ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT PENJUALAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI (S-1) Program Studi Akuntansi
NAMA
: SAEPUL RAMDHAN
NIM
: 03200 - 202
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT PENJUALAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
SKRIPSI Program Studi Akuntansi S-1
NAMA
: SAEPUL RAMDHAN
NIM
: 03200 - 202
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: SAEPUL RAMDHAN
NIM
: 03200 – 202
Program Studi
: Akuntansi S-1
Judul Skripsi
: “Analisis
Pengaruh
Perubahan
Tingkat
Penjualan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta” Tanggal Ujian Skripsi
:
Disahkan Oleh : Pembimbing
(Nurlis, SE, Ak, Msi) Tanggal :
Dekan,
(Drs. Hadri Mulya, Msi) Tanggal :
Ketua Jurusan Akuntansi,
(Sabarudin Muslim, SE. Msi) Tanggal :
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya tulis yang berbentuk skripsi. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam rangka mencapai gelar sarjana ekonomi jenjang pendidikan Strata satu (S1), program study akuntansi di Universitas Mercu Buana. Dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan, saran maupun materiil yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga pada akhirnya penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Pihak-pihak tersebut antara lain: 1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang telah memberikan semangat dan do’a serta bantuan materiil yang tidak terhitung nilainya sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan sampai saat ini. 2. Bapak Drs Hadri Mulya, M,si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 3. Bapak Sabarudin Muslim, SE, M,Si, selaku ketua Jurusan Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 4. Ibu Dra. Nurlis, Ak, M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah senantiasa meluangkan waktu dalam memberikan saran dan petunjuk kepada penulis.
i
5. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar, seluruh karyawan dan karyawati Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 6. Linda Wulan Sari dan Dzikri Maulana Refka yang telah memberikan do’a, motivasi serta bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Sahabat setiaku Ilham Kurniawan dan Krisdiyanto yang telah banyak memberikan semangat dan masukan disaat penulis sedang mengalami kesulitan berserta keluarga besar Ilham Kurniawan dan Krisdiyanto. 8. Sahabat-sahabat penulis yang telah memberikan do’a dan dorongan disaat penulis mengalami kesulitan, yaitu : Abang, Adun, Alex, Bendot, Berli, Bogel, Chabo, Dwi, D’j, Endeng, Inoy, Ka Erna, Lampung, Ruspri, Veri. 9. Rekan-rekan angkatan 2000 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna mengingat atas keterbatasan dari penulis, baik dari hal pengetahuan, pengalaman, dana maupun kemampuan yang penulis miliki, dan hanya atas Karunia-NYA akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segala kekurangan, oleh karena itu penulis menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan dan sempurnanya skripsi ini, meski demikian mudah-mudahan skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, Agustus 2007
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................... iii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian...................................................1 B. Perumusan Masalah............................................................ 5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................ 5
BAB II
LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan.....................................6 2. Tujuan Laporan Keuangan...........................................7 3. Komponen Laporan Keuangan.....................................7 4. Keterbatasan Laporan Keuangan.................................15 B. Penjualan............................................................................17 1. Pengertian Penjualan....................................................17 2. Sistem Penjualan...........................................................19 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penjualan.............. 22 4. Faktor-faktor yang penentuan Harga Penjualan ..........26 C. Rentabilitas...........................................................................26
iii
1. Pengertian Rentabilitas................................................. 26 2. Jenis-jenis Rentabilitas................................................. 29 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas...........31 C. Pengaruh Perubahan Tingkat Penjualan terhadap Rentabilitas Ekonomi..........................................................36
BAB III
METODOLOGI PENILITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan............................................ 38 B. Metode Penelitian............................................................... 40 C. Hipotesis............................................................................. 40 D. Populasi dan Sampel Penelitian..........................................41 E. Variabel dan Pegukurannya................................................ 43 F. Definisi Oprasional Variabel............................................. 44 G. Metode Pegumpulan Data...................................................45 H. Metode Analisis Data......................................................... 46
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif.............................................................51 B. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov...............................53 C. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinas....56 D. Uji Hipotesis.....................................................................58 1. Uji t.............................................................................58
iv
2. Regresi Linear............................................................59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................61 B. Saran................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP SURAT PENELITIAN
v
DAPTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Tahun pendirian dari 30 Perusahaan Manufaktur..............................................39 2. Nilai Statistik Deskriptif Perubahan Tingkat Penjualan dan Rentabilitas ekonomi tahun 2004............................................................................................51 3. Nilai Statistik Deskriptif Perubahan Tingkat Penjualan dan Rentabilitas Ekonomi tahun 2005...........................................................................................52 4. Nilai Uji Normalitas Perubahan Tingkat Penjualan...........................................54 5. Nilai Uji Normalitas Rentabilitas Ekonomi.......................................................55 6. Nilai Koefisien Korelasi Perubahan Tingkat Penjualan dan Rentabilitas Ekonomi..............................................................................................................56 7. Nilai Koefisien Determinasi Perubahan Tingkat Penjualan dan Rentabilitas Ekonomi..............................................................................................................57 8. Nilai t Hitung..................................................................................................................58
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama setiap perusahaan, baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, jasa maupun dagang adalah memperoleh laba, tanpa mengabaikan tujuan perusahaan lainnya. Sehingga tolak ukur kesuksesan perusahaan, terutama diidentifikasikan oleh besar kecilnya laba yang diperoleh. Oleh kerena itu, agar dapat dikatakan sukses pihak manajemen perusahaan
harus
mampu
merencanakan,
mengorganisasikan
dan
memberdayakan segenap potensi sumber daya yang dimiliki untuk mencapai laba yang besar. Laba yang sering digunakan sebagai pengukur keberhasilan (efisiensi) perusahaan adalah laba usaha atau laba operasi, karena laba usaha merupakan keuntungan yang benar-benar didapat dari kegiatan utama perusahaan. Perusahaan manufaktur pada umumnya sifat kegiatan lebih kompleks dibanding perusahaan jasa, sehingga komponen informasi yang tertuang dalam laporan keuangan juga lebih banyak. Jenis perusahaan ini sering diasosiasi dengan pabrik karena umumnya mengolah barang dalam suatu pabrik. Perusahaan manufaktur mengolah bahan baku menjadi produk yang sifatnya sama sekali berbeda dengan bahan bakunya. Pada umumnya manfaat (utility) produk jauh lebih tinggi dari pada bahan bakunya. Misalnya perusahaan yang bergerak dibidang industri textil yang menghasilkan bahan kain dan baju dari bahan baku benang. Manfaat kain dan baju jelas lebih tinggi 1
2
dari pada manfaat benang. Bahan baku merupakan salah satu faktor produksi atau input dalam menghasilkan produk. Pemasaran adalah salah satu fungsi dari penjualan, penjualan memegang peranan penting dalam perusahaan, dimana barang atau jasa dapat terjual dan memberikan penghasilan bagi perusahaan. Perusahaan melakukan penjualan untuk memperoleh laba yang maksimal dan laba untuk mengukur keberhasilan perusahaan dan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan selalu menginginkan agar penjualan produk meningkat, kenaikan tingkat penjualan berarti memperbesar pendapatan dari penjualan dengan jalan: 1. Memperbesar volume penjualan unit pada tingkat harga penjualan tertentu. 2. Menaikan harga pernjualan perunit produk pada luas penjualan dalam unit tertentu. Meningkatkan volume penjualan hasil usaha merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, menjadikan penjualan merupakan tulang punggung kegiatan perusahaan dan sebagai sumber pendapatan untuk menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Dalam upaya meningkatkan penjualan perusahaan, dapat pula dilakukan peningkatan pemasaran, peningkatan kualitas produk, penetapan harga jual yang tepat juga pelayanan yang baik pada konsumen. Setiap perusahaan perlu melakukan efisiensi usaha, dimana dapat diketahui dengan menghitung rentabilitasnya. Rentabilitas adalah kemampuan suatu prusahaan untuk menghasilkan laba dengan cara yang efisien dan efektit dalam periode tertentu. Rentabilitas
3
merupakan kriteria penilaian secara luas dan dianggap paling ideal untuk dipakai sebagai alat pengukur tentang hasil pelaksanaan operasi perusahaan. Rentabilitas menggambarkan hubungan antara tingkat laba dan jumlah modal yang ditanamkan, maka sangat membantu bagi para analis untuk membuat proyeksi laba pada berbagai tingkat (perubahan) jumlah modal yang ditanamkan pada jenis usaha yang bersangkutan. Tinggi rendahnya rentabilitas ditentukan oleh dua faktor yaitu profit margin dan tingkat perputaran aktiva usaha. Adapun cara untuk memperbesar profit margin adalah dengan menambah biaya usaha ataupun dengan mengurangi pemdapatan dari penjualan sampai tingkat tertentu dengan harapan dapat mengurangi biaya usaha. Sedangkan tingkat perputara aktiva usaha adalah dengan menambah modal usaha dan mengurangi penjualan sampai tingkat tertentu dengan harapan dapat menurunkan aktiva usaha sebesar-besarnya. Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba itu dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya. Rentabilitas perusahaan dihitung berdasarkan rasio rentabilitas ekonomi, dimana cara mnghitungnya dilakukan dengan perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang diperguanakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Oleh karena pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi
4
penggunaan modal di dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital / assets). Agar diperoleh rentabilitas ekonomi yang tinggi, manajemen harus mampu mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
rentabilitas
ekonomi,
manajemen diharapkan melakukan perencanaan yang tepat tentang operasi perusahaan dalam suatu waktu, sehingga lebih mengfokuskan lingkup dan volume kegiatan yang harus diselesaikan secara lebih spesifik, jalas dan kongkrit. Tinggi rendahnya rentabilitas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan merupakan cerminan dari kualitas kerja manajemen. Oleh kerena itu kapabilitas, kelihaian (budi daya) dan motivasi dari manajemen sangat menentukan untuk mencapai rentabilitas yang tinggi sebagai manifestasi dari teori efesiensi dan efektifitas kerjanya. Jadi penjualan untuk memperoleh laba yang maksimal dan laba untuk mengukur
keberhasilan
perusahaan,
laba
tersebut
digunakan
untuk
menghitung rentabilitas setelah dibagi dengan total aktiva usaha dan dinyatakan dalam persentase. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul skripsi sebagai berikut : “ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT PENJUALAN TERHADAP RENTABILITAS
5
EKONOMI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
DI BURSA
EFEK JAKARTA”.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah perubahan tingkat penjualan berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahan manufaktur di Bursa Efek Jakarta ?” Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut : “Untuk mengetahui pengaruh perubahan tingkat penjualan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Kegunaan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis, untuk menambah ilmu pengetahuan tentang perubahan tingkat penjualan terhadap rentabilitas ekonomi dari laporan keuangan neraca dan laba rugi serta syarat menyelesaikan program studi SI Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. 2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dan pemikiran yang dapat memberikan informasi yang cukup bermanfaat untuk membuat kebijaksanaan selanjutnya sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat. 3. Bagi pembaca, untuk menambah wawasan yang berguna dan bermanfaat mengenai perubahan tingkat penjualan dan rentabilitas ekonomi.
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan 1. Definisi Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas atas suatu usaha perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan didasarkan pada prinsip akuntansi yang berusahan mencatat secara konsisten dan wajar setiap transaksi bisnis dengan menggunakan prinsip biaya historis pada waktu terjadi transaksi. Prinsipprinsip ini membuat laporan keuangan terbuka untuk beberapa interpretasi, khususnya dari segi ekonomi yaitu sebagai sarana utama bagi dunia usaha dalam mengkomunikasikan posisi keuangan serta hasil-hasil usaha mereka. Definisi Laporan keuangan menurut Ikantan Akuntan Indonesia (2004 : par 2) adalah sebagai berikut : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan kalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
7
2. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 5 ) adalah : Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. 3. Komponen Laporan Keuangan Komponen laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004 : par 7) meliput Neraca, Laporan laba-rugi, Laporan perubahan ekuitas, Laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dari komponen-komponen laporan keuangan tersebut, penulis hanya ingin membahas secara umum saja. a. Neraca Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan Neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan biasanya pada suatu akhir tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Sheet. Neraca sebuah perusahaan memberikan gambaran kesehatan keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu yang meliputi jumlah aktiva yang digunakan oleh perusahaan pada suatu waktu tertentu yang
8
meliputi jumlah aktiva yang digunakan perusahaan (yakni dana yang digunakan) dan pemenuhan kewajiban kepada pemberi pinjaman dan pemilik (yakni dana yang diperoleh). Neraca juga disebut laporan kondisi keuangan atau laporan keuangan dan ini harus selalu di seimbangkan karena total aktiva yang diinvestasikan perusahaan pada suatu waktu menurut definisi, tetap sama dengan kewajiban dan ekuitas pemilik yang mendukung aktiva tersebut. Neraca
perusahaan
disajikan
sedemikian
rupa
yang
menonjolkan barbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca, minimal mencakup pos-pos sebagai berikut (PSAK No.1, 2004 Par 49) :
PT. ABC NERACA Per 31 Desember 20-1 Dalam rupiah Aktiva Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas………………………………………………….XXX Piutang Dagang……………………………………..XXX Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih…….XXX Wesel Tagih…………………………………………………………XXX Persediaan …………………………………………………………..XXX Perlengkapan………………………………………………………..XXX Beban dibayar dimuka………………………………………………XXX Total Aktiva Lancar……………………………………………..XXX Investasi jangka panjang Investasi dalam PT. X……………………………………………….XXX Properti, Pabrik, dan Peralatan Tanah – pada harga perolehan……………………………………….XXX Bangunan – pada harga perolehan………….............XXX Dikurangi: Akumulasi penyusutan……………..XXX
9
Total Properti, Pabrik, dan Peralatan……………………………XXX Aktiva tak berwujud Goodwill………………………………………………………….....XXX Total Aktiva…………………………………………………..…XXX Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham Kewajiban Lancar Hutang Dagang …………………………………………………......XXX Hutang Bunga…………………………………………………….....XXX Hutang Pajak Penghasilan…………………………………..………XXX Hutang gaji, dan kewajiban lainnya……………………………..….XXX Total Kewajiban lancar……………………………………..…...XXX Hutang jangka panjang Surat Hutang – jatuh tempo 20 tahun Total Kewajiban……………………………………………..….XXX Ekuitas pemegang saham Modal disetor…………………………………………………….....XXX Laba ditahan……………………………………………………..….XXX Total Ekuitas pemegang saham…………………………..……..XXX Total Kewajiban dan Ekuitas pemegang saham…………..…….XXX
b. Laporan Laba rugi Berbeda dengan konsep pada neraca yang menggambarkan posisi sebuah perusahaan pada waktu tertentu, laporan laba rugi memperlihatkan arus penjualan, biaya serta pendapatan selama satu kurun waktu. Laporan laba rugi tersebut memberikan seberapa baik perusahaan beroperasi selama periode akuntansi. Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.
10
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut (PSAK No. 1, 2004 : Par 56)
PT. ABC Laporan Laba Rugi Tahun yang Berakhir 31 Desember 20-1 Dalam rupiah Pendapatan Penjualan Penjualan…………………………………………………………………XXX Dikurangi: Diskon Penjualan……………..XXX Retur Penjualan……………….XXX XXX Pendapatan penjualan bersih……………………………………………..XXX Harga pokok penjualan Persediaan barang dagang, 1 Januari 20-1……………………………….XXX Pembelian……………………………………..XXX Dikurangi: Diskon Pembelian…………….XXX Pembelian bersih…………………………………………………………XXX Biaya pengangkutan……………………………………………………...XXX Total barang dagang yang tersedia untuk dijual………………………….XXX Dikurangi: persediaan barang dagang 31 Desember 20-1………….XXX Harga pokok penjualan…………………………………………… XXX Laba kotor atas penjualan………………………………………………...XXX Beban operasi Beban penjualan Beban Gaji dan komisi penjualan…………….XXX Beban iklan…………………………………...XXX Perlengkapan pengiriman……………………..XXX Beban perangko……………………………….XXX Penyusutan peralatan penjualan………………XXX Beban telepon dan Internet…………………...XXX XXX Beban Administrasi Beban gaji pejabat…………………………….XXX Beban jasa hokum dan professional…………..XXX Beban utilitas………………………………….XXX Beban asuransi………………………………...XXX Penyusutan bangunan……………………….....XXX Penyusutan peralatan kantor…………………..XXX Beban kantor rupa-rupa……………………….XXX XXX Laba dari operasi………………………………………………………… XXX
11
Pendapatan dan Keuntungan lainnya Pendapatan dividen…………………………………XXX Pendapatan sewa……………………………………XXX Beban dan kerugian lainnya Bunga obligasi dan wesel…………………………………………………XXX Kerugian selisih kurs……………………………………………………...XXX Laba Bersih Sebelum Pajak dan Pos Luar Biasa………………………….XXX Pos Luar Biasa – hasil Penyelesaian Asuransi Gempa Bumi…………......XXX Laba Bersih Setelah Pos Luar Biasa……………………...……………….XXX Pajak Penghasilan…………………………………………………………XXX Laba bersih..………………………………………………………………XXX
c. Laporan Perubahan Ekuitas Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas kecuali untuk perubahan yang berasal dari tranksaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan (PSAK No. 1, 2004 : Par 66) :
12
PT. ABC dan Anak Perusahaan Laporan Perubahan ekuitas Untuk tahun yang Berakhir 31 Desember 20-1 (dalam ribuan rupiah) Modal Agio Selisih Selisih Saldo Jumlah Saham Saham Revaluasi Kurs Laba Saldo Per 31/12/20-0 X Perubahan kebijakan akuntansi Saldo yang disajikan kembali X Selisih Revaluasi aktiva tetap Laba rugi belum direalisasi Dalam pemilikan efek Selisih kurs Keuntungan / Kerugian Neto yang tidak diakui Pada laporan laba rugi Laba bersih periode berjalan Dividen Penempatan modal Saham X Saldo per 31/12/20-1 X Selisih revaluasi aktiva tetap Laba rugi belum direalisasi Dari pemilikan efek Selisih Kurs Keuntungan / Kerugian Neto yang tidak diakui Pada laporan laba rugi Laba bersih periode berjalan Dividen Penerbitan Modal Saham Saldo per 31/12/20-1
X X
X X X
(X) (X)
(X)
X
(X) X (X)
X X
X
(X)
X
X X (X) X X (X)
X (X)
X X
X (X) X X (X) (X)
(X)
(X)
X X
X (X) X
(X)
(X)
X
(X)
X (X) (X) X X (X) (X) X X X
d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi keuangan terkait. Laporan arus kas yang dibuat oleh suatu perusahaan mencerminkan
13
arus kas yang terjadi dalam perusahaan selama dalam satu periode akuntansi. Walaupun laporan ini didasarkan pada data yang sama pada Neraca dan perhitungan laba rugi, namun laporan ini membantu para pemakai laporan keuangan untuk menjawab langsung oleh para keuangan lainnya. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut Aktivitas operasi, Investasi, dan Pendanaan ( PSAK No. 2, 2004 : Par 09) sebagai berikut :
PT. ABC Laporan Arus Kas (Metode langsung) Tahun yang Berakhir Desember 20-2 Dalam rupiah Arus Kas dari Aktivitas Operasi Penerimaan Kas dari Pelanggan………………………XXX Pembayaran Kas kepada pemasok dan karyawan…... (XXX) Kas yang dihasilkan dari operasi............................... …XXX Pembayaran bunga ………………………………….. (XXX) Pembayaran pejak penghasilan ………………………..XXX Arus kas sebelum pos luar biasa……………………….XXX Hasil asuransi karena gempa bumi …………………….XXX Arus kas bersih dari aktivitas operasi………………………………….XXX Arus Kas dari Aktivitas Investasi Perolehan anak perusahaan X dengan kas …………...(XXX) Pembelian tanah, bangunan, dan peralatan………… (XXX) Hasil dari penjualan peralatan…………………………XXX Penerimaan bunga……………………………………..XXX Penerimaan dividen ……………………………………….XXX Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi……………(XXX) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Hasil dari Penerbitan modal saham ………………………..XXX Hasil dari pinjaman jangka panjang………………………..XXX Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan……………XXX
14
Pembayaran dividen…………………………………………XXX Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan…………..XXX Kenaikan bersih kas dan setara kas ……………………………………XXX Kas dan setara kas pada awal periode …………………………………XXX Kas dan setara kas pada akhir periode ...................................................XXX
PT. ABC Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung) Tahun Berakhir 31 desember 20-2 Dalam rupiah Arus Kas dari Aktivitas Opersional Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa…………………XXX Penyesuaian untuk : Penyusutan……………………………………………..XXX Kerugian selisis kurs …………………………………..XXX Penghasilan investasi …………………………………(XXX) Beban bunga ………………………………………….. XXX Laba operasi sebelum perubahan modal kerja ……………………XXX Kenaikan piutang dagang dan piutang lain …………...(XXX) Penurunan persediaan ………………………………….XXX Penurunan Hutang dagang …………………………….(XXX) Kas yang dihasilkan dari Operasi ……………………………..XXX Pembayaran bunga …………………………………………...(XXX) Pembayaran pajak penghasilan ………………………………(XXX) Arus kas sebelum pos luar biasa ……………………………....XXX Hasil dari penyelesaian ansuransi gempa bumi ………………..XXX Arus Kas Bersih dari aktivitas operasi …………………………...............XXX Arus Kas dari Aktivitas Investasi Perolehan anak perusahaan X dengan Kas ………………….…(XXX) Pembelian tanah, Bangunan, dan Peralatan …………………(XXX) Hasil dari penjualan peralatan ………………………………..XXX Penerimaan bunga …………………………………………….XXX Penerimaan Deviden ………………………………………….XXX Arus kas bersih yang digunakn untuk aktivitas investasi ……………….XXX Arus Kas Aktivitas Pendanaan
15
Hasil Penerbitan Modal Saham ……………………………….XXX Hasil dari pinjaman jangka panjang…………………………...XXX Pembayaran Hutang sewa guna usaha keuangan ……………...XXX Pembayaran Deviden ………………………………………….XXX Arus Kas Bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
(XXX)
Kas bersih kas dan Setara Kas ………………………………………...XXX Kas dan setara kas pada awal periode ………………………………...XXX Kas dan setara kas pada akhirl periode …………………………..…...XXX
e. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keungan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam Neraca. Laporan laba rugi, laporan arus kas dan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keungan juga mencakup
informasi
yang
diharuskan
dan
dianjurkan
untuk
diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-penungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
4. Keterbatasan Laporan Keuangan Sifat dari laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu laporan kemajuan (progress report), laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat (record fact), prinsipprinsip,
dan
kebiasaan-kebiasaan
didalam
akuntansi
(accounting
convention and postulate) serta pendapat pribadi. (personal judgment).
16
Dengan sifat yang demikian itu maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perubahan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir, karena segala sesuatunya bersifat historis. Laporan keuangan, meskipun dapat memenuhi kepentingan para pemakainya unuk memperoleh informasi keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi yang tepat akan tetapi laporan keuangan itu sendiri memiliki sifat-sifat dan keterbatasan, sehingga hal ini perlu dipahami agar tidak menimbulkan salah pengertian atau menyesatkan. Ada beberapa keterbatasan laporan keuangan antara lain : 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. Karena itu semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuiditas atau realisasi dari dalam interim report ini terdapat pendapat-pendapat pribadi (personal judgment) yang telah dilakukan oleh Akuntan atau Manajemen yang bersangkutan. 2. Laporan
keuangan
menunjukkan
angka
dalam
rupiah
yang
kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi dasar penyusunannya berbeda dan berubah-ubah. 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu,
17
dimana daya beli uang tersebut semakin menurun dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti dengan kenaikan tingkat harga-harga. 4. Laporan keuangan tidak mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan, karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, seperti reputasi dan prestasi perusahaan. Penjualan 1. Pengertian Penjualan Suatu aliran masuk kas atau aktiva lain yang timbul karena perusahaan menjual barang dagangan yang disebut secara khusus dengan penjualan (sales / sales revenue). Secara umum, penjulan dapat juga disebut dengan pendapatan dimana “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal” (Ikatan Akuntan Indonesia 2004:23.2). Dimana pengertian penjualan adalah “jumlah dari hasil penjualan barang dagangan yang dimiliki sebelum dikurangi dengan beban-beban”(Hongren et al.2003:256). sedangkan menurut suwardjono pengertian penjualan adalah “Aliran masuk kas atau aktiva lain yang
18
timbul karena perusahaan menjual barang dagangan” (Suwardjono 2001:214). Penjualan dapat diklasifikasikan atas penjualan bersih dan penjualan kotor, jumlah yang ditanggung pembeli adalah sesuai dengan harga penjualan yang disebut dengan penjualan kotor. Sedangkan yang dimaksud dengan penjualan bersih adalah “pendapatan penjualan yang dikurangi dengan potongan penjualan dan juga retur penjualan serta potongan harga penjualan” (Horngren et al 2003 : 257). Sedangkan menurut Haryono Jusuf (2001 : 332) penjualan bersih adalah Sebagai rekening retur dan potongan penjualan, maupun rekening potongan dalam laporan laba rugi dimana keduanya dikurangkan dengan penjualan kotor”. Pendapatan diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer. Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila kondisi berikut dipenuhi: a) Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. b) Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang di jual. c) Jumlah pendapatn tersebut dapat diukur dengan andal. d) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut, dan
19
e) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjuakan dapat diukur dengan andal. Meningkatkan volume penjualan hasil usaha merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, penjualan sebagai tulang punggung kegiatan perusahaan serta juga sumber pendapatan untuk menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Penjualan juga merupakan hal yang penting dari suatu aktivitas perusahaan, baik penjualan yang dilakukan dengan tunai maupun kredit. Dalam upaya meningkatkan volume penjualan suatu perusahaan, dapat pula dilakukan peningkatan kualitas produk, penetapan harga jual yang tepat juga pelayanan yang lebih baik pada konsumen.
2. Sistem Penjualan Pada umumnya sistem penjualan dibedakan pada dua sistem, yaitu sistem penjualan tunai dan sistem penjualan kredit. a) Sistem penjualan tunai Penjualan ini dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukam pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Dimana informasi yang diperlukan oleh manajemen yaitu :
20
1) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu. 2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tersebut. 3) Jumlah harga pokok yang dijual selama jangka waktu tertentu. 4) Nama dan alamat pembeli. 5) Kualitas produk yang dijual. 6) Otorisasi pejabat yang berwenang. Dalam hal ini dokumen yang digunakan yaitu faktur penjualan tunai, dimana dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen; bukti setoran bank yaitu dokumen yang dibuat sebagai bukti penyetoran kas ke bank; pita register kas yaitu dokumen yang dihasilkan oleh bagian kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas, dengan hasil bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh bagian kas; rekap pokok penjualan yaitu dokumen yang digunakan untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode, dimana dokumen ini juga merupakan dokumen pendukung bagi bukti memorial guna mencatat harga pokok produk yang dijual.
b) Sistem penjualan kredit Banyak perusahaan menggunakan system penjualan kredit dengan tujuan agar produknya dapat terjual lebih banyak lagi, penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara
21
mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dalam jangka waktu tertentu perusahaan yang mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Penjualan secara kredit akan menimbulkan adanya piutang, untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap dapat tidaknya pembeli tersebut diberi kredit. Oleh karena itu informasi yang diperlukuan oleh manajeman dalam kegiatan ini dalah sebagai berikut: 1) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok prodok selama jangka waktu tertentu 2) Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit. 3) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu. 4) Nama dan alamat pembeli 5) Nama dan pramuniaga yang melakukan penjualan 6) Otorisasi pejabat yang berwenang. Dalam penjulan kredit dokumen yang digunakan adalah : surat order pengiriman dan tembusannya, yaitu dokumen yang merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan otorisasi kepada bagian pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi yang tertera pada dokumen tersebut; faktur dan tembusannya.
22
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan Salah satu fungsi pemasaran adalah penjualan, dimana penjualan memegang peranan penting agar barang atau jasa dapat terjual dan memberikan penghasilan bagi perusahaan. Jumlah hasil produksi dari waktu tertentu biasanya mengalami pasang surut. Gelombang naik turunnya penjualan tersebut kenyatannya dapat mengundang perusahaan untuk berfikir, faktor apa yang dapat mempengaruhi perkembangan penjualan hasil produksi. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: a) Kondisi dan kemampuan penjualan Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersil atas barang dan jasa, dimana hak tersebut pada prinsipnya melibatkan dua pihak yaitu pihak penjual sebagai pihak pertama dan pihak pembeli sebagai pihak kedua. Disini, penjual harus dapat meyakinkan kepada pembeli agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan yaitu : -
Jenis dan karateristik barang yang ditawarkan
-
Harga produksi
-
Syarat penjualan seperti : Pembayaran, pengantaran, pelayanan purna jual, garansi dan lainnya Masalah-masalah tersebut biasanya menjadi pusat perhatian
pembeli sebelum melakukan pembelian. Selain itu, manajer perlu memperhatikan jumlah serta sifat-sifat tenaga penjual yang perlu
23
dipakai. Dengan tenaga penjualan yang baik maka kita dapat menghindari timbulnya kemungkinan rasa kecewa para pembeli dalam pembelian. Adapun sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh penjual yang baik antara lain adalah: kesopanan, pandai bergaul, pandai bicara, mempunyai kepribadian yang menarik, sehat jasmani, jujur, dan mengetahui cara-cara panjualan. b) Kondisi Pasar Dimana pasar merupakan kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan yang dapat pula dapat mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah : -
Jenis pasar : pasar konsumen, pasar industri, pasar penjualan, pasar pemerintah, atau pasar internasional
-
Kelompok pembeli atau segmen pembeli
-
Daya belinya
-
Frekuensi pembeliannya
-
Keinginan dan kebutuhannya
c) Modal Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjualan. Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dalu atau membawa
24
barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti alat transport tempat perdagangan baik didalam maupun diluar perusahaan, usaha promosi dan lain sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu. d) Kondisi Organisasi Perusahaan Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjual ini ditagani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu yang ahli dibidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil dimana masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fugsi-fungsi lain. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit, sistem organisasinya lebih sederhana, masalahmasalah yang dihadapi serta sarana yang dimilikinya juga tidak sekompleks perusahaan besar. Biasanya masalah penjualan ini ditangani sendiri oleh pimpinan dan tidak diberikan kepada orang lain. e) Faktor lain Faktor lain yang mempengaruhi penjualan diantaranya periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah. Namun untuk melaksanakan hal ini diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit, dimana bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini jarang dilakukan. Ada perusahaan yang berpegang pada suatu prinsip bahwa “paling penting membuat
25
barang yang baik”. Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama., namun sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus yang menarik atau dengan cara promosi lainya. Namun didalam menyusun perkiraan hasil penjual produk pengusaha yang bersangkutan tidak hanya perlu memikirkan faktorfaktor tersebut diatas, melainkan juga faktor apa yang diperkirakan dapat mempengaruhi kelancaran penjual dimasa mendatang. Ada dua kelompok hal yang dapat mempengaruhi perkembagan penjualan hasil produksinya, yaitu: 1. Faktor
Eksternal
perusahaan
yang
terdiri
dari
situasi
persaingan, perkembangan kondisi pembeli, kebijaksanan pemerintah dan perkembangan ekonomi dunia. 2. Faktor internal perusahaan yang terdiri dari kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan, kualitas barang atau jasa yang dihasilkan serta kesan para pembeli terhadap barang atau jasa, dan kebijakan harga jual yang digariskan oleh perusahaan yang kemampuannya diperlukan.
menyediakan
dana
modal
kerja
yang
26
4. Faktor-faktor Penentuan Harga Penjualan Penentuan harga merupakan salah satu keputusan yang paling penting bagi strategi perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya, harga yang ditetapkan harus dapat menutupi semua biaya bahkan lebih dari itu yaitu untuk mendapatkan laba. Salah satu prinsip bagi manajemen dalam penentuan harga adalah menitik beratkan pada kemampuan pembeli untuk harga yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutupi biaya dan menghasilkan laba. Tingkat harga dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain : a. Kondisi Perekonomian. b. Penawaran dan Permintaan. c. Elastisitas Permintaan. d. Persaingan. e. Biaya. f. Tujuan Perusahaan. g. Pengawasan Pemerintah.
C. Rentabilitas 1. Pengertian rentabilitas Pengertian rentabilitas menurut Bambang Riyanto (2002 : 32) mengemukakan bahwa : “Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan atas laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”.
27
Sedangkan
Rentabilitas
suatu
perusahaan
menurut
Indriyo
Gitosudarmo (2002 : 218) didefinisikan sebagai berikut : “Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan dari seluruh modal yang dimilikinya. Besar kecilnya kemampuan untuk menghasilkan laba ini dapat diukur dari perbandingan antara laba dengan seluruh modal yang dimilikinya”. Dan selain itu rentabilitas merupakan “Perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut, dengan kata lain Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan menggunakan aktiva secara produktif” (Suad Husnan 2000 : 561) Jadi berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya setiap perusahaan menggunakan motif laba sebagai sasaran atau tujuan dari kegiatan usahanya, karena laba pada tingkat tertentu merupakan suatu ukuran bagi sukses atau tidaknya kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan, selain itu pula laba merupakan sumber dana yang dapat digunakan dalam pemberian balas jasa kepada pemilik perusahaan dalam bentuk deviden atau untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Rentabilitas perusahaan dianggap penting karena : 1. Rentabilitas mencerminkan kemampuan menajemen perusahaan dalam mengolah perusahaan tersebut 2. Rentabilitas perusahaan yang tinggi akan memperkecil resiko tidak dapat membayar kewajiban-kewajibannya dan resiko kebangkrutan
28
3. Rentabilitas perusahaan menggambarkan sejuah mana aktivitas manajemen dalam mengolah perusahaannya. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomis hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (operating capital). Dengan demikian maka modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam efek (kecuali persahaan-perusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomis. Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung, rentabiltas ekonomis hanyalah laba yang berasal dari operasinya perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (Net Operating Income). Dengan demikian maka yang diperoleh dari usaha-usaha diluar perusahaan atau dari efek (misalnya devidend, coupon dan lain-lain) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Secara umum rumus Rentabilitas adalah sebagai berikut: L R = ----- X 100 % M Dimana : L
=
Jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu
M
=
Modal atau aktiva untuk menghasilkan laba
Rumus di atas bersifat umum karena untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan ada bermacam-macam cara dan tergantung pada laba dan aktiva yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Hal ini
29
disebabkan mungkin laba yang diperbandingkan tersebut berasal dari modal tersendiri. Dengan adanya berbacam-macam cara didalam menilai rentabilitas, mana yang akan digunakan sebagai alat pengukur efisien pengunaan modal.
2. Jenis-jenis Rentabilitas Rentabilitas dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: a. Rentabilitas Ekonomi Menurut Bambang Riyanto (2002 : 36) “Rentabilitas Ekonomi adalah sebagai berikut : Perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri atau madal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Rentabilitas Ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Modal yang diperhitungkan untuk Rentabilitas Ekomomi hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (Operating Asset). Dengan demikian modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain tidak diperhitungkan dalam menghitung
Rentabilitas Ekonomi. Laba yang
diperhitungkan untuk menghitung Rentabilitas Ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasinya perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (Net Operanting Income). Dengan demikian maka laba yang diperoleh dari usaha-usaha diluar perusahaan tidak diperhitungkan dalam menghitung
30
Rentabilitas Ekonomi. Pengertian Rentabilitas Ekonomi pada umumnya digunakan dengan istilah “Earning Power”. b. Rentabilitas modal sendiri Menurut Bambang Riyanto (2002 : 44), Rentabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan Rentabilitas Usaha adalah “Perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak”. Atau dengan kata lain dapatlah dikatakan Rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja
didalamnya
untuk
menghasilkan
keuntungan
laba
yang
diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau Income Tax. Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja dalam perusahaan. Hubungan antara rentabilitas ekonomi terhadap rentabilitas modal sendiri adalah pengaruh dari perubahan rentabilitas ekonomi terhadap rentabilitas modal sendiri pada berbagai tingkat penggunaan modal asing, dapat dikatakan bahwa makin tinggi rentabilitas ekonomi, pengguna modal asing uang lebih besar akan mengakibatkan kenaikan rentabilitas modal sendiri. Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa dalam keadaan yang dimikian suatu perusahaan yang menggunakan modal asing lebih besar akan mendapatkan kenaikan rentabilitas modal sendiri yang lebih
31
besar dari pada perusahaan lain yang mempunyai jumlah modal asing yang lebih kecil. Situasi ekonomi yang memburuk sebaliknya dimana rentabilitas ekonomi perusahaan pada umumnya menurun, perusahaan yang mempunyai modal asing yang besar akan mengalami penurunan rentabiltas modal sendiri yang lebih besar dari pada perusahaan lain yang mempunyai jumlah modal asing yang lebih sedikit. Pada saat sulit untuk menaksir biaya modal sendiri dan peningkatan resiko yang ditanggung pemodal
karena
menggunakan
tambahan
hutang,
analisis
yang
bardasarkan pada pemikiran bahwa penggunaan hutang bisa dibenarkan sejauh diharapkan bisa memberi tambahan laba operasi yang lebih besar dari bunga yang dibayar, dapat dipergunakan (Suad Husnan 2000 : 337).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas Rentabilitas yang dihasilkan suatu perusahaan pada umumnya selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun baik berupa penurunan ataupun kenaikan. Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi ditentukan 2 faktor, yaitu: a). Profit margin Profit margin, yaitu perbandingan antara laba usaha dengan penjualan bersih, perbandingan dinyatakan dalam persentase. Jadi profit margin adalah selisih antara penjualan bersih dengan biaya operasi, selisih
32
dinyatakan dengan persentase dari penjualan bersih (Bambang Riyanto 2002 : 37) , Rumus Profit Margin yaitu: Laba Usaha Profit Margin =
X 100 % Penjualan Bersih
Besar kecilnya Profit Margin pada setiap transaksi penjualan ditentukan oleh dua faktor, yaitu penjualan bersih dan laba usaha. Besar kecilnya laba usaha atau net operating income tergantung pada hasil penjualan dan besarnya biaya usaha. Dengan jumlah biaya usaha tertentu profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar penjualan, atau dengan jumlah penjualan tertentu profit margin dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil biaya usahanya. Dengan demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperbesar profit margin, yaitu: 1) Dengan menambah biaya usahan sampai tingkat tertetu diusahakan tercapainya tambahan penjualan yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain tambahan penjualan harus lebih besar dari pada tambahan biaya usaha. 2) Dengan mengurangi pendapatan dari penjualan sampai tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan biaya usaha yang sebesarbesarnya atau dengan kata lain mengurangi biaya usaha relatif besar dari pada berkurangnya pendapatan dari penjualan. Meskipun
33
jumlah penjualan secara periode tentu berkurang, tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya biaya usaha yang lebih sebanding maka akibatnya ialah bahwa profit margin akan lebih besar.
b). Tingkat Perputaran Aktiva Usaha (Turnover of Operating Assets) Tingkat perputaran aktiva usaha yaitu kecepatan berputarnya aktiva dalam suatu priode tertentu. Perputaran tersebut ditentukan dalam membagi penjualan bersih dengan totol akiva usaha. Tingkat perputaran aktiva usaha untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Penjualan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan selama suatu periode akuntansi (Bambang Riyanto 2002 : 37). Tingkat perputaran aktiva usaha (operating assets turnover) merupakan rasio antar laporan, dan ada juga yang mengelompokkannya kedalam rasio aktivitas yaitu rasio yang dimaksud untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Dalam menghitung tingkat perputaran aktiva ini selain dapat menggunakan total aktiva sebagai dasar perbandingannya juga dapat menggunakan total aktiva usaha. Menurut Munawir (2001 : 87) yang dimaksud dengan total aktiva usaha adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan rutin atau usaha pokok perusahaan. Menurut
34
Bambang Riyanto (2002 : 37), rumus tingkat perputaran aktiva usaha, yaitu:
Penjualan Bersih Tingkat Perputaran Aktiva Usaha = Total Aktiva Usaha
Dalam menganalisa ratio ini sebaiknya diperbandingkan beberapa tahun sehingga diketahui penggunaan dari aktiva usaha. Suatu angka rasio yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva. Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisien perusahaan dengan melihat kapada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan sedangkan tingkat perputaran aktiva usaha dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam melihat kepada kecepatan perputaran aktiva usaha dalam periode tertentu. Profit margin dan tingkat perputaran aktiva usaha apabila digabungkan, akan menentukan tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi, oleh karena itu makin tinggi profit margin atau tingkat perputaran aktiva usaha masing-masing atau kedua-duanya akan mengakibatkan naiknya rentabilitas ekonomi atau dapat dikatakan bahwa rentabilitas ekonomi akan meningkat apabila: 1. Profit Margin meningkat, sedangkan perputaran aktiva usaha tetap.
35
2. Tingkat perputaran akttva usaha meningkat, sedangkan profit margin tetap. 3. Profit margin meningkat dan tingkat perputaran aktiva usaha meningkat. Menurut Bambang Riyanto (2002 : 38), hubungan antara profit margin dan tingkat perputaran aktiva usaha dapat digambarkan sebagai berikut :
Profit Margin x tingkat Perputaran Aktiva Usaha = Rentabilitas Ekonomi
Laba Usaha
Penjualan Bersih x
Penjualan Bersih
Laba Usaha =
Total Aktiva Usaha
Total Aktiva Usaha
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa apabila tingkat rentabilitas ekonomi yang dicapai itu rendah, maka menunjukan kemungkinan sebagai berikut: 1. Adanya investasi yang berlebihan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya dengan tingkat perubahan penjualan yang diperoleh dari aktiva tersebut. 2. Rendahnya tingkat perubahan penjualan dibandingkan dengan ongkos yang diperlukan. Tingkat rentabilitas ekonomi yang dicapai apabila meningkat, biasanya disebabkan oleh faktor intern perusahaan, antara lain:
36
1. Sudah tepatnya kebijakan investasi dalam berbagai aktiva, baik investasi dalam aktiva tetap maupun investasi dalam aktiva lancar. 2. Efisiensi aktiva pada bagian produksi, pemasaran maupun pada bagian administrasi dan umum. Peningkatan rentabilitas ekonomi disamping disebabkan oleh faktor intern juga dapat disebabkan oleh faktor ekstern. Faktor ekstern antara lain karena keadaan perekonomian, baik buruk perekonomian akan membawa dampak terhadap jalannya operasi perusahaan (Handoko : 2001).
D. Pengaruh Perubahan Tingkat Penjualan Terhadap Rentabilitas Penjualan adalah suatu kegiatan yang mengupayakan produk yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pembeli agar dicapai manfaat, baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan dan menguntungkan kedua belah pihak. Setiap perusahaan selalu mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin karena dengan laba tersebut perusahaan dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Sedangkan rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dari seluruh modal yang dimiliki. Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting dari masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal
37
yang menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya. Tinggi rendahnya rentabilitas sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu profit margin dan tingkat perputaran aktiva usaha. Yang dimaksud profit margin yaitu perbandingan antara laba usaha dengan penjualan bersih, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan operasional yang bisa diperoleh dari setiap penjualan, sedangkan tingkat perputaran aktiva usaha yaitu kecepatan berputarnya aktiva dalam suatu periode tertentu, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak penjualan bisa diciptakan dari setiap aktiva yang dimiliki. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan mempengaruhi tinggi rendahnya rentabilitas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan B. Lokasi Penelitian Penulis
mengadakan
peninjauan
dalam
bentuk
penelitian
kepustakaan, yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder berupa kegiatan perusahaan dan data-data perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti penulis memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian ini dari Pusat Referensi Pasar Modal (BAPEPAM) yang beralamat di gedung bursa efek Jakarta lantai 2 Jl. Jenderal Sudirman Kavling 52-53 Jakarta-Selatan 12190.
2. Sejarah singkat Perusahaan Perusahaan-perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di pusat referensi Pasar Modal Bursa Efek Jakarta, sebagai berikut : PT. Aneka Komasindo Utama Tbk, PT. Aneka Tambang Tbk, PT. Apac Citra Centertek Tbk, PT. Aqua Golden Missippi Tbk, PT. Asiaplast industries Tbk, PT. Brata Mulia Tbk, PT. Daya Sakti Unggul Carporation Tbk, PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Eratex Djaja Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, PT. Goodyear Indonesia Tbk, PT. Indofarma (Persero) Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Intanwijaya Internasional Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk, PT. Lion Metal Works Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Merck Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Nipress Tbk, PT. Pan Brothers Tbk, PT. Ricky Putera
28
Globalindo Tbk, PT. Sari Husada Tbk, PT. Sepatu Bata Tbk, PT. Siantar Top Tbk, PT. Sorini Carporation Tbk, PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk, PT. Unillever Indonesia Tbk, PT. Voksel Electric Tbk. Dalam penelitian ini diambil data berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca pada tahun 2003, 2004 dan 2005 terhadap 30 perusahaan manufaktur. Berikut ini nama dan tanggal pendirian perusahaan-perusahaan yang penulis teliti. Tabel III.1 Nama dan tanggal pendirian perusahaan-perusahaan manufaktur yang penulis teliti No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Perusahaan PT. Aneka Tambang PT. Aneka Kemasindo Utama PT. Apac Citra Centertek PT. Aqua Golden Mississippi PT. Asiaplast Industries PT. Branta Mulia PT. Daya Sakti Unggul PT. Delta Djakarta PT. Duta Pertiwi PT. Eratex Djaya PT. Goodyear PT. Gudang Garam PT. Indofarma PT. Indofood Sukses Makmur PT. Intanwijaya Internasional PT. Kalbe Farma PT. Lion Metal Works PT. Mayora Indah PT. Merck PT. Multi Bintang Indonesia PT. Nipress PT. Pan Brothers PT. Ricky Putra Globalindo
Tanggal Pendirian 6 Juli 1968 13 Desember 1982 27 Februari 1995 23 Februari 1973 8 Januari 1931 11 Oktober 1973 5 April 1912 15 Juni 1984 29 Desember 1972 13 Desemeber 1987 24 Januari 1984 9 November 1958 2 Januari 1996 14 Agustus 1990 18 Februari 1977 17 November 1986 14 Desember 1982 13 Desember 1981 22 Mei 1975 24 Januari 1984 8 Juni 1981 21 Agustus 1980 18 November 1972
29
24 25 26 27 28 29 30
PT. Sari Husada PT. Sepatu Bata PT. Siantar Top PT. Soroni Corporation PT. Tembaga Mulya Semanan PT. Unilever Indonasia PT. Voksel Elektrik
8 Mei 1972 25 Maret 1974 5 Februari 1976 11 Juli 1977 3 Februari 1977 2 November 1971 22 September 1989
Sumber : Bursa Efek Jakarta
C. Metode Penelitian Metode penelitan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kausal. Tujuan dalam penelitian kausal untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel tidak bebas (dependent variable), pengujian ini memerlukan pengujian hipotesis dengan uji statistik, karena data yang dianalisis merupakan data kuantitatif.
D. Hipotesis Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya harus diuji. Hipotesis bisa saja benar dan bisa saja salah, hipotesisi ini akan diuji dengan teknik pengujian tersendiri sehingga dapat diambil suatu kesimpulan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Berdasarkan landasan teoritis yang telah dijelaskan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis tentang pengaruh. Dimana hipotesis ini menyatakan tentang apakah ada pengaruh antara tingkat perubahan penjualan terhadap rentabilitas. Dalam hipotesis yang akan penulis teliti dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
30
Hipotesis Objek (HO)
:Perubahan tingkat penjualan tidak berpengaruh terhadap Rentabilitas Ekonomi.
Hipotesis Alternatif (HA) :Perubahan tingkat penjualan berpengaruh terhadap Rentabilitas ekonomi.
E. Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi yang di maksud dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yaitu sebanyak 258 perusahaan manufaktur. Metode teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik sample pertimbangan (Judgment Sampling), yaitu pemilihan sample yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan. Untuk menentukan perusahaan-perusahaan yang akan menjadi sample dari setiap analisis rasio digunakan beberapa kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur. 2. Pada tahun 2003 - 2005 perusahaan tersebut masih terdaftar di Bursa Efek Jakarta. 3. Tahun bukunya dari 1 Januari – 31 Desember. 4. Laporan keuangan tersedia lengkap untuk tahun 2003, 2004 dan 2005. 5. Memiliki nilai untuk variabel-variabel yang menjadi objek penelitian.
31
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di pusat referensi Pasar Modal Bursa Efek Jakarta sebagai berikut : 1. PT. Aneka Tambang Tbk 2. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 3. PT. Apac Citra Centertek Tbk 4. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 5. PT. Asiaplast Industries Tbk 6. PT. Branta Mulia Tbk 7. PT. Daya Sakti Unggul Tbk 8. PT. Delta Jakarta Tbk 9. PT. Duta Pertiwi Tbk 10.PT. Eratex Djaja Tbk 11.PT. Goodyear Tbk 12.PT. Gudang Garam Tbk 13.PT. Indofarma (persero) Tbk 14.PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 15.PT. Intanwijaya Internasional Tbk 16.PT. Kalbe Farma Tbk 17.PT. Lion Mental Works Tbk 18.PT. Mayora Indah Tbk 19.PT. Merck Tbk 20.PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
32
21.PT. Nipress Tbk 22.PT. Pan Brothers Tbk 23.PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 24.PT. Sari Husada Tbk 25.PT. Sepatu Bata Tbk 26.PT. Siantar Top Tbk 27.PT. Sorini Corporation Tbk 28.PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk 29.PT. Unilever Indonesia Tbk 30.PT. Voksel Elektrik Tbk. Dalam penelitian ini diambil data berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca pada tahun 2003, 2004 dan 2005 terhadap 30 perusahaan manufaktur.
F. Variabel Dan Pengukurannya Adapun variabel yang penulis teliti adalah sebagai berikut : 1. Perubahan tingkat penjualan (X) sebagai variable bebas (independent) atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Pengukurannya dengan menggunakan skala rasio. Penjualan periode sekarang – Penjualan periode sebelumnya X 100 % Penjualan periode sebelumnya
33
2. Rentabilitas Ekonomi (Y) sebagai variabel tidak bebas (dependent) atau variabel yang dipengarui oleh variabel lain. Rentabilitas diukur dengan membandingkan antara laba usaha dengan total aktiva usaha yang dirumuskan sebagai berikut : Laba Usaha Rentabilitas Ekonomi =
X 100 % Total Aktiva Usaha
G. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variable merupakan penjelasan dari pengertian teoritis variabel sehingga dapat diamati dan diukur. Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang digunakan untuk mengukur variable tersebut. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang digunakan : 1. Perubahan tingkat penjualan (X) sebagai variable bebas (independent). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Perubahan tingkat penjualan yang dimaksud adalah jumlah total penjualan bersih periode sekarang dikurangi penjualan bersih periode sebelumnya, hasilnya dibagi penjualan bersih periode sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase.
34
2. Rentabilitas Ekonomi (Y) sebagai variable tidak bebas (dependent). Variabel tidak bebas merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini rentabilitas ekonomi. Rentabilitas yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan atau memperolehan laba atas aktiva usaha yang digunakan dalam operasi perusahaan.
H. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian
kepustakaan
(library
research).
Dalam
penelitian
kepustakaan ini penulis mendapatkan data sekunder berupa data-data perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu penjualan dan rentabilitas. Data-data ini diperoleh dari pusat referensi pasar modal di Bursa Efek Jakarta, bukan langsung dari perusahaan yang diteliti. Data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini adalah data mengenai penjualan bersih, laba usaha dan total aktiva usaha perusahaan yang diperoleh dari laporan keuangan laba rugi dan laporan neraca pada tahun 2003, 2004 dan 2005 sebanyak 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
35
I. Metode Analisis Data Data analisis dengan menggunakan teknik sebagai berikut : 2. Analisis Statistik Deskriptif Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah analisa data dengan berdasarkan pada angka-angka, persentase, frekuensi, rata-rata, diagram atau grafik. Data yang berkaitan dengan penelitian ini adalah data penjualan bersih, laba usaha dan total aktiva usaha yang diperoleh dari laporan keuangan berupa laporan laba rugi dan neraca pada tahun 2003, 2004 dan 2005 dari 30 perusahaan manufaktur. Data diolah dengan bantuan SPSS untuk mencari min, max, mean, dan standar deviasi. Dilanjutkan dengan uji persyaratan analisis yaitu Uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS. . 3.
Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Digunakan untuk mengetahui apakah data yang diambil dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Dalam pengujian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yaitu satu uji yang memerlukan asumsi distribusi kontinue dan dapat dipakai untuk uji keselarasan data. Dalam uji ini dilihat dari besarnya atau jumlah sampel yang ada yaitu sampel besar yang jumlah sampelnya sebesar > 30. Uji Kolmogorov Smirnov ini menggunakan SPSS (Statistic program statification system). dimana variabel yang akan diuji adalah satu variabel- satu variabel
36
terpisah dalam setiap pengujian system SPSS tersebut dan pengujian ini akan di uji distribusi normal atau tidak. Dimana variable yang diuji adalah variabel X yaitu perubahan tingkat penjualan dan variabel Y yaitu Rentabilitas Ekonomi. Uji Hipotesis Proses pengujian pada uji Normalitas Kolmogorov Smirnov ini adalah sebagai berikut : a) Rumuskan hipotesis dalam uji Normalitas Ho: F (x) = Fo (x), dengan F (x) adalah fungsi distribusi populasi yang diwakili oleh sample, dan Fo (x) adalah fungsi distribusi suatu populasi berdistribusi normal dengan : µ mean dan σ = standar deviasi Ha: F (x) ≠ Fo (x) distribusi populasi tidak normal. Uji dilakukan dua sisi, karena adanya tanda “≠” b) Tentukan level signifikan : α = 0,05 c) Pengambilan Keputusan Ho diterima
: jika probabilitas > 0,05
Ho ditolak
: jika probabilitas < 0,05
d) Tarik kesimpulan, apakah berdistribusi normal atau tidak antara dua variabel yaitu variabel X (Perubahan Tingkat Penjualan) terhadap variabel Y (Rentabilitas Ekonomi).
37
4. Analisis Korelasi dan Analisis Determinasi a). Analisis Korelasi Untuk mengetahui apakah variabel x dengan variabel y terdapat pengaruh, pertama kali yang perlu dilakukan adalah dengan mengadakan uji hubungan. Apabila dari hasil uji tersebut menyatakan antara variabel x (independen) dan variabel y (dependen) terdapat hubungan baru dilakukan uji pengaruh. Oleh karena itu pada penelitian ini, analisa yang penulis lakukan pertama kali adalah korelasi lalu dilanjutkan dengan analisis regresi. Analisa korelasi digunakan untuk menentukan kuatnya derajat hubungan antara dua variabel atau lebih. Ukuran yang dipakai untuk menyatakan tingkat hubungan tersebut dinamakan koefisien korelasi dan biasanya dinyatakan dalam symbol “r”. b). Analisis Determinasi Analisa koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel Independen (x) terhadap variabel dependen (y). Koefisien determinan merupakan kuadrat dari koefisien korelasi dan dinyatakan dalam bentuk persen.
38
5. Uji Hipotesis a). Uji t Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan t hitung. t hitung ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel
yaitu
perubahan
tingkat
penjualan
(X)
terhadap
rentabilitas ekonomi (Y). Untuk koefisien regresi diberi symbol β. a. Tentukan tingkat signifikan α = 0,05 % setelah α diketahui tentukan: t hitung dan daerah penolakan t α /2, df =n-2 yakni t = 0,05, kemudian dibandingkan dengan t tabel. b. Pengujian keputusan Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel. Jika statistik t hitung > t tebel, maka Ho ditolak Jika statistik t hitung < t tebel, maka Ho diterima c. Tarik kesimpulan, apakah terdapat pengaruh atau tidak antara dua variabel yaitu variebl X (Perubahan Tingkat Penjualan) terhadap variabel Y (Rentabilitas Ekonomi). b). Analisis Regresi Linear Analisa regresi linear yang digunakan terutama untuk tujuan peramalan, dimana dalam model tersebut ada variabel independen (Perubahan Tingkat Penjualan) dan variabel dependen (Rentabilitas Ekonomi). Analisa ini untuk mengetahui besarnya pengaruh atau kontribusi variabel yang satu terhadap variabel lain.
39
Metode pengujian dengan menggunakan metode least square (metode kuadrat terkecil) Y=a+bX Dimana a = nilai intercept b = Koefisien arah regresi Y = Variabel dependen (Rentabilitas Ekonomi) X = Variabel independen (Perubahan Tingkat Penjualan).
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Statistik Deskriptif Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian yang telah di lakukan terhadap 30 perusahaan menufaktur, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan tingkat penjualan sebagai variabel independen (x) dan Rentabilitas ekonomi sebagai variabel dependen (y). Deskripsi data bertujuan untuk memperoleh gambaran umum mengenai variabel-variabel yang diukur pada sample. Dalam analisis deskripsi ini yang penulis lakukan yaitu min, max, mean, dan std Deviasi. Tabel IV.1 Descriptive Statistics Tahun 2004
Penjualan Rentabilitas
N 30 30
Minimum .26 -.75
Maximum 187.23 57.98
Mean 27.0927 13.7800
Std. Deviation 34.75241 12.52071
Data diolah dengan program SPSS 12 Dari table tersebut terdapat hasil dari semua variabel yaitu perubahan tingkat penjualan sebagai variabel bebas dan rentabilitas ekonomi sebagai variabel terikat, dari 30 perusahaan manufaktur tahun 2004. -
Perubahan tingkat penjualan terendah (min) adalah 0,26 dan perubahan tingkat penjualan tertinggi (max) adalah 187,23. 51
52
-
Mean perubahan tingkat penjualan dengan jumlah sample 30 adalah 27,0927.
-
Std Deviasi perubahan tingkat penjualan adalah 34,75241.
-
Rentabilitas ekonomi terendah (min) adalah -0,75 dan rentabilitas ekonomi tertinggi (max) adalah 57,98
-
Mean rentabilitas ekonomi 13,7800
-
Standar deviasi rentabilitas ekonomi adalah 12,52071
Tabel IV.2 Descriptive Statistics Tahun 2005
Penjualan Rentabilitas
N 30 30
Minimum -9.94 -3.45
Maximum 257.97 54.90
Mean 23.2090 12.7733
Std. Deviation 46.63482 13.23974
Data diolah dengan SPSS 12
Dari table diatas terdapat hasil dari semua variabel yaitu perubahan tingkat penjualan sebagai variabel bebas dan rentabilitas ekonomi sebagai variabel terikat, dari 30 perusahaan manufaktur tahun 2005. -
Perubahan tingkat penjualan terendah (minimum) adalah –9,94 dan perubahan tingkat penjualan tertinggi (maximum) adalah 257,97.
-
Mean perubahan tingkat penjualan dengan jumlah sample 30 adalah 23,2090.
-
Std Deviasi perubahan tingkat penjualan adalah 46,63482
53
-
Rentabilitas ekonomi terendah (min) adalah –3,45 dan rentabilitas ekonomi tertinggi (max) adalah 54,90
-
Mean rentabilitas ekonomi 12,7733
-
Standar deviasi rentabilitas ekonomi adalah 13,23974
2.
Analisis Uji Normalitas data dengan Kolmogorov Smirnov Analisis Kolmogorov Smirnov adalah pengujian untuk menguji keselarasan data dan untuk mengasumsikan distribusi yang kontinue. Dimana suatu sample berdistribusi normal atau tidak. analisa ini menggunakan program SPSS 12.0 dimana program SPSS tersebut akan memberikan data dan hasil yang menunjukan data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Variabel yang akan digunkan dalam perhitungan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dalam penelitian ini adalah Perubahan tingkat penjulan (x) dan Rentabilitas ekonomi (y).
A. Uji Kolmogorov Smirnov untuk Perubahan Tingkat Penjualan. Berikut ini table dari hasil uji kolmogorov smirnov perubahan tingkat penjualan dengan program SPSS Versi 12, pada table dibawah ini.
54
Tabel IV. 3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perubahan tigkat penjualan 60
N Mean
15.7127
Std. Deviation
12.86925
Absolute
.110
Positive
.110
Negative
-.097
Kolmogorov-Smirnov Z
.853
Asymp. Sig. (2-tailed)
.460
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Berdasarkan table hasil dari pengolahan variabel independen ( perubahan tingkat penjualan ) diatas maka : a. Hipotesa : Ho : Fungsi distribusi populasi normal. Ha : Fungsi distribusi populasi tidak normal. Dengan µ = 15.7127 dan σ = 12.86925. b. Tingkat signifikan α = 0,05 c. Kriteria pengambilan keputusan Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak d. Kesimpulan Dari hasil table diatas terlihat pada kolom asymp. sig dua sisi adalah 0,460 atau probabilitas diatas 0,05 ( 0,460 > 0,05 ) maka Ho diterima atau distribusi populasi perubahan tingkat penjualan adalah normal.
55
B.
Uji Kolmogorov Smirnov untuk Rentabilitas Ekonomi. Berikut ini table output dari hasil uji kolmogorov smirnov dengan menggunakan program SPSS versi 12 untuk variabel dependen (rentabilitas ekonomi).
Tabel IV.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Rentabilitas Ekonomi 60
N Mean Std. Deviation
17.7990 16.27193
Absolute
.180
Positive
.180
Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-.160 1.392 ,042
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Berdasarkan table hasil dari pengolahan variabel independen ( perubahan tingkat penjualan ) diatas maka : a. Hipotesis Ho : Fungsi distribusi populasi normal. Ha : Fungsi distribusi populasi tidak normal. Dengan µ = 17.7990 dan σ = 16.27193 b. Tingkat signifikan α = 0,05 c. Kriteria pengambilan keputusan
56
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak d. Kesimpulan Dari hasil table diatas terlihat pada kolom asymp. sig dua sisi adalah 0,042 atau probabilitas dibawah 0,05 ( 0,042 < 0,05 ) maka Ho ditolak atau distribusi populasi rentabilitas ekonomi adalah tidak normal.
3. Analisis Koefisien Korelasi dan Analisis Koefisien Determinasi. A. Analisis Koefisien Korelasi Analisa korelasi digunakan untuk menentukan kuatnya derajat hubungan antara dua variabel atau lebih. Ukuran yang dipakai untuk menyatakan tingkat hubungan tersebut dinamakan koefisien korelasi Berikut ini table korelasi yang menunjukan ada tidaknya hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel IV.5 Correlations
Pearson Correlation
Retabilitas Ekonomi Tingkat Perubahan Penjualan
Sig. (1-tailed)
N
Retabilitas Ekonomi Tingkat Perubahan Penjualan
Retabilitas Ekonomi 1.000
Tingkat Perubahan Penjualan -.100
-.100
1.000
. .224
.224 .
Retabilitas Ekonomi
60
60
Tingkat Perubahan Penjualan
60
60
57
Dari table nilai korelasi diatas dapat dilihat besarnya hubungan antara perubahan tingkat penjualan dengan rentabilitas ekonomi yang dihitung dengan koefisien korelasi sebesar -0,100, hal ini menunjukan hubungan yang sangat rendah dan adanya tanda negatif ( -) berarti hubungan yang berlawanan arah antara perubahan tingkat penjualan dengan rentabilitas ekonomi, jika perubahan tingkat penjualan naik maka rentabilitas ekonomi turun, dan sebaliknya. Selain itu dapat dilihat pula tingkat signifikan koefisien korelasi satu sisi dari output yang diukur dengan rasio probabilitas menghasilkan angka 0,224 dan ada diatas nilai 0,05 ( 0,224 > 0,05 ) yang artinya korelasinya tidak nyata. B. Analisis Koefisien Determinasi Analisa koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel Independen (x) terhadap variabel dependen (y). Koefisien determinan merupakan kuadrat dari koefisien korelasi. Berikut ini table model summary atau table koefisien determinasi. Table IV.6 b
Model Summary Model 1
R .100
a
R Square .010
Adjusted R Square -.007
Std. Error of the Estimate 12.80716
a. Predictors: (Constant), Perubahan Tingkat Penjualan b. Dependent Variable: Retabilitas Ekonomi
58
Dari table model summary tersebut dapat diketahui angka R square adalah 0,10 ( yaitu pengkuadratan dari koefisien korelasi, atau 0.100 x 0,100 = 0,010 ). R square dapat disebut koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti 1 % rentabilitas ekonomi dapat dijelaskan oleh perubahan tingkat penjualan. Sedangkan sisanya sebesar 99 % (100 % – 1 % = 99 %) dapat dijelaskan oleh factor-faktor lain.
4.
Uji Hipotesis A. Uji t Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan t hitung. t hitung ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yaitu perubahan tingkat penjualan (X) terhadap rentabilitas ekonomi (Y). Dengan membandingkan t hitung dengan t table dan juga berdasarkan probabilitas. Berikut ini table nilai t hitung Table IV. 7 Nilai t hitung Parametric Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B Std. Error 13.939 1.947 -.031 .041 a Dependent Variable: Rentabilitas ekonomi 1
(Constant) Penjualan
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta -.100
7.159 -.763
.000 .449
Dari table nilai t hitung diatas maka didapat nilai t hitung sebesar -0,763 dan angka ini dibandingkan dengan nilai t table, yang diperoleh
59
dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 % dengan nilai α = 0,05 dan df = n-2 yaitu sebesar 1,375 dengan demikian t hitung lebih kecil dari t table ( -0,763 < 1,375 ), dapat diartikan apabila : t hitung > t table, maka Ho ditolak. t hitung < t table, maka Ho diterima. Maka dapat diartikan bahwa Ho diterima berarti tidak terdapat pengaruh antara perubahan tingkat penjualan terhadap rentabilitas ekonomi. Sedangkan hipotesis berdasarkan nilai probabilitas maka : Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. Terlihat pada kolom asymptotic significance, mempunyai tingkat signifikan 0,449 > 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Perubahan Tingkat Penjualan terhadap Rentabilitas Ekonomi.
B. Analisis Regresi Linear Analisa regresi linear yang digunakan terutama untuk tujuan peramalan, dimana dalam model tersebut ada variabel independen (Perubahan Tingkat Penjualan) dan variabel dependen (Rentabilitas Ekonomi). Analisa ini untuk mengetahui besarnya pengaruh atau kontribusi variabel yang satu terhadap variabel lain.
60
Berdasarkan table diatas maka persamaan regresinya sebagai berikut: Y = 13,939 – 0,031 X + e Dimana : Y = Variabel dependen (Rentabilitas Ekonomi) X = Variabel independen (Perubahan Tingkat Penjualan). Data ini menjelaskan besarnya nilai konstanta 13,939 menyatakan bahwa jika tidak ada Perubahan Tingkat Penjualan, maka Rentabilitas Ekonomi sebesar 13,939 %, Koefisien regresi sebesar – 0,031 menyatakan bahwa setiap pengurangan ( tanda -) Perubahan Tingkat Penjualan akan menambah Rentabilitas Ekonomi sebesar 0,031 %. Peningkatan dari penjualan kurang membawa pengaruh positif bagi rentabilitas ekonomi apabila peningkatan dari penjualan tersebut lebih besar diakibatkan oleh peningkatan aktiva usaha.
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menguji pengaruh antara perubahan tingkat penjualan terhadap rentabilitas ekonomi dari 30 perusahaan manufaktur dibursa efek Jakarta, diperoleh berupa data dari Neraca dan laporan Laba Rugi per 31 Desember tahun 2003,2004 dan 2005. 1. Penelitian dengan Uji Kolmogorov Smirniv membuktikan bahwa distribusi pada variabel independen yaitu Perubahan Tingkat Penjualan berdistribusi normal dengan nilai Asymptotic Significance sebesar 0,460 yaitu lebih besar dari 0,05 ( 0,460 > 0,05 ), dan distribusi pada variabel dependen yaitu Rentabilitas Ekonomi berdistribusi tidak normal karena nilai Asymptotik Significance sebesar 0,042 yaitu lebih kecil dari 0,05 ( 0,042 < 0,05 ). 2. Berdasarkan table korelasi hubungan Perubahan Tingkat Penjualan terhadap Rentabilitas Ekonomi sangat lemah karena hanya –0,100, tanda negatif ( - ) berarti adanya hubungan yang berlawanan arah, jika Perubahan Tingkat Penjualan naik maka Rentabilitas Ekonomi akan turun dan sebaliknya.
62
3. Uji Hipotesis dengan uji t dari table koefisien diketahui bahwa nilai t hitung sebesar –0,763 lebih kecil dari nilai t table sebesar 1,375 (-0,763 < 1,375 ), hal ini menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Perubahan Tingkat Penjualan terhadap Rentabilitas Ekonomi, dikarenakan penggunaan total aktiva usaha cukup besar dilakukan oleh perusahaan, sehingga perbandingan antara Laba Usaha dengan Total Aktiva Usaha sangat kecil. 4. Analisis Regresi Linear sederhana, persamaan regresi linear sederhana yaitu : Y = a + b X + e, Dimana Y : 13,939 – 0,031 X + e. Data ini menjelaskan besarnya nilai konstanta 13,939. jika tidak ada Perubahan Tingkat Penjualan maka Rentabilitas Ekonomi sebesar 13,939 %. Koefisien
regresi
sebesar
-0,031.
Menyatakan
bahwa
setiap
pengurangan ( tanda - ) Perubahan Tingkat Penjualan akan menambah Rentabilitas Ekonomi sebesar 0,031 % sebab persentase peningkatan penjualan lebih kecil dari pada persentase peningkatan aktiva usaha.
B. SARAN 1. Perusahaan seharusnya dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualan
yang
dicapai
sehingga
perusahaan
dapat
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. 2. Perusahaan seharusnya memperhatikan penggunaan aktiva secara efisien dalam menghasilkan peroduknya, untuk meningkatkan rentabilitas ekonomi dengan cara peningkatan penjualan harus
63
lebih besar dari pada tambahan biaya usaha atau perusahaan harus mengurangi total aktiva usaha sehingga perbadingan antara laba usaha dengan total aktiva usaha lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo Indriyo. 2002. Pengantar Bisnis, BPFE, Yogyakarta Handoko. 2001. Manajemen, Penerbit Universitas Gajah Madja, Yogyakarta Hongren, C.T.W.T. Harrison and M.A. Robinson. 2003. Akuntansi di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta Husnan Suad. 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta Jusuf Haryono.2001. Dasar-dasar Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, YKPN, Yogyakarta Mulyadi. 2002. SIstem Informasi Akuntansi, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta Nur Indriantoro dan Bambang Supomo.2001. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta Riyanto Bambang. 2002. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta Suharyadi dan Purwanto S.K. 2004. Statistik untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Salemba Empat, Jakarta. Suwardjono.2001. Akuntansi Pengantar, BPFE, Yogyakarta Syahri Alhusin. 2003. Aplikasi Statistik Praktik dengan SPSS 12 for Windows, Edisi Revisi, Graha Ilmu, Yogyakarta Winardi. 2003. Pengantar Manajemen Penjualan, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung
TOTAL AKT USAHA DARI 30 PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN 2004
NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. Aneka Tambang
2
PT. Aneka Kemasindo Utama
3
AKTIVA LANCAR 2.977.269.826.000
AKTIVA TETAP 2.692.859.049.000
20.238.489.104
14.132.460.361
PT. Apac Citra Centertek
653.543.899.318
1.768.640.837.043
4
PT. Aqua Golden Mississippi
378.367.297.316
290.365.370.478
5
PT. Asiaplast Industries
89.925.835.881
218.833.353.336
6
PT. Branta Mulia
885.766.926.000
814.269.347.000
7
PT. Daya Sakti Unggul
196.252.350.130
181.392.036.354
8
PT. Delta Djakarta
299.334.225.000
131.376.929.000
9
PT. Duta Pertiwi
103.407.826.567
17.372.129.570
10 PT. Eratex Djaya
185.862.089.000
106.081.274.000
11 PT. Goodyear
253.419.196.000
138.346.867.000
13.490.458.000.000
6.927.897.000.000
369.686.278.588
100.403.539.807
6.415.059.882.481
6.013.390.193.944
132.161.739.961
46.704.586.573
3.309.885.143.338
693.891.151.390
12 PT. Gudang Garam 13 PT. Indofarma 14 PT. Indofood Sukses Makmur 15 PT. Intanwijaya Internasional 16 PT. Kalbe Farma
GOODWIIL
172.567.500 1.509.775.000
363.022.000 2.780.000.000 178.236.728.748 58.598.781.958
17 PT. Lion Metal Works
115.833.782.879
18.224.937.633
18 PT. Mayora Indah
637.640.761.534
610.503.335.943
19 PT. Merck
134.713.849.000
48.971.677.000
20 PT. Multi Bintang Indonesia
268.211.000.000
277.696.000.000
65.440.917.661
113.899.588.013
22 PT. Pan Brothers
104.279.646.719
19.503.439.244
23 PT. Ricky Putra Globalindo
226.012.746.288
40.438.407.941
24 PT. Sari Husada
942.826.000.000
242.441.000.000
25 PT. Sepatu Bata
179.723.267.000
56.979.847.000
26 PT. Siantar Top
218.834.132.031
250.676.531.066
27 PT. Sorini Corporation
258.483.636.000
256.539.596.000
28 PT. Tembaga Mulya Semanan
563.985.748.754
125.938.715.530
1.982.769.000.000
1.348.402.000.000
179.782.000.000
248.139.751.347
119.852.840.729
602.498.370
21 PT. Nipress
29 PT. Unilever Indonasia
30 PT. Voksel Elektrik
655.411.000
TOTAL AKTIVA USAHA 2004 5.670.128.875.000 34.370.949.465 2.422.184.736.361 668.905.235.294 308.759.189.217 1.701.546.048.000 377.644.386.484 430.711.154.000 120.779.956.137 292.306.385.000 391.766.063.000 20.421.135.000.000 470.089.818.395 12.606.686.805.173 178.866.326.534 4.062.375.076.686 134.058.720.512 1.248.144.097.477 184.340.937.000 545.907.000.000 179.340.505.674 123.783.085.963 266.451.154.229 1.185.267.000.000 236.703.114.000 469.510.663.097 515.023.232.000 689.924.464.284 3.510.953.000.000 368.595.090.446
NILAI TOTAL AKTVITA USAHA DARI 30 PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN 2005
NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. Aneka Tambang
2
PT. Aneka Kemasindo Utama
3
AKTIVA LANCAR 2.087.511.802.000
AKTIVA TETAP 3.825.458.802.000
14.772.048.159
24.440.467.267
PT. Apac Citra Centertek
588.420.618.723
1.668.629.184.820
4
PT. Aqua Golden Mississippi
442.483.516.160
287.734.928.010
5
PT. Asiaplast Industries
82.715.721.561
209.356.298.288
6
PT. Branta Mulia
963.196.635.000
742.770.382.000
7
PT. Daya Sakti Unggul
187.345.093.981
176.220.536.881
8
PT. Delta Djakarta
382.805.341.000
129.736.176.000
9
PT. Duta Pertiwi
97.970.396.429
16.911.406.010
10 PT. Eratex Djaya
182.831.622.000
108.920.991.000
11 PT. Goodyear
308.156.460.000
111.855.349.000
14.709.265.000.000
7.314.532.000.000
373.756.264.379
98.434.804.224
6.471.590.183.301
6.041.762.934.980
135.673.682.049
42.584.584.976
3.654.805.881.213
859.117.129.272
12 PT. Gudang Garam 13 PT. Indofarma 14 PT. Indofood Sukses Makmur 15 PT. Intanwijaya Internasional 16 PT. Kalbe Farma 17 PT. Lion Metal Works
133.365.305.154
17.433.334.594
18 PT. Mayora Indah
675.637.239.815
732.052.599.944
19 PT. Merck
152.527.034.000
47.022.425.000
20 PT. Multi Bintang Indonesia
213.946.000.000
340.460.000.000
74.051.521.392
110.692.333.797
21 PT. Nipress
GOODWIIL
147.915.000 2.922.293.000
1.161.570.000 2.471.000.000 195.743.522.154 63.615.572.201
407.535.000 487.117.536
22 PT. Pan Brothers
325.920.369.703
61.088.840.826
23 PT. Ricky Putra Globalindo
262.176.605.429
134.818.689.610
24 PT. Sari Husada
824.503.000.000
227.992.000.000
25 PT. Sepatu Bata
213.641.770.000
88.446.093.000
26 PT. Siantar Top
230.896.581.597
240.075.458.031
27 PT. Sorini Corporation
351.493.308.000
223.519.224.000
28 PT. Tembaga Mulya Semanan
678.555.825.715
130.449.336.446
2.030.362.000.000
1.495.659.000.000
172.556.000.000
275.783.748.344
111.809.159.936
443.660.966
29 PT. Unilever Indonasia
30 PT. Voksel Elektrik
TOTAL AKTIVA USAHA 2005 5.912.970.604.000 39.212.515.426 2.257.049.803.543 730.366.359.170 292.072.019.849 1.708.889.310.000 363.565.630.862 512.541.517.000 114.881.802.439 292.914.183.000 420.011.809.000 22.026.268.000.000 472.191.068.603 12.709.096.640.435 178.258.267.025 4.577.538.582.686 150.798.639.748 1.407.689.839.759 199.956.994.000 554.406.000.000 185.230.972.725 387.009.210.529 396.995.295.039 1.052.495.000.000 302.087.863.000 470.972.039.628 575.012.532.000 809.005.162.161 3.698.577.000.000 388.036.569.246
PENJUALAN BERSIH DARI 30 PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN 2003 DAN 2004
NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. Aneka Tambang
2
PT. Aneka Kemasindo Utama
3
LABA USAHA
TOTAL AKTIVA USAHA
RENTABILITAS EKONOMI
TAHUN 2004
TAHUN 2004
TAHUN 2004 ( % )
1.096.571.646.000
5.670.128.875.000
2.905.833.848
34.370.949.465
19,34 8,45
PT. Apac Citra Centertek
-18.251.525.919
2.422.184.736.361
-0,75
4
PT. Aqua Golden Mississippi
116.674.175.065
668.905.235.294
17,44
5
PT. Asiaplast Industries
11.969.243.680
308.759.189.217
3,88
6
PT. Branta Mulia
147.267.808.000
1.701.546.048.000
8,65
7
PT. Daya Sakti Unggul
24.387.902.051
377.644.386.484
6,46
8
PT. Delta Djakarta
58.204.200.000
430.711.154.000
13,51
9
PT. Duta Pertiwi
229.999.228
120.779.956.137
0,19
10 PT. Eratex Djaya
12.477.584.000
292.306.385.000
4,27
11 PT. Goodyear
35.599.470.000
391.766.063.000
9,09
2.918.260.000.000
20.421.135.000.000
14,29
50.626.209.884
470.089.818.395
10,77
2.098.331.474.051
12.606.686.805.173
16,64
12.063.152.687
178.866.326.534
6,74
923.671.629.864
4.062.375.076.686
22,74
12 PT. Gudang Garam 13 PT. Indofarma 14 PT. Indofood Sukses Makmur 15 PT. Intanwijaya Internasional 16 PT. Kalbe Farma 17 PT. Lion Metal Works 18 PT. Mayora Indah 19 PT. Merck 20 PT. Multi Bintang Indonesia 21 PT. Nipress 22 PT. Pan Brothers
29.222.295.152
134.058.720.512
21,80
130.632.077.410
1.248.144.097.477
10,47
82.917.976.000
184.340.937.000
44,98
104.974.000.000
545.907.000.000
19,23
10.423.724.395
179.340.505.674
5,81 6,00
7.428.219.372
123.783.085.963
26.176.828.907
266.451.154.229
9,82
24 PT. Sari Husada
249.894.000.000
1.185.267.000.000
21,08
25 PT. Sepatu Bata
60.550.031.000
236.703.114.000
25,58
26 PT. Siantar Top
47.871.719.206
469.510.663.097
10,20
27 PT. Sorini Corporation
72.378.127.000
515.023.232.000
14,05
28 PT. Tembaga Mulya Semanan
21.637.713.611
689.924.464.284
3,14
29 PT. Unilever Indonasia
2.035.750.000.000
3.510.953.000.000
57,98
30 PT. Voksel Elektrik
5.729.570.608
368.595.090.446
1,55
23 PT. Ricky Putra Globalindo
PENJUALAN BERSIH DARI 30 PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN 2003 DAN 2004
NO
NAMA PERUSAHAAN
LABA USAHA
TOTAL AKTIVA USAHA
RENTABILITAS EKONOMI
TAHUN 2005
TAHUN 2005
TAHUN 2005 ( % )
1
PT. Aneka Tambang
1.135.803.889.000
5.912.970.604.000
19,21
2
PT. Aneka Kemasindo Utama
1.050.607.079
39.212.515.426
2,68
3
PT. Apac Citra Centertek
3.933.692.289
2.257.049.803.543
0,17
4
PT. Aqua Golden Mississippi
72.503.258.015
730.366.359.170
9,93
5
PT. Asiaplast Industries
-384.336.950
292.072.019.849
-0,13
6
PT. Branta Mulia
232.658.348.000
1.708.889.310.000
13,61
7
PT. Daya Sakti Unggul
-12.543.072.387
363.565.630.862
-3,45
8
PT. Delta Djakarta
73.434.912.000
512.541.517.000
14,33
9
PT. Duta Pertiwi
-0,43
10 PT. Eratex Djaya 11 PT. Goodyear 12 PT. Gudang Garam 13 PT. Indofarma 14 PT. Indofood Sukses Makmur 15 PT. Intanwijaya Internasional 16 PT. Kalbe Farma
-497.980.929
114.881.802.439
19.997.030.000
292.914.183.000
6,83
-11.140.849.000
420.011.809.000
-2,65
3.148.692.000.000
22.026.268.000.000
14,30
35.080.652.508
472.191.068.603
7,43
1.662.497.192.466
12.709.096.640.435
13,08
9.664.995.105
178.258.267.025
5,42
1.106.300.745.333
4.577.538.582.686
24,17 16,60
17 PT. Lion Metal Works
25.026.190.001
150.798.639.748
18 PT. Mayora Indah
93.535.480.520
1.407.689.839.759
6,64
19 PT. Merck
81.997.967.000
199.956.994.000
41,01
20 PT. Multi Bintang Indonesia
126.284.000.000
554.406.000.000
22,78
21 PT. Nipress
17.286.878.191
185.230.972.725
9,33
22 PT. Pan Brothers
20.213.979.018
387.009.210.529
5,22
23 PT. Ricky Putra Globalindo
55.969.064.296
396.995.295.039
14,10
24 PT. Sari Husada
397.669.000.000
1.052.495.000.000
37,78
25 PT. Sepatu Bata
43.324.135.000
302.087.863.000
14,34
26 PT. Siantar Top
20.826.664.278
470.972.039.628
4,42
27 PT. Sorini Corporation
64.958.866.000
575.012.532.000
11,30
7.629.359.518
809.005.162.161
0,94
29 PT. Unilever Indonasia
2.030.402.000.000
3.698.577.000.000
54,90
30 PT. Voksel Elektrik
46.636.662.862
388.036.569.246
28 PT. Tembaga Mulya Semanan
12,02
NILAI PERUBAHAN TINGKAT PENJUALAN DAN RENTABILITAS EKONOMI TAHUN 2005 TINGKAT PERUBAHAN
RENTABILITAS EKONOMI
PENJUALAN 2005 ( % )
TAHUN 2005 ( % )
1 PT. Aneka Tambang
15,00
19,21
2 PT. Aneka Kemasindo Utama
14,25
2,68
3 PT. Apac Citra Centertek
6,33
0,17
4 PT. Aqua Golden Mississippi
17,25
9,93
5 PT. Asiaplast Industries
9,58
-0,13
6 PT. Branta Mulia
19,85
13,61
NO
NAMA PERUSAHAAN
7 PT. Daya Sakti Unggul
-6,88
-3,45
8 PT. Delta Djakarta
21,90
14,33 -0,43
9 PT. Duta Pertiwi
4,51
10 PT. Eratex Djaya
23,94
6,83
11 PT. Goodyear
13,95
-2,65
12 PT. Gudang Garam
2,29
14,30
13 PT. Indofarma
-0,80
7,43
14 PT. Indofood Sukses Makmur
4,72
13,08
15 PT. Intanwijaya Internasional
-0,92
5,42
16 PT. Kalbe Farma
16,42
24,17
17 PT. Lion Metal Works
15,96
16,60
18 PT. Mayora Indah
23,80
6,64
19 PT. Merck
3,48
41,01
20 PT. Multi Bintang Indonesia
19,93
22,78
21 PT. Nipress
30,10
9,33
22 PT. Pan Brothers
257,97
5,22
23 PT. Ricky Putra Globalindo
41,01
14,10
24 PT. Sari Husada
28,17
37,78
25 PT. Sepatu Bata
-1,36
14,34
26 PT. Siantar Top
-9,94
4,42
27 PT. Sorini Corporation
23,53
11,30
28 PT. Tembaga Mulya Semanan
57,37
0,94
29 PT. Unilever Indonasia
11,21
54,90
30 PT. Voksel Elektrik
35,63
12,02
NILAI PERUBAHAN TINGKAT PENJUALAN DAN RENTABILITAS EKONOMI TAHUN 2004 TINGKAT PERUBAHAN
RENTABILITAS EKONOMI
PENJUALAN 2004 ( % )
TAHUN 2004 ( % )
1 PT. Aneka Tambang
33,65
19,34
2 PT. Aneka Kemasindo Utama
187,23
8,45
3 PT. Apac Citra Centertek
13,26
-0,75
4 PT. Aqua Golden Mississippi
23,76
17,44
5 PT. Asiaplast Industries
42,96
3,88
6 PT. Branta Mulia
19,21
8,65
NO
NAMA PERUSAHAAN
7 PT. Daya Sakti Unggul
3,03
6,46
8 PT. Delta Djakarta
19,28
13,51
9 PT. Duta Pertiwi
8,52
0,19
10 PT. Eratex Djaya
8,97
4,27
11 PT. Goodyear
30,33
9,09
12 PT. Gudang Garam
4,99
14,29
13 PT. Indofarma
38,40
10,77
14 PT. Indofood Sukses Makmur
0,26
16,64
15 PT. Intanwijaya Internasional
7,73
6,74
16 PT. Kalbe Farma
47,75
22,74
17 PT. Lion Metal Works
5,57
21,80
18 PT. Mayora Indah
24,84
10,47
19 PT. Merck
25,99
44,98
20 PT. Multi Bintang Indonesia
26,31
19,23
21 PT. Nipress
38,05
5,81
22 PT. Pan Brothers
16,46
6,00
23 PT. Ricky Putra Globalindo
7,04
9,82
24 PT. Sari Husada
12,27
21,08
25 PT. Sepatu Bata
8,12
25,58
26 PT. Siantar Top
1,64
10,20
27 PT. Sorini Corporation
27,77
14,05
28 PT. Tembaga Mulya Semanan
78,68
3,14
29 PT. Unilever Indonasia
11,97
57,98
30 PT. Voksel Elektrik
38,74
1,55
PERUBAHAN TINGKAT PENJUALAN DARI 30 PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN 2004
NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. Aneka Tambang
2
PT. Aneka Kemasindo Utama
3
PENJUALAN TAHUN
PENJUALAN
2004
TAHUN 2003
2.858.537.505,000
2.138.811.462,000
22.332.173.063
7.774.933.552
PT. Apac Citra Centertek
2.165.991.022.570
1.912.467.607.406
4
PT. Aqua Golden Mississippi
1.333.147.424.622
1.077.222.269.315
5
PT. Asiaplast Industries
241.690.004.475
169.062.954.734
6
PT. Branta Mulia
1.472.678.076.000
1.235.382.304.000
7
PT. Daya Sakti Unggul
521.461.979.184
506.116.596.062
8
PT. Delta Djakarta
9
PT. Duta Pertiwi
634.586.985
532.010.646
75.717.226.893
69.775.272.609
10 PT. Eratex Djaya
426.083.232.000
391.007.780.000
11 PT. Goodyear
767.890.855,000
589.194.317,000
24.291.692.000.000
23.137.376.000.000
12 PT. Gudang Garam 13 PT. Indofarma 14 PT. Indofood Sukses Makmur 15 PT. Intanwijaya Internasional 16 PT. Kalbe Farma 17 PT. Lion Metal Works
689.521.838.835
498.208.423.057
17.918.528.446.943
17.871.425.474.269
158.639.923.459
147.258.179.234
5.042.817.551.843
3.413.097.280.247
111.114.160.882
105.251.325.115
1.378.126.731.095
1.103.893.272.095
19 PT. Merck
373.341.048.000
296.320.208.000
20 PT. Multi Bintang Indonesia
710.911.000.000
562.852.000.000
21 PT. Nipress
168.200.747.211
121.838.951.106
22 PT. Pam Brothers
307.709.212.705
264.224.821.664
23 PT. Ricky Putra Globalindo
222.256.430.074
207.633.609.836
24 PT. Sari Husada
1.235.159.000.000
1.100.131.000.000
25 PT. Sepatu Bata
440.924.927.000
407.804.615.000
26 PT. Siantar Top
712.558.387.476
701.076.907.037
18 PT. Mayora Indah
27 PT. Soroni Corporation 28 PT. Tembaga Mulya Semanan 29 PT. Unilever Indonasia
30 PT. Voksel Elektrik
575.683.637,000
450.564.673,000
1.823.214.762.811
1.020.375.396.210
8.984.822,000000
8.024.655,000000
592.258.238.479
426.897.331.504
PERUBAHAN TINGKAT PENJUALAN 2004 ( % ) 33,65 187,23 13,26 23,76 42,96 19,21 3,03 19,28 8,52 8,97 30,33 4,99 38,40 0,26 7,73 47,75 5,57 24,84 25,99 26,31 38,05 16,46 7,04 12,27 8,12 1,64 27,77 78,68 11,97 38,74
NO
NAMA PERUSAHAAN
1 PT. Aneka Tambang 2 PT. Aneka Kemasindo Utama
PENJUALAN TAHUN
PENJUALAN
TINGKAT PERUBAHAN
2005
TAHUN 2004
PENJUALAN 2005 ( % )
3.287.268.833,000
2.858.537.505,000
15,00 14,25
25.513.656.484
22.332.173.063
3 PT. Apac Citra Centertex
2.303.026.803.889
2.165.991.022.570
6,33
4 PT. Aqua Golden Mississippi
1.563.156.070.561
1.333.147.424.622
17,25
5 PT. Asiaplast Industries 6 PT. Branta Mulia 7 PT. Daya Sakti Unggul 8 PT. Delta Djakarta
264.849.558.730
241.690.004.475
9,58
1.764.996.480,000
1.472.678.076,000
19,85
485.598.502.588
521.461.979.184
-6,88
773.557.539
634.586.985
21,90
9 PT. Duta Pertiwi
79.129.524.321
75.717.226.893
4,51
10 PT. Eratex Djaya
528.108.346.000
426.083.232.000
23,94
875.047.306.000
767.890.855.000
13,95
24.847.345.000.000
24.291.692.000.000
2,29 -0,80
11 PT. Goodyear 12 PT. Gudang Garam 13 PT. Indofarma 14 PT. Indofood Sukses Makmur 15 PT. Intanwijaya Internasional 16 PT. Kalbe Farma 17 PT. Lion Metal Works 18 PT. Mayora Indah
684.039.648.705
689.521.838.835
18.764.650.331.502
17.918.528.446.943
4,72
157.177.745.624
158.639.923.459
-0,92
5.870.938.590.836
5.042.817.551.843
16,42
128.842.431.775
111.114.160.882
15,96 23,80
1.706.184.294.249
1.378.126.731.095
19 PT. Merck
386.345.803.000
373.341.048.000
3,48
20 PT. Multi Bintang Indonesia
852.613.000.000
710.911.000.000
19,93
218.827.682.017
168.200.747.211
30,10
1.101.502.721.654
307.709.212.705
257,97
21 PT. Nipress 22 PT. Pam Brothers 23 PT. Ricky Putra Globalindo
313.398.159.860
222.256.430.074
41,01
24 PT. Sari Husada
1.583.143.000.000
1.235.159.000.000
28,17
25 PT. Sepatu Bata
434.915.742.000
440.924.927.000
-1,36
26 PT. Siantar Top
641.698.355.950
712.558.387.476
-9,94
27 PT. Soroni Corporation
711.113.894,000
575.683.637,000
23,53
28 PT. Tembaga Mulya Semanan
2.869.150.735.059
1.823.214.762.811
57,37
29 PT. Unilever Indonesia
9.992.135,000000
8.984.822,000000
11,21
803.282.867.817
592.258.238.479
35,63
30 PT. Voksel Elektric