ANALISIS PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI DAN RESPON NASABAH TERHADAP PELAKSANAAN
OFFICE CHANNELING (Studi Kasus Pada BNI Syariah Kantor Cabaug Pembantu Syariah UIN Ciputat)
SKRIPSI
Oleh:
SETIAWATI NIM : 1040810Qi1l5Jlr9.
.
~·:~~.'
---, '. ·o·t;"':"O't"·~· .. ~ ....
"'" lnt!uk ; kl;isifil(3Ri :
..,
p
-..,;;;;;;
",,,
•
HI, .. _:
·i0rco. .: . .oc:.:·<Jrf2.~Q ................................
..............................................
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UAN ILMU SOSIAL Ul"HVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M
ANALISIS PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOJVII DAN RESPON NASABAH TERHADAP PELAKSANAAN OFFICE CHANNELING (Stndi Kasns Pada BNI Syariah Kantor Cahang Pembantu Sya1riah UIN Ciputat) ----------~"'''I
~
Skripsi
I
PERPUSTAKA!-'-N UTAMA \ UIN SVAHlD J/\Kf\RTA_ }
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Setiawati NIM: 104081002519
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
PembJimbing 11
/,' / 11n '
i
L< Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP.150317955
r1
/
Mnrdiyah Haya{s, kom, MM NIP. 150 326 913
Herni Ali. HT, SE, MM.
JURUSAN MANAJEMEN FAKULT AS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIJF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 ID2009 M
ari ini Jum'at Tanggal Delapan Agustus Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif, alas ima Setiawati NIM: 104081002519 dengan judul skripsi "ANALISIS
PENGARUH STATUS
OSIAL EKONOMI DAN RESPON NASABAH 1['ERHA][)AP PELAKSANAAN ~FF/CE
CHANNELING". Memperhatikan kemampuan mahasfowa tersebut selama ujian
erlangsung, maim skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar arjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri yarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 08 Agustus 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
~;},
Prof. Dr. Ahmad Jtodoni Ketua
4.~~ !flerni Ali, SE, MM Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
ANALISIS PENGARUH LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL EKONOM1 DAN RESPON NASABAH TERIIADAP PELAKSANAAN OFFICE CHANJITELJJVG (Stu di Kasus Pad a BNI Syariah Kantor Ca bang Pembantu Sya1riah UIN Ciputat) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Setiawati NIM: 104081002519
Di Bawah Bimbingan
Pen1hi1nbing I
Pcmbimbing II
~---..
_{_
1
0---
D1~mad ~(t
Prof. NIP. 150 317 955
~
Jl:Junliyah Havati, S, Imm, MM NIP. 150 326 913
.JUIUJSAN MANA.JEMEN
FAKlJLTAS l<:i(ONOMl DAN ILMU SOSIAL \INl\"ERS!TAS !SLAM NEIGER! SY ARIF HJDAYATULLAH
ABSTRACT
The aim of this research is to analysis the effect of social economic status and customer response toward the implementation of office channeling. Variable independent are social economic status and customer response, and variable dependent is implementation of office channeling. The sample method which is used in this research is convenience sampling method there are 100 responden which became samples. Multiple regression is used to examine. The effect of social economic status and customer response toward the implementation of office channeling. The analysis result revealed that independent variable which explained by custoumer response have significant influence to implementation of office channeling if can be explained from t count bigger than t table. The value of dete1minant coefficient R 2 is 0,426%, it's showed tahat 42,6% change that happened of implementation of office channeling is determined by change that happened of custoumer response and social economic status, and the is determined by other factor out of model. Keywords : Social Economic Status, Custoumer Response, Implementation of Office Channeling
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh status sosial ekonomi dan respon nasabah terhadap pelaksanaan office channeling. Variabel independen adalah status sosial ekonomi dan respon nasabah, variabel dependen adalah pelaksanaan office channeling. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Convenience sampling sebanyak I 00 responden yang dijadikan sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi beganda sehingga pengujian menggunakan uji koefisien deteminasi, uji F, uji T. Berdasarkan pengolahan data dengan analisis tersebut di peroleh bahwa variabel independen yang dijelaskan oleh respon nasabah berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan office channeling dapat dilihat dari t hitung 17.637 l.ebih besar dari t label 2,46. Berdasarkan nilai determinasi R 2 sebesar 0,426% maka sebesar 42,6% perubahan yang te1jadi pada pelaksanaan office channeling ditentukan oleh perubahan yang teijadi pada respon nasabah,selebihnya 57,4% ditentukan oleh faktor Jain diluar model. Kata Kunci : Status Sosial Ekonomi, Respon Nasabah, Pelaksanaan Office Channeling
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat se1ia salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan tauladan kepada seluruh umat manusia menuju kepada jalan kebenaran. Sehubungan dengan penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan baik berupa motivasi, bimbingan, petunjuk maupun sarana dan prasarana dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Mengingat jasa dan bantuan dari dari berbagai pihak, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada : 1. Bapak dan Mama tersayang nan jauh dimato tapi dekat di hati, walaupun kita
berjauhan dan terpisahkan oleh pulau tapi cinta dan kasih sayang tetap kita rasakan . 'JTI . 11111111111. -,e1e ..... akl'umya pu Iang kampungJuga euy .......... Iewat doa dan m1mp1.
2. Untuk keluarga besarku teteh2 n kakang2 tercinta yang ada di Lampung, terima kasih atas doanya yang tidak henti2nya memberikan semangat untuk penggarapan skripsi. Untuk adiku sematawayang ayo belajar tidak ada kata malu, tidak ada kata menyerah buat mencari ilmu gapai cita-citamu setinggi langit. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan FEIS UIN Jakmia semoga Allah menberikan kesehatan dan keselamatan supaya bisa menjalankan Amanah dengan sebaik-baiknya Amin ....... 4. Bapak prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM dan !bu Murdiyah Hayati, S.Kom, MM. yang telah memberikan pengarahan dan meluangkan waktunya untuk penyelesaian skripsi ini. Semoga ilmu yang bapak dan ibu berikan bermanfaat buat kami.
5. Seluruh dosen FEIS yang telah sabar dan ikhlas mengajarkan ilmunya clan berbagi pengalaman. 6. Kepada semua para StaffFEIS terima kasih atasjasa-jasanya, pak bambang yang lucu sering becanda bareng kita-kita, busiska yang baik banget suka nolongin saya klo lagi bingung, makasih juga buat pak sugeng walaupun kadang-kadang bikin kita nunggu ga jelas n terkadang bikin kita2 kesel tapi makisih banget atas jasanya, pak rahmat dan bu !iii yang penyabar makasih ya, pak sumarsono yang suka lari-lari awas jatuh pak n yang akur ma pak bambang, n the last buat penjaga perpus pak Ali maap ya pak ldo saya sering telat ngembaliin buku
n makasih udah ga kena clendanya
hehe ... Oia satu lagi saya ga tau namanya tapi yang pasti bapak yang satu ini paling rajin, kerjannya suka bersih2 di FEIS, ramah, murah senyum hehe .... 7. Spesial buat yang terkasih, tercinta, n tersayang "Masday" tengQyu ya sudah sabar menungguku lulus, menjadi penyemangat, tempat berkeluh kesah, minjemin fasilitas, sering ngasih uang hehe .. maksih juga buat oem helmi maap ak dah jarang masakin lagi. 8. Buat sobat yang satu ini, wah paling be1jasa buat penyelesaian skripsi akyu, Diyah Kusuma wati, SE (si tomboy) tapi jago masak lho ... maap ya nduk sering ngerepotin dirimu, makasih dah mau berbagi ilmunya dan terima kasih Im ucapkan buat emak Suprapti n bapak Hmtana yang sudah mendoakan tia, buat ulung mbak ratna n k agus semoga kita bisa be1jumpa kembali. 9. Buat sobat seperjuangan clan sepenanggungan Manaj C. Annisa yang manja n ngangenin, Ekowati yang baik n lugu, Isna cungkring n heboh, Vi2 si guru yang banyak pacar, Pani yang sunda tea .. ., Sogel tq bro dah menjadi teman yang suka menghibur, Jamrong tq ilmunya semoga kita semua menjadi orang yang bermanfaat buat orang lain, special buat Nurhakimah i Luv u sister makasih banget dah menjadi sahabat, saudara yang baik yang bisa nenengin hati.n buat kania i miss u fren ... IO. Teman-teman Perbankan angkatan ayo kembangkan ilmu perbankannya semoga kita bisa menjadi Bankir2 yang dermawan hehe .... n buat teman2 manajemen C ayo semangat awas jangan kebanyakan maen.
11. Teman-teman sepe1juangan Kompre mudah-mudahan ilmu yang sudah didapat tidak hilang begitu aja. Buat yang mendapat gelar Mr & Miss. Putong selamat yach. 12. Buat bapak kostan mas haris makasih dah boleh nunggak, Anak-anak kostn belajar
yang raj in yach semoga kalian cepat menyusul. 13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas
do'a dan dukungannya, semoga bantuan dan partisipasinya mendapat ridho Allah SWT,Amin. Dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada pada diri ini, Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini clengan sebaik-baiknya. Dengan segala kerendahan hati Penulis menerima saran maupun kritik yang dapat menjadikan skripsi ini lebih baik. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Amin ...
Jakarta, Februari 2009
St~tiawati
DAFTARISI DAFTARRIWAYATHIDUP ...............................................................................
v
ABSTRACT .............................................................................................................
vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii KAT A PENG ANTAR ..................................................................... , ....................... viii DAFTAR ISI .................................................................................... ,,.......................
xi
DAFTAR TABEL ...........................................................................,,.......................
xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................,,....................... xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................•............ , ....................... xiii BAB I PENDAHULUAN ............................................................... ,,.......................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. . B. Perumusan Masalah ................................................................. ........................
I0
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 13 A. Status sosial ekonomi ............................................................... ..... ...................
13
I. Pengertian Status Sosial Ekonomi .............................................................
13
2. Faktor-faktor Status Sosial Ekonomi ......................................................... 14 B.
Office Channeling....................................................................................... ... 18 · I. Penge1tian Office Channeling.....................................................................
18
2. Perbedaan Office Channeling dan Windows System .................................. 19 3. Landasan Hukum Office Channeling.......................................................... 20
4. Kebijakan Layanan Office Channeling....................................................... 21 5. Latar Belakang Office Channeling............................................................. 23
6. Tujuan Office Channeling........................................................................... 24
7. Pandangan Positif Office Channeling......................................................... 25 8. Pandangan Negatif Office Channeling....................................................... 28 9. Produk-produk Syariah di Kntor Office Channeling.................................. 34 C. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 49 D. Kerangka Pemikiran & Hipotesis .................................................................... 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 56 A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 56 B. Metode Penelitian Populasi dan Sampel .......................................................... 57 C. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 58 D. Metode Analisis ............................................................................................... 59 E. Operasional Variabel Penelitian ...................................................................... 69 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 73
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 73 l. Sejarah Singkat BNI Syariah ...................................................................... 73 2. Visi dan Misi .............................................................................................. 75 B. Hasil Dan Pembahasan .................................................................................. 74 I. Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas..............................................................
76
2. Analisis Dekriptif Statistik ......................................................................... 78 3. a. Pengujian Asumsi Klasik...................................................................... 98 b. Pengujian Hipotesis .............................................................................. I 00 c. Pengujian Koefisien Determinasi ........................................................ I 05 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 107 A. Kesimpulan ............................. ......................................................................... I 07 B. lmpilasi ............................................................................................................. I 08
C. Saran ......................................................................................... .................... .. .. 109 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 112 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 114
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
1.1
Perkembangan Kegiatan Usaha Perbankan Syariah
5
1.2
Perkembangan Jaringan Kantor Perbankan Syariah ...................... .
6
3.1
Operasional Variabel ........................................................................ 71
4.1
Hasil TryOut Validitas dan Riliabilitas ............................................ 77
4.2
DeskriptifNasabah Jenis Kelamin ................................................... 79
4.3
DeskriptifUsia Responden ............................................................... 79
4.4
Deskriptif Agarna Responden............................................................
80
4.5
Deskriptif Peke1jaan Responden ......................................................
81
4.6
Deskriptif Pendidikan Responden .....................................................
81
4.7
Deskriptif Pendapatan Responden.....................................................
82
4.8
Deskriptif Rutin Mengikuti Kegiatan Keagamaan ............................
83
4.9
Deskriptif Aktif Mengikuti Kegiatan Partai Politik .........................
83
4.10
Deskriptif Peke1jaan Membuat Lebih Kreatif..................................
84
4.11
Deskriptif Kebersihan Ruangan BNI Syariah ..................................
84
4.12
DeskriptifKerapihan Ruangan BNI Syariah ....................................
85
4.13
DeskriptifRuang Tunggu BNI Syariah ............................................ 86
4.14
DeskriptifTeknologi Sistem Informasi BNI Syariah ......................
86
4.15
Deskriptif Ketepatan Pelayanan BNI Syariah ..................................
87
4.16
Deskriptif Pencatatn dan Pembukuan BNI Syariah .........................
88
4.17
Deskriptif Prosedur Pelayanan Produk BNI Syariah .......................
88
4.18
Deskriptif Kecepatan Pelayana BNI Syariah ................................... 89
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Skerna Kerangka Pernikiran ............................................................ 53
4.1
Hasil Uji Norrnalitas Data................................................................. 97
4.2
1-Iasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 101
DAFTAR LAMPIRAN
mor
Keterangan
Hal am an
Kuesioner Penelitian ......................................................................... 114 2
Hasil Input Data Mentah Kuesioner .................................................. 118
3
Hasil Output SPSS Validitas dan Reabilitas ..................................... 122
4
Hasil Output SPSS Uji Asumsi Klasik ............................................. 124
5
Hasil Output SPSS Uji Regresi Berganda ......................................... 126
6
Surat Keterangan Riset ...................................................................... 127
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendahuluan
Agama Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT melalui
perantara Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada
umat manusia sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam). Ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW tersebut tidak hanya hal-hal yang bersifat vertikal saja (lrnbungan manusia dengan Allah SWT), tetapi juga menyangkut hal-hal yang bersifat horizontal (hubungan manusia dengan manusia). Kegiatan ekonomi dalam panclangan Islam merupakan salah satu kegiatan kehiclupan manusia yang bersifat horizontal, dimana manusia saling berinteraksi satu sama lain untuk saling melengkapi melalui berbagai cara, seperti: jual-beli, pinjam-meminjam, sewa-menyewa clan kegiatan ekonomi lainnya. (Munawir Saclzali, 2006) Seiring dengan perkembangan zaman clan peradaban manusia yang semakin maju, muncul berbagai lembaga perekonomian sebagai waclah untuk menampung kegiatan-kegiatan ekonomi. Salah satu lembaga tersebut adalah bank, clari sekian banyak jenis lembaga keuangan, sektor perbankan merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya terhadap aktifitas perekonomoian suatu negara.
Salah satu upaya untuk merealisasikan nilai-nilai Islam dalam aktifitas pei·ekonomian adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga keuangan yang berdasarkan syariah Islam. Bank syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Di Indonesia, prakarsa untuk mendirikan bank Islam barn dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan
Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Basil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakaiia, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok ke1ja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia. Kelompok ke1ja yang disebut denan Tim Perbankan MUI, be1iugas melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait. Pada tanggal 1 November 1991 berdirilah Bank Mu' amalat Indonesia yang merupakan hasil ke1ja dari Tim Perbm1kan MUI. (Muhammad Syafi'i Antonio, 2001 :25) Pada awal pendirian Bank Mu'mnalat Indonesia, keberadaan bar1k syariah ini belum mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan industri perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah ini hanya di kategorikan sebagai "bank dengan sistem bagi hasil"; tidak terdapat rincian landasan hukum syariah se1ia jenis-jenis usaha yang diperbolehkan. Hal ini sangat jelas terc:ermin dalam UU No.7
Tahun 1992, dimana pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil diuraikan hanya sepintas lalu dan merupakan sisipan belaka (Muhammad Syafi'i Antonio, 2001 :26). Pada era reformasi, pemerintah mulai menunjukkan perhatiannya terhadap perbankan syariah sebagai salah satu komponen tatanan industri perbankan nasional. Hal ini ditandai dengan disahkannya undang-undang No.JO Tahun 1998. Dengan adanya UU No.IO Tahun 1998, maka berlakulah dual banking system dalaam pengelolaan bank, yakni secara konvensional
dengan menggunakan bunga (interest)
untuk setiap
peminjaman atau penyimpanan dana, dan menggunakan sistem bagi hasil yang merupakan dasar Perbankan Syariah. Selain itu, undang-undang ini mempe1jelas
landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat
dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank konvensional tmtuk membuka cabang-cabang syariah atau bahkan mengkonversinya secara total menjadi bank syariah. (Muhammad Syafi'i Antonio, 2001 :26-27) Dalam rangka meningkatkan akses masyarakat kepada jasa perbankan
syariah,
Bank
Indonesia
membolehkan
cabang
bank
konvensional yang telah memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) untuk juga melayani transaksi syariah (office channelling). Dengan begitu bank tidak perlu lagi membuka cabang UUS di banyak tempat untuk dapat memberikan pelayanan perbankan syariah. Publik perbankan belum begitu familiar dengan istilah office channelling ini. Bahkan, beberapa bankir
menilai office channelling ini mirip dengan sistem perbankan dua jendela (t';vo ·windows system) yang berlaku di Malaysia. Padahal, sesungguhnya
terdapat perbedaan yang mendasar antara office channelling dengan two windows system. Office channelling adalah istilah yang digunakan Bank Indonesia
untuk menggan1barkan penggunaan kantor bank umum (konvensional) dalam melayani transaksi-transaksi dengan skim syariah, dengan syarat bank bersangkutan telah memiliki Unit Usaha Syariah. Berbeda dengan office channelling versi Indonesia, two windows system yang digunakan di
Malaysia, memperbolehkan bank umum (konvensional) yang tidak memiliki UUS atau kantor cabang syariah, untuk melakukan transaksi dengan skim syariah dalam satu kantor (office). Dengan kata lain, dalam satu bank, terdapat dua sistem layanan sekaligus: skim syariah dan konvensional. Perbankan syariah Indonesia kini dituntut untuk melakukan akselerasi.
Bank
Indonesia
(Bl)
sebagai
otoritas
moneter
telah
memberikan target kepada bank syariah untuk rnencapai market share pada level 5,25% pada akhir tahun 2008. Hal ini merupakan program BI untuk meningkatkan peran perbankan syariah di kancah perekonomian nasional serta tingkat signifikansi rnanfaat perbimkan syariah bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Rio Eldianson, 2007).
Dari tahun ke tahun sektor perbankan syariah di Indonesia terns mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari pangsa kegiatan usaha perbankan syariah terhadap perbankan nasional clan jumlah jaringan !cantor perbankan syariah. Jika dilihat dari segi perkembangan pangsa kegiatan usaha perbankan syariah terhadap perbankan nasional pada pertengahan tahun 2007 berupa asset, dana pihak ketiga, d.an pembiayaan/kredit diperoleh informasi sebagai berikut: I.
Asset perbankan syariah mencapai sekitar 1,66% dari total asset perbankan nasional.
2.
Dana pihak ketiga 1,69% dari total dana pihak ketiga perbankan nasional.
3.
Pembiayaan 2,63% dari total pembiayaan/ kredit perbankan nasional.
Tabel. 1.1 Perkembangan Pangsa Kegiatan Usaha Perbankan Syariah Terhadap Perbankan Nasional (%) Keterangan
2000
2001
2002
20003
2004
2005
2006
2007
Asset
0,17
0,25
0,36
0,74
1,22
1,40
1,56
1,66
Dana Pihak Ketiga
0,15
0,23
0,35
0,64
1,25
1,34
1,55
1,69
Pembiayaan/Kredit
0,40
0,57
0,80
1,16
2,10
2,16
2,58
2,63
Sumber: www .. bi.go.id Jika dilihat dari seg1 Janngan kantor perbankan syariah sampm dengan akhir tahun 2007, terdapat 3 Bank Umum Syariah (BUS), 23 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 106 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
Tabel. 1.2 Perkembangan Jaringan Kantor Perbankan Syariah Keterangan Bank UmuSyariah Unit Usaha Syariah Pembiayaan/Kredit
2000
2001
2002
2
2
2
3
3
78
81
20003
2004
2005
2006
2007
2
3
3
3
3
6
8
15
19
20
23
83
84
88
92
105
106
-·
Sumber: www .. bi.go.id BI sebagai regulator sebenarnya telah mernaharni permasalahan ini. Karena itu, melalui kebijakan yang dikeluarkan yang diatur dalam PBI No. 8/3/2006, BI ingin melakukan akselerasi pengernbangan perbankan syariah. Salah satu dari program itu adalah rnembuat kebijakan office channeling bagi perbankan konvensional yang ingin rnembuka devisi unit
syariah tanpa perlu melakukan investasi dalarn pernbangunan kantor cabang khusus syariah. Kebijakan ini jelas sangat mernbantu ekspansi pasar perbankan syariah di daerah-daerah. Karena, berdasarkan hasil riset yang dilakukan BI sebelumnya, kedekatan lokasi bank menjadi salah satu faktor dominan masyarakat dalam menggunakan j asa perbankan. Barile Indonesia pada tahun 2007 rnemberi kebijakan dengan rnemperbolehkan office channeling dapat rnelayani pembiayaan, tak sekedar kantor layanan pengumpulkan dana pihak ketiga. Peraturan barn itu juga memperluas cangkupan wilayah yang 1ak lagi terbatas pada keberadaan kantor cabang syariah di wilayah kmja Kantor BI (Bank Indonesia, 2007).
Secara industri, tambahan 46 kantor hasil office channeling selama 2006 mendonglaak peningkatan volume usaha sebesar Rp5,8 triliun sehingga pada ald1ir periode laporan mencapai Rp26, 7 triliun. Peningkatan tersebut memperbesar pangsa aset perbankan syariah terhadap perbankan nasional dari 1,4% pada akhir 2005 menjadi 1,6% di alillir 2006. Posisi terse but massih jauh dibandingkan singapura atau Malaysia yang mengejar pangsa pasar perbankan syariah 15%. Bila melihat banyaknya cabang perbankan konvensional di daerahdaerah, maka penerapan office channeling diprediksi bakal meningkatkan pangsa pasar. Namun, dibutuhkan waktu untuk melakukan edikuasi dan memberikan informasi sehingga bisa timbul pemahaman masyarakat mengenai sistem ini. Contoh yang terns melakukan office channeling di cabang-cabangnya aclalah BNI. Dengan program ini, nasabah yang ingin membuka tabungan, deposito atau giro cukup datang ke kantor BNI konvensional tanpa harus datang ke kantor BNI Syariah. Dengan dikeluarkannya kebijakan BI pada tahun 2006 dalam PBI No. 8/3/2006 mengenai diperbolehkannya bank konvensional membuka layanan syariah, khususnya pada penghimpun dana (DPK) dengan syarat telah memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) dan diikuti dengan PBI No. 9 Talmn 2007 mengenai produk bank syariah berupa pembiayaan, maka akan menimbulkan respon atau tanggapan dari nasabah terhadap pelaksanaan office channeling BNI Syariah. Dan disini penulis akan menganalisis status sosial ekonomi nasabah yaitu dilihat dari keadaan,
posisi atau tingkatan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat yang didasarkan atas latar belakang peke1jan, pendidikan, pendapatan, agama, politik. (Narwoko dan Bagong, 2004:136-137) Respon nasabah terhadap layanan office channeling BNI Syariah 1111 tentunya berhubungan dengan operasional layanan yang dilihat mennrut
konsep
Service
Quality,
Responsiveness (ketanggapan),
yaitu:
Tangible
(berwujud),
Reliability (kehandalan), Assurance
(keyakinan) Empathy (empati). (Kasmir, 2004:67) Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh status sosial ekonomi dan meneliti respon nasabah BNI Syariah yang menggunakan layanan office channeling terkait dengan usaha yang clilakukan pihak bank melalui penclekatan-pendekatan yang telah clisebutkan di atas. Maka peneliti berusaha mengangkat tema tersebut dengan juclul "Analisis Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Respon Nasabah tcrhadap Pelaksanaan Off.ice Channeling BNI Syariah (Studi Kasus pada BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu UIN Ciputat)". Kelebihan clari penelitian sebelumnya aclalah bahwa peneliti igin mengetahui secara langsung bagaimana tanggapan atau respon nasabah BNI Syariah terhadap pelaksanaan operasional office channeling, dengan menyebarkan anget secara langsung kepada responden ldmsusnya nasabah BNI Syariah di Kantor Cabang Pembantu Syariah UIN Ciputat. Office
Channeling memang sebetulnya sesuatu yang barn dan masih hangat
diperbincangkan oleh pakar-pakar perbankan syariah dan masih menjadi kontroversi bagi sebagian kecil kalangan perbankan syariah dan mencakup ruang lingkup yang sangat luas yaitu perkembangan perbankan syariah secara nasional. Oleh sebab itu peneliti ingin rnenekankan penelitian tentang Office Channeling menurut pendapat para nasabah bank syariah, terutama nasabah BNI Syariah. Penelitian yang terdahulu telah dilakukan oleh Suryanita (2007) meskipun menggunakan metode analisis yang sama namun penelitian tersebut hanya membahas tentang pengaruh layanan syariah terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari tabungan, deposito, giro. Hasil penelitiannya didapat kesimpulan bahwa pada bulan-bulan pertama beroperasinya layanan syariah peningkatan terkesan lan1bat namun dengan berjalannya waktu, peningkatan DPK mulai terlihat dimana hingga tahun 2007 secara keseluruhan DPK yang terkumpul melalui office channeling mencapai Rp. 300 juta. Penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Ismail (2008), tentang Analisis faktor-faktor kinerja teknologi informasi office channeling dalam usaha bank, meneliti apakah faktor-faktor teknologi informasi tersebut menunpng diberlakukannya Office Channeling. Penulis juga ingin mengetahui faktor mana saja yang sangat berperan penting terhadap program Office Channeling dan melakukan studi kasusnya di BNI Syariah cabang Jakarta Selatan. Has ii penelitiannya didapat kesimpulan bahwa melalui analisis faktor dapat cliperoleh 4 faktor yaitu, Faktor 1 terdiri atas
Variabel Transaksi Perbankan (Teknologi) dengan j.~ctor loading 0.682, Faktor 2 terdiri atas Variabel Kualitas Layanan (Teknologi) denganfactor
loading 0.824, Faktor 3 terdiri atas Variabel Kemampuan Mengungguli (Pesaing) dengan factor loading 0.680, Faktor 4 terdiri atas Variabel Pelayanan yang Istimewa (Pesaing) denganfactor loading 0.680.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian sebaga.imana dikemukakan diatas, maka rumusan rnasalah dalam penelitian ini adalah:
"Apakah terdapat pengaruh yang signifikan autara status sosial ekouomi
dan
respon
nasabah
terhadap
11elaksanaan
office
channeling?".
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh status sosial ekonomi dan respon nasabah BNI Syariah terhadap pelaksanaan office channeling, khususnya di kantor cabang pembantu BNI Syariah UIN Ciputat. Berdasarkan
tujuan penelitian
diatas,
maka penelitian
1111
diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Penulis Penelitian
1111
dapat
memperdalam
pengetahuan,
serta
dapat
mengaplikasikan teori-teori manajemen khususnya perbankan yang diterima penulis selama kuliah. b.
Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Penulis ingin memberikan sumbangan pikiran dari hasil penelitian ini dan semoga dapat dijadikan gambaran dalam menerapkan sistem Office Channeling pada BNI Syariah. Terutama kantor c:abang pembantu BNI
Syariah cabang Jakarta Selatan. c. Bagi masyarakat (nasabah bank syariah) Sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi baik dalam ha! menabung
maupun
dalam
mengajukan
pembiayaan
menggunakan program Office Channeling pada BNI Syariah.
dengan
d. Pergmuan tinggi Penelitian ini akan menambahkan keperpustakaan dibidang manajemen perbankan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang berisikan suatu studi perbandingan yang bersifat karya ilmiah untuk menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya tentang perbankan syariah. e. Bagi peneliti lain Sebagai informasi tambahan dan bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya, serta menjadi referensi dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya.
BABU TINJAUAN PUST AKA
A. Status Sosial Ekonomi 1. Pengertian Status Sosial Ekonomi Secara etimologis, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998) pengertian status sosial ekonomi terdiri dari kata status, sosial dan ekonomi. Status berarti keadaan, kedudukan (orang, benda, dan sebagainya). Sosial adalah berkenaan dengan masyarakat, dan yang dimaksud dengan ekonomi ialah pemanfaatan uang, tenaga, waktu dan sebagainya yang berharga. Secara terminologis, J. Dwi Narwoko (2004: 136) mengartikan status sosial secara terpisah dengan pengertian ekonomi, yaitu tempat seseorang di clalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya, hak-hak clan kewajibannya. Sementara F.S Chapin seperti yang dikutip oleh Kaare Svalastoga (1989:26) mengartikan status sosial ekonomi secara utuh.yaitu: Status sosial ekonomi adalah posisi yang di tempati inclividu atau keluarga berkenaan dengan ukuran rata-rata yang umum berlaku tentang kepemilikan kultural, penclekatan efektif, pemilikan barang barang, clan partisipasi dalam aktivitas kelompok clari komunitasnya.
Untuk mengukur status seseorang, menurut Pitrim Sorokin seperti yang dikutip J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto dalam buku "Sosiologi:
Teks Pengantar dan Terapan", (2004:136-137) secarn rinci status seseorang dapat dilihat dari: I) Pendidikan 2) Pekerjaan 3) Pendapatan 4) Keturunan 5) Agama 6) Politisi Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwasanya yang dimaksud dengan status sosial ekonomi ialah suatu keadaan, posisi atau tingkatan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat yang didasarkan atas latar belakang pendidikan, agama, politisi, peke1jaan, keturunan dan pendapatan. (Narwoko dan Bagong, 2004:138) 2. Faktor -faktor yang mempengaruhi Status Sosial Ekonomi Setiap masyarakat senatiasa mempunyai pengharapan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan ha! tersebut pada status yang lebih tinggi dari hal-hal lainya. Dalan1 menentukan status sosial ekonomi seseorang atau kelompok dalam kehiclupan bermasyarakat, dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu:
a. Pendidikan Pendidikan dapat digunakan untuk menentukan status sosial ekonomi seseorang dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari pendidikan terakhir yang ditamatkan. Yang dimaksud dengan pendidikan yang ditamatkan adalah selesai mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu sekolah sampai akhir dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah. Pendidikan yang ditamatkan dibagi menjadi 5 golongan, yaitu: I)
Sekolah Dasar (SD)/MI/Sederajat
2)
Sekolah Lanjutan tingkat pertama (SLTP)/ MTs/ Kejuruan/ Sederat
3)
Sekolah Menengah Umum (SMU)/MA/Kejuruan/Sederajat
4)
Diploma (DI/Dll/DIII)
5)
Sarjana (Sl/S2/S3)
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) b. Agama Soerjono Soekarto (1999:280) agama merupakan panduan bagi setiap manusia dalam menjalankan kehidupan bennasyarakat. Setiap ajaran agama menganggap bahwa manusia mempunyai kedudukan yang sederajat. Untuk mencapai tujuan tersebut para pemuka-pemuka agama beke1ja keras untuk menaikkan kedudukan orang-orang dari lapisan rendah
dalam
masyarakat.
Pemahaman
terhadap
agama
dapat
menentukan status sosial seseorang didalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat dilihat dari aktifitasnya dalam mengikuti kegiatan kegiatan
keagamaan misalnya, bagi pemeluk agama Islam: melaksanakan sholat, mengikuti pengajian-pengajian, bagi pemeluk agama Kristen: mengikuti acara-acara kebaktian dan seterusnya. c. Politis Latar belakang kehidupan berpolitik dapat menentukan status sosial seseorang. Karena dengan berpolitik, sepe11i ikut dalam partai politik, memberi peluang besar bagi anggotanya untuk naik dalam pertanggaan kedudukan, seperti anggota Dewan P•erwakilan Rakyat yang mewakili rakyatnya. (Syafri Hamid, 1998: 212) d. Pekerjaan Pekerjaan ialah fungsi atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan menurut kedudukan seseorang di dalam lingkup peke1jaan atau kejujuran tertentu. Orang yang melakukan pekerjaan disebut tenaga ke1ja. Pekerjaan seseorang dapat menentukan status sosial ekonomi karena di dalam peke1jaan terdapat kedudukan. Menurut Sensus Pencluduk tahun 2000, status pekerjaan tenaga ke1ja terdiri dari: I) Pekerjaan kelnarga, yaitu status pekerjaan bagi mereka yang bekerja untuk keluarganya clengan tidak mendapat upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Contohnya: !bu rumah tangga. 2) Berusaha sencliri tanpa clibantu orang lain, yaitu mereka yang berusaha/bekerja atas resiko sendiri dan ticlak mempekerjakan peke1ja keluarga maupun buruh. Contohnya: Sopir taksi yang
membawa mobil atas resiko sendiri, kuli-kuli pasar, stasiun atau tempat tempat lainnya yang tidak mernpunyai majikan tertentu. 3) Karyawan dengan upah dan gaji, yaitu mereka yang bekerja pada orang lain atau instasi/kantor/perusahaan dengan menerima upah/ gaj i baik berupa uang maupun barang. 4) Berusaha dengan dibantu peke1ja keluarga dan/atau karyawan tidak tetap, yaitu status pekerjaan bagi mereka yang beke1ja sebagai orang yang
berusaha
alas
resiko
sendiri
dan
dalam
usahanya
mempeke1jakan buruh tidak tetap. Contohnya pengusaha warung yang dibantu oleh anggota rumah tangganya atau orang lain yang diberi upah tidak tetap, penjaja keliling yang dibantu anggota rumah tangganya atau seseorang yang diberi upah hanya pada saat membantu saja. 5) Berusaha dengan karyawan tetap, yaitu mereka yang bekerja sebagai orang yang berusaha atas resiko sendiri dan dalam usahanya mempeke1jakan paling sedikit satu orang buruh tetap. Buruh tetap adalah buruh /karyawan yang beke1ja pada orang lain dengan menerima upah atau gaji secara tetap. Contohnya: pemilik toko yang 111empeke1jakan satu / lebih buruh tetap dan pengusaha sepatu yang memakai buruh tetap. (Mulyadi, 2003 :73) 6) Pendapatan
kekayaan
dapat
dij adikan
suatu
kriteria
dalam
menentukan status sosial ekonomi seseorang. Ukuran kekayaan seseorang dapat berupa tanah, modal, penghasilan, tabungan,
deposito, dan lain lain. Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas. Faktor-faktor di atas tidaklah bersifat /imitative, karena masih ada faktor-faktor lain yang dapat digunakan dalam mengukur status sosial ekonomi individu atau kelompok dalam kehidupan bermasyarakat. B. Office Channeling
1. Penge1tian Office Channeling Secara bahasa, office channeling terdiri dari dua kata yaitu office yang berarti kantor, kantor pusat, kantor cabang. Dan channel yang berarti saluran. Menurut buku laporan perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2005 menyatakan bahwasanya office channeling, yaitu mekanisme ke1jasama kegiatan penghimpun dana antara kantor cabang syariah sebagai kantor induk dengan kantor bank konvinsional yang sama dalam kegiatan pengumpulan dana dalam bentuk giro, tabungan dan atau deposito. (Bank Indonesia, 2005:9) Dalam peraturan Bank Indonesia (PBI) No.8/3/PBI/2006 model
"Office Channeling" ini disebut dengan nama "Layanan Syariah". Dalam pasal I angka 20 disebutkan bahwasanya Layanan Syariah adalah kegiatan penghimpunan dana yang dilakukan di kantor cabang dan atau di kantor dibawah kantor cabang untuk dan alas nama Kantor Cabang Syariah pada Bank yang sama. Sedangkan dalam revisi PBI No.8/3/PBI/2006 yang tertuang dalam PBI No.9/7/PBI/2007 dalam pasal I angka 20 disebutkan bahwasanya Layanan Syariah adalah kegiatan penghimpunan dana,
18
pembiayaan dan pemberian jasa perbankan lainnya berdasarkan prinsip syariah yang dilakukan di Kantor Cabang dan atau di Kantor Cabang Pembantu, untuk dan atas nama Kantor Cabang Syariah pada bank yang sama. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwasanya office channeling adalah penggunaan kantor-kantor bank umum konvensional
yang mempunyai Unit Usaha Syariah, untuk melayani produk-produk dana, pembiayaan dan jasa perbankan dengan prinsip syariah baik di kantor cabang, kantor cabang pembantu bahkan di kantor unit dibawahnya. 2. Perbedaan Office Channeling dan Windows System Office Channeling yang clilaksanakan di Indonesia kadang
clipersamakan two system yang clilakukan di Malaysia, padahal keduanya memiliki perbedaan walaupun memang ada persamaannya. Persamaan kedua system ini sama-sama membolehkan !cantor bank konvensional membuka kegiatan pelayanan transaksi bank syariah dalam menghimpun dana masyarakat (DPK) berupa tabungan, deposito dan giro. Perbedaannya adalah mengizinkan bank konvensional yang tidak memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) atau kantor cabang syariah (KCS) untuk melakukan transaksi dengan syariah dalam satu kantor, sedangkan di Indonesia cara tersebut tidak dibenarkan pembukuan setiap transaksi clan kemudian melaporkannya setiap hari kepada KCS indulmya.
3. Landasan Hukum Office Channeling Dengan semakin meningkatnya kebntuhan masyarakat akan luasnya jaringan pelayanan perbankan syariah, pada bulan Maret tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan "office channeling" atau "Layanan Syariah" yang tertuang dalam PBI No.8/3/PBI/2006 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Umum Konvensional. Dengan adanya peraturan ini, bank konvensional yang mempunyai unit usaha syariah diperbolehkan melayani transaksi-transsaksi dengan skim syariah di kantor cabang konvensional, kantor cabang pembantu, bahkan di kantor unit di bawahnya, sehinggajaringan pelayanan kepada masyarakat semakin luas. Untuk memperluas layanan produk-produk syariah di kantorkantor konvensional, pada tanggal 4 Mei 2007 BI merevisi kebijakan PBI No.8/3/PBl/2006 yang tertuang dalam PB! No. 9/7/PBI/2007. Dalam peraturan tersebut BI mengizinkan penyaluran pembiayaan syariah dan memperbolehkan pelayanan jasa perbankan syariah lain melalui kantor cabang office channeling. Pada PB! No. 8/3/PBI/2006 BI hanya mengizinkan transaksi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) saja. Sesuai dengan regulasi Bank Indonesia, landasan hukum yang dapat digunakan dalam office channeling adalah: a. UU No. I 0 tahun 1998 yang merupakan perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan.
b. PBI No. 8/3/PBI/2006 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional. c. PBI No: 9/7/PBl/2007 tentang Perubahan Atas Perturan Bank Indonesia Nomor 8/3/PBI/2006 Tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah Dan Pembukaan Kantor Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah Oleh Bank Umum Konvensional. 4. Kebijakan Layanan Office Cha1111eli11g a. Peraturan Bank Indonesia dalam PB! No. 8/3/2006 Salah satu kelemahan perbankan syariah yang sering menjadi topik perbincangan adalah jaringan operasi yang terbatas. Konsekuensinya adalah bank syariah dapat memberikan pelayanan yang luas kepada masyarakat, sehingga perkembangan bank syariah ikut tersendat. (Muhammad Syafi'i Antonio, 2004:125) Layanan syariah memalui office channeling ini tertuang dalam peraturan Bank Indonesia NO. PBI 8/3/2006. Pada bab I ayat 20 dijelaskan bahwa layanan syariah merupakan kegiatan penghimpunan dana yang dilakukan oleh Kantor Cabang dan atau Kantor dibawah Kantor Cabang untuk dan atas nama Kantor Cabang Syariah pada Bank
'J 1
yang sama. Jadi, nasabah atau masyarakat tidak perlu lagi mencari-cari cabang syariah, tetapi cukup datang ke kantor cabang konvensional di bank yang bersangkutan. Indonesia memilih pendekatan kelembagaan atau yang dikenal dual banking system. Bank konvensional yang akan membuka layanan syariah hams punya UUS yang terpisah. Layanan syariah hanya dimungkinkan di cabang syariah. Pola ini mengikuti persepsi masyarakat yang menganggap bank syariah hams terpisah supaya dananya tak bercampur antara yang halal dan yang tidak halal. b. Peraturan Bank Indonesia dalam PB! No. 9 Tahun 2007 Pada tahun 2007 Bank Indonesia menerbitkan kebijakan barn yang sebetulnya
merupakan
kebijakan
revisi
atas
kebijakan
serupa
sebelumnya. Kebijakan tersebut dituangkan dalam PBI No. 9 tahun 2007. Kebijakan tersebut mengizinkan UUS untuk menyalurkan pembiayaan melalui kantor cabang office channeling konvensional. Tujuannya agar dapat mempercepat pertumbuhan perbankan syariah dalam mencapai pangsa pasar 5,25 persen pada tahun 2008 (Abdullah, 2007). Karena
pembiayaan
syariah
dan
konvensional
memiliki
karakteristik dan pendekatan berbec\a. Hal tersebut terutama terkait dengan Stanc\ar Operasional dan Prosedur (SOP). Persiapan mengenai office channeling pembiyaan mulai dilakukan bankir di unit usaha syariah. Karyawan bank konvensional yang direkrut sebagai analisis,
diberi pelatihan melayani akad syariah. Skim dan proses berbeda. Tapi setidaknya ada empat akad yang bisa mereka pelajari. Keempat akad itu adalah yang sering dilakukan di bank syariah yakni murabahah (jualbeli), mudharabah (bagi hasil), musyarakah (joint venture), dan ijarah (sewa). 5.
Latar Belakang Office Channeling Yang menjadi latar belakang dikeluarkannya kebijakan office channeling oleh Bank Indonesia melalui PB! No.8/3/PBI/2006 dan PB!
No.9/7/PBI/2006, yaitu: a. Jaringan kantor bank syariah yang belum luas. Selama ini yang menjadi salah satu penyebab lambatnya perkembangan perbankan syariah di Indonesia adalah sulitnya akses masyarakat terhadap kantor-kantor bank syariah, karena belum banyak kantor bank syariah yang beroperasi di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena
sebab
itu,
BI
mengeluarkan
kebijakan
ini
dengan
memperbolehkan kantor-kantor bank konvensional untuk dapat melayani produk syariah, sehingga akses masyarakat terhadap bank syariah akan semakin luas. b.
Kecilnya market share (pangsa pasar) perbankan syariah terhadap perbankan nasional. vBerdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh BI sampai dengan bulan Desember 2005 market share perbankan syariah hanya 1,42 persen dari total asset perbankan secara nasional. Hal ini mengindikasikan
bahwasanya bagian perbankan syariah terhadap perbankan nasional masih kecil sekali. Sedangkan dalam Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2011 BT menargetkan asset perbankan syariah terhadap total asset perbankan nasional sebesar 5 persen. Hal ini tidak akan tercapai j ika kantor-kantor bank syariah masih sedikit. (Bank Indonesia, 2007: 17) c.Mahalnya biaya ekspansi jaringan kantor bank syariah. Dalam buku petunjuk pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah disebutkan bahwa setiap bank yang ingin membuka Bank Umum Syariah harus memiliki modal minimal 3 trilyun rupiah. Sedangkan bagi Bank Um um Konvensional yang ingin membuka Kantor Cabang
Syariah
harus
menyediakan
modal
minimal
sebesar
2.000.000.000 untuk setiap Kantor Cabang yang akan didirikan(Bank Indonesia) 6. Tujuan Office Channeling Ada beberapa tujuan dikeluarkannya kebijakan office channeling ini, seperti yang dijelaskan berikut ini: a. Untuk meningkatkan akses masyarakat kepada produk perbankan syariah. Dengan adanya kebijakan ini, maka akses masyarakat untuk menggunakan produk perbankan syariah akan semakin luas, karena mereka dapat melakukan transaksi dengan skim syariah di wilayah
')A
yang belum ada kantor bank syariah melalui kantor bank konvensional yang sudah ada. b. Untuk memperbesar market share (pangsa pasar) perbankan syariah terhadap perbankan nasional. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh BI sampai dengan bulan Desember 2005 market share perbankan syariah baru 1,42 persen dari total asset perbankan nasional. Dengan adanya kebijakan ini diperkirakan market share perbankan syariah dari total asset perbankan nasional akan terns meningkat, karena dana masyarakat muslim yang menginginkan transaksi yang sesuai syari'at Islam akan terserap dengan cepat. c. Untuk mekenan biaya ekspansi jaringan kantor bank syariah. Dengan kebijakan ini Unit Usaha Syariah tidak perlu lagi membuka Kantor Cabang Pembantu Syariah ataupun Kantor Unit dibawahnya di banyak ternpat, karena Unit Usaha Syariah dapat memanfaatkan kantor kantor yang dimiliki oleh kantor bank induknya yang sudah tersebar dibanyak tempat. Dengan pemanfaatan kantor kantor bank induk maka biaya ekspansi jaringan kantor pelayanan akan jauh lebih efisien 7. Office Channelling Suatu dampak kebijakan yang positif Dengan adanya sistem office channelling ini, diperkirakan akan mernberikan darnpak yang positif terhadap perkembangan industri bank syariah di rnasa mendatang di antaranya:
I. Dengan diberlakukannya office channelling, tentu akan semakin memudahkan bagi nasabah untuk melakukan transaksi syariah. Dengan kata lain, akses terhadap lokasi bank syariah yang selama ini menjadi kendala bagi nasabah untuk mendapatkan fasilitas transaksi syariah akan dapat teratasi. Selama ini masyarakat yang akan bertransaksi dengan bank syariah mengalami kesulitan karena belum banyak bank syariah yang beroperasi di Indonesia. 2. Semakin mudahnya para nasabah untuk mendapatkan akses layanan perbankan syariah, diperkirakan perkembangan Dana Pihak Ketiga akan semakin besar. Dengan demikian, peran perbankan syariah dalam melayani kebutuhan masyarakat dalam melayani penyimpanan DPK akan semakin membaik. Ditinjau dari karakteristik assets dan
liabilities bank syariah, kebijakan office channeling berpeluang diterapkan untuk sisi liabilities (dana). Penghimpunan dana baik tabungan, giro dan deposito dapat dipasarkan massal melalui cabang konvensional. Sedangkan produk assets (pembiayaan) butuh desain yang bersifat tailor made sesuai kebutuhan nasabah (mudharib) sehingga lebih sulit dipasarkan melalui cabang konvensional. Kecuali, terbatas pada produk murabahah dan ijarah konsumtif. Umumnya kantor cabang syariah (KCS) memasarkan produk
assets dan liabilitiesnya. Kecuali kantor cabang pembantu syariah (KCPS) yang biasanya fokus pada penghimpunan dana. Dengan office
channeling, penghimpunan dana dapat dilakukan cabang konvensional
yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan, dibandingkan cabang syariah yang baru satuan atau belasan. Cabang syariah bisa lebih fokus pada pembiayaan. Secara otomatis cabang syariah bertransformasi menjadi semacam Sentra Pembiayaan Syariah (Wahyu Avianto dan Dadang Romansyah, 2005). Dengan fokus pada pembiayaan, diharapkan kualitas pembiayaan makin baik, baik dari sisi analisa kelayakan, implementasi kepatuhan aspek syariah, dan pemantauan kinerja mudharib. Sepintas, office channeling hanya dapat dimanfaatkan oleh UUS saja. Namun, kedepan office channelling sebetulnya bisa juga dilakukan oleh bank syariah dengan PT. Pos atau dengan antar induk yang berbeda, selama memenuhi ketentuan dan persyaratan office channelling, baik dari Bank Indonesia maupun Dewan Syariah nasional. Office channeling akan meningkatkan penghimpunan dana dan kemudian kualitas pembiayaan yang berujung pada aset dan pertumbuhan bank syariah yang makin baik. Berikutnya adalah bagaimana agar bank syariah bisa mempengaruhi kebijakan ekonomi nasional sehingga bisa membawa dampak pada kesejahteraan umat. 3. Office channeling diharapkan bisa meningkatkan pangsa pasar (market share) perbankan syariah terhadap perbankan nasional. Dengan semakin mudahnya mendapatkan informasi dan akses terhadap kantor bank syariah, d iharapkan market share yang saat ini baru sekitar 1,35% akan semakin besar, sehingga target yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia, dalam cetak birn (blue print) perbankan syariah secara nasional akan bisa tercapai. 4.
Dengan menerapkan office channelling yang mencakup ko-lokasi fisik gedung, satu pekerja yang diperbolehkan melakukan transaksi baik syariah maupun konvensional, dan integrated CBS, maka efisiensi yang dapat dilakukan oleh Bank Syariah akan menjadi sangat luar biasa. Dapat diilustrasikan bagaimana dahsyatnya daya dobrak Layanan Syariah untuk mendorong akselerasi pe1iumbuhan Bank Syariah. Suatu bank seperti BRI, BNI, Permata, Niaga yang mempunyai jaringan sangat luas, sekaligus akan segera dapat berfungsi sebagai Bank Syariah. Dalam ukuran waktu kurm1g dari tahunan, Indonesia akan mempunyai Bank Syariah yang jangkauannya tidak saj a mencapai kabupaten atau kecamatan, tapi malah sampai ke tingkat kelurahan. Sebuah perkembangan yang maim dahsyat, sehingga wilayah darurat atas fatwa DSN tentang pengharaman bunga bank yang dikecualikan untuk daerah-daerah yang belum ada bank syariah, bisa direvisi dan ditinjau ulang.
8. Pandangan Negatif terhadap Kebijakan Office Channelling Akan tetapi disisi lain, dm1 tidak bisa di elakkan lagi bahwa tidak semua yang positif itu baik pasti ada kekurangarrnya. Oleh karena itu, berbagai macam pemahaman atau pandangan yang berbeda khususnya para nasabah terhadap kebijakan office channeling. Istilah office channelling sendiri tidak terdapat satupun dalam Peraturan Bank Indonesia f'C"--,.,..,,,;...
tentang office channelling atau PBI No. 8/3/PBI/2006. Yang ada hanya tentang Layanan Syariah (LS). Layanan Syariah dapat dibuka dalam satu wilayah kantor Bank Indonesia dengan Kantor Cabang (KC) Syariah Induknya, dengan menggunakan pola kerja sama antara KC Syariah Induknya dengan KC dan atau KC Pembantu, atau dengan menggunakan sumber daya manusia sendiri Bank yang telah memiliki pengetahuan mengenai produk dan operasional Bank Syariah. Selaajutnya Layanan Syariah wajib memiliki pembukuan yang terpisah dari Kantor Cabang dan atau Kantor Cabang Pembantu, menggunakan standar akuntansi keuangan yang berlaku bagi perbankan syariah, dan lapornn keuangan Layanan Syariah wajib digabungkan dengan laporan keuangan Kantor Cabang Syariah Indulmya pada hari yang sama. Kebijakan office channelling ini, tentunya hams disikapi secara proporsional. Hal ini penting, sebab jangan karena. saking semangatnya menyambut kebijakan yang positif ini, kita lupa dengan isu-isu lain yang bisa menghambat penerapan office channelling tersebut. Dengan ketentuan Layanan Syariah seperti di atas, timbul beberapa catatan pertanyaan yang mengemuka dan belum terjawab berdasarkan hitam putih sesuai ketentuan yang ada. Beberapa pertanyaan yang mengemuka dan bersifat detil operasional office channelling dimaksud adalah: Pertama, Full one person dedicated. Pemahanan yang timbul tentang office channelling adalah tentang Full one person dedicated,
aiiinya seorang peke1ja secara khusus hanya boleh melayani transaksi satu jenis bank saja, syariah atau konvensional. Apabila seorang peke1ja telah melayani transaksi syariah, maka orang tersebut tidak boleh melayani transaksi konvensional, dan sebaliknya. Sementara itu, PB! tentang office
channelling memungkinkan bahwa Layanan Syariah dapat dibuka dengan cara pola kerja sama antara Kantor Cabang Syariah Induk dengan Kantor Cabang dan atau Kantor Cabang Pembantu konvensional. Apakah pola ke1ja sama tersebut selanjutnya akan menjadi diperbolehkannya.fi'ont liner atau bahkan peke1ja lain yang melayani transaksi produk dan jasa perbankan Bank Syariah maupun Bartle Konvensional adalah satu orang yang
sama,
sehingga
dalam
waktu
bersamaan
seorai1g
pekerja
dimungkinkan melakukan pelayanan dua jenis tra11saksi sekaligus, yaitu konvensional dan syariah. Kedua, Integrated Core Banking System. Core Banking System (CBS) adalah aplikasi utama yang digunakan untuk mencatat dan membukukan semua transaksi yang dilakukan bank. Dalam PB!, diatur bahwa Layanan Syariah haius memiliki pencatatan. dan pembukuan yang terpisah dari Kantor Cabang dai1 atau KC Pembantu konvensional, yang selanjutnya laporan atas transaksi harian tersebut wajib digabungkan dengan laporan Kantor Cabang Syariah induknya. Pe1ianyaan selanjutnya adalah apakah diperbolehkan transaksi
Bank Syariah
dan Bank
Konvensional dibukukan dan diproses dalam satu Core Banking System yang sama. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat perkembangan
aplikasi Core Banking System dewasa ini mampu meng-handle transaksi yang bersifat multi-bank atau mu/ticompany. Dengan Core Banking
System yang mempuyai kemampuan multi··bank malrn CBS bisa mencatat dan mengadministrasikan secara bersamaan baik procluk clan jasa Bank Syariah maupun Bank Konvensional, tetapi tetap mampu memisahkan mana transaksi Bank Syariah dan mana transaksi Bank Konvensional. Oleh karena itu CBS multi-bank bisa menghasilkan accounting entity yang berbecla antara Bank Syariah clan Bank Konvensional, sehingga laporanlaporan yang clihasilkan oleh pernsahaan yang bercliri sencliri sepe1ii Neraca, Laba Rugi, clan laporan lainnya juga dapat dihasilkan clan terpisah secara otomatis antara Bank Syariah clan Bank Konvensional (Sutrisno Mukayan clalam Daclang Romansyah, 2006). Ketiga,
perlu
dipahami
bahwa
pola
office
channelling,
kemungkinan barn akan teruji pada sisi liabilities-nya neraca bank, yaitu sisi fimding. Yang menjacli masalah, setelah funding cliperoleh, peke1jaan selanjutnya aclalah bagaimana mengalokasikan dana tersebut kedalam bentuk pembiayaannya (financing). Paclahal, kalau clana dari skim syariah dialokasikan
dalam
!credit
berbentnk
konvensional
adalah
tidak
diperbolehkan alias haram dalam konsep bank syariah. Dengan kata lain, selain pola ini bisa menclorong pertumbuhan perbankan syariah clari sisi
funding, pola office channelling juga memunculkan tantangan tersencliri bagi para bankir untuk penempatan clananya pacla sektor clan skim yang halal.
Keempat, perlu diperhatikan adalah jangan sampai pola office
channelling ini merusak citra positif (terutama aspek kehalalannya) dari perbankan syariah. Perlu diketahui, pola two windows system yang selama ini diterapkan di Malaysia masih diperdebatkan (debatable) keberadaanya oleh para syariah scholars baik di Timur Tengah, maupun di Malaysia sencliri.
Inti
yang
diperdebatkan
aclalah
kehalalan
praktik
mencampuraclukkan anta:ra praktik syariah clan praktik konvensional clalam
'satu kerarifang'. Dengan kata lain, karena pola office chanelling ini ada kemiripan clengan two windows system di Malaysia, maka aspek kehalalan procluk clan p:raktik perbankan yang sesuai syariah hams cliutamakan. Logika percampuran uang clianalogikan dengan restoran yang menjual masakan babi yang haram clan makanan halal. Sehingga, memungkinkan terjacli percampuran baik melalui waclah penggorengan, s1sa
minyak,
tangan
koki
clan
lainnya.
Percampuran
tersebut
dimungkinkan, karena baik babi, makanan halal maupun media perantara, secara substansi bersifat riil (ada unsur atau senyawa kimiawi yang menyusun materi). Sedangkan sistem keuangan ticlak clapat clianalogikan seperti itu karena bersifat abstrak. Uang yang cligunakan sekarang ini, jika ditelurusi sejarah uang kertas, aclalah clipersamakan clengan catatan berisi janji clari penerbit yang menyatakan lembaran itu clapat clitukar clengan emas senilai nominal yang tertera. Pacla era modern, kertas janji-janji tersebut, oleh bank clisimpan clalam memori clan hard disk !computer. Kapan janji baru diterima, kapan
janji itu akan dipe1janjikan lagi kepada pihak lain, dan sebagainya. Sehingga yang ada pada bank adalah sekedar catatan-catatan atau ingatan janji-janji saja. Dengan demikian karena uang pada bank bersifat abstrak dan tidak bersifat benda kimiawi, maka logika pe:nggorengan tersebut kurang tepat (Wahyu Avianto dalam Dadang Romansyah, 2005). Kelima,
yang
merupakan
kekhawatiran
berikutnya
adalah
pendapatan bunga kredit yang mungkin nyasar ke bank syariah. Hal ini sebenarnya diatur dalam sistem akuntansi perbankan syariah berdasarkan PSAK 59. Peraturan tersebut tidak mengakui pendapatan bunga atau pendapatan non-halal lainnya sebagai pendapatan bank syariah. Dana syariah tidak boleh disalurkan ke konvensional clan juga sebaliknya. Laporan keuangan bank syariah pun disajikan tersendiri bahkan oleh bank konvensional yang memiliki UUS, masyarakat dapat memantaunya. Terakhir, jika ke depan dengan pola office channelling ini akan berlanjut untuk menyatukan dua model pembiayaan, yaitu: syariah dan konvensional dalam satu kantor, maka yang perlu diperhatikan adalah aspek kepatuhan terhadap syariah (syariah compliance). Pengalaman di Malaysia dalam mengelola industri perbankan syariah, syarat dengan kontroversi. Hal ini mengingat, regulasi yang dijalankan sangat longgar terhadap kepatuhan syariah (syariah compliance), yang hingga kini diperdebatkan oleh syariah scholars.
9. Layanan Produk- produk Syariah di Kantor Office channeling a.
Pengertian Layanan dan Dimensi Kualitas Layanan Pelayanan menurut bahasa adalah perbuatan, yaitu perbuatan untuk menyediakan segala yang diperlukan orang lain. Sedangkan menurut istilah, pelayanan dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi yang pada dasamya bersifat
intangibles (tidak dapat diraba) dan tidak mengkibatkan kepemilikan atas sesuatu serta bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau nasabah. Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui cam langsung melayani pelanggan atau cam tidak langsung yaitu dengan melalui mesin atau sarana teknologi informasi. (Kashmir, 2005:15) Kasmir (2004:67-68) dimensi kualitas layanan menurut konsep
Service Quality, yaitu: 1) Tangible (berwujud) Hal-ha! yang tennasuk unsur tangible antara lain: (a) Kebersihan, kerapihan serta kenyamana ruangan. (b) Kerapihan dalam penampilan petugas bank. (c) Penataan Exterior dan Interior rum1gan bank yang baik. (d) Penggunaan teknologi yang canggih 2) Reabi/ity (kehandalan) Unsur reability dalan1 dunia perbankan mencangkup:
(a) Ketepatan dalam menangani transaksi serta memenuhi pelayanan yang dijanjikan. (b) Akurasi dalam pencatatan. (c) Mesin ATM selalu berfungsi dengan baik (Bilson, 2001:186) 3) Responsiveness (ketanggapan) Unsur responsivennes dalam dunia perba.nkan, antara lain: (a) Kecepatan dalm melayani dan menyelesaikan masalah yang dihadapi nasabah. (b) Kesiagapan dan kesungguhan petugas dalam menjawab pertanyaan atau permintaan pelanggan.(Handi lrwan, 2002:67) 4) Assurance (keyakinan) Ada 4 aspek dari dimensi ini, yakni: (a) Keramahan petugas dalam melayani nasabah. (b) Pengetahuan dan kecakapan petugas dalam memberikan penjelasan atas pertanyaan nasabah. (c) Pengetahuan dan kecakapan petugas dalam memberikan penjelasan atas pertanyaan nasabah. (d) Reputasi yaitu bank harus bisa menjaga
n~putasi
perusahaanya
dengan memberikan jaminan keamanan kepada nasabahnya. 5) Emphaty (empati) Dimensi Empati mencakup, antara lain: (a) Memberikan keamanan dan kenyamanan kepada nasabah. (b) Kemudahan dalam melakukan hubungan.
(c) Mempunyai produk perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. b. Produk-produk syariah di kantor Office channeling Produk-produk syariah yang bisa dilayani dengan office channeling
menurut
PB!
No.9/7/PBI/2007
adalah
produk
penghimpunan dana, produk pembiayaan danjasa-jasa bank lainnya. Produk-produk penghimpun dana (funding) yang tergabung disini adalah produk yang bertujuan untuk menghimpun dana masyarakat, yaitu: 1) Giro Pengertian giro menurut Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 tanggal I 0 November 1998 adalah Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan eek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. Pada umumnya bank syariah menggunakan akad wadi'ah yad dhamanah
pada rekening giro
yaitu
akad
penitipan
barang/uang diman pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan.
Semua manfaat dan keuntungan yang
diperoleh dalam penggunaan barang/uang tersebut menjadi hak penerimaan titipan. Setiap nasabah giro wadi 'ah akan memperoleh
Laporan Rekening Koran sebagai laporan bank atas penatausahaan simpanan nasabah, baik rnutasi debet ataupun rnutasi kredit. (Sunarto Zulkifli, 2003:35) 2) Tabungan Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan nornor I 0 tahun 1998 adalah Simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepkati, tetapi tidak dapat ditarik dengan eek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Bank syariah rnenggunakan dua akad dalam tabungan, yaitu wadi'ah dan rnudharabah. Tabungan yang menerapkan akad wadi'ah mengikuti prinsip prinsip
~wadi'ah
yad adh dhamanah
seperti yang dijelaskan diatas. Tabungan yang berdasarkan akad
wadiah ini tidak rnendapatkan keuntungan karena sifatnya titipan. Akan tetapi, bank tidak dilarang jika ingin memberikan sernacam bonus/hadiah. Tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti prinsip-prinsip akad mudharabah. Diantaranya sebagai berikut: pe1tama, keuntungan dari dana yang digunakan harus dibagi antara shahibul maal (dalam hal ini nasabah) dan mudharib (dalam hal ini bank). Kedua, adanya tenggat waktu antara dana yang
diberikan
dan
pembagian keuntungan,
karena untuk
melakukan investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup. Biasanya kedua jenis tabungan ini akan
memperoleh buku tabungan ataupun kartu yang berisi laporan bank atas penatausahaan simpanan nasabah, baik mutasi debet ataupun mutasi kredit. (Muhammad Syafi' i Antonio, 200I:156) 3) Deposito Pengertian deposito menurut Undang-undang nomor I 0 tahun 1998 adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan peljanjian nasabah penyimpan dengan bank. Bank syariah
menggunakan
akad mudharabah untuk
deposito. Seperti dalam tabungan, dalam hal ini nasabah (deposan) bertindak sebagai shahibul maal dan bank selaku mudharib. Penerapan mudharabah terhadap deposito dikarenakan kesesuaian yang terdapat di antara keduanya, Misalnya seperti yang dikemukakan diatas bahwa akad mudharabah mensyaratkan adanya tenggat waktu ini merupakan salah satu sifat deposito, bahkan dalam deposito terdapat pengaturan waktu seperti: 30 hari, 90 hari, dan seterusnya. (Muhammad Syafi'i Antonio:l57) Produk-produk pembiayaan (financing) yang tergabung disini adalah produk yang bertujuan untuk membiayai kebutuhan masyarakat, yaitu: I) Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Aplikasi dalam perbankan, musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut.
Setelah
proyek
tersebut
selesai,
nasabah
mengembalikan dana tersebut bersama bagi basil yang telah disepakati. (Ibid, 93) 2) Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh
(100%)
modal,
sedang pihak
lainnya menjadi
pengelola. Keutungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan
akibat
kelalaian
pengelola.
Aplikasi
dalam
perbankan, mudharabah biasanya diaplikasikan untuk: (1) Pembiayaan modal kerja, seperti: perdagangan danjasa (2) lnvestasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
3)
Bai 'al Murabahah Bai' al Murabahah adalah jual beli barang pada harga
asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Aplikasi dalam perbankan, bai 'al murabahah digunakan pada transaksi pembelian barang. Dimana bank bert:indak selaku penjual dalam hubungannya dengan nasabah, dan disisi lain bertindak selaku pembeli dalam lmbungaimya dengan supplier. Dalam ha! ini barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan pembayarai1 dapat dilakukan secara cicilan maupun sekaligus. 4) Bai' as salam
Bai ' as sa/am berarti pembelian bmai1g yang diserahkan
di kemudian hari, sementara pembayaran dilakukan di muka. Aplikasi dalam perbankan, bai 'as sa/am digunakan pada transaksi jual beli di mana nasabah bertindak sebagai penjual sementara bank sebagai
pembeli. Barang diserahkan oleh
nasabah secara tangguh, sedangkan pembayaran secara tunai oleh bank. Dalam transaksi ini, kualitas harga dan waktu penyerahan barang barns ditentukan secara pasti, transaksi ini biasanya digunakan untuk produk pe11anian dalatn jangka waktu yang singkat. 5) Bai' al Jstishna'
Produk Jstishna' menyerupai produk salam, nainun dalam istishna pembayaraimya dapat dilakukan oleh bank dalatn
beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi. 6) Jjarah Muntahiya Bit Tamlik(IMBT) dengan Hibah Jjarah Muntahiya Bit Tamlik adalah sejenis perpaduan
antara kontrakjual-beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa. Dalam dunia perbankan konvensional lebih dikenal dengan istilah leasing. Pada skim ini, bank membeli terlebih dahulu objek yang diinginkan oleh nasabah dari supplier. Objek tersebut kemudian diijarahkan kepada nasabah dengan skim IMBT. Pada akhir mas sewa, bank menghibahkan barang dimksud kepada nasaba, sehingga terjadi pemindahan proses kepemilikan dari bank kepada nasabah. Pada skim ini, angsuran sewa dipastikan telah meliputi seluruh harga pokok barang dimksud. (Swiarto,65).
7) Qord Pada skim ini, bank memberikan pinjaman baik untuk konsumtif maupun produktif kepada nasabah tanpa meminta tambahan apapun, kecuali biaya adminis1rasi. Pembiayaan qard ini merupakan pembiayaan khusus yang membutuhkan dana tersendiri. Sumber dana untuk skim antara lain dari bagian modal yang dialokasikan khusus ataupun dari dana zakat, infaq
dan shadaqah.
Karena itnlah biasanya pembiayaan ini
diarahakan untuk pihak pihak ynag sanga.t membutuhkanscperti fakir miskin yang ingin berusaha. Jadi skim ini lebih berkarakter sosial dari pada ekonomis Sedangkan produk-produk jasa adalal1 produk yang dibuat untuk melayani kebutuhan masyarakat yang berbasis pendapatan, yaitu: !) Transfer
Transfer adalah jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai pemberi amanat (nasabah/ pihak lain) untuk kem1tungan penerirna. Jasa transfer dapat menggunakan prinsip wakalah wed ijarah, di mana bank menenma
perwakilan dari nasabah untuk mengirimkan
sejumlah uang te1ientu dan atas jasanya itubank memungut biaya te1ientu. 2) Kliring Kliring adalah sarana perhitungan hutang-piutang antar bank peserta kliring
guna memperlunas
dan
memperlancar lalu-lintas pembayanm giral dalam suatu wilayah te1ientu yang ditetapkan oleh BL Dalam transaksi kliring, bank dapat menerima perintah dari nasabah untuk menagih sejumlah dana te1ientu sebagaimana tercantum di dalam warkat kliring, dan atas perintah tersebut bank
memungut biaya tertentu. Dengan demikian maka skim ini dapat menggunakan prinsip wakalah wal ijarah 3) Inkaso lnkaso
adalah
penagihan surat-surat
berharga
(warkat inkaso) yang diterima nasabah untuk ditagihkan kepada bank lain diluar wilayah kliring. Dalam trnsaksi inkaso, bank dapat menerima perintah dari nasabah untuk menagih sejumlah dana tertentu s1;bagaimana tercantum dalam warkat kliring, dan atas perintah tersebut bank memungut biaya te1tentu. Dengan skim sedemikian, mak skim ini dapat menggunakan prinsip wakalah wal ijirah. 4) ATM (Automatic Teller J\;fachine) dan Payme111 Point ATM adalah mesin yang dapat melakukan tugastugas yang seharnsnya dilakukan oleh teller. Dengan menggunakan ATM, nasabah dapat melakukan transaksi transaksi kapanpun dan dimanapun. Atas pelayanan ini, bank akan memungut biaya pemeliharaan te1tntu. Produk ini dapat menggunakan prinsip Jjarah. Sedangkan payment
point adlah produk pelayanan di mana bank be1iindak sebagai perpanjangan tangan instansi te1tentu untuk menerima pembayaran seperti pembayaran telephone, listrik,air, dan lain lain. Untuk produk ini, dapat digunakan prinsip ijarah.
5) Foreign Exchange
Foreign Exchange adalah jasa layanan bank dalam tukar menukar mata uang asing. Untuk ini dapat digunakan prinsip sharf. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: (1) Tidak untuk spekulasi.
(2) Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan secara tunai. (3) Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan clengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi clilakukan clan secara tunai. {4) Proses pertukaran harus dilakukan secara tunai, bukan transaksi forward 6) Letter of Credit (L/C).
Letter of Credit (L/C) aclalah jaminan pembayaran te1tulis yang cliterbitkan oleh bank atas clasar pemohonan
applicant kepada beneficiwy apabila clapat memenuhi clokumen yang dipersyaratkan diclalmnya. Transaksi L/C dapat menggunakan prinsip kafalah wal ijarah, karena lebih mirip sebagai metode pembayaran belaka.
•
I 0. Beberapa ketentuan yang berhubungan dengan Office Channeling Berikut ini adalah beberapa ketentuan yang berhubungan dengan office channeling atau Layanan Syariah berdasarkan ketentuan Peraturan Bank Indonesia No.9/7/PBI/2007 pasal 38, yaitu: a. Rencana layanan syariah wajib dicantumkan dalam rencana bisnis Bank yang telah mendapatkan penegasan dari Bank Indonesia. b. Layanan Syariah dapat dibuka: I) Di satu wilayah yang sama dengan Kantor Cabang Syariah induknya, dalam satu wilayah ke1ja Kantor Bank Indonesia, atau dalam satu wilayah propinsi. 2) Dengan menggunakan pola kerjasan1a antara Kantor Cabang Syariah indunya dengan Kantor Cabang dan atau Kantor Cabang Pembantu. 3) Dengan menggunakan sumber daya manusta bank yang telah memiliki pengetahuan mengenai produk dan operasional Bank Syariah. 4) Dengan didukw1g o!eh kesiapan telmologi sistem informasi yang memadai 5) Dengan didukung oleh sistem pengendalian yang memadai dari Kantor Cabang Syariah yang menjadi induknya.
c.
Layanan Syariah wajib: I)
Dicatat dar1 dibukukan secara terpisah dari Kantor Cabang dan atau Kantor Cabang Pembantu dimana Layanan Syariah berlokasi.
2)
Menggunakan standar akuntansi keuangan yang berlaku bagi perbankan syariah.
3)
Laporan keuangan Layanan Syariah wajib digabungkan dengan laporan keuangan Kantor Cabang Syariah induknya pada hari yang san1a.
4)
Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank yang menjadi Iokasi Layanan Syariah, wajib mencantumkan logo industri perbankan syariah dan/atau kata-kata Layanan Syariah di tempat yang mudah dilihat dan clibaca dengan jelas oleh masyarakat. Dal am
pasal
39
Peraturan
Bank
Indonesia
No.9/7/PBI/2007 dijelaskan: a. Bank wajib menyampaikan laporan rencana layanan syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 8 kepada Bank Indonesia paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan kegiatan. b. Pelaksanaan
kegiatan
layanan
:>yariah
sebagaimana
dimaksucl clalam pasal 38 wajib clilakukan paling lambat
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal penegasan dari Bank Indonesia. c. Pelaksanaan layanan syariah wajib dilaporkan oleh Bank kepada Bank Indonesia paling lam bat I 0 (sepuluh) hari setelah tanggal pelaksanaan kegiatan. Dalam
pasal
39A
Peraturan
Bank
No.9/7/PBI/2007 dijelaskan juga tentang
Indonesia
Pemindahan
Ahuna! Layanan Syariah, yaitu: a. Pemindahan alamat Layanan Syariah yang dilakukan di dalam Kotamadya atau Ibukota Kabupaten yang sama dengan lokasi Layanan Syariah sebelumnya berada, wajib memenuhi persyaratan: 1) Mengumumkan rencana pemindahan alamat di lokasi Layanan Syariah sebelumnya berada paling lambat I 0 (sepuluh)
hari
sebelum
tanggal
pelaksanaan
pemindahan alamat;dan 2) Melaporkan pelaksanaan pemindahan alamat Layanan Syariah kepada Bank Indonesia paling lambat tanggal I0
(sepuluh)
hari
setelah
tanggal
pelaksanaan
pemindahan alamat, dengan disertai alasan pemindahan alamat.
b. Pemindahan alamat Layanan Syariah yang dilakukan diluar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memenuhi persyaratan: 1) Melaporkan rencana pemindakan alamat paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pemindahan alamat. 2) Melampirkan persyaratan: a. Alasan pemindahan alamat; b. Rencana penyelesaian atau pengalihan tagihan dan kewajiban Layanan Syariah. 3) Melaksanakan pemindahan alamat Layanan Syariah paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal penegasan dari Bank Indonesia. 4) Melaporkan pelaksanaan pemindahan alamat Layanan Syariah kepada Bank Indonesia paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah tanggal pelaksanaan pemindahan alamat 5) Mengumumkan peminclahan alamat Layanan Syariah di Koran local atau di lokasi dimana Layanan Syariah sebelumnya berada paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum tanggal pelaksanaan pemindahan alamat.
C.
Penelitian Terdahulu
Sebagai pertimbangan dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, maka penelitian menggunakan Suryanita Ningrum (2007) yang be1judul "Pengaruh Layanan Syariah atau
Office Channeling terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK), skripsi ini membahas pengaruh layanan syariah terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari tabungan, deposito, giro. Dari hasil penelitiannya didapat kesimpulan bahwa pada bulan-bulan pertama beroperasinya layanan syariah peningkatan terkesan lambat namun denagn be1jalannya waktu, peningkatan DPK rnulai terlihat dimana hingga tahun 2007 secara keseluruhan DPK yang terkumpul melalui office channeling mencapai Rp. 300 juta. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ismail (2008) yang beijudul Analisis faktor-faktor Kinerja Teknologi Informasi Office Channeling Dalam Usaha Bank, (studi kasus pada BNI Syariah), Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang faktor-faktor kine1ja teknologi informasi
Office Channeling dalam usaha bank, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui analisis faktor dapat diperoleh 4 faktor, faktor tersebut yaitu : I. Faktor I terdiri atas Variabel Transaksi Perbankan (Teknologi) dengan
factor loading 0.682, Produk-produk Perbankan (Perilaku Nasabah) dengan factor loading 0.789, Perluasan Akses (Perilaku Nasabah) dengan factor loading 0.656, Kebutuhan Produk Perbankan (Perilaku Nasabah) dengan factor loading 0.724, Kemudahan Bertransaksi (pesaing) denganfactor loading 0.649, Mengedepankan Prinsip Syariah
(Internal Bank) dengan factor loading 0.559, Maksimalisasi Pelayanan (Internal Bank) dengan factor loading 0.616. Faktor ini dinamakan Faktor Teknologi Informasi. 2.
Faktor 2 terdiri atas Variabel Kualitas Layanan (Teknologi) dengan
factor loading 0.824,
Perkembangan Layanan Perbankan (Teknologi)
dengan factor loading 0.620, Layanan Jasa Keuangan (Perilaku Nasabah) dengan factor loading 0.671, Semakin Dikenal Masyarakat (Internal Bank) dengan factor loading 0.405. Faktor ini dinamakan faktor Teknologi. 3.
Faktor 3 terdiri atas Variabel Kemampuan Mengungguli (Pesaing) dengan factor loading 0.680, Reputasi Bagus ('internal Bank) dengan
factor loading 0.786. Faktor ini dinamakan faktor Internal Bank dan Pesaing. 4.
Faktor 4 terdiri atas Variabel Pelayanan yang Istimewa (Pesaing) dengan factor loading 0.680, Kemampuan Bersaing (Pesaing) dengan
factor loading 0. 778. Faktor ini dinamakan faktor Pesaing. Mangku
Rasyawal
(2006)
melakukan
penelitian
mengenai
hubungan antara ukuran kualitas jasa konsumen dengan kepuasan di Bank Urnum Syariah. Bahwa ada perbedaan antar persepsi konsumen dan harapan dalam pelayanan jasa yang ditunjukkan. clengan hasil bahwa, pelayanan yang diberikan oleh bank belum mernuaskan. Berdasarkan uji t clengan I-Test for Significant in Simple Linter Regression, terlihat bahwa climensi Emphaty merniliki pengaruh terbesar. Artinya yang menjadi
alasan masyarakat saat ini adalah untuk menjacli nasabah Bank Umum Syariah, masih terbatas tentang kepeclulian Bank memberikan perhatian incliviclu secara khusus. Sedangkan berclasarkan uji f clengan F-Test for
Significant in Sample Linier Regression ternyata terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan (bersama-sama) dari keenam dimensi kualitas pelayanan (Service Quality): Assurance, Reliability, Tangible, Emphaty clan Responsivness, terhadap kepuasan sebesar (F=9,830). Julita (200 I) melakukan penelitian mengenai kepuasan pelanggan melalui penciptaan kualitas pelayanan. Basil penelitian yang clilakukan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan clapat cliidentifikasi lima aspek kunci sebagai berikut: Berwujud, Handal, Jaminan, Empati. Artinya clengan kelima dimensi diatas menjacli inclikator apa yang cliharapkan oleh pelanggan clalam pelayanan yang diberikan perusahaan. Untuk itu perusahaan hams mampumewujudkan kelima climensi di atas. (Supranto, 1997 clalam Julita, 200 I) D.
Kerangka Pemikiran
Dengan clikeluarkannya kebijakan BI pacla tahun 2006 clalam PBI No. 8/3/2006 mengenai diperbolehkannya bank konvensional membuka layanan syariah, khususnya pada penghimpun dana (DPK) dengan syarat telah memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) clan cliikuti clengan PBI No. 9 Tahun 2007 mengenai procluk bank syariah berupa pembiayaan, maka akan menimbulkan respon atau tanggapan clari nasabah terhaclap pelaksanaan
office channeling BNI Syariah. Dan clisini penulis akan menganalisis status
sosial ekonomi nasabah yaitu dilihat dari keadaan, posisi atau tingkatan seseorang dalam kchidupan bermasyarakat yang didasarkan alas latar belakang peke1jan, pendidikan, pendapatan, keturunan, agama, politik. Respon nasabah terhadap layanan office channeling BNI Syariah ini tentunya berhubungan dengan operasional layanan yang dilihat menurut konsep Service Quality, yaitu: Tangible,
Assurance, Empathy. (Kasmir, 2004:67)
Responsiveness,
Reliability
Variabel lndependen 1 : Status Sosial Ekono1ni Pendidikan(D 1) 0 :<; SMU l>SMU Pendapatan(D2) 0 = Di bawah UMR I = Di atas UMR
Variabel Independc~ Respon Nasaba~
Keturunan Kehandalan/Re/iabi/ity Agama Politik
Cepat Tanggap/
Responsiveness Kepastian/Assurance
Berwujud!Tangibles
Empati!Emphaty Variabel Dependen: Pelaksanaan Office Channeling
Uji Validitas dan Uji Realibilitas
Uji Asumsi Klasik
Analisis Regresi Linier Berganda
Interpretasi Gambar2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Skema
pemikiran
1111
sebagai
arahan
clan
petunjuk
dalam
menyelesaikan penelitian. Status sosial ekonomi sebagai variabel bebas dengan simbol X1 dua diantaranya: pendidikan, Pendapatan dijadikan dummy variabel. dan respon nasabah sebagai X2. Dan yang menjadi variabel terikat adalah pelaksanaan office channeling (Y). E.
Hipotesis
Hipotesis adalah j awaban sementara yang digunakan penulis dalam penelitian yang sebenarnya masih harus diuji kembali. Hipotesis penulis sementara yakni kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih
belum
sempuma,
sehingga
perlu
disempurnakan
dengan
membuktikan kebenaran melalui penelitian. Karena hipotesa bisa saja benar clan bisa saja salah, hipotesa ini akan diuji oleh penulis sendiri sehingga akan didapat suatu kesipulan apakah hipotesa tersebut dapat diterima atau ditolak. Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, malca dapat clirumuskan Hipotesis penelitian sebagai berikut : H0
Ticlak terclapat pengaruh signifikan antara variabel status sosial
=
ekonomi terhaclap pelaksanaan office channeling.
Ha
=
Terclapat pengaruh signifikan antara variabel status sosial ekonomi terhadap pelaksanaan office channeling.
H 0 = Ticlak terdapat pengaruh signifikan antara variabel respon nasabah
terhaclap pelaksanaan office channeling.
Ha
=
Terclapat pengaruh signifikan antara variabel respon nasabah
H0
=
Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel stasus sosial ekonomi dan respon nasabah terhadap pelaksanaan office
channeling H0
=
Terdapat pengaruh signifikan antara variabel status sosial ekonomi dan respon nasabah terhadap pelaksanaan ojnce channeling.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih objek atau lokasi penelitian di daerah Jakarta Selatan, tepatnya Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) UIN Ciputat. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih I bulan. BNI Syariah kantor cabang pembantu syariah adalah salah satu bank yang menjadi syarat dalam membolehkan suatu bank dalam melaksanakan program Office Channeling. Office Channeling merupakan kebijakan BNI yang sudah berjalan kurang lebih dari dua tahun sejak disahkannya program Office Channeling climana nasabah masih banyak yang be Ium mengetahui dengan j el as mekanisme clan operasionalnya. Hal ini akan menimbulkan persepsi clan respon yang berbecla-beda dari nasabah BNI Syariah. Adanya respon yang berbecla-beda ini salah satunya adalah karena status sosial ekonomi yang berbecla dari kalangan nasabah. Pendekatan penelitian yang cligunakan adalah penelitan kualitatif clan kuantitatif clengan format eksplanasi survey, yakni penelitian yang berupaya menarik faktor-faktor dan informasi-informasi dari data lapangan yang clitemui secara angka dan menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel lain.(Burhan Bungin, 2005:75)
B.
Mctodc Penclitian Populasi dan Sampel l.Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tersendiri yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti clan clipelajari. Populasi clalam penelitian ini aclalah nasabah BNI Syariah cabang Ciputat Jakarta Selatan yang pernah menggunakan Layanan Syariah (ojji'ce channeling), maka sampel yang cliambil clalam penelitian ini sebanyak I 00 responclen. Dengan menggunakan uji coba I /ly out sebanyak 40 responclen.
2.Sampel Metocle penarikan sampel clalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel non probability sampling melalui cara convenience
sampling aclalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya proseclur pemilihan responclen. Convenience sampling bern.rti unit sampel yang clitarik muclah clihubungi, ticlak menyusahkan, mudah untuk mengukur, clan bersifat kooperatif. (Abdul Hamid, 2007:30) Metocle penarikan sampel ini cligunakan karena keterbatasan waktu, biaya clan tenaga clari si penulis. Selain itu popu!aE:i clalam penelitian ini aclalah incliviclu-incliviclu yang sulit untuk clitemui karena aclanya kerahasiaan bank yang ticlak boleh memberikan data nasabalmya.
C.
Metode Pengumpulan Data Ada beberapa cara yang ditempuh oleh penulis untuk kepentingan pengumpulan data dalam penelitian ini,yaitu: 1. Riset Lapangan (Field Research)
Riset lapangan digunakan untuk mendapatkan data primer yang bersumber
dari
angket/kuesioner.
Cara
ini
dilakukan
dengan
menyebarkan angket kepada nasabah BNI Syariah untuk memperoleh data tentang latar belakang status sosial ekonomi dan respon nasabah terhadap pelaksanaan Office Channeling. Angket ini diberikan kepada responden berupa pe1ianyaan terstruktur yaitu suatu bentuk pertanyaan, di mana dafiar pertanyaaan sudah dipersiapkan sebelumnya, dan responden
memberikan jawaban
yang
telah
disediakan
'
clengan
memberikan tanda silang (X) atau checklist (../) pada jawaban yang sesuai. Kuesioner terstruktur ini dipilih agar peneliti bisa mendapatkan data yang lebih akurat clan efektif sesuai clengan tujuan penelitian ini. 2.
Riset Kepustakaan (Library Research) Dalam rise! kepustakaan ini penulis membaca, meneliti, mempelajari bahan bahan tertulis seperti buku-buku, majalah-majalah, artikel, jurnal, internet dan informasi informas tertulis lai1mya yang berhubungan dengan pembahasan ini.melalui riset ini akan cliclapat konsep, teori, clan clefinisi clefinisi yang penuli:> pergunakan sebagai lanclasan berfikir clan analisa clalam proses penulisan. Data yang diperoleh melalui pendekatan ini adalah data sekunder.
3. Wawancara (Interview) Interview adalah suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada para staff yang berkompeten untuk menyelesaikan penelitian ini guna menJamm keakuratan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis berusaha sebaik-baiknya mengumpulkan data yang dibutuhkan. Jenis data yang digunakan penulis dalam kegiatan penelitian dibedakan dua jenis yaitu: I. Sumber data pnmer, yaitu data yang tertuang dalam item-item pertanyaan yang terangkum dan dihasilkan dalam bentuk kuesioner penelitian. 2. Sumber data sekunder, adalah sumber data pendukung dan pelengkap data penelitian. Sumber data sekuncler diambil clari berbagai literature yang acla seperti buku buku, clokumen dokumen bank, artikel, surat kabar, internet clan kepustakaan lain yang berkaitan clengan pembahasan clalam penelitian ini.
D.
Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis
1. Metode Analisis Data Metocle analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi bergancla
clengan menggunakan SPSS l 5 for windowsystem,
regres1 linier bergancla merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisis pengaruh dari variabel (X1) status sosial ekonomi, (X2) respon nasabah terhadap pelaksanaan Office Channeling (Y). 2. Uji Validitas dan Reabilitas
Dengan menggunakan metode tersebut maka perlu dilakukan
UJI
Validitas dan Reabilitas kuesioner, pengujian persyaratan analisis dimaksudkan untuk mengetahui data yang diperoleh memenuhi persyaratan
untuk
analisis
dengan
menggunakan
teknik
yang
direncanakan. Penelitian ini menggunakan bantuan kuesioner, sehingga perlu dilakukan pengujian validitas dan reabilitas terlebih dahulu untuk mengetahui
kemampuan
kuesioner
dan
keterhandalannya
dalam
mengukur variabel-variabel yang akan di uji. (Teguh Wiyono, 2006:266) Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut. Sedangkan suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil daii waktu ke waktu. Jika kuesioner telah valid dai1 reabel, maka kuesioner dapat disebarkan kepada responden.(Indoyama, 2008). Adapun untuk menguji kevalidan reliabel butir-butir pertanyaan yang ada pada kuesioner, maka dilakukan
Uji
Validitas
dan
Realibilitas
terlebih
dahulu
guna
mendapatkan hasil penelitian yang baik .. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikai1 suatu variabel.
a. Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika te1jadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang
bernrutan sepaajang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. (Ghozali, 2002:95). Untuk melihat ada tidaknya masalah autokorelasi digunakan uji Run. Uji Run sebagai bagian dari statistik non··parametrik dapat pula digunakan untuk menguj i apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubtmgan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). (Ghozali, 2002:103). Ho : Residual random (acak) Ha : Residual tidak random Pengambilan keputusan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
b. Multikolinearitas Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada atau tidaknya variabel independen yang memiliki korelasi kuat sesama variabel bebas lain dalam satu model, kemiripan antar variabel independen akan menyebabkan terjadi korelasi yang sangat !mat antar variabel independen yang satu dengan yang lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolinearitas juga beiiujuan untuk
menghindari
kebiasaan dalam
proses
pengambilan
kesimpulan mengenai pengarnh uji parsial masing variabel independen terhadap variabel dependen. Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa ha!: I. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan
nilai
tolerance tidak kurang dari O,l maka model dapat
dikatakan terbebas dari multikolinearitas antara I dan I 0 maka tolerance
=
1110 atau 0,1 semakin tinggi VIF maka semakin
rendah tolerance. 2. Jika ada nilai koefisien korelasi antar masing variabel independen kurang dari 0, 70 maka model dapat dinyatakan be bas asmnsi klasik multikolinearitas. 3. Jika nilai koefisien determinan (R-Square) diatas 0,60 namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka
model terkena multikolinearitas.
c. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji te1jadinya perbedaan Variance Residual suatu periode pengamatan kc periode pengamatan yang lain. Atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki variance constant setiap pengamatan model
suatu periode
pengamatan dengan periode pengamatan lain, atau adanya hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized delete residual
nilai
sehingga
dapat
clikatakan
terdapat
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas kesalahan yang terjadi ticlak secara acak tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. d. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah c\alam model regresi variabel dependen, variabel independent, atau keduanya terdistribusi nonnal atau tic\ak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Singgih Santoso (2004 :124) ada beberapa cara mendeteksi nonnalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sum bu diagonal dari grafik. Dasar pengambil an keputusan dalam uji normalitas aclalah : Jika data menyebar di sekitar gans diagonal clan
1.
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar clari garis diagonal clan atau ticlak
11.
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi ticlak memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi linear Berganda Metode regresi linier dimaksuclkan untuk mengetahui keeratan hubungan yang acla cliantara keclua variabel. Metocle regresi tinier ini juga dapat digunakan untuk peramalan clengan menggunakan data berkala (Time Series). Rumus Linear Bergancla :
y
a
=
Pelaksanaan office channeling =
konstanta
/J1 , /J2 , /J3 = angka
arah I koefisien regresi yang menunjukkan
angka peningkatan ataupun penurunan variabel independen. Bila b
(+) positif, maka naik, dan bila b (-) negatif ,maka te1jadi penurunan. x
1
= Status sosial ekonomi
x
2
= Respon nasabah
D
1
= variabel dummy (Pendidikan)
D 2 = variabel dummy (Pendapatan) c. Uji Signifikansi 1) Uji F Hitung (Uji Secara Simultan) Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis no! (H 0 ) kita juga harus menyertai dengan hipotesis alternatif
(Ha)
seperti di bawah ini :
1. (H,) : bj= 0 berari tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. 11.
(Ha) :
b; # 0 berari terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel X dengan variabel Y. Uji simultan dengan uji F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel
dependen dengan rumus:
r.
R2 I k
apabila F hitung > F tabel maka H 0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
independen
secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Apabila F hitung < F tabel maka H 0 diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara simultan tidak mempunyai
pengaruh
yang
signifilrnn
terhadap
variabel
dependen. 2) Uji T Hitung (Uji Sccara Parsial)
Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen maka dilakukan dengan uji T dengan rumus :
f lurw11.:
s,,
Se
~Ly' -(~n
Dimana:
a= konstanta b=
koefesien korelasi
x
r
s. = kesalahan baku koefesien korelasi S,
= kesalahan bairn estimasi Apabila I i.,,,,,,g > I tabd maka H 0 ditolak dan Ha diterima,
aitinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Apabila t haang < I'"""' maka H 0 diterima dan Ha ditolak, aitinya variabel indepenclen secara parsial mempunyai pengaruh yai1g signifikan terhaclap variabel clepenclen. Analisis ini clapat juga memberikan informasi tentang kontribusi masing-masing variabel inclependen terhadap variabel clepenclen clengan melihat r 2 nya. Variabel yang memenuhi r 2 terbesar adalah variabel indepenclen yang mempunyai pengaruh dominan. 3. Variabel Dummy V ai"iabel dummy biasanya digunakan dalain penelitian ekonometri untuk mewakili faktor-faktor kualitatif, seperti : jenis profesi I peke1jaan, agama, jenis kelamin, wilayah, dan sebagainya. Variabel kualitatif tidak bisa diukur, tetapi hanya bisa clitandai sifatnya antara ada clan ticlak acla. Misalnya, ingin cliteliti perilaku konsumsi beberapa keluarga. Pengeluaran konsumsi tidak hanya tergantung pada pengahasilan siap pakai keluarga, tetapi tergantung juga pada beberapa variabel kualitatif
lainnya, seperti ada atau tidaknya anak dalam keluarga, agama, status pemilikan rumah, dan sebagainya. Oleh karena variabel-variabel kualitatif itu tidak dapat diukur, maka yang dapat dilakukan adalah memberikan suatu nilai. Misalnya nilai I kalau ada anak, dan nilai 0 bila tidak ada anak dalam keluarga tersebut ; atau nilai 1 bila status rumah yang ditempati adalah milik sendiri dan nilai 0 bila status rumah adalah menyewa. Dengan cara ini, suatu atribut diubah bentuknya menjadi suatu jenis variabel yang hanya memiliki dua nilai, yaitu 0 dan I. oleh karena itu variabel ini disebut variabel dummy. 3. Operasional Variabel Penelitian Penelitian tentang status sosial ekonomi dan respon nasabah terhadap pelaksanaan office channeling yang dilakukan di BNI Syariah cabang Ciputat, dengan variabel penelitian berikut ini : I. Variabel bebas (X1) adalah status sosial ekonomi ~
Pendidikan sebagai dummy 1, 0 = Lebih kecil sama dengan SMU I = Lebih besar dari SMU
~
Pendapatan sebagai dummy 2 0 = Di bawah UMR I = Di atas UMR
~
Agama
~
Politik
y Pekerjaan
69
2. Variabel bebas (X 2) adalah respon nasabah
>
Tangibles (Benvujud)
? Reliability (Kehandalan) ?
Responsiveness (Ketanggapan)
? Assurance (Keyakinan) ? Emphaty (Empati)
CW-ke-dan-Bagong,-2004j Q
>
Adanya Peraturan BI dalam PB! No. 8/3/2006
>
Transaksi syariah
>
Akses layanan syariah
>
Informasi
>
Jangkauan lokasi
(Wahyu A vianto dan Dadang Romansyah, 2005)
Tabcl 3.1 Opcrasional Varialbel Unsur Variabel
lndikator
Sub Variabel
Ukuran
'fingkat pendidikan terakhir yang 1. Pendidikan
·a 0
"
2. Peke1jaan
0
""
Nominal ditamatkan Peke1jan ditinjau dari segi status Nominal peke1jaan dan jenis peke1jaan
"@
·;;;
3. Pendapatan
0
fil
Nominal
Rutinitas mengikuti kegia.tan
[/) ~
Penghasilan yang didapat perbulan
4. Agama
~
Nominal keagamaan
[/)
5. Politik
Keaktifan dalam mengikuti Nominal kegiatan partai politik a. Beroperasinya OC di BNI Syariah
1. Reliability (Kehandalan)
b. Kemudahan prosedur clalam Ordinal memperoleh layanan c. Kccepatan akses transaksi d. Kecanggihan teknologi a. Tanggapan bank atas keluhan
2. Responsiveness .c
"' "' ;z; "' _o
(Ketanggapan)
atau klailn dari nasabah Ordinal b.Kecepatan dalam merespon kebutuhan nasabah
~
a. Petugas OC dari bank
" 0
P. ~
konvensional
~
b.Keyakinan dana disalurkan pada usaha yang halal
3. Assurance (Keyakinan)
c.Kepercayaan dana syariah dan Ordinal konvensioanl tidak bercampur dalm transaksi QC d.Pengetahuan petugas QC mengenai produk syaraih
a. I<enya1nan dari penataan ruangan (lay out) 4.
Tangibles (Berwujud)
5. Emphaly (Empati)
b.Penampilan petugas OC
Ordinal
c.Ketersediaan fasilitas fi.sik
a. Keramahan pegawai OC b.Prinsip mengenal nasabah
Ordinal
a. Peraturan BI dalam PB! No. 8/3/2006 diperbolehkannya bank
konvensional yang men1punyai UUS membuka layanan syariah b. office channelling, tentu akan semakin memudahkan bagi
f
nasabah untuk melakukan
transaksi syariah
~
""'
c. Semakin mudahnya para
\.)
"'-'
IS
(5l
Efektifitas
"""
""" "" ~
""'""
03
11.
nasabah untuk mendapatkan akses layanan perbankan syariah d. Office channelling diharapkan
bisa meningkatkan pangsa pasar (market share) perbankan syariah terhadap perbankan
nasional e. Dengan menerapkan office
channelling yang men,;akup kolokasi fisik gedung
Data didapat dari berbagai sumber
ordinal
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat PT. BNI (Persero) Tbk. BNI berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resm1 pertama yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia), pada malam menjelang tanggal tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan saja pembentukannya. Sampai saat ini, tanggal terse but diperingati seagai Hari Keuanga Nasional, sementara hari pendirian BNI yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javache Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai Bank Sirkulasi atau Bank Sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapakan sebagia Bank Pembangunan, dan kemudian diberikan hak w1tuk bertindak sebagai Bank Devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan pengungkit bagi
sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebh mudah diingat -'Bank BNI'- ditetapkan bersamaan dengan perubahan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank Negara
Indonesia
(Persero ),
sementara keputusan
untuk menjadi
perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melaui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelar\jutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan kornitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan propek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian -'46'digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai Bank Nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Scjarah Singkat PT. Bni (Pcrsero) Tbk. Kantor Cabang Syariah Jakarta Sclatan Berkembangnya bank-bank syariah di Negara Isam berpengaruh ke Indonesia. Ini dditandai dengan disetujuinya Undag··Undang No. 10 Tahun 1998, yang mengatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang
dapat
dioperasikan
dan
diimplementasikan
oleh
bank-bank
konvensional untuk membuka cabang syariah. Peluang tersebut temyata disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Sejumlah bank mulai memberikan pelatian dalan1 bidang perbankan syariah bagi para staffnya. Sebagian bank tersebut mulai membuka devisi atau cabang syariah dalam institusinya. Sejak pascareformasi yang mulai diperkenankannya konversi cabang bank umum konvensional menjadi cabang syariah, maka berangkat dari semangat pe1juangan yang berakar pada sejarahnya, PT. BNI (Persero) Tbk. Bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta menjadi kebanggaan. Dengan mendirikan Cabang Syariah di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu cabngnya berda di Jakarta Selatan.
3. Visi dan Misi PT. BNI (Persero) Tbk. Devisi Unit Usaha Syariah a. Visi Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kine1ja dengan menjalankan bisis sesuai dengan kaidah sehingga insya allah membawa berkah.
b. Misi Secara Istiqomah melaksanaan amanah utuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga menjadi bank syariah kebanggan anak negeri.
B. Validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data pnmer maka penelitian melakukan penyebaran kuesioner kepada para nasabah BNI Syariah kantor cabang pembantu UIN Ciputat, sebanyak I 00 responden. Dalam penyebaran 100 kuesioner yang terbagi menjadi 40 kuesioner untuk
tryout dan 60 kuesiner akan disebarkan jika hasil uji validitas 40 kuesioner dinyatakan valid setiap butir pertanyannya, jadi jika t1yout valid maka diasumsikan dapat digunakan untuk mengukur indikator. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan koefisien clari r tabel yaitu sebesar 0,312 yang diperoleh dari tabel r yang tersedia secara instant. Tingkat signifikansi 5% dengan N =
40 di dapat angka 0,312
mencenninkan good item, untuk itu dalam penelitian ini akan clihitung uji valiclitas untuk masing-masing variabel serta mengetahui apakah pe1ianyan yang diajukan valid atau tidak. 2. Uj i Reabilitas Setelah dilakukan uji validitas maka peneliti melakukan uji reabilitas kepada 40 kuesioner yang telah diisi dari tryout, dimana jika 40 kuesioner
tersebut dinyatakan reabel. Suatu instrumen dikatakan reliable bila memiliki nilai Crobanch alpha lebih besar dai-i 0,6. Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel ata konstruk. Suatu kuesiner clikatakan reabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui validitas ke-23 butir terse but dapat clilihat clari nilai Corrected Item-Total Correlation dan reliabilitas yang clapat dilihat pacla tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 U JI .. V a l'd't .. R erIa bTt I I as d an UIll II BIS No. Butir Pernyataan 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Koefisien Korelasi 0.582 0.584 0.703 0.567 0.428 0.712 0.499 0.801 0.579 0.559 0.818 0.798 0.704 0.591 0.755 0.702 0.754 0.726 0.760 0.871 0.882 0.835 0.758
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data Olahan Kues10ner SPSS
I
Keterangan Cronbach a Reliabel 0.746 0.743 Reliabel Reliabel 0.610 Reliabel 0.931 Reliabel 0.934 Reliabel 0.927 ··f-· Reliabel 0.933 Reliabel 0.925 Reliabel 0.931 Reliabel 0.931 Reliabel 0.924 Reliabel 0.925 Reliabel 0.928 Reliabel 0.931 Reliabel 0.926 Reliabel 0.928 Reliabel 0.926 Reliabel 0.927 Reliabel 0.927 Reliabel 0.905 Reliabel 0.905 Reliabel 0.913 Reliabel 0.927
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Hasil secara keseluruhan dapat dilihat pada 4.1 diatas bahwa semua butir pe1ianyaan valid clan dapat digunakan karena nilai koefisien korelasi lebi besar dari r table (0,312). Semua butir pe1ianyaan bisa digunakan untuk mengukur setiap indikator masing-masing, karena 40 kuesioner bisa digunakan, selanjutnya dapat menyebarkan 60 kuesioner kepada naabah. Dari data basil pengujian reabilitas pada tabel 4.1 yang clilakukan menunjukkan bahwa semua nilai Crobanch Alpha lebih besar clari 0,60, artinya jawaban responclen untuk masing-masing pertanyaan konsisten atau stabil clari waktu kewaktu, sehingga semua instrumen yang cligunakan clianggap konsisten clan tepat/akurat, jacli clikarenakan tryout 40 kuesioner clinyatakan valid clan reabel maka 40 kuesioner tersebut clapat cligunakan sebagai ukuran suatu inclikator clan selanjutnaya clapat menyebarkan kepacla 60 kuesioner.
C. Penemuan dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Statistik Penelitian menggunakan sampel sebanyak I 00 responclen. Penulis melakukan Try Out terhaclap 40 responden cliantaranya cligunakan untuk menguji valiclitas clan reliabilitas. Berclasarkan hasil output clari kuesioner yang telah clibagikan kepacla nasabah BNI Syariah, maka cliperoleh data sebagai berikut: a. Analisis Deskriptif Statistik Iclentitas Nasabah (;;ampel) Dalam penelitian ini telah clisebarkan kuesioner kepacla I 00 sampel
nasabah, berikut ini tabel serta penjelasan clari 100 sampel
nasabah tersebut
Tabel 4.2 Jen is kelamin
Valid
Valid Percent
Cumulative Percent
55,0
55,0
55,0
45,0
45,0
100,0
100,0
100,0
Freauencv
Percent
Pria
55
wanita
45
Total
100
Sumber : Hasil Output dari SPSS Tabel 4.2 menginformasikan bahwa jumlah responden pada penelitian ini be1jumlah 100 sampel yang telah ditentukan. Proporsi dari responden tersebut yaitu 55 persen be1jenis kelamin pria dan sisanya sebanyak 45 persen responden be1jenis kelamin wanita. Tabel 4.3 U. Sia R esp on d en
Valid
Frequency
Percent
2 4 6 11 26 24 4 5 2 l 3 2 3 l 2 l I l l 100
2,0 4,0 6,0 11,0 26,0 24,0 4,0 5,0 2,0 1,0
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 32 33 34 37 38 41 42 Total
Sumber : Hasil Output dari SPSS
I Valid Percent 2,0 4,0 6,0 11,0 26,0 24,0 4,0 5,0
2,0 1,0
3,0 2,0 3,0
3,0 2,0 3,0 1,0 2,0 1,0 1,0
1,0 2,0
1,0 l,0
l,O
J,O
1,0 100,0
l 00,0
1,0
I
Cumulative Percent 2,0 6,0 12,0 23,0 49,0 73,0 77,0 82,0 84,0 85,0
88,0 90,0 93,0 94,0 96,0 97,0 98,0 99,0 100,0
Tabel frekuensi usia bisa dilihat bahwa responden yang berusia 18 tabun sebanyak 2 responden, usia 19 tahun sebanyak 4 responden, 20 tahun sebanyak 6 responden, 21 tabun sebanyak 11 responden, 22 tahun sebanyak 26 responden, 23 tahun sebanyak 24 responden, 25 tahun sebanyak 5 respnden, 26 tahun sebanyak 2 responden, 27 tahun sebanyak 1 responden, 28 sebanyak 3 responden, 29 tahun sebanyak 2 responden, 32 tahun sebanyak 3 responden, 33 tahun sebanyak responden, 34 tahun sebanyak 2 responden, 37 tahun sebanyak 1 responden, 38 tabun sebanyak 1 responden, 41 tahun sebanyak responden, 42 tahun sebanyak 1 responden. Melihat tabel yang di atas usia nasabah BNI yang menjadi responden sangat beragam mulai dari usia 18-42,
Tabel 4.4 Agama Frequen Valid
Islam
CV
Percent
Valid Percent
100
100,0
100,0
Cumulative Percent
I 100,0
Sumber : Hasil Output dari SPSS Tabel 4.4 menginformasikan bahwa dari ditentukan
sebesar
100%
responden
beragam
100 sampel yang Islam.
Adan ya
kemungkinan karena letak BNI berdekatan clengan kampus Islam, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi nasabab lain yang Non Islam melakukan transaksi di BNI Syariab karena telah terbukti bahwa kini bank-bank syariab ticlak banya BNI banyak climinati oleh Non Muslim karena pelayanan clan kine1ja yang makin meningkat.
Tabel 4.5 Pckerjaan
Valid
pegawai s\vasta pegawai negeri
Wiraswasta Guru Mahasiswa Total
Frequency
Percent
ll 1 14
11,0 1,0 14,0 4,0 70,0 100,0
4 70 100
I Valid Percent 11,0 1,0 14,0 4,0 70,0 100,0
Cumulative
Percent 11,0 12,0 26,0 30,0 100,0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel frekuensi pekerjaan responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 11 responden, pegawai negeri sebanyak responden, wiraswsta swbanyak 14 responden, guru sebanyak 4 responden, mabasiswa sebanyak 70 responden. b. Deskriptif Statistik tentang variabel XI (Status Sosial Ekonomi Nasabah) Tabel 4.6 Pen d'd'k I I an (D um my1) Cu111ulative Valid
Lebih Kecil DenganSMU
Sama
Lebih Besar Dari SMU Total
Frequency
Percent
Valid .Percent
.Percent
41
41.0
41.0
41.0
59 100
59.0 100.0
59.0 100.0
100.0
~'
Sumber : Hasil Output dari SPSS Pada tabel 4.6 menyajikan informasi penclidikan terakhir yang ditamatkan responden. Latar belakang pendidikan responden dibagi menjadi dua golongan pertama
lebih kecil sama dengan SMU sebanyak 41
responden dinyatakan pendidikan golongan rendah,, dan lebih besar dari SMU sebanyak 59 responden dinyatakan pendidikan golongan tinggi ada yang Diploma (Dl/D2/D3), Smjana (Sl/S2/S3). Informasi didapat dari
Departemen Pendidikan clan Kebudayaan yang menyatakan bahwa lebih kecil sama dengan SMU dikatakan pendidikan rendah dan lebih besar dari SMU dikatakan pendidikan tinggi. Apabila dilihat dari tingkat pendidikan nasabah, sesuai dengan table 4.6 pelayanan office channeling tidak hanya nasabah yang berpendidikan tinggi atau rendah saja. Akan tetapi pelayanan OC tersebut dimanfaatkan oleh nasabah yang berpendidikan tiggi atau rendab.
Tabcl 4.7 Pendanatan (Dummv2)
I Cumulative Valid
Frenuencv
Percent
Valid Percent
Di Bawah UMR
59
59.0
59.0
59.0
Di Atas UMR
41
41.0
41.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
i Percent
Sumber : Hasil Output dari SPSS Pada tabel 4.7 jika dilihat status sosial ekonomi responden dari segi pendapatannya setiap bulan sebanyak 41 responden berpendapatan di atas Upah Minimum Regional (UMR), menurut informasi yang didapat dari Departemen Tenaga Ke1ja (DEPNAKER) besarnya UMR untuk wilayah DK! Jakmia yang telah ditetapkan per januari 2009 sebesar Rp. 1.069.865 (Egidius Patnistik, kompas 31 Oktober 2008). Artinya nasabah yang mendapat gaji di atas UMR nasabab golongan menengah ke atas, dan selebihnya sebanyak 59 responden berpendapatan di bawah UMR. Berarti dapat di simpulkan nasabah BNI Syariah UIN Ciputat adalah berpenghasilan menengah ke bawah karena dilihat dari penghasilan rata-rata perbulan di bawah standar gaji UMR yaitu sebesar Rp. 1.069.865.
Tabcl 4.8 Rutin Mengilmti Aktivitas kegiatan Keagamaan
I Cumulative Valid
Freauencv
Percent
Valid Percent
Percent
2.0 13.0 29.0
2.0 13.0
2.0
Kadang-kadang
2 13 29
Rutin
45
45.0
29.0 45.0
Sangat Rutin
11 100
11.0 100.0
11.0 100.0
Tidak Pernah Pernah
Total
15.0 44.0 89.0 100.0
Sumber : Has1l Output dan SPSS Tabel 4.8 memperlihatkan status sosial ekonomi nasabah ditinjau dari rutinitas responden dalam mengikuti kegiatan keagamaan dari 100 sampel yang ditentukan ada 45% responden yang rutin mengikuti kegiatan keagamaan, 29% responden menjawab kadang-kadang, 13% menjawab pernah, 11 % menjawab sangat rutin, sisanya sebesar 2% menjawab tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan.
Tabel 4.9 Aktif Mengikuti Kegiatan Partai Poliitik 1
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Tidak Pernah
11
11.0
Pemah Kadang-kadang
12 29
12.0 29.0
11.0 12.0
Aktif Sangat Aktif Total
36 12
36.0
100
' 12.0 j 100.0
Cun1ulative Percent 11.0
29.0
23.0 52.0
36.0 12.0
88.0 100.0
100.0
Sumber : Has1l Output dari SPSS
Tabel 4.9 memperlihatkan informasi tentang status social ekonomi responden di tinjau clari keaktifannya dalam menguikuti kegiatan partai politik.sebesar 36% responden menjawab aktif clalam mengikuti kegiatan
partai politik, 29% responden menjawab kadang-kadang, 12% responden menjawab sangat aktif, 12% lagi menjawab pernah , dan sisanya sebesar 11 % responden menjawab tidak pernah mengikuti kegiatah partai politik.
Table 4.10 Pekerjan yang saya laknkan mcndorong saya untuk mcnjadi kreatif Frequenc y
Valid
Tidak Sangat 11 Setuju Tidak Setuju 12 Neu·al 29 Setuju 36 Sangat Setuju 12 Total 100
Percent
Valid Percent
Cun1ulative Percent
11.0
11.0
l l.O
12.0 29.0 36.0 12.0 100.0
12.0 29.0 36.0 12.0 100.0
23.0 52.0 88.0 100.0
Sumber: Hasil Output dari SPSS Tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari segi peke1jaan dari 100 sampel yang ditentukkan sebagai responden, sebesar 36% responden menjawab Setuju clengan Pernyataan pekerjaan menjadikan lebih kreatif, 12% responclen menjawab sangat setuju, dan 12% lagi menjawab tidak setuju, dan sisanya sebesar 11 % responden menjawab sangat tidak setuju. c. Deskriptif Statistik tentang respon nasabah BNI Syariah (X2).
Tabel 4.11 . I1 C1putat Kb e crs1'h an R uangan K antor OffICC Ch anne I'mg BN'[ S;yana
'
Cun1ulative Frequency Valid
Tidak Bagus Cukup Bagus Bagus Sangat Bagus Total
2 19 60 19 100
Percent 2.0 19.0 60.0 19.0 100.0
Valid Percent 2.0 19.0 60.0 19.0 100.0
Percent 2.0 21.0 81.0 100.0
Sumber : Hast! Output dari SPSS Tabel
4.11 memperlihatkan respon nasabah yang sangat positif
terhadap kebersihan ruangan kantor Office Channeling BNI Syariah. Dari
100 sampel yang ditentukan sebagai responden, 60 responden menyatakan Bagus, 19 responden menyatakan cukup bagus dan
dan 19 lagi
menyatakan cukup bagus,sisanya 2 responden yang menyatakan bahwa kebersihan ruangan kantor office channeling BNI Syariah Ciputat tidak bagus. Hal ini terbukti bahwa kebersihan ruangan kantor BNI Syariah sudah memberikan kenyamanan bagi nasabahnya dilihat dari sebanyak 60% responden menyatakan kebersihan ruangan kantor Office Channeling BNI Syariah bagus. Hal ini bermti kebersiahan ruangan BNI merupakan pendukung kenyamanan nasabah dalam be1iransaksi.
.,
Tabel 4.12 ·1c 1 1pu tt a K erap1 rnn R uangan K an tor Offiice ClJallllCrmg BNlS yana
Valid
Tidak Bagus Cukup Bagus
Bagus Sangat Bagus Total
Freaueney 3 25 63 9 100
Percent
Valid Percent
3.0 25.0 63.0 9.0 100.0
3.0 25.0 63.0 9.0 100.0
Cuinulative Percent 3.0 28.0 91.0 100.0
Sumber : Basil Output dari SPSS Tabel 4.12 memperlihatkan respon nasabah yang sangat positif terhadap kerapihan kantor Office Channeling BNI Syariah. Dari 100 sampel yang ditentukan sebagai responden, 63 responden menyatakan Bagus, 25 responden menyatakm1 cukup bagus, 9 responden menyatakan sangat bagus, dan sisanya sebanyak 3 responden menyatakan tidak bagus terhadap kerapihan ruangan BNI Syariah. Selain kebersihan ruangatl, kerapihan juga sangat mencerminkatl dari kenyarnanan nasabah dalam be1transaksi.
Tabel 4.13 Tenmat Tun""ll Pelavanan Kantor Office Channeling HNI Svariah Ciputat
Valid
Sangat Tidak Bagus Tidak Bagus Cukup Bagus Bagus Sangat Bagus Total
Freauency 4 13 43 36 4 100
Percent 4.0 13.0 43.0 36.0 4.0 100.0
Valid Percent 4.0 13.0 43.0 36.0 4.0 100.0
Cumulative Percent 4.0 17.0 60.0 96.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS Tabel 4.13 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda terhadap tempat tunggu pelayanan di kantor office channeling BNI Syariah. Dari 100 sampel yang ditentukan sebagai responden sebanyak 43 responden yang menyatakan cukup bagus, 36 responden menyatakan bagus, 13 responden yang menyatakan tidak bagus, 4 responden yang menyatakan sangat bagus, dan sisanya 4 responden lagi menyatakan sangat tidak bagus. Untuk itu perlu adanya perbaikan atau penataan yang lebih bagus lagi, karena sebagian nasabah menyatakan ruang tunggu BNI tidak bagus bahkan sangat tidak bagus.
T eknologi sistem Informas1
Tabel 4.14 . I1 C'mu tat an tor OffiICC ClianncI'mg BNIS yana Freauency
Valid
Tidak Bagus Cukup Bagus Bagus Sangat Bagus Total
5 36 53 6 100
Percent 5.0 36.0 53.0 6.0 100.0
Valid Percent 5.0 36.0 53.0 I 6.o
Cumulative Percent 5.0 41.0 94.0 100.0
I 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS Tabel 4.14 memperlihatkan respon nasabah yang beragam dari 100 sampel, 53 responden menyatakan bahwa teknologi sistem informasi kantor
bagus, 6 responden menyatakan sangat bagus, 5 responden menyatakan tidak bagus. Adapun perkembangan layanan perbankan merupakan salah satu kriteria telmologi pada usaha bank. Oleh karena itu BNI Syariah hams mengupdate terus perkembangan layanan perbankan disektor teknologi, jangan sampai ketinggalan dari bank lain terutama dalam ha! menunjang perkembangan program Office Channeling.
Ke tepa tan PeIayanan
I
Tabel 4.15 antor OffiICC Ch an11e r1ng HNI syana h
s . c·1putat
Frequency Valid
Sangat Tidak Bagus Tidak Bagus Cukup Bagus
Bagus
4 4 27 55
Sangat Bagus Total
IO 100
Percent 4.0 4.0 27.0 55.0 10.0 100.0
Valid Percent 4.0 4.0 27.0 55.0 10.0 100.0
Cumulative Percent 4.0 8.0 35.0 90.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.15 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dari 100 sampel yang ditentukan, sebanyak 55 responden menyatakan ketepatan pelayanan BNI Syariah Ciputat Bagus, 27 responden menyatakan cukup bagus, 1Oresponden menyatakan sangat bagus,4 responden menyatakan tidak bagus, dan 4 responden menyatakan sangat tidak bagus. Ketepatan dalam pelayanan sangatlah diperlukan oleh nasabah untuk memberikan kepercayaan nasabah pacla bank yang bersangkutan.
1\i
f/;
j/\ h<1\r~
Tabel 4.16 Pencatatan dan Pembukuan di Kantor Office Channeling BNI Syariah c mutat Frequency Valid
Cukup Bagus Bagus Sangat Bagus Total
30 62 8 100
Percent 30.0 62.0 8.0 100.0
Valid P"rcent 30.0 62.0 8.0 100.0
Cumulative Percent 30.0 92.0 100.0
Sumber : Basil Output dan SPSS Tabel 4.16 memperlihatkan respon nasabah yang sangat positif terhadap pencatatan dan pembukuan di !cantor office channeling BNI Syariah Ciputat. Dari I 00 sampel
yzng ditentukan, 62 responden
menyatakan bagus, 30 responden menyatakan cukup bagus, dan sisanya sebanyak 8 responden menyatakan sangat bagus dalam pencatatan dan pembukuannya.
Transaksi
pencatatan
dan
pembukuan
sangatlah
diperlukan oleh nasabah dan sebagai tancla bukti per transaksi karena untuk kelancaran baik pihak bank mauptm nasabah itu sendiri.
Tabel 4.17 Prosedur Pelayanan Produk-produk Syariah di Kantor Office Channeling BNISyana . hC1put a t Cumulative Valid
Sangat Tidak Bagus Tidak Bagus Cukup Bagus Bagus Sangat Bagus Total
Frequency 2 3 26 62 7 100
Percent 2.0 3.0 26.0 62.0 7.0 100.0
Valid Percent 2.0 3.0 26.0 62.0 7.0 100.0
Percent
2.0 5.0 31.0 93.0 100.0
Sumber : Basil Output dari SPSS Tabel 4.17 memperlihatkan respon nasabah yang berbecla-becla dari I 00 sampel yang ditentukan, sebanyak 62 responden menyatakan prosedur pelayanan
cukup bagus, 7 responden menyatakan sangat bagus, 3 responden menyatakan tidak bagus, dan 2 responden menyatakan sangat tidak bagus. Kebanyakan konsumen atau nasabah ingin melakukan prosedur yang tidak merumitkan, untuk itu seefektif dan seefisien mungkin bagi pihak bank dalam memberikan prosedur.
Tabel 4.18 Kecepatan Pelayanan di Kantor Office Channeling BNI Syariah Ciputat
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cu1nulative Percent
Sangat Tidak Bagus
4
4.0
4.0
4.0
TidakBagus
8
8.0
8.0
12.0
Cukup Bagus
40
40.0
40.0
52.0
Bagus
40
40.0
40.0
92.0
Sangat Bagus
8
8.0
8.0
100.0
100.0
100.0
Total
100 -· Sumber : Hast! Output dan SPSS
Tabel 4.18 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dari I 00 sampel yang ditentukan, sebanyak 40 responden menyatakan kecepatan pelayanan di kantor office channeling BNI Syariah Ciputat cukup bagus clan 40 responden lagi yang menyatakan bagus, 8 responclen menyatakan sangat bagus, 8 responclen lagi menyatakan tidaka bagus, clan 4 responden menyatak:m sangat tidak bagus. Di lihat dari hasil j awaban responden di atas menggambarkan bahvm nasabah menginginkan kecepatan pelayanan yang tepat seefisien mungkin.untuk itu pihak bank dituntut untuk lebih meningkatkan pelayanannya clari segi kecepatan clalam menanggapi nasabah.
Tabel 4.19 Kecepatan Pegawai terhadap Pengaduan Nasabah di Kantor Office Ch anne I"mg BNI Syaria h C"l(!Utat
I Cumulative Valid
Frequency 4 4 32 51 9 100
Sangat Tidak Bagus Tidak Bagus Cukup Bagus Bagus Sangat Bagus Total
Percent 4.0 4.0 32.0 51.0 9.0 100.0
Valid Percent 4.0 4.0 32.0 51.0 9.0 100.0
Percent
4.0 8.0 40.0 91.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.19 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dari 100 responden yang ditentukan, sebanyak 51 responden menyatakan bahwa kecepatan pegawai terhadap pengaduan nasabah bagus, 32 respond•en menyatakan cukup bagus, 9 responden menyatakan sangat bagus, 4 responden menyatakan tidak bagus, sisanya 4 responden menyatakan sangat tidak bagus. Salah satu penclukung terjalinnya hubungan yang baik adalah dengan adanya pelayanan clilihat dari segi kecepatan pegawai terhadap pengaduan-pengaduan nasabah, untuk itu pihak bank lebih tanggap lagi dengan segala bentuk pengaduan dari nasabah pada bank yang bersangkutan.
Tabel 4.20 I MI e avam"Nasa b ah K eramaIian P etugas d aam
Valid
Sangat Tidak Bagus Tidak Bagus Cukup Bagus Bagus Sangat Bagus Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2.0
2.0
2.0
3 17 52 26 100
3.0 17.0 52.0 26.0 100.0
3.0 17.0 52.0 26.0
5.0 22.0 74.0 100.0
Sumber : Hast! Output dan SPSS
100.0
Tabel 4.20 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dari 100 sampel yang ditentukan, sebanyak 52 responden menyatakan keramahan petugas dalam melayani nasabah bagus, 26 responden menyatakan sangat bagus, 17 responden menyatakan cukup bagus, 3 responden menyatakan tidak bagus, dan sebanyak 2 responden menyatakan keramahan petugas dianggap sangat tidak bagus. Keramahan yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah rnerupakan salah satu faktor terjalinnya lmbungan baik antara nasabah clan pihak bank, oleh karena itu kerarnahan dari sernua pihak bank yang bersangkutan dipertahankan karena 52 persen responden menjawab keramahan petugas dalarn melayani bagus Tabel 4.21 Pengetahuan dau Kecakapan Petugas dalam Memberikan Penjelasan atas P ertanvaan Nasa b a I1
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.0
2.0
2.0
Cukup Bagus
2 1 30
1.0 30.0
1.0 30.0
3.0 33.0
Bagus
54
54.0
54.0
87.0
S angat B agus
13
13.0
13.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sangat Tidak Bagus Tidak Bagus
Sumber : Hasil Output dari SPSS Tabel 4.21 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda terhadap pengetahuan dan kecakapan petugas dalarn memberikan penjelasan atas pertanyaan nasabah. Bisa dilihat dari I 00 sampel yang ditentukan, sebanyak 54 responden menyatakan bagus, 30 responden menyatakan cukup bagus, 13 responden menyatakan sangat bagus, I responden menyatakan tidak bagus, dan sisanya 2 responden lagi menyatakan sangat tidak bagus. Pengetahuan dan kecakapan petugas yang baik akan memberikan kepercayaan nasabah pada bank
tersebut, untuk itu pihak BNI lebih tanggap dalam menjawab pertanyaanpertanyaan dari nasabah. Tabel 4.22 I untu i J amman K eamanan rnpacIa nasab al
Valid
mcnJa:~a
reputas1. b an Ic
Freauenev
Percent
Valid .Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Bagus
2
2.0
2.0
I 2.0
Tidak Bagus
2
2.0
2.0
4.0
Cukup Bagus
23
23.0
23.0
27.0
Bagus
59
59.0
59.0
86.0
Sangat Bagus
14
14.0
14.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber : Basil Output dari SPSS
Tabel 4.22 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda terhadap jaminan keamanan kepada nasabah untuk menjaga reputasi bank. Bisa dilihat dari I 00 sampel yang ditentukan, sbanyak 59 responden menyatakan bagus, 23 responden menyatakan cukup bagus, 14 responden menyatakan sangat bagus, 2 responden menyatakan tidak bagus, dan 2 responden lagi yang menyatakan sangat tidak bagus. Dengan persaingan didunia perbankan yang sangat ketat, pihak bank dituntut untuk berlomba-lomba memberikan kepercayaan kepada nasabah dan meyakinkan nasabah bahwa jaminan keaamanan
yang diberikan pihak bank
untuk menjaga kerahasiaan reputasinya. Tabcl 4.23 ·1 M emben rnn Kcnvamanan K epa da N asa b a h
Valid
Tidak Bagus Cukup Bagus Bagus Sangat Bagus Total
Frequency
Percent
Valid Percent
7 26 55 12 100
7.0 26.0 55.0 12.0 100.0
7.0 26.0 55.0 12.0 100.0
Cumulative Percent 7.0 33.0 88.0 100.0
Tabel 4.23 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dilihat dari kenyamanan yang diberikan kepada nasabah. Dari 100 sampel yang ditentukan, 55 responden menyatakan bagus, 26 responden menyatakan cukup bagus, 12 responden menyatakan sangat bagus, dan sisanya menyatakan tidak bagus sebanyak 7 responden. Selain kepercayaan yang diberikan oleh pihak bank, kenyamanan juga sangat penting mengingat persaingan antar bank yang ketat, untuk itu bagi pihak BNI lebih memberikan kenyamanan nasabah. Tabcl 4.24 P K erama ian egawa1'Kepa d a N asa bh a Frequency Valid
Sangat Tidak Bagus Tidak Bagus Cukup Bagus Bagus Sangat Bagus Total
I Percent
66 16
2.0 4.0 12.0 66.0 16.0
100
100.0
2 4 12
Valid Percent 2.0 4.0 12.0 66.0 16.0 100.0
Cumulative Percent 2.0 6.0 18.0 84.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.24 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dilihat dari keramahan pegawai kepada nasabah. Dari 100 sampel yang ditentukan sebanyak 66 responden menyatakan bagus, 16 responden menyatakan sangat bagus, 12 responden menyatakan cukup bagus, 4 responden menya1akan tidak bagus, dan sisanya sebanyak 2 responden yang menyatakan sangat tidak bagus. Keramahan pegawai adalah kunci tetjalinnya hubungan yang baik antara kedua belah pihak, karena dengan keramahan yang baik, maka akan menguntungkan bagi kedu belah pihak, baik pihak bank maupun pihak nasabah.
Tabel 4.25 M en.tam . I' K omum'k as1. yang B aH 'I d engan Nasa bl a1 Valid
Tidak Bagus Cukup Bagus Bagus Sangat Bagus Total
Frequency 6 30 50 14 100
Percent
Valid Percent 6.0 30.0 50.0 14.0 100.0
6.0 30.0 50.0 14.0 100.0
Cumulative Percent 6.0 36.0 86.0 100.0
Sumber : Basil Output dari SPSS Tabel 4.25 memperlihatkan respon nasabah yang berbeda-beda dilihat dari pegawai maupun petugas yang mau rnenjalin kornunikasi yang baik dengan nasabah. Dari 100 sarnpel yang ditentukan, 50 responden menyatakan rnenjalin komunikasi yang bagus, 30 responden menyatakan cukup bagus, 14 responden menyatakan sangat bagus, 6 responden menyatakan tidak bagus dalam rnenjalin komunikasi yang baik antar pegawai dan nasabah. Di lihat dari jawaban nasabal1 yang dominan menyatakan bahawa pihak BNI Syariah menjalin kornunikasi yang bagus, karena dengan te1jalinnya kornunikasi yang baik rnaka nasabah akan merasa nyarnan dan memberikan respon yang baik pula. d. Deskriptif Statistik tentang pelaksanaan office channeling (Y2)
Tabel 4.26 Dcngan Dikeluarkannya Peraturan BI PBlNo. 8/312006 Mcngenai di Perbolehkannya Bank Konvensional yang Telah Memiliki UUS Membuka . I1 L ayanan Siyana
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Cukup Setuju
18
18.0
18.0
18.0
Sett\iu Sangat Setuju
52
52.0
52.0
70.0
30
30.0
30.0
100.0
Total
100
100.0
.
100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS Tabel 4.26 di atas menunjukkan bahwa 52% responden menyatakan bahwa
bank konvensional yang telah memiliki UUS membuka layanan syariah, sebesar 30% menyatakan sangat setuju, dan sisanya sebesar 18% menyatakan cukup setuju terhadap peraturan tersebut. Tabet 4.27 Dengan Pelaksanaan Office Cha11neli11g Semakin Memudahkan Bagi Nasabah Untuk Metakukan Transaksi Syariah Valid
Tidak Setuju Cukup Setuju Se tuju Sangat Setuju Total
Frequency 3 8 48 41 100
Percent
3.0 8.0 48.0 41.0 100.0
Valid Percent 3.0 8.0 48.0 41.0 100.0
Cumulative Percent 3.0 11.0 59.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS Tabel 4.27 di alas menunjukkan jawabau yang beragam dari 100 sampel yang clitentukan yang menyatakan setqju clengan adanya pelaksanaan office channeling semakin memudahkan bagi nasabah untuk melakukan transaksi
syariah sebesar 48%, yang menyatakan setuju sebesar 41 % menyatakan sangat setuju, yang menyatakan cukup setuju sebesar 8%, clan sebesar 2% yang menyatakan tidak setuju. Tabet 4.28 Dengan Petaksanaan Office Chan11eli11g Semakin Mudah Bagi Nasabah Untuk Mendapatkan Akses La anan Syariab Frequency Valid
Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total
8 50 42 100
Percent 8.0 50.0 42.0 100.0
Valid Percent 8.0 50.0 42.0 100.0
Cumulative Percent 8.0 58.0 100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS Tabel di atas menunjukkan bahwa sebesar 50% responden yang menyatakan setuju dengan adanya pelaksanaan office ch.mneling yaug semakin memn
menyatakan sangat setuju, dan sisanya bsebesar 8% responden yang menyatakan cukup setuj u. Tabel 4.29 Dengan Pelaksanaan Office Cha1111eling Semak.in Mu1dah Bagi Nasabah M en d apat Irnn I n £ormas1. Percent
Valid Percent
14
14.0
58 28 100
58.0
14.0 58.0 28.0
Frequency Valid
Cukup Setuju Setuju
Sangat Setuju Total
128.0 100.0
Cumulati ve Percent 14.0 72.0 100.0
100.0
Sumber : Hasil Output dari SPSS Tabel di atas menunjukkan bahwa sebesar
58% responden yang
menyatakan setuju dengan adanya pelaksanaan office channeling yang semakin memudahkan bagi nasabah untuk mendapatkan informasi, 28% responden yang menyatakan sangat setuju, dan sisanya sebesar 14% yang menyatakan cukup setuju terhadap pelaksanaan office channeling. Piahak bank lebih detail lagi dalam memberikan informasi kepada masyarakat luas tujuannya agar masyarakat lebih memahami adanya layanan syariah tersebut. Tabel 4.30 Dengan Pelaksanaan Office Cha1111eli11g Memndahkan Nasabah Menjangkau . Lokas1. vane: d'1tu1u
Valid
Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 3 11 60 26 100
Percent 3.0 11.0 60.0 26.0 100.0
Valid Percent 3.0 11.0 60.0 26.0 100.0
Cumulative Percent 3.0 14.0 74.0 100.0
Sumber : Hasil Output dan SPSS
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebesar 60% responden yang menvatakan
setuiu dengan adanva pelaksanaan office
channelin>; yang
memudahkan nasabah menjangkau lokasi yang di tuju, 26% yang menyatakan sangat setuju, 11 % yang menyatakan cukup setuju, dan sisanya sebesar 3% yang menyatakan tidak setuju terhadap pelaksanaan office channeling.
Office
channeling memang belum begitu pesat karena pengetahuan masyarakat kurang memahami adanaya layanan syariah terbesut, untuk itu pihak BNI lebih meningkatkan pelayannya dan melakukan sosialisasi adanya layanan syariah kepada masyarakat luas, bahwa pada bank konvensional yang telah memiliki UUS dapat melakukan transaksi syariah, sehingga memudahkan bagi nasabah yang ingin melakukan transaksi tersebut. a. Uji Normalitas Data Gambar4.1
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Office Channeling
LO
.o o.a
J: ~
0.6
'-' "C
~ 0.4
""
w
0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
10
Observed Cum Prob
Grafilc Normal P-P of Regression Standarized Residual terlihat bahwa sebaran grafik normalitas data tersebar di sekeliling garis !urns (tidak terpencar
jauh dari garis lurus), maka dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas bia dipenuhi.
b. U,ji Asumsi Klasik Regresi Linear Berganda 1) Uji Autokorelasi Untuk melihat ada tidaknya masalah autokorelasi digunakan uji Run. Uji Run sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat lmbungan korelasi maka dikatakan babwa residual adalah acak atau random Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). (Ghozali, 2002: 103). Ho : Residual random (acak) Ha : Residual tidak random Pengambilan keputusan: Ho diterima jika nilai signifikan > 0,05 Ho ditolak jika nilai signifikan < 0,05
Tabet 4.31 U,II .. A utokorelas1 mo deI regres1"b e1rgan d a Unstandardized Residual Test Value(a)
-.10198
Cases < Test Value
50
Cases>= Test Value
50
Total Cases
100
Number of Runs
55
z
.804
Asymp. Sig. (2-tailed)
-
--
.421
Tabel diatas dapat disimpulkan babwa nilai signifikansi sebesar 0,421, lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima,
artinya residual random,
maka tidak terdapat masalah
autokorelasi. 2) Uji Multikolinearitas Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolinearitas pada model regresi dilakukan dengan cara sebagai berikut: (a) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Facto1~ Jika model regresi memiliki angka VIF lebih besar dari pada nilai 10 maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas dan sebaliknya jika model regresi memiliki angka VIF kurang dari 10 maka pada model regresi dikatakan tidak terdapat masalah multikolinearitas. (Ghozali, 200 I) (b) Dilihat dari nilai tolerance Jika model pada regresi memiliki nilai toleran kurang dari 0, I 0 maka dikatakan terdapat masalab multikolinearitas dan jika sebaliknya model regresi memiliki nilai toleran lebih dari 0, 10 maka dapat dikatakan model regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas.
Tabel 4.32 U"I Mu ltik oI'1men ' 'tas Mo de!
1
(Constant) Dummy Dummy Status Sosial Ekonomi Respon Nasabah
Unstandardized Coefficients Std. B Error 7.994 1.584 .667 .463 -.491 .473
.050 .218
Standardiz ed Coefficien ts
Collinearity Statistics Tolera VIF nee
t
Si&_
.114 -.084
5.046 l.441 -1.037
.000 .153 .302
.974 .931
1.027 I .074
.135
.041
.368
.?14
.498
2.010
.038
.628
5.679
.000
.495
2.022
Beta
Sumber : Hasil Output dari SPSS
Tabel 4.32 diatas dapat menunjukkan bahwa semua variabel independen yang terdiri dari status sosial ekonomi dan respon nasabah mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0, 10, malrn dapat disimpulkan bahwa status sosial nilai tolerance 0,498 dan VIF 2,010, sedangkan respon nasabah nilai tolerance
0,495
dan VIF 2,022. Maka dapat clinyatakan tidak te1jacli
multikolinieritas. 3) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskeclastisitas dapat cliuji clengan melihat diagram pencar (scatter
plot). Cara mendeteksi grafik scatter plot adalah sebagai berikut:
(a) Jika data memiliki pola menyebar atau titik-titik berada diatas dan clibawah angka 0 pada sumbu Y dan ticlak membentuk suatu pola yang jelas, berarti data tersebut baik atau tidak te1jadi heterokedastisitas. (b) Jika data memiliki po la mengumpul atau membentuk suatu po la tertentu (misalnya bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
dikatakan
telah
terjadi
heterokedastisitas.(Santoso,2002)
dalan1
(Kusuma Wati, 2008)
Garnbar 4.2 Uji Heteroskedastisitas untuk model regresi berganda Scatterplot
Dependent Variable: Office Channeling
0
o
°'o
co 0
00
0
0
-3
·2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Output SPSS pada gambar Scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja. Penyebaran titik tidak berbentuk pola, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
lini1~r
berganda bebas dari
asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.
3). Pengujian Hipotesis Pcnelitian Setelah pengujian asumsi klasik langkah selanjutnya adalah melaukan pengujian signifikansi model dan kesimpulan model regresi. Secara statistik,
a. Uji-t Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel
independent
berpengaruh signifikan secara parsial (individu) terhadap variabel dependen, yang didapat dari label koefisien regresi statistik. Jika nilai signifikan atau probabilitas lebih besar atau sama dengan 0,05 atau t lebih kecil dari t
tabel
hitung
maka tidak terjadi pengaruh secara signifikan antara
variabel independent terhadap variabel dependen. Begitupun jika nilai signifikan atau probabilitas lebih kecil dari 0,05, atau t dari t
table
hitung
lebih besar
maka terjadi pengaruh secara signifikan antar variabel
independent terhadap variabel dependen. Berikut adalah table dari t test untuk uji signifikan parameter individual. Tabel 4.33 Hasil t hitung Coefificieut(a) Unstandardized
Coefficients
Model
1 (Constant) Pendidikan (Dummy1) Pendapatan (Dummy2) Sosial Status Ekonomi Respon Nasabah
Standardize d Coefficients
+
B 7.994
Std. Error 1.584
Beta
.667
.463
.114
-.491
.473
-.084
.050
.135
.041
.368
.218
.038
.628
5.679
Collinearitv Statistics Tolerance
VIF
.153
.974
1.027
.302
.931
1.074
.714
.498
2.010
.000
.495
2.022
5.046
.000
1.441
-1.037
a. Dependent Variabel: Pelaksanaan Office Channeling
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diturunkan hasil persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 7,994+0,667D1 -0,491D2 +0,050X1 +0,218X2
Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda tersebut jika variabel status sosial ekonomi X1 dan respon nasabah X2 konstan maka nilai pelaksanaan office channeling didapat angka 7,994 Nilai B Constant 7 ,994 menyatakan bahwa jika. variabel status sosial ekonomi (X 1) dan variabel respon nasabah (X2) diabaikan, maka B"~"'" ~-r f'..l
pelaksanaan office channeling= 7,99~ ~"
j'
,k1N\,~1'
et1:~ & 1frtd(Lw / ~ ~~ "-'
Jika variabel X1 (status sosial ekonomi) be1iambah sebesar 1 satuan maka pelaksanaan office channeling meningkat sebesar 0,050, jika variabel
X2 (respon nasabah) bertambah sebesar 1 satuan malrn pelaksanaan office channeling akan terjadi peningkatan sebesar 0,2 l 8. dan jika variabel dummy! untuk pendidikan bertarnbah sebesar I satuan maka pelaksanan office channeling meningkat sebesar 0,667, dan jika dummy2 untuk pendapatan nilainya negative sebesar I satuan maka pelaksanaan office, channeling akan terjadi penuruan sebesar -0,491. Berdasarkan tabel coefficients diatas dapat clisimpulkan sebagai berikut : a) Vm'iabel XI (Status sosial ekonomi) t
hitung
'l,68 Jebih kecil dari t tabel
1,984 dan nilai probabilitas dari variabel XI (status sosial ekonomi) 0,714 lebih besm· clari 0,05. Hal ini bermii Ha ditolak dan Ho diterima, sehingga variabel XI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y (Pelaksanaan Office Channeling). b) Untuk Variabel dummy 1 (Pendidikan) t hitun• 1,441 lebih kecil dari t
tabel
1,984 dan nilai probabilitas dari variabel dummy 1 (Pendidikan)
0,153 lebih besar dari 0,05. Hal ini bermii Ha clitolak dan Ho diteriir
sehingga variabel dummy (Pendidikan)
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel Y (Pelaksanaan Office Channeling). Ini menunjukkan bahwa pendidikan pada penelitian kali ini tidak mempengaruhi dengan adanya pelaksanaan office channeling. c) Untuk dummy 2 (Pendapatan) t hitung -1,037 lebih kecil dari t
tabel
1,984
dan nilai probabilitas dari variabel dummy 2 (Pendapatan) 0,302 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Ha ditolak dan Ho diterima, sehingga variabel (Pendapatan) tidak berpengaruh seca.ra signifikan terhadap variabel Y (Pelaksanan Office Channeling). d) Untuk variabel X2 (Respan Nasabah) t hitung 5,679 lebih besar dari t tabel 1,984 dan nilai probabilitas dari variabel X2 (Respon Nasabah) 0,000 lebih kecil dari 0,05 Hal ini bermii Ha cliterima dan Ho ditolak, sehingga variabel X2 (Respon Nasabah) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel Y (Pelaksanaan Office Channeling). b.
Uji F hitung Uji F (pengujian simultan) clilakukan untuk melihat pengaruh variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependen, Aturan keputusan clalam uji F ini adalah menerima Ho jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau sig F lebih besar dmi alpha (5%) clan menolak Ho jika F hitung lebih besm dmi F tabel atau nilai sig F lebih kecil dari alpha (Santosa clan Ashari, 2005:143)
Tabcl 4.34 An ova Sum of Squares Df
Model 1
Regression Residual Total
356.187
4
479.653 835.840
95
Sig.
Mean:=T' 89.047 5.049
17.637
I .OOO(a) i
99
Sumber : Basil Output dari SPSS Basil uji Anova dengan menggunakan uji F memperlihatkan nilai F hitung sebesar 17,637, dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Dengan mencari pada tabel f dengan dfl itu diperoleh F
hitung
=
4 dan df2
=
95, diperoleh nilai f tabel 2,46. Selain
17,637 > F tabel 2,46, maka dapat disimpulkan Ho ditolak
dan Ha diterima. Dengan kondisi dimana nilai f hitung lebih besar dari f tabel dan nilai signifikan yang lebih kecil dari alpha (0,05), maka kesimpulan yang clapat diambil adalah menolak Ho yang berarti koefisien korelasi signifikan secara statistik. c. Uji Koefisien Determinasi (R2 ) Pengujian koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien detenninasi adalah di antara no\ clan satu. Nilai R2 yang kecil menandakan bahwa kemampuan variabel-variabel independen clalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Koefisien cleterminasi dan Adjusted R 2 dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 4.35 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model 1
R .653(a)
R Square
1.426
AdjustHd Square
.402
R
Std. Error of the Estimate
2.247
Sumber : Output SPSS Pada Tabel 4.35 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,402 dapat dijelaskan oleh variabel (XI) status sosial ekonomi yaitu: pendidikan, pendapatan, pekerjaan, agama, politik dan (X2)
respon nasabah yaitu:
Tangible (berwujud), Reliability (keandalan), Responsiveness (kesigapan), Assurance (keyakinan), dan Empathy (empati) dengan pelaksanan office channeling (Y) menjelaskan sebesar 40,2 % dari status sosial clan respon
nasabah sedangkan sisanya 59,8% dijelaskan dengan faktor atau variabel lain yang tidak diketahui dan dijelaskan oleh variabel lain.
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulau Berdasarkan basil penelitian seperti yang telab diuraikan pada pembabasan sebelumnya, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
.· ·
.
IA,.
?·~K f~~·
1. Basil penelitian ini mendapatkan ni!G=;
'\
IOYj
0,65~rnn
hubungan yang kuat antara status sosial ekonomi (XI) : pendidikan, pendapatan, keturunan, ekonomi, agama, polotik clan Respon nasabab (X2) : Tangible (berwujud), Reliability (keandalan), Responsiveness (kesigapan), Assurance (keyakinan), dan Empathy (empati) dengan pelaksanaan office channeling (Y). Nilai Koefisien Determinasi (R
Squre) sebesar 0,426 dan nilai
koefisien cleterminasi yang telah
~
disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,402. Hal ini berarti status sosial ekonomi dan respon nasabab dapat menjelaskan sebesar 42,6 % terhadap pelaksanaan office channeling, sedangkan sisanya 57,4 % clijelaskan dengan faktor atau variabel lain yang tidak diketabui clan tidak termasuk dalan1 analisis model regresi penelitian yang penulis lakukan. 2. Berdasarkan basil uji regresi berganda ditemukan babwa variable satus social ekonomi dan respon nasabab secara simultan atau bersama-sama mempengarubi pelaksanaan Office Channeling.
"
3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda, ditemukan bahwa secara parsial atau individu, variabel status sosial ekonorni seperti pendidikan, pendapatan, keturunan, ekonomi, agama, politik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan office channeling sedangkan respon nasabah seperti, Tangible (berwujud), Reliability (keandalan), Responsiveness (kesigapan), Assurance (keyakinan), dan Empathy
(empati) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan office channeling.
B. Implikasi 1. lmplikasi Teoritis
Implikasi teoritis, penelitian ini belum memberikan kontribusi yang cukup, mengingat sedikitnaya variable yang diteliti.sehingga masih banyak yang belum digali dari masing-masing variabel tersebut secara komprehensif oleh karena terbatasnya kapasitas dan kompetensi penulis dalam melakukan penelitian ini dan dengan menggunakan metodologi yang sedemikian sederhananya mungkin tidak cukup untuk memastikan apakah hasil penelitian ini
dapat digunakan nntuk
menjelaskan hal-hal yang berkaitan erat denganadanya pelaksanaan office channeling. Tetapi selebilmya, hasil penel.itian ini secara teoritis
dapat menjelaskan fakto-faktor apa saja yang dapat memenuhi adanya pelaksanaan office channeling khususnya pad a Bank Negara Indonesia Di Kantor Cabang Pembantu.
Berdasarkan hasil uji regresi berganda dite:mukan bahwa status sosial ekonomi dan respon nasabah secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi pelaksanaan office channeling, ha! itu dapat diperoleh dari F
hitung
17,63 7 > F
tabcl
2,46, maka dapat disimpulkan Ho ditolak
dan Ha diterima. Dengan kondisi dimana nilai f hitung lebih besar dari f tabel dan nilai signifikan yang lebih kecil dari alpha (0,05), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak Ho yang berarti koefisien korelasi signifikan secara statistik. Berdasarkan basil uji t dengan taraf signifikansi 0,05, hanya variable respon nasabah secara parsial atau individu mempengaruhi pelaksanaan office channeling, ha! itu diperoleh dari T hitung 5, 679 > T tabel
1,984.
B. Saran
Saran yang clapat peneliti kemukakan pada penelitian ini sesuai dengan basil penelitian clan kekurangan yang ada clalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi pemerintah, clalam ha! ini berperan fasilitator.
Regulasi
disini
climaksuclkan
~:ebagai
regulator clan
bahwa
pemerintah
memperkuat kecluclukan yang opersionalnya berclasarkan prinsip syariah cliatur clengan hokum yang jelas, sehingga perbankan syariah memiliki ponclasi hokum yang kuat. Sementara sebagai fasilitator pcmerintah memberikan ruang gerak yang cukup luas clan memberikan
atensi bagi perbankan syariah dalam memfasilitasi hal-hal yang terkait dalam perkembangan perbank:an syariah. b. Bagi pihak bank, bagi pihak bank yang menyelenggarakan layanan office channeling ada baiknya memberikan penampilan karyawan yang
terbaik bagi nasabah yang loyalis terhadap syariat, untuk lebih meningkatkan kepuasan nasabah terhadap layanan office channeling ini. Selain itu bank juga perlu terus-menerus melakukan sosialisasi layanan office channeling kepada masyarakat luas, mengingat masih sedikitnya jumlah nasabah layanan office channeling ini.sosialisasi adanaya layanan syariah ini bisa dilakukan dengan lebih meningkatkan produk-produk syariah. c. Bagi peneliti selanjutnaya yang ingin melakukan penelitian terhadap layanan office channeling ini, ada baiknya menggunakan sample yang ada didaerah denagn jumlah yang lebih banyak agar hasilnya lebih akurat, sehingga dapat mengetahui respon nasabah dengan adanya layanan office channeling. d. Bagi pihak UIN khususnya Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen Program Studi Manajemen Perbankan agar mengadakan penelitianpenelitian,studi banding, pelatihan perbankan khususnya syariah guna mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan nasabah terhadap kinerja bank syariah khususnaya ha! ini dimak:mdkan supaya kinerja bank syariah di Indonesia lebih dapat maju di masa mendatang.
e. Bagi peneliti, karena keterbatasan waktu dan biaya peneliti hanya menggunakan sample yang sedikit, dan variable yang digunakan tidak mencangkup secara keseluruhan sehingga secara garis besar tidak melihat respon nasabah terhadap pelaksanaan office channeling khususnya BNI Syariah Cabang UIN Ciputat.
DAFT AR PUST AKA
Antonio, Muhammad Syafi'i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Cetakan ke-1, Gema Insani Press, Jakarta, 200 !. Bank Indonesia, Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, Jakarta, Bank Indonesia, 2002.
------------, Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah, Jakarta, Bank Indonesia, 1999. ------------, Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2005, Jakarta, Bank Indonesia, 2005. Bilson, Memenagkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitable, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Bungin, Burhan, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Cetakan ke-1, Kencana, Jakarta, 2005. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1988. Dharmayanti, Diyah." Analisa Sensitivitas Respon Konsumen terhadap Ekstensifikasi Mere!C', Jurnal Ekonomi, Surabaya Hamid, Abdul. "Panduan Penulisan Skripsi", Cetakan 2, FEIS UIN Press, Jakaiia, 2007. Hamid, Syafi'i , Asas-asas Sosiologi, Bandung, Fakultas Hukuk Universutas Bai1dung, 1995. Indriantoro, Supomo, Penelitian Bisnis, Cetakan ke-2, BPFE, Yogyakmia, 2002. Ismail, Skripsi," Analisis faktor-faktor Kine1]a Teknologi Jnformasi Office Channeling Da/am Usaha Bank, (studi kasus padaBNI Syariah), Jakarta, 2008. Julita, "1\!fenuju Kepuasan Pelanggan lvfelalui Penciptaan Kualitas Pelanggan", Jumal Manajemen, Sumatera Utara, 200 !. Kasmir, Etika Cusmtomer Service, Jakarta, Cetakan ke-1, PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
-------------, Pemasaran Bank, Cetakan ke-1, PT. Kencana, Jakarta, 2004. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Edisi 12 jilid ke-1, Jakmia, 2007. Lupiyai1do, Rambat. "lvfanajemen Pemasaran Jasa", PT. Salemba Empat Paiiia, Jakarta, 2001.
\iazir, Metode Penelitian, Cetakan ke-5, PT. Ghalia Indonsia, Jakaiia, 2003. Palilati,Alida," Pengaruh Nilai Pe/anggan, Kepuasan Terhadop Loyaliatas Nasabah Tabungan Perbankan di Sulawesi Se/atan'', Jurnal Ekonomi, Kediri, 2003. Rasyawal, Mangku," Measuring Custoumer Service Quality in Relation With Overall Satisfaction in Bank Umum Syariah", Jurnal Ekonomi, Universitas Indonesia Santoso, Singgih,"Statistik Parametrik",Cetakan ke-1, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005. Singgih, Muchdarsyah. "Manajemen Dana Bank", Bumi Aksara, Jakarta, 2000 Soekm1to, Suryono, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi ke-4, Cetakan ke-28, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999. Staff. "Pengaruh Kualitas Pe/ayanan terhadap Kepuasan Nasabah BRJTAMA di Bank Purbalingga, Rakyat Indonesia (PERSERO)Tbk. Cabang Purbalingga" Selasa/l/April/2008/10:57 WIB. Artikel:
Agustiano," Epistemologi Ekonomi Islam''. Halo Dunia, 05 Januari 2008.
------------," lvfenyoroti A1inimnya Sosia/isasi Perbankan Syariah", 05 Januari 2008. ------------, "Optimalisasi Office Channeling Bank Syariah", 05 Januari 2008. Analisa." Meloyal Office Channeling Bank Syariah".Harian Felita, Sumber:http:/1203.130.242.190//aiiikel/33009 .shtm. Dadang Romansyah,"Strategi Pengembangan Bank Syariah me/alui Office Channeling Dedi, Aji.M, Kritik Market Share 5% Bank syariah, Jogyakarta. Eldianson, Rio. "Lima Strategi Emas lvfenuju Market Share 5%". 22 November 2007.
"Nasabah Bank Syariah Tumbuh 5 %", dikelola oleh Pusat Data Redaksi, 2006. Subiantoro."BNJ Syariah Memperluas Office Channeling". Selasa 10 Juli 2007. Wahyu Avianto."Menyambut Kebijakan Office Channelling". 2006. http://www.bi.go.id Website Internet: http://library
Republika Online, 04-04-
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENGARUH LATAR BELAK.ANG STATUS SOSJ!AL EKONOMI DAN RESPON NASABAH TERHADAP PELAKSANAAN OFFICE CHANNELING (Studi Kasus Pada BNI Syariah KCPS UIN Ciputat) 4ssalamu 'Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Nasabah yang terhormat, Sehubungan dengan adanya penelitian untuk tugas akhir program Saijana yang berjudul " Analisis Pengaruh Latar Belakang Status Sosial Ekonomi dan Respon Nasabah terhadap Pelaksanaan Office Channeling". Saya Setiawati mahasiswa Fakultas Ekonomi dan limn Sosial (FEIS) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ingin meminta kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan secara lengkap dengan memberi tanda silang (X) atau tanda cheklist (°'1) di tempat yang telah disediakan, terima kasih alas kesediaan Anda mengisi kuesioner ini. ldentitas Nasabah •
Nama
•
Usia
•
Jenis kelamin
•
Agama
I,
Latar Belakang Status Sosial Ekonomi Nasabah
:.......... Tahun
D Pria D Islam D Budha D Hindu
I. Pendidikai1 terakhir
DWanita DKristen Protestan D Kristen Khatolik D Konghucu
Dso D SMP D SMU D Diploma (Dl/D2/D3) D Sarjana (Sl/S2/S3)
:D pegawai swasta
2. Pekerjaan
D pegawai negeri D wiraswasta 0 profesional
D lainnya (........) D < Rp. 1.000.000,00
3. Jumlah pendapatan perbulan
DRp. 1.000.001,00-Rp. 3.000.000 D Rp. 3.000.001,00-Rp. 5.000.000 D Rp. 5.000.001,00-Rp. 7000.000 D > Rp. 7000.001,00 4. Rutin mengikuti aktivitas keagamaan :
Dtidak pernah
D pernah D kadang-kadang D rutin D sangat rutin 5. Aktif mengikuti kegiatan partai politik: D tidak pernah D pernah D kadang-kadang D aktif D sangat aktif 6. Pekerjan yang saya lakukan mendorong saya untuk menjadi kreatif
D Sangat tidak setuju
D
D
D
Tidak setuju
Netral Setuju
D
Sangat setuju
[. Respon Nasabah
erilah tanda cheklist ('1) pada pilihan yang tersedia sesuai dengan pendapat anda ~et: SB = Sangat Bagus, B =Bagus, CB = Cukup Bagus, TB = Tidak Bagus, STB = Sangat 'idak Bagus Sub Variabel I.
2. Tangibles
(Berwujud)
3. 4. 5.
6. Reliability
(Kehandalan) 7.
8. J?..esponsiveness
(Ketanggapan)
9.
10. Assurance
I I.
(Keyakinan) 12. 13.
Emphaty
14.
(Empati) 15.
Resoon nasabah BNI Svariah Kebersihan ruangan kantor Office Channelilw BNI Svariah Kerapihan ruangan kantor Office Channelin<7 BNI Syariah Ruang tunggu pelayanan kantor Office Channe!ilw BNI Svariah Teknologi sistem informasi kantor Office Channeline BNI Syariah Ketepatan pelayanan di kantor Of/ice Channeling_ BNI S~ariah Pencatatan dan pembukuan di kantor Office Channeling BNI Svariah Prosedur pelayanan produ-produk syariah di kantor Office Channeling BNI Svariah Kecepatan pelayanan di kantor Office Channelin" BNJ Svariah Kecepatan pegawai terhadap pengaduan nasabah di kantor Office Channeling BNJ Svariah Kera1nahan petugas dalam 1nelayani nasabah Pengetahuan dan kecakapan petugas dalm memberikan nenjelasan atas oertanyaan nasabah Jaminan keamanan kepada nasabah untuk menjaga reoutasi bank Memberikan kenyamanan kepada nasabah Keramahan pegawai kepada nasabah Menjalin komunikasiyang baik dengan nasabah
SB
B
CB
TB
STB
II. Pelaksanaan Office Cltan11eli11g lerilah tanda cheklist (--1) pada pilihan yang tersedia sesuai dengan pendapat ancla SS = Sangat Setuju, S = Setuju, CS = Cukup Set1iju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat idak Setuju
~et:
Sub Variabel
Efektifitas
Pelaksanaan Office Channeling
SS
s
cs
TS
STS
16. Dengan adanya peraturan yang dikeluarkan Bl dalam PB! No. 8/3/2006 mengenai di perbolehkannya bank konvensional yang telah memiliki UUS membuka lavanan Ofj zce Channelinf!. 17. Dengan pelaksanaan Office Channeling semakin memudahkan bagi nasabah untuk melakukan transaksi syariah 18. Dengan pelaksanaan Office Channeling semakin mudah bagi nasabah untuk mendapatkan akses lavanan svariah 19. Dengan pelaksanaan Office Channeling semakin mudah bagi nasabah mendapatkan informasi 20. Dengan pelaksanaan Office Channeling n1emudahkan nasabah menjangkau lokasi yang di tuju
Terima kasih kepada responden yang telah melnangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya.
NO P21 P22 P23 P24 P25 Tot Dummy! Dummy2 P3 P4 PS Tot P6 P7 pg P9 PIO Pl I Pl2 I
2 3
5 5 4
5 5 2
5 5 4
4
5
5
5
5
4
4
4
6
4
4
4
5 5 3 5 4 4
I
0 0 I
4 4
4 3 2
4 4 3
12 11
4 4 3
4 4
5 5 2 5
25
I
I
4
4
4
12
4
4
4
20
I
0
4
4
4
12
4
4
3
25 25 15
19
1
0
0
0
3
3
4
4
8
II
4
3
3
Pl3 Pl4 PD Pio PU 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
4 4
3
4 4 3
3
4 4 2
2
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4 3 3
4 4
t'l~ t'l~
5 4
5 3 3 4
t'LU lot
3
62 56 42
4
60
4 4
2
4
2
3
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
60
4
3
4
4
52
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
5
4
4
4
5
58 51 52
7
5
4
5
4
5
23
0
0
3
4
5
12
4
3
4
4
8
4
4
4
4
4
20
I
I
3
4
3
10
4
3
2
4
3
4
4
4
4
3
3
4
2
4
9
4
4
4
4
4
20
I
I
4
4
5
13
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
5
5
3 5
10
4
5
4
4
4
21
0
0
3
3
3
9
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
3
II
5
5
5
5
4
24
I
0
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
59
12
4
4
4
4
4
20
0
0
4
5
3
12
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
5 4
5 4
5
5
5
5
75
4
3
4
3
58
4
4
3
5
5
4
5
5
5
5
4
5
69
3
5 4
5
4
4
4
5
25
0
I
5
5
5
15
5
5
5
5
5
14
5
5
4
23
0
0
4
4
3
II
5
5
3
4
15
4
5
5
5
5
24
I
0
5
5
15
5
4
3
4
4
4
5
5
4
4
5 4
5
4
4
5 4
5 5
16
4
60
5
5 4
13
4
66
4
4
20
I
I
4
4
5 4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
57
18
0
0
4
4
3
12 11
3
3
3
2
4
4
3
3
2
4
4
4
4
4
4
3
51
23
0
I
5
5
13
3
4
4
4
5
4
4
4
3
3
3
3
3
4
5
56
4
12
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
56
4 .. 3 4 4
4
3
3
5
3
3
4
4 4
3
53
4
4
4
4
4
4
4
4
4
58
17
3
4
A
3
4
18
4
5
5
4
5
19
4
4
4
4
4
20
0
I
4
3 4
20
3
4
4
4
4
19
1
0
4
3
3
IO
4
3
3
4
21
4
4
4
4
4
20
I
I
4
4
4
12
4
4
3
3
22
5
5
5
4
4
23
I
1
4
4
4
12 4 4 3 4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
58
9
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
43
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
57
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
3
52
4
4
4
4
4
4
58
5
4
4
3
5
4
58
3
3
2
2
2
34
2
2
3
41
3
4
3
53
23
3
3
3
3
3
15
0
0
3
3
3
24
4
4
4
4
4
20
I
I
4
4
3
II
4
4
3 4
25
4
4
4
4
4
20
0
0
4
4
3
II
4
4
2
3
4
4
3
4
4
4
-3
4
4
4
3
I
I
3
3 4
3
26
4
4
4
4
4
20
0
I
4
4
4
12
4
4
3
4
27 28
5
5
5
5
25
0
0
4
4
4
12
4
4
3
3
3
4
4
5 4
3
18
I
0
I
3
2
6
3
3
I
3
I
3
3 4
3 4
3
3 4
3 4
15 20
I
0
2
3
3
8
3
I
3
2
3
3
3
0
0
4
4
3
11
4
4 3
3
3
4
4
3
3
29 30
4
4
3 4
3 4
31 32 33 34
3 4 5 5
4 4 5 5
4 5 5
4 4 4 5 4 4
4 4 5 4
19 21 24 24
0 0 0 1 1 1
0 1
5
25
0
0
3 4
3 4
15
1
l
24
1
1
4
37 38
5
5
5
5
5
5 5
39
3
3
3
3
40 41
5 3
5
5
5
4
4
3
4
18
42
5
5
4
4
4
22
0 0
43
4
4
4
4
4
20
44 45
3 3
3 2
17 14
5
49 50
4 4 4 4
4 3 4
4
46
3 3 5
4 5 4
4 4 4
4 4 4
5
5
5
5
51
4
5
4
4
5 4
52
4
3
4
4
4
53 54
4
5 5
4
5
4
5 4
5
55
5
4
4
4
5 4
56 57
4 5
5
5 5
5
58
3
59
5 4 4
60 61
4 4 4 4
4 4 3 5
12
20 23
4 4
5
4
4 4
36
3 4 4 4 4
22
3
l
4
3
I
I
I
I
I
j
I
L.
-'"'
5 4
5 4
4 4 4
4 5 4
65 61 53
4
4
4
5
4 4 5 4
4 4
4
4 4 5
4 4
3' 4
4 4 4
4
4 4 1 4
4 4
2 4
4 4 3
4
5
4
3
4
4
..3
4
3
3
3
3
4
3
3 4
3 5 4
64 54
4 5
11
4
4
3
4
4
3
4
4
54
5
5
3 4
4
13
3 4
4 4
4
3 4
4 4
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
68
4
4
4
12
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
52
3
4
4
4
4
3
5
4
4
3
4
4
5
4
4 4
54
4
3 4
5
3
3 4
4
4
2 4
3
8
4 4
2
3
4 1
10
0
3 4
59
0
3
4
4
11
4
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
49
0
0
2
2
1
5
4
4
3
3
2
3
2
2
3
2
2
3
3
3
2
41
0
0
4 3
3 1
9 7
3 2
2 2
3
3
4
4
4
4
48
3
3
3
3
2
3
2
38
0 0 I
3 3 4
2 2
3 3 '-'
3
0
2 3
4
0 1
3 4 5
3 4 3
3 4
4
4
4
4
54
4
4 4
4
3 2
4
3
3
3
3
4
4
4 4
4 3
52 53
4
3
4
4
4
4
4
4
52
4 4 4
4
4
4
4
4
3
4 4
4 4
4 4
55
5
5
5
3
4
4
59
1
21
I 0
21 19
4 5 4
4 4
20 20 25
4
4
l
5
4
5 5
23
5
2 5 4 3
4 13 12 9 13
4
35
4 5 4 4
1 1 2 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5
1 1
5 5 4
47 48
0 0 I
4 2
2 2
3 2
2 3
7
3 4
4
1 3
7 9
2 3
2 3
4 2
3
3 3 4
3 3 4
3 4
3
1
3
4
3
10
3
3
3
0 l
0 0
4 4
3 2
1 3
8 9
3 3 4
4 3 4
3 3 4
4
0
0
4
2
I
7
23 23
0
0
2
I
6
0
0
3 5
2
2 1
9
4 5 4 4 4 4 4 4
9
4
4
3
2 2
10
5
5
4
8
4
4
4
3 3 1 2
10 9
4
4
5
4
4 3
7
5
10
5
5 4
21
0
0
4
4
24 25
1
l
4
4
5
5 5
1
1
3
3
3 3
3 2
0 0
0 l
4 3
3 3
3 5
4
17 18 18
5
23
0 0
1 0
3 5
3 3
4 4
5 4
3 4
4
4
3
3 4 4 3
58
,'
4
4
3
3
4
3
4
4
5
5
4
62
4
4
4
4
5 4
5
5
5
5
Is
4
65
3
4
3
3
3
3
4
3
5 3
3
4
4
51
4 4
4
5
5
4
5
5
71
3
3
4
5 4
5
3
5 4
5
3
4 3
4 3
4 4
3 3
3 4
3 5
3
4
3
3
5 4
4
5
4
4
5
3
4
4
3 4
4
4
4
4
5 4
3
3 4
4 5
4 4
5 4·
5
4
5
4
4
55
4
3 4
56 58
4
4
4
5
60 66
4
62 63 64 65 66 67 68
3 5 5 4 5 4 4
71
5 4 4
72
4
69 70
73 74
5 4
75
5
76 77 78 79 80 81
3 5 5 2 5
4 5 5 4 5
4
4
4
4
2 5
4 4
4
20
3
19
5
4 5 5
5
4 4
5 4
4 4
4
4
4 4
5
4
4
4
4
5 4 5
5 4 5
4 4
5
5
5
4 3
4 4
5 4
4 4
3 5
18 25 25 15 25
4 5
5 4
84
5
5
5 3
4
4
86 87
4 4
88
4
3
23 15
4
4
4
4 4
4
4
20 20
4
4
4
4
20
5
89 90 91
5 3 3
5 4 3
5 4 3
5 4 3
3 3
92
4
4
4
4
4
j
4
4 4 3
4 3 3 4
4
4 4 3
4
4 4 2
4
4
4 3 4
4
3 3
4
3 3 4
4 3
4
4
4
4
12
4
4
4
4
3 4
3
3
4
10
3
4
3
4
3
8
4 4
4 4 5
4
3 4
1 4
5 4
5 4
3 2
10
5
5 4
5
3
13
5
2
3
9
4
12 13
4
4
2
0
4
j
3
1
4
j
4
21
18 23
'+
12
1
1
j
5
0
23 24 20
j
3
20
4
3
11
3
4
3 4
4
0
3
3
4
8
j
4
1 1 0 1
4
12
11
4
12
1 1 1
4
4
"
12
)
5 4
25
5
4 4
5
5
12
3
0
5 4
3 2 4
4 4 3 4
1
1
4
4
1 1
82 83 85
0
3
4 3 4
4 3
4
5 5
4
0
4
4
4
0
3 4
3
23 20
4 ' 20 4 19 4 20
4
1 1 1
4
0
3 4
4
1
3 4
1
4
4
1
0 1 0 1
24 20
5 4
5
1 0
3
4
4 4
4 4
4
5
5
5
5 4 4
3
4
3 4
4
4 4 5 4 5 4
4
2
3
4
4
0
5
4
5
1
1 0
4 4
3 4
5 14 3 4 4 4 3 10 4 3 3 4 2
10
4
3
3
4
4 4
1
0
4
4
5
13
4
3
3
4
1
1
4
2
4
10
4
4 4
3 3
4
4
3
3
4
4
4
2
3
4
1 0 1
1 0 1 1
1
0 0 0
3
3
5
4
3
3
4
3
4
9
3
3
11
3
3
10 11
4 4
4 4
2
4
3
1
4
5
3 2
4 4
4
3 3
4
5 3
12 11
4
4 1
3
4
5
9
3
3
1
3
1
2 4
5 2 1 5
9 10
3 4
4 3
1 3
3 3
2 4
25 18
1 1
1 0
15
0
20
1
1 0
4
4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4
4 4 3
3 2 4
4 3 4
4 3
4 3
..
..
j
j
~
J
J
4
4
5 4 3
5
4 4 3
62 56 42 60
4 4 2
4 4
3 2
5
4
5 4
4 4
4 4 4
4 4 3
4
4 4 4
4
5
58
3 3 4 4
60 52
4
4
5
4
4
3 4
4
4
3
3
4
2
4
3
51
4
5
5
4
4
5
5
4
3
3
5 4
4
4
3
3
5 4
3
66 52
3 4 5
4
4
4
4
59
4 5
4 5 4
3 5 3
60 75
4
5 5 4
58
5 4
5 4
4
5
69
4
4
4 3
4
4
3
57 51
3
4
5
56
4
4
4
4
4 5
4
4
4
5 4
5
5 4
5 3
5 3
5 4
5 3
4
4
4 4 4
3
3
3
2
4
4
4
3
3
3
4
3
3
4
3
3
5
4 3
4
4
3
4 4
4 4
4 3
56 53
4
4
4
4
4
4
4
4
4
58
4
3
4 3
4
4
4
4
4
58
3
3
3
3
3
43
3
2
4 2
4 4
3
3
4
4
4
4
4
3
57
4
4
3 4
4
3
3
52
3 4
4
4
3 4
4
3 4
4
4
58
4
4
5
4
3
5
4
3
1
1
3
,
4
0
3
2
2
2
58 34
3 3
3 3
3 4
3 4
3 4
3 4
2 3
2 4
3 3
41 53
93 94 95 96
97 98 99 100
3 4 5 5 5 4 4 5
4 4 5 5 5 4
4 5 5 5 5 4
5 5
5
5
4 4 4 5 4 4 5 5
4 4 5 4 4 4
19 21 24 24 23
4 5
I 5 4 3
20
1 1
0 1 0 0 1 1
4 4
2 4 3 4 4 1 4 3 4 4 3 2
23 25
0 0
I 0
3 4
1 1 1 I
4 2 3 5 5 5 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4
5 4
7 4 12 5 9 4 10 5 12 5 9 4 12 4
4
12
4
4
5
3
3 4
3 5
I
4
3
1
I
I
l
l
J
l
5 4 3 4
4 4 3 4
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 5 5
4 4 5 4
4 4 3 4
4 4 4
4 5 4
4
3
4 4 I 4 4
3
3
3
4
3 4
4
4
3
3 4
4 4
4
5
5
5
5
3 4
4
5
5
"
,,_ 65 61 53
5 4
4 4 3 5 4
54
4
4
4
54
4
4
4
68
64
Lampiran 3 1-lasil Try Out Validitas clan Reliabilitas
c asc p rocess1ne suntmarv N
Cases
%
Valid Excluded(a)
40
100.0
0
.0
Total
40
100.0
1. Status Sosial Ekonomi R er1abilitv S tahstlcs
Cronbach's Alpha Based on
N ofltems
Standardized Jten1s
Cronbach's Aloha .782
.781
Itent-Total Statistics Scale Corrected Variance if Scale Mean if Item-Total Item Ite111 Deleted Deleted Correlation P3 P4 P5
2.302 2.308 1.892
7.43 7.50 7.58
3
Squared Multiple Correlation
.582 .584 .703
Cronbach's Alpha if Itcn1 Deleted .7,16
.364 .368 .494
.743 .6!0
2. Respon Nasabah Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on Standardized Itc1ns
Cronbach's Aloha .933
Scale Mean if Itc1n
Deleted
N ofltcms
.931
Item-Total Statistics Scale Variance if Corrected ltem~Total Itc1n Deleted Correlation
15
Multiple Correlation
Cronbach 1s Alpha if Item Deleted
Squared
P6
51.60
66.554
.567
.644
.931
P7
51.80
68.421
.428
.631
.934
PS
52.38
61.984
.712
.679
.927
"""
'""
"""
no
-- --
FF
FF
0
Pl I
51.73
67.743
.579
.599
.931
Pl2
51.83
66.251
.559
.740
.931
Pl3
52.08
60.174
.818
.869
.924
Pl4
51.95
61.228
.798
.824
.925
Pl5
51.58
62.558
.704
.754
.928
P!6
51.83
65.533
.591
.696
.931
Pl?
51.80
63.344
.755
.745
.926
PIS
51.85
64.182
.702
.635
.928
Pl9
51.65
62.541
.754
.742
.926
P20
51.83
63.584
.726
.654
.927
3. Pelaksanaan Office Cha1111eli11g Reliability Statistics
Cronbnch's Alpha Based on
Standardized Items
Cronbach's Alnha .931
N of Items 5
.933
Itc1n-Total Statistics
Squar~
Scale l\1ean if Itcn1 Deleted
Scale Variance if Item Deleted
P21
16.93
5.917
.760
.656
P22
16.78
5.512
.871
.804
P23
16.70
5.908
.882
.799
.905
P24
16.90
5.990
.835
.735
.913
P25
17.00
5.949
.758
.614
.927
Corrected ltein~Total
Correlation
Cronbach's
Multiple i Alpha ifltem Correlation Deleted .927 '
.905
Lampiran 4 1. Uji Normalitas Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Office Channeling
0.0
0_2
0.4
0.8
0.6
1.0
Observed Cum Prob
2. U.ii Autokorelasi
Unstandardized Residual Test Value( a)
-.10198
Cases< Test Value
50
Cases >= Test Value
50
Total Cases
100
Number of Runs
55
z
.804
Asymp. Sig. (2-tailed)
.421
1. Uji Multikolinieritas
Mo de!
1
(Constant) Dummy Dummy Status Sosial
Unstandardize d Coefficients Std. B Error 7.994 1.584 .667 .463
Standard ized Coefficie nts
Collinearity Statistics ---Toler anee VIF
t
Sig,__
.114
5.046 1.441
.000 .153
.974
1.027
-
.302
.931
1.074
-·.
. --
.
Beta
-.491
.473
-.084
MO
'"
",.
1.037 "'"
- -
- -
2. Uji Heteroskesdastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: Office Channeling 0
0
«i
0
::l
0
~1 Q)
0
0
00
q, 00
"O
0
QC@
~
=
U5 -1
0
00
= 0
0
Q:io 0
%
·;;;
(/))
0
°"1n
0
0
0
Qo
0
co
"b
00 0
~
0 0
o~ oo
Q)
"O ::l
Oo 0
0 0
,!::;! 0
"%
0
0
Q)
0
0 0
Qo
0::
°'q,
Do 0
0
0
.
~ ·2
"'
0
Q)
0::
.3
.
' -3
·2
'
·1
'
0
'
1
Regression Standardized Predicted Value
2'
3'
Lampiran 5 Hasil Olah Data dengan Program SPSS for Windows REGRESSION ANALYSIS Model Summary b) Adjusted R Model l
R
R Square
I
Std. Error of the Estimate
Sauare
Durbin-Watson
.653(a) .426 .402 2.247 a Predictors: (Constant), Respon Nasabah, Dun1n1y, Du1n1ny, Status Sos1al Ekonon11
2.389
b Dependent Variable: Office Channeling
ANOVA(b)
Model l
Sun1 of Squares
!v1ean Square
df
Regression
356. 187
4
89.047
Residual
479.653
95
5.049
Total
835.840
99
F
Sig.
::7.637
.OOO(a)
a Predictors: (Constant), Rcspon Nasabah, Dumn1y, Du1nmy, Status So-sial Ekonon1i b Dependent Variable: Office Channeling
Coefficients( a)
Unstandardized Coefficients
Mo del l
Standardiz ed Cocfiicien ts
Collinearity
-
t
Sig.
(Constant) Pendidikan (Dummy!)
Pcndapatan (Dummy2) Status Sosia! Ekonomi Respon Nasabah
B 7.994
Error
Beta
l.584
Statistics
Tolera
Std.
nee
5.046
.001)
VIF
.667
.463
.114
1.441
.153
.974
1.027
-.491
.473
-.084
-1.037
.302
.93!
1.074
.050
.135
.041
.368
.714
.498
2.010
.218
.038
.628
5.679
.000
.495
2.022
~~:!BNI SYARIAH Jakarta, 03 Maret 2009 No. : JSS/01/ l? ~ Lamp :-. Kepada yth : Universitas Islam Negeri (UIN) Syariefffidaytullall Jakarta J1 Ir.Juanda No. 95 Ciputat Hal
: Surat Keterangan Riset
Assalamu' a1aikum Wr Wb.
Menunjuk Perillal pada pokok surat tersebut diatas, bersama ini kami terangkan : Nama NIM Fakultas Jurusan Semester JudulSkripsi
: Setiawati : 104081002519
:Ekonomi :Manajemen : X (Sepuluh)
: " Analisa Pengaruh Status Sosial Ekonomi clan R1~spon Nasaball terhadap Pelaksanaan Office Channeling " ( Study Kasus pada BNI Syariall Cabang Jakarta 8elatan)
Bahwa yang bersangkutan telall melakukan riset/penelitian dengan menyebarkan kuisioner untuklOO responden nasaball PT.Bank Negera Indone:>'..:t (Persro)Tbk. Kantor Cabang Syariall Jakarta Selatan selama bulan Januari 2009. Demildnalall surat keterangan ini dibuat untuk dapat diperg11nakan sebagaimana mestinya. Atas Perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr Wb.