. Teknik analisis ini sangat dibutuhkan dalam berbagai pengambilan keputusan baik dalam perumusan kebijakan manajemen maupun dalam telaah ilmiah semata.27 Analisis ini digunakan untuk berbagai situasi yang pada dasarnya terdiri dari tiga keadaan berikut ini :28
Digunakan untuk situasi dimana diinginkan memprediksi variabel tidak bebas dalam hubungan dengan sejumlah variabel bebas.
Digunakan dalam mengendalikan pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel tidak bebas yang telah diteatpkan.
Digunakan untuk studi Casual Theories. Hal ini untuk menentukan langsung tidaknya pengaruh variabel independen apakah secara tidak langsung berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Analisis ini disebut analisis Path.
Analisa Regresi Berganda dengan rumus : Y = a + b1X1 + b2X2 + E Dimana : 26
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2000), h.97 27 Ibnu Subiyanto, “Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi “, Ed.3 , (UKP UPP AMP YKPN, Yogyakarta : 2000) 28 Ibid
Y
= Return On Asset
b1-b2
= Koefisien regresi
X1
= Total Asset Turn Over
X2
= BOPO
E
= Error Suatu model dikatakan baik dan sesuai dengan kaidah statistik, apabila
dilakukan pengujian terhadap hasil regresi berganda tersebut. Pengujian-pengujian yang akan dilakukan yaitu uji statistik terhadap model penduga melalui uji F dan pengujian untuk parameter-parameter regresi melalui uji t serta melihat berapa persen variabel bebas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel terikatnya melaui koefisien determinasi (R2). Uji asumsi klasik yang dilakukan antara lain uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji autokorelasi. Dalam regresi berganda ada empat asumsi utama yang harus dipenuhi, yaitu : a. Multikolinieritas Multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Menurut
Singgih
Santoso
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
Multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1, serta koefisien korelasi
antar variabel independent haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasi kuat, maka terjadi problem multiko.29 Jika terjadi Multikolinieritas, bisa dilakukan langkah seperti :30
Mengeluarkan salah satu variabel independent A dan B saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih variabel A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.
Menggunakan metode lanjut seperti regresi Bayesian atau regresi Ridge.
b. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebagai contoh, seorang kaya akan bervariasi dalam mebelanjakan uangnya, sedangkan orang miskin hanya bisa sedikit bervariasi dalam berbelanja. Hal ini menunjukkan varians yang tidak sama antara kedua golongan tersebut, yang berarti timbul masalah heteroskedastisitas. Menurut Singgih Santoso mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y
29 30
Ibid, h.214 Ibid, h.136
yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized, dasar pengambilan keputusannya :
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.31
c. Normalitas Normalitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah dstribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Singgih Santoso mendeteksi ada atau tidaknya normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya :
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak meemnuhi asumsi Normalitas.32
31
Ibid, h. 208 Ibid, h. 214
32
d. Autokorelasi Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan, tahunan, dan seterusnya. Menurut Singgih Santoso mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan melihat pada tabel D-W (Durbin-Watson), dasar pengambilan keputusannya adalah :
Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.33 Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya
signifikan (lihat angka F dan signifikansinya), menjadi tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi bisa diatasi dengan bebagai cara, antara lain :34
33 34
Melakukan transformasi data
Menambah data observasi
Ibid., h. 216 Ibid, h.144
C. Test Hipotesis Hipotesis statistik merupakan suatu pernyataan tentang probabilitas dari suatu distribusi populasi yang mungkin saja dalam pengamatan (kenyataannya) dapat betul atau mungkin juga salah. Hipotasa yang diformulasikn dengan harapan ditolak maka dapat dinamakan sebagai Hipotesa nol (Ho), dengan menolak Ho berarti akan menerima suatu
hipotesa
alternative
(tandingan).
Sebagai
contohnya
kita
ingin
memutuskan/menyatakan bahwa sebuah mata uang kalau dilempar memiliki probabilitas keluar H = 0,5 (p) hingga Ho : p = 0,50, sebaliknya hipotesa lain (alternatif) yang sifatnya berbeda dengan Ho, misal Ha = P ≠ 0,5 atau Ha : P > 0,5 atau P < 0,5 sehingga prosedur yang digunakan selanjutnya untuk menerima Ho atau menolak Ho serta menentukan apakah sampel observasi/pengamatan memiliki perbedaan dari hasil yang diharapkan maka disebut sebagai test hipotesa (test of significance).35 Untuk melakukan proses pengujian hipotesis ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan :36
Menentukan Ho dan Ha, pada prinsipnya adalah menguji karakteristik populasi berdasar informasi yang diterima dari suatu sampel. Dalam penelitian ini, hipotesisnya adalah : Ho : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (Total Asset Turn Over dan BOPO) terhadap variabel dependen (Return On Asset).
35 36
Samsubar Saleh, “Statitik Induktif”, (Yogyakarta : AMP YKPN, 2001), h.195 Op Cit Singgih Santoso, h.31-32
Ha : Terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (Total Asset Turn Over dan BOPO) terhadap variabel dependen (Return On Asset).
Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu probabilitas kesalahan menolak hipotesis yang ternyata benar. Kata ‘Sig’ pada output SPSS adalah Signifikansi atau ‘p value’, dengan arti kemingkinan salah menolak Ho. Sebagai contoh, terdapat angka Sig = 0,02. Hal ini berarti kemungkinan salah menolak Ho (apapun pernyataan Ho tersebut) adalah 0,02 atau 2%. SPSS selalu menggunakan tolak ukur 5%, yag berarti risiko kesalahan mengambil keputusan dibatasi sampai 5%, tidak boleh lebih. Karena 2% < 5%, maka tolak saja Ho, sebab risiko kesalahan mengambil keputusan cuma 2%, jauh dibawah batasan 5%. Semakin kecil α, berarti semakin mengurangi risiko salah. Untuk uji dua sisi, maak angka 5% dibagi 2, menjadi 2,5%. Sehingga untuk uji dua sisi, batas kritis adalah 2,5% atau 0,025.
Menentukan apakah akan dilakukan uji satu sisi atau uji dua sisi. o Uji dua sisi pada pernyataan Ho dan Ha yang hanya mengandung pertidaksamaan. Misalnya, akan diuji apakah penjualan di daerah Semarang sama dengan penjualan di daerah Surabaya. Di sini diuji sama atau tidak, sehinggga jawaban adalah ‘sama’ atau ‘tidak sama’. o Uji satu sisi pada pernyataan Ho dan Ha yang mengandung pertidaksamaan yang mengarah pada kriteria tertentu. Misalnya, akan diuji apakah program penurunan berat badan di lembaga ‘Kurus Langsing’ sudah efektif. Di sini seharusnya setelah ikut program, berat badan peserta akan turun (lebih kecil). Jadi ada arah, yaitu lebih kecil.
Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dua sisi. Hal ini dikarenakan terdapat dua arah yang ingin diketahui, ‘berpengaruh’ atau ‘tidak berpengaruh’.
Menentukan statistik tabel dan statistik uji. Jika alat analisis adalah t test, akan dicari t tabel dan t hitung.
Mengambil kesimpulan berdasar hasil t tabel dan t hitung.
Uji Hipotesis dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Uji Hipotesis dengan t-test (Uji t) Uji t pada satu populasi akan menguji apakah rata-rata populasi sama dengan suatu harga tertentu. Sedangkan uji t dua sampel akan menguji apakah rata-rata dua populasi sama ataukah berbeda secara nyata. Uji dapat dilakukan jika dipenuhi asumsi tertentu, yakni :37
Varian kedua populasi yang diuji sama.
Sampel yang diambil berdistribusi normal atau mendekati normal atau bisa dianggap normal. Jika ternyata sampel tidak berdistribusi normal, bisa dilakukian beberapa
cara : 37
Ibid, h. 36
Jumlah sampel ditambah dan kemudian diuji sekali lagi.
Data yang ada ditransformasi ke bentuk tertentu, dan kemudian dilakukan pengujian lagi. Untuk n ≥ 10 dapat digunakan uji hipotesis dengan t-test yang digunakan
untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki hubungan signifikan atau tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap variabel. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai t hitung adalah sebagai berikut : T hitung = r √¯n-2 1-r2 Dimana : Rs = nilai rank spearman N = jumlah sample Setelah didapatkan nilai t hitung melalui rumus diatas, maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut :
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak (ada hubungan yang siginifikan)
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima (tidak ada hubungan yang signifikan)
Estimasi :
Tingkat signifikansi (α) adalah 5%
Df atau derajat kebebasan adalah n (jumlah data) - 1 Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat signifikasi variabel bebas
dengan hipotesis : Ho : b1 = b2 = … = bi = 0 Ha : bi ≠ 0
Ktiteria uji :
Probability F-statistik < taraf nyata (α), maka tolak Ho
Probability F-statistik > taraf nyata (α), maka terima Ho Jika Ho ditolak, maka variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel
tak bebasnya. Sebaliknya, jika Ho diterima berarti variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas.
2. Uji Hipotesis dengan F-test (ANOVA) ANOVA sering juga disebut dengan uji F. Tujuan ANOVA (analisis varian) sama dengan uji t, yakni menguji rata-rata populasi, hanya disni yang akan diuji lebih dari dua rata-rata populasi. Sedangkan tujan dari uji F adalah untuk menguji apakah varian dua populasi sama ataukah berbeda.38 Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah model penduga yang diajukan sudah layak untuk menduga parameter yang ada dalam fungsi.39 Hipotesis : H0 : b1 = b2 = … = bi = 0 Ha : minimal ada salah satu bi ≠ 0
38
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2000), h.51 39
Ibid, h.110
Mencari F tabel :
Tingkat signifikansi (α) adalah 5%.
Numerator adalah jumlah variabel – 1
Denumerator adalah jumlah kasus – jumlah variabel
Berdasar perbandingan F hitung dengan F tabel :
Jika satistik hitung (angka F output) > satistik tabel (tabel F), maka Ho ditolak.
Jika satistik hitung (angka F output) < satistik tabel (tabel F), maka Ho diterima.
Kriteria uji berdasar nilai probalilitas :
Probability F-statistik < taraf nyata (α), maka tolak Ho
Probability F-statistik > taraf nyata (α), maka terima Ho Jika Ho ditolak, berarti minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh
nyata terhadap variabel terikat dan model layak digunakan. Sebaliknya jika Ho diterima, maka tidak ada satu pun variabel bebas yang berpengaruh nyata.
3. Uji Koefisisen Determinasi Uji Koefisien Determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independent menjelaskan variabel dependen yang dilihat melalui R Square karena variabel independennya dua.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Variabel Data-data yang diperlukan dalam analisis ini didapat dari laporan keuangan bulanan Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta, yang dimulai dari Februari 2005 Desember 2007. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui perkembangan laporan keuangan tiap bulannya. Dari hasil olah data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 11.0 dapat dijelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat pada model regresi berganda dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini : 1) Return On Asset (ROA) Return On Asset secara umum dari Januari 2005 sampai Desember 2007 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005, rata-rata Return On Asset sebesar -1,95%. Kemudian pada tahun 2006, rata-rata Return On Asset naik menjadi 3,71% yang menunjukkan bahwa pada tahun 2006 tingkat keuntungan yang dihasilkan lebih besar dibanding tahun 2005. Pada tahun 2007 Rata-rata Return On Asset mengalami penurunan dibanding tahun 2006 yaitu sebesar 1,09%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2007 tingkat keuntungan yang dihasilkan dalam Bank tersebut lebih kecil dibandingkan tahun 2006. Sebagaimana tercermin dalam tabel 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1
Return On Asset Bank BTN Syariah Tahun 2005 – 2007 Bulan
Return On Asset (%) Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 1.89 2.72 -9.74 3.17 4.32 -4.21 4.71 2.18 -3.88 4.76 0.21 -2.63 6.60 -0.01 -1.57 8.59 0.55 -0.79 4 0.62 1.35 3.65 0.74 -0.40 2.78 0.44 0.37 1.87 0.44 -0.12 1.48 0.42 0.12 1.07 0.44 -21.5 44.57 13.07 -1,95 3,71 1,09
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Rata-rata
Tabel 4.2 Deskripsi Return On Asset (ROA) Descriptive Statistics N ROA TValid N (listwise)
35 35
Minimum -9.74
Maximum 8.59
Mean 1.0326
Std. Deviation 3.23140
Sumber : data olahan SPSS 11.0
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel Y (Return On Asset) sebagai variabel dependen memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 1,03%, standar deviasi sebesar 3,23140 menunjukkan adanya variasi / perbedaan yang sangat besar sari return on asset terendah dengan tertinggi dan jumlah data sebanyak 35 data.
2) Total Asset Turn Over (TATO)
Total Asset Turn Over secara umum dari Januari 2005 sampai Desember 2007 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005, rata-rata Total Asset Turn Over sebesar 0,29%. Kemudian pada tahun 2006, rata-rata Total Asset Turn Over naik menjadi 3,70% yang berarti pada tahun 2006 tingkat perputaran assetnya lebih cepat dibanding tahun 2005. Hal ini juga memberikan gambaran bahwa pada tahun 2006, Bank BTN KCS Jakarta semakin efisien dalam menggunakan aktiva untuk dipergunakan dalam kegiatan operasinya. Pada tahun 2007 Rata-rata Total Asset Turn Over mengalami penurunan dibanding tahun 2006 yaitu sebesar 1,59%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2007 tingkat perputaran aktiva dalam Bank tersebut kurang cepat dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana Bank BTN KCS Jakarta kurang efisien dalam menggunakan aktivanya. Sebagaimana tercermin dalam tabel 4.3 di bawah ini : Tabel 4.3 Total Asset Turn Over Bank BTN Syariah Tahun 2005 - 2007 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Total Asset Turn Over (%) Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 0.40 0.77 0 1.19 1.01 0 1.76 0.82 0.15 2.39 0.74 0.14 3.25 0.79 0.36 3.63 0.95 0.42 4.19 1.01 0.28 4.79 5.46 0.41 5.06 1.61 0.58 5.65 1.85 0.44 5.96 2.05 0.41 6.12 2.06
Total Rata-rata
3.19 0,29
44.39 3,70
19.12 1,59
Tabel 4.4 Deskripsi Total Asset Turn Over (TATO) Descriptive Statistics N Total Asset Turn Over Valid N (listwise)
35 35
Minimum .00
Maximum 6.12
Mean 1.9057
Std. Deviation 1.94756
Sumber : data olahan SPSS 11.0
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel independent (X1) yaitu total asset turn over memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 1,91%, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata total asset turn over (perputaran asset) per bulan adalah 1,91 persen dari total return on asset yang ada, standar deviasi sebesar 1,94 yang menunjukkan adanya variasi / perbedaan yang sangat besar dari total asset turn over terendah dan tertinggi (standar deviasi yang sangat besar itu apabila standar deviasinya lebih dari 30% mean), serta jumlah data sebanyak 35 data.
3) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO secara umum dari Januari 2005 sampai Desember 2007 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005, rata-rata BOPO sebesar 481,77%. Kemudian pada tahun 2006, rata-rata BOPO turun menjadi 61,32% yang berarti pada tahun 2006 tingkat efisiensi biaya lebih baik dibanding tahun 2005. Hal ini juga memberikan gambaran bahwa pada tahun 2006, Bank BTN KCS Jakarta semakin efisien dalam
pengendalian biaya-biaya. Pada tahun 2007 Rata-rata BOPO mengalami kenaikan dibanding tahun 2006 yaitu sebesar 63,29%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2007 tingkat efisiensi biaya dalam Bank tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana Bank BTN KCS Jakarta kurang efisien dalam pengendalian biaya-biayanya. Tabel 4.5 BOPO Bank BTN Syariah Tahun 2005 – 2007 Bulan Tahun 2005 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Rata-rata
1366.67 1200 1150 750 288 185.19 -59.09 150 64.36 118.68 85.64 5299.45 481,77
BOPO (%) Tahun 2006 45.51 55.68 53.73 58.60 56.60 53.56 55.78 58.91 68.02 75.29 76.31 77.89 735.88 61,32
Tabel 4.6 Deskripsi BOPO
Tahun 2007 36.80 25.20 23.12 37.43 33.19 92.46 91.05 92.40 81.67 82.15 83.13 80.89 759.49 63,29
Descriptive Statistics N BOPO Valid N (listwise)
Tab
35 35
Minimum -59.09
Maximum 1366.67
Mean 194.1377
Std. Deviation 349.20311
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel independent (X2) BOPO
memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 194.14%, standar deviasi sebesar 349,20 menunjukkan terdapat kesenjangan yang sangat besar antara BOPO yang tertinggi dengan terendah, atau denga kata lain adanya variasi/perbedaan yang sangat besar dari BOPO terendah dan tertinggi serta jumlah data sebanyak 35 data.
B. HASIL dan PEMBAHASAN Hasil Pengujian Variabel TATO dan BOPO Yang Berpengaruh Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Tahun 2005 - 2007 a. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda Pengujian asumsi klasik meliputi pengujian Mulitkolinieritas, Heterokedastisitas, Normalitas, dan Autokorelasi. 1. Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinieritas (multikol). Dimana model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel independen atau tidak, dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Model 1
Total Asset Turn Over BOPO
Collinearity Statistics Tolerance VIF .881 1.135 .881 1.135
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa angka tolerance mendekati angka 1 dan VIF berada disekitar angka 1, maka Ho diterima yang berarti tidak terjadi problem multikol dan model regresi layak dipakai dalam pengujian.
2. Uji Heteroskedastisitas Uji ini untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka hal tersebut disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda disebut sebagai heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.40 Berdasarkan gambar terlihat bahwa pola pada penyebaran titik-titik diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak dipakai untuk memprediksi ROA terhadap variabel independent lainnya, hal ini terlihat jelas pada gambar di bawah ini : Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas 40
Singgih Santoso, “Modul menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik” (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2005) h. 137
Scatterplot Dependent Variable: ROA Regression Studentized Residual
4 JUN 2006 3
2 MAR 2006 APR 2006 FEB 2007
MAR 2005 APR 2005
FEB 2006 JUL 2006 JAN 2007 JAN 2006 MAR 2007 SEP 2006 JUL 2007 JUN NOV 2005 SEP APR 2005 SEP 2007 NOV2007 2007 JUN JUL 20052005 NOV 2006
1
0
-1 FEB 2005 -2 -4
-3
-2
-1
0
1
Regression Standardized Predicted Value
3. Uji Normalitas Uji ini untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Dari hasil pengujian Normalitas diperoleh suatu grafik, dimana pada grafik hasil uji Normalitas terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hasil tersebut dapat terlihat pada grafik hasil pengolahan SPSS versi 11.0 di bawah ini :
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
Normal P-P Plot of Regression Standa
4. U j
Dependent Variable: ROA 1.00
2006 AMAR PR 2006 FE B 2007
i
MA 2005 AP RR 2005 FEB 2006 JUL 2006 JAN 2007
.75
E xpectedC umP rob
MA JA RN2007 2006
A
SEP 2006
.50
JUL2007 2007 JUN NOV 2005 SE 2005 SE PP 2007 JUL 2005 NOV 2007 A PR 2007 JUN 2005 .25 NOV 2006
u t
FEB 2005 0.00 0.00
.25
.50
.75
1.00
Observed Cum Prob
k
orelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya), dengan ketentuan sebagai berikut : -2 < DW < +2, maka tidak ada autokorelasi sedangkan jika nilai angka berada pada DW < -2 terjadi auotokorelasi positif dan sebaliknya jika nilai angka berada pada DW > +2 terjadi autokorelasi negatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model 1
R .792a
R Square .627
Adjusted R Square .604
Std. Error of the Estimate 2.03301
a. Predictors: (Constant), BOPO, Total Asset Turn Over b. Dependent Variable: ROA
o
Durbin-W atson .663
Terlihat pada gambar diatas bahwa nilai Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil analisis regresi sebesar 0.663. Hal ini menunjukkan bahwa angka DW diantara -2 < DW < +2 maka Ho diterima yaitu model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi dan model ini layak untuk digunakan. Hal ini mempengaruhi pada nilai F yang signifikan menunjukkan regresi ini layak namun sebaliknya jika pada Durbin-Watson terdapat autokorelasi maka hasil uji F yang signifikan menjadi tidak layak untuk digunakan.
5. Hasil Uji Koefisien Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel dependen dengan variabel independen terdapat hubungan. Tabel 4.8 diatas juga menunjukkan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,792 atau 79,2% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel independen yaitu TATO dan BOPO dengan variabel dependen yaitu ROA adalah kuat.
6. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square) Tabel 4.8 diatas juga menunjukkan koefisien determinasi (R Square) adalah sebesar 0,627 atau 62,7% yang berarti bahwa 62,7% tingkat profitabilitas bank syariah dapat dijelaskan oleh Total Asset Turn Over (TATO) dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), selebihnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
diketahui dan tidak termasuk dalam analisis ini. Hal tersebut juga menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen mempunyai korelasi cukup kuat.
F. Pengujian Hipotesis Setelah pengujian
persyaratan analisis dan asumsi dasar regresi, langkah
selanjutnya melakukan pengujian signifikan model dan interpretasi model regresi, untuk melihat pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen secara individual. Secara statistik dapat diukur dari nilai statistik uji t dan uji F (ANOVA).
1) Hasil Uji F Tabel 4.9 Hasil Uji F ANOVAb
Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares 222.766 132.260 355.026
df 2 32 34
Mean Square 111.383 4.133
a. Predictors: (Constant), BOPO, Total Asset Turn Over b. Dependent Variable: ROA
F 26.949
Sig. .000a
Uji F digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Hasil dari uji pada tabel diatas menunjukkan semua angka signifikan, tingkat probabilitas sig 0,000. Nilai probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05. F hitung sebesar 26,949 dan F tabel sebesar 3,29, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap Return On Asset, maka Ho ditolak dan Ha diterima karena F hitung (26,949) > F tabel (3,29). Uji F-Statistik dapat digambarkan sebagai berikut : F hitung > F tabel, maka tolak Ho 26,949 > 3,29 Ha : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh antara Total Asset Turn Over (x1) dan BOPO (x2) dengan Return On Asset (y)
Gambar 4.3 Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho Uji Dua Pihak
Ho ditolak Ftabel = -3,29
Ho diterima
Ho ditolak Ftabel = 2,306 26,949
2) Hasil Uji t Tabel 4.10
Hasil Uji t a Coefficients
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.581 .587 Total Asset Turn O .362 .191 .218 BOPO 6.38E-03 .001 -.690
t 2.693 1.901 -6.001
Sig. .011 .066 .000
a. Dependent Variable: ROA
Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Berdasarkan pengujian pada tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengaruh variabel total asset turn over terhadap profitabilitas bank syariah tidak signifikan dimana nilai t uji total asset turn over sebesar 1.901 dimana nilai t hitung (1,901) > t tabel (1,694) sedangkan tingkat signifikannya 0,066 diatas ά = 5% (0,05). Maka Ho diterima, yaitu koefisien regresi tidak signifikan, hal ini berarti variabel total asset turn over tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel ROA periode Februari 2005 – Desember 2007. 2. Pengaruh variabel BOPO terhadap terhadap profitabilitas bank syariah signifikan dimana nilai t hitung (-6,001) < t tabel (1,694) dan signifikansi sebesar 0.000 < ά = 5%.(di bawah 0,05), sehinggga Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat dirumuskan bahwa variabel BOPO berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen ROA periode Februari 2005 – Desember 2007 yang memiliki hubungan berlawanan arah
(negatif). Semakin besar nilai BOPO maka semakin kecil tingkat profitabilitas yang dihasilkan oleh Bank Syariah. HASIL SPSS KORELASI PRODUCT MOMENT Tabel 4.11 Uji Korelasi TATO, BOPO dan ROA Correlations
Total Asset Turn Over
BOPO
ROA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total Asset Turn Over 1 , 35 -,345* ,042 35 ,456** ,006 35
BOPO -,345* ,042 35 1 , 35 -,765** ,000 35
ROA ,456** ,006 35 -,765** ,000 35 1 , 35
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari analisis korelasi pada tabel 4.11 diatas terlihat bahwa korelasi antara Total Asset Turn Over (TATO) dengan Return On Asset (ROA) sebesar 0,456. Hal ini menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut adalah lemah dan searah (memiliki hubungan positif). Semakin besar nilai total asset turn over maka semakin besar return on asset yang didapat oleh bank syariah. Korelasi kedua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,006 < 0,05. Sedangkan korelasi antara Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dengan Return On Asset (ROA) sebesar -0,765. Hal ini menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut adalah kuat dan berlawanan arah (memiliki hubungan negatif).
Korelasi kedua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.
G. Pengujian Koefisien Regresi Persamaan Regresi Berganda Persamaan ini bertujuan untuk memprediksi pengaruh yang terjadi antara variabel independent terhadap variabel dependen. Dari persamaan Y = 1,581 + 0,362X1 - 6,38 x 10-3 X2 dapat diartikan bahwa : 1. Nilai elastisitas konstanta sebesar 1,581 menunjukkan bahwa apabila nilai Total asset turn over (X1) dan BOPO (X2) adalah 0 (nol) maka nilai Return On Asset (Y) adalah 1,581. 2. Nilai elastisitas Total asset turn over sebesar 0,362 menunjukkan bahwa peningkatan Total asset turn over sebesar 1 persen akan meningkatkan profitabilitas bank syariah sebesar 0,362 persen. 3. Nilai elastisitas BOPO sebesar 6,38 x 10-3 menunjukkan bahwa penurunan BOPO sebesar 1 persen akan meningkatkan profitabilitas bank syariah sebesar 6,38 x 10-3 persen.
H. Interpretasi Data Nilai elastisitas Total Asset Turn over yang bernilai positif dan BOPO yang bernilai negatif menunjukkan bahwa meningkatnya rasio Total Asset Turn over akan meningkatkan profitabilitas bank syariah, sebaliknya meningkatnya rasio BOPO akan
menurunkan tingkat profitabilitas bank syariah. Hubungan ini sesuai dengan kerangka teori yang menyatakan jika perputaran asset dalam suatu bank syariah yang digunakan untuk berbagai jenis usaha terutama disalurkan untuk pembiayaan-pembiayaan yang berlandaskan syariah
secara tidak langsung dapat meningkatkan keuntungan bank
(profitabilitas Bank Syariah).
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Dalam pengujian terhadap variabel dependen yaitu Return On Asset, berdasarkan uji F diketahui bahwa F satistik sebesar 26,949 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen yaitu Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap tingkat profitabilitas bank syariah. Berdasarkan uji t, dapat diketahui bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan variabel BOPO terhadap profitabilitas bank syariah. Sedangkan variabel Total Asset Turn Over secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah. 2. Berdasarkan uji koefisien korelasi dan regresi, pada variabel Total Asset Turn Over terdapat hubungan positif dengan tingkat profitabilitas bank syariah. Hubungan ini sesuai dengan kerangka teoritis, di mana peningkatan rasio aktivitas yang berupa total asset turn over (perputaran asset) dengan memberikan pinjaman kepada pihak ketiga yang membutuhkan dana untuk usaha mereka, akan meningkatkan profitabilitas bank syariah. Sedangkan pada variabel BOPO, terdapat hubungan yang negatif dengan profitabilitas bank syariah. Semakin tinggi beban / biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh bank syariah untuk kegiatan operasinya dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima, maka akan menyebabkan tingkat keuntungan bank syariah menjadi rendah. Berdasarkan pengujian determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,627, yang berarti bahwa besarnya kemampuan variabel independen (Total Asset Turn Over dan BOPO) menjelaskan variabel dependen, yaitu profitabilitas bank syariah adalah sebesar 62,7%, dan sisanya 27,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. 3. Variabel BOPO menjadi variabel yang dominan mempengaruhi profitabilitas Bank Syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Digital. Bank BTN. Laporan Tahunan Annual Report 2006. Jakarta : Bank BTN, 2006. Cheliyah, Siti. “Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia)”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2006. C. Van Horne, James dan John M. Wachowicz. JR. Prinsip-prinsip Manjemen Keuangan. Terj. Heru Sutojo. Jakarta : Salemba Empat, 1997. Fajar, “Kinerja Keuangan Perbankan Setelah krisis : suatu tinjauan”, artikel diakses pada 25 Oktober 2007 dari http/www.starbucks.com/young economists’talk @ starbucks/ Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada, 2006. Irianto, Agus. Statistik, Konsep, dasar, dan aplikasinya. Jakarta : Prenada Media, 2004. J. Keown, Arthur dkk. Dasar-dasar Manejemen Keuangan. Terj. Chaerul D. Djakman. Jakarta : Salemba Empat, 2001. Jumingan. Analisis laporan Keuangan. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006 Jusuf, Jopie. Analisis Kredit untuk Account Officer. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006 Lapoliwa, N dan Daniel S. Kuswandi. Akuntansi Perbankan, Akuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta Rupiah. Jakarta : Institut Bankir Indonesia, 2000. Mauludi, Ali. Statistik I (Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial). Jakarta : P3EI, 2006. Mulyono, Teguh Pudjo. Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan. Jakarta : Djambatan, 1986 Munawir. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty, 2004, Cet. Ke-4.
Muslich, Mohammad. Manajemen Keuangan Modern (Analisis, perencanaan, dan kebijaksanaan). Jakarta : PT. Bumi Akasara, 2003. Nazir, Moh.. Pokok-pokok Materi Metodologi dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002, Cet. Ke-1. Republika, “Bank syariah lebih efisien dibanding konvensional”, artikel diakses pada 5 Maret 2008 dari Http://stei-sebi.com/2008/05/bank-syariah-lebih-efisien-dibandingkinvensional.html. Riyanto. Bambang. Dasar-dasar Manajemen Perusahaan. Yogyakarta : BPFE, 1995. Saleh, Samsubar. Satistik Induktif. Yogyakarta : AMP YKPN, 2001. Singarimbun, Masri dan Effendi Sofyan. Metodologi Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES, 1995. Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2000. --------------------. Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2006 --------------------. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS Versi 11,5. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2004. Sinungan, Muchdarsyah. Manajemen Dana Bank. Edisi Ke2. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000 SR, Soemarso. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000 Suad, Husnan. Dasar-dasar Manejemen Keuangan. Yogyakarta : Liberty, 1995. Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (IAI). Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia, 2003. Trihendradi, Cornelius. Step by step SPSS 13 Analisis data Statistik. Yogyakarta : Andi, 2005. www.organisasi.org/org/macam dan jenis perkiraan atau akun dalam akuntansi www.bi.go.id
www.wikipedia.org/wiki/analisis keuangan “Kinerja Bank Syariah Perlu ditingkatkan”. Artikel diakses pada 10 Agustus 2007 dari http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007 “BTN Perluas Cabang Syariah”. Artikel ini dikases pada 18 Februari 2008 dari http://www.kompas.com/cetak/2008. www.usudigitallibrary.com, Erlina, “Manajemen Keuangan”, 2002 www.wikipedia.org/wiki/analisis keuangan